Resep dan Formula Glasir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Resep dan Formula Glasir"

Transkripsi

1 Resep dan Formula Glasir ABSTRAK Glasir adalah lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik, glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksida basa (fux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut merupakan bahan utama pembentuk glasir Proses pencampuran bahan glasir dibedakan menjadi tiga: menurut perbandingan bahan yang dipakai, perbandingan oksida unsur, dan Rumus Seger (Rumus Empiris). Pencampuran menurut Rumus Seger memerlukan ketelitian karena harus mengetahui tentang berat molekul, berat rumus, berat ekivalen, dan unity formula. Pemahaman pencampuran glasir dengan cara perhitungan glasir yaitu perhitungan glasir dari formula ke resep dan perhitungan glasir dari resep ke formula akan sangat menguntungkan karena akan mempermudah merubah formula atau rumus glasir tersebut menjadi resep glasir dan sebaliknya. Kata kunci: glasir, RO formula, rumus Seger, unity formula A. Pendahuluan Keramik termasuk salah satu hasil kerajinan tertua yang ada di muka bumi, hal ini dapat dilihat pada penemuan benda-benda purbakala yang tertimbun di dalam tanah. Benda-benda keramik yang ditemukan berupa wadah-wadah berupa guci, peralatan makan minum, alat sesaji dan lain-lain, disamping penemuan benda-benda yang terbuat dari batu dan logam. Istilah keramik kadang diartikan secara terbatas pada barang-barang gerabah seperti periuk, belanga, kendi, dan sebagainya, padahal barang-barang tersebut merupakan produk dari keramik tradisional yang ruang lingkupnya sangat terbatas. Masyarakat akan sedikit mengalami kebingungan manakala mendengar istilah gerabah, pottery, terracota, tile, greenware, stoneware, porselin, dan sebagainya. Sementara pemanfaatan benda-benda keramik dalam kehidupan sehari-hari sudah semakin luas dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Istilah keramik berasal dari bahasa Yunani κεραμικός (keramos) yang berarti periuk atau belanga yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya ditegaskan lagi bahwa keramik merupakan barang yang dibuat dari tanah liat dengan melalui proses pembakaran. Pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. Keramik adalah suatu bahan yang sangat berguna, karena sifat-sifat khusus/uniknya yang sangat luas. 1

2 Saat ini pembuatan produk keramik telah melalui proses desain secara modern. Pengolahan bahan, pembentukan, dekorasi, pengglasiran dan pembakaran juga sudah dilakukan secara modern. Namun secara khusus pemahaman tentang glasir baik bahan, pembuatan resep glasir, proses penyiapan bahan, dan proses pengglasiran dirasakan masih menjadi hambatan, terutama dalam pembuatan resep glasir. B. Permasalahan Dalam menyusun campuran glasir dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan bentuk bahan yang digunakan, yaitu: 1) menurut perbandingan bahan-bahan yang dipakai, 2) menurut perbandingan oksida unsur, dan 3) menurut rumus Seger (Rumus Empiris). Dari ketiga cara menyusun campuran glasir tersebut yang paling mudah adalah mencampur dengan perbandingan bahan yang dipakai karena langsung menimbang bahan-bahan yang digunakan berdasarkan jumlahnya masing-masing, sedangkan berdasarkan oksida unsur jarang digunakan karena bahan dalam bentuk oksida unsur jarang didapatkan. Untuk campuran glasir berdasarkan rumus Seger dapat dilakukan dengan cara merubahnya menjadi resep glasir sehingga menjadi bentuk perbandingan bahan. Permasalahan yang masih sering dijumpai dalam proses pembuatan benda keramik terutama pada aspek glasir, karena resep glasir kadang masih menjadi rahasia dan masih banyak referensi glasir menuliskan campuran glasir dalam bentuk rumus Seger dalam. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan bagaimana merubah resep Seger ke dalam bentuk resep glasir berdasarkan perbandingan bahanbahan yang digunkan. C. Glasir Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan keramik. Glasir merupakan kombinasi yang seimbang dari satu atau lebih oksida basa (flux), oksida asam (silika), dan oksida netral (alumina), ketiga bahan tersebut merupakan bahan utama pembentuk glasir yang dapat disusun dengan berbagai komposisi untuk suhu kematangan glasir yang dikehendaki. 1. Bahan Utama Glasir Dalam pengertian yang sederhana untuk membuat glasir diperlukan tiga bahan utama, yaitu: a. Silika: berfungsi sebagai unsur penggelas (pembentuk kaca). Silika (SiO 2 ) juga disebut flint atau kwarsa yang akan membentuk lapisan gelas bila mencair dan 2

3 kemudian membeku. Silika murni berbentuk menyerupai kristal, dimana apabila berdiri sendiri titik leburnya sangat tinggi antara yaitu C C. b. Alumina: berfungsi sebagai unsur pengeras. Al 2 O 3 digunakan untuk menambah kekentalan lapisan glasir, membantu membentuk lapisan glasir lebih kuat dan keras serta memberikan kestabilan pada benda keramik. Yang membedakan glasir dengan kaca/gelas adalah kandungan alumina yang tinggi. c. Flux: berfungsi sebagai unsur pelebur (peleleh). Digunakan untuk menurunkan suhu lebur bahan-bahan glasir. Flux dalam bentuk oksida atau karbonat yang sering dipakai adalah; timbal, boraks, sodium/natrium, potassium/kalium, lithium, kalsium, magnesium, barium, strontium, bersama-sama dengan oksida logam seperti: iron, tembaga, cobalt, mangaan, chrom, nickel, tin, zinc, dan titanium akan memberikan warna pada glasir, juga dengan bahan yang mengandung lebih sedikit oksida seperti: antimoni, vanadium, selenium, emas, cadmium, uranium. Dua jenis fux yang umum digunakan pada glasir bakaran rendah yaitu Lead oksida (lead carbonat, red lead, galena, litharge) dan campuran alkaline (borax, asam borat, colemanite, soda ash, lithium karbonat, sodium karbonat). Sedangkan flux untuk glasir bakaran tinggi yaitu: kalsium karbonat (whiting), dolomite (mengandung kalsium dan magnesium), dan barium karbonat. Feldspar mengandung potassium atau soda (sebagai flux), alumina, dan silika yang merupakan tiga komponen pembentuk glasir, maka dengan demikian feldspar dapat dianggap sebagai glasir yang alami (natural glaze). Dalam suatu formula glasir ketiga unsur seperti: flux, alumina, dan silika dikombinasikan untuk menghasilkan glasir yang jernih, artinya ketiga komponen glasir tersebut seimbang, perbandingan fluxnya tepat untuk melelehkan silika dan alumina. Bila salah satu bahan diberikan lebih banyak maka keseimbangan akan terganggu dan glasir tidak jernih (matt). Ditambah flux, maka jumlah silika tidak cukup untuk berkombinasi dengan fux sehingga tidak bisa mencair, hal yang sama akan muncul dengan menambah silika dan alumina. 2. RO Formula Oksida-oksida sebagai penyusun glasir benda keramik dapat digolongkan menjadi tiga jenis: a. Oksida Basa, oksida-oksida logam yang mempunyai rumus R 2 O dan RO, seperti Na 2 O, K 2 O, CaO, MgO, BaO, ZnO, PbO dsb. Golongan ini dikenal sebagai flux/pengubah kerangka gelas. b. Oksida Netral, oksida-oksida yang mempunyai rumus R 2 O 3, seperti Al 2 O 3, Fe 2 O 3, B 2 O 3, Cr 2 O 3 dsb. Golongan ini berfungsi sebagai perantara yang memperkuat kerangka gelas. 3

4 c. Oksida Asam, yaitu oksida-oksida yang mempunyai rumus RO 2, seperti SiO 2, TiO 2, ZrO 2. Golongan ini berfungsi sebagai kerangka gelas. Tabel RO formula (sumber: Glenn Nelson) RO R 2 O 3 RO 2 Sodium oxide (Na 2 O) Alumunium oxide (Al 2 O 3 ) Silika oxide (SiO 2 ) Potassium oxide (K 2 O) Boric acid (B 2 O 3 ) Titanium dioxide (TiO 2 ) Calcium oxide (CaO) Antimony oxide (Sb 2 O 3 ) Zirconium oxide (ZrO 2 ) Lithium oxide (Li 2 O) Chromic oxide (Cr 2 O 3 ) Tin oxide (SnO 2 ) Magnesium oxide (MgO) Red Iron oxide (Fe 2 O 3 ) Barium oxide (BaO) Zinc oxide (ZnO) Strontium oxide (SrO) Lead oxide (PbO) Al 2 O 3 dan SiO 2 adalah suatu kemutlakan, B 2 O 3 tidak dapat menggantikan aluminat kecuali mungkin pada temperatur rendah. Jumlah alumina yang disarankan hanyalah suatu perkiraaan dan akan sangat tergantung dari derajat keaktifan flux yang dipilih. Silika tidak bisa digantikan oleh titanium, zirconium ataupun tin. Bahan-bahan ini lebih berperan sebagai penutup (opacifier). Bahan-bahan keramik yang umumnya merupakan campuran berbagai mineral dinyatakan dengan rumus Seger dalam urutan konvensional: R 2 O RO R 2 O 3 RO 2 Rumus Seger ini bisa untuk menyatakan rumus material keramik maupun glasir. R 2 O dan RO menyatakan oksidasi pengubah kerangka gelas dengan jumlah 1 ekivalen. R 2 O 3 menyatakan oksida perantara yang memperkuat kerangka gelas. RO 2 menyatakan oksida pembentuk kerangka gelas. 3. Campuran Glasir Dalam menyusun suatu campuran glasir ada tiga cara yang umum dilakukan: a. Menurut perbandingan bahan-bahan yang dipakai contoh : Potash feldspar 45 Flint 35 Whiting 12 Kaolin 8 4

5 b. Menurut perbandingan oksida unsur contoh : PbO 68 Al 2 O SiO c. Menurut Rumus Seger (Rumus Empiris) contoh : 0.8 PbO 0.1 CaO 0.2 Al 2 O SiO K 2 O D. Pembahasan Dalam pembuatan campuran glasir dikenal tiga cara yaitu berdasarkan perbandingan bahan-bahan yang dipakai, perbandingan unsur oksida, dan rumus Seger. Untuk pembuatan campuran glasir yang berasal dari Rumus Seger memerlukan perhitungan tersendiri yaitu bagaimana merubah formula glasir tersebut ke dalam resep glasir dan sebaliknya. Telah diketahui bahwa suatu komposisi glasir di dalamnya harus mengandung tiga unsur yang diperlukan yaitu silika, alumina, dan flux. Sebagai contoh, dalam glasir temperatur rendah yang sederhana mengandung bahan-bahan sebagai berikut: Kaolin (Al 2 O 3 2SiO 2 2H 2 O) Potash feldspar (K 2 O Al 2 O 3 6SiO 2 ) Gersley borate (2CaO 3B 2 O 3 5H 2 O) Dari bahan-bahan di atas ketiga unsur pembentuk glasir sudah dapat terpenuhi, silika didapatkan dari kaolin dan feldspar, alumina dari kaolin dan feldspar, sedang flux dari feldspar (K 2 O) dan gerstley borate (CaO). Secara umum temperatur bakar glasir dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu glasir bakaran rendah, glasir bakaran menengah, dan glasir bakaran tinggi. 1. Rumus Seger Di dalam bahan-bahan keramik, unsur-unsur/senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya bukanlah unsur/senyawa kimia murni. Sebagian besar bahan keramik adalah suatu senyawa kompleks. Sebagai contoh kaolinit yang mempunyai rumus molekul Al 2 SiO 5 (OH 4 ); dolomit mempunyai rumus molekul CaMg(CO 3 ) 2. Dapat diamati bahwa rumus-rumus tersebut rumit dan sukar dihafal. Untuk mengatasi hal tersebut Herman Seger memperkenalkan suatu penulisan rumus molekul yang dikenal dengan rumus empiris. Karena yang pertama memperkenalkan adalah Herman Seger maka rumus tersebut lebih dikenal dengan Rumus Seger. Rumus ini didasarkan pada senyawa-senyawa yang paling umum ada, misalnya Na 2 O, B 2 O 3, H 2 O, A 2 O 3, SiO 2, CaO, MgO, CO 2. 5

6 Misalnya: Bahan Rumus Molekul Rumus Seger Kaolin Al 2 SiO 5 (OH 4 ) Al 2 O 3.2SiO 2.2H 2 O Kalsit (Calsium carbonate) CaCO 3 CaO.CO 2 2. Unity Formula Di dalam formula glasir telah ada susunan menurut 3 golongan yang disebut ROcolumn. Selanjutnya harus diterima sebagai suatu perjanjian didalam kolom/golongan I yaitu didalam golongan RO apabila dijumlahkan akan menjadi bulat 1. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perbandingan formula yang satu dengan yang lain, karena dengan demikian dapat dilihat dengan langsung juga perbandingan antara oksida-oksida dalam golongan RO itu yang bersifat flux dengan oksida-oksida dalam golongan RO 2 yaitu SiO 2. Contoh Rumus empiris: RO R 2 O 3 RO 2 PbO Al 2 O SiO CaO Untuk menjadi unity formula semua angka dibagi dengan sehingga menjadi: RO R 2 O 3 RO 2 PbO 0.8 Al 2 O SiO CaO Perhitungan Glasir Sederhana Dalam menghitung glasir, terlebih dulu arus mengetahui apa yang disebut dengan berat molekul, berat rumus, dan berat ekivalen. Berat molekul adalah jumlah berat atam unsur-unsur yang ada dalam molekul tersebut. Contoh: SiO2 Berat atom Si = 28,1 Berat atom O = 16; 6

7 Maka berat molekul SiO 2 = (1x28,1) + (2x16) = 60,1 Berat rumus hampir sama dengan berat molekul, hanya istilah berat rumus ini ada pada senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang kompleks. Misalnya: Kaolin Biliton mempunyai rumus empiris: 0,030 K 2 O 1,000 Al 2 O 3 2,910 SiO 2 1,938 H 2 O 0,004 Na 2 O 0,002 Fe 2 O 3 0,014 TiO 2 0,010 CaO Maka berat rumusnya: K 2 O = 0,03 x 94,2 = 2,08 Na 2 O = 0,004 x 62 = 0,2 CaO = 0,01 x 56,1 = 0,6 Al 2 O 3 = 1,00 x 102 = 102 Fe 2 O 3 = 0,002 x 159,7 = 0,3 SiO 2 = 2,910 x 60,1 = 175 TiO 2 = 0,014 x 79,9 = 1,1 H 2 O = 1,938 x 18 = 35,1 Berat rumus = 317,1 Berat ekivalen dapat didefinisikan sebagai berat dari suatu zat yang memberikan 1 berat molekul atau satu berat rumus dari zat yang diperlukan. Berat ekivalen dari suatu bahan tergantung pada bagian mana dari bahan itu yang diperlukan. Contoh: Borax Rumus molekul Na 2 B 4 O 7.10H 2 O Rumus empiris Na 2 O.2B 2 O 3.10H 2 O Berat molekulnya 381,2 Bila kita ingin menambahkan 1 ekivalen B 2 O 3 kedalam campuran maka berat ekivalen borax adalah ½ berat molekulnya yaitu ½ x 381,2 = 190,6. Tapi bila kita ingin menambahkan 1 ekivalen Na 2 O berat ekivalen borax sama dengan berat molekulnya = 381,2 karena 1 molekul borax mengandung 1 molekul Na 2 O. Dalam penyusunan glasir biasanya digunakan Rumus Seger sebagai dasar untuk menghitung glasir, maka dengan cepat dapat merubah Rumus Seger itu ke dalam susunan campuran (resep) bahan-bahan mentahnya atau sebaliknya. 7

8 4. Perhitungan Glasir. a. Perhitungan Glasir dari Formula ke Resep. Kaidah-kaidah yang harus diikuti untuk menyusun resep glasir mentah dari Rumus Seger sebagai berikut: 1) Susun oksida-oksida yang terdapat dalam rumus glasir pada sebuah garis mendatar dan tuliskanlah dibawahnya ekivalen dari oksida-oksida itu. 2) Periksa komposisi glasir, ada alkali atau tidak, jika ada alkali-alkali oksida (Na, K) mulai memenuhi alkali oksida yang dimasukkan sebagai feldspar. 3) Kurangi dari rumus glasir, ekivalen dari oksida-oksida dengan dimasukkan sebagai felspar, hingga alkalinya terpenuhi. 4) Kurangkan ekivalen bahan yang memberikan hanya satu oksida permanen selain silika dari glasir itu. 5) Kurangkan ekivalen bahan yang memberikan dua oksida permanen, tetapi dalam aturan demikian, silika dan alumina disisakan terakhir. 6) Akhirnya alumina dan silika dimasukkan sebagai kaolin, sedangkan sisa SiO 2 dimasukkan sebagai kuarsa. Contoh: Suatu glasir mentah mempunyai rumus seger: 0,3 KNaO 0,4 Al 2 O 3 3 SiO 2 0,7 CaO Ekivalen Bahan Mentah KNaO CaO Al 2 O 3 SiO 2 Glasir Formula 0,3 0,7 0,4 3 Feldspar alkali (KNaO.Al 2 O 3.6SiO 2 ) 0,3-0,3 1,8 0,3 Sisa 0 0,7 0,1 1,2 D Kapur (CaO.CO 3 ) 0,7 - - i0,7 Sisa 0 k Kaolin (Al 2 O 3.2SiO 2.2H 2 O) 0,1 0,2 e0,1 Sisa 0 1 t Kuarsa (SiO 2 ) 1 a1,0 Sisa 0 h Diketahui: BA K= 39.1, BA Na= 1, BA O= 16, BA Al = 2, BA Si= 6, BA Ca= 40.1, dan BA C= 12 8

9 Maka Berat Molekul: Feldspar alkali (KNaO.Al 2 O 3.6SiO 2 ) = Kapur (CaO.CO 3 ) = Kaolin (Al 2 O 3.2SiO 2.2H 2 O) = Kuarsa (SiO 2 ) = 60.1 Maka susunan bahannya menjadi: Bahan Ekivalen Berat Ekiv. Hasil % Berat Feldspar 0,3 540,7 162,2 50,97 Kapur 0,7 100,1 70,1 22,03 Kaolin 0,1 258,2 25,8 8,11 Kuarsa 1,0 60,1 60,1 18,89 Jumlah 318,2 100 b. Perhitungan Glasir dari Resep ke Formula Kaidah-kaidah yang harus diikuti sebagai berikut: 1) Bagi jumlah tiap bahan dalam resep dengan masing-masing berat ekivalennya. 2) susun sebuah tabel dan letakkan jumlah masing-masing oksida dalam tiap bahan dalam kolom yang sesuai. 3) jumlahkan ekivalen tiap oksida. 4) jumlahkan ekivalen semua oksida-oksida RO dan R 2 O dan bagilah ekivalen tiap oksida oleh jumlah ini. 5) Susun dalam urutan Rumus Seger. Contoh: Hitung rumus seger glasir berikut: Ortoklas/potash feldspar = 42,08% Batu kapur = 17,65% Kaolin = 13,01% Kuarsa = 27,25% Bahan % Berat ekivalen Mol ekivalen Ortoklas 42,08 : 556,8 0,076 Batu kapur 17,65 : 100,1 0,176 Kaolin 13,01 : 258,2 0,050 Kuarsa 27,25 : 60,1 0,453 9

10 Ekivalen Bahan K 2 O CaO Al 2 O 3 SiO 2 0,076 Ortoklas (K 2 O.Al 2 O 3.6SiO 2 ) ,076 0,076 0,176 Kapur (CaO.CO 2 ) - 0, ,050 Kaolin (Al 2 O 3.2SiO 2.2H 2 O) - - 0,050 0,1 0,453 Kuarsa (SiO 2 ) ,453 Jumlah 0,076 0,176 0,126 1,009 R 2 O + RO = K 2 O + CaO = ,176 = 0,252 Dengan membagi ekivalen tiap oksida dengan 0,252 maka diperoleh: K 2 O = 0,076 : 0,252 = 0,3 CaO = 0,176 : 0,252 = 0,7 Al 2 O 3 = 0,126 : 0,252 = 0,5 SiO2 = 1,009 : 0,252 = 4,0 Maka rumus Seger dari glasir adalah: 0,3 K 2 O 0,5 Al 2 O 3 4,0 SiO 2 0,7 CaO E. Kesimpulan Glasir merupakan lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik, dalam istilah sederhana, glasir terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1)silika (SiO 2 ), 2) fluks, 3) Alumina (Al 2 O 3 ). Proses pencampuran bahan glasir dibedakan menjadi tiga: menurut perbandingan bahan yang dipakai, perbandingan oksida unsur, dan Rumus Seger (Rumus Empiris). Pembuatan campuran glasir yang berasal dari Rumus Seger memerlukan ketelitian karena harus mempelajari dan memahami tentang berat molekul, berat rumus, berat ekivalen, dan unity formula. Pemahaman pencampuran glasir dengan cara perhitungan glasir yaitu perhitungan glasir dari formula ke resep dan perhitungan glasir dari resep ke formula akan sangat menguntungkan karena akan mempermudah merubah formula atau rumus glasir tersebut menjadi resep glasir dan sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Ambar. 2008a. Keramik: Bahan, Cara Pengerjaan, Glasir. Yogyakarta: Arindo Nusa Media. Astuti, Ambar. 2008b. Keramik: Ilmu dan Proses Pembuatannya. Yogyakarta: Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa, ISI. 10

11 Budiyanto, Wahyu Gatot. dkk Kriya Keramik untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Daly, Greg Glazes and Glazing Techniques. New South Wales: Kangaroo Press Pty Ltd. Hammer, Frank and Janet The Potters Dictionary of Materials and Techniques. London: A & C Black Publisher Limited. McKee, Charles Ceramic Handbook: A Guide to Glaze Calculation Material, and Processes. Belmont: Star Publishing Company. Nelson, Glenn C Ceramics A Potter s Hand Book. New York: CBS Collage Publishing. BIODATA PENULIS Nama : Wahyu Gatot Budiyanto NIP : Jabatan Pangkat/Golongan Spesialisasi Instansi Widyaiswara Madya : Pembina /IVa : Kriya Keramik : PPPPTK Seni dan Budaya Jl. Kaliurang Km. 12,5 Sleman Yogyakarta : wgbs2006@yahoo.com 11

GLASIR ABSTRAK APAKAH GLASIR ITU?

GLASIR ABSTRAK APAKAH GLASIR ITU? GLASIR ABSTRAK Glasir adalah lapisan kaca tipis yang telah melebur pada permukaan benda keramik, dalam istilah sederhana, glasir terdiri dari tiga bagian, yaitu: 1)silika (SiO2), 2) fluks, 3) Alumina (Al2O3).

Lebih terperinci

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK Banyak istilah keramik seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin dan lainnya. Keramik merupakan semua barang yang dibuat

Lebih terperinci

Pengembangan Formula Badan Keramik stoneware dengan Metode Line Blend. Wahyu Gatot Budiyanto

Pengembangan Formula Badan Keramik stoneware dengan Metode Line Blend. Wahyu Gatot Budiyanto Pengembangan Formula Badan Keramik stoneware dengan Metode Line Blend Wahyu Gatot Budiyanto ABSTRAK Metode line blend merupakan metode tes praktis untuk menentukan persyaratan tanah liat yang dilakukan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD UNTUK MENGEMBANGKAN BADAN KERAMIK STONEWARE TANAH LIAT SUKABUMI. Wahyu Gatot Budiyanto

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD UNTUK MENGEMBANGKAN BADAN KERAMIK STONEWARE TANAH LIAT SUKABUMI. Wahyu Gatot Budiyanto PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD UNTUK MENGEMBANGKAN BADAN KERAMIK STONEWARE TANAH LIAT SUKABUMI Wahyu Gatot Budiyanto ABSTRAK Pengembangan badan keramik stoneware bakaran menengah dilakukan pada

Lebih terperinci

Pengertian Keramik. Teori Keramik

Pengertian Keramik. Teori Keramik Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK Berbagai teknik pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan, diantaranya adalah dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY ABSTRAK Proses pembentukan produk benda keramik dapat dilakukan dengan berbagai teknik, diantaranya adalah teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling),

Lebih terperinci

Wawasan tentang keramik: Mengenal lempung/tanah liat sebagai bahan pokok untuk produk keramik

Wawasan tentang keramik: Mengenal lempung/tanah liat sebagai bahan pokok untuk produk keramik Wawasan tentang keramik: Mengenal lempung/tanah liat sebagai bahan pokok untuk produk keramik Oleh : Sugihartono, Drs. Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Abstrak Tanah liat merupakan suatu zat

Lebih terperinci

PEMBUATAN GLASIR KELABU DENGAN MENGGUNAKAN PENCAMPURAN BAHAN PEWARNA BIRU DAN HIJAU

PEMBUATAN GLASIR KELABU DENGAN MENGGUNAKAN PENCAMPURAN BAHAN PEWARNA BIRU DAN HIJAU PEMBUATAN GLASIR KELABU DENGAN MENGGUNAKAN PENCAMPURAN BAHAN PEWARNA BIRU DAN HIJAU Komang Nelly Sundari Peneliti Material di UPT PTSTKP Bali, BPPT Abstract Have been made three glazes which using 2 (two)

Lebih terperinci

Penyiapan massa Cetak Tuang keramik. Abstrak

Penyiapan massa Cetak Tuang keramik. Abstrak Penyiapan massa Cetak Tuang keramik M. Fajar Prasudi Abstrak Massa cetak tuang dari bahan tanah liat sangat dibutuhkan untuk membuat produk keramik secara massal dengan menggunakan teknik cetak hollow

Lebih terperinci

BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS)

BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS) BAB VI KACA (GLASS) Kaca (glass) termasuk salah satu anggota keramik. Aplikasi kaca yang sudah dikenal luas adalah wadah (botol, gelas), lensa, kaca serat(fiberglass). Kaca adalah material silikat nonkristalin

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN BAKU LIMBAH TUFA ANDESIT UNTUK MEMENUHI SYARAT MUTU GLASIR GENTENG KERAMIK BERDASARKAN SNI

PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN BAKU LIMBAH TUFA ANDESIT UNTUK MEMENUHI SYARAT MUTU GLASIR GENTENG KERAMIK BERDASARKAN SNI PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014 Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN BAKU LIMBAH TUFA ANDESIT SEBAGAI GLASIR ALTERNATIF INDUSTRI GENTENG KERAMIK RAMAH LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN BAKU LIMBAH TUFA ANDESIT SEBAGAI GLASIR ALTERNATIF INDUSTRI GENTENG KERAMIK RAMAH LINGKUNGAN PENGEMBANGAN GLASIR NON-TIMBAL BERBAHAN BAKU LIMBAH TUFA ANDESIT SEBAGAI GLASIR ALTERNATIF INDUSTRI GENTENG KERAMIK RAMAH LINGKUNGAN Danang Nor Arifin 1, Suryo Sembodo 1, dan Firman Arifianto 1 1 UPT Loka

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK Proses pembentukan produk keramik dapat dilakukan dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik

Lebih terperinci

Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR

Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR Oleh: Kristian H. Sugiyarto FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta A. PENDAHULUAN Gerabah

Lebih terperinci

PEMBAKARAN KERAMIK. Oleh: M. Fajar Prasudi Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Abstrak

PEMBAKARAN KERAMIK. Oleh: M. Fajar Prasudi Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Abstrak PEMBAKARAN KERAMIK Oleh: M. Fajar Prasudi Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Abstrak Pembakaran keramik termsuk tahapan yang kritis dalam proses pembuatan keramik sehingga perlu mendapatkan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT)

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK Proses pembentukan produk keramik dapat dilakukan dengan teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), teknik lempeng (slab building), teknik

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 1 KERAMIK #1 TIN107 Material Teknik Definisi Keramik 2 Sebuah klasifikasi dari material yang berbahan dasar tanah liat (clays), pasir (sands) dan feldspar. Tanah

Lebih terperinci

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB V KERAMIK (CERAMIC) BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka MODUL PERKULIAHAN Proses Produksi Pemrosesan Keramik Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh Abstract Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos

Lebih terperinci

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon M. Fajar Prasudi ABSTRAK Setiap jenis tanah liat mempunyai sifat dan karakternya sendiri. Tanah liat Sukabumi merupakan salah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN MENTAH GLASIR STONEWARE

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN MENTAH GLASIR STONEWARE Buletin Fisika Vol 13 No. 1 Pebruari 2012 : 1-8 PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SEBAGAI BAHAN MENTAH GLASIR STONEWARE Supriyadi 1, Made Cingah 1, Putu Suardana 2 1 BBPT Keramik Bali,2 Jurusan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan.

KULIAH III KEMASAN GELAS. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. KULIAH III KEMASAN GELAS Tujuan Instruksional Khusus (TIK) pada pertemuan ini adalah : - mampu menjelaskan aplikasi kemasan gelas pada bahan pangan. SEJARAH PERKEMBANGAN Asal : pelaut Venezia membuat tungku

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain

Lebih terperinci

Pengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya.

Pengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Pengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah

Lebih terperinci

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing

Keramik. KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik KERAMIKOS (bahasa Yunani) sifat yang diinginkan dari material ini secara normal dapat dicapai melalui proses perlakuan panas Firing Keramik Keramik Keramik Definisi: material padat anorganik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Designer toys adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

BAB II LANDASAN TEORI. Designer toys adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DESIGNER TOYS Designer toys adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan mainan dan collectibles lainnya yang diproduksi secara terbatas (limited edition) dan dibuat oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan produk industri barang pecah belah, seperti perhiasan dari tanah, porselin, ubin, batu bata, dan lain-lain

Lebih terperinci

Struktur Penyusun Bumi

Struktur Penyusun Bumi Struktur Penyusun Bumi Lithosphere -> Lapisan terluar kulit bumi SiAl yaitu lapisankulit bumi yang tersusun dari logam Silisium dan Alumunium (dalam bentuk senyawa SiO2 dan Al2O3) SiMa yaitu lapisan kulit

Lebih terperinci

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses Semen (Portland) Semen didefinisikan sebagai campuran antara batu kapur/gamping (bahan utama) dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk, tanpa

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS. Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti UPT-PSTKP Bali

LAPORAN TEKNIS. Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti UPT-PSTKP Bali BPPT UPT PSTKP ANALISA KIMIA DAN IDENTIFIKASI MUTU KAOLIN BANGKA BERDASARKAN SYARAT MUTU KAOLIN SEBAGAI BAHAN BAKU KERAMIK HALUS (SII.0654-82) LAPORAN TEKNIS Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti

Lebih terperinci

UJI PLASTISITAS BODY KERAMIK CAMPURAN LIMBAH GERGAJI KAYU SENGON

UJI PLASTISITAS BODY KERAMIK CAMPURAN LIMBAH GERGAJI KAYU SENGON UJI PLASTISITAS BODY KERAMIK CAMPURAN LIMBAH GERGAJI KAYU SENGON Drs. M. Fajar Prasudi, M.Sn ABSTRAK Limbah gergaji kayu Sengon banyak ditemukan di setiap penggergajian kayu (sawmill), khususnya di pulau

Lebih terperinci

Semakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar.

Semakin ke arah dacite, kandungan silikanya semakin besar. Afinitas magma merupakan perubahan komposisi komposisi kimia yang terkandung didalam magma yang disebabkan oleh oleh adanya factor factor tertentu. Aktifitas aktifitas magma ini bisa berbeda satu sama

Lebih terperinci

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur.

MATERIAL MANUFAKTUR. Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan yang mendasar pada proses manufaktur. MATERIAL MANUFAKTUR Kategori dasar material yang paling banyak digunakan : 1. Metal/ logam Berbeda : - Sifat kimia 2. Keramik - Sifat fisika 3. Polimer - Sifat mekanis Perbedaan sifat menyebabkan perbedaan

Lebih terperinci

GOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya

GOLONGAN IIA. Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya GOLONGAN IIA Dra. Sri Wardhani, M.Si. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Unsur-unsur golongan IIA adalah : Unsur Simbol Konfigurasi elektron Beryllium Be

Lebih terperinci

A ALISA KIMIA DA IDE TIFIKASI MUTU BATU KAPUR KECAMATA CIPA AS JAWA BARAT BERDASARKA SYARAT MUTU BATU KAPUR U TUK PEMBUATA KERAMIK HALUS (SII.

A ALISA KIMIA DA IDE TIFIKASI MUTU BATU KAPUR KECAMATA CIPA AS JAWA BARAT BERDASARKA SYARAT MUTU BATU KAPUR U TUK PEMBUATA KERAMIK HALUS (SII. A ALISA KIMIA DA IDE TIFIKASI MUTU BATU KAPUR KECAMATA CIPA AS JAWA BARAT BERDASARKA SYARAT MUTU BATU KAPUR U TUK PEMBUATA KERAMIK HALUS (SII.1279-85) M Dachyar Effendi Unit Pelaksana Teknis Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil

Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil Kimia Terapan dalam Bidang Teknik Sipil 1. MATERIAL Di bidang industri, ilmu Kimia seringkali sangat dibutuhkan. Mesin-mesin besar di industri membutuhkan logam yang baik dengan sifat tertentu yang sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh 140 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh Babad Pakuan (Guru Gantangan). Di dalam proses penciptaan boneka pertunjukkan keramik tokoh tokoh Babad Pakuan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN STRATIGRAFI DAN REKAYASA PEMANFAATAN BALL CLAY

KEDUDUKAN STRATIGRAFI DAN REKAYASA PEMANFAATAN BALL CLAY KEDUDUKAN STRATIGRAFI DAN REKAYASA PEMANFAATAN BALL CLAY UNTUK INDUSTRI KERAMIK (Studi Kasus : Desa Cicantayan dan Sekitarnya, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh Iit Adhitia

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi BAB I MATERI 1.1 Pengertian Materi Dalam Ilmu Kimia kita mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan yang dialami materi, baik dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan.

Lebih terperinci

2. Analisa karakteristik fisik hasil solidifikasi yaitu uji kuat lentur dan daya serap

2. Analisa karakteristik fisik hasil solidifikasi yaitu uji kuat lentur dan daya serap BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah berada pada skala laboratorium dengan tahapan-tahapan seperti pada gambar 3.1. Adapaun tahapan penelitian yang dilakukan meliputi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan

Lebih terperinci

Yudy Surya Irawan. Material Baru

Yudy Surya Irawan. Material Baru Keramik Silikat (Silicate Ceramic) Silikat adalah material-material yang pada umumnya terdiri dari Silikon dan Oksigen, dua unsur kimia yang paling banyak di kulit bumi dan berupa tanah, batu, lempung

Lebih terperinci

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam

BAB III BAHAN KERAMIK. Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam BAB III BAHAN KERAMIK Bahan keramik merupakan senyawa inorganik dan merupakan bahan bukan logam (non metallic material). Keramik tersusun dari unsur logam (metallic) dan non logam (non metallic) dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya material keramik hanya dikenal sebatas untuk barang seni, peralatan rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal sebagai keramik

Lebih terperinci

Komposisi kimia keramik bervariasi dari senyawa sederhana hingga campuran dari berbagai fasa komplek yang terikat bersamaan.

Komposisi kimia keramik bervariasi dari senyawa sederhana hingga campuran dari berbagai fasa komplek yang terikat bersamaan. Keramik (Ceramic) Material Keramik adalah material non logam dan inorganik yang terdiri atas unsur-unsur logam dan non logam yang terikat bersamaan secara primer dengan ikatan ion dan/atau ikatan logam.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan

Lebih terperinci

Material Refraktori Pertemuan 2. Page 1

Material Refraktori Pertemuan 2. Page 1 Material Refraktori Pertemuan 2 Page 1 Refractory Bahan / Material yang dapat mempertahankan bentuk dan kekuatan pada temperatur dan tekanan yang tinggi. Dibawah kondisi tegangan mekanik yang besar dan

Lebih terperinci

Slip Tanah Liat Sebagai Bahan Penutup Permukaan Body dan Dekorasi pada Gerabah. Abstrak

Slip Tanah Liat Sebagai Bahan Penutup Permukaan Body dan Dekorasi pada Gerabah. Abstrak Slip Tanah Liat Sebagai Bahan Penutup Permukaan Body dan Dekorasi pada Gerabah Abstrak Telah dilakukan penelitian Slip tanah liat sebagai bahan penutup permukaan body dan dekorasi pada benda gerabah dengan

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut : I. Definisi Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR MASTUKI NRP 1108 100 055 Pembimbing Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan

Lebih terperinci

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA 1 Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan dan produk semen cepat (rapid-set high-strength) geopolimer.

Lebih terperinci

Ion Exchange. Shinta Rosalia Dewi

Ion Exchange. Shinta Rosalia Dewi Ion Exchange Shinta Rosalia Dewi RESIN PARTICLE AND BEADS Pertukaran ion Adsorpsi, dan pertukaran ion adalah proses sorpsi, dimana komponen tertentu dari fase cairan, yang disebut zat terlarut, ditransfer

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

LAPORAN TEKNIS. Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti UPT-PSTKP Bali

LAPORAN TEKNIS. Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti UPT-PSTKP Bali BPPT UPT PSTKP ANALISA KIMIA DAN IDENTIFIKASI MUTU BATU KAPUR TUBAN BERDASARKAN SYARAT MUTU BATU KAPUR UNTUK PEMBUATAN KERAMIK HALUS (SII.1279-85) LAPORAN TEKNIS Penyusun : M. Dachyar Effendi, ST Peneliti

Lebih terperinci

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN BINTIK HITAM PADA PERMUKAAN KERAMIK PERALATAN MAKAN

ANALISA KEGAGALAN BINTIK HITAM PADA PERMUKAAN KERAMIK PERALATAN MAKAN 1 ANALISA KEGAGALAN BINTIK HITAM PADA PERMUKAAN KERAMIK PERALATAN MAKAN Oscar Haris Magister Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Email: Scrharis78@gmail.com ABSTRAK Indonesia

Lebih terperinci

Magma dalam kerak bumi

Magma dalam kerak bumi MAGMA Pengertian Magma : adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobil, suhu antara 900-1200 derajat Celcius atau lebih yang berasal dari kerak bumi bagian bawah.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Sehubungan dengan prekursor yang digunakan yaitu abu terbang, ASTM C618 menggolongkannya menjadi dua kelas berdasarkan kandungan kapur (CaO) menjadi kelas F yaitu dengan kandungan

Lebih terperinci

PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA

PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA SENI HIAS PADA KERAMIK : Penerapan Dekorasi pada saat pembentukan benda keramik Oleh: Sugihartono, Drs. WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA Abstrak Dekorasi merupakan unsur hiasan atau bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon

KIMIA UNSUR. (4) energi ionisasi kripton lebih tinggi daripada energi ioniasasi neon KIMIA UNSUR GAS MULIA 1. Pernyataan di bawah ini yang merupakan sifat gas mulia a. terletak dalam sistem periodik pada periode kedelapan b. nomor atom terkecil adalah 8 c. sangat reaktif d. elektron pada

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur

BAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur BAB III DASAR TEORI 3.1. Semen Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur dengan air. Semen dihasilkan dari pembakaran kapur dan bahan campuran lainnya seperti pasir silika dan tanah

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). Dan segala sesuatu kami ciptakan

Lebih terperinci

Keyword: Definisi, teknik dekorasi, bahan

Keyword: Definisi, teknik dekorasi, bahan SENI HIAS PADA KERAMIK BAGIAN KE 2 : Penerapan Dekorasi Clay body plastis pada benda keramik Oleh: Sugihartono, Drs WIDYAISWARA PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA Abstrak Penampilan benda keramik perlu

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, menghasilkan berbagai penemuan baru khususnya dalam bidang elektronika. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan bertambah nya jumlah penduduk, seperti pembangunan perumahan dan sarana sarana lain pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Prarancangan Pabrik Magnesium Oksid dari Bittern dan Batu Kapur dengan Kapasitas 40. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang, memiliki banyak industri pembuatan garam dari penguapan air laut. Setiap tahun Indonesia memproduksi

Lebih terperinci

1. KOMPONEN AIR LAUT

1. KOMPONEN AIR LAUT 1. KOMPONEN AIR LAUT anna.ida3@gmail.com/2013 Salinitas Salinitas menunjukkan banyaknya (gram) zat-zat terlarut dalam (satu) kilogram air laut, dimana dianggap semua karbonat telah diubah menjadi oksida

Lebih terperinci

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi KERAMIK Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KERAMIK Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti: periuk atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang/bahan keramik

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

KIMIA UMUM 1. PUTRI ANJARSARI, S.SI.,M.Pd 2015

KIMIA UMUM 1. PUTRI ANJARSARI, S.SI.,M.Pd 2015 KIMIA UMUM 1 PUTRI ANJARSARI, S.SI.,M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id 2015 PENDAHULUAN KULIAH KIMIA UMUM 1 3 sks mata kuliah wajib Tujuan Pembelajaran Mata kuliah ini untuk mengembangkan kompetensi dalam

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang disintesa melalui material yang mengandung banyak Silika (Si) dan Alumina (Al) yang berasal dari alam

Lebih terperinci

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR

FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA A. Rumus Kimia Rumus kimia merupakan kumpulan lambang atom dengan komposisi tertentu. Rumus kimia terdiri dari

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci