PANDUAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANDUAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA"

Transkripsi

1 PANDUAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA 2010 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan, atas limpahan rakhmat dan karunia Nya, maka Panduan Praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya dengar saya lupa, Saya lihat saya ingat, Saya lakukan saya mengerti. Pepatah Yunani ini mengingatkan kepada kita betapa pentingnya praktikum atau melakukan sesuatu secara langsung untuk dapat memahami dengan baik suatu konsep atau teori-teori yang telah dibaca. Tujuan penyusunan Panduan Praktikum ini untuk melengkapi bahan pengajaran terutama kegiatan praktikum di laboratorium, sehingga akan memudahkan dan memperlancar kegiatan praktikum bagi para Mahasiswa yang mengikutinya. Kami menyadari bahwa tujuan ini tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus bertahap. Oleh karena itu penyususan panduan ini masih jauh dari sempurna, sehingga perbaikan dan perubahan materi secara konsisten dan bertahap serta berkesinambungan akan selalu dilaksanakan disesuaikan dengan Silabus dan SAP yang disesuaikan dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan & teknologi. Besar harapan kami, Panduan praktikum ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat memperlancar tugas praktikum para mahasiswa. Kami akan sangat menghargai adanya saran dan kritik perbaikan untuk penyempurnaan panduan ini. Tabanan, Januari 2010 Penyusun, PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 1

3 PETUNJUK UMUM 1. Pahami langkah-langkah praktek di panduan praktikum sebelum memulai percobaan yang akan dilakukan. 2. Buat skema kerja setiap praktikum yang akan dilakukan dengan ringkas dan mudah dipahami. 3. Periksa semua alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan apakah sudah tersedia dengan lengkap. 4. Bekerja dengan cermat dengan penuh pengertian, dan berhati-hatilah bila menggunakan alat atau bahan yang berbahaya. 5. Amatilah dengan seksama percobaan yang dilakukan, dan catat hasilnya dengan akurat pada buku jurnal praktikum. 6. Bersihkan alat-alat yang selesai digunakan dan kembalikan ke tempat peminjaman. Sampah dari percobaan di kumpulkan lalu dibuang di tempat sampah. 7. Buat laporan setiap percobaan yang selesai dan serahkan kepada asisten seminggu berikutnya. A. Format Laporan Praktikum 1. Halaman sampul (secara berurut dari atas ke bawah : judul, logo institut, nama/ nama kelompok, prodi, fakultas, institut, tahun) 2. Judul 3. Pendahuluan : a. Latar belakang b. Tujuan 4. Kajian teori 5. Prosedur kegiatan 6. Hasil dan Pembahasan 7. Simpulan 8. Daftar pustaka PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 2

4 TOPIK 1. PENGAMATAN GAMET JANTAN DAN BETINA TUJUAN Mempelajari Perbedaan morfologi gamet jantan dan betina DASAR TEORI Salah satu ciri makhluk hidup adalah melakukan pertumbuhan dan perkembangan. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan terjadi sejak dalam kandungan sampai menjadi dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan meliputi dua fase yaitu fase embrionik dan pascaembrionik. Sebelum masuk fase embrionik, terjadi penyatuan gamet jantan dan betina yang dikenal dengan sebutan fertilisasi. Supaya sel gamet mampu melakukan fertilisasi, sel gamet mengalami suatu perkembangan yang disebut dengan gametogenesis (pembentukan gamet). Pembentukan gamet pada hewan jantan disebut dengan spermatogenesis. Proses ini berlangsung di dalam tubulus seminiferus. Proses spermatogenesis terdiri dari empat tahap, yaitu : 1) proliferasi: sejak pra lahir sampai beberapa waktu sesudah fetus dilahirkan); 2) tumbuh: spermatogonium aktif membagi diri secara mitosis sebanyak empat kali, sehingga dari sebuah spermatogonium akan menghasilkan 16 buah dan tumbuh menjadi spermatosit primer; 3) masak: pembelahan meiosis sehingga spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya hanya setengah dari spermatosit primer, dilanjutkan dengan pembelahan spermatosit sekunder secara meiosis menjadi spermatid; dan 4) transformasi (metamorfosa): spermatid berubah menjadi spermatozoa. Hasil akhir dari spermatogenesis adalah spermatozoa yang memiliki empat bagian yaitu : 1.) Kepala, terdiri dari nukleus yang mengandung informasi genetik; 2) Akrosom, berisi enzim di ujung kepala yang digunakan untuk menembus ovum; 3) bagian tengah (leher), merupakan bagian spermatozoa yang banyak mengandung mitokondria; 4) ekor spermatozoa. Pembentukan gamet pada hewan betina disebut oogenesis, proses ini bersamaan dengan proses pembentukan folikel (foliculogenesis). Oogenesis terjadi di dalam gonad betina (ovarium) pada bagia kortek. Tahapan perkembangan PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 3

5 gamet pada hewan betina diantaranya dimulai dari perkembangan oogonium menjadi oosit primer, oosit sekunder, oosit tersier dan sel telur. Sel telur (oosit) tersusun atas: 1) inti sel; 2) membran sel; dan 3) zona pelusida. ALAT DAN BAHAN Syringe 5 ml, obyek dan cover glass, tissue, kertas saring, pipet tetes, Cawan petri kecil, Microtube 1,5 ml, mikroskop binokuler dan kamera digital. Semen Sapi, Ovarium sapi, Phosphat Buffer Saline (PBS), kuning telur, NaCl Fisiologis. METODE PRAKTIKUM Pengamatan dilakukan dengan metode pengamatan langsung dengan mata telanjang. Prosedur yang dilakukan yaitu: A. Pengamatan sel gamet jantan (spermatozoa) 1. Campur satu tetes semen sapi dengan satu tetes PBS (A) atau NaCl fisiologis (B) masukkan ke dalam microtube, pipeting secara perlahanlahan. 2. Teteskan pada obyek glass, kemudian tutup dengan cover glass. 3. Amati dengan menggunakan mikroskop (diamati motilitas dan pergerakannya) setiap 10, 20, 30 menit. 4. Catat dan Gambar morfologi dan pergerakan sel spermatozoa. B. Pengamatan sel gamet betina (sel telur) 1. Bersihkan ovarium sapi dari jaringan-jaringan yang ada di sekitarnya 2. Isi Syringe dengan PBS atau NaCl fisiologis sebanyak 2 ml 3. Aspirasi sel-sel ovarium sapi dengan menggunakan syringe tersebut di atas 4. Masukkan cairan yang sudah didapatkan ke dalam cawan petri 5. Amati di bawah Mikroskop 6. Catat dan gambarlah sel-sel yang didapatkan Latihan Soal 1. Sebutkan tahapan pembentukan sel gamet jantan! 2. Sebutkan tahapan pembentukan sel gamet betina! 3. Jelaskan proses terjadinya fertilisasi! PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 4

6 TOPIK 2 PENGAMATAN EMBRIOLOGI AYAM TUJUAN 1. Untuk mempelajari tahapan pembentukan bakal ayam 2. Untuk memahami dan mengetahui bagian bagian dari pembentukan organogenesis ayam DASAR TEORI Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia, terbentuk embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis. Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi lingkungan yang tepat untuk berkecambah. (Anonim,2013) Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. METODE PERCOBAAN A. Alat dan Bahan 1. Incubator 2. Scalpel 3. Bak Aluminium 4. Pinset 5. Cawan Petri 6. Telur ayam yang sudah dieramkan dalam incubator PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 5

7 B. Cara Kerja 1. Sediakan telur ayam kampong yang akan ditetaskan secukupnya, guna melihat perbedaan diantaranya. Dimasukkan kedalam incubator / mesin tetas dengan suhu tertentu. 2. Pada waktu pengamatan, telur diambil 1 sampai 3 butir untuk memudahkan dalam pengamatan embrio ayam. 3. Telur yang akan diamati, dipecahkan dengan scalpel dan dituangkan isisnya kedalam cawan petri, kemudian amati perubahan yang terjadi pada telur tersebut. 4. Pada hari selanjutnya tentukan apa-apa saja perubahan atau pembentukan telur tersebut mulai hari pertama sampai menetas. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 6

8 TOPIK 3 PENGAMATAN ORGAN REPRODUKSI HEWAN JANTAN DAN BETINA TUJUAN 1. Untuk mengidentifikasi alat kelamin pejantan maupun alat kelamin betina secara makroskopik. 2. Untuk mengidentifikasi bentuk dari alat kelamin jantan dan betina secara mikroskopik. 3. Mahasiswa mampu mengetahui posisi dari bagian-bagian organ kelamin jantan dan betina. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan perbedaan fungsi dari setiap organ-organ kelamin jantan dan betina. 5. Salah satu materi praktikum dalam mata kuliah Embriologi. DASAR TEORI Secara garis besar, Organ genitalia feminine atau yang sering disebut dengan alat kelamin betina terdiri dari Ovarium, Uterus, Vagina dan Vulva. Tuba uterina atau salpinx adalah organ berbentuk tubuler, panjangnya sekitar 12 cm, terbentang pada kesua sisi ovarium ke uterus. Tuba uterine sebagai lumen, menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus, yang digantungkan pada mesentrium disebut mesosalpinx. Uterus merupakan bagian saluran reproduksi yang merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio (Adnan,2010). Vagina adalah organ wanita atau organ hewan betina untuk kopulasi dan sebagai jalan lahir atau jalan keluar anak. Vagina merupakan saluran fibromuskular, tidak mempunyai kelenjar dan terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika rauskularis, dan tunika adventisia. Secret berupa mucus dalam lumen vagina berasal dari kelenjarkelenjar serviks uteri ( Pagarra, 2010). Sistem reproduksi hewan jantan terdiri atas sepasang testis, pasangan-pasangan kelenjar asesori dan sistem ductus termasuk organ kopulasi. Testes berkembang didekat ginjal yaitu pada daeah krista genitalis primitif. Fungsi testes ada dua macam yaitu menghasilkan hormon sex jantan disebut androgen dan menghasilkan gamet jantan disebut sperma. Scrotum mempunyai fungsi untuk memberikan ke pada testes suatu lingkungan yang memeiliki F lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 7

9 Yang termasuk kelenjar asesori adalah sepasang vesicula seminalis prostat dan sepasang kelenjar bulbourethra atau kelenjar cowper. Sedangkan sistem ductus pada jantan sebagian besar berasal dari sistem ductus Wolft pada ginjal mesonefrik (Nalbandov, 1990). METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan 1. Organ kelamin betina 2. Organ kelamin jantan 3. Bak aluminium 4. Air 5. Pinset dan scalpel B. Cara Kerja 1. Preparat alat/ alat kelamin yang akan diperiksa dikeluarkan dari toples yang berisi formalin. Kemudian dibersihkan dengan air yang mengalir agar baunya tidak menyengat. 2. Preparat yang sudah dibersihkan sudah dapat diletakkan di dalam bak aluminium 3. Amati bagian-bagian dari kedua alatkelamin tersebut. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 8

10 TOPIK 4 PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN EMBRIOLOGI KATAK TUJUAN Adapun tujuan dalam ini adalah untuk mengetahui perkembangan katak dari fertilisasi sampai tingkat perkembangan larva dan untuk mempelajari perkembanggan telur katak. DASAR TEORI Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik (Anonim, 2012) Katak adalah hewan vertebrata yang bisa hidup di dua alam, yaitu air dan darat. Katak juga dapat bereproduksi dengan baik di air maupun di darat.pada proses ini katak dibelah hingga terlihat organ dalam mengetahui fungsi dari organ-organ yang terdapat pada katak (Anonim, 2011) Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak memprakarsai beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna) maka sabit abu-abu muncul bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur, dan nukleus sperma dan nukleus telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam proses pembuahan sudah sempurna mka terjadilah pembelahan pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan muncul sebuah telur yang memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur membelah menjadi dua paruhan. Sistem reproduksi pada katak jantan, yaitu sepasang testis berbentuk bulat memanjang melekat pada selaputmesorehium yaitu selaput yang menghubungkan testis dengan ginjal berfungsi menghasilkan sperma dan kelenjar gonad. Vas Defferentia, yaitu saluran yang menguhubungkan testis dengan ginjal,pada katak terdapat 5-8 saluran. Ductus urospermaticus, yaitu saluran dari ginjal ke kloaka yang menyalurkan air seni dan sperma. Vasica seminalis merupakan bagian yang melebur dari ductusurospermaticus, tempat menyimpan sementara spermatozoa sebelum dikeluarkan (Snell, 1983). Trakea yang sangat pendek terbagi menjadi dua bronkus yang pendek, satu menuju kearah ujung dari setiap paru-paru. Ephitalium dari saluran itu bersilia sehingga dapat menjaga supaya sistem pernafasan tetap bersih. Anura memompakan udara PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 9

11 kedalam paru-paru dari rongga bukho fonngedi. Nares interna mulai berfungsi untuk pertama kalinya dalam sejarah vertebrata. Anura mempunyai lebih sedikit jantung limfa yang kecil-kecil, tetapi tetap mempunyai dua pasang yang besar (Djuhanda, 1984). Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub tapi tegak lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak membelah lagi dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning telur pada kutub vegetal. Pembelahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-kumpulan seperti buah arbei. Pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit (Hikmah, 2011) ALAT DAN BAHAN 1. Alat Alat yang di gunakan pada praktikum Embriologi Katak dapat dilihat pada Tabel Tabel 1. Alat dan kegunaan dalam praktikum Pengamatan Embriologi Katak No Nama Alat Kegunaan 1. Mikroskop Cahaya Untuk mengamati sampel pengamatan 2. Kamera Digital atau Hp Untuk mengambil gambar hasil pengamatan 3. Alat Tulis Untuk menulis dan menggambar hasil pengamatan 5. Pingset Untuk menjepit sel telur ketika diangkat agar tidak terlepas 6. Cutter Untuk membedah kulit perut katak 8. Cawan Petri Untuk menyimpan sel telur katak 9. Papan Seksi / Bedah Tempat untuk membedah katak 10. Eksikator Tempat untuk membius katak PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 10

12 11. Jarum Pentul Untuk menusuk sampel pengamatan 2. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum Embriologi Katak dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan dan kegunaan dalam praktikum Pengamatan Embriologi Katak No Nama Bahan Kegunaan 1. Telur katak betina dan Sebagai sampel pengamatan sperma katak jantan 2. Cloroform Untuk membius sampel pengamatan 3. Kapas Untuk meyerap larutan cloroform PROSEDUR KERJA Langkah langkah yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan induk katak yang bunting (penuh dengan telur yang masak) dan pejantan yang birahi. 2. Mengeluarkan telur katak dengan cara mengurut perutnya atau membedah katak kemudian ditampung dalam petridish. 3. Mencampur telur dan sperma kemudian diamati di bawah mikroskop. 4. Mengamati perubahan yang terjadi selama dan sesudah inseminasi. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 11

13 TOPIK 5 FERTILISASI PADA IKAN TUJUAN Adapun tujuan yang perlu kita perhatikan dalam pelaksanaan praktikum ini antara lain 1. Mengetahui mekanisme terjadinya fertilisasi 2. Mengetahui perkembangan sel telur setelah fertilisasi DASAR TEORI Pembuahan atau fertilisasi adalah bergabungnya inti sperma dengan inti sel telur dalam sitoplasma hingga membentuk zigot. Pada dasarnya fertilisasi adalah merupakan satuan atau fusi sel gamet jantan dan gamet betina untuk membentuk sel zigot. (Effandie, 1978) Penggabungan gamet adalah awal dan sangat fital dalam proses fertilisasi. Permukaan kepala dari spermatozoa memiliki reseptor yang memiliki spermophilic dari fertilizing. Dan sisi lain cincin ovophilic akan bergantung pada reseptor-reseptor yang ada pada telur. Sehingga terjadi penggabungan sperma dengan telur. Apabila fertilizing dan reseptor yang terkait dengan group ovophilik. Lapisan cortical dari telur mengandung substansi yang dapat menghalangi group spermophilic dari fertilizing disebut anti fertilizin. (Ginzburg, 1972). Setelah terjadi penggabungan antara spermatozoa dengan telur, meolekulmolekul bebas dai fertilizin menghalangi antifertilizin dan mencegah terjadinya polysperma. Fertilizin dapat berinteraksi dengan reseptor pada spermatozoa. (Lille dan Tyler, 1977) METODOLOGI A. Alat dan Bahan 1. Mikroskop 2. Monitor 3. Kaca preparat 4. Fiber glass 5. Pipet 6. Cawan petri 7. Suntik PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 12

14 B. Bahan yang digunakan adalah ; 1. Aquades 2. Ovaprim 3. Ikan nila 4. Ikan patin C. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Induk ikan nila dan patin yang berada di kolam air deras diambil dan dipindahkan ke fiber glass. 3. Lakukan penyuntikan dengan menggunakan oveprim (penyuntikan pertama). 4. Setelah lima jam, lakukan penyuntikan kedua. 5. Setelah lima jam, ambil induk dan lakukan striping untuk mengeluarkan telur dan sperma. 6. Tamping telur dan sperma kedalam cawan petri yang berbda. 7. Ambil beberapa cc telur dan letakkan pada cawan petri yang telah berada dibawah mikroskop. 8. Ambil beberapa cc sperma dan dan tetskan di cawan petri yang telah berisi telur dan dibawah mikroskop. 9. Amati proses fertilisasi dan catat hasilnya. PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 13

15 DAFTRA PUSTAKA Adnan Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Anonim Pertumbuhan pada Hewan. Praweda.co.id. Diakses pada tanggal 25 Mei 2010 Campbell Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Sugiyanto Perkembangan Hewan. Fakulatas Biologi UGM: Yokyakarta. Tim Dosen UNM, Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Universitas Negeri Makassar. Yatim Reproduksi dan Embriologi. Tarsito : Bandung PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN 14

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN Tim Penyusun: Dr. Agung Pramana W.M., MS. Dr. Sri Rahayu, M.Kes. Dr. Ir. Sri Wahyuningsih, MS. Drs. Aris Soewondo, MS. drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN

Lebih terperinci

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan 05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI Oleh: Connie AstyPakpahan Ines GustiPebri MardhiahAbdian Ahmad Ihsan WantiDessi Dana Yunda Zahra AinunNaim AlfitraAbdiGuna Kabetty T Hutasoit Siti Prawitasari Br Maikel Tio

Lebih terperinci

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA LAPORAN PRAKTIKUM diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mikroteknik disusun oleh: Kelompok 1 Kelas C Adam Andytra (1202577) Devi Roslina (1200351)

Lebih terperinci

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II. REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse

Lebih terperinci

LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3

LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3 LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3 Dosen pembimbing : Dra. Sawitri Komarayanti M.S OLEH: KELOMPOK 14 1. AINI MASKURO (0910211107)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra

Lebih terperinci

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. HAND OUT PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Spermatogenesis Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel spermatozoa yang membentuk makhluk hidup menjadi zigot. Meskipun

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

Folikulogenesis dan ovum ternak

Folikulogenesis dan ovum ternak . MATERI PRAKTIKUM 4 : J0A09 6 JUNI 206 dari 6 Folikulogenesis dan ovum ternak TUJUAN PRAKTIKUM : ) Mahasiswa memahami pengertian tentang Folikulogenesis 2) Mahasiswa dapat melihat dan menemukan sel telur

Lebih terperinci

Materi 10. Reproduksi I

Materi 10. Reproduksi I Materi 10 Reproduksi I Uji Kehamilan Tujuan Uji-uji kehamilan yang dipraktikumkan akan menunjukan bahwa deteksi kehamilan dapat dilakukan secara dini tanpa membutuhkan pengamatan klinis anatomis atas pasien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Nur Amalah NIM : B1J011135 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Andri Prajaka Santo LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI 5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI Pengukuran parameter reproduksi akan menjadi usaha yang sangat berguna untuk mengetahui keadaan kelamin, kematangan alat kelamin dan beberapa besar potensi produksi dari

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem reproduksi manusia untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

5 KINERJA REPRODUKSI

5 KINERJA REPRODUKSI 5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME TIPE 1 Sel Sperma ( haploid/ n) Sel telur (haploid/ n) Fertilisasi Zigot (Diploid/ 2n) Cleavage Morfogenesis Individu Sel Sperma ( haploid/

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan bulan Juli 2009 di Kolam Percobaan Babakan, Laboratorium Pengembangbiakkan dan Genetika Ikan

Lebih terperinci

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Function of the reproductive system is to produce off-springs. Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Lebih terperinci

REPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL

REPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL REPRODUKSI Proses suatu individu menghasilkan keturunan sejenis mempertahankan jenisnya Utk keberlangsungan kehidupan REPRODUKSI ASEKSUAL REPRODUKSI SEKSUAL Reproduksi Aseksual Bentuk reproduksi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1 1. Berikut ini yang termasuk fase-fase perkembangan manusia 1. Morula 2. Brastula 3. Grastula Dari pernyataan diatas yang menunjukkan

Lebih terperinci

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu : Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa negara berkembang seperti Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga aktivitas maupun pola hidup menjadi sangat beraneka ragam. Salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ginogenesis Ginogenesis pada penelitian dilakukan sebanyak delapan kali (Lampiran 3). Pengaplikasian proses ginogenesis ikan nilem pada penelitian belum berhasil dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat

Lebih terperinci

rd(e1)oe,hs (c:)zn ST]RAT TTJGAS di$.bn $4d 46dry4

rd(e1)oe,hs (c:)zn ST]RAT TTJGAS  di$.bn $4d 46dry4 rd(e1)oe,hs (c:)zn ST]RAT TTJGAS Ud4@D@qasldgnuDGiFfu i.blukd@didfufqdder4d ' di$.bn $4d n@ 46dry4 FERTILISASI PADA HEWAN OLEH NI NYOMAN WERDI SUSARI NI LUH EKA SETIASIH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MODUL IV REPRODUKSI SEL

MODUL IV REPRODUKSI SEL 24 MODUL IV REPRODUKSI SEL TUJUAN mitosis. Memahami terjadinya proses dan fase-fase pembelahan sel, terutama secara TEORI Terdapat dua tipe sel yaitu prokariota dan eukariota.sel prokariota umumnya berukuran

Lebih terperinci

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si Tahapan-tahapan utama perkembangan hewan: 1. Fertitisasi 2. Cleavage 3. Gastrulasi 4. Organogenesis Fertilisasi Fertilisasi

Lebih terperinci

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci 4 PEMBELAHAN SEL Tujuan Pembelajaran Pada bab ini Anda akan mempelajari materi tentang pembelahan sel. Dengan mempelajari materi ini, diharapkan Anda mengetahui dan memahami proses yang terjadi pada pembelahan

Lebih terperinci

II. Bagaimana sifat diwariskan

II. Bagaimana sifat diwariskan II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434)

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434) PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (LUHT 4434) Praktikum Teknik Pembenihan Ikan dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Burung Puyuh Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung-burung puyuh lainnya. Burung puyuh ini memiliki

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai dengan 1 Mei

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hewan Air Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, pada bulan Maret 2013 sampai dengan April 2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan, perlakuan, pengamatan jumlah, morfologi, viabilitas, dan motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian Materi penelitian berupa benih ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) berumur 1, 2, 3, dan 4 bulan hasil kejut panas pada menit ke 25, 27 atau 29 setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel gamet jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Berbah : IPA : VIII/1 : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan : 1 Pertemuan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA

PANDUAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA PANDUAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN OLEH I GEDE SUDIRGAYASA 2014 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI FP MIPA IKIP SARASWATI TABANAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan, atas limpahan rakhmat

Lebih terperinci

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS

Aulia Puspita Anugra Yekti,Spt,MP,MS PETUNJUK PRAKTIKUM ILMU REPRODUKSI TERNAK Disusun oleh : Prof. Dr.Ir. Trinil Susilawati,MS Prof. Dr.Ir. Suyadi,MS Prof. Dr. Ir. Worobusono,MS Prof. Dr. Nur. Ihsan,MS Dr.Ir. Sri Wahyuningsih,M.Si Dr.Ir.

Lebih terperinci

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan Bab 9 Sumber: Young Sumber: Scientist: Biology: Human Realm Machine, of Life, 2006 1994 Embrio berkembang dari zigot yang merupakan hasil fertilisasi antara sel telur dan sperma. Sistem Reproduksi Hasil

Lebih terperinci

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO 1 ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran TSTS Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalahtsts, didalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai dua tinggal dua tamu. Model belajar mengajar

Lebih terperinci

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Januari 2013 bertempat di Hatcery Kolam Percobaan Ciparanje

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prior Knowledge (Pengetahuan Awal) Perencanaan pembelajaran tidak lepas dari variabel-variabel pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli, Glaser

Lebih terperinci

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 1 Berbah Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / I Alokasi Waktu : 80 menit (1 x pertemuan) A. Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai

Lebih terperinci

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam

Lebih terperinci

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Rencana Kegiatan dan Pembelajaran Mingguan (RKPM) a. Kuliah Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Dosen Pengampu I Pendahuluan 1. Pengertian reproduksi 2. Peranan proses reproduksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SUMIATI (E1A012053) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram Jln. Majapahit NO. 62 Mataram, Telp/Fax: (0370)631166

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah 1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Hubungan Bobot Badan dengan Konsentrasi, Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah dilaksanakan pada bulan Juli -

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Bab 2 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (Sumber: irdakaiser.files.wordpress.com) Masih ingatkah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Coba kamu ingat kembali ciri-ciri makhluk hidup. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat 8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2004 Pebruari 2005 di Sub Laboratorium Biologi Laboratorium Pusat MIPA UNS Surakarta sebagai tempat

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004) 12 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2011 dengan waktu pengambilan contoh setiap satu bulan sekali. Lokasi pengambilan ikan contoh

Lebih terperinci

BIOLOGI REPRODUKSI lkan. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, M.S. Dr. Ir. Ridwan Affandi

BIOLOGI REPRODUKSI lkan. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, M.S. Dr. Ir. Ridwan Affandi BIOLOGI REPRODUKSI lkan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, M.S. Dr. Ir. Ridwan Affandi Intimedia 2017 Biologi Reproduksi Ikan Copyright Ii:) Febru.ri, 2017 Pertam.. kali diterbitkan eli Indonesia dalarn Bahasa

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012 dengan selang waktu pengambilan satu minggu. Lokasi pengambilan ikan contoh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

Gametogenesis BAGIAN KE-6

Gametogenesis BAGIAN KE-6 BAGIAN KE-6 Gametogenesis Sesudah mempelajari materi ke-6 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses terjadinya spermatogenesis dan oogenesis pada hewan. 68 Gamet atau sel kelamin adalah

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR AWAL KEHIDUPAN SEL TELUR SPERMATOZOA ZIGOT EMBRIO Fertilisasi/Pembuahan Diawali dengan masuknya sperma ke dalam sel telur melalui mikropil pada khorion

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2012. Pengamatan berat telur, indeks bentuk telur, kedalaman kantung udara, ketebalan kerabang, berat kerabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Kucing Domestik Kucing domestik (Felis catus, Linneaus 1758) (Gambar 1) menempati sebagian besar penjuru dunia. Bukti arkeologi menunjukkan domestikasi kucing terjadi di

Lebih terperinci

nyamuk bio.unsoed.ac.id

nyamuk bio.unsoed.ac.id III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan penelitian di Lab. Parasitologi dan Entomologi Mengamati keadaan rumah yang akan diambil sampel nyamuk Aedes spp. meliputi:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara dari bulan Januaribulan Maret 2010. Analisis aspek reproduksi dilakukan di Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

Spermatogenesis dan sperma ternak

Spermatogenesis dan sperma ternak J0A09 dari 5. MATERI PRAKTIKUM 3 : Spermatogenesis dan sperma ternak TUJUAN PRAKTIKUM : Mahasiswa dapat menyebutkan tahapan pembentukan spermatozoa dan menjelaskan komposisi semen serta struktur/morfologi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN Standar Kompetensi: Memahami konsep tumbuh kembang tumbuhan, hewan, dan manusia Kompetensi Dasar: Memahami konsep tumbuh kembang hewan Click to edit Master subtitle

Lebih terperinci

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.

ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. 1. Pokok Bahasan : Jenis dan tipe ayam komersial A.2. Pertemuan minggu ke : 6 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Ayam tipe petelur 2. Ayam tipe pedaging 3. Ayam tipe dwiguna

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas XI MIA 8 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012). BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012). Pemeliharaan dan perlakuan terhadap hewan coba dilakukan di rumah hewan percobaan

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH YANG SIAP DITEBAR DI KOLAM, KERAMBA ATAU DI RESTOCKING

Lebih terperinci

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi

- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi - - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2reproduksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI MODUL 3 BIOPSIKOSOSIOKULTURAL FAKULTAS KEDOKTERAN BAGIAN BIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG 2012 TATA TERTIB PRAKTIKUM BIOLOGI 1. Saat praktikum berlangsung

Lebih terperinci

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks Persentase Rasio gonad perberat Tubuh Cobia 32 Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran rasio gonad dan berat tubuh cobia yang dianalisis statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Pengajaran Berbantuan Komputer Komputer sebagai salah satu bentuk teknologi canggih dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan bantuan

Lebih terperinci

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Jenis Kelamin Belut Belut sawah merupakan hermaprodit protogini, berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa pada ukuran panjang kurang dari 40 cm belut berada pada

Lebih terperinci

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MK. ILMU REPRODUKSI 1 SUB POKOK BAHASAN Transport spermatozoa pada organ reproduksi jantan (tubuli seminiferi, epididimis dan ejakulasi) Transport spermatozoa

Lebih terperinci

FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIONAL IKAN NILEM

FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIONAL IKAN NILEM FERTILISASI DAN PERKEMBANGAN EMBRIONAL IKAN NILEM Oleh : Nama : Reza Pratama Nugraha NIM : B1J013096 Rombongan : VIII Kelompok : 5 Asisten : Mithun Sinaga LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN KEMENTRIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persentase Ikan Jantan Salah satu faktor yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan proses maskulinisasi ikan nila yaitu persentase ikan jantan. Persentase jantan

Lebih terperinci