Bab 2. Landasan Teori. penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A
|
|
- Susanti Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 2 Landasan Teori Konsep 5 S pada dasarnya merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan dan kedisiplinan di temapat kerja. Dengan menerapkan prinsip A place for everything, and everything in its place, maka setiap anggota organisasi dibiasakan bekerja dalam lingkungan kerja dengan standar tempat yang jelas (Hirano, 1992:9). Konsep 5 S yang merupakan bagian dari konsep kaizen( 改善 ), memiliki arti penyempurnaan yang berkesinambungan baik dalam kehidupan pribadi, dalam keluarga, lingkungan sosial maupun di tempat kerja (Imai, 1992:VIII). Konsep 5 S merupakan budaya tentang bagaimana seoseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, tertib maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan. Dengan kemudahan bekerja ini, empat bidang sasaran pokok industri yang meliputi: Efisiensi Kerja Produktifitas Kerja Kualitas Kerja, dan Keselamatan Kerja dapat lebih mudah dipenuhi. Pemenuhan bidang sasaran pokok ini merupakan syarat bagi industri dalam bertumbuh kembang secara wajar. Manfaatnya jelas, bukan saja bagi perusahaan, namun juga bagi karyawan (Kristianto,1995:4). 11
2 Sebelum kegiatan 5 S dimulai hal yang pertama harus dilakukan adalah mengambil foto di sekeliling tempat kerja. Hal ini akan sangat berguna sebagai perbandingan bilamana 5 S dilaksanakan sepenuhnya (Hirano, 1992:12). Sedangkan menurut 5 S dalam Softech (2007) 5 S ialah : 5S とは 整理 (Seiri) 整頓 (Seiton) 清掃 (Seisou) 清潔 (Seiketsu) 仕付 (Shitsuke) のことです これらの一つ一つの言葉は 日常生活において よく耳にする言葉だと思います しかし これらを 5S としてみるときには 一般的な意味とは異なってきます それぞれの 5S としての意味は 以下のようになります Terjemahan : 5 S adalah kepanjangan dari, Seiri, Seition, Seiso, Seiketsu, Shitsuke adalah pelatihan. Hal ini menjadi satu istilah, tetapi biasanya pengertiannya menjadi bias dalam kehidupan sehari- hari. Demikian juga dengan pemahaman artinya. 整理は必要なものと不必要なものを区別して 不必要なものは処分すること 整頓は必要なものをすぐ使えるように 身の回りを整えておくこと 清掃は職場および身の回りをきれいにすること 清潔は 3S( 整理 整頓 清掃 ) を維持すること 躾は決められたルールを守ること 5S は 企業経営において重要な土台となるものです 5S を行っていくこで 生産効率のアップ 事故の防止などに役立ちます Terjemahan : Seiri ialah proses memilah terhadap barang-barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, Sedangkan kegiatan seiton ialah kegiatan yang membuat langsung dapat menggunakan barang atau alat yang diperlukan karena barang dan alat tersebut sudah tersusun dengan baik. Sedangkan seiketsu ialah kegiatan untuk menjaga 3 S yaitu seiri, seiton, seiso. Shitsuke ialah kedisiplinan untuk mematuhi aturan 5 S, dan merupakan fondasi yang sangat penting dalam manajemen perusahaan. Bila 5 S dilaksanakan maka efisiensi produksi akan meningkat, serta berguna untuk terhindar dari kecelakaan. 12
3 Berikut ini adalah penjelasan yang lebih detil mengenai bagian-bagian dari 5 S. 2.1 Konsep Seiri ( 整理 ) Seiri ( 整理 ) yaitu memisahkan benda yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan (ringkas). Sesungguhnya, terdapat banyak barang yang tidak diperlukan di dalam setiap pabrik. Barang yang tidak diperlukan artinya barang tersebut tidak dibutuhkan untuk kegiatan produksi saat ini (Hirano, 1992:13). Langkah-langkah Melaksanakan Seiri ( 整理 ) Untuk mengetahui barang-barang yang perlu dibuang, barang harus dipisahkan menjadi yang diperlukan dan yang tak diperlukan. Hal ini disebut dengan Seiri visual yang kemudian dilaksanakan menggunakan label merah seperti di perusahaan Toyota. Contoh label merah dapat dilihat pada gambar 1.1 seperti di bawah ini. 13
4 Contoh daftar periksa untuk menerapkan strategi label merah dapat dilihat pada gambar 1.2 seperti di bawah ini. 1. TAHAP PERMULAAN Peserta Jangka Waktu : 1-2 bulan : Pabrik, Bahan, Manajemen Hal : Pastikan para pekerja tidak menyembunyikan barang yang tidak diperlukan. 2. MEMBEDAKAN BARANG DENGAN LABEL MERAH Persediaan Sarana : Bahan mentah, komponen, produk : mesin, peralatan, jig dan alat, cetakan, kereta, pengangkut, meja Ruang : Lantai, rak, tempat penyimpanan. Memperjelas standar untuk barang yang tidak diperlukan: 3. MENENTUKAN STANDAR LABEL MERAH contohnya TANPA LABEL untuk barang yang akan digunakan untuk bulan berikutnya; DENGAN LABEL untuk barang yang tidak akan digunakan pada bulan berikutnya. Penting bahwa setiap orang cepat melihatnya. 4. PEMBUATAN LABEL MERAH 1. Kertas merah ukuran A4. 2. Meliputi nama barang, kuantitas, alasan, dan sebagainya. 1. Jangan menyuruh orang yang langsung terkait untuk 5. MENEMPELKAN LABEL menempelkannya. (supervisor yang melakukan, agar tidak mengganggu pekerjaan para pekerja). 2. Jangan dengarkan alasan-alasan. 14
5 3. Harus tegas. 4. Tempelkan label pada setiap barang yang dipertanyakan. 5. Jumlah label menunjukan efisiensi pemeriksaan bukan kegagalan pemeriksaan. Persediaan : Daftar persediaan yang tidak diperlukan, 6. MENANGANI BARANG DENGAN LABEL MERAH & EVALUASI memisahkan barang persediaan yang hanya digunakan sewaktu-waktu. Sumber : Hirano (1992:15). Peralatan : Pindahkan atau keluarkan setiap barang yang dapat menghalangi penerapan kegiatan 5 S. 2.2 Konsep Seiton( 整頓 ) Seiton ( 整頓 )yaitu menyusun dengan rapih dan mengenali benda untuk mempermudah penggunaan. Kata Jepang seiton ( 整頓 )secara harafiah berarti menyusun benda dengan cara yang menarik (rapi). Dalam konteks 5 S, ini berarti mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapat menemukannya dengan cepat. Untuk mencapai langkah ini, pelat penunjuk digunakan untuk menetapkan nama tiap barang dan tempat penyimpanannya (Yasuhiro,1995:249). Langkah-langkah menerapkan Seiton ( 整頓 ) Setelah proses penyingkiran dengan label merah, tinggal barang yang diperlukan saja yang ada. Langkah berikutnya adalah memperlihatkan dengan jelas dimana posisi, apa barangnya, dan ada berapa banyak bahan sehingga barang-barang itu dapat dengan 15
6 mudah diketahui. Seiton ( 整頓 ) Visual memungkinkan pekerja dengan mudah mengenali dan mengambil kembali perkakas dan bahan, dan dengan mudah mengembalikannya ke lokasi di dekat tempat penggunaan. Pelat penunjuk digunakan untuk memudahkan penempatan dan pengambilan kembali bahan yang diperlukan. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan seiton( 整頓 ) atau penataan: Langkah 1. Penempatan barang. Prinsip yang melandasi penentuan lokasi untuk tiap barang ialah menentukan barang yang sering digunakan dan kemudian menempatkannya di sekitar pekerja yang menggunakannya. Barang lain yang jarang digunakan ditempatkan lebih jauh. Disamping itu, barang harus diletakkan pada ketinggian antara pundak dan pinggang pekerja. Metode ini mengurangi waktu dan energi yang digunakan untuk berjalan dari dan ke tempat penyimpanan. Langkah 2. Menyimpan peti kemas. Setelah memutuskan mengenai ruang, peti kemas, misalnya kotak, lemari, rak, palet dan lain-lain, harus dipersiapkan. Tetapi pembelian peti kemas yang baru harus benar-benar dihindari karena sasaran terakhir adalah mengurangi ruang serta maminimalkan ukuran dan jumlah sediaan. Langkah 3. Menunjukkan posisi untuk tiap barang. Pelat penunjuk yang berisi kode tempat dibuat dan digantungakan di plafon. Kode tempat adalah alamat tempat dan alamat letak. Selain pelat penunjuk ini, pelat letak yang lebih khusus ditempatkan pada tiap rak. Contoh pelat tempat, pelat letak, pelat kode barang, dapat dilihat pada gambar
7 seperti di bawah ini. Gambar 2.1 Pelat Tempat, Pelat Letak, Pelat Kode Barang Sumber : Yasuhiro (1995 : 256) Langkah 4. Menunjukkan kode barang dan jumlahnya. Kode barang dan jumlahnya tertera pada barang itu sendiri melalui label kode barang dan melalui pelat kode barang pada rak yang ditempati barang itu. Penggunaan pelat kode barang ini mirip dengan sistem untuk menentukan ruang parkir. Dalam contoh ini, pelat nomor tiap mobil sesuai dengan label kode barang. Pelat kode barang sesuai dengan yang ditempatkan pada ujung tiap tempat parkir yang menunjukkan nomor pelat dan nama pemilik. 17
8 Contoh pelat kode barang dan label kode barang di tempat parkir dapat dilihat pada gambar 2.2 seperti di bawah ini. Gambar 2.2 Pelat Kode Barang dan Label Kode Barang di Tempat Parkir Sumber : Yasuhiro (1995 : 256) Untuk penunjuk jumlah maksimumatau ukuran lot dan jumlah minimum atau titik pesan ulang dari berbagai bahan harus ditentukan. Untuk menunjukkan jumlah sebagai ganti angka-angka, lebih baik jumlah yang dikehendaki dinyatakan secara visual dengan menggambar garis berwarna mencolok pada posisi yang tepat. Ini akan memungkinkan operator mengetahui tingkat jumlah minimum dan maksimum dengan sekejap tanpa harus membaca setiap jumlah yang ditulis. 18
9 Contoh penunjuk jumlah sediaan maksimal dan minimal dapat dilihat pada gambar 2.3 seperti di bawah ini. Gambar 2.3 Petunjuk Jumlah Sediaan Maksimal dan Minimal Sumber : Yasuhiro (1995 : 257) Langkah 5. Menjadikan Seiton suatu kebiasaan. Untuk menjaga tata tertib dalam pabrik, Seiri ( 整理 ) dan Seiton ( 整頓 ) harus dilaksanakan secukupnya. Tindakan itu adalah antara lain pemisahan bahan secara visual antara yang diperlukan dengan yang tidak, pengaturan bahan yang sering digunakan di dekat tempat penggunaannya, dan penggunaan pelat kode tempat, pelat kode barang, dan garis-garis penunjuk jumlah (Yasuhiro, 1995:255). 2.3 Konsep Seiso( 清掃 ) Seiso ( 清掃 )yaitu selalu membersihkan, menjaga kerapihan dan kebersihan (resik). Ini adalah proses pembersihan dasar dimana suatu derah disapu dan kemudian dipel dengan kain pel. Karena lantai, jendela, maupun dinding harus dibersihkan, seiso 19
10 ( 清掃 )di sini setara dengan aktifitas pembersihan berskala besar yang dilakukan setiap akhir tahun di rumah tangga Jepang. Meskipun pembersihan besar-besaran di seluruh perusahaan dilakukan beberapa kali dalam setahun, tiap tempat kerja perlu dibersihkan setiap hari. Aktifitas itu cenderung mengurangi kerusakan mesin akibat tumpahan minyak, abu, dan sampah. Contohnya, kalau ada pekerja yang mengeluh ada mesin yang rusak ini tidak berarti mesin itu perlu penyetelan. Sebenarnya, yang diperlukan mungkin hanya program pembersihan di tempat kerja (Yasuhiro,1995:249). Untuk melaksanakan seiso ( 清掃 )atau resik, terlebih dahulu tentukanlah langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Tentukan apa yang hendak dibersihkan. 2. Tentukan siapa bertanggung jawab untuk setiap tugas Resik 3. Tentukan metode Resik. 4. Siapkan peralatan kebersihan 5. Pelaksanaan Resik (Hiroyuki, 1992:45). Menentukan prosedur Resik dan Pemeriksaan 1. Pokok permasalahan yang jelas Yang pertama harus dilakukan adalah melihat keadaan sebenarnya di tempat kerja untuk mengetahui berapa banyak kotoran yang ada, apakah ada kebocoran, kerusakan, dan lain-lain. Hanya setelah itu dapat dibuat suatu daftar masalah dan pertimbangkan tindakan apa yang dapat diambil. 20
11 2.4 Konsep Seiketsu ( 清潔 ) Seiketsu ( 清潔 ) yaitu terus menerus mempertahankan 3 S tersebut diatas, yakni Seiri( 整理 ), Seiton( 整頓 ), dan Seiso( 清掃 ). Seiketsu ( 清潔 ) atau rawat, pada prinsipnya mengusahakan agar tempat kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu terpelihara. Di tempat kerja yang rawat, kerawanan dan penyimpangan dapat segera dikenali, sehingga berbagai masalah dapat dicegah sedini mungkin (Kristianto, 1995:47). Memelihara tempat kerja tetap bersih tanpa sampah atau tetesan minyak adalah aktivitas seiketsu( 清潔 ). Antara seiso( 清掃 ) dengan seiketsu( 清潔 ) sangat berkaitan erat. Seiketsu ( 清潔 ) atau pemeliharaan kerapihan secara terus menerus dalam pabrik, bergantung kepada Seiso( 清掃 ) yang membakukan kegiatan pembersihan sehingga tindakan ini spesifik dan mudah dikerjakan (Yasuhiro, 1995:265). Adapun standar untuk membuang barang yang tak diperlukan adalah sebagai berikut: 1. Jangan sampai anda terbebani oleh berbagai barang di tempat kerja. 2. Sebaliknya tentukan standar untuk membuang barang-barang yang tidak diperlukan dari lingkungan anda. 21
12 2.5 Konsep Shitsuke( 仕付 ) Shitsuke ( 仕付 )yaitu metode yang digunakan untuk memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan perawatan dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan (rajin). Hal ini dianggap sebagai komponen yang paling sukar dari 5 S. Untuk aktivitas ini, pekerja Jepang diharapkan melatih pengandalian diri sendiri, bukan dikendalikan manajemen (Yasuhiro, 1995:266). Shitsuke ( 仕付 )atau rajin berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik. Seperti, budaya antri, bersih, tepat waktu, tepat janji dan sebagainya harus dibina (Kristianto, 1995:61). Orang yang dapat memberikan kritik membangun dengan baik akan dapat melaksanakannya juga, karena mereka mempunyai komitmen terhadap: a. Tempat Kerja Mereka memiliki komitmen terhadap pekerjaan mereka. b. Produk Mereka memiliki komitmen untuk mempertahankan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan. c. Pelatihan Mereka memiliki komitmen untuk melatih bawahan mereka. 22
13 Berikut ini adalah tiga aspek penting dalm penerapan konsep shitsuke ( 仕付 ) 1. Sanksi Sanksi diberikan kepada seluruh anggota perusahaan, jika melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang terdapat di dalam 5 S. 2. PDCA (plan, do, check, action) Langkah pertama dari kaizen( 改善 )adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check, action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen( 改善 )guna mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki atau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan konsep yang terpenting dari proses kaizen ( 改善 )(Imai, 1998 : 4). Rencana (plan) berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan, karena kaizen( 改善 )adalah cara hidup, maka harus selalu ada perbaikan untuk semua bidang, dan perumusan rencana guna mencapai target tersebut. Periksa (check) merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada pada jalur yang sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Tindak (action) berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya (Imai, 1998 : 5). 3. Penghargaan Penghargaan diberikan anggota perusahaan yang paling baik menerapkan 5 S pada kegiatan produksi sehari-hari. 23
14 2.6 Konsep Seisan( 生産 )atau Produksi Seisan( 生産 )atau produksi memiliki arti membuat barang-barang atau produk (manufakturing). Pengertian ini diperluas dengan mencakup pula tahapan sebelum proses manufakturing tersebut (Ogawa, 1984:5). Manufakturing atau industri pengolahan adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa yang bukan tergolong produk primer. Produk primer adalah produk-produk yang tergolong bahan mentah, yang dihasilakan oleh kegiatan eksploitasi sumber daya alam hasil pertanian, kehutanan, kelautan, dan pertambangan, dengan kemungkinan mencakup produk pengolahan awal sampai dengan bentuk dan spesifikasi teknis yang standar dan lazim diperdagangkan sebagai produk primer (termasuk pengolahan pasca panen dan produk-produk pembersihan bijih material industri (ore dressing). Menurut Konsep Produksi Toyota dalam Shibunsha (2007) Jasa industri yang berkaiatan erat dengan industri pengolahan atau manufaktur adalah: 1. Jasa teknik yang mendukung terbangunnya instalasi produksi atau pabrik ataupun dibuatnya alat produksi yang siap menghasilakan jasa yang bisa dijual (alat transportasi), yaitu jasa konsultasi pembangunan proyek industri, jasa desain, dan engineering pabrik (rancang bangun pabrik, kapal, kapal terbang, kereta api atau mobil), dan jasa konstruksi pabrik. 2. Jasa teknik yang menunjang pembuatan alat tau mesin atau peralatan pabrik. 3. Jasa teknik yang menunjang pembuatan bahan konstruksi dasar, misalnya jasa litabang industri, jasa pengujian mutu bahan atau barang, jasa kalibrasi alat ukur. 24
15 4. Jasa teknik yang menunjang kegiatan produksi industri (di masa operasi), seperti jasa inspeksi teknik, jasa pengujian mutu (bahan baku, produk, limbah industri), jasa pemeliharaan pabrik, jasa konsultasi teknik industri, dan sebagainya. Konsep produksi menurut Toyota adalah pengurangan biaya, atau perbaikan produktivitas yang dicapai dengan menghilangkan berbagai pemborosan seperti misalnya sediaan yang terlalu banyak dan tenaga kerja yang terlalu banyak (Yasuhiro, 1995:1). Maksud dasar dari sistem produksi Toyota ialah meningkatkan laba dan mengurangi biaya melalui penghapusan sama sekali pemborosan misalnya sediaan atau tenaga kerja yang terlalu banyak. Untuk mencapai pengurangan biaya, produksi harus dengan cepat dan secara fleksibel menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan pasar tanpa kelebihan waktu yang tidak berguna. Gagasan semacam itu dicapai dengan konsep JIT: menghasilkan barang yang diperlukan, dalam jumlah yang diperlukan, dan pada waktu yang diperlukan. Di Toyota sistem kanban( 看板 ) telah dikembangkan sebagai suatu cara untuk mengirim produksi selama satu bulan dan memanajemeni JIT. Untuk melaksanakan sistem kanban( 看板 ), diperlukan pelancaran produksi dengan meratakan jumlah dan variasi dalam pengambilan suku cadang oleh lini rakit terakhir. 25
16 2.6.1 Produksi Massal Produksi masal adalah nama yang diberikan kepada sebuah metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama. Proses produksi masal itu sendiri ditandai dengan penggunaan mesin (mesinisasi). Contoh flow chart dapat dilihat pada gambar 6.1 seperti di bawah ini. Gambar 6.1 Flow Chart Sumber : Aoto (1999 : 114) 26
17 Produksi terdiri atas bangunan, peralatan (equipment) dan perkakas (tools). Disini tahap perencanaan harus mencakup langkah-langkah kerja dan perbaikan langkah-langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya. Perhatian utama dari kegiatan-kegiatan itu adalah melihat kemajuan yang dibuat dalam mencapai target yang direncanakan. Pengadaan (procurement) dan instalasi peralatan serta perkakas pabrik itu. Jenis produksi ini mungkin hanya berlangsung sekali saja dalam periode setengah dasawarsa bagi perusahaan manufaktur (Ogawa, 1984:2) Proses Produksi Seperti yang sudah dikaji di atas, ada dua jenis proses produksi: Yang pertama yaitu membuat barang atau produk dengan menggunakan mesin serta peralatan.hal ini disebut juga produksi. Yang kedua yaitu membuat sarana produksi atau sistem produksi itu sendiri. Hal ini disebut persiapan berproduksi. Proses persiapan produksi terdiri dari kegiatan-kegiatan seperti perencanaan urutan-urutan proses sebagai berikut: 1. penjadwalan waktu 2. pemilihan peralatan 3. pengerjaan dengan perkakas 4. mobilisasi personalia 5. pembelian material 6. pembagian pekerjaan Tahap persiapan ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan (R&D) (Ogawa, 1984: 3). 27
Bab 1. Pendahuluan. Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perusahaan Jepang merupakan perusahaan asing nomor satu di Indonesia sejak tahun 1967 sampai saat ini. Dengan Jumlah investasi perusahaan Jepang mencapai tiga kali
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Jepang adalah salah satu negara yang sangat berhasil dalam menerapkan manajemen
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Manajemen Kualitas Jepang adalah salah satu negara yang sangat berhasil dalam menerapkan manajemen kualitas yang berorientasi pada kemanusiaan. Pola manajemen kualitas yang
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理,
Bab 3 Analisis Data Pada bab sebelumnya penulis membahas teori tentang 5 S, yaitu (seiri 整理, seiton 整頓, seiso 清掃, seiketsu 清潔, shitsuke 仕付 ), atau bisa juga disebut 5 R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin)
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan semua sumber baik yang di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar Nama : Achmad Dian Nim : 2009110163
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Manajemen Kualitas Jepang adalah salah satu negara yang berhasil dalam menerapkan manajemen kualitas. Salah satu istilah strategi dalam manajemen kualitas yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan
BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal
Lebih terperinciABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciBAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciKARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN
KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciKENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)
KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :
Lebih terperinciANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA
ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinci映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析
映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI DENNY KUSNO NURRAKHMAN, Herniwati 1, Linna Meilia Rasiban 2 Departemen Pendidikan Bahasa
Lebih terperinciSILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II
SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,
Lebih terperinciDikerjakan O L E H SUNITA BR
PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR
Lebih terperinciPERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK
PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciJEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI
PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data
Bab 3 Analisis Data PT. Nippon Ceramics Indonesia terletak di Cikarang, produk yang dihasilkan adalah berupa filter untuk menyaring emisi gas pembuangan kendaraaan bermotor ( 車両 ). Pada pertengahan 2007
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut penelitian dari Setiadi (2012: 9) menyatakan bahwa budaya merupakan perkembangan dari kata majemuk budi dan daya yang membedakan makna antara budaya dan kebudayaan.
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.
Lebih terperincimembahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.
1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istirahat bersama keluarga. Menurut seorang komentator sosial terkemuka Yamato
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dengan akal dan pikirannya berusaha untuk mencari jalan agar dapat memenuhi kebutuhan kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya melalui bekerja.
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)
LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi
Lebih terperinciPENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.
PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.
(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd
ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat
Lebih terperinciPENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015
PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III
SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBJ システムについて Mengenai BJ System
BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます
Lebih terperinciENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA
ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang digunakan dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI
PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA
Lebih terperinciUntuk Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Peserta Praktik Kerja Orang Asing yang Bekerja di Bidang Industri Pertanian
Untuk Peserta Praktik Kerja Untuk Menjamin Keselamatan dan Kesehatan Peserta Praktik Kerja Orang Asing yang Bekerja di Bidang Industri Pertanian Marilah semua pihak yang berkepentingan bekerja-sama berusaha
Lebih terperinciPERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI
PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI OLEH: SATRIO PRIBADI NIM 105110209111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Manajemen Kualitas Filsafat kaizen menganggap bahwa cara hidup kita seperti kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya terfokus pada upaya
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. sebesar 40 miliar dolar AS, dan hubungan perdagangan kedua negara masih memberikan
Bab 5 Ringkasan Menurut Indonesia Naik Peringkat Sebagai Tujuan Investasi Jepang dalam LKBN ANTARA (2007), sejak 1967 hingga 2007 total jumlah investasi Jepang mencapai sebesar 40 miliar dolar AS, dan
Lebih terperinciPengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017
Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017 Apa itu 5R? 5R merupakan kegiatan menata tempat kerja sehingga diperoleh lingkungan kerja yang nyaman dan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI. Skripsi Sarjana yang berjudul : Telah diuji dan diterima baik pada : hari selasa tanggal 23 Agustus 2016
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI Skripsi Sarjana yang berjudul : A N A L I S I S K O N S E P E M O S I P A D A T O K O H H A K I M D E C I M D A L A M F I L M ANIMASI DEATH PARADE Telah diuji dan diterima
Lebih terperinciKEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI
KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciBab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?
Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciPengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik
Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik Cicik Hariati Rusni Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa
Lebih terperinciKESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI
KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI OLEH DWI YULI HERAWATI NIM 115110600111002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS
Lebih terperinciMETODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)
METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia) A. Pengantar Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sifatnya produktif, menghasilkan, memberi, atau menyampaikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna
Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん
Lebih terperinciGAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM
GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM 115110201111004 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari
Lebih terperinciMAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI
SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori yang berkaitan dengan analisis data. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori semantik. 2.1 Konsep
Lebih terperinciビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析
ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat
Lebih terperinciMAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI
SKRIPSI MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI PUTU TRISNA WINDASARI 1101705037 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh
Lebih terperinciHasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018
Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh
Lebih terperinci難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)
別記第七十四号の二様式 ( 第五十五条関係 ) Formulir lampiran nomor 74-2 (Berhubungan dengan Pasal 55) インドネシア語 日本国政府法務省 Kementerian Kehakiman Jepang 難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan
Lebih terperinciBab 2. Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo
Lebih terperinciANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE
ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE OLEH NINA JULIANA HELMI 0701705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 2011
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM
PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciKESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM
KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM 105110200111036 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG
PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada
Bab 5 Ringkasan Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan dalam kasus menikmati karya tulis, suatu karya tulis bahasa asing
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii
ABSTRAK Penelitian ini berjudul Kontrastivitas Kata Majemuk Bahasa Jepang dan Bahasa Bali. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan antarunsur dan makna kata majemuk bahasa Jepang dan bahasa Bali serta
Lebih terperinciDIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA
DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA 0911120097 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciUPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN
UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN 0911120059 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori. 2.1 Konsep Kaizen Kaizen ( 改善 ) secara harafiah dalam arti bahasa Jepang adalah sebagai berikut 改 kai artinya perubahan 善 zen artinya kebaikan Dalam bahasa China gai shan 改善 artinya
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA
ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI Oleh : RIA MA RIFATUN NISA 105110201111023 PROGAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
Lebih terperinciABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,
ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkenalan Kaizen Dalam bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan berkesinambungan (Imai, 1999). Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik manajer
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap
Lebih terperinciPENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI
PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI
i ANALISIS PENGGUNAAN WAKAMONO KOTOBA OLEH ANAK MUDA JEPANG DALAM MEDIA SOSIAL TWITTER SKRIPSI Nurida Ekarini 2012110088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016
Lebih terperinciBAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat
BAB III ANALISIS NEET DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG 3.1. Menarik Diri dari Masyarakat (Tsunagari wo Ushinau) NEET jenis ini memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Kemampuan sosialisasi yang rendah
Lebih terperinciKISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活
KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi
Lebih terperinci