ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR UNTUK MENGOPTIMALKAN PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI DESA RAMAN AJI

Transkripsi

1 ANALISA BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR UNTUK MENGOPTIMALKAN PROFITABILITAS USAHA TERNAK AYAM PETELUR DI DESA RAMAN AJI SURYADI Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116, Iringmulya Kota Metro Telp: ABSTRAK Tujuan penelitian, untuk mengetahui tingkat optimaisasi laba, dengan pendekatan break even point, harga telur pada usaha ternak ayam petelur di Desa Raman Aji sering sekali mengalami perubahan harga dari produsen maupun harga dari pasar, namun produsen harus dapat menetapkan harga yang nantinya akan menjadi pendapatan yang nantinya dapat menutup biaya-biaya yang sudah dikeluarkan, sehingga pengusaha ternak ayam petelur tidak mengalami kerugian. Analisis break even point sebagai alat untuk menganalisa hubungan antara harga jual, biaya tingkat penjualan dan keuntungan dalam perusahaan. Metode penelitian ini menggunakan : Break Even Point dan Margin of Safety.Hasil penelitian, bahwa BEP (unit) dan BEP (rupiah) milik usaha Edy Thamrin berada pada Laba yang Optimal dimana realisasi volume penjualan dan pendapatannya di atas batas BEP (Unit) dan BEP (rupiah). Kata Kunci : Biaya, Break Even Point dan Margin of Safety ABSTRACT The purpose of research, to determine the level to the optimization of profit, with the approach of break even point, Egg chicken price in Raman Aji village often experience price change from producer and price from market, but producer must be able to set price which will become income that will be able to cover expense that have been expended, there for laying chicken doesn t make any loss. Break even point analysis as a tool to analyze the relationship between selling price, cost of sale level and profit in company. Methods This research uses: Break Even Point and Margin of Safety. The results of this research are BEP (Unit) and BEP (Rupiah) owned by EdyThamrin businesses are in Optimal Profit where the realization of the volume of sales and earnings is above the BEP (Unit) and BEP (rupiah). Keyword : Cost, Break Even Point and Margin of Safety 1. PENDAHULUAN

2 Setiap perusahaan dalam bentuk apapun tentu mempunyai target untuk memperoleh laba atau keuntungan, sehingga di dalam usaha untuk mencapai target laba perlu memperhitungkan semua faktor yang terkait yaitu harga jual, biaya dan volume penjualan. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan memegang peranan yang penting dalam mengambil keputusan.dalam merencanakan kegiatan usaha, akan dihadapkan pada situasi dimana keputusan harus diambil dengan cepat dan tepat. Semua bentuk pengambilan keputusan akan berpengaruh pada aktifitas operasi perusahaan dan bisa berdampak baik atau pun buruk bagi perusahaan. Salah satu keputusan yang harus diambil oleh pengelola keuangan adalah menentukan harga jual. Bagi perusahaan, harga jual harus bisa menutup semua biaya yang dikeluarkan dan target keuntungan. Apabila perusahaan tidak dapat mencapai target laba, apalagi menutup biaya yang dikeluarkan maka perusahaan mengalami kondisi rugi, agar hal tersebut tidak terjadi, maka perusahaan dengan bijak dan penuh dengan perhitungan dalam menetapkan harga jual produknya. Dalam membuat rencana harga jual, perusahaan mendasarkan pada target penjualan yang telah direncanakan, biaya-biaya serta target laba pada periode yang bersangkutan.harga Telur pada usaha ternak ayam petelur di Desa Raman Aji sering sekali mengalami perubahan harga dari produsen maupun harga dari pasar, namun produsen harus dapat menetapkan harga yang nantinya akan menjadi pendapatan yang nantinya dapat menutup biaya-biaya yang sudah dikeluarkan, sehingga pengusaha ternak ayam pertelur tidak mengalami kerugian. Analisis break even point adalah salah satu alat untuk menganalisa hubungan antara harga jual, biaya tingkat penjualan dan keuntungan dalam perusahaan. Analisa break even point digunakan perusahaan dalam menetapkan perencanaan kegiatan untuk merencanakan laba yang diharapkan. jadi sangat penting bagi seorang manajer untuk mengetahui break even point perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengetahui break even point (titik impas), manajer perusahaan dapat menetapkan keputusan yang tepat terhadap harga untuk mencapai tingkat profitabilitas/laba yang optimal bagi perusahaan. Sartono, (2001) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa profitabilitas

3 perusahaan merupakan salah satu indikator yang tercakup dalam informasi mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Kinerja keuangan tersebut dapat dilihat melalui analisis laporan keuangan.manajer dapat mengetahui pada tingkat harga berapa, laba yang diharapkan dapat dicapai, sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Selain itu manajer juga dapat mengetahui bagaimana perubahan harga jual terhadap keuntungan yang diperoleh sehingga manajer dapat menerapkan strategi harga dengan baik dalam bisnisnya. 2. LANDASAN TEORI Menurut Buchari Alma (2013: 169) mengemukakan bahwa, biaya ialah setiap pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang, yang bersifat ekonomis rasional.jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh mengandung unsur pemborosan, sebab segala pemborosan termasuk unsur kerugian, tidak dibebankan ke harga pokok. Menurut Mahmud Machfoedz (2007) mengemukakan bahwa,harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga berpengaruh terhadap posisi kompetisi perusahaan dan pangsa pasarnya. Oleh karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Harga selain merupakan jalan masuknya uang ke perusahaan, juga berhubungan dengan kualitas suatu produk. Harga secara luas ialah jumlah nilai yang ditukar oleh konsumen untuk memperoleh manfaat pemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Menurut Sofyan Syafri Harahab (2010) mengemukakan bahwa,analisis Break Even sering digunakan dalam perencanaan keuangan. Namun tidak berarti rumus itu tidak dapat digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui : a. Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba b. Struktur biaya tetap dan variable c. Kemampuan perusahaan memberikan marjin untuk menutupi biaya tetap Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

4 Menurut Bastian Bustami (2007) mengemukakan bahwa, batas keamanan (Margin of Safety) merupakan hasil penjualan pada tingkat titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan atau penjualan pada tingkat tertentu, maka akandidapat informasi tentang seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak menderita kerugian.hubungan atau selisih antara penjualan dianggarkan atau tingkat penjumlahan tertentu dengan penjualan titik impas disebut dengan batas keamanan bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.prawirosentono (2010) menyatakan bahwa Break Even Point (BEP)dilihat dari aspek pemasaran merupakan volume penjualan dimana totalpenghasilan (total revenue) sama dengan total biaya, sehingga perusahaan dalamposisi tidak untung maupun tidak rugi. Sedangkan dilihat dari segi penjualanbreak Even Point adalah titik yang menunjukkan tingkat penjualan barang ataujasa yang dijual tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. MenurutYamin Zulian (2013) BEP adalah salah satu titik dimana total biaya atau totalcost sama dengan total penghasilan atau total revenue. menurut Horngren et.al. (2013) menyatakan bahwa BEP adalah penjualan outputyang akan menyamakan pendapatan total dengan biaya total yaitu jumlahpenjualan output yang akan menghasilkan laba operasi, sehingga suatu usahatidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Hasil riset yang dikemukakan oleh, Ponomban (2013), bahwa adanya perbedaan pencapaian titik impas dalam Rupiah dan dalam kuantitas di setiap tahunnya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap tahun. Sedangkan hasil riset yang dikemukakan oleh, Sabrin (2015), bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian break even point pada suatu unit usaha atau perusahaan adalah faktor internal terutama pada pemasaran dan keuangan, sedangkan faktor eksternal seperti persaingan/kompetitor 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data Sekunder yaitu berupa data laporan keuangan, dan data penjualan pada usaha peternakan ayam petelur (Edy Thamrin Raman Aji), periode Januari sampai dengan Desember Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan mengunakan Break Even Point dan Margin of Safety dengan formula:

5 Rumus untuk menghitung break even point : a. Dengan Rumus Matematik 1. Analisa titik impas dalam unit BEP = 2. Analisa titik impas dalam rupiah BEP = a. Menggunakan Margin of Safety Untuk menghitung margin of safety unsur-unsur yang digunakan adalah : 1. Total Penjualan 2. Penjualan pada Break Even Rumus untuk menghitung margin of safety : total penjualan penjualan pada BreakEven Margin of Safety = total penjualan b. Menggunakan Perhitungan Laba Untuk mengitung laba unsur-unsur yang digunakan adalah : 1. Pendapatan Penjualan 2. Total Biaya Rumus untuk menghitung laba : Laba = Pendapatan Total Biaya total X 100 % Break Even Point danmargin Of Safety 4. Hasil Penelitian a. Hasil Penelitian Usaha Ternak Ayam Petelur Milik Edy Thamrin 1. Analisis Bulan Januari

6 = 9, kg 2. Analisis Bulan Febuari = Rp. 167,191, = 10, kg 3. Analisis Bulan Maret = Rp. 182,872, = 6, kg 4. Analisis Bulan April = Rp. 124,876, = 8, kg = Rp. 152,981,413.39

7 5. Analisis Bulan Mei = 9, kg 6. Analisis Bulan Juni = Rp. 163,158, = 10, kg 7. Analisis Bulan Juli = Rp. 184,411, = 10, kg 8. Analisis Bulan Agustus = Rp. 187,371, = 10, kg = Rp. 197,189,028.26

8 9. Analisis Bulan September = 10, kg 10. Analisis Bulan oktober = Rp. 197,758, = 8, kg 11. Analisis Bulan November = Rp. 158,250, = 8, kg 12. Analisis Bulan Desember = Rp. 159,607, = 6, kg = Rp. 124,666,212.57

9 Penjualan pada tahun 2016 yang dihasilkan oleh pengusaha ternak ayam milik Edy Thamrin berada di atas break even point b. Berdasarkan hasil perhitungan Margin Of Safety dapat dilihat bahwausaha ternak ayam petelur milik Edy Thamrin memiliki : Margin Of Safety milik Edy Thamrin pada Tahun 2016 : Margin of Safety=Total Penjualan Penjualan pada BreakEven x 100% Total Penjualan =3,094,808,151 2,000,333,770 x 100% 3,094,808, Pembahasan = 35,36% a. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Break Even Point (BEP) dapat dilihat bahwa usaha ternak ayam petelur milik Edy Thamrin memiliki : 1. BEP unit pada bulan Januari sebesar 9,634 kg, bulan Febuari sebesar 10,358 kg, bulan Maret sebesar 6,900 kg, bulan April sebesar 8,460 kg, bulan Mei 9, kg, bulan Juni sebesar 10,360 kg, bulan Juli sebesar 10,155 kg, bulan Agustus sebesar 10,485 kg, bulan September sebesar 10,936 kg, bulan Oktober sebesar 8,899 kg, bulan November sebesar 8,942 kg, bulan Desember sebesar 6,733 kg. 2. BEP rupiah pada bulan Januari sebesar Rp. 167,191,449.41, bulan Febuari sebesar Rp. 182,872,223.40, bulan Maret sebesar Rp. 124,876,297.69, bulan April sebesar Rp. 152,981,413.39, bulan Mei sebesar Rp. 163,158,358.21, bulan Juni sebesar Rp. 184,411, bulan Juli sebesar Rp. 187,371,214.61, bulan Agustus sebesar Rp. 197,189,028.26, bulan September sebesar Rp. 197,758,343.26, bulan Oktober sebesar Rp. 158,250,928.35, bulan November sebesar Rp. 159,607,252.72, bulan Desember sebesar Rp. 124,666, Margin of Safety bagi ternak ayam petelur milik Edy Thamrin agar mendapatkan keuntungan dasar sebesar 35,36%.

10 6. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada usaha ternak ayam petelur di Desa Raman Aji tahun 2017 maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Nilai Break Even Point per bulan selama tahun Pada bulan Maret, Oktober, November, Desember usaha Edy Thamrin mengalami keuntungan yang besar dimana pendapatan yang diperoleh mencapai di atas rata-rata BEP. Namun pada bulan Januari, Febuari, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September mengalami keuntungan yang kecil dimana sangat dekat dengan batas BEP. 2. Nilai Margin of Safety dari penjualan telur agar mendapatkan keuntungan dasar. Pada usaha ternak milik Edy Thamrin Margin of Safety (MOS) pada tahun 2016 sebesar 35,36%. 3. Berdasarkan hasil analisis BEP (unit) dan BEP (rupiah) berada di atas BEP hingga mencapai 162% pada bulan Desember. DAFTAR REFERENSI Alma, Buchari Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung :Alfabeta. Agus, Sartono Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:BPFE. Bustami, Bastian.,dan Nurlela Akuntansi Biaya. Yogyakarta :Graha Ilmu. Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Horngren Sistem Pengedalian Manajemen.Jakarta Machfoedz, Mahmud Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : Andi Offset. Ponomban, Christine P. 2013, Analisis Break Event Point sebagai Alat Perencana Laba, Jurnal EMBA Vol.1 No. 4 Hal Prawirosentono Manajemen Operasi. Edisi Ke 5

11 Sabrin, 2015, Break Event Point pada Produksi Es Balok, Jurnal Ekonomi Pembangunan FE-Unhalu Volume XVI Tahun hal Zulian, Yamin Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Pertama.Yogyakarta.