ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR. Sarah Listiarakhma Tjaja

Transkripsi

1 ANALISIS BIAYA VOLUME LABA DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMIE AYAM GAJAH MUNGKUR Sarah Listiarakhma Tjaja

2 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan didirikanuntuk suatu tujuan tertentu. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah ingin meningkatkan usaha dan memperoleh laba yang optimal. Dengan laba tersebut, modal perusahaan menjadi bertambah besar dan dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya. Untuk mencapai laba yang diinginkan, manajemen harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laba. Adapun faktor tersebut meliputi: volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai laba yang dikehendaki dan harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya.

3 Oleh karena itu, dalam perencanaan laba jangka pendek hubungan antara biaya, volume, dan laba memegang peranan yang sangat penting. Analisis Biaya Volume Laba mampu memberikan informasi mengenai tingkat penjualan serta hubungannya terhadap faktor-faktor lainnya dalam memperoleh laba menurut tingkat penjualan dan harga jual. Analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan laba yang diinginkan untuk menghindari kerugian di masa yang akan datang. untuk mencapai laba yang diinginkan, perusahan dapat menentukan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin, menentukan harga jual dan meningkatkan volume penjualan.

4 Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah 1. Berapakah tingkat harga dan tingkat penjualan perusahaan pada saat titik impas? 2. Berapa jumlah unit dijual agar dapat mencapai target perencaan laba? 3. Berapa tingkat BEP bila terjadi kenaikan harga variable? Batasan Masalah Penulis membatasi permasalahan yang dibahas dengan menggunakan metode titik impas (BEP), margin of safety (MOS), Degree of Operating Leverage (DOL), dan menggunakan data bulan Maret 2013.

5 Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui tingkat harga dan tingkat penjualan pada saat titik impas. 2. Untuk mengetahui berapa minimal jumlah unit terjual agar tercapai laba yang ditergetkan perusahaan 3. Untuk mengetahui berapa tingkat BEP bila terjadi kenaikan harga variabel Manfaat Penelitian: Manfaat dari penelitian ini bagi mahasiswa adalah untuk mempelajari tentang hubungan biaya dengan volume penjualan dan laba. Dan terlebih untuk memberikan saran kepada perusahaan dalam mengambil keputusan penetapan harga jual.

6 METODE PENELITIAN OBJEK PENELITIAN Nama : Bakmi Ayam Gajah Mungkur Alamat : JL. Jagakarsa Raya No.3 Jakarta Selatan METODE PENGUMPULAN DATA Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan melakukan studi lapangan dengan dengan mewawancaraidan mendapatkan data langsung dari pengelola Bakmi Gajah Mungkur DATA PENELITIAN Laporan Keuangan Bakmi Ayam Gajah Mungkur pada bulan Maret 2013

7 Alat Analisis yang Digunakan Break Even Point (BEP) BEP atau titik impas adalah keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau tidak mengalami kerugian Margin of Safety (MOS) MOS adalah selisih antara jumlah yang ditargetkan dengan jumlah penjulan pada titik impas Degree of Operating Leverage (DOL) DOL adalah hubungan antara margin kontribusi dengan laba bersih dan memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih

8 Pembahasan Berikut semua unsur data dan informasi biaya pada Bakmi Ayam Gajah Mungkur. Kapasitas produksi pada bulan Maret 2013 sebanyak 1650 porsi denga rata-rata produksi 55 porsi perhari.

9 Daftar Biaya Tetap Daftar Biaya Variable

10 Analisis Biaya Volume Laba Data Penjualan dan Biaya Laba / Rugi

11 Break Even Point Berikut adalah hasil perhitungan titik impas sebelum dan sesudah terjadinya kenaikan harga pada biaya variable Dalam tabel tersebut dijelaskan bahwa impas dalam produk terjuan dan impas dalam rupiah sebelum terjadinya kenaikan biaya variable adalah sebesar 20,49 porsi (20 porsi) atau sebesar Rp ,00. Sedangkan impas dalam produk penjualan dan dalam rupiah ketika biaya variable naik adalah 41,472 porsi (41 porsi) atau setara dengan Rp ,00.

12 Laporan Laba/Rugi Kontibusi Dari perhitungan disamping dikatakan bahwa laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp ,00 atau 17,74% Sedangkan laba yang dihasilkan jika biaya variabel naik sebesar 20% mengalami penurunan menjadi Rp ,00 atau sekitar 3,36%

13 Margin of Safety Dari tabel diatas dapat dilihat hasil perhitungan Margin of Safety (MOS). Hasilnya menunjukan pada saat harga normal apabila perusahaan dalam keadaan impas hanya boleh menurunkan volume penjualan sebesar Rp ,00 atau sebanyak 63% dari total penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Sedangkan ketika harga variable mengalami kenaikan sebesar 20% dalam keadaan impas hanya boleh menurunkan Rp ,00 atau setara dengan 24,60% dari total penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.

14 Degree of Operating Leverage Dari hasil disamping dinyatakan bahwa Degree of Operating Leverage atau ukuran dampak pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan sebesar Rp ,00 di bulan Maret 2013 adalah sebesar 1,5 kali. Sedangkan DOL ketika biaya variable mengalami kenaikan harga adalah sebesar 4,07 kali

15 Perencanaan Target Laba Dalam target laba, apabila perusahaan menargetkan memperoleh laba sebesar 40% atau setara dengan Rp ,00 perbulannya maka Bakmi Ayam Gajah Mungkur harus menjual sebanyak 2956 porsi/bulan atau 98 porsi/hari apabila dalam keadaan harga normal. Jika terdapat kenaikan harga pada biaya variable sebesar 20% maka, Bakmi Ayam Gajah Mungkur harus menjual 6055 porsi/bulan atau 202 porsi/hari

16 Grafik BEP

17 Grafik BEP

18 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasarkan Break Event Point, dapat diketahui bahwa penjualan Bakmi Ayam Gajah Mungkur berada pada titik impas pada penjualan sekitar 20,249 porsi (20 porsi) atau sebesar Rp ,00 2. Melalui analisis biaya volume laba manajemen perusahaan menargetkan laba sebesar Rp ,00/bulannya. Maka dengan harga jual sebesar Rp ,00/porsi, perusahaan harus menjual paling sedikit 2956 porsi bakmi ayam perbulannya atau sebanyak 98 porsi untuk perharinya. 3. Dasumsikan adanya kenaikan biaya variable sebesar 20% maka hasil yang didaptkan adalah penjualan Bakmi Ayam Gajah Mungkur berada pada titik impas pada penjualan sebanyak 41,472 porsi (41 porsi) atau sebesar Rp ,00. Sedangkan untuk target laba yang ingin dicapai sebesar Rp ,00 perharinya, maka perusahaan harus menjual paling sedikit 6055 porsi perbulannya atau sebanyak 202 untuk perharinya.