ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA HOTEL METRO BANJARMASIN. Hendro Ravelly T. (Universitas Lambung Mangkurat)

Transkripsi

1 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN LABA PADA HOTEL METRO BANJARMASIN ABSTRAK Hendro Ravelly T. (Universitas Lambung Mangkurat) Latar belakang penelitian dalam tugas akhir ini adalah didasari pada pentingnya suatu manajemen perusahaan mengetahui dan menerapkan analisis Break Even Point. Analisis Break Even Point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya-keuntunganvolume kegiatan. Dari hasil analisis ini dapat diketahui beberapa titik penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian serta dapat memberikan informasi mengenai tingkat volume kegiatan dalam kaitannya dengan kemungkinan memperoleh laba sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Break Even Point yang terjadi dan mengetahui langkah-langkah apa yang perlu dilakukan oleh Hotel Metro Banjarmasin dalam usaha meningkatkan laba yang diinginkan atau direncanakan. Penelitian ini dilakukan pada lokasi perusahaan yang terletak di JL. Mayjend. Sutoyo. S. No. 26, Antasan Besar, Banjarmasin. Penelitian ini mengambil sampel dengan menganalisis data lainnya yang berhubungan selama tahun 2016 pada Hotel Metro Banjarmasin. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Dari penelitian ini diperoleh hasil, yaitu tingkat break even yang terjadi pada Hotel Metro Banjarmasin adalah pada Fan Double sebanyak 461, kamar, Special Room sebanyak 1.414,21252 kamar, Deluxe Room sebanyak 1.008,37735 kamar atau jika dinyatakan dalam rupiah penjualan Fan Double sebesar Rp ,1, Special Room sebesar Rp , dan Deluxe Room sebesar Rp Kata kunci : Analisis Break Even Point, Perencanaan Laba ABSTRACT The research background of this report based on importance of campany management in knowing and applying break even point analysis. Break even point analysis is an analysis technique which learning the relationship between cost-profits-activies volume. From the result of this research we can determine the minimum sale to avoid the loss and gives the information about the leverage of volume in relation to the possibility to get estimated / budgeted profit. This research is purpose ton find out the level of break even point and knowing necessary the step must be done by Hotel Metro Banjarmasin in improving expected (planned) benefits. The research was made in the location of the company at Mayjend. Sutoyo. S street. No. 26, Antasan Besar, Banjarmasin.

2 The sampel of this research were also taken from other document that related with the object during the years of 2016 at the company above. The collection of document were made by using documentation methods. From the result we discover the calculation, it is the level of break even in Hotel Metro Banjarmasin. They are 461, rooms of Fan Double, 1.414,21252 rooms of Special Room, 1.088,37735 rooms of Deluxe Room or if the saving is stated in rupiahs are Rp ,1 to Fan Double, Rp to Special Room, Rp to Deluxe Room. Key word : Break Even Point, Planning of Profit PENDAHULUAN. Manajemen membutuhkan informasi dalam menyusun perencanaan penjualan, seperti pada tingkat penjualan berapa perusahaan agar mencapai titik impas, atau pada tingkat penjualan berapa perusahaan akan menderita kerugian. Dalam hal ini, salah satu alat bantu yang digunakan manajemen adalah analisis Break even point (BEP), yang merupakan bagian dari analisis biayavolume-laba. Analisis BEP adalah suatu analisis yang memberikan informasi tentang berapa tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian dan tidak memperoleh laba. Dari analisis ini manajemen juga akan mengetahui berapa produk yang harus di jual untuk mencapai laba yang ditargetkan. Suatu perusahaan dapat dikatakan Break Even apabila titik atau jumlah produksi yang dihasilkan tidak menimbulkan kerugian tetapi juga tidak memperoleh keuntungan. Dengan diketahui break even tersebut, tingkat volume penjualan dapat direncanakan agar dapat mendatangkan keuntuntungan bagi perusahaan juga dapat mengusahakan jumlah penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Hotel Metro Banjarmasin adalah suatu organisasi atau badan usaha yang bergerak dalam bidang pariwisata, khususnya dalam penjualan jasa sewa kamar,makanan,dan minuman serta jasa-jasa lainnya yang berlokasi sangat strategis yakni, ditengah kota Banjarmasin sehingga dapat mendukung perkembangan Hotel Metro Banjarmasin menjadi lebih baik.setiap perusahaan perlu melakukan perencanaan untuk perusahaannya masing-masing tidak terkecuali pada badan usaha di bidang jasa seperti Hotel Metro Banjarmasin. Melihat peluang besar yang untuk mengembangkan usaha jasa sewa kamar di lokasi ini maka perlu pengelolaan yang baik pula pada perencanaan keuangan Hotel Metro Banjarmasin. Sehingga diperlukan strategi dalam meningkatkan penjualannya. Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diketahui bahwa analisis Break even point sangat penting bagi seorang manajer yang memimpin perusahaan. Dengan mengetahui Break event point(titik impas) manajer perusahaan juga dapat menargetkan atau merencanakan jumlah penjualan produk agar meningkatkan laba pada Hotel Metro Banjarmasin. Mengingat pentingnya Break even point sebagai salah satu alat bantu dalam perencanaan penjualan, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul : Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Perencanaan Laba Pada Hotel Metro Banjarmasin.

3 HASIL PENELITIAN Perhitungan Break Even Point Untuk melakukan perhitungan break even point, terlebih dahulu biaya yang ada pada Hotel Metro Banjrmasin harus dipisahkan dalam biaya variabel dan biaya tetap. Untuk mengetahui besarnya laba yang diperoleh Hotel Metro Banjarmasin selama tahun 2016, dapat dilihat pada laporan laba rugi berikut ini : Penjualan kamar : Fan Double, 580 x Rp = Rp Special Room, x Rp = Rp Deluxe Room, x Rp = Rp Jumlah penjualan Rp Hotel Metro Banjarmasin Laporan Laba Rugi (untuk 3 jenis kamar) Per 31 desember 2016 Pendapatan : Penjualan (3 jenis kamar) Rp Biaya : Biaya Listrik Rp Biaya Telepon Rp Biaya Air Rp Biaya Gaji Rp Biaya Pemeliharaan Rp Biaya Peralatan Tulis Rp Biaya Internet Rp Total biaya (Rp ) Laba bersih Rp

4 Dari perhitungan diatas dapat dihitung biaya variabel masing-masing jenis produk dengan membagi jumlah total biaya variabel dengan jumlah total (perkamar) adalah sebagai berikut : Catatan : Karena produk yang dihitung (dianalisis) ada 3 jenis, maka sebelum menghitung biaya variabel perbuah masing-masing jenis produk untuk mengetahuinya dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah total biaya variabel dengan masing-masing persentase produksi produk yang dihasilkan. Sebelum menghitung biaya variabel dan biaya tetap terlebih dahulu kita mengetahui persentase per-kamar adalah sebagai berikut : 1. Fan Double : Rp Rp = 8% Rumus : X 100% 2. Special Room : Rp X 100% Rp = 42,9 % 3. Deluxe Room : Rp X 100% Rp = 49,1 % Variabel : Tetap : Penjualan Per-unit kamar Total penjualan unit kamar x 100% Jumlah total biaya variabel x jumlah penjualan kamar (Fan Double) Rp x 8% = Rp Jumlah total biaya variabel x jumlah penjualan kamar ( Special Room) Rp x 42,9% = Rp Jumlah total biaya variabel x jumlah penjualan kamar ( Deluxe Room) Rp x 49,1% = Rp Jumlah total biaya tetap x jumlah penjualan kamar (Fan Double) Rp x 8% = Rp

5 Jumlah total biaya tetap x jumlah penjualan kamar (Special Room) Rp x 42,9% = Rp Jumlah total biaya tetap x jumlah penjualan kamar (Deluxe Room) Rp x 49,1% = Rp Perhitungan biaya Variabel perkamar : Rumus : Jumlah total biaya variabel Jumlah penjualan kamar 1. Untuk Fan Double : Rp = Rp Untuk Special Room : Rp = Rp Untuk Deluxe Room : Rp = Rp Informasi di atas dapat ditenukan informasi tingkat Break Even Point dalam unit: Rumus Break Even Point dalam unit (kamar) dalam 1 tahun : Keterangan : FC P VC BEP :Break Even Point FC : Fixed cost (biaya tetap) VC : Variabel cost (biaya variabel) P : Price per unit (harga perunit) Untuk Fan Double : Rp Rp Rp Rp Rp = 461,211253kamar

6 Untuk Special Room : Rp Rp Rp Rp Rp = 1.414,21252 kamar Untuk Deluxe Room : Rp Rp Rp Rp Rp = 1.088,37735 kamar Penjualan kamar per-bulan : Fan Double : 461, bulan = 38, kamar / bulan Dibulatkan : 38 kamar / bulan Special Room 1.414, Bulan = 117, kamar / bulan Dibulatkan : 118 kamar / bulan Deluxe Room 1.088, Bulan = 90, kamar / bulan Dibulatkan : 91 kamar / bulan Penjualan kamar per-harinya : Fan Double : 461, hari

7 = 1, kamar / hari Dibulatkan : 2 kamar / hari Special Room : 1.414, hari = 3, kamar / hari Dibulatkan : 4 kamar / hari Deluxe Room : 1.088, hari = 2, kamar / hari Dibulatkan : 3 kamar / hari

8 Break Even Point dalam rupiah : Rumus Break Even Point dalam rupiah selama 1 tahun : Keterangan : FC 1- VC S BEP :Break Even Point FC : Fixed cost (biaya tetap) VC : Variabel cost (biaya variabel) S : Sales Volume (penjualan) 1 : Konstanta. Untuk Fan Double : Rp Rp Rp Rp Rp. 0,663 = Rp ,1 Untuk Special Room: Rp Rp Rp Rp Rp. 0,663 = Rp Untuk Deluxe Room : Rp Rp Rp Rp Rp. 0,664 = Rp Sehingga titik Break Even Point / impas yang menggambarkan suatu keadaan dimana Hotel Metro Banjarmasin di dalam operasinya tidak menderita rugi dan mendapatkan laba pada tingkat penjualan kamar Fan Double sebanyak 461, kamar, kamar Special Room sebanyak 1.414,21252 kamar, dan kamar Deluxe Room sebanyak 1.088,37735 kamar atau dinyatakan dalam rupiah penjualan kamar Fan Double sebesar Rp ,1 untuk kamar Special Room Rp dan untuk kamar Deluxe Room Rp Tabel 4.3

9 Data Penjualan pada Tingkat Break Even Point dan Data Penjualan yang Terjadi Selama Tahun 2016 No Jenis Kamar Penjualan pada Tingkat BEP Penjualan pada Tahun 2016 Kamar Rp Kamar Rp 1 Fan Double 461, , Special Room 1.414, Deluxe Room 1.088, Jumlah 2.963, Berdasarkan tabel 4.3, terlihat bahwa Hotel Metro Banjarmasin melakukan penjualan diatas tingkat Break Even Point. KESIMPULAN 1. Dari hasil analisis yang dilakukan, titik Break Even yang terjadi pada Hotel Metro Banjarmasin adalah jika pada tingkat penjualan kamar fan double sebanyak 461, kamar, kamar special room sebanyak 1.414,21252 kamar, kamar deluxe room sebanyak 1.088,37735 kamar atau jika dinyatakan dalam rupiah penjualan untuk fan double sebesar Rp ,1,special room sebesar Rp , deluxe room sebesar Rp Untuk memperoleh laba maka Hotel Metro Banjarmasin harus melakukan penjualan diatas titi Break Even Point yaitu lebih dari 2.963,80112 kamar atau lebih dari Rp ,1. 3. Selama tahun 2016 tahun yang diambil sampel untuk penelitian Hotel Metro Banjarmasin melakukan penjualan kamar diatas titik impas.

10 DAFTAR PUSTAKA Charles T. Horgen, Srikat M. Datar, dan George Foster Akuntansi Biaya,Penekanan Marjinal. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Danang sunyoto Study Kelayakan Bisnis. CAPS. Yogyakarta. Danang sunyoto Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. Cetakan pertama. CAPS. Yogyakarta. Ghozali dan Chairiri Teori Akuntansi. Semarang. Badan Penerbit Undip. H.M.Yacob Ibrahim.2010 Study kelayakan Bisnis.Rineka Cipta. Hanfi, Mahmud M., dan Abdul Halim Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. UPP STIM YKPN. Harahap, Sofyan Syafri Analisa kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta. PT.Raja Grafindo Pradana. Haser dan Women Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta Selatan. Jumingan Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Sinar Grafika Offset. Soemarso S. R. 2010, Akuntansi Suatu Pengantar.Buku 2(Edisi 5), Salemba Empat. Jakarta Subamanyam, K, R, dan John J. Wild Analisis laporan Keuangan. Jakarta.Salemba Empat. V. Wiratna Sujarweni Akuntansi Biaya. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.