Disusun oleh : Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK Wiwin Anitasari NIM. B10.059

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh : Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK Wiwin Anitasari NIM. B10.059"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TINDAKAN MERAWAT PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 Disusun oleh : Rahajeng Putriningrum, SST, M.Kes NIK Wiwin Anitasari NIM. B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan Payudara Dengan Tindakan Merawat Payudara Di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun Penelitian ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas tri dharma perguruan tinggi sebagai salah satunya tri dharma penelitian STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, penelitian ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIkes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Sunarsi, Amd. Keb, Pimpinan BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah 4. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh responden yang telah bersedia untuk diambil datanya guna penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. ii

6 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juli 2013 Penulis iii

7 Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Penelitian, Juli 2013 Rahajeng Putriningrum NIK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TINDAKAN MERAWAT PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 xiii + 47 halaman +13 lampiran + 4 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Perawatan payudara masa hamil jika dilakukan dengan benar dan teratur dapat mendeteksi sejak dini keadaan payudara dan dapat mempersiapkan laktasi saat menyusui pertama kali. Studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada bulan Juli Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang. Peneliti berhasil mewawancarai 10 responden. Dimana 3 orang telah mengerti pentingnya perawatan payudara masa kehamilan, sedangkan yang tidak melakukan perawatan payudara 7 orang yang sama sekali belum mengerti tentang pentingnya perawatan payudara masa kehamilan. Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara mengetahui distribusi frekuensi tindakan ibu dalam merawat payudara selama hamil. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang, Sragen Metode penelitian : Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasi. Penelitian ini dilakukan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen pada bulan Juni Sampel yang diambil yaitu 30 responden ibu primigravida. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Analisa yang digunakn yaitu Koefisien Kontingensi. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen sebagian besar berkategori cukup sebanyak 28 responden (93,4%), sedangkan responden yang melakukan perawatan payudara ada 12 responden dan berkisar 40%, hasil analisa penelitian ini di dapat nilai koefisien kontingensi 0,49 dengan p-value 1,429 sehingga p- value > 5% Kesimpulan : penelitian ini ternyata menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tindakan ibu primigravida dalam merawat payudara selama hamil. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu primigravida, Perawatan Payudara Kapustakaan : 16 literatur (tahun iv

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN PLAGIATORISME... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii viii ix x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Studi Kasus... 5 F. Sistematika Penulisan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pengetahuan Kehamilan Perawatan payudara Tindakan.. 24 B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep v

9 BAB III. METODOLOGI LAPORAN KASUS A. Jenis dan Rancangan Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Variabel Peneiltian G. Definisi Operasional H. Metode Pengolahan dan Analisa Data I. Etika Penelitian BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum B. Hasil Penelitian C. Pembahasan D. Keterbatasan E. BAB V. PENUTUP 1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Konsep Halaman vii

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Definisi Operasional...34 Mean dan Standar Deviasi.40 Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen 40 Frekuensi Umur Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen. 41 Frekuensi Pekerjaan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen. 42 Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen. 42 Tabel 4.6 Frekuensi Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen. 42 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel Silang Pengetahuan dengan Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen.43 Tabel Chi Kuadrat.. 43 viii

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7. Lampiran 8 Lampiran 9 Jadwal Penelitian Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Surat Balasan dari Lahan Permohonan ijin Penelitian Surat Balasan dari Lahan Uji Validitas Surat Permohonan menjadi Responden Lembar Kesediaan menjadi Responden Kuesioner Penelitian Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ix

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah terus berupaya menekan angka kematian balita, bayi, maupun neonatal dengan terus memperhatikan dan terus memantau penurunan prevalensi gizi kurang dari 31,0% pada tahun 1989 menjadi 17,9% pada tahun Bersamaan dengan itu prevalensi gizi buruk juga turun dari 12,8% pada tahun 1995 menjadi 4,9% pada tahun 2010 (Laksono, 2010). Penyebab terjadinya gizi yang kurang maupun gizi buruk pada bayi dan balita dikarenakan pemberian ASI yang seharusnya ekslusif sampai 6 bulan kurang terpenuhi. Data menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi berumur 2 bulan hanya 64 %. Presentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 46 %. Pada bayi berumur 2 hingga 3 bulan dan 14 % pada bayi berumur 4 hingga 5 bulan. Keadaan lain yang memprihatinkan, adalah 13 % dari bayi berumur di bawah 2 bulan telah di beri susu formula dan 15 % telah di beri makanan tambahan (SDKI 2005). Untuk Jawa Tengah, pemberian ASI hanya sekitar 54 % pada usia 2 hingga 3 bulan dan untuk usia 4 hingga 12 bulan hanya 35 % ( profil kesehatan provinsi Jateng, 2007 ). Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun sepertiga wanita di Dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya sehingga terjadi pembengkakan payudara, 1

14 2 dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anak mereka. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan putting susu lecet. Puting susu lecet terjadi karena dua faktor, yaitu karena kondisi puting yang jarang dibersihkan dan posisi ibu saat menyusui yang kurang benar, hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama kehamilan. Seorang ibu diharapkan tidak memiliki unsur keterpaksaan di saat menyusui bayinya. Oleh karena menyusui merupakan sebuah usaha untuk memberikan kehidupan awal bagi bayi, ibu mungkin akan merasa sangat bahagia sekaligus bangga karena bisa menyusui si kecil, terutama setelah kehamilan anak pertama. Hal tersebut menjadi pengalaman pertama ibu dalam hal menyusui bayi. Jika ibu dipenuhi rasa cinta, sabar, tekun, percaya diri, dan menggunakan cara-cara yang benar, maka ibu akan berhasil menyusui bayinya ( Indarti, 2007 ). Demi keberhasilan menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setelah menyusui ( Nugroho, 2011). Berbagai komplikasi yang sering dialami selama masa menyusui antara lain putting susu nyeri, putting susu lecet, payudara bengkak dan mastitis atau abses payudara sehingga ibu harus tetap melakukan perawatan

15 3 payudara secara benar, baik untuk mempersiapkan masa menyusui (selama kehamilan) dan selama masa menyusui (Kristiyanasari, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen pada bulan Juli Agustus 2012, jumlah ibu hamil tercatat 45 orang dan 10 orang berhasil diwawancarai oleh peneliti dengan jumlah ibu hamil yang melakukan perawatan payudara sehari-hari 3 orang dan telah mengerti pentingnya perawatan payudara masa kehamilan, sedangkan yang tidak melakukan perawatan payudara tercatat 7 orang yang sama sekali belum mengerti tentang pentingnya perawatan payudara masa kehamilan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan Payudara dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perawatan Payudara dengan Tindakan Merawat Payudara Di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen Tahun 2013?

16 4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen b. Mengatahui tindakan ibu primigravida dalam merawatan payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen. c. Menganalisa tingkat pengetahuan dengan tindakan pada ibu primigravida dalam merawatan payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen D. Manfaat Penelitian Hasil yang di peroleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Bagi ilmu pengetahuan Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara. 2. Bagi diri sendiri Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sekaligus untuk mengasah ketajaman berfikir secara kritis melalui penelitian tentang tingkat

17 5 pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara untuk meningkatkan produksi ASI nya. 3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan a. BPS atau pelayanan kesehatan Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dengan meningkatkan pengetahuan ibu primigravida melalui penyuluhan-penyuluhan tentang perawatan payudara. b. Pendidikan Sebagai bahan referensi tambahan guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara. E. Keaslian Penelitian Yuliana, Intan (2012), dengan judul Tingkat pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Perawatan Payudara di BPS Ariyanti Gemolong, Sragen, metode yang digunakan adalah diskriptif, dengan pendekatan cross sectional menggunakan data primer dan sekunder, dengan sample yang digunakan adalah ibu nifas yang melahirkan di BPS Ariyanti Gemolong Sragen. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan hasil penelitian sebagian besar tingkat pengetahuan 28 (80,0%) responden tentang Perawatan payudara termasuk responding cukup. Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang perawatan payudara. Perbedaan dari penelitian ini yaitu pada judul dan tempat.

18 6 F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini terdiri dari 5 BAB sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori tentang pengetahuan meliputi pengertian tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sumber pengetahuan, pengukuran pengetahuan, Menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti, yaitu teori tentang pengetahuan meliputi pengertian tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sumber pengetahuan, tinjauan teori pengetahuan primigravida, perawatan payudara, kerangka teori kerangka konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel

19 7 penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisa data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TinjauanTeori 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain penting untuk menentukan tindakan seseorang (Over behavior), karena dari pengalaman dan penelitian membuktikan bahwa perilaku didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam buku Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa sebelum orang tersebut menghadapi perilaku baru (berperilaku baru ) dalam arti orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni : 1) Awarness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2) Interest (merasa tertarik) dimana orang mulai tertarik kepada stimulus atau objek tersebut. 8

21 9 3) Evaluation (menimbang-nimbang baik buruknya tindakan terhadap stimulus atau objek tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. 4) Trial, dimana orang telah melalui mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adaptation, dimana object telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui proses seperti itu, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama, pada perilaku itu sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :pendidikan, budaya, perilaku, usia, dan sumber informasi (Notoatmodjo, 2005). b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang mencakup didalam Domain Kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Know) Diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di pelajari sebelumnya atau pengetahuan mengingat kembali terhadap apa yang telah diterima juga bisa dikatakan suatu kata

22 10 kerja untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang atau tentang apa yang telah di pelajari. Antara lain ibu bisa menyebutkan, menguraikan, menyatakan bahwa perawatan payudara sangat penting. 2) Memahami (Komprehesion). Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahuinya seorang atau ibu yang telah paham dengan materi yang di berikan dia harus menyebutkan contoh, menjelaskan, mengumpulkan tentang materi yang di pelajari misalnya: menjelaskan mengapa perawatan payudara itu penting. 3) Aplikasi (Aplication). Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya misal: bisa mempraktekkan cara perawatan payudara. 4) Analisa (Analisis) Analisa adalah suatu kemampuan untuk materi atau bisa diartikan sebagai kemampuan si ibu untuk membedakan keadaan payudara normal dan tidak. 5) Sintesis (Syintesis) Suatu kemampuan untuk menghubungkan atau menyusun informasi baru.

23 11 6) Evaluasi. Suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi penilaian berdasarkan suatu kriteria yang di tentukan sendiri, misal: ibu dapat membandingkan antara payudara yang di rawat rutin dengan tidak di rawat. c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Faktor internal a) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang maka akan lebih matang dalam berfikir logis (Nursalam, 2009). b) Pendidikan Menurut Koencoroningrat (2008) bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. (Nursalam, 2009).

24 12 c) Pengalaman Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. (Nursalam, 2009). d) Pekerjaan Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarganya (Nursalam, 2009). Faktor eksternal a) Informasi Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut. (Nursalam dan Siti Pariani, 2009). b) Lingkungan Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. (Nursalam, 2009).

25 13 c) Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh sesuatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami proses belajar memperoleh sesuatu pengetahuan. (Nursalam, 2009). d. Cara Memperoleh Pengetahuan 1) Cara Tradisional atau non ilmiah a) Coba dan salah (Trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya peradaban pada waktu itu apabila seseorang menghadapi masalah, upaya pemecahan dengan cara coba-coba saja. Cara ini kemungkinan bisa memecahkan masalah, apabila tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan. b) Kekuasaan atau Otoriter Sumber pengetahuan ini berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagai berikut. Pengetahuan dapat diperoleh berdasarkan otoritas, baik tradisi otoritas pemerintahan, agama, maupun ahli pengetahuan. Dimana prinsip ini orang berpendapat dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji dulu membuktikan

26 14 kebenarannya berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri. c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan, dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi dimasa lalu bila ada kegagalan dengan cara ini maka akandiulang dengan cara ini dan berusaha mencari cara lain sampai memecahkan masalah. 2) Cara modern atau Ilmiah Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati. (Notoadmodjo, 2005). e. Kriteria pengetahuan Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi: Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Menurut Nursalam (2008) kriteria untuk menilai dari tingkatan pengetahuan menggunakan nilai:

27 15 1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD 2) Sedang : bila nilai responden mean 1SD 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1SD 2. Kehamilan a. Pengertian Menurut Federasi Obstetri ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Sarwono, 2012). b. Klasifikasi ibu hamil berdasarkan paritas Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida 1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Dimana pada masa ini pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu dan anak sangatlah kurang sehingga perlu diberikan banyak informasi tentang KIA terutama masalah perawatan payudara karena baru pertama kali akan menjadi seorang ibu menyusui.

28 16 2) Multigravida adalah Seorang wanita yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut tidak lebih dari empat kali (ilmu kebidanan, 2009). c. Tujuan Asuhan Antenatal Menurut Jannah (2012), pemberian asuhan antenatal pada masa kehamilan sangat penting dilakukan terutama pada ibu primigravida. Karena pada masa ini adalah masa dimana ibu belum pernah mengalami kehamilan sebelumnya. Dan ibu memerlukan tenaga kesehatan, terutama bidan untuk menjelaskan Konseling Informasi dan Edukasi (KIE) tentang perawatan payudara dengan tujuan untuk mempersiapkan ibu agar mampu dan terampil dalam memberikan ASI Eksklusif dan bayi dapat tumbuh kembang secara normal dan sehat. 3. Perawatan Payudara a. Definisi Perawatan payudara sering disebut Breast Care yang bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara dan memperbanyak atau memperlancar produksi ASI. Dengan melakukan Perawatan payudara selama hamil yang sering disebut dengan Breast Care During Pregnancy diharapkan segala permasalahn kehamilan dapat ditangani (Kristiyanasari, 2009). b. Fisiologi Laktasi Selama kehamilan, hormone estrogen dan progesterone menginduksi (membangkitkan) perkembangan alveolus dan dukus

29 17 (lactiferus duct) di dalam mammae (payudara), disamping menstimulasi (merangsang) produksi kolostrum (Perinansia, 2006). Namun demikian saat ini belum ada produksi ASI. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadi peristiwa penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan kadar hormon estrogen ini mendorong naiknya kadar prolaktin. Mulailah aktivitas produksi ASI berlangsung (Saryono, 2009). Ketika bayi mulai menyusu pada ibunya, aktivitas bayi menyusu pada mammae ini menstimulai terjadinya produksi prolaktin yang terus menerus secara berkesinambungan. Sekresi ASI sendiri, berada dibawah pengaruh atau kendali oleh neuro-endokrin. Rangsangan sentuhan pada payudara yakni ketika bayi menghisap puting susu menyebabkan timbulnya rangsangan yang menyebabkan terjadinya produksi oksitosin. Oksitosin merangsang terjadinya kontraksi sel-sel miopitel (Perinansia, 2006). Proses ini disebut refleks let down atau pelepasan ASI. Setelah berlangsung beberapa hari, emosi dapat berpengaruh pada fisiologi pelepasan ASI. Sebagai contoh rasa takut, lelah, malu, kondisi stress pada ibu dapat menghambat pelepasan ASI keluar payudara. Pada tahap awal emosi ibu tersebut sama sekali tidak berpengaruh. Baru setelah bayi menghisap ASI pada hari-hari berikutnya (tidak sama pada setiap ibu, hari keberapa) maka emosi ibu berpengaruh pada pelepasan ASI tersebut (Perinansia, 2006).

30 18 Hisapan bayi pada mammae ibu dapat merangsang atau memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus ke sinus laktiferus. Secara fisiologi, hisapan bayi pada mammae ibu merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel khusus (sel-sel mioepitel) yang mengelilingi alveolus mammae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveolus melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan disana ASI tersebut akan disimpan. Pada saat bayi menghisap puting payudara, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut bayi. Gerakan ASI ini dinamakan let down atau pelepasan. Dikemudian hari atau pada akhirnya, let down tersebut dapat dipicu tanpa rangsangan hisapan. Mendengar bayi menangis saja bahkan memikirkan kondisi bayinya sajapun dapat terjadi let down tersebut. Menurut Pearce C.E. (2005), laktasi atau pengeluaran susu serta penyaluran keluar payudara sewaktu dihisap adalah fungsi payudara. Hal ini dapat diuraikan menjadi dua tahap : 1) Sekresi air susu (terjadinya didalam jaringan payudara) 2) Pengeluaran dari payudara (Suherni, dkk, 2008) c. Perawatan payudara masa kehamilan Menurut Saryono (2009), Kondisi kehamilan membuat banyak perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik perubahan-perubahan itu

31 19 antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit, dan perubahan pada payudara. Daerah puting juga memiliki banyak kelenjar minyak keringat yang berfungsi agar kulit puting senantiasa lembut, lentur, dan terlindungi dari iritasi akibat hisapan bayi. Minyak yang timbul dari kelenjar ini membunuh kuman di sekitar puting. sementara itu, ASI sendiri dapat membunuh kuman. Selama hamil, puting menjadi lebih besar. Kadang, kelenjar minyak di daerah ini menjadi terlihat besar seperti benjolan di daerah areola. Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. Kenapa ASI eksklusif penting tak lain karena pada usia tersebut sesungguhnya bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI. Di samping memang ginjalnya belum cukup sempurna untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim dalam usus juga belum banyak untuk mencerna makanan lain. Pada saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh hormonal termasuk juga pembengkakan dari puting susu, selain itu daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan mudah luka., oleh karena itu biasanya perlu dilakukkan perawatan payudara selama hamil.

32 20 d. Tahapan Perawatan Payudara Menurut Saryono (2009), tahapan perawatan payudara saat kehamilan, yaitu : 1) Kehamilan usia 3 bulan Periksa puting susu untuk mengetahui apakah puting susu datar atau masuk ke dalam dengan cara memijat dasar puting susu secara perlahan. Puting susu yang normal akan menonjol keluar. Apabila puting susu tetap datar atau masuk kembali ke dalam payudara, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya dengan menggunakan kedua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut ke arah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit. 2) Kehamilan usia 6-9 bulan a) Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa b) Puting susu sampai areola mammae ( daerah sekitar puting dengan warna lebih gelap) dikompres dengan minyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada puting susu sehingga mudah dibersihkan c) Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan puting susu lecet

33 21 d) Kedua puting susu dipegang lalu ditarik, diputar ke arah dalam dan ke arah luar (searah dan berlawanan jarum jam) e) Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan, lalu diurut kearah puting susu sebanyak 30 kali sehari f) Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes g) Kedua puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan handuk kering dan bersih h) Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit, sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara. Bila berencana untuk menyusui, dapat memulai menggunakan BH untuk menyusui pada akhir kehamilan. Pilihlah BH yang ukuranya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidah sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu di payudara). e. Dampak jika tidak dilakukan perawatan payudara Apabila selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara, dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti :

34 22 1) ASI tidak keluar, susu akan keluar setelah beberapa hari kemudian 2) Puting susu tidak menonjol (puting inverted) sehingga bayi sulit menghisap 3) Produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi 4) Infeksi pada payudara, payudara bengkak atau bernanah 5) Muncul benjolan di payudara f. Tahapan perawatan puting susu Puting susu memegang peranan penting dalam proses menyusui. ASI akan keluar dari lubang-lubang puting susu. Oleh karena itu, puting susu harus dijaga sehingga bisa bekerja dengan baik. Perlu diketahui bahwa tidak semua wanita memiliki puting susu dengan bentuk datar atau puting susu yang masuk ke dalam. Kedua puting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika dirawat dengan baik dan benar. Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan puting susu yang sehat dan baik : 1) Kedua puting susu dikompres dengan kapas yang telah dibasahi minyak selama lima menit agar kotoran disekitar puting susu mudah terangkat. 2) Jika puting susu normal, dilakukan perawatan sebagai berikut :

35 23 Oleskan minyak pada ibu jari dan telunjuk, lalu tekankan pada puting susu. Lakukan gerakan memutar ke arah kanan sebanyak 30 kali putaran untuk kedua puting susu, gerakan ini meningkatkan elastisitas otot puting susu. 3) Jika puting susu datar atau masuk ke dalam, lakukan tahap sebagai berikut : Letakan kedua jari disebelah kiri dan kanan puting susu, kemudian tekanan dihentakan kearah luar menjauhi puting susu secara perlahan. Letakkan ibu jari di atas dan di bawah puting susu, lalu tekan dan hentakan ke arah luar menjauhi puting susu secara perlahan (Huliana, 2003) g. Manfaat Perawatan Payudara saat kehamilan Menurut (Saryono, 2009), perawatan payudara saat kehamilan memiliki beberapa manfaat, antara lain : 1) Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu 2) Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu, 3) Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar 4) Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya 5) Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui

36 24 4. Tindakan Tindakan atau perilaku menurut Lawrence Green di dasari oleh sikap, pengetahuan. Tindakan seseorang dapat terwujud karena adanya stimulus dari pengetahuan yang kemudian menimbulkan suatu sikap dari seseorang, jika stimulus tersebut dianggap seseorang bermanfaat bagi dirinya maka keputusan untuk melakukan tindakan pun dapat terwujud. Adapun dengan teori tersebut bahwa perilaku atau tindakan yang terjadi melalui sebuah proses. Proses terjadinya tindakan atau perilaku adalah sebagai berikut yaitu di awali dengan awareness atau kesdaran pada tahap ini seseorang menyadari akan manfaat dari stimulus yang di dapat, interest atau tertarik stelah menyadari seseorang tertarik terlebih dahulu dengan stimulus yang ada, evaluation atau evaluasi tahap ini seseorang mengoreksi diri apakah lingkungan sekitarnya mendukung untuk melakukan tindakan tersebut, trial atau mencoba setelah melakukan evaluasi diri dan di rasakan bahwa lingkungan mendukung maka seseorang berusaha mencoba, langkah selanjutnya yaitu adoption dimana tahap terakhir proses perilaku dimana seseorang memutuskan untuk melakukan perilaku baru. (Notoadmojo, 2003)

37 25 B. Kerangka Teori Definisi T Manfaat perawatan payudara I N Pengetahuan ibu primigravida Masa kehamilan Perawatan payudara Fisiologi Laktasi Perawatan payudara masa kehamilan D A K A N Tahapan perawatan payudara 1. Umur 2. Pendidikan 3. Paritas 4. Pekerjaan 5. Informasi 6. Sosial dan ekonomi Sumber : Notoatmojo (2007), suherni (2009) modifikasi Gambar 2.1 kerangka teori

38 26 C. Kerangka Konsep Penelitian baik T I Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara sedang kurang N D A K A N 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan Gambar 2.2 Kerangka Konsep Keterangan : = Variabel Yang diteliti = Variabel Yang Tidak Diteliti

39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian corelasi kuantitatif. Korelasi adalah penelitian yang menguji suatu teori antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara tingkat pengetahuan primigravida dengan tindakan dalam merawat payudara dalam kehamilannya. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Notoatmodjo, 2003). Penelitian ini dilakukan di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2005). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi 27

40 28 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi pada penelitian di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen adalah ibu primigravida sebanyak 30 responden. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo (2005). Pada penelitian ini sampel yang diambil yaitu 30 ibu primigravida di BPS Sunarsi. 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Alimul, 2007). Dalam penelitian ini teknik sampling dengan menggunakan total sampling yaitu teknik penelitian sampel bila semua anggota dijadikan sampel (Sugiyono, 2007). D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner pengetahuan adalah sejumlah penyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2006). Kuesioner diambil dari sumber teori tentang perawatan payudara pada

41 29 ibu primigravida. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorabel) dengan pilihan jawaban benar dan salah, penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah denga skor 1. Pengisian kuisioner tersebut dengan pemberian tanda centang ( pada jawaban yang dianggap benar Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah Soal Favorable Unfavorable Pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara 1. Definisi 2. Manfaat perawatan payudara 3. Fisiologi Laktasi 1,2,3 4,5,33 11, Perawatan payudara masa kehamilan 7,8,9,14,15, 27,28,29,31 6,13,26,30, Tahapan perawatan payudara 17,18,19,20, 21,22,24,25 16,23 10 Jumlah 33

42 30 Sedangkan instrumen yang digunakan untuk menguji variabel tindakan menggunakan kuesioner dengan pilihan YA atau TIDAK, jika mengisi YA maka skor 1 dan jika mengisi TIDAK maka skor 0. Kuisioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur ( Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung >r tabel. Menurut Riwidikdo (2010), rumus product moment adalah : Keterangan : N : jumlah responden : koefisien korelasi product moment x y xy : Skor pernyataan : skor total : skor pernyataan dikalikan skor total

43 31 Uji validitas dikatakan valid apabila besarnya hitung lebih besar dari tabel atau secara lebih mudah bila nilai p-value < dari 0,05 (Riwidikdo, 2010). Uji validitas telah dilaksanakan di BPS Nina Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen pada bulan Januari Untuk menarik kesimpulan mengenai validitas suatu item, statistik r hitung dibandingkan dengan r tabel untuk 30 ibu primigravida dan signifikasi 5% yaitu 0.361, sedangkan untuk signifikasi 1% yaitu sebesar kriteria pegambilan keputusan yang dipergunakan adalah jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Setelah 36 soal dilakukan uji validitas didapatkan hasil 33 soal valid dan 3 soal tidak valid yaitu pada soal nomer 10, 21 dan 29. Kemudian 3 soal yang tidak valid tersebut dihilangkan. 2. Uji Reabilitas Reabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006).

44 32 Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chrobach dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Rumus Alpha Chrobach adalah sebagai berikut : Keterangan : = Reabiltas instrument k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal = jumlah varian butir =Varians total Kuesioner dinyatakan reliabel bila nilai alpha chrobach > r kriteria (0,75) (Riwidikdo, 2010). Setelah 33 soal dilakukan uji reabilitas terhadap 30 responden di BPS Nina Pagak Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen dapat diperoleh hasil reliabel karena besar Alpha Chrobach 0,927 > 0,75 E. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu primigravida di BPS Sunarsi, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi quesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer

45 33 Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang perawatan payudara yang diisi ibu primigravida di BPS Sunarsi Sragen. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data rekam medis di BPS Sunarsi Sragen tentang jumlah ibu primigravida. F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada 2 sebagai berikut: 1. Variabel Bebas yaitu Tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida Skala yang digunakan skala ordinal 2. Variabel Terikat yaitu tindakan merawat payudara Skala yang digunakan skala nominal G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti Notoatmodjo (2010)

46 34 Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Pengertian Indikator Skala Variabel Pengetahuan ibu tentang perawatan payudara Tindakan Kemampuan ibu menjawab kuesioner perawatan payudara Melakukan perawatan payudara 1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD 2. Cukup : bila nilai responden mean 1SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1SD 1. Ya 2. Tidak Ordinal Nominal H. Metode pengolahan dan Analisi Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2006) adalah : a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

47 35 dilakukan di lapangan sehingga bia terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan kedalam tabel. 2. Analisa Data Analisa data yang digunakan menggunakan analisa bivariat yaitu menganalisa terhadap 2 variabel dimana 1 variabel sebagai variabel independence dan 1 variabel sebagai variabel dependent (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini mencari hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil primigravida dengan tindakan merawat payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang, Sragen. Menurut Riwidikdo (2009) dalam menghitung analisa pengetahuan, maka digunakan perhitungan sebagai berikut : Baik Sedang Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD : Bila nilai responden mean 1SD + 1 SD : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1SD Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu : Rumus :

48 36 Keterangan : X n : rata- rata (mean) : Jumlah seluruh jawaban responden : jumlah responden Menurut Riwidikdo (2009), simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat di pakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : Keterangan : x n : Nilai responden : jumlah responden Sedangkan untuk menganalisa hubungan atau korelasi pada penelitian ini menggunakan analisa data koefisien kontingansi yang berkaitan dengan chi kuadrat disebabkan data yang digunakan adalah skala nominal. Adapun rumusnya sebagai berikut: k X 2 = r (f 0 + f h ) 2 Ket : I=1 j=1 F h X 2 = Chi Kuadrat f 0 = Frekuensi yang diobservasi

49 37 f h = Frekuensi yang diharapkan Setelah chi kuadrat dihitung maka di masukan dalam rumus koefisien kontingensi C, adapun rumusnya sebagai berikut: C= 2 N+X 2 Ket C = Koefisien kontingensi X 2 = Chi kuadrat N = Jumlah sampel I. Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan maslah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

50 38 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dengan jumlah responden 30 responden. BPS Sunarsi terletak di Desa Sumberlawang kabupaten Sragen dengan luas BPS 96 m². Sebelah timur berbatasan dengan Desa Pagak, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ngandul, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mojopuro dan sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogotirto. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen antara lain pelayanan kesehatan yang meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan normal, KB, Imunisasi, konseling gizi dan pelayanan balita. Tenaga Kesehatan di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yaitu terdiri 1 bidan sebagai pimpinan BPS dan 1 bidan sebagai asisten bidan. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai, yaitu 1 ruang nifas ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat gabung (rooming in) selama 24 jam penuh, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan. Keadaan BPS Sunarsi Sragen dengan tempat pelayanan bersih, dan lingkungan yang nyaman. 39

52 40 B. Hasil Penelitian Hasil penelitian di dapatkan sebagai berikut, setelah dilakukan penelitian didapatkan nilai mean dan standar deviasi yaitu : Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Mean Standar Deviasi Tingkat Pemgetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara ,04 Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD x > 23,3+ 1x 5,04 = x > 28,34 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 28,34 Sedang : Bila nilai responden mean 1 SD x SD 23,3 1x 5,04 x 23,3 +1x 5,04 = 18,26 28,34 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 18,26 28,34 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh ( x ) < mean 1 SD ( x ) < 23,3 1 x 5,04 = x < 18,34 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,34 Sehingga tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten sragen didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Frekuensi tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen No Pengetahuan Jumlah Prosentase ( % ) 1 Baik 1 3,3 2 Cukup 28 93,4 3 Kurang 1 3,3

53 41 Total Sumber : Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel diatas tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,33%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (93,4%), dan pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (3,33%). Jadi Tingkat pengetahuan Ibu Primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi kabupaten Sragen mayoritas dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 responden (93,4%). Pada penelitian kali ini juga di dapatkan data karateristik berdasarkan umur, pekerjaan dan pendidikan, adapun hasilnya distribusi frekuensinya sebagai berikut: Tabel 4.3 Frekuensi Umur Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen No Umur Jumlah Prosentase ( % ) , tahun 24 80,0 3 > ,7 Total Berdasarkan pada tabel 4.3 bahwa umur responden 4 responden (13,3%), umur tahun ada sebanyak 24 responden (80%), dan umur > 35 tahun 2 responden (6,7%).

54 42 Tabel 4.4 Frekuensi Pekerjaan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen No Pekerjaan Jumlah Prosentase ( % ) 1 IRT 23 76,7 2 Swasta 7 23,3 Total Berdasarkan tabel 4.4 bahwa pekerjaan dari responden hanya ibu rumah tangga berjumlah 23 responden (76,7%), yang pekerjaan swasta terdapat 7 responden (23,3%). Tabel 4.5 Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen No Pendidikan Jumlah Prosentase ( % ) 1 SD 5 16,7 2 SLTP 12 40,0 3 SLTA 13 43,3 Total Berdasarkan tabel 4.5 tingkat pendidikan Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen yang berpendidikan SD berjumlah 5 responden (16,7%), SLTP ada 12 responden (40,0%), SLTA ada 13 responden (43,3%). Tabel 4.6 Frekuensi Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen No Tindakan Jumlah Prosentase ( % ) 1 Ya 12 40,0 2 Tidak 18 60,0 Total

55 43 Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui responden yang melakukan perawatan payudara ada 12 responden (40,0%) dan yang tidak melakukan perawatan payudaran ada 18 responden (60,0%). Tabel 4.7 Tabel Silang Pengetahuan dengan Tindakan Merawat Payudara Ibu Primigravida di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen Tindakan Ya Tidak Total Pengetahuan Baik Jml Sedang Jml Kurang Jml Total Berdasarkan hasil tabel silang dapat diketahui bahwa responden yang berpengatahuan baik dan melakukan perawatan payudara justru tidak ada. Responden yang berpengetahuan sedang dan yang melakukan perawatan payudara ada 12 responden, sisanya tidak melakukan perawatan payudara. Pengetahuan responden yang berkategori kurang juga tidak ada yang melakukan perawatan payudara. Tabel 4.8 Tabel Chi Kuadrat Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 30 a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is,40.

56 44 Hasil data yang tercantum di atas kemudian di lakukan analisa data dengan uji koefisiensi kontingensi dengan SPSS 16 di dapatkan hasil 0,490, sedangkan p-value 1,429 dengan taraf taraf signifikansi 5%. Maka dari itu p-value di bandingkan dengan taraf signifikansi. Pada perhitungan di atas di dapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara selama hamil dengan tindakan merawat payudara selama hamil, karena p-value > 5%, dalam hal ini p- value 1,429 > 5%. C. Pembahasan Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara dengan tindakan merawat payudara selama hamil tidak terdapat hubungan yang signifikan. Melihat hasil distribusi frekuensi juga menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan baik yang seharusnya sudah mengetahui manfaat dan cara merawat payudara di masa kehamilan ternyata tidak melakukan perawatan. Sedangkan untuk responden yang berpengetahuan sedang, tidak di sangka mereka banyak yang melakukan perawatan payudara selama hamil, hal itu ditunjang juga pada saat pemeriksaan putting susu dan areola mamae terlihat bersih. Berdasarkan teori bahwa perilaku atau tindakan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan lingkungan(notoadmodjo, 2003). Seseorang akan melakukan sesuatu memang berdasarkan dari pengetahuan yang mereka terima, dimana pengetahuan itu sendiri juga banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Notoadmodjo (2003), faktor yang mempengaruhi

57 45 pengetahuan antara lain berdasarkan pikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak. Sesuatu yang pernah dialami oleh seseorang akan menambah tentang sesuatu yang bersifat informasi. Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran. Pengalaman pribadi dapat digunakan supaya memperoleh pengetahuan. Dalam hal ini responden penelitian merupakan ibu hamil primigravida dimana mereka baru pertama kali hamil, sehingga pengetahuan mereka masih belum baik. Terbukti dalam penelitian di dapat hasil pengetahuan sedang terdapat 28 responden dan yang baik hanya 1 responden. Tidak menuntut kemungkinan responden yang berpengetahuan sedang mereka memutuskan untuk melakukan perawatan payudara karena dipengaruhi oleh lingkungan, usia, pekerjaan maupun pendidikan. Lingkungan yang dimaksud di sini yaitu responden bergaul sehari-hari dengan siapa dan apakah sarana prasarana mendukung untuk perawatan payudara. Bisa jadi responden yang berpengetahuan baik tersebut tidak mempunyai komunitas yang mendukung responden untuk melakukan perawatan payudara, contohnya : responden malas melakukan pembersihan payudarannya dan keluarga masa bodoh dengan si responden. Faktor usia juga bisa menjadi suatu pendukung dalam sebuah tindakan, pada penelitian usia terbanyak responden berkisar tahun hal ini menunjukkan pada usia tersebut seorang wanita merupakan masa bereproduksi dan sudah mampu berpikir bahwa dia sudah tidak lagi hidup sendiri, sehingga dia harus memikirkan kebutuhan dari si jabang bayi. Bisa juga dipengaruhi oleh pekerjaan berdasarkan hasil distribusi frekuensi

58 46 pekerjaan terbanyak responden merupakan ibu rumah tangga, sehingga waktu yang diperlukan lebih banyak dari pada ibu yang bekerja swata. Tingkat pendidikan juga mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu hubungan dan pengaruh usia, pekerjaan dan pendidikan sebaiknya di lakukan penelitian lanjutan, agar bisa menganalisa apa penyebab keberhasilan perawatan payudara. Menjaga payudara dengan rutin melakukan perawatan setiap hari merupakan awal dari keberhasilan ASI ekslusif. D. Keterbatasan 1. Kelemahan penelitian ini yaitu hanya di spesifikan pada ibu primigravida saja. Penelitian ini dilakukan pada saat kelas ibu hamil, ada beberapa responden yang datang terlambat atau tidak tepat waktu sehingga kesulitan memberikan informasi ulang kepada responden yang baru datang sehingga mungkin responden tidak terlalu paham. 2. Keterbatasan yaitu terletak pada variabel penelitian ini merupakan 2 variabel, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan dan tindakan tentang perawatan payudara dan penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam

59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini mengambil judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perawatan Payudara dengan Tindakan Merawat Payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun 2013 dengan jumlah responden 30 ibu primigravida. 1. Tingkat pengetahuan ibu primigravida tentang perawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dikategorikan pengetahuan cukup sebanyak 28 responden 93,4 %. 2. Tindakan ibu primigravida dalam merawatan payudara di BPS Sunarsi Kabupaten Sragen dari responden 30 yang melakukan perawatan payudara hanya ada 12 responden aja atau 40% 3. Antara tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan tindakan merawat payudara selama hamil di BPS Sunarsi ternyata tidak ada hubungan yang signifikan. B. Saran 1. Bagi responden Responden lebih memperbanyak pengetahuan tentang perawatan payudara masa hamil untuk mempersiapkan laktasi saat menyusui dan mningkatkan produksi ASI serta dapat mencegah terjadinya bendungan ASI atau 47

60 48 pembengkakan payudara dan hendaknya aktif mengikuti penyuluhan pada kelas ibu hamil dan mencari informasi dari media, baik elektronik maupun media cetak. 2. BPS / Pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan masukkan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan bidan dalam upaya menekankan pentingnya perawatan payudara pada ibu primigravida melalui penyuluhan-penyuluhan maupun pelatihan. 3. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan variabel dalam penelitian dan menambah jumlah sempel penelitian, sehingga didapatkan hasil yang lebih baik. 4. Bagi Pendidikan Pendidikan mampu memberikan referensi lebih banyak tentang perawatan payudara masa kehamilan.

61 49 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S,2006, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, Edisi revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Ghoozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS/ Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat, Alimul Aziz, A Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Jannah, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : Penerbit Andi Kary, Kehamilan Januari 2012 Kristiyanasari, Weny, ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakara: Nuha Medika Notoatmodjo, S,2003. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Riwidikdo, H Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendekia Press. Bunda Riwidikdo, H Statistik untuk Penelitian Kesehatan, Yogyakarta : Pustaka Rihama Saryono, Perawatan Payudara. Yogyakarta : Mitra Cendikia Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Syah, Muhibbin, 2003.Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru.. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Yuliana, Intan 2012, Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Perawatan Payudara di BPS Ariyanti Gemolong Sragen.Karya Tulis Ilmiah.

62

63 DATA HASIL PENELITIAN Responden x x² Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Total Baik = 1 responden, jadi prosentasenya x 100 %= 3,33 % Cukup = 28 responden, jadi prosentasenya x 100 %= 93,4 % Kurang = 1 responden, jadi prosentasenya x 100 %= 3,33 %

64 DATA HITUNG PENELITIAN x n = 23,3 x = 699 = ( = (699)² = Dikatakan : n = 30 n 1 = 29 Baik = x > 23, ,04 x > 28,34 Cukup = 23,3 1. 5,04 x 23,3+1. 5,04 18,26 x 28,34 Kurang = x < 23,3 1. 5,04 x < 18,26 = 5,04

65

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Prodi D-III Kebidanan, STIKes Kusuma Husada Surakarta 3,4. Prodi D-III Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta

Prodi D-III Kebidanan, STIKes Kusuma Husada Surakarta 3,4. Prodi D-III Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DENGAN TINDAKAN MERAWAT PAYUDARA DI BPS SUNARSI SUMBERLAWANG SRAGEN TAHUN 2013 Rahajeng Putriningrum 1) Wiwin Anitasari 2) Dyah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi kehamilan membuat banyak perubahan pada wanita. Dilihat dari segi fisik perubahan-perubahan itu antara lain berat badan bertambah, perubahan pada kulit,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Croos Sectional yaitu suatu penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan analitik,adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.(

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui. saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2005).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui. saat bersamaan/sekali waktu (Notoatmodjo, 2005). 30 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini termasuk analitik dengan metode survey melalui pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan jenis korelasi dan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena jenis penelitian yang menggunakan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu, dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah-masalah yang sering terjadi pada menyusui, terutama terdapat pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting susu lecet, payudara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, dan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis 28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana penelitian ini untuk mempelajari hubungan pengetahuan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI POLINDES DESA GIRIKERTO KECAMATAN SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI POLINDES DESA GIRIKERTO KECAMATAN SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI POLINDES DESA GIRIKERTO KECAMATAN SINE KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat, data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

BAB III METODE PENELITIAN. mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL Aprilia Megawati *),Shinta Ayu Nani **) *) Mahasiswa Akbid Uniska Kendal **)Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross

BAB III METODE PENELITIAN. (Notoatmodjo,2010). Pendekatan penelitian ini menggunakan cross 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu penelitian yang berupaya mencari hubungan antar variabel. Kemudian melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN

PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANON SRAGEN Andriyani Puji Hastuti, Rofik Rismawati Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar belakang : Menyusui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu bertujuan untuk menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan menentukan sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. antara faktor dengan efek (Notoatmodjo, 2007). Pada penelitian ini, peneliti 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Penelitian analitik adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa suatu fenomena kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian non ekperimental yaitu merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif mengenai hubungan dukungan kader

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Nursalam (2008), desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian adalah keseluruhan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif, dimana penelitian diarahkan untuk mendiskripsikan suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan studi observasional yaitu cross sectional yaitu suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakkan adalah penelitian eksplantory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN Wahyuningsih ABSTRAK Upaya untuk mencegah kematian bayi baru lahir yang baru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi dalam kehamilan, jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.

BAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYAKIT DIARE PADA BALITA DI DESA NGLEBAK TAWANGMANGU KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI Endah Purwaningsih 1), Sri Wahyuni 2) Abstrak : Menyusui adalah memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif study korelasi (Correlation Study ) dengan pendekatan belah lintang (cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi untuk mencari perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan

Lebih terperinci