PENGARUH FITUR SUPRASEGMENTAL PADA MANTRAM PUJA KRAMANING SEMBAH SEBAGAI TERAPI KEJIWAAN MANUSIA DI PURA LUHUR BATUKARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FITUR SUPRASEGMENTAL PADA MANTRAM PUJA KRAMANING SEMBAH SEBAGAI TERAPI KEJIWAAN MANUSIA DI PURA LUHUR BATUKARU"

Transkripsi

1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL BAHASA DAN BUDAYA 2017 ISBN: JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA FAKULTAS DHARMA ACARYA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR PENGARUH FITUR SUPRASEGMENTAL PADA MANTRAM PUJA KRAMANING SEMBAH SEBAGAI TERAPI KEJIWAAN MANUSIA DI PURA LUHUR BATUKARU I DEWA KETUT OKA KUSUMA ATMAJA Penyuluh Bahasa Bali Okad1456@gmail.com ABSTRACT This study aims to understand the basic suprasegmental features and the impact of suprasegmental features on the human psyche in spells of panca kramaning worship at the lofty temple of Batukaru. This study is a microlinguistic study that includes the science of phonetics. This phonetic theory is used as a basis for knowing the rhythm and pressure of the kramaning spell of worship as evidenced by the use of Speech Analyzer made by Summer International Linguistics (SIL). This research data in the form of sentences of mantram or prayer that berlanggam Dialect Bali Dataran. The data were collected by the method of referring and the technique of record. The main method used to analyze the data is the method agih, while the application of the method agih assisted with the basic techniques of techniques for the direct element. The presentation of the results of the analysis using formal and informal methods with inductive and deductive techniques. The result of this study is that suprasegmental features can affect the human psyche on the average hearing threshold between db, the gentle rhythm and the harvest ranged from so that it can affect human psychological peace for those who hear it. Keywords: Suprasegmental Features and Human Psychology ABSTRAK Penelitianinibertujuanuntukmemahami fitur suprasegmental dasar dan dampak fitur suprasegmental pada kejiwaan manusiadalammantra panca kramaning sembah di pura luhur Batukaru.Penelitianinimerupakan studi mikrolinguistik yang meliputi ilmu fonetik. Teori Fonetik inilah yang digunakan sebagai dasar untuk mengetahui ritme dan tekanan mantram kramaning sembah yang dibuktikan dengan penggunaan Speech Analyzer yang di buat oleh Summer International Linguistik (SIL). Data penelitianiniberupakalimat-kalimatmantram atau doa yang berlanggam Dialek Bali Dataran. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat. Metode utama digunakan untuk menganalisis data adalah metode agih, sedangkan penerapan metode agih dibantu dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsure langsung. Penyajian hasil analisis menggunakan metode formal dan informal dengan teknik induktif dan deduktif. Hasil pembahasan pada penelitian ini adalah fitur suprasegmental dapat mempengaruhi kejiwaan manusia pada ambang pendengaran yang rata-rata diantara db, ritme yang lemah lembut dan tekenan berkisar dimulai dari sehingga dapat mempengaruhi kedamaian kejiwaan manusia bagi yang mendengarnya. Katakunci: Fitur suprasegmental dankejiwaan Manusia I. PENDAHULUAN Tuhan memberi manusia dua mata, satu hidung dan dua telinga. Manusia menangkap objek-objek sekitar melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat mengamati objek tersebut. Persepsi berlangsung saat seorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk kedalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Sebelum terjadi persepsi pada manusia, diperlukan sebuah stimulus yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang 144

2 bisa digunakan sebagai alat bantunya memahami lingkungannya. Alat bantu itu dinamakan indra secara universal yaitu, hidung mata, telinga, lidah dan kulit. Manusia dianugrahi dua telinga untuk banyak mendengar hal sekeliling lingkungannya. Berbicara tentang telinga, tidak berhenti sampai daun telinga saja. Paling tidak ada tiga bagian telinga yakni telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Untuk bagian luar dimulai dari bunyi. Bunyi menurut kridalaksana (2008: 38), adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bunyi diterima oleh telinga seperti memiliki kekuatan magis yang dapat mengubah energi suara yang masuk ke dalam osilasi gendang telinga, kemudian ke gerakan tulang telinga bagian tengah, berdiri gelombang pada membran basilar dan akhirnya impuls saraf diteruskan ke otak. Otak memproses informasi ini, menerjemahkannya dan psikologis menentukan makna dan nilai suara itu. Telinga manusia merupakan anugrah yang menakjubkan, mampu membedakan sampai variasi nada dan tinggi suara (russel, 2003). Telinga manusia peka terhadap suara antara hertz dan microbars. Dalam hal amplitude, suara dengan volume microbars akan lebih menimbulkan rasa sakit pada telinga daripada kesan bunyi (sarlito, 1995). Dampak suara yang melebihi dari kapasitas pendengaran manusia dapat mengakibatkan stress atau tekanan. Pada kehidupan modern polusi suara menjadi permasalahan yang tidak dapat dianggap remeh, hal ini dapat mengakibatkan depresi. Depresi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kelesuan, ketidak ada gairahan hidup, kecemasan dan putus asa. Individu yang menderita hal tersebut, perlu dibangkitkan lagi energi positifnya melalui energi-energi spiritual. Melalui ritme pada doa puja mantram kramaning sembah oleh pemangku pendeta menjadi menarik dijadikan sebagai subjek penelitian sebagai subjek dalam linguistik patologi. Mantra dalam KBBI (2012:378) susunan kata berunsur puisi (spt rima,irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawing untuk menandingi kekuatan gaib yang lain. Mantra Agama Hindu merupakan pujian terhadap keagungan Hyang Widhi Wasa yang sudah menciptakan baik dari bhuana agung dan bhuana alit. Pura Luhur Batukaru sebagai tempat ibadah umat hindu memiliki suasana dapat membangkitkan spiritual manusia. Pada kesempatan ini, peneliti sangat tertarik untuk mengungkap ritme, tekanan serta dampak-dampak psikologis akibat fitur suprasegmental dari mantram panca kramaning sembah oleh pemangku pendeta pura luhur batukaru yang menyejukkan hati secara psikis bagi para umat Hindu Nusantara sehingga terjadi konvergensi transcendental oleh manusia kehadapan Ida SangHyang Widhi yang disebut Parahyangan dalam hubungan Tri Hita Karana. II. PEMBAHASAN 2.1. Analisis Fitur Suprasegmental Dasar pada mantra panca kramaning sembah di pura luhur Batukaru. Dikarenakan pada mantram PKS menggunakan langgam Bahasa Bali sehingga dalan Analisis ruas-ruas asal fonetis berada pada tataran bahasa Bali. Bahasa Bali memiliki enam ruas vokal yakni /i,e,ə,a,u, dan o/ dalam bb merupakan ruas-ruas asal. Empat dari enam ruas asal vokal tersebut mengalami pengenduran 145

3 sehingga secara fonetis ditemukan 10 bunyi vokal Realisasi fonetis vokal-vokal tersebut dapat digambarkan di dalam tabel 7 berikut ini. Ruas-ruas Fonetis Vokal bb Depan Belakang T.Bul T.Bul Bul Tegang I U Tinggi Kendur Tegang Tengah I E Kendur Ɛ ə ɔ Rendah A Sumber: Pastika : Bahasa Bali Sebuah Pendekatan Generatif Transformasi 2005: 38 ʊ o Cara Tempat Artikulasi Artikulasi Bilabial Alveoral Alveopalatal Velar Glotal T.bers. p T k Hambat Bers. b d g T.Bers c Afrikat Bers. j Frikatif T.Bers s H Nasal m n ɲ ŋ Lateral l Getar r Semi Vokal y w Dalam realisasi fonetis, jumlah bunyi konsonan tidak berbeda dengan realisasi ruas-ruas asal (realisasi fonologis), yakni 18 bunyi konsonan yakni /p,b,t,d,c,j,k,g,s,h,m,n,ɲ,ŋ, l,r,w, dan y/. 146

4 Data bahasa Bali yang terkumpulkan dinyatakan bahwa terdapat bentuk perubahan perubahan bunyi fonetis vokal seperti bunyi tegang, kendur serta rendah dalam vokal bahasa Bali. Hal ini dapat dapat di analisa pula dengan pengindraan manusia yakni indra pendengar. Untuk mempertegas bukti bukti proses bunyi suprasegmental tersebut, perlu adanya analasis dengan parameter akustik untuk mengkaji fenomena prosodi dalam data Bahasa Bali. Analisa Akustik berfungsi sebagai suplemen analisa linguistic bukan sebagai pengganti analisanya. Analisa akustik dalam hal ini berfungsi untuk (1) mengkonfirmasi apa yang telah kita dengar dengan indera pendengaran kita, (2) menyediakan data untuk mengetahui permasalahan dalam analisa, dan (3) menemukan kembali apa yang hilang dalam pendengaran. Sehingga analisa prosodi membantu lebih mendalam terhadap analisa linguistik dari fenomena prosodi. Pada fitur segmental tersebut diaktualisasikan dengan cara yang berbeda. Terdapat fitur-fitur suprasegmental sehingga menghasilkan suara yang harmonis. Berikut ini akan dijelaskan fitur-fitur yang terdapat pada PKS yakni ritme serta tekanan Ritme Menurut Kridalaksana (2008:210) Ritme adalah pola suku kata bertekanan dan tak bertekanan dalam wicara. Ritme dalam PKS memiliki tekananan dan bertekanan pada frasa, klausa, kalimat. Ritme pula berkaitan dengan tinggi rendahnya sebuah suara. Untuk symbol yang digunakan dalam PKS ini adalah (-)untuk suara lemah lembut, symbol (U) untuk suara berat dan keras, symbol (R) untuk suara rendah, suara menengah (M), dan symbol(t) untuk suara tinggi. Pada penelitian ini dibatasi ujaran yang dianalisis. Ujaran mantra yang dianalisis adalah puja mantra kehadapan Hyang Widhi dalam wujud-nya sebagai Hyang Surya atau Siwa Raditya. Om Adityasyà param jyoti Rakta tejo namo stute Sweta pankajamadhyastha Bhàskaràya namo stute Terjemahannya: YaTuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan. Berdasarkan hasil speech analyzer, ritme PKS dapat dibuatkan kolom seperti di bawah ini. Kriteria Silabel Om Adi: tyə syə pa ram jyo Ti Tinggi-Rendah M - T T T-R T-R T R Keras-Lembut U U U - Kriteria Silabel Rak tə te jo na mo stu te 147

5 Tinggi- Rendah Keras- Lembut Kriteria Tinggi- Rendah Keras- Lembut Kriteria Tinggi- Rendah T T T-R R R R R R U U U Silabel Swe tə pan ka jə ma dhyas thə R T-R T-R R T-R R R R - U U U Silabel Bhàs ka rə yə na mo Stu Te T T T - - Keras-Lembut U U U - - Simpulan tersebut dapat dibuktikan ke dalam grafik di bawah ini. Grafik 1. Baris I pada mantram PKS 148

6 Grafik 2. Baris II pada mantram PKS Grafik III. Baris III Mantram PKS Grafik 4. Baris IV pada mantram PKS Tekanan. Tekanan menurut kridalaksana 2008:23 merupakan kekuatan yang lebih besar dalam artikulasi pada salah satu bagian ujaran yang membuatnya lebih menonjol dari pada bagian ujaran yang lain; keras lembutnya pengucapan bagian ujaran: tekanan ditentukan dengan membandingkan bagian-bagian ujaran: tekanan ditentukan dengan membandingkan bagian-bagian ujaran. Pada analisis tekanan pada ujaran mantram PKS dengan memberikan symbol (+) mencirikan bertekanan, kemudian (-) tidak bertekanan. Tekanan pada PKS dapat dijelaskan sebagai berikut. 149

7 Kriteria Om Adityəsyə Paramjyoti Om Adi tyə syə pa ram Jyo Ti Tekanan Frekuensi Kriteria Raktə Tejo na mo stute Rak tə te jo Na mo stu te Tekanan Frekuensi Kriteria Sweta pankajamadhyastha Swe tə pan Ka jə ma dhyas thə Tekanan Frekuensi Kriteria Bhàskaràya namo stute Bhàs ka rə yə na mo stu te Tekanan Frekuensi Hipotesis tersebut dapat dibuktikan dengan grafik di bawah ini Dampak Fitur Suprasegmental Pada Jiwa Manusia 150

8 Kekerasan Bunyi Loudness Kenyaringan adalah tanggapan subjektif dengan amplitude suara. a. Satuan kekerasan Bunyi. Unit of Loudness Menurut menlh.go.id suara kebisingan dapat berakibat sebagai berikut: Tipe Uraian Akibat-akibat badaniah Kehilangan pendengaran Perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan. Perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan. Akibat-akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat, sakit kepala, bunyi dering. Akibat-akibat psikologis Gangguan emosional Kejengkelan,kebingungan Gangguan gaya hidup Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja. Gangguan pendengaran Merintangi kemampuan mendengarkan TV, percakapan radio, Untuk mengukur sekala bising dengan menggunakan satuan dasar decibel (db) yang artinya sepersepuluh bel, sesuai dengan nama penemunya Alexander Graham Bell (Atkinson, 1999) yang secara tekhnis mengukur tingkat-tingkat tekanan suara dan mempunyai 3 skala: A, B, C. Satu decibel adalah besarnya tekanan suara di tingkat ambang pendengaran pada frekuensi 1000 hertz atau sama dengan 1000/cycle detik yaitu tekananan minimal yang masih dapat didengarkan sebagai bisikan lembut. Perkiraan kasar tentang apa yang diukur decibel ditentukan oleh skala yang diperlihatkan pada gambar di bawah ini. 120 Pengeling pneumatic besar Ambang bunyi yang menyakitkan telinga manusia Bunyi pesawat jet 500 kaki di atas kepala 100 Bunyi kereta api sejarak 200 kaki Bunyi truk yang sarat sejarak 25 kaki Mulai Hilangnya Pendengaran secara tetap 80 Bunyi di dalam mobil pada kecepatan 50 km/jam 60 Percakapan sehari-hari Bunyi A.C jendela 40 Kantor yang tenang 20 Bisikan sejarak 5 kaki 0 Ambang pendengaran Loudeness (kekerasan suara) dan beberapa suara yang sudah dikenal diskalakan decibel. Lepas landasnya roket Saturn V ke bulan yang diukur pada alas peluncurannya kurang 151

9 lebih 180 db. Untuk tikus-tikus percobaan, skala suara 150 db dalam waktu yang cukup lama menyebabkan kematian (Atkinson, 1999) Untuk mengetahui Loudness pada Mantram PKS dapat dijelaskan sebagai berikut. Kriteria Suara Mantram Keterangan Loudness 58.3 Om Adityasyà param jyoti Ambang pendengaran sekitar db 82.9 Rakta tejo namo stute Ambang pendengaran sekitar db 83.6 Sweta pankajamadhyastha Ambang pendengaran sekitar 0.011db 41.9 Bhàskaràya namo stute Ambang pendengaran sekitar db Dapat disimpulkan bahwa suara mantra PKS dapat dinyatakan lembut dan tidak menyebabkan kebisingan terhadap manusia. Yang dapat dibuktikan pada grapik di bawah ini. IV. PENUTUP Bahasa Bali memiliki enam ruas vokal yakni /i,e,ə,a,u, dan o/ dalam bb merupakan ruas-ruas asal. Empat dari enam ruas asal vokal tersebut mengalami pengenduran sehingga secara fonetis ditemukan 10 bunyi vokal. Vokal bahasa Bali dapat dibedakan atas vokal depan dan vokal belakang. Vokal depan dibentuk oleh punggung lidah dan bagian depan mulut dekat palatum. Vokal belakang dibentuk oleh punggung lidah dan bagian belakang mulut dekat velum. Dari segi tingkatan ketinggian, vokal vokal bahasa Bali dibedakan atas tiga tingkatan ketinggian,yakni: vokal tinggi, tengah dan rendah. Bunyi tinggi dihasilkan dengan menaikan punggung lidah mendekati palatum atau velum. Bunyi rendah dihasilkan oleh lidah yang agak kempes atau rendah dari palatum atau velum; sedangkan bunyi tengah dihasilkan oleh punggung lidah yang posisinya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari palatum atau velum. Sedang bunyi Tegang dan Kendur dapat terjadi bilamana bunyi vokal berdistribusi pada suku kata terbuka akan menjadi bunyi tegang, begitupun 152

10 sebaliknya bunyi vokal jika berdistribusi pada sukukata tertutup akan berproses menjadi bunyi kendur. Analisa Akustik berfungsi sebagai suplemen analisa linguistic bukan sebagai pengganti analisanya. Analisa akustik dalam hal ini berfungsi untuk (1) mengkonfirmasi apa yang telah kita dengar dengan indera pendengaran kita, (2) menyediakan data untuk mengetahui permasalahan dalam analisa, dan (3) menemukan kembali apa yang hilang dalam pendengaran. Kekerasan Bunyi (Loudness) pada mantram kramaning sembah rata-rata desibel pada ambang pendengaran sekitar. Dapat disimpulkan bahwa suara mantra PKS dapat dinyatakan lembut dan tidak menyebabkan kebisingan terhadap manusia. DAFTAR PUSTAKA Brinton,LaurelJ.&DonnaM.Brinton.2010.ThelinguisticstructureofModernEnglish, 2nd edn. Amsterdam:John Benjamins PublishingCompany. Boersma, Paul, and David Weenink. Praat: Doing phonetics by computer[computer ] Chaer, Abdul.LinguistikUmum, Jakarta: RinekaCipta Clark, J.; Yallop, C.; Fletcher, J.Anintroduction tophonetics and phonology. 3rd ed. UK:Blackwell Publishing Dardjowidjojo, dkk TataBahasaBakuBahasaIndonesia, edisipertama. Herawan, K. D., & Sudarsana, I. K. (2017). RELEVANSI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM GEGURITAN SUDDHAMALA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA. Jurnal Penjaminan Mutu, 3(2), Kridalaksana, Harimurti.1993.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta. Kent, R. D.; Read, C The acoustic analisys ofspeech. California: Singular PublishingGroup. Ladefoged, P Three areas of experimentalphonetics.london: Oxford UniversityPress, Lieberman, P. 1988; Blumstein, S.Speech physiology,speech perception, and acoustic phonetics.cambridge: CambridgeUniversityPress, Pastika, I Wayan Bahasa Bali : Sebuah Pendekatan Generatif Transformasi. Denpasar : Pustaka Larasan Suparwa, I Nyoman Fonetik Akustik Dan Pendoman Pengoperasian Speech Analyzer. Denpasar : Lab Fonetik Program Magister (S2) dan Doktor (S3) Program Pascasarjana Universitas Udayana SIL Speech Analyzer: A Speech Analysis Tool Version 2.5. SIL International Allrights Reserved l org. Lehiste,Else Suprasegmentals. Cambridge: The MIT Press. 153

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal 1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi Alat ucap dan alat bicara yang dibicarakan dalam proses memproduksi bunyi bahasa dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a. Komponen subglotal

Lebih terperinci

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Aspek Fisiologis Bahasa Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober 2014 Aspek Fisiologis Bahasa WUJUD FISIK BAHASA Ciri2 fisik bahasa yg dilisankan Aspek Fisik Bahasa Bgmn bunyi bahasa itu dihasilkan

Lebih terperinci

- BUNYI DAN KEBISINGAN -

- BUNYI DAN KEBISINGAN - ERGONOMI - BUNYI DAN KEBISINGAN - Universitas Mercu Buana 2011 Telinga http://id.wikipedia.org/wiki/telinga) TELINGA LUAR TELINGA TENGAH TELINGA DALAM http://v-class.gunadarma.ac.id/mod/resource/view.php?id=2458

Lebih terperinci

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA PHONETIC REALIZATION OF CONSONANT ALVEOLAR TRILL IN INDONESIAN BY MALE AND FEMALE Sang Ayu Putu Eny Parwati

Lebih terperinci

ANIS SILVIA

ANIS SILVIA ANIS SILVIA 1402408133 4. TATANAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita nmendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtutan bunyi bahasa yang terus menerus, kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Ciri akustik penutur asli BK dan penutur asli BI, serta perbedaan ciri akustik pada penutur asli BK dan penutur asli BK adalah sebagai berikut. 1. Nada tertinggi penutur

Lebih terperinci

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang FONETIK Pengantar Linguistik Jepang Fonetik 10 Maret 2014 DEFINISI Definisi dari Para Linguis Harimurti Kridalaksana Kamus Linguistik Sheddy N. Tjandra Fonologi Jepang Harimurti Kridalaksana 1. Ilmu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara tersebut ikut bergetar (Harnapp dan Noble, 1987). dirasakan sebagai gangguan (Mangunwijaya, 1988). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bunyi Bunyi dihasilkan dari pergesekan benda padat, gas, cair atau kombinasinya. Pergesekan tersebut mengakibatkan geteran yang akan menganggu keseimbangan molekul-molekul udara

Lebih terperinci

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 diuraikan bagian pendahuluan penelitian. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian,

Lebih terperinci

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : 1402408261 4. Tataran Linguistik (1) : fonologi Ketika kita mendengar orang berbicara, tentang berpidato atau bercakapcakap, maka kita akan runtunan bunyi bahasa yang berubah-ubah.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan akal budi untuk memahami hal- hal

Lebih terperinci

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan KOMPETENSI LULUSAN Berkomunikasi tertulis Berfikir Analitis Bekerja dalam Tim Ilmu Pengetahuan Teknologi Bekerja Mandiri Berfikir Logis Berkomunikasi Lisan Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia

Assalamu alaikum Wr. Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia Assalamu alaikum Wr. Wb Kelompok 6 : 1. Novi Yanti Senjaya 2. Noviana Budianty 3. Nurani amalia TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia

Lebih terperinci

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1 ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior)

Lebih terperinci

BIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,

BIOAKUSTIK. Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, BIOAKUSTIK Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen

Lebih terperinci

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI BAB 4 Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa. Fonologi terbentuk dari kata fon = bunyi dan logi

Lebih terperinci

BAB 3. RESPONS MANUSIA TERHADAP BUNYI

BAB 3. RESPONS MANUSIA TERHADAP BUNYI BAB 3. RESPONS MANUSIA TERHADAP BUNYI 3.1. PENDAHULUAN Telinga, tampaknya seperti sihir, mengubah energi suara yang masuk ke dalam osilasi gendang telinga, kemudian ke gerakan tulang telinga bagian tengah,

Lebih terperinci

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Persepsi Objek-objek sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA 1. Nama Mata kuliah : Fonologi Bahasa Nusantara 2. Kode/SKS : BDN 120 1/2 SKS 3. Prasyarat : Pengantar

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA FON PENDAHULUAN Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas retno.hdyn@gmail.com Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi terasa mudah

Lebih terperinci

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI NAMA : TAUFIQ SHOFYAN HADI NIM : 1402408291 BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI Kalau kita mendengar orang berbicara, entah berpidato atau bercakap-cakap, maka akan kita dengar runtunan bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 190 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama ditemukan pola dasar fitur-fitur suprasegmental yang terdiri atas, enam baris pada bait

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN. Oleh : Dra. Tati Hernawati, M.Pd.

PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN. Oleh : Dra. Tati Hernawati, M.Pd. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN Oleh : Dra. Tati Hernawati, M.Pd. ============================================================== Pendekatan dan Metode

Lebih terperinci

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya. Komunikasi yang

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 adityawicak_02@yahoo.com ABSTRACT Speech uttered by bus conductors has an interesting phenomenon because there is a change

Lebih terperinci

SKRIPSI CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA PADA ACARA SAMATRA ARTIS BALI DI MEDIA MASSA BALI TV NI PUTU LILIK YUDIASTARI

SKRIPSI CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA PADA ACARA SAMATRA ARTIS BALI DI MEDIA MASSA BALI TV NI PUTU LILIK YUDIASTARI SKRIPSI CAMPUR KODE DALAM BAHASA INDONESIA PADA ACARA SAMATRA ARTIS BALI DI MEDIA MASSA BALI TV NI PUTU LILIK YUDIASTARI 1101105001 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN

BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN BAB II PARAMETER PARAMETER AKUSTIK RUANGAN Pada bab ini akan dibahas teori apa saja yang menunjang untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan akustik dari BU UKSW. Dengan teori teori yang akan dibahas di

Lebih terperinci

RESENSI BUKU. Judul. : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa

RESENSI BUKU. Judul. : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa RESENSI BUKU Judul : Fonetik Akustik: Sebuah Pengantar Telaah Wujud Akustik Bahasa Penulis : Yusup Irawan Tebal Buku : 224 + xviii halaman Edisi/ISBN : 2017/978-979-665-923-4 Penerbit : Angkasa, Bandung

Lebih terperinci

DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU

DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU DOA SEHARI-HARI MENURUT HINDU Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan baik dengan puja Trisandya maupun Panca Sembah didahului dengan penyucian badan dan sarana persembahyangan. Urutannya sebagai

Lebih terperinci

Frekuensi suara Frekuensi suara yang dapat didengar adalah antara 20 dan Hz. Orangtua hanya dapat mendengar sampai frekuensi 10 khz. Diatas 20

Frekuensi suara Frekuensi suara yang dapat didengar adalah antara 20 dan Hz. Orangtua hanya dapat mendengar sampai frekuensi 10 khz. Diatas 20 Bunyi,telinga dan pendengaran. Gelombang bunyi adalah suatu getaran mekanis dalam suatu gas,cairan dan benda padat yang merambat/berjalan menjauhi sumber. Kita dapat melihat pada gambar tentang diafragma

Lebih terperinci

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika

CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG. Ni Ketut Ayu Ratmika 1 CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PEMAKAIAN BAHASA BALI DALAM DHARMA WACANA IDA PEDANDA GEDE MADE GUNUNG Ni Ketut Ayu Ratmika Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana Abstract Research on

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006:118). Variabel penelitian merupakan suatu atribut

Lebih terperinci

MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING

MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING MODEL TERAPI PERILAKU PENDERITA MALOKLUSI BIBIR SUMBING Yessy Prima Putri STMIK Indonesia Email: eci.prima@gmail.com Abstrak Seorang manusia yang normal fungsi otak dan alat bicaranya, relatif dapat berbahasa

Lebih terperinci

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah negara kesatuan republik indonesia dalam rangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan

Lebih terperinci

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM A. PENGANTAR Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Fonologi secara Etimologi berasal dari kata fon, yang artinya bunyi dan logi yang berarti ilmu. Fonologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Keraf (1997:1) bahasa merupakan alat komunikasi anggota masyarakat berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Lebih terperinci

Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal Bahasa Inggris Siswa Kelas IX SLB-B Negeri Sidakarya Denpasar

Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal Bahasa Inggris Siswa Kelas IX SLB-B Negeri Sidakarya Denpasar Pelafalan Bunyi Konsonan Nasal Bahasa Inggris Siswa Kelas IX SLB-B Negeri Sidakarya Denpasar Nissa Puspitaning Adni Program Magister Linguistik Universitas Udayana Ponsel 085953863908 nissa_puspitaning@yahoo.com

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA

APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA APLIKASI TRANSKRIPSI FONETIK BAHASA INDONESIA BERDASARKAN IPA (THE INTERNATIONAL PHONETIC ASSOCIATION) UNTUK BIPA Lilis Setyowati 1 Bertalya 2 Tri Wahyu Retno Ningsih 3 1 Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( ) LAPORAN BACA OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036) Identitas Buku Judul : Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman

Lebih terperinci

Konsep Dasar Artikulasi

Konsep Dasar Artikulasi Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Konsep Dasar Artikulasi Pengertian artikulasi berasal dari kata articulation yang artinya adalah pengucapan, maksudnya pengucapan lambang bunyi bahasa

Lebih terperinci

BAB VI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB VARIASI FITUR-FITUR SUPRASEGMENTAL DALAM KIDUNG TANTRI NANDAKAHARANA

BAB VI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB VARIASI FITUR-FITUR SUPRASEGMENTAL DALAM KIDUNG TANTRI NANDAKAHARANA 176 BAB VI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB VARIASI FITUR-FITUR SUPRASEGMENTAL DALAM KIDUNG TANTRI NANDAKAHARANA Setiap nyanyian (termasuk kidung) memiliki unsur estetis yang mengindahkan setiap aturan. Aturan pokok

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASARN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASARN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASARN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menemukan jawaban suatu permasalahan atau konsep adalah gambaran

Lebih terperinci

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 2 يوليو -

إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 2 يوليو - 217 إحياء العربية : السنة الثالثة العدد 2 يوليو - ديسمبر STRUKTUR FREKUENSI DALAM BAHASA ARAB PADA MODUS KALIMAT DEKLARATIF, INTEROGATIF, DAN IMPERATIF OLEH PEMBELAJAR BAHASA ARAB KOTA MEDAN Khoirul Jamil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA 1 ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA Ida Ayu Diah Rarasathi Kusumadarma Sastra Bali Fakultas Sastra Universitas Udayana ABSTRACT The research of structure and function

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. lahan untuk bermukim. Beberapa diantara mereka akhirnya memilih untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di kota-kota besar di negara-negara dunia sering ditemukan adanya daerah kumuh atau pemukiman miskin. Daerah kumuh ini merupakan pertanda kuatnya gejala kemiskinan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Informan dan Lokasi Dalam penelitian ini, pengambilan struktur melodik dan struktur temporal bahasa Indonesia yang digunakan oleh penutur asli bahasa Korea dan penutur asli

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Pada Bab 2 ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan penulis pakai dalam menganalisa data pada Bab 4. Teori-teori ini adalah teori fonologi, teori fonetik dan teori fonem.

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif

Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Penilaian Kondisi Akustik Ruangan TVST B pada Gedung TVST ITB Secara Subjektif Widyawan A. Widarto 1 1 Peserta Kuliah TF3204 Akustik 2010, NIM 13307005 Kelas Ganjil Dosen : Sugeng Joko Sarwono Intisari

Lebih terperinci

WACANA KECANTIKAN DALAM TEKS INDRANI SASTRA

WACANA KECANTIKAN DALAM TEKS INDRANI SASTRA WACANA KECANTIKAN DALAM TEKS INDRANI SASTRA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik-Wacana Sastra, Program Pascasarjana Universitas Udayana PUTU WIDHI KURNIAWAN

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Nama : Nugraheni Widyapangesti NIM : 1402408207 TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI Runtutan bunyi dalam bahasa ini dapat dianalisis atau disegmentasikan berdasarkan tingkatan kesatuannya yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan Belajar Menurut Suwarno (2006) lingkungan belajar adalah lingkungan sekitar yang melengkapi terjadinya proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa lingkungan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM FONOLOGIS BAHASA MAKASSAR DIALEK CIKOANG KABUPATEN TAKALAR

SISTEM FONOLOGIS BAHASA MAKASSAR DIALEK CIKOANG KABUPATEN TAKALAR SISTEM FONOLOGIS BAHASA MAKASSAR DIALEK CIKOANG KABUPATEN TAKALAR Charmilasari (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) charmila_s@yahoocom ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini menjelaskan prosedur untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam penelitian. Pemaparan pada bab ini dimulai dengan permasalahan penelitian, metode penelitian, sumber

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab V terbagi menjadi dua bagian, yaitu simpulan dan saran. Simpulan dan saran berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV sebelumnya. 5.1 Simpulan Tujuan utama penelitian

Lebih terperinci

PROSODI PISUHAN JAMPUT PADA PENUTUR JAWA SURABAYA

PROSODI PISUHAN JAMPUT PADA PENUTUR JAWA SURABAYA PROSODI PISUHAN JAMPUT PADA PENUTUR JAWA SURABAYA Siti Rumaiyah Prodi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya ayum1_galz@yahoo.com Agusniar Dian Savitri Agusniar_dian@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir semua anak yang dilahirkan. Kemampuan itu dapat diperoleh tanpa harus memberikan pengajaran khusus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal tersebut menjadikan Indonesia mempunyai kekayaan kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini telah dianugerahi oleh Tuhan dengan pancaindera yang berfungsi

Lebih terperinci

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI) Debby Yuwanita Anggraeni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI peacoy@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERSEPSIMASYARAKAT TERHADAP KEBISINGAN PENANGKARAN BURUNG WALET (Collacalia fuciphaga) DI KELURAHAN RIMBA SEKAMPUNG KOTA DUMAI, RIAU ABSTRAK

PERSEPSIMASYARAKAT TERHADAP KEBISINGAN PENANGKARAN BURUNG WALET (Collacalia fuciphaga) DI KELURAHAN RIMBA SEKAMPUNG KOTA DUMAI, RIAU ABSTRAK PERSEPSIMASYARAKAT TERHADAP KEBISINGAN PENANGKARAN BURUNG WALET (Collacalia fuciphaga) DI KELURAHAN RIMBA SEKAMPUNG KOTA DUMAI, RIAU Deny Yusrizal Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana

Lebih terperinci

FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA

FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1 April 2017, 145-158 Available Online at http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret FONOLOGI BAHASA KANAUMANA KOLANA Lodia Amelia Banik Universitas Warmadewa

Lebih terperinci

SISTEM FONOLOGI BAHASA LAMALERA

SISTEM FONOLOGI BAHASA LAMALERA SISTEM FONOLOGI BAHASA LAMALERA Tri Wahyu Retno Ningsih 1 Endang Purwaningsih 2 Fakultas Sastra Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina Depok 1 t_wahyu@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Balinese Lamak PENCIPTA : Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn.,M.Sn PAMERAN The Aesthetic Of Prasi 23 rd September 5 th October 2013 Cullity Gallery ALVA

Lebih terperinci

ANALISIS VOCAL TRACT PADA KAJIAN AKUSTIK VOKAL BAHASA INDONESIA

ANALISIS VOCAL TRACT PADA KAJIAN AKUSTIK VOKAL BAHASA INDONESIA ANALISIS VOCAL TRACT PADA KAJIAN AKUSTIK VOKAL BAHASA INDONESIA Ichwan Suyudi 1 Debyo Saptono 2 Fakultas Sastra Inggris, Universitas Gunadarma 1 ichwan, 2 debyo{@staff.gunadarma.ac.id} ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya.pada bidang linguistic yang mempelajari, menganalisis,dan membicarakan

Lebih terperinci

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB UJIAN TENGAH SEMESTER TF 3204 AKUSTIK EVALUASI KONDISI AKUSTIK MASJID SALMAN ITB: ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB Disusun Oleh: NAMA: FIKRI FERDIANA

Lebih terperinci

PELAFALAN BAHASA INGGRIS: STRATEGI PEMBELAJARAN MATERI FRONT OFFICE MELALUI KARTU TEMATIK BAGI MAHASISWA MANAJEMEN PERHOTELAN UNIVERSITAS DHYANA PURA

PELAFALAN BAHASA INGGRIS: STRATEGI PEMBELAJARAN MATERI FRONT OFFICE MELALUI KARTU TEMATIK BAGI MAHASISWA MANAJEMEN PERHOTELAN UNIVERSITAS DHYANA PURA TESIS PELAFALAN BAHASA INGGRIS: STRATEGI PEMBELAJARAN MATERI FRONT OFFICE MELALUI KARTU TEMATIK BAGI MAHASISWA MANAJEMEN PERHOTELAN UNIVERSITAS DHYANA PURA MADE SUARDIKA JAYA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah / Penggunaan Segmental Melalui Penerapan Teknik 515 PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN) 1 Syamsudduha 2 Mahmudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach Dalam teori Joachim wach dapat diamati dalam tiga bentuk ekspressi keagamaan atau pengalaman beragama baik individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menguraikan penelitian-penelitian yang dijadikan acuan dalam menyusun landasan atau kerangka teori. Kajian pustaka berfungsi

Lebih terperinci

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK Deni Nofrina Zurmita 1, Ermanto 2, Zulfikarni 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri

Lebih terperinci

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Genap 2014/2015. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #9 Definisi 2 Noise (bising) adalah bunyi yang tidak dikehendaki, suatu gejala lingkungan (environmental phenomenon) yang mempengaruhi manusia sejak dalam kandungan dan sepanjang hidupnya. Bising

Lebih terperinci

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI I Gede Iwan Astadi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract Analysis of the psychology literature

Lebih terperinci

NILAI FORMAN DAN KARAKTERISTIK BUNYI UJARAN PADA AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DAN ANAK NORMAL

NILAI FORMAN DAN KARAKTERISTIK BUNYI UJARAN PADA AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DAN ANAK NORMAL Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Teknik Sipil) Vol. 6, Oktober 215 NILAI FORMAN DAN KARAKTERISTIK BUNYI UJARAN PADA AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) DAN ANAK NORMAL Tri Wahyu Retno

Lebih terperinci

FREKUENSI DAN DURASI KALIMAT BAHASA INDONESIA 1

FREKUENSI DAN DURASI KALIMAT BAHASA INDONESIA 1 FREKUENSI DAN DURASI KALIMAT BAHASA INDONESIA 1 Henry Yustanto Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret henryyustanto@yahoo.com Abstrak Bahasa adalah salah satu alat komunikasi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA.

SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002. Ardhana Reswari, MA. Halaman : Page 1 of 5 SILABUS FONOLOGI BAHASA INDONESIA BIL002 Ardhana Reswari, MA. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG 1 Halaman

Lebih terperinci

DINAMIKA SISTEM BUNYI PANJANG DALAM BAHASA MELAYU DI BALI

DINAMIKA SISTEM BUNYI PANJANG DALAM BAHASA MELAYU DI BALI DINAMIKA SISTEM BUNYI PANJANG DALAM BAHASA MELAYU DI BALI I Nyoman Suparwa 1) ; A.A. Pt. Putra 2) Fak Sastra dan Budaya, Universitas Udayana E-mail: suparwa_nym@yahoo.co.id Abstrak Penutur bahasa Melayu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Malo, dkk. (1985:47) konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia ketika terlahir ke dunia. Baik melalui proses yang lama maupun singkat, seseorang akan mampu berkomunikasi

Lebih terperinci

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra

FONOLOGI Aspek Fisiologis Bahasa FONETIK Definisi Fonetik Jenis Fonetik Harimurti Kridalaksana Sheddy N. Tjandra FONOLOGI Pengantar Linguistik Umum 13 November 2013 Nadya Inda Syartanti PENGANTAR 1 2 Aspek Fisiologis Bahasa Bagaimana bunyi ujaran terjadi; Darimana udara diperoleh; Bagaimana udara digerakkan; Bagaimana

Lebih terperinci

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M.

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M. FONOLOGI MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M. Pd oleh: Konsentrasi Bahasa Indonesia Semester 7 Kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja yang nyaman, aman dan kondusif dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Salah satu diantaranya adalah lingkungan kerja yang bebas dari kebisingan.

Lebih terperinci

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM Nota Kuliah BBM3202 Pendahuluan Fitur Distingtif (ciri pembeza) ialah unit terkecil nahu yang membezakan makna. Cth: Pasangan minimal [pagi] dan [bagi] yang dibezakan maknanya pada fitur tak bersuara [p]

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendengaran berperan penting dalam komunikasi, perkembangan bahasa dan belajar. Penurunan pendengaran dalam derajat yang ringanpun dapat mempunyai efek negatif

Lebih terperinci

Suara. Definisi Suara???

Suara. Definisi Suara??? Suara Suara Definisi Suara??? Suara, Amplitudo dan Telinga Suara adalah fenomena kompleks yang melibatkan fisika dan persepsi. suara selalu melibatkan setidaknya tiga hal: sesuatu yang bergerak sesuatu

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI TEXT TO SING PUPUH PUCUNG

RANCANG BANGUN APLIKASI TEXT TO SING PUPUH PUCUNG TESIS RANCANG BANGUN APLIKASI TEXT TO SING PUPUH PUCUNG I PUTU EKA GIRI GUNAWAN NIM 1291761012 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i RANCANG

Lebih terperinci

Mata Kuliah. Optimalisasi Pendengaran

Mata Kuliah. Optimalisasi Pendengaran Mata Kuliah Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Metode Sarana dan Prasarana Artikulasi dan Optimalisasi Pendengaran Metode Pengajaran Artikulasi Metode Visual Metode Imitasi Metode Peragaan/Dramatisasi

Lebih terperinci

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS

DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS DAMPAK KEBISINGAN VERSUS GANGGUAN PSIKOLOGIS Zuhdi Ismail (M0208062) Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta A. Pendahuluan Bising didefinisikan

Lebih terperinci