BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN"

Transkripsi

1 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Fisik Kondisi Geografis Kota Tasikmalaya secara geografis berada di bagian tenggara wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak dari ibukota provinsi, Bandung, ±105 km dan dari ibukota negara, Jakarta, ±255 km. Wilayah ini berada pada posisi BT dan LS, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya serta Kecamatan Cihaurbeuti dan Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis (dengan batas Sungai Citanduy); b. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Manonjaya dan Kecamatan Gunung Tanjung, Kabupaten Tasikmalaya; c. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Jatiwaras, Kabupaten Tasikmalaya (dengan batas Sungai Ciwulan); dan d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Sukaratu, Kecamatan Leuwisari, Kecamatan Singaparna, Kecamatan Sukarame dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Gambar 2.1. Peta Orientasi Kota Tasikmalaya 10

2 Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat serta Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun , luas wilayah administrasi Kota Tasikmalaya adalah ,07 Ha (183,85 Km2), terdiri dari 10 Kecamatan dengan 69 Kelurahan sebagaimana tertera pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Luas Wilayah Administratif Kecamatan dan Jumlah Wilayah Administratif Kelurahan No Kecamatan Luas Wilayah (Km 2 ) Jumlah Kelurahan 1. Kawalu 42, Tamansari 35, Cibeureum 19, Purbaratu 12, Tawang 7, Cihideung 5, Mangkubumi 24, Indihiang 11, Bungursari 16, Cipedes 8,96 4 Jumlah 183,85 69 Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya Tahun Bentang alam wilayah Kota Tasikmalaya berada pada daerah dengan ketinggian berkisar antara di atas permukaan laut (dpl) dan mempunyai dataran dengan kemiringan relatif landai. Daerah tertinggi berada di Kelurahan Bungursari Kecamatan Bungursari (kaki Gunung Galunggung) yaitu 503 m dpl sedangkan yang terendah berada di Kelurahan Urug Kecamatan Kawalu yaitu sekitar 201 m dpl. Ditinjau dari segi fisiografi wilayah tempat tertinggi Kota Tasikmalaya terdapat di bagian Barat dan Selatan kemudian menurun ke tengah di sekitar pusat kota menuju utara sebagian kecil dari Timur ke tengah dan 11

3 utara Kota Tasikmalaya. Pada bagian selatan wilayah Kota Tasikmalaya di sekitar Kecamatan Kawalu dan Cibeureum kondisinya cenderung berbukitbukit dengan ciri hutan dan kebun campuran. Kondisi geomorfologi tersebut membagi dua wilayah Kota Tasikmalaya dalam arah barat laut ke arah selatan kota Tasikmalaya. Kondisi fisik bentang alam ini sangat terkait dengan kondosi hidrologinya dimana Kota Tasikmalaya terbagi ke dalam dua Daerah Aliran Sungai (DAS) di sebelah utara hingga Timur Laut merupakan DAS Citanduy dengan aliran air menuju arah Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis dengan debit air ratarata harian 5,5 m 3 /detik, sedangkan di sebelah barat hingga barat daya merupakan DAS Ciwulan dengan airnya menuju arah Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya dengan debit air rata-rata harian 13,7 m 3 /detik. Selain kedua daerah aliran sungai tersebut potensi air permukaan Kota Tasikmalaya memiliki 7 buah waduk/situ yaitu Situgede di Kecamatan Mangkubumi, Situ Cicangri dan Rusdi di Kecamatan Tamansari, Situ Cibeureum, Situ Cipajaran, Situ Malingping dan Situ Bojong di Kecamatan Cibeureum dengan perkiraan daya tampung airnya sebanyak m 3. Penggunaan lahan di wilayah Kota Tasikmalaya menurut hasil interpretasi foto udara Tahun 2013 secara garis besar terdiri dari 3.909,05 Ha atau sekitar 21,47 persen luas lahan terbangun dan sekitar ,562 Ha atau sekitar 78,53 persen luas lahan tidak terbangun. Secara umum dapat dikemukakan bahwa Kota Tasikmalaya masih memiliki lahan cukup luas untuk pengembangan fisik kota ke depan. Meskipun demikian, sesuai amanat Undang-undang Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 terdapat lahan yang harus disiapkan untuk ruang terbuka hijau sebesar 30 persen dari total luas lahan Kota Tasikmalaya, masingmasing terdiri dari 20 persen ruang terbuka hijau publik dan 10 persen ruang terbuka hijau privat. Perumahan / permukiman Tabel 2.2 Penggunaan Lahan di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Lahan Terbangun ,437 Ha 16,62 % Lahan Non Terbangun Pertanian 6.019,951 Ha 33,07 % Jasa dan 287,63 Ha 1,58 % Kebun 303,97 Ha 1,67 % perdagangan Campuran LANUD 111,55 Ha 0,61 % Ladang 882,623 Ha 4,85 % Perkantoran, Pusat Pemerintah, Fasilitas 483,432 Ha 2,66 % Hutan 2.517,323 Ha 13,83 % 12

4 Lahan Terbangun Sosial dan Transportasi, Militer, Industri, Fasilitas Olahraga, Sarana Olahraga, Terminal dan Stasiun Lahan Non Terbangun Lahan kosong 670,263 Ha 3,68 % Lahan galian 3.901,432 21,43 pasir, TPU, Ha % taman, situ, lahan tidak produktif, belukar dan lahan lainnya 78,53 % Jumlah 3.909,05 Ha 21,47 % ,562 Ha Sumber : Analisa Foto Udara, Bappeda Kota Tasikmalaya, 31 Desember Kondisi Demografis Jumlah penduduk di Kota Tasikmalaya terus mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Tasikmalaya sebanyak jiwa, dengan rincian sebanyak jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak jiwa berjenis kelamin perempuan, sehingga angka sex ratio (perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan) mencapai sebesar 101,38. Artinya, dari 100 penduduk perempuan di Kota Tasikmalaya terdapat 101 penduduk laki-laki. Tahun Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan Jumlah % Jumlah % Laki-laki + Perempuan Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) , , , , , , , , , , , , , , , , , ,38 Sumber: Profil Pembangunan Manusia Kota Tasikmalaya 2015 (BPS dan Bappeda). Berdasarkan sebarannya, sekitar 13,44% penduduk bertempat tinggal di Kecamatan Mangkubumi, 13,38% di Kecamatan Kawalu, 11,78% di Kecamatan Cipedes, 11,24% di Kecamatan Cihideung dan sisanya menyebar 13

5 di 6 kecamatan lain. Namun bila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk dengan memperhatikan faktor luas wilayah, maka kecamatan dengan penduduk terpadat adalah Kecamatan Cihideung dengan tingkat kepadatan penduduk jiwa/km2 diikuti Kecamatan Tawang dan Kecamatan Cipedes berturut-turut mencapai jiwa/km2 dan jiwa/km2. Sedangkan tingkat kepadatan 7 kecamatan lainnya berkisar antara s/d jiwa/km2 di bawah rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kota Tasikmalaya sebesar jiwa/km2. Hal ini berarti terdapat ketimpangan sebaran penduduk yang mencolok antara 3 kecamatan kawasan perkotaan dan 7 kecamatan lainnya. Untuk lebih lengkap dan jelasnya mengenai jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah Kota Tasikmalaya menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut. Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Per-Kecamatan No Kecamatan Jumlah Penduduk 14 Luas Wilayah Kepadatan L P Jumlah (Km 2 ) (Jiwa/Km 2 ) 1. Kawalu , Tamansari , Cibeureum , Purbaratu , Tawang , Cihideung , Mangkubumi , Indihiang , Bungursari , Cipedes , Kota Tasikmalaya , Sumber: Profil Pembangunan Manusia Kota Tasikmalaya 2015 (BPS dan Bappeda). Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Mangkubumi dan Kecamatan Kawalu dikarenakan kedua kecamatan ini memang mempunyai wilayah yang lebih luas dibandingkan wilayah kecamatan lainnya. Namun demikian, tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Mangkubumi juga disinyalir karena di wilayah ini terdapat sentra perdagangan (pasar induk), sentra industri dan UKM, sehingga masyarakat cenderung lebih tertarik untuk berusaha dan tinggal di Kecamatan Mangkubumi. Begitu pula halnya dengan Kecamatan Kawalu yang terkenal sebagai sentra industri bordir. Mencermati Gambar 2.2 Komposisi Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2015 di bawah ini, terlihat bahwa panjang batang penduduk usia

6 muda (0-19) tahun relatif lebih panjang dibandingkan dengan kelompok usia penduduk diatasnya. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kelahiran masih relatif tinggi, sehingga upaya-upaya pemerintah dalam menggalakkan program KB masih harus terus dilaksanakan. Upaya menurunkan tingkat kelahiran dan menekan angka kematian pada bayi dan balita sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk selanjutnya. Gambar 2.2 Komposisi Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Sumber: Profil Pembangunan Manusia Kota Tasikmalaya 2015 (BPS dan Bappeda). Tabel 2.5 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Tasikmalaya Tahun 2014 No. Kecamatan Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th 5-9 Th 0-4 Th Kelompok Umur ( Ribuan ) Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes Kota Tasikmalaya Sumber : Kota Tasikmalaya dalam Angka Tahun

7 2.1.2.Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kondisi Pemerataan Ekonomi Fenomena perekonomian makro di tingkat nasional sebagaimana yang terjadi, berimplikasi terhadap perekonomian daerah. Kondisi keuangan global yang terjadi, memberikan dampak terhadap para pelaku usaha, rumahtangga, serta menerpa aspek penawaran dan permintaan di Kota Tasikmalaya, meskipun demikian seluruh kategori perekonomian di Kota Tasikmalaya masih mengalami pertumbuhan positif pada tahun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tasikmalaya selama periode 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto yang dihitung berdasarkan harga berlaku di Kota Tasikmalaya tahun 2014 mencapai Rp. 13,61 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 10,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar Rp. 12,29 trilyun. Begitu juga dengan PDRB atas dasar harga konstan 2010 yang mengalami peningkatan sebesar 6,16 persen, yaitu dari Rp. 10,96 trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp. 11,63 trilyun pada tahun Dalam rangka melihat dominasi dan melihat ada tidaknya transformasi struktur ekonomi, sembilan sektor ekonomi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : 1. Sektor Primer: Sektor yang tidak mengolah bahan baku, melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan segala yang terkandung di dalamnya. Sektor ini meliputi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Sektor Pertambangan dan Penggalian. 2. Sektor Sekunder: Sektor yang mengolah bahan baku baik dari Sektor Primer maupun Sektor Sekunder itu sendiri, menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor ini meliputi: Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik dan Gas; Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; dan Sektor Konstruksi. 3. Sektor Tersier : Sektor yang produksinya bukan dalam bentuk fisik, melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini meliputi Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; 16

8 Sektor Transportasi dan Pergudangan; Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Sektor Informasi dan Komunikasi; Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Sektor Real Estate; Sektor Jasa Perusahaan; Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib; Sektor Jasa Pendidikan; Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Sektor Jasa Lainnya. Pengelompokan kategori-kategori ekonomi dalam PDRB menjadi 3 (tiga) kelompok kategori tersebut, terlihat bahwa kelompok kategori tersier mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kota Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku untuk kategori tersier pada tahun 2014 yang mencapai sebesar Rp. 8,77 triliun, walaupun hanya mengalami pertumbuhan sebesar 9,93 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 7,98 triliun. Berikut disajikan produk domestik regional Bruto Kota Tasikmalaya atas dasar harga berlaku menurut Lapangan Usaha tahun Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto Kota Tasikmalaya Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Juta Rupiah) Kategori [1] [2] [3] [4] I Primer , , ,4 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan , , ,7 B Pertambangan dan Penggalian 1.368, , ,7 II Sekunder , , ,8 C Industri Pengolahan , , ,9 D Pengadaan Listrik dan Gas 1.198, , ,1 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang , , ,2 F Konstruksi , , ,6 III Tersier , , ,3 G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor , , ,3 H Transportasi dan Pergudangan , , ,9 I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum , , ,1 J Informasi dan Komunikasi , , ,6 K Jasa Keuangan dan Asuransi , , ,7 L Real Estate , , ,6 17

9 Kategori [1] [2] [3] [4] M,N Jasa Perusahaan , , ,4 Administrasi Pemerintahan, O Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib , , ,9 P Jasa Pendidikan , , ,5 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial , , ,7 R,S,T,U Jasa lainnya , , ,6 PDRB , , ,4 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya Kesejahteraan Sosial Secara umum, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Tasikmalaya cenderung meningkat dalam kurun waktu Tahun Komponen pembentuk IPM yang terdiri dari indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli masyarakat terus mendongkrak nilai IPM Kota Tasikmalaya. Indeks Pendidikan (IP) sebagai salah satu komponen utama dalam Indeks Pembangunan Manusia merupakan nilai rata-rata dari variabel angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Indeks Pendidikan pada selama tiga tahun terakhir mengalami kenaikan, walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Tahun 2013 mencapai angka 86,28 meningkat meningkat terus hingga mencapai angka 86,39 pada Tahun Angka Melek Huruf (AMH) memperlihatkan bahwa proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis (latin dan huruf lainnya) juga mengalami peningkatan, meskipun relatif kecil, yaitu dari 99,79 persen pada Tahun 2013 menjadi 99,82 persen pada Tahun Sementara itu, untuk nilai Rata-rata Lama Sekolah (RLS) yang menggambarkan lamanya penduduk usia 15 Tahun ke atas yang bersekolah (dalam Tahun) mencapai 8,89 tahun pada Tahun 2013 dan 8,93 tahun pada Tahun Jika dikonversikan pada tingkat kelulusan, maka rata-rata tingkat pendidikan penduduk Kota Tasikmalaya adalah sudah tamat SLTP. Indeks Kesehatan Kota Tasikmalaya yang mempresentasikan derajat kesehatan masyarakat Kota Tasikmalaya selama tiga tahun terakhir cenderung meningkat. Pada Tahun 2013 mencapai angka 76,33 kemudian meningkat 0,18 poin hingga mencapai 76,51 pada tahun 2014, dan mencapai 76,85 pada Tahun Angka tersebut merupakan gambaran kinerja pembangunan kesehatan yang dilihat dari meningkatnya Angka Harapan Hidup (AHH) masyarakat Kota Tasikmalaya dari 70,80 tahun pada 18

10 Tahun 2013 menjadi 70,91 tahun pada Tahun 2014 kemudian meningkat menjadi 71,11 pada Tahun Indeks Daya Beli Masyarakat Kota Tasikmalaya pada Tahun 2013 mencapai 64,50 dan pada Tahun 2014 mencapai 64,82 atau naik sebesar 0,32 poin, selanjutnya pada Tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,6 poin menjadi 65,42. Indeks Daya Beli Masyarakat dipengaruhi oleh nilai Paritas Daya Beli (Purchasing power parity) masyarakat Kota Tasikmalaya yang pada Tahun 2013 sebesar Rp ,00 dan meningkat pada Tahun 2015 hingga mencapai Rp ,00. Disamping itu, Indeks daya Beli juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, seperti pendapatan dan inflasi (tingginya harga barang dan jasa). Tabel 2.7 Indikator Makro Kota Tasikmalaya Tahun No. Indikator Makro Satuan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Basis Point 75,71 75,88 76,22 Angka Harapan Hidup (AHH) Tahun 70,80 70,91 71,11 Indeks Kesehatan Basis Point 76,33 76,51 76,85 Angka Melek Huruf (AMH) % 99,79 99,80 99,82 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 8,89 8,90 8,93 Indeks Pendidikan Basis Point 86,28 86,30 86,39 Paritas Daya Beli (PPP=Purchasing Power Parity) Ribu Rupiah 639, Indeks Daya Beli Basis Point 64,50 64,82 65,42 2. Jumlah Penduduk Jiwa *) *) *) 3. Laju Pertumbuhan Penduduk % 0,54*) 0,48*) 0,41*) 4. PDRB adh berlaku Juta Rupiah , ,4 **) 5. Inflasi % 6,88 8,09 3,53 6. Laju Pertumbuhan Ekonomi % 6,17 6,16 **) 7. PDRB per kapita berlaku Rp , ,00 **) 8. Indeks Gini Basis Point 0,394 0,371 **) 9. Angka Kemiskinan % 17,19 15,95 **) 10. Tingkat Pengangguran Terbuka % 6,52 5,38 5, Partisipasi Angkatan Kerja % 64, ,21 19

11 No. Indikator Makro Satuan Rasio Penduduk yang Bekerja Terhadap Angkatan Kerja % 93, ,54 Sumber : BPS Kota Tasikmalaya Tahun Keterangan : *) Angka Proyeksi Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 (BPS RI). **) Masih dalam perhitungan BPS Aspek Pelayanan Umum Bidang Pendidikan Pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia guna menopang pembangunan daerah. Mengingat hal tersebut, Pemerintah Kota Tasikmalaya secara konsisten berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, baik sarana maupun prasarana. Tabel 2.8 Kondisi Pelayanan Umum pada Aspek Pendidikan No URAIAN Jumlah Penduduk PENDIDIKAN 1 Jumlah murid SD Negeri/ Swasta non MI Jumlah murid SMP Negeri/ Swasta non MTs Jumlah murid SMA Negeri/ Swasta non MA Jumlah SD Negeri/ Swasta non MI Jumlah SMP Negeri/ Swasta non MTs Jumlah SMA Negeri/ Swasta non MA Jumlah guru SD Negeri/ Swasta non MI Jumlah guru SMP Negeri/ Swasta non MTs Jumlah guru SMA Negeri/ Swasta non MA Rasio jumlah murid dan guru SD Negeri/swasta non MI 11 Rasio jumlah murid dan guru SMP negeri/swasta non MTs 12 Rasio jumlah murid dan guru SMA negeri/swasta non MA 13 Rasio jumlah murid dan guru SMK/negeri/ swasta Sumber: Kota Tasikmalaya dalam Angka Tahun 2015 (diolah). 24 4,3 3,6 3,6 20

12 Selanjutnya, untuk jenjang pendidikan tinggi, Kota Tasikmalaya telah memiliki beberapa lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta. Untuk lembaga pendidikan tinggi negeri, Kota Tasikmalaya memiliki Universitas Siliwangi yang didukung dengan berbagai fakultas, baik untuk jenjang pendidikan Strata 1 maupun Strata 2, Universitas Pendidikan Indonesia Cabang Tasikmalaya serta Politeknik Kesehatan Tasikmalaya. Sedangkan untuk lembaga pendidikan tinggi swasta diantaranya Universitas Perjuangan, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA), Bina Sarana Informatika (BSI) Tasikmalaya. Selain itu di setiap kecamatan juga terdapat pondok pesantren, yang mencirikan pola hidup masyarakat Kota Tasikmalaya yang agamis. Pondok pesantren di Kota Tasikmalaya berjumlah lebih dari 200 unit atau sekitar 25 persen dari jumlah total lembaga pendidikan di Kota Tasikmalaya Bidang Kesehatan Peningkatan kesehatan merupakan hal penting untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan penduduk. Program pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik secara kualitas kehidupan maupun usia harapan hidup, serta mempertinggi kesadaran masyarakat atas pentingnya hidup sehat. Secara kuantitas dan kualitas penyediaan berbagai sarana kesehatan, tenaga kesehatan, penyediaan obat juga terus ditingkatkan. Salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan pembangunan bidang kesehatan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang cukup memadai akan sangat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Tabel 2.9 Kondisi Pelayanan Umum pada Aspek Kesehatan No. URAIAN Jumlah penduduk Jumlah puskesmas Jumlah puskesmas pembantu Jumlah poskesdes Jumlah posyandu

13 No. URAIAN Jumlah rumah sakit (Pemerintah dan 6 6 Swasta) 6. Jumlah puskesmas keliling (Roda 4) Jumlah balai pengobatan Rasio jumlah penduduk per puskesmas 9. Rasio jumlah penduduk per puskesmas pembantu 10. Rasio jumlah penduduk per poskesdes Rasio jumlah penduduk per posyandu Rasio jumlah penduduk per rumah sakit Rasio jumlah penduduk per puskesmas keliling 14. Rasio jumlah penduduk per balai pengobatan Sumber: Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015 (diolah). Berdasarkan data di atas, perbandingan jumlah tenaga kesehatan dengan penduduknya, di Kota Tasikmalaya tergolong masih sangat kurang. Jumlah tenaga kesehatan yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk masih jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dalam Indikator Indonesia Sehat 2015, dimana batas minimal ketersediaan tenaga kesehatan (nakes) per penduduk antara lain 40 orang dokter, 100 orang bidan, 117,5 orang perawat dan 40 orang tenaga kesehatan masyarakat. Di masa mendatang, upaya yang harus dilakukan adalah peningkatan tenaga kesehatan baik dari sisi jumlah maupun penyebarannya. Tabel 2.7 memperlihatkan sebaran ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas dan Pustu) di Kota Tasikmalaya. Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Sejalan dengan hal tersebut, dibandingkan dengan jumlah penduduk, sebuah puskesmas/pustu di Kota Tasikmalaya melayani sebanyak

14 penduduk. Angka ini masih di bawah standar rekomendasi PBB yang menyatakan bahwa setiap fasilitas puskesmas dan pustu kesehatan yang tersedia maksimal melayani sebanyak penduduk. Sehingga pelayanan puskesmas/pustu di Kota Tasikmalaya belum optimal dibandingkan target layanan kesehatan ideal. Di Kota Tasikmalaya sebenarnya terdapat fasilitas kesehatan lainnya yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta selain puskesmas/pustu seperti rumah sakit, klinik kesehatan, dokter praktek, praktek mantri kesehatan, praktek bidan, dan lainnya. Namun karena umumnya tarif fasilitas kesehatan selain puskesmas/pustu relatif lebih mahal, tidak semua lapisan masyarakat mampu menjangkau dan memanfaatkannya sesuai dengan prosedur berobat yang resmi. Oleh karena puskesmas dan pustu tetap dijadikan sebagai tumpuan masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan yang murah dan menjadi pilihan utama bagi penduduk untuk mengatasi masalah kesehatan. Diharapkan pada masa mendatang beban puskesmas/ pustu dalam melayani penduduk dapat lebih ringan lagi. Upaya pemerintah pusat untuk meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat secara langsung telah dipermudah dengan adanya program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) bagi masyarakat kurang mampu sehingga akses ke rumah sakit pemerintah menjadi semakin terbuka. Program di bidang kesehatan ini berjalan secara sinergi dengan program pemerintah lainnya seperti program keluarga harapan (PKH), program jaminan persalinan (Jampersal) dan program kesehatan lainnya. Fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat. Mutu pelayanan di rumah sakit ditingkatkan dengan akreditasi rumah sakit. Pemerintah daerah dapat melakukan verifikasi, pengawasan dan pengembangan program jaminan kesehatan masyarakat tersebut sehingga tepat sasaran Bidang Transportasi Panjang jalan menurut Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi Kota Tasikmalaya pada Tahun 2014 sepanjang km berstatus jalan negara, km berstatus jalan provinsi dan sepanjang km berstatus jalan kota (Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2015, BPS:115). Dalam dua tahun terakhir, panjang jalan yang berstatus jalan kota telah bertambah sepanjang km. 23

15 Tabel 2.10 Kondisi Jalan di Kota Tasikmalaya Tahun 2013 dan 2014 Keadaan I. Jenis Permukaan a. Aspal b. Kerikil c. Tanah d. Tidak dirinci Jumlah II. Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat Jumlah Tahun 2015 Status Jalan Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota Sumber : DBMPPE Kota Tasikmalaya pada Kota Tasikmalaya Dalam Angka Dari sektor transportasi di Kota Tasikmalaya tercatat jumlah kendaraan bermotor yang wajib uji kondisi akhir Tahun 2014 sebanyak unit terdiri dari kendaraan umum sebanyak unit dan kendaraan bukan umum sebanyak unit. Menurut jenisnya kendaraan bermotor terbagi ke dalam mobil jenis penumpang, bus, mobil barang dan kendaraan khusus. Masih berkaitan dengan sektor transportasi terdapat juga pada kegiatan PT. KAI yang ada di Stasiun Kota Tasikmalaya. Jumlah penumpang pada Tahun 2013 yang diberangkatkan dari Stasiun Tasikmalaya sebanyak orang penumpang dengan nilai penjualan karcis sebesar Rp ,00. Kemudian, jumlah tersebut meningkat pada tahun 2014 menjadi orang penumpang dengan Rp ,00. Menurut data pada Kota Tasikmalaya Dalam Angka Tahun 2015, jumlah trayek angkutan kota yang tersebar di wilayah Kota Tasikmalaya pada Tahun 2014 adalah 21 trayek yang melayani seluruh masyarakat kota dengan jumlah seluruh armada sebanyak unit. Dari jumlah tersebut, terdapat 965 unit angkutan umum yang berstatus aktif dan 69 unit berstatus non aktif. Sedangkan untuk angkutan umum yang melayani trayek antar kota dalam dalam provinsi berbentuk bis umum sebanyak 16 perusahaan dengan jumlah keseluruhan armada 384 unit (Kota Tasikmalaya Dalam 24

16 Angka Tahun 2015). Jumlah armada tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar 391 unit dari sebesar 775 unit pada tahun Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD Tahun Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Tasikmalaya, bahwa urusan yang dilaksanakan meliputi urusan wajib sebanyak 26 urusan dan urusan pilihan sebanyak 8 urusan. Pelaksanaan urusan tersebut dituangkan dalam anggaran belanja pada tahun anggaran 2015 sebagai berikut: (1) Belanja Urusan Wajib 143 program; dan (2) Belanja Urusan Pilihan 33 program Belanja Langsung Urusan Wajib Pada Tahun 2015, rencana belanja langsung urusan wajib sebesar Rp ,15 dengan tingkat realisasi mencapai Rp ,60 atau 87,82 persen. Belanja tersebut digunakan untuk mendanai program/kegiatan yang terdapat dalam 26 urusan wajib yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, yang terdiri dari : 1. Pendidikan Berdasarkan rekapitulasi, dari rencana belanja langsung urusan pendidikan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 90,64%. Hampir seluruh program pada urusan wajib pendidikan ini dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan, namun terdapat pula program yang dilaksanakan oleh SKPD lain yaitu program wajib belajar pendidikan dasar Sembilan Tahun dan Dua Belas Tahun oleh Dinas Pendidikan dan DCKTRK dan program peningkatan fasilitas pendukung kerja bidang pendidikanoleh DCKTRK. Program, rencana dan realisasi anggarannya diuraikan sebagai berikut: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi sebesar Rp ,00 atau 71,83%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 87,84%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 25

17 3) Program Peningkatan Displin Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 97,83%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 87,29%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 5) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 100,00%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 6) Program Adminstrasi Persekolahan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 87,14%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 7) Program Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD), alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 92,06%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 8) Program Pendidikan Anak Usia Dini, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 99,30%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 9) Program Pendidikan Menengah,alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 95,92%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 10) Program Pendidikan Non Formal, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 99,91%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 11) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, alokasi anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,05%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 12) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, alokasi anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 99,98%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 13) Program Peningkatan Mutu dan Prestasi Belajar, dengan anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 98,82%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. 26

18 14) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Dua Belas Tahun, dengan anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 90,26%; dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan DCKTRK. 15) Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Bidang Pendidikan, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 92,87%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 2. Kesehatan Anggaran urusan wajib kesehatan sebesar Rp ,45 dapat direalisasikan sebesar Rp. 208,999,463,649,00 atau 83,20%. Sebagian besar program dalam urusan wajib kesehatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. Soekardjo, namun terdapat program yang dilaksanakan oleh SKPD lain. Program -program tersebut adalah sebagai berikut : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 78,55%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 76,44%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 79,31%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo. 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 87,82%; dilaksanakan oleh RSUD dr. Soekardjo. 5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,12%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo. 6) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,63%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo 27

19 7) Program Fasilitasi Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas dan Jaringannya, alokasi anggaran Rp ,14 realisasi anggaran sebesar Rp. 20,148,054, atau 91,97%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 8) Program Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Laboratorium dan Perbekalan Kesehatan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp atau 98,41%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 9) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, dari anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan Rp ,00 atau 98,61%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 10) Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dari anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,65%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 11) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 95,83%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Kec. Indihiang, Kec. Tawang dan Kec. Cipedes. 12) Program Perbaikan gizi masyarakat, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 97,31%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 13) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 95,84%. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan seluruh Kecamatan. 14) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 89,69%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 15) Program Standarisasi pelayanan kesehatan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 97.42%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 16) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, dari anggaran Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 3,03%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 17) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya dari 28

20 anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 96,99%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 18) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata, dari anggaran Rp ,11 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 87.44%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, RSUD dr. Soekardjo dan DCKTRK. 19) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah Sakit Mata, dengan anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 87.69%; dilaksanakan oleh RSUD dr. Soekardjo. 20) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 82,92%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan RSUD dr. Soekardjo. 21) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan anak balita, dari anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 99,66%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 22) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 99,45%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 23) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 95,66%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan Sekretariat Daerah. 24) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak, dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 99,32%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 25) Program Peran Serta Peningkatan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat, anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 99,13%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan. 26) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Kesehatan dari anggaran Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,80%; dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan DCKTRK. 29

21 27) Program Standarisasi administrasi kesehatan, dari alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 100%; dilaksanakan oleh RSUD dr. Soekardjo. 28) Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit, alokasi anggaran sebesar Rp ,20 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 88.49%; dilaksanakan oleh RSUD Dr. Soekardjo. 3. Pekerjaan Umum Anggaran urusan wajib pekerjaan umum alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 84,98%. Program dalam urusan wajib pekerjaan umum ini dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. Program -program tersebut adalah sebagai berikut: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 81,86%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 87,32%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 3) Program Peningkatan Displin Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,59%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,31%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 5) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 94,47%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 6) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 33,20%; dilaksanakan oleh DBMPPE. Jumlah realisasi anggaran yang relatif kecil akibat dari keterlambatan usulan pencairan oleh pihak ketiga dan akan dibayarkan pada tahun Meski demikian, 30

22 realisasi fisik telah mencapai 100%. 7) Program Pembangunan Saluran Drainase / Gorong-gorong, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 91,94%; dilaksanakan oleh DBMPPE dan DCKTRK. 8) Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 85,14%; dilaksanakan oleh DBMPPE. 9) Program Pembangunan Sistem Informasi / Data Base Jalan dan Jembatan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 34,55%; dilaksanakan oleh DBMPPE. Jumlah realisasi anggaran yang relatif kecil akibat dari keterlambatan usulan pencairan oleh pihak ketiga dan akan dibayarkan pada tahun Meski demikian, realisasi fisik telah mencapai 100%. 10) Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 88,63%; dilaksanakan oleh DBMPPE. 11) Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 30,72%; dilaksanakan oleh DBMPPE. Jumlah realisasi anggaran yang relatif kecil akibat dari keterlambatan usulan pencairan oleh pihak ketiga dan akan dibayarkan pada tahun Namun, realisasi fisik telah mencapai 100%. 12) Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konversi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya, yang dialokasikan pada DBMPPE sebesar Rp ,00 tidak dapat direalisasikan. 13) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 92.03%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 14) Program Pengendalian Banjir, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp atau 95,21%; dilaksanakan oleh DBMPPE. 15) Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 94,55%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 31

23 16) Program Peningkatan Jalan dan Jembatan, alokasi sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 98,06%; dilaksanakan oleh DBMPPE. 17) Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Saluran Drainase / Goronggorong, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 98.05%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 18) Program Pembangunan / Rehabilitasi / Pemeliharaan Trotoar, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 93,80%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 4. Perumahan Anggaran urusan wajib perumahan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 90,24%. Program dalam rangka melaksanakan urusan wajib ini adalah sebagai berikut: 1) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 86,84% yang dilaksanakan oleh DCKTRK. 2) Program Pengelolaan Areal Pemakaman, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 98,15%: dilaksanakan oleh DCKTRK dan Dinsosnakertrans. 3) Program Peningkatan Fasilitas Pendukung Kerja Pertamanan dan Pemakaman, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 96,56%: dilaksanakan oleh DCKTRK. 4) Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Pemukiman, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 89,62%; dilaksanakan oleh DCKTRK dan Bappeda. 5. Penataan Ruang Anggaran urusan wajib penataan ruang alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 79,59%. Program dalam rangka melaksanakan urusan wajib ini adalah sebagai berikut: 1) Program Perencanaan Tata Ruang, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 71,50%; dilaksanakan oleh DCKTR dan Bappeda. 32

24 2) Program Pemanfaatan Ruang, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 92,16%; dilaksanakan oleh Bappeda. 3) Program Perencanaan Tata Ruang dan Tata Bangunan (Tata Kota), alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 83,95%; dilaksanakan oleh DCKTRK dan Bappeda. 4) Program Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 80,76%; dilaksanakan oleh DCKTRK dan Bappeda. 6. Perencanaan Pembangunan Anggaran urusan wajib perencanaan pembangunan sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 94,73%. Program dalam rangka melaksanakan urusan wajib ini adalah sebagai berikut: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 94,47%; dilaksanakan oleh Bappeda. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 95,17%; dilaksanakan oleh Bappeda. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 99,66%; dilaksanakan oleh Bappeda. 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 88,00%; dilaksanakan oleh Bappeda. 5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 95,25%; dilaksanakan oleh Bappeda. 6) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 98,81%; dilaksanakan oleh Bappeda. 7) Program Pengembangan Data/ Informasi, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 94,75%; dilaksanakan oleh Bappeda. 33

25 8) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 realisasi Rp ,00 atau 98,20%; dilaksanakan oleh Bappeda. 9) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 95,44%; dilaksanakan oleh Disdik; Dinas Kesehatan; DBMPPE; DCKTRK; Bappeda; Dishubkominfo; KLH; Disdukcapil; Badan KBPMP3A; Dinsosnakertrans; Dinas KUMKM Perindag; Disbudparpora; Kantor Kesbangpol; seluruh Kantor Kecamatan; Satpol PP dan Linmas; Karpusda; dan Distankanhut. 10) Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 92,93%; dilaksanakan oleh Bappeda. 11) Program Perencanaan Sosial Budaya, anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,000,00 atau 87,31 %; dilaksanakan oleh Bappeda. 7. Perhubungan Anggaran urusan wajib perhubungan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 96,77%. Sebagian besar program untuk memenuhi urusan wajib ini dilaksanakan oleh Dishubkominfo, kecuali Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas dilaksanakan oleh Dishubkominfo dan Sekretariat Daerah. Program dalam rangka melaksanakan urusan wajib ini adalah sebagai berikut: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 97,50%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 74,76%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 99,24%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran 34

26 sebesar Rp ,00 atau 99,70%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 5) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 100%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 6) Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 99,07%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 7) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 94,16%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 8) Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 97,65%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo dan Sekretariat Daerah. 9) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 99,84%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 10) Program Peningkatan Pelayanan Lalu lintas, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 99,83%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 11) Program Peningkatan Optimalisasi Perhubungan, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 99,83%; dilaksanakan oleh Dishubkominfo. 8. Lingkungan Hidup Anggaran urusan wajib lingkungan hidup sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 89,43%. Program untuk memenuhi urusan wajib ini dilaksanakan oleh KLH, Bappeda dan DCKTRK yaitu : 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 89,21%; dilaksanakan oleh KLH. 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 86,80%; dilaksanakan oleh KLH. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur, alokasi anggaran Rp. 35

27 ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 99,67%; dilaksanakan oleh KLH. 4) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 99,99%; dilaksanakan oleh KLH. 5) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 97,20%; dilaksanakan oleh KLH. 6) Program Perencanaan Kerja, alokasi anggaran Rp ,00 realisasi anggaran sebesar Rp ,00 atau 100%; dilaksanakan oleh KLH. 7) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 90,83%; dilaksanakan oleh DCKTRK. 8) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 94,54%; dilaksanakan oleh DCKTRK, Bappeda dan KLH. 9) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 97,38%; dilaksanakan KLH. 10) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH), alokasi anggaran Rp ,00 terealisasi Rp ,00 atau 82,28%; dilaksanakan oleh DCKTRK dan Bappeda. 9. Pertanahan Program untuk memenuhi pertanahan yaitu Program Penataan, penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang dilaksanakan oleh Sekretariat Daerah dengan jumlah alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,45%. 10. Kependudukan dan Catatan Sipil Anggaran urusan wajib kependudukan dan catatan sipil dengan jumlah alokasi anggaran sebesar Rp ,00 terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,63%. Program untuk memenuhi urusan wajib ini dilaksanakan oleh Disdukcapil, yaitu : 36

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Wilayah Administrasi dan Letak Geografis Wilayah administrasi Kota Tasikmalaya yang disahkan menurut UU No. 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA 1. Gambaran Umum Demografi DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA Kondisi demografi mempunyai peranan penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah karena faktor demografi ikut mempengaruhi pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN KONDISI GEOGRAFI KOTA TASIKMALAYA A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Kota Tasikmalaya termasuk kedalam Wilayah Pengembangan (WP) Priangan Timur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2014 KODE 1 URUSAN WAJIB 82,519,163,150.00 230,157,269,778.00 477,995,890,837.00 790,672,323,765.00 1.01 1.01 1.01.01 1.01 1.01.01 01 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH),

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), KABUPATEN BOJONEGORO ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH), 2010-2016 A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4 848 847.7 5 422 596.4 6 137 535.9 6 879 709.2 7 610 994.1 8 399 150.1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2013

KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2013 KABUPATEN INDRAGIRI HULU RINGKASAN RKA SKPD TAHUN ANGGARAN 2013 KODE 1 URUSAN WAJIB 69,566,418,640.00 194,611,035,763.10 399,325,387,902.31 663,502,842,305.41 1.01 1.01 1.01.01 1.01 1.01.01 01 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Untuk mewujudkan misi pembangunan daerah Kabupaten Sintang yang selaras dengan strategi kebijakan, maka dibutuhkan adanya kebijakan umum dan program

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.IX, 3 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2015 TUMBUH 5,96 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi Jakarta

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 29 Desember 2016 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

https://binjaikota.bps.go.id

https://binjaikota.bps.go.id BPS KOTA BINJAI No. 1/10/1276/Th. XVI, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BINJAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kota Binjai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RGS Mitra 1 of 8 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RGS Mitra 1 of 8 Lampiran UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN MALINAU

BPS KABUPATEN MALINAU BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 No. 09/09/12.77/Th.XII, 1 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN LANGKAT No. 01/11/1213/Th. IX, 1 Nopember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Langkat tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan

Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan Laju Pertumbuhan (persen) PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 EKONOMI RIAU TRIWULAN II-2017 TUMBUH 2,41 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 No. 37/08/14/Th. XVIII, 7 Agustus 2017 Perekonomian

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 No. 01/08/12.77/Th.XVII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2016 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan perkembangan kemajuan

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah Kota Palu Menurut Kecamatan Tahun 2015.. II-2 Tabel 2.2 Banyaknya Kelurahan Menurut Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan Dan Jarak Ibu Kota Kecamatan Dengan Ibu Kota Palu Tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 BPS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI No. 01/10/1218/Th.VII, 10 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI SERDANG BEDAGAI TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Serdang Bedagai tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 NO SATUAN KERJA KODE REKENING PROGRAM PAGU ANGGARAN 1 DISDIKPORA 1.1.1 101.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Pringsewu bisa dimulai dengan mengenal lebih dekat karakteristik kedua kabupaten. Sebelum

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2014 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 12/02/61/Th.XVIII, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TAHUN TUMBUH 5,02 PERSEN MELAMBAT DIBANDINGKAN TAHUN 2013 Perekonomian

Lebih terperinci