BAB I PENDAHULUAN I.1
|
|
- Hadian Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri saat ini mengalami peningkatan yang tinggi. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan oleh semakin besarnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen. Salah satu industri yang berkembang saat ini adalah industri pengolahan yang mana merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengubah suatu barang dasar atau barang mentah menjadi barang setengah jadi. Selain itu, industri pengolahan juga dapat diartikan seperti menambah nilai pada suatu barang yang memiliki nilai yang rendah menjadi yang lebih tinggi nilainya dan memiliki sifat lebih dekat kepada pemakai akhir. PT Len Industri (Persero) merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang manufaktur. PT Len Industri (Persero) juga merupakan perusahaan yang mengembangkan produk-produk dibidang elektronika untuk industri dan prasarana. Berikut ini merupakan produk-produk yang telah berhasil dibuat oleh PT Len Industri (Persero). a. Jaringan infrastruktur telekomunikasi b. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara c. Sistem persinyalan Kereta Api d. Pembangkit listrik tenaga surya dan lain-lain PT Len Industri (Persero) memiliki strategi khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Strategi yang digunakan oleh PT Len Industri (Persero) adalah make to order yang berarti bahwa perusahaan akan memproduksi suatu produk jika terdapat pesanan atau proyek dari pihak customer. Selain itu, ketepatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan menjadi suatu hal yang penting bagi perusahaan guna menjaga kepuasan pelanggannya dan menjadi daya saing bagi dunia perindustrian ini. Saat ini, salah satu proyek yang sedang berjalan di PT Len Industri (Persero) adalah pembuatan Modul Surya. Modul Surya merupakan kumpulan dari beberapa sel surya yang dirangkai secara seri dan paralel dan digunakan untuk meningkatkan tegangan 1
2 serta arus yang dihasilkan sehingga, dapat mencukupi pemakaian catu daya beban. Berikut merupakan type modul dan jumlah permintaan untuk masing-masing modul pada tahun Tabel I.1 Data Permintaan Masing-masing Produk Type Modul Permintaan Tahun 2015 Modul Surya 230WP Modul Modul Surya 260WP Modul Modul Surya 100WP 600 Modul Modul Surya 135WP 300 Modul Modul Surya 200WP 540 Modul Berdasarkan tabel I.1 dapat disimpulkan bahwa permintaan terbanyak pada tahun 2015 adalah jenis Modul Surya dengan tipe 230 WP yang berjumlah modul dan proyek Modul Surya 230 WP saat ini sedang berlangsung. Oleh karena itu, penelitian ini hanya berfokus pada proses produksi Modul Surya 230 WP. Pada pembuatan Modul Surya 230 WP, PT Len Industri (Persero) memiliki masalah yang mana masalah itu adalah PT Len Industri (Persero) tidak dapat menyelesaikan proses pembuatan Modul Surya 230 WP sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara produsen dan pelanggan. Hal ini disebabkan oleh ketidaktercapaiannya permintaan produk pada waktu yang ditentukkan sehingga perusahaan memerlukan waktu tambahan untuk memenuhi permintaan Modul Surya 230 WP dan berdampak pada keterlambatan pengiriman kepada pihak pelanggan. Berikut ini merupakan tabel perbandingan antara jumlah permintaan pelanggan dan jumlah yang diproduksi oleh PT Len Industri (Persero). 2
3 Tabel I.2 Perbandingan Jumlah Permintaan dan Produksi Jumlah permintaan Jumlah produksi Modul Surya 230 Modul Surya 230 WP tahun 2015 WP tahun Modul Modul Berdasarkan tabel I.2 dapat disimpulkan bahwa jumlah produk yang dihasilkan pada kurun waktu yang telah disepakati bersama hanya sebesar modul, sedangkan permintaan untuk Modul Surya 230 WP pada tahun 2015 sebesar modul. Ketidaktercapaian produksi ini diduga karena adanya waste yang menghambat jalannya proses produksi Modul Surya 230 WP. Oleh karena itu, pembagian kuisioner dilakukan untuk mengidentifikasi waste yang terjadi pada proses produksi Modul Surya 230 WP yang ditunjukan kepada Manajer Produksi dan Staf Produksi. Pengisian kuisioner dilakukan dengan mendampingi para responden dan memberikan penjelasan jika terdapat hal-hal yang tidak dimengerti oleh responden. Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengidentifikasi waste lebih dalam. Berikut ini merupakan hasil rekapitulasi kuisioner. Waste defect 12% 10% 16% 15% 19% 15% 13% overproduction waiting inventory overprocessing motion transportation Gambar I.1 Pie Chart Indetifikasi Waste 3
4 Berdasarkan hasil rekapitulasi kuisioner diatas dihitung dengan menggunakan ratarata tingkat keseringan dan pengaruh yang didapatkan dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara Manajer Produksi dan Staff Produksi yang kemudian tingkat keseringan dan tingkat pengaruh tersebut dikalikan dan disajikan kedalam persentase. Hasil dari kuisioner tersebut didapat 3 waste terbesar yang menghambar jalannya proses produksi yaitu waste defect, waste transportation, dan waste inventory. Fokus utama Tugas Akhir ini yaitu membahas waste inventory yang terdapat pada proses produksi Modul Surya 230 WP. Sedangkan untuk 2 waste lainnya akan dibahas oleh. 1. Triesna Putri Pamungkas yang akan membahas mengenai waste defect. 2. M. Randy Suhendri yang akan membahas mengenai waste waiting. Waste inventory adalah pemborosan yang diakibatkan oleh bahan baku, barang dalam proses, atau barang jadi yang menyebabkan lead time yang panjang, barang kadaluwarsa, barang rusak, peningkatan biaya transportasi dan penyimpanan, dan keterlambatan. Persediaan berlebih juga menyembunyikan masalah ketidakseimbangan produksi, keterlambatan pengiriman dari pemasok, produk cacat, waktu turun mesin peralatan, dan waktu setup yang lebih lama (Jeffrey K. Liker dan David Meier, 2007). Waste inventory yang terdapat pada PT Len Industri (Persero) ditinjau berdasarkan Work In Process yang terdapat pada antar workstation. Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung terdapat penumpukan dibeberapa workstation diantaranya workstation laminating sebesar 25 modul. Kemudian workstation framming sebesar 100 modul dan workstation cleaning and packaging yaitu sebesar 23 modul. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dibuatlah usulan perbaikan untuk meminimasi waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230 WP guna meningkatkan produktifitas PT Len Industri (Persero) dengan menggunakan metode lean manufacturing. 4
5 I.2 Perumusan Masalah Berikut merupakan perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini : 1. Faktor dominan apa yang menyebabkan terjadinya waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230 WP di PT Len Industri (Persero)? 2. Bagaimana usulan perbaikan dalam upaya meminimasi waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230 WP di PT Len Industri (Persero)? I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi faktor dominan terjadinya waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230WP di PT Len Industri (Persero). 2. Memberikan usulan perbaikan dalam upaya meminimasi waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230WP di PT Len Industri (Persero). I.4 Batasan Penelitian Batasan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini tidak membahas perhitungan kelayakan pada usulan perbaikan yang diberikan. 2. Usulan yang diberikan hanya sampai pada perancangan perbaikan. 3. Data yang digunakan merupakan data produksi tahun Penelitian ini tidak membahas mengenai perhitungan biaya. 5. Penelitian ini dibatasi oleh waktu penelitian. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat perusahaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan dapat mengetahui faktor dominan yang menyebabkan waste inventory pada proses produksi Modul Surya 230 WP di PT Len Industri (Persero). 2. Perusahan dapat mengimplementasikan usulan perbaikan yang diberikan. 3. Perusahaan dapat mengefisiensikan proses produksi, sehingga dapat meningkatkan produktifitas. 5
6 4. Penelitian ini dapat menjadi refrensi untuk penelitian yang akan datang. I.6 Sistematika Penulisan Berikut merupakan uraian singkat dari penelitian ini : Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan pada PT Len Industri (Persero). Selain itu, bab ini juga menjelaskan tentang perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang digunakan berdasarkan permasalahan yang diteliti. Adapun teori yang digunakan untuk permasalahan yang diteliti adalah teori pendekatan lean manufcturing beserta tools yang digunakan untuk perbaikan usulan pada penelitian ini. Teori yang digunakan diambil dari buku-buku yang terkait dengan permasalahan pada penelitian ini. Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan uraian tentang-tentang objek penelitian serta metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. Dimulai dari pengambilan data, pengolahan data hingga kesimpulan yang didapat dari penelitian ini. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi tentang tahap pengumpulan data dan pengolahan data yang telah didapat dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi, wawancara dan data yang dimiliki oleh perusahaan. Bab V Analisis Bab ini menjelaskan tentang analisis dari usulan perbaikan yang dilakukan untuk proses produksi Modul Surya 230 WP dan mengetahui kelebihan serta kekurangan terhadap usulan yang diberikan. Bab VI Kesimpulan dan Saran 6
7 Bab ini berisi tentang kesimpulan yang didapat berdasarkan usulan perbaikan yang telah diberikan untuk PT Len Industri (Persero). Selain itu, pada bab ini berisi tentang saran untuk PT Len Industri (Persero) dan peneliti selanjutnya. 7
BAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur dengan jenis industri barang dari kayu saat ini semakin pesat sehingga membuat persaingan setiap pelaku industri manufaktur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial. Salah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. Tabel I. 1 Target dan Realisasi Produksi pada Masing-masing Komponen Pesawat A320 Periode Januari-September 2015
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki perusahaan manufaktur dibidang industri pesawat terbang, yaitu PT Dirgantara Indonesia. PT Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace Inc) adalah
Lebih terperinciPada Proyek Single Aisle lebih memfokuskan pada pembuatan komponen pesawat A320. Komponen pesawat A320 terbagi menjadi 3 komponen yaitu Leading Edge
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dunia industri manufaktur khususnya industri pesawat terbang memiliki prospek bisnis yang semakin maju dan berkembang pesat. Data kebutuhan pesawat terbang yang dikelola
Lebih terperinciTabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan perusahaan yang bergerak dibindang industri sandal khusus laki-laki yang terletak di daerah Bandung, Indonesia yang dapat memproduksi berbagai jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri manufaktur bertujuan untuk memproduksi barang secara ekonomis agar memperoleh keuntungan serta dapat menyelesaikan produk tepat pada waktunya. Selain itu,
Lebih terperinciGambar I. 1 Air Brake System Tipe KE-G-12
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang PT Pindad merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat pertahanan dan beberapa produk komersial. Kelompok usaha PT Pindad dibagi menjadi empat pokok
Lebih terperinciPermasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.
PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang terjadi di dunia industri manufaktur dalam merebut pasar pada era globalisasi ini semakin tajam. Hal tersebut mendorong harapan pelanggan akan produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan dalam hal untuk meningkatkan produktivitasnya harus mempunyai sistem produksi yang baik dengan proses yang terkendali agar dapat memberikan output yang sesuai
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciBahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013
PENJADWALAN Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan volume produksi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI
IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI DISUSUN OLEH : WAHYU EKO NURCAHYO 0632010198 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi proses pengelolaan obat dengan prioritas analisis pada pemborosan (waste) pada proses pengadaan obat, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsumen. Waktu penyelesaian produk akan sesuai dengan yang diharapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha untuk memberikan kepuasan bagi konsumennya, karena hal ini akan mempengaruhi posisi perusahaan tersebut dalam persaingan bisnis.
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri manufaktur pesawat terbang semakin berkembang, baik pesawat untuk penumpang maupun barang. Hal ini mendasari pelanggan mengharapkan produk yang dihasilkan
Lebih terperinciGambar I.1 Part utama Penyusun meter air
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
Lebih terperinciImplementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan
Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengawasan Persediaan Bahan Baku Solar Module dengan Menggunakan Metode ABC untuk Meminimumkan Biaya pada PT. Len Industri (Persero) Bandung 1 Rudyanto Andri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan industri di era globalisasi ini mengharuskan perusahaan menerapkan go green untuk menghemat energi serta harus mampu meningkatkan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA
IDENTIFIKASI DAN PENGURANGAN WASTE DAN NON VALUE ADDED ACTIVITY DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DI PT. SRIWIJAYA AIR DISTRICT SURABAYA SKRIPSI Oleh : MURTAFI' RIZQI 0532010142 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciACTIVITY-BASED MANAGEMENT
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT Activity-based management (ABM) dimulai dari pemahaman yang mendalam personel tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya. Proses analisis nilai merupakan pendekatan
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciGambar I-1 Komponen Isolating Cock
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Waktu dalam proses produksi merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan selain kualitas hasil produksi. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri semakin meningkat dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan industri. Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan secara berkelanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Di Indonesia, sektor industri properti mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Salah satu produk yang digunakan untuk pembangunan yaitu beton ready mix. Adapun kelebihan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. nilai tambah (value added), tidak memberi nilai tambah (non value added) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri demikian pesat menyebabkan persaingan antar industri semakin ketat terutam industri kecil menengah yang bergerak pada bidang yang
Lebih terperincipekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harulah memiliki keunggulan kompetitif yang dapat di capai dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri yang kian pesat memicu persaingan lebih kompetitif dan perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya demi tujuan memberikan nilai lebih kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pemborosan merupakan segala sesuatu yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk yang dilihat dari sudut
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI
ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah mampu memberikan pelayanan yang memuaskan kepada customer. Kepuasan pelayanan ini dapat diberikan antara lain
Lebih terperinciPROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI
PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI BENANG KARET DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi dari produk yang dijual. Sehingga pelanggan akan terus menjalin hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan ingin memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya, pastinya dengan pelayanan yang prima yaitu memberikan kualitas tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun
I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha semakin tinggi. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih
Lebih terperinciKAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA
KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa
Lebih terperinciUsulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waste (Pemborosan) Menurut Al-Moghany (2006), waste bisa diartikan sebagai segala macam kehilangan pada material, waktu dan hasil moneter dari sebuah kegiatan tetapi tidak menambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis, pengukuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir. Selain itu, bab ini juga memaparkan tujuan penelitian, permasalahan yang akan diselesaikan, batasan dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri tingkat produktifitas serta kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah perusahaan manufaktur di Indonesia semakin bertambah. Pada tahun 2013 tercatat ada 349 perusahaan industri manufaktur baru yang terdaftar, sehingga totalnya
Lebih terperinciDEVIS ZENDY NPM :
PENERAPAN LEAN MANUFACTURING GUNA MEMINIMASI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVIS ZENDY NPM : 0732010126 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Factors Influencing Contractor Performance in Indonesia: A Study of Non Value-Adding Activities Alwi et al. (2002) melakukan studi mengenai non value adding activities pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat
Lebih terperinciRANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME
RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI GITAR TIPE BOLT-ON DI PT GENTA TRIKARYA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PROPOSAL PLAN OF IMPROVEMENT TO REDUCE WAITING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, persaingan di dunia industri manufaktur semakin ketat. Hal ini disebabkan karena perkembangan industri manufaktur semakin pesat. Seluruh industri
Lebih terperinciBAB 3 METODELOGI PENELITIAN
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian adalah suatu prosedur atau kerangka yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dirumuskan. Pendekatan yang digunakan
Lebih terperinciTabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai strategi bersaing akan mempunyai keunggulan terhadap pesaingnya dalam menguasai pasar karena tidak semua perusahaan mampu
Lebih terperinciPENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI. Oleh : SABTA ADI KUSUMA
PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE DI PT. HILON SURABAYA SKRIPSI Oleh : SABTA ADI KUSUMA 05 32010 132 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan perkembangan dunia industri yang semakin pesat, seluruh perusahaan yang bergerak dalam sektor industri manufaktur atau jasa dituntut untuk melakukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sistem produksi, peranan perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang penting. Perencanaan dan pengendalian produksi yang baik akan meningkatkan
Lebih terperinciPENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD
PENJADWALAN PRODUKSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN UKURAN LOT TRANSFER BATCH UNTUK MINIMASI MAKESPAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD 1 Vita Ardiana Sari, 2 Dida Diah Damayanti, 3 Widia Juliani Program Studi
Lebih terperinciGambar I. 1Air Brake System Tipe KE-G-12
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad merupakanbadan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi alat pertahanan dan beberapa produk komersial. Kelompok usaha PT Pindad dibagi menjadi empat pokok
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI
RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan, setiap perusahaan harus dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu. Bila perusahaan tidak dapat memenuhi
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jumlah tertentu dalam setiap periode waktu tertentu. Untuk itu, perlu dibuat suatu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan manufaktur pasti memiliki bagian khusus yang mengurusi pembuatan jadwal produksi. Suatu perusahaan pasti memiliki permintaan dalam jumlah tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi industri telah memberikan pengaruh terhadap budaya lingkungan pekerjanya. Banyak perusahaan-perusahaan di Eropa dan Amerika telah mengadopsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi salah satu komoditi perikanan unggulan daerah tropis terutama Indonesia. Ikan ini sudah tidak asing lagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN I.1
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan dan perkembangan zaman merubah cara pandang konsumen dalam memilih sebuah produk yang diinginkan. Kualitas menjadi sangat penting dalam memilih produk di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. produk akhir bagi pihak pengguna jasa konstruksi (Formoso et al, 2002).
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waste (Pemborosan) Waste dapat diartikan sebagai kehilangan atau kerugian berbagai sumber daya, yaitu material, waktu (yang berkaitan dengan tenaga kerja dan peralatan) dan modal,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produksi dan Proses Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai
Lebih terperinciJumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013
(Pcs) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Perkembangan teknologi industri yang pesat menjadi salah satu hal yang memacu perusahaan manufaktur terus menerus meningkatkan hasil produksinya. Setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya peradaban manusia yang saat ini tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik. Pasokan listrik
Lebih terperinci