STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK"

Transkripsi

1 STRUKTUR MIKROSKOPIS LAMBUNG IKAN BAUNG (Mystus nemurusc.v) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK Julia Nadrah 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi FMIPA 2 Dosen Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia julia.nadrah.2102@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research was conducted to find out the condition of stomach tissue baung fish from Siak river, especially at cardiac, fundus and pylorus section. The samples were collected from November 2012 to Maret All samples were prepared for histological observation using paraffin method and HematoxylinEosin (HE) stain. Structure of baung fish stomach pouch like consisted of cardiac, fundus, and pylorus and have consisted four layers i.e. mucosa, submucosa, muscularis, and serosa. The stomach tissue baung fish have the damage at mucosa and submucosa layers. The stomach tissue have damaged such as necrosis, rupture, lysis, vakuolasion, cell swelling, area enlargement of propria lamina and increasing lymfosit. As conclulasion, the condition of stomach tissue baung fish is influenced by the condition of Siak river. Key words: Baung fish, stomach, tissue ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan jaringan lambung ikan baung dari perairan Sungai Siak, terutama pada bagian kardiak, fundus dan pilorus. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2012 hingga Maret Sampel lambung ikan baung dibuat menjadi preparat histologi dengan metode parafin dan pewarnaan HematoxylinEosin (HE). Struktur lambung ikan baung seperti kantung yang terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus, dan memiliki empat lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Jaringan lambung ikan baung mengalami kerusakan di lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Jaringan lambung mengalami beberapa kerusakan seperti nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, perluasan area lamina propria dan peningkatan limfosit. Di duga kondisi jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak di pengaruhi oleh kondisi pencemaran air dari Sungai Siak tersebut. Kata kunci : Ikan baung, jaringan, lambung PENDAHULUAN Lambung merupakan bagian saluran pencernaan setelah esophagus. Lambung ikan berfungsi sebagai menyimpan makanan dan mencerna makanan. Lambung ikan memiliki 4 lapisan yaitu tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis dan tunika serosa. Tunika mukosa terdiri dari lapisan epitel kolumner selapis, sel mukus dan lamina propria. Tunika submukosa memiliki jaringan ikat longgar, saraf dan pembuluh darah. Tunika muskularis 1

2 terdiri dari otot polos sirkularis dan longitudinal. Serosa terdiri dari jaringan ikat longgar dan pipih selapis (Caceci et al. 1997). Penelitian tentang kerusakan struktur mikroskopis lambung telah dilakukan pada lambung ikan Channa punctatus pada perairan yang telah tercemar limbah kulit, ternyata lapisan mukosa lambung bagian epitelnya mengalami degenerasi dan membran basalisnya rusak (Mohanta et al. 2010). Ikan baung Mystus nemurus C.V adalah ikan air tawar yang banyak ditemukan diperairan sungai, rawa, danau dan waduk. Ikan baung juga terdapat di 4 sungai terbesar di riau yaitu Sungai Siak, Sungai Tapung, Sungai Kampar dan Sungai Indragiri Hilir. Perairan sungai di Riau sudah mulai tercemar, contohnya seperti Sungai Siak. Hasil penelitian Agustina (2012) mengatakan bahwa perairan Sungai Siak mengandung logam berat seperti Pb 0,059 mg/l di daerah jembatan Siak II dan 5,30 mg/l pada jembatan Siak I, sedangkan Cu 0,065 mg/l pada jembatan Siak II dan 54,31 mg/l pada jembatan Siak I. Zn 0,043 mg/l pada jembatan Siak II dan 0,040 mg/l pada jembatan Siak I. Pada tahun 1992 penelitian fardiaz di perairan Sungai Siak Pb 0,05mg/l. Serta nilai Cu 0,015 mg/l dan Zn 0,068 mg/l (Amri 2009). Dari data nilai baku yang terdeteksi di perairan Sungai Siak menunjukkan peningkatan di setiap tahunnya. Tentunya hal ini akan mengganggu biota dan organisme yang ada di perairan Sungai Siak, khususnya pada kehidupan ikan. Perairan yang tercemar kemungkinaan akan mempengaruhi jaringan organorgan dalam tubuh ikan. Oleh karena itu perlu adanya kajian tentang struktur mikroskopis pada saluran pencernan ikan, seperti organ lambung. Mengingat organ lambung adalah bagian yang sangat penting dalam proses pencernaan makanan pada ikan. METODE PENELITAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai Maret Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi jurusan biologi FMIPA Universitas Riau Pekanbaru dan laboratorium Struktur perkembangan hewan biologi FMIPA Universitas Andalas. Pengambilan sampel ikan di Sungai Siak Kecamatan Rumbai Pesisir. Alat dan Bahan Penelitian Bahanbahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan baung, garam fisiologis 0,9%, formalin 10%, alkohol seri (30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut), xylol, parafin, glyserin, albumin, entelan, aquades, air mengalir. Alatalat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat bedah, gelas benda, mikroskop, fotomikrografi, hotplate, penggaris, kamera digital, pipet tetes, botol film untuk menyimpan sampel, kertas label, tisyu, seperangkat alat untuk pewarnaan HE, objek glass, cover glass, oven, mikrotom dan pisau mikrotom. Prosedur Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode survey. Enam ekor ikan baung diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang berasal dari Sungai Siak Kecamatan Rumbai Pesisir dengan menggunakan alat pancing dalam keadaan hidup, dengan ukuran yang bervariasi. Kemudian ikannya dibawa ke laboratorium, lalu dimatikan dan dilakukan pembedahan untuk pengamatan organ lambung secara mikroskopis. Pembuatan Preparat Histologi Lambung Bagian lambung dimasukkan ke dalam larutan garam fisiologis 0,9% selama 15 menit. Bagianbagian tersebut diawetkan dengan formalin 10% selama 3 hari. Setelah itu, difiksasi dalam alkohol 70%. Kemudian bagianbagian lambung tersebut diproses menjadi sediaan 2

3 histologis dengan metode parafin. Kemudian dilakukan proses dehidrasi yang dimulai dengan memasukkan sampel ke dalam alkohol seri naik mulai 70% (9 jam), 80% (9 jam), 90% (9 jam) dan alkohol absolut (1 jam), xylol I (1 jam), xylol II (1 Jam), xylol III (1 jam). Selanjutnya dilakukan infiltrasi paraffin (xylolparaffin) dalam oven 60 0 C, sampel dimasukkan dalam paraffin I (20ml : 20ml, 30 menit), paraffin II (30ml : 10ml, 30 menit), dan paraffin III (40ml, 30 menit). Tahap selanjutnya embedding (sampel ditanam dalam cetakan/balok parafin dan dibiarkan mengeras). Sebelum dipotong balok paraffin ditempatkan pada balok kayu. Sampel dipotong melintang menggunakan mikrotom dengan ketebalan 6 µm, kemudian sampel ditempelkan pada gelas benda yang sebelumnya diberi glyserinalbumin, lalu dikeringkan dalam oven 40 0 C. Tahap selanjutnya adalah pewarnaan sampel. Sampel diwarnai dengan menggunakan metode HE. Sebelum sampel diwarnai terlebih dahulu dilakukan deparafinisasi, sampel dimasukkan dalam xylol I, xylol II, xylol III, alkohol absolut, 96%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30% masingmasing selama 2 menit. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam aquades selama 2 menit. Direndam dalam larutan Hematoxylin selama 2 menit, kemudian sampel dicuci dengan air mengalir sampai bersih. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam alkohol 30%, 40%, 50%, 60%, 70% masingmasing 2 kali celupan. Selanjutnya direndam dalam larutan Eosin selama 5 menit. Setelah pewarnaan Eosin, sampel dimasukkan ke dalam alkohol 70%, 80%, 90%, 96%, dan alkohol absolut, masingmasing 2 kali celupan, kemudian sampel dimasukkan kedalam larutan xylol I, xylol II dan xylol III, masingmasing 2 kali celupan. Mounting dilakukan dengan cara menutup sampel dengan cover glass yang direkatkan dengan entelan, kemudian preparat diamati menggunakan mikroskop, setelah jaringan tampak jelas dibuat foto mikroskopis menggunakan fotomikrografi. Pengamatan Struktur Mikroskopis Pada Lambung Ikan Baung Pengamatan struktur mikroskopis pada lambung ikan baung adalah dengan mengamati keadaan struktur lambung yang tampak dengan menggunakan mikroskop Olympus CX41. Kemudian difoto bagian yang tampak mengalami kerusakan dan yang normal. Data yang diperoleh secara makroskopis dan mikroskopis dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur lambung ikan baung seperti kantung dengan bagian kardiak berhubungan dengan bagian esophagus, dan posteriornya dengan bagian anterior usus depan. Lambung ikan ini seperti struktur lambung ikan karnivora seperti umumnya, yaitu terdiri dari bagian kardiak, fundus (merupakan daerah bagian tengah dari lambung) dan pilorus (bagian yang menyatu dengan anterior usus depan). Lambung baung ini dilapisi oleh empat lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis dan lapisan serosa. Lapisan mukosa yang tersusun oleh vilivili yang dilapisi epitel kolumnar selapis dan sel mukus. Pada lapisan ini juga terdapat lamina propria yang terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar, saraf dan pembuluh darah, sedang lapisan muskularis terdapat dua lapisan otot polos, yakni otot sirkular yang terletak di luar dan otot longitudinal yang membentang memanjang di daerah dalam) dan lapisan serosa/perotoneum (lapisan paling bawah) terdiri satu lapis sel epitel pipih selapis dan jaringan ikat longgar. 3

4 Tabel 1. Kerusakan Jaringan Lambung Pada Ikan Baung (M. nemurus C.V) Bagian Lambung Kardiak 1. lapisan Mukosa Sel Epitel Sel Mukus Lamina Propria 2. Lapisan Submukosa Jaringan Ikat Longgar Kelenjar serosa 3. Lapisan Muskularis Otot Polos Sirkular Otot Polos Longitudinal Fundus 1. Lapisan Mukosa Sel Epitel Sel Mukus Lamina Propria 2. Lapisan Submukosa Jaringan Ikat Longgar Kelenjar Serosa 3. Lapisan Muskularis Otot Polos Sirkular Otot Polos Longitudinal Pilorus 1. Lapisan Mukosa Sel Epitel Sel Mukus Lamina Propria 2. Lapisan Submukosa Jaringan Ikat Longgar Kelenjar Serosa 3. Lapisan Muskularis Otot Polos Sirkular otot polos longitudinal Kerusakan Pada Jaringan Lambung N R L PS PbS PA PLi Ket: N = Nekrosis, R = Rupture, L = Lisis, PS = Perlemakan Sel, PbS = Pembengkakan Sel, PA = Pelebaran Area, PLi = Peningkatan Limfosit. () : ada, ( ) : tidak ada. Pada Tabel 1 dapat terlihat bahwa lambung ikan baung dari Sungai Siak mengalami nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, pelebaran sel dan peningkatan limfosit. Nekrosis terjadi pada bagian kardiak, bagian fundus maupun bagian pilorus, yaitu pada lapisan mukosa di sel epitel dan sel mukus (Gambar 1). Nekrosis merupakan proses kematian sel atau kematian kelompok sel yang masih merupakan bagian dari organisme hidup dengan penyebab yang bervariasi. Nekrosis dapat terjadi akibat bahan beracun, 4

5 aktivitas mikroorganisme, defisiensi pakan dan kadangkadang gangguan metabolisme. Umumnya sel yang mengalami nekrosis menunjukkan perubahan pada inti dan sitoplasma. Nekrosis ditandai sitoplasma yang berisi endapan eosinifilik berupa protein (Price dan Wilson 2006). Inti akan mengecil dan berwarna biru (lebih gelap), mirip sel limfosit, akibat penggumpalan kromatin inti. Proses ini disebut piknosis. Inti juga kemungkinan akan pecah (rupture) dan bahkan menghilang (lisis). (Jubb et al. 1993). Kerusakan rupture terlihat pada lambung ikan baung dari Sungai Siak juga terlihat adanya rupture (pecah). Rupture terjadi pada bagian fundus di epitel mukosa. Pada penelitian ini kondisi lambung ikan baung juga mengalami lisis yakni pada bagian kardiak, fundus dan pilorus yakni pada epitel mukosa/lapisan mukosa yaitu pada sel epitel dan sel mukosa. Adanya kerusakan pada epitel akan menyebabkan terhambatnya fungsi reasorbsi protein. Kelainan lain yang terjadi pada struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak ialah mengalami perlemakan sel. Perlemakan sering disebut juga dengan vakuolasi, yang terjadi pada bagian kardiak, fundus dan pilorus yaitu pada epitel mukosa/lapisan mukosa tepatnya pada sel epitel dan sel mukus. Perlemakan sel yang ada merupakan lemak yang terbentuk, sel berwarna putih dikarenakan pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H.E). Kondisi struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami pembengkakan sel, yaitu terjadi pada bagian kardiak saja yaitu pada lapisan submukosa, tepatnya pada kelenjar serosa. Pembengkakan sel adalah bertambahnya ukuran sel akibat adanya penimbunan air di dalam sel. Pembengkakan sel biasanya disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas sel, dimana sel tidak mampu mempertahankan homeostatis ion dan cairan sehingga terjadi perpindahan cairan ekstrasel ke dalam sel. Anderson (1995) menyatakan bahwa dalam menjaga kestabilan lingkungan internal, sel harus mengeluarkan energi metabolik untuk memompa ion natrium keluar dari sel. Masuknya zat toksik kedalam sel menyebabkan terganggunya proses metabolisme, sehingga sel tidak mampu memompa ion natrium yang cukup, sehingga konsentrasi ion natrium didalam sel tersebut menjadi lebih tinggi dan air dapat masuk ke dalam sel (peristiwa osmosis). Struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami perluasan area pada epitel permukaan tepatnya di lamina propria yaitu terjadi pada bagian kardiak dan pilorus. Kondisi struktur jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak juga mengalami peningkatan limfosit, yaitu terjadi pada bagian kardiak saja yaitu pada epitel permukaan dan kelenjar submukosa. Kerusakankerusakan pathologis ini, diduga disebabkan oleh tingginya konsentrasi bahan pencemar yang ada di Sungai Siak. Logam yang ada di perairan, dapat masuk ke dalam tubuh organisme melalui minum, makanan dan kulit. Terakumulasinya logam berat dalam organ lambung melalui makanan, makanan yang telah terkontaminasi oleh logam berat akan dikonsumsi organisme perairan termasuk ikan dan akan masuk dalam saluran pencernaan. Logam berat pada konsentrasi tertentu, dapat merusak jaringan dalam organorgan tubuh ikan misalnya organ lambung, berdasarkan fungsi dan posisinya, lambung merupakan organ yang paling terkait dengan proses pencernaan di dalam tubuh (Camargo and Martinez 2007). KESIMPULAN Struktur lambung ikan baung seperti kantung yang terdiri dari bagian kardiak, fundus dan pilorus, dan memiliki empat lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis dan serosa. Jaringan lambung ikan baung mengalami kerusakan di lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Kerusakan jaringan lambung yaitu nekrosis, rupture, lisis, perlemakan sel, pembengkakan sel, perluasan area lamina propria dan peningkatan limfosit. Di duga kondisi 5

6 jaringan lambung ikan baung dari Sungai Siak di pengaruhi oleh kondisi pencemaran air dari Sungai Siak tersebut. Melakukan penelitian lanjutan pada kondisi struktur jaringan ikan baung (M. nemurus C.V) dari perairan Sungai Siak, seperti saluran pencernaan lainnya, sistem sekresi dan sistem reproduksi. Serta melakukan penelitian ikan baung (M. nemurus C.V) di sungai lain yang ada di Riau yang belum tercemar. Melakukan penelitian tentang morfologi dan kandungan logam berat pada otot ikan baung (M. nemurus C.V) dari perairan Sungai Siak. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah mendanai penelitian ini dengan dana PNBP pada Fakultas FMIPA UR tahun DAFTAR PUSTAKA Anderson P.S Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Alih Bahasa. Peter A. Jakarta: EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Amri T.A Inventarisasi dan Dokumentasi Rona Lingkungan di Sepanjang Daerah Aliran Sungai Siak Pekanbaru. Laporan Penelitian. Pusat Kajian Rona Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Riau. Agustina Y Analisis Beban dan Indeks Pencemaran di Tinjau dari Parameter Logam Berat di Sungai Siak Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan 6 (2): Caceci T, ElHabback H.A, Smith S.A, dan Smith B.J The Stomach of Oreochromis niloticus has Region. Journal of Fish Biology 50, Camargo MPM dan Martinez BRC Histopathology Of Gills, Kidney and Liver Of a Neotropical Fish Caged In an Urban Stream. Brazil. Ichthyologi. 5 (3) : Fitrie, A Histologi Lambung. [EUsu Repository] [21 Februari 2013]. Handari S Metode Pewarnaan. PT. Bhrata Karya Aksara. Jakarta. Jubb K dan Peter K Pathology of Domestic Animals. Edisi ke4. Unites States of America: Academic Press United States of America. Kusrini E., Nurul H.K., Adi S., Marlina A Fisiologi Hewan Air. Program Studi Ilmu Perairan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Price S.A dan Wilson L.M Patofisiology. Edisi VI. Volume I. EGC. Philadelphia. 6

STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU

STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU STRUKTUR INSANG IKAN Ompok hypophthalmus (Bleeker 1846) DARI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU Dwi Indrayani, Yusfiati, Roza Elvyra Mahasiswa Program S1 Biologi FMIPA-UR Bidang Zoologi Jurusan Biologi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat dan waktu pengambilan sampel Sampel diambil di Pantai Timur Surabaya, tepatnya di sebelah Timur Jembatan Suramadu (Gambar 3.1).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan dan analisis data yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan LAMPIRAN 30 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi merupakan proses mengeluarkan air dari dalam jaringan/organ dengan menggunkan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU

STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU STRUKTUR HATI IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI PERAIRAN SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU Arieska Putri Rahmadani 1, Yusfiati 2, Roza Elvyra 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Dosen Zoologi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak

I. PENDAHULUAN. serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi serbaguna bagi kehidupan mahluk hidup (Yani, 2010). Air sungai saat ini banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows. 18 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 LAPORAN PRAKTIKUM Judul : Histoteknik Nama : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 Tujuan Praktikum : 1. Melihat demonstrasi pembuatan preparat histology mulai dari fiksasi jaringan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Hewan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai tempat pemeliharaan

Lebih terperinci

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan

Lebih terperinci

MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER

MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 MUCUS CELL DISTRIBUTION AT GASTRIC AND INTESTINE OF BAUNG FISH (Mystus nemurus CV) FROM SIAK RIVER Yusfiati, Roza Elvyra, Reykha Megawati* Lecturer and

Lebih terperinci

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI

MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI MIKROTEKNIK TIM HISTOLOGI MIKROTEKNIK Definisi: cara pembuatan sediaan histologik yg dpt diamati di bawah mikroskop Macam sediaan histologik: sediaan segar & sediaan permanen Sediaan Segar Sediaan hidup

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500 Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci Kelompok Tanpa pemberian obat Indometasin dalam kapsul gelatin Indometasin dalam matriks kalsium alginatkitosan (dibedah stlh 1 hari) Indometasin dalam matriks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lapangan dan di laboratoirum. Pengambilan sampel ikan bertempat di DAS Citarum bagian hulu dengan 4 stasiun yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di

Lebih terperinci

METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI

METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI METODE DASAR MIKROTEKNIK DAN PEWARNAAN HISTOLOGI Nama : Kelompok I Kelas D MIKROTEKNIK Mikroteknik atau teknik histologi merupakan ilmu atau seni mempersiapkan organ, jaringan atau bagian jaringan untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. METODE PENELITIAN Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. Pengujian probiotik secara in vivo pada tikus percobaan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan I. Tujuan: 1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan teknik teknik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, sebagai negara kepulauan dan memiliki dua per tiga wilayah yang merupakan perairan. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap gambaran histologik trakea

Lebih terperinci

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut:

Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut: 79 Lampiran 1 Skema Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Skema langkah-langkah pengujian histologi secara garis besar adalah sebagai berikut: Pengambilan Organ Fiksasi Pemotongan Organ Washing Dehidrasi

Lebih terperinci

Analisis Histologis Hati Ikan Asang (Osteochilus hasseltii C.V.) di Danau Maninjau dan Danau Singkarak, Sumatera Barat

Analisis Histologis Hati Ikan Asang (Osteochilus hasseltii C.V.) di Danau Maninjau dan Danau Singkarak, Sumatera Barat Analisis Histologis Hati Ikan Asang (Osteochilus hasseltii C.V.) di Danau Maninjau dan Danau Singkarak, Sumatera Barat Histological Analysis of Liver of Hard-lipped barb (Osteochilus hasseltii C.V.) from

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR

EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR EFEK EKSTRAK ETANOL 50 mg Tristaniopsis obovata R.Br PADA DISTRIBUSI SEL MUKUS DI USUS TIKUS JANTAN WISTAR EFFECTS OF 50 mg ETANOL EXTRACT OF Tristaniopsis obovata R.Br ON MUCUS CELL DISTRIBUTION INTESTINE

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung tepatnya di Laboratorium Pembenihan Kuda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak lengkap. Dosis uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis uji sesungguhnya. Dosis

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB Laporan Praktikum Histotehnik Oleh: Lucia Aktalina Jum at, 14 September 2012 14.00 17.00 WIB Tujuan Praktikum: Melihat demo tehnik-tehnik Histotehnik,mulai dari pemotongan jaringan organ tikus sampai bloking,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan

Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1 Diagram alir pembuatan sediaan (preparat) histopatologi organ usus halus mencit percobaan Organ usus halus Dicuci dengan NaCl fisiologis 0.9% Difiksasi 24 jam Larutan Bovin Didehidrasi

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun 10 kultivar kacang tanah ( kultivar Bima, Hypoma1, Hypoma2, Kancil, Kelinci, Talam,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan coba yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. BAHAN DAN METODE Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. Pengujian Lactobacillus plantarum (BAL1) dan Lactobacillus fermentum (BAL2) pada tikus dengan perlakuan:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, sebagai bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Pada penelitian

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian Materi penelitian berupa benih ikan nilem (Osteochilus hasselti C.V.) berumur 1, 2, 3, dan 4 bulan hasil kejut panas pada menit ke 25, 27 atau 29 setelah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Mikroanatomi Hati Ikan Tagih Hasil penelitian pengaruh subletal merkuri klorida (HgCl 2 ) menggunakan konsentrasi 0,02 ppm; 0,04 ppm; dan 0,08 ppm; selama 28 hari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan di kelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ulangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 29 III. BAHAN DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Kampar Provinsi Riau (Gambar 6), laboratorium parasit dan penyakit dan laboratorium lingkungan Fakultas Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan

BAB III METODE PENELITIAN. RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan menggunakan 2 faktor (macam diet dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan RAL (Rancangan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design (Septiawati et al., 2013). B. Subyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dikarenakan terdapat pemberian perlakuan terhadap variabel yang diteliti. B. Rancangan Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di fasilitas kandang hewan percobaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel.

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel. LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Penghitungan Dosis Pemberian Kepel. Berat keseluruhan daging buah kepel yang masih basah:440 g, dan setelah dikeringkan diperoleh 60 g serbuk simplisia kering. Jadi rendemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN Nama : Yulia Fitri Djaribun NIM : 127008005 Tanggal : 22 September 2012 A.Tujuan Praktikum : 1. Agar mahasiswa mampu melakukan proses

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL

MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL 15 MODUL III TRANSPORTASI MEMBRAN SEL TUJUAN Membandingkan antara proses difusi, osmosis, turgor, plasmolisis, krenasi, dan hemolisis sehingga dapat diketahui perbedaannya dengan jelas. TEORI Membran memiliki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang III. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang telah diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Tikus putih betina umur ±2 bulan, berat 150-200 gr dan belum pernah bunting. 2. Sampel 16 ekor tikus putih betina yang diberi perlakuan ekstrak

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian 3.3 Metode Penelitian 17 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2011 di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Laboratorium Biokimia Hasil Perairan (Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2004 Pebruari 2005 di Sub Laboratorium Biologi Laboratorium Pusat MIPA UNS Surakarta sebagai tempat

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Persiapan Ikan Uji Ikan nila (Oreochromis niloticus) BEST didatangkan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor yang berukuran rata-rata 5±0,2g, dipelihara selama ±

Lebih terperinci

ANALISIS HISTOFISIOLOGIS IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.) PADA ALIRAN SUNGAI BATANG OMBILIN, SUMATERA BARAT YANG TERKENA DAMPAK PENCEMARAN

ANALISIS HISTOFISIOLOGIS IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.) PADA ALIRAN SUNGAI BATANG OMBILIN, SUMATERA BARAT YANG TERKENA DAMPAK PENCEMARAN ANALISIS HISTOFISIOLOGIS IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr.) PADA ALIRAN SUNGAI BATANG OMBILIN, SUMATERA BARAT YANG TERKENA DAMPAK PENCEMARAN (Dibawah bimbingan Dr. Djong Hon Tjong, dan Dr. Indra Junaidi

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian Materi yang diteliti adalah ikan nilem ( Osteochilus hasselti C. V.), pada tahap perkembangan juvenil berumur 13 minggu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Bestari GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (08.00-11.00) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Rabu, 24 Oktober 2013 I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memahami dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di Waduk Saguling Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Analisis logam berat dalam air dan organ

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan

Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 Lampiran 1. Surat Rekomendasi Persetujuan Kode Etik Penelitian Kesehatan 43 44 Lampiran 2. Data Berat Badan Mencit Setelah Dipaparkan Asap Rokok Total Rata-rata Berat Notasi Badan Mencit K 309.17 34.35±1.23

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap histologi kelenjar mammae mencit (Mus musculus) yang diinduksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Februari - April 2012. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan BDP, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, di Laboratorium Kesehatan Ikan dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap morfologi dan histologi hepar mencit betina (Mus musculus)

Lebih terperinci