BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor dengan pola acak lengkap. Dosis uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan dosis uji sesungguhnya. Dosis uji pendahuluan menggunakan 3 kelompok perlakuan dan 1 kali kontrol dengan masing-masing kelompok 3 ekor tikus putih. Pemberian ekstrak daun kenari dengan volume 3 ml perhari sesuai dengan dosis sebagai berikut : 1. P0 : 0 mg/ekor/hari 2. P1 : 100 mg/ ekor /hari 3. P2 : 200 mg/ ekor /hari 4. P3 : 300 mg/ ekor /hari Tabel 3. Rata-rata jumlah folikel ovarium uji pendahuluan Jumlah Folikel P0 P1 P2 P3 Folikel Primer 1,6 2,6 2,6 3,3 Folikel Sekunder 2,6 3,0 4,0 4,3 Folikel Tersier 6,0 7,0 8,6 8,0 Folikel De graff 4,0 5,6 6,0 4,0 Ovulasi 1,3 2,3 2,6 2,0 Corpus luteum 5,6 7,0 8,6 8,3 Folikel atresia 2,6 4,3 5,6 6,0 43

2 P0 (Kontrol) P1 (100) P2 (200) P3 (300) Primer Sekunder Tersier De Graff Ovulasi Corpus luteum Atresia Gambar 14. Diagram Rata-rata jumlah folikel ovarium uji pendahuluan B. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan menggunakan 3 kelompok perlakuan dan 1 kali kontrol dengan masing-masing kelompok 5 ekor tikus putih. Pemberian ekstrak daun kenari dengan volume 4 ml perhari sesuai dengan dosis masing-masing perlakuan secara oral yang didasarkan pada hasil uji pendahuluan yaitu sebagai berikut : P0 P1 P2 P3 : 0 mg/ ekor /hari : 200 mg/ ekor /hari : 300 mg/ ekor /hari : 400 mg/ ekor /hari C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober - November

3 2. Tempat Penelitian a. Pembuatan ekstrak daun kenari dilakukan di Laboratorium Farmasi Unit II UGM dengan teknik ekstrasi maserasi. b. Pemeliharaan tikus dilakukan di Unit Pengelolaan Hewan Laboratorium Biologi FMIPA UNY. c. Pembuatan preparat histologik organ dilakukan di Laboratorium Patologi FKH UGM. d. Pengamatan preparat histologik folikel ovarium dilakukan di Laboratorium Mikroskopi Biologi FMIPA UNY. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Tikus putih betina umur 2 bulan dengan berat badan gram. 2. Sampel 16 ekor tikus putih betina yang diberi pelakuan ekstrak daun kenari. E. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas Ekstrak uji daun kenari dengan dosis perlakuan : P0 P1 P2 P3 : 0 mg/ekor /hari : 200 mg/ ekor/hari : 300 mg/ ekor/hari : 400 mg/ ekor/hari 45

4 2. Variabel Tergayut Struktur histologik perkembangan folikel ovarium yaitu jumlah folikel primer, sekunder, tersier, de graaf, corpus luteum, atresia, dan ovulasi. F. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat a. Kandang tikus b. Temapat pakan dan minum tikus c. Alat suntik ukuran 5ml d. Botol jam e. Botol flakon f. Sarung tangan g. Sonde oral h. Cotton buds j. Mikroskop k. Bak parafin l. Alat bedah m. Gelas preparat n. Alat ekstrasi maserasi o. Alat tulis p. Mikrotom q. Nampan i. Kertas label 2. Bahan a. Tikus betina umur ±2 bulan b. Alkohol 70%, 80% dan 90% absolute c Pakan Tikus d. Formalin 10% e. Chlorofom f. Aquadesh j. Garam fisiologis k. Serbuk gergaji l. Daun kenari m. Xylol n. Toluol o. Haematoxylin p. Glyserin q. Etanol 96% 46

5 g. Pewarna Eosin h. Parafin i. Pewarna giemsa 47

6 G. Langkah Penelitian 1. Tahap persiapan a. Menyiapkan 16 tikus putih betina umur ±2 bulan dengan berat gram. b. Menyiapkan kandang tikus sebanyak 4 buah. c. Menyiapkan daun kenari. d. Melakukan ekstrasi daun kenari dengan teknik maserasi di Laboratorium Farmasi Unit II UGM. 2. Tahap pembuatan ekstrak daun kenari dengan teknik maserasi. Daun kenari yang sudah kering dihancurkan menjadi bentuk serbuk, kemudian massa yang telah halus dimasukkan kedalam maserator dan ditambahkan dengan etanol 96% sampai terdapat selapis cairan penyari hasil rendaman. Proses maserasi yang dilakukan dengan cara perendaman dibiarkan selama 24 jam. Cairan hasil ekstrasi ditampung dan sisa ampas direndam kembali dengan etanol 96% dan dibiarkan selama 24 jam. Cairan hasil maserasi ditampung kembali dan dilakukan kembali maserasi pada sisa serbuk daun hingga didapat tiga cairan hasil maserasi. Seluruh hasil maserasi tersebut dievaporasi menggunakan alat evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental yang terpisah dari pelarut etanolnya. 3. Aklimatisasi a. Menyiapkan 16 ekor tikus putih (Rattus norvegicus, L.) berumur ±2 bulan. 48

7 b. Menyiapkan 4 buah kandang dan memasukkan tikus putih secara acak sebanyak 4 ekor tikus kedalam masing-masing kandang. c. Memberikan pakan dan minum tikus setiap hari. d. Membersihkan kandang 3 kali seminggu dengan mengganti alas berupa serbuk gergaji. e. Tahap aklimatisasi berlangsung selama 7 hari di Unit Pengelolaan Hewan Biologi. 4. Perhitungan dosis a. Perhitungan Dosis Penentuan dosis perlakuan pada penelitian didasarkan pada hasil uji pendahuluan, dimana pada uji pendahuluan terdiri dari 4 kelompok perlakuan. Satu kelompok kontrol (0 mg ekstrak daun kenari) dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing 100mg, 200mg, 300mg ekstrak Berdasarkan hal uji pendahuluan, dosis yang berpengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium adalah pada dosis perlakuan P2 (200mg). Berdasarkan besar dosis tersebut, pada penelitian ini ditentukan 4 kelompok perlakuan, yaitu 1 kelompok kontrol (0 mg ekstrak daun kenari) dan 3 kelompok perlakuan P1(200mg), P2 (300mg) dan P3 (400mg). Dari 1000 gram daun kenari dihasilkan 17,17 gram ekstrak daun kenari. 1 gram berat kering =, = 0,017 gram Dalam 1 gram mengandung 0,017 gr ekstrak. 49

8 Dalam 15 gram ekstrak daun kenari mengandung flavonoid 2,624 gr Quersetin/ekuivalen a. Perlakuan 200mg/ekor/hari 0,2 gr X 4 Tikus X 21 hari = 16,8 gr b. Perlakuan 300mg/ekor/hari 0,3 gr X 4 Tikus X 21 hari = 25,2 gr c. Perlakuan 400 mg/ekor/hari 0,4 gr X 4 Tikus X 21 hari = 33,6 gr 5. Tahap pelaksanaan a. Pemberian ekstrak daun kenari Ekstrak daun kenari diberikan secara oral pada tikus sesuai dosisnya selama 21 hari sebanyak 4 ml (2 ml pada pukul 9.00 dan pukul WIB). b. Pemeliharaan dengan pemberian pakan pakan AD 2 secara rutin setelah pemberiak ekstrak daun kenari. c. Pengambilan apus vagina dilakukan untuk mengetahui siklus estrus pada awal saat tikus akan mendapat perlakuan dan sesudah tikus mendapatkan perlakuan. Adapun prosedur pembuatan apus vagina adalah gelas obyek dibersihkan dengan alkohol 70%. Cotton bud dicelupkan ke dalam NaCl fisiologis,kemudian dimasukkan kedalam vagina tikus sedalam 1 cm. Kemudian diputar secara perlahan-lahan dan merata sehingga diperoleh jaringan mukosa vagina. Cotton bud yang mengandung mukosa vagina selanjutnya dioleskan diatas gelas 50

9 obyek sambil diputar sehingga diperoleh olesan yang merata. Gelas obyek selanjutnya dikering anginkan kemudian difiksasi dengan menggunakan methanol 70% selama 15 menit dan ditetesi dengan methilen blue selama 15 menit. Selanjutnya sediaan dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan pada suhu kamar. Sediaan apus vagina selanjutnya diamati dibawah mikroskop. Penentuan fase siklus estrus dilakukan berdasarkan keberadaan sel-sel epitel vagina dan jumlah kualitatif sel-sel epitelnya. d. Melakukan pembedahan dan pembuatan preparat histologik ovarium pada tikus putih yang didalamnya mencakup perkembangan folikel. e. Pembuatan preparat histologik Dilakukan pembedahan terhadap tikus putih pada hari ke-21 pada saat fase estrus kemudian dibedah dan diambil organ ovariumnya direndam dalam formalin 10%. Pemuatan preparat dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan UGM dengan cara kerja sebagai berikut : 1) Tikus dimatikan terlebih dahulu dengan cara dibius dengan menggunakan kloroform. 2) Sectio (pembedahan) Pembedahan pada hewan yang telah mati untuk pengambilan organ yang akan digunakan sebagai preparat yaitu ovarium tikus putih. 3) Labeling (Pemberian label) Ovarium dimasukkan ke dalam botol flakon dan diberi label. 51

10 4) Fixation Ovarium yang telah diberi label kemudian langsung dimasukkan kedalam fixative, agar tidak terjadi autolisis post mortal. Dalam hal ini fiksative yang digunakan adalah larutan formalin 10%. 5) Dehydration (Pengeringan) Dehidrasi adalah mengganti molekul air dengan molekul alkohol bertingkat dari konsentrasi rendah hingga absolute dengan waktu tertentu : a) Alkohol 70% 3x@30 menit b) Alkohol 80% 3x@30 menit c) Alkohol 90% 3x@30 menit d) Alkohol 96% 2x@30 menit e) Alkohol absolute, 1x@30 menit 6) Clearing (Penjernihan) Proses ini bertujuan untuk menghilangkan alkohol agar parafin dapat masuk kedalam jaringan. Dalam pembuatan preparat folikel ovarium ini agen penjernihan yang digunakan adalah toluol, hal ini dimaksudkan agar preparat ini tetap lunak, walaupun lama berada didalam zat ini namun preparat tidak mengalami kerusakan. 7) Paraffination (Pemasukan parafin) Proses infiltrasi dilakukan didalam oven (incubator) dengan temperatur 70-80ºc. Hal ini dimaksudkan agar temperaturnya cocok untuk pengisian parafin selama proses ini agar jaringan tidak rusak. 52

11 Paraffin yang dipilih untuk pembuatan preparat ini adalah paraffin yang mempunyai titik leleh yang tidak terlalu merubah keadaan sitologik dan sitokimianya. Proses ini dilakukan dengan memakai paraffin bertingkat, yaitu paraffin : toluol dengan perbandingan 1 : 1, paraffin murni 1, paraffin murni 2, paraffin murni 3 masing-masing selama 30 menit. Pengisian paraffin tergantung dari tebal tipisnya pemotongan preparat yang digunakan.paraffin dibiarkan hingga memadat, serta blok diberi label arah pemotongan dan nama jaringan. 8) Sectioning (Pemotongan Dengan Mikrotom) a) Blok paraffin yang berisi jaringan tadi diiris dengan scalpel, sehingga bagian yang akan diiris dengan pisau mikrotom berbentuk segiempat teratur. Diiris sedemikian rupa sehingga preparat terletak pada bagian tengah caupes (irisan tengah pita preparat) kira-kira 3-5 mm dari tepinya. b) Blok paraffin diletakkan pada holder kayu dengan mencairkan sedikit paraffin pada holder agar dapat melekat. c) Lalu holder dengan blok paraffin dipasang pada rotary mikrotom yang direkatkan. d) Setelah dipasang pada holder,dipersiapkan tempat coupes (pita preparat) dan kaus kecil untuk mengambil coupes dari pisau mikrotom. 53

12 e) Jika sudah lengkap persiapannya, pisau mikrotom dipasang pada tempatnya dimikrotom dan direkatkan. f) Diatur tebal tipisnya coupes, pada preparat ini diatur 6 mikron. g) Setelah diiris segera ditempelkan pada gelas benda (pada proses affixing) 9) Affixing a) Sejumlah coupes diletakkan pada kaca benda yang telah diberi perekat dengan albumin, lalu ditetesi aquadest secukupnya. b) Kaca-kaca kemudian dipindahkan diatas hotplate yang panas (40-45ºc), letak coupes diatur dan paraffinya direntangkan, kelebihan air dihisap menggunakan pipet. c) Kaca benda dibiarkan diatas hotplate sampai kering ±1 hari. 10) Pewarnaan hematoxylin eosin Langkah pertama adalah melakukan deparafinnasi dengan mencelupkan kaca benda yang telah ditempeli coupes ke dalam xylol selama 30 menit. Selanjutnya melakukan proses pewarnaan menggunakan Hematoxylyn-Eosin. a) Setelah proses penghilangan parrafin, coupes dikeringkan dari xylol mengguanakan kertas filter maupun tissue, selanjutnya melakukan rehidrasi berturut-turut dengan mencelupkan ke dalam alkohol absolute, alkohol 96%, 90%, 80%, 70% kemudian memasukkan dalam eosin selama 2 menit, mencelupkan ke dalam alkohol 60%, 50%, 40%, 30%, 20% 54

13 kemudian dicelupkan ke dalam Hematoxylyn selama 10 menit dan mencucinya menggunakan air mengalir. b) Menetesi slide dengan Canada Balsam. 11) Penutup Setelah ditetesi mengguanakan Canada Balsam kemudian objek gelas ditutup dengan gelas penutup dan diusahakan tidak muncul gelembung, karena adanya gelembung akan mengganggu pengamatan. 12) Pengamatan struktur histologik Preparat histologik uterus yang telah dibuat diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X. Preparat diamati seluruh bidang pandangnya, kemudian membandingkan hasil yang diperoleh antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Cara menghitung jumlah folikel ovarium adalah dengan mengamati preparat ovarium di bawah mikroskop, kemudian menghitung jumlah keseluruhan folikel ovarium yang terdapat di lapisan ovarium tersebut. Jumlah keseluruhan folikel ovarium tersebut meliputi folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de graff, ovulasi, corpus luteum dan folikel atresia. 55

14 H. Teknik Sampling Pengambilan sample tikus putih betina dilakukan dengan Purposive Random Sampling, dengan kriteria umur ±2 bulan. Enam belas ekor tikus putih betina tersebut dibagi menjadi 4 kelompok dengan cara random sampling, tiap kelompok terdiri atas 4 ekor tikus putih. Subjek pada penelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok secara acak yang masing-masing kelompok berjumlah 4 ekor tikus putih. Kelompok 1 sebagai kelompok kontrol sedangkan kelompok 2, 3 dan 4 sebagai kelompok perlakuan. I. Teknik Pengumpulan data Penelitian diakhiri pada hari ke-21 dan tikus di eutanasi untuk diambil organ ovariumnya, kemudian dilakukan proses preparasi dan dibuat preparat organ ovarium dengan pengecatan HE. Pengumpulan data melalui pengamatan pada preparat oavrium yang telah dibuat dan diambil dokumentasinya kemudiann dihitung jumlah folikel ovariumnya pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan ekstrak daun kenari, keseluruhan hasil pengamatan kemudian dianalisis. J. Analisis Data Data jumlah folikel ovarium dianalisis menggunakan analisis nonparametrik kruskal-wallis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian ekstrak daun kenari terhadap perkembangan folikel ovarium antara kelompok kontol dengan kelompok perlakuan (200mg/ekor/hari, 300mg/ekor/hari, 400mg/ekor/hari) analisis secara statistik dengan bantuan SPSS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Tikus putih betina umur ±2 bulan, berat 150-200 gr dan belum pernah bunting. 2. Sampel 16 ekor tikus putih betina yang diberi perlakuan ekstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen satu faktor dengan menggunakan rancangan pola acak lengkap. B. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok, BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan dan Desain Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang digunakan adalah acak lengkap dengan lima kelompok,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen satu faktor yang menggunakan pola acak lengkap. B. Obyek, Waktu dan Tempat Penelitian 1. Obyek Penelitian Tikus putih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan perlakuan ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap ketebalan lapisan endometrium dan kadar hemoglobin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan perlakuan pemberian ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) terhadap gambaran histologik trakea

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan coba yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan di kelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ulangan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap morfologi dan histologi hepar mencit betina (Mus musculus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap perkembangan folikel ovarium mencit (Mus musculus) ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, sebagai bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 LAPORAN PRAKTIKUM Judul : Histoteknik Nama : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 Tujuan Praktikum : 1. Melihat demonstrasi pembuatan preparat histology mulai dari fiksasi jaringan hingga

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun 10 kultivar kacang tanah ( kultivar Bima, Hypoma1, Hypoma2, Kancil, Kelinci, Talam,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap histologi kelenjar mammae mencit (Mus musculus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan pengadaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang III. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang telah diinduksi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu, Lokasi dan Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Penelitian dan pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan. Pembuatan ekstrak Nigella sativa dilakukan di Laboratorium Biokimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Alat dan bahan tercantum dalam Lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only Control Group Design).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN Nama : Yulia Fitri Djaribun NIM : 127008005 Tanggal : 22 September 2012 A.Tujuan Praktikum : 1. Agar mahasiswa mampu melakukan proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). Pemeliharaan dan pemberian ekstrak cabe jawa dan zinc (Zn) pada tikus BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol (RAT). B. Waktu dan Tempat Penelitian Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500 Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci Kelompok Tanpa pemberian obat Indometasin dalam kapsul gelatin Indometasin dalam matriks kalsium alginatkitosan (dibedah stlh 1 hari) Indometasin dalam matriks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan 30 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB Laporan Praktikum Histotehnik Oleh: Lucia Aktalina Jum at, 14 September 2012 14.00 17.00 WIB Tujuan Praktikum: Melihat demo tehnik-tehnik Histotehnik,mulai dari pemotongan jaringan organ tikus sampai bloking,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design. B. Subyek Penelitian Hewan uji pada

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi dan Deskripsi Lokasi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu air (Syzygium aqueum). Kemikalia yang digunakan yaitu larutan alkohol 96%, ethanol,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode 42 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode acak terkontrol dengan pola post test-only control group design. Subyek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Model penelitian ini adalah eksperimental murni yang dilakukan dengan rancangan post test dan controlled group design pada hewan uji. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan post-test only control group design (Septiawati et al., 2013). B. Subyek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober Perlakuan 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Oktober 2009. Perlakuan terhadap hewan uji mencit betina, dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang telah dilakukan ialah jenis penelitian eksperimen. Yakni variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan I. Tujuan: 1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan teknik teknik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Hewan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya sebagai tempat pemeliharaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Materi Alat dan Bahan Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel daun jambu semarang Buah Pink, Hijau Bulat, Unsoed, Merah Lebar', Kaget Merah, Camplong Putih, Irung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen, dikarenakan terdapat pemberian perlakuan terhadap variabel yang diteliti. B. Rancangan Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK (Rizka Qori Dwi Mastuti) 131 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.) Rizka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan hewan coba berupa tikus putih betina galur Sprague dawley. 3.2. Tempat

Lebih terperinci

5 KINERJA REPRODUKSI

5 KINERJA REPRODUKSI 5 KINERJA REPRODUKSI Pendahuluan Dengan meningkatnya permintaan terhadap daging tikus ekor putih sejalan dengan laju pertambahan penduduk, yang diikuti pula dengan makin berkurangnya kawasan hutan yang

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan yang digunakan antara lain daun salak [Salacca zalacca (Gaertn.) Voss] kultivar Kedung Paruk,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague

III. METODE PENELITIAN. denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental laboratorium denan menggunakan hewan uji berupa tikus putih betina galur Sprague Dawley. B.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan pre and the post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang potensi beberapa bentuk sediaan Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap regenerasi neuron otak Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat dan waktu pengambilan sampel Sampel diambil di Pantai Timur Surabaya, tepatnya di sebelah Timur Jembatan Suramadu (Gambar 3.1).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows. 18 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)

III. METODE PENELITIAN. jantung dilaksanakan di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) 32 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi jantung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh pemberian ekstrak etanol daun widuri (Calotropis gigantea) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap histologi fibrosarkaoma mencit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (L.) Merr.) terhadap berat uterus dan tebal endometrium mencit (Mus musculus)

BAB III METODE PENELITIAN. (L.) Merr.) terhadap berat uterus dan tebal endometrium mencit (Mus musculus) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh ekstrak air daun katu (Sauropus androgynus (L.) Merr.) terhadap berat uterus dan tebal endometrium mencit (Mus musculus)

Lebih terperinci

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak.

No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat. Jelo Tech Mengeringkan daun pare Perkembangan inkubator Hewan. Pyrex Iwaki. - Menyaring ekstrak. Lampiran 1. Spesifikasi alat dan bahan No. Nama Alat Merek/Tipe Kegunaan Tempat Oven 1. Jelo Tech Mengeringkan daun pare inkubator 2. Loyang - 3. Labu erlenmeyer Pyrex Iwaki 4. Cawan petri Pyrex Iwaki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta (lokasi 1) dari pusat kota ke arah Gunung Merapi sebagai lokasi yang relatif tercemar dan di Kota Solo

Lebih terperinci

Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm).

Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm). LAMPIRAN 1 : Skema Alur ekstraksi buah lerak (Sapindus rarak DC) Buah lerak 940 gram dicuci, keluarkan bijinya, daging buah dipotong kecil (±3mm). Potongan daging buah dimasukkan ke dalam lemari pengering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode posttest only with control group design. Penelitian eksperimental merupakan suatu rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. & 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi untuk pengaklimatisasian hewan uji serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Besar Veteriner Wates sebagai tempat pembuatan preparat awetan testis. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2004 Pebruari 2005 di Sub Laboratorium Biologi Laboratorium Pusat MIPA UNS Surakarta sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci