BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dengan pendekatan explanatory research,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dengan pendekatan explanatory research,"

Transkripsi

1 50 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dalam bentuk survei dengan pendekatan explanatory research, untuk menganalisis hubungan gaya kepemimpinan manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Juni Selama jangka waktu tersebut dilakukan survei awal, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data serta penulisan laporan hasil penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang berstatus PNS di ruang rawat inap yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota 50

2 51 Padangsidimpuan yaitu berjumlah 97 orang, dengan rincian sesuai dengan tabel berikut : Tabel 3.1. Jumlah Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan No. Unit Rawat Inap Jumlah Perawat 1. Ruang Rawat Umum, THT, Saraf 9 Orang 2. Ruang Rawat Anak, Perinatologi 11 Orang 3. Ruang Rawat Penyakit Dalam 10 Orang 4. Ruang Rawat Bedah 12 Orang 5. Ruang Rawat Penyakit Paru 8 Orang 6. Ruang Rawat Intensive Care Unit 6 Orang 7. Ruang Rawat VIP 8 Orang 8. Ruang Rawat VIP Khusus 10 Orang 9. Ruang Rawat Nipas / Kebidanan 17 Orang 10. Ruang Rawat Penyakit Mata 6 Orang Jumlah 97 Orang Sumber : Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Kota Padangsidimpuan (2015) Sampel Penelitian Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan total populasi dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 97 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara langsung dengan berpedoman kepada kuesioner terstruktur dengan jawaban tertutup yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk mendukung hasil wawancara peneliti

3 52 mengunakan data data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data laporan yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RSUD Tapanuli Selatan dengan alasan mempunyai karakteristik yang sama dengan tempat penelitian. Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Uji validitas dapat dilakukan dengan uji Pearson, dengan ketentuan nilai koefisien korelasi rhitung > rtabel dinyatakan valid (Sugiono, 2011). Reliabilitas adalah tingkat keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur menghasilkan yang sama bila dilakukan secara berulang-ulang. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh konsisten maka pengukur tersebut reliable. Instrumen penelitian yang reliabelnya diuji dengan cara mencobakan instrumen pada responden yang instrumennya sama ditempat yang berbeda. Uji reliabilitas kuesioner yang digunakan adalah koefisien alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberi nilai cronbach alpha > 0,60, maka alat ukur tersebut reliable (Gozhali, 2005).

4 53 Pelaksanaan uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat dilakukan terhadap 30 responden dengan standar nilai tabel sebesar 0,361 (r-tabel), dengan hasil sebagai berikut: 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner gaya kepemimpinan manajer keperawatan menunjukkan seluruh item pertanyaan (20 item) dinyatakan valid, dengan nilai r h >r t. Dimana nilai r berada pada rentang 0,372-0,648 dan nilai reliabilitas adalah 0,799 (cronbach alpha > 0,60). 2. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner motivasi kerja perawat pelaksana menunjukkan seluruh item pertanyaan (21 item) dinyatakan valid. Dimana nilai r berada pada rentang 0,379-0,700 dan nilai reliabilitas adalah 0, Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat atau dependen yaitu : motivasi kerja perawat pelaksana di Ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan dan variabel bebas atau independen yaitu : gaya kepemimpinan dari manajer keperawatan yaitu kepala bidang keperawatan Definisi Operasional Variabel independen: Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu gaya kepemimpinan di rumah sakit yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana yang terdiri dari :

5 54 1. Gaya kepemimpinan adalah cara manajer keperawatan dalam mengarahkan dan mempengaruhi pikiran perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. 2. Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan dirinya sendiri. 3. Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan dengan kemampuan teknis dalam bidang keperawatan. 4. Berperilaku asertif adalah cara manajer keperawatan berinteraksi dengan bawahan yang berhubungan dengan kejujuran, emosi dan mengekspresikan pikiran secara terus terang. 5. Bertanggung jawab adalah cara manajer keperawatan menyelesaikan tugas sesuai dengan kewajiban yang dimiliki. 6. Memotivasi adalah cara manajer keperawatan untuk menggerakkan pegawai agar bertindak sesuai dengan tujuan rumah sakit. 7. Berempati adalah cara manajer keperawatan merasakan dan mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan perawat pelaksana. 8. Disiplin adalah cara manajer keperawatan dalam mentaati peraturan dalam melakukan pekerjaan menjadi lebih baik. 9. Berkomunikasi adalah cara manajer keperawatan menyampaikan komunikasi kepada perawat pelaksana.

6 Perencanaan adalah kemampuan manajer keperawatan menciptakan cara untuk membuat atau melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. 11. Pengendalian adalah kemampuan manajer keperawatan mengecek dan mengarahkan tindakan ketika pekerjaan dimulai dan ketika pekerjaan sedang berlangsung. 12. Pengorganisasian adalah kemampuan manajer keperawatan untuk membentuk satuan yang erat untuk keseluruhan fungsional. 13. Pengevaluasian adalah kemampuan manajer keperawatan mengukur dan menilai pekerjaan perawat pelaksana dalam upaya mencapai tujuan. Variabel dependen: Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan. Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri masing masing perawat pelaksana dalam melakukan suatu perbuatan/kegiatan, yang berlangsung secara sadar karena hal hal yang ingin diperoleh dari tindakan tersebut, yang meliputi : 1. Prestasi adalah hasil yang dicapai dari pekerjaan yang dilakukan perawat pelaksana dalam bekerja. 2. Tanggung jawab adalah besar kecilnya tanggung jawab yang diemban oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya. 3. Pengembangan diri adalah peluang yang diberikan kepada perawat pelaksana untuk memperkaya keterampilan dan wawasan dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

7 56 4. Penghasilan adalah besarnya upah atau imbalan yang diterima sebagai hasil dari pekerjaan. 5. Rekan kerja adalah rekan sejawat yang bekerja di RSUD Kota Padangsidimpuan. 6. Supervisi adalah bentuk pengawasan yang diterima dari atasan yaitu manajer keperawatan dalam hal ini kepala bidang keperawatan terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan. 7. Lingkungan kerja adalah tempat dimana perawat pelaksana melaksanakan aktivitas pekerjaannya, meliputi : ruangan kerja, fasilitas sarana penunjang kegiatan lainnya. 3.6 Metode Pengukuran Metode pengukuran terhadap variabel-variabel penting ditetapkan agar sesuai dengan metode perhitungan statistik yang dipakai untuk menganalisis pembuktian hipotesa dan pengukuran lain. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan statistik dengan jenis regresi yang memperhitungkan nilai koefisien pengaruh dari variabelvariabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variabel). Untuk dapat memperoleh nilai pada masing-masing variabel tersebut ditetapkan beberapa item kuesioner yang sepadan dengan interval 1 s/d 5. Pihak responden cukup menjawab setiap item dengan membubuhkan nilai pada skala Likert. Dari jawaban atas 5 skala Likert yang diberikan pada masing-masing item.

8 57 Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Pernyataan Alternatif jawaban Kepemimpinan Soft skill 10 Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik Hard skill 10 Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik Motivasi Kerja 20 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Bobot Nilai Total nilai kategori Tidak baik Baik Tidak baik Baik Rendah Tinggi Skala ukur Ordinal Ordinal Ordinal 3.7 Metode Analisis Data Analisis data untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan melakukan sistem komputerisasi. Data yang telah didapatkan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan perangkat lunak statistik. a. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karateristik masing-masing variabel yang diteliti baik variabel independen, dan variabel dependen. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian yaitu jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, lama bekerja di RSUD Kota Padangsidimpuan.

9 58 b. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan (kemampuan soft skill dan hard skill) dengan motivasi kerja perawat pelaksana dilakukan dengan uji chi square. Analisis bivariat, yaitu analisa untuk melihat hubungan variabel independen dengan variable dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (p<0,05). Penerimaan atau penolakan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : jika nilai p<0,005 maka hipotesis diterima dan jika nilai p>0,05 maka hipotesis ditolak. Selain itu, digunakan juga perhitungan Odd Ratio (OR) yaitu rasio perbandingan pajanan di antara independen terhadap pajanan devenden untuk melihat estimasi resiko terjadinya outcome. Estimasi Confidence Interval (CI) untuk OR ditetapkan pada tingkat kepercayaan 95%. Interpretasinya adalah : a. Bila OR = 1 berarti variabel yang diduga menjadi faktor risiko ternyata tidak ada pengaruhnya terhadap kejadian efek/faktor yang diteliti bukan merupakan faktor resiko dengan terjadinya outcome. b. Bila OR >1 berarti faktor yang diteliti merupakan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya outcome.

10 59 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian RSUD Kota Padangsidimpuan pertama kali didirikan pada tahun 1937 berlokasi di FL Tobing No.10 Kota Padangsidimpuan yang secara geografis berada dipusat Kota Padangsidimpuan persis diposisi silang jalur lintas Sumatera. Jarak tempuh ke ibukota Provinsi Sumatera Utara sejauh 475 Km dengan lama perjalanan 10 jam. RSUD Kota Padangsidimpuan mempunyai visi RSU yang diminati masyarakat dan Misi : memberikan pelayanan kesehatan secara profesional kepada masyarakat sesuai standart, mengelola administrasi dan keuangan RSU secara transparan dan akuntabel sesuai peraturan perundang undangan sehingga mendukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan tujuan menjadikan RS Rujukan diwilayah Pantai Barat Sumatera dan terwujudnya peningkatan kwalitas, disiplin aparatur dan pengelolaan administrasi, keuangan yang dapat mendukung peningkatan pelayanan keesehatan. Fasilitas yang dimiliki terdiri dari 10 poliklinik rawat jalan, instalasi rawat inap dengan jumlah tempat tidur 197 buah yang terbagi atas kelas I, kelas II, Kelas III, VIP, VIP Khusus, IGD dengan dokter 24 jam. Pada tahun 2012 RSUD Kota Padangsidimpuan terakreditasi pada 5 pelayanan yang meliputi bagian bedah, penyakit dalam, anak, kebidanan dan IGD. 59

11 Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini menggambarkan gaya kepemimpinan manajer keperawatan dan motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Analisis univariat juga menggambarkan karakteristik perawat yang mencakup jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir, dan lama bekerja perawat pelaksana. Semua jenis data pada variabel yang diteliti merupakan data kategorik sehingga penyajian data menggunakan tampilan frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin, umur, status perwakinan, pendidikan terakhir, dan lama bekerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan disajikan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden No Variabel Frekuensi Persentase (%) 1 Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan Total Umur 30 Tahun Tahun Tahun Total Status Perkawinan Belum Kawin Kawin Total

12 61 Tabel 4.1 (Lanjutan) No Variabel Frekuensi Persentase (%) 4 Pendidikan Terakhir SPK D III D IV S Total Lama Bekerja 4-9 Tahun Tahun Tahun Tahun Total Berdasarkan Tabel 4.1 diatas didapat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin menggambarkan bahwa pada umumnya responden berjenis kelamin perempuan sebesar 81,4%, sedangkan jika melihat karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar berusia antara Tahun sebesar 76,3%. Distribusi responden berdasarkan status perkawinan pada umumnya responden berstatus kawin sebesar 94,8%. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan D-III sebesar 71,1%, sedangkan jika melihat karakteristik responden menurut lama bekerja menunjukkan sebesar 48,4 % sudah bekerja selama Tahun.

13 Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan Soft skill merupakan cara manajer keperawatan untuk mempengaruhi bawahannya dalam berhubungan dengan perawat pelaksana dan dengan dirinya sendiri. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai kemampuan soft skill manajer keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan Soft skill Manajer Keperawatan Frekuensi Persentase (%) Tidak Baik Baik Total Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan soft skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik lebih banyak sebesar 59,8%, sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 40,2%. Artinya bahwa terdapat lebih banyak responden menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan soft skill yang baik Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard Skill Manajer Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan Hard skill merupakan kemampuan teknis manajer keperawatan berhubungan dengan kemampuan teknis dalam keperawatan. Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai kemampuan hard skill manajer keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

14 63 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Hard skill Manajer Keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan Hard skill Manajer Keperawatan Frekuensi Persentase (%) Tidak Baik Baik Total Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat distribusi mengenai kemampuan hard skill seorang manajer keperawatan dengan kategori baik sebesar 87,6%, sedangkan dengan kategori tidak baik sebesar 12,4%. Artinya bahwa terdapat lebih banyak responden yang menyatakan manajer keperawatan memiliki kemampuan hard skill yang baik Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan Motivasi kerja perawat adalah segala sesuatu yang mendorong perawat untuk menunjukkan kesediannya yang tinggi untuk berupaya mencapai tujuan pelayanan Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Faktor- faktor yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: faktor motivasional (faktor intrinsik) dan faktor Higienik (faktor eksrinsik). Deskripsi distribusi frekuensi faktor- faktor motivasi kerja perawat pelaksana dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:

15 64 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Kota Padangsidimpuan No Variabel Frekuensi Persentase (%) 1 Prestasi Tinggi Rendah Total Tanggung Jawab Tinggi Rendah Total Pengembangan Diri Tinggi Rendah Total Penghasilan Tinggi Rendah Total Supervisi Tinggi 43 44,3 Rendah Total Rekan Kerja Tinggi Rendah Total Lingkungan Kerja Tinggi Rendah Total Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana dengan kategori tinggi sebagian besar berada pada faktor penghasilan sebesar 63.9% dan pengembangan diri sebesar 56.7%. Motivasi perawat dengan kategori rendah

16 65 sebagian besar berada pada faktor lingkungan kerja sebesar 68.0%, rekan kerja sebesar 56.7%, supervisi sebesar 55.7%, tanggung jawab sebesar 54,6% dan prestasi sebesar 53,6%. Deskripsi distribusi frekuensi motivasi kerja perawat pelaksana dilihat dari ruang dinas perawat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Dilihat dari Ruang Dinas Perawat di RSUD Kota Padangsidimpuan No Variabel Frekuensi Persentase (%) 1 UMUM,THT & SARAF Tinggi Rendah Jumlah PENYAKIT DALAM Tinggi Rendah Jumlah PENYAKIT PARU Tinggi Rendah Jumlah VIP KHUSUS Tinggi Rendah 0.0 Jumlah VIP Tinggi Rendah 0.0 Jumlah ICU Tinggi Rendah Jumlah 6 100

17 66 Tabel 4.5 (Lanjutan) No. Variabel Frekuensi Persentase (%) 7 RRB Tinggi Rendah Jumlah ANAK & PERINATOLOGI Tinggi Rendah Jumlah PENYAKIT MATA Tinggi Rendah Jumlah RAWAT NIFAS/ KEBIDANAN Tinggi Rendah Jumlah Total Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa mayoritas responden dengan motivasi kerja perawat pelaksana kategori tinggi berada pada ruang VIP Khusus sebesar 100%, ruang VIP sebesar 100%, ruang penyakit mata sebesar 83,3%, ruang ICU sebesar 83,3%, ruang penyakit paru sebesar 75,0%, ruang penyakit dalam sebesar 60% dan ruang umum/tht/syaraf sebesar 55,6%. Sementara untuk motivasi kerja perawat pelaksana kategori rendah berada pada ruang RRB sebesar 91,7%, ruang Anak & Perinatologi sebesar 63,6% dan ruang Rawat nifas/ Kebidanan sebesar 52,9%. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja perawat pelaksana sebagian besar dengan kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini:

18 67 Tabel 4.6 Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Padangsidimpuan Motivasi kerja Frekuensi Persentase (%) Rendah Tinggi Total Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa motivasi kerja perawat pelaksana dalam kategori tinggi dengan presentase 59,8% dan motivasi kerja perawat dengan kategori rendah dengan presentase 40,2% Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang bermakna antara dua variabel utamanya adalah variabel independen dengan dependen. Variabel independen meliputi gaya kepemimpinan yang terdiri dari kempuan soft skill dan kemampuan hard skill, sedangkan variabel dependennya adalah motivasi kerja perawat pelaksana. Semua variabel yang dianalisis baik variabel independen dan dependen merupakan variabel kategorik sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Tujuan digunakan uji chi square adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Berikut adalah analisis bivariat masing- masing variabel:

19 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Hubungan gaya kepemimpinan kemampuan soft skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan disajikan dalam Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft Skill Manajer Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Gaya Kepemimpinan Kemampuan Soft skill manajer keperawatan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana p- value OR (95% CI) Kategori Jumlah Rendah Tinggi n % n % n % Tidak baik Baik Total Hasil penelitian terhadap soft skill pimpinan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana menunjukkan bahwa pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana yang rendah sebesar 27,8%, pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 21,6%, pada kemampuan soft skill manajer keperawatan yang baik dengan motivasi kerja rendah sebesar 12,4%, pada kemampuan soft skill manajer keperawatan baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 38,1%. Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p-value = 0,001 (p<0,05) dan nilai OR sebesar 3,964dengan 95% CI, berarti menunjukkan terdapat

20 69 hubungan yang signifikan antara kemampuan soft skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Hard Skill Manajer Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Hubungan gaya kepemimpinan kemampuan hard skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan disajikan dalam Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hubungan Gaya Kepemimpinan Kemampuan Hard Skill Manajer Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Gaya Kepemimpinan Kemampuan hard skill manajer keperawatan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana p- value OR (95% CI) Kategori Jumlah Rendah Tinggi n % n % n % Tidak baik Baik Total Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kemampuan hard skill manajer keperawatan yang tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana rendah sebesar 16,5%, pada kemampuan hard skill manajer keperawatan tidak baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 8,2%, pada kemampuan hard skill manajer keperawatan baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana rendah sebesar 23,7%, pada kemampuan hard skill manajer keperawatan baik dengan motivasi kerja perawat pelaksana tinggi sebesar 51.5%.

21 70 Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p-value = 0,002 (p<0,05) nilai dan nilai OR sebesar dengan 95% CI, berarti menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan hard skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

22 71 BAB 5 PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang mencakup gaya kepemimpinan manajer keperawatan dilihat dari kemampuan soft skill dan kemampuan hard skill seorang manajer keperawatan, motivasi kerja perawat pelaksana dan hubungan gaya kepemimpinan manajer keperawatan dengan motivasi kerja perawat pelaksana. 5.1 Hubungan Kemampuan Soft Skill Seorang Manajer Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan soft skill manajer keperawatan memiliki hubungan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana. Soft skill pimpinan yang baik dinilai mampu meningkatkan motivasi kerja bawahanya yang ada di rumah sakit. Hasil uji statistik dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,001 (p<0,05) dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan soft skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. Dari variabel kemampuan soft skill manajer keperawatan setelah dikategorikan diketahui bahwa mayoritas responden menilai kemampuan soft skill manajer keperawatan berada pada kategori baik sebesar 59.8%. Hal ini disebabkan karena masih ada perawat pelaksana yang tidak mendapatkan informasi yang lancar tentang perubahan organisasi rumah sakit, pemimpin yang masih kurang empati, 71

23 72 kurang jelas dalam memberikan instruksi atau perintah, kurang memfasilitasi kegiatan organisasi, dan kurang efektif mengembangkan tim kerja. Kemampuan soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (inter-personal skill) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intra-personal skill) yang mampu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Berdasarkan pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa manajer keperawatan dalam hal tanggung jawab, memotivasi, disiplin, dan berkomunikasi sudah cukup bagus untuk menggerakkan bawahannya. Ini dapat dilihat pada setiap harinya selalu dilakukan apel pagi dan sore yang diharapkan dapat mendisiplinkan perawat diruangan, setiap satu kali seminggu selalu dilakukan rapat bidang keperawatan yang membahas masalah masalah di ruangan. Disamping itu juga ditemukan bahwa masih ada yang menilai kemampuan soft skill dari manajer keperawatan buruk dalam hal berperilaku asertif dan berempati terhadap perawat pelaksana. Kemampuan soft skill seorang manajer keperawatan sangat dibutuhkan dalam membangun motivasi kerja perawat pelaksana, karena dengan soft skill yang dimiliki untuk mengurangi sikap pragmatis-apatis sehingga menumbuhkan karakter seorang pimpinan yang aktif dan empatis terhadap keadaan di sekitarnya. Kemampuan soft skill merupakan jenis keterampilan yang lebih banyak terkait dengan sensitivitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Karena itu dampak yang diakibatkan lebih abstrak namun tetap bisa dirasakan seperti perilaku sopan, disiplin,

24 73 keteguhan hati, kemampuan untuk dapat bekerjasama, membantu orang lain, dan sebagainya. Dengan memiliki soft skills, setiap individu akan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tanggap terhadap kondisi dan situasi sekitarnya sehingga dapat berfikir, berucap dan bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat dimana seseorang hidup dan juga di lingkungan kerjanya. Sedangkan sebagian besar responden menyatakan motivasi kerja perawat pelaksana berada pada kategori tinggi sebesar 92.8%. Dengan nominasi motivasi perawat pelaksana dalam kategori sedang pada faktor prestasi, tanggung jawab, supervisi, rekan kerja dan lingkungan kerja, sedangkan dominasi motivasi perawat pelaksana dengan kategori tinggi pada faktor penghasilan dan pengembangan diri. Hasil analisis distribusi responden berdasarkan lama kerja lebih banyak pada kategori tahun sebesar 48,4%. Menurut Siagian (1999), bahwa seseorang yang sudah lama bekerja pada satu organisasi tidak identik dengan produktivitas yang tinggi. Orang yang masa kerjanya lama tidak berarti bahwa yang bersangkutan memiliki tingkat kemangkiran yang rendah, dimana perawat pelaksana cenderung pada rutinitas pekerjaan yang telah lama dijalani, dan kurang termotivasi dalam menerima suatu perubahan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Meiniyari (2012) mengenai pengaruh gaya kepemimpinan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dengan p value= 0,015 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja perawat. Hal ini sesuai juga dengan hasil penelitian yang dilakukan

25 74 oleh Islami dan Ferdinand (2012) yang menyatakan soft skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja penjualan, semakin tinggi soft skill maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Hal ini sesuai juga dengan penelitian Diana (2006) yang meneliti tentang faktor kepuasan kerja dan kepemimpinan dengan motivasi kerja karyawan, didapatkan hasil cukup baik atau mempunyai hubungan cukup baik artinya mempunyai korelasi atau hubungan positif. Menurut Tomatala (2006), bahwa salah satu upaya yang dapat memotivasi seseorang adalah melalui sentuhan psikologi, pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian atau teguran sesuai kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi bawahan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan lebih baik. Penelitian ini membuktikan bahwa kemampuan yang dimiliki oleh pimpinan dapat mempengaruhi karyawan untuk melakukan pekerjan sesuai dengan apa yang diinginkan (Rivai dkk, 2008). Pengaruh yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada bawahanya dapat dilihat dari pendekatan perilaku, sikap dan keterampilan yang dimiliki (Ilyas, 2012). Elfindri, dkk (2011) mendefinisikan soft skills sebagai keterampilan hidup yang sangat menentukan keberhasilan seseorang, yang wujudnya antara lain berupa kerja keras, eksekutor, jujur, visioner, dan disiplin. Lebih lanjut Elfindri menjelaskan bahwa soft skills merupakan keterampilan dan kecakapan hidup yang harus dimiliki

26 75 baik untuk sendiri, berkelompok, atau bermasyarakat, serta berhubungan dengan Sang Pencipta. Soft skills sangat diperlukan untuk kecakapan hidup seseorang. Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Kaipa dan Milus (2005) bahwa soft skills adalah kunci untuk meraih kesuksesan, termasuk di dalamnya kepemimpinan, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, komunikasi, kreativitas, kemampuan presentasi, kerendahan hati dan kepercayaan diri, kecerdasan emosional, integritas, komitmen, dan kerjasama. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa soft skills merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata jika tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuankemampuan ini hanya dapat dilihat jika orang tersebut mau menerapkannya dalam kehidupannya. Kemampuan - kemampuan yang dimaksud bukan kemampuan akademis yang tinggi, tetapi kemampuan interaksi sosial yang baik, kemampuan untuk bergaul, mampu berbicara di depan umum, dan lain-lain. 5.2 Hubungan Kemampuan Hard Skill Seorang Manajer Keperawatan terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan hard skill seorang manajer keperawatan mempunyai hubungan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 (p<0,05) maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan hard skill manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan.

27 76 Kemampuan hard skill manajer keperawatan di RSUD Kota Padangsidimpuan dinilai sudah cukup baik, ini dapat dilihat dilapangan bahwa manajer keperawatan sudah menjalankan tugas tugasnya secara tekhnis, seperti menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan baik dalam jumlah maupun kualifikasi, menyusun program pengembangan staf keperawatan sesuai kebutuhan pelayanan di rumah sakit, menyusun program mutasi tenaga keperawatan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan jadwal dinas telah terjadwal dengan baik dan disusun oleh bidang keperawatan bekerja sama dengan kepala ruangan. Dilapangan juga ditemukan bahwa masih ada yang menilai hard skill dari manajer keperawatan buruk dalam hal pengawasan, yaitu proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusunnya. Kemampuan hard skill adalah semua hal yang berhubungan dengan pengayaan teori yang menjadi dasar pijakan analisis atau sebuah keputusan. Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test, Menurut Utomo (2010) Hard skill adalah kemampuan teknis yang dimiliki oleh seorang pimpinan dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin. Hard skill seorang pemimpin berhubungan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis sesuai dengan bidang ilmunya. Kemampuan Hard skill seorang manager keperawatan yang diteliti disini adalah kemampuan seorang manajer dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, supervisi, dan pengawasan. Dalam hal ini pimpinan berperan penting

28 77 dalam mengidentifikasi, menumbuhkan dan mengarahkan motivasi perawat agar mau antusias dalam bekerja, karena pimpinan yang mengalami kontak langsung dengan staf di ruangan dan yang akan mengarahkan pekerjaan sesuai tugas dan fungsi staf di ruangan. Menurut peneliti kemampuan hard skill seorang manajer keperawatan sangat dibutuhkan dalam membangun motivasi kerja perawat pelaksana, karena dengan kemampuan hard skill yang dimiliki seorang manajer dapat merencanakan, mengorganisasikan, menyediakan informasi, mengatasi konflik, mengawasi, membimbing, mengevaluasi dan memberikan penghargaan kepada bawahannya. Dengan demikian, memungkinkan para bawahan meningkatkan semangat kerjanya untuk mencapai kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuasaan yang diinginkan. Hal ini merupakan daya penggerak untuk memotivasi karyawan dalam mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Agar motivasi perawat pelaksana tetap baik di dalam melaksanakan tugas memberikan asuhan keperawatan perlu diadakan pelatihan dan pendidikan berjenjang. Hasil analisis distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan D-III sebesar 71,1%. Menurut peneliti dalam melakukan pemberian asuhan keperawatan yang profesional perlu adanya dukungan tingkat pendidikan perawat pelaksana minimal setara D-III keperawatan, dalam menumbuhkan persepsi dan melakukan pendekatan yang holistik membutuhkan pengetahuan luas, pemahaman berbagai disiplin ilmu yang sangkut paut dengan disiplin ilmu keperawatan. Mengingat sebagian besar perawat pelaksana

29 78 adalah lulusan Diploma Keperawatan, pihak manajemen perlu mengalokasikan dana sekaligus memberi izin tugas belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Wursanto (2007) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan semangat kerja pegawai agar bekerja lebih giat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rohmawati (2006), ada hubungan signifikan antara pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik dengan fungsi perencanaan kepala ruangan yang efektif (p value=0,001). Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islami dan Ferdinand (2012), dimana hasil penelitian menyatakan bahwa hard skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja penjualan. Semakin tinggi hard skill yang dimiliki maka semakin tinggi pula kinerja yang dihasilkan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat membina hubungan antar manusia, meliputi kemampuan bekerja sama dengan orang lain, termasuk memotivasi dan menerapkan kepemimpinan yang efektif. Hasibuan (2010) dalam bukunya menguraikan bahwa motivasi harus diberikan pimpinan terhadap bawahannya karena sering kali ada bawahan yang mampu mengerjakan pekerjaanya tetapi ia malas atau kurang bergairah untuk mengerjakannya. Soft skill dan Hard skill merupakan dua hal yang saling melengkapi. Keduanya sangat penting bagi kesuksesan di lingkungan kerja, hard skill dan soft skill dibutuhkan untuk mengembangkan kreatifitas masing-masing individu.

30 79 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian, rumusan hipotesis dan uraian hasil. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan soft skill (motivasi, komunikasi, disiplin, kreativitas, inisiatif) seorang manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan. 2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan hard skill (keterampilan teknis) seorang manajer keperawatan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kota Padangsidimpuan Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada beberapa pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana, yaitu: 1. Rumah Sakit 1) Mempertahankan serta lebih meningkatkan motivasi baik manajer keperawatan maupun perawat pelaksana dengan memberikan penghargaan 79

31 80 bagi yang berprestasi, memberlakukan sistem jenjang karir dan meningkatkan pendidikan secara formal maupun non formal. 2) Manajer keperawatan hendaknya lebih meningkatkan motivasi bagi perawat pelaksana dengan rincian tugas yang jelas serta pemberian tanggung jawab masing masing pada bawahannya. 2. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal bagi penelitian selanjutnya dalam mengembangkan penelitian serupa dengan desain berbeda, baik yang berkaitan dengan variabel gaya kepemimpinan manajer maupun variabel motivasi perawat pelaksana. Diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan menambahkan metode wawancara mendalam kepada responden.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam 74 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian meliputi 1) gambaran umum lokasi penelitian, 2) data demografi responden, 3) data khusus mengenai variabel yang diukur yaitu

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang menyatakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai.

Lebih terperinci

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Umur : Tahun. No Item Pernyataan STS TS KS S SS

1. Nama : 2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Umur : Tahun. No Item Pernyataan STS TS KS S SS Lampiran 1 KUESIONER PENGUMPULAN DATA PENGARUH POLA KEPEMIMPINAN DAN METODE PENUGASAN TIM TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE Identitas Responden 1. Nama : 2. Jenis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 63 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1 Analisis Univariat Analisis univariat menjabarkan distribusi frekuensi variabel individu perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Kepolisian Pusat R.S. Sukanto yaitu usia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penyedia pelayanan kesehatan yang cukup kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL. Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI OPERASIONAL Bab ini menjelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian dan definisi operasional setiap variabel penelitian. Kerangka konsep

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN Dalam hasil penelitian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji coba instrumen penelitian dan menggambarkan hasil analisis yang dilakukan melalui dua tahap analisis yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei tipe explanatory research

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei tipe explanatory research BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah survei tipe explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kuesioner Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari responden yang dilakukan dengan membagikan secara langsung dan melalui mailing

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa.

BAB 3 METODE PENELITIAN. variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa. BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan tipe explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan/pengaruh antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini dimulai dengan melihat visi dan misi PT Sinar Sosro Kantor Penjualan Bogor. Visi dan misi perusahaan merupakan suatu arahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Seiring dengan era globalisasi, setiap perusahaaan akan berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaannya dengan menyusun berbagai program, guna meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

BAB III METODE PENELITIAN. adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif. Faktor resiko yang diteliti adalah komorbiditas pada pasien hemodialisa. Kualitas hidup diukur setelah 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini yaitu kecerdasan emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel terikatnya

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pasien waktu pelayanan diloket Praktik Petugas Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Hipotesis 1. hubungan antara pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 adalah upaya peningkatan kinerja dan mutu upaya kesehatan melalui pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja adalah suatu catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktivitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh kompensasi dan pengembangan karir terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Bata Purwakarta. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Community Health VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman 184-194 Artikel Penelitian Hubungan Faktor Internal Dengan Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Kadek Dwi Maryanti Pande * 1, Komang Gede Rai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah explanatory research. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006), explanatory research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen. Instrumen pengukur seluruh variabel pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket, disampaikan kepada responden untuk dapat memberikan pernyataan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat hidup berkembang dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan yang

Lebih terperinci

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 % BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT Muhammad Iqbal Fahlevi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar E-mail: muhammadiqbalfahlevi@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bermaksud menjelaskan hubunganhubungan kausal antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis mengenai seberapa besar pengaruh kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Pengujian Kuesioner Penelitian Uraian berikut berisi hasil dari pengujian (try-out) dari kuesioner dalam penelitian ini. Pengujian ini meliputi analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Variabel Terikat Masa Kerja Carpal Tunnel Syndrome Lama Kerja Sikap Kerja Gambar 3.1 Kerangka Konsep 31 32 B. Hipotesis 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian, Definisi Operasional dan pengukuran Variabel 3.1.1 Variabel penelitian Ada dua jenis variabel utama dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat (dependent

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu aset dan elemen yang penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri ikut menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mengambil ruang lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Manajemen Pemasaran. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada pendekatan cross sectional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan,

III. METODE PENELITIAN. pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Pengawasan yang. dimaksudkan untuk mencegah atau untuk memperbaiki kesalahan, 51 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Pengawasan (X 1 ), yaitu persepsi karyawan pelaksana terhadap pengawasan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2)

BAB 1 : PENDAHULUAN (1, 2) BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang dibentuk karena tuntutan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks karena masyarakat mulai menyadari arti pentingnya kesehatan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan lokasi penelitian Adapun lokasi yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin, 51 BAB V DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan deskripsi tentang deskripsi responden dan analisis kuantitaif data penelitian. Identitas responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan

BAB III BAHAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan BAB III BAHAN METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun Bandar Betsy PT Perkebunan Nusantara III (Persero). Pelaksanaan penelitian ini dimulai bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu & tempat penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di perusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT Millenium Muda Makmur. Jl. Basuki Rahmat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri dagang di provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memaparkan mengenai variable penelitian (devinisi operasional dan hipotesis), subjek penelitian (populasi, karakteristik, dan teknik pengambilan sampel), desain penelitian,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 45 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii ABSTRACT... iv ABSTRAK... v LEMBAR PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik parametrik. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan item-item

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015 Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541 0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 6 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi & Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada bulan Mei tahun 2013. 3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENELITIAN PERBEDAAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Arif Rahman Hakim*, Idawati Manurung**, Yuniastini** Salah satu pembinaan manajemen dengan membuat standar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. 3.2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei kuantitatif (Masri Singarimbun, 1989: 3-4; Kasmadi et al, 2013: 63) yang bertujuan untuk menjelaskan hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

BAB III METODE PENELITIAN. kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2005) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk menilai

BAB III METODE PENELITIAN. secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk menilai BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain observasional atau non eksperimental yang merupakan metode penelitian secara observasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. H. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum terbesar yang ada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan 2 variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Kegiatan penelitian ini didasarkan secara ilmiah, dimana terdapat dua langkah dalam penelitian. Langkah pertama, dijelaskan kesenjangan antara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

BAB IV PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak 216 set pada mahasiswa pascasarjana STIEPARI Semarang yang berstatus sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir menjelaskan filosofi dari gagasan (ide) riset yang diajukan, sehingga memerlukan suatu model penelitian, yang ditampilkan dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai pada Mei 2013. Alasan peneliti

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh koordinasi pimpinan yang kurang baik terhadap kinerja pegawai di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengaruh koordinasi pimpinan yang kurang baik terhadap kinerja pegawai di 60 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Telah diketahui sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koordinasi pimpinan yang kurang baik terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang diangkat yaitu: Pengaruh pemberian program kesejahteraan dan pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Asphalt

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Terwujudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. produk barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini menyebabkan semua perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu organisasi.arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini membahas mengenai pengaruh gaya kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan pada PT Askes (Persero) Cabang Utama Bandung. Subjek

Lebih terperinci