PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI"

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2

3 2 PENDAHULUAN Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru diterapkan mulai bulan Juli tahun Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi kependidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif. Oleh karena itu, dengan pembelajaran sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah. Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter diharapkan mampu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisai nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari, seperti yang dijelaskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, (Mulyasa, 2013: 7). Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientific (scientific approach) dimana pada proses pembelajaran terdapat proses mengamati (observing), bertanya (questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), menyimpulkan, dan membentuk jejaring (networking). Keaktifan siswa lebih dituntut untuk menemukan sendiri, guru hanya membantu mengarahkan siswa, sehingga siswa dapat menemukan sendiri konsep dari yang akan diajarkan. Proses pembelajaran yang dikehendaki adalah proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) dengan sifat pembelajaran yang kontekstual. Kurikulum 2013 memiliki beberapa model dan pendekatan yang dapat diterapkan selain pembelajaran kooperatif (berkelompok), yaitu: (1) Pembelajaran dengan pendekatan Ilmiah; (2) Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual; (3) Pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah; (4) Pembelajaran dengan pendekatan berbasis proyek; (5) Pembelajaran dengan pendekatan komunikatif. Berkaitan dengan hal di atas proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses pembelajaran sebagian hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh peranan guru. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Dalam kurikulum 2013, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran wajib. Obyek material IPS yang utama adalah hubungan antara manusia dengan kelompok dan lingkungan berikut misalnya, maka belajar IPS pada hakikatnya adalah belajar pemecahan masalah, dengan demikian fokus perhatian sesungguhnya terletak pada upaya pengembangan kemampuan implikasi dan penemuan-penemuan alternatif pemecahannya. Dalam hal ini guru harus memilih pendekatan dan metode pembelajaran yang tepat, disesuaikan dengan pokok bahasan serta tujuannya agar belajar yang sifatnya verbalitas dan hafalan sifatnya dapat dihindari. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMP Negeri 31 Padang, penerapan kurikulum 2013 telah dilakukan dalam proses pembelajaran mulai tahun pelajaran Untuk pelaksanaan kurikulum 2013 ini hanya dilakukan untuk kelas VII dan kelas VIII dan dilakukan untuk seluruh mata pelajaran. Sementara untuk kelas IX tetap menggunakan kurikulum lama yaitu KTSP. Pelaksanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 31 Padang mencakup mata pelajaran Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi. Wawancara awal yang peneliti lakukan tanggal 19 Januari 2015 dengan salah satu guru IPS di SMP Negeri 31 Padang, Ibu Petrisia, pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 berdasarkan standar isi, standar proses dan standar penilaian. Kurikulum 2013 ini berbeda secara prinsip dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya. Proses Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 ini terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik. Peserta didik dituntut untuk secara aktif menjadi

4 3 pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Fenomena yang peneliti temukan adalah pelaksanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 31 Padang masih condong ke KTSP, dimana guru masih menjadi pusat pembelajaran. Seharusnya guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, karena dalam kurikulum 2013 ini siswa merupakan sumber pembelajaran. Dalam kegiatan inti seharusnya guru melakukan langkah-langkah menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi berkaitan dengan mata pelajaran, tetapi guru masih sering menerangkan materi pelajaran. Hal ini berbeda dengan panduan tentang proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian adalah studi evaluasi dengan analisis kualitatif, karena peneliti berusaha mendeskripsikan dan memberikan gambaran mengenai pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berdasarkan Kurikulum 2013 Kelas VIII di SMP Negeri 31 Padang. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 31 Padang. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran Informan penelitian adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas VIII sebanyak 3 orang, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan siswa kelas VIII SMP Negeri 31 Padang. Analisa data menggunakan model interaktif (Interactive Model of Analysis), yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data (data collecting) sebagai suatu siklus HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada kegiatan pendahuluan, guru IPS kelas VIII SMP Negeri 31 Padang, melakukan kegiatan: (1) guru mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam kelas dan berdo a, (2) guru memeriksa kehadiran siswa (3) guru mereview pelajaran minggu lalu, dan (4) guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Hasil pengamatan terhadap RPP kelas VIII semester 2 yang dikembangkan oleh guru IPS kelas VIII SMP Negeri 31 Padang, tema yang dipelajari adalah keunggulan potensi Sumber Daya Alam (SDA) antar region. Pada RPP, langkah-langkah kegiatan pendahuluan meliputi: 1) Peserta didik dan guru mengucapkan salam, berdo a dan membaca Al Qur an, 2) guru memeriksa kehadiran guru, 3) apersepsi: guru mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya tentang modal dasar pembangunan ekonomi, 4) guru menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran dan membagi siswa menjadi kelompok kecil (berpasangan). Hal ini berarti langkah pembelajaran pada kegiatan pendahuluan yang dilakukan guru sudah sesuai dengan Implementasi Kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan mengamati pada mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 31 Padang. Diantara kegiatan mengamati yang dilakukan adalah: (1) guru membagi siswa ke dalam kelompok, (2) guru menyediakan gambar atau menayangkan gambar menggunakan infokus yang berkaitan dengan materi pembelajaran (3) guru menyuruh masing- masing kelompok atau siswa untuk mengamati gambar yang disajikan dan mereka menulis ke dalam kertas tentang hal- hal yang di temukan terhadap objek yang diamati serta menghubungkan dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS kelas VIII berdasarkan kurikulum 2013 di SMP Negeri 31 Padang pada kegiatan inti dalam proses menanya, kegiatan menanya ada yang dilakukan siswa kepada guru, guru kepada siswa atau siswa yang satu kepada siswa lain yang terjadi pada kelompok belajar. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir kognitif. Melalui kegiatan menanya ini siswa diharapkan dapat berfikir secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan idea tau gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah. Guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 311 Padang melakukan kegiatan mencoba dengan cara mengambil sumber data dari internet,dan koran bekas yang berkaitan dengan

5 4 pembelajaran IPS kelas VIII. Kegiatan pengumpulan data atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data Guru mata pelajaran IPS kelas VIII di SMP Negeri 31 Padang melakukan kegiatan mengasosiasi dengan cara menyuruh siswa untuk menalarkan atau menceritakan data dan menghubungkan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 dan guru membimbing mereka untuk melakukan kegiatan tersebut jika terdapat kesulitan. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Siswa dapat memanfaatkan panduan yang ada pada LKS. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis hingga berpikir metakognitif. Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan cara guru menyuruh siswa untuk memaparkan hasil diskusi tentang materi pembelajaran, baik dilakukan secara berkelompok atau perorangan. Kegiatan mengkomunikasikan adalah keaktifan siswa dalam menyampaikan pengetahuan yang mereka miliki serta keaktifan ketika mengadakan diskusi. Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru IPS kelas VIII di SMP Negeri 31 Padang. Kegiatan penutup adalah rangkaian terakhir dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Kegiatan penutup ini diantaranya adalah membuat rangkuman tentang materi yang diajarkan, melakukan penilaian, memberikan umpan balik tentang materi serta menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan penutup dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 yang hampir sama dengan KTSP. Kegiatan tersebut seperti merangkum hasil pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, serta menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya. Hasil dari keseluruhan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendahuluan dilakukan guru dengan cara guru mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam kelas dan berdo a, guru memeriksa kehadiran siswa guru mereview pelajaran minggu lalu, dan guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Untuk kegiatan inti diantaranya, dalam kegiatan mengamati adalah guru membagi siswa ke dalam kelompok, guru menyediakan gambar atau menayangkan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru menyuruh masing- masing kelompok atau siswa untuk mengamati gambar atau video yang disajikan dan, mereka menulis ke dalam kertas tentang hal- hal yang di temukan terhadap objek yang diamati serta menghubungkan dengan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan menanya ada yang dilakukan siswa kepada guru, guru kepada siswa atau siswa yang satu kepada siswa lain yang terjadi pada kelompok belajar. Untuk kegiatan mencoba dengan cara guru menyuruh siswa mengambil sumber data dari internet,dan koran bekas menjadi sebuah karya ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS kelas VIII. Dalam kegiatan mengasosiasi guru menyuruh siswa untuk menalarkan atau menceritakan data dan menghubungkan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 dan guru membimbing mereka untuk melakukan kegiatan tersebut jika terdapat kesulitan. Pada kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan cara guru menyuruh siswa untuk memaparkan hasil diskusi tentang materi pembelajaran, baik dilakukan secara berkelompok atau perorangan. Kegiatan mengkomunikasikan adalah keaktifan siswa dalam menyampaikan pengetahuan yang mereka miliki serta keaktifan ketika mengadakan diskusi. Kegiatan penutup, Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 yang hampir sama dengan KTSP. Kegiatan tersebut seperti merangkum hasil pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, serta menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya. Pembahasan Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru IPS di SMP Negeri 31 Padang adalah guru dan siswa mengucapkan salam sebelum pelajaran dimulai dan berdo a, guru memeriksa kehadiran siswa guru mereview pelajaran minggu lalu, dan guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan ini sudah sesuai dengan panduan kurikulum 2013 yaitu Permen No. 103 tentang Standar Proses. Langkah pelaksanaan pembelajaran selanjutnya adalah kegiatan inti yang mencakup, kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan, mengkomunikasikan. (1) kegiatan mengamati adalah guru membagi

6 5 siswa ke dalam kelompok, guru menyediakan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran, guru menyuruh masing- masing kelompok atau siswa untuk mengamati gambar atau video yang disajikan dan, mereka menulis ke dalam kertas tentang hal- hal yang di temukan terhadap objek yang diamati serta menghubungkan dengan tujuan pembelajaran, (2) kegiatan menanya pada proses pembelajaran dapat dilakukan oleh siswa kepada guru, guru kepada siswa atau siswa yang satu kepada siswa lain yang terjadi pada kelompok belajar, (3) kegiatan mencoba dengan cara guru menyuruh siswa mengambil sumber data dari internet,dan koran bekas menjadi sebuah karya ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS kelas VIII, (4) kegiatan mengasosiasi guru menyuruh siswa untuk menalarkan atau menceritakan data dan menghubungkan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 dan guru membimbing mereka untuk melakukan kegiatan tersebut jika terdapat kesulitan, (5) kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan cara guru menyuruh siswa untuk memaparkan hasil diskusi tentang materi pembelajaran, baik dilakukan secara berkelompok atau perorangan. Kegiatan mengkomunikasikan adalah keaktifan siswa dalam menyampaikan pengetahuan yang mereka miliki serta keaktifan ketika mengadakan diskusi. Kegiatan penutup, dilakukan sesuai dengan kurikulum 2013 yang hampir sama dengan KTSP. Kegiatan tersebut seperti merangkum hasil pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, serta menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan inti dalam proses pembelajaran terdiri dari 5 langkah, dimana langkah-langkah yang dilakukan oleh guru sebagai berikut: Pertama, kegiatan mengamati, dimana dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Kedua, kegiatan menanya, dimana guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Ketiga, kegiatan mengumpulkan dan mengasosiasikan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Keempat, kegiatan Mengkomunikasikan hasil, yaitu menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. KESIMPULAN Pelaksanaan proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas VIII di SMP Negeri 31 Padang meliputi kegiatan kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru adalah guru dan siswa mengucapkan salam sebelum pelajaran dimulai dan berdo a, guru memeriksa kehadiran siswa guru mereview pelajaran minggu lalu, dan guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti mencakup: (1) kegiatan mengamati yaitu guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan menyuruh masing-masing kelompok atau siswa untuk mengamati gambar tersebut, (2) kegiatan menanya yaitu guru menanyakan kepada siswa tentang gambar yang diperlihatkan oleh guru, (3) kegiatan mencoba yaitu cara guru menyuruh siswa mengambil sumber data dari internet, dan koran bekas menjadi sebuah karya ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran IPS kelas VIII, (4) kegiatan mengasosiasi yaitu guru menyuruh siswa untuk menalarkan atau menceritakan data dan menghubungkan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013, (5) kegiatan mengkomunikasikan dilakukan dengan cara guru menyuruh siswa untuk memaparkan hasil diskusi tentang materi pembelajaran. Kegiatan penutup yaitu kegiatan merangkum hasil pembelajaran, memberikan tugas kepada siswa, serta menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya DAFTAR PUSTAKA Buku Abdul Majid, Perencanaan pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosda Karya Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Bungin Burhan Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media Depdiknas Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Permendiknas Nomor 19 tahun 2005

7 6 E. Mulyasa Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013: Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013 Merupakan Persoalan Penting dan Genting. Bandung: Remaja Rosdakarya Huberman, Michael A dan Miles Mathew Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Pers Poerwati dan Sofan Amri Panduan Memahami Kurikulum 2013 (Sebuah Inovasi Struktur Kurikulum Penunjang Masa Depan). Jakarta: Prestasi Pustaka Redaksi Fokus Media Standar Nasional Pendidikan (SNP). Bandung: Fokusmedia Sofan Amri Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum Jakarta: Prestasi Pustakaraya Skripsi Fitria Gusnita Rahmi Proses Penyusunan KTSP pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Lembah Gumanti Kabupaten Solok tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Oktariza, Yumelfi Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMPN 14 Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Sri Wijayanti. 2014). Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP Negeri 3 Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim disebut sebagai proses humanisasi. Proses humanisasi ini diperoleh melalui berbagai pengalaman

Lebih terperinci

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang Desi Kusuma Sari Alumni mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang desykoesumasari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti tahap perencanaan di SMAN 1 Ngunut? Setiap kegiatan pasti memiliki

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar Teknik Pengembangan Bahan Ajar dan Perangkat Pembelajaran oleh: Pujianto *) Disarikan dari Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar, Depdiknas:2006 Mengapa perlu bahan ajar? Siswa memiliki karakteristik

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 83-102 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMPN 13 BANJARMASIN Abstrak Kurikulum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan ilmiah. Oleh karena itu, salah satu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 1 2 PENDAHULUAN Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada dalam masyarakat. kurikulum harus bisa

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini masih dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan pada saat ini adalah pergantian kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum merupakan suatu

Lebih terperinci

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP PPT 3.1-1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi

Lebih terperinci

AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SMP MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Muhammad Bakri. 2016. Aktivitas Mahasiswa Menyusun Langkah-Langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Keterpaduan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan segala potensi diri melalui proses belajar atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI 20 ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Hasil analisis penyusunan langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada bagian pendahuluan ditemukan bahwa

Lebih terperinci

PROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.

PROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook. 835 AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN DALAM RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DI SMP MUHAMMAD BAKRI ABSTRAK Muhammad Bakri. 2016. Aktivitas Mahasiswa Menyusun Langkah-Langkah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA Terpadu adalah pembelajan IPA dengan situasi lebih alami dan situasi dunia nyata, serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara cabang IPA yaitu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemahaman guru Sejarah Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan fondasi penting dalam kemajuan suatu negara. Pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu dorongan untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan seseorang untuk menciptakan kegiatan belajar. Upaya-upaya tersebut meliputi penyampaian ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji kehandalan data menurut Krippendorf dengan menghitung koefisien alpha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam menyiapkan mahasiswa untuk menghadapi lingkungan hidup yang selalu mengalami perubahan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dengan pendidikan, manusia menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. UU nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) GELOMBANG 4 TAHUN 2014 DI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembelajaran dapat diartikan sebagai proses mengidentifikasi perilaku peserta didik, aktivitas yang semula tidak berkaitan menjadi suatu pola yang utuh bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam IPA itu sendiri, tetapi pada dasarnya juga bertujuan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang berada pada tahap operasional konkret, yaitu peserta didik yang berada pada usia 7-11 tahun (Rusman,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara dan Bangsa, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan proses pembelajaran pada berbagai mata pelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan scientific merupakan pendekatan yang membantu siswa untuk menggali pengetahuannya sendiri dengan menemukan masalah dan memecahkan masalah itu sendiri sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang penting karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara pada kurikulum. Kurikulum dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan pendidikan yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang salah satunya adalah Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, guru sebagai tenaga profesional memiliki peranan yang sangat penting. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yag ada di sekitar individu. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerapan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013 memberikan nuansa baru bagi dunia pendidikan Indonesia. Nuansa baru tersebut sangat terasa oleh guru dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013 MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengembangan Program Pembelajaran Fisika yang dibina oleh Bapak Dr. Wartono, M.Pd Oleh Aluk Khofidatul 110321419539 Debora Febbivoyna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah akan melatih tiga ranah yakni

Lebih terperinci

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Fifhri Nuru Ayuni, Pemahaman Guru 1 PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Fithri Nuru Ayuni Program Studi Pendidikan Geografi, SPs, UPI, email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resti Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum merupakan salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah Kedungglugu Gondang Nganjuk Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan pendidik melalui sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (PERMENDIKBUD No 103 tahun 2015 pasal 1).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permendiknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan menyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif,

Lebih terperinci

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen saling terkait bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik dan berkualitas. Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu meningkatkan kualitas bangsa baik pada bidang ekonomi, politik, sosial budaya, maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1 Penerapan Pendekatan Saintifik...(Mega Selvira Paut) 511 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS IV DI SD PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH TO STUDENTS GRADE IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.65

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kondisi belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Disamping itu pendidikan juga

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika adalah

Lebih terperinci

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto

Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Purwokerto PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 2 PURWOKERTO Neneng Kusmijati Guru Sekolah Menengah Pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 93 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya dan meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang

Lebih terperinci

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO Click to edit Master title style PP 32 Tahun 2013 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Permendikbud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang dinamis selalu ada perubahanperubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Begitu juga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah. Berdasarkan Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nofi Demalawita Fitri 1, Megasyani Anaperta 2, Aidhia Rahmi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehigga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Selain itu pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon) H. Abdul Rojak 1 1. Guru SMP Negeri 3 Kota Cirebon Abstrak Model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN Prosiding SENASGABUD http://research-report.umm.ac.id/index.php/senasgabud (Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman 95-106 E-ISSN 2599-8406 MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN

Lebih terperinci

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN

Pena Vol 7 No.2 Desember 2017 ISSN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII CI DI SMP NEGERI1 KOTA JAMBI Rustam* FKIP Universitas Jambi ABSTRACT The purpose of this study is to determine the implementation

Lebih terperinci

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci