PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA
|
|
- Susanto Deddy Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA Inneke Widyasari 1), Syafi i 2), Yusep Muslih Purwana 3) 1) Mahasiswa program Magister Teknik Sipil, 2) Pembimbing, 3) Pembimbing Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp ; widya.inneke@gmail.com A B S T R A K Kebijakan otonomi daerah di Indonesia yang memberikan tanggung jawab penyelenggaraan dalam pemeliharaan jalan regional kepada pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah mengadakan berbagai usaha untuk melaksanakan otonomi daerah sebaik mungkin, salah satunya adalah perbaikan prasarana transportasi jalan. Penentuan skala prioritas penanganan jalan kabupaten berdasarkan SK.No.77, Dirjen Bina Marga, Tahun 1990, yaitu berdasarkan data Lalu Lintas Harian Rata (LHR) dan Nilai Net Present Value (NPV) saja. Hal ini kurang tepat karena kompleksnya permasalahan di lapangan yang dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti: kondisi jalan, lalu lintas harian rata-rata, kebijakan, dana anggaran, dan aspek tata guna lahan. Sehingga diperlukan metode yang dapat menampung semua aspek tersebut dan dapat mengantisipasi ketimpangannya. Metode penentuan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan Metode SK. No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kemudian kedua metode tersebut dibandingkan untuk mendapatkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara dengan Metode AHP menghasilkan prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau Bukit Berlian, Jalan Giri Kencana D3 prioritas kedua, Jalan Lb. Durian Padang Bertuah prioritas ketiga. Sedangkan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu dengan Metode SK. No. 77 Tahun 1990 menghasilkan prioritas utama untuk Jalan Bundaran-Pasar Purwodadi, Jalan Sp.Bundaran-Kantor Camat prioritas kedua, Jalan Tugu Jadi-Karang Suci prioritas ketiga. Berdasarkan hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perolehan urutan prioritas yang menggunakan perhitungan SK No. 77 Tahun 1990 akan berubah posisi bila dihitung dengan menggunakan bobot yang diperoleh pada perhitungan metode AHP. Perubahan yang terjadi adalah urutan menggunakan metode SK No. 77 Tahun 1990 berada di atas pada perhitungan pembobotan kriteria, hal ini terjadi karena beberapa hal seperti: a)jumlah penilaian pada kondisi jalan maksimal, b)jumlah LHR tinggi, c)nilai NPV tinggi, d)perolehan kebijakan tinggi, dan e)pemanfaatan tata guna lahan tinggi. Kata kunci : SK.No.77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990, Analytical Hierarchy Process, Skala prioritan penanganan jalan A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan otonomi daerah di Indonesia yang memberikan tanggung jawab penyelenggaraan dalam pemeliharaan jalan regional kepada pemerintah daerah. Peralihan tanggung jawab tersebut harus diimbangi oleh kemampuan pemerintah daerah dalam segi teknik, manajerial, dan pembiayaan pemeliharaan jalan. Setelah pembangunan suatu jaringan jalan selesai, maka kegiatan penyelenggaraan jalan sekarang telah berubah penekanannya,
2 yaitu dari pekerjaan pembangunan jalan baru menuju ke pekerjaan pemeliharaan jalan. Jalan yang selesai dibangun dan dioperasikan akan mengalami penurunan kondisi sesuai dengan bertambahnya umur sehingga pada suatu saat jalan tersebut tidak berfungsi lagi sehingga mengganggu kelancaran perjalanan. Urusan pemerintahan khususnya di bidang pekerjaan umum, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara telah mengadakan berbagai usaha untuk melaksanakan otonomi daerah sebaik mungkin, salah satunya adalah perbaikan prasarana transportasi jalan. Dalam perkembangan pembangunan selanjutnya di Kabupaten Bengkulu Utara perlu dilakukan pemerataan pembangunan di segala bidang, sehingga sangat diperlukan faktorfaktor pendukung seperti tersedianya jalan yang stabil dan selalu mendapat penanganan, karena bila kondisi jalan tidak ditangani secara tepat tidak akan mencapai umur rencana. Pada masa sebelum berlakunya undangundang otonomi daerah, perencanaan penanganan atau penetapan prioritas pemeliharaan ruas-ruas jalan Kabupaten menggunakan Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten SK No. 77/KPTS/Db/1990 Edisi Januari 2006 Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum. Pada saat sekarang sudah tidak dilaksanakan secara utuh dan lengkap karena kewenangannya sudah diserahkan ke Pemerintah Daerah yang pada umumnya penentuan prioritas pemeliharaan jalan dilakukan secara subjektif Diterbitkannya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah. Salah satu penyerahan wewenang tersebut sebagai pendukung Peraturan Pemerintah yang terdahulu yaitu PP No. 14 Tahun 1988 tentang penyerahan sebagian urusan pemerintahan di bidang Pekerjaan Umum kepada daerah. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan kondisi seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah urutan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)? 2. Bagaimanakah urutan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga? 3. Bagaimanakah perbandingan urutan prioritas penanganan jalan kabupaten di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan Metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga? 4. Bagaimanakah kedekatan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan Metode SK.No.77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga? B. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Bengkulu Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Bengkulu, Indonesia. Kabupaten yang terletak di kawasan pesisir Pantai Barat Sumatera dengan ibukotanya Arga Makmur. Kota Arga Makmur berjarak sekitar 60 km dari Kota Bengkulu. Kabupaten Bengkulu Utara memiliki luas 9.585,24 km² saat wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Mukomuko masih menjadi wilayah kabupaten ini. Setelah dimekarkannya Bengkulu tengah, luasnya menjadi 4.424,60 km² dengan populasi jiwa. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Januari 2015.
3 Gambar 1. Lokasi Penelitian 2. Parameter dan Variabel Variabel yang dipakai padaa penelitiann ini terdiri dari kriteria yang menjadi latar belakang prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara, variabel pada. penelitian ini baru akan dirumuskan dalam bentuk struktur hirarki setelah didapatkan data sekunder. Variabel dapat dilihat pada Gambar2. Gambar 2. Penyusunan Level Hirarki Penanganan Jalan 3. Data Pengumpulan dataa primer dimaksudkan untuk skala menentukan skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara menggunakan Metode AHP. Dataa primer diperoleh dari hasil penyebarann kuesioner kepada stakeholder bidang jalan di Kabupaten Bengkulu Utara. Dataa yang didapatkan berupa nilai/bobot tingkat kepentingan
4 faktor-faktor yang berpengaruh dalam penanganan jalan. Adapun data tersebut meliputi: data kondisi jalan, data volume lalu lintas, budgeting rehabilitasi jalan per meter persegi, kebijakan dan tata guna lahan. Pengumpulan data sekunder dimaksudkan untuk menghitung skala prioritas penanganan jalan berdasarkan SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun Data sekunder diperoleh dari instansi Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara yaitu Bappeda Kabupaten Bengkulu Utara dan Dinas Pekerjaan Umum Bidang Bina Marga Kabupaten Bengkulu Utara. Adapun data tersebut meliputi: data kerusakan jalan, data teknik jalan, data lalu lintas. 4. Teknik dan Instrumen Untuk Mengumpulkan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dimana pemangku kepentingan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan. 5. Teknik Analisis Data a. Perhitungan skala prioritas dengan Metode AHP Langkah dalam AHP sebagai a) mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, b) membuat struktur hirarki, c) membuat matrik perbandingan berpasangan, d) menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi, e) mengulangi langkah c s.d d untuk seluruh tingkat hirarki, f) menghitung vector eigen, g) memeriksa konsistensi hirarki. b. Perhitungan skala prioritas dengan Metode SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 Metode Bina Marga yang dipergunakan pada penelitian ini mengacu pada SK No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun Metode ini menggunakan approach data inventory yang meliputi data traffic dan data road condition, yang dapat diaplikasikan dengan table manfaat dan matriks biaya untuk memperoleh nilai manfaat penanganan jalan dan biaya konstruksi jalan sehingga diperoleh NPV. c. Kedekatan skala prioritas antara Metode AHP dengan Metode SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Metode AHP dan Metode SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun Setelah nilai prioritas didapatkan kemudian dilakukan perbandingan hasil analisis Metode AHP dengan hasil berdasarkan Metode SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun Hasil akhir yang diperoleh adalah kedekatan antar kedua metode. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Skala Prioritas dengan Metode AHP a. Bobot kriteria Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh kriteria terhadap penanganan jalan sebagai Kondisi jalan : 23,7% Volume lalu lintas : 31,1% Budgeting : 30,7% Kebijakan : 8,7% Tata guna lahan : 5,7% b. Bobot sub kriteria Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh sub kriteria kondisi jalan terhadap penanganan jalan sebagai Lubang-lubang : 74,3% Legokan/amblas : 22,4% Retak-retak : 2,9%
5 Alur bekas roda : 0,2% Bahu jalan : 0,1% Kemiringan jalan : 0,1% Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh sub kriteria volume lalu lintas terhadap penanganan jalan sebagai Truk ringan : 43,1% Truk sedang dan berat : 18,9% Mobil roda 4 : 31,3% Bis : 3,9% Sepeda motor : 2,9% Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh sub kriteria budgeting rehabilitasi terhadap penanganan jalan sebagai NPV : 82,6% Estimasi biaya : 17,4% Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh sub kriteria kebijakan terhadap penanganan jalan sebagai Musrenbang kecamatan : 61,3% Musrenbang Kabupaten : 19,1% Musrenbang Provinsi : 8,7% Anggaran Biaya Tambahan : 10,9% Dari hasil pengambilan data terhadap 30 responden kemudian dilakukan pengaruh sub kriteria tata guna lahan terhadap penanganan jalan sebagai Bidang pertanian : 42,4% Bidang pendidikan : 46,7% Bidang social-budaya : 3,6% Bidang perdagangan-jasa : 7,3% c. Bobot sekunder Menurut Brodjonegoro (1991), perolehan bobot dengan metode AHP diaplikasikan pada pelaksanaan penentuan skala prioritas dengan menggunakan bobot sekunder. Contoh perhitungan untuk Ruas 077 (Jl. Sukarami-Korotidur) sebagai Kondisi jalan Perhitungan lubang-lubang penilaian sebesar 3 sehingga bobotnya menjadi 3/100=0,03. Legokan/amblas penilaian sebesar 2 sehingga bobotnya menjadi 2/100=0,02. Retak-retak penilaian sebesar 3 sehingga bobotnya menjadi 3/100=0,03. Alur bekas roda penilaian sebesar 3 sehingga bobotnya menjadi 11/100=0,11. Bahu jalan penilaian sebesar 1 sehingga bobotnya menjadi 1/100=0,01. Kemiringan penilaian sebesar 1 sehingga bobotnya menjadi 4/100=0,04. Kondisi jalan yang baik penilaian sebesar 76 sehingga bobotnya menjadi 76/100=0,76. Volume lalu lintas Ruas tersebut termasuk kelompok 2 (kondisi sedang) dengan penanganan pemeliharaan berkala. LHR tertinggi kelompok ini sebesar 350 smp. Maka perhitungan LHR No. Ruas 077 = 180, sehingga bobot didapat 180/350 = 0,51. Budgeting rehabilitasi Perhitungan budgeting rehabilitasi dengan pemeliharaan berkala sebesar luas jalan x biaya pemeliharaan = (6.600m x 4m) x Rp ,00 = Rp ,00. Pada kelompok tersebut budgeting rehabilitasi tertinggi sebesar Rp
6 ,00 yaitu pada No. Ruas 114 (Jalan Karang Pulau-Bukit Berlian). Sehingga bobot = Rp ,00 / Rp ,00 = 0,16. Kebijakan Pada ruas jalan tersebut diperoleh bobot sub kebijakan sebagai a) Diusulkan pada Musrenbang Kecamatan, nilai=1, b) Diusulkan pada Musrenbang Kabupaten, nilai=1, c) Diusulkan pada Musrenbang Provinsi, nilai=1, d) Diusulkan pada Musrenbang Anggaran Biaya Tambahan, nilai=1. Tata guna lahan Pada ruas jalan tersebut diperoleh bobot sub tata guna lahan sebagai a) Diperbaiki prasarana jalan dapat memperlancar akses masyarakat dibidang pertanian nilai=0, b) Diperbaiki prasarana jalan dapat memperlancar akses masyarakat dibidang pendidikan nilai=0, c) Diperbaiki prasarana jalan dapat memperlancar akses masyarakat dibidang sosial-budaya nilai=1, d) Diperbaiki prasarana jalan dapat memperlancar akses masyarakat dibidang perdaganganjasa nilai=1. d. Perhitungan skala prioritas Selanjutnya dalam perhitungan menggunakan Model matematis yang dihitung dengan system matematis menurut Brojonegoro (1991) sesuai dengan kelompok penanganannya adalah: Y = (A((a1 x bobot a1) + (..) + (a6 x bobot a6))) + (B((b1 x bobot b1) + (..) + (b5 x bobot b5))) + (C((c1 x bobot c1) + (c2 x bobot c2))) + (D((d1 x bobot d1) + (..) + (d4 x bobot d4))) + (E((e1 x bobot e1) + (..) + (e4 x bobot e4))) dimana: Y : Skala prioritas penanganan dan perbaikan jalan A s/d E : Bobot kriteria level 2 (berdasar analisa responden) a1,, e4 : Bobot alternatif level 3 (berdasar analisa data) bobot a1, : Bobot alternatif level 3 (berdasar data bobot kondisi sekunder) Contoh perhitungan skala prioritas ruas no. 077 sebagai Y = (0,237((0,743 x 0,03) + (0,224 x 0,02) + (0,029 x 0,03) + (0,002 x 0,11) + (0,001 x 0,01) + (0,001 x 0,04))) + (0,311((0,431 x 0,51) + (0,189 x 0,51) + (0,313 x 0,51) + (0,039 x 0,51) (0,029 x 0,51)) + (0,307((0,826 x 0,16) + (0,174 x 0,16))) + (0,087((0,613 x 1) + (0,191 x 1) + (0,087 x 1) + (0,109 x 1))) + (0,057((0,424 x 0) + (0,467 x 0) + (0,036 x 1) + (0,073 x 1))) Y = 0,208 e. Hasil prioritas Kab. Bengkulu Utara Skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu menghasilkan bahwa prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau Bukit Berlian, Jalan Giri Kencana D3 prioritas kedua, Jalan Lb. Durian Padang Bertuah prioritas ketiga, dan selanjutnya. 2. Perhitungan Skala Prioritas dengan Metode SK No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 Dari kriteria yang ditentukan pada SK No. 77 Dirjen Bina Marga, dimana NPV tertinggi mendapat prioritas utama dalam penanganan jalan sehingga dari pembuatan skala prioritas penanganan dan perbaikan jalan sesuai urutan NPV tertinggi. Skala prioritas penanganan jalan di Kabupaten Bengkulu menghasilkan bahwa prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau-Bukit Berlian, Jalan Kota Bani-Suka Bani prioritas kedua, Jalan Sp.Bundaran-Kantor Camat prioritas ketiga, dan selanjutnya.
7 3. Hasil Skala Prioritas Jalan DPU Kab. Bengkulu Utara (Eksisting) Hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkulu Utara adalah prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau-Bukit Berlian, Jalan Lb. Durian-Padang Bertuah prioritas kedua, Jalan Batu Roto-Kedu Baru prioritas ketiga, dan selanjutnya. 4. Kedekatan Hasil Skala Prioritas a. Metode AHP dan SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 Kurva pada Gambar 3 menunjukkan kedekatan antara kedua metode dengan nilai R 2 adalah 0,551. b. Metode AHP dan prioritas DPU METODE AHP DAN SK NO.77 DIRJEN BINA MARHA TAHUN 1990 Kurva pada Gambar 4 menunjukkan kedekatan antara kedua metode dengan nilai R 2 adalah 0,193. c. Metode SK No.77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 dan prioritas DPU Kurva pada Gambar 5 menunjukkan kedekatan antara kedua metode dengan nilai R 2 adalah 0, SK NO.77 DIRJEN BINA MARGA TAHUN R² = SKALA PRIORITAS Linear (SKALA PRIORITAS) AHP Gambar 3. Kurva Hubungan Antara Metode AHP dengan Metode SK No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 METODE AHP DAN PRIORITAS EKSISTING DPU R² = PRIORITAS DPU SKALA PRIORITAS Linear (SKALA PRIORITAS) AHP
8 Gambar 4. Kurva Hubungan Antara Metode AHP dengan Prioritas Existing DPU Kabupaten Bengkulu Utara METODE SK NO.77 TAHUN 1990 DAN PRIORITAS EKSISTING DPU R² = PRIORITAS DPU SKALA PRIORITAS Linear (SKALA PRIORITAS) SK NO.77 DIRJEN BINA MARGA TAHUN 1990 Gambar 5. Kurva Hubungan Antara Metode SK No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 dengan Prioritas Existing DPU Kabupaten Bengkulu Utara D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari analisa yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai 1. Hasil prioritas dengan Metode AHP sebagai a. Metode ini menghasilkan kriteria volume lalu lintas terpenuhi dengan bobot 31,1% kemudian disusul tingkat kepentingan budgeting dengan bobot 30,7%, faktor kriteria kondisi jalan dengan bobot 23,7%, faktor kebijakan dengan bobot 8,7%, dan terakhir faktor tata guna lahan dengan bobot 5,7%. b. Prioritas pertama penanganan untuk Jalan Karang Pulau Bukit Berlian, Jalan Giri Kencana D3 prioritas kedua, Jalan Lb. Durian Padang Bertuah prioritas ketiga, dan selanjutnya. 2. Hasil urutan prioritas penanganan dan perbaikan jalan berdasarkan SK No. 77 Dirjen Bina Marga Tahun 1990 sebagai berikut prioritas utama untuk Jalan Karang Pulau- Bukit Berlian, Jalan Kota Bani- Suka Bani prioritas kedua, Jalan Sp.Bundaran-Kantor Camat prioritas ketiga, dan selanjutnya. 3. Kesamaan untuk prioritas pertama perbaikan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah Jalan Jalan Karang Pulau-Bukit Berlian. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan studi ini dapat diberikan saran sebagai 1. Dalam menentukan skala prioritas penanganan dan perbaikan jalan di Kabupaten Bengkulu Utara, pemerintah daerah sebaiknya mempertimbangkan cara AHP selain berdasarkan SK No. 77 Bina Marga Tahun Adapun pertimbangannya yaitu Metode AHP dapat mengkombinasikan berbagai aspek dan kriteria yang dilakukan dengan pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan sehingga hasil urutan prioritas penanganan
9 dan perbaikan jalan yang dihasilkan lebih respresentatif. 2. Untuk mendapatkan hasil sesuai harapan dan tujuan, dalam penentuan skala prioritas penanganan jalan dengan metode AHP, respon exspert yang dituju harus benar-benar memiliki kemampuan/keahlian di bidangnya dan tingkat konsistensi terhadap jawaban yang disampaikan, apabila tidak konsisten maka hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. DAFTAR PUSTAKA Anonim, (2004), Undang Undang No.38. Th. 2004, tentang jalan, Jakarta: Bappenas. Anonim, (2004), Undang Undang No.32. Th. 2004, tentang penyelenggaraan sistem pemerintahan daerah, Jakarta: Kementerian Dalam Negeri. Anonim, (2009), Undang Undang No.22. Th. 2009, tentang jalan, Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum. Anonim, (2007), Peraturan Menteri Dalam Negeri No.59 Th.2007, tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.Sekretariat Republik Indonesia. Anonim, (2012), Peraturan Daerah No.22. Th. 2012, tentang Rencana Tata RUang Wilayah, Propinsi Bengkulu. Anonim, (1998), Pemecahan masalah dengan metode AHP, Available from: Anonim, (2008), Tata Guna Lahan, Available from: Bakó, András I., Zoltán Horváth, (2005), Decesion Supporting Model for Highway Maintenance. Bener, Abdulbari, Fikri M. Abu-Zidan, Abdel K. Bensiali, Ahmad A. Al- Mulla, Khair S. Jadaan, (2003), Strategy to Improve Road Safety in Developing Countries, Saudi Med J; Vol. 24 (6): Brodjonegoro, P.S. (1991). Petunjuk Mengenai Teori dan Aplikasi dari Model The Analytic Hierarchy Process. Jakarta: Sapta Utama Dirjen Bina Marga, (1990), Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten. Surat Keputusan No.77/KPTS/Db/1990. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum RI. Dirjen Bina Marga, (2011), Petunjuk Teknis Perbaikan Jalan Kabupaten. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum RI. Dirjen Perhubungan Darat, (1988), Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1988, tentang penyerahan sebagian urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum kepada daerah, Jakarta: Departemen Perhubungan Republik Indonesia.
10 Dirjen Perhubungan Darat, (2005), Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1985, tentang jalan, Jakarta: Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Dirjen Perhubungan Darat, (2009), Tentang Lalu lintas Jalan. Udang-Undang Republik Indonesia No.22, Th.2009, Jakarta: Departemen Perhubungan RI. Edianto, J., Simatupang, (2011), Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional di Propinsi Kalimantan Tengah, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah ISBN: Elizabeth Dodson Coulter, John Sessions and Michael G. Wing, (2006), Schedulling Forest Road Maintenance Using The Analytic Hierarchy Process and Heuristics pdf. Firdaus, M.A., (2008), Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian, Hasan, M.I., (2003), Pokok-pokok Materi Statistik. Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya,Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Imam, Soeharto, (1995), Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Jakarta:Erlangga. Kelly, Amy, and M. Tincani, 2013, Collaborative Training and Pratice Among Applied Behavior Analysis Who Support Individuals With Autism Spetrum Disorder. Education and Training in Autism and Developmental Disabilities 48 (1) pp: Rangkuti, F. 2009, Edisi kesembilan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Risdiansyah, M. Isya, Sofyan M.Saleh, 2014, Studi Penentuan Prioritas Penanganan Ruas Jalan Nasional Bireuen-Lhokseumawe-Pantonlabu, Jurnal Teknik Sipil ISSN pp Saaty, T.L, 1980, The analytic hierarchy process, McGraw-Hill, New York. Saputro, D.A., Ludfi Djakfar, Arif Rachmansyah., (2011), Evaluasi Kondisi Jalan dan Pengembangan Prioritas Penanganannya (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang), Jurnal Rekayasa Sipil/Volume 5, No ISSN Subrami, T., (2012), Using Expert System Fixing Priority To The Identified Short Term Transport Facility Projects In Salem, International Journal of Engineering Trend and Technology-Volume 3 Issue 2 ISSN: Suryadi, K., dan Ramdhani M. Ali, 2002, Sistem Pendukung Keputusan,
11 Cetakan Keempat, CV. Remaja Rosdakarya, Bandung. Widijanto, D., (2012), Model Skala Prioritas dalam Implementasi Kebijakan Pembangunan Jalan Ditinjau dari Persepsi Pemangku Kepentingan (Studi Kasus Jalan Layang Non Tol DKI Jakarta), Tesis, Program Studi Teknik Sipil, Universitas Indonesia. Wignall, Artur., dkk, 1999, Proyek Jalan Teori & Praktek, Jakarta: Erlangga.
STUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 1, Februari 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id
Lebih terperinciPRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA ROAD MANAGEMENT PRIORITY IN KABUPATEN BENGKULU UTARA
PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKULU UTARA ROAD MANAGEMENT PRIORITY IN KABUPATEN BENGKULU UTARA T E S I S Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Magister Teknik Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinciPRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP
PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS
Lebih terperinciAPLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PRIORITAS PENANGANAN JALAN KABUPATEN
APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PRIORITAS PENANGANAN JALAN KABUPATEN I Nyoman Yudha Astana 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana Bukit Jimbaran, Badung, Bali. E-mail
Lebih terperinciURUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK
URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN/KOTA DI KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK Desi Susilo Katmoko 1), Slamet Widodo 2), Siti Mayuni 2) Abstrak
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Victory Hasan 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Sumino 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciPERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA
PERBANDINGAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN JALAN DI KABUPATEN BENGKAYANG ANTARA METODE AHP DENGAN METODE BINA MARGA Agustinus Syawal 1) Abstrak Berdasarkan database jalan Kabupaten Bengkayang tahun 2012 terdapat
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS
SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA Dwi Prasetyanto 1, Indra Noer Hamdhan
Lebih terperinciURUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK
URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KOTA DI KOTA PONTIANAK DENGAN MENGGUNAKAN PROSES HIRARKI ANALITIK Khafizan 1), Slamet Widodo 2), Siti Mayuni 2) Khafizan.apid@gmail.com Abstrak Jaringan jalan cenderung
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Anonim. A History of Indonesian Road Management Systems.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. A History of Indonesian Road Management Systems. www.lpcb.org/lpcb/index.php?option=com_docman&task=doc... Anonim. Tanpa Tahun. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Survey IRMS Jalan Provinsi
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Juliette Willeke Sandy, Udisubakti Ciptomulyono Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juli 2012, ISSN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN SEBAGAI PENUNJANG KEPUTUSAN PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN (STUDI KASUS JALAN KABUPATEN DI KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG) KETUT CHANDRA
Lebih terperinciANALISIS SKALA PRIORITAS RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS SKALA PRIORITAS RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Hertianto, NPM : 10.11.1001.7311.201 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciSTUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS
Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi sebagai urat-nadi berkehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional yang sangat penting perannya dalam ketahanan nasional.
Lebih terperinciPenentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Available online at: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik Teknik, 37(2), 2016, 72-77 Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten di Kabupaten Kudus Dengan Metode Analytical Hierarchy Process
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP Nama Mahasiswa : Juliette Willeke Sandy NRP : 9107 201 305 Jurusan : Manajemen Industri MMT
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN PASAR BARU DI KECAMATAN MUARADUA KABUPATEN OKU SELATAN Yusrinawati Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: yusri47@yahoo.com Retno Indryani Eko Budi Santoso
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tegah. Kabupaten Sragen terdapat 308 jembatan yang menghubungkan dua
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Rifki Prakosa Setiawan 1), I Putu Artama Wiguna 2) 1) Mahasiswa Program Studi MMT-ITS 2) Dosen Program Studi
Lebih terperinciJalan Ir. Sutami No.36A Surakarta Telp e-jurnalmatriks TEKNIK SIPIL/Maret 2017/243
PRIORITAS PENANGANAN JALAN LUAR KOTA KABUPATEN PACITAN Dewi Handayani 1), Widi Hartono 2), Sabila Firdausy 3) 1) 2) Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret 3) Mahasiswa
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI JALAN DAN PENGEMBANGAN PRIORITAS PENANGANANNYA (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)
EVALUASI KONDISI JALAN DAN PENGEMBANGAN PRIORITAS PENANGANANNYA (Studi Kasus di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang) Dian Agung Saputro, Ludfi Djakfar, Arif Rachmansyah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN)
1 ANALSS MANFAAT DAN BAYA DALAM PENENTUAN PRORTAS PENNGKATAN RUAS JALAN NASONAL (STUD KASUS : D WLAYAH UTARA PROPNS BANTEN) Temmy Saputra¹, Hary Agus Rahardjo², Dwi Dinariana³ ¹Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN
ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN Novia Endhianata, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah
Lebih terperinciPENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro
PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro Abstrak: Kerusakan jalan dapat dibedakan menjadi dua bagian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen RI No. 34 Tahun 2006 menyatakan bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tangerang sebagai salah satu wilayah satelit dari ibukota Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor pertumbuhan penduduk,
Lebih terperinciSaut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Abstrak 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.
Penentuan Prioritas Pemeliharaan Jalan Nasional Di Kabupaten Manokwari Saut P. Munthe, A. Agung Gde Kartika. ST, M.Sc dan Budi Rahardjo. ST, MT Jurusan Tehnik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dewi Handayani Dosen
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PRIORITAS REHABILITASI KERUSAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN BANJARNEGARA
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS REHABILITASI KERUSAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Pralambang Galih Wicaksono PT. ESKAPINDO MATRA pralambangg@gmail.com A B S T R A K Rasio antara jumlah
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciStudi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah
Studi Penentuan Prioritas Peningkatan Ruas Jalan Nasional Di Propinsi Kalimantan Tengah Jhanso Edianto.Simatupang Teknik Transportasi Pascasarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang janso_edianto@yahoo.com
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat
Lebih terperinciANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA
ANALISA PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN DI KOTA BIMA Rahmad Hidayatullah *), DR. Ir. Ria A.A. Soemitro, M.Eng. **), Ir. Sumino, M.MT ***) Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Infrastruktur jalan sering dikaitkan dengan perkembangan pembangunan suatu wilayah. Jalan merupakan penghubung yang membuka daerah-daerah tertinggal serta memicu pertumbuhan
Lebih terperinciIin Irawati 1 dan Supoyo 2. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Semarang, Jl. Soekarno Hatta Tlogosari Semarang
PENGARUH PERGERAKAN PEJALAN KAKI TERHADAP KINERJA RUAS JALAN YANG DISEBABKAN OLEH KURANG OPTIMALNYA PEMANFAATAN JEMBATAN PENYEBERANGAN (KAJIAN WILAYAH : JALAN MERDEKA UTARA MALANG) Iin Irawati 1 dan Supoyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan nasional dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA
STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA Abstrak Sy. Mulian Oktari 1), Sumiyattinah 2), Heri Azwansyah 2) Keberadaan jalan memegang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA)
PENENTUAN LOKASI TERMINAL BIS ANTAR KOTA DI DAERAH ISTIMEWA JOGJAKARTA (TINJAUAN TERHADAP STAKEHOLDER MAHASISWA PENGGUNA BIS ANTAR KOTA) TESIS MEGISTER Oleh : BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN
Lebih terperinci2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging
No.543, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. UPT. Pelaksanaan Jalan Nasional. Tipologi. Kriteria. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2016
Lebih terperinciSpektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016
Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 196 Vol. 3, No. 2 : 196-207, September 2016 PERBANDINGAN KELAYAKAN JALAN BETON DAN JALAN ASPAL DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) - STUDI KASUS JALAN MALWATAR-
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses berpikir untuk menjawab
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)
D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan
Lebih terperinciTidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam
Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam penyusunan usulan penanganan jaringan jalan Keterbatasan dana
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)
PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) Rudi S. Suyono 1) Abstrak Sungai merupakan salah satu prasarana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan ekonomi dan pergerakan masyarakat secara cepat memberikan konsekuensi (tugas) kepada pemerintah baik pusat maupun daerah untuk melakukan percepatan
Lebih terperinciANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1
ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 Marwoto 2, Epf. Eko Yulipriyono, Joko Siswanto 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciKAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH
ISSN 2302-0253 9 Pages pp. 112-120 KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma 1, Mochammad Afifuddin 2,T. Budi Aulia 2 1) Magister Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciKAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH
ISSN 2302-0253 10 Pages pp. 57-66 KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma 1, Dr. Ir. Moch. Afifuddin, M. Eng 2, Dr.Ing. Ir. T. Budi Aulia,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK
IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT Yustina Meisella Kristania Program Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 dan merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus. Ditinjau
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEKOLAH DASAR ISLAM MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
SWABUMI, Vol.5 Maret 2017, pp. 24-2 ISSN : 2355-990X SISTEM PENUNJANG KEPUTU PEMILIHAN SEKOLAH DA ISLAM MENGGUNAN LYTIC HIERARCHY PROCESS Fintri Indriyani AMIK BSI Jakarta Jl. RS. Fatmawati No 24 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciPemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan
Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan Hartono STMIK IBBI Jl. Sei Deli No. 18 Medan, Telp. 061-4567111 Fax. 061-4527548 e-mail: hartonoibbi@gmail.com
Lebih terperinciSistem Pendukung Keputusan Prioritas Lokasi Perbaikan Jalan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process
Sistem Pendukung Keputusan Prioritas Lokasi Perbaikan Jalan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Agung Nilogiri 1), Deni Arifianto 2) 1,2,) Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu melayani kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau daerah tertentu. Masalah
Lebih terperinciSTUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG
ISSN 232-23 3 Pages pp. 2-33 STUDI ALTERNATIF LOKASI LAHAN TERMINAL BUS KOTA SABANG Budhi Satrya, M. Isya 2, Sugianto 2 ) Magister Teknik Sipil Program Banda Aceh 2) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Lebih terperinciPEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
PEMODELAN PEMILIHAN MERK DUMP TRUCK UNTUK PROYEK URUGAN MELALUI PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Karna Rajasa, Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian
Lebih terperinciNany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri
IDENTIFIKASI PARAMETER DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN MASALAH SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP) Nany Helfira, Manyuk Fauzi, Ari Sandhyavitri
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA
PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN PENDUKUNG KAWASAN STRATEGIS DI PULAU SUMBAWA Rizal Afriansyah¹ ), Achmad Wicaksono² ), Ludfi Djakfar³ ) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN RUAS JALAN NASIONAL BIREUEN LHOKSEUMAWE - PANTONLABU
ISSN 2302-0253 12 Pages pp. 50-61 STUDI PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN RUAS JALAN NASIONAL BIREUEN LHOKSEUMAWE - PANTONLABU Risdiansyah 1, M. Isya 2, Sofyan M. Saleh 2 1) Mahasiswa Magister Teknik SipilUniversitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciSesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRAKI PROSES PADA MAHASISWA UNP KEDIRI
ANALISIS PEMILIHAN MODA KENDARAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS HIRAKI PROSES PADA MAHASISWA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Lebih terperinciPENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi)
PENILAIAN ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT PERTUMBUHAN BANGKITAN DAN TARIKAN LALU LINTAS (Studi Kasus Industri Cold Storage Banyuwangi) Irawati Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR
PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR Antony Ompusunggu, Supani Hardjo Diputro, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO
STUDI ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PEMBANGUNAN SURABAYA GRAMEDIA EXPO Yeni Kartika Dewi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UWKS Email : yeni.kartikadewi@gmail.com ABSTRAK Rencana pembangunan Surabaya
Lebih terperinciSabdo Wicaksono Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Jakarta
ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PENDUDUK KERJA DI KECAMATAN SUKMAJAYA DEPOK MENUJU TEMPAT KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Sabdo Wicaksono
Lebih terperinciKata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja
ALTERNATIF PENAMBAHAN BENTANG PADA JEMBATAN SEI ANJIR KALAMPAN DI KABUPATEN PULANG PISAU PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Leonard Adrianus Uda, Rianto B. Adihardjo, Tri Joko Wahyu Adi Lab Manajemen Konstruksi
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA TELP. (021) , FAX (021)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL JALAN PATTIMURA NO. 20 KEBAYORAN BARU JAKARTA 11210 TELP. (021) 724-7524, FAX (021) 726-0856 Nomor : KU.01.01-SJ/695 Jakarta, 30 Desember 2005 Lampiran :
Lebih terperinciSkala Prioritas Pemeliharaan Jalan Provinsi Jawa Tengah
Skala Prioritas Pemeliharaan Jalan Provinsi Jawa Tengah Studi Kasus : Ruas Jalan Di Wilayah Bakorwil ( Badan Koordinasi Wilayah) I Agus Pamungkas.. 1 ) S. Imam Wahyudi 1 ) Djoko Susilo Adhy. 1 ) Email
Lebih terperinciPENYUSUNAN SKALA PRIORITAS REHABILITASI KERUSAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN BANJARNEGARA
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS REHABILITASI KERUSAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KABUPATEN BANJARNEGARA Pralambang Galih Wicaksono 1, Mamok Suprapto 2,. Syafii 3 1Mahasiswa Magister Teknik Sipil Program
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2016 TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciFreza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK
Analytical Hierarchi Process Modelling Dalam Pendukung Keputusan Reward and Punishment Pada Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Freza Surya Asrina Strata Satu
Lebih terperinciGambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Barat terdiri dari 12 kabupaten yang terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera yang terdiri dari dataran rendah di pantai barat dan dataran tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau rintangan lainnya. Tujuan jembatan adalah untuk membuat
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA Deni Andrianto 1), Eddie Krishna Putra 2), Fajri Rakhmat
Lebih terperinciKAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG
KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG Fikhry Prasetiyo, Rahmat Hidayat H., Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciAnalisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process
Rekaracana Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Januari 2016 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kerusakan Jalan Di Kota Bandung Menggunakan Metode Analytic
Lebih terperinciTugas Akhir. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 teknik sipil. diajukan oleh :
ALTERNATIF PERENCANAAN JALAN BARU PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) DENGAN METODE AASHTO 1993 DAN ROAD NOTE 31 (STUDI KASUS : JALAN LINGKAR SELATAN GIRIWOYO GLONGGONG PAKET 4 WONOGIRI) Tugas Akhir
Lebih terperinciPEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS
PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNS UNTUK MENDUKUNG PROGRAM GREEN CAMPUS MODA TRANSPORTATION CHOICE OF ENGINEERING FACULTY UNS STUDENT TO SUPPORT GREEN CAMPUS PROGRAM Diajukan Sebagai
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA Agustian Noor Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Tanah Laut Jl. A Yani Km 6 Pelaihari Tanah Laut Kalimantan
Lebih terperinci