BAB III METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Budi Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tegah. Kabupaten Sragen terdapat 308 jembatan yang menghubungkan dua tempat yang dipisahkan oleh aliran Sungai Bengawan Solo. Letaknya yang berada di jalur Solo-Surabaya membuat Kabupaten Sragen sebagai daerah yang strategis untuk pertumbuhan ekonomi. Gambar 3.1. Peta Wilayah Kabupaten Sragen (Sumber: wikipedia.com) 3.2 Parameter dan Variabel Parameter dan Variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1: Tabel 3.1 Parameter dan Variabel Prioritas Jembatan Parameter Variabel Keterangan Analisis Sumber Nilai Jembatan Kabupaten Hasil Musrenbang Data Sragen Kecamatan Sekunder Keterangan Analisis Sumber Nilai Nilai Kondisi Jembatan BMS Data Primer Lalulintas Nilai LHR Data Primer Pemanfaatan Jembatan Jumlah manfaat Data Primer Kelas Jalan Ketentuan jalan Data Primer kabupaten 32
2 Data Jenis Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil eksperimen dan pengamatan di lapangan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data hasil pemeriksaan jembatan dengan metode BMS, data LHR, data pemanfaatan jembatan dan data kelas jalan. b. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi dan informasi penunjang yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data daftar jembatan yang diusulkan dalam data Musrenbang Kecamatan, laporan hasil penelitian yang sudah ada, literatur yang berhubungan dengan prioritas penanganan jembatan Teknik Mendapatkan Data Data-data diperoleh, dicatat dan digunakan sebagai bahan masukan dalam pembahasan, analisa data dan laporan penelitian. Analisa data adalah cara untuk mengolah angka dan untuk memperoleh kesimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: a. Survei di lapangan Survei di lapangan ditujukan untuk melakukan pemeriksaan jembatan kondisi terbaru, observasi yang dilakukan adalah: 1) Kondisi jembatan dengan standar BMS yang selanjutnya akan digunakan untuk penentuan nilai kondisi jembatan. 2) Volume LHR dengan pengamatan selama 12 jam. 3) Pemanfaatan jembatan dengan mendokumentasikan lingkungan sekitar yang dilayani oleh jembatan. 4) Kelas jalan dari posisi jembatan dengan melihat ketentuan kelas jalan dari klasifikasi berdasarkan ciri-ciri jalan.
3 34 b. Kuisioner Kuisioner dimaksudkan untuk memperoleh bobot dari kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya yang digunakan untuk menentukan skala prioritas penanganan jembatan. Dalam kuesioner ini responden diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antar kriteria dan sub kriteria. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Kondisi Jembatan Kriteria kondisi jembatan sangat penting dalam penentuan penanganan jembatan karena jika kerusakan yang sudah ada tidak segera mendapatkan penangan yang tepat maka akan menimbulkan permasalahan yang lebih berat lagi. Sub kriteria kondisi jembatan yang akan digunakan diuraikan menjadi 4 bagian yaitu: Nilai 0, Nilai 1, Nilai 2, Nilai 3. 2) Lalulintas Kriteria volume lalulintas sangat berperan dalam penentuan pengambilan keputusan prioritas penanganan karena volume lalulintas berpengaruh langsung terhadap kelangsungan aktifitas pengguna jalan. Selain itu volume lalulintas juga akan menggambarkan pemerataan kesejahteraan suatu lokasi. Sub kriteria volume lalulintas sesuai LHR kelas jalan klasifikasi kabupaten yang digunakan diuraikan menjadi 4 bagian yaitu: >500, , , <50. 3) Pemanfaatan Jembatan Kriteria pemanfaatan jembatan diperlukan dalam prioritas penanganan karena ada beberapa komiditi unggulan yang harus diperhatikan sebagai kemajuan perekonomian masyarakat sekitar. Sub kriteria pemanfaatan jembatan sesuai kondisi lokasi dibagi menjadi 4 bagian yaitu: pertanian, pariwisata, pelayanan publik dan pemukiman. 4) Kelas Jalan Kriteria kelas jalan perlu diperhatikan karena kelas jalan menyangkut tentang fungsi dari setiap kelas jalan terhadap pelayanan penggunaanya. Sub kriteria kelas jalan sesuai yang ditangani dibawah
4 35 DPU Kabupaten dibagi menjadi 4 bagian yaitu: kolektor primer, lokal primer, jalan strategis dan jalan desa. Adapun responden untuk mengisi kuisioner adalah: 1) Kabid Bina Marga 2) Kasi Survey Dan Pendataan Bina Marga 3) Kabid Fisik Dan Prasarana Bappeda 4) Kabid Sosial Budaya Bappeda 5) Kasi Pembangunan, Peningkatan Dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 6) Kasubbid Perhubungan Dan Prasarana Fisik Bappeda 7) Kasubbid Tata Ruang Dan SDA Bappeda 8) Kasubbid Pertanian Bappeda 9) Camat Kabupaten Sragen c. Pengambilan data dari instansi terkait Pengambilan data dari instansi terkait dimaksudkan untuk menunjang data sekunder yang dibutuhkan selama penelitian. Pegumpulan studi literatur dari berbagai sumber buku baik tesis, jurnal dan buku panduan yang menunjang penelitian. Data yang diambil dari instansi terkait adalah dari data Musrenbang Kecamatan. Data ini pula yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Dikarenakan lokasi penelitian terletak pada wilayah yang cukup luas dengan karakteristik wilayah yang satu tidak sama dengan karakteristik wilayah yang lain maka digunakan Area/Cluster Sampling. Area/Cluster Sampling yaitu merupakan suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan pembagian suatu wilayah.
5 36 Bagan skema penetuan prioritas pemeliharaan jembatan ditunjukan pada Gambar 3.2. Nilai 0 Kerusakan Nilai 1 Nilai 2 Nilai 3 >500 Volume Lalulintas Prioritas Pemeliharaan < 50 Pertanian Pemanfaatan Jembatan Pariwisata Pelayanan publik Pemukiman Kolektor Primer Kelas Jalan Lokal Primer Jalan Strategis Jalan Desa Gambar 3.2. Skema Hirarki Penetuan Skala Prioritas Pemeliharaan Jembatan
6 Rancangan Penelitian Sebelum penelitian, tahap studi penelitian yang dilakukan adalah mencari teori-teori yang ada pada buku untuk menunjang penelitian. Pencarian literatur dari berbagai sumber juga dilakukan pada tahap awal. Adapun prosedur penelitian sebagai berikut: a. Tahap Pertama Tahap pertama sebagai tahap persiapan dan penyediaan alat sebelum penelitian dimulai. Pada tahap ini tujuannya agar penelitian dapat berjalan dengan lancar. Peralatan penelitian yang digunakan antara lain meteran 5-30 m, kamera digital, senter. b. Tahap Kedua Tahap kedua adalah tahap pemeriksaan jembatan-jembatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi bangunan atas, bangunan bawah dan aliran sungai/timbunan. Pemeriksaan jembatan yaitu pemeriksaan inventaris, rutin dan detail. Selain itu pemeriksaan lalulintas, lingkungan juga dilakukan pada jembatan. c. Tahap Ketiga Tahap ketiga ini adalah mengumpulkan data primer berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi eksisting, LHR, jumlah pemanfaatan jembatan dan kelas jalan. d. Tahap Keempat Tahap keempat berupa perhitungan analisis data berdasarkan metode FAHP dan TOPSIS dengan mengacu pada hasil dari pembagian kuesioner kepada responden yang berada dalam dinas/instansi yang berbeda. Selanjutnya akan didapatkan urutan prioritas penanganan jembatan. e. Tahap Kelima Tahap kelima adalah kesimpulan dan saran.
7 38 Bagan alir penelitian jembatan di Kabupaten Sragen ditunjukan pada Gambar 3.3. Mulai Penentuan lokasi Data Sekunder: - Data Musrenbang Kecamatan - Data literatur dan studi pustaka Persiapan alat Survey lapangan dan Diskusi Data primer: Kuisioner, Nilai Kondisi, LHR, Pemanfaatan, Kelas Jalan Analisa data Kesimpulan, Saran Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Selesai Gambar 3.3. Diagram Penelitian Persamaan dan hubungan rencana penelitian dengan penelitian yang sudah ada adalah: 1. Ferry Hariman, dkk (2007) dalam jurnalnya Evaluasi Dan Program Pemeliharaan Jembatan Dengan Metode BMS DI. Yogyakarta, perbedaan yang mendasar untuk menentukan skala prioritas pemeliharaan jembatan adalah pada metode yang digunakan untuk menentukan urutan pemeliharaan yaitu dengan melakukan perhitungan keuntungan finansial terbesar apabila jembatan itu dilakukan pemeliharaan.
8 39 2. Muhammad Edwin, dkk (2010) dalam jurnalnya Penentuan Urutan Prioritas Usulan Penanganan Jembatan Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan dan Tri Wiyono (2011), Thesis: Sistem Penentuan Prioritas Penanganan Pemeliharaan Jembatan Di Kabupaten Karanganyar, perbedaan yang mendasar untuk menentukan skala prioritas pemeliharaan jembatan adalah pada metode yang digunakan pada penelitian Muhammad Edwin dan Tri Wiyono yaitu AHP konvensional, pemilihan kriteria, sistem pemeliharaan jembatan serta permasalahan yang diambil. 3.4 Analisis Analisis data yang digunakan untuk mengetahui kebijakan prioritas pemeliharaan jembatan meliputi AHP, FAHP dan TOPSIS Uji Konsistensi Perbandingan Berpasangan Dengan AHP Metode pertama yang digunakan adalah AHP, metode ini digunakan untuk mengontrol konsistensi perbandingan kriteria. Langkah-langkah metode AHP dapat disusun sebagai berikut: Step1: Menetapkan kriteria Mendefinisikan permasalahan dan penentuan tujuan. Step 2: Penilaian Kriteria Menyusun masalah kedalam hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur. Step 3: Pembobotan dan Nilai Eigen Maksimal Penyusunan prioritas untuk tiap elemen masalah pada hierarki. Proses ini menghasilkan bobot atau kontribusi elemen terhadap pencapaian tujuan. Step 4: Uji Konsistensi Melakukan pengujian konsitensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatan pada tiap tingkat hierarki.
9 Pembobotan Kriteria Dengan FAHP Metode yang digunakan untuk menganalisa pembobotan kriteria adalah Fuzzy AHP. Langkah-langkah metode FAHP dapat disusun sebagai berikut: Step 1: Menyusun struktur permasalahan yang dihadapi Langkah menyusun struktur permasalahan sama seperti pada metode AHP dimana hirarki memiliki tujuan utama permasalahan, kriteria dan sub kriteria, serta alternatif. Step 2: Menguji konsistensi matriks Uji konsistensi matriks dilakukan dengan cara AHP yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar matriks perbandingan berpasangan yang dibentuk konsisten. Step 3: Mengevaluasi perbandingan berpasangan fuzzy Setelah memperoleh matriks yang konsisten, selanjutnya dilakukan perbandingan berpasangan fuzzy. Dalam melakukan perbandingan berpasangan fuzzy, digunakan skala TFN. Step 4: Extent Analysis Metode extent analisis diperkenalkan oleh Chang pada tahun 1996 untuk menghitung nilai sintesis pada perbandingan berpasangan fuzzy Penentuan Urutan Penanganan Jembatan Dengan TOPSIS Setelah didapatkan nilai bobot untuk masing-masing criteria dengan metode FAHP, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode TOPSIS. Langkah-langkah metode TOPSIS dapat disusun sebagai berikut: Step 1: Keputusan matrik dinormalisasi. Step 2: Membuat tertimbang normalisasi matrik Step 3: Menentukan solusi idealpositif (PIS) dan solusi idealnegatif (NIS) Step 4: Menghitung koefisien kedekatan setiap alternatif Step 5: Membandingkan nilai CCI peringkat alternatif ditentukan
10 41 Bagan alir pengolahan data urutan prioritas pemeliharaan jembatan di Kabupaten Sragen ditunjukan pada Gambar 3.4. Mulai Penyusunan Menetapkan kriteria Pembobotan Kriteria 1. Susunan permasalahan yang dihadapi Menentukan Matrik Awal Menghitung Nilai Eigen maksimal Koreksi pembobotan CR < 0,1 tidak ya ya CI = 0 Perbandingan berpasangan konsisten tidak Menentukan Perbandingan berpasangan fuzzy dengan TFN dari matrik awal 2. Menguji konsistensi matrik dengan AHP Menghitung Nilai fuzzy syntethic extent Menghitung Derajat kemungkinan Membandingkan derajat kemungkinan antar kriteria Menghitung nilai vektor bobot Menormalisasi nilai vektor bobot A 3. Pembobotan kriteria dengan fuzzy AHP
11 42 A Menghitung nilai total integeral setiap alternatif Menormalisasi nilai integeral Menormalisasi matrik bobot Menghitung nilai solusi ideal (+) dan (-) Membandingkan jarak solusi ideal (+) dan (-) Menghitung nilai preference tiap alternatif Hasil perangkingan pemeliharaan jembatan Selesai 4. Peringkingan pemeliharaan jembatan metode Topsis Gambar 3.4. Diagram FAHP dan TOPSIS Penerapan Bobot Sub Kriteria Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kondisi Jembatan Perhitungan untuk menerapkan bobot sub kriteria kondisi jembatan diuraikan menjadi 4 bagian yaitu: Nilai 0, Nilai 1, Nilai 2, Nilai 3, sehingga perhitungan bobot diperoleh dengan menyesuaikan kondisi jembatan pada nilai tertentu, sebagai berikut:
12 43 - Jika nilai jembatan berada pada kondisi nilai 0, maka pada kondisi nilai 0 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada kondisi nilai 0 maka kondisi nilai 0 diberi angka 0. - Jika nilai jembatan berada pada kondisi nilai 1, maka pada kondisi nilai 1 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada kondisi nilai 1 maka kondisi nilai 1 diberi angka 0. - Jika nilai jembatan berada pada kondisi nilai 2, maka pada kondisi nilai 2 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada kondisi nilai 2 maka kondisi nilai 2 diberi angka 0. - Jika nilai jembatan berada pada kondisi nilai 3, maka pada kondisi nilai 3 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada kondisi nilai 3 maka kondisi nilai 3 diberi angka 0. b. Lalulintas Perhitungan bobot sub kriteria volume lalulintas dapat diuraikan menjadi 4 bagian yaitu: >500, , , <50, sehingga perhitungan bobot diperoleh dengan menyesuaikan kondisi jembatan pada nilai tertentu, sebagai berikut: - Jika LHR berada pada kondisi nilai >500, maka pada nilai >500 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada nilai >500 maka nilai >500 diberi angka 0. - Jika LHR berada pada kondisi nilai , maka pada nilai diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada nilai maka nilai diberi angka 0. - Jika LHR berada pada kondisi nilai , maka pada nilai diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada nilai maka nilai diberi angka 0. - Jika LHR berada pada kondisi nilai <50, maka pada nilai <50 diberikan angka 1 tapi apabila kondisi jembatan tidak pada nilai <50 maka nilai <50 diberi angka 0.
13 44 c. Pemanfaatan Jembatan Pada jembatan tersebut diperoleh bobot sebagai berikut: - Diperbaikinya prasarana jembatan tersebut dapat memperlancar akses masyarakat dibidang Pertanian maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Diperbaikinya prasarana jembatan tersebut dapat memperlancar akses masyarakat di bidang Pariwisata maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Diperbaikinya prasarana jembatan tersebut dapat memperlancar akses masyarakat di bidang Pelayanan Publik maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Diperbaikinya prasarana jembatan tersebut dapat memperlancar akses masyarakat di bidang Pemukiman maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. d. Kelas Jalan Pada jembatan tersebut diperoleh bobot sebagai berikut: - Jembatan tersebut berada di kelas jalan kolektor primer maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Jembatan tersebut berada di kelas jalan lokal primer maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Jembatan tersebut berada di kelas jalan startegis maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0. - Jembatan tersebut berada di kelas jalan desa maka diberi angka 1 tapi jika tidak diberi angka 0.
14 45 Bagan alir analisa data rumusan masalah jembatan di Kabupaten Sragen ditunjukan pada Gambar 3.5. Mulai Penentuan Sampel Data kerusakan jembatan ya Nilai kondisi: 0 2 tidak Nilai kondisi: 3 tidak Nilai kondisi: 4 5 ya Baik s/d rusak ringan Rusak berat Kritis/runtuh Bandingkan LHR dan lebar jembatan Daftar Jembatan: Penggantian Cukup lebar tidak ya Terlalu sempit Skala Prioritas Daftar Jembatan: Pelebaran/ penggandaan Rumusan masalah 1 Selesai Gambar 3.5. Diagram Analisa Data Rumusan masalah 2
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses berpikir untuk menjawab
Lebih terperinciPRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP
PRIORITAS PENANGANAN PENINGKATAN JALAN PADA RUAS-RUAS JALAN DI KABUPATEN KAPUAS DENGAN METODE AHP Junaidi, Retno Indryani, Syaiful Bahri Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS
Lebih terperinciMahasiswa / Program Studi Magister / Jurusan Teknik Sipil / Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN JEMBATAN PADA JARINGAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR (Wilayah UPT Surabaya : Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik) Hendrig Sudradjat *1, Ludfi Djakfar 2, Yulvi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis atau tahap-tahap penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi masalah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG
ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN KEGIATAN PENINGKATAN JALAN KOTA DI KOTA BANDAR LAMPUNG Victory Hasan 1, Ria Asih Aryani Soemitro 2, Sumino 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN NASABAH KARTU KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DENGAN METODE FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Fratika Aprilia Purisabara, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodologi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan melakukan dua tahapan utama, yang pertama penelitian yang berkaitan
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Pada bab ini akan dijelaskan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PERSETUJUAN SKRIPSI... ii. PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii. PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv
DAFTAR ISI PERSETUJUAN SKRIPSI... ii PENGESAHANDEWAN PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... v UCAPAN TERIMA KASIH...
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Lebih terperinciPEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Mohamad Aulady 1) dan Yudha Pratama 2) 1,2) Program Studi Teknik Sipil FTSP ITATS Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder
III - 1 BAB III METODOLOGI Persiapan Mulai Studi Pustaka Pengamatan Pendahuluan Identifikasi Masalah Alternatif Pendekatan Masalah Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder T Data Cukup Y Analisa Jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan perumahan dan pemukiman adalah agar seluruh rakyat Indonesia dapat menghuni rumah yang layak dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 FlowChat Penelitian Berikut merupakan diagram penelitian yang menggambarkan urutan proses dari awal penelitian hingga tahap akhir dilakukannnya penelitian : Mulai Tahap Persiapan
Lebih terperinciBAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS
BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS 3.1 Penggunaan Konsep Fuzzy Apabila skala penilaian menggunakan variabel linguistik maka harus dilakukan proses pengubahan variabel linguistik ke dalam bilangan fuzzy.
Lebih terperinci3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR
BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir maka perlu dibuat suatu pedoman kerja yang matang, sehingga waktu untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir dapat
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN
PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN Oleh : Manis Oktavia 1209 100 024 Dosen Pembimbing : Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si Sidang Tugas Akhir - 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Sleman, yang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN PRIORITAS PENANGANAN JALAN PROVINSI DI SUMATERA BARAT
JURNAL REKAYASA SIPIL (JRS-UNAND) Vol. 13 No. 1, Februari 2017 Diterbitkan oleh: Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas (Unand) ISSN (Print) : 1858-2133 ISSN (Online) : 2477-3484 http://jrs.ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di industri jasa penerbangan membuat bisnis layanan semakin berat untuk dihadapi. Upaya PT Garuda Indonesia dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam mengidentifikasikan masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Dalam mengidentifikasikan masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kemampuan sumber daya manusia, biaya, tenaga, teknologi dan lain-lain.
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Bab ketiga ini adalah untuk menguraikan objek penelitian, alat, tata cara penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan
Lebih terperinci3.2. TAHAP PERANCANGAN DESAIN
BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum pengumpulan dan pengolahan data, pada tahap ini disusun kegiatan yang harus dilakukan dengan tujuan untuk mengefektifkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK)
PENGGUNAAN METODE PROSES HIRARKI ANALITIK DALAM PENENTUAN LOKASI DERMAGA BONGKAR MUAT ANGKUTAN SUNGAI (STUDI KASUS: KOTA PONTIANAK) Rudi S. Suyono 1) Abstrak Sungai merupakan salah satu prasarana yang
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kinerja bundaran tidak bersinyal dengan menggunakan MKJI 1997. Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. commit to user
digilib.uns.ac.id 26 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan Sistem 4.1.1 Deskripsi Data Data yang berhasil dikumpulkan dari hasil wawancara dengan pegawai Kementrian Sosial di dapatkan data hasil survey
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciFasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan
Lebih terperinci2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process
ABSTRAK UD Bandung Textile adalah merupakan unit dagang untuk penjualan kain yang menjual kain di kota Bandung. UD Bandung Textile didirikan pada tahun 1995 dengan menjual beberapa jenis kain yaitu bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PENELITIAN Studi Pustaka Studi Penelitian Studi Lapangan Rumusan Penelitian Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Pengumpulan Data Wawancara, Kuisioner & Observasi
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Nurma Agus Sari (nurmaaguss@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@sinus.ac.id)
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data berdasarkan pengamatan langsung komponenkomponen
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014
PENERAPAN METODE TOPSIS DAN AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU, STUDI KASUS: IKATAN MAHASISWA SISTEM INFORMASI STMIK MIKROSKIL MEDAN Gunawan 1, Fandi Halim 2, Wilson 3 Program
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.
PENENTUAN MULTI CRITERIA DECISION MAKING DALAM OPTIMASI PEMILIHAN PELAKSANA PROYEK Chintya Ayu Puspaningtyas, Alvida Mustika Rukmi, dan Subchan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam permasalahan.(isikan sesuai dengan masalah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Permasalahan Tuliskan latar belakang sesuai dengan yang ada pada Format Umum Laporan. Persoalan didefinisikan secara mendetail sesuai dengan ruang lingkup persoalan yang
Lebih terperinciPEMILIHAN PRIORITAS KOMODITAS AGROWISATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI DESA CANDIKUNING II, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN.
PEMILIHAN PRIORITAS KOMODITAS AGROWISATA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI DESA CANDIKUNING II, KEC. BATURITI, KAB. TABANAN. Susi Albina Br Purba (1), Amna Hartiati (2), Ida Ayu
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan
Lebih terperinciTidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam
Tidak adanya metode khusus yang digunakan oleh Satuan Kerja Sementara Pemeliharaan Jalan Papua Barat dalam menentukan skala prioritas dalam penyusunan usulan penanganan jaringan jalan Keterbatasan dana
Lebih terperinciPenerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ
Penerapan Metode Multi Attribute Decision Making) MADM- (Weighted Product) WP dalam Pemilihan Supplier di PT. XYZ Suhartanto 1, Putiri Bhuana Katili 2, Hadi Setiawan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR
PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR Antony Ompusunggu, Supani Hardjo Diputro, Haryono Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1. Skema Metodologi Penelitian 119 Gambar 3.2. Skema Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data 120 Gambar 3.3. Skema Metode Analisa Sistem Informasi (lanjutan 1) 121
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga menuntut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciPENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI
PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI Harliwanti Prisilia Jurusan Teknik Industri Universitas 17 Agustus
Lebih terperinciANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Sunggito Oyama 1, Ernawati 2, Paulus Mudjihartono 3 1,2,3) Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kondisi Jembatan Pemeriksaan jembatan adalah salah satu komponen yang paling penting dalam sistem informasi manajemen jembatan, karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III-1
BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinci2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran
di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat
Lebih terperinciKata kunci: AHP, Kriteria, Penanganan, Alternatif Gelagar Balok Tipe T, Pile Slab, Gelagar Girder Baja
ALTERNATIF PENAMBAHAN BENTANG PADA JEMBATAN SEI ANJIR KALAMPAN DI KABUPATEN PULANG PISAU PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Leonard Adrianus Uda, Rianto B. Adihardjo, Tri Joko Wahyu Adi Lab Manajemen Konstruksi
Lebih terperinciSISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP Amirul Khoiri Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS
PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN LOKASI CABANG BARU USAHA CLOTHING MENGGUNAKAN METODE AHP-TOPSIS Yuni Afifah Setyorini 1, Yan Watequlis Syaifudin 2, Arief Prasetyo 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman
Lebih terperinciIII - 1 BAB III METODOLOGI
III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisa yang harus dilakukan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dari Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang dikembangkan oleh Prof. Thomas Lorie
Lebih terperinciPengertian Metode AHP
Pengertian Metode AHP Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan
Lebih terperinciSKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS
SKALA PRIORITAS PENANGANAN GEDUNG SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH DI KABUPATEN KAPUAS Satriadi, R. Sutjipto Tantyonimpuno, Tri Joko Wahyu Adi Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PAKET INTERNET OPERATOR TELEKOMUNIKASI DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Bagus Prasetyo (bagusprasetyo21@ymail.com) Wawan Laksito Y.S.
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN
ANALISIS PENENTUAN URUTAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN KABUPATEN DI KABUPATEN MERANGIN Yunico Handhian 1, Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D 2 dan Ir. Wahyu Herijanto, MS 3 1 Mahasiswa Magister Manajemen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI III-1
BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA
STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KECAMATAN KAPUAS KABUPATEN SANGGAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTI KRITERIA Abstrak Sy. Mulian Oktari 1), Sumiyattinah 2), Heri Azwansyah 2) Keberadaan jalan memegang
Lebih terperinciAplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ)
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 17 26 Aplikasi Fuzzy Analytical Hierarchy Process Dalam Seleksi Karyawan (Studi Kasus: Pemilihan Staf Administrasi Di PT. XYZ) Mardlijah,
Lebih terperinciANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)
ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS) M.Fajar Nurwildani Dosen Prodi Teknik Industri, Universitasa Pancasakti,
Lebih terperinciINTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal
METODE AHP INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit. Intro analytical
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Umum Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, dan sosial
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Kebijakan penataan lalu lintas. Penataan lalu lintas dan rambu, Pengaturan parkir dan angkutan umum, Sirkulasi lalu lintas,dll.
BAB III METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Penataan Lalu Lintas Mulai Persiapan Pengamatan Pendahuluan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Studi Pustaka dan Literatur Perundangan yang Berlaku Data Primer : Arus
Lebih terperincipengelolaan dan pemeliharaan jembatan. Dengan menggunakan sistem ini,
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pergerakan perekonomian di Indonesia sangat bergantung pada kelancaran transportasi. Keberhasilan suatu daerah pun salah satunya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Manfaat dan Ruang Lingkup...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2. Batasan Masalah 9 1.3 Rumusan Masalah. 10 1.4 Tujuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinci