TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA"

Transkripsi

1 1 PENGARUH KANDUNGAN Al 2 O 3 DAN JARAK FLAME SPRAY TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA YSZ-YSZ/Al 2 O 3 DL-TBC UNTUK NOSEL ROKET Muhammad Sofyan Lazuardi dan Widyastuti Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya wiwid@mat-eng.its.ac.id Abstrak DL-TBC (Double Layer Thermal Barrier Coating) dengan struktur YSZ-YSZ/Al2O3 top coat dan MCrAlY sebagai bond coat digunakan sebagai aplikasi material perintang panas pada dinding dalam nosel roket. Pelapisan dilakukan dengan variasi kandungan dari Al2O3 pada lapisan komposit YSZ/Al2O3, yaitu 5, 15 dan 30% Al2O3. Pada penelitian ini bond coat dan top coat dilapiskan dengan menggunakan metode Flame Spray dengan variasi jarak spray 150, 200 dan 250mm. Kemudian dilakukan pengujian termal, pull off test dan SEM-EDX XRD. Pengujian termal yang dilakukan yaitu Thermal Torch Test dan Uji Termal TGA. Dari hasil penelitian didapatkan, jarak spray makin jauh menyebabkan struktur yang cenderung berporos. Kandungan YSZ/Al2O3 30% menghasilkan pertumbuhan TGO paling rendah. Pengujian TGA menunjukkan semua sampel mulai teroksidasi pada temperatur 960 o C. Dari pengujian XRD sampel yang memiliki fasa yang stabil adalah YSZ/Al2O3 30%. Kekuatan lekat paling tinggi juga terdapat pada kandungan YSZ/Al2O3 30%, 150mm dengan nilai 21,14 MPa. Kata kunci : TBC, Nosel Roket, YSZ/Al2O3, TGO, Kekuatan Lekat I. PENDAHULUAN Roket merupakan salah satu alat yang digunakan dalam bidang pertahanan dan keamanan. Selain itu, saat ini roket juga memasuki masa pengembangan untuk digunakan sebagai alat transportasi. Salah satu bagian paling penting dari roket adalah propulsion system, atau sistem penggerak. Pada bagian ini terdiri atas fuel, oxidizer, pump, dan nozzle. Nosel (nozzle) adalah bagian dari roket yang sangat vital, karena pada nosel memiliki temperatur kerja yang tinggi sekitar 800 o o C (yang bergantung pada jenis popelan yang digunakan) dan aliran gas yang tinggi, nosel juga berperan sebagai pengendali arah gerak dari suatu roket. Dari permasalahan diatas, dibutuhkan material yang mampu bekerja dengan baik pada temperatur sekitar 800 o o C. Maka dari itu pada penelitian ini menggunakan material superalloy yang dilapisi dengan material keramik (Thermal Barrier Coating) untuk menyesuaikan dengan kondisi kerja dari nosel yang bertemperatur yang sangat tinggi. Material superalloy yang digunakan pada penelitian ini adalah Hastelloy X, karena memenuhi spesifikasi material yang tahan pada temperatur tinggi dan mempunyai sifat mekanik yang sangat baik serta weldability dan formability yang baik. Untuk coating digunakan material keramik berupa 8YSZ (ZrO 2 8wt% Y 2 O 3 ) karena memiliki ketahanan yang baik pada temperatur tinggi dan memiliki koefisien termal yang hampir sama dengan Hastelloy X sehingga akan mengurangi tegangan akibat perbedaan koefisien termal. Selain itu, juga ditambahkan lapisan komposit Al 2 O 3 /YSZ diatas lapisan bondcoat agar ketahanan termalnya semakin baik. Pada penelitian sebelumnya dilakukan dengan 95% YSZ - 5%Al 2 O 3 yang menghasilkan struktur TBC yang lebih tahan terhadap oksidasi karena Al 2 O 3 merupakan bahan penghalang oksigen yang baik untuk mencegah lapisan TBC kehilangan kelekatan karena munculnya lapisan TGO (Thermally Grown Oxide) [1]. Untuk mendapatkan sifat lapisan yang baik, maka perlu parameter spray yang baik. Pelapisan dilakukan dengan metode Flame Spray dengan variasi spray distance. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pelapisan pada substrat Hastelloy X yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi komposisi Al 2 O 3 pada lapisan komposit YSZ/Al 2 O 3 dan jarak spray terhadap kekuatan lekat dan ketahanan termal (oksidasi dan beban kejut) dari struktur TBC untuk menghasilkan sifat lapisan yang paling optimal pada aplikasi nosel roket. II. METODE PENELITIAN Serbuk 8YSZ (Metco 204NS, USA) yang digunakan memiliki ukuran partikel 125±11 µm. Serbuk Al 2 O 3 yang digunakan merupakan γ-al 2O 3 (Merck, Jerman) dengan ukuran butir rata-rata sebesar 100 µm. Bondcoat yang digunakan berupa senyawa NiCrAlY (Amdry 962 Sulzer Metco, USA) dengan kandungan Ni = bal., Cr = 21-23%, Al = 9-11%, Y = % dan ukuran butir rata-rata 106±53 µm. Substrat Hastelloy X (Haynes Int., USA) dipotong dengan ukuran d = 1 inch dan t = 6 mm untuk sampel uji tekan dan Termal Torch sedangkan 3x3x3 mm untuk sampel uji TGA, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Preparasi dilakukan dengan mencampurkan serbuk 8YSZ dengan Al 2 O 3 menggunakan Siever Shaker dengan variasi komposisi Al 2 O 3 5%, 15% dan 30%. Proses sand blasting pada substrat Hastelloy X dilakukan untuk mengkasarkan permukaan substrat sebelum dilapisi. Proses pelapisan dilakukan dengan metode flame spray dengan parameter spray seperti yang ditunjukkan pada tabel 1. Dimana jarak spray divariasikan sebesar 150, 200 dan 250mm. Diawali dengan melapiskan bond coat pada substrat kemudian lapisan YSZ/Al 2O 3 dan terakhir lapisan YSZ paling luar.

2 2 Melted Unmelted Gambar 1. Dimensi spesimen (a) Uji Thermal Torch dan Pull Off, (b) Uji TGA Tabel 1. Parameter Spray yang digunakan Lapisan Arus (A) Voltage (V) Jarak Spray (mm) Feed rate (g/min) YSZ top coat YSZ/Al 2 O Bond coat Tebal (µm) Setelah selesai dilapisi spesimen dilakukan pengujian Thermal Torch dengan busur las oxyacetylene selama 35 detik dan diamati kerusakan yang terjadi pada lapisan keramik, Non- Isothermal Oxidation dilakukan dengan alat TGA (Thermogravimetri) pada temperatur 1100 o C (heating rate 10 o C/min) untuk mengetahui bagaimana kestabilan dari lapisan. Karakterisasi dilakukan sebelum dan sesudah pengujian termal TGA menggunakan SEM-EDX (Scanning Electron Microscope) dan XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui daerah TGO dan fasa-fasa yang terbentuk. Pengujian kelekatan dilakukan dengan menggunakan alat PosiTest Adhesion Tester untuk mengukur kekuatan lekatan antara pelapis dan substrat. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Uji Scanning Electron Microscope (SEM) Setelah Flame Spray Pada pengujian SEM ini ditemukan beberapa kondisi serbuk dari lapisan top coat setelah dilakukan proses coating seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Pada permukaan top coat terlihat bahwa ada serbuk yang meleleh (melted), meleleh sebagian (semi melted) dan tidak meleleh (unmelted). Hal ini disebabkan karena pada saat proses coating dilakukan, jarak antara gun dan sampel cukup jauh dan memberikan waktu pendinginan di udara sehingga serbuk ada yang meleleh sebagian dan ada yang tidak meleleh saat mencapai permukaan sampel. Selain itu kecepatan rata-rata material serbuk yang ditembakkan dengan menggunakan metode flame spray sekitar 30 m/s, yang tergolong rendah apabila dibandingkan dengan metode spray yang lainnya [2] Semi-Melted Gambar 2. Hasil Pengujian SEM Permukaan Coating YSZ/Al2O3 30%, 250mm dengan Perbesaran 2000x Gambar 3 menunjukkan hasil pengujian SEM pada permukaan sampel setelah proses flame spray. Pada gambar terlihat bahwa variasi dari jarak spray menunjukkan adanya perbedaan morfologi. Jarak spray yang semakin jauh menyebabkan porositas pada permukaan semakin banyak. Pada sampel dengan jarak spray 200mm (Gambar 3. b, e, h) terlihat permukaannya cenderung lebih padat dan halus. Sedangkan pada sampel dengan jarak 150mm (Gambar 3. a, d, g) memiliki tingkat porositas pada permukaan cukup banyak namun jika dibandingkan dengan jarak spray 250mm (Gambar 3. c, f, i), permukaan sampel dengan jarak 150mm memiliki lebih sedikit gumpalan dan memiliki kerapatan yang lebih tinggi. Bertambahnya jarak spray akan meningkatkan tingkat porositas pada permukaan sampel dikarenakan semakin jauh jarak spray maka semakin lama juga serbuk mengalami pendinginan di udara sehingga akan membuat serbuk tidak meleleh sempurna saat mencapai permukaan sampel [3]. Gambar 4. merupakan hasil pengujian SEM dan EDX pada penampang melintang di daerah antara topcoat dan bondcoat sampel YSZ/Al 2 O 3 5% pada perbesaran 5000x setelah proses Thermal Spray. Diketahui dari pengujian SEM terdapat daerah berwarna gelap antara topcoat dan bondcoat yang disebabkan adanya oksidasi yang kemudian diidentifikasi sebagai daerah TGO (Thermally Growth Oxide). Daerah TGO merupakan bagian dari bondcoat yang teroksidasi karena perubahan temperatur yang cukup tinggi [4]

3 3 (a) (b) (c) CK OK AlK SiK PdL CrK FeK NiK AuL (d) (e) (f) (g) (h) (i) Gambar 3. Hasil Pengujian SEM Permukaan Coating Pada Perbesaran 250x (a) YSZ/Al2O3 5%, 150mm, (b) YSZ/Al2O3 5%, 200mm (c) YSZ/Al2O3 5%, 250mm (d) YSZ/Al2O3 15%, 150mm (e) YSZ/Al2O3 15%, 200mm (f) YSZ/Al2O3 15%, 250mm (g) YSZ/Al2O3 30%, 150mm (h) YSZ/Al2O3 30%, 200mm (i) YSZ/Al2O3 30%, 250mm CK OK AlK SiK YL AuM PdL CrK FeK NiK Gambar 4. Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al 2 O 3 5%, 200mm Setelah Proses Flame Spray Dari hasil pengujian EDX diketahui bahwa terdapat adanya unsur O sebesar 6.5 wt% karena adanya pembentukan oksida. Terbentuknya oksida ini karena adanya reaksi dengan unsur lain yang ada pada bondcoat antara lain Cr 6.38 wt%, Al 6.92 wt%, Ni wt%. Oksida penyusun daerah TGO umumnya terdiri atas beberapa formasi oksida antara lain Al 2 O 3, (Cr,Al) 2 O 3 + (Co,Ni)(Cr,Al) 2 O 4 + NiO yang disebut sebagai CSN dan (Cr,Al) 2 O 3 + (Co,Ni)(Cr,Al) 2 O 4 yang disebut sebagai CS [5]. Pada hasil EDX ini juga terdeteksi unsur C sebesar wt% yang berasal dari carbon tape dan juga unsur Au wt%, Pd 4.07 wt% yang berasal dari coating yang dilapiskan sebelum pengujian SEM. Gambar 5 merupakan hasil pengujian SEM dan EDX pada penampang melintang di daerah antara topcoat dan bondcoat sampel YSZ/Al 2 O 3 15% pada perbesaran 5000x setelah proses Thermal Spray. Dari pengujian ini didapatkan kandungan O sebanyak 6.88 wt%, Al 2.93 wt%, Cr 8.51 wt%, Ni wt% pada lapisan TGO. Gambar 5. Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al2O3 15%, 200mm Setelah Proses Flame Spray Gambar 6 merupakan hasil pengujian SEM dan EDX pada penampang melintang di daerah antara topcoat dan bondcoat sampel YSZ/Al 2 O 3 30% pada perbesaran 5000x setelah proses Thermal Spray. Dari pengujian ini didapatkan kandungan O sebanyak 4.51 wt%, Al 0.82 wt%, Cr wt%, Ni wt% pada lapisan TGO. Dapat dilihat bahwa nilai oksida cukup tinggi berasal dari oksida aluminum (alumina/al 2 O 3 ) dan oksida kromium (CrO) karena meningkatnya kandungan Al 2 O 3 pada daerah lapisan YSZ/Al 2 O 3 dan Al 2 O 3 yang berasal dari oksidasi Al pada lapisan bondcoat dan Al juga Cr mempunyai posisi yang paling bawah pada diagram Ellingham jika dibandingkan dengan Ni. Bila dibandingkan dari ketiga komposisi, YSZ/Al 2 O 3 30% memiliki kandungan O paling sedikit, sedangkan YSZ/Al 2 O 3 5% dan YSZ/Al 2 O 3 15% memiliki kandungan O lebih banyak. Lapisan TGO semakin tipis dengan adanya penambahan Al 2 O 3 karena Al 2 O 3 merupakan oksida yang bersifat sebagai oxygen barrier sehingga dengan adanya Al 2 O 3 menahan adanya penetrasi oksida [6]. TGO yang muncul sebelum dilakukan uji termal ini disebabkan karena adanya pengaruh panas saat proses thermal spray dilakukan. Ketika melakukan proses pelapisan topcoat, bondcoat terpengaruh panas sehingga terjadi oksidasi dan tumbuh lapisan TGO. CK OK AlK AuM PdL CrK FeK NiK Gambar 6. Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al2O3 30%, 200mm Setelah Proses Flame Spray Setelah Uji Termal Pengujian SEM dan EDX ini dilakukan setelah pengujian termal TGA (thermogravimetri) dengan memanaskan sampel hingga temperatur 1100 o C, dengan kenaikan temperatur 10 o C/min kemudian dilihat daerah TGO antara topcoat dan bondcoat. Gambar 7 merupakan hasil SEM dan EDX dari sampel dengan komposisi YSZ/Al 2 O 3 5% setelah dilakukan uji termal. Pada hasil tersebut diketahui bahwa nilai O dari hasil EDX meningkat dari 6.5 wt% sebelum diuji termal menjadi wt% setelah dilakukan uji termal. Hal ini menunjukkan bahwa

4 4 daerah TGO mengalami pertumbuhan yang sangat cepat setelah dipanaskan pada temperature 1100 o C. Dilihat dari hasil EDX, oksida berasal dari Cr sebesar 5.7 wt% dan Ni sebesar wt%. CK OK AlK SiK PdL CrK FeK NiK AuL Gambar 7 Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al2O3 5%, 200mm Setelah Pengujian Termal. Gambar 8 merupakan hasil SEM dan EDX dari sampel dengan komposisi YSZ/Al 2 O 3 15% setelah dilakukan uji termal. Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai O mengalami kenaikan setelah dilakukan uji termal yaitu wt% yang sebelumnya sebesar 6.88 wt%. Dilihat dari hasil EDX, oksida berasal dari Cr sebesar wt% dan Ni sebesar wt%. Disini terlihat juga bahwa nilai oksida yang ada pada sampel YSZ/Al 2 O 3 15% lebih sedikit jika dibandingkan dengan sampel YSZ/Al 2 O 3 5% karena pada sampel YSZ/Al 2 O 3 15% memiliki komposisi Al 2 O 3 yang lebih banyak. CK OK AlK SiK SK CrK FeK NiK Dari hasil SEM dan EDX setelah uji termal, dapat diketahui bahwa sampel YSZ/Al 2 O 3 30% memiliki kenaikan jumlah oksida paling sedikit dibandingkan dengan sebelum dilakukannya uji termal. Sedangkan sampel YSZ/Al 2 O 3 5% memiliki kenaikan jumlah oksida yang sangat drastis setelah uji termal. Oksigen berdifusi melalui porositas yang ada pada top coat dan menuju bond coat dan bereaksi dengan NiCrAlY yang akhirnya membentuk lapisan oksida atau juga bisa disebut sebagai oksidasi internal dari bond [6]. Untuk mengurangi tingkat oksidasi yang terjadi pada bond coat maka ditambahkan Al 2 O 3 yang dibuktikan pada sampel YSZ/Al 2 O 3 30% dengan kandungan Al 2 O 3 yang paling banyak, menghasilkan oksidasi yang paling sedikit karena Al 2 O 3 bersifat sebagai oxygen barrier yang mampu menghambat penetrasi dari oksigen ke dalam BC pada TBC sehingga dapat mengurangi oksidasi dan pertumbuhan TGO [7]. B. Analisa Uji X-Ray Difraction (XRD) Setelah Flame Spray Pada pengujian XRD ini ditemukan terdapat dua fasa Zirkonia yaitu t-zro 2 (zirkonia tetragonal) dan m-zro 2 (zirkonia monoklinik). Hal ini dikarenakan Zirkonia memiliki sifat allotropi yang memungkinkan terbentuk beberapa struktur kristal seiring dengan perubahan temperatur. Zirkonia ini bertransformasi karena adanya pengaruh panas yang disebabkan oleh Flame Spray (Qinghe, 2009). Al 2 O 3 disini terdeteksi disebabkan karena adanya porositas pada top coat sehingga Al 2 O 3 yang ada pada lapisan komposit YSZ/Al 2 O 3 yang seharusnya berada di bawah top coat ikut terdeteksi pada pengujian ini. Gambar 8. Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al2O3 15%, 200mm Setelah Pengujian Termal. CK OK AlK SiK YL PdL CrK FeK NiK AuL Gambar 9. Hasil Pengujian SEM-EDX Perbesaran 5000x YSZ/Al2O3 30%, 200mm Setelah Pengujian Termal. Gambar 9 merupakan hasil SEM dan EDX dari sampel dengan komposisi YSZ/Al 2O 3 30% setelah dilakukan uji termal. Sama dengan sampel-sampel sebelumnya, dari hasil EDX terlihat bahwa nilai O mengalami kenaikan setelah dilakukan uji termal yaitu wt% yang sebelumnya sebesar 4.51 wt% dan oksida berasal dari Cr sebesar wt% dan Ni sebesar wt%. Gambar 10. Hasil pengujian XRD pada permukaan atas sebelum uji termal pada setiap komposisi Setelah Uji termal Hasil XRD setelah uji termal ini memiliki beberapa perbedaan dengan pengujian sebelum uji termal. Perbedaan terdapat pada intensitas puncak dari t-zro 2. Fasa m-zro 2 yang sebelumnya muncul setelah proses flame spray, pada hasil XRD setelah uji termal sudah tidak terdeteksi dikarenakan m-zro 2 sudah bertransformasi menjadi t-zro 2 pada temperatur 1100 o C. Selain itu juga terdapat perbedaan pada identifikasi Al 2 O 3. Al 2 O 3 yang terbentuk disini berbeda dengan Al 2 O 3 sebelum

5 5 dilakukan uji termal yang didapatkan dari hasil analisa kartu PDF Perbedaan ini dimungkinkan karena adanya oksidasi yang terjadi dengan Al dari bondcoat saat uji termal. Selain itu juga muncul puncak baru yang terdeteksi sebagai CrO ( ) yang merupakan hasil oksidasi dengan Cr yang berada pada bondcoat. Semua komposisi memiliki puncak yang terdeteksi sebagai CrO. Dari semua komposisi, sampel dengan kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% memiliki puncak CrO paling tinggi sedangkan sampel dengan kandungan YSZ/Al 2 O 3 30% memiliki puncak CrO paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi YSZ/Al 2 O 3 30% memiliki tingkat kerusakan lebih sedikit dibandingkan dengan komposisi YSZ/Al 2 O 3 5% dan YSZ/Al 2 O 3 15% karena penambahan Al 2 O 3 mampu menahan oksigen melakukan penetrasi melalui topcoat menuju bondcoat sehingga tingkat oksidasi menjadi turun. dikarenakan spesimen Hastelloy X memiliki temperatur kerja hingga 870 o C [8]. Gambar 13 menunjukkan grafik dari analisa 1 st Derivative. Grafik ini menunjukkan tingkat kestabilan sampel ketika dilakukan uji termal. Tingkat kestabilan sampel dapat dilihat dari tinggi rendahnya gerutan yang ada. Semakin rendah gerutan yang muncul, maka kestabilan sampel semakin baik. Gerutan ini menunjukkan adanya reaksi yang terjadi pada sampel. Dari hasil analisa 1 st Derivative didapatkan tingkat kestabilan sampel dari yang paling stabil berturut-turut adalah YSZ/Al 2 O 3 30%, 200mm; YSZ/Al 2 O 3 15%, 200mm; YSZ/Al 2 O 3 5%, 150mm dan YSZ/Al 2 O 3 15%, 150mm. Gambar 13. Pengaruh Temperatur Terhadap mg/c Gambar 11. Hasil pengujian XRD pada permukaan atas sesudah uji termal pada setiap komposisi C. Analisa Pengujian Thermal TGA dan Thermal Torch Thermal TGA Gambar 12. Pengaruh Temperatur terhadap Penambahan Massa Dari pengujian TGA pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan massa setiap kenaikan temperatur. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa massa bertambah dengan naiknya temperatur. Hal ini mengindikasikan bahwa ada reaksi yang terjadi. Ketika temperatur naik, terjadi oksidasi yang menyebabkan massa sampel bertambah. Terlihat pada sampel yang tidak dilakukan coating mengalami kenaikan massa cukup signifikan mulai temperatur sekitar 800 o C hingga 1100 o C. Ini Thermal Torch Pengujian Thermal Torch bertujuan untuk mengetahui ketahanan fisik dari lapisan keramik terhadap pembebanan termal secara langsung menggunakan busur las oxyacetylene. Pengujian ini menggunakan busur las Oxydizing flame dengan temperatur nyala maksimum 2000 o C. Setelah itu dilakukan pengukuran volume cacat pada sampel dengan menggunakan air yang diteteskan dan dihitung volumenya sesuai cacat sampel dengan menggunakan buret. Setelah mendapatkan hasil pengukuran volume cacat pada sampel, kemudian dibuat grafik hubungan antara pengaruh jarak spray terhadap volume cacat pada uji Thermal Torch Oxyacetilene yang ditunjukkan pada Gambar 14. YSZ/Al 2 O 3 15% 150mm dan YSZ/Al 2 O 3 30% 250mm hanya mengalami kerusakan dengan volume 0,05 cm 3. Hal ini terjadi karena sampel YSZ/Al 2 O 3 15% 150mm memiliki kestabilan coating yang baik ketika dilakukan uji termal terbukti dari hasil yang ditunjukkan oleh grafik hasil uji 1 st Derivative TGA. Namun pada sampel YSZ/Al 2 O 3 30% 150mm memiliki rata-rata volume cacat 0,2 cm 3. Hal ini disebabkan karena porositas permukaan yang ada cukup banyak terlihat dari hasil pengujian SEM. Porositas pada sampel YSZ/Al 2 O 3 30% 150mm menyebabkan oksigen berdifusi melalui celah dan menuju bond coat kemudian terjadi oksidasi di permukaan bond coat sehingga coating terkelupas dan hancur tiba-tiba.

6 6 Dari pengujian lekat ini didapatkan hasil bahwa kekuatan lekat naik seiring bertambahnya kandungan Al 2 O 3 pada komposit YSZ/Al 2 O 3. Komposisi sampel YSZ/Al 2 O 3 30% memiliki rata-rata kekuatan lekat yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan Al 2 O 3 berfungsi sebagai oxygen barrier untuk mengurangi munculnya lapisan TGO yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan lekat. Thermal stress merupakan faktor utama yang mempengaruhi kekuatan lekat sampel. Tegangan ini bisa didapatkan ketika selesai dilakukan flame spray karena sampel mendapat pengaruh panas pada saat proses spraying, selain itu lapisan TGO (Thermally Grown Oxide) yang muncul diantara lapisan topcoat dan bondcoat juga akan melemahkan kekuatan lekat dari TBC dan membuatnya mudah mengalami pengelupasan [9]. Dari hasil semua pengujian, untuk mengetahui variasi terbaik dalam proses coating ini, maka selanjutnya dilakukan scoring pada tiap pengujian untuk sampel terbaik seperti ditunjukkan pada tabel 2. Tabel 2. Scoring sampel pada tiap pengujan Gambar 14. Pengaruh Jarak Spray Terhadap Volume Cacat pada Uji Thermal Torch Oxyacetilene D. Analisa Pengujian Pull Off YSZ/ Al2O3 5% YSZ/ Al2O3 15% YSZ/ Al2O3 30% Variabel SEM/ EDX TGA 1 st Derivative Thermal Torch Pull Off 150mm 200mm 250mm 150mm 200mm 250mm 150mm 200mm 250mm Scoring hasil pengujian pada tabel diatas dilakukan dengan membuat tiga peringkat sampel dengan variasi terbaik pada tiap pengujian. Sampel dengan peringkat satu diberikan bintang tiga, peringkat dua diberikan bintang dua dan peringkat tiga diberikan bintang satu. Dari hasil scoring, terlihat bahwa sampel yang memiliki nilai paling baik dari semua pengujian adalah sampel YSZ/Al 2 O 3 30%, 200mm; kemudian selanjutnya adalah YSZ/Al 2 O 3 30%, 250mm dan YSZ/Al 2 O 3 15%, 200mm. Gambar 15. Pengaruh Jarak Spray Terhadap Kekuatan Lekat IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:. 1. Kandungan Al 2 O 3 pada lapisan komposit YSZ/ Al 2 O 3 memberikan pengaruh pada sifat kelekatan dengan nilai kelekatan rata-rata pada kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% 12,76 MPa; YSZ/Al 2 O 3 15% 11,79 MPa dan YSZ/Al 2 O 3 30% 19,98 MPa. 2. Kandungan Al 2 O 3 pada lapisan komposit YSZ/ Al 2 O 3 memberikan pengaruh pada ketahanan termal dengan nilai oksidasi dari hasil pengujian EDX yang menunjukkan nilai O setelah pengujian termal pada kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% 25.29wt%, YSZ/Al 2O 3 15% 14.35wt% dan YSZ/Al 2O 3 30% 11.83wt%. 3. Jarak spray memberikan pengaruh terhadap kekuatan lekat dengan nilai yang paling stabil didapatkan pada jarak

7 7 200mm dari ketiga kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% 13,41 MPa; YSZ/Al 2 O 3 15% MPa dan YSZ/Al 2 O 3 30% 20,4 MPa. 4. Jarak spray memberikan pengaruh terhadap ketahanan termal dengan volume cacat paling rendah didapatkan pada jarak 150mm dengan kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% dari hasil uji Thermal Torch dengan nilai 0,05 cm Lapisan komposit YSZ/Al 2 O 3 dan jarak spray berpengaruh terhadap unsur sebelum pengujian termal dengan didapatkan fasa t-zro 2, m-zro 2 dan Al 2 O 3 untuk tiap kandungan pada pengujian XRD. 6. Lapisan komposit YSZ/Al 2 O 3 dan jarak spray berpengaruh terhadap unsur setelah pengujian termal dengan didapatkan fasa t-zro 2, Al 2 O 3 dan peak baru berupa CrO pada pengujian XRD, dengan peak yang paling tinggi ditunjukkan pada kandungan YSZ/Al 2 O 3 5% dan paling rendah pada kandungan YSZ/Al 2 O 3 30%. DAFTAR PUSTAKA [1] Ren, C. Y. D. He. D., dan R. Wang Al 2 O 3 /YSZ Composite Coatings Prepared by A Novel Sol-Gel Process And Their High-Temperature Oxidation Resistance. Oxide Metal Journal Springer 74: [2] ASM Handbook of Thermal Spray. ASM Internasional [3] Rajasekaran, B., G. Mauer, dan R. Vaben Enhanced Characteristics of HVOF-sprayed MCrAlY Bond Coats for TBC Applications.ASM International JTTEE5 20: DOI: /s [4] Padture, N. P., Gell, M. dan Jordan, E. H Thermal Barrier Coatings for Gas-turbine Engine Applications. Journal of Science. 296, 280. [5] Li, Yanjun, Youtao Xie, Liping huang, Xuanyong Liu, Xuebin Zheng Effect of Physical Vapor Deposited Al 2 O 3 Film on TGO Growth in YSZ/CoNiCrAlY Coatings. Ceramics International [6] Hasab, Mehdi Ghobeiti dan Kamran Rashnuei Comparison of Oxidation Resistance of YSZ and YSZ/Al 2 O 3 Coatings on Ni-Based Superalloy. Scientific Paper UDC: : [7] Zhu, C., A. Javed, P. Li, F. Yang, G.Y. Liang, P. Xiao A Study of The Microstructure and Oxidation Behavior of Alumina/Yttria-Stabilized Zirconia (Al 2 O 3 /YSZ) Thermal Barrier Coatings. Surface & Coatings Technology [8] Haynes International Book for Hastelloy X. New York : Haynes International Ltd. [9] Okazaki, Masakazu., Satoshi Yamagishi, Yasuhiro Yamazaki, Kazuhiro Ogawa, Hiroyuki Waki, Masayuki Arai Adhesion Strength of Ceramic Top Coat in Thermal Barrier Coatings Subjected to Thermal Cycles: Effects of Thermal Cycle Testing Method and Environment. International Journal of Fatigue

Pengaruh Komposisi Komposit Al 2 o 3 /Ysz dan Variasi Feed Rate terhadap Ketahanan Termal dan Kekuatan Lekat pada Ysz-Al 2 o 3 /Ysz Double Layer Tbc

Pengaruh Komposisi Komposit Al 2 o 3 /Ysz dan Variasi Feed Rate terhadap Ketahanan Termal dan Kekuatan Lekat pada Ysz-Al 2 o 3 /Ysz Double Layer Tbc JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (2014) ISSN: 27-9 (201-9271 Print) F-6 Pengaruh Komposisi Komposit Al 2 o /Ysz dan Variasi Feed Rate terhadap Ketahanan Termal dan Kekuatan Lekat pada Ysz-Al 2 o /Ysz

Lebih terperinci

Muhammad Sofyan Lazuardi Dosen Pembimbing Dr. Widyastuti, S.Si, M.Si

Muhammad Sofyan Lazuardi Dosen Pembimbing Dr. Widyastuti, S.Si, M.Si PENGARUH VARIASI KOMPOSISI Al 2 O 3 PADA LAPISAN KOMPOSIT Al 2 O 3 /YSZ DAN VARIASI JARAK SPRAY DENGAN METODE FLAME SPRAY TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA YSZ-Al 2 O 3 /YSZ DOUBLE LAYER

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. A Decade of Open Sharing SURABAYA

JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. A Decade of Open Sharing SURABAYA PENGARUH KOMPOSISI KOMPOSIT Al 2 O 3 /YSZ DAN VARIASI FEED RATE TERHADAP KETAHANAN TERMAL DAN KEKUATAN LEKAT PADA YSZ- Al 2 O 3 /YSZ DOUBLE LAYER TBC UNTUK APLIKASI PADA NOSEL ROKET Parindra Kusriantoko

Lebih terperinci

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN)

Oleh : Ridwan Sunarya Pembimbing : Dr. Widyastuti S.Si, M.Si Ir. Lilis Mariani, M.Eng. (LAPAN) Pengaruh rasio pencampuran Al 2 O 3 SiO 2 sebagai pelapis pada baja 4340 terhadap sifat thermal dan daya rekat dengan metode Flame Spray untuk aplikasi nozel roket Oleh : Ridwan Sunarya. - 2709100081 Pembimbing

Lebih terperinci

KAJIAN PELAPISAN YSZ, CSZ, ALUMINO SILIKAT PADA BAJA S45C DENGAN FLAME SPRAY COATING

KAJIAN PELAPISAN YSZ, CSZ, ALUMINO SILIKAT PADA BAJA S45C DENGAN FLAME SPRAY COATING KAJIAN PELAPISAN YSZ, CSZ, ALUMINO SILIKAT PADA BAJA S45C DENGAN FLAME SPRAY COATING Penulis: Budiana 111 10 100 018 Pembimbing: Prof. Dr. Suasmoro, DEA Departemen Fisika FMIPA Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E52

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) E52 E52 Pengaruh NiCrAlY, Ni/CrO 3 /Cr x C y Sebagai Variasi Bond Coat dengan Penambahan Lapisan Al 2 O 3 dan YSZ Pada Inconel 625 Terhadap Struktur Mikro Lapisan Menggunakan Metode Flame Spraying Aprian Immanuel,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) F-50

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) F-50 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-50 Pengaruh Fraksi Al 2 o 3 -Y 2 o 3 /Sio 2 dan Feed Rate Serbuk Terhadap Kekuatan Lekat dan Ketahanan Termal Lapisan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi merupakan salah satu topik menarik yang terus dikaji oleh peneliti. Contoh aplikasi penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian sambungan logam tak sejenis antara Baja SS400 dan Aluminium AA5083 menggunakan proses pengelasan difusi ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh ketebalan lapisan

Lebih terperinci

Perhitungan Residual Stress Akibat Thermal Spray pada High Temperature Resistant Ceramic Metal Superalloy

Perhitungan Residual Stress Akibat Thermal Spray pada High Temperature Resistant Ceramic Metal Superalloy Perhitungan Residual Stress Akibat Thermal Spray pada High Temperature Resistant Ceramic Metal Superalloy Hartanto Tanadi *, Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA, Hariyati Purwaningsih, S.Si, M.Si. ** *Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK NOZZLE PADA PROSES COATING FeCrBMnSi DENGAN METODE WIRE ARC SPRAY TERHADAP KETAHANAN THERMAL

PENGARUH JARAK NOZZLE PADA PROSES COATING FeCrBMnSi DENGAN METODE WIRE ARC SPRAY TERHADAP KETAHANAN THERMAL B.7 PENGARUH JARAK NOZZLE PADA PROSES COATING FeCrBMnSi DENGAN METODE WIRE ARC SPRAY TERHADAP KETAHANAN THERMAL Suswanto *, Muhammad Suchaimi, Hariyati Purwaningsih *, Rochman Rochiem, Budi Agung Kurniawan

Lebih terperinci

3.3 Hasil Pengujian SEM / EDS Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Top coat

3.3 Hasil Pengujian SEM / EDS Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Top coat Substrat Interfac e Bond Coat Oksida 3.3 Hasil Pengujian SEM / EDS 3.3.1 Hasil Pengujian SEM/EDS Pada Top coat Fasa gelap Fasa terang porosity Gambar 3.13 Hasil uji SEM dengan perbesaran 5000x pada daerah

Lebih terperinci

STUDI ANTAR MUKA TOP COAT DAN BOND COAT PADA REKAYASA PELAPISAN ALUMINA SEBAGAI LAPISAN PERINTANG PANAS UNTUK APLIKASI TEMPERATUR TINGGI

STUDI ANTAR MUKA TOP COAT DAN BOND COAT PADA REKAYASA PELAPISAN ALUMINA SEBAGAI LAPISAN PERINTANG PANAS UNTUK APLIKASI TEMPERATUR TINGGI 247 STUDI ANTAR MUKA TOP COAT DAN BOND COAT PADA REKAYASA PELAPISAN ALUMINA SEBAGAI LAPISAN PERINTANG PANAS UNTUK APLIKASI TEMPERATUR TINGGI Hariyati P 1, Sulistijono 1, Lukman N 1, Rindang F 1, Cartha

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Struktur Mikro Menggunakan Optical Microsope Fe- Mn-Al pada Baja Karbon Rendah Sebelum Heat Treatment Hasil karakterisasi cross-section lapisan dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron BAB V HASIL PENELITIAN Berikut ini hasil eksperimen disusun dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar mikroskop dan grafik. Eksperimen yang dilakukan menggunakan peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap

BAB VI PEMBAHASAN. hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian berikut ini diarahkan kepada efek (pengaruh) hasil pelapisan Ni-Cr menggunakan thermal spray powder coating terhadap kekerasan dan keausan. 6.1 Mikrostruktur

Lebih terperinci

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zirkonium dioksida (ZrO 2 ) atau yang disebut dengan zirkonia adalah bahan keramik maju yang penting karena memiliki kekuatannya yang tinggi dan titik lebur

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

BAB IV METODE PENELITIAN. Start BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Secara umum rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Start Studi literatur Jurnal, Text book Persiapan alat dan bahan Pembentukan spesimen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP

LOGO. STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 PRESENTASI TESIS. Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP LOGO PRESENTASI TESIS STUDI EKSPANSI TERMAL KERAMIK PADAT Al 2(1-x) Mg x Ti 1+x O 5 Djunaidi Dwi Pudji Abdullah NRP. 1109201006 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc, Ph.D. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING Sri Mulyaningsih dan Budi Priyono Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI E-mail : srim006@lipi.go.id Intisari

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

Pengaruh Jarak Nozzle dan Tekanan Gas pada Proses Pelapisan FeCrBMnSi dengan Metode Wire Arc Spray terhadap Ketahanan Thermal

Pengaruh Jarak Nozzle dan Tekanan Gas pada Proses Pelapisan FeCrBMnSi dengan Metode Wire Arc Spray terhadap Ketahanan Thermal JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 7 Pengaruh Jarak Nozzle dan Tekanan Gas pada Proses Pelapisan FeCrBMnSi dengan Metode Wire Arc Spray terhadap Ketahanan Thermal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh berbagai macam sektor industri di Indonesia terutama industri perkapalan. Tidak sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Paduan Fe-Al merupakan material yang sangat baik untuk digunakan dalam berbagai aplikasi terutama untuk perlindungan korosi pada temperatur tinggi [1]. Paduan ini

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Oksidasi Spesimen baja AISI 4130 dilapisi alumunium dengan cara mencelupkan ke dalam bak alumunium cair pada temperatur 700 ºC selama 16 detik. NaCl/Na2SO4 dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK SERBUK 4.1.1. Serbuk Fe-50at.%Al Gambar 4.1. Hasil Uji XRD serbuk Fe-50at.%Al Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri sebagai salah satu material penunjang sangat besar peranannya, akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Pelapisan Permukaan Dalam Nosel Roket RKX100 dengan Cr 2 C 3 -NiCr HVOF: Optimasi Kekuatan Lekat melalui Variasi Kekasaran Permukaan Bondan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Penelitian Sebelumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Arthana(2014), meneliti tentang ketahanan aus lapisan ni-cr pada dinding silinder liner yang juga meneliti melalui proses powder flame spray coating. penelitian

Lebih terperinci

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan listrik dunia semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu disebabkan pertumbuhan aktivitas manusia yang semakin padat dan kebutuhan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA Penyusun: Dian Agustinawati 1110.100.061 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Suasmoro, DEA Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3

Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3 Pengaruh Variasi Suhu Dalam Proses Thermal Spray Coating Untuk Menambah Kekerasan Material Baja Karbon Rendah Tris Sugiarto 1, Beta Hendrian 2, dan Fian Erfianto 3 1,2,3 Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN IV.1 Karakterisasi Serbuk Alumina Hasil Milling Menggunakan SEM Proses milling ditujukan untuk menghaluskan serbuk sehingga diperoleh gradasi ukuran partikel yang tinggi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Tipe Baja : AISI 1045 Bentuk : Pelat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 Pelat AISI 1045 Unsur Nilai Kandungan Unsur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

KERUSAKAN REFRAKTORI

KERUSAKAN REFRAKTORI Dr.-Ing. Ir. Bambang Suharno Kerusakan Refraktori Refraktori memiliki peranan penting dlm proses temp. tinggi Akibat kondisi operasi yang tak terkendali service life refraktori tidak maksimum produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang, manusia sangat bergantung pada kebutuhan listrik karena listrik merupakan sumber energi utama dalam berbagai bidang kegiatan baik dalam kegiatan

Lebih terperinci

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam HALLEY HENRIONO UTOMO 110610063 Dosen Pembimbing Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

Analisa Strukturmikro Lapisan Bond Coat NiAl Thermal Barrier Coating (TBC) pada Paduan Logam Berbasis Co

Analisa Strukturmikro Lapisan Bond Coat NiAl Thermal Barrier Coating (TBC) pada Paduan Logam Berbasis Co Analisa Strukturmikro Lapisan Bond Coat NiAl Thermal Barrier Coating (TBC) pada Paduan Logam Berbasis Co Toto Sudiro, Hubby Izzudin, Kemas A. Zaini Thosin Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Pengaruh Thermal Spray Coating Dengan Variasi Jumlah Lapisan Terhadap Kekerasan Material Baja Karbon Rendah

Pengaruh Thermal Spray Coating Dengan Variasi Jumlah Lapisan Terhadap Kekerasan Material Baja Karbon Rendah Pengaruh Thermal Spray Coating Dengan Variasi Jumlah Lapisan Terhadap Kekerasan Material Baja Karbon Rendah Tris Sugiarto 1, Beta Herdian 2, Rizqi Wahyu Amaluddin 3 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Sekolah

Lebih terperinci

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING Kafi Kalam 1, Ika Kartika 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI

PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI PROSES PELAPISAN SERBUK Fe-50at.%Al PADA BAJA KARBON DENGAN PENAMBAHAN Cr MELALUI METODA PEMADUAN MEKANIK SKRIPSI Oleh ARI MAULANA 04 04 04 010 Y SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN III.1 Umum Penelitian yang dilakukan adalah penelitian berskala laboratorium untuk mengetahui pengaruh variasi komposisi aditif (additive) yang efektif dalam pembuatan keramik

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Material Abrasif Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut

Analisa Pengaruh Material Abrasif Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-231 Analisa Pengaruh Material Pada Blasting Terhadap Kekuatan Lekat Cat dan Ketahanan Korosi di Lingkungan Air Laut Carolus Trijatmiko

Lebih terperinci

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN ISSN 0853-8697 PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN Muhammad Ridlwan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Email : ridlwanm@fti.uii.ac.id

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles. JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,

Lebih terperinci

PELAPISAN PERMUKAAN DALAM NOSEL ROKET RKX100 DENGAN Cr 2 C 3 -NiCr HVOF : OPTIMASI KEKUATAN LEKAT MELALUI VARIASI KEKASARAN PERMUKAAN

PELAPISAN PERMUKAAN DALAM NOSEL ROKET RKX100 DENGAN Cr 2 C 3 -NiCr HVOF : OPTIMASI KEKUATAN LEKAT MELALUI VARIASI KEKASARAN PERMUKAAN PELAPISAN PERMUKAAN DALAM NOSEL ROKET RKX100 DENGAN Cr 2 C 3 NiCr HVOF : OPTIMASI KEKUATAN LEKAT MELALUI VARIASI KEKASARAN PERMUKAAN Bondan T. Sofyan, Yus Prasetyo. Sayid Ardiansyah'i. dan Edi Sofyan")

Lebih terperinci

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Basuki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo 1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER Wisma Soedarmadji*), Febi Rahmadianto**) ABSTRAK Tungsten Innert Gas adalah proses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Dari pengujian dengan alat spectrometer yang telah dilakukan pada sampel uji, komposisi yang terdapat di dalam sampel uji dapat dilihat pada Lampiran 1,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) F-266 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (4) ISSN: 7-59 (-97 Print) F-66 Pengaruh Variasi Komposisi Serbuk Kayu dengan Pengikat Semen pada Pasir Cetak terhadap Cacat Porositas dan Kekasaran Permukaan Hasil Pengecoran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat 28 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat SOFC.

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir katalis Au Perubahan morfologi katalis telah dilihat melalui pengujian SEM, gambar 4.1 memperlihatkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan bertambahnya waktu maka kemajuan teknologi juga semakin bertambah. Pertumbuhan penduduk di dunia pun kian meningkat termasuk di Indonesia. Hal ini berarti meningkat

Lebih terperinci

Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA

Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA Seminar Proposal Tugas Akhir Oleh: Az Zahra Faradita Sunandi 2710100026 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.Ir. Sulistijono, DEA Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Instiut Teknologi

Lebih terperinci

Please refer as: Bondan T. Sofyan, Marizki Stefano, Haposan J. Pardede, Edi Sofyan, 2004, Pengaruh Kekasaran Permukaan terhadap Kekuatan Lekat dan

Please refer as: Bondan T. Sofyan, Marizki Stefano, Haposan J. Pardede, Edi Sofyan, 2004, Pengaruh Kekasaran Permukaan terhadap Kekuatan Lekat dan Please refer as: Bondan T. Sofyan, Marizki Stefano, Haposan J. Pardede, Edi Sofyan, 2004, Pengaruh Kekasaran Permukaan terhadap Kekuatan Lekat dan Struktur Mikro Lapisan WC-Co hasil HVOF Thermal Spray,

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill

Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill Pengaruh Penambahan Aluminium (Al) Terhadap Sifat Hidrogenasi/Dehidrogenasi Paduan Mg 2-x Al x Ni Hasil Sintesa Reactive Ball Mill I Wayan Yuda Semaradipta 2710100018 Dosen Pembimbing Hariyati Purwaningsih,

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3

Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3 Pengaruh Suhu Sintering terhadap Morfologi dan Sifat Mekanik Membran Rapat Asimetris CaTiO 3 Maya Machfudzoh 1410100038 Dosen Pembimbing : Ir. Endang Purwanti S., MT. Hamzah Fansuri, M.Si, Ph.D 25 Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit

BAB I PENDAHULUAN. Batu bara + O pembakaran. CO 2 + complex combustion product (corrosive gas + molten deposit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemadaman listrik yang dialami hampir setiap daerah saat ini disebabkan kekurangan pasokan listrik. Bila hal ini tidak mendapat perhatian khusus dan penanganan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri dan teknologi saat ini khususnya industri logam dan konstruksi, semakin hari semakin memacu arah pemikiran manusia untuk lebih meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 196 Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Biokeramik pada Dental Implant

Biokeramik pada Dental Implant Biokeramik pada Dental Implant Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran tak lepas dari peranan dan kerjasama engineer dalam menciptakan berbagai peralatan canggih yang menunjangnya. Bisa dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGAMATAN VISUAL Pengamatan visual dilakukan terhadap sampel sebelum dilakukan proses anodisasi dan setelah proses anodisasi. Untuk sampel yang telah mengalami proses anodisasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI HASIL 4.1.1 Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam Pengujian untuk mengetahui densitas sampel pellet Abu vulkanik 9,5gr dan Al 2 O 3 5 gr dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating

Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating Karakteristik kekerasan material dibawah permukaan akibat pemanasan-awal substrate dalam proses thermal coating Mustika 1), I Made Widiyarta 1,2)*, I Made Parwata 1,2), I PutuLokantara 2) 1) Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA Oleh : Frischa Marcheliana W (1109100002) Pembimbing:Prof. Dr. Darminto, MSc Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data di Asia, Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita patah tulang tertinggi. Pada tahun 2015 RS. Orthopedi Prof. Dr. Soeharso terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses : preparasi bahan pasta, dalam preparasi bahan pasta meliputi preparasi bahan olah yang merupakan material

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini menggunakan 2 macam sampel paduan alumunium silikon dengan kadar penambahan Fe yang berbeda-beda. Yang pertama adalah sampel paduan alumunium

Lebih terperinci

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN BAB IV DATA HASIL PENELITIAN 4.1. PENGAMATAN VISUAL bab ini. Data hasil proses anodisasi dengan variabel pada penelitian ini terurai pada Gambar 4.1. Foto permukaan sampel sebelum dianodisasi (a) (b) (c)

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri

Lebih terperinci

SINTESIS BAHAN YSZ (YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA, Y 2 O 3 -ZrO 2 ) DENGAN METODE REAKSI PADATAN DAN KARAKTERISASINYA

SINTESIS BAHAN YSZ (YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA, Y 2 O 3 -ZrO 2 ) DENGAN METODE REAKSI PADATAN DAN KARAKTERISASINYA SINTESIS BAHAN YSZ (YTTRIA STABILIZED ZIRCONIA, Y 2 O 3 -ZrO 2 ) DENGAN METODE REAKSI PADATAN DAN KARAKTERISASINYA Galih Putra Drantou Munggaran 1, Dian Fitriyani 1 dan Abu Khalid Rivai 2 1 Jurusan Fisika-Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006

Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006 A253 Pengaruh Temperatur Solution Treatment dan Aging terhadap Fasa Dan Kekerasan Copperized-AISI 1006 Widia Anggia Vicky, Sutarsis, dan Hariyati Purwaningsih Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin, Laboratorium Mekanik Politeknik Negeri Sriwijaya. B. Bahan yang Digunakan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO LAPISAN NiCoCrAlY PADA SUBSTRAT HASTELLOY C-276

KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO LAPISAN NiCoCrAlY PADA SUBSTRAT HASTELLOY C-276 KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO LAPISAN NiCoCrAlY PADA SUBSTRAT HASTELLOY C-276 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si) Oleh DARWIN ACHMAD NURSAMSUR NIM: 1111097000046

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRANE KERAMIK TiO 2 UNTUK ULTRAFILTRASI

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRANE KERAMIK TiO 2 UNTUK ULTRAFILTRASI PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRANE KERAMIK TiO 2 UNTUK ULTRAFILTRASI Anwar Ma ruf 1*, Basit Budiana 1, Abdul Haris Mulyadi 1 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible,

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN. Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible, Tugas Akhir 1 BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN 4.1. Hasil Pengujian 4.1.1 Pengujian Magnetic Testing Pengujian magnetik inspeksi yang dilakukan meliputi metode Dry Visible, Wet visible dan wet fluorescent

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT Al/Al2O3 HASIL PROSES CANAI DINGIN Asfari Azka Fadhilah 1,a, Dr. Eng. A. Ali Alhamidi, ST.,MT. 1, dan Muhammad

Lebih terperinci

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_ PENGARUH LAPISAN UMPAN KAWAT SENG PADA BAJA KARBON DAN BAJA PERKAKAS DENGAN PROSES BUSUR LISTRIK Rita Djunaidi Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas IBA. Email: ABSTRAK Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini mengalami peralihan dari teknologi mikro (microtechnology) ke generasi yang lebih kecil yang dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik, menghasilkan berbagai penemuan baru khususnya dalam bidang elektronika. Salah satu teknologi yang

Lebih terperinci