Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware pada Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI
|
|
- Yulia Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Petunjuk Sitasi: Nababan, A. A., Isnaini, M. M., & Irianto, D. (2017). Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware pada Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F51-56). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware pada Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI Alexandrio Adinanda Nababan (1), Mohammad Mi radj Isnaini (2), Dradjad Irianto (3) (1), (2), (3) Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha No 10, Bandung (1) (2) ABSTRAK Pakan ikan adalah komoditi utama dalam pembudidayaan ikan air tawar. Harga pakan ikan yang cenderung naik akan berdampak pada kenaikan ongkos budidaya ikan. Akan tetapi, kenaikan ongkos tersebut tidak dapat diikuti dengan kenaikan harga jual ikan di pasar lokal. Dengan demikian, produksi pakan ikan secara mandiri dirasakan perlu agar mampu meminimasi ongkos budidaya ikan. Penelitian ini melakukan pengukuran tingkat kesiapan pemenuhan aspek teknologi pada proses produksi pakan buatan ikan lele dumbo agar dapat memenuhi syarat lulus uji SNI mengenai pakan buatan untuk ikan lele dumbo. Studi kasus dalam penelitian ini adalah proses produksi pakan ikan lele dumbo yang dilakukan oleh Kelompok Tani Bina Tenaga inti Rakyat (BITIR). Pemenuhan aspek teknologi difokuskan pada komponen technoware (mesin dan peralatan) dan humanware (kompetensi sumber daya manusia). Proses pengukuran dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah melakukan identifikasi hubungan antara aspek teknis proses produksi terhadap syarat SNI yang dibutuhkan dengan menggunakan pendekatan Quality Function Deployment (QFD). Tahap kedua adalah melakukan perhitungan agregat komponen technoware dan humanware untuk masing-masing persyaratan SNI dan proses produksi Kelompok Tani BITIR. Tahap ketiga adalah melakukan identifikasi tingkat kesiapan teknologi dengan membandingkan antara nilai komponen technoware dan humanware pada persyaratan SNI dan proses produksi Kelompok Tani BITIR. Hasil pengukuran yang telah dilakukan dapat menunjukkan tingkat kesiapan komponen technoware dan humanware yang positif maupun negatif di Kelompok Tani BITIR terhadap pemenuhan syarat SNI. Hasil pengukuran ini dapat dipergunakan untuk menentukan arah pengembangan dan penentuan prioritas teknologi dalam memperbaiki proses produksi pakan ikan lele dumbo. Kata kunci Humanware, pakan ikan lele dumbo, QFD, SNI, technoware. I. PENDAHULUAN Penggunaan bahan baku pakan ikan lele dumbo yang berasal dari bahan makanan manusia olahan kadaluarsa menimbulkan perdebatan bagi konsumen produk pakan buatan kelompok tani BITIR. Permasalahannya adalah produk yang dihasilkan BITIR belum teruji secara laboratorium sehingga ketercapaian syarat mutu standar masih dipertanyakan. Selain itu, konsumen ingin mengetahui apakah produk tersebut memang aman bagi ikannya. Keamanan pakan bagi ikan juga berimplikasi langsung terhadap manusia yang mengonsumsinya. Kemudian, timbul pertanyaan mengenai kestabilan pertumbuhan ikan, terlebih bila dibandingkan dengan pakan produksi perusahaan besar yang lebih dulu hadir dan sudah memiliki atribut technoware dan humanware sesuai ketentuan standar. Cara paling efektif untuk mengetahui pertanyaan di atas adalah dengan meneliti apakah teknologi yang digunakan oleh kelompok tani BITIR sudah memenuhi syarat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait. Dalam konteks pakan ikan lele dumbo, dokumen SNI yang dijadikan referensi penelitian bernomor SNI , dengan judul Pakan Buatan untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Budidaya Intensif. Sedangkan, komponen teknologi yang dikaji dalam penelitian ini sebatas komponen technoware dan humanware. F-51
2 Nababan, Isnaini, dan Irianto Metode yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah adalah pendekatan metode Quality Function Deployment (QFD) dengan mendefinisikan butir-butir syarat mutu dalam SNI sebagai customer needs and benefits dan proses produksi yang dilakukan dalam pabrik kelompok tani BITIR sebagai technical responses pada House of Quality (HOQ), yaitu hierarki pertama dalam metode QFD. Pendekatan metode QFD digunakan dalam penelitian dengan menggunakan model pengukuran tingkat technoware dan humanware industri dalam pemenuhan persyaratan SNI Dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah: 1) Bagaimana tingkat kualitas produk pakan lele dumbo kelompok tani BITIR dalam aspek technoware dan humanware berdasarkan SNI ?; 2) Bagaimana perbaikan proses produksi industri pada aspek technoware dan humanware agar syarat mutu SNI dapat tercapai? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gap proses produksi pakan lele dumbo berdasarkan komponen technoware (mesin dan peralatan) dan humanware (kompetensi operator) menurut dokumen SNI Selain itu, penelitian ini merancang solusi pemenuhan proses produksi di industri agar sesuai persyaratan mutu dalam dokumen SNI II. KONSEP PEMECAHAN MASALAH Penelitian pada makalah ini dilakukan berdasarkan skema yang terdiri atas empat tahapan yang diterangkan pada Gambar 1. Gambar 1. Skema Penelitian III. PENERJEMAHAN TINGKAT KOMPONEN TECHNOWARE DAN HUMANWARE PADA PERSYARATAN SNI Persyaratan yang terkandung dalam dokumen SNI antara lain persyaratan mutu (butir 5) dan persyaratan penandaan kemasan (butir 8). Dalam penelitian ini hanya syarat mutu yang dijadikan acuan pemenuhan standar oleh produk. Penetapan standar output produk dalam penelitian ini adalah klausul-klausul yang ada dalam persyaratan lulus uji SNI yaitu persyaratan mutu. Syarat mutu yang dijadikan acuan adalah pakan lele dumbo untuk pembesaran tahap grower. Persyaratan mutu ini menjadi standar output produk dan ditetapkan sebagai customer needs and benefits pada HOQ. Nilai korelasi pada Tabel 1 menunjukkan intensitas hubungan Customer Needs and Benefits dengan Technical Responses. Semakin besar nilai korelasi, semakin besar intensitas hubungannya. Nilai 9 menunjukkan korelasi yang kuat. Nilai 3 menunjukkan korelasi sedang. Nilai 1 menunjukkan korelasi yang lemah. Tahapan berikutnya adalah penentuan tingkat technoware dan humanware proses produksi dalam memenuhi klausul standar yang disyaratkan. Setiap syarat umum produk pakan lele dumbo terkait dengan sejumlah proses produksi. Setiap proses produksi yang berkaitan tersebut diberikan nilai oleh pakar yang juga mengisi matriks korelasi. Kriteria penentuan tingkat kecanggihan F-52
3 PersyaratanUmum Pakan Lele Dumbo SNI Penghitungan komposisi bahan baku Penghalusan Pencampuran Penyortiran dari benda asing Penepungan Pembahan bahan baku pengaya nutrisi Proses fermentai Pencetakan Pengeringan Pengayakan Pemeriksaan Pengemasan Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI technoware dan humanware diambil dari kriteria kecanggihan oleh UNESCAP. Nilai agregat komponen teknologi merupakan total tingkat komponen teknologi dalam memenuhi klausul standar. Tabel 1 Korelasi Customer Needs and Benefits dengan Technical Responses Proses Produksi Pakan Lele Dumbo Kandungan Senyawa Kadar Air Kadar Abu Kadar Protein Kadar Lemak Kadar Serat Kasar Non protein Nitrogen 1 Karakter Fisik 7 Diameter Pelet Floating rate Kestabilan dalam Air Kandungan Substansi Berbahaya 10 Kandungan Mikroba/Toksin Kandungan Antibiotik Terlarang 1 1 Tabel 2 Bobot kepentingan proses produksi dan bobot kepentingan syarat mutu. Proses Produksi (Technoware dan Humanware) Bobot Pakar Penghitungan komposisi bahan baku 0,239 Penghalusan 0,052 Pencampuran 0,046 Penyortiran dari benda asing 0,061 Penepungan 0,058 Pembahan bahan baku pengaya nutrisi 0,13 Proses fermentasi 0,097 Pencetakan 0,057 Pengeringan 0,085 Pengayakan 0,041 Pemeriksaan 0,08 Pengemasan 0,055 PersyaratanUmum Pakan Lele Dumbo SNI Bobot Pakar Kadar Air 0,137 Kadar Abu 0,063 Kadar Protein 0,181 Kadar Lemak 0,093 Kadar Serat Kasar 0,085 Non protein Nitrogen 0,02 Diameter Pelet 0,028 Floating rate 0,028 Kestabilan dalam Air 0,067 Kandungan Mikroba/Toksin 0,149 Kandungan Antibiotik Terlarang 0,149 F-53
4 Nababan, Isnaini, dan Irianto IV. PENGUKURAN TECHNOWARE DAN HUMANWARE DI INDUSTRI Nilai agregat komponen teknologi di industri merupakan total tingkat komponen teknologi, baik technoware maupun humanware, di industri pakan lele dumbo dalam usaha pemenuhan persyaratan umum pakan lele dumbo. Nilai agregat technoware industri dilambangkan dengan ATI, sedangkan nilai agregat humanware industri dilambangkan dengan AKI. Bobot yang digunakan untuk tiap proses produksi sama dengan besaran bobot yang dipakai untuk penghitungan agregat technoware standar (ATS) dan agregat humanware standar AKS. Pengisian technical matrix merupakan bagian paling akhir dari HOQ. Matriks ini mengkaji dari sudut pandang technical responses atau proses produksi. Technical matrix terdiri dari tujuh baris. Pengisian technical matrix membutuhkan data bobot kepentingan syarat mutu. Pada dasarnya semua syarat mutu dalam standar produk pakan lele dumbo harus dipenuhi dalam rangka memperoleh sertifikat SNI. Namun, dalam konteks penelitian menggunakan pendekatan metode QFD ini pembobotan tingkat kepentingan syarat mutu perlu dilakukan untuk melihat prioritas syarat mutu untuk lebih dahulu dipenuhi. Data bobot kepentingan syarat mutu tersebut menjadi kunci pengerjaan technical matrix karena dibutuhkan dalam formulasi penghitungan. Tabel 3 Technical Matrix Technoware dan Humanware V. HASIL DAN DISKUSI Diperlukan solusi perbaikan agar performansi proses produksi semakin menuju pemenuhan persyaratan SNI. Namun, langkah kebijakan perusahaan tersebut perlu disesuaikan dengan kemampuan finansial perusahaan. Kebijakan yang diterapkan harus dapat tetap menjaga stabilitas dan keberlangsungan inti usaha dari perusahaan. Oleh karena itu, perlu ditetapkan prioritas proses produksi mana yang akan diperbaiki terlebih dahulu, baik menggunakan evaluasi nilai kontribusi atau nilai persentase gap. A. Komponen Technoware Dari dua belas proses produksi yang diteliti pada konteks technoware, terdapat beberapa proses produksi yang memiliki tingkat kecanggihan komponen teknologi yang memenuhi ketentuan standar. Terdapat tujuh proses produksi lainnya yang tidak memenuhi ketentuan standar dengan total nilai kontribusi terhadap keseluruhan proses produksi sebesar 76,5%. Artinya, F-54
5 Pengukuran Tingkat Kesiapan Technoware dan Humanware Pakan Buatan Ikan Lele Dumbo dalam Memenuhi SNI ketujuh proses produksi yang memiliki gap positif tersebut memiliki andil lebih dari tiga perempat dari keseluruhan usaha pemenuhan standar menurut komponen technoware. Terdapat tujuh proses produksi dengan gap positif pada komponen technoware. Gap seluruhnya bernilai di atas 70 %, kecuali pada proses pencetakan dengan gap hanya %. Dari semua proses produksi yang bernilai gap positif, hanya proses pencetakan yang menggunakan mesin. Oleh karena itu, perbaikan difokuskan pada enam proses produksi lainnya yang masih dikerjakan secara manual. Keenam proses produksi yang masih dilakukan secara manual memiliki tingkat kecanggihan technoware industri (TI) bernilai 1. Operasi manual tersebut perlu digantikan dengan operasi mesin untuk menjamin keakuratan dan kepresisian pemenuhan kandungan syarat mutu. Karena proses pemeriksaan dan pengayakan dirasa tidak memiliki kontribusi besar, perbaikan lebih difokuskan lagi pada proses produksi dengan kontribusi di atas 10 %. B. Komponoen Humanware Sedangkan pada konteks humanware, tidak terdapat satu proses produksi pun yang memenuhi ketentuan standar. Pada komponen humanware, seluruh proses produksi mempunyai gap positif. Gap yang cukup besar di semua proses produksi disebabkan kompetensi operator yang bekerja pada industri di bawah kompetensi yang ditentukan oleh pakar dalam rangka upaya pemenuhan standar. Seluruh proses produksi pada komponen humanware memiliki gap positif. Idealnya, seluruh proses produksi diperbaiki. Namun, perbaikan proses produksi perlu difokuskan, yaitu berdasarkan persentase kontribusi proses produksi tersebut. Proses produksi yang diperbaiki adalah proses produksi dengan persentase kontribusi di atas 10 %. VI. PENUTUP Pada komponen technoware, terdapat tiga proses produksi dengan gap negatif, yaitu penghalusan, pencampuran, dan penepungan. Dua proses produksi dengan gap nol adalah penyortiran dari benda asing dan penambahan bahan baku pengaya nutrisi. Terdapat tujuh proses produksi lainnya yang memiliki gap positif. Dengan kata lain, tidak memenuhi ketentuan standar. Ketujuh proses produksi yang belum sesuai ketentuan tersebut antara lain penghitungan komposisi bahan baku, proses fermentasi, pencetakan, pengeringan, pengayakan, pemeriksaan, pengemasan dengan total nilai kontribusi terhadap keseluruhan proses produksi sebesar 76,5%. Pada komponen humanware, seluruh proses produksi mempunyai gap positif. Terdapat empat proses dengan gap di bawah 40 %, lima proses dengan gap antara 40 hingga 60 %, dan tiga proses dengan gap di atas 60 %. Gap yang cukup besar di semua proses produksi disebabkan kompetensi operator yang bekerja pada industri di bawah kompetensi yang ditentukan oleh pakar dalam rangka upaya pemenuhan standar. Perbaikan proses produksi untuk komponen technoware difokuskan pada proses penghitungan komposisi bahan baku, pengemasan, proses fermentasi, dan pengeringan. Penghitungan komposisi bahan baku dapat ditingkatkan kinerjanya dengan menggunakan timbangan digital. Mesin ini akan memberikan keakuratan dan kepresisian massa bahan baku. Namun, perusahaan perlu menjamin kestabilan kandungan bahan baku, yaitu dengan peningkatan fungsi pengadaan bahan baku dan kontrol kualitas input. Pembelian timbangan digital dapat dikombinasikan dengan penggunaan wadah ukur yang ukurannya disesuaikan dengan formula bahan baku. Proses pengemasan dapat ditingkatkan kecanggihannya menggunakan mesin jahit karung portable. Proses memasukkan bahan baku tetap dilakukan dengan manual. Mesin jahit akan secara otomatis menjahit karung hingga rapat menggunakan benang. Alat tersebut berbentuk seperti sebuah bejana yang menampung tepung pakan. Sebelum dimasukkan ke dalam bejana tersebut, tepung pakan sudah dicampur dengan tepung ikan, minyak ikan, dan probiotik serta telah diaduk merata secara manual. Bejana tersebut dilengkapi dengan pipa yang berlubang di bagian sisinya. Pipa tersebut berfungsi sebagai aerator untuk menyuplai oksigen agar bakteri dapat melakukan proses fermentasi dengan optimal. Proses pengeringan yang dilakukan industri saat ini dapat diperbaiki efektivitasnya menggunakan mesin oven. Mesin oven dapat mengeringkan lebih cepat dengan temperatur pemanasan yang lebih terkontrol sehingga lama pengeringan lebih presisi. Lama pengeringan cenderung stabil dan tidak terpengaruh kondisi cuaca saat produksi. F-55
6 Nababan, Isnaini, dan Irianto Perbaikan proses produksi untuk komponen humanware difokuskan pada proses penghitungan komposisi bahan baku, pengemasan, pengeringan, dan proses fermentasi. Pelatihan keterampilan merupakan solusi umum peningkatan nilai KI. Solusi khusus untuk setiap proses produksi dapat dilakukan dengan menerapkan Standar Operating Procedure (SOP). Pemimpin perusahaan dapat membuat SOP pada setiap proses produksi, terutama untuk keempat proses di atas. Penerapan SOP dapat dikombinasikan dengan penerapan fungsi kontrol atau pengawasan pada proses produksi tersebut. Operator senior dapat ditunjuk sebagai pengawas. Fungsi pengawasan bertujuan menjaga operator bekerja sesuai ketentuan SOP yang telah dibuat sebelumnya. Setelah melakukan penelitian, terdapat saran untuk penelitian sejenis berikutnya. Penelitian sebaiknya dilakukan pada UMKM yang sudah terorganisasi dengan baik. Terdapat pembagian tugas yang jelas untuk setiap pegawainya. Selain itu, usaha yang diteliti sebaiknya memiliki mesin dan peralatan dan sumber daya manusia yang mudah diobservasi pada seluruh proses produksinya. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, 2009, Pengantar Standardisasi, Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. BITIR, 2013, Kelompok Tani Bina Usaha Inti Rakyat, (diakses 31 Mei 2013) Chan, L.K., & Wu, M.L., 2004, A Systematic Approach to Quality Function Deployment with a Full Illustrative Example, The International Journal of Management Science, pp Omega. Franceschini, F., 2002, Advanced Quality Function Deployment, Boca Raton: CRC Press LLC. Gall, J. P. Meredith D., 2003, Educational research: An Introduction. Gunawan, 2010, Pengkajian Ulang Tingkat Pemenuhan Elemen Standar Terhadap Sektor Industri dengan Mempertimbangkan Tingkatan Teknologi, Bandung: Institut Teknologi Bandung,. Ignaditya, 2013, Pengertian Kuesioner, (diakses 3 Juni 2013) Panitia Teknis Produk Perikanan, 2006, Pakan Buatan untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) pada Budidaya Intensif, Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Putra, V. C., 2012, Perancangan Model Kesesuaian Komponen Teknologi (Technoware) Industri terhadap Pemenuhan Standar Produk, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Saaty, T. L., 2008, Decision Making with the Analytic Hierarchy Process, The International Journal of Services Sciences, pp Sanders, T., 1972, The Aims and Principles of Standardization, International Organization for Standardization - ISO. Sarwono, J., 2013, Bandung Business Research Center Publication, (diakses 3 Juni 2013) Sinuhaji, L. H., 2012, Perancangan Model Pengukuran Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Industri dalam Memenuhi Standar Produk, Bandung: Institut Teknologi Bandung. Wiratmadja, I. I., 2011, Asesmen Teknologi, Program Magister Teknik dan Manajemen Industri, Bandung. F-56
ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN
ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciPakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.)
Standar Nasional Indonesia Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.) ICS 65.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN:
ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BIJI PLASTIK POLYPROPYLENE MENGGUNAKAN METODE AHP DAN QFD PADA PT ARISAMANDIRI PRATAMA Diana Puspita Sari 1 *, Agil Saputro 2, Susatyo Nugroho 3 1,2,3 Program Studi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu ikan air tawar yang sering dipelihara dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Alasan utama masyarakat memelihara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian atau kerangka pemecah masalah merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian lebih lanjut yang sedang
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN PAKAN
8. PROSES PEMBUATAN PAKAN Proses pembuatan pakan merupakan kelanjutan dari proses pemilihan dan pengolahan bahan baku. Dalam proses pembuatan pakan ditempuh beberapa tahap pekerjaan, yaitu: penggilingan/penepungan,
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciCara uji kadar air total agregat dengan pengeringan
Standar Nasional Indonesia Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat (Mahyuddin, 2008: 6). Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lele salah satunya adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hewan yang memiliki potensi budidaya yang menjanjikan di Indonesia. Berbagai macam ikan dapat dibudidayakan, terutama ikan air tawar yaitu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penyimpanan Pellet Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan pertumbuhan serangga pada pellet yang disimpan. Ruang penyimpanan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH
D.6 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciQUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Penulisan tugas akhir ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan. Tahapantahapan tersebut, antara lain: a. Menentukan Tempat Penelitian Tahap awal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang. manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat
PENDAHULUAN Latar Belakang Kesadaran dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang manfaat ikan sebagai bahan makanan dan kesehatan menyebabkan tingkat konsumsi ikan juga meningkat. Sebagai bahan
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan karena suatu perusahaan sebelumnya pasti membutuhkan suatu sistem proses produksi yang perencanaan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi
Lebih terperinciKarakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD
MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016 10 Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD Rahmi M. Sari 1 1 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN DAN KARAKTERISTIK TEKNIS DALAM PERANCANGAN KEMASAN PRODUK TEH SEDUH Ahmad Faiz Haqqoni 1*, Irwan Iftadi 1**, Wakhid Ahmad Jauhari 1*** 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciPenerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro di Kota Pekanbaru
Petunjuk Sitasi: Permata, E. G., & Muslim. (2017). Penerapan Quality Function Deployment (QFD) untuk Pengembangan Produk Kaos Distro. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B1-6). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Pelet Daun Indigofera sp. Pelet daun Indigofera sp. yang dihasilkan pada penelitian tahap pertama memiliki ukuran pelet 3, 5 dan 8 mm. Berdasarkan hasil pengamatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG
IMPLEMENTASI MESIN PRODUKSI PAKAN LELE DUMBO PADA PETERNAK DI DESA ARJOWINANGUN KOTA MALANG Samsudin Hariyanto ) Sudjatmiko ) Maheno Sri Widodo 3) Fakultas Teknik Universitas Merdeka Malang ) Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP
PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cara manual (tangan). Dengan kemajuan teknologi tersebut dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah banyak membantu manusia khususnya dalam memudahkan pekerjaan yang timbul dalam kehidupan dengan adanya penemuan baru dibidang teknologi
Lebih terperinciGrace Elizabeth
PERANCANGAN BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Dosen Pembimbing: Ir. Asep Mohamad Noor MT. Grace Elizabeth 30408397 Latar Belakang Peraturan Presiden nomor 22 tahun 2009 dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciDeskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI
1 Deskripsi PROSES PRODUKSI DAN FORMULASI MI JAGUNG KERING YANG DISUBSTITUSI DENGAN TEPUNG JAGUNG TERMODIFIKASI Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan suatu proses pembuatan mi jagung kering.
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era pasar bebas, setiap perusahaan harus siap untuk bersaing secara global. Persaingan merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tapioka Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam berbagai industri.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan Oktober sampai Desember 2011. Penyimpanan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, pengujian kualitas
Lebih terperinciGITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi
Lebih terperinciPengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting
Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tujuan Penelitian Tujuan utama yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan sebuah usulan product design yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN KOMENTAR DATA PENGUJI DATA PENULIS
Abstrak Dunia industri yang semakin kompetitif membuat setiap perusahaan berupaya meningkatkan kualitas produknya dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Salah satu langkah yang ditempuh
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciProduct Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pemberian zat aditif mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan industri pertanian sekarang ini. Zat aditif yang dimaksud adalah berbagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1. Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap persiapan bahan baku, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan data. 2.1.1. Persiapan Bahan Baku
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji
4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha
Lebih terperinciDitulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39
Jawabannya tentu tidak. Ada beberapa teknologi pengawetan hijauan pakan ternak seperti silase, hay, amoniasi, fermentasi. Namun masing-masing teknologi tersebut mempnuyai kekurangan dan kelebihan. Salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil obyek yaitu produk minuman susu sereal UHT produksi sebuah perusahaan makanan dan minuman yang berada di Cakung. Bahan baku yang
Lebih terperinciPENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU
PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Malang e-mail: afaisald@yahoo.com/yuswono.hadi@machung.ac.id ABSTRAK Penggunaan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY
IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY Efi Krunia Sari, Udisubakti Ciptomulyono Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciVI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT
VI. PENINGKATAN MUTU PRODUK KOMODITAS BERBASIS KELAPA SAWIT QFD (Quality Function Deployment) adalah suatu alat untuk membuat pelaksanaan TQM (Total Quality Management) menjadi efektif untuk mentranslasikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mabar Feed Indonesia merupakan salah satu perseroan dalam bidang industri pakan ikan di Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi pabrik dan kantor
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas, tetapi juga pada bervariasinya
Lebih terperinciPenelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik
1.1. Latar 1 BAB I PENDAHULUAN Belakang Batik adalah satu bentuk industri kreatif unggulan Indonesia, sejak diakui oleh oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Berbentuk (Intangible World Heritage)
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah
Lebih terperinciTUGAS BESAR III LEAN SIX SIGMA JOURNAL REVIEW SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEDE SUDRAJATTULLOH
TUGAS BESAR III LEAN SIX SIGMA JOURNAL REVIEW SISTEM PENGUKURAN KINERJA DEDE SUDRAJATTULLOH 411110023 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG 2013 JOURNAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu hal yang menarik untuk diamati dari Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola konsumsi pangan masyarakatnya.
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH
PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH MAKAN UNTUK PAKAN IKAN LELE DI UPR MITRA CAMBAI PRABUMULIH Ferdinand H. Taqwa*, Yulisman, A. D Sasanti, M. Fitrani, Muslim, D. Apriadi PS Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian-Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Lebih terperinciPengumpulan daun apu-apu
58 Lampiran 1. Pembuatan Tepung Daun Apu-apu Pengumpulan daun apu-apu Pencucian daun apu-apu menggunakan air mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada daun Penyortiran, daun dipisahkan dari
Lebih terperinciABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3
ABSTRAK Perkembangan hotel dewasa ini dapat kita rasakan semakin bertambah pesat, hal ini dikarenakan adanya perubahan pola dalam kehidupan masyarakat dan adanya peningkatan dalam bidang kepariwisataan.
Lebih terperinciGambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama
Lebih terperinciDitulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39
Ketersediaan sumber pakan hijauan masih menjadi permasalahan utama di tingkat peternak ruminansia. Pada musim kemarau tiba mereka terpaksa harus menjual dengan harga murah untuk mengatasi terbatasnya hijauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang gurih. Selain itu ikan lele dumbo
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi udang di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyatakan, pencapaian produksi udang nasional
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan
Lebih terperinci1. SNI Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate.
I. REFERENSI LAPORAN REKAYASA BETON II. 1. SNI 03-2417-1991. Metoda Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi LA. 2. ASTM C.131-2001. Resistance & Degradasi Small-Size Coarse Aggregate. TUJUAN Dapat menentukan
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi
Petunjuk Sitasi: Suliawati, & Gumay, V. S. (2017). Pengendalian Kualitas Produk Kantong Plastik dalam Menurunkan Tingkat Kegagalan Produk Jadi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. D70-75). Malang: Jurusan
Lebih terperinciPERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016
PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK INTRODUCTION TO QFD QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION
Lebih terperinciIkan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk
Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk Badan Standardisasi Nasional SNI 6484.3:2014 BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan
Lebih terperinciA. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku
A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 1. Kadar Air (%) 4,5091 4,7212 4,4773 5,3393 5,4291 5,2376 4,9523 2. Parameter Pengujian Kadar
Lebih terperinciMelani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung
EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam
Lebih terperinciPEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING
PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT
ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT ( Menggunakan Metode Quality Function Deployment ) Oleh: WENI SRIWAHYUNI A14103606 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vise merupakan bentuk yang mendasar dan sederhana dari alat pencekam benda kerja. Dilihat dari kemampuan beradaptasi, fleksibilitas, dan ekonomi secara keseluruhan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda motor. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi
Lebih terperinciCara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat
Standar Nasional Indonesia Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat ICS 91.100.15 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya perekonomian ke tahap pertumbuhan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berjalannya perekonomian ke tahap pertumbuhan yang lebih baik, serta perkembangan teknologi dan tingkat persaingan hidup yang semakin meningkat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan komoditas bahan pangan yang bergizi tinggi dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015), konsumsi produk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol,.1, September 21 pp. 6- PENENTUAN PRIORITAS TERHADAP TUGAS OPERATOR PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Nickxon Tandy 1, Jabbar M Rambe 2,
Lebih terperinci