BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di Dinas Kebersihan Kota Medan yang berlokasi di Jl. Pinang Baris No. 114 Sementara waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni Metode Pengumpulan Data Adapun metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan merupakan suatu metode yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan landasan teoritis dalam menganalisis data dan permasalahan melalui karya tulis dan sumber-sumber lainnya sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan tugas akhir ini. 2. Penelitian Lapangan (Riset) Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan langsung ke lapangan untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang dibutuhkan. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam mengidentifikasi sistem pengangkutan sampah Kota Medan terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Tahap Pendahuluan

2 a. Mengidentifikasi masalah yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang didapatkan melalui survei pendahuluan terhadap objek yang diteliti serta literatur tentang topik-topik yang berhubungan dengan permasalahan. b. Mengidentifikasi data penelitian, yang mana dalam penelitian ini ada beberapa data yang dibutuhkan yaitu, data dan rute pengangkutan sampah Kota Medan. 2. Pengambilan Data a. Mengumpukan data, yakni data primer dan data sekunder. 1. Data primer berupa wawancara dan pengamatan langsung. Wawancara merupakan pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung. Wawancara dilakukan untuk melengkapi data penelitian yang tidak terdapat pada dokumen dinas yang bersangkutan. Sedangkan pengamatan langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada proses kerja dilapangan. 2. Data sekunder merupakan data yang diambil dari dokumen dan literatureliteratur pada dinas sebagai informasi yang menunjang penelitian ini. b. Pencarian data pada dinas berupa jarak dan waktu pelayanan pengangkutan sampah. c. Berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar TPS mengenai jadwal layanan kedatangan truk pengangkut sampah. 3.4 Pengolahan Data Data yang diperoleh (primer atau sekunder) akan diolah dengan berpedoman pada landasan teori. Adapun landasan teori yang akan digunakan dalam menganalisis dan memecahkan masalah nantinya berpedoman pada Algoritma Dijkstra. 3.5 Analisis Data Pada tahap ini, akan dilakukan analisis mengenai penentuan pola rute yang optimal sehingga sistem pengangkutan sampah dapat efektif dan efisien. 3.6 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan kemudian akan disajikan beberapa saran mengenai permasalahan yang ada dan penerapan solusi yang diperoleh.

3 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Penanganan persampahan di Kota Medan dilakukan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan (Perda nomor 3 tahun 2009) Jo. Peraturan Walikota No. 14 Tahun 2010). Pada tahun 2014 rata-rata jumlah timbunan sampah per harinya adalah ton dengan sampah yang terangkut setiap harinya adalah ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Data persampahan di Kota Medan No. Kecamatan Penduduk Penghasil sampah Tahun 2014 Rasio sampah perjiwa (Kg) Medan Tuntungan 96,378 67, Medan Johor 147, , Medan 136,537 95,575. Amplas 90 4 Medan 166, ,76 Denai Medan Area 113,568 79, Medan Kota 81,674 57, Medan 46,596 32,617. Maimoon 20 8 Medan 62,910 44,037. Polonia 00 9 Medan Baru 46,493 32, Dihitung dalam Ton Jumla h Kelura han Sampah Terangk ut (Kg) Sampah Tidak Terangk ut (Kg)

4 10 Medan 118, , Selayang Medan 132,707 92, Sunggal Medan 170, , Helvetia Medan 72,664 50, Petisah Medan Barat 83,303 58, Medan 127,802 89, Timur Medan 109,869 76, Perjuangan Medan 157, , Tembung Medan Deli 200, , Medan 132,325 92, Labuhan Medan 173, , Marelan Medan Belawan 112,433 78, Jumlah 2,490,034 1,743,0 24 1, , Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan (2014) 4.2 Kondisi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru Kota Medan Kecamatan Medan Baru adalah salah satu kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Baru berbatasan dengan Medan Sunggal dan Medan Selayang di sebelah barat, Medan Polonia di timur, Medan Johor di selatan dan Medan Petisah di utara. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar jiwa dengan luas daerah 5.84 km 2 dan kepadatan penduduknya adalah 7.434,08 jiwa/km 2. Kecamatan Medan Baru terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, Merdeka, Darat, Babura, dan kelurahan Petisah Hulu. Pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru dilakukan secara door to door oleh masing-masing kelurahan dimana di setiap kelurahan terdapat satu unit dump truckberkapasitas 6 m 3 yang dilaksanakan pada pagi hari pada jam wib dan siang hari jam wib dengan satu kali putaran rute. Jenis dump truck yang digunakan pada pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru adalah sebagai berikut.

5 Gambar 4.1dump truck berkapasitas 6 m 3 Sumber: Dinas Kebersihan Kota Medan (2014) 4.3 Kelurahan dan Daerah Pelayanan 1. Kelurahan Titi Rantai Tabel 4.2 No. Daerah Pelayanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. Jamin Ginting (Psr 1- Psr 5) Jl. Pasar Jl. Mandolin Jl. Terompet Jl. Bahagia Jl. Pasar Baru Kelurahan Padang Bulan Tabel 4.3 No Daerah Pelayanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. Jamin Ginting (Psr 1- Smpg 1.4 Usu) 2 Jl. Harmonika Jl. Berdikari 1.1

6 3. Kelurahan Darat Tabel 4.4 No Daerah Pelayanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. Jamin Ginting (Rsu Siti Hajar- 0.6 Smpg Usu) 2 Jl. Pattimura Kelurahan Merdeka Tabel 4.5 No Daerah Pelayanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. Pembangunan Jl. Dr. Mansyur Jl. Jamin Ginting (Smpg Usu- Rsu Siti Hajar) Jl. KH Wahid Hasyim Jl. Sei Blutu Kelurahan Babura Tabel 4.6 No Daerah layanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. Abdullah Lubis (kiri) Jl. Iskandar Muda Jl. Gajah Mada (kiri) 0.9

7 4 Jl. Darussalam Jl. DI Panjaitan Jl Sei Mencirim Kelurahan Petisah Hulu Tabel 4.7 No Daerah pelayanan Panjang daerah layanan (Km) 1 Jl. S Parman Jl. Hasanuddin Jl. Iskandar Muda Jl. Abdullah Lubis (kanan) Jl. Mojopahit Jl. Gajah Mada (kanan) Pembahasan 1. Kelurahan Titi Rantai

8 A d e f 1.4 B c 1.1 L b a K J C 1.9 D F H I M G O E R Q P S N Gambar 4.2 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Titi Rantai Keterangan: a Jl Terompet E Jl Asrama O Jl Adam Malik b Jl Mandolin F Jl Kapten P Jl Yos Sudarso Sumarsono c Jl Pasar Baru G Jl Kapten Muslim R Jl Marelan d Jl Bahagia H Jl Sunggal S TPA e Jl Jamin Ginting I Jl Setia Budi f Pasar 5 J Jl Setia Budi Daerah Pelayanan A Pasar 1 K Jl Kenanga B Jl Ngumban Surbakti L Jl Jamin Ginting Jalur Dua Arah C Jl Ringroad M Jl Iskandar Muda D Jl Gagak Hitam N Merdeka Walk Jalur Satu Arah Pengangkutan sampah di Kelurahan Titi Rantai dilakukan 2 kali yaitu dimulai dari jam wib dipagi hari dan siang hari (waktu dikondisionalkan). Mobil yang beroperasi untuk mengangkut sampah adalah satu 2 mobil jenis dump truckyang dioperasikan dari pangkalan Dinas Kebersihan Kota Medan di Jl Pinang Baris No. 114 menuju ke lokasi pengangkutan sampah. Dua mobil tersebut dibagi pengoperasiannya yaitu satu mobil khusus untuk pengangkutan sampah dari pasar pagi di pasar 5 dan satu mobil lagi untuk pengangkutan sampah di daerah Kelurahan Titi Rantai. Pengangkutan sampah di Kelurahan tersebut dimulai dari jalan-

9 jalan umum (protokol) yaitu dari pasar 1 sampai ke pasar 5 lalu ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada siang hari mobil kembali dari TPA ke daerah pelayanan yang dimulai dari Pasar baru, Jl Mandolin, Jl terompet, dan Jl Bahagia kemudian kembali ke TPA. Mobil khusus pengangkut sampah dari pasar pagi beroperasi dari pasar ke TPA dan kembali lagi pada siang hari untuk mengambil sampah dari pasar kembali lagi ke TPA. Setelah itu mobil tersebut kembali ke pangkalan untuk beroperasi di kemudian hari. Jarak dari pangkalan ke Pasar 1 Kelurahan Titi Rantai kurang lebih 10 Km. Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Titi Rantai adalah sebagai berikut. a. Mobil Pengangkut Sampah khusus Pasar pagi Pangkalan Pasar pagi TPA b. Mobil Pengangkut Sampah dari Kelurahan Titi Rantai Trip 1 Jam Pagi hari Pangkalan Jl Jamin Ginting Pasar 5 TPA Trip 2 Siang hari TPA Pasa r Baru Jl Mandolin Jl terompe t Jl Bahagi a TP A Pan gkal an Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Titi Rantai menuju ke TPA, kemudian kembali lagi ke daerah pelayanan sesuai wawancara dengan supir truk tersebut adalah: Kelura han Titi Rantai L I H G F R S

10 Total jarak yang ditempuh dari Kelurahan ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah Km. Mencari rute terpendek dari Kelurahan Titi Rantai menuju ke TPA dengan menggunakan Algoritma Dijkstra. a. Rute dari daerah pelayanan ke TPA S = {A}, V-S = { B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S} D = {sp(a,a) = 0, sp(a,b) = 1,95, sp(a,k) = 2.05, sp(a,j) = 3.4, sp(a,l) = 1.4} T = 0 Jarak Terpendek (A,L) = 1.4 S = {A,L}, V-S = { C,D,E,F,G,H,I,M,N,O,P,Q,R,S } D ={sp(a,l,i) = 3.5, sp(a,l,m) = 3.4, sp(a,b,c) = 5.35, sp(a,k,c) = 5.7, sp(a,j,c) = 4.55, sp(a,j,d) = 6.56, sp(a,j,i) = 6.05} T = 3.4 Jarak Terpendek (A,L,M) = 3.4 S = {A,L,M}, V-S = { E,F,G,H,N,O,P,Q,R,S,T } D ={sp(a,l,m,n) = 5.25, sp(a,l,m,o) = 5.15, sp(a,l,m,h) = 5.6, sp(a,l,m,g) = 7.58 sp(a,l,i,d) = 5.71, sp(a,l,i,h) = 5.5, sp(a,b,c,d) = 7.25, sp(a,k,c,d) = 7.6, sp(a,j,c,d) = 6.45, sp(a,j,d,e) = 9.76, sp(a,j,i,h) = 8.05} T = 5.15 Jarak Terpendek (A,L,M,O) = 5.15 S = {A,L,M,O}, V-S = { F,P,Q,R,S } D = {sp(a,l,m,n,q) = 7.2, sp(a,l,m,o,p) = 7.15, sp(a,l,m,o,g) = 9.5, sp(a,l,m,h,g) = 7.9, sp(a,l,m,g,f) = 9.78, sp(a,l,i,d,e) = 8.91,

11 sp(a,l,i,h,g) = 7.8, sp(a,b,c,d,e) = 10.45, sp(a,k,c,d,e) = 10.80,sp(A,J,C,D,E) = 9.65, sp(a,j,d,e,f) = 16.26, sp(a,j,i,h,g) = } T = 7.15 Jarak Terpendek (A,L,M,O,P) = 7.15 S = {A,L,M,O,P}, V-S = {R,S} D = {sp(a,l,m,o,p,q) = 9.01, sp(a,l,m,n,q,r) = 10.1, sp(a,l,m,o,g,f) = 11.7, sp(a,l,m,h,g,f) = 10,1, sp(a,l,m,g,f,r) = 10.48, sp(a,l,i,d,e,f) = 15.41, sp(a,l,i,h,g,f) = 10, sp(a,b,c,d,e,f) = 16.95, sp(a,k,c,d,e,f) = 17.3, sp(a,j,c,d,e,f) = 16.15, sp(a,j,d,e,f,r) = 16.96, sp(a,j,i,h,g,f) = } T = 9.01 Jarak Terpendek (A,L,M,O,P,Q) = 9.01 S = {A,L,M,O,P,Q} V-S = {S} D = {sp(a,l,m,o,p,q,r) = 11.91, sp(a,l,m,n,q,r,s) = 21.65, sp(a,l,m,o,g,f,r) = 12.4, sp(a,l,m,h,g,f,r) = 10.80, sp(a,l,m,g,f,r,s) = 22.03, sp(a,l,i,d,e,f,r) = 16.11, sp(a,l,i,h,g,f,r) = 10.7, sp(a,b,c,d,e,f,r) = 17.65, sp(a,k,c,d,e,f,r) = 18, sp(a,j,c,d,e,f,r) = 16.85,sp(A,J,D,E,F,R) = 17.66,sp(A,J,I,H,G,F,R) = 24.1 T = 11,91 Jarak Terpendek (A,L,M,O,P,Q,R) = S = {A,L,M,O,P,Q,R} V-S = {} D = {sp(a,l,m,o,p,q,r,s) = 23.46, sp(a,l,m,n,q,r,s) = 21.65, sp(a,l,m,o,g,f,r,s) = 23.95, sp(a,l,m,h,g,f,r,s) = 22.35, sp(a,l,i,d,e,f,r,s) = 27.66, sp(a,l,i,h,g,f,r,s) = 22.25, sp(a,b,c,d,e,f,r,s) = 29.2, sp(a,k,c,d,e,f,r,s) = 29.55,

12 sp(a,j,c,d,e,f,r,s) = 28.40, sp(a,j,d,e,f,r,s) = 29.21, sp(a,j,i,h,g,f,r,s) = } T = Karena jarak dari A-L-M-O-P-Q-R-S lebih besar dari A-L-M-N-Q-R-S maka yang masuk himpunan penyelesaian adalah { A-L-M-N-Q-R-S } dengan jarak total Km sebagai rute terpendek dari Kelurahan Titi Rantai menuju ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Titi Rantai dapat lebih cepat dengan menggunakan jalur A-L-M-N-Q-R-S daripada jalur yang biasa digunakan yaitu A-L-I-H- G-F-R-S dengan selisih 0.6 Km setiap sekali pengangkutan sampah. b. Rute dari TPA ke daerah pelayanan Karena di Kota Medan, jalur pengangkutan terdapat istilah dua arah dan satu arah maka rute dari TPA menuju ke daerah pelayanan di Kelurahan Titi Rantai tidak sama dengan rute pengangkutan ke TPA. Dari hasil Algoritma Dijkstra rute terpendek dari TPA menuju ke Kelurahan Titi Rantai adalah S-R-F-G-M-L-A dengan jarak Km dan rute yang biasa digunakan adalah S-R-F-G-H-I-L-A dengan jarak Km lebih besar 0.22 Km dari TPA ke Kelurahan Titi Rantai. Total jarak yang ditempuh olehtruk tersebut sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra adalah: Rute pengangkutan sampah biasanya (wawancara dengan supir truk) Trip 1 (Pangkalan-Jl Jamin Ginting- Pasar 5- Jl Jamin Ginting- TPA) ( = Km) Trip 2 (TPA- Jl Pasar Baru - Jl Mandolin - Jl Terompet - Jl Terompet Jl Bahagia TPA- Pangkalan ) ( = Km) Rute pengangkutan setelah menggunakan Algoritma Dijkstra:

13 Trip 1 Trip 2 (Pangkalan - Jl Jamin Ginting- Pasar 5- Jl Jamin Ginting- TPA) ( = Km) (TPA Jl Bahagia Jl Pasar Baru Jl Mandolin Jl Terompet TPA - Pangkalan) ( = Km) 2. Kelurahan Padang Bulan B 3.4 C D A c 0.85 a b I H G E F 2.68 O N P J G K M L Gambar 4.3 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Padang Bulan Keterangan:

14 a Jl Jamin Ginting H Jl Setia Budi b Jl Berdikari I Jl Setia Budi c Jl Harmonika J Jl Jamin Ginting A Pasar 1 K Jl Adam Malik B Jl Ngumban Surbakti L Merdeka Walk C Jl Ringroad M Jl Yos Sudarso D Jl Asrama N Jl Yos Sudarso E Jl Kapten Sumarsono O Jl Marelan F Jl Kapten Muslim P TPA G Jl Sunggal Pengangkutan sampah di Kelurahan Padang Bulan dimulai pada jam Wib dengan rute dari Pangkalan ke Jamin Ginting (Pasar 1 Simpang USU ) menuju ke TPA. Kemudian pada siang hari kembali dari TPA ke daerah pelayanan dimulai dari Jl Harmonika, Jl Berdikari lalu ke TPA. Jarak dari pangkalan ke Jl Jamin Ginting (Pasar 1) kurang lebih 10 Km. Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Padang Bulan adalah sebagai berikut. Mobil pengangkut sampah dari Kelurahan Padang Bulan a. Trip 1 Pagi hari TPA Jamin Ginting (simp USU Pasar 1) TPA b. Trip 2 Siang hari TPA Jl Harmonika Jl Berdikari TPA Pangkalan Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Padang Bulan ke TPA sesuai wawancara dengan supir truk adalah sebagai berikut. Kelurahan Padang Bulan 1.4 J 2.1 H 2.0 G 2.3 F 2.2 E 0.7 O P

15 a. Rute Pelayanan ke TPA Total jarak yang ditempuh dari Kelurahan Padang Bulan ke TPA adalah Km. Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Padang Bulan ke TPA sama dengan Kelurahan Titi Rantai, maka dengan perhitungan Algoritma Dijkstra diperoleh rute terpendek dari Kelurahan menuju ke TPA adalah A-J-L-N-O-P dengan jarak Km. Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Padang Bulan dapat lebih cepat dengan menggunakan jalur A-J-L-N-O-P daripada jalur yang biasa digunakan yaitu A-J-H-G-F-E-O-P dengan selisih 0.6 Km setiap sekali pengangkutan sampah. Pada pengangkutan trip 2 rute terpendek melalui Jl Pembangunan menuju Jl Dr Mansyur. b. Rute dari TPA ke daerah pelayanan Dari hasil Algoritma Dijkstra rute terpendek dari TPA menuju ke Kelurahan Padang Bulan adalah P-O-E-F-J-A (melalui Jl Darussalam) dengan jarak Km, atau 0.22 Km lebih pendek dari jalur yang biasa digunakan oleh supir truk / sama dengan rute yang digunakan oleh supir truk dari TPA ke Kelurahan Titi Rantai. Total jarak yang ditempuh oleh truk sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra sesuai dengan wawancara dengan supir truk adalah. Rute pengangkutan sampah biasanya (wawancara dengan supir truk) Trip 1 (Pangkalan Jl Jamin Ginting (Pasar 1 Simpang USU) TPA) ( = Km) Karena Jl. Jamin Ginting masuk dalam pengambilan rute terpendek. Trip 2 (TPA Jl Harmonika Jl Harmonika Jl Berdikari Jl Berdikari TPA - Pangkalan) ( = Km) Rute pengangkutan setelah menggunakan Algoritma Dijkstra:

16 Trip 1 ( Pangkalan Jl Jamin Ginting (Pasar 1 Simpang USU) TPA) ( = km) Trip 2 ( TPA Jl Harmonika Jl Harmonika Jl Berdikari TPA Pangkalan) ( = Km) 3. Kelurahan Darat E B C D 0.7 F M A a H 1.75 b G L 1.86 K I J Gambar 4.4 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Darat Keterangan:

17 a Jl Jamin Ginting I Jl S Parman b Jl Pattimura J Merdeka Walk A Simpang Kampus K Jl Yos Sudarso B Jl Setia Budi L Jl Yos Sudarso C Jl Sunggal M TPA D Jl Kapten Muslim E Jl Kapten Sumarsono F Jl Marelan G Jl Adam Malik / Gatot Subroto H Jl Gajah Mada Pengangkutan sampah di Kelurahan Darat dimulai pada jam Wib dengan rute dari Pangkalan ke sepanjang Jl Pattimura lalu Jl Jamin Ginting (simpang Usu) kemudian menuju ke TPA. Kemudian pada siang hari dari TPA kembali ke daerah pelayanan dimulai dari Jl Pattimura lalu Jl Jamin Ginting (simpang Usu) kemudian ke TPA. Jarak dari pangkalan ke Jl Jamin Ginting (simpang Usu) adalah 8.6 Km. Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Darat adalah sebagai berikut. Mobil pengangkut sampah Kelurahan Darat a. Trip 1 Pagi hari Pangkalan Jl Jamin Ginting Jl Pattimura TPA b. Trip 2 Siang hari TPA Jl Jl Jamin TPA Pangkalan Pattimura Ginting Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Darat ke TPA sesuai wawancara dengan supir truk adalah sebagai berikut. Kelurahan Darat H D E F M

18 Total jarak yang ditempuh dari Kelurahan Darat ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah Km. Mencari rute terpendek dari Kelurahan Titi Rantai menuju ke TPA dengan menggunakan Algoritma Dijkstra. a. Rute dari daerah pelayanan ke TPA S = {A}, V-S = { B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M } D = { sp(a,a) = 0, sp(a,b) = 2.1, sp(a,i) = 2.35, sp(a,h) = 2.0 } T = 0 Jarak terpendek (A,H) = 2.0 S = {A,H}, V-S = {C,D,E,F,G,J,K,L,M} D = { sp(a,h,c) = 4.2, sp(a,h,d) = 6.18, sp(a,b,c) = 4.1, sp(a,i,g) = 3.45, sp(a,i,j) = 3.55} T = Jarak terpendek (A,I,G) = 3.45, Karena jarak A-I-G lebih pendek dari A-H-D. S = {A,I,G}, V-S ={D,E,F,K,L,M} D = { sp(a,i,g,d) = 7.8, sp(a,i,g,k) = 5.45, sp(a,h,c,d) = 6.5, sp(a,b,c,d) = 6.4, sp(a,h,d,e) = 8.38, sp(a,i,j,l) = 5.5 } T = 5.45 Jarak terpendek (A,I,G,K) = 5.45 S = {A,I,G,K}, V-S = {F,M} D = { sp(a,i,g,k,l) = 7.31, sp(a,i,g,d,e) = 10, sp(a,h,c,d,e) = 8.7, sp(a,b,c,d,e) = 8.6, sp(a,h,d,e,f) = 9.08, sp(a,i,j,l,f) = 8.4 } T = 7.31 Jarak terpendek (A,I,G,K,L) = 7.31

19 S = {A,I,G,K,L}, V-S = {M} D = { sp(a,i,g,k,l,f) = 10.21, sp(a,b,c,d,e,f) = 9.3, sp(a,i,j,l,f,s) = } T = 9.3 Jarak terpendek adalah (A,B,C,D,E,F) = 9.3 S = {A,B,C,D,E,F}, V-S = {} D = { sp(a,b,c,d,e,f,m) = T = Karena rute A-B-C-D-E-F-M lebih besar dari A-I-J-L-F-S, maka rute terpendek dari Kelurahan Darat ke TPA adalah melalui A-I-J-L-F-S dengan total rute Km. Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek dari Kelurahan Darat ke TPA adalah Km atau lebih sedikit 0.68 Km dari rute biasa yang digunkan ditempuh dengan jarak Km. b. Rute terpendek dari TPA ke Kelurahan Darat Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek dari TPA menuju daerah pelayanan adalah melalui M-F-E-D-H-I atau sama dengan jalur yang biasa digunakan oleh supir truk dengan total jarak Km. Total jarak yang ditempuh olehtruk tersebut sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra adalah: Rute biasa yang digunakan oleh supir truk dalam mengangkut sampah: Trip 1 (Pangkalan Jl Jamin Ginting Jl Pattimura Jl Pattimura TPA ) ( = Km) Trip 2 (TPA Jl Pattimura Jl Jamin Ginting Jl Jamin Ginting TPA Pangkalan) ( = Km)

20 Rute setelah menggunakan Algoritma Dijkstra. Trip 1 (Pangkalan Jl Jamin Ginting Jl Pattimura TPA) ( = Km) Trip 2 (TPA Jl Pattimura Jl Jamin Ginting TPA Pangkalan) ( = Km) Dalam pengangkutan trip 2 rute yang digunakan dari Kelurahan Darat ke TPA adalah via Jl Dr Mansyur karena rutenya lebih pendek dari rute yang dijadikan sebagai rute terpendek pada pengangkutan trip Kelurahan Merdeka A c 0.7 a 1.0 b d 1.1 K B 1.1 e J 2.2 C E D 0.7 F G O I L M Gambar 4.5 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Merdeka N 1.86 H

21 Keterangan: a Jl Pembangunan F Jl Marelan b Jl Dr Mansyur G Jl Yos Sudarso c Jl Jamin Ginting H Jl Yos Sudarso d Jl KH Wahid Hasyim I Jl Adam Malik e Jl Sei Blutu J Jl Darussalam A Simpang Kampus K Jl Sei Blutu B Jl Setia Budi L Jl Gajah Mada C Jl Sunggal M Jl S Parman D Jl Kapten Muslim N Merdeka Walk E Jl Kapten Sumarsono O TPA Pengangkutan sampah di Kelurahan Merdeka dimulai dari jam pagi dengan rute pengangkutan dimulai dari Jl Dr Mansyur (pintu IV Usu), Jl Jamin Ginting, dan Jl Pembangunan kemudian menuju TPA. Pada siang hari dari TPA kembali ke daerah pelayanan dimulai dari Jl KH Wahid Hasyim, Jl Sei Blutu kemudian ke TPA. Jarak dari pangkalan ke Kelurahan Merdeka adalah Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Merdeka adalah 8.6 Km. Daerah pelayanan pengangkutan sampah dari Kelurahan Merdeka adalah sebagai berikut. Mobil pengangkut sampah dari Kelurahan Merdeka. a. Trip 1 Pagi hari Pangkalan Jl Dr Mansyur Jl Jamin Ginting (Sp Usu- Rsu Siti Hajar Jl Pembangunan TPA b. Trip 2 Siang hari TPA Jl KH Wahid Hasyim Jl Sei Blutu TPA Pangkal an Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Merdeka ke TPA sesuai wawancara dengan supir trukadalah

22 Kelurahan Merdeka 2.1 B 2.0 C 2.3 D 2.2 E 0.7 F O Jarak yang ditempuh oleh truk pengangkut sampah dari Kelurahan Merdeka ke TPA adalah Km melalui Jl Dr Mansyur atau sama dengan rute yang digunakan oleh Kelurahan Darat. Algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek. a. Rute dari Kelurahan Merdeka ke TPA S = {A}, V-S = {B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O} D = { sp(a,a) = 0, sp(a,b) = 2.1, sp(a,k) = 0.95, sp(a,l) = 2.0 } T = 0 Jarak terpendek (A,K) = 0.95 S = {A,K}, V-S = {C,D,E,F,G,H,I,J,M,N,O} D = { sp(a,k,c) = 3.05, sp(a,k,j) = 1.85, sp(a,b,c) = 4.1, sp(a,l,m) = 2.65, sp(a,l,j) = 2.9 } T = 1.85 Jarak terpendek (A,K,J) = 1.85 S = {A,K,J}, V-S = {D,E,F,G,H,I,N,O} D = { sp(a,k,j,c) = 3.15, sp(a,k,j,d) = 5.13, sp(a,b,c,d) = 6.4, sp(a,l,m,n) = 3.85, sp(a,l,m,i) = 3.75 } T = 3.15 Jarak terpendek (A,K,J,C) = 3.15 S = {A,K,J,C}, V-S = {E,F,G,H,O}

23 D = { sp(a,k,j,c,d) = 5.45, sp(a,k,j,d,e) = 7.33, sp(a,l,m,n,g) = 5.8, sp(a,l,m,i,d) = 8.1, sp(a,l,m,i,h) = 5.75 } T = 5.45 Jarak terpendek (A,K,J,C,D) = 5.45 S = {A,K,J,C,D}, V-S = {F,O} D = { sp(a,k,j,c,d,e) = 7.65, sp(a,l,m,n,g,f) = 8.7, sp(a,l,m,i,d,e) = 10.3, sp(a,l,m,i,h,g) = 7.61 } T = 7.61 (Jarak A-L-M-I-H-G lebih kecil dari A-K-J-C-D-E) Jarak terpendek (A,L,M,I,H,G) = 7.61 S = {A,L,M,I,H,G}, V-S = {O} D = { sp(a,l,m,i,h,g,f) = 10.51, sp(a,k,j,c,d,e,f) = 8.35, sp(a,l,m,n,g,f,o) = } T = 8.35 Jarak terpendek (A,K,J,C,D,E,F) = 8.35 S = {A,K,J,C,D,E,F}, V-S = {} D = { sp(a,k,j,c,d,e,f,o) = 19.9 } T = 19.9 Jarak terpendek dari Kelurahan Merdeka ke TPA adalah melalui A-K-J-D- E-F-O dengan total panjang rute 19.9 Km. Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra jarak yang ditempuh adalah 19.9 Km, sedangkan dengan menggunakan rute truk jarak yang ditempuh adalah Km. Jadi rute dengan Algoritma Dijkstra dari Kelurahan Merdeka ke TPA lebih pendek 0.95 Km. b. Jarak dari TPA ke daerah pelayanan

24 Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek dari TPA ke Kelurahan Merdeka adalah melaluijl Darussalam yaitu O-F-E-D-J-K dengan jarak Km. Rute yang digunakan oleh supir truk dari TPA ke Kelurahan Merdeka adalah melalui O-F-E-D-C-B-A dengan jarak Km. Jarak yang ditempuh oleh truk dalam mengangkut sampah dari Kelurahan Merdeka ke TPA sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra. Rute yang biasa digunakan oleh truk dalam mengangkut sampah: Trip 1 (Pangkalan Jl Dr Mansyur Jl Jamin Ginting Jl Jamin Ginting Jl Dr. Mansyur Jl Pembangunan Jl Pembangunan TPA) ( = Km) Trip 2 (TPA Jl Jamin Ginting ( via Jl Dr Mansyur) Jl KH Wahid Hasyim Jl Sei Blutu TPA Pangkalan) ( = Km Rute setelah menggunakan Algoritma Dijkstra Trip 1 (Pangkalan Jl Dr Mansyur Jl Jamin Ginting Jl Jamin Ginting Jl Dr. Mansyur Jl Pembangunan Jl Pembangunan TPA) ( = Km) Trip 2 (TPA Jl Sei Blutu (via Jl Setia Budi) Jl KH Wahid Hasyim Jl KH Wahid Hasyim TPA (melalui Jl Darussalam) Pangkalan) ( = Km)

25 5.Kelurahan Babura 2.1 B C D 2.2 E 0.7 F M A J a 0.85 e 1.0 b 2.68 d f c K I G 1.86 H L Gambar 4.6 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Babura Keterangan: a Jl Abdullah Lubis E Jl Kapten Sumarsono b Jl Iskandar Muda F Jl Marelan c Jl Gajah Mada G Jl Yos Sudarso d Jl Darussalam H Jl Yos Sudarso e Jl Sei Mencirim I Jl Adam Malik f Jl DI Panjaitan J Jl Sei Blutu A Simpang Kampus K Jl Iskandar Muda B Jl Setia Budi L Merdeka Walk C Jl Sunggal M TPA D Jl Kapten Muslim Pengangkutan sampah di Kelurahan Babura dimulai dari jam pagi dengan rute pengangkutan Jl Adullah Lubis, Jl Iskandar Muda, dan Jl Gajah Mada kemudian ke TPA. Selanjutnya dari TPA kembali ke daerah pelayanan dimulai dari Jl Darussalam, Jl Sei Mencirim, dan Jl DI Panjaitan kemudian ke TPA. Jarak dari pangkalan ke Kelurahan Babura adalah 5.8

26 Km melalui Jl Sei Blutu. Daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kelurahan Babura adalah sebagai berikut. Mobil pengangkut sampah dari Kelurahan Babura a. Trip 1 Pagi hari Pangkalan Jl Abdullah Lubis Jl Iskandar Muda Jl Gajah Mada TPA b. Trip 2 Siang hari TPA Jl Darussalam Jl Sei Mencirim Jl DI Panjaitan TPA Pangkalan Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Babura ke TPA sesuai wawancara dengan supir truk adalah Kelurahan Babura 1.55 K 4.18 D 2.2 E 0.7 F M Jarak total yang ditempuh oleh truk dari Kelurahan Babura ke TPA adalah Km. Algoritma Dijkstra untuk menentukan rute terpendek a. Rute dari Kelurahan Babura ke TPA S = {J}, V-S = {A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M} D = { sp(j,j) = 0, sp(j,a) = 1.15, sp(j,k) = 1.55, sp(j,c) = 2.1, sp(j.d) = 4.18 } T = 0 Jarak terpendek (J,A) = 1.15 S = {J,A}, V-S = {B,D,E,F,G,H,I,L,M} D = { sp(j,a,b) = 3.25, sp(j,k,c) = 3.75, sp(j,k,d) = 5.73, sp(j,k,l) = 3.4, sp(j,k,i) = 3.3, sp(j,c,d) = 4.4 sp(j,d,e) = 6.38 }

27 T = 3.25 Jarak terpendek adalah (J,A,B) = 3.25 S = {J,A,B}, V-S = {F,G,H,M} D = { sp(j,a,b,c) = 5.25, sp(j,k,c,d) = 6.05, sp(j,k,l,g) = 5.35, sp(j,k,i,d) = 7.65, sp(j,k,i,h) = 5.3, sp(j,c,d,e) = 6.6, sp(j,d,e,f) = 7.08 } T = 5.7 Jarak terpendek (J,K,I,H) = 5.3 S = {J,K,I,H}, V-S = {M} D = { sp(j,k,i,h,g) = 7.16, sp(j,k,l,g,f) = 8.25, sp(j,c,d,e,f) = 7.3, sp(j,d,e,f,m) = } T = Jarak terpendek (J,D,E,F,M) = S = {J,D,E,F,M}, V-S = {} D = { sp(j,c,d,e,f,m) = 18.85, sp(j,k,l,g,f,m) = 19.8 } T = S = {J,C,D,E,F,M}, V-S = {}

28 Jarak terpendek dari Kelurahan Babura ke TPA adalah Km tetapi tidak semua melintasi daerah pelayanan. b. Jarak dari TPA ke daerah pelayanan Kelurahan Babura Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek dari TPA ke Kelurahan Babura adalah melalui jalur M-F-E-D-J dengan total jarak Km. Jalur tersebut juga digunakan oleh supir truk. Total rute yang ditempuh oleh truk dalam mengangkut sampah sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra. Sebelum menggunakan Algoritma Dijkstra Trip 1 (Pangkalan Jl Abdullah Lubis (kiri) Jl Iskandar Muda Jl Gajah Mada (kiri) TPA) (5, = Km) Trip 2 (TPA Jl Darussalam Jl Sei Mencirim Jl DI Panjaitan TPA Pangkalan ) ( , = Km) Rute setelah menggunakan Algoritma Dijkstra Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Babura ke TPA dan dari TPA ke daerah pelayanan kemudian ke TPA, rute hasil Algoritma Dijkstra sama dengan rute yang digunakan oleh truk. 6. Kelurahan Petisah Hulu

29 B C D E 0.7 L M 0.6 A 0.65 a b 0.9 f 0.65 F c 0.7 e d 0.7 G 1.67 H K 1.86 J I Gambar 4.7 Rute pengangkutan sampah Kelurahan Petisah Hulu Keterangan: a Jl Abdullah Lubis (kanan) E Jl Kapten Sumarsono b Jl Iskandar Muda F Jl Iskandar Muda c Jl Gajah Mada (kanan) G Jl S Parman d Jl S Parman H Jl Adam Malik e Jl Mojopahit I Merdeka Walk f Jl Hasanuddin J Jl Yos Sudarso A Rsu Siti Hajar K Jl Yos Sudarso B Jl Setia Budi L Jl Marelan C Jl Sunggal M TPA D Jl Kapten Muslim Pengangkutan sampah di Kelurahan Petisah Hulu dimulai jam pagi dengan rute pengangkutan dari Jl Gajah Mada (Kanan) Jl S.Parman baru ke TPA. Pada siang hari dari TPA kembali ke daerah pelayanan Jl Hasanuddin, Jl Iskandar Muda, Jl Abdullah Lubis (Kanan), Jl Majapahit Kemudian ke TPA. Jarak dari pangkalan ke Kelurahan Petisah Hulu adalah 6.0 Km melalui Jl Gajah Mada. Daerah pelayanan pengangkutan sampah di Kelurahan Petisah Hulu adalah sebagai berikut.jl MajapahitJl Abdullah LubisTPA

30 a. Trip 1 Pagi hari Pangkalan Jl Gajah Mada Jl S Parman TPA b. Trip 2 Siang hari Rute pengangkutan sampah dari TPA ke Kelurahan Petisah Hulu adalah: TP A TP A Pangkal an Jl Ismu d Jl Abd Lubis Jl Hasanu ddin Jl Mojopa hit Rute pengangkutan sampah dari Kelurahan Petisah Hulu ke TPA adalah Kelurahan Petisah Hulu I K L M a. Rute dari pelayanan ke TPA Total jarak yang ditempuh dari Kelurahan Petisah Hulu ke TPA pada trip 1 adalah 16.9 Km melalui Jl Gajah Mada (Kanan). Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek dari Kelurahan Petisah Hulu ke TPA adalah melalui F-G-I-K-L-M dengan jarak Km atau sama dengan rute yang digunakan oleh truk (dapat dilihat pada Algoritma Dijkstra Kelurahan Titi Rantai). b. Rute dari TPA ke daerah pelayanan Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute terpendek rute terpendek dari TPA ke Kelurahan Petisah Hulu adalah M-L-E-D-F dengan jarak Km, sesuai dengan rute yang digunakan oleh truk. Total rute yang ditempuh oleh truk dalam mengangkut sampah sebelum dan sesudah menggunakan Algoritma Dijkstra. Rute Sebelum menggunakan Algoritma Dijkstra Trip 1 (Pangkalan Jl Gajah Mada (kanan) Jl S Parman TPA) ( = Km)

31 Trip 2 (TPA Jl Iskandar Muda Jl Abdullah Lubis Jl Hasanuddin Jl Mojopahit (melalui Jl Iskandar Muda) TPA Pangkalan) ( (melalui Jl Pattimura) = Km) Rute setelah menggunakan Algoritma Dijkstra Trip 1 (Pangkalan Jl Gajah Mada Jl S Parman TPA) Trip 2 ( = Km) (TPA Jl Hasanuddin (melalui Jl Gajah Mada) Jl Iskandar Muda Jl Abdullah Lubis Jl Mojopahit TPA Pangkalan) ( = Km) Dari hasil perbandingan antara rute yang dijalankan selama ini dengan rute hasil perhitungan Algoritma Dijkstra diperoleh penghematan biaya sebagai berikut: Diasumsikan untuk 1 liter mampu menempuh jarak ± 8 Km tanpa hambatan. Bahan bakar yang digunakan adalah BBM jenis solar dengan biaya solar subsidi/liter Rp 5,500dan usia kendaraan 6 tahun dengan kecepatan rata-rata 40 KKKK. jjjjjj (Sumber: Hasil Wawancara dengan Supir dump truck (2014)) Tabel 4.8 Perbandingan rute dan pengangkutan sampah

32 N o Nama Keluraha n 1 Titi Rantai Total Rute Biasa yang Dilalui/ Hari (Km) Rute dengan Algoritm a Dijkstra (Km) Penghe matan Jarak/ Hari (Km) Pengh emata n jarak/ Tahu n (Km) Penghe matan Bbm/H ari (L) Penghe matan Bbm/T ahun (L) Total Biaya , Padang Bulan , Darat , , Merdeka , Babura Petisah Hulu , ,69 0 Jumlah , ,598, 200 Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota Medan pada setiap truk pengangkut sampah adalah ± 25 liter maka jumlah biaya per tahun yang dikeluarkan oleh Dinas Kebersihan untuk Kecamatan Medan Baru dengan harga solar subsidi/liter Rp 5,500adalah RRRR , , Sementara rata-rata konsumsi bahan bakar masing-masing truk pengangkut sampah di Kecamatan Medan Baru adalah ± liter (rute biasa yang digunakan) dan ± liter (rute dengan Algoritma Dijkstra). Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra total jarak yang ditempuh oleh truk di Kecamatan Medan Baru dapat berkurang KKKK haaaaaa aaaaaaaa 5, KKKK tttthuuuu dari rute yang biasa digunakan oleh truk

33 pengangkut sampah dan dapat menghemat biaya sebesarrrrr33, , per tahun. Jumlah bahan bakar yang tersedia di Kecamatan Medan Baru per tahun adalah 54,750 liter. Dengan menggunakan rute Algoritma Dijkstra jumlah bahan bakar yang digunakan oleh truk di Kecamatan Medan Baru per tahunnya adalah ± 25,688.7 liter dapat menghemat bahan bakar ±29,061.3 RRRR , , BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

34 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Penggunaan metode Algoritma Dijkstra untuk menentukan rute pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru mampu mengoptimalkan pengambilan sampah dan meminimalkan jarak pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) 2. Dengan menggunakan Algoritma Dijkstra rute pengangkutan sampah dari Kecamatan Medan Baru dapat lebih cepat dan efisien ke Tempat Pembuangan Akhir melalui jalur: 1.Kelurahan Titi Rantai a. Trip 1 (pagi hari) Pangkalan Jl Jamin Ginting Pasar 5 Jl Jamin Ginting Jl Iskandar Muda Merdeka Walk Jl Yos Sudarso TPA dengan total jarak Km atau 0.6 Km lebih pendek dari jalur biasa yang digunakan oleh truk. b. Trip 2 (siang hari) TPA Jl Marelan Jl Kapt. Sumarsono Jl Kapt Muslim Jl Iskandar Muda Jl Jamin Ginting Jl Bahagia Jl Pasar Baru Jl Mandolin Jl Terompet TPA (melalui jalur pada Trip 1) Pangkalan dengan total jarak Km atau 1.62 Km lebih pendek dari jalur yang biasa digunakan. 2. Kelurahan Padang Bulan a. Trip 1 (pagi hari) Pangkalan Jl Jamin Ginting (Pasar 1 Simpang USU) Jl Iskandar Muda Merdeka Walk Jl Yos Sudarso TPA dengan total panjang rute Km atau lebih pendek 0.6 Km dari jalur yang biasa digunakan. b. Trip 2 (siang hari) TPA Jl Marelan Jl Kapt Sumarsono Jl Kapt Muslim Jl Gatot Subroto Jl Iskandar Muda (via Jl Darussalam) Jl Jamin Ginting Jl Harmonika Jl Berdikari Jl Dr Mansyur (melalui Jl Pembangunan) Jl Setia Budi Jl Sunggal

35 Jl Kapt Muslim Jl Kapt Sumarsono TPA Pangkalan dengan total panjang rute Km atau lebih pendek 1.98 Km dari rute yang digunakan oleh truk. 3. Kelurahan Darat a. Trip 1 (pagi hari) Pangkalan Jl Jamin Ginting Jl Pattimura Merdeka Walk Jl Yos Sudarso TPA dengan total panjang rute Km atau lebih pendek 3.1 Km dari jalur yang biasa digunakan oleh truk. b. Trip 2 (siang hari) TPA Jl Kapt Sumarsono Jl Kapt Muslim Jl Gajah Mada (via Jl Darussalam) Jl Pattimura Jl Jamin Ginting Jl Dr Mansyur Jl Setia Budi Jl Sunggal Jl Kapt Muslim Jl Kapt Sumarsono TPA Pangkalan dengan total panjang rute Km atau 0.38 Km lebih pendek dari jalur yang digunakan oleh truk. 4. Kelurahan Merdeka a. Trip 1 (pagi hari) Pangkalan Jl Dr Mansyur Jl Jamin Ginting Jl Dr Mansyur Jl Pembangunan Jl Dr Mansyur Jl Setia Budi Jl Sunggal Jl Kapt Muslim Jl Kapt Sumarsono TPA dengan total jarak Km sama dengan total jarak yang digunakan oleh truk. b. Trip 2 (siang hari) TPA Jl Sei Blutu (via Jl Setia Budi) Jl KH Wahid Hasyim Jl Darussalam Jl Gatot Subroto Jl Kapt Muslim Jl Kapt Sumarsono TPA Pangkalan dengan total panjang rute Km atau lebih pendek 2.47 Km dari jalur yang biasa digunakan. 5. Kelurahan Babura Di Kelurahan Babura, rute yang didapat dari perhitungan Algoritma Dijkstra sama dengan rute yang digunakan oleh supir truk sehingga

36 rute yang digunakan oleh supir truk untuk mengangkut sampah ke TPA sudah efektif. 6. Kelurahan Petisah Hulu a. Trip 1 (pagi hari) Pangkalan Jl Gajah Mada (Kanan) Jl S Parman Merdeka Walk Jl Yos Sudarso TPA dengan total jarak Km atau sama dengan rute yang biasa digunakan oleh truk. b. Trip 2 (siang hari) TPA Jl Kapt Sumarsono Jl Kapt Muslim Jl Gatot Subroto Jl Gajah Mada (via Jl Darussalam) Jl Hasanuddin Jl Iskandar Muda Jl Abdullah Lubis Jl Mojopahit TPA (jalur pada Trip 1) Pangkalan dengan total panjang rute Km atau 3.45 Km lebih pendek dari rute yang biasa digunakan oleh truk. 3. Penggunaan rute pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru dengan menggunakan Algoritma Dijkstra tidak selamanya dapat dijadikan sebagai acuan untuk penentuan rute karena daerah pelayanan masing-masing kelurahan juga dapat mempengaruhi jarak ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) seperti di Kelurahan Merdeka.Pencarian jalur terpendek di Kelurahan Merdeka sangat kompleks akibatnya rute terpendek yang didapat dari perhitungan Algoritma Dijkstra tidak digunakan dalam penyelesaian karena adanya faktor rute pengambilan sampah di Kelurahan tersebut. 5.2 Saran

37 1. Sebaiknya truk pengangkut sampah ditempatkan di masing-masing kelurahan untuk menimimalkan rute pengangkutan sampah dan biaya 2. Dinas Kebersihan Kota Medan sebaiknya mengkaji ulang tentang jumlah bahan bakar yang digunakan oleh truk pengangkut sampah di masing-masing kecamatan dengan menghitung rute pengangkutan masing-masing truk. 3. Bagaimana jika truk pengangkut sampah kembali dari TPA ke daerah pelayanan juga kembali mengangkut sampah terutama lokasi yang dekat dengan TPA atau daerah yang dilewati menuju daerah pelayanan. DAFTAR PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MELAKUKAN WAWANCARA NAMA : UMUR : JENIS KELAMIN : PEKERJAAN : TINGKAT PENDIDIKAN : AGAMA : HUBUNGAN DENGAN PENDERITA : Dengan menyatakan kesediaan untuk melakukan wawancara

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PENGADAAN BARANG / JASA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2011 Nomor : 02/Pan/DBMKM/PAPBD/2011

PENGUMUMAN PENGADAAN BARANG / JASA DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2011 Nomor : 02/Pan/DBMKM/PAPBD/2011 Pemerintah Kota Medan akan Melaksanakan Paket-Paket Pengadaan Barang / Jasa yang bersumber dari Dana P.APBD Tahun Anggaran 2011 pada Dinas Bina Marga Kota Medan beralamat di Jl. Pinang Baris No. 114 Medan,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG 1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN KEBERSIHAN DAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BANK SAMPAH PADA DINAS KEBERSIHAN KOTA MEDAN WALIKOTA MEDAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas (ketimpangan) distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan.tidak meratanya distribusi pendapatan

Lebih terperinci

6.2 Daftar Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Arteri Sekunder di Kota Medan

6.2 Daftar Rencana dan Fungsi Jaringan Jalan Arteri Sekunder di Kota Medan LAMPIRAN VI 6.1 Daftar Rencana dan Fungsi Jaringan Arteri Primer di Kota Medan Rencana dan Fungsi Jaringan A Arteri Primer 1 Jln. Sisingamangaraja 40 11,5 Jln. Tritura Batas Kota 2 Jln. Tritura 40 11,5

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN

ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN ANALISA PEMILIHAN RUTE JALAN DARI JALAN SEI PADANG SAMPAI PUSAT KOTA DENGAN ALGORITMA FLOYD WARSHALL DAN PROGRAM MAP INFO SEBAGAI TAMPILAN Yusandy Aswad 1 dan Maijer Pola 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Hasil dari sistem informasi geografis lokasi hotel di Kota Medan berdasarkan jarak terpendek berbasis web menggunakan Algoritma Ant Colony yang dibangun dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Tahapan Penelitian Adapun tahapan penyusunan tugas akhir ini seperti yang terlihat dalam bagan alir dibawah ini : Tujuan Penelitian : 1. Mengetahui lamanya waktu perjalanan

Lebih terperinci

8. PEDOMAN TEKNIS IJIN REKLAME (Spanduk, Umbul-Umbul, Reklame Berjalan, Selebaran, Udara, Suara, Film/Slide, Peragaan dan Apung)

8. PEDOMAN TEKNIS IJIN REKLAME (Spanduk, Umbul-Umbul, Reklame Berjalan, Selebaran, Udara, Suara, Film/Slide, Peragaan dan Apung) 8. PEDOMAN TEKNIS IJIN REKLAME (Spanduk, Umbul-Umbul, Reklame Berjalan, Selebaran, Udara, Suara, Film/Slide, Peragaan dan Apung) I. DASAR HUKUM. 1. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan

Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan Daftar Nama Kecamatan dan Kelurahan di Kota Medan 1. Kecamatan Medan Amplas : Kelurahan/Desa Harjosari I Kelurahan/Desa Harjosari II Kelurahan/Desa Timbang Deli Kelurahan/Desa Bangun Mulia Kelurahan/Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PROYEK BAB II TINJAUAN PROYEK 2.1. Tinjauan Umum Bangunan Pet Station Medan merupakan bangunan yang mempunyai fungsi sebagai penjualan hewan-hewan peliharaan, pusat pelayanan kesehatan dan perawatan hewan-hewan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR SEKOLAH SMK

LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR SEKOLAH SMK LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR SEKOLAH SMK 1. Kecamatan Medan Petisah 1 344076003098 SMK Swasta Raksana Swasta Jln. Gajah Mada No 20 Medan Petisah 2 324076003226 SMK TI Raksana Medan Swasta Jln. Gajah Mada No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang apakah produk tersebut akan kompetitif di pasar nantinya. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. menunjang apakah produk tersebut akan kompetitif di pasar nantinya. Mengingat V-13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu dalam jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik merupakan hal yang akan menunjang apakah

Lebih terperinci

Daftar Angkot Dan Trayek Pelayanan

Daftar Angkot Dan Trayek Pelayanan Nama Angkot CV Desa Maju (Kijang) PT. Mars (Sudako) CV Mitra Transport (sudako) PT. Nasional Medan Transport (Bus) PT POVRI (Bus) Harap Teliti CV. Hikma (warna putih) CV Kobun (Bus) PP = Pulang Pergi Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012 No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (jiwa) Luas Wilayah (km 2 ) Kepadatan Penduduk (jiwa/km

Lebih terperinci

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran I Skematik Proses Perijinan. Universitas Sumatera Utara 61 Lampiran I Skematik Proses Perijinan 62 1. SISTEM PENGAGENDAAN PADA BUKU IJIN LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KOTA MEDAN TANGGAL : 25 JANUARI 2010 No. Urut Tanggal Diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana

BAB I PENDAHULUAN. kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan kerugian. Banjir merupakan bencana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang setiap tahunnya dilanda banjir, fenomena tersebut merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan, sebab telah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat membutuhkan transportasi untuk perputaran roda ekonominya. Pada tahun 2012 tercatat bahwa penduduk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FLOYD-WARSHALL DALAM PEMILIHAN RUTE TERPENDEK JALAN

PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FLOYD-WARSHALL DALAM PEMILIHAN RUTE TERPENDEK JALAN PERBANDINGAN ALGORITMA DIJKSTRA DAN FLOYD-WARSHALL DALAM PEMILIHAN RUTE TERPENDEK JALAN Yusandy Aswad¹ dan Sondang Sitanggang² ¹Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1,

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN

DAFTAR NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN Lampiran 1 DAFTAR NAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN No Satuan Kerja Perangkat Daerah Alamat 1 Sekretariat Daerah Kota Jl. Kapt. Maulana Lubis No.2 2 Sekretariat DPRD Kota Jl. Kapt. Maulana

Lebih terperinci

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak

PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN. Mbina Pinem 1. Abstrak PERSEBARAN PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA MEDAN Mbina Pinem 1 Abstrak Permukiman kumuh sampai sekarang masih merupakan permasalahan penting bagi kota-kota di Indonesia, karena jumlah dan luasnya semakin meningkat.penelitian

Lebih terperinci

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 68 `BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kota Medan. Zaman dahulu kota Medan dikenal dengan Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih 4 ha. Beberapa sungai melintasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN

LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN LAMPIRAN V PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015-2035 1 1. RENCANA FUNGSI JALAN ARTERI PRIMER KOTA MEDAN A Jalan Arteri

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Penentuan Rute Terpendek Menuju Lokasi Objek Lelang PT.Balesman Di Kota Medan Berbasis Android yang meliputi

Lebih terperinci

FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN. RAW WATER TANK (Bak Pengendap) BANGUNAN INTAKE. RAW WATER PUMP ( Pompa Air)

FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN. RAW WATER TANK (Bak Pengendap) BANGUNAN INTAKE. RAW WATER PUMP ( Pompa Air) FOTO DOKUMENTASI PDAM TIRTANADI SUNGGAL BENDUNGAN SUNGAI BELAWAN BANGUNAN INTAKE RAW WATER TANK (Bak Pengendap) RAW WATER PUMP ( Pompa Air) BANGUNAN CLEARATOR FILTER FINISH WATER PUMP (Pompa Distribusi)

Lebih terperinci

Isilah daftar berikut pada tempat yang telah disediakan. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Lama memiliki sarana : Tahun

Isilah daftar berikut pada tempat yang telah disediakan. Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan *) Lama memiliki sarana : Tahun Lampiran 1. Kuesioner Berbicara masalah perapotekan tidak mungkin lepas dari peran Pemilik Modal Apotek (PMA), oleh karena memang mereka yang dengan susah payah mencari modal bagi pengadaan sarana sebagai

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Slamet (2002), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah Akademis Rancangan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal bagi

Lebih terperinci

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA Kristub Subur, Agustina Wilujeng, Harmin Sulistiyaning Titah Program Studi Magister Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1973 TENTANG PERLUASAN DAERAH KOTAMADYA MEDAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan perkembangan di Daerah Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan, kualitasnya saat ini masih sangat memprihatinkan. Hal ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan 12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wakaf berasal dari kata waqfa yang mempunyai arti menahan, berhenti, diam di tempat atau tetap berdiri. Pengertian menahan atau berhenti atau diam ditempat dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. SEJARAH SINGKAT KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/KMK.01/2006 tentang Organisasi dan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K /

SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA MEDAN NOMOR : 482 / 091.K / SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 482 / 091.K / 2012.- TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) PEMERINTAH KOTA WALIKOTA, Menimbang : a. bahwa kebutuhan terhadap informasi

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH Ajeng Rudita Nareswari 1 dan Nieke Karnaningroem 2 1 Program Magister Teknik Prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi suatu barang memegang peranan penting pada perusahaan ekspedisi. Permasalahan distribusi tersebut mencakup kemudahan untuk mendapatkan suatu produk kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau (UU No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang (Todaro,2000). Oleh karena itu, status kesehatan yang relatif

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Keadaan Geografi Kelurahan II. 1. 1 Situasi Kelurahan Mangga Kelurahan Mangga terletak atau termasuk dalam wilayah Kecamatan Tuntungan. Kelurahan ini adalah pemukiman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. di atas permukaan laut dengan topografi datar (rata). Suhu udara pertahun berkisar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kota Medan Kotamadya Medan adalah salah satu ibukota provinsi yang terbesar penduduknya di Indonesia. Letak Kota Medan berada di bagian timur Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan. Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia)

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan. Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia) BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Pemilihan III (Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat dan Medan Helvetia) Daerah Pemilihan III merupakan daerah pemilihan yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan internet saat ini sangat mempermudah orang dalam mencari informasi. Orang dapat memperoleh informasi di mana saja dan kapan saja dengan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung

Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) 2006466 Bandung LAMPIRAN A : DESAIN SURVEY Dalam studi ini, pengumpulan data menjadi sangat

Lebih terperinci

Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT ke. 7-9 September 2018

Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT ke. 7-9 September 2018 HIMPUNAN AHLI TEKNIK HIDRAULIK INDONESIA Pertemuan Ilmiah Tahunan PIT ke HATHI Medan, 7-9 September 2018 tema: pengelolaan sumber daya air terpadu menghadapi tantangan perubahan iklim ekstrem dan percepatan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 SIMPANG Simpang merupakan bagian yang penting dari jalan karena pada persimpangan terdapat efisiensi, kenyamanan, dan keamanan lalu lintas. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena BAB II METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:64) bahwa metode

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR. A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI TUGAS AKHIR A. Sejarah Singkat Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan Pada awalnya Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan adalah suatu sub bagian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal jurnal dan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Untuk mengetahui lebih jelas tentang Kota Medan, maka pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai Kota Medan secara utuh tentang lokasi dan komposisi, keadaan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, tidak lepas dari peran ilmu matematika, yaitu ilmu yang menjadi solusi secara konseptual dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 60/PID.Sus-TPK/2014/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 60/PID.Sus-TPK/2014/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 60/PID.Sus-TPK/2014/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara tindak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan akibat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang tinggi, sehingga pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk

I. PENDAHULUAN. Administrasi (2010), Jakarta mempunyai luas 7.659,02 km 2. penduduk sebesar jiwa. Jakarta juga mempunyai kepadatan penduduk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan ibu kota negara dan sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Menurut Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi (2010), Jakarta mempunyai

Lebih terperinci

INFORMASI DAN PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MAP. MPSi H U K U M P S I K O L O G I YAYASAN PENDIDIKAN HAJI AGUS SALIM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

INFORMASI DAN PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MAP. MPSi H U K U M P S I K O L O G I YAYASAN PENDIDIKAN HAJI AGUS SALIM MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK YAYASAN PENDIDIKAN HAJI AGUS SALIM ADMINISTRASI PUBLIK A G R B I S N I S H U K U M P S I K O L O G I MAP MA MH MPSi INFORMASI DAN PENDAFTARAN MAHASISWA BARU www.pasca.uma.ac.id Universitas Medan Area @Kampus_UMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang LPG merupakan bahan bakar berupa gas yang dicairkan (Liquified Petroleum Gasses) dan merupakan produk minyak bumi yang ramah lingkungan dan banyak digunakan oleh rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki penentuan rute secara tepat,

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman produk kepada pelanggan harus memiliki penentuan rute secara tepat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada pelanggan. Ketepatan pengiriman produk kepada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing

Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Lampiran 1. Daftar Pedagang Sampel di Pasar Sei Sikambing Sampel Nama Jenis Kelamin Jenis Pedagang 1 Tiurma Perempuan Pedagang Sayur 2 Erlina Br. Pardede Perempuan Pedagang Ikan 3 B. Simarmata Laki - Laki

Lebih terperinci

Nama Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan (Kecamatan Medan Baru) Hari buka Posyandu. Selasa. minggu. ke IV. Selasa. Minggu. Ke III.

Nama Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan (Kecamatan Medan Baru) Hari buka Posyandu. Selasa. minggu. ke IV. Selasa. Minggu. Ke III. Nama Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan (Kecamatan Medan Baru) No Kelurahan Nama Posyandu Hari buka Posyandu Alamat 1. Petisah Hulu Mawar II Selasa Jl.S. Parman G. sawa. Mawar III minggu

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian

Evaluasi Sistem Transportasi Sampah Kota Pasir Pengaraian EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SAMPAH KOTA PASIR PENGARAIAN KABUPATEN ROKAN HULU EVALUATION OF SOLID WASTE TRANSPORTATION IN PASIR PENGARAIAN CITY ROKAN HULU Alfi Rahmi ABSTRAK Transportasi sampah merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN. Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian

BAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN. Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian BAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN Situasi Wilayah Tugas Polresta Medan Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan

Lebih terperinci

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU

Balai Lelang PT. TRIAGUNG LUMINTU ASSET AGUNAN/JAMINAN DEBITUR PT. BANK NEGARA INDONESIA WILAYAH MEDAN PT. TRIAGUNG LUMINTU Jakarta: Jl. Senopati Raya No. 59 Keb. Baru, Jakarta Selatan. 12110 Telp. (021) 5269826, 5260836 Fax. (021) 5736205,

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 ANALISIS FLUKTUASI WAKTU PERJALANAN SAAT JAM SIBUK PADA SORE HARI DI JALAN UTAMA KELUAR PUSAT KOTA MEDAN TUGAS AKHIR Diajuakan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab di bidang kebersihan, keindahan tata pertamanan kota. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya merupakan Dinas Daerah Kota Surabaya yang mempunyai tugas melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK Buletin Ilmiah Math Stat dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No 3 (2015), hal 243 250 ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK MENCARI LINTASAN TERPENDEK DAN OPTIMALISASI KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA PONTIANAK

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009 memprioritaskan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai urutan pertama

Lebih terperinci

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian Saintia Matematika Vol. 1, No. 3 (2013), pp. 223 232. ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) AKTIF DIKOTA MEDAN TAHUN 2012 Trigustina Simbolon, Gim Tarigan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA. A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Sebelum disebut Kantor Pelayana Pajak (KPP) dulunya bernama Kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan perkembangan daerah. Kebutuhan akan transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup dan benda mati dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KOTA MEDAN DALAM SISTEM TRANSPORTASI. sampai 37,5 meter di bagian selatan di atas permukaan laut. Kota ini dialiri oleh dua sungai

BAB II GAMBARAN KOTA MEDAN DALAM SISTEM TRANSPORTASI. sampai 37,5 meter di bagian selatan di atas permukaan laut. Kota ini dialiri oleh dua sungai BAB II GAMBARAN KOTA MEDAN DALAM SISTEM TRANSPORTASI 2.1. Kondisi Geografis Kota Medan Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dan pembangunan di wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian penduduk perdesaan ke kota dengan anggapan akan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Halaman

DAFTAR TABEL. Halaman DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kriteria-kriteria Evaluasi Kebijakan Publik... 18 Tabel 2.3 Skala Perbandingan Berpasangan..... 21 Tabel 3.1 Konversi Angka... 29 Tabel 4.1 Tingkat Kelerengan Wilayah Kota

Lebih terperinci

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota

Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis Proses Penyusunan Peraturan Daerah Kota Dalam bab ini akan diuraikan tentang profil Kota Medan, profil Bappeda Kota Medan, serta uraian isi dari Peraturan daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Kemiskinan. BAB III : Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi selalu menjadi masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar. Usaha pemerintah dalam memecahkan masalah transportasi banyak dilakukan melalui pemecahan sektoral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan

BAB I PENDAHULUAN. Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan lama karena cepat membusuk dan mudah diserang hama maupun penyakit. Demikian pula halnya dengan

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Medan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Medan Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Medan Tahun 2013 sebanyak 10.912 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Medan Tahun 2013 sebanyak delapan Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4104/2003 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4104/2003 TENTANG KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 4104/2003 TENTANG PENETAPAN KAWASAN PENGENDALIAN LALU LINTAS DAN KEWAJIBAN MENGANGKUT PALING SEDIKIT 3 ORANG PENUMPANG PERKENDARAAN PADA RUAS RUAS JALAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM

PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM PERANCANGAN SISTEM PENJADWALAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN METODE VEHICLE ROUTING PROBLEM (VRP) DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN TANJUNG SENGKUANG KOTA BATAM Larisang Dosen Program Studi Teknik Industri STT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat yang lain. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas masyarakat. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Seiring dengan tumbuhnya sebuah kota,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

TINJAUAN PUSTAKA. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Jenis-jenis Sampah Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 7. Jabatan : Kabag/Kasubag Keuangan Non Kabag/Kasubag Keuangan

DAFTAR PERTANYAAN. 7. Jabatan : Kabag/Kasubag Keuangan Non Kabag/Kasubag Keuangan Lampiran 1 Kuesioner Penelitian dan Daftar Responden DAFTAR PERTANYAAN A. Demografi Responden 1. Nama Instansi : 2. Nama Responden : 3. Jenis Kelamin : Pria Wanita 4. Usia : 25-30 Tahun : 31 40 Tahun Jen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik dan mobilitas penduduk. Permasalahan transportasi yang

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY JARINGAN TRAYEK 2006

LAPORAN SURVEY JARINGAN TRAYEK 2006 LAPORAN SURVEY JARINGAN TRAYEK 2006 A. LATAR BELAKANG Sejak dilakukan uji coba Jl. Mojopahit Selatan Menjadi 1 (satu) arah pada bulan Mei 2006 hingga saat ini belum ada ketetapan atau keputusan dari Pemerintah

Lebih terperinci