BAB 6 PENUTUP. value proposition, value creation, dan value capture. Berdasarkan. pemahaman yang telah diperoleh dari tiga unsur tersebut, maka
|
|
- Agus Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 6 PENUTUP 6.1. Simpulan Pada penjelasan yang telah diuraikan pada pembahasan dua bab sebelumnya, telah diungkapkan tiga unsur model bisnis yang terdapat pada organisasi kewirausahaan sosial PAMDes Ngudi Ajining Tirto, meliputi value proposition, value creation, dan value capture. Berdasarkan pemahaman yang telah diperoleh dari tiga unsur tersebut, maka disimpulkan bahwa organisasi kewirausahaan sosial PAMDes Ngudi Ajining Tirto, Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul ini memiliki Model Bisnis Volunter atau Volunterism-Based Model. Hal ini dapat dilihat dari kesesuaian karakter organisasi dengan Model Bisnis Volunter seperti yang diungkap dalam Kusumasari, dkk. (2015), yaitu: a. Proposisi Nilai (Value Preposition) Value preposition atau preposisi nilai menjelaskan latar belakang terbentuknya organisasi, keuntungan yang coba ditawarkan, serta cara penawaran produk organisasi tersebut. Berdasarkan latar belakang berdirinya, Volunterism-based Model berangkat dari kerelaan seseorang untuk melakukan sesuatu, berdasarkan panggilan atau dorongan hati. Kusumasari, dkk. (2015) menjelaskan dalam proposisi nilai setiap organisasi harus mampu menjelaskan isu sosial yang 112
2 diharapkan untuk diselesaikan oleh organisasi dan menentukan sasaran penggunanya dengan cermat. PAMDes Ngudi Ajining Tirto dirintis karena rasa keprihatinan Damanhuri akan sulitnya mengakses air bersih di Banyusoco, kemudian bersama dua orang rekannya, Widodo dan Haryono merelakan BPKB-nya digadaikan untuk membeli peralatan guna membangun sistem pengelolaan air di dusun mereka. Keuntungan yang coba ditawarkan para perintis kepada sasarannya, yakni warga Ketangi kala itu adalah kemudahan akses terhadap air bersih, baik dalam hal jarak maupun biaya. Artinya warga Dusun Ketangi tak perlu lagi berjalan ke Sungai Oyo atau mata air Tuk Sewu untuk mengambil air, tak perlu pula membeli air dari derigen dan tangki dengan harga mahal, melainkan dapat langsung mendapatkan air dari bak penampungan terdekat, bahkan langsung dari kran rumah warga. Cara penawaran yang dilakukan adalah dengan memberikan bukti terlebih dahulu bahwa sistem pengelolaan air bersih dapat mengalirkan air dengan lancar dengan membangun prototype-nya berupa tiga bak penampungan di Dusun Ketangi yang dapat diakses langsung oleh masyarakat sekitar secara cuma-cuma pada lima hari pertama. Hal itu dilakukan untuk membentuk kepercayaan warga bahwa sebuah sistem pengelolaan air yang baru saja dibangun di Dusun Ketangi memberi manfaat positif bagi kehidupan. Seperti halnya organisasi kewirausahaan sosial yang memiliki Model Bisnis Volunter lainnya yang bergerak untuk 113
3 menciptakan kesetaraan kaum marginal, PAMDes Ngudi Ajining Tirto yang secara resmi berdiri pada tahun 2008 ini pun memiliki misi sosial untuk menghapus ketimpangan air bersih yang dialami warga Dusun Ketangi terhadap daerah-daerah lain di Indonesia dan mencapai kesetaraan dalam hal akses terhadap air bersih. b. Penciptaan Nilai (Value Creation) Kusumasari, dkk. (2015) dalam bukunya yang berjudul Memahami Model Bisnis Organisasi Sosial (Social Entrepreneurship) di Indonesia mengungkapkan setelah organisasi mampu mendefinisikan tujuannya dengan jelas, maka dalam menciptakan nilai, organisasi perlu merumuskan aktivitas yang jelas dan beragam untuk mendukung visi dan misi organisasi. Penciptaan nilai atau value creation mencakup lima hal yaitu aktivitas organisasi untuk mencapai nilai organisasi, cara kerja organisasi, keberlanjutan organisasi, kerja sama organisasi, dan pembiayaan suatu organisasi. Dalam organisasi kewirausahaan dengan Volunterism-based Model nilai yang ingin dicapai organisasi adalah nilai sosial dengan pendorong nilai utama yaitu pelayanan sosial. Aktivitas dan cara kerja organisasi kewirausahaan sosial PAMDes Ngudi Ajining Tirto sesuai dengan karakteristik model tersebut, yaitu melakukan pelayanan sosial terhadap akses air bersih masyarakat, mulai dari mengalirkan air, kontrol terhadap mesin secara rutin, hingga menangani kerusakan yang ada. Nilai sosial juga dikedepankan oleh PAMDes ini dengan 114
4 memberikan potongan harga khusus bagi warga kurang mampu, tempat umum, dan tempat ibadah. Value creation mencakup how the company makes money, atau strategi pembiayaan. Pembiayaan organisasi dengan Volunterismbased Model bersumber dari donatur, swadaya, masyarakat, serta penjualan produknya. PAMDes Ngudi Ajining Tirto mengandalkan penjualan produk dan jasanya berupa iuran masyarakat pelanggan PAMDes yang ditarik setiap satu bulan sekali. Uang tersebut kemudian dialokasikan untuk kepentingan operasional PAMDes dan upah bagi pekerja. PAMDes Ngudi Ajining Tirto Desa Banyusoco menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar dalam hal tenaga untuk pemasangan sistem air. Selain itu juga dengan pemerintah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Paguyuban Air Minum Masyarakat Yogyakarta (Pammaskarta) baik level Kabupaten Gunungkidul maupun Provinsi DIY dalam hal pemberdayaan masyarakat di daerah-daerah di luar Banyusoco yang masih belum memiliki akses yang baik terhadap air bersih. Kerja sama yang dilakukan semata-mata dalam hal pemberdayaan masyarakat dan bukan bantuan finansial. Hal ini sesuai dengan karakter organisasi kewirausahaan sosial dengan Model Bisnis Volunter yang juga bergerak di bidang pendampingan masyarakat disamping pelayanan sosial. 115
5 Keberlanjutan PAMDes Ngudi Ajining Tirto, seperti halnya Volunterism-based Model lainnya yakni bergantung pada kesukarelaan dan komitmen kuat dari para pengurus untuk mengelola organisasi. Selain itu, untuk menjaga ketersediaan produknya yang berupa air bersih, PAMDes ini juga memperhatikan kelestarian alam sekitarknya sehingga cadangan air tetap ada. c. Tangkapan Nilai (Value Capture) Value capture atau tangkapan nilai menekankan pada cara organisasi mendapatkan keuntungan, pengukuran kinerja organisasi, definisi sukses bagi organisasi dan hambatan yang dialami organisasi. Pada organisasi volunter, berbagai aktivitas yang dilakukan bertujuan menyelesaikan masalah sosial, sehingga keuntungan finansial sama sekali tidak menjadi tujuan. Setiap orang yang berkreativitas di dalam organisasi berbasis volunterism menyadari bahwa kontribusi yang mereka berikan pada organisasi bersifat sukarela dan cenderung tidak memperoleh gaji. PAMDes Ngudi Ajining Tirto mendapatkan keuntungan dari pendapatan iuran warga pelanggan setiap bulannya rata-rata sebesar Rp ,-. Dana sebesar itu dimanfaatkan untuk operasional PAMDes, cadangan kas, dan upah bagi pengurus. Meskipun pengurus mendapatkan upah ada yang setiap bulan dan setiap setahun sekali, namun keuntungan finansial terbesar dialokasikan untuk kepentingan organisasi (Kusumasai, dkk., 2015) yaitu untuk pembiayaan operasional dan cadangan kas, sehingga 116
6 apabila ada mesin rusak tidak perlu ada tarikan lagi yang dibebankan kepada pelanggan. Organisasi berbasis volunter menganggap terselesaikannya masalah sosial sebagai salah satu indikator terpenting dalam mengukur kinerja. Sementara definisi sukses bagi organisasi dengan model volunter adalah kemandirian kelompok sasaran, tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini, PAMDes Ngudi Ajining Tirto telah berhasil mencapai tujuannya dalam menyelesaikan masalah sosial berupa kesulitan mengakses air bersih tak hanya di Dusun Ketangi, namun juga di tiga dusun lain di Banyusoco, bahkan di satu dusun tetangga desa. PAMDes ini telah memberikan kemudahan akses air sehingga warga dapat lebih hemat tenaga, jarak, waktu, dan biaya. PAMDes ini juga dapat dikatakan sukses karena telah mandiri tidak bergantung pada organisasi manapun, bahkan telah membantu daerah-daerah lain untuk keluar dari masalah kesulitan mengakses air bersih. Meski demikian, organisasi kewirausahaan sosial yang telah sepuluh tahun melayani masyarakat ini tak lepas dari hambatanhambatan. Kusumasari, dkk (2015) mengungkapkan dalam tangkapan nilai, untuk menjadi organisasi yang sukses, maka organisasi perlu memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan apabila menghadapi hambatan. Seperti layaknya organisasi penganut Model Bisnis Volunter lainnya yang mengalami keterbatasan anggaran dan resitensi masyarakat, pada awal dirintisnya PAMDes ini juga 117
7 kekurangan dana sehingga harus menggadaikan BPKB dan berhutang kepada toko besi juga sempat diragukan kemampuannya oleh masyarakat, namun akhirnya berhasil keluar dari krisis dan diterima sebagian besar masyarakat Banyusoco. Sebagai organisasi kewirausahaan sosial PAMDes Ngudi Ajining Tirto telah mendefinisikan masalah dan upaya mengatasinya, merumuskan aktivitas dan cara kerja, serta mengatasi segala hambatan yang ada dengan menjalankan karakter-karakter Volunterism-Based Model seperti uraian di atas dan telah berhasil menjalankan model bisnis tersebut. Meskipun demikian ada beberapa hal yang masih menjadi permasalahan dalam jalannya organisasi yaitu daya listrik yang belum maksimal dan adanya wacana mengubah sitem organisasi menjadi BUMDes. Namun, sebagai sebuah organisasi yang dikelola masyarakat dan bergerak ada lingkup desa, PAMDes Ngudi Ajining Tirto telah berperan dalam mewujudkan salah satu dari MDGs serta membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pemerataan akses air bersih, khususnya pemerintah Kabuapaten Gunungkidul dan daerah-daerah lain yang dibantunya. Suatu prestasi yang diraih suatu organisasi dengan Model Bisnis Volunter yang dilaksanakan dengan sepenuh hati oleh para pengurusnya. Prestasi yang telah dilakukan PAMDes Ngudi Ajining Tirto diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia yang masih sulit mengakses air bersih untuk membuat pengelolaan air berbasis masyarakat secara sukarela demi terwujudnya pemerataan akses air bersih. 118
8 6.2. Saran Organisasi kewirausahaan sosial PAMDes Ngudi Ajining Tirto di Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul pada dasarnya telah menjalankan Model Bisnis Volunter dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar kelancarannya tetap terjaga, yaitu: a. Masalah listrik yang selama ini menjadi kendala pada sistem pengelolaan air bersih di Desa Banyusoco, yang bahkan berdampak pada terhentinya aliran air di Dusun Kepek I dan Dusun Kepek II selama satu tahun terakhir tidak dapat dibiarkan terus-menerus. Pengurus PAMDes Ngudi Ajining Tirto harus berusaha mencarikan solusi agar listrik tak lagi menjadi kendala utama di era sekarang. Kerjasama dengan PLN dan bahkan pihak ilmuwan di perguruan tinggi dapat dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah atas kendala listrik yang selama ini menghambat aliran air di Desa Banyusoco. Jika masalah listrik ini dapat diatasi, diharapkan pengelolaan PAMDes dapat lebih maksimal menjangkau warga Banyusoco. b. Terkait adanya wacana Pemerintah Desa Banyusoco yang hendak menjadikan PAMDes Ngudi Ajining Tirto sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga perlu dipertimbangkan melalui musyawarah 119
9 antara pengurus PAMDes, pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan warga sebagai pelanggan PAMDes. Dengan bergabung menjadi BUMDes diharapkan kerjasama dengan pihak-pihak di luar PAMDes dapat lebih mudah dilakasanakan karena alur birokrasinya jelas. Dengan berbentuk BUMDes diharapkan kontrol para pelanggan terhadap aktivitas organisasi dapat lebih terjaga. c. BUMDes pengelolaan air yang bersinergi dengan baik dengan pemerintah desa dan masyarakat ke depannya disarankan untuk menmanfaatkan segala potensi sumber mata air yang ada di Banyusoco dan tidak hanya menggunakan sumber air di tepi Sungai Oyo, sehingga cakupan layanan air dapat menjangkau masyarakat Desa Banyusoco secara keseluruhan. d. Keberlanjutan organisasi ini dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) juga perlu diperhatikan. PAMDes ini memang mengedepankan komitmen pengurus untuk mengelola organisasinya sehingga tidak ada pergantian pengurus selama sepuluh tahun berdiri. Masyarakat sebagai pelanggan juga menyerahkan kepengurusan kepada pengurus yang ada sehingga kurang terlibat dalam pengelolaan PAMDes Ngudi Ajining Tirto, padahal sangat diperlukan regenerasi untuk menjaga eksistensi PAMDes apabila kelak para pengurus yang sekarang menjabat tak bisa lagi mengemban amanah. Oleh karena itu, sangat disarankan adanya pelibatan beberapa pemuda dalam kepengurusan PAMDes yang dilatih untuk mengatasi masalah teknis maupun 120
10 nonteknis, sehingga di kemudian hari PAMDes ini dapat terusmenerus berlanjut demi kepentingan anak cucu di Desa Banyusoco. Sebab, keberlanjutan dan kekayaan secara Sumber Daya Alam berupa air bersih dari mata air Tuk Sewu tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada SDM yang mengelolanya. Menjadi BUMDes tak harus berarti pengurus berganti, pengurus dapat pula merupakan pengurus saat ini, namun perlu dilakukan penyadaran kepada masyarakat bahwa pengurus tidak selamanya dapat mengelola air, sehingga regenerasi sangat diperlukan yang dapat diperoleh kesepakatan melalui musyawarah dengan berbagai pihak. e. Untuk menjaga keberlanjutan SDM pengelola PAMDes, kemungkinan perubahan model bisnis pada PAMDes Ngudi Ajining Tirto dari Volunterism-based Model ke Model Bisnis Murni yang memperbolehkan pengurus mendapatkan profit yang lebih layak juga perlu dipertimbangkan. Karena mengubah menjadi Model Bisnis Murni juga dapat berdampak pula kepada kenaikan tariff iuran yang dibebankan kepada pelanggan. Namun, hal ini dapat pula menjadi salah satu opsi untuk menarik orang agar mau menjadi pengurus jika tidak ada lagi warga yang sukarela mengelola air bersih di Banyusoco seperti yang dilakukan Damnhuri dan timnya saat ini. f. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang telah berlaku di Banyusoco memiliki beberapa gap antara apa yang tertulis dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan 121
11 perubahan pada AD/ART untuk menyesuaikan perkembangan yang ada agar AD/ART ini benar-benar menjadi pedoman bagi berjalannya PAMDes Ngudi Ajining Tirto dan tak semata-mata menjadi pajangan yang dimiliki organisasi. 122
BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mandi, kesehatan karena menimbulkan penyakit seperti diare, muntaber, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal vital bagi manusia yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dsb. Akses terhadap air bersih
Lebih terperinciBUMDes PENGELOLAAN AIR BERSIH LENDANG NANGKA
BUMDes PENGELOLAAN AIR BERSIH LENDANG NANGKA BUMDes AIR BERSIH DI LENDANG NANGKA Lendang Nangka adalah desa yang terletak di Kabupaten Lombok Timur. Desa ini dianugerahi mata air dengan debit yang melimpah,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Kesimpulan berikut ini secara rinci menjabarkan secara rinci situasi dan kondisi poktan sebagai
Lebih terperinciANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY
ANGGARAN DASAR INDONESIAN RAILWAY PRESERVATION SOCIETY Yang dimaksud dengan: 1. Indonesian Railway Preservation Society (atau disingkat IRPS) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan hobi dan kecintaan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGELOLAAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus
Lebih terperinciOleh: Elfrida Situmorang
23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan modal sosial di Suara Ibu Peduli dan mendeskripsikan
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN KECAMATAN KEDUNGPRING DESA TLANAK
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN KECAMATAN KEDUNGPRING DESA TLANAK PERATURAN DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 03 TANUN 2008 TENTANG HIMPUNAN PENDUDUK PEMAKAI AIR MINUM DAN SANITASI
Lebih terperinciBab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.
1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI GROBOGAN, a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang
Lebih terperinciA N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH
A N G G A R A N D A S A R KEKERABATAN ALUMNI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA (KELUARGA) MUKADIMAH Bahwa Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga telah menghasilkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciDitetapkan pada tanggal 2 Juni 2008
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA Ditetapkan pada tanggal 2 Juni 2008 ! Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR : 010 /BPM-Kema FPIK/Kep/IX/2011 TENTANG UNDANG-UNDANG KELOMPOK KEGIATAN MAHASISWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada hakekatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah pedesaan yang
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas
BAB III PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dimana hal yang perlu penulis
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
VISI: Terwujudnya pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG. TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas
Lebih terperinciKETENTUAN DAN KETETAPAN PERANGKAT YAYASAN HAMADA. Pendahuluan
KETENTUAN DAN KETETAPAN PERANGKAT YAYASAN HAMADA Pendahuluan Nama Yayasan ini adalah Yayasan Hamada. Yayasan ini berdiri berdiri di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat pada tanggal 21 Juli 2016 sesuai Akta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menuju perdagangan bebas perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat serta perusahaan-perusahaan yang semakin besar, adanya persaingan antara para
Lebih terperinciANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA SUKAWENING KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT BAB I NAMA,WAKTU DAN KEDUDUKAN BAB II SIFAT DAN TUJUAN
ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA SUKAWENING KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT BAB I NAMA,WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1) Badan Usaha Milik Desa bernama : Wening Jaya 2) Badan Usaha Milik Desa didirikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. kekurangan. Di dua dusun Pagilaran dan Kemadang waktu seolah-olah sekedar berjalan di
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kehidupan keluarga buruh di dua dusun pada dasarnya berada pada posisi yang sama mereka dihadapkan pada upah dan kesejahteraan hidup yang rendah, ditengah kondisi ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era Otonomi Daerah sasaran dan tujuan pembangunan salah satu diantaranya adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, mengurangi kesenjangan antar
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Sebelum penelitian dilakukan, penulis mengumpulkan data dan
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data Sebelum penelitian dilakukan, penulis mengumpulkan data dan informasi untuk memperoleh gambaran sesuai topik yang kami pilih melalui wawancara dengan
Lebih terperinciVISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO
1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciExecutive Summary EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI
EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN MODEL KELEMBAGAAN DAN PENGELOLAAN AIR IRIGASI Desember, 2011 KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Executive Summary dari kegiatan Pengkajian Model Kelembagaan dan Pengelolaan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN SPAM
PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI DAERAH PENGEMBANGAN SPAM RPJPN RPJMN RKP RAPBN APBN JAKSTRA NasSPAM RENSTRA K/L RENJA K/L RKA K/L DIPA PUSAT DAERAH RPJPD RPJMD RKPD RAPBD APBD JAKSTRA DaSPAM
Lebih terperinciPengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik
Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik Keuangan desa adalah barang publik (public goods) yang sangat langka dan terbatas, tetapi uang sangat dibutuhkan untuk membiayai banyak
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Pelayanan Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan tentunya dapat memberikan dukungan optimal
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
123 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data dan pembahasan pada bab sebelum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Karakteristik dan Kondisi Industri Tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciMENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY. Oleh: Sri Purwani Konsultan
MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY (Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon dan Desa Sumbermulya
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 02 Tahun : 2008 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA
1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUMBER AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT DI DESA JERU KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG
PEMANFAATAN SUMBER AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT DI DESA JERU KECAMATAN TUMPANG KABUPATEN MALANG Soedjono, Bambang Budiantono Universitas Widyagama Malang sujono@widyagama.ac.id. ABSTRAK. Desa Jeru Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan aspirasi masyarakat yang sejalan dengan semangat demokrasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peralihan masa orde baru ke reformasi memberikan perubahan terhadap pemerintahan Indonesia. Salah satu perubahan tersebut adalah otonomi daerah yang merupakan
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS
53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)
79 BAB VI PENGARUH COMMUNITY RELATIONS PROGRAM PLTMH PADA PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN).1. Analisis Hubungan Pelaksanaan Program PLTMH dengan Proses Pembentukan Citra Pelaksanaan program
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN KELUARGA. Oleh: Dr. Iis Prasetyo, MM
KEWIRAUSAHAAN KELUARGA Oleh: Dr. Iis Prasetyo, MM A. Bisnis Keluarga Dewasa ini masyarakat kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan income keuangan sangat tinggi, dimana keberadaan uang sangat menunjang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN
NOMOR 16 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ASAHAN, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instansi pemerintah merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai ragam tujuan. Aktivitas di dalam instansi pemerintah selalu diarahkan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciPENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak
PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara ridwan@library.usu.ac.id Abstrak Peran perpustakaan sekolah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kondisi perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang terus menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek. Salah satu
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG. PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. piutang dagang perusahaan. Ada dua cara yang dilakukan untuk mengukur kefektifitasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi dalam memasuki era globalisasi menuntut perusahaan untuk terus menggembangkan produk,
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE
50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,
Lebih terperinciBAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
-100- BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. Arah Kebijakan Pendanaan Pembangunan Daerah Arah kebijakan pembangunan daerah diarahkan dengan memanfaatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif, efesien,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah
Lebih terperinciPenutup. elemen desa, baik pemerintah desa, ataupun masyarakat dengan tujuan mampun
Penutup Praktik pemberdayaan masyarakat di Indonesia dewasa ini dapat ditemukan dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Eksistensi BUMDes secara ideal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. penelitian pada penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, Penulis menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 (1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I
BAB I BAB I 1 A Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merupakan perwujudan dari tekad melakukan reformasi pendidikan untuk menjawab tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membuka usaha memang menjadi impian banyak orang. Sebab banyak sekali keuntungan yang bisa kita dapat dari situ. Selain bisa menjadi bos dari diri sendiri jam kerja
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Peran Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pemenuhan Hak Pendidikan Kaum Difabel dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI
RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI 145120407111043 C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Diri : Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perusahaan adalah suatu organisasi yang melakukan perbuatan atau kegiatan dalam rangka memperoleh penghasilan yang kontinus, terang-terangan, menyediakan barang / jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan mampu hidup, begitu halnya dengan manusia yang sangat tergantung
Lebih terperinciANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR
ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap
1. 1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN, TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciVISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN
VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih
Lebih terperinciAD/ART RW 012 MUKADIMAH
AD/ART RW 012 ANGGARAN DASAR RUKUN WARGA 012 PERUMAHAN MEDANG LESTARI KELURAHAN MEDANG KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG DENGAN MENYEBUT TUHAN YANG MAHA ESA MUKADIMAH Dengan menyadari betapa pentingnya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. P a g e 1
P a g e 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat serta atas perkenan-nya pula kami dapat menyampaikan laporan pengelolaan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAGA WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH PADA BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KECAMATAN PEDURUNGAN 4.1.Analisis Terhadap Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shodaqoh untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu aktivitas penting yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk sosial maka manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi yang terjadi pada sektor publik di Indonesia juga diikuti dengan adanya tuntutan demokratisasi, tentunya dapat menjadi suatu fenomena global bagi bangsa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DESA TEGALMULYO KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN PENDAHULUAN
ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN PENDAHULUAN Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting sekaligus masih menjadi titik lemah dalam rangka
Lebih terperinciBAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di
BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT A. Membentuk Komunitas Pemuda di Kampung Demak Jaya Adanya perkumpulan-perkumpulan sebelumnya yang dilakukan oleh masyarakat dan membangun kesepakatan untuk membangun sebuah
Lebih terperinciRencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)
Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi dalam RPJMD Kabupaten Cilacap 2012 2017 dirumuskan dengan mengacu kepada visi Bupati terpilih Kabupaten Cilacap periode 2012 2017 yakni Bekerja dan Berkarya
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Stasiun ADITV didirikan oleh persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh tahun1995 dan hasil Musyawarah
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004
ANALISIS KEBIJAKAN PENAMBAHAN SEKOLAH MENENGAH NEGERI BARU DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 (Penelitian Naturalistis Fenomenologis di SMK Negeri 1 Ambal) TESIS Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) I. SOSIALISASI Sebelum suatu PKBM didirikan di suatu komunitas/kampung/desa perlu dilakukan sosialisasi PKBM kepada seluruh
Lebih terperinci