MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY. Oleh: Sri Purwani Konsultan
|
|
- Handoko Indradjaja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENGELOLA DESA SECARA PARTISIPATIF REFLEKSI STUDI BANDING DESA MUARA WAHAU KE WILAYAH DIY (Desa Banjaroya Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon dan Desa Sumbermulya Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul DIY) Oleh: Sri Purwani Konsultan Diberlakukannya UU No 6 tahun 2014, PP No 43 tahun 2014 dan PP no 60 Th 2014 mengakibatkan terjadinya perubahan cara pandang tentang desa. Desa yang pada awalnya selalu menjadi objek dan penerima program program residu dari kabupaten maupun pusat, kini diberi kekuatan dalam mengelola potensi dan sumberdayanya sendiri secara swakelola dan mandiri. Proses menuju mandiri dan berdaya bagi desa Muara Wahau di Kecamatan Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur diawali dengan sebuah kegiatan studi banding di wilayah DIY, yang diikuti oleh 5 orang perangkat desa Muara Wahau. Adapun tujuan studi banding ini adalah media belajar untuk melihat proses tata kelola pemerintahan desa, proses perjalanan sukses sebuah desa maupun proses bangun nya sebuah desa yang miskin dari potensi sumberdaya alam dan pendapatan, tetapi mempunyai kekuatan sumberdaya manusia menuju sebuah desa yang mandiri. Kunjungan dipusatkan di 3 desa yakni Banjaroya, Kecamatan Kalibawang kabupaten Kulon Progo, Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon dan Desa Sumbermulya Kecamatan Bambanglipuro, kedua desa terakhir berada di Kabupaten Bantul. Hasil Pembelajaran Desa Banjaroya Kunjungan ke desa Banjaroya menghasilkan beberapa poin inspirasi yang cukup membantu para perangkat desa Muara Wahau dalam melihat beberapa aspek upaya membangun sebuah desa yang tergolong miskin sumberdaya alam ini. Banjaroya merupakan desa yang terdiri dari 19 padukuhan (dusun), PADes 1 tahun hanya 130 juta yang berasal dari sewa lahan untuk tanaman tebu seluas 8 HA, pasar desa dan 5 kios desa. ADD Desa Banjaroya sebesar 300 juta dengan jumlah penduduk jiwa. Sangat minim apabila dihitung dari sisi pendapatan dan optimalisasi pelayanan kepada masyarakat. Meskipun demikian desa Banjaroya mulai merintis BUMDes melalui program PUAP dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) dengan total aset 1,3 milyar.
2 Penataan desa dimulai dengan proses menata aset desa, BUMDes dan juga penyelesaian RPJMDes. Upaya upaya mengembangkan kemitraan selalu dilakukan oleh pemerintah desa, sehingga di Banjaroya ada program kemitraan dengn CSR Pertamina untuk membangun Embung Desa (Telaga buatan untuk penampungan air hujan) yang bertujuan untuk mengairi perkebunan Durian yang menjadi komoditi lokal andalan desa yang diangkat menjadi komoditi andalan kabupaten. Juga saat ini Banjaroya menjalin program kemitraan dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Kulon Progo untuk program andalan yakni Kebun Kakao Masyarakat. Bibit, Pendampingan dan Pemasaran dari Dinas Perkebunan kabupaten, tetapi dikelola sendiri oleh masyarakat. Hal ini bertujuan untuk semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Banjaroya yang masuk dalam kategori desa miskin di Kabupaten Kulon Progo. Pembelajaran yang diperoleh adalah kegigihan mengelola potensi desa yang sangat minim, dengan kerja keras dengan mengembangkan kemitraan yang berdampak bagi peningkatan pendapatan asli desa dan peningkatan pendapatan dan kemandirian masyarakat. Desa Panggungharjo Desa Panggungharjo merupakan desa yang mendapat juara I (pertama) tingkat nasional tahun 2014 dalam bidang tata kelola pemerintahan mengalahkan desa lainnya di Indonesia. Desa ini mempunyai Visi: Terselenggaranya pemerintahan yang bersih, transparan dan bertanggung jawab untuk mewujudkan masyarakat Panggungharjo yang demokratis, mandiri dan sejahtera serta berkesadaran lingkungan. Jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak jiwa (8.691 KK), dengan PADes tahun 2014 sebesar Rp dan APBDes Rp , kini menjadi desa yang sibuk menerima kedatangan tamu dari berbagai wilayah di Indonesia yang ingin belajar tentang tata kelola pemerintahan lokal yang dikembangkan. Pada waktu kunjungan ke Desa Panggungharjo teman teman Muara Wahau juga bertemu dengan teman teman perangkat desa dari Kabupaten Garut dan dari salah satu kabupaten di Kalimantan Barat. Sehingga pertemuan dalam jumlah yang besar, dan interaksi antar peserta menjadi formal. Namun
3 perangkat desa Muara Wahau bisa mengambil manfaat jangka panjang terkait dengan tata kelola pemerintahan di desa Panggungharjo yang akan dikembangkan dalam prioritas perencanaan pembangunan jangka panjang desa Muara Wahau ke depan. Hasil Pembelajaran yang bisa dikembangkan dari hasil kunjungan ke Desa Panggungharjo antara lain: 1. Pemberdayaan Masyarakat dirumuskan dalam 8 bidang pemberdayaan yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat (pendidikan, kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban) dan Penataan Pemerintahan dan Kelembagaan Desa, Peningkatan Peran Perempuan dan Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan 2. Menghadapi UU Desa dengan 2 PP nya isu kritis yang diangkat oleh Desa Panggungharjo adalah Perubahan SOTK dan sistem remunerasi perangkat desa serta Skenario alih kelola aset PNPM oleh desa. Isu kritis tersebut diantisipasi dengan langkah strategis yakni: melakukan analisis jabatan, analisis beban kerja, SOP, membangun sistem remunerasi berbasis kinerja. Sedangkan untuk skenario alih kelola aset PNPM dilakukan dengan langkah Konsolidasi aset PNPM dan Aset LKM bentukan pemerintah lainnya (UED SP, LKMA, UPK BKM, UP2K PKK) ke dalam BANK DESA Dua hal di atas merupakan perjalanan jangka panjang yang masih harus dilalui oleh desa Muara Wahau, tetapi kiranya perjalanan desa Panggungharjo bisa digunakan sebagai contoh, apabila semua unsur di desa bekerjasama dalam visi / arah yang sama maka apapun tujuan desa bisa diwujudkan. Kata kunci yang utama adalah Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Pemerintahan Desa mewujudkan kehadiran negara di tengah masyarakat Desa Panggungharjo. Desa Sumbermulya Desa Sumbermulya menjadi desa ke dua yang digunakan sebagai pembanding keberhasilan dalam sistem tata kelola pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. Desa Sumbermulya berada di Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak jwa dan KK. Delapan bidang pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan, sama dengan Desa Panggungharjo. Prestasi yang berhasil diraih oleh segenap komponen desa sejak tahun
4 sebanyak 77 kejuaraan, baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional. Di tingkat nasional Desa Sumbermulya mendapatkan penghargaan sebagai Desa Good Governance Nasional. Pembelajaran yang bisa diambil dari hasil kunjungan ke desa Sumbermulya oleh desa Muara Wahau antara lain: 1. Kekuatan kepemimpinan di tingkat desa yang didukung oleh berbagai lapisan masyarakat, tokoh masyarakat maupun tokoh agama 2. Kebersamaan perangkat desa (maupun dusun) dalam mengawal proses pembangunan desa yang partisipatif melalui mekanisme rembug warga baik di tingkat dusun maupun desa 3. Kekuatan untuk menggali potensi desa dari berbagai kelompok masyarakat dan komunitas lokal maupun agama 4. Tertib sistem administrasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan berbagai program desa. Sehingga data desa menjadi indikator keberhasilan pengelolaan program desa. Banyak hal yang diperoleh dari kunjungan ke 3 desa tersebut di atas yang bisa menjadi bahan pembelajaran rekan rekan perangkat desa Muara Wahau. Untuk menjadi desa yang baru dan berubah, tentunya tidak semudah membalik telapan tangan, tahapan proses harus dilaksanakan, agar masyarakat maupun pemerintah desa siap dan bergerak. Refleksi yang paling mendasar atas proses kunjungan tersebut bisa ditemukan dalam tahapan perkembangan sebagai berikut: 1. Proses untuk menjadi desa desa tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang dan penuh kompleksitas tantangan. Seperti halnya desa Sumbermulya yang mulai belajar sembari bekerja pasca gempa bumi Semua dimulai dengan sebuah rangsangan proyek pemerintah maupun non pemerintah. Proyek proyek ini memberikan pembelajaran teknis maupun administrasi yang ketat serta diberikan pendampingan teknis berupa kehadiran fasilitator yang terlatih dan tenaga ahli yang profesional, disamping pelatihanpelatihan yang intensif dan dana stimulan serta buku buku panduan umum dan teknis yang lengkap dalam kerangka waktu yang jelas dan ketat. 3. Membangun kesadaran kritis merupakan kunci utama untuk mengembangkan modal sosial sesuai dengan kebutuhan desa. Rangsangan program dimulai dengan siklus
5 perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi yang ketat, bahkan seringpula di audit oleh lembaga lembaga independen yang dibayar oleh lembaga donor. Setiap audit atau supervisi, masyarakat sendirilah yang menghadapi auditor dan supervisor. Hal itulah yang Sumbermulya secara khusus berpengalaman melayani tamu, baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk mempelajari keberhasilannya. 4. Proses yang panjang tersebut juga menumbuhkan partisipasi luar biasa dari masyarakat, mulai dari unit terkecil (keluarga) sampai dengan desa. Hal tersebut muncul sebagai pengakuan keberhasilan yang ditulis oleh Rekompak tentang Sumbermulya yang berjudul Keberhasilan itu Milik Masyarakat, bukan milik pemerintah atau non pemerintah bahkan juga donor. Hal di atas menjadi kunci bahwa keberhasilan, bahwa sebuah pembangunan pedesaan itu tidak bisa diklaim oleh lembaga manapun jika masyarakatnya tidak bergerak. Selain kunjungan ke 3 desa tersebut, perangkat desa Muara Wahau juga diajak untuk melihat karya adiluhung Bangsa Indonesia yakni Candi Borobudur di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Sedangkan ke Lava Tour Gunung Merapi merupakan kunjungan wisata sekaligus ajang diskusi tentang strategi pengembangan PADes melalui sektor wisata dan optimalisasi potensi lingkungan dan kaum muda. Demikian hasil kunjungan studi banding dari perangkat desa Muara Wahau ke beberapa desa di DIY, semoga niat baik para pejuang desa untuk mewujudkan desa yang mandiri dan berbudaya ini menjadi pijakan dalan penataan dan pengelolaan desa melalui proses yang bermartabat. Yogyakarta, 4 Desember 2014 Sri Purwani
TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA. Arie Sujito
TRANSFORMASI DESA PENGUATAN PARTISIPASI WARGA DALAM PEMBANGUNAN, PEMERINTAHAN DAN KELOLA DANA DESA Arie Sujito Apa pelajaran berharga yang dibisa dipetik dari perubahan desa sejak UU No. 6/ 2014? Apa tantangan
Lebih terperinciMEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA
MATERI DISKUSI MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN DESA Yeremias T. Keban MKP FISIPOL UGM Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, 27 September 2017 The Alana
Lebih terperinciRPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah
Oleh : Sri Purwani RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciUSULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF
USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF Nama Alamat : Ronggo Tunjung Anggoro, S.Pd : Gendaran Rt 001 Rw 008 Wonoharjo Wonogiri Wonogiri
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN Sleman, 7 JANUARI 2014 2 PHASE PELAKSANAAN PNPM TAHAP KEMANDIRIAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam hal pengembangan objek wisata Goa Kiskendo merupakan kewajiban Dinas Pariwisata Kulon Progo dan tanggung jawab utama ada di dalamnya. Pengembangan objek wisata
Lebih terperinciSiklus PNPM Mandiri - Perkotaan
BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,
Lebih terperinciLANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012
draft LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012 Workshop Four Seasons, 26 28 Maret 2012 LATAR BELAKANG Arahan Wakil Presiden Maret 2010 PNPM adalah kebijakan nasional mengenai pemberdayan masyarakat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSAMBUTAN BUPATI KULON PROGO
SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA DAERAH PROGRAM KELUARGA BERENCANA TAHUN 2009 KABUPATEN KULON PROGO Selasa, 21 April 2008 Assalamu alaikum Wr. WB Salam sejahtera bagi kita sekalian
Lebih terperinciBantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP
KATA PENGANTAR Pemberdayaan Masyarakat merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Bantul dalam upaya untuk mengentaskan kemiskinan dalam rangka mencapai visi pembangunan Kabupaten Bantul Projotamansari,
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan
Lebih terperinciDESA LESTARI Konsep Komprehensif Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Berkelanjutan. didukung oleh:
DESA LESTARI Konsep Komprehensif Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Berkelanjutan didukung oleh: NILAI DESA LESTARI, berkelanjutan, seimbang dan lestari; pembangunan desa yang berusaha memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciRESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat
Resona Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 1 (2017) 6-12 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo RESONA Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat http://journal.stiem.ac.id/index.php/resona/index
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinci- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG
- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.
Lebih terperinciDEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI
DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi makro
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihindari. Untuk dapat bertahan hidup, sebuah organisasi harus mampu dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan merupakan sebuah hal yang terus terjadi dan tidak dapat dihindari. Untuk dapat bertahan hidup, sebuah organisasi harus mampu dengan cerdik mengenali dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan jutaan orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa indikator ekonomi
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2018
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2018 Disampaikan dalam : Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah DIY. 3 April 2017 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Isu
Lebih terperinciMASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011
MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hutan sebagai modal dasar pembangunan perlu dipertahankan keberadaannya dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Luas kawasan hutan
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu
Lebih terperinciKegiatan Ekonomi Lokal di Desa
Kegiatan Ekonomi Lokal di Desa Pengelolaan sampah, Warung makan dan Restoran 9% Perkebunan 8% Perdagangan 8% Limbah, dan Daur Ulang 7% Jasa Keuangan 7% Perikanan 10% Other 20% Pengelolaan Air Bersih Penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :
Lebih terperincinewsletter Terbitan No. 1, Mei 2009
newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL 2-8 - 2011 PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT I. LATAR BELAKANG Mayoritas masyarakat Kabupaten Garut bermata
Lebih terperinciBAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah
Lebih terperinciTINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA
TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan
Lebih terperinciPENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN PENGGERAK UTAMA PEMBANGUNAN DAERAH
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN PENGGERAK UTAMA PEMBANGUNAN DAERAH 5.1. Visi Visi Kabupaten Sintang 2011-2015, tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG TANGGAL 3 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENERIMAAN PESERTA OBSERVASI LAPANGAN DIKLAT PENGELOLAAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TANGGAL 3 JUNI 2015
Lebih terperinciMenganalisis lebih jauh jumlah angka BPS
Dunia mencatat: salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan di dunia sampai setengahnya di tahun 2015. Indonesia mencatat: potret kemiskinan di Indonesia
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam hayati yang sangat beragam yang menjadi andalan perekonomian nasional. Kondisi agroklimat di Indonesia sangat
Lebih terperinciPELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK
A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi
Lebih terperinciREKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007
REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi kemiskinan, mengalami pergeseran paradigma dari masa ke masa. Konsep pertumbuhan yang menjadi ujung tombak
Lebih terperinciMemperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan
Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN
Lebih terperinciAsa Kemandirian Desa; sepotong cerita dari Panggungharjo. Wahyudi Anggoro Hadi Lurah Desa Panggungharjo, Sewon Bantul DIY
Asa Kemandirian Desa; sepotong cerita dari Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi Lurah Desa Panggungharjo, Sewon Bantul DIY GAMBARAN UMUM DESA PANGGUNGHARJO Luas Wilayah Batas Wilayah Utara Selatan Barat
Lebih terperinciSTRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN
PEMERINTAH KABUPATEN MALANG STRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN Oleh : H. SUJUD PRIBADI Bupati Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berakhirnya Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa. PNPM-MP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia yang masih banyak menghadapi permasalahan diberbagai bidang seperti ekonomi, sosial, hukum, politik dan bidang-bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata pada saat ini menjadi harapan bagi negara berkembang seperti Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Indonesia yang secara
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Berdasarkan hasil rapat Koordinasi Daerah Pembangunan Perempuan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Kalimantan
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciOleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemiskinan merupakan kondisi ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan memiliki ciri yang berbeda
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO Asisten Deputi Urusan Pengarusutamaan Kebijakan dan Anggaran/Sekretaris
Lebih terperinciDINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA
DINAS TATA RUANG DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk perempuan di Indonesia mencapai 118,010,413 jiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk perempuan di Indonesia mencapai 118,010,413 jiwa (Tabel Sensus Penduduk 2010). Jumlahnya yang banyak merupakan salah satu komponen penting dalam
Lebih terperinciLAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF
PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinci1. DESKRIPSI UMUM LEMBAGA
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN DESA BANJARAN KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN MAJALENGKA Alamat : Jalan Raya Banjaran No. 1 Kode Pos 45468 Phone (0233) 319608 1. DESKRIPSI UMUM LEMBAGA Nama
Lebih terperinciPERATURAN DESA CABAK NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)
PERATURAN DESA CABAK NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI TAHUN 2016 PERATURAN DESA CABAK NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN
Lebih terperinciPROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE
PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Penataan Lingkungan Permukiman : Berbasis : Komunitas :
BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perancangan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas di Desa Jomblang
Lebih terperinciBUPATI KUTAI KARTANEGARA,
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 QQ9 Nnmnr 1 1 Tambahan I^mharan Neeara BUPATI KUTAI KARTANEGARA PERATURAN BUPATI
Lebih terperinciRealisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan
Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian dan Kehutanan (Sumber Dana APBD Kabupaten Tujuan Sasaran Target Rp Target Rp Target 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewirausahaan berperan penting dalam perekonomian bangsa dan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Menurut Ciputra
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR
BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN A. Pendekatan Penelitian dan Pemberdayaan Dalam penelitian skripsi menggunakan pendeketan PAR. Dimana definisi PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action
Lebih terperincitermotivasi untuk bekerja lebih baik lagi dengan kunjungan Bapak dan Ibu ini. Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu kabupaten di DIY, yang
SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA PENERIMAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PESERTA DIKLAT PERANCANGAN JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENKUMHAM DI KABUPATEN SLEMAN TANGGAL : 1 JULI
Lebih terperinciPendampingan Teknis Dalam Implementasi UU Desa Potensi dan Tantangan. Village Law PASA BBL Series 29 November 2017
Pendampingan Teknis Dalam Implementasi UU Desa Potensi dan Tantangan Village Law PASA BBL Series 29 November 2017 Konteks studi Studi Monitoring Implementasi UU Desa Mar 17 Jul-Sep 17 Pemantauan Baseline
Lebih terperinciPenyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (PAM BM) 1. Pedoman umum
Pd T-05-2005-C Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (P BM) 1. Pedoman umum 1 Ruang lingkup Pedoman ini meliputi ketentuan umum dalam penyelenggaraan, kelembagaan, pembiayaan, pembangunan prasarana
Lebih terperincipelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan
Lebih terperinciPEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA
MENEMUKAN DAN MEMBIAYAI KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA AKAN LISTRIK Pengalaman PNPM Mandiri Perdesaan (Program Pengembangan Kecamatan) Oleh: Prabawa Eka Soesanta DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 16 JANUARI 2014 Tema Prioritas Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8 10% pada akhir 2014, yang diikuti dengan: perbaikan distribusi perlindungan sosial, pemberdayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kewenangan yang lebih luas. Masing-masing kepala daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya peraturan Otonomi Daerah, menjadikan Kabupaten dan Kota memiliki kewenangan yang lebih luas. Masing-masing kepala daerah berlomba-lomba dalam meningkatkan
Lebih terperinciVII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR
VII. RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI MAJELIS TA LIM DESA RAMBAH HILIR TIMUR Majelis ta lim sebagai lembaga pendidikan non formal, sebagai lembaga da wah islam mempunyai peran strategis
Lebih terperinciPROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR
PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciHutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari. Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)
Hutan Desa Oleh: Arief Tajalli dan Dwi P. Lestari Serial: BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) SKENARIO PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT VISI HUTAN LESTARI MASYARAKAT SEJAHTERA KEBIJAKAN PEMBERIAN AKSES
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah kemiskinan sudah menjadi fenomena kehidupan masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial masyarakat Indonesia. Terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah berimplikasi pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap perubahan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kewenangan penuh untuk menggelola segala hal yang menyangkut tentang tata kelola
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dengan berlakunya UU Desa No 6 Tahun 2014, pemerintahan desa diberi kewenangan penuh untuk menggelola segala hal yang menyangkut tentang tata kelola pemerintahan desa. Pengakuan
Lebih terperinciTata Kelola Desa. dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages
Tata Kelola Desa dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages GARIS BESAR 1 2 3 4 5 6 Latar Belakang Metodologi Waktu pelaksanaan Tujuan Studi Temuan utama Rekomendasi
Lebih terperinciBAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Lebih terperinciRencana Strategis (RENSTRA)
Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah banyak kebijakan pemberdayaan ekonomi keluarga miskin yang diprogramkan pemerintah sebagai langkah efektif dalam upaya penanggulangan kemiskinan, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai dengan rekrutmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan, penarikan, seleksi, dan penempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian; (3) tujuan penelitian; (4) manfaat penelitian; (5) batasan
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini, dimaksudkan untuk menjelaskan urgensi permasalahan penelitian yang diuraikan dengan sistematika (1) latar belakang; (2) pertanyaan penelitian; (3) tujuan penelitian;
Lebih terperinci