RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Diri : Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena atas berkah, rahmat dan hidayahnya, maka pada tanggal 15 Maret 2017 Masehi terbentuklah sebuah wadah yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan nama DESA CEGAH NARKOBA. Desa Cegah Narkoba berfungsi sebagai organisasi, mitra pemerintah dan masyarakat, bukan berupa organisasi politik dan tidak dinaungi oleh organisasi politik maupun secara organisator. Berstatus sebagai organisasi non pemerintahan dan sosial kemasyarakatan berskala nasional, Desa Cegah Narkoba berkedudukan di kota Malang, dengan fokus menangani isu penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa yang berada di wilayah Republik Indonesia. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia menunjukan bahwa peredaran gelap narkoba di Indonesia setiap tahun semakin meluas. Kini, bahaya narkoba tidak hanya mengancam masyarakat perkotaan, namun telah menyebar ke masyarakat desa. Indonesia dengan jumlah desa kurang lebih sebanyak pada tahun 2016, menjadikan desa di Indonesia sebagai pasar yang sangat besar dan

2 menjanjikan bagi para pengedar narkoba. Banyak kasus di media menunjukan bahwa para pengedar narkoba kini berusaha mencecoki orang desa dengan gaya hidup orang kota yang buruk dan berusaha menyusupkan narkoba ke desa sebagai gaya hidup. Alhasil, dari tahun ketahun, data BNN Republik Indonesia menunjukan kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa semakin meningkan dan memprihatinkan. Hal tersebut tentu saja menimbulkan ancaman bagi masyarakat desa, khususnya anak-anak dan remaja sebagai calon penerus bangsa, dan jika terus dibiarkan tanpa adanya pencegahan dan pemberantasan, maka akan membahayakan masa depan bangsa dan negara. Melihat krisis penyalahgunaan dan peredaran gelap di desa yang semakin memprihatinkan sekarang ini, membuat kami resah sekaligus tergerak untuk ikut melakukan pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa. Kami yakin, dengan pencegahan dini secara intensif, maka akan dapat menyelamatkan banyak nyawa, khususnya anak-anak dan remaja yang sangat rentan dengan pergaulan bebas dan narkoba. Melalui gerakan yang terukur dan efisien, Desa Cegah Narkoba bertujuan untuk mencegah desa menjadi sindikasi narkoba dan mencegah narkoba masuk desa, sehingga target utama kami yaitu menjadikan masyarakat desa, baik itu anak-anak, remaja, dan orang dewasa, terbebas dari bahaya penyalahgunaan narkoba dapat segera tercapai. Dengan mewujudkan tujuan mulia tersebut, maka keberadaan DESA CEGAH NARKOBA didasari dan digerakkan oleh pedoman yang terbentuk, dengan; sumber pendanaan diperoleh dari iuran anggota, donatur, subsidi pemerintah, serta usaha yang halal dan tidak mengikat; dan keanggotaan berasal dari pelajar dan masyarakat umum yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan keorganisasian.

3 Visi : DESA CEGAH NARKOBA menjadi organsiasi non pemerintahan yang professional dan terdepan dalam menangani pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa, serta menciptakan desa yang bebas dari narkoba, demi terwujudnya masa depan bangsa yang sehat, cerdas dan beprestasi. Misi : Meningkatkan peran serta masyarakat desa untuk bersama memerangi, memberantas, mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkoba; Memaksimalkan potensi yang ada di desa seperti pos kamling, Ibu-Ibu PKK, serta teknologi dalam upaya mencegah desa menjadi sindikasi narkoba dan mencegah narkoba masuk desa, dengan memberikan informasi, wadah, media dan keterampilan; Meningkatkat pengetahuan tentang bahaya narkoba melalui pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat, dan publikasi media. Nilai : DESA CEGAH NARKOBA menganut nilai peduli, tanggap, inovativ, dan kompeten dalam menciptakan desa yang bebas dari narkoba melalui pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa

4 BAGIAN II: ANALISIS LINGKUNGAN ORGANISASI 2.1 Kondisi Eksternal Isu-Isu Makro : Isu-isu makro yang terkait dengan visi dan misi yang akan dijalankan oleh Desa Cegah Narkoba adalah; yang pertama, kondisi sosial, pendidikan dan teknologi masyarakat desa yang cukup berbeda dengan masyarakat di perkotaan. Perbedaan kondisi tersebut akan menjadi tantangan bagi organisasi dalam memberikan pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat, bahkan dalam memberikan informasi melalui publikasi media. Sehingga diperlukannya strategi-strategi jitu dari organisasi, agar dapat menyesuaikan kondisi sosial, pendidikan dan teknologi terhadap masyarakat desa. Isu yang kedua adalah semakin berkembangnya modus-modus pengedar narkoba dari tahun ke tahun dalam mempengaruhi masyarakat dan mengedarkan narkobanya, dengan melalui kecanggihan teknologi, jaringan komunikasi yang luas, serta inovasi dalam mengubah bentuk-bentuk narkoba yang beragam jenis dan berbeda setiap tahunnya. Perkembangan modus penyebaran narkoba dan jenis-jenis narkoba tersebut, menjadi tantangan bagi organisasi, sehingga perlu melakukan penyesuaian dan pembaharuan informasi dari tahun ke tahun, agar dapat disesuaikan dengan tantangan yang terus berkembang, sehingga informasi yang diberikan kepada masyarakat dapat sesuai dengan kondisi, tantangan dan ancaman yang terjadi saat itu. Isu yang ketiga adalah semakin berkembangnya kepedulian masyarakat terhadap bahaya narkoba, masuknya isu narkoba sebagai salah satu ancaman besar bagi bangsa Indonesia yang harus segera diatas, serta memanasnya isu bahaya narkoba di tingkat global, menjadikan isu narkoba ini menjadi salah satu isu penting dalam ranah politik, ekonomi, sosial bahkan budaya di tingkat nasional dan global, karena dilihat dari besarnya kerugian yang diakibatkannya. Isu bahaya narkoba yang menjadi isu penting yang harus segera diatas ini, menjadi peluang bagi organisasi untuk bisa

5 mengembangkan organisasi Desa Cegah Narkoba ini berdasarkan visi/misi yang telah ditetapkan kedepannya Stakeholder : Stakeholder yang dapat memberikan pengaruh bagi organisasi Desa Cegah Narkoba adalah; yang pertama yaitu pemerintah Indonesia, dalam hal ini yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN), Kepolisian Republik Indonesia, dan instansi-instansi yang terkait. Indonesia yang beberapa waktu lalu telah dikategorikan sebagai negara krisis narkoba, mendorong pemerintah lebih gencar lagi dalam bertindak untuk mengatasi permasalahan ini. Adanya desakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara bebas narkoba, menjadi peluang bagi organisasi Desa Cegah Narkoba untuk bisa mendapatkan dukungan dan dorongan dari pemerintah untuk menjalankan programprogramnya. Dengan adanya Desa Cegah Narkoba, maka mendorong pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa yang kurang mendapat perhatian dari Badan Narkotika Nasional dan Kepolisian Republik Indonesia. Sehingga, inovasi ini diharapkan akan mendapat dukungan dari pemerintah, khususnya Badan Narkotika Nasional dan pemerintah setempat. Selain pemerintah, stakeholder lainnya yang dapat berpengaruh terhadap Desa Cegah Narkoba adalah berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berada di tingkat Internasional, nasional dan lokal, yang juga memiliki tujuan yang sama dengan organisasi Desa Cegah Narkoba. Dengan adanya LSM tersebut, maka akan menjadi peluang bagi Desa Cegah Narkoba untuk dapat bekerjasama, bertukar pengalaman, dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya, bahkan peluang untuk dibantu, demi mewujudkan visi-misi Desa Cegah Narkoba yang telah disusun. Selain kedua stakeholder diatas, aktor yang dapat mempengaruhi Desa Cegah Narkoba dalam mengimplementasikan program-programnya adalah pemerintah lokal, khususnya dalam hal ini adalah pemerintah desa. Selain itu, biasanya, disetiap desa

6 memiliki perbedaan pada budaya, tingkat pendidikan dan sosialnya. Hal tersebut tentu saja dapat menjadi tantangan bagi organisasi, sehingga diperlukan pendekatan secara massif dan prosedur perizinan sesuai yang diarahkan, agar program yang dilaksanakan dapat berjalan dan tercapai sesuai rencana. Organisasi perlu menyiapkan hal-hal tertentu diluar perencanaan awal, untuk dapat menyesuaikan persyaratan-persyaratan dan kondisi yang berbeda-beda di setiap desa yang menjadi target program. 2.2 Kondisi Internal Institusi Sebagai organisasi non pemerintahan dan sosial kemasyarakatan berskala nasional, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan yang perlu diatas oleh Desa Cegah Narkobal, untuk dapat mencapai visi-misi yang telah ditetapkan, yaitu yang pertama Desa Cegah Narkoba perlu menyusun kelembagaan dan mekanisme kerja organisasi secara terperinci dan matang, mulai dari tingkat nasional, provinsi, hingga ke tingkat desa. Berdasarkan tantangan tersebut, Desa Cegah Narkoba memiliki kelemahan dalam memaksimalkan pergerakannya dalam skala nasional, sehingga solusinya adalah dalam proses pendirian cabang di berbagai lokasi di Indonesia, Desa Cegah Narkoba pertama-tama perlu mengembangkan dan memperkuat kelembagaan organisasi pusat dan program-programnya yang ada di Malang, hingga tahun ke 2 (dua). Apabila organisasi pusat yang berada di Malang telah berkembang dan cukup diketahui oleh masyarakat luas, maka pada tahun ke 3 (tiga), Desa Cegah Narkoba akan membentuk cabang-cabang di daerah lain di Indonesia, dan seterusnya, hingga kelembagaan dan cakupan organisasi dapat mencakup seluruh daerah di Indonesia. Dan tantangan yang kedua adalah, setelah membentuk cabang dibeberapa lokasi di Indonesia, Desa Cegah Narkoba perlu merubah kelembagaan dan mekanisme kerja organisasinya, yaitu untuk menjadi organisasi non pemerintahan yang professional

7 dalam skala nasional maka; disetiap daerah per provinsi, memiliki cabang masingmasing sehingga proses recruitment, pengawasan serta implementasi program dapat diatur dengan sebaik mungkin; lembaga organisasi dan kekuatan organisasi dipegang oleh Musyawarah Nasional (MUNAS), Rapat Kerja, Rapat Pleno, dan Rapat Harian Pengurus; dan lembaga kepemimpinan dipegang oleh Pengurus DESA CEGAH NARKOBA. Seterusnya, organisasi harus mampu menjalankan dan mengawasi kegiatan organisasi yang berskala nasional, dan mampu memastikan program-program yang ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Sedangkan kekuatan dalam institusi Desa Cegah Narkoba adalah adanya keterbukaan terhadap berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai pihak, yaitu dengan Lembaga Swayada Masyarakat (LSM) dan pemerintah. Sehingga ini dapat menjadi peluang Desa Cegah Narkoba untuk terus memajukan organisasinya sesuai dengan visi misi yang sudah dibentuk Sumberdaya - Sumber Daya Manusia (SDM) : Anggota dan Volunteer Desa Cegah Narkoba berasal dari pelajar dan masyarakat umum yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan keorganisasian. Dengan kriteria umum; memiliki komitmen dan kepedulian terhadap permasalahan narkoba; memiliki keterampilan dalam komunikasi dan mampu membaur dengan masyarakat desa; mempunyai pengetahuan tentang bahaya narkoba dan permasalahnya; dan berbagai kualifikasi lainnya sesaui yang dibutuhkan. Sedangkan kriteria khusus yaitu telah mengikuti pelatihan dan sertifikasi dari Desa Cegah Narkoba tentang tata cara sebagai anggota dan volunteer Desa Cegah Narkoba, untuk ditempatkan dalam organisasi maupun lapangan. Sehingga dilihat dari persyaratan-persyaratan diatas, para anggota dan volunteer Desa Cegah Narkoba memiliki kompetensi yang diperlukan untuk

8 dapat mensukseskan program-program yang dimiliki oleh Desa Cegah Narkoba, sehingga hal ini dapat menjadi kelebihan bagi organisasi Desa Cegah Narkoba dalam mensukseskan program-programnya. - Sumber Dana : Sumber pendanaan diperoleh dari iuran anggota, donatur, subsidi pemerintah, serta usaha yang halal dan tidak mengikat. Sehingga tantangannya adalah, bagaimana mendapatkan dukungan dari pemerintah dan donor dalam mendukung program-program Desa Cegah Narkoba kedepannya. Sedangkan, tantangan lainnya adalah, bagaimana membentuk komitmen anggota dan volunteer untuk dapat melakukan iuran sukarela dan melaksanakan usaha yang tidak mengikat, untuk mengumpulkan dana operasional organisasi dan program Pengetahuan Berdasarkan persyarakat anggota dan volunteer yang telah dijelaskan pada bagian sumber daya manusia diatas, diharapkan pengetahuan yang dimiliki oleh anggota dan volunteer terkait narkoba dan permasalahnnya dapat terpenuhi. Tantangan dari Desa Cegah Narkoba adalah bagaimana melakukan pelatihan dan kaderisasi anggota dan volunteer kedepannya, sehingga kompetensi yang dimiliki sesuai dengan yang diharapkan dan yang dibutuhkan di lapangan. Sedangkan, tantangan yang kedua adalah semakin berkembangnya modusmodus pengedar narkoba dari tahun ke tahun dalam mempengaruhi masyarakat dan mengedarkan narkobanya, sehingga untuk menghadapi tantangan tersebut, Desa Cegah Narkoba juga membentuk tim peneliti, data, dan informasi, agar dapat menyesuaikan tantangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba yang terus berkembang setiap saat, sehingga program-program yang dijalankan setiap tahunnya dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.

9 2.2.4 Program Berdasarkan visi untuk menjadi organsiasi non pemerintahan yang professional dan terdepan dalam menangani pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa, serta menciptakan desa yang bebas dari narkoba, demi terwujudnya masa depan bangsa yang sehat, cerdas dan beprestasi, Desa Cegah Narkoba berkomitmen untuk menjalankan program-programnya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan program pembangunan lainnya, sehingga secara optimal mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang ada di desa. Hal ini dapat menjadi kelebihan dari program Desa Cegah Narkoba, karena mengintegrasikan programnya dengan programprogram pembangunan lainya yang ada di desa, serta senantiasa memperhatikan kebutuhan dan tingkatan pendidikan, sosial dan budaya yang ada di desa-desa. Program-program yang dijalankan oleh Desa Cegah Narkoba perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat di desa, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, serta anggota Desa Cegah Narkoba itu sendiri secara optimal, serta perlu bekerjasama dan saling membahu antara satu dengan lainnya, demi keberhasilan program-program yang telah direncanakan. 2.3 Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi Internal Eksternal Strengths Weaknesses Opportunities Threats Membentuk keanggotaan di seluruh Indonesia pada tahun ke 3, dengan pertamatama memperkuat organisasi pusat yang ada di Malang selama 2 tahun. Keanggotaan dan Volunteer bersifat tidak mengikat, sehingga sulit menjaga komitmen para anggota Isu permasalahan narkoba menjadi isu penting dalam ranah politik, sosial dan budaya, baik ditingkat nasional maupun global Kondisi sosial, pendidikan masyarakat desa yang cukup berbeda dengan masyarakat di perkotaan

10 Memiliki jaringan keanggotaan yang luas, baik dari tingkat internasional, nasional, maupun lokal. Memiliki keanggotaan yang professional dan kompeten dalam mensukseskan program-program DCN. Dilihat dari proses rekruitmen dan persyaratan yang harus dipenuhi Adanya pelatihan bagi anggota baru dan volunteer, agar lebih siap saat melaksanakan program di lapangan Adanya tim peneliti, data, dan Masih lemahnya sturktur kelembagaan dan kepengurusan DCN, sehingga masih belum mampu membentuk organisasi berskala nasional Adanya darurat narkoba yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia beberapa waktu lalu, mendorong keterlibaran BNN, Kepolisian, dan isntansi pemerintah lainnya untuk lebih massif dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, sehingga dapat menjadi peluang kerjasama dengan DCN Kurangnya perhatian pemerintah dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di desa-desa Banyaknya LSM- LSM yang fokus terhadap pemberantasan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba menjadi peluang kerjasama dengan DCN Meningkatnya kasus peredaran Meminta persetujuan dan proses perijinan di desa-desa untuk dapat melaksanakan program Semakin berkembangnya modus-modus pengedar narkoba dari tahun ke tahun dalam mempengaruhi masyarakat dan mengedarkan narkobanya Sulitnya pencarian donatur dan bantuan untuk menjalankan program yang ada Masih minimnya teknologi yang

11 informasi, untuk menyesuaikan perubahan tantangan dan permasalahn narkoba yang selalu dinamis Adanya keterbukaan dengan berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai pihak, LSM dan pemerintah dan penyalahgunaan narkoba di desadesa, sehingga menjagi peluang untuk Desa Cegah Narkoba melakukan pencegahan dan pemberantasan di bidang ini dimiliki oleh desa, sehingga akan menjadi tantangan DCN dalam pelaksanaan program BAGIAN III: PERUMUSAN ISU-ISU STRATEGIS Berdasarkan pertimbangan strengths dan opportunities diatas, maka isu-isu strategis yang dapat diambil adalah : 1) Menjadikan organisasi Desa Cegah Narkoba sebagai organsiasi non pemerintahan yang professional dan berskala nasional, dengan pertama-tama memperkuat kelembagaan organisasi pusat dan program-programnya yang ada di Malang, kemudian selanjutnya mampu merambah ke daerah lain di Indonesia 2) Menjadikan anggota dan volunteer Desa Cegah Narkoba sebagai anggota yang professional dan memiliki kompetensi tinggi dibidang pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, sehingga siap melaksanakan program di lapangan dengan sebaik mungkin.

12 3) Meningkatkan pengetahuan tentang bahaya narkoba melalui pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat, dan publikasi media. 4) Membentuk wadah, media dan keterampilan untuk memaksimalkan potensipotensi yang ada di desa seperti pos kamling, Ibu-Ibu PKK, serta teknologi dalam upaya mencegah desa menjadi sindikasi narkoba dan mencegah narkoba masuk desa. 5) Bersama dengan organisasi kemasyarakatan, lembaga keagamaan, tokoh masyarakat, komunitas, instansi dan lembaga pemerintahan melakukan upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. 6) Meningkatkan keterlibatan dan peran serta masyarakat desa untuk bersamasama memerangi, memberantas dan mencegah peredaran gelap narkoba di desa. BAGIAN IV: PENYUSUNAN PROGRAM Berdasarkan perumusan isu-isu strategis diatas, maka program yang akan dilaksanakan oleh Desa Cegah Narkoba adalah : 1) Program tahun pertama - Membentuk anggota organisasi harian pusat kota Malang - Merekrut volunteer lapangan untuk program kota Malang - Melakukan pelatihan kepada anggota dan volunteer - Melaksanakan program Desa Cegah Narkoba di satu desa di kabupaten Malang, sebagai desa percontohan, dengan; memberikan pengetahuan tentang bahaya narkoba melalui pendidikan, pelatihan, pengabdian masyarakat, dan publikasi media; membentuk taman baca narkoba; mendorong post kamling untuk aktif memantau peredaran gelap narkoba, dengan

13 memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai jenis-jenis narkoba. - Membentuk jaringan dengan Lembaga-Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya yang sama-sama peduli terkait permasalahan narkoba, khususnya di desa-desa. - Menyusun program kerja tahun kedua 2) Program tahun kedua - Melanjutkan program Desa Cegah Narkoba di desa yang telah dituju pada program tahun pertama. - Melaksanakan program Desa Cegah Narkoba di desa lainnya (Desa Kedua), dengan program yang sama. - Mengajak kerjasama LSM terkait untuk meningkatkan kualitas internal organisasi (Sumber daya manusia, dan pengetahuan) - Membentuk jaringan dengan LSM yang lain serta lembaga pemerintahan, yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN). - Menyusun program kerja tahun ketiga 3) Program tahun ketiga - Melanjutkan program di dua desa yang telah dilaksanakan pada tahun pertama dan kedua, dengan melakukan monitoring dan evaluasi - Membentuk 2 cabang Desa Cegah Narkoba di 2 kota lainnya di wilayah Jawa Timur - Membuka rekruitmen volunteer dan pengurus untuk kedua cabang Desa Cegah Narkoba di 2 kota lainnya, dan melakukan pelatihan untuk mempersiapkannya mereka dalam mengelola organisasi dan menjalankan program di lapangan.

14 - Mengajak kerjasama dan mengadakan diskusi dengan pemerintah yaitu BNN dan LSM yang bergerak di bidang anti narkoba, untuk mendukung pengembangan dan perluasan program Desa Cegah Narkoba, sekaligus meningkatkan kapasitas internal DCN. - Menyusun program tahun keempat. 4) Program tahun keempat - Melaksanakan program Desa Cegah Narkoba di kedua cabang DCN dengan bekerjasama dengan pemerintah dan LSM anti narkoba. - Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap dua desa yang telah dijadikan sebagai program awal Desa Cegah Narkoba, dan menjadikan kedua desa tersebut sebagai desa percontohan, dengan mempublikasikannya ke media sosial. - Membentuk 2 cabang Desa Cegah Narkoba di 2 kota lainnya di luar wilayah Jawa Timur. - Membuka rekruitmen volunteer dan pengurus untuk kedua cabang Desa Cegah Narkoba di 2 kota lainnya diatas, dan melakukan pelatihan untuk mempersiapkannya mereka dalam mengelola organisasi dan menjalankan program di lapangan. - Menyusun program tahun kelima.

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI RENCANA STRATEGIS ORGANISASI REMAJA MASJID OLEH: QURAISY ABDURRAHMAN 145120407111015 C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Organisasi: Semakin meningkatnya jumlah masyarakat muslim di Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM) Shafira Rizki Aulia 145120400111048 A. ORIENTASI ORGANISASI 1. Identifikasi organisasi a. Citra diri: OPSIM adalah sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Setelah melakukan proses wawancara dengan beberapa narasumber terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada Kampanye Pencegahan Peredaran

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif atau sering disebut NAPZA, di Indonesia saat ini sangat memperhatinkan berbagai kalangan. Laporan Survey

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016

Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat 2016-2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Kata Pengantar Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri

Lebih terperinci

RESUME. Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak. ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak

RESUME. Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak. ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak RESUME Situasi anak secara umum di India menunjukkan banyak ketidakadilan yang serius yang dialami oleh anak-anak seperti tingginya angka kematian anak, perawatan kesehatan yang buruk,terbatasnya kesempatan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL ORGANISASI

BAB IV PROFIL ORGANISASI 1 BAB IV PROFIL ORGANISASI IV.1. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga VISI KEMENPORA Terwujudnya kualitas sumber daya pemuda dan olahraga dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan yang

Lebih terperinci

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah.

: 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja mengenai. Konsep Rencana Strategis Daerah. A. MENGENALI KONSEP RENCANA 2 STRATEGIS DAERAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI KONSEP RENCANA STRATEGIS DAERAH : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. :

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang harus segera dicari permasalahannya. Isu ini dapat berskala makro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG 48 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG Berdasarkan data baik masalah maupun potensi yang dimiliki oleh kelompok, maka disusun strategi program

Lebih terperinci

POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO)

POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO) POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO) IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI INDONESIA (IKAHIMBI) PERIODE 2011-2013 POLA DASAR PENYELENGGARAAN ORGANISASI (PDPO) BADAN PENGURUS PUSAT IKATAN HIMPUNAN MAHASISWA

Lebih terperinci

J A K A R T A, M E I

J A K A R T A, M E I J A K A R T A, M E I 2 0 1 3 TRANSNASIONAL CRIME YANG TERORGANISIR DAN SANGAT MERESAHKAN LAHGUN & PEREDARAN GELAP NARKOBA DAMPAK YG DITIMBULKAN : MERUSAK KEHIDUPAN MASY MENGHANCURKAN KETAHANAN NEGARA SENDI

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi Kita Semua Yth. Para Narasumber, Para Peserta Sosialisasi, Serta hadirin yang berbahagia.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi Kita Semua Yth. Para Narasumber, Para Peserta Sosialisasi, Serta hadirin yang berbahagia. 1 SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA SOSIALISASI PENCEGAHAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA BAGI ASN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN TANGGAL : 13 NOVEMBER 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera

Lebih terperinci

Perempuan dan Industri Rumahan

Perempuan dan Industri Rumahan A B PEREMPUAN DAN INDUSTRI RUMAHAN PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAHAN DALAM SISTEM EKONOMI RUMAH TANGGA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN ANAK C ...gender equality is critical to the development

Lebih terperinci

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja,

Lebih terperinci

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf Diajukan untuk memenuhi nilai untuk mata kuliah Manajemen Proyek

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati: Tanggal, 19 Juni 2008 Pukul 08.30 W IB

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.

KATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika. KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih terperinci

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh

Lebih terperinci

BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN

BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN Laporan Evaluasi Diri Prodi Manajemen FE UNY 2016 1 KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Program Studi (Prodi) Manajemen merupakan salah

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN

RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN RENCANA OPERASIONAL PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN STIE KBP TAHUN 2012-2016 A. VISI Visi Program Studi S1 Manajemen STIE KBP adalah Menjadi Program Studi yang Berkualitas dalam Pengajaran dan Pengetahuan Bidang

Lebih terperinci

Tabal hasil wawancara. Table 1. latihan dalam organisasi

Tabal hasil wawancara. Table 1. latihan dalam organisasi Tabal hasil wawancara Table 1. latihan dalam organisasi Dalam melakukan kegiatan tertentu dalam suatu organisasi terkadang dibutuhkan latihan, apakah ada latiha tertentu dalam organisasi LDII untuk mengenalkan

Lebih terperinci

H. Pengelolaan Program

H. Pengelolaan Program 77 H. Pengelolaan Program 1. Efisiensi dan Efektivitas Kepemimpinan Seperti yang sudah dikemukakan sebelumnya bahwa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menetapkan tujuh sasaran utama dalam Program

Lebih terperinci

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan LAMPIRAN 2 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Permasalahan konservasi 1. Permasalahan internal 2. Permasalahan eksternal. Variasi kegiatan di Lampiran 2 Panduan wawancara pengelolaan 1. Apa saja kekuatan, kelemahan,

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN PADA HARI ULANG TAHUN KE 16 DHARMA WANITA PERSATUAN TAHUN 2015

SAMBUTAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN PADA HARI ULANG TAHUN KE 16 DHARMA WANITA PERSATUAN TAHUN 2015 SAMBUTAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN PADA HARI ULANG TAHUN KE 16 DHARMA WANITA PERSATUAN TAHUN 2015 Yang terhormat, Dewan Kehormatan Dharma Wanita Persatuan Yang kami hormati, Dewan Penasihat Dharma

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan

Lebih terperinci

TENTANG PENGESAHAN STRUKTUR KABINET KM-ITERA PERIODE

TENTANG PENGESAHAN STRUKTUR KABINET KM-ITERA PERIODE KETETAPAN SENAT KELUARGA MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2015-2016 NOMOR 003 TAHUN 2015 TENTANG PENGESAHAN STRUKTUR KABINET KM-ITERA PERIODE 2015-2016 Dengan senantiasa mengharapkan rahmat Tuhan

Lebih terperinci

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Gambar... v Daftar Tabel... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan... 3 1.4. Metode Penelitian...

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs Negeri di Kabuapten Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen MGMP Akidah Akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh

Lebih terperinci

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 No. Urut 05 ASESMEN MANDIRI SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02 Lembaga Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat 2013 Nomor Registrasi Pendaftaran

Lebih terperinci

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas:

PRINSIP ESSILOR. Prinsip-prinsip kita berasal dari beberapa karakteristik Essilor yang khas: PRINSIP ESSILOR Setiap karyawan Essilor dalam kehidupan professionalnya ikut serta bertanggung jawab untuk menjaga reputasi Essilor. Sehingga kita harus mengetahui dan menghormati seluruh prinsip yang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013 Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Antinarkoba Internasional, Tgl. 24 Juni 2013, Istana Negara Senin, 24 Juni 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA HARI ANTINARKOBA INTERNASIONAL DI ISTANA

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL

PANITIA MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah pola yang secara garis besar mengarahkan kinerja organisasi yang ditetapkan pada

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945.

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. 1 A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. Oleh karena itu dengan cara apapun dan jalan bagaimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VERIFIKASI PROPOSAL PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KERANGKA PENCEGAHAN

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Jogoroto Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada 116 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada akhir penulisan ini akan dijabarkan beberapa kesimpulan dan diajukan beberapa saran yang kiranya dapat

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN

PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN PEDOMAN PELAKSANAAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN DAN PEMBERANTASAN NARKOBA DI LAPAS/RUTAN DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA 91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Lebih terperinci

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk:

Secara umum, perencanaan sosial dimaksudkan untuk: PERENCANAAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS YANG INDEPENDEN PADA SEKTOR RELAWAN Pada tahun 1992, Dewan Perencanaan Sosial Halton bekerjasama dengan organisasi perencanaan sosial yang lain menciptakan Jaringan

Lebih terperinci

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana

Lebih terperinci

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN Forum Pengurangan Risiko Bencana Jawa Barat adalah sebuah wadah yang menyatukan para pihak pemangku kepentingan (multi-stakeholders) di Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan tanggung-jawab bersama, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama

Lebih terperinci

Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan

Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan V Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA PERIODE

PROGRAM KERJA PERIODE PROGRAM KERJA PERIODE 2012-2016 PROGRAM KERJA PERIODE 2012-2016 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kode Dokumen : 00601 02000 Revisi : 3 Tanggal : 13 Desember 2012 Diajukan oleh

Lebih terperinci

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi

Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi Subaryono, PhD Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada Workshop Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Studi LPPM Universitas

Lebih terperinci

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Program Kerja PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 01003 03000 Revisi : - Tanggal : 4 November 2013 Diajukan Oleh : Ketua Program Magister,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahaya penyalahgunaan narkoba ditingkat pelajar mencapai angka yang sangat menghawatirkan, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang bergerak untuk

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI BADAN NARKOTIKA PROPINSI DAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal 117 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan positif dan signifikan

Lebih terperinci

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA

I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA I. DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIANNYA Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran Undana tercantum didalam Statuta Undana ditetapkan oleh

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Tahun 2012-2016 UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, Rencana Operasional (RENOP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)PENGABDIAN KEPADA MASYRAKAT

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)PENGABDIAN KEPADA MASYRAKAT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)PENGABDIAN KEPADA MASYRAKAT STIKOM TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR 2016-2020 TIM RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIKOM TUNAS BANGSA

Lebih terperinci

Logframe. Indicators Means of Verification. Adanya. Meningkatkan. terutama komunikasi

Logframe. Indicators Means of Verification. Adanya. Meningkatkan. terutama komunikasi Logframe Goal Purpose Component Objective Project Description Meningkatkan pendidikan bagi kalangan pemuda dan remaja di Mojolangu, Malang. Peningkatan skill terutama verbal Indicators Means of Verification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL Nama Sekolah Alamat Cabang Daerah Nama Kasek : Mandailing Natal Petunjuk : Berikan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Alloh SWT, atas berkat taufik dan hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transdmigrasi Kabupaten Garut Tahun 20115-2019

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di Indonesia memerlukan pemecahan bersama, melibatkan seluruh pemangku kebijakan dan seluruh komponen masyarakat.

Lebih terperinci

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN 111 BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN Sekalipun pelaksanaan P2FM-BLPS di Kabupaten Bogor mengalami berbagai kendala, namun program tersebut sangat mendukung kebijakan pemberdayaan

Lebih terperinci

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia

Lebih terperinci

KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT

KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT KRITERIA COMMUNITY DEVELOPMENT COMMUNITY DEVELOPMENT Kebijakan Community Development 1. Terdapat kebijakan tertulis mengenai pengembangan masyarakat di unit yang dinilai (2) 2. Terdapat sistem tata kelola

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik dan hidayahnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Penanggulangan Bencana

Lebih terperinci