PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Afdal Aria Gumilang NIM PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DESEMBER 2016 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Life is like game DOTA, sometimes you II need support, sometimes you II be the support Nurul Shazwina v

6 PERSEMBAHAN Ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan karunia-nya, skripsi ini peneliti persembahkan kepada: 1. Kedua Orang tua 2. Almamater Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNY. 3. Nusa dan Bangsa Indonesia. vi

7 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER 2 MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR BUMI Oleh Afdal Aria Gumilang NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA materi pengenalan struktur bumi yang layak digunakan untuk peserta didik kelas 5 s emester 2 s ekolah dasar sebagai media bantu dalam proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan jenis penelitian R&D. Proses penelitian pengembangan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang diadaptasi dari model R&D Borg & Gall dan Dick & Carey. Langkah yang ditempuh dalam penelitian pengembangan ini yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, 4) validasi ahli materi dan media, 5) uji lapangan utama, 6) revisi hasil uji coba lapangan utama, 7) uji lapangan awal, 8) revisi hasil uji lapangan awal, 9) uji lapangan operasional, 10) revisi produk akhir. Subjek dalam penelitian ini adalah 2 dosen PGSD FIP UNY, 2 dosen KTP FIP UNY, dan 42 pe serta didik kelas 5 S DN 2 P ercobaan. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah sebuah produk multimedia pembelajaran interaktif materi Pengenalan Struktur Bumi yang layak digunakan sebagai media belajar peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar. Kelayakan produk multimedia dinilai dari hasil validasi ahli media dengan nilai rata-rata 4.4 (Baik) dan hasil validasi ahli materi dengan nilai rata-rata 4.7 ( Sangat Baik). Penilaian kelayakan multimedia diperkuat dengan hasil uji coba lapangan awal dengan rata-rata (4.5), uji coba lapangan utama dengan rata-rata (4.7), dan uji coba lapangan operasional dengan rata-rata (4.9) di SDN 2 Percobaan. Kata kunci: Multimedia Pembelajaran Interaktif, Pengenalan struktur bumi, peserta didik kelas 5 sekolah dasar. vii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Kelas V Sekolah Dasar Semester 2 Mata Pelajaran IPA Materi Pengenalan Struktur Bumi. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, arahan, bantuan serta dukungan dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyediakan sarana, dan prasarana selama perkuliahan. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua Jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui penelitian ini. 4. Prof. Dr. C. Asri budiningsih., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membekali ilmu kepada penulis selama di bangku perkuliahan, dan dosen pembimbing I Tugas Akhir Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Ch. Ismaniati, M. Pd., selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. viii

9

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 7 D. Rumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 8 F. Manfaat Pengembangan... 8 G. Pentingnya Pengembangan... 9 H. Spesifikasi Produk I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembang J. Definisi Operasional BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pengertian IPA Tujuan dan Manfaat IPA Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Materi pengenlan Struktur Bumi di Sekolah Dasar B. Karakteristik Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar x hal i ii iv v vi x

11 1. Perkembangan Kognitif Peserta Didik SD Perkembangan Emosional Peserta Didik SD Perkembangan Sosial Peserta Didik SD C. Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran D. Pengembangan Multimedia pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pengertian Multimedia Manfaat Multimedia Multimedia Interaktif Elemen Multimedia interaktif Prinsip-prinsip dalam pengembangan Multimedia Model Penyajian Multimedia Interaktif di Sekolah Dasar Kedudukan Multimedia dalam Proses Pembelajaran Kriteria multimedia interaktif Langkah-langkah Pengembangan Multimedia E. Teori Belajar Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Multimedia di Sekolah Dasar Teori Kognitif Teori Konstruktifistik Teori Sibernetik F. Kedudukan Penelitian Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan G. Kerangka Berfikir H. Pertanyaan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Prosedur Pengembangan C. Uji Coba Produk 1. Desain Uji Coba Produk Subjek uji Coba Jenis Data Instrument Pengumpulan Data Validasi Instrumen...95 D. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Awal Penelitian Awal xi

12 2. Studi Literatur Perencanaan Pengembangan Multimedia Interaktif Pengembangan Produk Awal B. Hasil Validasi Ahli dan Uji Coba Lapangan Validasi Ahli Media Validasi Ahli Materi Pretes dan posttes Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Utama Uji Coba Lapangan Opresional C. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

13 DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1. Skema Definisi AECT Gambar 2. Tahapan-tahapan Penelitian Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I Gambar 4. Salah Satu Menu Pada Multimedia Dengan Jenis Font Ms Gambar 5. Revisi Perubahan Font Menjadi Arial Black Gambar 6. Tampilan Pada Menu Materi Sebelum Revisi Gambar 7. Tampilan Penambahan Menu Materi Sebelum Revisi Gambar 8. Tampilan Evaluasi Awal Tanpa Tampilan Feedback Langsung Gambar 9. Tampilan Evaluasi Pilihan Ganda Dengan Feedback Langsung Gambar 10. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap II Gambar 11. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap I Gambar 12. Tampilan SKKD Sebelum Revisi Gambar 13. Tampilan SKKD Setelah Revisi Gambar 14. Tampilan Kalimat Pada Menu Materi Yang Kurang Komunikatif Gambar 15. Pada Menu Materi Terdapat Kata-kata Asing Tetapi Tidak Ada Penjelasan Gambar 16. Pada Menu Materi Setiap Kata-kata Asing DIberi Penjelasan Untuk Menambah Informasi Gambar 17. Contoh Penjelasan Kata Asing Pada Menu Materi Gambar 18. Simulasi Tutorial Dengan Gambar Buatan Gambar 19. Revisi Simulasi Tutorial Dengan Alpukat Asli Gambar 20. Revisi Peningkatan Resolusi Pada Multimedia xiii

14 DAFTAR TABEL hal Tabel 1. Kategori Dasar Kriteria Multimedia Menurut Hannafin & Peek Tabel 2. Instrument Validasi Menurut Estu Miyarso Tabel 3. Kisi-kisi Instrument Validasi Ahli Media Tabel 4. Kisi-kisi Instrument Validasi Ahli Materi Tabel 5. Kisi-kisi Instrument Validasi Penilaian Peserta Didik Tabel 6. Teknik Analisis Data Tabel 7. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media Tabel 8. pembelajaran Tahap I Data Hasil Penilaian Aspek Pemprograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap I Tabel 9. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I Tabel 10. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II Tabel 11. Data Hasil Penilaian Aspek Pemprograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II Tabel 12. Data Hasil Penilaian Media Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II Tabel 13. Data Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap I Tabel 14. Data Hasil Penilaian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap I Tabel 15. Hasil Penilaian Materi Oleh Dosen Ahli Materi Pembelajaran Tahap I Tabel 16. Data Hasil Penilaian Aspek Pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap II Tabel 17. Data Hasil Penilaian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA Tahap II Tabel 18. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap II Tabel 19. Data Hasil Pretes dan Posttes Tabel 20. Hasil Uji Coba Lapangan Awal Tabel 21. Hasil Uji Coba Lapangan Utama Tabel 22. Hasil Uji Coba Lapangan Operasinal xiv

15 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rekap Wawancara Dengan Guru Kelas V Lampiran 2. Silabus Pengenalan Struktur Bumi Lampiran 3 Storyboard Lampiran 4 Flowchart Lampiran 5 Produk Multimedia Pengenalan struktur bumi Lampiran 6. Angket Penelitian Awal Peserta Didik Lampiran 7 Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian Lampiran 8 Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I Lampiran 9 Hasil validasi Ahli Materi Tahap II Lampiran 10 Hasil Validasi Ahli Media Tahap I Lampiran 11 Hasil Validasi Ahli Media Tahap II Lampiran 12 Instrument uji Coba Lapangan Awal Lampiran 13 Instrument uji Coba Lapangan Utama Lampiran 14 Instrument uji Coba Lapangan Operasional Lampiran 15 Dokumentasi Foto Penelitian Multimedia Lampiran 16 Surat Izin Penelitian dari FIP Lampiran 17 Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Sleman hal xv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam merupakan suatu sistem yang saling berhubungan dari metode-metode atau proses-proses yang digunakan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta. Sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat IPA menjadi penting sebagai dasar bagi perkembangan teknologi. Menurut Usman Samatowa (2011: 4-9) Pentingnya IPA diajarkan di sekolah dasar sebagai mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Dalam proses pembelajaran IPA melatih peserta didik berpikir kritis dan objektif. Berfikir kritis berarti peserta didik mampu membuat konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi atas apa yang mereka dapatkan dari proses belajar yang akan mereka gunakan dalam kehidupan. Sedangkan berpikir objektif berarti berpikir sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman dan pengamatan melalui panca indera. Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9) terdapat dua landasan konsep model pembelajaran IPA yang menjadi kerangka dasar pembelajaran IPA, yaitu landasan psikologi dan landasan filosofi pedagogis. Pada landasan psikologi pembelajaran IPA harus memperhatikan faktor psikologis pada peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotor, perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Sedakang pada landasan filosofi dan 1

17 pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka memiliki pengalaman dari luar. Menurut Usman Samatowa (2011: 11) aspek pokok pembelajaran IPA adalah peserta didik dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, sehingga memiliki rasa ingin tahu untuk mencari berbagai pengetahuan baru dengan mengembangkan pengetahuan dan pengalamannya. Sesuai dengan Pendekatan konstruktivistik menurut Asri Budiningsih (2005: 56) pengetahuan merupakan konstruksi kognitif melalui interaksi seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan, dan pengetahuan mereka sendiri menggunakan indera mereka, karena pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah ada dan tersedia sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan dalam teori belajar konstruktivistik adalah sebagai suatu pembentukan terus-menerus oleh seseorang karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Proses pembelajaran IPA harus menjadi fasilitas untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran aktif, karena media merupakan alat bantu komunikasi antara guru dengan peserta didik saat proses pembelajaran. Media pembelajaran 2

18 membantu guru dalam menyampaikan materi belajar kepada peserta didik, sedangkan media membantu peserta didik untuk belajar memahami materi yang diajarkan guru. Dengan media peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik. Selain itu media pembelajaran yang beragam dapat mengakomodasi karakteristik peserta didik dan gaya belajar yang beragam. Menurut Sukiman (2012: 34) Gaya belajar merupakan kecendrungan seseorang untuk menggunakan cara tertentu dalam belajar sehingga akan dapat belajar, macam gaya belajar meliputi visual, auditorial, dan kinestetik. Gaya belajar visual berarti belajar melalui apa yang mereka lihat. Gaya belajar auditorial berarti belajar melalui apa yang mereka dengar. Sedangkan gaya belajar kinestetik berarti belajar lewat gerak atau sentuhan. Seiring dengan perkembangan teknologi yang terus berkembang, media pembelajaran menjadi lebih kompleks, beragam, dan inovatif. Salah satu jenis media yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah multimedia interaktif menurut Pujiriyanto (2002: 153) multimedia merupakan sekumpulan bahan belajar atau bahan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu jenis media secara terorganisir untuk suatu topik tertentu. Sedangkan interaktif menurut Jacobs (dalam Munir, 2013: 111) interaktif merupakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog atau interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat meningkatkan kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna. Berdasarkan penjelasan para ahli tentang pengertian multimedia dan interaktif dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif adalah suatu media yang terorganisir untuk topik tertentu yang dapat menciptakan sebuah 3

19 interaksi antara media dengan pengguna, karena adanya umpan balik di dalamnya. Berdasarkan hasil observasi lapangan, wawancara dan penyebaran angket di SDN Percobaan 2. Sleman. Yogyakarta peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi, sebagai berikut. Bagi Guru penggunaan media buku pelajaran dan papan tulis dalam proses pembelajaran pengenalan struktur bumi dirasa kurang efektif untuk memberikan pemahaman dan gambaran tentang struktur bumi, karena materi Struktur Bumi memerlukan contoh gambaran yang jelas agar peserta didik dapat lebih memahami materi. Sedangkan untuk media belajar Struktur Bumi belum tersedia di SDN Percobaan 2. Sleman. Yogyakarta hanya mempunyai beberapa media untuk alat bantu belajar siswa. Khusus dalam ketersediaan multimedia di SDN Percobaan 2 hanya memiliki beberapa untuk pelajaran tertentu itupun belum dirasa layak karena masih terdapat kekurangan pada tata tulis dan penyajian materi. Bagi Peserta didik mempelajari materi Struktur Bumi dirasa sebagai materi yang cukup sulit untuk dipelajari. Dengan proses penyampaian materi melalui buku dan penjelasan dipapan tulis membuat proses pembelajaran kurang menarik yang membuat peserta didik tidak fokus saat pembelajaran berlangsung. Hal ini mempengaruhi ketercapaian prestasi peserta didik yang dapat dilihat dari hasil ulangan harian dimana hanya 60.35% peserta didik yang telah mencapai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan permasalah yang ditemukan oleh peneliti di lapangan, maka perlu adanya pengembangan media pembelajaran untuk mengatasi 4

20 permasalahan yang ditemukan. Pemilihan multimedia sebagai solusi dibandingkan dengan media lainya, karena multimedia dapat menyajikan materi secara lebih menarik sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar aktif. Dengan kemampuan multimedia yang dapat menyajikan informasi secara teks, Gambar, audio ataupun mengabungkan ketiganya dalam satu penyajian informasi. Selain itu multimedia dapat diberikan tambahan animasi untuk mempermudah peserta didik memahami materi dan elemen interaktif yang membuat peserta didik secara berinteraksi dengan multimedia yang mereka gunakan. Dengan demikian penggunaan multimedia sebagai media belajar dirasa akan lebih efektif. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif peneliti harus memperhatikan perkembangan karakteristik peserta didik yang akan menjadi sasaran pengguna multimedia yang akan dikembangkan. Pada umumnya peserta didik pada tingkatan kelas V sekolah dasar memiliki usia antara tahun. Menurut Rita dkk (2008: 104) pada umur tahun peserta didik berada pada masa anak-anak akhir yang sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Karakteristik peserta didik SDN Percobaan 2 kelas V yang menjadi sasaran penggunaan multimedia pembelajaran ini. Selanjutnya menurut Piaget dalam Asri budinningsih (2005: 38) peserta didik yang berada pada tahap operasional konkret sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis. Peserta didik telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Peserta didik belum mampu berfikir secara abstrak. Penggunaan multimedia sebagai media belajar peserta didik dirasa tepat 5

21 dikarenakan multimedia dapat menyajikan materi-materi belajar dengan lebih jelas, sehingga peserta didik dapat menerima materi pelajaran dengan lebih baik. Penelitian dan pengembangan multimedia interaktif merupakan implementasi dari kawasan teknologi pendidikan sesuai dengan keilmuan dari peneliti. Menurut Molenda dalam Dewi Salma (2014: 56) pada skema definisi AECT 2004 menjelaskan bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek dalam proses memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui proses menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan sumber yang tepat. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penelitian pengembangan multimedia ini sebagai upaya memfasilitasi dan meningkatkan proses pembelajaran dengan mengembangkan sebuah media belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar agar lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas dan beberapa permasalah yang ada, maka peneliti perlu mengenbangkan multimedia pembelajaran interaktif dalam mata pelajaran IPA dengan kajian pokok Pengenalan Struktur Bumi untuk peserta didik kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta. B. Indentifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Kesulitan guru dalam menyampaikan materi tentang struktur bumi dalam memberikan gambaran tentang struktur bumi dan peserta didik yang merasa sulit mempelajari pengenalan struktur bumi karena penyampaian guru yang membosankan. 6

22 2. Proses pembelajaran IPA kurang efektif apabila dalam penyampaian materi hanya menggunakan buku teks dan papan tulis saja. Hal ini berdampak pada peserta didik kurang aktif dalam belajar. 3. Ketercapaian prestasi belajar baru mencapai 60,35% dengan nilai kkm Ketersediaan media pembelajaran di SDN 2 Percobaan terutama multimedia interaktif masih dirasa belum layak sebagai media bantu pembelajaran bagi peserta didik. 5. Belum tersedianya media pembelajaran terutama multimedia interaktif untuk pelajaran IPA materi Struktur Bumi. C. Batasan Masalah Indentifikasi masalah di atas masih luas sehingga perlu diadakan skala prioritas agar permasalah yang diteliti lebih terfokus. Peneliti membatasi permasalah pada poin 1, 4 dan 5, yaitu membuat media pembelajaran bagi guru dalam menjelaskan materi Pengenalan Struktur Bumi dan peserta didik dalam mempelajari Pengenalan Struktur Bumi sebagai salah satu pilihan media pembelajaran dalam proses pembelajaran IPA kelas V di SDN Percobaan 2. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunkan sebagai media Pembelajaran dalam proses pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kajian materi struktur bumi untuk kelas V SDN Percobaan 2. 7

23 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan multimedia pembelajaran interaktif berbasis flash yang layak untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kajian materi struktur bumi untuk kelas V Sekolah Dasar. F. Manfaat Pengembangan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pihak-pihak berikut: 1. Manfaat Penelitian Secara Teoritis Hasil penelitian ini dapat menambah kajian mengenai pengembangan multimedia pembelajaran IPA yang layak sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam proses pembelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. Selain manfaat secara teoritis penelitian ini juga bermanfaat secara praktis baik bagi peserta didik, guru, sekolah, maupun prodi. 1. Manfaat Penelitian Secara Praktis a. Manfaat Penelitian Bagi Peserta didik Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik yaitu, dapat menyediakan multimedia pembelajaran IPA yang lebih menarik, menyenangkan dan layak digunakan, sehingga peserta didik di kelas V dapat lebih mudah dalam memahami materi Struktur Bumi. b. Manfaat Penelitian Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru yaitu, dapat menjadi media pembelajaran alternatif yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran IPA di samping penyampaian materi yang biasanya menggunakan media teks di dalam kelas. 8

24 Dengan menggunakan multimedia pembelajaran IPA interaktif diharapkan guru lebih mudah dalam menyampaikan materi Struktur Bumi dalam proses pembelajaran. c. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah yaitu, untuk melengkapi atau mengadakan sarana pembelajaran IPA dengan menggunakan multimedia pembelajaran yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. d. Manfaat Penelitian Bagi Prodi Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi prodi yaitu, penelitian ini akan menambah kepustakaan penelitian khususnya yang berhubungan dengan pengembangan multimedia interaktif pembelajaran IPA untuk kelas V Sekolah Dasar. G. Pentingnya Pengembangan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan peneliti mendapatkan beberapa permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran IPA materi Struktur Bumi di kelas V SDN Percobaan 2. Guru kesulitan dalam menjelaskan materi pengenalan struktur bumi karena kurangnya media bantu selain buku pelajaran dan papan tulis membuat proses pembelajaran kurang menarik yang membuat peserta didik tidak fokus saat pembelajaran berlangsung, sehingga hasil belajar kurang maksimal. Sedangkan berdasarkan hasil angket peserta didik lebih tertarik belajar menggunakan media berbasis komputer.. 9

25 Berdasarkan permasalahan yang didapatkan peneliti, maka perlu adanya pengembangan media pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan. Pemilihan multimedia sebagai solusi dibandingkan dengan mengembangkan media lainnya, karena dalam multimedia memiliki berbagai macam jenis media (visual, audio, maupun audiovisual) yang menjadi kesatuan. Multimedia dapat menunjang berbagai gaya belajar peserta didik. Selain itu multimedia dapat diberikan elemen interaktifitas sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dalam mempelajari materi IPA. Dengan menggunakan multimedia sebagai media belajar dirasa lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan media lainnya. H. Spesifikasi Produk Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah multimedia pembelajaran interaktif bagi peserta didik kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta. Materi yang dipilih adalah pengenalan Struktur Bumi. Multimedia pembelajaran interaktif berbentuk program komputer flash menyajikan pesan atau materi pembelajaran dengan gambar, audio, dan animasi. Rincian spesifikasi multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut : 1. Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dalam penelitian menggunakan software Adobe Flash CS6 dan software pendukung, CorelDRAW X6. Adobe Flash CS6 dipilih menjadi tools untuk pembuatan multimedia karena dapat menggabungkan unsur-unsur media seperti, sound, animasi, video, teks, dan grafis. Sedangkan CorelDRAW X6 dipilih menjadi software pendukung karena aplikasi ini mempunyai fungsi dasar 10

26 untuk membuat gambar, sehingga sangat cocok untuk membuat gambar animasi bagian-bagian permukaan bumi agar lebih menarik. 2. Multimedia pembelajaran interaktif ini berbentuk software dan dikemas dalam bentuk CD (Compact Disc) beserta CD case-nya. Cover di desain dengan mengunakan tema papan tulis sebagai background dengan gambar bumi pada bagian tengan cover yang dilengkapi djudul yang di desain semenarik mungkin agar mampu menarik siswa untuk mengetahui isi multimedia lebih dalam lagi. 3. Produk multimedia ini mencakup beberapa komponen sebagai berikut : a. Petunjuk Penggunaan Petunjuk penggunaan berisikan fungsi dari tombol-tombol yang ada di multimedia pembelajaran interaktif, adanya petunjuk penggunaan ini bertujuan untuk mempermudah siswa mengoperasikan multimedia. b. Kompetensi Kompetensi berisi: tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang harus dicapai oleh siswa. c. Materi Materi yang dimuat dalam multimedia pembelajaran interaktif Kenampakan Permukaan Bumi berisikan tentang pengenalan struktur bumi dengan 3 pokok pembehasan struktur bumi, pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan, dan pengenalan jenis-jenis tanah. Adapun penyajian materi yang akan ditampilkan dalam multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut: 11

27 1) Pada sub bahasan mengenai berbagai bentuk pengenalan struktur bumi bumi disajikan mengunakan gambar 2,5 dimensi, dimana pada bagian bawah terdapat pilihan menu materi yang dapat dipilih peserta didik. Pada setiap menu materi diawali dengan penjelasan umum dan gambar sebelum masuk kedalam materi inti. 2) Menggunakan warna yang sesuai dan menarik, 3) Menggunakan instrumen musik yang bisa diatur volumenya sesuai dengan keinginan peserta didik. 4) Terdapat narasi pada setiap menu materi sebagai interaksi antara media dengan pengguna. d. Evaluasi Evaluasi memuat latihan dan tes. Sebelum menjawab soal terdapat petunjuk pengerjaan yang harus dibaca terlebih dahulu oleh siswa, pada soal latihan siswa tidak akan mendapatkan nilai ketika selesai mengerjakan akan tetapi menerima umpan balik berupa pernyataan salah atau benar, soal latihan bertujuan untuk mengetahui sebesar besar siswa paham mengenai materi yang dipelajari sebelum mengerjakan soal tes sedangkan soal tes diberikan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang telah dipelajari, sehingga pada akhir pengerjaan siswa akan mengetahui seberapa besar ia memahami materi yang telah dipelajari berdasarkan skor yang diperoleh. 12

28 e. Profil Pengembang Profil ini memuat profil dari pengembang, validator ahli media dan ahli materi. 4. Untuk mengoperasikan multimedia pembelajaran interaktif IPA memerlukan komputer dengan spesifikasi : a. Menggunakan System Operating Windows XP sampai dengan versi terbaru, b. Menggunakan processor Intel Pentium 4 atau AMD Athlon, c. Menggunakan minimal RAM 1 GB, d. Resolusi monitor minimal 1024x768 dengan video card 16-bit, e. Mempunyai DVD-ROM drive, f. Terinstal adobe flash player, dan g. Speaker yang aktif. I. Asumsi dan Keterbatasan Pengembang 1. Asumsi Pengembangan Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada peserta didik yang belajar. Peserta didik dilibatkan dalam pengalaman belajar baik pikiran maupun emosi. Dimana guru sebagai fasilitator dalam proses belajar. Dalam proses pembelajaran penggunaan media merupakan bentuk dari 13

29 alat bantu komunikasi pembelajaran. Penggunaan media belajar ini membantu guru untuk menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Multimedia merupakan gabungan beberapa jenis media (audio, visual, audiovisual) dalam satu sajian media, sehingga multimedia dapat menunjang berbagai macam gaya belajar peserta didik. Multimedia dapat diberikan elemen interaktifitas untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik sehingga pemahaman terhadap materi pelajaran menjadi lebih baik. Hal ini akan mempengaruhi ketercapaian prestasi peserta didik. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar yang layak bagi peserta didik kelas V SDN Percobaan 2. Pengoprasian dan penggunaan multimedia ditunjang oleh beberapa hal, yaitu : a. Terdapat fasilitas penunjang belajar untuk menggunakan program multimedia yang telah dikembangkan dan dihasilkan. b. Peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam hal mengoprasikan komputer. Karena dalam pengorprasikan multimedia pembelajaran interaktif berkaitan dengan pengoprasian komputer. c. Guru memiliki kemampuan mengoprasikan komputer dan terbiasa menggunakan multimedia sebagai alat bantu pada proses pembelajaran, sehingga guru dapat memasilitasi peserta didik jika menemui kesulitan di dalam mengoprasikan komputer atau multimedia pembelajaran interaktif. 14

30 2. Keterbatasan Pengembangan Adapun keterbatasan dari pengembangan multimedia interaktif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bagi peserta didik kelas V SDN Percobaan 2 adalah sebagai berikut: a. Penggunaan multimedia harus difasilitasi oleh perangkat komputer dan headset, karena pada multimedia terdapat narasi untuk interaktif seperti pemberian feedback. b. Pada saat uji lapangan awal dilakukan di lab kecil dan bukan lab utama. Dimana komputer kurang memiliki spesifikasi yang baik untuk menjalankan multimedia yang akan diuji. c. Pada saat uji lapangan operasional yang melibatkan 30 peserta didik tidak dapat dilakukan serentak dan harus bertahap, karena beberapa komputer tidak dapat digunakan. J. Definisi Operasional Dalam penelitian ini menentukan tujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan multimedia interaktif pada mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Secara umum multimedia merupakan gabungan dari jenis media seperti visual, audio, ataupun audiovisual yang menjadi kesatuan dalam menyampaikan sebuah informasi. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Dalam proses pembelajaran yang utama adalah bagaimana peserta didik belajar. Aspek pokok pembelajaran IPA adalah peserta didik dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, sehingga memiliki rasa ingin tahu untuk mencari berbagai pengetahuan baru 15

31 dengan mengembangkan pengetahuan dan pengalamanya. Materi Pengenalan Struktur Bumi merupakan materi pembelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar. Pengenalan Struktur Bumi memiliki 3 pembahaasan, yaitu lapisan struktur bumi, proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis tanah. Adapun indikator yang harus dicapai peserta didik pada pokok bahasan ini yakni: 1. Peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian struktur lapisan bumi. 2. Peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian struktur lapisan bumi. 3. Peserta didik mampu menyebutkan macam-macam proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan. 4. Peserta didik mampu menjelaskan macam-macam proses pembetukan tanah melalui proses pelapukan batuan. 5. Peserta didik mampu membedakan jenis-jenis tanah. 6. Peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanah. Berdasarkan indikator-indikator tersebut dimasukan dalam multimedia pembelajaran diharapkan peserta didik dapat menguasai materi dengan baik serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. 16

32 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPA Ilmu pengetahuan alam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai pada jenjang sekolah dasar. IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejalagejala yang muncul di alam. Menurut Usman Samatowa (2011: 19) secara sederhana IPA didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. IPA terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori yang merupakan hasil dari proses ilmiah. IPA merupakan sebuah proses yang menghubungkan sistem, metode atau proses yang digunakan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta. Menurut Fisher dalam Amien (1987: 4) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metodemetode berdasarkan observasi. IPA juga dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis. IPA merupakan sebuah hasil proses ilmiah, proses yang menghubungkan sistem, metode atau proses yang digunakan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan alam semesta yang teratas pada gejala-gejala alam. Dengan demikian IPA dapat 17

33 dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajarai alam semesta melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah. 2. Tujuan dan Manfaat IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata peajaran yang diberikan di Sekolah Dasar tentu mempunyai tujuan yang mengarah pada pembentukan kepribadian peserta didik. Menurut Usman Samatowa (2011: 5-6) aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah peserta didik dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu peserta didik untuk mengkaji suatu informasi, mengambil keputusan, dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan pada dirinya. Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan peserta didik melalui pembelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi, yaitu: a. Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran, anak telah memiliki beberapa konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pengetahuan yang dibawa dalam pembelajaran akan sangat berguna untuk membantu peserta didik meraih pengetahuan yang seharusnya mereka miliki. b. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. 18

34 Menurut Sri Sulistyorini (2006: 40) pembelajaran IPA tingkat Sekolah Dasar memiliki tujuan untuk menjadikan peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan dan keteraturan alam ciptaannya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengemabangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. e. Memecahkan masalah dan membuat keputusan. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar secara umum bertujuan untuk memahami konsep, memberikan pengetahuan, memberikan ketrampilan serta mampu mengembangkan ketrampilan sebagai bekal pengetahuan mereka dalam memperlajari pengetahuan lainnya. Selain itu IPA mengarahkan peserta didik untuk meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Pada penelitian pembembangan multimedia pengenalan struktur bumi bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari bagianbagian struktur bumi dan menjelaskan bagaimana terbentuknya tanah serta jenis-jenisnya. Tujuan Pembelajaran IPA pada Multimedia a. Melalui penjelasan materi struktur bumi pada multimedia, peserta didik dapat memahami struktur lapisan pada bumi. 19

35 b. Melalui penjelasan materi proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan pada multimedia, peserta didik dapat memahami macam proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan. c. Melalui penjelasan materi jenis-jenis tanah pada multimedia, peserta didik dapat memahami macam-macam jenis tanah. 3. Pembelajaran IPA di Sekolah dasar Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan hasil interaksi guru dengan peserta didik dalam rangka menyampaikan bahan pelajaraan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Proses pembelajaran membantu siswa untuk mengembangkan diri mereka baik dalam pengetahuan, pemahaman, tingkah laku ataupun ketrampilan di diri mereka sendiri. Menurut Nana Sudjana (1989: 5) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada peserta didik yang belajar. Menurut Uno Hamzah (2011: 2) pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya utnuk membelajarkan peserta didik. Sebab itulah dalam belajar peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai 20

36 untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada bagiamana cara agar tercapai tujuan. Dalam kaitan ini sebuah pembelajaran dalam mencapai tujuan memperhatikan bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antara sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Dalam proses pembelajaran guru berupaya untuk mampu mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi peserta didik. Menurut Aunurrahman (2013: ) beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu: a. Hal apapun yang dipelajari peserta didik, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya. b. Setiap peserta didik belajar menurut kecepatannya sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar. c. Seorang peserta didik belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan. d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan peserta didik belajar secara lebih berarti. e. Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar mengingat dengan lebih baik. Dari penjelasan di atas pembelajaran merupakan suatu usaha terencana untuk membantu peserta didik agar mereka dapat mengembangkan diri mereka sendiri. Proses pembelajaran usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses 21

37 pembelajaran aktif dalam diri peserta didik. Prinsip belajar mengarah kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar peserta didik. Prinsip-prinsip belajar memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan guru untuk membuat pembelajaran yang aktif. Sehingga prinsip dalam proses pembelajaran dapat membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar membantu peserta didik untuk memiliki pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pemberian pengalaman melalui serangkaian proses pembelajaran. Menurut Paola & Marten (dalam Usman Samatowa, 2011: 5) proses pembelajaran IPA sebagai proses mengamati, mencoba, memahami apa yang diamati, menggunaan pengetahuan baru untuk meramal apa yang terjadi, dan mengujinya. Pada sekolah dasar IPA merupakan mata pelajaran yang memiliki nilai-nilai pendidikan, yaitu IPA mempunyai potensi untuk membentuk kepribadian peserta didik. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat melatih peserta didik berpikir kritis dan objektif. Berfikir kritis berarti peserta didik mampu membuat konsep, mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi atas apa yang mereka dapatkan dari proses belajar yang akan mereka gunakan dalam kehidupan. Sedangkan berpikir objektif berarti berpikir sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman dan pengamatan melalui panca indra. 22

38 Menurut Sri Sulistyorini (2007: 9) terdapat dua landasan konsep model pembelajaran IPA yang menjadi kerangka dasar pembelajaran IPA, yaitu landasan psikologi dan landasan filosofi pedagogis. Pada landasan psikologi pembelajaran IPA harus memperhatikan faktor psikologis pada peserta didik, proses pembelajaran harus dirancang agar dapat memenuhi perbedaan pada setiap peserta didik seperti kognitif, afektif, psikomotorik, perhatian, minat, bakat, dan cita-cita. Pada landasan filosofi dan pedagogis pembelajaran IPA diharuskan dapat menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik mengembangkan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif, karena setiap peserta didik memiliki kemauan dan kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri karena mereka memiliki pengalaman dari luar. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah dasar harus memperhatikan perbedaan pada setiap peserta didik seperti perbedaan kognitif, afektif, psikomotorik, minat, bakat, dan citacita. Pembelajaran IPA harus menjadi sebuah fasilitas untuk peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam bentuk pembelajaran aktif. 4. Materi Pengenalan Struktur Bumi di Sekolah Dasar Pembelajaran IPA kelas 5 semester 2 Sekolah Dasar memiliki 3 pokok pembahasan yaitu: a. Energy dan perubahan, b. Sifat-sifat cahaya, dan c. Bumi dan alam semesta. Pengenalan Struktur Bumi merupakan salah satu sub pokok bahasan yang ada dalam pembelajaran IPA di kelas 5 Sekolah Dasar yang berisi penjelasan tentang pengenalan lapisan 23

39 Struktur Bumi, pengenalan proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis tanah. Menurut silabus dari SD Negeri 2 Percobaan, maka standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran materi Pengenalan Struktur Bumi sebagai berikut: Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi Dasar 7.1. mendeskripsikan struktur bumi mendeskripsikan proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Indikator peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian struktur lapisan bumi peserta didik mampu menjelaskan bagian-bagian struktur lapisan bumi peserta didik mampu menyebutkan macam-macam proses pementukan tanah melalui proses pelapukan batuan peserta didik mampu menjelaskan macam-macam proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan peserta didik mampu membedakan jenis-jenis tanah peserta didik mampu menjelaskan jenis-jenis tanah. 24

40 Pada pengembangan multimedia interaktif peneliti memilih pokok pembahasan bumi dan alam semesta dengan sub pokok struktur bumi, proses pembentukan tanah melalui pelapukan batuan, dan jenis-jenis tanah sebagai materi dalam produk multimedia yang dikembangkan. Pemilihan materi disesuaikan dengan permasalahan yang didapati peneliti pada latarbelakang. B. Karakteristik Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar 1. Perkembangan Kognitif Peserta didik SD Menurut Rita dkk (2008: 107) perkembangan kognitif pada peserta didik menggambarkan bagaimana kemampuan berfikir seorang anak berkembang dan berfungsi, kemampuan anak berkembang dari tingkat yang sederhana dan konkret ketingkat lebih rumit dan abstrak. Pada umur tahun peserta didik berada pada masa anak-anak akhir yang sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Selanjutnya menurut Piaget (dalam Suyono, 2014: 84) pada umur 7-11 tahun peserta didik berada pada fase operasional konkret. Pada kurun waktu ini pikiran logis peserta didik mulai berkembang. Dalam usahanya mengerti tentang alam dan sekitarnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera. Peserta didik sudah mampu berpikir secara operasional konkret. Peserta didik mampu berfikir secara logis, akan tetapi hanya pada benda-benda yang konkret. Peserta didik belum mampu berfikir secara abstrak. Berdasarkan penjelasan di atas pengembangan multimedia diharapkan mampu membantu peserta didik untuk memahami hal yang bersifat abstrak dengan lebih konkret. Multimedia pembelajaran dapat 25

41 memfasilitasi belajar dan memberikan pemahaman konsep pada materi Pengenalan Struktur Bumi. Penggunaan multimedia dimaksudkan untuk memvisualiasasi materi pembelajaran dalam bentuk yang lebih konkret, dan juga dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar aktif, sehingga peserta didik dapat memiliki pemhaman yang lebih baik dari apa yang mereka pelajari, 2. Perkembangan Emosional Peserta didik SD Menurut Rita dkk (2008: 111) emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu kuat dan berulang-ulang, sering dan kuatnya emosi anak akan merugikan penyesuaian sosial anak. Seseorang anak dengan kondisi keluarga yang kurang atau tidak bahagia, rasa rendah diri, memungkinkan terjadinya tekanan perasaan dan emosi. Untuk mengkondisikan peserta didik dalam meningkatkan rasa nyaman dalam belajar maka emosional peserta didik sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Multimedia pembelajaran dapat memfasilitasi belajar dengan memberikan rasa nyaman dalam belajar yaitu dengan menggunakan tampilan yang menyenangkan dan menenangkan. Pengkombinasian penyajian baik dari segi warna, teks, gambar, bahkan penggunaan animasi memungkinkan multimedia dapat mengkondisikan peserta didik untuk belajar dengan rasa nyaman dan menyenangkan. 26

42 3. Perkembangan Sosial Peserta didik SD Menurut Rita dkk (2008: 113) perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Ciri yang membedakan antara manusia dengan makhluk lainnya adalah ciri sosialnya. Sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terusmenerus. Orang-orang di sekitarnyalah yang mempengaruhi perilaku sosial mereka. Sejak permulaan hidupnya kehidupan sosial dan emosi selalu terlibat setiap kali anak berhubungan dengan orang lain. Peserta didik Sekolah Dasar kelas V berada pada tahap masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, pada masa ini memiliki beberapa ciri, sebagai berikut: a. Perhatian tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari b. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis c. Timbul minat kepada pelajaran-pelajran khusus d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah. e. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Untuk memudahkan peserta didik memahami kajian pokok Pengenalan Struktur Bumi, multimedia menggunakan gambar-gambar contoh dengan mengambil gambar lingkungan yang nyata yang disajikan dengan menarik, sehingga peserta didik dapat terangsang untuk ingin tahu dan mempelajari materi yang disajikan pada multimedia. C. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Hujair (2013: 4) media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses 27

43 pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pengertian yang lebih luas, media pembelajaran merupakan sebuah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Azhar (2014: 10-19) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran membantu menciptakan iklim, kondisi, dan lingkungan dalam proses pembelajaran, sehingga media pembelajaran dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar. Menurut Sudarwan (2010: 7) media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik. Penggunaan media untuk mempermudah guru menyampaikan materi pada peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik lebih mudah dalam mengakap materi yang dibelajarkan, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan dalam menciptakan iklim, kondisi, dan lingkungan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi lebih efektif dan efisien dalam kegiatan komunikasi dan interaksi guru dengan peserta 28

44 didik dalam proses pembelajaran, sehingga media pembelajaran dapat merangsang minat dan perhatian peserta didik dalam pembelajaran. 2. Manfaat dan Tujuan Media Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2002: 2) media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik, sebagai berikut : a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para peserta didik, dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Menurut Hamalik (dalam Azhar, 2013: 19) pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh 29

45 psikologi terhadap peserta didik. Penggunaan media pada proses pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi yang dipelajari. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa media pembejaran digunakan untuk memberikan ransangan dan motivasi belajar lebih pada peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. peserta didik tidak hanya melakukan aktivitas belajar dengan mendengar. Namun peserta didik dapat mengamati, melakukan, dan mengevaluasi atas apa yang mereka lakukan dalam proses belajar. Sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih dipahami oleh peserta didik dengan demikian peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran lebih baik. 3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran Dalam pemilihan penggunaan media pembelajaran sebagai alat bantu proses pembelajaran memiliki beberapa kriteria dasar pertimbangan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran, maka media tersebut tidak bisa digunakan. Menurut Dina (2011: 28-31) ada beberapa faktor yang sangat menentukan tepat atau tidaknya sesuatu dijadikan media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai kriteria pemilihan media pembelajaran sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, berarti media harus menyesuaikan dengan tujuan instruksional yang ada di dalam mata pelajaran yang dipilih. b. Kesesuaian dengan materi yang diajarkan, yakni bahan atau materi yang akan disampaikan dalam proses belajar baik dalam tingkat penyampaian dan kedalaman materi. 30

46 c. Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan dan waktu, karena ketiga faktor tersebut sangat mempengaruhi keefektifan dan keefisiensian penggunaan media. Betapa bagusnya media yang digunakan apabila ketiga faktor tersebut tidak mendukung maka ketercapaian tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. d. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik. Sebuah media bias sesuai dan cocok dengan karakteristik peserta didik tertentu, tapi adakalanya tidak cocok dengan peserta didik yang lain. Karena itu, guru harus mengetahui karakteristik peserta didik untuk bisa disesuaikan dengan media yang akan digunakan. e. Kesesuaian dengan gaya belajar peserta didik. Media harus dapat menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik untuk mencapai keefektifan penggunaan media dalam proses pembelajaran. f. Kesesuaian dengan teori yang digunakan. Teori menjadi faktor penting yang digunakan dalam media. Penggunaan media tidak boleh dilakukan dengan hanya merunjuk pada pilihan dari seorang guru, sehingga mengabaikan dalam pembelajaran. Ketidak sessuaian antara media dengan teori yang digunakan. Mungkin saja tujuan pembelajaran bisa dicapai akan tetapi hal itu tidak akan efektif dan efisien, serta kurang memuaskan berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (dalam Sukiman, 2012: 50) ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan penggunaan media dalam proses pembelajaran, sebagai berikut: a. Ketepatannya dengan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai, media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mengacu kepada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. b. Ketepatan untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. c. Keterampilan guru dalam menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. d. Tersedianya waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik dalam pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pemilihan pengembangan multimedia pembalajaran interaktif dilakukan peneliti berdasarkan permasalahan yang didapati di lapangan. tujuan pengembangan multimedia sebagai alat bantu siswa disesuaikan dengan silabus mata 31

47 pelajaran yang akan diangkat kedalam multimedia yaitu Pengenalan Struktur Bumi untuk kelas V semester 2. Penyesuaian penyajian tampilan maupun penggunaan kata yang akan dikemas menyesuaikan perkembangan karakteristik peserta didik yang berada pada fase operasional konkret. Pengembangan multimedia ditunjang juga dengan ketersediaan fasilitas yang dapat digunakan untuk menjalankan program multimedia di sekolah dan juga ketrampilan guru yang menguasai kemampuan komputer dengan baik. D. Pengembangan Multimedia Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 1. Pengertian Multimedia Perlu dibedakan istilah multimedia sebagai sebuah media yang memiliki berbagai macam element yang dikemas kedalam satu media dengan multimedia sebagai penggunaan bermacam media dalam satu waktu. Dalam penelitian ini istilah multimedia yang dimaksud adalah sebuah pengabungan elemen media kedalam satu kemasan media. Menurut Budi Sutedjo (2002: 109) secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar, seni grafik, animasi, suara, dan video. Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan kerja dalam menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi sangat tinggi, artinya informasi tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetak, melainkan juga dapat didengar, dapat membentuk simulasi dan animasi untuk membangkitkan minat, serta memiliki nilai-nilai seni grafis didalam penyajiannya. 32

48 Menurut Richard E Mayer (2001: 2) multimedia sebagai presentasi materi dengan menggunakan kata-kata sekaligus gambar-gambar. Yang dimaksud dengan kata-kata adalah materi dalam multimedia disajikan dalam bentuk verbal seperti penjelasan dengan teks kata-kata. Dan yang dimaksud gambar-gambar adalah penyajian materi pada multimedia disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini bisa dalam bentuk menggunakan grafik statis (ilustrasi, grafik, foto, dan peta) atau menggunakan grafik dinamis (animasi dan video). Berdasarkan penjelasan di atas bahwa multimedia merupakan media pembelajaran yang tergabung dari beberapa jenis media yang menjadi satu kesatuan dalam sajian multimedia. Dengan demikian penyampaian informasi pada multimedia tidak hanya berupa media cetak, media gambar, ataupun media suara. Melainkan gabungan dari semua media tersebut. 2. Manfaat Multimedia Multimedia dalam sebuah proses pembelajaran merupakan media bantu yang dapat dijadikan sumber belajar menurut Azhar Arsyad (2011: 162) multimedia merupakan gabungan dari berbagai perangkat yang menyajikan informasi berbentuk dokumen yang hidup. Multimedia memiliki beberapa manfaat untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Multimedia dapat menyajikan informasi dengan penggabungan beberapa unsur media (gambar, teks, suara, animasi) sehingga menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Penyajian informasi pada multimedia akan lebih mudah 33

49 dimengerti karena informasi dapat diterima oleh banyak indra, terutama telinga dan mata yang digunakan untuk menyerap informasi. Menurut Munir (2013: 113) penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat membantu guru dalam penyampaian materi yang diajarkan dan juga membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajarinya. Penggunaan multimedia yang memadukan mediamedia dalam proses pembelajaran, akan membantu guru menciptakan pola penyajian yang interaktif. Selain itu muatan materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami, materi yang sulit akan menjadi lebih mudah, suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenngkan. Beberapa alasan yang menjadi penguat pembelajaran harus didukung oleh multimedia inetraktif, yaitu: a. Pesan yang disampaikan dalam materi lebih terasa nyata karena penyampaian materi tersaji secara kasat mata. b. Meransang berbagai indra sehingga terjadi interaksi antara indra. c. Visualisasi dalam bentuk teks, gambar, audio, video maupun animasi akan lebih dapat diingat dan ditangkap oleh peserta didik. d. Proses pembelajaran lebih praktis dan terkendali. e. Penggunaan multimedia dapat menghemat waktu, biaya, dan energi. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat membantu peserta didik dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Guru dapat lebih mudah menyampaikan materi yang diajarkan dan peserta didik juga terbantu dalam memahami materi yang mereka pelajari. Dalam penyampaian informasi multimedia memadukan berbagai bentuk media (gambar, teks, suara, animasi, video) sehingga informasi dapat diterima oleh banyak indra sehingga terjadi 34

50 interaksi anta indra. Penggunaan multimedia dapat membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik, karena multimedia mampu memvisualisasikan materi menjadi lebih nyata. Penggabungan penyampaian informasi dalam bentuk teks, gambar, audio, video, maupun animasi akan membuat suasana pembelajaran yang lebih hidup sehingga peserta didik dapat menangkap dan mengingat informasi yang disampaikan dengan lebih baik. 3. Multimedia Interaktif Terdapat perbedaan antara multimedia dengan multimedia interaktif menurut Pujiriyanto (2002: 153) multimedia merupakan sekumpulan bahan belajar atau bahan pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu jenis media secara terorganisir untuk suatu topik tertentu. Sedangkan interaktif menurut jacobs (dalam Munir, 2013: 111) interaktif merupakan hubungan dua arah sehingga dapat menciptakan situasi dialog atau interaksi antara dua atau lebih pengguna. Interaktif dapat meningkatkan kreatifitas dan terjadinya umpan balik kepada pengguna. Menurut Munir (2013: 115) multimedia interaktif sebagai suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan peserta didik. sehingga dapat mendorong proses belajar. Multimedia interaktif memberikan pengalaman belajar pada peserta didik menjadi lebih konkret, karena dalam multimedia interaktif dapat menampilakn informasi dengan animasi atau simulasi yang membuat anak dapat berinteraksi dengan media yng mereka gunakan. 35

51 Menurut Daryanto (2013: 51) multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang mereka kehendaki. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa multimedia interaktif adalah multimedia yang memiliki alat pengontrol yang dapat digunakan oleh pengguna untuk memilih apa yang mereka kehendaki sehingga tercipta sebuah interaksi antara pengguna dengan media. Interaktifitas pada multimedia 4. Elemen Multimedia Interaktif Dari kajian tentang pengertian multimedia interaktif diketahui bahwa multimedia adalah sebuah media yang memiliki bermacam element media didalam satu kemasan media menurut Munir (2013: 16) terdapat tujuh elemen yang didalam multimedia, yaitu: a. Teks Teks adalah suatu kombinasi huruf yang membentuk satu kata atau kalimat yang menjelaskan suatu maksud atau materi pembelajaran yang dapat dipahami oleh orang yang membacanya. Dalam pengembangan multimedia penggunaan teks harus diperhatikan karena dapat menjadi faktor penting agar materi dapat dipahami oleh pengguna. a. Grafik Grafik merupakan komponen penting dalam multimedia. Grafik berarti juga gambar (image, picture, atau drawing). Penggunaan grafik diperlukan untuk menyajikan materi yang bersifat terinci ataupun abstrak apabila hanya dijelaskan dengan teks. b. Gambar (image atau visual diam) Penggunaan gambar selain untuk menyajikan materi yang sulit dijelaskan oleh teks, gambar juga dapat digunakan sebagai daya tarik perhatian peserta didik pada saat menggunakan multimedia. c. Video (visual gerak) Selain menggunakan gambar penggunaan video dapat menjadi salah satu penyajian yang lebih efektif pada penyampaian materi yang 36

52 dirasa abstrak atau butuh imajinasi yang kuat untuk mendapatkan pemahaman yang kuat. d. Animasi Animasi adalah suatu tampilan yang menggunakan antara media grafik dan suara dalam suatu aktifitas pergerakan. Neo & Neo (1997) mendefinisikan animasi sebagai satu teknologi yang dapat menjadikan gambar yang diam menjadi bergerak keliahtan seolaholah gambar tersebut hidup. e. Audio Audio didefinisikan sebagai macam-macam bunyi dalam bentuk digital seperti suara, musik, dan sebagainya yang bisa didengar untuk keperluan sebuah latar. Penggunaan audio dapat digunakan untuk menciptakan suasanya yang tenang, semangat, atau nyaman bagi pengguna dalam mengoprasikan multimedia. f. Interaktivitas Elemen ini sangat penting dalam multimedia inetraktif. Interatif dalam multimedia dapat berupa navigasi, simulasi, permainan, dan latihan. Apabila dalam suatu aplikasi multimedia, pengguna multimedia diberikan suatu kemampuan untuk mengontrol elemenelemen yang ada. Maka multimedia tersebut disebut multimedia interaktif. Sedangkan menurut Angela & Cheung (I Gde Wawan Sudatha & I Made Tegeh, 2009:81) ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan dalam desain multimedia interaktif, antara lain. a. Pemilihan jenis huruf Jenis huruf yang sebaiknya digunakan adalah jenis huruf sanserif. Warna huruf sebaiknya kontras dengan background, hal ini membuat lebih mudah dilihat dan dibaca. Adapun ukuran huruf minimum 24 point dan sebaiknya tidak lebih kecil dari ukuran 12 point. b. Penggunaan animasi Penggunaan animasi dalam layanan bimbingan berbasis computer dapat membantu peserta didik dalam memahami materi bimbingan. Keuntungan menggunakan animasi antara lain: 1) dapat menggambarkan yang biasanya tidak terlihat, 2) menggambarkan simulasi lebih baik daripada video clip, dan 3) animasi memerlukan ruang memori yang lebih kecil daripada video clip. c. Pengguna warna Pemilihan warna untuk tamplan visual sangat penting sehingga tampilan yang dipilih dapat mengirimkan pesan kepada peserta didik. Terdapat dua pertimbangan dalam memilih warna yakni warna yang dipilih memberikan damak yang selaras dibandingkan yang lain dan warna yang dipiih mempertimbangkan dampak emosi dari warna. d. Penggunaan audio Audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar. Audio dapat digunakan untuk: 1) menarik 37

53 perhatian peserta didik, 2) bahan pelengkap tampilan di dalam screen, 3) meminimalkan pesan yang ingin disampaikan di dalam screen, 4) mengumumkan beberapa peristiwa, dan 5) memotivasi peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas maka multimedia pembelajaran merupakan gabung dari beberapa elemen, yaitu teks, grafik, gambar, video, animasi, warna, audio, dan interaktifitas yang menjadi satu kesatuan dalam bentuk multimedia. Dalam pengembangan multimedia pembelajaran agar dapat menghasilkan multimedia yang layak menjadi sumber belajar. Peneliti memperhatikan beberapa elemen yang akan diterapkan pada multimedia seperti kesesuaian penggunaan gambar, animasi, audio, dan pemberian element interaktif didalam multimedia. 5. Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Multimedia Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Stuktur Bumi merupakan sebuah media yang didesain untuk menyampaikan informasi untuk pembelajaran IPA pada sekolah dasar. Dalam sebuah pembelajaran harus terdapat beberapa prinsip desain pembelajaran yang harus diperhatikan agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Menurut C. Asri Budiningsih (2003: ) prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran dibagi menjadi lima, yaitu: a. Prinsip kesiapan dan motivasi Prinsip ini mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran peserta didik harus memiliki kesiapan dan motivasi. Kesiapan sendiri diartikan sebagai kondisi di mana peserta didik telah memiliki bekal pengetahuan atau ketrampilan prasyarat yang diperlukan sebagai pijakan atau dasar untuk mempelajari informasi baru, sedangkan motivasi adalah dorongan yang baik dari dalam maupun dari luar diri individual yang membuat peserta didik belajar memiliki kemampuan untuk belajar. Prinsip ini mengatakan bahwa jika didalam kegiatan pembelajaran peserta didik belajar memiliki kesiapan dan motivasi yang tinggi, maka hasil belajar akan lebih baik. 38

54 b. Prinsip penggunaan alat pemusat perhatian Prinsip ini mengatakan bahwa jika dalam proses belajar perhatian peserta didik terpusat pada pesan yang dipelajari, maka proses dan hasil belajar akan semakin baik. Perhatian memegang peran penting dalam kegiatan belajar. Semakin baik perhatian peserta didik, proses dan hasik belajar akan semakin baik pula atau sebaliknya, jika peserta didik kurang memperhatikan maka hasil belajar akan menurun. c. Prinsip partisipasi aktif peserta didik Partisipasi aktif peserta didik yang termaksdu didalamnya adalah meliputi aktifitas, kegiatan, atau proses mental, emosional maupun fisik. Proses belajar merupakan aktifitas pada diri peserta didik, baik aktifitas mental, emosional, maupun aktifitas fisik. Jika dalam proses pemeblajaran peserta didik berpartisipasi aktif, maka proses dan hasil belajar akan meningkat. d. Prinsip umpan balik Umpan balik adalah informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai keberhasilan atau kemajuan serta kekurangan dalam belajarnya. Prinsip umpan balik menyatakan bahwa jika dalam proses belajar peserta didik diberitahukan kemajuan dan kelemahan dalam belajarnya, maka hasil belajarnya akan meningkat. e. Prinsip perulangan Prinsip pengulangan dimaksudkan mengulang-ulang penyajian informasi atau pesan pembelajaran. Jika dalam pembelajaran informasi disajikan berulang-ulang maka proses dan hasil belajar akan lebih baik. Proses penguasaan materi pelajaran atau ketrampilan tertentu memerlukan perulangan. Tidak adanya perulangan akan mengakibatkan informasi atau pesan pembelajaran tidak bertahan lama dalam ingatan, dan inormasi tersebut mudah dilupakan. Berdasarkan penjelasan di atas dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pengenalan struktur bumi akan memperhatikan lima prinsip desain pembelajaran. Sebelum mengembangkan produk multimedia untuk pembelajaran peneliti mencari data apakah peserta didik ataupun guru sudah terbiasa melakukan proses pembelajaran dengan multimedia untuk mengetahui kesiapan dalam menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Dalam kemasan sajian multimedia dilengkapi oleh audio pembuka diawal pengoperasian sebagai penarik perhatian peserta didik dan juga audio pengatar disetiap 39

55 pilihan menu materi agar peserta didik seperti berinteraksi dengan multimedia. Dalam penyajian materi pengenalan struktur bumi dengan gambar, animasi, dan teks peserta didik juga dapat melakukan simulasi praktek belajar pengenalan struktur bumi dengan buah alpukat. Pemberian feedback dalam multimedia sebagai informasi hasil belajar peserta didik, baik itu peningkatan atau kelemahan bertujuan agar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar. Menurut Wina Sanjaya (2015: ) terdapat beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas materi menjadi bahan belajar sebagai berikut: a. Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai Adanya kesesuaian antara kemasan sajian multimedia dengan tujuan yang harus dicapai. Sebab tujuan adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran. Artinya apapun yang direncanakan termaksud pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. b. Kesederhanaan Materi dikemas dengan tujuan untuk mempermudah peserta didik belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan materi merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan. Misalnya dari bentuk dialog yang tidak banyak menggunakan kalimat majemuk, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya. c. Unsur-unsur desain pesan Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption. Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar atau caption saja akan mengurangi makna penyajian informasi, padahal salah satu kriteria keberhasilan pengemasan adalah apakah pengemasan pesan atau informasi yang disajikan itu mudah dipahami atau tidak. d. Pengorganisasian bahan Materi pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif. Selesai peserta didik mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik, demikian seterusnya sampai peserta didik menguasai materi secara keseluruhan dan tuntas. e. Petunjuk cara penggunaan 40

56 Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahar ajar dikemas ke dalam pembelajaran mandiri seperti multimedia interaktif. Berdasarkan penjelasan kriteria pengemasan materi menurut Wina Sanjaya. Pengemasan materi kedalam multimedia pembelajaran interaktif harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Selanjutnya Pengemasan dialog harus disesuaikan dengan sasaran pengguna, pemilihan bahasa yang komunikatif dan juga unsur-unsur tambahan seperti gambar, audio, animasi harus dikemas dengan baik agar mempermudah peserta didik dalam memahami materi dalam multimedia. Pemberian petunjuk pengoprasian multimedia bertujuan agar peserta didik dapat mengoprasikan multimedia dengan mandiri. Menurut Hannafin & peck (I Gde Wawan Sudatha & I Made Tegeh, 2009: 66) prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk merancang multimedia interaktif, yaitu: a. Contiguity Prinsip ini menyatakan bahwa stimulus yang direspon peserta didik harus dalam waktu dan respon yang diinginkan. Stimulus dan respon harus secepatnya, tanpa penundaan waktu. b. Repetition Prinsip ini menekankan bahwa pengulangan dari pola stimulusrespon memperkuat belajar dan meningkatkan daya ingat, untuk itu stimulus dan respon harus dipraktikan. c. Feedback and reinforcement Umpan balik memungkinkan peserta didik mengetahui hasil, apakah benar atau salah. Dalam hal ini umpan balik dapat berfungsi sebagai penguatan. d. Prompting and fading Istilah prompting and fading merujuk kepada proses pemberi beberapa stimulus untuk membentuk respon yang diinginkan. e. Orientation and recall Belajar mencakup sintesis pengetahuan awal yang harus dipanggil untuk menngaktifkan memori. Orientasi terhadap ketrampilan atau 41

57 informasi awal cenderung memperbaiki kemungkinan terjadinya proses belajar. f. Intellectual skills Intellectual skills yaitu belajar difasilitasi dengan penggunaan proses dan strategi yang telah ada. Dalam hal ini siswa mengunakan metode belajar yang telah dimiliki untuk mempelajari informasi baru dan memperbaiki proses belajar. g. Individualization Belajar akan lebih efektif jika pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan individu peserta didik. h. Academic learning time Dalam hal ini didefinisikan sebagai waktu selama peserta didik terlibat dalam aktivitas bimbingan. Jika waktu yang tersedia dan minat siswa untuk belajar bertambah maka akan diperoleh hasil layanan bimbingan yang baik. i. Affective consideration Jika siswa belajar dan merasa berhasil, maka mereka akan belajar lagi. Motivasi dan sikap mempengaruhi kemungkinan tercapainya tujuan belajar. Berdasarkan uraian diatas, maka implikasi dari prinsip-prinsip tersebut terhadap pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi adalah sebagai berikut: a. Multimedia pembelajaran interaktif harus mampu menarik perhatian peserta didik, menginformasikan kepada peserta didik tujuan materi Pengenalan Struktur Bumi, mengaktifkan kembali pengetahuan awal perserta didik, menyajikan stimulus dengan cara yang berbeda, memberikan umpan balik, dan meningkatkan daya ingat. b. Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik. Karena di dalam program multimedia sudah disediakan petunjuk penggunaan multimedia dan petunjuk belajar. c. Multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi bersifat interaktif, karena dilengkapi narasi yang mengajak perserta 42

58 didik berkomunikasi dengan program. dan adanya umpan balik yang efektif saat peserta didik mengunakan latihan atau evaluasi. d. Guru memungkinkan untuk mengkontrol dan bisa menilai tingkat penguasaan materi Pengenalan Struktur Bumi melalui hasil dari latihan dan evaluasi. 6. Model Penyajian Multimedia Interaktif di Sekolah Dasar Menurut Cecep Kustandi (2011: 71). Ada beberapa model dan karakteristik multimedia interaktif sebagai berikut : a. Model tutorial Model ini penyampaian materi pembelajaran melalui tutorial. Konsep disajikan dengan teks, gambar diam dan gambar gerak, grafik. b. Model Drill and Practice Model pembelajaran yang memiliki tujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui latihan. Tujuan model ini adalah melatih pengguna, sehingga peserta didik mahir dalam suatu ketrampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. c. Model simulasi Model simulasi ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi pada dunia nyata. Model ini memberikan pengalaman masalah dunia nyata untuk mendapat pengalaman belajar yang kuat. d. Model percobaan atau eksperimen Model ini mirip dengan model simulasi, hanya lebih mengarah pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen. Model ini menyediakan peralatan dan bahan, selanjutnya pengguna dapat menggunakannya sesuai petunjuk. Dan mengembangkan percobaanpercobaan tersebut dengan petunjuk. e. Model permainan Model ini ditampilkan tetap mengacu pada proses pembelajaran, oleh karena itu diharapkan menjadi aktifitas belajar sambil bermain, dengan demikian peserta didik tidak merasa bahwa mereka sedang belajar. Selanjutnya menurut Azhar Arsyad (2014: 94) memberikan format penyajian pesan dalam multimedia interaktif diantaranya adalah: 43

59 a. Tutorial terprogram Model tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan. Secara berurut, seperangkat kecil informasi ditanyangkan yang dikuti dengan pertanyaan. Jawaban peserta didik dianalisis oleh komputer dan berdasarkan hasil analisis itu diberikan umpan balik yang sesuai. b. Tutorial intelijen Model tutorial intelijen pada multimedia pembelajaran berbeda dengan model tutorial terprogram dikarenakan jawaban pada komputer terhadap penyataan peserta didik dihasilkan oleh intelegensia rifisial, bukan jawaban-jawaban terprogram yang lebih dahulu disiapkan oleh perancang pelajaran dengan demikian terdapat dialog dari waktu ke waktu antara peserta didik dengan komputer. Peserta didik pun dapat bertanya dan memberikan pertanyaan. c. Latihan dan praktik Model latihan dan praktik pada suatu multimedia pembelajaran interaktif dengan asumsi suatu konsep, aturan atau kaidah, prosedur telah diajarkan kepada peserta didik. Program ini menuntun peserta didik dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemahiran menggunakan kerampilan. Hal terpenting adalah memberikan latihan sampai suatu konsep benar-benar dikuasai sebelum pindah kepada konsep yang lain dan memberikan penguatan secara konstan terhadap jawaban yang benar. 44

60 d. Simulasi Model simulasi pada multimedia pembelajaran interaktif memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif dan perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata. Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model dasar, dan lapisan pengajar. Berdasarkan penjelasan tentang model-model penyajian multimedia pembelajaran interaktif dapat diketahui bahwa multimedia pemeblajaran mempunyai beragam model penyampaian pesan. Penggunaan modelmodel dalam pengembangan multimedia dapat disesuaikan denga kebutuhan dan desain yang akan dirancang. Penelitian pengembangan ini mencoba mengembangkan dan menghasilkan produk multimedia dengan model tutorial secara terprogram. 7. Kedudukan Multimedia Dalam Proses Pembelajaran Menurut Dwi Siswoyo dkk (2007: 137) bahwa alat pendidikan ialah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat dibedakan dua macam pengertian, yaitu: a. Alat pendidikan yang bersifat tindakan, yakni alat pendidikan yang bersifat non material, sering disebut software. Alat 45

61 pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat mengarahkan dan mencegah. b. Alat pendidikan yang berupa kebendaan, yakni benda-benda sebagai alat bantu pendidikan. Alat pendidikan ini bersifat material atau dapat disebut dengan hardware. Menurut Degeng (2013: 170) tersedianya media penting sekali untuk merangsang belajar peserta didik, sedangkan kehadiran guru untuk mengarahkan kegiatan belajar. Penggunaan media dalam proses pembelajaran seperti buku teks, proyektor, modul dan sebagainya termaksud juga penggunaan multimedia dapat menciptakan interaksi antara peserta didik dengan media. Hal inilah yang sebenarnya merupakan wujud nyata dari tindakan belajar. Hal belajar terjadi dalam diri peserta didik ketika mereka berinteraksi dengan media dan karena itu tanpa media, belajar tidak akan pernah terjadi. Menurut Daryanto (2013: 6-7) penggunaan media pada proses pembelajaran sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Penggunaan media membantu berlangsungnya komunikasi dalam suatu kegiatan pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan kegiatan pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa penggunaan multimedia pada proses pembelajaran sebagai sebuah media bantu jalannya komunikasi antara guru dengan peserta didik. multimedia dapat menciptakan sebuah interaksi pada peserta didik yang belajar, multimedia merangsang peserta 46

62 didik untuk belajar. Tanpa penggunaan multimedia proses komunikasi dalam kegiatan belajar akan berlangsung kurang optimal. 8. Kriteria Multimedia Interaktif Menurut Thorn (dalam Munir, 2013: 113) suatu media interaktif yang dikembangkan harus memenuhi beberapa kriteria. Ada enam kriteria yang harus dimiliki multimedia, yaitu: a. Kemudahan navigasi Sebuah multimedia interaktif harus dirancang sesederhana mungkin sehingga pembelajar dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki pengetahuan yang kompleks tentang media. b. Kandungan Kognisi Memiliki kandungan kognisi berati sebuah multimedia interaktif harus memiliki kandungan pengetahuan yang jelas. c. Presentasi Informasi Keriteria ini yang digunakan untuk menilai isi dan program media interaktif itu sendiri. d. Integrasi media Dimana media harus mengintegrasikan aspek pengetahuan dan keterampilan. e. Artistik dan estetika Multimedia harus memiliki tampilan yang menarik namun juga berisikan konten-konten yang baik dan layak sebagai sajian tampilan dalam media. f. Fungsi Secara Keseluruhan Program yang dikembangkan harus memberikan pembelajaran yang diinginkan oleh peserta didik. Sedangkan menurut Hannafin & Peck (I Gde Wawan Sudatha & I Made Tegeh, 2009: 57), ada empat kategori dasar kriteria multimedia interaktif yang baik dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Kategori Dasar kriteria multimedia Menurut Hannafin & Peck No Unsur Indicator 1. Pembelajaran 1. Ketepatan factual 2. Hubungan dengan tujuan 3. Daya terima siswa 4. Respon siswa 5. Konsistensi dengan tujuan 6. Ketersediaan contoh 47

63 7. Banyaknya bagian pelajaran 8. Umpan balik 9. Topic pelajaran 10. Penyebaran tekanan 11. Relevansi 12. Kebermaknaan 13. Banyaknya langkah 14. Bantuan/help 15. Interaksi selama pelajaran 16. Kemandirian 17. Aspek motivasi 18. Mudah diingat 19. Mudah penyesuaian 20. Jumlah latihan 2. Tampilan 1. Kemenarikan 2. Ketepatan tipografi 3. Urutan frame 4. Kemenarikan visual 5. Animasi 6. Penggunaan ruang pandang 7. Kepadatan screen 8. Kejelasan tampilan 9. Interprestasi elemen display 3. Pemprograman 1. Perintah eksekusi 2. Konsistensi alat dengan program 3. Eksekusi pelajaran 4. Keberlanjutan program 5. Efesiensi system 6. Keamanan system 7. Antisipasi respon 8. Ketepatan display 9. Pengelolaan disc 10. Dokumentasi 11. Prosedur mulai 12. Modifikasi yang mudah 13. Konsistensi antar bagian pelajaran 14. Penyimpanan data 4. kurikulum 1. Mudah dibawa 2. Pilihan pelajaran 3. Integrasi topic 4. Tema social dan budaya 5. Keawetan informasi 6. Materi pendukung 7. Ketertarikan dengan kurikulum 8. Keluwesan (keluasan dan kedalaman) 9. Familiaritas 48

64 10. Konsistensi Sementara itu, kriteria multimedia interaktif menurut Estu Miyarso (2004: 19) meliputi 4 aspek yaitu, pembelajaran, materi, tampilan, dan pemprograman. Berikut ini adalah kriteria multimedia interaktif menurut Estu Miyarso (2004: 19) yang telah teruji validasinya sebagai berikut: Tabel II. Instrument Validasi Menurut Estu Miyarso No Unsur Indicator 1. Pembelajaran Kesesuaian kompetensi dasar dengan standar kompetensi Kesesuaian kompetensi dasar dengan indicator Kesesuaian kompetensi belajar dengan materi program Kejelasan judul program Kejelasan sasaran dengan tujuan pengguna Kejelasan petunjuk belajar Ketepatan penerapan strategi belajar (belajar mandiri) Variasi penyampaian jenis informasi atau data Ketepatan dalam penjelasan materi Kemenarikan materi dalam membantu pemahaman pengguna Kejelasan petunjuk mengerjakan soal latihan atau tes Kejelasan rumusan soal latihan atau tes Tingkat kesulitan soal latihan dan tes Ketepatan pemberiaan feedback atau jawaban pengguna 2. Materi Cakupan (keluasan dan kedalaman materi) Kejelasan isi materi Struktur dan urutan materi Kejelasan bahasa yang digunakan Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar Ilustrasi animasi Runtutan soal yang disajikan 3. Tampilan Proporsi layout (tata letak teks dan gambar) Kesesuaian pemilihan background Kesesuaian proporsi warna 49

65 Kesesuaian pemilihan jenis huruf Kesesuaian pemilihan ukuran huruf Kejelasan music Kesesuaian pemilihan music Kemenarikan sajian animasi Kesesuaian animasi dengan materi Kemenarikan bentuk navigator Konsistensi tampilan button Konsistensi desain cover Kelengkapan informasi pada kemasan luar 4. Pemprograman Kemudahan pemakaian program Kemudahan memilih menu program Kebebasan memilih materi untuk dipelajari Kemudahan berinteraksi dengan program Kemudahan keluar dari program Kemudahan memahami struktur navigasi Kecepatan fungsi tombol Ketepatan reaksi tombol navigasi Kapasitas file program untuk kemudahan duplikasi Kekuatan/keawetan kepingan program Berdasarkan pada pendapat para ahli di atas mengenai kriteria multimedia interaktif, dapat disimpulkan bahwa secara kriteria kualitas multimedia interaktif dapat dilihat dari aspek pembelajaran, isi/materi, tampilan dan pemprograman. Pengembangan kisi-kisi instrument penilaian kelayakan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi berdasarkan kriteria multimedia di atas. 9. Langkah-langkah Pengembangan Multimedia Dalam pengembangan multimedia pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah yang harus dilalui agar dapat menghasilkan suatu produk multimedia pembelajaran yang layak dan mampu menjadi media belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. 50

66 Terdapat enam langkah prinsip pengembangan multimedia menurut Luther (dalam Ariesto Hadi Sutopo, 2003: 32) yaitu: concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution. Penjelasan keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut : a. Concept Tahap konsep adalah tahap untuk menentukan tujuan dan sasara pengguna program. Tujuan dari pengguna akhir program berpengaruh pada produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Mengetahui karakteristik pengguna dan kemampuan pengguna juga perlu dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi pembuata desain dari multimedia pembelajaran. a. Design Tahap desain adalah tahap pembuatan spesiikasi mengenai tampilan, dan keutuhan bahan untuk program. Tampilan setiap menu dirancang dengan fitur-fitur yang menarik sehingga pengguna tidak merasa jenuh dalam memperhatikan dan mengoprasikan multimedia pembelajaran. Dalam pembuatan multimedia pembelajaran, melibatkan beberapa unsur multimedia meliputi, teks, gambar, animasi, audia, dan video. b. Material collecting Material collecting merupakan tahap pengumpulan baan yang sesuai dengan kebutuhan yang akan disajikan dalam multimedia pembelajaran. Bahan-bahan tersebut antara lain: gambar, clip art, foto, animasi, video, dan lainnya. Langkah-langkah ini dapat dikerjakan seara paraler dengan langkah assembly (pemasangan). c. Assembly langkah assembly adalah langkah untuk pemasangan atau pembuatan semua objek atau bahan ke dalam prosuk multimedia pembelajaran. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap desain seperti storyboard dan flowchart. Langkah ini menggunakan perangkat lunak dan komputer yang dirancang dengan menggunakan beberapa program dan software yang mendukung dalam memasang dan membuat tampilan multimedia. d. Testing Langkah ini dilakukan setelah menyelesaikan langkah pembuatan dengan menjalankan aplikasi. Pengambang melihat multimedia pembelajaran agar apabila ada kesalahan dalam multimedia dapat diperbaiki sebelum diujicobakan. Langkah pertama pada tahapan ini disebut langkah pengujian alpha yang pengujiannya dilakukan dengan cara menguji produk yang dikembangkan. Setelah multimedia lolos dari pengujian alpha. Maka akan dilakukan langkah kedua yaitu pengujian beta yang melibatkan pengguna akhir uji lapangan yang akan dilakukan oleh peneliti. 51

67 e. Distribution Tahap ini merupakan pengemasan produk, aplikasi akan disalurkan dalam suatu media penyimpanan yaitu menggunakan compact disk (CD). Jika media ukurannya terlalu besar dan penyimpanan tidak cukup menampung aplikasi maka kompresi terhadap aplikasi tersebut akan dilakukan sesuai dengan media penyimpananya. Langkah ini juga dapat disebut langkah evaluasi untuk mengembangkan produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik dan menarik. Menurut Newby (dalam Munir, 2013: 93) terdapat empat proses pengembangan suatu instructional media berbasis multimedia sebagai tahapan dasar, yaitu: a. Planing, berkaitan dengan perencanaan data media berdasarkan kurikulum dan tujuan pembelajaran. b. Instructional design, Perencanaan direalisasikan dalam bentuk rancangan. c. Prototype, hasil rancangan kemudian diwujudkan dalam bentuk purwarupa. d. Test, yang dihasilkan kemudian diuji coba. Uji coba dilakukan untuk menguji reabilitas, valiadasi, dan objektifitas media. Berdasarkan uraian penjelasan tersebut maka dalam mengembangkan multimedia harus memperhatikan kemudahan navigasi, kandungan kognisi, dan desain tampilan. Dalam proses pengembanganya multimedia dilakukan dengan empat tahapan dasar yaitu planing, instructional desaign, prototype, dan test. 52

68 E. Teori Belajar Yang Dijadikan Dasar Pengembangan Multimedia di Sekolah Dasar 1. Teori Kognitif Menurut Thobroni (2013: 94) dalam teori kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertera dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran ang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh peserta didik. Terdapat beberapa prinsip-prinsip teori kognitif dalam proses pendidikan sebagai berikut: a. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu. b. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. c. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian. Menurut Asri Budiningsih (2005: 34) menjelaskan bahwa teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang mementingkan proses di dalam proses pembelajaran. Aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan 53

69 oleh persepsi serta pemahamanya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak. Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencangkup ingatan, retensi, pengolaan informasi, emosi, dan aspke-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif peserta didik berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Menurut Piaget (dalam Asri Budiningsih, 2005:36) menjelaskan bahwa proses belajar akan terjadi jika mengikuti proses asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Proses asimilasi merupakan proses pengintegrasian atau penyatuan informasi baru ke dalam struktur kognitif yang telah dimiliki oleh peserta didik. proses akomodasi merupakan proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru. Sedangkan proses ekuilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Pada pengembangan multimedia peneliti memperhatikan sasaran yang akan menjadi pengguna media. Penyesuaian penyampaian materi baik penataan materi penyusunan materi dan penggunaan elemen pendukung untuk memperjelas penyampaian materi dan penyesuaian tata kalimat yang digunakan dalam multimedia akan disesuaikan dengan 54

70 perkembangan peserta didik, sehingga terjadinya pembelajaran aktif dan efektif pada pengguna media. 2. Teori Konstruktivistik Menurut Eveline (2014: 39) dalam pandangan konstrutivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Dalam proses belajar pembentukan pengetahuan dilakukan oleh peserta didik. Dalam hal ini peserta didik aktif dalam melakukan kegiatan belajar, aktif berpikir menyusun konsep dan memberikan makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari, sedangkan guru dalam proses pembelajaran berperan membantu peserta didik agar proses pengkonstruksian pengetahuan berjalan dengan baik. Guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya melainkan membantu peserta didik untuk membentuk pengetahuan mereka sendiri. Menurut Asri Budiningsih (2005: 56) dalam teori konstruktivistik kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya daripada segi perolehan pengetahuan. Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia, sementara peserta didik tinggal menerimanya. Pengetahuan sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh peserta didik setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Teori belajar konstruktivistik mengakui bahwa peserta didik akan dapat menginterpretasikan informasi ke dalam pikirannya, hanya pada konteks 55

71 pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri, pada kebutuhan, latarbelakang, dan minatnya. Dengan demikian didalam lingkungan belajar akan muncul berbagai pandangan di setiap peserta didik. Berdasarkan penjelasan diatas pembelajaran merupakan kegiatan aktif yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga setiap individu yang belajar akan terus membangun pengetahuan dan pandangan mereka mengikuti pemahaman baru dan pemahaman yang mereka punya. Dalam lingkungan belajar yang aktif akan menciptakan berbagai pandangan di setiap peserta didik. Dalam multimedia pada menu materi selain terdapat penyampaian materi terdapat juga selingan pertanyaan didalamnya yang membuat peserta didik untuk berpikir. Disamping itu peserta didik dapat memilih untuk mempelajari materi yang terlebih dahulu untuk dipelajari sehingga menciptakan pembelajaran aktif pada peserta didik. Dalam materi pengenalan sturktur bumi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks yang dilengkapi gambar dan animasi pendukung. Terdapat simulasi praktek mengenal struktur bumi dengan buah alpukat. 3. Teori Sibernetik Menurut Asri Budiningsih (2005: 81) teori sibernetik adalah teori belajar yang memandang proses belajar merupakan pengelolaan informasi. Teori ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses pembelajaran memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting adalah system informasi yang akan dipelajari peserta didik inilah yang akan 56

72 menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh system informasi. Menurut Reigeluth dkk (dalam Asri Budiningsi, 2005: 84) mengembangkan suatu strategi penataan isi atau materi pelajaran yang berurusan dengan empat bidang masalah, yaitu pemilihan, penataan urutan, rangkuman, dan sintesis. Menurut mereka. a. Jika isi mata pelajaran ditata dengan menggunakan urutan dari umum ke rinci, maka isi atau materi pelajaran pada tingkat umum akan menjadi kerangka untuk mengkaitkan isi-isi lain yang lebih rinci. Hal ini sesuai dengan struktur representasi informasi di dalam LTM (long term memory), sehingga akan mempermudah proses penelusuran kembali informasi. b. Jika rangkuman diintegrasikan ke dalam strategi penataan isi atau materi pelajaran. Maka akan berfungsi menunjukan kepada peserta didik informasi mana yang perlu diberi perhatian disamping mengemat kapasitas WM (working memory) Menurut Suciati dalam Thobroni (2013: 191) ada beberapa langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk mengaplikasikan teori belajar sibernetik sebagai berikut: a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran. b. Menentukan materi pembelajaran. c. Mengkaji system informasi yang terkandung dalam materi pelajaran. d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan system informasi tersebut. e. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan system informasinya. 57

73 f. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan materi pelajaran. Berdasarkan teori sebernetik dalam pengembangan multimedia memperhatikan kemasan sajian materi pemilihan maupun penataan urutan dan penggunaan rangkuman sebagai salah satu system informasi. Pada bagian materi peserta didik bisa memili materi manakah yang ingin dipelajari terlebih dahulu. Setiap materi disajikan dari materi umum berupa penjelasan awal menuju kedalam materi yang lebih rinci. Dan rangkuman sebagai sajian materi inti pada multimedia. F. Kedudukan Penelitian Dalam Kawasan Teknologi Pendidikan Menurut Molenda dalam Dewi Salma (2014: 56) pada skema definisi AECT 2004 menjelaskan bahwa Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek dalam proses memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui proses menciptakan, menggunakan, mengelola proses dan sumber yang tepat. Gambar 1. Skema Definisi AECT 2004 Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen dalam definisi AECT 2004 sebagai berikut : 58

74 1. Studi Elemen ini mengandung makna bahwa teori dan praktek ke- TP-an didasarkan atas hasil knstruksi pengetauan terus-menerus melalui penelitian dan praktek refleksi (studi). 2. Ethical Practice (praktek etis) Kode etik sebagai landasan praktek. Elemen ini mengandung makna bahwa teknologi pendidikan sebagai profesi harus memiliki kode etik. Dalam hal ini kode etik bukanlah sekedar aturan dan harapan, tapi merupakan landasan praktek. 3. Facilitating Learning Elemen ini mengandung makna bahwa facilitating sama dengan memberikan kemudaan dengan cara merancang, mengorganisasikan sumber-sumber dan menyediakan peralatan yang kondusif untuk mendukung proses pembelajaran sesuai kebutuan, efektif, efisien dan menarik. 4. Improving Performance Elemen ini mengandung makna bahwa improving harus membuat kemudahan, memberikan cara-cara yang terbaik untuk mencapai tujuan, dan mengarah pada kualitas hasil/produk yang dapat diprediksi. Produk atau hasil mengara pada efektifitas belajar ang dapat diprediksi. a. Create Element ini mengandung makna bahwa menbuat atau menciptakan berkaitan dengan penelitian, teori dan praktek dalam membuat atau 59

75 menciptakan lingkungan belajar dalam latar yang berbeda-beda, baik formal dan non formal. b. Using Elemen ini berkaitan dengan teori dan praktek untuk membawa peserta didik berhubungan dengan kondisi belajar dan sumbersumber belajar. c. Managing Elemen ini berkaitan dengan proses perencanaan, pengawasan, pengaturan baik dalam proyek yang bersangkutan dengan pengembangan pembelajaran, penyelengaraan pembelajaran, evaluasi program, ataupun quality contor. Berdasarkan penjelasan di atas penelitian pengembangan multimedia pembelajaran ini merupakan implementasi dari elemen facilitation learning dan improving performance dimana sebagai penyediaan sumber belajar yang dapat digunakan peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien menggunakan elemen create, karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan sebuah produk yaitu multimedia pembelajaran interaktif. G. Kerangka Berfikir Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap manusia. Belajar bukan hanya sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri peserta didik. Proses belajar seharusnya terdapat interaksi pada peserta didik baik dari dirinya maupun 60

76 lingkungannya. Pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada struktur kognitif. Berdasarkan hasil penelitian awal dengan menggunakan metode wawancara dengan guru dan angket yang diberikan kepada peserta didik memperoleh hasil bahwa dalam proses pembelajaran ditemukan masalah dalam belajar pada mata pelajaran IPA materi Struktur Bumi di kelas 5 SD Negeri 2 Percobaan, Yogyakarta. Proses pembelajaran setiap hari menggunakan buku teks dan multimedia interaktif, nanum kurang memberikan contoh yang konkret apabila menggunakan buku teks saja, dan penggunaan multimedia yang belum maksimal dikarenakan multimedia yang tersedia belum cukup layak untuk menjadi media pembelajaran. Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk dikembangkannya multimedia pembelajaran sebagai media pembelajaran peserta didik yang layak. Proses pengembangan multimedia pembelajaran IPA menggunakan sembilan langkah penelitian dari Borg and Gall. Multimedia pembelajaran IPA materi Struktur Bumi ini dikembangkan untuk peserta didik kelas 5 di SD Negeri 2 Percobaan, Yogyakarta dengan didahului kegiatan penelitian awal terkait permasalahan dilapangan. Dilanjutkan indentifikasi indikator pelajaran IPA, dan dilanjutkan mengembangkan dan menghasilkan sumber belajar berupa multimedia pembelajaran. Pengembangan multimedia pembelajaran mengacu pada pembelajaran sebagai sistem, prinsip-prinsip desain pesan pembelajaran, prinsip pengembangan multimedia, prinsip penggunaan multimedia dalam pembelajaran, dan landasan teoritik pengembangan 61

77 multimedia pembelajaran IPA materi Struktur Bumi. Dan karakteristik peserta didik kelas 5. Dengan multimedia pembelajaran, pesan disampaikan dengan sistem pembelajaran, yaitu dengan memberikan tujuan pembelajaran, materi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Memadukan beberapa media yang meliputi teks, gambar, animasi, audio, dan video di dalam materi yang ada di multimedia pembelajaran sehingga dapat memberikan pemahaman dan pengalaman yang konkret kepada peserta didik. Mengembangkan dan menghasilkan sebuah produk media pembelajaran berupa multimedia pembelajaran harus memulai tahapantahapan pengembangan yang telah ditentukan. Multimedia pembelajaran yang dikembangkan dan dihasilkan harus termaksud ke dalam kategori layak minimal mendapatkan kriteria penilaian B sebelum multimedia pembelajaran digunakan peserta didik. H. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berikir di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut. a. Bagaimana mengembangkan dan menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kajian materi Pengenalan Struktur Bumi bagi peserta didik SD kelas 5 yang layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran? b. Apakah produk multimedia pembelajaran interaktif tersebut layak menurut ahli materi? c. Apakah produk multimedai pembelajaran interaktif tersebut layak menurut ahli media? 62

78 d. Apakah produk multimedia pembelajaran interaktif tersebut layak menurut peserta didik. 63

79 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini mengembangkan produk multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar semester 2 materi Pengenalan Struktur Bumi. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Research and Development (R&D) atau yang disebut dengan penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiono (2013: 297) metode research and development (R&D) atau yang disebut dengan penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk yang baik dan layak untuk digunakan. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu dibutuhkan analisis kebutuhan dan pengujian kelayakan produk tersebut supaya dapat berguna dimasyarakat luas, maka diperlukan penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal atau jangka panjang karena memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan. B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan yang peneliti lakukan dalam penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi untuk kelas V Sekolah Dasar mengadopsi model pengembangan Borg & Gall dan Dick & Carey. Pada model Borg & Gall terdapat 10 tahapan dalam pengembangannya, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data; 2) perencanaan; 3) pengembangan produk awal; 4) uji lapangan awal; 5) revisi hasil uji lapangan awal; 6) uji coba lapangan utama; 64

80 7) revisi hasil uji coba lapangan utama; 8) uji lapangan operasional; 9) revisi produk akhir; 10) desiminasi dan implementasi. Namun pada penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pelajran IPA materi Struktur bumi untuk kelas V Sekolah dasar ini tidak sampai pada tahapan diseminasi dan implementasi produk, karena keterbatasan dana dan waktu untuk melaksanakan tahapan tersebut. Penelitian dan Pengumpulan data Perencanaan Pengembangan produk awal Validasi ahli materi dan media Uji lapangan utama Revisi hasil uji lapangan awal Uji lapangan awal Revisi hasil uji lapangan utama uji lapangan operasional Revisi produk akhir Multimedia pembelajaran interaktif Gambar 2. Tahapan-tahapan Penelitian Berdasarkan gambar dari bagan tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa tahapan-tahapan penelitian pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 65

81 1. Penelitian dan pengumpulan data Pada tahap ini peneliti mencari sumber pendahuluan yang berupa data lapangan dan landasan teori. Peneliti melakukan obeservasi di Sekolah Dasar Percobaan 2, wawancara dengan guru kelas V, dan penyebaran angket kepada peserta didik kelas V. langkah tersebut bertujuan untuk memperoleh pokok permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran dan analisis kebutuhan dalam proses pembelajaran untuk menyusun latar belakang masalah dan rumusan masalah dalam penelitian. 2. Perencanaan Setelah melakukan identifikasi masalah dari permasalahan yang ditemui peneliti di lapangan, peneliti melakukan perencanaan untuk melakukan penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik. Tahap perencanaan yang digunakan adalah desain pembelajaran instruksional pembelajaran model Dick & Carey. Model pengembangan yang dipilih adalah model pengembangan prosedural. Langkah prosedural dalam tahap perencanaan multimedia pembelajaran interaktif pengenalan struktur bumi dilakukan sebagai berikut: a. Menganalisis karakteristik peserta didik (Identify Enty Behaviours) Proses menganalisis karakteristik siswa merupakan pemahaman terhadap keterampilan spesifik, pengetahuan awal, gaya belajar dan sikap peserta didik untuk siap melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif pengenalan struktur 66

82 bumi. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik peserta didik dapat membantu dalam memilih dan menentukan bahan/materi pembelajaran yang akan digunakan. b. Merumuskan tujuan performasi/kinerja (Write Performance Objectives) Pada Langkah ini dilakukan perumusan standar dan kompetensi dasar sebagai tujuan khusus pada multimedia. Perumusan standard an kompetensi dasar disesuaikan dengan silabus di sekolah dasar percobaan 2 yang selanjutnya digunakan sebagai landasan pengemasan materi dan dasar pengembangan kisi-kisi latihan/evaluasi pada multimedia. c. Mengembangkan butir tes (Develop Creterian-Referenced Test) Berdasarkan tujuan pembelajaran khusus/indikator kompetensi yang telah dirumuskan, selanjutnya mengembangkan instrumen penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pengembangan butir tes disesuaikan dengan kompetensi dan materi pada multimedia. d. Mengembangkan strategi pembelajaran (Develop Instructional Strategy) Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, dapat ditentukan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Dick & Carey mengelompokkan kegiatan dalam lima komponen yaitu: 1) aktivitas pra belajar; 2) penyajian materi atau isi; 3) partisipasi belajar; 4) penilaian; dan 5) aktivitas lanjutan. Aktivitas pra 67

83 pembelajaran dilakukan dengan memotivasi siswa, menginformasikan tujuan pembelajaran dengan multimedia pada peserta didik. Selanjutnya penyajian materi dikemas sesuai karakteristik peserta didik. Materi disampaikan dengan bahasa sesederhana mungkin dan dilengkapi oleh gambar ataupun animasi pada setiap materi. Salah satu komponen yang paling kuat dalam menggunakan multimedia pembelajaran interaktif pengenalan struktur bumi adanya narasi interaktif pada setiap menu dan umpan balik yang terdapat pada bagian Evaluasi. Sedangkan kegiatan lanjutan meninjau kembali strategi secara keseluruhan untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran. e. Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar (Develop and Select Intructional Materials) Berdasarkan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka pengembangan bahan ajar yang dikembangkan adalah materi pengenalan struktur bumi. Untuk peserta didik kelas V SD. Pengembangan dan pemilihan bahan ajar sesuai dengan konsep materi pembelajaran. Materi yang ada dalam multimedia interaktif menyesuaikan dengan kompetensi pengenalan struktur bumi pada silabus yang digunakan di sekolah dasar percobaan 2. Materi pada multimedia dikemas semenarik dan sesederhana mungkin agar peserta didik tertarik dan tidak membosankan saat mengoprasikan multimedia. 68

84 3. Pengembangan produk awal Setelah mendapatkan data awal dan merancang perencanaan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi, pada tahap pengembangan produk awal ini melalui langkahlangkah pengembangan sebagai berikut: a. Concept (konsep) Konsep dalam pengembangan produk multimedia pembelajaran interaktif adalah sebagai salah satu pilihan sumber belajar yang dapat mengatasi permasalahan yang ditemukan peneliti pada tahap pengumpulan data awal. Pemilihan dan penggunaan gambar, animasi, teks, audio, dan penyajian materi dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif akan disesuaikan dengan karakteristik dan gaya belajar peserta didik yang menjadi sasaran pengguna media nantinya. b. Design (desain) Pembuatan desain pada untuk multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi akan disajikan dalam pembuatan flowchart dan storyboard. Pada flowchart terdiri dari beberapa komponen antara lain: 1) Pada pembukaan awal dalam multimedia pembelajaran interaktif akan diawali dengan audio selamat dating dan audio pengiring yang selanjutnya akan secara langsung masuk kedalam menu halaman utama. 69

85 2) Menu halaman utama akan menyajikan animasi bumi berputar dengan beberapa tombol menu meliputi: a) kompetensi; b) materi; c) evaluasi; d) rangkuman serta tombol pendukung lainnya seperti: volume, petunjuk, profile, minimize, home, dan keluar. Pada menu halaman utama terdapat jam yang menujukan waktu dan audio pengiring. 3) Menu kompetensi dalam multimedia interaktif mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi ini berisi tentang: a) Standar kompetensi b) Kompetensi dasar c) Indikator d) Tujuan pembelajaran 4) Menu materi memuat 3 pembahasan dan menu latihan yaitu: struktur bumi, proses pembentukan tanah, jenis-jenis tanah, dan latihan yang masing-masing berisikan materi sebagai berikut: a) Materi Struktur Bumi berisikan pengenalan tentang lapisan struktur bumi yaitu: kerak bumi, mantel atau selumbung bumi, inti luar dan inti dalam. Pada menu ini materi akan disajikan dengan teks penjelasan yang disertai animasi dan gambar pendukung. Pada menu materi struktur bumi terdapat simulasi pengambaran lapisan struktur bumi dengan menggunakan buah alpukat yang dapat dilakukan oleh peserta didik. b) Materi proses pembentukan tanah berisikan penjelasan tentang proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan 70

86 batuan yaitu: pelapukan batuan biologi, pelapukan batuan fisika, dan pelapukan batuan kimia. Pada menu ini materi akan disajikan dengan teks penjelasan yang disertai gambar pendukung. c) Materi jenis-jenis tanah berisikan penjelasan tentang tanah dan jenis-jenis tanah yaitu: tanah humus, tanah vulkanik, tanah liat, tanah berpasir, dan tanah berkapur dengan ciri-ciri dari setiap jenis tanah yang disertai gambar pendukung. d) Menu latihan merupakan menu yang dapat dipilih oleh peserta didik pada saat berada dalam menu materi. Menu latihan akan menyajikan 5 soal latihan dari 30 soal yang tersedia akan muncul secara acak. 5) Menu evaluasi dalam multimedia ini berisi 15 soal evaluasi dari 30 soal yang tersedia akan muncul secara acak dengan nilai minimum yang harus dicapai yaitu 75 (sesuai KKM IPA). Siswa dapat melihat nilai atau hasil yang dicapai pada akhir tampilan evaluasi. 6) Menu rangkuman merupakan menu yang menyajikan sajian materi inti yang harus dipelajari oleh peserta didik. 7) Menu profil dalam multimedia berisi identitas profil pengembang multimedia pembelajaran interaktif. 8) Petujuk pengguna dalam multimedia berisi tentang petunjuk fungsi tombol-tombol yang terdapat didalam multimedia, sehingga memudahkan pengguna untuk menjalankan multimedia. 71

87 9) Tombol home dalam multimedia berfungsi untuk kembali ke menu utama dengan cepat pada saat pengguna sedang menggunakan menu lain pada multimedia. 10) Tombol keluar dalam multimedia digunakan untuk keluar atau mengakhiri penggunakan multimedia. Sedangkan storyboard adalah uraian yang berisi tentang visual penjelasan dari masing-masing alur dalam flowchart. Alur storyboard dalam multimedia pembelajaran interaktif sebagai berikut: 1) Frame 1: pembukaan dengan tampilan judul, disertai gambar, dan audio pengiring serta audio selamat datang. 2) Frame 2: menu utama terdiri dari menu kompetensi, materi, rangkuman, petunjuk, evaluasi, profil, tombol keluar, tombol pengaturan suara. 3) Frame 3: menu materi yang berisi penjelasan materi dengan suara audio yang dilengkapi teks, gambar, dan animasi pendukung. terdapat 3 bahasan yaitu: Struktur lapisan bumi, proses pembentukan tanah, dan jenis-jenis tanah. Peserta didik dapat memilih materi yang mereka ingin pelajari terlebih dahulu. Pada setiap bagian penjelasan materi akan disampaikan dari materi umum ke materi yang lebih rinci seperti contoh, pada materi pengenalan Struktur Bumi penjelasan materi di awali dengan penjelasan tentang bumi dan apa itu Struktur Bumi, setelah itu baru ke penjelasan masing-masing dari lapisan Struktur Bumi Di dalam setiap materi terdapat selingan pertanyaan untuk peserta 72

88 didik pada saat mempelajari materi yang mereka pilih. Serta terdapat latihan berisikan 5 pertanyaan yang muncul secara acak dari bank soal yang dapat dikerjakan setelah mereka mempelajari materi. 4) Frame 4: nemu rangkuman berisi materi-materi inti dari pengenalan struktur bumi. penjelasan rangkuman dalam bentuk teks dan gambar. 5) Frame 5: petunjuk penggunaan yang berisi penjelasan tentang fungsi tombol dan peraturan penggunaan program. 6) Frame 6: evaluasi merupakan soal yang terdiri dari 15 soal evaluasi dari 30 soal yang tersedia akan muncul secara acak dengan nilai minimum yang harus dicapai yaitu 75 (sesuai KKM IPA). Siswa dapat melihat nilai atau hasil yang dicapai pada akhir tampilan evaluasi. 7) Frame 7: profil yang berisi profil pengembang multimedia interaktif. c. Material collecting (pengumpulan bahan) Pada tahapan ini adalah mencari sumber bahan untuk produk multimedia yang akan dikembangkan sesuai dengan yang dibutuhkan, bahan-bahan tersebut antara lain: isi materi, gambar, animasi, dan audio. d. Assembly (pemasangan) Pada tahapan ini merupakan langkah untuk merangkai semua objek atau bahan untuk multimedia. Pembuatan aplikasi ini 73

89 didasarkan pada tahap desain, seperti storyboard dan sturktur navigasi yang akan ada di dalam multimedia pembelajarn interaktif. Langkah ini menggunakan aplikasi adobe flash CS 6 profesional. e. Testing (pengujian) Pada tahapan ini pengujian dilakukan setelah menyelesaikan langkah-langkah pembuatan dengan menjalankan program multimedia pembelajaran interaktif dan melihat apakah ada kesalahan atau tidak. Langkah pertama akan dilakukan oleh ahli media dan ahli materi, jika multimedia sudah baik dan benar, amak multimedia pembelajaran interaktif tersebut dinyatakan layak untuk diuji cobakan di lapangan. f. Distribution (penyaluran) Tahapan ini merupakan tahapan untuk menyimpan produk dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan compact disk (CD). Hasil produk berupa sumber belajar non cetak yang dapat digunakan sebagai salah satu pilihan media bantu dalam proses pembelajaran. 4. Validasi ahli media dan ahli materi Pada tahapan ini validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi yang dimaksud adalah dosen/pakar yang berkompeten dalam menguji materi dari media yang dikembangkan. Ahli materi akan menilai kesesuaian materi dan cakupan materi. Validasi ahli media dilakukan oleh dosen ahli media instructional yaitu dari prodi tenologi pendidikan yang akan menilai kesesuaian media dari segi layout, penggunaan 74

90 gambar dan kesesuaia teks serta warna pada multimedia dan kemasan produk. 5. Uji lapangan awal Tahapan ini dilakukan setelah melakukan tahapan validasi ahli dan multimedia sudah dinyatakan layak untuk diuji cobakan tanpa revisi. Uji lapangan awal dilakukan kepada peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta dengan jumlah 4 peserta didik. Setelah peserta didik belajar dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif, peserta didik diberikan angket untuk bahan revisi multimedia pembelajaran interaktif. 6. Revisi hasil uji lapangan awal Berdasarkan data uji lapangan awal, data yang didapat kemudian dijadikan acuan dalam tahap revisi untuk perbaikan yang selanjutnya digunakan dalam uji lapangan utama. 7. Uji lapangan utama Setelah melakukan tahapa revisi uji lapangan awal. Tahap selajutnya adalah uji lapangan utama yang melibatkan 10 peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta. Sama seperti uji lapangan awal, peserta didik yang telah menggunakan multimedia sebagai media belajar akan dibagikan angket untuk mendapatkan data untuk digunakan sebagai bahan revisi multimedia pembelajaran interaktif. 8. Revisi hasil uji lapangan utama Berdasarkan hasil uji lapangan utama, data yang diperoleh kemudian digunakan sebagai acuan dalam merevisi produk multimedia 75

91 pemeblajaran interaktif untuk dilakukan perbaikan yang selanjutnya digunakan pada tahap uji lapangan operasional. 9. Uji lapangan operasional Setelah melakukan tahap revisi uji lapangan utama, multimedia yang telah diperbaiki sesuai dengan data yang didapat dari uji lapangan utama. Selanjutnya multimedia diuji cobakan kembali pada uji lapangan operasional. Uji lapangan operasional melibatkan 1 kelas atau 32 peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta. Sama seperti tahapan uji lapangan awal dan utama. Pada tahapan ini peserta didik dibagikan angket untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk merevisi multimedia pembelajaran interaktif. 10. Revisi hasil uji lapangan operasional Data yang diperoleh dari uji lapangan operasional dijadikan acuan untuk melakukan revisi akhir dari produk yang merupakan hasil akhir dari produk multimedia pembelajaran interaktif. 11. Multimedia pembelajaran interaktif Setelah melakukan seluruh tahapan awal dan uji coba maka dihasilkan sebuah produk multimedia pembelajaran interkatif yang layak sebagai salah satu media bantu belajar bagi peserta didik dan mengajar bagi guru. C. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan produk yang dikembangkan 76

92 sebagai dasar untuk melakukan revisi produk multimedia pembelajaran interaktif. 1. Desain Uji Coba Produk Produk multimedia pembelajaran yang telah dihasilkan sebelum dimanfaatkan dilakukan evaluasi terlebih dahulu dengan cara diuji cobakan. Uji coba produk dimaksudkan untuk memperoleh masukanmasukan tentang kelayakan multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran IPA baik dari aspek pembelajaran, materi, dan media. a. Validasi Ahli Validasi dilakukan oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi yang dimaksud adalah dosen/pakar yang berkompeten dalam menguji materi dari media yang dikembangkan. Ahli materi menilai kesesuaian materi dan cakupan materi. Validasi ahli media dilakukan oleh dosen ahli media instructional yaitu dari prodi tenologi pendidikan yang menilai kesesuaian media dari segi layout, penggunaan gambar dan kesesuaia teks serta warna pada multimedia dan kemasan produk. b. Uji lapangan awal pada pelaksanaan uji lapangan awal peneliti menerapkan proses evaluasi formatif Dick & Carey (dalam Punaji, 2013: 288) yakni satu lawan satu (one to one) uji coba dilakukan kepada 4 subjek yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat. Uji coba 77

93 ini dilakukan untuk mendapatan data lapangan tentang sajian multimedia pembelajaran interaktf yang telah dikembangkan. c. Uji lapangan utama Uji coba disini dilakukan di Sekolah Dasar Percobaan 2 pada peserta didik kelas V dengan skala populasi yang kecil namun lebih banyak dibanding uji coba sebelumnya. Pada pelaksanaan uji lapangan utama peneliti menerapkan proses evaluasi fromatif Dick & carey (dalam Punaji, 2013: ) yakni uji coba kelompok kecil (small group tryout) uji coba ini melibatkan 8 subjek yang dapat mewakili populasi target. d. Uji lapangan operasional Pada uji produk akhir, produk yang telah melalui tahap uji lapangan awal dan lapangan utama akan diuji kembali di Sekolah Dasar Percobaan 2 dengan skala sampel populasi yang lebih besar. Pada pelaksaan uji lapangan operasional peneliti menerapkan proses evaluasi formatif Dick & Carey (dalam Punaji, 2013: 289) yakni uji coba lapangan (field tryout) yang melibatkan 30 subjek, yaitu kelas yang tersedia. 2. Subjek Uji Coba Subjek uji coba pada penelitian pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi kelas 5 Sekolah Dasar. Pada uji coba multimedia pembelajaran interkatif terdapat 3 tahapan dengan jumlah sampel uji coba yang berbeda dari setiap tahapannya. Sebagai berikut: 78

94 a. Uji lapangan awal Pada uji lapangan awal subjek yang dilibatkan adalah 4 peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampel random. Menurut punaji (2013: 233) setiap individu memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk dijadikan subjek penelitian. Pemilihan sampel dilakukan oleh guru secara acak dari keseluruhan peserta didik didalam 1 kelas. b. Uji lapangan utama Pada uji lapangan utama yang dilibatkan adalah 10 peserta didik kelas V Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampel random. Pemilihan sampel dilakukan oleh guru secara acak dari keseluruhan peserta didik didalam 1 kelas. c. Uji lapangan operasional Pada uji lapangan operasional yang dilibatkan adalah 1 kelas yang terdiri dari 32 peserta didik. Pemilihan sampel menggunakan teknik sampel subjektif. Menurut Punaji (2013: 233) pengambilan sampel secara begitu saja dengan menggunakan kelompok yang ada tanpa mempertimbangkan pemilihan random secara hati-hati dan cermat. Sampel yang digunakan adalah 32 peserta didik yaitu kelas Vb Sekolah Dasar Percobaan 2. Sleman, Yogyakarta. 79

95 3. Jenis Data Data yang diperoleh dari hasil uji coba dan validasi berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil analisis lapangan, data hasil validasi ahli materi dan ahli media, yang berupa masukan, saran yang berkaitan dengan multimedia pembelajaran interaktif agar menjadi produk akhir yang dikategorikan layak sebagai media pembelajaran Sedangkan data kuantitatif diperoleh melalui angket dari hasil uji coba dan validasi yang berupa penilaian terhadap multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan. 4. Instrument Pengumpulan Data Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket atau kuesioner untuk melakukan validasi ahli dan pengumpulan data uji lapangan. Menurut Mardalis (2004:67) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau kelompok untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Penyusunan instrument pengumpulan data berupa angket dalam penenlitian pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi melalui tahapan- tahapan penyusunan instrument menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135) sebagai berikut: 80

96 a. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam permasalahan penelitian. b. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. c. Mencari indicator dari setiap sub atau bagian variabel. d. Menderetkan diskriptor dari setiap indicator. e. Merumuskan setiap diskriptor menjadi butir-butir instrument. f. Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Berdasarkan uraian tahapan penyusunan instrument menurut Suharsimi Arikunto (2002: 135). Maka penyusunan kisi-kisi angket penilaian untuk ahli media, ahli materi dan penilaian siswa dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Kisi-kisi angket penilaian ahli media Penyusunan kisi-kisi angket penilaian ahli media untuk multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi sebagai berikut: a) Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian. Salah satu variabel. Salah satu variabel dalam penelitian ini adalah Multimedia pembelajaran Interaktif. b) Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel. Sub variabel dari variabel multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian pengembangan ini berkaitan dengan: (1) Tampilan Multimedia Sub variabel tampilan multimedia berkaitan dengan penilaian kualitas tampilan multimedia pembelajaran interaktif. 81

97 (2) Pemprograman Multimedia Sub avriabel pemprograman multimedia berkaitan dengan penilaian aspek kelancaran multimedia pembelajaran interkatif dari pemprograman multimedia tersebut. c) Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel Setiap sub variabel dijabarkan menjadi indikator seperti di bawah ini: (1) Tampilan multimedia (a) Desain cover (b) Kemenarikan Tampilan (c) Kesesuaian teks (d) Kualitas grafik (e) Kualitas suara (2) Pemprograman multimedia (a) Kelancaran program (b) Perintah eksekusi (c) Penyimpanan data d) Menderetkan diskriptor dari setiap indicator Tahapan berikutnya adalah menderetkan diskriptor dari setiap indicator yang telah dijabarkan: (1) Desain cover (a) Kemenarikan desain cover (b) Kelengkapan informasi pada kemasan luar (2) Kemenarikan tampilan 82

98 (a) Proporsi layout (tata letak, teks,gambar, dan animasi) (b) Kemenarikan opening (c) Kesesuaian pemilihan background (d) Kesesuaian proporsi warna (e) Kesesuaian pemilihan backsound (f) Kemenarikan bentuk navigasi (g) Kemenarikan pemilihan gambar (h) Kemenarikan penggunaan animasi (3) Kesesuaian teks (a) Kesesuaian pemilihan jenis huruf (b) Kesesuaian pemilihan ukuran huruf (4) Kualitas grafik (a) Kualitas gambar (b) Kualitas animasi (5) Kualitas Suara (a) Kualitas narasi (6) Kelancaran program (a) Kelancaran pemakaian program (b) Kelancaran akses informasi (c) Kebebasan pemilihan materi untuk dipelajari (d) Kemudahan keluar dari program (e) Kemudahan berinteraksi dengan program (f) Kelancaran penggunaan animasi (7) Perintah eksekusi 83

99 (a) Kemudahan memahami struktur navigasi (b) Kecepatan fungsi tombol (c) Ketepatan fungsi tombol (8) Penyimpanan data (a) Kapasitas file program untuk kemudahan duplikasi e) Merumuskan setiap indikator menjadi butir-butir instrument Tahap berikutnya adalah merumuskan setiap indikator menjadi butir-butir instrument seperi tabel dibawah ini: Tabel 3. Kisi-Kisi Instrument Validasi Media Variabel Multimedia pembelajara n interaktif Sub Variabel Tampilan 84 Indikator Diskriptor Jml butir Desain Kemenarikan 1 cover desain cover Kelengkapaan 1 informasi pada kemasan luar Kemenarika Proporsi layout 1 n tampilan (tata letak teks, gambar, dan animasi) Kemenarikan 1 opening Kesesuaian 1 pemilihan background Kesesuaian 1 proporsi warna Kesesuaian 1 pemilihan backsound Kemenarikan 1 bentuk navigasi Kemenarikan 1 pemilihan gambar Kemenarikan 1

100 Pemprogr aman Kesesuaian teks Kualitas grafik Kualitas suara Kelancaran program Perintah eksekusi Penyimpaan data penggunaan animasi Kesesuaian 1 pemilihan jenis huruf Kesesuaian 1 pemilihan ukuran huruf Kualitas 1 gambar Kualitas 1 animasi Kualitas narasi 1 Kelancaran pemakaian program Kelancaran akses informasi Kebebasan pemilihan materi untuk dipelajari Kemudahan keluar dari program Kemudahan berinteraksi dengan program Kemudahan penggunaan animasi Kemudahan memahami navigasi Kecepatan fungsi tombol Ketepatan fungsi tombol Kapasitas file program untuk keperluan dupliaksi

101 f) Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Pada tahapan ini adalah penambahan penjelasan untuk penilaian pada setiap indikator. 2) Kisi-kisi instrument penilaian ahli materi Penyusunan kisi-kisi angket penilaian ahli materi adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi variabel-variabel dalam rumusan judul penelitian Salah satu variabel dalam penelitian pengembangan ini adalah materi pengenalan sturktur bumi. Materi pengenalan struktur bumi dikemas kedalam multimedia pembelajaran interaktif, dimana peserta didik bisa mendapatkan informasi tentang struktur bumi, proses pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan, dan jenis-jenis tanah. b) Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel Sub variabel dari variabel materi pengenalan struktur bumi dalam penelitian pengembangan ini berkaitan dengan: (1) Pembelajaran Berkaitan dengan penilaian kualitas pembelajaran materi pengenalan struktur bumi yang dikemas kedalam produk multimedia pembelajaran interaktif. (2) Isi 86

102 Berkaitan dengan penilaian kandungan isi materi pengenalan struktur bumi sebagai materi dalam multimedia pembelajaran interaktif c) Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel Setiap sub variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator seperti di bawah ini: (1) Pembelajaran (a) Hubungan materi dengan tujuan pembelajaran (b) Petunjuk (c) Desain materi (d) Desain soal (2) Isi (a) Keluasan materi (b) Kedalaman materi (c) kebenaran materi (d) kesederhanaan materi (e) kesesuaian soal d) menderetkan diskriptor dari setiap indikator tahapan berikutnya adalah menderetkan diskriptor dari setiap indicator yang telah dijabarkan: (1) hubungan materi dengan tujuan (a) kesesuaian kompetensi dasar dengan standar kompetensi (b) kesesuaian indikator dengan kompeteni dasar (c) kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 87

103 (2) petunjuk (a) kejelasan petunjuk belajar (3) desain materi (a) ketepatan penerapan strategi belajar (belajar mandiri) (b) variasi penyampaian informasi (c) ketepatan dalam penyampaian materi (d) kemenarikan penyampaian materi dalam memotivasi pengguna (4) desain soal (a) ketepatan pemberian feedback atas jawaban pengguna (5) keluasan materi (a) keluasan isi materi (6) kedalaman materi (a) kedalaman isi materi (b) kejelasan isi materi (7) sifat materi (a) kebenaran isi materi (factual dan actual) (8) kesederhanaan materi (a) kejelasan bahasa yang digunakan (b) kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna (c) kejelasan informasi pada ilustrasi gambar (d) kejelasan informasi pada animasi (9) kesesuaian soal (a) kesesuaian soal dengan tujuan pembelajaran 88

104 (b) kejelasan rumusan soal (c) keseimbangan proporsi soal latihan/tes dengan materi (d) kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes e) Merumuskan setiap indicator menjadi butir-butir instrument Tahap berikutnya adalah merumuskan setiap indicator menjadi butir-butir instrument seperi tabel dibawah ini: Tabel 4. Kisi-kisi Instrument validasi Materi Variabel Sub variabel Indicator Descriptor Jlm buti r Materi pengenala n struktur bumi Pembelajara n 89 Hubungan materi dengan tujuan Petunjuk belajar Desain materi Kesesuaian kompetensi dasar dengan standar kompetensi Kesesuaian indicator dengan kompetensi dasar Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar Kejelasan petunjuk belajar Ketepatan penggunaan strategi belajar (belajar mandiri) Variasi penyampaian materi Ketepatan dalam penyampaian

105 Isi Desain soal Keluasan materi Kedalaman materi Sifat materi Kesederhanaa n materi Kesesuaian soal materi Kemenarikan penyampaian materi dalam memotivasi pengguna Ketepatan pemberian feedback atas jawaban pengguna Keluasan isi materi Kedalaman isi materi Kejelasaan isi materi Kebenaran isi materi Kejelasan bahasa yang digunakan Kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna relevansi informasi pada ilustrasi gambar dengan materi relevansi informasi pada animasi dengan materi Kesesuaian soal dengan tujuan belajar Kejelasan rumusan soal Keseimbanga n proporsi soal

106 latihan/tes dengan amteri Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes 1 f) Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Pada tahapan ini adalah penambahan penjelasan untuk penilaian pada setiap indikator. 3) Kisi-kisi penilaian peserta didik Penyusunan kisi-kisi penilaian peserta didik sebagai berikut: a) Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan judul penelitian Salah satu variable dalam penelitian pengembangan ini adalah peserta didik kelas 5 Sekolah Dasar yang merupakan subjek pengguna dari pengembangan multimedia pemebalajran interaktif, sehingga penilaian dari peserta didik sebagai rujukan kelayakan multimedia. b) Menjabarkan variable menjadi sub atau bagian variable Sub variable dari variable multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian pengembangan ini berkaitan dengan: (1) Kemenarikan Multimedia Berkaitan dengan penilaian siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif, 91

107 (2) Kejelasaan materi Berkaitan dengan penilaian peserta didik terhadap kejelasan dan kemudahan memahami materi pengenalan struktur bumi yang dikemas kedalam multimedia pembelajaran interaktif. c) Mencari indicator setiap sub atau bagian variable Setiap sub variable tersebut dijabarkan menjadi indikaator seperti di bawah ini: (1) Kemenarikan multimedia (a) Petunjuk penggunaan (b) Kemudahan pengoperasian (c) Tampilan multimedia (d) Kemanfaatan (2) Kejelasan materi (a) Kesederhanaan materi d) Menderetkan diskriptor dari setiap indicator Tahapan berikutnya adalah menderetkan diskriptor dar setiap indicator yang telah dijabarkan. (1) Petunjuk pengguna (a) Kejelasan petunjuk penggunaan multimedia. (2) Kemudahan pengoperasian (a) Kemudahan penggunaan multimedia (3) Tampilan multimedia (a) Kesesuaian pemilihan suara pengiring 92

108 (b) Kemenarikan tampilan multimedia (warna, bentuk tombol, gambar, background, animasi) (c) Kualitas gambar dalam multimedia (d) Kualitas animasi dalam multimedia (e) Kualitas narasi dalam multimedia (4) Kemanfaatan (a) Multimedia sebagai media bantu belajar (pengenalan Struktur bumi) (b) Kemenarikan penyampaian materi dalam memotivasi pengguna dalam belajar. (5) Kesederhanaan materi (a) Kejelasan kalimat pada sajian materi (b) Kejelasan bahasa pada sajian materi (c) Kemudahan memahami materi e) Merumuskan setiap indicator menjadi butir-butir instrument Tahap berikutnya adalah merumuskan setiap indicator menjadi butir-butir instrument seperti pada tabel di bawah ini Tabel 5. Kisi-kisi Instrument Penilaian Peserta Didik Variabel Sub variabel Indicator Diskriptor Jml butir Peserta didik kelas V sekolah dasar Kemenarikan multimedia Petunjuk pengguna Kejelasan petunjuk penggunaan multimedia Kemudahan pengoprasian Kemudahan penggunaan multimedia Tampilan Kesesuaian 1

109 Kejelasan materi multimedia pemilihan music pengiring Kemenarikan tampilan multimedia (warna, bentuk tombol, gambar, bacgourd, dan animasi) Kualitas gambar dalam multimedia Kualitas animasi dalam multimedia Kualitas narasi dalam multimedia Kemanfaataan multimedia sebagai media bantu belajar (pengenalan struktur bumi) Kesederhaan dalam materi Kemenarikan penyampaian materi dalam memotivasi pengguna dalam belajar Kejelasan kalimat pada sajian materi Kejelasan bahasa pada sajian materi Kemudahan memahami materi

110 f) Melengkapi instrument dengan pedoman atau instruksi dan kata pengantar. Pada tahapan ini adalah penambahan penjelasan untuk penilaian pada setiap indikator. 5. Validasi instrument Jenis validasi instrument yang digunakan peneliti adalah validasi isi. Menurut Punaji Setyosari (2013: 244) validitas isi menunjukan sejauh mana instrument tersebut menggambarkan dan mencerminkan isi yang dikehendaki. Untuk menetapkan validitas isi diperlukan adanya ahli bidang studi, ahli pengukuran, dan para pakar yang memiliki keahlian relevan dengan bidang kajiannya. Kajian secara cermat dan kritis dari para pakar itulah dijadikan landasan untuk menentukan validitas. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menetapkan validator untuk instrument ahli media, materi dan penilaian peserta didk kepada dua dosen dari program studi Teknologi Pendidikan yang berkompeten dalam pengembangan multimedia yaitu: Bapak Estu Miyarso, M.Pd dan Bapak Ariawan Agung Nugroho, S.T sebagai validator instrument ahli media dan penilaian peserta didik. Bapak Ikhlasul Ardi Nugraha, M.Pd sebagai validator instrument ahli materi. Berikut ini adalah hasil validasi instrument yang dilakukan oelh dua dosen ahli. a. Revisi dan saran dari Estu Miyarso, M.Pd 1) Indikator penilaian yang tidak ada pada multimedia harus dihilangkan. Dalam hal ini adalah penghilangan indikator penilain 95

111 video dimultimedia pada instrument validasi media pada aspek tampilan. 2) Penambahan indicator pada instrument validasi ahli media yaitu penilaian kualitas narasi. b. Revisi dan saran dari dosen Ikhlasul Ardi Nugraha, M.Pd. 1) Tambahkan rubrik penilaian pada indikator penilaian. D. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam pengembangan multimedia pembelajaran ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dihasilkan dari data yang diperoleh dari angket uji ahli, uji lapangan pemulaan, utama dan operasional. Langkah-langkah dalam analisis data antara lain : 1. Mengumpulkan data mentah, 2. Pemberian skor, 3. Skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai dengan skala 5 menggunakan acuan konversi dari Sukardi (2008: 179) pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Analisis Pengolahan Data Menurut Sukardi Nilai Skor Rumus Penghitungan Kriteria A X > Xi + 1,8 Sbi X > 4,2 Sangat Baik B Xi + 0,6 SBi < X Xi + 1,8 Sbi 3,4 < X 4,2 Baik C Xi + 0,6 SBi < X Xi + 0,6 Sbi 2,6 < X 3,4 Cukup Baik D Xi + 1,8 SBi < X Xi 0,6 SBi 1,8 < X 2,6 Kurang Baik E X Xi 1,8 Sbi X 1,8 Sangat Kurang Baik 96

112 Keterangan : Xi = Rerata ideal = ½(skor maksimal ideal+skor minimal ideal) SBi = simpangan buku ideal=1/6(skor maksimal ideal-skor minimal ideal) X = skor hasil uji coba Berikut perhitungan data pada masing-masing skala: Skor Max = 5 Skor Min = 1 Xi = ½(5+1) Sbi = 1/6(5-1) = 0.67 Skala 5 = X>3+(1.8%0.67) = X > 3 + 1,2 = X > 4,2 Skala 4 = 3 + (0,6 x 0,67) < X 3 +(1,8 x 0,67) = 3 + 0,4 < X 4,2 = 3,4 < X 4,2 Skala 3 = 3 (0,6 x 0,67) < X 3 + (0,6 x 0,67) = 3 0,4 < X 3 +0,4 = 2,6 < X 3,4 Skala 2 = 3 (1,8 x 0,67) < X 3 (0,6 x 0,67) = 3 1,2 < X 3 0,4 = 1,8 < X 2,6 Skala 1 = X 3 (1,8 x 0,67) = X 3 1,2 = X 1,8 Katergori kesesuaian multimedia pembelajaran dalam penelitian pengembangan ini ditetapkan nilai kesesuaian multimedia minimal nilai B dengan kategori BAIK. Sehingga hasil penilaian yang diperoleh baik dari ahli materi, ahli media dan peserta didk jika hasil skor penelitian dengan nilai minimal Baik maka prosuk multimedia pembelajaran yang dikembangkan sudah dianggap layak sebagai salah satu sumber belajar dalam proses pembelajaran. Berdasarkan kedua analisis data tersebut, dapat diketahui sejauh mana kualitas multimedia pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok bahasan Pengenalan Struktur Bumi yang akan dikembangkan dan hasil kedua analisis tersebut juga akan dipakai sebagai dasar dalam merevisi 97

113 prosuk pengembangan bila diperlukan untuk menghasilkan produk akhir yaitu multimedia pembelajaran interaktif yang layak untuk dipakai dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. 98

114 A. Hasil penelitian awal 1. Penelitian awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian awal dilakukan bertujuan untuk memperoleh data yang akan dijadikan latarbelakang pengembangan skripsi. Pengambilan data dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Percobaan. Sleman. Yogyakarta. Pengambilan data lapangan peneliti melakukan wawancara dengan guru, pengamatan pelaksanaan pembelajaran di kelas 5b, dan penyebara angket kepada siswa kelas 5b. Hasil penelitian awal adalah sebagai berikut: a. Hasil Wawancara Guru Kelas Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas V pada 2 maret 2015, mengajukan beberapa pertanyaan mengenai proses pembelajaran dikelas, kendala dalam proses pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan. Hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam proses pembelajaran IPA materi pengenalan sturktur bumi guru mengalami kesulitan dalam penyampaian materi apabila untuk memberikan gambaran nyata pada peserta didik, dikarenakan pada proses pembelajaran guru hanya mengguakan sarana buku pelajaran dan penjelasan dipapan tulis, sedangkan untuk media bantu untuk materi struktur bumi belum tersedia. Peserta didik di SDN Percobaan 2 sudah terbiasa belajar menggunakan computer maupun proyektor karena memang sudah tersedia fasilitas tersebut disekolah, 99

115 namun hanya pada mata pelajaran tertentu yang sudah tersedia medianya. b. Hasil pengamatan proses pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan dikelas dapat diketahui pada saat proses pembelajaran IPA sebagian besar peserta didik tidak konsentrasi, kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi. Pada proses pembelajaran guru banyak menggunakan papan tulis untuk menyampaikan materi dan buku pelajaran. c. Hasil angket peserta didik Hasil yang didapat peneliti dari angket yang diberikan kepada peserta didik diketahui bahwa peserta didik menganggap materi pengenalan strukur bumi adalah materi yang sulit dipelajarai dikarenakan kondisi belajar yang kurang menyenangkan apabila hanya menggunakan buku dan penyampaian guru yang membosankan, sedangkan belajar yang mereka sukai adalah menggunakan media tambahan seperti: audio, video, gambar, game, animasi ataupun belajar langsung atau praktek. Berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran khususnya pelajaran IPA materi Pengenalan Stuktur Bumi dan peserta didik dalam mempelajarai Struktur Bumi. Pemilihan multimedia pembelajaran interaktif dirasa peneliti tepaat sebagai solusi dari permasalahan yang ditemukan karena multimedia interaktif dapat menyajikan informasi 100

116 secara bervariasi baik audio, visual, ataupun audiovisual, sehingga penyampaian materi akan lebih menarik dan tidak membosankan. Pada multimedia interaktif pengguna juga diajak untuk aktif belajar dengan berinteraksi pada multimedia yang mereka gunakan. 2. Studi Literatur Studi literature dilakukan sebagai landasan dalam penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Pada tahap ini peneliti mempelajari literatur yang relevan sesuai dengan variabel dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi untuk kelas 5 Sekolah Dasar. Peneliti melakukan kajian tentang Ilmu Pengetahuan Alam, Karakteristik peserta didik yang menjadi sasaran pengguna, multimedia, prinsipprinsip dalam pengembangan multimedia, teori belajar yang melandasi pengembangan multimedia, dan model pengembangan yang akan digunakan oleh peneliti. 3. Perencanaan pengembangan multimedia interaktif pengembangan multimedia pembelajaran interaktif mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Awal materi Pengenalan Struktur Bumi bagi kelas V Sekolah Dasar mengacu pada hasil data penelitian awal, kurikulum yang diterapkan, saran dan arahan dari ahli materi, ahli media, serta guru pengampu kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan perencanaan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Stuktur Bumi sebagai berikut: 101

117 a. Merencanakan desain dan konsep pengembangan multimedia pembelajran interaktif sebagai salah satu media sumber belajar yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu media belajar peserta didik dalam proses pembelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi di kelas V Sekolah Dasar. Produk multimedia pembelajaran interaktif dapat diguanakn secara individu dengan media komputer dan dapat digunakan secara kelompok menggunakan LCD proyektor dengan bimbingan guru. b. Perencanaan isi pembelajaran multimedia pembelajran interaktif berdasarkan pada kurikulum yang digunakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016 yaitu KTSP, standar kompetensi, kompetesni dasar dan indicator mata pelajaran IPA materi Pengenlan Struktur Bumi adalah. c. Pengumpulan materi sebagai bahan refrensi, mencari gambar dan pembuatan animasi terkait mata pelajran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi yang akan dimuat dalam pengembangan produk multimedia pembelajran interaktif. d. Penyediaan alat dan bahan pengembangan multimedia pembelajaran diantaranya: seperangkat laptop dengan aplikasi Adobe Flash CS6 Profesional dan Corel Draw X4. 4. Pengembangan produk awal Bentuk awal produk multimedia pembelajaran dilakukan melalui proses dan langkah-langkah sebagai berikut: 102

118 a. Merumskan isi produk multimedia pembelajaran interaktif dengan berkonsultasi dengan guru kelas V SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta, terkait dengan mata pelajaran IPA khususnya materi Pengenalan Struktur Bumi. b. Pelaksanaan Pengembangan produk Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif melewati beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Konsep Pembuatan Garis Besar Isi Program (GBIP) multimedia pembelajran interaktif yang akan dikembangkan untuk disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Adapun GBIP dapat dilihat pada lampiran. 2) Desain Desain dari pengembangan multimedia pembelajaran interaktif materi Pengenalan Struktur Bumi dari pembuatan flowchart dan storyboard. 3) Pengumpulan Bahan Peneliti mencari sumber bahan untuuk produk multimedia pembelajaran interaktif yang akan dikembangkan sesuai dengan materi yang dibutuhkan. Bahan-bahan tersebut berupa, gambar, animasi, dan audio sesuai dengan materi Pengenalan Struktur Bumi. 103

119 4) Pemasangan Pemasangan bahan-bahan yang telah tersedia dirangkai dengan menggunakan progam Adobe Flash CS 6 Profesioal dan dikolaborasikan menggunakan program Corel Draw x4. 5) Pengujian Langkah pengujian dilakukan dengan menjalankan multimedia pembelajaran interaktif yang sedang dikembangkan dan melihat apakah ada kesalahan dalam pengoperasian multimedia pembelajran atau apakah media yang dihasikan sudah sesuai dengan storyboard. 6) Penyaluran Tahap penyaluran adalah tahap utnuk penyimpanan aplikasi produk multimedia pembelaajran interaktif dalam suatu media penyimpanan dengan menggunakan compact disk (CD). c. Pemilihan Bahasa Bahasa yang digunakan dalam multimedia pemebelajaran menggunakan semi formal hal tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan karakteristik pengguna multimedia nantinya, yaitu siswa SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta. d. Evaluasi Media Setelah menyesuaikan pembautan produk maka peneliti melakukan langkah selanjutnya, yaitu melakuakn validasi ahli media dan ahli materi pembelajaran IPA. 104

120 B. Hasil validasi ahli dan uji coba lapangan 1. Validasi ahli media Pada validasi ahli media dilakukan oleh bapak Estu Miyarso M.pd. Beliau adalah dosen TP FIP UNY yang berkompeten mengenai multimedia pembelajaran. Validasi ahli media meliputi 2 aspek penilaian yaitu, aspek tampilan dan aspek pemprograman. Validasi media berlangsung 2 tahap sampai media dinyatakan layak tanpa revisi. Hasil validasi media oleh dosen ahli media dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 7. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media Tahap I No Indikator Skor 1 Kemenarikan desain cover 4 2 Kelengkapan informasi pada kemasan luar 5 3 Proporsi layout (tata letak teks, gambar, dan 4 animasi) 4 Kemenarikan openning 4 5 Kesesuaian pemilihan background 5 6 Kesesuaian proporsi warna 5 7 Kesesuaian pemilihan backsound 4 8 Kemenarikan bentuk navigasi 3 9 Kemenarikan pemilihan gambar 4 10 Kemenarikan penggunaan animasi 4 11 Kesesuaian pemilihan jenis huruf 3 12 Kesesuaian pemilihan ukuran huruf 3 13 Kualitas gambar 4 14 Kualitas animasi 3 15 Kualitas narasi 5 Jumlah skor 60 Rerata Skor 4 Kriteria Penilaian Baik hasil penilaian aspek pemprogrman oleh dosen ahli media pembelajaran tahap I dapat dilihat dalam tabel berikut: 105

121 Tabel 8. Data Hasil Penilaian Aspek Pemprograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap I No Indikator Skor 1 Kelancaran pemakaian program 4 2 Kelancaran akses informasi 5 3 Kebebasan pemilihan materi untuk dipelajari 4 4 Kemudahan keluar dari program 4 5 Kemudahan berinteraksi dengan program 5 6 Kemudahan penggunaan animasi 3 7 Kemudahan memahami navigasi 4 8 Kecepatan fungsi tombol 3 9 Ketepatan fungsi tombol 4 10 Kapasitas file program untuk keperluan duplikasi 4 Jumlah skor 40 Rerata Skor 4 Kriteria Penilaian Baik hasil rata-rata penilaian setiap aspek yang dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima. Dari hasil konversi skor diperoleh hasil penilaian akhir validasi ahli media tahap I yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I No Aspek yang dinilai Rerata Skor Nilai Kategori 1 Tampilan 4 B Baik 2 Pemrograman 4 B Baik Jumlah skor 8 Rata-rata Skor 4 Kriteria Penilaian B Baik Hasil penilaian media oleh ahli media tahap I dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 106

122 Skor Penilaian Hasil Penilaian Ahli Media 5 Sangat baik 4,5 4 Baik 3,5 Cukup baik Kurang Baik Sangat kurang 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Pemprograman Tampilan 0 Tampilan Pemprograman Gambar 3. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap I ahli media memberikan masukan untuk memperbaiki produk multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan. Berikut ini merupakan masukan dari ahli media untuk hasil penilaian tahap I. a. Jenis teks/font ang komitmen pada menu utama, lebih baik disamakan dengan font pada tujuan/kompetensi. b. Reaksi tombol perlu dipercepat. c. Perlu ada pilihan menu pada materi lain dibagian setiap halaman materi. d. Perlu diuji lagi prosedur pemberian feedback pada bentuk latihan uraian. Ganti objektif saja. Berdasarkan masukan dan saran dari ahli media maka dilakukan revisi terhadap multimedia pembelajaran. Berikut ini beberapa tampilan 107

123 yang telah direvisi pada produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan. Gambar 4. Salah Satu Menu Pada Multimedia Dengan Jenis Font MS Sebelum direvisi tampilan pada penjelasan materi dalam multimedia menggunakan jenis font yang tidak konsisten antara MS dan Arial black. 108

124 Gambar 5. Revisi Perubahan Font Menjadi Arial black Setelah dilakukan revisi seluruh font penjelasan materi pada multimedia menggunakan font Arial Black sesuai dengan font pada kompetensi dasar. Gambar 6. Tampilan Pada Menu Materi Sebelum revisi 109

125 Pada tampilan tersebut belum tersedia menu materi yang dapat digunakan pengguna untuk langsung berpindah ke menu lainnya tanpa harus kembali terlebih dahulu. Gambar 7. Tampilan Penambahan Menu Materi Setelah di Revisi Tampilan revisi penambahan menu materi di dalam bagian materi, sehingga pengguna dapat langsung mengakses materi yang mereka ingin pelajarai tanpa harus kembali ke menu awal. 110

126 Gambar 8. Tampilan Evaluasi Uraian Tanpa Feedback Langsung Sebelum direvisi oleh ahli media. Pada menu evaluasi multimedia menggunakan model uraian bebas yang akan dikoreksi terlebih dahulu oleh guru dengan bantuan internet sebelum peserta didik bisa mengetahui hasil dari tes mereka (tanpa ada feedback salah/benar). Gambar 9. Tampilan Evaluasi Pilihan Ganda Dengan Feedback 111 Langsung

127 Penggunaan pilihan ganda pada evaluasi memungkinkan multimedia untuk memberikan feedback langsung terhadap pengguna baik itu jawaban benaar atau salah maupun hasil dari yang mereka kerjakan. Multimedia pembelajaran yang sudah direvisi sesuai dengan penilaian dan masukan dari ahli media kembali divalidasi. Hasil validasi media tahap II dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 10. Data Hasil Penilaian Aspek Tampilan Oleh Dosen Ahli Media Tahap II No Indikator Skor 1 Kemenarikan desain cover 4 2 Kelengkapan informasi pada kemasan luar 5 3 Proporsi layout (tata letak teks, gambar, dan 4 animasi) 4 Kemenarikan openning 4 5 Kesesuaian pemilihan background 5 6 Kesesuaian proporsi warna 4 7 Kesesuaian pemilihan backsound 4 8 Kemenarikan bentuk navigasi 4 9 Kemenarikan pemilihan gambar 4 10 Kemenarikan penggunaan animasi 4 11 Kesesuaian pemilihan jenis huruf 5 12 Kesesuaian pemilihan ukuran huruf 5 13 Kualitas gambar 5 14 Kualitas animasi 5 15 Kualitas narasi 5 Jumlah skor 67 Rerata Skor 4.5 Kriteria Penilaian Sangat baik hasil peniliaan aspek pemprograman oleh dosen ahli media pembelajaran tahap II dapat dilihat dalam tabel berikut: 112

128 Tabel 11. Data hasil Penilaian Aspek Pemrograman Oleh Dosen Ahli Media Pembelajaran Tahap II No Indikator Skor 1 Kelancaran pemakaian program 4 2 Kelancaran akses informasi 5 3 Kebebasan pemilihan materi untuk dipelajari 4 4 Kemudahan keluar dari program 4 5 Kemudahan berinteraksi dengan program 5 6 Kemudahan penggunaan animasi 4 7 Kemudahan memahami navigasi 4 8 Kecepatan fungsi tombol 4 9 Ketepatan fungsi tombol 4 10 Kapasitas file program untuk keperluan duplikasi 4 Jumlah skor 42 Rerata Skor 4.2 Kriteria Penilaian baik Hasil rata-rata penilaian setiap aspek yang dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima. Dari hasil konnversi skor diperoleh hasil penilaian akhir validasi ahli media tahap II yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel data 12. Hasil Penilaian Media oleh Dosen ahli Media Pembelajaran Tahap II No Aspek yang dinilai Rerata Skor Nilai Kategori 1 Tampilan 4.5 SB Baik 2 Pemrograman 4.2 B Baik Jumlah skor 8.7 Rata-rata Skor 4.4 Kriteria Penilaian B Baik Hasil penilaian media oleh ahli media tahap II dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut 113

129 Hasil Penilaian Ahli Media 5 Sangat baik 4,5 4 Baik 3,5 Cukup baik Kurang Baik Sangat kurang 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Pemprograman Tampilan 0 Tampilan Pemprograman Gambar 9. Diagram Hasil Penilaian Ahli Media Tahap II Pada validasi media tahap II multimedia tidak mendapatkan revisi atau masukan. Multimedia sudah dinyatakan layak untuk diuji cobakan. 2. Validasi ahli materi Multimedia pembelajran mata pelajaran IPA kelas V materi Pengenalan Struktur Bumi, pada tahap selanjutnya diseahkan kepada ahli materi untuk divalidasi. Ahli materi berasal dari dosen yang berkompeten dengan pelajaran IPA sekolah dasar yaitu Ibu Woro Sri hastuti, M.Pd dosen jurusan PGSD FIP UNY. Ahli materi memberikan penilaian terhadap aspek kebenaran isi dan materi dari mata pelajaran IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Hasil penilaian Aspek Isi Materi oleh dosen ahli materi pelajaran IPA dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 114

130 Table 13. Data Hasil Penelitian Aspek pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA tahap I No Indikator Skor 1 Kesesuaian kompetensi dasar dengan standar kompetensi 4 2 Kesesuaian indicator dengan kompetensi dasar 4 3 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 4 4 Kejelasan petunjuk belajar 4 5 Ketepatan penggunaan startegi belajar (belajar 4 mandiri) 6 Variasi penyampaian materi 4 7 Ketepatan dalam penyampaian materi 4 8 Kemenarikan penyampaian materi dalam 4 memotivasi pengguna 9 Ketepatan pemberian feedback atas jawaban 5 pengguna Jumlah Skor 37 Rerata Skor 4.1 Kriteria Penilaian Baik hasil peniliaan aspek pemprograman oleh dosen ahli media pembelajaran tahap II dapat dilihat dalam tabel berikut: Table 14. Data Hasil Penelitian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA tahap I No Indikator Skor 1 Keluasan isi materi 4 2 Kedalaman isi materi 4 3 Kejelasan isi materi 4 4 Kebenaran isi materi 4 5 Kejelasan bahasa yang digunakan 4 6 Kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna 3 7 Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar 3 8 Kejelasan informasi pada animasi 4 9 Kesesuaian soal dengan tujuan belajar 3 10 Kejelasan rumusan soal 3 11 Keseimbangan proporsi soal latihan/tes dengan 3 materi 12 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes 4 Jumlah Skor 43 Rerata Skor 3.6 Kriteria Penilaian Baik 115

131 Hasil rata-rata penilaian setiap aspek yang dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima. Dari hasil konnversi skor diperoleh hasil penilaian akhir validasi ahli materi tahap I yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15. Hasil Penilaian Materi oleh Dosen ahli Materi Pembelajaran Tahap I No Aspek yang dinilai Rerata Skor Nilai Kategori 1 Pembelajaran 4.1 B Baik 2 Isi 3.6 B Baik Jumlah skor 7.7 Rata-rata Skor 3.9 Kriteria Penilaian B Baik Hasil penilaian media oleh ahli media tahap II dapat disajikan dalam bentuk diagram sebgai berikut ini: 5 Hasil Penilaian Ahli Media Sangat baik 4,5 4 Baik Cukup baik Kurang Baik Sangat kurang 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 Isi Pembelajaran 0 Pembelajaran Isi Gambar 11. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap I 116

132 ahli materi memberikan masukan untuk memperbaiki produk multimedia pelajaran interaktif yang dikembangkan. Berikut ini merupakan masukan dari ahli media untuk hasil penilaian tahap I. a. Menyusun kembali SKKD dengan indikator pada multimedia. b. Menyesuaikan kata pada materi agar lebih komuikatif sesuai dengan sasaran pengguna. c. Penambahan informasi dari kata-kata asing yang terdapat pada materi. d. Perubahan gambar yang digunakan pada simulasi turtorial sturktur bumi dengan menggunakan gambar alpukat asli. e. Merumuskan kembali soal latihan dan evaluasi dengan membuat kisikisi soal. Berdasarkan masukan dan saran dari ahli materi maka dilakukan revisi terhadap multimedia pembelajaran. Berikut ini beberapa tampilan yang dilakukan revisi dan perbaikan terhadap produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti. 117

133 Gambar 12. Tampilan SKKD Uraian Sebelum Direvisi Gambar 13. Tampilan SKKD Uraian Sesudah Direvisi 118

134 Gambar 14. Tampilan Kalimat Pada Menu Materi yang Kurang komunikatif Sebelum direvisi kalimat pada menu materi terlihat terlalu formal kurang komunikatif terhadap sasaran pengguna. Gambar 15. Tampilan Kalimat Pada Menu Materi menjadi lebih komunikatif 119

135 Gambar 16. Pada Menu Materi Terdapat Kata-kata Asing Tetapi Tidak Ada Penjelasan Gambar 17. Pada Menu Materi Terdapat Kata-kata Asing Yang Diberi Penjelasan Untuk Menambah Informasi 120

136 Dengan revisi yang dilakukan pengguna dapat mengetahui tambahan informasi pada kata-kata asing yang terdapat di menu materi Gambar 18. Contoh Penjelasan Kata-kata Asing pada Menu Materi S e b e l u m d Gambar 19. Simulasi Tutorial Dengan Gambar Buatan 121

137 revisi pada simulasi menggunakan gambar buatan. Ahli materi memberi masukan untuk menggunkan gambar asli agar lebih nyata. Gambar20. Revisi Simulasi Tutorial Dengan Gambar Alpukat Asli Untuk revisi rumusan soal dapat dilihat pada lampiran kisi-kisi soal latihan dan evaluasi. Multimedia pembelajaran yang sudah direvisi sesuai dengan penilaian dan masukan dari ahli media kembali divalidasi. Hasil validasi media tahap II dapat dilihat dalam tabel berikut: Table 16. Data Hasil Penelitian Aspek pembelajaran Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA tahap II No Indikator Skor 1 Kesesuaian kompetensi dasar dengan standar kompetensi 5 2 Kesesuaian indicator dengan kompetensi dasar 5 3 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar 5 4 Kejelasan petunjuk belajar 5 5 Ketepatan penggunaan startegi belajar (belajar 4 mandiri) 6 Variasi penyampaian materi 4 122

138 7 Ketepatan dalam penyampaian materi 4 8 Kemenarikan penyampaian materi dalam 5 memotivasi pengguna 9 Ketepatan pemberian feedback atas jawaban 5 pengguna Jumlah Skor 42 Rerata Skor 4.7 Kriteria Penilaian Sangat baik hasil peniliaan aspek pemprograman oleh dosen ahli media pembelajaran tahap II dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 17. Data Hasil Penelitian Aspek Isi Oleh Ahli Materi Mata Pelajaran IPA tahap II No Indikator Skor 1 Keluasan isi materi 5 2 Kedalaman isi materi 5 3 Kejelasan isi materi 5 4 Kebenaran isi materi 5 5 Kejelasan bahasa yang digunakan 5 6 Kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna 5 7 Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar 5 8 Kejelasan informasi pada animasi 5 9 Kesesuaian soal dengan tujuan belajar 4 10 Kejelasan rumusan soal 4 11 Keseimbangan proporsi soal latihan/tes dengan 4 materi 12 Kejelasan petunjuk pengerjaan soal latihan/tes 4 Jumlah Skor 56 Rerata Skor 4.7 Kriteria Penilaian Hasil rata-rata penilaian setiap aspek yang dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima. Dari hasil konnversi skor diperoleh hasil penilaian akhir validasi ahli materi tahap II yang dapat dilihat pada tabel berikut: 123

139 Tabel data 17. Hasil Penilaian Materi oleh Dosen ahli Materi Pembelajaran Tahap II No Aspek yang dinilai Rerata Skor Nilai Kategori 1 Pembelajaran 4.7 SB Sangat Baik 2 Isi 4.7 SB Sangat Baik Jumlah skor 9.4 Rata-rata Skor 4.7 Kriteria Penilaian SB Sangat Baik Hasil penilaian media oleh ahli materi tahap II dapat disajikan dalam bentuk diagram seabgai berikut ini: P Sangat baik a 5 4,5 4 Hasil Penilaian Ahli Media d Baik a Cukup baik Kurang Baik 3,5 3 2,5 2 1,5 Pembelajaran Isi v Sangat kurang V 1 0,5 0 Pembelajaran Isi a Gambar 20. Diagram Hasil Penilaian Ahli Materi Tahap II validasi materi tahap II multimedia tidak mendapatkan revisi atau masukan. Multimedia sudah dinyatakan layak untuk diuji cobakan. 3. Pretes dan posttes Pretes dan posttes dilakukan kepada 32 peserta didik yang akan menjadi subjek uji coba lapangan operasional, yaitu peserta didik kelas 124

140 Vb. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dengan memberikan 15 soal terkait tentang materi pada multimedia pembelajaran interaktif yang akan diujikan yaitu Pengenalan Struktur Bumi. Sedangkan pemberian posttes untuk mengukur perbedaan pengetahuan peserta didik setelah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi. Hasil pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 19, Hasil Pretes dan Posttes No Nama pretest posttest 1 Ck 7,3 8 2 Fl Ke At Be 5, Al Am 7, Am Da Ly Eg 5, Ra Ga Na Im 5, Dh 5, At Ma 5, Re 4, Na 4, Di Ki Tu 6, Ra It Aw 6, Wi Ab

141 29 Sa 5, Ra 5, Hi Iq 6 8 Rata-rata Uji coba lapangan awal Uji coba lapangan awal ini dilakukan untuk mendapatan data lapangan tentang penilaian multimedia pembelajaran interaktf yang telah dikembangkan. Pelaksanaan uji coba lapangan awal melibatkan 4 peserta didik sebagai subjek uji coba penggunaan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi. Tabel 20. Hasil Uji Coba Lapangan Awal No Indikator Jumlah Ratarata Skor Perindikator Kriteria 1 Kejelasan petunjuk penggunaan 16 4 Baik multimedia 2 Kemudahan penggunaan Baik multimedia 3 Kesesuaian pemilihan musik Sangat baik pengiring 4 Kemenarikan tampilan Baik multimedia (warna, bentuk tombol, gambar, background, dan animasi) 5 Kualitas gambar dalam Sangat baik multimedia 6 Kualitas animasi dalam 20 5 Sangat baik multimedia 7 Kualitas narasi dalam 20 5 Sangat baik multimedia 8 Multimedia sebagai media Sangat baik bantu belajar (pengenalan Struktur Bumi) 9 Kemenarikan penyampaian Sangat baik materi dalam memotivasi pengguna dalam belajar 10 Kejelasan kalimat pada Sangat baik 126

142 sajian materi 11 Kejelasan bahasa pada Sangat baik sajian materi 12 Kemudahan memahami Sangat baik materi Jumlah Skor 216 Rerata Skor Sangat baik Keterangan: a. Jumlah subjek uji coba lapangan awal sebanyak 4 peserta didik b. Jumlah butir soal sebanyak 12 dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 c. Kolom jumlah dalam tabel merupakan penilaian yang menunjukan nilai indicator d. Rata-rata merupakan perbandingan antara jumlah yang menilai dengan jumlah subjek uji coba secara keseluruhan e. Kriteria merupakan kesimpulan dari hasil nilai pada rata-rata ( sangat baik, baik, Cukup Baik, kurang baik, dan sangat kurang ) Dalam pelaksanaan uji coba lapangan awal, peneliti juga melakukan komukasi terkait kendala apa yang dialami dan respon oleh peserta didik saat menggunakan produk multimedia pembelajaran interaktif IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Kendala atau saran masukan yang diutarakan peserta didik dapat dijadikan acuan dalam merevisi produk selanjutnya. Hasil berinteraksi dengan peserta didik dan saran yang diberikan pada angket diketahui bahwa menurut peserta didik tampilan multimedia kurang menarik pada segi tampilan warna yang kurang cerah karena warna pada media terkesan terlalu pudar dan peserta didik memberikan masukan untuk dicerahkan warna pada multimedia agar lebih menarik. 127

143 Berdasarkan komentar dan saran dari peserta didik maka dilakukan revisi terhadap multimedia pembelajaran interaktif. Berikut ini beberapa tampilan yang dilakukan revisi dan perbaikan terhadap produk multimedia pembelajaran yang dikembangkan peneliti. Gambar 20. Revisi Peningkatan Resolusi Pada Multimedia 5. Uji coba lapangan utama Uji coba lapangan utama ini dilakukan untuk mendapatkan data lapangan tentang penilaian multimedia pembelajaran interaktf yang telah dikembangkan. Pelaksanaan uji coba lapangan utama melibatkan 8 peserta didik sebagai subjek uji coba penggunaan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi. 128

144 No Tabel 21. Hasil Uji Coba Lapangan Utama Indikator Jumlah Skor Perindikator Ratarata Kriteria 1 Kejelasan petunjuk penggunaan Sangat baik multimedia 2 Kemudahan penggunaan 36 4,5 Sangat baik multimedia 3 Kesesuaian pemilihan musik Sangat baik pengiring 4 Kemenarikan tampilan Sangat baik multimedia (warna, bentuk tombol, gambar, background, dan animasi) 5 Kualitas gambar dalam 40 5 Sangat baik multimedia 6 Kualitas animasi dalam 40 5 Sangat baik multimedia 7 Kualitas narasi dalam 40 5 Sangat baik multimedia 8 Multimedia sebagai media Sangat baik bantu belajar (pengenalan Struktur Bumi) 9 Kemenarikan penyampaian Sangat baik materi dalam memotivasi pengguna dalam belajar 10 Kejelasan kalimat pada Sangat baik sajian materi 11 Kejelasan bahasa pada Sangat baik sajian materi 12 Kemudahan memahami Sangat baik materi Jumlah Skor 448 Rerata Skor Sangat baik Keterangan: a. Jumlah subjek uji coba lapangan utama sebanyak 8 peserta didik b. Jumlah butir soal sebanyak 12 dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 129

145 c. Kolom jumlah dalam tabel merupakan penilaian yang menunjukan nilai indicator d. Rata-rata merupakan perbandingan antara jumlah yang menilai dengan jumlah subjek uji coba secara keseluruhan e. Kriteria merupakan kesimpulan dari hasil nilai pada rata-rata ( sangat baik, baik, Cukup Baik, kurang baik, dan sangat kurang ) Dalam pelaksanaan uji coba lapangan awal, peneliti juga melakukan komukasi terkait kendala apa yang dialami dan respon oleh peserta didik saat menggunakan produk multimedia pembelajaran interaktif IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Dari hasil komunikasi dengan peserta didik dan angket penilaian tidak didapatkan kendala maupun kritik dan saran oleh peserta didik sebagai pengguna. Kegiatan penelitian pengembangan dilanjutkan pada uji pelaksanaan lapangan operasional. 6. Uji coba lapangan operasional Uji coba lapangan operasional ini dilakukan untuk mendapatan data lapangan tentang penilaian multimedia pembelajaran interaktf yang telah dikembangkan. Pelaksanaan uji coba lapangan operasional melibatkan 30 peserta didik sebagai subjek uji coba penggunaan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi. 130

146 No Tabel 22. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional Indikator Jumlah Skor Perindikator Ratarata Kriteria 1 Kejelasan petunjuk penggunaan Sangat baik multimedia 2 Kemudahan penggunaan Sangat baik multimedia 3 Kesesuaian pemilihan musik Sangat baik pengiring 4 Kemenarikan tampilan Sangat baik multimedia (warna, bentuk tombol, gambar, background, dan animasi) 5 Kualitas gambar dalam Sangat baik multimedia 6 Kualitas animasi dalam Sangat baik multimedia 7 Kualitas narasi dalam Sangat baik multimedia 8 Multimedia sebagai media Sangat baik bantu belajar (pengenalan Struktur Bumi) 9 Kemenarikan penyampaian Sangat baik materi dalam memotivasi pengguna dalam belajar 10 Kejelasan kalimat pada Sangat baik sajian materi 11 Kejelasan bahasa pada Sangat baik sajian materi 12 Kemudahan memahami Sangat baik materi Jumlah Skor 1770 Rerata Skor Sangat baik Keterangan: a. Jumlah subjek uji coba lapangan operasional sebanyak 30 peserta didik b. Jumlah butir soal sebanyak 12 dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1 131

147 c. Kolom jumlah dalam tabel merupakan penilaian yang menunjukan nilai indicator d. Rata-rata merupakan perbandingan antara jumlah yang menilai dengan jumlah subjek uji coba secara keseluruhan e. Kriteria merupakan kesimpulan dari hasil nilai pada rata-rata ( sangat baik, baik, Cukup Baik, kurang baik, dan sangat kurang ) Dalam pelaksanaan uji coba lapangan operasional, peneliti juga melakukan komukasi terkait kendala apa yang dialami dan respon oleh peserta didik saat menggunakan produk multimedia pembelajaran interaktif IPA materi Pengenalan Struktur Bumi. Dari hasil komunikasi dengan peserta didik dan angket penilaian tidak didapatkan kendala maupun kritik dan saran oleh peserta didik sebagai pengguna. Dengan demikian penelitian dan pengembangan berdasarkan langkah pengembangan Borg and Gall telah selesai dilakukan. C. Pembahasaan Penelitian pengembangan multimedia ini bertujuan menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi untuk kelas 5 sekolah dasar yang layak sebagai media belajar peserta didik. Dalam penelitian ini menerapkan dan memodifikasi tahapan pengembangan produk dari Borg & Gall dan Dick & Carey. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk multimedia pembelajaran interaktif yang layak sebagai media belajar untuk peserta didik. Tahap penilaian kelayakan multimedia sebagai media belajar melalui tahap evaluasi formatif Dick & Carey (dalam Punaji, 2013: 288) yaitu: tahap 132

148 validasi ahli, uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan uji lapangan operasional. Tahap validasi ahli media. Pada tahap ini, validasi dilakukan oleh dosen Teknologi Pendidikan FIP UNY bernama Bapak Estu Miyarso, M. Pd untuk memvalidasi media dari 2 aspek yaitu, aspek tampilan dan aspek pemprograman. Proses validasi dilakukan sebanyak 2 tahap hingga multimedia dinyatakan layak untuk diuji coba lapangan. Pada validasi tahap I diperoleh rerata skor 4. Multimedia belum dinyatakan layak uji coba lapangan dengan saran revisi dari ahli media sebagai berikut: 1. Jenis font pada multimedia harus komitmen. Berdasarkan saran dari ahli media maka dilakukan perbaikan pada multimedia. Perubahan font disesuaikan dengan background dengan satu jenis font saja sesuai dengan yang disampaikan Angela & Cheung (dalam I Gde Wawan Sudatha & I Made Tegeh, 2009:81) pemilihan jenis huruf sebaiknya kontras dengan background untuk mempermudah dilihat dan dibaca. 2. Percepat fungsi tombol. Berdasarkan saran dari ahli media maka dilakukan perbaikan pada skrip dalam multimedia agar fungsi tombol lebih cepat, karena menurut Thorn (dalam Munir, 2013: 113) sebuah multimedia interaktif harus dirancang dalam kemudahan navigasi. 3. Perlu disediakan pemilihan menu lainnya di dalam setiap menu materi. Berdasarkan saran dari ahli media peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan yang disampaikan Asri Budiningsih (2003: ) proses penguasaan materi pelajaran atau ketrampilan 133

149 diperlukan adanya pengulanan. Berdasarkan teori tersebut peneliti menyedikan menu daftar materi disetiap menu materi agar peserta didik dapat mengulang kembali mempelajari materi yang sudah mereka pelajari. 4. Perlu diuji kembali pemberian feedback pada bentuk latihan uraian. Lebih baik objektif saja. Berdasarkan saran dari ahli media peneliti melakukan perbaikan pada bentuk dan feedback latihan soal, perubahan dari bentuk latihan uraian menjadi pilihan gnada dimaksudkan agar multimedia dapat memberikan feedback kepada setiap stimulus peserta didik berupa pemberitahuan apakah jawaban mereka benar atau salah. Hal ini disesuiakan dengan yang disampaikan Asri budiningsih ( 2003: ) pemberiaan umpan balik sebagai informasi kepada peserta didik mengenai keberhasilan atau kemajuan serta kekurangan dalam belajarnya. Setelah semua saran diterapkan dengan melakukan revisi pada multimedia proses validasi dilakukan kembali untuk tahap II. Pada tahap ini multimedia mendapatkan rerata skor 4.4 dan multimedia sudah dinyatakan layak uji coba lapangan. Tahap validasi materi dilakukan oleh Dosen PGSD FIP UNY Bernama Ibu Woro Sri Hastuti, M. Pd.untuk memvalidasi dari 2 aspek yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi. Validasi dilakukan dalam 2 tahap. Pada tahap I diperoleh rerata skor 3.9 dan multimedia belum dinyatakan layak uji coba lapangan dengan terdapat beberaapa saran dari ahli materi sebagai berikut: 134

150 1. Perhatikan kembali penyusunan SSKD dan perumusan soal latihan untuk evaluasi pada multimedia. Sesuai yang disampaikan Nana Sudjana (dalam Sukiman, 2012: 50) perlu diperhatikan ketepatan tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai, hal ini merupakan salah satu kriteria pemilihan media sebagai sumber belajar. Peneliti melakukan revisi pada SKKD dan rumusan soal evaluasi dengan berkonsultasi kepada guru di SDN 2 Percobaan dan ahli materi. 2. Penyesuaian penggunaan bahasa dalam multimedia agar lebih komunikatif. Berdasarkan saran ahli materi peneliti melakukan revisi pada setiap kata dalam multimedia agar lebih komunikatif. Penenliti meminimalisir penggunaan kata-kata formal atau baku dan disesaikan dengan sasaran penggguna, sesuai pada penjelasan Wina Sanjaya (2015: ) salah satu pertimbangan dalam pengemasan materi pada multimedia adalah kesederhanaan agar memprmudah peserta didik untuk belajar. 3. Penambahan informasi pada kata-kata asing dan informasi lokasi dimateri jenis-jenis tanah. Berdasarkan saran dari ahli materi, maka peneliti melakukan revisi dengan memberikan penjelasan pada istilah-istilah asing dan informasi lokasi pada materi jenis-jenis tanah hal ini sesuai dengan yang disampaikan Nana Sudjana (dalam Sukiman, 2012: 50) ketepatan untuk mendukung isi pelajaran baik bersifat fakta, konsep, ataupun prinsip. 4. Penggunaan gambar alpukat pada simulasi lebih baik dengan gambar alpukat asli. Berdasarkan saran ahli materi peneliti menganti gambar 135

151 alpukat dengan gambar asli bertujuan untuk menyajikan informasi dengan lebih nyata agar peserta didik lebih mudah memahami materi, seperti yang disampaikan Piaget (dalam Suyono, 2014: 84) peserta didik pada umur 7-11 tahun peserta didik sudah mampu berfikir secara logis akan tetapi hanya pada benda-benda yang konkret dan belum mampu berfikir secara abstrak. Setelah semua saran diterapkan dengan melakukan revisi pada multimedia proses validasi materi dilakukan kembali untuk tahap II. Pada tahap ini multimedia mendapatkan rerata skor 4.8 dan multimedia sudah dinyatakan layak uji coba lapangan. Tahap uji coba lapangan awal melibatkan 4 peserta didik kelas V SDN Percobaan 2. Pada tahap uji coba lapangan awal didapati rerata skor 4.5. peneliti mendapati kritikan dari peserta didik tentang kurang kontrasnya warna pada multimedia sehinngga membuat kurang menarik. Berdasarkan kritikan dari pesert didik, peneliti melakukan revisi pada multimedia dengan menaikan kualitas resolusi warna agar lebih cerah dan menarik, sesuai dengan salah satu prinsip desain pesan pembelajaran yang disampaikan Asri Budiningsih (2003: ) jika dalam proses belajar perhatian peserta didik terpusat pada pesan yang dipelajari, maka hasil belajar akan semakin baik. Tahap uji coba lapangan utama melibatkan 8 peserta didik kelas V SDN Percobaan 2. Pada tahap uji coba lapangan utama didapati rerata skor 4.7. peneliti tidak mendapati kendala maupun kritik dari peserta didik tentang 136

152 multimedia yang mereka gunakan. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba lapangan operasional sebagai tahap akhir uji coba lapangan. Tahap uji coba lapangan operasional melibatkan 30 peserta didik kelas V SDN Percobaan 2. Pada tahap uji coba lapangan operasional didapati rerata skor 4.9. peneliti tidak mendapati kritik dari perserta didik untuk multimedia yang mereka gunakan. Berdasarkan nilai rata-rata hasil dari validasi ahli dan hasil nilai rata-rata uji coba lapangan, dapat disimpulkan bahwa multimedia pengenalan struktur bumi dinyatakan layak sebagai media pembelajaran. 137

153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian pengambangan yang telah dilaksanakan di SDN Percobaan 2, Sleman, Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil produk pengembangan berupa multimedia pembelajaran interaktf Pengenalan Struktur Bumi untuk kelas V Sekolah Dasar semester 2 telah memenuhi kriteria kelayakan dari segi tampilan, pemprograman, pembelajaran, dan isi yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Berdasarkan dari hasil validasi ahli media, ahli materi, dan uji coba lapangan. Hasil penilaian ahli media mendapatkan kriteria Baik (4.4). hasil penilaian ahli materi mendapatkan kriteria Sangat Baik (4.7), dan hasil penilaian uji lapangan operasional dengan melibatkan 30 peserta didik kelas V SDN 2 Percobaan, Sleman, Yogyakarta medapatkan kriteria Sangat Baik (4.9). Berdasarkan hasil uji penilaian pada multimedia dapat disimpulkan multimedia pembelajaran interaktif pengenalan struktur bumi sudah layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran. B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Bagi Guru, diharapkan dapat menggunakan multimedia pembelajaran interaktif mata pelajara IPA kelas V materi Pengenalan Struktur 138

154 Bumi sebagai salah satu media bantu guru untuk memfasilitasi sumber belajar peserta didik. 2. Bagi peserta didik, yang mengalami kesulitan belajar khususnya materi Pengenalan Struktur Bumi dapat memamfaatkan multimedia pembelajaran interaktif Pengenalan Struktur Bumi sebagai sumber belajar. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memaksimalkan fasilitas yang sudah dimiliki sebagai pendukung peserta didik dalam belajar. Terutama penggunaan lab komputer. 139

155 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aly & Eny Rahma. (2011). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Arief S. Sadiman. (2012). Media pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pres. Aristo Hadi Sutopo. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu. Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta. Azhar Arsyad. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Pres. Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Barbara B, Seels & Rita C. Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, (Alih bahasa: Dewi. S. Prawiradilla). Jakarta: Unit Percetakan UNJ. C. Asri Budiningsih. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. C. Asri Budiningsih. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY. Cecep Kustandi & Drs. Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Ch. Ismaniati. (2001). Pengembangan Program Pembelajaran Berbantuan Komputer. Yogyakarta: FIP UNY. Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Dewi Salma Prawiradilaga. (2014). Wawasan Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Dina Indriana. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Pres. Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali Pers. Estu Miyarso. (2004). Pengembangan Multimedia Pembelajaran untuk Mahasiswa Teknologi Pendidikan Mata Kuliah Sinematografi. Tesis. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Eveline Siregar & Hartini Nara. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Graha Indonesia. Hamzah B. Uno. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 140

156 Hujair AH Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Muhammad Thobroni & Arif Mustofa. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Munir. (2013). Multimedia Konsep & Aplikasi Dalam Pendidikan. Bandung: PT. Alfabeta. Nana Sudjana. (1989). CBSA Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nyoman S. Degeng. (2013). Ilmu Pembelajaran. Bandung: Aras Media.. Pujiriyanto. (2002). Teknologi untuk Pengembangan Media dan Pembelajaran. Yogyakarta: Andi offset. Punaji Setyosari. (2015). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Karisma Putra Utama. Rita Eka Izzati, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press. Richard E. Mayer. (2009). Multimedia Learning Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Surabaya: Pustaka Belajar. Sri Sulistyorini. (2006). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang: Tiara Wacana. Sudarwan Damin. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insani Madani. Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Usman Samatowa. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks Pertama Puri Media. Winarno, dkk. (2009). Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Yogyakarta: Genius Prima Media. Wina Sanjaya. (2015). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 141

157 LAMPIRAN 142

158 Lampiran 1. Rekap Wawancara Dengn Guru Kelas V Daftar Pertanyaan : 1. Apakah bapak memiliki kesulitan atau permasalahan dalam proses mengajar terutama pada mata pelajaran? 2. Kesulitan-kesulitan apa saja yang bapak alami dalam proses mengajar mata pelajaran IPA dan Matematika? 3. Sumber belajar apa saja yang tersedia di sekolah atau bapak sering gunakan dalam proses mengajar? 4. Kalau saya menawarkan untuk penelitian pengembangan sebuah multimedia. Bagaimana kesiapan peserta didik untuk menggunakan multimedia sebagai media belajar mereka? 5. Berapa KKM pada pelajaran IPA dan berapa persen ketercapaiaannya? Jawaban : 1. Untuk kesulitan mengajar apabila anak-anak sudah mulai terlalu aktif atau sibuk sendiri jadi tidak memperhatikan guru, atau kalau sudah medekati jam pulang sekolah mungkin sudah lelah atau bosan dan ingin cepat pulang. Hal-hal seperti itu yang menjadi kendala dalam mengajar. Kalau untuk kesulitann pada mata pelajaran tertentu itu di IPA dan Matematika. 2. Kesulitannya untuk pada mata pelajaran IPA yang banyak materi yang membutuhkan pemahaman yang baik, ya seperti menjelaskan organ-orgaan tubuh, akan lebih baik apabila menggunakan alat peraga yang bisa memberikan gambaran jelas. Kalau di semester 2 ini dimateri seperti daur air dan alam semesta apabila hanya dengan buku pelajaran yang sangat terbatas untuk memberikan gambaran ataupun menjelaskan dengan papn tulis. Sedangkan untuk matematika mungkin 143

159 mas nya juga pernah mengalami bagaimana dalam pelajaran mtk waktu sekolah dulu. Tidak semua anak tertarik atau menyukai matematika ini yang membuat anak tidak memperhatikan dengan baik. 3. Kita memiliki lab computer dan disetiap kelas sudah tersedia proyektor, terkadang kit selingi pembelajaran dengan media baik film, multimedia, game. modul Ataupun alat peraga Disini memiliki beberapa multimedia, game edukasi, dan alat permainan edukasi ada yang kita beli, ada yang dari bantuan pemerintah, ataupun penelitian-penelitan yang dilakukan disekolah ini. namun tidak semua media menurut saya dapat digunakan dengan baik untuk pembeajaran. Masiha da kekurangan-kekurangan, y dari penyampaian bahasanya, atau isinya yang masih banyak mengambil dari internet seperti video-video yang sudah ada diyoutube. 4. Kalau untuk pembelajaran menggunakan multimedia kita sudah serig menggunakannya dalma proses belajar. Saya rasa mereka sudah terbiasa menggunakan multimedia untuk belajar. 5. Kalau untuk KKM IPA itu 75 dan ketercapaiannya 60.35% 144

160 Lampiran 2. Silabus Kelas V SD, semester 2 mata pelajaran IPA Standar Kompetensi Energi dan Perubahannya 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy, serta fungsinya. 6. menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Bumi dan Alam Semesta 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi Dasar 5.1 mendeskripikan hubungan antara gaya, gerak dan energy melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gerak, gaya magnet). 5.2 menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat. 6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2 membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah 7.3 mendeskripsikan struktur bumi 7.4 mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhnya. 7.5 mendeskripsikan perlunya penghematan air. 7.6 mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingungan. 7.7 mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dll) 145

161 Lampiran 3. Storyboard Scene Layout Konsep Halaman utama Berisi: Tombol pengaturan 1. Tombol pengaturan. 2. Animasi bumi berputar. 3. Piliha menu kompetensi, menu materi, menu rangkuman, dan evaluasi. 4. Terdapat icon bertuliskan pengenalan struktur bumi. Kompetensi Berisi: 1. Berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, dan tujuan pembelajaran 2. Tombol navigasi back dan next Petunjuk Berisi: 1. Penjelasan fungsi setiap tombol pada multimedia 2. Tombol navigasi back dan next.. Berisi: 146

162 Menu materi 1. Terdapat animasi bumi berputar 2. 4 pilihan menu materi pengenalan struktur bumi, menu materi proses pembentukan tanah melalui pelapukan batuan, menu materi jenis-jenis tanah, dan menu latihan. Menu materi pengenalan struktur bumi Berisi: 1. Penjelasan tentang bumi dan 4 pilihan menu kerak bumi, menu mantel bumi, menu inti luar, dan menu inti luar. 2. Bagian awal berupa daftar isi, yaitu: Video, Membaca, Berlatih, dan Rangkuman Materi. 3. Pilihan menu simulasi praktek. 4. Tombol navigasi back Menu materi pembentukan tanah melalui proses pelapukan batuan Berisi: 1. Penjelasan tentang pembentukan tanah dan 3 menu materi pelapukan biologi, menu materi pelapukan kimia, dan menu materi pelapukan fisika. 2. Tombol navigasi back. Materi jenis-jenis Berisi: 147

163 tanah c c c 1. Penjelasan tentang tanah dan 5 menu materi tanah humus, menu materi tanah vulkanik, menu materi tanah berkapur, menu materi tanah berpasir, dan menu materi tanah liat. 2. Tombol navigasi back. Menu Simulasi Berisi : 1. Langkah melakukan praktek mengenal struktur bumi melalui buah alpukat. 2. Animasi buah alpukat dan pisau.. Rangkuman Berisi: 1. Berisikan rangkuman dari ketiga materi dalam multimedia. 2. Tombol navigasi back, 148

164 Evaluasi Berisi: 1. Terdapat 15 soal evaluasi yang akan muncul random dari 30 soal pada bank soal. 149

165 Lampiran 4. Flowchart FLOWCHART PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR START MENU UTAMA A ya PETUNJUK KOMPETENSI MATERI VIDEO EVALUASI PROFILE KELUAR A idak A A MATERI PETUNJUK t SELESAI A SOAL A PENGENALAN STRUKTUR BUMI LAPISAN STRUKTUR BUMI STRUKTUR LAPISAN UDARA ATMOSFER TUNTAS 75 BELUM LULUS A A A LULUS A 150

166 Lampiran 5. Produk Multimedia Interaktif Pengenalan Struktur Bumi 151

167 Lampiran 6. Angket penelitian awal peserta didik 152

168 153

169 154

170 155

171 Lampiran 7. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian 156

172 157

173 Lampiran 8. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I 158

174 159

175 160

176 Lampiran 9. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II 161

177 162

178 163

179 Lampiran 10. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I 164

180 165

181 166

182 Lampiran 11. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II 167

183 168

184 169

185 Lampiran 12. Instrumen Uji Coba Lapangan Awal 170

186 171

187 172

188 173

189 Lampiran 13. Instrumen Uji Coba Lapangan Utama 174

190 175

191 176

192 177

193 Lampiran 15. Instrumen Uji Coba Lapangan Operasional 178

194 179

195 180

196 181

197 Lampiran 15. Dokumentasi Foto Penelitian Multimedia Usaha Pelestarian Lingkungan 1. Siswa mencoba menggunakan Multimedia Interaktif Usaha Pelestarian Lingkungan saat Uji Coba Awal 2. Siswa mencoba menggunakan Multimedia Interaktif Usaha Pelestarian Lingkungan saat Uji Coba Lapangan Utama 182

198 3. Siswa mencoba menggunakan Multimedia Interaktif Usaha Pelestarian Lingkungan saat Uji Coba Lapangan Operasional 4. Siswa mengisi angket penelitian yang diberikan 183

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR 120 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 2 Tahun 2017 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN IPA MATERI PENGENALAN STRUKTUR DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP SKRIPSI Oleh: Sri Kurniawati NIM 090210102048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang secara formal terlibat langsung dalam pelaksanaan pendidikan. Berdasarkan UU No. 2 pasal 1 tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPS merupakan penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan siswa dengan perantaraan suatu media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA PENGEMBANGAN MEDIA TUTORIAL ALJABAR LINIER UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA Restu Lusiana 1), Reza Kusuma Setyansah 2) 1 FKIP, Universitas PGRI Madiun email: restu.87.rl@gmail.com; rezasetyansah@gmail.com;

Lebih terperinci

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe IV. HASIL PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia pembelajaran sains bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe Flash. Materi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT MIJIL MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT MIJIL MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMBANG MACAPAT MIJIL MENGGUNAKAN APLIKASI MACROMEDIA FLASH PROFESSIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID DENGAN PROGRAM CONSTRUCT 2 PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA SMP KELAS 8 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ACHMAD NURUL MUBIN NIM

ACHMAD NURUL MUBIN NIM PENGEMBANGAN MEDIA AJAR BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MEMANFAATKAN MACROMEDIA FLASH PROFESIONAL 8 UNTUK SISWA KELAS V SD PADA MATA PELAJARAN IPA TOPIK PESAWAT SEDERHANA SKRIPSI sebagai syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pembuka dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran modul interaktif pada mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini membahas tentang beberapa cakupan yang digunakan dalam penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan, spesifikasi produk yang diharapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk mendampingi siswa dalam memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan serta sikap (Iswahyudi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45454545 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini mengkaji courseware multimedia pembelajaran interaktif pada sub materi pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 91 4.1 Spesifikasi Perangkat Ajar 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Agar perangkat ajar ini dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan konfigurasi perangkat keras sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TENTANG PENYESUAIAN DIRI BAGI SISWA KELAS X SMK SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TENTANG PENYESUAIAN DIRI BAGI SISWA KELAS X SMK SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TENTANG PENYESUAIAN DIRI BAGI SISWA KELAS X SMK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut

BAB IV PEMBAHASAN. yaitu analysis, design, development, implementation, dan evaluation. Berikut BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai dengan model pengembangan ADDIE, prosedur yang dilakukan dalam penelitian pengembangan multimedia interaktif ini meliputi lima tahap, yaitu analysis, design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat dilukiskan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu organisasi tingkah laku yang lebih tinggi berarti lebih banyak diferensiasinya,

Lebih terperinci

BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN. Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah

BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN. Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah 130 BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi al-asma> al-husna> untuk Peserta didik Kelas VII MTs. Nurul Amanah ini akan dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan melalui proses bimbingan, dan pengajaran yang bertujuan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen utama dalam peningkatan kualitas suatu bangsa. Seiring berkembangnya teknologi secara langsung menuntut dunia

Lebih terperinci

REKAYASA MEDIA PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN BERBASIS SOFTWARE ADOBE FLASH CS3 PROFESIONAL DI SMK MUHAMADIYAH PRAMBANAN LAPORAN SKRIPSI

REKAYASA MEDIA PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN BERBASIS SOFTWARE ADOBE FLASH CS3 PROFESIONAL DI SMK MUHAMADIYAH PRAMBANAN LAPORAN SKRIPSI REKAYASA MEDIA PEMBELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN BERBASIS SOFTWARE ADOBE FLASH CS3 PROFESIONAL DI SMK MUHAMADIYAH PRAMBANAN LAPORAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu

I. PENDAHULUAN. alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai peristiwa alam, meliputi segala akibat dan dampak terhadap kehidupan. Ilmu tersebut selalu berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Majunya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu perkembangan yang memberikan akses terhadap perubahan kehidupan masyarakat, berbagai permasalahan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Perangkat Ajar BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1.1 Perangkat Keras (Hardware) Agar perangkat ajar ini dapat diimplementasikan dengan baik, diperlukan konfigurasi perangkat keras sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. serta menghindari terjadinya verbalisme yang terus-menerus. Penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses yang kompleks dan selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan dikembangkan melalui proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SDN SEKARPUTIH 01 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendiknas No 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anne Rufaidha, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anne Rufaidha, 2013 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tolak ukur kemajuan sumber daya manusia. Perkembangan teknologi informasi di era global ini menuntut para pendidik untuk terampil menggunakannya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Octario Sakti Susilo 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, Susilaningsih 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Konsep Dasar Pengembangan Multimedia Pada pembuatan media pembelajaran ini multimedia yang dikembangkan adalah teks, gambar dan suara. 3.1.1 Konsep Dasar Multimedia

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN MADYOPURO 4 KOTA MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN MADYOPURO 4 KOTA MALANG PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V SEMESTER 2 DI SDN MADYOPURO 4 KOTA MALANG Nurul Khomariyati, Murtiningsih, Nur Hanifah Universitas Negeri Malang, e-mail:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

Oleh: LISWIJAYA

Oleh: LISWIJAYA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKSIDASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA/MA KELAS X Oleh: LISWIJAYA 10708251040 Tesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif

BAB II LANDASAN TEORI. dan saluran atau media (Sardiman A.M., 2001: 7). Multimedia interaktif BAB II LANDASAN TEORI Interaksi berkaitan erat dengan istilah komunikasi. Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu komunikator, komunikan, pesan dan saluran atau media (Sardiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang timbul di SD sebagai bahan pengembangan media, tujuan penelitian, spesifikasi produk yang ditawarkan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan komputer telah merambah ke berbagai bidang kehidupan, dan dalam berbagai penyelesaian pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional disebutkan dalam UU No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan dan meningkatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA TEMA KESEHATAN UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD LAB SCHOOL UNNES

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA TEMA KESEHATAN UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD LAB SCHOOL UNNES PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA TEMA KESEHATAN UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD LAB SCHOOL UNNES TESIS disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister

Lebih terperinci

PROTOTYPE MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI PECAHAN UNTUK SISWA SD KELAS IV

PROTOTYPE MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI PECAHAN UNTUK SISWA SD KELAS IV PROTOTYPE MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI PECAHAN UNTUK SISWA SD KELAS IV Henny Khoirun Nisaa, Rini Nurhakiki, Mimiep S. Madja Jurusan Matematika - Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh FENI TRISTANTI NIM

Oleh FENI TRISTANTI NIM ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MENURUT POLYA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS V SDN 2 BLAMBANGAN BANYUWANGI SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas telah dilaksanakan sejak manusia berada dimuka bumi ini. Adanya pendidikan adalah setua dengan adanya kehidupan manusia itu sendiri.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA PENGEMBANGAN MEDIA AJAR VIDEO DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII MATERI FUNGSI DAN PERAN SUMBER DAYA ALAM DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan mulai dari bulan November 2016 sampai dengan bulan April 2017 bertempat di SDN Serang 11 Kota Serang yang

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Pahala Alalam Kayana PENGARUH METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL (CD INTERAKTIF) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N CABAK KECAMATAN JIKEN KABUPATEN BLORA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 1 SMA N 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS 4 SD MENGGUNAKAN ADOBE FLASH (Studi Kasus: SDN Wunut)

APLIKASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS 4 SD MENGGUNAKAN ADOBE FLASH (Studi Kasus: SDN Wunut) APLIKASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS 4 SD MENGGUNAKAN ADOBE FLASH (Studi Kasus: SDN Wunut) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan 17 BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Komputer dengan kecepatan processor Dual Core

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Komputer dengan kecepatan processor Dual Core BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Implementasi 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi kebutuhan perangkat keras yang disarankan untuk menjalankan aplikasi perangkat ajar IPA Simulasi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD DI GUGUS 1 KECAMATAN WATES TAHUN AJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD DI GUGUS 1 KECAMATAN WATES TAHUN AJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD DI GUGUS 1 KECAMATAN WATES TAHUN AJARAN 2011/ 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media pembalajaran berbasis Adobe Flash CS6 yang didalamnya membahas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI Titi Wijayanti & Tejo Nurseto Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: titiestukara@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas yaitu pendidikan adalah hidup. Artinya pendidikan adalah segala pengalaman belajar di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS MASALAH PADA MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta)

Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta) Media Pembelajaran Teori Organisasi Umum Berbasis Multimedia (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta) Indah Wahyu Utami 1, Margaretha Evi Yuliana 2, Eko Hari Purnomo 3 12 STMIK Duta Bangsa Surakarta 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Undangundang sisdiknas),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah Tahapan analisis permasalahan terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan permasalahan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap

Lebih terperinci

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran pengenalan tokoh wayang di sekolah. Metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. datar untuk siswa SMP kelas VIII Semester 2. Game edukasi ini dibuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. datar untuk siswa SMP kelas VIII Semester 2. Game edukasi ini dibuat A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengembangan Game Edukasi Penelitian ini menghasilkan game edukasi matematika dengan pendekatan guided discovery

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran SD Berbasis Konstruktivistik

Multimedia Pembelajaran SD Berbasis Konstruktivistik Multimedia Pembelajaran SD Berbasis Konstruktivistik Suyoto 1*, Mita Hapsari Jannah 2 1 PGSD/FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo 2 Pendidikan Matematika/FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa yang besar bukanlah bangsa yang banyak penduduknya, tetapi bangsa yang besar adalah jika elemen masyarakatnya berpendidikan dan mampu memajukan negaranya.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat Keras (Hardware) Math adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat Keras (Hardware) Math adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 1. ASDASDASD 4.1. Implementasi 4.1.1. Spesifikasi Kebutuhan 4.1.1.1. Perangkat Keras (Hardware) Spesifikasi perangkat keras atau Hardware yang disarankan untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan ialah metode yang mempunyai proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci