BAB I PENDAHULUAN. risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan
|
|
- Sugiarto Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan perdagangan internasonal tidak lepas dari ancaman risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan internasional harus memikirkan tentang pencegahan dan perlindungan atas kerugian dengan tujuan untuk melindungi barang-barang yang akan dirugikan. Risiko merupakan ketidaktentuan yang mungkin melahirkan kerugian (Salim, 2000: 3). Risiko yang bisa dipertanggungkan dalam asuransi ada dua yaitu ketidaktentuan yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nature) dan ketidaktentuan yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainty). Salim (2000: 201) menyatakan bahwa manajemen risiko adalah semua risiko yang terjadi didalam masyarakat (kerugian harta, jiwa, keuangan, usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan. Hubungan risiko dengan kegiatan ekonomi yaitu properti; industri; produksi; pemasaran. Tujuan manajemen risiko adalah dapat mencegah risiko kerugian dengan melakukan pengendalian atas risiko yang ada dengan metode; 1). risk control (menghindari risiko, pemisahan risiko, mengendalikan risiko, pemindahan risiko), 2). financinig (pemindahan risiko, retensi), 3). lost analysis (identifikasi kerugian, analisa kerugian, 4). 1
2 hazard analysis (physical hazard, moral hazard), 5) economic feasibility (cost analysis, benefit analysis) Pengendalian risiko dilakukan dengan melakukan pemindahan kerugian yang mungkin terjadi kepada pihak lain (perusahaan asuransi) dengan membeli asuransi atau pertanggungan dilakukan secara juridis serta objek pertanggungan yang jelas. Peran dan dukungan industri asuransi dalam mendukung sistem perdagangan ekspor-impor sangat besar untuk meminimalisir risiko yang akan ditimbulkan dalam melakukan perdagangan internasional. Pelaku ekspor harus memperhatikan dan menimbang risiko-risiko yang harus dihadapi eksportir. Tersedianya asuransi pengangkutan yang semakin berkembang di Indonesia sangat membantu mengurangi risiko kerugian finansial yang dialami oleh pemilik barang. Produk asuransi pengangkutan melindungi barang-barang pada saat dikirim melalui transportasi darat, laut dan udara terhadap kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkan seperti mengalami kebakaran atau peledakan; kapal kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik; alat angkut darat tabrakan, terbalik atau keluar rel; tabrakan kapal atau benturan kapal dengan benda-benda lain kecuali air; pembongkaran barang dipelabuhan darurat; gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi atau sambaran petir; pengorbanan kerugian umum (general average sacrifice); barang tersapu ombak ke laut; ataupun kerugian total per koli karena terlempar atau jatuh saat pembongkaran. 2
3 Tabel 1.1 Premi dan Klaim Bruto Asuransi Umum Sampai dengan Triwulan 3 (Jan s/d Sep) Tahun 2015 Dalam Milyar Rupiah Premi Bruto Gro Klaim Bruto Grow Q3-14 Q3-15 Selisih wth Lini Usaha Q3-14 Q3-15 (%) 2.205, ,2 110,0 5, , ,2 46,6 4,1 515,1 862,4 347,3 67,4 Pengangkuta n Laut Rangka Kapal Penerbangan & Satelit Sumber : AAUI annual report, 2015 (Diolah) Selisih klaim rangka kapal sebesar commit 87%, to pertumbuhan user klaim penerbangan dan th (%) 708, ,5 482,6 68,1 546, ,3 475,6 87,0 87, , ,0 1239,7 Dari tabel 1.1 perbandingan premi triwulan III tahun 2015 dengan triwulan III tahun 2014 menunjukkan premi pengangkutan laut, rangka kapal, penerbangan dan satelit mengalami pertumbuhan sebesar 76,5% dengan rincian pertumbuhan premi pengangkutan laut sebesar 5%, pertumbuhan premi rangka kapal sebesar 4,1%, pertumbuhan premi penerbangan dan satelit sebesar 67,4%. Selisih premi triwulan III tahun 2014 dengan triwulan III tahun 2015 sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut selisih premi pengangkutan laut sebesar Rp ,-, selisih premi rangka kapal sebesar Rp ,-, selisih premi penerbangan dan satelit sebesar Rp ,-. Pada perbandingan klaim triwulan III tahun 2015 dengan triwulan III tahun 2014 menunjukkan klaim pengangkutan laut, rangka kapal, dan penerbangan dan satelit mengalami pertumbuhan sebesar 1.394,8% dengan rincian pertumbuhan klaim pengangkutan laut sebesar 68,1%, pertumbuhan 3
4 satelit sebesar 1.239,7%. Selisih klaim triwulan III tahun 2014 dengan triwulan III tahun 2015 sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut selisih klaim pengangkutan laut sebesar Rp ,-, selisih klaim rangka kapal sebesar Rp ,-, selisih klaim penerbangan dan satelit sebesar Rp ,-. Penjelasan diatas menunjukkan bahwa baik premi maupun klaim di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan asuransi umum yang tercatat di Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) per 20 desember 2015 ada 84 (delapan puluh empat) perusahaan asuransi umum, ini menegaskan asuransi umum di Indonesia menunjukkan eksistensinya dalam memerankan tugasnya sebagai perusahaan jasa pertanggungan kerugian. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat berkembang dan mampu bersaing dikancah internasional akan tetapi mereka masih belum sadar betul tentang kelebihan berasuransi. Banyak eksportir tidak mengetahui jika barang yang mereka kirim harus di-cover dengan asuransi, seperti barang fragile dan barang yang butuh penanganan khusus sangat diperlukan perlindungan dari perusahaan asuransi. Seorang eksportir yang masih baru dalam perasuransian dan ingin mengirim barang dengan dijamin oleh asuransi, bisa untuk memberi kuasa kepada perusahaan forwarder yang dipercaya untuk melakukan analisis ekspor dan melakukan kepengurusan polis dan klaim dengan kuasa eksportir, hal ini untuk menghindari terjadinya kasus polis yang tidak sesuai 4
5 dan kasus klaim yang berbelit. Saat ini masih banyak dijumpai sengketa klaim asuransi yang dibawa ke ranah meja hijau. Pada umumnya pihak tertanggung yang membawa kasus sengketa klaim asuransi sampai kepada peradilan disebabkan karena ketidaksabaran, atau tidak mendapatkan toleransi, atau proses negosiasi yang sangat lama dan berbelit-belit dengan penanggung, atau tuntutan ganti ruginya ditolak oleh penanggung. Analisis risiko dalam melakukan perdagangan internasional harus diperhatikan dengan matang oleh eksportir dikarenakan ketidakpastian akan keselamatan pengangkutan barang baik melalui darat, udara, dan laut. Peran perusahaan jasa forwarding sangat membantu eksportir pemula dalam melakukan kegiatan ekspor dari kepengurusan dokumen, logistik, serta analisis risiko eksport seperti packing barang, estimasi biaya pengangkut, lama pengiriman barang, hingga risiko pengangkutan. PT MSA Kargo sebagai perusahaan jasa pengiriman barang, mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut maupun udara yang mencakup Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU), export air/sea freight, domestic distribution, logistic, air cargo agent, dan import customs clearance. PT MSA Kargo sangat memperhatikan waktu dan keselamatan saat melakukan pengiriman barang. PT MSA Kargo memiliki semboyan move fast, move save dimana perusahaan sangat menjaga semboyan tersebut. 5
6 Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui bagaimana analisis risiko beserta mitigasinya serta pengurusan klaim yang dilakukan oleh PT MSA Kargo, maka peneliti tertarik untuk melakukan penulisan ilmiah (tugas akhir) dengan judul ANALISIS DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO EKSPOR (Studi Kasus Mekanisme Klaim Asuransi Barang Ekspor Melalui Udara di PT MSA Kargo Cabang Surakarta) Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian karya ilmiah tentang manajenen risiko dan asuransi yang dilakukan peneliti sedikitnya ada dua penelitian yang terkait, yaitu : No Nama Peneliti 1 Faris Danar Saputro Tabel 1.2 Keaslian Penelitian Judul Hasil Penelitian Penelitian Tanggungjawab Hukum PT Asuransi Jasa Indonesia dalam Penyelesaian Klaim Asuransi Pengangkutan Barang di Laut (Studi Kasus di PT Asuransi Jasa Indonesia Tanggungjawab hukum PT Asuransi Jasa Indonesia meliputi : 1) Penjaminan risiko; full cover, restricted full cover, stranding cover) 2) Melakukan prosedur proses klaim dan Cabang menganalisa Surakarta) commit keputusan to user klaim Perbedaan Penelitian Faris Danar Saputro mengacu pada tanggungjawab hukum PT Asuransi Jasa Indonesia dalam penyelesaian klaim asuransi pengangkutan barang dilaut sedangkan penelitian ini fokus pada tanggungjawab PT MSA Kargo sebagai perusahaan jasa pengiriman barang ekspor yang ditunjuk oleh eksportir sebagai kuasanya dan melakukan klaim 6
7 asuransi atas nama eksportir 2 Deviyanto Implementasi 1) Manajemen Penelitian Deviyanto ini The Dlava Manajemen risiko menjelaskan tentang Risiko Dalam Bidang Impor merupakan peranan DJBC dalam sebuah sarana melakukan pengawasan dan pengawasan pemeriksaan barang impor yang dilakukan sedangkan penelitian ini oleh DJBC fokus pada peran MSA untuk Kargo dalam melakukan mengurangi mitigasi risiko pengiriman tindakan barang ekspor untuk pelanggaran oleh importir. meminimalisir ekspor kerugian 2) Faktor yang mempengaruhi penetapan risiko adalah profil importir, profil komoditi, dan profil pemasok dengan penentuan risiko melalui penjaluran Sumber : dan lib.ui.ac.id, 2016 (Diolah) Karya Ilmiah ini berbeda dengan karya ilmiah tersebut diatas oleh karena itu, keaslian tugas akhir ini dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan asas-asas keilmuan dengan demikian penulisan tugas akhir ini dapat dipertanggungjawabkan kebenaranny secara ilmiah, keilmuan, dan terbuka untuk kritis yang membangun. 7
8 1.3. Rumusan Masalah Resiko perdagangan internasional yang besar harus diimbangi dengan analisis risiko yang cermat oleh calon eksportir. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini didominasi oleh UMKM yang mampu bersaing dikancah internasional akan tetapi mereka masih belum sadar betul tentang risiko-risiko yang ditimbulkan saat melakukan pengiriman barang ekspor dan banyak eksportir juga belum mengetahui betul tentang kelebihan berasuransi. Peran perusahaan forwarding dalam analisis risiko ekspor sangat dibutuhkan untuk membantu eksportir melakukan mitigasi risiko, perusahaan forwarding sebagai kuasa eksportir juga bertanggungjawab mengurusi klaim saat terjadi kerugian. Saya tertarik untuk meneliti lebih lanjut peran perusahaan forwarding dalam menganalisis risiko ekspor serta pengurusan klaim asuransi jika terjadi kerugian pengangkutan Pertanyaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1) Apa saja risiko yang muncul dalam melakukan kegiatan ekspor? 2) Bagaimana analisis mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT MSA Kargo cabang Solo terhadap ekspor? 3) Bagaimana mekanisme klaim asuransi yang dilakukan PT MSA Kargo sebagai kuasa eksportir dalam proses ekspor? 8
9 1.5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian tersebut diatas, adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis risiko yang muncul dalam melakukan kegiatan pengiriman barang ekspor. 2) Untuk mengidentifikasi mitigasi risiko yang dilakukan oleh PT MSA Kargo cabang Solo terhadap pengiriman barang ekspor. 3) Untuk mengetahui mekanisme klaim asuransi yang dilakukan PT MSA Kargo sebagai kuasa eksportir dalam proses pengiriman barang ekspor Manfaat Penelitian Penulisan tugas akhir ini diharapkan memberikan kontribusi, manfaat dan sumber informasi terutama bagi: 1) Perusahaan PT MSA Kargo, agar dapat dijadikan masukan bagi perusahaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dalam penanganan jasa analisis risiko dan mitigasinya serta claim handling yang dilakukan PT MSA Kargo. 2) Dunia akademis, dalam rangka memperluas wacana, mengembangkan wawasan dan dapat dijadikan referensi yang berkaitan dengan analisis risiko dan klaim asuransi barang ekspor melalui udara. 9
10 1.7. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari 5 (lima) bab, tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian. Sistematika tersebut adalah sebagai berikut : bab I pendahuluan, bab ini diuraikan mengenai latar belakang, keaslian penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II landasan teori, bab ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka tentang risiko perdagangan internasional, risiko ekspor, dan asuransi pengangkutan. Bab III metode penelitian, bab ini diuraikan mengenai waktu penelitian, lokasi penelitian, perolehan data primer dan sekunder, dan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Bab IV hasil dan pembahasan, bab ini menjelaskan tentang gambaran umum PT MSA Kargo dan pembahasan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bab V kesimpulan dan saran, bab ini penulis menyimpulkan secara singkat dan jelas untuk menjawab permasalahan penelitian berdasarkan pembahasan dan selanjutnya penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai solusi pemecahan masalah. 10
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis
Lebih terperinciMARINE CARGO INSURANCE
MARINE CARGO INSURANCE Asuransi Pengangkutan Barang Perlindungan menyeluruh terhadap risiko kerugian atau kerusakan barang dalam perjalanan laut, udara dan darat MARINE CARGO INSURANCE ASURANSI PENGANGKUTAN
Lebih terperinciPOLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia )
POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan
Lebih terperinciRINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )
RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat memerlukan adanya transportasi khususnya dibidang ekspor karena dapat memperlancar pengiriman barang sampai negara tujuan, barang-barang
Lebih terperinciASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo
ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013 I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo II. Jenis Produk : Asuransi Marine Cargo III. Nama Penerbit : IV.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional yang semakin meningkat dengan adanya kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat
Lebih terperinciKekhususan Jual Beli Perusahaan
JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus
Lebih terperinciAsuransi Jiwa
Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi
Lebih terperinci101: PRAKTEK ASURANSI
www.akademiasuransi.org Soal-Jawaban K.651210. 101.01 101: PRAKTEK ASURANSI 2006 s.d. April 2015 Disusun oleh: Afrianto Budi P, SS MM (dari berbagai sumber) Persiapan Ujian LSPP - September 2015 KUMPULAN
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI
SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciASURANSI UMUM & REASURANSI
Market Update ASURANSI UMUM & REASURANSI Triwulan 3 (Jan-Sep) tahun 2017 Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI dan Aktuaria Jakarta, November 2017 Pengantar Analisa operasional asuransi umum Triwulan 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan ini tak ada seorangpun yang dapat memprediksi atau meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dengan baik dan sempurna. Meskipun telah
Lebih terperinciDASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015
DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan freight forwarding adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Sebagai penyedia jasa logistik pihak ketiga (third party logistics),freight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan
Lebih terperinciDisusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM : FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAKSI
Judul : PELAKSANAAN GANTI RUGI TERHADAP KERUSAKAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT PADA PT. ASURANSI RAMA SATRIA WIBAWA SURAKARTA. Disusun oleh : Setyawan Hesta Rustendi NPM : 13101070 FAKULTAS
Lebih terperinciMinggu Ke V ASURANSI PENGANGKUTAN
Minggu Ke V ASURANSI PENGANGKUTAN Saat ini pengangkutan barang dari satu daerah ke daerah lain memegang peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Terlebih dengan begitu pesatnya perkembangan
Lebih terperinciP E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA
P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG I. UMUM ANGKUTAN MULTIMODA Angkutan multimoda (Multimodal Transport) adalah angkutan barang dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban. dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut:
BAB V PENUTUP Hasil penelitian yang telah diperoleh dan simpulan merupakan jawaban dari perumusan masalah yang ada sebagai berikut: 5.1. Simpulan 5.1.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa dapat didentifikasi
Lebih terperinciproperti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai suatunegara kepulauan, sektor maritim merupakan sektor yang signifikan bagi Indonesia, oleh sebab itu transportasi laut merupakan satu hal yang penting. Untuk mengantisipasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan
Lebih terperincihttp://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan
digilib.uns.ac.id 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah memberi pengaruh yang besar dalam hubungan antar negara
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang
Lebih terperinciGENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016
GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016 Provided by : The General Insurance Association of Indonesia Insurance Outlook 2016 Seminar Tuesday, 24th of November 2015 1 MARKET STRUCTURE Description 2013 2014 Sep.2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luasnya wilayah Indonesia dan jumlah penduduknya mencapai 220 juta jiwa lebih serta memiliki sumber daya alam yang sangat besar, jelas membutuhkan transportasi yang
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT
TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia, bidang transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda kehidupan perekonomian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini
Lebih terperinciANALISIS DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO EKSPOR
ANALISIS DAN STRATEGI MITIGASI RISIKO EKSPOR (Studi Kasus Mekanisme Klaim Asuransi Barang Ekspor Melalui Udara di PT MSA Kargo Cabang Surakarta) Tugas Akhir Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat dalam usaha perniagaan membuat maraknya usaha asuransi akhir-akhir
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi
23 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.Sejarah singkat Perusahaan PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara (EMKL/U), forwarder, Pengusaha Pengurusan Jasa
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/ TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PIALANG ASURANSI, PERUSAHAAN PIALANG REASURANSI, DAN PERUSAHAAN PENILAI KERUGIAN ASURANSI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciKomisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2013 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PELEBURAN BADAN USAHA MITSUI-SOKO AIR CARGO Inc DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan Indonesia sebagai jalur perdagangan dan pelayaran karena memiliki sumber daya alam yang berlimpah.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu negara sulit mencapai hasil yang optimum tanpa adanya
Lebih terperinciPERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN
PERANAN INTERNATIONAL FREIGHT FORWARDING DALAM MENUNJANG PENINGKATAN PENGIRIMAN BARANG KOMODITI EKSPOR ABDUL RAHMAN Bagian Hukum International Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara A. PENDAHULUAN.
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A
Lebih terperinciNama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :
Nama Githa Maharani Sembiring NPM : 093112330050065 Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1995, sebuah perusahaan dengan fokus usaha di bidang Freight Forwarding yang beralamat di JL.Yos Sudarso Kav.89 Boulevard
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA Data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini merupakan data yang berasal dari perusahaan 3 rd party Logistics yang menangani kegiatan pergudangan untuk shipment ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 61 /BC/2000 TENTANG TATACARA PENYERAHAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBERITAHUAN
Lebih terperinciIII.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
15 III.GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1.Sejarah PT Asuransi Parolamas PT.Asuransi Parolamas adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa asuransi umum yang bergerak dibidang jasa asuransi umum yang memberikan
Lebih terperinciSonico : Keberadaan Pelaksanaan Jasa Pengurusan Transportasi (Freight Forwarder)..., 2006 USU Repository 2008
ABSTRAK Salah satu tandalbukti terjadinya globalisasi perekonomian pada masa ini adalah adanya peningkatan kegiatan ekspor-impor dalam dunia usaha. Kegiatan ekspor-impor senantiasa diawali dengan pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekspor impor bagi eksportir maupun importir dasarnya mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan ekspor impor bagi eksportir maupun importir dasarnya mencari laba yang semaksimal dengan memanfaatkan sumber daya dan kemampuan yang tersedia, hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut dapat berupa jenis jasa pengiriman barang, tumbuhan maupun hewan. Fungsi jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didirikan dengan berbagai layanan, mulai dari pengiriman barang secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka kegiatan usaha pengiriman barang dewasa ini cenderung terjadi peningkatan, banyak perusahaan pengiriman barang didirikan dengan berbagai layanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik ditandai dengan semakin meningkatnya kegiatan perdagangan, baik. mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakan roda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi, apabila membicarakan mengenai perekonomian dunia maka tidak akan terlepas dari kegiatan perdagangan. Perekonomian yang baik ditandai dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. FREIGHT SOLUTION INDONUSA merupakan suatu perusahaan Jasa PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang Jasa Pengangkutan Barang atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial dan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, kehidupan
Lebih terperinci2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.156, 2013 TRANSPORTASI. Darat. Laut. Udara. Kecelakaan. Investigasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5448) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB IV RISIKO DALAM ASURANSI
BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan
Lebih terperinciPERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/
PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional yang berkembang pesat pada saat ini pada hakekatnya merupakan perdagangan sederhana yang tidak lain adalah kegiatan menjual dan membeli barang
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip
Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 1975 Tentang : Pengangkutan Zat Radioaktip Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 13 TAHUN 1975 (13/1975) Tanggal : 16 APRIL 1975 (JAKARTA) Sumber : LN 1975/17; TLN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 21/SEOJK.05/2015 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan. Usaha mengurangi inefisiensi dalam proses bisnis
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa angkutan di perairan selain mempunyai peranan yang strategis dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkecil atau meminimumkan ketidakpastian tersebut. Risiko dapat terjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh suatu kelompok atau perorangan pasti ada risiko yang harus ditanggung. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu
Lebih terperinciYukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA
FGD PERAN DAN FUNGSI PELABUHAN PATIMBAN DALAM KONSEP HUB AND SPOKE Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI Jakarta, 24 NOPEMBER 2016 INDONESIAN LOGISTICS AND FORWARDERS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran
No.913, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jasa Pengurusan Transportasi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 49 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN JASA
Lebih terperinciAsuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan. Jakarta, 17 Juli 2017
Asuransi Mikro Untuk Masyarakat Di Pedesaan Jakarta, 17 Juli 2017 Sekilas ACA Asuransi NV Oriental 29 Agustus 1956 PT Asuransi Central Asia (ACA) pada 5 Agustus 1958 Perusahaan Asuransi Umum 64 kantor
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KEPABEANAN DI BIDANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TENTANG RETENSI SENDIRI DAN DUKUNGAN REASURANSI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa zat radioaktif mengandung bahaya radiasi, baik terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan
A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai pengalihan resiko dari nasabah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dimana dunia memasuki era gobalisasi, sektor ekonomi dan perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam dunia perdagangan soal
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO. Budi Maryanto
Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JASA KARGO Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail :
Lebih terperinciPROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS
PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS Nama : Dinda Ningrum Gusliyati NPM : 52213554 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Sri Murtiasih LATAR BELAKANG
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; dan 2. Direksi Perusahan Asuransi Umum Syariah, di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG PENETAPAN TARIF PREMI ATAU KONTRIBUSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan jaman yang diikuti dengan berkembangnya teknologi informasi ditandai oleh bertambahnya sumber daya manusia yang sangat pesat karena
Lebih terperinci148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE
148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE Contributed by Administrator Wednesday, 07 September 2011 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian adalah perusahaan perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang termasuk ke dalam sub sektor Transportation. Penentuan
Lebih terperinci