Pemodelan PDRB Sektor Pariwisata di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemodelan PDRB Sektor Pariwisata di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline"

Transkripsi

1 Pemodelan PDRB Sektor Pariwisata di Jawa Timur Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline Oleh : Fauziah Nurul Haq ( ) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, M. Si. Program Studi DIII Statistika-ITS

2 Pendahuluan 2

3 Latar Belakang Provinsi Jawa Timur pada tahun 202 memiliki jumlah kunjungan wisatawan per hari paling banyak dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain yaitu sebesar 5.54 orang/hari dari total orang/hari yang mengunjungi Indonesia. Publikasi BPS 203 Kebudayaan dan pariwisata mempunyai peranan yang cukup strategis terutama dalam meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat, membuka peluang dan kesempatan kerja yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat Disbudpar, 202 Sektor pariwisata merupakan sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Bank Indonesia, 202 Kontribusi Pariwisata: Devisa PDRB Penyerapan Tenaga Kerja Disbudpar, 202 3

4 Latar Belakang Hotel Restoran Sepertiga Angkutan PDRB Pariwisata Jasa Hiburan/Kebudayaan Pada tahun 202 mengalami peningkatan Disbudpar, 202 4

5 Latar Belakang PDRB,2,0 0,8 0,6 0,4 0,2 Scatterplot of PDRB vs objek Analisis Regresi Nonparametrik Spline 0,0 0,00 0,02 0,04 0,06 0,08 0,0 objek Model PDRB Sektor Pariwisata Jawa Timur 5

6 Rumusan Masalah Bagaimana karakteristik faktor-fakor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur?. Bagaimana pemodelan faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur? 2. 6

7 Tujuan Penelitian Mendeskripsikan karakteristik faktor-fakor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur.. Memodelkan faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur. 2. 7

8 Manfaat Penelitian. Bagi Pemerintah Menjadi informasi untuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi maupun masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Timur dapat menyusun berbagai kebijakan 2. Bagi Masyarakat Dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mengembangkan, mengelolah, dan menjaga objek-objek wisata 8

9 Batasan Masalah Pengambilan sampel yang digunakan adalah 28 Kabupaten dan 6 Kota di Jawa Timur pada tahun 202. Analisis yang dilakukan oleh Arifin (200) menggunakan tipologi klassen untuk mengelompokan daerah di Jawa Timur berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita daerah 9

10 Tinjauan Pustaka 0

11 Statistika Deskriptif Metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Contoh penyajian statistika deskriptif yang sering muncul adalah penyajian dalam bentuk tabel, diagram, grafik, serta menggunakan crosstabulations. Dengan menggunakan statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang ada. Walpole (995)

12 Analisis Regresi Parametrik Menurut Budiantara (200), regresi parametrik digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel respon dengan variabel prediktor dengan bentuk kurva regresi diketahui. Model regresi parametrik linier sederhana sebagai berikut. y i = β 0 β x i ε i, i=,2,,n Dengan n menunjukkan banyaknya obervasi, y adalah variabel respon, dan x adalah variabel prediktor. Regresi linier berganda modelnya sebagai berikut. y i = β 0 β x i β 2 x 2i... β p x pi ε i, i=,2,,n Dengan n menunjukkan banyaknya obervasi, y adalah variabel respon, x adalah variabel prediktor, dan p merupakan banyak variabel prediktor. 2

13 Analisis Regresi NonparametrikSpline Menurut Budiantara (2005), Spline merupakan model regresi dimana modelnya menyesuaikan diri terhadap karakteristik data. Bentuk umum regresi Spline satu variabel adalah sebagai berikut. p p y β 0 βx... β x β ( x K) ε = p p dengan fungsi truncated (potongan) sebagai berikut. p p ( x K), x > K ( x K) = 0, x < K dengan merupakan parameter intersep, y adalah variabel respon, x adalah variabel prediktor, dan K merupakan titik knot. Penyajian matriks untuk model regresi Spline sebagai berikut. yy εε ββ 0 ββ yy 2 εε 2 YY = ; εε = ; ββ = ββ 2 yy nn εε nn X= xx xx 2 pp xx xx 2 xx 2 pp 2 xx 2 xx n xx 2 pp nn xx nn ββ pp ; dan (xx KK ) (xx 2 KK ) (xx n KK ) 3

14 Memilih Titik Knot Optimal Menurut Budiantara (2006), titik knot merupakan bagian terpenting dalam regresi Spline. Titik knot optimal dilihat dari jumlahnya, dan dimana letak titik-titik knot tersebut yang paling sesuai untuk suatu data. Terdapat beberapa metode untuk memilih titik knot yang optimal, yaitu fungsi Resiko Prediksi (P), Cross Validation (CV), Generalized Cross Validation (GCV). Fungsi GCV diberikan oleh. GCV ( K) = { n n Dimana trace adalah penjumlahan matriks diagonal, I menunjukan matriks identitas, dan n merupakan banyaknya pengamatan. n i= ( y trace( I i y i ) 2 H ( K))} 2 4

15 Koefisien Determinasi Proporsi keragaman atau variansi total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai peubah X melalui hubungan linear. Koefisien determinasi dilambangkan dengan R 2. Nilai ini menyatakan proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linear dengan nilai variabel independen. Nilai R 2 diberikan oleh R 2 n i= = n i= ( yˆ ( y i i y) y) 2 2 Draper dan Smith (992) 5

16 Pengujian Parameter Menurut Drapper dan Smith (992), uji serentak merupakan suatu uji untuk melihat pengaruh semua variabel prediktor terhadap variabel respon. Hipotesis H 0 : β = β 2 =... = β p = 0 H : minimal ada satu β j 0, j=, 2,..., p Sumber Variasi Df Sum of Square Mean Square F hitung Regresi p Error n-p-2 2 Total y i y - Keputusan H 0 ditolak jika F hitung > n ( yˆ i y) i= n 2 ( y i yˆ i ) i= n ( ) n i= F α ( v, v2) 2 n i= n i= ( yˆ y) p ( y yˆ ) i i n p 2 i 2 2 MS Re gresi MS error Uji Serentak 6

17 Pengujian Parameter Menurut Drapper dan Smith (992), uji individu adalah uji untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel prediktor secara induvidu terhadap variabel respon. Hipotesis H 0 : β j = 0, H : β j 0, j =, 2,..., p Statistik uji t j = s β j ( β j ) Daerah kritisnya adalah keputusan H 0 ditolak jika t j > tα / 2( n p 2) Uji Individu 7

18 Uji Asumsi Residual IIDN Menurut Kusrini dan Setiawan (200), pengujian asumsi identik digunakan untuk mengetahui homogenitas variansi dari error (residual), salah satunya menggunakan uji Glejser. Hipotesis H 0 : Residual memenuhi asumsi identik H : Residual tidak memenuhi asumsi identik Statistik Uji Sumber Variasi Df Sum of Square Mean Square F hitung Regresi Error p n p 2 Total e i e i - n n i= n i= e i ei 2 n ( ) i= ei e 2 2 ei ei n p 2 n i= n i= ei e p 2 2 MS Re gresi MS error Keputusan H 0 ditolak jika F hitung > F α/2(p, n-p-2) 8

19 Uji Asumsi Residual IIDN 9 Menurut Kusrini dan Setiawan (200), uji asumsi independen digunakan untuk mengetahui tidak ada korelasi (hubungan) antar residual. Autocorrelation artinya memiliki hubungan antar residual bersifat tidak saling independen dan salah satu cara untuk mendeteksi menggunakan plot ACF (Autocorrelation Function) dari hasil residual. Persamaan ACF sebagai berikut. Dengan batas signifikasi yaitu 2 ) ( ) )( ( = = = n i i i k n k i k i k e e e e e e ρ ) ( 2 /, k n se t ρ α ±

20 Uji Asumsi Residual IIDN Menurut Drapper dan Smith (992), banyak Statistik uji yang dapat digunakan untuk memeriksa asumsi residual mengikuti distribusi normal, salah satunya seperti uji Kolmogorov-Smirnov bertujuan melihat tingkat kesesuaian antara fungsi distribusi hasil pengamatan dengan fungsi distribusi teoritik tertentu, dengan menetapkan suatu titik yang menggambarkan perbedaan maksimum keduanya. Hipotesis H 0 : Residual mengikuti distribusi normal H : Residual tidak mengikuti distribusi normal Statistik uji D = maks F0 ( x) S N ( x) F 0 (x) = fungsi distribusi kumulatif dari suatu distribusi teoritik tertentu S N (x) = fungsi distribusi kumulatif dari suatu distribusi hasil pengamatan D = jarak terjauh antara S N (x) dan F 0 (x) Daerah kritis Jika nilai D W -α maka keputusannya adalah H 0 ditolak, dan tabel yang digunakan adalah tabel Kolmogorov-Smirnov. 20

21 Pariwisata Konsep dan definisi yang dijelaskan oleh Disbudpar (202) dalam Undang-Undang RI Nomor 0 Tahun 2009 tentang kepariwisataan Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata usaha daya tarik wisata usaha kawasan pariwisata usaha jasa transportasi wisata usaha perjalanan wisata usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi usaha penyediaan akomodasi usaha jasa makanan dan minuman usaha penyelenggaraan pertemuan perjalanan insentif konferensi dan pameran usaha jasa informasi pariwisata usaha jasa konsultan pariwisata usaha jasa pramuwisata usaha wisata tirta usaha spa 2

22 Wisatawan Wisatawan adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Tahun 202 Mengalami Peningkatan Disbudpar,202 22

23 PDRB Alat ukur untuk mengetahui apakah hasil pembangunan di segala bidang yang dilakukan oleh pemerintahan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat berhasil atau tidak pada penggalan waktu tertentu. Jika pembangunan misalnya dibidang jasa, pertanian dan lain-lain berhasil maka pendapatan masyarakat yang bekerja dibidang tersebut akan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, sehingga angka PDRB pun akan menunjukan besaran yang membaik, dan demikian pula sebaliknya.. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persawahan Bangunan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 23

24 PDRB Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Pendekatan Produksi Pendekatan Arus Barang Pendekatan Imputasi Metode Estimasi Subsektor Hotel dan Restoran Subsektor Angkutan Subsektor Jasa Hiburan/Kebudayaan 24

25 Penelitian Sebelumnya Arlina (203) menyebutkan bahwa faktor-fakor yang mempengaruhi pendapatan asli daerah sektor pariwisata DKI Jakarta yaitu jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan nusantara, investasi, dan nilai kurs valuta asing. Rahma (203) melakukan penelitian menggunakan analsis regresi linier berganda menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan sektor pariwisata di Kabupaten Kudus adalah jumlah kunjungan wisatawan, jumlah objek wisata, dan pendapatan perkapita. Fajriasari (203) melakukan penelitian bahwa faktor-fakor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata Jawa Tengah adalah jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan, dan pengeluaran wisatawan. 25

26 Penelitian Sebelumnya Pleanggra (202) melakukan penelitian menggunakan pendekatan fixed effect model menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan retribusi obyek pariwisata Jawa Tengah adalah jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan, dan pendapatan perkapita. Qadarrochman (200) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan daerah sektor pariwisata Kota Semarang adalah jumlah objek wisata, jumlah wisatawan, dan tingkat hunian hotel. Huda (2009) menyatakan bahwa yang mempengaruhi adalah jumlah wisatawan, jumlah hotel, biro perjalanan, rata-rata lama tinggal, rata-rata pengeluaran wisatawan, kurs valuta dollar AS, dan jumlah objek wisata yang merupakan variabel yang tidak signifikan. 26

27 Metodologi Penelitian 27

28 Sumber Data Data sekunder yang digunakan yaitu data pariwisata Provinsi Jawa Timur yang diambil dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur dan BPS Provinsi Jawa Timur. Identifikasi Variabel Variabel Penerimaan PDRB sektor pariwisata (Y) Persentase wisatawan yang berkunjung (X ) Persentase Objek Wisata (X 2 ) Pendapatan perkapita (X 3 ) Persentase Biro Perjalanan (X 4 ) Persentase Hotel (X 5 ) Definisi Operasional Jumlah penerimaan PDRB pariwisata tahun 202, satuannya adalah rupiah Wisatawan mancanegara dan nusantara yang melakukan kegiatan/kunjungan wisata ke Jawa Timur. Dihitung berdasarkan banyaknya wisatawan yang berkunjung di masing-masing daerah dibagi dengan total wisatawan yang berkunjung di Jawa Timur. Lokasi/tempat yang dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan nusantara. Dihitung berdasarkan banyaknya objek wisata di masing-masing daerah dibagi dengan total objek wisata di Jawa Timur. Merupakan hasil bagi antara pendapatan regional suatu daerah dengan jumlah penduduk pada daerah tertentu, dan diukur dalam satuan rupiah. Perusahaan yang kegiatannya merencanakan dan menyelenggarakan perjalanan untuk tujuan pariwisata atas inisiatif dan resiko sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan dari perjalanan tersebut. Dihitung berdasarkan banyaknya biro perjalanan yang ada di masing-masing daerah dibagi dengan total biro perjalanan di Jawa Timur. Persentase hotel yang dihitung dengan cara banyaknya hotel yang ada di masing-masing daerah dibagi dengan total hotel yang ada di Jawa Timur. 28

29 Langkah Penelitian. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan faktor-faktor perolehan PDRB sektor pariwisata di Provinsi Jawa Timur. 2. Melakukan analisis menggunakan statistika deskriptif. 3. Membuat scatterplot pada setiap variabel prediktor terhadap variabel respon. 4. Memodelkan variabel respon dengan variabel prediktor menggunakan regresi nonparametrik Spline dengan berbagai titik knot. 5. Mencari model Spline terbaik menggunakan metode GCV. 6. Melakukan uji parameter dan pengujian asumsi residual model Spline terbaik. 7. Melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan dan saran. 29

30 Diagram Alir Mencari dan mengumpulkan data A Membuat scatterplot antara variabel respon dengan masing-masing variabel prediktor Identifikasi variabel respon dan variabel prediktor Melakukan analisis regresi Spline Statistika deskriptif Memilih model terbaik dengan metode GCV A Uji signifikasi parameter Uji asumsi residual Tidak Memenuhi Transformasi Memenuhi Interpretasi model Menarik kesimpulan dan saran 30

31 Analisis dan Pembahasan 3

32 Kota Batu Kota Madiun Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Blitar Sumenep Pamekasan Sampang Bangkalan Gresik Lamongan Tuban Bojonegoro Ngawi Magetan Madiun Nganjuk Jombang Mojokerto Pasuruan Probolinggo Situbondo Bondowoso Banyuwangi Jember Lumajang Malang Kediri Blitar Tulungagung Trenggalek Ponorogo Pacitan PDRB Sektor Pariwisata (Milyar Rupiah) 0,5476 0,449 0,3844 0,2265 0,3403 0,506 0,500 0,025 0,0593 0,200 0,0856 0,545 0,09 0,24 0,0903 0,2046 0,2467 0,203 0,4062 0,59 0,3978 0,523 0,5640 0,424 0,374 0,373 0,5839 0,59 0,6956,0202 0,9585,0757,0672,533 Karakteristik Variabel Respon Mean Variance Minimum Maximum 0,4279 0,0999 0,0593,533 32

33 Hubungan Variabel y dengan x i x x2 x3,00 0,75 0,50 0,25 y 0,00 0,00 0,05 0,0 0,00 0,05 0,0 0,05 0,030 0,045 x4 x5,00 0,75 0,50 0,25 0,00 0,0 0, 0,20,0 0,2 0,4 33

34 Karakteristik Variabel Prediktor Variable Mean Variance Minimum Maximum x 0,0294 0,006 0, ,73 x 2 0,0294 0, , ,308 x 3 0,0753 0, , ,0488 x 4 0,0294 0, ,7647 x 5 0,0294 0,0046 0,0024 0,

35 Pemilihan Satu Titik Knot 35

36 Pemilihan Dua Titik Knot 36

37 Pemilihan Tiga Titik Knot 37

38 Pemilihan Titik Knot Optimum Titik knot pada variabel x : Titik knot pada variabel x 2 : Titik knot pada variabel x 3 : Titik knot pada variabel x 4 : Titik knot pada variabel x 5 : K = 0,47 K = 0,09 K = 0,042 K = 0,729 K = 0,3604 GCV = 0,

39 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline ) ( ˆ ˆ ) ( ˆ ˆ ) ( ˆ ˆ ) ( ˆ ˆ ) ( ˆ ˆ ˆ ˆ = k x x k x x k x x k x x k x x y β β β β β β β β β β β ,3604) 63,777( 2,520 0,729) 90,080( 0,733 0,042) 38,082( 4,926 0,09) 443,54( 6,929 0,47) 84,305(,289 0,4 ˆ = x x x x x x x x x x y

40 Uji Signifikasi Parameter Hipotesis H 0 : β = β 2 = = β 0 = 0 H : minimal ada satu β j 0, j =, 2,..., 0 (Serentak) Source of Variation DF Sum of Square Mean Square F hitung P_value Regression 0 2,3684 0,2368 Error 23 0,9272 0,0403 Total 33 3,2956 5,8746 0,0002 H 0 ditolak 40

41 Uji Signifikasi Parameter Hipotesis H 0 : β j = 0 H : β j 0, j =, 2,..., 0 (Individu) Variabel X Signifikan Variabel X 2 Signifikan Variabel X 3 Signifikan Variabel X 4 Signifikan Variabel X 5 Signifikan 4

42 Uji Asumsi Residual IDENTIK Hipotesis H 0 : Residual data memenuhi asumsi identik H : Residual data tidak memenuhi asumsi identik H 0 gagal ditolak 42

43 Uji Asumsi Residual INDEPENDEN,0 0,8 0,6 DISTRIBUSI NORMAL Hipotesis H 0 : Residual data mengikuti distribusi normal H : Residual data tidak mengikuti distribusi normal Autocorrelation 0,4 0,2 0,0-0,2-0,4-0, Mean 3,3454E-0 StDev 0,676 N 34 KS 0,082 P-Value >0,50-0,8 -, Lag Percent ,4-0,3-0,2-0, 0,0 0, V 0,2 0,3 0,4 0,5 43

44 Interpretasi Model Apabila x 2, x 3, x 4, dan x 5 bernilai konstan, maka pengaruh dari banyaknya wisatawan (x ) terhadap PDRB sektor pariwisata Jawa Timur (y) sebagai berikut : ˆ = 0,4,289x 84,305( x 0,47) y = 0,4,289X ; X < 0,47 2,025 83,06X ; X 0,47 44

45 Interpretasi Model Apabila x, x 3, x 4, dan x 5 bernilai konstan, maka pengaruh dari banyaknya objek wisata (x 2 ) terhadap PDRB sektor pariwisata Jawa Timur (y) sebagai berikut : ˆ = 0,4 6,929x2 443,54( x2 0,09) y = 0,4 6,929X 2; X 2 < 0,09 49, ,62X 2 ; X 2 0,09 45

46 Interpretasi Model Apabila x, x 2, x 4, dan x 5 bernilai konstan, maka pengaruh dari pendapatan perkapita (x 3 ) terhadap PDRB sektor pariwisata Jawa Timur (y) sebagai berikut : yˆ = 0,4 4,926x3 38,082( x3 0,042) = 0,4 4,926X 3; X 3 < 0,042,682 53,008X 3 ; X 3 0,042 46

47 Interpretasi Model Apabila x, x 2, x 3, dan x 5 bernilai konstan, maka pengaruh dari banyaknya biro wisata (x 4 ) terhadap PDRB sektor pariwisata Jawa Timur (y) sebagai berikut : yˆ = 0,4 0,733x4 90,080( x4 0,729) = 0,4 90,080X 4; X 4 < 0,729 32,978 90,83X 4 ; X 4 0,729 47

48 Interpretasi Model Apabila x, x 2, x 3, dan x 4 bernilai konstan, maka pengaruh dari banyaknya hotel (x 5 ) terhadap PDRB sektor pariwisata Jawa Timur (y) sebagai berikut : yˆ = 0,4 2,520x5 63,777( x5 0,3604) = 0,4 2,520X 5; X 5 < 0, ,9 6,257X 5 ; X 5 0,

49 Kesimpulan. Karakteristik PDRB Sektor Pariwisata di Provinsi Jawa Timur tertinggi adalah Jember yaitu sebesar,533 milyar rupiah dan terkecil adalah Sampang yaitu sebesar 0,0593 milyar rupiah. 2. Model regresi nonparametrik Spline yang diperoleh menggunakan tiga titik knot dengan variabel yang berpengaruh signifikan adalah persentase banyaknya wisatawan (x ), persentase objek wisata (x 2 ), pendapatan perkapita (x 3 ), persentase biro wisata (x 4 ), dan persentase hotel (x 5 ). Model yang diperoleh mengahasilkan R 2 sebesar 7,86%, model dapat dituliskan sebagai berikut yˆ = 0,4,289x 4,926x 3 63,777( x 5 38,082( x 84,305( x 3 0,3604) 0,042) 0,47) 0,733x 6,929x ,080( x 443,54( x 4 2 0,729) 0,09) 2,520x 5 49

50 Saran. Pada penelitian ini hanya terbatas pada tiga knot, selanjutnya dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memakainya menggunakan kombinasi knot. 2. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pemerintah dapat meningkatkan penerimaan PDRB sektor pariwisata dengan cara memperhatikan faktor-faktor yang memang berpengaruh signifikan yang dapat menambah penerimaan pariwisata. Kebijakan pemerintah yang dapat dihasilkan untuk menangani faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB sektor pariwisata di Jawa Timur perlu dilakukan secara kontinu dan juga berkesinambungan, dan pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terkait harus lebih memperhatikan daerah yang memang cenderung kurang memiliki potensi di bidang pariwisata supaya nantinya dapat menyongkong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. 50

51 Daftar Pustaka Arifin,Z.200.Analisis Perbandingan Perekonomian pada Empat Koridor di Propinsi Jawa Timur. Humanity, volume 5, nomor 2, halaman 60-67, Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Malang. Arlina, R Analisis Penerimaan Daerah dari Industri Pariwisata di Propinsi DKI Jakarta dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Undip, Semarang. Badan Pusat Satatistik.203. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 203. Badan Pusat Statistik, Surabaya Bank Indonesia Kajian Ekonomi Regional Jawa Timur Triwulan IV-202. Surabaya:Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter. Budiantara, I.N Estimasi Parametrik dan Nonparametrik untuk Pendekatan Kurva Regresi. Pembicara Utama dalam Seminar Nasional Statistika V, Jurusan Statistika, FMIPA, ITS. Budiantara, I. N Model Spline Multivariabel dalam Regresi Nonparametrik. Surabaya: Jurusan Matematika ITS. Budiantara, I.N Regresi Spline Linear. Seminar Nasional Matematika, Jurusan Matematika Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Budiantara, I.N Spline dalam Regresi Nonparametrik dan Semi Parametrik : Sebuah Pemodelan Statistika Masa Kini dan Masa Mendatang, Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Matematika Statistika dan Probabilitas, pada Jurusan Statistika, Fakultas FMIPA. ITS Press, Surabaya Carroll, R.J dkk Cambridge Series in Statistical and Probabilistic Mathematics Semiparametric Regression. Cambridge University Press, United States of America Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Tahun 202 Dalam Angka. Disbudpar, Surabaya Drapper, N. dan Smith, H.992. Analisis Regresi Terapan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Fajriasari, A Pengaruh Jumlah Wisatawan, Lama Tinggal, dan Pengeluarannya terhadap Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pariwisata Jawa Tengah. Skripsi. Universitasn Pendidikan Indonesia. Huda, S Analisis Penerimaan Devisa Sektor Pariwisata dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Provinsi Jawa Timur. Jurnal Aplikasi Manajemen, volume 7, nomor, halaman 34-4, Jurusan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, UPN Vateran. Pleanggra,F Analisis Pengaruh Jumlah Obyek Wisata, Jumlah Wisatawan dan Pendapatan Perkapita Terhadap Pendapatan Retribusi Obyek Pariwisata 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Undip, Semarang. Qadarrochman,N Analisis Penerimaan Daerah Dari Sektor Pariwisata Di Kota Semarang Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Undip, Semarang. Rahma, F.N., dan Handayani, H.R.203. Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Jumlah Obyek Wisata, dan Pendapatan Perkapita terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus. Diponegoro Journal Of Economics, Volume 2, Nomor 3, Halaman -9, Jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Undip, Semarang. Kusrini, D.E dan Setiawan Ekonometrika. Penerbit ANDI, Yogyakarta Litawati, E.K Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline untuk Pemodelan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) di Jawa Tmur. Tugas Akhir. Jurusan Statistika, FMIPA, ITS, Surabaya. Pemerintah Jawa Timur.203.Penyusunan Peranan PDRB UMKM Jawa Timur Tahun 202.Jatim Publikasi BPS Indonesia yang diakses pada 6 Februari 204. Walpole, R Pengantar Statistika. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Yoel, E Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pariwisata di Kabupaten Karo. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan. 5

52 52

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Oleh : A. Anggita Tauwakal Retno (303008) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs.

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN Oleh : Servianie Purnamasari (1310 030

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06 7-0 (0-98X Print D-6 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Anita Trias Anggraeni

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR SULVIA MEGASARI 1310 100 037 PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR 1 Sulvia Megasari dan I Nyoman Budiantara Jurusan Statistika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Efferin, Darmadji dan Tan (2008:47) pendekatan kuantitatif disebut juga pendekatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN Amalia Ma rufa, Sri Subanti, Titin Sri Martini Program Studi Matematika FMIPA UNS

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

Analisis Regresi Spline Kuadratik

Analisis Regresi Spline Kuadratik Analisis Regresi Spline Kuadratik S 2 Oleh: Agustini Tripena Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Regresi spline

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya

Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (04) 7-0 (0-98X Print) D-7 Pemodelan Regresi Nonparametrik Spline Truncated Dan Aplikasinya pada Angka Kelahiran Kasar di Surabaya Merly Fatriana Bintariningrum

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-65 Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Retno Dyah Handini, Agus Suharsono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian pertama bab ini diberikan tinjauan pustaka yang berisi penelitian sebelumnya yang mendasari penelitian ini Pada bagian kedua bab ini diberikan teori penunjang yang berisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang pola penyebaran angka buta huruf (ABH) dan faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically Weighted Regression (GWR),

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menguji hubungan signifikan dengan cara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

Kata Kunci kematian maternal, regresi, spline, nonparametrik, GCV

Kata Kunci kematian maternal, regresi, spline, nonparametrik, GCV JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-13 Pendekatan Spline untuk Estimasi Kurva Regresi Nonparametrik (Studi Kasus pada Data Angka Kematian Maternal di Jawa Timur)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR UNIVERSITAS DIPONEGORO 01 ISBN: -0-1-0-1 MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR Alan Prahutama Dosen Jurusan Statistika Undip

Lebih terperinci

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-65 Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel Almira Qattrunnada Qurratu ain dan Vita Ratnasari Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

Pemodelan PDRB Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan PDRB Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (17) ISSN: 337-35 (31-98X Print) D-16 Pemodelan PDRB Di Indonesia Menggunakan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Puspita Khanela, Madu Ratna, dan I Nyoman Budiantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu menunjukkan ketidak berhasilan dan adanya disparitas maupun terjadinya kesenjangan pendapatan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Semiparametrik Spline

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Semiparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (217) ISSN: 2337-352 (231-928X Print) D-11 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Semiparametrik Spline

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA Kornelius Ronald Demu, Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Keadaan Wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berada di Pulau Jawa dan merupakan provinsi paling timur di Pulau Jawa. Letaknya pada

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi 29 kabupaten dan 9 kota. Peta wilayah disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Lebih terperinci

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3.

PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE. Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3. PEMODELAN KURS RUPIAH TERHADAP MATA UANG EURO DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPLINE Sulton Syafii Katijaya 1, Suparti 2, Sudarno 3 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP 2,3 Staff Pengajar Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline di Jawa Tengah

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline di Jawa Tengah JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Menggunakan Regresi Nonparametrik Spline di Jawa Tengah

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon

Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Konferensi Nasional Sistem & Informatika 7 STMIK STIKOM Bali, Agustus 7 Pemodelan Spline Truncated dalam Regresi Nonparametrik Birespon Luh Putu Safitri Pratiwi Program Studi Sistem Informasi STMIK STIKOM

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR Oleh : Isnia Dwimayanti (0 09 06) Pembimbing : DR Drs I Nyoman Budiantara, MS ABSTRAK Tingginya tingkat fertilitas

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb. JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER Agustini Tripena Br.Sb. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia ABSTRAK.

Lebih terperinci

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur

Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Segmentasi Pasar Penduduk Jawa Timur Sebelum melakukan segmentasi, kita membutuhkan data-data tentang jawa timur sebagaiuntuk dijadikan acuan. Berikut data-data yang dapat dijadikan sebagai acuan. Segmentasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Contraceptive Prevalence Rate (Cpr) di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Contraceptive Prevalence Rate (Cpr) di Indonesia dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.,., (0) 7-0 (0-9X Print) D-97 Faktor-Faktor yang empengaruhi Contraceptive Prevalence Rate (Cpr) di Indonesia dengan Pendekatan Regresi nparametrik Spline Diana Cristie dan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan Lampiran. Data Dana Perimbangan DANA PERIMBANGAN (Dalam Ribuan) No Daerah 2009 200 20 202 203 Kab. Bangkalan 628,028 64,037 738,324 870,077,004,255 2 Kab. Banyuwangi 897,07 908,07 954,894,70,038,299,958

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-169 Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel 1 Marsha Fitrantie

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel

Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) 337-35 (31-98X Print) D-33 Peramalan Jumlah epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel Hilda Rosdiana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berbatasan dengan Laut Jawa, Selatan dengan Samudra Indonesia, Timur dengan BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau dengan luas wilayah daratan sebesar 47.130,15 Km2 dan lautan seluas 110.764,28 Km2. Wilayah ini membentang

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004-2008 DENGAN REGRESI PANEL Desi Yuniarti 1, Susanti Linuwih 2, Setiawan 3 1 Mahasiswa S2 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya, 60111

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) 337-350 (301-98X Print) D-37 Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE Annita Nur Kusumastuti, Sri Sulistijowati Handajani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Inflasi identik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga paradigma kebijakan pembangunan nasional sebaiknya diintegrasikan dengan strategi pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN SEMENTARA BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI PASAL 25/29 DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 40/06/35/Th. XIV, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 IPM Jawa Timur Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR. Presented by Rizky Amalia Yulianti Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Presented by Rizky Amalia Yulianti 1309 100 076 Dosen Pembimbing : Dr. Vita Ratnasari, S.Si, M.Si Agenda 1. 2. 3. 4. 5. Pendahuluan Tinjauan Metodelogi Hasil dan Kesimpulan 1.

Lebih terperinci

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO 2 Penjelasan Umum Sensus Ekonomi 2016 Sensus Ekonomi merupakan kegiatan pendataan lengkap atas seluruh unit usaha/perusahaan (kecuali

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MS

Seminar Tugas Akhir. Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MS Seminar Tugas Akhir Oleh: Dhina Oktaviana P 1307 100 068 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs. I Nyoman Budiantara, MS JURUSAN STATISTIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DATA UMUM 4.1.1 Keadaan Demografi Provinsi Jawa Timur (Statistik Daerah Provinsi Jawa Timur 2015) Berdasarkan hasil estimasi penduduk, penduduk Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

Universitas Negeri Malang   Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia. 1 PERBANDINGAN JUMLAH KELOMPOK OPTIMAL PADA METODE SINGLE LINKAGE DAN COMPLETE LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE: Studi Kasus pada Data Pembangunan Manusia Jawa Timur Yuli Novita Indriani 1, Abadyo

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Bertoto Eka Firmansyah dan Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R. REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R Tiani Wahyu Utami 1), Alan Prahutama 2) 1 Program studi Statistika, FMIPA, Universitas Mumammadiyah Semarang email: tianiutami@unimus.ac.id 2 Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kersejahteraan rakyat khususnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur I. PEMOHON Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1 PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK Agustini Tripena 1 1) Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Pada paper ini

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci