Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peramalan Jumlah Kepemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D-33 Peramalan Jumlah epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Regresi Data Panel Hilda Rosdiana Dewi dan Dwi Endah usrini Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 Indonesia Abstrak Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang diminati oleh masyarakat di Indonesia. Populasi sepeda motor paling banyak berada di wilayah Jawa Timur, yaitu sebesar 9,1 juta unit pada tahun 1. Oleh karena itu peramalan perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah sepeda motor di Jawa Timur pada tahun yang akan datang. arakteristik kepemilikan dan penjualan sepeda motor disetiap wilayah cenderung tidak sama, sehingga pada penelitian ini digunakan metode Regresi Data Panel untuk memodelkan kepemilikan dan penjualan sepeda motor di Jawa Timur serta melakukan peramalan untuk tahun yang akan datang. Hasil dari pengujian regresi data panel menunjukkan bahwa model kepemilikan sepeda motor adalah model REM dan penjualan sepeda motor adalah model FEM cross section weight. Hasil ramalan menunjukkan bahwa kepemilikan sepeda motor di Jawa Timur mengalami kenaikan dari unit pada tahun 13 menjadi unit pada tahun 14 dan ramalan penjualan sepeda motor mengalami penurunan dari unit pada tahun 13 menjadi pada tahun 14. ata unci epemilikan Sepeda Motor, Penjualan Sepeda Motor, Peramalan. S I. PENDAHULUAN ETOR transportasi merupakan salah satu sektor penting terutama yang berkaitan dengan kinerja dalam memfasilitasimobilitas orang dan barang. Salah satu alat transportasi yang paling diminati oleh masyarakat adalah sepeda motor. Pemilihan sepeda motor sebagai alat transportasi ini dikarenakan ukuran sepeda motor yang lebih kecil sehingga pada saat terjadi kemacetan, sepeda motor dapat melewati kemacetan tersebut [1]. orlantas Polri pada tahun 1 juga mencatat bahwa populasi sepeda motor terbanyak berada di wilayah Jawa Timur yakni sebanyak 9,1 juta unit dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 66 ribu per tahun. Hal ini akan menyebabkan populasi sepeda motor yang ada di wilayah Jawa Timur meningkat seiring bertambahnya tahun. PT.X menyebutkan bahwa penjualan sepeda motor baru di wilayah Jawa Timur pada tahun 9 mencapai unit, tahun 1 penjualan sepeda motor baru mencapai unit, tahun 11 penjualan mencapai unit dan pada tahun 1 mencapai unit sepeda motor. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukanperamalan kepemilikan sepeda motor dan penjualan sepeda motor yang ada di wilayah Jawa Timur dengan menggunakan regresi panel untuk mengetahui jumlah sepeda motor yang ada di jawa timur dan mengetahui penjualan sepeda motor di jawa timur pada tahun 13 hingga tahun 14. Regresi data panel ini digunakan karena regresi data panel merupakan regresi antara data cross section dan data time series, sehingga akan diperoleh informasi yang lebih lengkap. Selain itu, penggunaan regresi data panel akan dapat mendeteksi dan mengidentifikasi efek yang tidak terdeteksi pada data cross section saja dan data time series saja. II. TINJAUAN PUSTAA A. Pemodelan Regresi Data Panel Data panel merupakan data gabungan dari dua tipe data yaitu data time series dan data cross section. Model regresi data panel dinyatakan dalam persamaan berikut. Y it = α it + k=1 β kit X kit + u it (1) dimana i : jumlah unit penelitian, dimana i = 1,,,31 t : jumlahwaktu penelitian, dimana t = 1,,..,4 α it : intersep β kit : konstanta (slope) : banyak variabel independen X kit : variabel independen u it : residual unit cross section ke-i untuk periode ke-t. B. Estimasi Model Data Panel Estimasi model pada data panel dilakukan dalam tiga macam pendekatan yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect Model []. 1) Common Effect Model (CEM) Pendekatan ini mengasumsikan bahwa nilai intersep dan slope masing-masing variabel adalah sama untuk semua unit cross section dan time series [3]. Y it = α + k=1 β kit X kit + u it () ) Fixed Effect Model (FEM) Y it = α it + k=1 β kit X kit + u it (3) Asumsi yang mendasari pemilihan metode Fixed Effect Model adalah a. Variasi terletak pada individu yang faktor waktunya diabaikan

2 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D-333 b. Variasi terletak pada waktu dan variasi individu yang diabaikan. 3) Random Effect Model (REM) Model random effect mengasumsikan setiap variabel mempunyai perbedaan intersep. Y it = β i + k=1 β kit X kit + u it (4) dimana β i = β + ε i (5) ε i komponen error cross sectionyang mempunyai mean dan varian σ ε. C. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel Adapun beberapa pengujian yang akan digunakan 1) Uji Chow Uji untuk memilih Common Effect Model atau Fixed Effect Model, dengan hipotesis sebagai berikut H :α 1 = α = = α n = H 1 :Minimal ada satuα i yang berbeda ; i = 1,,, n Statistik uji F = R LSDV R Pooled /(N 1) (1 R LSDV )/(NT N ) dengan R LSDV =R-square untuk Fixed Effect Model R Pooled =R-square untuk ommon Effect Model N =jumlah unit cross section T =jumlah unit time series =jumlah variabel independen Pengambilan keputusan adalah tolak H apabila F > F (N 1,NT N,α) atau p-value <α [4]. ) Uji Hausman Pengujian untuk memilih Fixed Effect Model atau Random Effect Model dengan hipotesis sebagai berikut H :corr(x ij, u ij ) = H 1 :corr(x ij, u ij ) Statistik uji W = χ = b β [var b var β ] 1 b β (8) Pengambilan keputusannya adalah tolak H apabila W > χ atau p-value <α [4]. (,α) 3) Uji Lagrange Multiplier Pengujian untuk menguji adanya heteroskedastisitas pada model Fixed Effect Model H :σ i = H 1 :σ i Statistik uji LM = NT (T 1) N i=1 N i=1 (Tu i ) T t=1 (u it ) 1 Pengambilan keputusannya adalah tolak H apabila LM > χ atau p-value <α [4]. (N 1,α) D. Pengujian Signifikansi Parameter Pengujian parameter regresi dilakukan dalam dua tahap yaitu uji serentak dan uji parsial 1) Uji Serentak hipotesis sebagai berikut. H :β 1 = β = = β = H 1 :Minimaladasatuβ k ; k = 1,,, (7) (9) Statistik uji :F hitung = MS regresi (1) MS residual Pengambilan keputusan adalah tolak H apabilaf hitung > F α;(,n 1) atau p-value <α []. ) Uji Parsial Hipotesis yang digunakan H :β k = H 1 :β k, k = 1,,, Statistik uji :t hitung = β k (11) SE β k Pengambilan keputusan adalah tolak H apabila t hitung > t (α/;,n ) p-value <α. E. Pemeriksaan Asumsi lasik Adapun beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Tidak terjadi Multikolinieritas. Asumsi Identik 3. Asumsi Independen 4. Asumsi berdistribusi Normal F. Peramalan Metode peramalan yang digunakan adalah metode analisis trend linier. Y t = β + β 1 t + ε t (1) dimanaβ merupakan intersep dan β 1 merupakan slope [5]. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data dan Variabel Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder hasil dokumentasi kepemilikan sepeda motor oleh Polda Jatim,data penjualan sepeda motor dari PT.Xdan data pendukung lainnya yaitu diperoleh dari Badan Pusat Statistika periode 9-1. B. Variabel Penelitian Tabel 1. Variabel Penelitian Simbol Nama Variabel Satuan Y 1 epemilikan sepeda motor Unit Y Total Penjualan semua merek sepeda motor Unit Penduduk usia produktif Jiwa X 1 (15-64 tahun) X Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen X 3 PDRB Per apita Juta Rupiah X 4 Daya Beli Indeks Sedangkan wilayah yang digunakan dalam penelitian adalah Tabel. dalam Penelitian No No 1 Pacitan 17 Jombang Ponorogo 18 Nganjuk 3 Trenggalek 19 Madiun 4 Tulungagung Magetan 5 Blitar 1 Ngawi 6 ediri Bojonegoro 7 Malang 3 Tuban 8 Lumajang 4 Lamongan 9 Jember 5 Gresik 1 Banyuwangi 6 Bangkalan 11 Bondowoso 7 Sampang 1 Situbondo 8 Pamekasan 13 Probolinggo 9 Sumenep

3 e p e milika n S e p e d a M o t o r Pe n ju a la n S e p e d a M o t o r JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D Pasuruan 3 ota Malang 15 Sidoarjo 31 ota Surabaya 16 Mojokerto C. Langkah Analisis Tahap dan langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis deskriptif terhadap variabel penelitian. Pemodelan menggunakan regresi data paneldengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Melakukan transformasi data. b. Mengestimasi model data panel c. Melakukan uji pemilihan model terbaik. d. Menguji signifikansi parameter regresi panel e. Menguji asumsi residual f. Interpretasi model regresi 3. Peramalan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan peramalan untuk masing-masing prediktor (X 1 -X 4 ) pada masing-masing wilayah di Jawa Timur dengan menggunakan trend analysis. b. Mensubstitusikan hasil peramalan pada langkah 3a kedalam model regresi panel yang telah diperoleh pada langkah. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis arakteristik Variabel Statistika deskriptif yang digunakan adalah rata-rata dan standar deviasi pada setiap variabel, yang ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3. Statistika Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Ratarata Standar Deviasi Tertinggi Terendah Y Surabaya Sampang Y Surabaya Sampang X Surabaya Pacitan X 6,9,99 Bojonegoro Sampang X 3 1,57 4,5 ediri Pacitan X 4 63,97,13 Surabaya Bojonegoro Tingkat keeratan hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor ditunjukkan pada Tabel 4 berikut Tabel 4. Uji orelasiantar Variabel Y 1 Y X 1 X X 3 Y,954 X 1,8,846 X,38,1,33 X 3,653,581,46,197 X 4,537,469,39,47,374 Tabel 4 menunjuukkan bahwa Variabel laju pertumbuhan ekonomi (X ) merupakan variabel yang memiliki nilai korelasi r XY terendah dibandingkan dengan variabel prediktor lainnya.apabila dilihat secara visual dengan menggunakan scatter plot, maka hasilnya sebagai berikut X1 X , 6, 5 X X4 6 5, 6 7, 5 7, Gambar1.Scatter Plot Variabel epemilikan Sepeda Motor dengan Variabel Prediktor dan Variabel Penjualan Sepeda Motor dengan Variabel Prediktor. 8 4 Gambar 1 menunjukkan bahwa varians dari semua variabel prediktor semakin membesar. Hal ini memiliki arti bahwa kepemilikan sepeda motor dan penjualan sepeda motor terdapat kasus heteroskedastisitas. B. Pemodelan epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor Sebelum melakukan pemodelan regresi, maka dilakukan pendeteksian multikolinieritas dahulu.cara yang digunakan untuk mengatasi masalah multikolinieritas ini adalah dengan melihat nilai VIF yang ditampilkan pada Tabel5. Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Predictor VIF Constant * X1 1,34 Y1 X 1,99 X3 1,369 X4 1,4 Constant * X1 1,34 Y X 1,99 X3 1,369 X4 1,4 Tabel 5 menunjukkan bahwa baik pada kepemilikan dan penjualan tidak terdapat kasus multikolinieritas karena nilai VIF masih kurang dari 5. Setelah melakukan pengujian multikolinieritas, maka dilakukanpemodelan pada data kepemilikan dan penjualan sepeda motor. Pemodelan estimasi regresi data paneladalah sebagai berikut 1) Common Effect Model (CEM) Taksiran CEM untuk data kepemilikan sepeda motor sebagai berikut Y 1 = ,3533X ,5X +.783,5X ,38X 4 (13) Sedangkan taksiran CEM untuk data penjualan sepeda motor sebagai berikut Y = ,5535X 1 947,45X + 6,71X ,154X 4 (14) ) Fixed Effect Model (FEM) a. Antar Individu Taksiran FEM antar individu untuk data kepemilikan sepeda motor adalah sebagai berikut Y 1it = α i +,47796X 1it ,144X it +.971,38X 3it +.558,96X 4it (15) Sedangkan taksiran FEM antar individu untuk data penjualan sepeda motor adalah sebagai berikut Y it = α i +,758X 1it +.556,1X it 453,8645X 3it 1.935,937X 4it (16) 4 X1 X , 6, 5 X X4 6 5, 6 7, 5 7,

4 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D-335 b. Antar Waktu Taksiran FEM antar waktu untuk data kepemilikan sepeda motor adalah sebagai berikut Y 1it = α t +,33643X 1it ,7X it +.7,68X 3it ,36X 4it (17) Sedangkan taksiran FEM antar waktu untuk data penjualan sepeda motor adalah sebagai berikut Y it = α t +,4797X 1it +.97,97X it + 1,7417X 3it + 3.1,85X 4it (18) Untuk memilih taksiran FEM yang terbaik, maka dilihat dari kriteria kebaikan yaitu nilai R dan AIC. Tabel6. Perbandingan FEM Antar Individu dan Antar Waktu Y1 Y riteria Antar Individu Antar Waktu Antar Individu Antar Waktu R-Square 99,14% 8,9% 98,5% 81,85% AIC 3,37 6,76 19,96 1,7 Berdasarkan Tabel 6 diketahui taksiran yang terbaik adalah taksiran FEM antar individu, sehingga analisis selanjutnya menggunakan taksiran FEM antar individu. 3) Random Effect Model (REM) Taksiran REM untuk data kepemilikan sepeda motor adalah sebagai berikut Y 1it = β i +,369188X 1it +.6,958X it + 3.3,16X 3it ,66X 4it (19) Sedangkan taksiran REM untuk data penjualan sepeda motor adalah sebagai berikut Y it = β i +,597X 1it + 35,445X it 41,311X 3it 644,778X 4it () Setelah melakukan pemodelan, langkah selanjutnya adalah pemilihan model terbaik dengan 3 uji berikut. 1) Uji Chow Hasil uji Chow ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Uji Chow Variabel F p-value esimpulan Y 1 68,13, Tolak H Y 9,575, Tolak H Pengambilan keputusan dari kedua variabel adalah tolak H sehingga model yang sesuai untuk adalah FEM. ) Uji Hausman Hasil uji Chow ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Uji Hausman Variabel W p-value esimpulan Y 1,988,5598 Gagal Tolak H Y 48,643, Tolak H Tabel 8 menunjukkan bahwa model yang sesuai untuk Y 1 adalah REM dan model yang sesuai untuk Y adalah FEM. 3) Uji LM Hasil uji LM ditampilkan pada Tabel 9. Tabel 9. Uji LM Variabel LM p-value eputusan Y 61,17,69 Tolak H Tabel 9 menunjukkan bahwa model yang sesuai untuk Y adalah FEM cross section weight. Setelah melakukan pengujian, maka dilakukan estimasi model regresi panel.hasil estimasi kepemilikan sepeda motor dengan taksiran REM lny 1it = β i +,44464lnX 1it +,6lnX 3it +,38197lnX 4it (1) Berdasarkan persamaan 1 diatas didapatkan estimasi intersep sebagai berikut Tabel 1. Estimasi Intersepβ i β i β i Pacitan -5,3917 jombang -4,8666 Ponorogo -4,7574 nganjuk -4,86 Trenggalek -5,157 Madiun -5,568 Tulungagung -4,7565 magetan -5,956 Blitar -4,791 ngawi -4,868 ediri -5,7971 bojonegoro -5,718 Malang -4,757 Tuban -5,43 Lumajang -5,714 lamongan -4,9193 Jember -5, gresik -5,4511 Banyuwangi -4,947 bangkalan -5,7396 Bondowoso -5,66 sampang -6,4717 Situbondo -5,683 pamekasan -5,164 Probolinggo -5,64 sumenep -5,8397 Pasuruan -5,799 ota Malang -5,573 Sidoarjo -4,8365 ota Surabaya -5,49 Mojokerto -5,873 Sedangkan hasil estimasi penjualan sepeda motor dengan taksiranfem cross section weight adalah sebagai berikut lny it = α i 1,34366lnX 1it,849681lnX 3it + 7,378389lnX 4it () Berdasarkan persamaan diatas didapatkan estimasi intersep sebagai berikut Tabel11. Estimasi Intersep α i α i α i Pacitan -,5767 jombang,189 Ponorogo -1,94 nganjuk -,3676 Trenggalek -1,6456 Madiun,6 Tulungagung,3697 magetan -1,538 Blitar,11 ngawi -,71 ediri 3,787 bojonegoro,5948 Malang,745 Tuban,4653 Lumajang -,111 lamongan -,4633 Jember 1,4867 gresik 1,1479 Banyuwangi 1,137 bangkalan -1,687 Bondowoso -1,596 sampang -,767 Situbondo -1,539 pamekasan -1,681 Probolinggo,77 sumenep -1,4458 Pasuruan,6768 ota Malang,34 Sidoarjo,377 ota Surabaya 3,96 Mojokerto,3871 Setelah mendapatkan model dari analisis regresi data panel, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian signifikansi parameter sebagai berikut Tabel 1. Hasil Uji Serentak Model F hitung p-value eputusan lny 1it 144,599, Tolak H lny it 19,5797, Tolak H

5 Pe r c e n t 99, ,1 M ean 8,64516E - 9 S td ev,487 N 14 S,136 P - V alu e <,1 Pe r c e n t 99, ,1 M ean 4,83871E - 8 S td ev,967 N 14 S,58 P - V alu e >,15 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D-336 Tabel 1 menunjukkan bahwa minimal terdapat satu variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kedua model.emudian dilakukan uji parsial dengan hasil sebagai berikut. Model lny1 it lny it Tabel 13. Hasil Uji Parsial Var. Prediktor t hitung p-value eputusan Intersep,946,3461 Tidak Signifikan lnx1,596,16 Signifikan lnx3 5,59, Signifikan lnx4,59,417 Signifikan Intersep -,,9983 Tidak Signifikan lnx1-3,1,18 Signifikan lnx3-4,775, Signifikan lnx4 3,714,4 Signifikan Tabel 13 menunjukkan bahwa dengan menggunakan α sebesar 5% variabel prediktor lnx 1, lnx 3 dan lnx 4 berpengaruh signifikan pada kedua model. Langkah berikutnya adalah melakukan pengujian asumsi pada residual modelsebagai berikut 1. Uji Asumsi Identik Uji asumsi identik ini menggunakan uji glejser. Hasil pengujian asumsi identik sebagai berikut Model lny 1it lny it Tabel 14. Hasil Uji Glejser Var. p- t Prediktor hitung value eputusan lnx 1 -,6,951 Gagal Tolak H lnx 3-1,6,89 Gagal Tolak H lnx 4,68,51 Gagal Tolak H lnx 1 1,5,137 Gagal Tolak H lnx 3 1,1,76 Gagal Tolak H lnx 4 1,36,177 Gagal Tolak H Tabel 14 menunjukkan bahwa model lny 1it dan lny it sudah memenuhi asumsi identik karena pvalue>α, sehingga tidak terdapat kasus heteroskedastisitas pada residual.. Uji Asumsi Independen Uji asumsi independen digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi. Salah satu cara mendeteksi adalah dengan melihat nilai Durbin Watson yang ditampilakan pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Uji Durbin Watson lny 1it eputusan lny it eputusan Pacitan,69 Tolak H 3,466 Tolak H Ponorogo,19 Tolak H 3,967 Tolak H Trenggalek,45 Tolak H 1,7738 Gagal Tolak H Tulungagung,147 Tolak H 3,658 Tolak H Blitar,34 Tolak H,3131 Gagal Tolak H ediri,41 Tolak H,3888 Gagal Tolak H Malang,4 Tolak H,7959 Tolak H Lumajang,4954 Tolak H,9599 Tolak H Jember,9561 Tolak H,6976 Tolak H Banyuwangi,74 Tolak H,898 Tolak H Bondowoso,76 Tolak H,847 Tolak H Situbondo,113 Tolak H,931 Tolak H Probolinggo,46 Tolak H 1,749 Gagal Tolak H d Pasuruan,991 Tolak H,8 Gagal Tolak H Sidoarjo,1 Tolak H,616 Tolak H Mojokerto,461 Tolak H,897 Gagal Tolak H Jombang,179 Tolak H 1,935 Gagal Tolak H Nganjuk,56 Tolak H,8967 Tolak H Tabel 15. (Lanjutan) lny 1it eputusan lny it eputusan Madiun,13 Tolak H,854 Tolak H Magetan,75 Tolak H,1484 Gagal Tolak H Ngawi,44 Tolak H,6413 Tolak H Bojonegoro,777 Tolak H 1,184 Tolak H Tuban 1,9451 Gagal Tolak H 1,154 Tolak H Lamongan,1 Tolak H 1,478 Tolak H Gresik,185 Tolak H 1,9984 Gagal Tolak H Bangkalan,85 Tolak H,9316 Tolak H Sampang,34 Tolak H 1,934 Tolak H Pamekasan,3756 Tolak H 1,5489 Tolak H Sumenep,34 Tolak H,116 Gagal Tolak H ota Malang,164 Tolak H,7418 Tolak H Surabaya,589 Tolak H,917 Tolak H Tabel 15 menunjukkan bahwa terdapat kasus autokorelasi baik pada model lny 1it dan lny it. Hal ini terlihat dari nilai d pada model lny 1it yang berada di antara 4- d L <d<4 dan nilai d pada model lny it yang berada di antara <d <d L. 3. Uji Asumsi Distribusi Normal Hasil pengujian distribusi normal ditampilkan pada Gambar. -1,5-1, -,5, RESI LNY 1,5 1, -,3 d -, -,1, RESI LNY a. Residual lny 1it b. ResiduallnY it Gambar. Probability Plot Hasil uji distribusi normal yang ada padagambar menunjukkan bahwa residual lny 1it dapat dikatakan tidak berdistribusi normal karena nilai p-value < α, sedangkan residual lny it dapat dikatakan berdistribusi normal karena nilai p-value > α. C. Peramalan epemilikan Sepeda Motor dan Penjualan Sepeda Motor Metode peramalan yang digunakan adalah metode analisis trend linier. Peramalan dengan analisis trend linier ini hanya dilakukan pada variabel prediktor di masing-masing wilayah untuk mengetahui nilai variabel prediktor pada tahun 13 dan 14. Setelah mendapatkan nilai variabel prediktor untuk tahun 13 dan 14 pada masing-masing wilayah, kemudian ramalan variabel prediktor itu disubtitusikan ke dalam persamaan 1 dan. Hasil ramalan kepemilikan sepeda motor di wilayah Jawa Timur adalah sebagai berikut.,1,,3

6 e p e milika n S e p e d a M o t o r V ar iab le k ep em ilik an r am alan Pe n ju a la n S e p e d a M o t o r V ar iab le p en ju alan r am alan. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (14) (31-98X Print) D-337 Tabel 16. Ramalan epemilikan Sepeda Motor Masing-masing Pacitan Jombang Ponorogo Nganjuk Trenggalek Madiun Tulungagung Magetan Blitar Ngawi ediri Bojonegoro ab Malang Tuban Lumajang Lamongan Jember Gresik Banyuwangi Bangkalan Bondowoso Sampang Situbondo Pamekasan Probolinggo Sumenep Pasuruan ota Malang Sidoarjo Surabaya Mojokerto Berbeda dengan ramalan kepemilikan yang semakin lama semakin meningkat, ramalan penjualan sepeda motor mengalami penurunan tiap tahunnya yangditampilkan pada Tabel 17 sebagai berikut Tabel17. Ramalan Penjualan Sepeda Motor Masing-masing Pacitan Jombang Ponorogo Nganjuk Trenggalek Madiun Tulungagung Magetan Blitar Ngawi ediri Bojonegoro ab Malang Tuban Lumajang Lamongan Jember Gresik Banyuwangi Bangkalan Bondowoso Sampang Situbondo Pamekasan Probolinggo Sumenep Pasuruan ota Malang Sidoarjo Surabaya Mojokerto Apabila dilihat secara keseluruhan (propinsi), hasil ramalan kepemilikan sepeda motor dan penjualan sepeda motor ditunjukkan pada Gambar 3. Timur terjadi peningkatan penduduk usia produktif, PDRB perkapita, dan daya beli maka akan mengakibatkan meningkatnya kepemilikan sepeda motor di Jawa Timur, sedangkan penjualan sepeda motor di Jawa Timur akan meningkat apabila terjadi daya beli di wilayah Jawa Timur.Hasil peramalan menunjukkan bahwa kepemilikan sepeda motor di Jawa Timur akan mengalami peningkatan dari tahun 13 hingga tahun 14, sedangkan penjualan sepeda motor di Jawa Timur mengalami penurunan dari tahun 13 hingga tahun 14. DAFTAR PUSTAA [1] L.Leong and A. Sadullah. A Study on The Motorcycle Ownership : Case Study in Penang State, Malaysia. Journal of The Eastern Asia Societies Transportation Studies Vol. 7,(7) [] D. Gujarati. Basic Econometrics. The McGraw Hill(4). [3] Setiawan, and D. E usriniekonometrika. Yogyakarta: Andi. (1). [4] W. Greenee. Econometrics Analysis 5 th edition. New Jersey: Prentice Hall(). [5] W. W. Wei.. Time Analysis Univariate and Multivariate Methods. America: Addison Wesley Publishing Company(199) Ta h u n a. Y1 b.y Gambar 3. Time Series Plot Aktual dan Ramalan 1 5 Gambar3 menunjukkan bahwa kepemilikan sepeda motor di tiap wilayah mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan penjualan sepeda motor di tiap wilayah mengalami penurunan setiap tahunnya Ta h u n V. ESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa apabila di Jawa

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Print) D-45 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan Kabupaten/Kota di Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Nur Fajriyah

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-158 Peramalan Penjualan Sepeda Motor Baru Di Area Penjualan Surabaya Dengan Menggunakan Regresi Panel Zakiyah El hoiroh Tsani

Lebih terperinci

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel

Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-65 Analisis Indikator Tingkat Kemiskinan di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel Almira Qattrunnada Qurratu ain dan Vita Ratnasari Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITAN A. Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini salah satunya karena Provinsi Jawa Timur menepati urutan pertama

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Pulau Jawa Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota di antaranya dari Kab Pacitan, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek,

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN DENGAN REGRESI PANEL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004-2008 DENGAN REGRESI PANEL Desi Yuniarti 1, Susanti Linuwih 2, Setiawan 3 1 Mahasiswa S2 Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya, 60111

Lebih terperinci

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) D-65 Peramalan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor di Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Timur Retno Dyah Handini, Agus Suharsono

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 38 kota dan kabupaten yaitu 29 kabupaten dan 9 kota dengan mengambil 25 (Dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi harus di pandang sebagai suatu proses yang saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-237 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol., No., (013) 337-350 (301-98X Print) D-37 Analisis Statistika Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan

Lebih terperinci

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel

Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam Dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel

Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-169 Pemodelan Konsumsi Energi Listrik Pada Sektor Industri di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Metode Regresi Data Panel 1 Marsha Fitrantie

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Efferin, Darmadji dan Tan (2008:47) pendekatan kuantitatif disebut juga pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi.

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi yang memiliki jumlah tenaga kerja yang tinggi. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Timur. Secara administratif, Provinsi Jawa Timur terdiri dari

Lebih terperinci

Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel dan Biplot

Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi Panel dan Biplot JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (215) 2337-352 (231-928X Print) D-292 Pengaruh dan Pemetaan Pendidikan, Kesehatan, serta UMKM terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Timur Menggunakan Regresi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000) Kabupaten/Kota DAU 2010 PAD 2010 Belanja Daerah 2010 Kab Bangkalan 497.594.900

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas tentang pola penyebaran angka buta huruf (ABH) dan faktor faktor yang mempengaruhi, model regresi global, model Geographically Weighted Regression (GWR),

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel

At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-36 At Pemodelan Kerugian Makroekonomi Akibat Bencana Alam dengan Regresi Panel Evi Kinasih Ikhwan dan Dwi Endah Kusrini Jurusan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06 7-0 (0-98X Print D-6 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Anita Trias Anggraeni

Lebih terperinci

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sidang Tugas Akhir Surabaya, 15 Juni 2012 Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Wenthy Oktavin Mayasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.

BAB V PENUTUP. maka diperoleh kesimpulan yang dapat diuraikan sebagai berikut : tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2012, maka diperoleh kesimpulan yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. B. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan A. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian adalah di Kawasan SWP Gerbangkertosusila Plus yang terdiri dari 12 Kabupaten/Kota yaitu: Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI

ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN MODEL DATA PANEL INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume xx, No. x (tahun), hal xx xx. ANALISIS FAKTOR PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI, EKSPOR, DAN KONSUMSI PEMERINTAH TERHADAP PDRB KALIMANTAN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 40/06/35/Th. XIV, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015 IPM Jawa Timur Tahun 2015 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada tahun 2015 terus mengalami

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal

Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Pemodelan Angka Putus Sekolah Tingkat SLTP dan sederajat di Jawa Timur Tahun 2012 dengan Menggunakan Analisis Regresi Logistik Ordinal Oleh: DELTA ARLINTHA PURBASARI 1311030086 Dosen Pembimbing: Dr. Vita

Lebih terperinci

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan Lampiran. Data Dana Perimbangan DANA PERIMBANGAN (Dalam Ribuan) No Daerah 2009 200 20 202 203 Kab. Bangkalan 628,028 64,037 738,324 870,077,004,255 2 Kab. Banyuwangi 897,07 908,07 954,894,70,038,299,958

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 No. 010/06/3574/Th. IX, 14 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016 IPM Kota Probolinggo Tahun 2016 Pembangunan manusia di Kota Probolinggo pada tahun 2016 terus mengalami

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR SULVIA MEGASARI 1310 100 037 PENDEKATAN REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE LINIER UNTUK MEMODELKAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR 1 Sulvia Megasari dan I Nyoman Budiantara Jurusan Statistika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN DEFINITIF BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI (PASAL 25/29) DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Semiparametrik Spline Oleh : A. Anggita Tauwakal Retno (303008) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Drs.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode statistik. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menguji hubungan signifikan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dalam menyusun penelitian ini adalah pada 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan bahwa Provinsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 Menimbang: a. Bahwa dalam upaya meningkatkan kersejahteraan rakyat khususnya

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder hasil survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh BPS

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Wilayah Provinsi Jawa Timur meliputi 29 kabupaten dan 9 kota. Peta wilayah disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Granger Menurut Todaro (2006) dalam teori siklus populasi-kemiskinan (population-poverty cycle), terdapat hubungan antara jumlah penduduk dengan kemiskinan, oleh karena

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur I. PEMOHON Hj. Khofifah Indar Parawansa dan Mudjiono, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN SEMENTARA BAGIAN PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DALAM NEGERI PASAL 25/29 DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data panel sebagai acuan sumber data yang digunakan. Dimana penelitian ini berfokus pada bagaimana peforma perusahaan ritel di

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel

Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No., (07 ISSN: 337-3 (-98X Print D- Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur Menggunakan Regresi Data Panel Wahyu

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 13), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003), penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Variabel Prediktor pada Model MGWR Setiap variabel prediktor pada model MGWR akan diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL

PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN EKONOMETRIKA PANEL SPASIAL Alifta Kurnia Setiawati (1308100061) Pembimbing : Dr. Ir. Setiawan, MS 1 AGENDA 1 3 4 5 Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR

PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR PENGARUH UPAH MINIMUM DAN DISITRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN JAWA TIMUR Satria Yuda Anggriawan PT. Mega Finance Dr. ArisSoelistyo, M.Si Dra. DwiSusilowati, M. M. Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data

BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL. Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data BAB III MODEL REGRESI DATA PANEL Pada bab ini akan dikemukakan dua pendekatan dari model regresi data panel, yaitu pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect yang merupakan ide pokok dari tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan analisis mengenai pengaruh jumlah obyek wisata, jumlah wisatawan dan Produk Domestik Regional Bruto terhadap retribusi daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data PDRB, jumlah penduduk dan PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun 2000-2014 yang meliputi kabupaten

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini sebagai berikut. 1. Berdasarkan Tipologi Klassen periode 1984-2012, maka ada 8 (delapan) daerah yang termasuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada akhir abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Umum Obyek Studi 5.1.1. Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Provinsi Jawa Timur berada diantara Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Bali. Bagian Utara berbatasan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik 6 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Berdirinya PT PLN (Persero) Pada abad ke-19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 Seminar Hasil Tugas Akhir 1 PEMODELAN DAN PEMETAAN RATA-RATA USIA KAWIN PERTAMA WANITA DENGAN PENDEKATAN REGRESI LOGISTIK ORDINAL DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT

PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA BARAT Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Statistika, hal. 60-68 PEMODELAN REGRESI PANEL TERHADAP BELANJA DAERAH DI KABUPATEN/KOTA JAWA

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL. Bertoto Eka Firmansyah 1 dan Sutikno 2 PEMODELAN DAN PEMETAAN ANGKA BUTA HURUF PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL Bertoto Eka Firmansyah dan Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika, ITS, Surabaya Dosen Pembimbing, Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL

PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL PEMODELAN KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN METODE SEEMINGLY UNRELATED REGRESSION (SUR) SPASIAL Dibyo Adi Wiboao 1), Setiawan 2), dan Vita Ratnasari 3) 1) Program Studi Magister Statistika, Institut

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian 34 BAB III Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis penelitian ini menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berwujud dalam kumpulan angka-angka. Sedangkan

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH

KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH KAJIAN AWAL KETERKAITAN KINERJA EKONOMI WILAYAH DENGAN KARAKTERISTIK WILAYAH Hitapriya Suprayitno 1) dan Ria Asih Aryani Soemitro 2) 1) Staf Pengajar, Jurusan Teknik Sipil ITS, suprayitno.hita@gmail.com

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN LAMONGAN PROFIL KEMISKINAN DI LAMONGAN MARET 2016 No. 02/06/3524/Th. II, 14 Juni 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah pusat memberikan kebijakan kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN. minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah kemiskinan, rasio gini dan upah minimum sebagai variabel independen (X), dan indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai variabel

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan BPS Provinsi Maluku Utara.

Lebih terperinci

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR)

PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) PEMODELAN JUMLAH KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGESSION (GWPR) Sisvia Cahya Kurniawati, Kuntoro Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI (NET) MINYAK TANAH Dl PANGKALAN MINYAK TANAH Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian dilakukan di kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Dengan pertimbangan di setiap wilayah mempunyai sumber daya dan potensi dalam peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia telah menerapkan penyelenggaraan Pemerintah daerah yang berdasarkan asas otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki hak untuk membuat kebijakannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, Indonesia dijadikan sebagai objek penelitian untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah, ekspor dan jumlah penduduk terhadap

Lebih terperinci