PUISI LAMA DAN PUISI BARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PUISI LAMA DAN PUISI BARU"

Transkripsi

1 KTSP Kelas X bahasa indonesia PUISI LAMA DAN PUISI BARU Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006 Standar Kompetensi Menulis 6. Memahami karakteristik, menulis, dan menyunting puisi lama dan puisi baru. Kompetensi Dasar 6.1 Mengetahui karakteristik puisi lama dan baru. 6.2 Menulis puisi lama dan puisi baru. 6.3 Menyunting puisi lama dan puisi baru. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep dasar puisi lama dan puisi baru. 2. Mengetahui karakteristik puisi lama dan puisi baru. 3. Mengetahui perbedaan antara pantun dan syair. 4. Menulis puisi lama dan puisi baru. 5. Menyunting puisi lama dan puisi baru. A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PUISI LAMA a. Pengertian Puisi Lama Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan, seperti jumlah kata dan suku kata dalam tiap baris; jumlah baris dalam tiap bait, rima, dan irama. 1

2 b. Karakteristik Puisi Lama 1. Karateristik Puisi Lama Secara Umum Anonim (tanpa nama pengarang). Puisi lama ada yang tidak mencantumkan namanya pegarang pada karyanya karena pada masa itu nama pengarang tidak perlu harus dikenal. Hal yang terpenting adalah karyanya bukan pengarangnya. Alasan lainnya adalah puisi-puisi lama diakui sebagai milik bersama. Dari mulut ke mulut. Puisi lama bersifat lisan. Artinya, puisi disampaikan langsung secara lisan kepada pendengar, kemudian diteruskan ke yang lain secara turun-temurun dari mulut ke mulut. Oleh karena itu, puisi lama termasuk sastra lisan. Gaya bahasa yang digunakan umumnya adalah metafora serta cenderung esoferik, yaitu gaya bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara. Terikat aturan, di antaranya: - rima dan irama. Rima adalah pola persajakan, yakni pola bunyi kata-kata yang ada di setiap baris. Irama adalah alunan yang terjadi karena mengatur tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan. - Jumlah suku kata, bait, dan baris. Jumlah kata, suku kata, bait, dan baris pada puisi lama mempunyai aturan tertentu bergantung jenisnya. Sebagai contoh pantun, dalam satu baris harus terdiri dari delapan sampai dua belas suku kata dan satu bait terdiri dari empat baris. Super "Solusi Quipper" Karakteristik Puisi Lama: ADAT GAYA (Anonim, DAri mulut ke mulut, Terikat aturan, GAYA bahasa) 2. Karakteristik Khusus Puisi Lama Berdasarkan Jenisnya Pantun adalah bentuk puisi asli Indonesia yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun (Minangkabau) yang artinya petuntun. Kata pantun dalam bahasa Jawa yaitu parikan, dalam bahasa Sunda paparikan, dan bahasa Batak umpama. Kata pantun berarti laksana, ibarat, atau umpama. Adapun karakteristik pantun adalah sebagai berikut. - Tiap bait terdiri atas empat baris. - Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. 2

3 - Baris pertama dan kedua merupakan sampiran yang berfungsi sebagai pengantar (paling tidak menyiapkan rima selanjutnya) untuk memudahkan pemahaman terhadap isi pantun. - Baris ketiga dan keempat merupakan isi. - Bunyi akhir (rima) adalah (a b a b). Contoh: Tumbuh merata pohon tebu (1) u/ sampiran Pergi ke pasar membeli daging (2) ing/ sampiran Banyak harta miskin ilmu (3) u/isi Bagai rumah tidak berdinding (4) ing /isi Macam-macam pantun berdasarkan bentuknya, yaitu: - Karmina (pantun kilat) adalah pantun yang bertema kepahlawanan dengan gaya bahasa rayuan. Karakteristiknya adalah jumlah barisnya dua, yaitu baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi; dan rima akhir karmina adalah (a a) Contoh: Kura-kura dalam perahu (1) hu/sampiran Pura-pura tidak tahu (2) hu/isi - Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya genap. Talibun berfungsi sebagai alat perhubungan tentang kemesraan, misalnya percintaan, berkelakar, dan nasihat. Karakteristik talibun adalah jumlah barisnya genap, yaitu 6, 8, 10, dan 12 baris; dan terdiri atas separuh sampiran dan separuhnya lagi isi. Misalnya enam baris (tiga baris untuk sampiran dan tiga baris untuk isi), dan seterusnya; tiap baris terdiri atas 2-8 suku kata tetapi umumnya sepuluh suku kata; rimanya (a b c, a b c atau (a b c d) dan seterusnya. Contoh: Talibun enam baris Kalau anak pergi ke lepau (1) au/sampiran Yu beli belanak beli (2) i/sampiran Ikan panjang beli dahulu (3) lu/sampiran Kalau anak pergi merantau (4) au/isi 3

4 lbu cari sanak pun cari lnduk semang cari dahulu (5) i/isi (6) lu/isi Seloka adalah puisi lama yang bercirikan adanya pertalian antarbait, yakni baris kedua dan keempat bait pertama muncul lagi sebagai baris pertama dan ketiga bait berikutnya; dan ada pengulangan baris yang sama. Contoh: Lurus jalan ke Payakumbuh (1) -uh / sampiran Kayu jati bertimbal jalan (2) -an /sampiran Di mana hati tidak akan rusuh (3) -uh / isi Ibu mati bapak berjalan (4) -an /isi Kayu jati bertimbal jalan (1) -lan / sampiran turun angin patahlah dahan (2) -an / sampiran Ibu mati bapak berjalan (3) -lan / isi ke mana untung diserahkan (4) -an / isi Syair adalah puisi lama yang berasal dari Persia. Kata syair berasal dari bahasa Arab Syi ir atau syu ur yang berarti perasaan. Makna kata syu ur akhirnya berkembang yang berarti puisi. Isi syair berupa cerita yang mengandung mitos, sejarah, atau ajaran falsafah/agama. Adapun karakteristik syair adalah sebagai berikut. - Tiap bait terdiri atas empat baris. - Tiap baris biasanya mempunyai 8-14 suku kata. - Semua baris adalah isi. - Rimanya adalah (a a a a) dan bahasanya kiasan. Contoh: Bila berkawan jangan bergaduh (1) uh /isi Tiada guna bermusuh-musuh (2) uh/ isi Jauhilah sesekali sikap angkuh (3) -uh/isi Tersisih hidup semakin keruh (4) uh/isi 4

5 Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) yang artinya perhiasan atau bunga. Isinya berupa nasihat, petuah, atau filsafat. Karakterisitik gurindam adalah sebagi berikut. - Tiap bait terdiri atas dua baris. - Jumlah suku kata dalam tiap baris. - Rimanya (a a). - Hubungan baris gurindam terdiri dari dua kalimat tunggal yang membentuk kalimat majemuk. - Baris pertama sebab/alasan, sedangkan baris kedua akibat/balasan apa yang tersebut pada baris/kalimat pertama. Contoh: Kurang pikir kurang siasat (1) at/ sebab Tentu dirimu akan tersesat (2) at/akibat Jika hendak mengenal orang berbangsa (1) sa/alasan Lihat kepada budi bahasa (2) sa/balasan Mantra adalah susunan kata berunsur puisi, seperti rima dan irama, yang dianggap mengandung kekuatan gaib diucapkan oleh ahlinya (pawang). Keberadan mantra pada mulanya bukanlah sebuah karya sastra, melainkan berkaitan dengan adat kepercayaan. Karakteristik mantra adalah sebagai berikut. - Tidak ada ketentuan jumlah baris. - Kental dengan unsur irama dengan permainan bunyi - Mempunyai kekuatan magis. - Gaya bahasanya mengandung metafora yang kuat dan terkadang adanya pengulangan. Contoh: Gelang-gelang si gali-gali Malukut kepala padi Air susu keruh asalmu jadi Aku sapa tidak berbunyi 5

6 B. MEMBANDINGKAN PANTUN DENGAN SYAIR Persamaan Pantun Puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Perbedaan Sampiran terdapat pada baris pertama dan kedua. Persamaan Syair Puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Perbedaan Tidak terdapat sampiran. Isi terdapat pada baris ketiga dan keempat. Semua baris adalah isi. Rima (a b a b) Rima (a a a a) Contoh Empat lima enam tujuh Ditambah dua jadi sembilan Adik jauh kakanda jauh Kalau rindu sama renungkan Contoh Berhentilah kisah raja Hindustan Tersebutlah pula suatu perkataan Abdul Hamit syah padaku sultan Duduklah baginda bersuka-sukaan C. MENULIS DAN MENYUNTING PUISI LAMA a. Menulis Puisi Lama Dalam menulis puisu lama, ada beberapa langkah menulis yang perlu diikuti, yaitu sebagai berikut. 1. Sebelum menulis puisi lama ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: tentukan jenis puisi lama yang akan ditulis, misalnya pantun; pahami karakteristik jenis puisi lama yang akan ditulis; ketahui terlebih dahulu unsur-unsur kebahasaan puisi lama yang akan ditulis; temukan ide atau tema puisi lama; dan renungkan dan tafsirkan tema sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yang dimiliki. 2. Penulisan puisi lama adalah sebuah proses yang paling penting dan rumit. Dalam penulisan dibutuhkan energi, kreativitas, intuisi, dan imajinasi, serta pengalaman dan pengetahuan. Setelah menguasai persiapan menulis puisi lama, gunakanlah unsur-unsur kebahasaan puisi lama berikut. 6

7 Diksi, yaitu mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yang tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan sehingga kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi. Dalam hal ini dapat menggunakan kata arkais atau mutakhir. Apabila membuat pantun dapat menggunakan bahasa kias berupa ungkapan, majas, dan peribahasa. Gunakan bahasa kias apabila ingin memakainya dalam pantun yang akan ditulis. Buatlah puisi lama dengan unsur imaji atau citraan, yakni gambaran yang diciptakan secara tidak langsung dari diksi atau ungkapan yang terdapat dalam puisi lama, seolah-olah pembaca menggunakan alat indera penglihatan (visual), pendengaran (auditori), perasaan (taktil), dan penciuman. Pilihlah kata yang berkaitan dengan rima dan irama. Rima adalah pengulangan bunyi pantun yang terdapat di akhir setiap baris, misalnya pantun dengan rima (a b a b). Irama adalah turun naiknya suara secara teratur saat melafalkan puisi lama. 3. Setelah menulis puisi lama, lakukanlah penyuntingan. Hal ini akan dibahas pada materi tersendiri dalam bab ini. b. Menyunting Puisi Lama Menyunting puisi lama adalah kegiatan perbaikan terhadap puisi lama yang telah ditulis. Langkah-langkahnya sebagai berikut. 1. Baca ulang puisi lama yang telah ditulis. 2. Koreksi kembali rangkaian kata, kalimat, baris, bait apabila belum sesuai. 3. Ubah, ganti, atau susun kembali setiap kata atau kalimat yang kurang tepat. 4. Baca ulang dan sunting kembali sampai puisi lama yang ditulis tersebut benar-benar sudah dianggap baik. c. Menulis dan Menyunting Puisi Lama Berikut adalah salah satu contoh dari menulis dan menyunting puisi lama yakni pantun berdasarkan langkah-langkah yang telah dipelajari pada materi di atas. 1. Ide: quipper video 2. Bahan: data tentang quipper video, misalnya jargon quipper video Cara Baru Belajar Seru! Dalam hal ini penulis ingin menjadikan quipper video adalah salah satu cara baru dan belajar seru pada bagian isi. Tugas penulis adalah merenungkan dan memilih 7

8 kata agar dapat terbentuk persamaan bunyi (rima) pada bagian sampiran dan isi. Jadi, bentuk pantun yang dapat ditulis adalah sebagai berikut. Ke Jatijajar mau membeli ayam jago Ayamnya besar dan berjalu Mari belajar dengan Quipper Video Cara baru belajar jadi seru 3. Perhatikan baris demi baris dari pantun di atas. Sepertinya rima dan iramanya kurang menarik dan baris pertama lebih dari 12 suku kata. Untuk itu, perlu dilakukan penyuntingan sehingga menjadi seperti berikut. Ke Jatijajar beli ayam jago Cari yang besar super berjalu Mari belajar di Quipper Video Cara baru belajar jadi seru D. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK PUISI BARU a. Pengertian Puisi Baru Puisi baru adalah puisi yang muncul dan disukai pada masa angkatan Pujangga Baru (1930-an). Puisi baru mempunyai bait dan irama, tetapi terikat oleh jumlah bait, baris, suku kata, dan rima. Puisi baru mempunyai irama lebih dinamis dan menarik sesuai dengan pikiran dan perasaan penulis. b. Karakteristik Puisi Baru Berikut adalah karakteristik dari puisi baru. 1. Nama pengarang dapat diketahui. 2. Tidak terikat dengan aturan, seperti jumlah baris, suku kata, dan rima. 3. Perkembangannya secara lisan dan tertulis. 4. Memiliki bentuk yang lebih rapi dan simetris, penuh rima, dan irama. 5. Pilihan kata diwarnai dengan kata-kata yang indah-indah. 6. Menggunakan majas yang dinamis. 7. Bahasa kiasan yang banyak dimanfaatkan adalah perbandingan. 8. Umumnya berisi tentang kehidupan. Para penyair puisi baru di antaranya adalah Amir Hamzah, Sutan Takdir Alisjahbana, J.E. Tatengkeng, dan Asmara Hadi. 8

9 c. Macam-Macam Puisi Baru Puisi baru dikelompokkan menjadi dua, yakni berdasarkan isi dan berdasarkan jumlah baris. 1. Puisi baru berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi himne, ode, romansa, epigram, elegi, balada, dan satire. Himne merupakan puisi pujaan dan ditujukan kepada Tuhan, pahlawan dan, tanah air. Kata himne berasal dari bahasa Yunani, yakni hymnos yang berarti pujian atau pujaan. Ode merupakan puisi yang berbentuk sanjungan kepada orang-orang yang berjasa dengan menggunakan nada atau irama yang sangat resmi. Kata ode berasal dari bahasa Yunani yang berarti nyanyian. Romansa merupakan puisi yang berisi tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang. Epigram merupakan puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah kebenaran. Kata epigram berasal dari bahasa Yunani, yaitu epigramma yang berarti pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis dalam bentuk sederhana, singkat, langsung tertuju pada sasaran, serta menggunakan kosa kata yang berlebihan. Elegi merupakan puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang digambarkan di dalam elegi biasanya berupa pengalamanpengalaman pahit atas hal yang pernah dialami atau bisa juga berupa penyesalan dan sesuatu yang pernah dilakukan di masa lalu. Balada merupakan puisi yang berisi cerita atau kisah dari sebuah karangan pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang ditulis oleh pengarang menyerupai dialog dengan tujuan menghidupkan cerita yang ada di dalamnya. Satire merupakan puisi yang berisi sindiran ataupun kritikan. Satire berasal dari bahasa Latin, satura yang berarti sindiran atau kecaman. Super "Solusi Quipper" Puisi baru berdasarkan isinya: ingat HOREE BS (Himne, Ode, Romansa, Epigram, Elegi, Balada, Satire) 9

10 2. Puisi baru berdasarkan jumlah barisnya dapat dibedakan menjadi distikon, terzina, kuatrain, kuin, sektet, septima, oktaf (stanza), dan sonata. Distikon merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri dari dua baris dan pola persajakannya (a a). Terzina merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri dari tiga baris dan pola persajakan dapat berupa (a a a, a a b, a b c, atau a b b) Kuatrain merupakan puisi empat seuntai yang tiap baitnya terdiri dari empat baris. Kuatrain lebih mirip seperti syair karena polanya (aa aa). Namun, kuatrain dapat juga berpola (ab ab) atau (aa bb). Kuin merupakan puisi lima seuntai yang tiap baitnya terdiri dari lima baris dengan pola sajak lebih tetap, yakni (a a a a a) Sektet merupakan puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari enam baris dengan pola persajakan tidak beraturan. Sektet merupakan cikal lahirnya puisi yang lebih variatif dan modern. Septima merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri dari tujuh baris atau disebut juga puisi tujuh seuntai. Septima memiliki karakter yang sama dengan sektet. Jadi, pola persajakan dalam septima pun terkesan bebas. Oktaf (stanza) merupakan puisi yang tiap baitnya terdiri dari delapan baris dengan pola persajakan yang tidak berpola. Soneta merupakan puisi yang terdiri dari empat belas baris dan terbagi menjadi dua, yaitu pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Istilah soneta merupakan istilah dari bahasa Italia yang berarti suara. E. MENULIS DAN MENYUNTING PUISI BARU a. Menulis Puisi Baru Berikut adalah hal-hal yang mesti diperhatikan dalam menulis puisi. 1. Tema adalah hal yang terlebih dahulu ditentukan dalam menulis puisi baru. Tema dapat berupa gagasan pokok yang dikembangkan bersama kesan dan imajinasi subjektif sehingga terbentuk luapan perasaan penulis. 2. Diksi merupakan pemilihan kata dengan lebih cermat. Kata yang dipilih benarbenar mewakili gagasan yang ingin disampaikan. Kata harus mengandung simbol yang sesuai, memberi kesan kepada pembaca berdasarkan makna denotasi dan konotasi. 3. Gaya bahasa yang khas dalam puisi dapat berupa ungkapan, peribahasa, atau majas. Penulis dapat mengungkapan harapan, suasana hati, pengalaman batin, 10

11 kekecewaan, atau semangat hidup secara berkias menggunakan gaya bahasa tersebut. Majas yang biasa dipakai dalam puisi di antaranya adalah personifikasi, hiperbola, metafora, simbolik, pleonasme, repetisi, sarkasme, atau retorik. 4. Persajakan (rima) dan irama. Irama adalah pengulangan bunyi atau persamaan bunyi dalam satu baris, beberapa baris, atau semua baris puisi terutama pada saat dibacakan. Persajakan yang sering digunakan penyair meliputi asonansi dan aliterasi. Asonansi adalah persamaan bunyi vokal dalam satu atau beberapa baris puisi, sedangkan aliterasi adalah persamaan penggunaan konsonan dalam satu baris puisi. b. Menyunting Puisi Baru Proses penyuntingan puisi baru sama dengan proses penyuntingan puisi lama. Hal yang membedakannya adalah dalam menyunting puisi baru tidak terlalu memerhatikan bait, irama, dan rima karena puisi baru tidak terikat dengan aturan-aturan seperti halnya puisi lama. Langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila ingin melakukan penyuntingan puisi baru adalah sebagai berikut. 1. Baca ulang puisi baru yang telah ditulis. 2. Koreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait apabila belum sesuai. 3. Ubah, ganti, atau susun kembali setiap kata atau kalimat yang kurang tepat. 4. Baca ulang dan sunting kembali sampai puisi baru yang ditulis benar-benar dianggap sudah baik. c. Menulis dan Menyunting Puisi Baru Berikut akan dicontohkan langkah-langkah menulis dan menyunting puisi baru. Ide puisi barunya adalah tentang seseorang yang pergi di tengah jalan setapak pada malam hari yang sunyi dan dingin. Dalam hal ini penulis tidak perlu menuliskan puisi secara naratif layaknya prosa. Cerita tersebut dapat disingkat dalam bentuk larik seperti berikut, Dalam gelap di jalan setapak atau juga bisa menggunakan larik seperti ini, Hitam itu teman ketika malam melangkah. Berikut perbandingan puisi yang ditulis sebelum dan sesudah disunting. 1. Puisi Sebelum Disunting Rumah Sepi Aku sendirian di rumah Tak ada ayah dan ibu yang sibuk tak mau menemaniku Hanya layar televisi yang menemani Dan tawaku akan keluar ketika kartun kucing dan tikus tayang Atau melihat sabut kuning dengan tingkah konyolnya. 11

12 Aku bisa tersenyum lagi Ketika kakak datang dan mengelus rambutku Tapi ia kini asik sendiri Dalam kamarnya dengan berbagai peralatan canggihnya Akupun tetap merasa sendiri 2. Puisi Setelah Disunting Rumah Sepi Tak ada sapa dari orang tua Mengulang hari yang sama Dengan kartun yang bisa buatku senyum sementara kakak datang, sedikit hilang sepi tapi aku cepat merasa sunyi ketika ia ramai di kamarnya dengan ponselnya Setelah disunting, puisi kedua dengan diksi yang tepat terasa lebih baik dan memiliki efek tersendiri dibandingkan puisi pertama. LATIHAN SOAL 1. Dengan cekatan anak kecil itu melambai-lambaikan koran sore yang dibawanya kepada orang-orang yang berdiri menunggu datangnya bus di terminal itu. Beberapa orang tertarik untuk membelinya. Ada yang karena sekadar kasihan dengan si anak, tetapi ada juga yang karena ingin mengetahui berita sore itu. Pembuatan kalimat yang tepat untuk dijadikan larik puisi sesuai prosa tersebut adalah... A. kibaran koran sore di tanganmu memanggil-manggil penuh sigap kan jemput harapan B. anak kecil itu melambai-lambaikan koran sore ia menunggu pembeli di tempat datangnya bus sore itu beberapa orang kasihan dan membeli koran itu C. penunggu bus membeli koran yang didagangkan seorang anak kecil di terminal karena perasaan kasihan 12

13 D. anak kecil itu melambai-lambaikan koran sore kepada pembeli yang menunggu bus di halte bus E. ketika orang pulang bekerja di terminal bus membeli koran sore yang dijajakan seorang anak kecil 2. Perhatikan syair berikut. Dunia dijangka kekal selama Berbuat dosa sangat ternama Mencari wang sangat utama Tidak menurut kata ulama. Lanjutan syair di atas yang tepat adalah. A. Wang terkumpul diri pun kaya Takabur dan sombong timbul sebaya Perintah Tuhan Rabbi yang kaya Sekali-kali tidak percaya B. Kaum kerabat dipandang lata Bangsa dimiskin jangan dikata Takdir dia datang meminta Haram dipandang sebelah mata C. Adapun akan di zaman ini Banyak kulihat tolan ikhwani Selama hidup sebelum fani Tidak mengingat Tuhan yang ghani D. Ulama disangka bicara kosong Sebarang kata lalu disongsong Mencari wang berpesong-pesong Sangatlah suka berkata bohong E. Dengarkan tuan suatu ibarat Keadaan alam timur dan barat Kuasa Allah punya kudrat Lautan boleh menjadi darat 13

14 3. Perhatikan puisi berikut. Kulajukan perahuku menuju pantai-mu Kubentangkan layarku biar berkibar diterpa angin yang menampar kudamaikan hatiku yang melarung di laut-mu yang biru Dan bersama badai aku akan sampai di pantai teduh-mu Puisi di atas termasuk puisi... A. gurindam B. seloka C. puisi baru D. puisi Lama E. pantun 4. Di bawah ini yang tidak termasuk puisi lama adalah... A. Kurang pikir kurang siasat Kelak hidupmu akan tersesat Kalau sampai waktuku Kumau tak seorang kan merayu B. Tidak juga kau Tak perlu sedu-sedan itu, C. Barang siapa berbuat jasa, Mulia namanya sepanjang masa. D. Kota Jambi kota beradat Tempat tinggal sanak saudara Mari kita belajar giat Supaya kelak tidak sengsara 14

15 E. Bunga melur cempaka biru, bunga rampai di dalam puan. Tujuh malam semalam rindu, belum sampai pemuda tuan. 5. Perhatikan gurindam berikut. Bila terkena penyakit kikir... Isi yang tepat untuk mengisi bagian gurindam yang rumpang di atas adalah... A. Tuan muda hidup kembali B. Mulia namanya sepanjang masa C. Tentu dirimu kelak tersesat D. Supaya terelak silang sengketa E. Sanak saudara lari menyingkir 6. Perhatikan pernyataan berikut. i. Sajak akhir berirama a a ii. Satu bait terdiri dari 2 baris iii. Berasal dari Tamil (India) iv. Satu bait terdiri dari 4 baris v. Berasal dari Arab Pernyataan di atas yang tidak termasuk ciri-ciri gurindam adalah... A. i, ii, dan v B. i, iii, dan v C. ii dan iv D. iv dan v E. iv 7. engkau datang mengintai hidup, engkau datang menunjukkan muka tapi sekejap matamu kau tutup melihat terang anakku tak suka... Dilihat dari rimanya, puisi di atas termasuk... 15

16 A. syair B. gurindam C. pantun D. karmina E. talibun 8. Mendatang-datang jua Kenangan masa lampau Menghilang muncul jua Yang dulu sinau silau Membayang rupa jua Adi kanda lama lalu Membuat hati jua Layu lipu rindu-sendu Puisi di atas termasuk dalam jenis... A. terzina B. kuin C. kuatrain D. stanza E. distikon 9. Barang siapa mengenal Allah Suruh dan tegahnya tiada ia mengalah Puisi lama di atas termasuk... A. syair B. gurindam C. pantun D. karmina E. talibun 10. Perhatikan potongan puisi lama berikut.... Berangan besar di dalam padi Pantun tidak mengata orang Janganlah syak di dalam hati 16

17 Kalimat yang tepat untuk melengkapi puisi lama tersebut adalah... A. Buah ara, batang dibantun B. Mari dibantun dengan parang C. Cempedak di kerat-kerati D. Sembarang dapat saya pantunkan E. Ribu-ribu jalan ke kandis 17

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi 1. Puisi baru yang berisi tentang cerita adalah. SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal 11.1 Himne Balada Epigram Elegi Kunci Jawaban : B Himne yaitu puisi yang digunakan sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984).

BAB I PENDAHULUAN. Puisi lama, (2) Puisi baru, dan (3) Puisi modern (Badudu, 1984). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua yang diciptakan oleh manusia. Menurut zamannya puisi dapat dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia, dengan bahasa orang bisa bertukar pesan dan makna yang digunakan untuk berkomunikasi oleh

Lebih terperinci

SASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2

SASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2 SASTRA MELAYU HALAMAN SAMPUL SOAL MID SEMESTER JURUSAN SASTRA DAERAH/ MELAYU SEMESTER 2 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS LANCANG KUNING 2014 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

bahasa indonesia K-13 TEKS PANTUN K e l a s Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013

bahasa indonesia K-13 TEKS PANTUN K e l a s Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 K-13 bahasa indonesia K e l a s XI TEKS PANTUN Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. PUISI bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh: diksi, majas, rima dan irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Adapun

Lebih terperinci

Pentingnya Menjaga Persahabatan

Pentingnya Menjaga Persahabatan 7 Pentingnya Menjaga Persahabatan Punya teman seribu terasa kurang, punya musuh satu terasa banyak. Inilah ungkapan yang perlu kamu jaga dalam persahabatan. Belajar Apa di Pelajaran 7? Membuat pantun dan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA XII IPA

BAHASA INDONESIA XII IPA SMA Santa Angela Jalan Merdeka 24, Bandung MODUL 6 BAHASA INDONESIA XII IPA 1,2,3 OLEH : Dra. Franciska Titik Lestari 1 6 PUISI LAMA dan BARU Standar Kompetensi : Mengungkapkan pendapat tentang pembacaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan perasaan kepada pihak lain terwujud dalam kegiatan berbahasa. Di dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menganalisis Unsur Makna dalam Puisi pada Siswa Kelas X-2 SMA Pasundan 3 Bandung Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan. dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan. dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan baik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis a. Pengertian Keterampilan Keterampilan adalah keahlian seseorang dalam bidang tertentu dan dipergunakan untuk menyelesaikan tugas dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Secara umum karya sastra terbagi atas tiga jenis yaitu puisi, prosa dan drama. Menurut Kosasih (2012:1), ketiga jenis karya sastra tersebut dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BARU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KABAWO. oleh WA ODE UTARI

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BARU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KABAWO. oleh WA ODE UTARI KEMAMPUAN MENULIS PUISI BARU SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KABAWO oleh WA ODE UTARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul kemampuan menulis puisi baru siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo. Kemampuan menulis puisi

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI

MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum masyarakat tersebut mengenal keberaksaraan. Setiap bentuk sastra lisan, baik cerita maupun

Lebih terperinci

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21

Sastra Lama dan Sastra Modern. Oleh: Valentina Galuh X-9/21 Sastra Lama dan Sastra Modern Oleh: Valentina Galuh X-9/21 Periodisasi Kesusastraan di Indonesia Sastra Lama Angkatan Balai Pustaka Zaman Peralihan Sastra modern Angkatan Pujangga Baru Angkatan 45 Angkatan

Lebih terperinci

Jurnal Bastra Vol. 1, No. 1, Maret 2016 / ISSN:

Jurnal Bastra Vol. 1, No. 1, Maret 2016 / ISSN: KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SATU ATAP 3 LANGGIKIMA KABUPATEN KONAWE UTARA Sulkifli 1 sulkifli014@gmail.com Marwati 2 marwatipbsi@gmail.com ABSTRAK Penelitian disusun dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kemampuan menulis pantun sebelumnya sudah pernah dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya Peningkatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI 7 MENULIS KREATIF. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi.

KOMPETENSI 7 MENULIS KREATIF. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. KOMPETENSI 7 MENULIS KREATIF A. MENULIS SURAT PRIBADI Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi. Kompetensi Dasar Menulis surat pribadi dengan memperhatikan

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga Homofabulans yang berarti mahluk bercerita, ini tidak dapat dipungkiri karena manusia tidak dapat dipisahkan dengan karya sastra, (Sukapiring,1990:34).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia berpikir, setelah berpikir dia ingin menyatakan pikirannya dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi Baru dalam Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Keanekaragaman ini merupakan kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.1. Perasaan takut. Perasaan sunyi. Perasaan sedih

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.1. Perasaan takut. Perasaan sunyi. Perasaan sedih 1. Isi puisi di atas menggambarkan... SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 4. Ketrampilan BersastraLatihan Soal 4.1 Perasaan khawatir Perasaan takut Perasaan sunyi Perasaan sedih Isi puisi tersebut menggambarkan

Lebih terperinci

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap kali gurindam disebut, maka yang terbesit tidak lain ialah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Seakan-akan hanya Gurindam Dua Belas satu-satunya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan desain one-group pretes-posttest design. Desain ini menghadirkan satu kelas yang telah ditentukan yang disebut kelas

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Pada bab VI ini akan simpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab IV, hal ini bertujuan agar dapat dipetik inti atau benang merah dari keseluruhan pembahasan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN 219 BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis Keesaan Tuhan dalam Mantra Sahadat Sunda Di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1) Simpulan Struktur

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan berarti memiliki kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan berarti memiliki kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan berarti memiliki kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2008: 869). Kemampuan dengan istilah kompetensi. Kompetensi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair. ABSTRAK Lucyana. 2018. Kritik Sosial dalam Syair Nasib Melayu Karya Tenas Effendy. Skripsi, Program Studi Sastra Indonesia, FIB Universitas Jambi, Pembimbing: (I) Dr. Drs. Maizar Karim, M.Hum (II) Dwi

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Akhir Tahun

Uji Kompetensi Akhir Tahun Uji Kompetensi Akhir Tahun 137 Uji Kompetensi Akhir Tahun I. Cobalah beri tanda silang Glosarium (x) pada jawaban yang benar. Kamu dapat menyalin jawabanmu di buku latihan. 1. Pengalaman adalah sesuatu

Lebih terperinci

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar

Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar 1. Dalam tayangan suatu berita pasti ada pokok berita yang disampaikan. Pokok berita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada puisi Pesanku Karya Asmara Hadi puisi Pesan Prajurit karya Trisno. Penelitian difokuskan pada struktur batin dan

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 225 BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai bab penutup. Kesimpulan yang dimaksud adalah memberikan gambaran yang jelas dari analisis data yang berkaitan

Lebih terperinci

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY

TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY TEORI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA MENURUT MOODY Sebelum kita sampai pada pembicaraan mengenai teori pembelajaran apresiasi sastra menurut Moody, ada baiknya Anda terlebih dahulu mengetahui prinsip ganda

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi dalam Kurikulum Tingkat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi dalam Kurikulum Tingkat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Puisi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum berperan penting dalam keberhasilan proses pendidikan.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI 0 KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA MATAMU KARYA SYAIFUL IRBA TANPAKA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dalam bahasanya yaitu puisi. Waluyo (1991:3) mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puisi merupakan bentuk karya sastra yang sangat populer di kalangan masyarakat sampai saat ini. Puisi digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena kemajuan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi

PSB PSMA. Rela berbagi Ikhlas memberi MENULIS PUISI Kelas XI Bahasa Semester 1 SK-KD Standar Kompetensi : Menulis 4. Mengungkapkan pengalaman dalam puisi, cerita pendek, dan drama Kompetensi Dasar : 4.1. Menulis puisi berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Pada dasarnya setiap individu mempunyai pengalaman tentang suatu peristiwa. Pengalaman itu dapat berupa: kesenangan, kesedihan, keharuan, ketragiasan, dan sebagainya.

Lebih terperinci

A. CERPEN. 3. Unsur Intrinsik cerpen

A. CERPEN. 3. Unsur Intrinsik cerpen A. CERPEN 1. Pengertian cerpen Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Cerpen dikatan pendek karena :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri yang satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mukadimah Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mencoba merangkai kata Berpura-pura jadi pujangga Menyenangkan hati dari tangan dan tulisan Semoga semua berkenan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkaitan dengan menulis puisi telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui penelitian tersebut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003: 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Lirik Lagu Sebagai Genre Sastra Lirik mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono

Lebih terperinci

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013 KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013 NO Kunci PEMBAHASAN 1 C Gagasan utama atau gagasan pokok merupakan pernyataan umum yang terdapat pada kalimat

Lebih terperinci

BEBERAPA ASPEK PENGAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Suwardo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Mandala Madiun

BEBERAPA ASPEK PENGAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. Suwardo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Mandala Madiun BEBERAPA ASPEK PENGAJARAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Suwardo Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Widya Mandala Madiun ABSTRACT The final purpose of teaching poems is the poem appreciation

Lebih terperinci

Contoh puisi majas, diksi dan rima

Contoh puisi majas, diksi dan rima Contoh puisi majas, diksi dan rima Saya membuat ini untuk tugas sekolah sang pacar yang mendapatkan tugas dari guru bahasanya. namun teman-teman yang lain boleh kok menconteknya... CONTOH PUISI MAJAS:

Lebih terperinci

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A.

ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK. Oleh: Itaristanti, M.A. ANALISIS BUNYI, KATA, DAN CITRAAN DALAM PUISI ANAK Oleh: Itaristanti, M.A. Abstrak Tulisan ini mendeskripsikan hasil analisis bunyi, kata, dan citraan terhadap beberapa puisi anak. Tujuannya bukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam yang subur, tetapi juga terdiri atas berbagai suku

Lebih terperinci

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang

Lebih terperinci

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran Kegemaran 15 Bab 2 Kegemaran Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat kipas dari kain sisa berdasarkan penjelasan guru; 2) menanggapi cerita pengalaman dengan kalimat

Lebih terperinci

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG

ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG ANALISIS LAPIS UNSUR PUISI KUCARI JAWAB KARYA J.E. TATENGKENG Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Lebih terperinci

Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah KISI-KISI DAN URAIAN MATERI UKK GENAP BAHASA INDONESIA KELAS 7 KURIKULUM 2013 BAB V PUISI RAKYAT KOMPETENSI DASAR 3.9 Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Menulis Puisi Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar (SD).

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Negeri Cihampelas 1 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV-A / 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Ringkasan Materi Bahasa Indonesia 1 1 Paragraf Kelas X, Semester 1 Kelas X, Semester 2 3. Memahami berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca. 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konket yang membangkitkan pesona

Lebih terperinci

bahasa indonesia K-13 MENGINTERPRETASI DAN MENGEVALUASI TEKS PANTUN K e l a s Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013

bahasa indonesia K-13 MENGINTERPRETASI DAN MENGEVALUASI TEKS PANTUN K e l a s Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 K-13 bahasa indonesia K e l a s XI MENGINTERPRETASI DAN MENGEVALUASI TEKS PANTUN Semester 1, Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK Kurikulum 2013 Standar Kompetensi 1. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan alat untuk menyederhanakan masalah, sehingga masalah tersebut dapat lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004, hlm; 34). Penelitian

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN INSTAGRAM @PuisiLangit SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Theresia Pinaka Ratna Ning Hapsari, Veronica Melinda Nurhidayati Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Puisi Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir dari perasaan penyair dan diungkapkan secara berbeda-beda oleh masing-masing

Lebih terperinci

bahasa indonesia Kelas X PUISI KTSP Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006

bahasa indonesia Kelas X PUISI KTSP Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006 KTSP Kelas X bahasa indonesia PUISI Semester 1 Kelas X SMA/MA KTSP 2006 Standar Kompetensi 1. Mendengarkan, menulis, dan membaca. 2. Memahami puisi yang diungkapkan secara langsung atau tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek 188 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek masuk ke dalam bentuk folklor lisan yaitu nyanyian rakyat. Tetapi, teks dari lagu ini sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan adalah deskripsi kemampuan awal siswa dalam

Lebih terperinci

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung KELAS X SEMESTER 1 SILABUS Nama Sekolah : SMA / MA... Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung 1.1 Menanggapi siaran

Lebih terperinci

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Kajian Stilistika dalam Karya Sastra Gaya diartikan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan upaya pemerkayaan makna, baik penggambaran

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 23-28

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 23-28 PENGGUNAAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VC SD NASIONAL SARIPUTRA JAMBI TIMUR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Toni Sepriyadi tonisepriyadi90@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu adalah sesuatu yang difikirkan, dilakukan, diciptakan oleh manusia. Manusia adalah makhluk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

Liburan 63. Bab 6. Liburan

Liburan 63. Bab 6. Liburan Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;

Lebih terperinci

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH. NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DALAM ALBUM SEPERTI SEHARUSNYA PADA GRUP MUSIK NOAH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEMESTER : 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEMESTER : 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH : SMA N 1 Teras MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS : X SEMESTER : 1 A. STANDAR KOMPETENSI Mendengarkan : 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya 78 BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan simpulan dalam penelitian ini serta saran dari peneliti terkait penggunaan puisi dalam pembelajaran. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03)

PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) PR ONLINE MATA UJIAN : BAHASA INDONESIA XII SMA (KODE: S03) 1. Jawaban: B Ide pokok paragraf terdapat dalam kalimat utamanya: terdapat di awal atau di akhir paragraf. Ide pokok paragraf tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu

BAB 2 LANDASAN TEORETIS. menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1. Puisi Pengertian puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA SUNGAI GELAM KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI OLEH: KIKI AMELIA I1B113018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur BAB V SIMPULAN DAN SARAN Strutur teks PSTT terdiri atas 35 bait dan 142 larik. Puisi sawér ini terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu pembuka, isi, dan penutup. Dalam teks puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang diajarkan disajikan melalui bahasa, oleh karena itu bahasa

Lebih terperinci