PENDAHULUAN. Padang tentang Jumlah Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun 2013.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Padang tentang Jumlah Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun 2013."

Transkripsi

1 1

2 PENDAHULUAN Keberadaan batu akik menjadi booming di seluruh wilayah di nusantara dari kota sampai ke pelosok-pelosok daerah. Di Padang sendiri booming batu akik juga sangat terasa. Dari wawancara dengan beberapa orang diketahui bahwa perhatian masyarakat terhadap batu akik telah dimulai sejak Bupati Dharmasraya menghadiahi pejabat negara dengan batu akik yang dinamakan lumuik Sungai Dareh. Sejak saat itu masyarakat seakan termotivasi untuk menggunakan batu yang sama. Disamping itu juga secara tidak terduga, beberapa daerah di Sumatera Barat memiliki potensi batu akik yang kemudian menjadi ciri kh turut bertambah. Jumlah pedagang dan pengrajin batu akik di kawasan Hiligoo meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari kantor dinas Pasar Padang pada tahun 2013 jumlah pedagang dan pengrajin batu akik di kawasan Hiligoo Padang telah bertambah menjadi 37 orang. 1 Jika sebelum tahun 2000, pedagang batu akik hanya terbatas pada kawasan Hiligoo, namun sejak perhatian masyarakat terhadap batu akik semakin meningkat, Di beberapa lokasi di Kota Padang terdapat banyak usaha perdagangan batu akik dan banyaknya bermunculan pengrajin batu akik seperti di pasar, komplek perumahan dan pusat keramaian lain. Sejalan dengan boomingnya online shop, batu akik turut pula diperdagangkan melalui media sosial. Penikmat batu akik turut mengalami perkembangan. Penyuka batu akik tidak lagi terbatas hanya pada kalangan laki-laki dewasa tetapi juga kalangan ibu-ibu dan remaja, bahkan ada juga anak-anak yang menggunakan batu akik sebagai aksesoris. Batu akik tidak lagi hanya sekedar hobi dan aksesoris tetapi telah menjadi bisnis yang menguntungkan, oleh sebab itu banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pedagang dan pengrajin batu akik. Usaha bisnis batu akik tidak hanya dijalankan oleh para laki-laki saja tetapi banyak juga yang dijalankan oleh perempuan. 2 Nilai jual batu akik dimulai dari harga termurah yang dapat 1 Laporan Dinas Pasar Kota as dari daerah tersebut seperti Suliki, Lumut Tapan, Lumut Pasaman, Solar Solok Selatan dan beberapa daerah yang lain. Sejak saat itu semakin banyaklah masyarakat yang berusaha menjadi pencari batu akik dan menjualnya kepada pedagang batu akik. Pedagang batu akik di Kota Padang Padang tentang Jumlah Pedagang di Pasar Raya Padang Tahun Lebih lanjut lihat dalam harian Haluan dengan judul berita, Dari Batu Alam jadi Barang Berharga, 24 September

3 terjangkau oleh masyarakat bawah dan nilai sampai milyaran rupiah yang menjadi bisnis kalangan masyarakat atas. Untuk mengoleksi batu akik, seorang penggemar batu akik maupun kolektor mampu menghabiskan banyak dana untuk hobinya tersebut (tidak ada standar terhadap harga batu akik, tetapi harga ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pedagang dan pengrajin batu akik). 3 Penulisan ini dimulai dari tahun 2009 diambil sebagai batasan awal karena tahun ini merupakan tahun awal dimana boomingnya batu akik dan awal banyaknya para pedang batu akik. Tahun 2015 diambil sebagai batasan akhir karena telah ditetapkannya Atom center sebagai kawasan oleh pemerintah yang menjadi kawasan sentral batu akik, namun di tahun ini pula aktivitas jual beli akik semakin menurun. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah: 1. Menjelaskan kondisi perdagangan batu akik di Kota Padang tahun an 2. Menggambarkan kondisi perdagangan batu akik di Kota Padang ketika terjadinya booming batu akik 3. Menjelaskan nilai batu akik ditinjau dari sisi ekonomi dan sosial 4. Menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya penurunan batu akik Tulisan atau Karya ilmiah yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah: Andoni Rizal yang berjudul Kehidupan Sosial Ekonomi Pengrajin Batu 3 Habiskan Miliaran Rupiah Demi Batu Akik, dalam Padang Ekspres, edisi 26 Oktober Akik di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Tahun Tulisan Andoni Rizal ini relevan dengan penelitian ini karena sama-sama mengkaji tentang batu akik, namun yang membedakannya adalah Andoni Rizal mengkaji tentang pengrajin batu akik di Dharmasraya, sedangkan penelitian ini mengkaji usaha batu akik di Kota Padang. Berikutnya skripsi dari Refly Marleni dengan judul Masyarakat Pengrajin Batu bata di Nagari Lakitan Kecamatan lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahhun Tulisannya menjelaskan tentang perkembangan usaha pembuatan batu bata dan kaitannya dengan sosial ekonomi pengrajin. 5 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dengan empat tahap 4 Andoni Rizal, Kehidupan Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Akik di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Tahun Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Refly Marleni, Masyarakat Pengrajin Batu Bata di Nagari lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisisr Selatan. Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat,

4 yaitu: Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Pertama,heuristicyaitumengumpulkan data atau sumber baik data primer maupun data sekunder yang dianggap relevan dan berhubungan dengan batu akik Langkah kedua dari metode sejarah yang harus dilakukan setelah pengumpulan sumber adalah kritik sumber. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran dari sumber-sumber yang telah ada, sehingga melahirkan suatu fakta. Kritik ini dilakukan melalui dua cara yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal ditujukan untuk melihat atau meneliti kertasnya, tintanya, gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapan kata-katanya, huruf dan semua penampilan luarnya. 6 Kritik internal dilakukan untuk menguji kesahihan isi informasi sejarah yang terkandung di dalamnya. Langkah ketiga setelah dilakukan kritik adalah interpretasi yaitu fakta yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara menghubungkan dan membandingkan fakta-fakta yang diteliti terhadap fakta yang disajikan. Dalam proses interpretasi penelitian ini didukung oleh wawasan teoritis sebagaimana terdapat dalam kerangka analisis. Ditahap interpretasi ini, seorang penulis atau sejarawan yang baik harus bisa subjektif dalam menentukan permasalahan. Langkah keempat, historiografi yaitu penulisan dalam bentuk karya tulis ilmiah setelah diperoleh data dan fakta yang benarbenar akurat dan valid, barulah ditulis dalam bentuk skripsi. 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi usaha batu akik sebelum tahun 2009 Usaha batu akik sebelum tahun 2009 tidak seramai usaha batu akik pada saat ini. Usaha batu akik pada masa itu belum begitu berkembang karena keterbatasan peminat batu akik. disamping itu tidak ada event-event tertentu dan perhatian pemerintah belum terpaku kepada batu akik sehingga usaha batu akik hanya dijalankan oleh beberapa orang saja. Salah satu lokasi penjualan batu akik yang dapat dijumpai di Padang adalah kawasan Hiligoo Pasar Raya Padang. Meskipun bukan merupakan kawasan sentral penjualan batu akik, tetapi di kawasan gang sempit menuju Lapangan Imam Bonjol tersebut terdapat beberapa orang pedagang dan pengrajin batu akik yang menempati lokasi depan toko di Hiligoo sebagai pedagang kaki lima. Berdasarkan wawancara dengan sejumlah pedagang batu akik di kawasan tersebut, diketahui bahwa jumlah pedagang yang ada di kawasan tersebut pada tahun 1970-an tidak mencapai 10 orang, dan seringkali pedagangnya berganti-ganti. Ketika dilakukan survey terhadap pedagang batu akik di kawasan Hiligoo ini, rata-rata pedagang yang ada disana adalah pedagang batu akik baru, hanya 3 orang yang pedagang lama. Kesemua pedagang tersebut menempati lokasi kaki lima di Hiligoo. Hal ini diungkapkan oleh Johan (53 Tahun). kami sudah berjualan di Hiligoo ini sejak tahun 70-an,tetapi tahun pastinya lupa. Hanya sedikit dahulunya orang yang berjualan disini karena penjualan batu 6 Kuntowijoyo Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya. Hlm: 99 7 Mestika Zed Metodologi Sejarah. Padang. Jurusan Sejarah FIS UNP. Hlm:

5 akik juga tidak seberapa, hanya dari mengasah batu akik. 8 Upah asah batu pada dasarnya tidaklah sama, tetapi bergantung kepada jenis batu yang akan diasah dan tingkat kesulitannya. Disamping seperti yang disebutkan diatas bahwa peminat batu akik terbatas pada orangorang tertentu, batu akik juga dibeli oleh para kolektor. Pembeli batu akik menentukan kelas pembeli. Untuk batu yang tergolong mahal misalnya lebih banyak dibeli oleh kolektor jika batu tersebut unik dan menarik, atau pembeli batu akik yang mahal biasanya adalah orangorang Tionghoa. Batu akik yang dipakai anak muda pada zaman itu lebih kepada batu akik berwarna jernih yang dikaitkan dengan bisa menambah percaya diri, sedangkan kelompok bapak-bapak biasanya lebih menggunakan batu akik yang berwarna gelap karena terkait dengan kewibawaan. 9 Sebagian orang terutama penghobi mempercayai bahwa batu alam, memiliki energi yang terjadi secara alami sehingga dipercaya memiliki khasiat alamiayah sesuai unsur yang terdapat dalam batu. Sehingga setiap jenis batu cincin akik memiliki khasiat berbeda sesuai unsur pembentuknya, kira-kira seperti itu. Khasiat batu Lumuik Sungai Dareh diantaranya dipercaya dapat meningkatkan keselarasan dengan alam sekitar menjaga keseimbangan emosional, membuat stamina menjadi lebih kuat dan bersemangat, Menetralisir racun dalam tubuh, Bagi mereka yang memiliki aktivitas di luar dapat dijadikan sebagai perlindungan diri.warna hijau pada batu 8 Wawancara dengan Johan di Hiligoo pada tanggal 20 Januari Wawancara dengan Syafwandi di Labor pada tanggal 20 Maret dipercaya dapat memperkuat daya kerja jantung, saraf atau fisik secara umum. Kualitas batu yang setara dengan Giok (jade) dipercaya untuk menghilangkan stres, relaxasi dan menyelaraskan pikiran, Bijaksana dan menghambat energi negatif dalam tubuh. 10 Booming Batu Akik Pasca promosi secara tak langsung dari pejabat pemerintah tersebut, perhatian masyarakat terhadap batu akik mulai meningkat. Perhatian tidak hanya tertuju kepada batu akik Lumuik Sungai Dareh, tetapi masyarakat di beberapa daerah mulai melakukan penambangan di daerah mereka masing-masing untuk mencari potensi alam berupa batu akik yang mereka miliki, sehingga terkenallah beberapa batu akik lain yang juga menjadi primadona di Sumatera Barat seperti Lumut Suliki, Lumut Pasaman, Lumut Tapan. Seiring dengan ramainya pembicaraan mengenai Lumuik Sungai Dareh ini, maka masyarakat di daerah Kandi, mulai bersemangat untuk melakukan penambangan dan pencaarian terhadap jenis batu akik ini. Saat pencarian jenis batu akik ini, masyarakat turut menemukan batu akik jenis lain seperti Anggur dan Badar Lumut. Booming batu akik juga sudah bisa menggenjot perekonomian orang-orang serta membuka lapangan kerja baru dan dapat mengurangi pengangguran, di mana usaha batu akik juga tak akan sebatas dagangan kaki lima namun telah merambah ke hotel /12/27/lumuik-sungai-dareh-pucuakdaun-pernah-dihargai-rp-4-miliar/ 4

6 berbintang. booming batu akik juga sudah membuat banyak orang-orang yang membuka usaha pengrajin serta pedagang batu akik ini sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. semenjak batu akik mulai booming kegiatan ekonomi orang- orang makin menggeliat serta buka lapangan usaha baru baik juga sebagai pengrajin ataupun sebagai pedagang batu akik". 11 Hal tersebut juga diakui oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Achmad Charisma mengatakan pihaknya sudah melirik usaha kreatif masyarakat untuk dikembangkan. Bahkan tahun 2015 telah ada 30 UKM batu akik yang telah dilakukan pembinaan. UKM batu akik yang telah dibina itu tersebar di Padang, Pesisir Selatan, Bukitinggi, Agam, Dharmasraya dan lainnya. kami juga mengikutsertakan mereka pada pameran mutamanikam di Jakarta Convention Center (JCC) pada iven tahunan. Batu akik Sumbar saat ini digemari oleh pecinta batu. Kami juga telah berupaya mempertemukan UKM batu akik dengan UKM pengrajin perak Koto Gadang untuk produksi ikat batu cincin, tuturnya. 12 Fenomena booming batu akik telah banyak membuka lapangan usaha dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. banyak masyarakat yang menggantungkan mata pencaharian dari booming batu akik ini mulai dari penambang batu aki, penjual bongkahan, pengasah, pedagang batu dan pedagang aksesoris. 11 Padang Ekspres, 25 Februari 2015, Melihat Aktivitas Pengasah Batu Akik 12 Padang Ekspress, OKtober Habiskan Milyaran Rupiah Demi batu Akik. Demam batu akik yang melanda hampir seluruh penjuru negeri juga dimanfaatkan oleh Hendri Harianto (30 tahun) yang berasal dari Mentawai dan mengais rezki dengan menjadi pengasah batu akik di Simpang Presiden Padang. Hendri menjadi pengasah batu akik pada tahun 2012 ketika ia berhenti menjadi sales kompor gas selama dua tahun. Awal keterlibatannya sebagai pengasah batu akik bermula ketika jalan-jalan di kawasan Hiligoo Padang. Dari pengamatannya, ia melihat bahwa pekerjaan mengasah batu saja mampu menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak meskipun pekerjaan tersebut terkesan sepele. Melihat hal demikian, Hendri juga tertarik untuk menekuni usaha tersebut. Berbekal modal Rp ia membeli sepeda kayuh yang berguna untuk mengasah batu dan ditambah dengan tenda ukuran 2 meter. Masa awal usahanya, belum begitu banyak masyarakat yang tertarik untuk batu akik. dalam 1 hari ia mendapatkan pesanan untuk mengasah batu antara 5-10 orang dengan upah masih sekitar Rp dalam sehari paling banyak Hendri hanya bisa mendapatkan uang sekitar Rp Sejak terjadinya booming batu akik pada tahun 2014, usaha Hendri turut mendapatkan tambahan penghasilan. Upah mengasah batu naik menjadi Rp 25 ribu, dalam sehari ia bisa mendapatkan uang 1 juta. Booming batu akik juga berpengaruh pada peningkatan bisnis jasa pengiriman. Tingginya intensitas pengiriman batu akik sejak akhir tahun 2014, membuat unit jasa pengiriman memberlakukan asuransi terhadap batu akik yang dikirimkan, padahal sebelumnya batu akik tidak termasuk jenis barang kiriman yang bisa diasuransikan karena harga dari batu akik yang tidak jelas dan tidak ada nilai khusus. Hal ini dibenarkan oleh Andi, pegawai jasa pengiriman Tiki. iya benar, batu sudah bisa diasuransikan karena untuk 5

7 mengantisipasi kehilangan barang kiriman dari pelanggan. 13 Hal ini juga diakui oleh Dean Stales Yori yang selalu mengasuransikan paket yang hendak dia kirim. Menurutnya tingginya intensitas pengiriman batu dan nilai batu yang tinggi, membuat beberapa orang oknum dari jasa pengiriman nekat membuka segel paket pengiriman. Hal tersebut sering terjadi pada teman-temannya. Diapun pernah sekali mengalami hal tersebut, tetapi karena telah diasuransikan diganti kembali oleh pihak jasa pengiriman. 14 Penurunan usaha Batu Akik Tahun 2015 Menjelang akhir tahun 2015, aktivitas perdagangan batu akik mulai menunjukkan penurunan. Lesunya aktivitas perdagangan batu akik tidak hanya terjadi di Kota Padang tetapi terjadi hampir di semua wilayah yang memiliki intensitas perdagangan batu akik yang tinggi. Ada beberapa faktor yang menjadi sebab lesunya transaksi batu akik, salah satunya menurut Febi Malako adalah karena tingginya intensitas pameran batu akik. menurutnya pemerintah begitu mudah memberikan izin untuk mengadakan pameran batu akik, sehingga para pengrajin dan pemburu batu akik berlomba mencari bahan bongkahan untuk mendapatkan batu akik dengan kualitas yag super. Lebih lanjut menurutnya disitu berlaku hukum ekonomi, dimana ketika batu melimpah maka harga batu akan turun, hal ini terlihat dari harga jual batu 13 Wawancara dengan Andi di Nipah ada tanggal 2 September Wawancara dengan Dean di Gunung Pangilun pada tanggal 2 September di pameran yang hanya dijual Rp /keping. KESIMPULAN Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa batu akik sudah lama diketahui oleh masyarakat dan tidak jelas kapan waktunya masyarakat mulai memperdagangkan batu akik. pada tahun 1970-an sekelompok pedagang sudah mulai menempati sebuah kawasan di Pasar Raya Padang yang bernama Hiligoo. Di kawasan tersebut jumlah pedagang batu akik belum terlalu banyak dan tidak lebih dari 10 orang. Dari sisi ekonomi usaha berdagang dan mengasah batu akik belum terlalu menjanjikan karena pendapatan yang diperoleh tidak pasti. Dari sisi sosial batu akik memang sudah menjadi gaya bagi masyarakat tetapi hanya sebagian orang terutama terbatas pada kelompok bapak-bapak dan lelaki dewasa saja apalagi pandangan masyarakat terhadap orang yang memakai batu akik cenderung menganggapnya sebagai dukun dan juragan. Pada awal tahun 2009, booming batu akik sudah mulai terlihat ketika banyak pejabat yang menggunakan batu akik. kondisi ini turut mendorong masyarakat tertarik kepada batu akik. Pedagang-pedagang dan pengrajin batu akik musiman muncul di beberapa tempat di Kota Padang karena penghasilan dari berdagang dan mengasah batu akik cukup menjanjikan. Usaha batu akik tidak hanya dirintis oleh orang yang telah berdagang tetapi banyak juga masyarakat yang justru beralih untuk menjadi pedagang dan pengrajin batu akik. booming batu akik juga diramaikan oleh diadakannya kegiatan pameran dan kontes batu akik yang hampir dilakukan setiap bulan di Kota Padang. Antusiasme masyarakat penikmat batu akik turut pula meramaikan booming batu akik. penyuka batu akik tidak lagi terbatas hanya pada kalangan bapak-bapak dan laki-laki 6

8 dewasa saja tetapi juga sudah banyak ibu-ibu dan remaja yang menyukai dan memakai batu akik, bahkan juga ada perempuan menjalankan bisnis batu akik. Pada akhir tahun 2015, booming batu akik sudah mulai menunjukkan gejala penurunan. Beberapa kedai dan kios yang berdagang batu akik sudah banyak yang menutup kiosnya. Disamping itu edagang kaki lima batu akik yang biasanya berdagang di tempat-tempat umum juga sudah tidak terlihat lagi, begitu juga dengan orang yang mengasah batu akik, mereka sudah kembali kepada profesi lamanya. Pameran dan kontes batu akik juga sudah tidak dilakukan lagi, terakhir hanya kontes dan pameran batu akik yang diadakan di Lantamal Teluk Bayur pada bulan September DAFTAR PUSTAKA A. Arsip Laporan Dinas Pasar Raya Padang tentang Jumlah Pedagang Pasar Raya Padang Tahun 2013 B. Buku Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994) Mestika Zed. Metodologi Sjarah. Jurusa Sejarah FIS UNP C. Skripsi Andoni Rizal, Kehidupan Sosial Ekonomi Pengrajin Batu Akik di Nagari Sikabau Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya Tahun Skripsi. Padang: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Refly Marleni, Masyarakat Pengrajin Batu Bata di Nagari lakitan Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi. Padang: Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat, D.Koran dan Internet Habiskan Miliaran Rupiah Demi Batu Akik, dalam Padang Ekspres, edisi 26 Oktober Melirik Perajin Batu Cincin Jalan Hiligoo Padang: Dari batu Alam Jadi Barang Berharga, dalam Haluan, umuik-sungai-dareh-pucuak-daunpernah-dihargai-rp-4-miliar/ umuik-sungai-dareh-pucuak-daunpernah-dihargai-rp-4-miliar/ E.Wawancara Johan di Hilinggo 20 Januari 2015 Syafwandi di Labor 20 Maret 2015 Andi di Nipah 2 September 2015 Dean di Gunung Pangilun 2 September

9 8

BAB I PENDAHULUAN. berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup berkelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta analisis data. peneliti lakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta analisis data. peneliti lakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta analisis data yang peneliti lakukan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : Latar Belakang Pengguna Batu Akik di kawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu akik telah menjadi suatu fenomena yang menarik di Indonesia saat ini, termasuk di Kota Padang. Beberapa tahun belakangan ini, terlihat warga Kota Padang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batu mulia adalah jenis batu permata yang berasal dari campuran mineral alam. Batuan jenis ini memiliki komposisi kandungan kimia yang berbeda-beda. Oleh sebab itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak diujung pulau Sumatra dan dikenal dengan julukannya sebagai kota Serambi Mekkah. Aceh juga memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jenis serta bentuknya yang bermacam-macam.batu akik dengan kualitas terbaik

I. PENDAHULUAN. jenis serta bentuknya yang bermacam-macam.batu akik dengan kualitas terbaik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Era modern seperti saat ini, bebatuan sangat diminati oleh masyarakat dengan jenis serta bentuknya yang bermacam-macam.batu akik dengan kualitas terbaik mampu menembus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar terhadap PDB selama tahun 1994 hingga tahun 2004. Berdasarkan data BPS, pada tahun 1994 sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perhiasan yang menjadi trend akhir-akhir ini adalah memakai perhiasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perhiasan yang menjadi trend akhir-akhir ini adalah memakai perhiasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhiasan yang menjadi trend akhir-akhir ini adalah memakai perhiasan yang dihiasi dengan batu akik yang marak diberbagai kalangan yang tidak membedakan usia,

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Batasan Dan Perumusan Masalah

PENDAHULUAN. Batasan Dan Perumusan Masalah 0 1 PENDAHULUAN Perkebunan tidak hanya dikenal di Indonesia saja tetapi juga dibanyak Negara lainnya. Pembangunan perkebunan merupakan salah satu bagian dari pembengunan pertanian yang dapat diandalkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Jenis Usaha dan Nama Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Jenis Usaha dan Nama Perusahaan MayOutfit adalah usaha yang bergerak dibidang fashion, memulai usahanya dengan membuka online shop hingga sekarang

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. komersial, yang biasa disebut perencanaan bisnis ( business plan ).Sebuah

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. komersial, yang biasa disebut perencanaan bisnis ( business plan ).Sebuah 1 BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan yang dapat menghasilkan nilai ekonomi atau komersial,

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme secara umum adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris : nation) dengan mewujudkan satu konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017

DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017 DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT KONDISI JANUARI S.D. 31 MEI 2017 I. RENCANA INVESTASI Tabel 1.1. Perkembangan PMDN & Satuan nilai rencana investasi Laki-laki penyerapan Peremp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencari keuntungan, yang termasuk dalam golongan pedagang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba

Lebih terperinci

BISNIS PLAN JILBAB SHOP

BISNIS PLAN JILBAB SHOP BISNIS PLAN JILBAB SHOP Oleh : Citra Mulia 1110011211190 Dosen : Yuhelmi, S.E, M.M Mata Kuliah : Kewirausahaan 1 I. LATAR BELAKANG Bukittinggi merupakan sebuah kota yang berada di Sumatera Barat yang dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017 RINGKASAN DATA DAN INFORMASI PENANAMAN MODAL PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017 KONDISI S.D. 30 JUNI 2017 I. RENCANA INVESTASI PMDN/ PMA Tabel 1. Perkembangan PMDN & PMA Satuan nilai rencana investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelompok industri kecil memiliki peran strategis dalam peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di Indonesia. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dengan mampu menghasilkan batik tanah liek tradisional dan batik Minang

BAB V KESIMPULAN. dengan mampu menghasilkan batik tanah liek tradisional dan batik Minang BAB V KESIMPULAN Industri batik Citra Mandiri merupakan industri batik yang terkenal dengan mampu menghasilkan batik tanah liek tradisional dan batik Minang modern. Batik tanah liek merupakan batik khas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT AGUSTUS 2014 No. 66/11/13/Th XVII, 5 November KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA BARAT Jumlah angkatan kerja di Sumatera Barat pada Agustus mencapai 2,33 juta orang, naik 110 ribu orang dibandingkan dengan jumlah angkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan hal tersebut membantu perkembangan dunia bisnis saat ini. Perkembangan dunia

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan laju pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah pesat, mendorong semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Hal ini

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG RGS Mitra 1 of 15 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Penerapan desentralisasi di Indonesia sejak tahun 1998 menuntut daerah untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki secara arif dan bijaksana agar peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia bisnis yang tumbuh dengan pesat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria

PENDAHULUAN. Sosiologi Masyarakat Pesisir. (Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia), hal. 1 2 Ibid, hal Arif Satria PENDAHULUAN Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan, yang lautnya mencapai 70 persen dari total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas dan sumber daya alam yang begitu besar pada kenyataannya belum

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu cara kebijakan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh adalah dengan adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Penutup. Sekapur Sirih

Penutup. Sekapur Sirih Penutup Sekapur Sirih Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 Provinsi Sumatera Barat merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh tahun belakangan ini, perkembangan otomotif di tanah air sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyak digelarnya even otomotif dari mulai pameran, lomba modifikasi,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN DHARMASRAYA, KABUPATEN SOLOK SELATAN, DAN KABUPATEN PASAMAN BARAT DI PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah sejak lama terkenal dengan kerajinan batiknya. Kerajinan batik telah secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis

Lebih terperinci

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia merupakan mahluk sempurna, sehingga untuk mendapatkan sesuatu manusia harus berusaha. Semua mahluk hidup memiliki kebutuhan tak terkecuali manusia, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi merupakan sebuah alat ukur untuk menilai dan mengevaluasi berhasil atau tidak tujuan organisasi. Kinerja didefinisikan sebagai suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu wilayah yang terdiri dari berbagai kegiatan didalamnya. Berbagai kegiatan tersebut memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis pada saat ini semakin berkembang pesat di sertai juga dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat. Gaya hidup masyarakat pun semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu kegiatan yang tidak pernah lepas dari perhatian Kita semua, oleh karena itu perlu adanya strategi yang tepat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 22 / M-DAG / PER / 3 /2016 tentang ketentuan Umum Pasal 1, perdagangan adalah tatanan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sektor jasa yang memiliki peranan yang cukup vital dalam menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi merupakan sarana mobilitas

Lebih terperinci

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2 Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman (1984-2004) 1 Oleh: Devra Lismanto 2 Abstrak Tulisan ini berjudul Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam programnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam keluarga-keluarga ibu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam keluarga-keluarga ibu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai judulnya, penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analitis. Peneliti menganalisis proses internalisasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN BATU MULIA JAKARTA, April 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN BATU MULIA JAKARTA, April 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN BATU MULIA JAKARTA, 21-24 April 2015 Yth. Para Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perindustrian. Yth. Ketua dan Pengurus Asosiasi Perhiasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1990-an, dimulailah era baru ekonomi dunia yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, era tersebut populer dengan sebutan ekonomi kreatif atau industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional yang dikenal dengan Tour de Singkarak. (Kompas, 2012 : 2

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional yang dikenal dengan Tour de Singkarak. (Kompas, 2012 : 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang adalah ibu kota provinsi Sumatera Barat yang merupakan salah satu kota di Indonesia dengan berbagai macam kebudayaan tradisional dan keindahan alam yang masih

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ekonomi keluarga indonesia sebagian besar masih bergelut dalam kemiskinan, baik di desa maupun di kota masyarakat sama-sama mengalami hidup dibawah garis kemiskinan,

Lebih terperinci

Presiden Jokowi Tinjau Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR di Sumbar

Presiden Jokowi Tinjau Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR di Sumbar Rilis PUPR #3 7 Februari 2018 SP.BIRKOM/II/2018/061 Presiden Jokowi Tinjau Program Padat Karya Tunai Kementerian PUPR di Sumbar Dharmasraya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang industri merupakan suatu program pemerintah untuk mencapai pembangunan nasiaonal. Oleh karena

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) MAGANG IKM BATU MULIA DI WILAYAH IHT JAWA TENGAH KEGIATAN PEMBINAAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DI WILAYAH IHT BIDANG IATEA TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama penduduk pedesaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah utama penduduk pedesaan, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kemiskinan merupakan masalah utama penduduk pedesaan, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat desa untuk melakukan upaya dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hobi atau kegemaran bisa mengalahkan kebutuhan primer (Sudarto,2008). Hal ini menunjukkan bahwa kegemaran atau hobi bukan hanya sebatas pelepas penat atau sekedar mengalihkan

Lebih terperinci

UNIT LAYANAN PENGADAAN

UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK KERJA II (DUA) Alamat Jalan Lintas Sumatera Km.5 Sikabau, Telp./Fax ((0754) 451578 Wabsite www.lpse.dharmasrayakab.go.id LAPORAN HASIL EVALUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotagede adalah kawasan yang terletak sekitar 10 kilometer tenggara dari Kota Yogyakarta adalah sentra kerajinan perak yang pernah mengalami masa kejayaannya pada era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan besar, hal ini bisa dilihat dari kontribusi Industri kecil atau usaha mikro, kecil

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi yang pesat, hampir seluruh kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Danau merupakan cekungan luas pada permukaan bumi yang berisi air dan terletak di tengah-tengah daratan. Danau mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur OLEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mendasar dan harus dipenuhi. Hakikatnya,

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo UNKL347

Gambar 1.1 Logo UNKL347 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 UNKL347 UNKL347 adalah sebuah bisnis ritel pakaian yang berdiri sekitar tahun 1996. UNKL347 didirikan oleh empat orang pemuda yang memiliki latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi tahun 1997 perekonomian Indonesia semakin terpuruk. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di sektor formal yang menutup usahanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Toko Modern, memberikan pengertian Pasar Tradisional sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan Toko Modern, memberikan pengertian Pasar Tradisional sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar merupakan area tempat jual beli barang yang menjadi tempat berkumpulnya lebih dari satu penjual atau pedagang untuk menjajakan barang dagangan mereka dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari berkembangnya budidaya perikanan air tawar di Propinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

Bisnis Herbal Kecantikan, Kecil Modalnya Besar Untungnya

Bisnis Herbal Kecantikan, Kecil Modalnya Besar Untungnya Bisnis Herbal Kecantikan, Kecil Modalnya Besar Untungnya Bagi sebagian besar kaum hawa, tampil cantik dan menarik merupakan suatu hal yang tak mungkin mereka lupakan. Budaya inilah yang kemudian melahirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting sejalan dengan semakin tinggi dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan produk-produk yang berkualitas menjadikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 3 TAHUN 2013

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 SALINAN BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH PADA

Lebih terperinci