PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK. Abstrak
|
|
- Harjanti Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Nani Ratnaningsih 1) Edi Hidayat 2) Witri Nur Anisa 3) 1FKIP, Universitas Siliwangi 2FKIP, Universitas Siliwangi 3FKIP, Universitas Siliwangi Abstrak Tujuan dari kegiatan ITGbM ini meningkatkan pemahaman guru tentang manfaat, melatih keterampilan dalam membuat berbasis pendekatan saintifik, guru memiliki buku ajar yang sifatnya menemukan untuk meningkatnya prestasi belajar peserta didik SMP dan SMA sebagai hasil dari inovasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, serta membantu program pemerintah dalam melaksanakan Kurikulum Luaran yang akan dicapai dari kegiatan ITGbM yaitu: peningkatan pemahaman, keterampilan kuantitas, dan kualitas bahan ajar; draft buku ajar (kumpulan ), dan publikasi ilmiah pada jurnal nasional. Metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara, sosialisasi dan pelatihan. Observasi yaitu mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), Kepala Sekolah SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Bungursari, wawancara dengan kepala sekolah serta guru-guru. Selanjutnya, diadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan, kemudian pembimbingan atau pendampingan kepada guru dalam membuat berbasis pendekatan saintifik sampai diperoleh draft buku ajar yang sifatnya menemukan. Kegiatan ITGbM ini diawali dengan MOU dengan mitra pada hari Rabu, 08 Februari, kemudian pada hari Jum at, 21 Juli dilakukan pertemuan dengan mitra untuk menyepakati materi yang akan disampaikan, jadwal kegiatan, dan sarana prasasarana yang diperlukan. Pelaksanaan kegiatan pertama dilaksanakan hari Kamis, 27 Juli, meliputi: pelatihan tentang materi, pendekatan saintifik, cara merancang bahan ajar dengan pendekatan saintifik. Kata Kunci: Bahan ajar, draft buku ajar, dan pendekatan saintifik. 1. PENDAHULUAN Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota yang berada di Jawa Barat, yang terdiri atas 10 kecamatan, satu diantaranya yaitu Kecamatan Bungursari. Di Kecamatan Bungursari terdapat 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP) meliputi satu SMP Negeri dan 6 SMP swasta, 3 Sekolah Menengah Atas(SMA) swasta dan 3 Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) swasta. Sekolah SMP dan SMA Plus Nashrul Haq terletak di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya yang berjarak 9,3 Km dari Universitas Siliwangi. Guru SMP Plus Nashrul Haq sebanyak 26 orang dan guru SMA Plus Nashrul Haq sebanyak 22. Pada umumnya guru sudah memiliki laptop, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, guru-guru kesulitan dalam
2 merancang media pembelajaran. Padahal media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar siswa. Hasil survey dan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru-guru, diperoleh informasi sebagai berikut: a. Pada umumnya guru melakukan proses pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sesekali menggunakan metode demonstrasi. Masih jarang yang menggunakan model pembelajaran yang inovatif, mereka memberikan alasan yang klasik bahwa materi yang harus disampaikan pada peserta didik tidak sesuai dengan waktu yang tersedia. Jika menggunakan model pembelajaran yang inovatif, maka waktunya habis sehingga materi tidak tersampaikan. Dengan demikian, guruguru kurang berinovasi dalam proses pembelajaran. Setelah digali lebih jauh, ternyata masih banyak guru-guru yang belum memahami berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Terhadap 8 orang guru yang diwawancara, hanya 2 orang yang mengenal beberapa model pembelajaran tetapi jarang digunakan karena kurang begitu paham. b. Sebagian kecil guru-guru yang menggunakan komputer dalam proses pembelajaran, padahal sebagian besar guru-guru sudah memiliki laptop. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman dalam merancang dan mempersiapkan proses pembelajaran yang berbasis IT. Terhadap 8 orang guru yang diwawancara, semuanya sudah memiliki laptop tetapi jarang digunakan dalam proses pembelajaran. c. Guru belum menggunakan, sumber belajar hanya satu-satunya buku paket. Padahal pada buku paket konsep langsung diberi tahu tanpa ditemukan oleh siswa. Terhadap 8 orang guru yang diwawancara, tidak seorangpun guru yang pernah mencoba membuat sendiri, dengan alasan yang berbedaberbeda: tidak paham cara membuatnya, tidak cukup waktu, cukup menggunakan buku paket saja. Kondisi tersebut di atas, tentunya tidak sejalan dengan tuntutan Kurikulum Tahun 2006 maupun Kurikulum Tahun 2013, melalui Permendikbud yang terakhir yaitu nomor 103 tahun 2014 tentang standar proses pembelajaran bagi guru-guru. Permen tersebut, guru diharuskan melaksanakan proses pembelajaran diantaranya menggunakan Model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah), Discovery Learning/Inquiry Learning (Pembelajaran Menemukan), dan menggunakan Scientific aproach (pendekatan saintifik). Artinya dalam proses pembelajaran guru bertindak sebagai fasilitator supaya peserta didik dapat menemukan dan membangun pengetahuannya, melalui media yang dipersiapkan oleh guru, belajar dimulai dari masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pendekatan Saintifik. Dengan demikian siswa harus terlibat aktif mencari, menemukan dan membangun konsep, belajar tidak hanya sekedar menghapal, guru tidak begitu saja memberikan langsung pengetahuan kepada siswa tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuannya. Belajar seperti ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme, Jerome Bruner, dan Vygotsky (Trianto, 2011). Memperhatikan semua permasalahan di atas, skala prioritas terfokus pada membantu guru dalam pembuatan berbasis Pendekatan Saintifik. Hal ini dikarenakan itu merupakan media yang sengaja dibuat guru untuk menemukan dan membangun konsep (Purwanto, Dj, 2014). Materi atau konsep harus benar-benar dipahami oleh siswa, diingat lebih lama
3 karena merupakan dasar untuk mampu mempelajari materi-materi yang lainnya serta menerapkan dalam bidang ilmu yang lain. Kalau konsep dasarnya sudah keliru, akan sulit memahami konsep-konsep berikutnya (Purnomo, D, 2012; Zulkardi, Z dan Ilma, R, 2014). Selain itu, media pembelajaran berupa yang dirancang oleh guru, dapat membantu siswa lebih mudah memahami konsep (Haji, S, 2011; Mukhtar, 2013; dan Mulyana, T, 2012). Mengatasi permasalahan dalam membuat berbasis pendekatan saintifik, maka melalui kegiatan Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat(ITGbM), diberikan pemahaman yang lebih mendalam melalui pelatihan dan pembimbingan membuat bahan ajar. Hal ini sangat diperlukan sekali oleh guru, karena guru harus mampu mempersiapkan sebagai media untuk menemukan dan membangun konsep. Tujuan dari kegiatan ITGbM ini yaitu: meningkatkan pemahaman guru tentang manfaat, melatih keterampilan guru dalam membuat berbasis pendekatan Saintifik, guru memiliki buku ajar yang sifatnya menemukan, meningkatnya prestasi belajar peserta didik SMP dan SMA Plus Nashrul Haq sebagai hasil dari inovasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, membantu dan menambah program kegiatan MGMP serta membantu program pemerintah supaya cepat tercapai. 2. METODE KEGIATAN Kegiatan ITGbM ini menggunakan metode survey, pelatihan dan pembimbingan yang terdiri atas tahap persiapan dan pelaksanaan. Setiap tahap dijelaskan sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tahap persiapan dalam kegiatan ITGbM ini meliputi: 1. Mengadakan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Kepala UPTD, Ketua MGMP wilayah Bungursari, dan Kepala Sekolah SMP dan SMA Nashrul Haq Bungursari sebagai tahap awal. 2. Melakukan survei ke lapangan untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana beberapa sekolah, dan sekaligus melakukan wawancara langsung kepada Ketua MGMP, Kepala sekolah dan guru-guru secara sampel. Kegiatan ini, menggali dan mengungkap semua permasalahan yang dialami/dilakukan guru pada saat proses pembelajaran. Serta memperoleh informasi solusi apa yang diharapkan sehingga kegiatan ITGbM ini tepat sasaran. Semua data yang diperoleh kemudian dihimpun untuk dianalisis, kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam mempersiapkan semua perangkat kegiatan ITGbM. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan kegiatan ITGbM ini, dimulai dari sosialisasi, pencerahan materi, pelatihan, pembimbingan, dan evaluasi kegiatan yang diikuti oleh guru-guru. Kegiatannya menggunakan metode diskusi, demonstrasi, dan praktek (learning by doing) langsung membuat berbasis pendekatan saintifik. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tanggal 08 Februari telah diadakan MOU kegiatan pengabdian pada masyarakat pada Skim Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) antara kami Tim Pengabdian dengan Kepala Sekolah SMP dan
4 SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy Kota Tasikmalaya. Sebagai tindak lanjut dari MOU tersebut, sebelum mengadakan kegiatan diadakan pertemuan terlebih dahulu pada hari Jum at, 21 Juli. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Tim ITGbM, Ketua Yayasan Pesantren Nashrul Haq Al Islamy, Kepala Sekolah SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy, serta masing-masing 1 orang guru sebagai perwakilan dari SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk menginformasikan tentang kegiatan ITGbM yang akan kami laksanakan dan menyepakati materi yang akan disampaikan, jadwal kegiatan, sarana prasarana yang diperlukan, dan teknis pelaksanaan ITGbM. Setelah kami menyampaikan semua rencana kegiatan ITGbM, kemudian diadakan diskusi sehingga memperoleh beberapa kesepakatan yang akan dilaksanakan. Dari hasil pertemuan tersebut disepakati tentang materi yang akan diberikan, jadwal pelaksanaan ITGbM, peserta ITGbM, produk dan luaran dari ITGbM, teknis pelaksanaan ITGbM, dan sarana prasarana yang diperlukan. Selain itu, pihak yayasan mengajukan permohonan untuk mengadakan MOU dengan pihak Universitas Siliwangi khususnya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tujuan diadakannya MOU supaya kegiatan terus berlanjut jangan hanya sampai kegiatan ITGbM ini saja, sebagai bentuk pembinaan kepada guru-guru SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy kota Tasikmalaya. a. Materi Kegiatan Materi kegiatan ITGbM meliputi: 1) Pengertian dan contohya. 2) Pendekatan Saintifik sesuai tuntutan Kurikulum Tahun ) Cara pembuatan dengan menggunakan Pendekatan Saintifik. 4) Pelatihan membuat dengan menggunakan Pendekatan Saintifik. 5) Praktek pembelajaran menggunakan melalui Pendekatan Saintifik. b. Khalayak dan Jumlah Sasaran Kegiatan ITGbM ini adalah membuat dan menerapkan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dengan demikian peserta kegiatan ITGbM tidak hanya guru-guru mata pelajaran Matematika saja (sesuai dengan latar belakang bidang keilmuan kami). Peserta kegiatan ITGbM ini yaitu seluruh guru-guru yang mengajar di SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy. c. Sarana dan Prasarana yang Diperlukan Kegiatan pengabdian ITGbM ini diperlukan sarana dan prasarana yaitu: sebuah ruangan besar untuk pertemuan beserta meja dan kursinya, sound system, laptop, dan LCD. Ruangan pertemuan beserta meja dan kursinya, sound system, dan LCD disediakan oleh sekolah, guru-guru membawa laptop masing-masing. Selain itu kami membuat spanduk untuk dipasang di bagian depan ruangan, dan kami memberikan snack 1x serta makan 1x kepada guru-guru, satpam, dan kepala sekolah (2 orang). d. Jadwal Kegiatan yang Disusun Bersama Mitra Pada saat pertemuan dengan mitra disepakati jadwal 5 kali pertemuan sebagai berikut: Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiatan Pengabdian Ipteks bagi Masyarakat (ITGbM) N Hari/Tgl Pukul Kegiatan o 1 Rabu/ 08 Feb 2 Jum at/ 21 Juli 3 Kamis/ 27 Juli MOU dengan mitra ITGbM Pertemuan dan diskusi dengan mitra ITGbM Pembukaan
5 3 Rabu/ 02 Agustus 4 Senin/07 Agustus 5 Jum at/1 8 Agustus Selesa i - Selesa i Materi: 1. Pengertian dan contohnya. 2. Pendekatan Saintifik 3. Cara merancang dengan menggunaka n Pendekatan Saintifik Pelatihan merancang dengan menggunakan pendekatan saintifik Demonstrasi dengan Menggunakan Pendekatan Saintifik Evaluasi kegiatan ITGbM Jadwal di atas sudah disepakati bersama antara kami dengan mitra, sampai tahap kegiatan penyuluhan dilaksanakan sesuai rencana. Pada hari Kamis, 27 Juli, Kegiatan penyuluhan dibuka oleh Ketua Yayasan Pesantren Nashrul Haq Al Islamy, diikuti oleh 24 orang guru SMP dan SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy. Kegiatan pembukaan dimulai dari Pukul Selanjutnya dimulai pukul dilanjutkan pemaparan materi, guru-guru terlihat antusias menerima materi ditandai dengan adanya terjadi interaksi dan tanya jawab yang komunikatif antara guru-guru dengan pemateri. Kegiatan ITGbM ini memberikan motivasi terhadap guru-guru untuk merancang dengan menggunakan pendekatan saintifik. Rencana kegiatan ITGbM ini pada tahap berikutnya yaitu: 1. Pelatihan merancang dengan menggunakan pendekatan saintifik. 2. Demo dengan menggunakan pendekatan saintifik. 4. SIMPULAN Kegiatan ITGbM pembuatan bahan ajar dengan menggunakan pendekatan saintifik disambut baik oleh Ketua Yayasan Pesantren Nashrul Haq Al Islamy, Kepala Sekolah SMP dan Kepala Sekolah SMA Plus Nashrul Haq Al Islamy Kota Tasikmalaya. Bahkan Ketua Yayasan memohon untuk mengadakan MOU dengan Unsil khususnya dengan FKIP untuk mengadakan kegiatan selanjutnya secara kontinu, jangan hanya terputus sampai kegiatan ini saja. Respon guru-guru terhadap kegiatan ITGbM ini, meskipun baru sampai penyuluhan/penyegaran materi, sangat antusias dan semangat mengikutinya. Selain itu, kegiatan ITGbM ini memberikan motivasi kepada guru-guru untuk merancang dengan menggunakan pendekatan saintifik. 5. REFERENSI Haji, S (2011). Model Bahan Ajar Matematik SMP Berbasis Realistic Mathematics Education untuk Mengembangkan Kemahiran. Jurnal Pendidikan. 9(1). Hal Mukhtar. (2013). Pengembangan bahan Ajar Berbasis Masalah untuk Memfasilitasi Pencapaian Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Konsep Siswa. Prosiding
6 Semirata FMIPA Universitas Lampung Hal Mulyana, T. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Melalui Penelitian Desain. Jurnal Infinity. 1(2). Hal ) Permendikbud 103. (2014). Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta Purnomo, D. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Sebagai Sarana Pengembangan Kreativitas Berpikir. Jurnal Aksioma. 2 (1) Purwanto, Dj, (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar). Gava Media.Yogyakarta. Ramdani, Y. (2012). Pengembangan Instrumen Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan koneksi Matematik Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan. 13(1). Hal Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Zulkardi, Z dan Ilma, R. (2014). Desain Bahan Ajar Penjumlahan Pecahan Berbasis Pendidikan Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Pendidikan. 4(2)
LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) ITGbM PELATIHAN PEMBUATAN BAHAN AJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK Oleh: Dr. Hj. Nani Ratnaningsih,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 28 Juli Penulis. iii
ii KATA PENGANTAR Bismillaahirohmanirrohiim, Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Alloh SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan 70% Ipteks Tepat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tasikmalaya, 10 Februari 2017 Penulis. iii
KATA PENGANTAR Bismillaahirohmanirrohiim, Puji syukur penulis panjatkan ke khadirat Alloh SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Ipteks Tepat Guna
Lebih terperinciAPLIKASI SOFTWARE GEOMETRI Ipah Muzdalipah1), Ratna Rustina2)
APLIKASI SOFTWARE GEOMETRI Ipah Muzdalipah1), Ratna Rustina2) 1FKIP, Universitas Siliwangi Email: ipah.muzdalipah@gmail.com 2FKIP, Universitas Siliwangi Email: ratnarusitna@unsil.ac.id Abstrak Kurikulum
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)
LAPORAN KEMAJUAN 70% KEGIATAN IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M) WORKSHOP PERANCANGAN DAN APLIKASI ALAT PERAGA MATEMATIKA SEKOLAH DASAR Oleh: Drs. A.A. Gde Somatanaya, M.Pd (0026115602) UNIVERSITAS
Lebih terperinciLaporan Pengabdian Kepada Masyarakat Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal
Kode/rumpun Ilmu: 722/Pendidikan Matematika Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat Skim Pengabdian Kepada Masyarakat Internal SOSIALISASI MICRO SISTEM DATA KEPENDUDUKAN UNTUK MEMBANTU KELURAHAN SUKAMANAH
Lebih terperinciJurnal Siliwangi Vol.2 No.2 Desember 2016 ISSN Seri Pengabdian Kepada Masyarakat
ITGbM PELATIHAN PENERAPAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME BERBASIS PESANTREN BAGI TUTOR PAUD DI KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA Lesi Oktiwanti 1), H. Syaefuddin 2),Lilis Karwati 3) 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABSTRAK DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA
PENERAPAN MODEL INQUIRY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ABSTRAK DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMA Heru Suseno Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Madiun E-mail : hersen165@gmail.com
Lebih terperinciPELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA
PELATIHAN PENGGUNAAN PUZZEL PADA PEMBELAJARAN PECAHAN BAGI GURU SD DI KKG SAONGULARA KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA Anggraini E-mail: anggiplw@yahoo.co.id Gandung Sugita E-mail: gandungplw@yahoo.co.id
Lebih terperinciDRAFT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
1 DRAFT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP BAGI GURU-GURU IPA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DI WILAYAH
Lebih terperinciPELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA
PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA Made Juniantari 1, Ni Putu Sri Ratna Dewi 2, Ni Luh Pande Latria Devi 3
Lebih terperinciSIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri 3 Surakarta pada Kurikulum
Lebih terperinciDRAFT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
DRAFT JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN APLIKASI MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI GURU-GURU SD SINDANGGALIH KOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PTK pada Siswa Kelas XI IPA 4 MAN Rembang Tahun Ajaran 2014/2015) Naskah Publikasi
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SCIENTIFIC DENGAN PEMBELAJARAN KARAKTER TERINTEGRASI
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK SCIENTIFIC DENGAN PEMBELAJARAN KARAKTER TERINTEGRASI Yuniawatika, Sa dun Akbar, Ni Luh Sakinah Nuraini Universitas Negeri Malang, Jalan
Lebih terperinciChairatul Umamah dan Sitti Mukamilah. Bahan Sisa sebagai Media Pembelajaran IPA
PEMANFAATAN BAHAN SISA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN IPA MELALUI GELAR AKSI TAMAN PINTAR BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI DESA KADUARA BARAT KECAMATAN LARANGAN 1 Chairatul Umamah, 2 Sitti Mukamilah Universitas
Lebih terperinciDRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)
1 DRAFT JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHAP I (70%) IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM) PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SD DI LINGKUNGAN KELOMPOK KERJA GURU SE-KOTA TASIKMALAYA Oleh:
Lebih terperinciFISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL
F. FISHBONE ANALISIS PERMASALAHAN NILAI UJIAN NASIONAL Untuk melihat penyebab permasalahan rendahnya nilai UN maka dilakukan analisis tulang ikan terhadap data yang sudah dikumpul. Pada tahan pertama semua
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI
96 BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan penelitian terbukti bahwa variabel implementasi kurikulum 2013 dan lingkungan kerja baik secara sendiri-sendiri maupun
Lebih terperinciABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang
ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari penerapan konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Usaha pendidikan sudah
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciPENDAMPINGAN PENYUSUNAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DITINJAU DARI UNSUR KETERBACAAN
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DITINJAU DARI UNSUR KETERBACAAN Henry Suryo Bintoro 1, Ratri Rahayu 2, Ristiyani 3 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan mengenai studi tentang Peranan Kinerja MGMP PKn dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP (Studi Kasus Terhadap
Lebih terperinciIbM BAGI GURU MGMP MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN KUDUS
IbM BAGI GURU MGMP MATEMATIKA SMA Universitas PGRI Semarang e-mail: djokopurnomo@ikippgrismg.ac.id Abstract Curriculum2013 has been applied in almost all of the school, including the school in Kudus regency.
Lebih terperinci2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil pengamatan di kelas VII-C di SMP Negeri 2 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah pada proses pembelajaran IPS, salah satu masalah yang
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa
Lebih terperinciRetno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono, Endah Peniati, Eling Purwantoyo. Abstrak FMIPA UNNES
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU SMA MENGAJAR BIOLOGI DENGAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, DAN MENYENANGKAN DI MGMP BIOLOGI KABUPATEN DEMAK Retno Sri Iswari, Sri Mulyani ES, Sigit Saptono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI
BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: Guru SD sebagai salah satu komponen pendidik di Indonesia memegang peranan yang angat penting dalam rangka mengemban tugas nasional mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciI bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam
I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam Dosen FKIP Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah bundasukma_umn@yahoo.com Abstrak Tujuan kegiatan pengabdian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membangun bangsa. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut Puspendik (2012: 2), kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL
BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya adalah kependidikan.
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Model Matematika Kompetensi : SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata kuliah Model Matematika merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa S1 PGSD dan dimaksudkan untuk memberi pengetahuan dan
Lebih terperinciJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.word-to-pdf-converter.net LAPORAN PPM PELATIHAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN UNTUK GURU BAHASA INDONESIA SE-YOGYAKARTA oleh 1. Siti Nurbaya, M.Si. /132 318
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM. Ipteks tepat Guna bagi Masyarakat (ItG b M)
1 USULAN PROGRAM Ipteks tepat Guna bagi Masyarakat (ItG b M) Ipteks tepat Guna bagi Masyarakat (ItG b M) Workshop Media Screencast-O-Matic Guru MGMP Matematika SMP Se-Kota Tasikmalaya Oleh : Dian Kurniawan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana. Siswa mempunyai kewajiban untuk belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci utama kemajuan bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada peningkatan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP
PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP Rohati Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA FKIP univ. Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Km
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Meneguhkan Peran Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Memuliakan Martabat Manusia
PELATIHAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU IPS SMP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Anik Widiastuti, Sugiharyanto dan Raras Gistha Rosardi Fakultas Ilmu Sosial UNY, anikwidiastuti@uny.ac.id,
Lebih terperinciBAB II KEGIATAN PPL. A. Kegiatan PPL. 1. Persiapan PPL
BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya adalah kependidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belajar mengajar yang efektif memerlukan penggunaan metodologi dan kemampuan pedagogi yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari generasi siswa sekarang yang lebih cenderung
Lebih terperinciHusnul Chotimah SMKN 13 Malang
STUDI AWAL PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMK PAKET KEAHLIAN KEPERAWATAN MELALUI MODUL BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Husnul Chotimah SMKN 13 Malang
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI BERDASARKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN PELATIHAN PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI GURU-GURU GEOGRAFI SMA DI KABUPATEN BANTUL Oleh: Dr. Hastuti, M.Si. Nurhadi, M.Si. Sriadi
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 5 SMA NEGERI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan penting dalam berbagai penerapan disiplin ilmu lain. Banyak konsep dari
Lebih terperinciGURU-GURU PONPESS DARUL FIKRI BAWEN DALAM PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA SEMBILAN PILAR PENDIDIKAN KARAKTER
1 I b M GURU-GURU PONPESS DARUL FIKRI BAWEN DALAM PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA SEMBILAN PILAR PENDIDIKAN KARAKTER Oleh : Ernawati Saptaningrum 1), Harto Nuroso 2), Joko Siswanto
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran pendidikan matematika sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Siswa sebagai sumber daya manusia harus memiliki kemampuan
Lebih terperinciRina Nurlatifah
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu mempunyai sifat khusus yang berbeda dengan mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA
PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA Norma Setiawati 1, Zulkardi 2, dan Cecil Hiltrimartin 3 1 norma_thsetia@yahoo.com
Lebih terperinciDepartement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University
1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs Sari Bangun Putri Dewi 1, Armis 2, Syarifah Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Fauziah Nurrochman, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam kemajuan teknologi dan berbagai bidang keilmuan lainnya. Peranan matematika sebagai ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum pendidikan merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan demi perbaikan kualitas sumber daya manusia pada suatu bangsa. Kurikulum dengan
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO.
NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN KTSP DI SD SE-KABUPATEN KULONPROGO Oleh: Ermawan Susanto, S.Pd., M.Pd. NIP. 19780702 200212 1 004 Dibiayai
Lebih terperinci*Relin Amir, Nim: , ** Drs. Revoltje O.W. Kaunang, M.Pd *** Asmun W. Wantu, S.Pd, M.Sc, Jurusan ilmu hukum dan kemasyarakatan, prodi Pkn,
Jurusan ilmu hukum dan kemasyarakatan, prodi Pkn, fakultas ilmu sosial 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan dilaksanakan kurang lebih selama dua setengah bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya peningkatan sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dari jenjang pendidikan dasar hingga kelas XII memerlukan standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai ilmu dasar segala bidang ilmu pengetahuan adalah hal yang sangat penting untuk diketahui. Matematika memiliki peranan penting dalam ilmu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Realistic Mathematics Education Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembentukan sebuah generasi. Orang tua memberikan kepercayaan kepada guru untuk mendidik anaknya agar menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP... Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : VII / 1 Materi Pokok : Perbandingan dan Skala Alokasi Waktu : 1 JP x 30 Menit ( 1 kali pertemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jayanti Putri Purwaningrum, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia dapat mengembangkan potensi dirinya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan pilar dalam usaha menciptakan manusia yang berkualitas sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini sangat pesat sehingga informasi yang terjadi di dunia dapat diketahui segera dan waktu serta
Lebih terperinciMekanisme Monitoring dan Evaluasi Program
Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program Mekanisme monitoring dan evaluasi program tersebut menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Kemampuan. hidupnya. Tanpa dunia luar manusia akan mati.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan sebaik-baiknya makhluk yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan bekal akal dan pikiran yang dimiliki sejak lahir, menjadikan manusia sebagai
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty
0 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh Sinta Rahma Dhanty Pembimbing I Pembimbing II Pembahas : Dr. Hi. Pargito, M.Pd. : Drs. Yarmaidi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan). Proses belajar yang diterapkan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Ahmad Bukhari SMP Negeri 3 Tanjung Pura, kab. Langkat Abstract: This study aims to improve student learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan aset yang paling penting bagi bangsa ini. Itulah sebabnya proses pendidikan diharapkan dapat berjalan secara optimal dan berkualitas.
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi
127 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, refleksi, diskusi balikan, serta rencana tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan mata pelajaran dengan konsep pembelajaran alam yang mempunyai hubungan erat dan luas dengan kehidupan manusia. IPA berhubungan dengan cara mencari
Lebih terperinciALIH TEKNOLOGI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU DI SDN KECAMATAN DUNGKEK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IPTEK
ALIH TEKNOLOGI PENGEMBANGAN KETERAMPILAN GURU DI SDN KECAMATAN DUNGKEK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IPTEK Yetti Hidayatillah, Suluh Mardika Alam, Mulyadi STKIP PGRI SUMENEP yetti_hidayatillah@yahoo.co.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education
Pengaruh Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darel Hikmah Pekanbaru Hayatun Nufus, Suci Yuniati Program
Lebih terperinciITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA
ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA Noneng Masitoh Irman Firmansyah Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Iindustri kerajinan bordir
Lebih terperinciIMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA
IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA Harry Soeprianto, I Ketut Sarjana, Hapipi Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas
Lebih terperinciMetode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng
Metode Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas V SDN Kedung Banteng Eka Setya Ningsih (Eka Setya Ningsih/148620600018/6/B1) S-1 PGSD Universitas
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA Intan Permata Sari (1), Sri Hastuti Noer (2), Pentatito Gunawibowo (2) intanpermatasari275@yahoo.com
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Negeri yang menggunakan kurikulum 2013 di Kecamatan Tanjungkarang. (Pusat, Timur, Barat) Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap di Sekolah Dasar Negeri yang menggunakan kurikulum 2013 di Kecamatan Tanjungkarang (Pusat, Timur,
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1, Hal
PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU SD DALAM MENDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS TIK (TEKNOLOGI, INFORMASI DAN KOMUNIKASI) DI KECAMATAN MEUREUBO KAB. ACEH BARAT Mardhatillah dan Febry Fahreza STKIP
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayati Dwiguna, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan bagian dari Ilmu pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam yang dapat diamati dan dapat diukur secara sistematis,
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, latihan, proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang. pendidikan mulai dari SD hingga SLTA ataupun SMK.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibanding
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM
STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA/MA/SMK SASARAN SE KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: DITA ASTRI MARTINA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.
Lebih terperinciPEDOMAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2014 TENTANG PENDAMPINGAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir Paryitno 1 1 SMPN 1 Kalidawir, Tulungagung Email: 1 prayitno@gmail.com
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN ANGGARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN ANGGARAN 2015
NO BIDANG GARAPAN URAIAN KEGIATAN TARGET INDIKATOR KEBERHASILAN BESAR ANGGARAN 1. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA TAHUN ANGGARAN 2015 PENGEMBANGAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
Lebih terperinci