Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program"

Transkripsi

1

2 Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program Mekanisme monitoring dan evaluasi program tersebut menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi program melalui pengembangan perangkat instrumen untuk mendukung implementasi program Lesson Study (LS) lebih efektif.

3 Evaluasi Konteks Berfungsi sebagai need assessment yaitu mencari kebutuhan, kelemahan dan problem yang dihadapi guruguru di suatu wilayah untuk pengembangan profesional guru matematika dan sains. Dari hasil evaluasi konteks dapat disimpulkan substansi apa yang perlu menjadi muatan kegiatan Lesson Study MGMP, khususnya aspek-aspek kompetensi apa yang perlu dikembangkan pada diri guru melalui kegiatan Lesson Study. Kompetensi pedagogi yang mana dan kompetensi profesional yang mana? Disamping mengembangkan kolaborasi dikalangan guru mata pelajaran sejenis, LS hendaknya berisi intervensi untuk mengubah moda pembelajaran dari teacher centered ke arah student centered, serta dari teoritik ke arah hands-on.

4 Evaluasi Input Berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti profil siswa (kapasitas belajar, tingkat kat kemampuan dll.), profil guru (latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar, mismatch, sikap terhadap suatu inovasi, budaya kerja sekolah, dll.) dan fasilitas belajar yang tersedia di sekolah. Dari evaluasi input dapat disimpulkan pendekatan pengelolaan apa yang perlu diterapkan dalam LS, model pembelajaran apa yang perlu ditumbuhkembangkan, serta hidden agenda apa yang perlu dibawa melalui LS MGMP.

5 BASELINE SURVEY Sasaran baseline survey diarahkan pada pengumpulan informasi yang diperlukan untuk evaluasi konteks dan input. Disain dan instrumen baseline survey dirancang dengan merujuk pada kebutuhan pengumpulan informasi secara komprehensif tentang problem lapangan yang berkaitan dengan pembelajaran, keberadaan peralatan pendukung pembelajaran, selain profil input lainnya, seperti kondisi guru dan siswa.

6 Komponen dari Baseline Survey 1. Quantitative Baseline Survey. Survey tentang kondisi awal profil kemampuan akademik dan menggali informasi tentang kondisi awal yang berkaitan dengan kapasitas guru, budaya sekolah, proses belajar mengajar, ketertarikan/motivasi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, juga implementasi MGMP. Intrumen yang digunakan tes akademik dan kuesioner. 2. Qualitative Baseline survey Survey untuk menggali masalah, kebutuhan lapangan serta kondisi dan situasi sekolah. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi pembelajaran, pedoman wawancara, pedoman observasi situasi sekolah

7 Kuesioner Tipe Kuesioner Kategori Kepala Pejabat Guru Siswa Sekolah Pendididikan Informasi Pribadi Informasi Sekolah Kegiatan MGMP saat ini Managemen Sekolah Budaya Sekolah Proses Pembelajaran Matematikda dan sains Kinerja Siswa

8 Tes Akademik Tes akademik Matematika dan Sains yang dikonstruksi untuk mengukur kompetensi standar siswa yang menekankan pada aspek penalaran (reasoning). Semua soal adalah soal-soal pilihan ganda. Tes akademik terdiri dari 3 pertanyaan yang terdiri dari 13 pertanyaan Fisika, 12 pertanyaan Biologi dan 5 pertanyaan Kimia. Tes Akademik Matematika terdiri dari 2 pertanyaan. Kedua Tes Akademik mencakup 3 % dari silabus kelas 7 dan 7% dari silabus kelas 8.

9 Wawancara Responden Kepala Sekolah Guru Siswa Aspek Kapasitas Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Implementasi MGMP Sekolah Pengelolaan Laboratorium Keberadaan alat Peraga Persepsi Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kinerja Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kegiatan Laboratorium Persepsi siswa terhadap pelajaran Matematika dan Sains Cara belajar siswa pada pelajaran Matematika dan Sains. Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Daya Dukung (Buku Sumber) Daya Dukung dari Orang tua dan Tempat tinggal.

10 Jumlah Sampel Sekolah Target dan Kontrol Contoh di Kab. Karawang Group Populasi sekolah Kategori UN Mat Jumlah Sekolah Target Kategori UN Mat Jumlah sampel Tinggi Sedang Tinggi Sedang A B C D Jumlah 3 Jumlah 8 Jumlah Sekolah Kontrol sebanyak 2 Sekolah dengan katagori tinggi dan sedang

11 Hasil Baseline Survey Informasi Pribadi Kepsek Karawang - Purwakarta Pasuruan - Malang Surabaya - Sidoarjo S2 38% Pendidikan Kepala Sekolah di Pasuruan D1 D3 % % S3 % D2 % S1 62% D1 D2 D3 S1 S2 S3 D1 D2 D3 S1 S2 S3 Pendidikan Kepala Sekolah di Surabaya S3 % D1 % S1 % S2 1% D3 % D2 % Pendidikan Kepala Sekolah di Gresik&Sidoarjo % % % % 1% % D1 D2 D3 S1 S2 S3 D1 D2 D3 S1 S2 S3 % % % % % 1%

12 Pendidikan Guru Di Pasuruan Pendidikan Guru S % D % D1 D2 MIPA D3 S1 S2 S % S3 Pendidikan Guru MIPA di Kawarang S3 % S2 3% D1 D2 3% 5% D3 18% D1 D2 Pendidikan Guru Di Surabaya D3 S1 72% S1 S2 S3 S % D1 D2 D3 S1 S2 S % S3

13 Bidang Studi Keahlian Guru di Pasuruan 5% Bidang Keahlian 23% 33% Matematika Fisika Biologi Kimia 18% 21% Lainnya Bidang Studi Keahlian Guru di Karawang Bidang Studi Keahlian di Surabaya 52.5% 2% 17.5% 5% 5% Matematika Fisika Biologi Kimia Lainnya 26% 2% % 46% Matematika Fisika Biologi Kimia Lainnya 26%

14 Rasio Guru-Siswa Katagori Sekolah Kar-Pwrt Sby - Sdrj Psrn-Mlg Target 1:31 1:14 1:65 Kontrol 1:24 1:14 1:12

15 Partisipasi guru dalam MGMP Kab. Karawang Keikut Sertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP di Wilayah Pasuruan-Malang % % Sekolah Target 8.33 % 91.67% Sekolah Kontrol Ikut Kegiatan MGMP Keikut Sertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP di Wilayah Surabaya-Gersik % 91.67% % 8.33 % Sekolah Target Sekolah Kontrol Ikut Kegiatan MGMP Tidak Ikut Kegiatan MGMP

16 KELEMAHAN KEGIATAN MGMP,9 89% 8% 7% 55%,4 33% 15% 15% 11% 2% 1% -,1 Purwakarta Karawang

17 Kelemahan Kegiatan MGMP di Gresik & Sidoarjo Guru (%) Kepsek (%) Pejabat Dinas (%) Materi Kegiatan Tidak Sesuai Instruktur kurang mampu Partisipasi rendah Koordinasi Lemah Kurang dukungan Lainnya

18 KELEMAHAN KEGIATAN MGMP DI KAB. PASURUAN Materi Kegiatan Tidak Sesuai.. Instruktur kurang mampu Partisipasi rendah 5.26 Kelemahan Koordinasi Lemah Kurang dukungan. Lainnya Guru (%) Kepsek (%) Pejabat Dinas (%)

19 KEBUTUHAN GURU DI KAB. KARAWANG

20 Pendalaman Materi Keterampilan Mengajar Pemahaman Proses Mengajar Objektivitas Penilaian Kepsek Kesempatan Berdiskusi Lainnya KEBUTUHAN GURU DI PASURUAN Kebutuhan Guru Malang Pasuruan Kebutuhan Guru

21 Pendalaman Materi Keterampilan Mengajar Pemahaman Proses Mengajar Objektivitas Penilaian Kepsek Kesempatan Berdiskusi Lainnya KEBUTUHAN GURU DI SURABAYA Gresik Sidoarjo Surabaya Kebutuhan Guru

22 Frekuensi KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI KAB. KARAWANG Kepemimpinan Kepala Sekolah STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan RPP Supervisi Kelas Penghargaan terhadap Kinerja Purw akarta Karaw ang

23 KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA Gresik Sidoarjo Surabaya STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan a RPP Supervisi b Kelas Penghargaan c Terhadap Kinerja

24 KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI KAB. PASURUAN Pasuruan Malang STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan RPP Guru Keteraturan melakukan Supervisi Pemberian Penghargaan

25 DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KAB. KARAWANG Dukungan Guru Terhadap Siswa STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka meno lo ng Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadam P B M Karaw ang Purw akarta

26 DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KOTA SURABAYA Dukungan Guru Terhadap Siswa STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka menolong Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadam PBM Surabaya Gresik Sidoarjo

27 DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KAB. PASURUAN PASURUAN MALANG STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka menolong Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadap PBM

28 frekuensi KEGIATAN KERJA KELOMPOK SISWA DI KARAWANG Purwakarta Karawang Kerja Kelompok TP J K Srg S TP J K Srg S TP J K Srg S Pelaksanaan Belajar dgn kelompok kecil Diskusi Kelompok Dorongan untuk bertukar pendapat

29 Kegiatan Kerja Kelompok Siswa di Surabaya Tp 2.86 Diagram 3.1.6a Kerja Kelompok dalam Pelajaran Matematika J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Kegiatan belajar dalam kel kecil Diskusi Matematika dalam kelompok Bantuan guru untuk belajar bersama Surabaya Gresik Sidoarjo Tp Diagram 3.1.6b Kerja Kelompok dalam Pelajaran Sains J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Kegiatan belajar Sains dlm kel kecil Diskusi Sains dalam kelompok Bantuan guru Sains untuk belajar bersama Surabaya Gresik Sidoarjo

30 Kegiatan Kelompok Belajar Siswa Pelajaran Matamatika di Pasuruan PASURUAN MALANG Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Kegiatan belajar dalam kelompok kecil Diskusi Matematika dalam kelompok Bantuan guru untuk belajar bersama

31 Kab. Pasuruan PASURUAN MALANG J Kerja Kelompok dalam Pelajaran Biologi J J Tp Srg Tp Srg Tp Srg K S K S K S Kegiatan belajar Biologi dalam kelompok kecil Diskusi Biologi dalam kelompok Bantuan guru Biologi untuk belajar bersama

32 Kab. Pasuruan Kerja Kelompok dalam Pelajaran Kimia Tp Srg Tp Srg Tp Srg J K S J K S J K S Kegiatan belajar Kimia dalam kelompok kecil Diskusi Kimia dalam kelompok Bantuan guru Kimia untuk belajar bersama PASURUAN MALANG

33 Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Karawang Penggunaan Media Pembelajaran STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS Karaw ang Purw akarta Karaw ang Purw akarta Kelas Sains Kelas Matematika Guru Siswa

34 Penggunaan Media Pembelajaran di Kota Surabaya Diagram 3.6.2a Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika J K S J K S J K S Tp Srg Tp Srg Tp Srg Penggunaan Berbagai Alat Perga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesem patan Bereksplorasi Surabaya Gresik Sidoarjo Diagram 3.6.2b Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Sains Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Perga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi Surabaya Gresik Sidoarjo

35 Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika 6 5 PASURUAN MALANG Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

36 Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Mata Pelajaran Biologi 6 5 PASURUAN MALANG Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

37 Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Fisika 6 PASURUAN MALANG Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

38 Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Kimia 6 PASURUAN MALANG Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

39 Rata-Rata Rata-Rata Hasil Tes Akademik di Kab. Karawang Test Scores Academic Of Science Test Scores Academic Of Mathematics Karaw ang Daerah Purw akarta Science Karawang Purwakarta Daerah Matematika

40 Hasil Tes Akademik di Kota Surabaya Test Scores Academic Of Science Test Scores Academic Of Mathematics Rata-rata Sains Rata-rata Matematika Surabaya Gresik Sidoarjo Surabaya Gresik Sidoarjo

41 Nilai rata-rata Hasil Tes Akademik di Kab. Pasuruan Rata-Rata Nilai Matematika dan Sains Mat Fisika Kimia Biologi Pasuruan Malang

42 SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok nilai Nilai UAN Matematika Tahun ,41 7,23 6,32 5,1 5,15 5,26 4,76 6,8 8,41 7,81 6,44 6,61 8,1 8,6 7,3 7 8,6 7,73 7,88 7,88 7,75 7,43 8,32 7,77 Karawang

43

44 NILAI UAN DI KOTA SURABAYA NILAI UAN MATEMATIKA SMP N 2 Surabaya SMP N 19 Surabaya SMP N 21 Surabaya 6 SMP N 22 Surabaya SMP N 26 Surabaya SMP N 29 Surabaya 3 SMP N 33 Surabaya 2 SMP N 38 Surabaya

45 NILAI UAN DI KAB. PASURUAN NILAI UAN MATEMATIKA SMA Yayasan Pandoan SMAN 2 Pasuruan SMA Grati Pasuruan SMA Muhammadiyah SMA N 3 Pasuruan SMA N 1 Bangil SMA N 1 Pasuruan SMA Yadika Bangil

46 1. Kemampuan guru dalam mengajar masih rendah, siswa kurang tertarik, dan pasif dalam memberikan pendapat. 2. Siswa kurang distimulasi untuk berpikir, siswa tidak dilibatkan dalam merumuskan masalah, kurang melibatkan siswa dalam melakukan percobaan dan investigasi, dan kurang mendorong siswa untuk berprestasi dan belajar mandiri.

47 3. Kecenderungan pembelajaran adalah ceramah ada yang menggunakan metode demonstrasi tetapi kurang melibatkan siswa aktif dalam proses mengamati. 4. Ada guru yang menggunakan eksperimen tetapi menggunakan LKS yang sudah duterbitkan, sehingga tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang diharapkan. 5. Hands-on activity dalam pembelajaran sains dan matematika masih belum dapat dilakukan dengan baik. kemampuan dalam melakukan evaluasi akhir.

48 Kecenderungan Kemampuan Mengajar Guru di Tiga Wilayah 6. Pemanfaatan media pembelajaran yang bersifat local material sangat rendah. Kemampuan guru dalam mengembangkan LKS masih rendah dan tergantung pada LKS yang ada. 7. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan akhir masih rendah terutama dalam memelibatkan siswa dalam mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari, melibatkan siswa dalam merangkum materi yang dipelajari

49 Permasalahan yang ditemukan terkait dengan hasil observasi situasi dan kondisi sekolah adalah: 1. Fasilitas pembelajaran di kelas kurang, 2. Benda-benda manipulatif untuk pembelajaran matematika dan sains masih sangat terbatas, 3. Jumlah buku paket sangat terbatas, sehingga siswa harus membeli sendiri.

50 1. Terdapat adanya mismatch antara latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar. Pada umumnya guru-guru sudah melalui pendidikan S1 walaupun dari bidang study yang berbeda dengan tugas mengajar mereka. 2. Kecenderungan pembelajaran matematika dan sains masih bersifat tradisional (teacher centered) dengan menggunakan metode ceramah. Jarang menggunakan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran sains. 3. Masih jarang guru matematika dan sains yang melaksanakan kegiatan hands-on dalam pembelajaran. Biasanya menggunakan pendekatan konvensional, seperti menjelaskan, memberikan contoh soal, dan memberikan soal latihan. Metode yang paling disenangi guru adalah ceramah, tanya jawab, tugas dan sesekali kerja kelompok.

51 1. Banyak siswa yang tidak menyenanginya karena mereka kesulitan dalam belajar matematika. 2. Ketersediaan alat peraga sangat kurang dan keterampilan guru dalam membuat alat peraga sangat rendah. 3. Kemampuan membuat alt evaluasi pembelajaranmasih rendah baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil belajar.

52 1. Keberadaan laboratorium pada umumnya kurang memadai, demikian pula kelengkapan alat peraga, alat perdobaan dan bahan untuk praktikum masih terbatas. 2. Kemampuan guru dalam mengelola laboratorium masih rendah, dan permasalahan yang muncul karena tidak ada tenaga laboran. 3. Motivasi guru dalam melakukan kegiatan laboratorium rendah. Kemampuan guru untuk mengembangkan alat percobaan dari bahan local material masih rendah.

1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU

1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU 1. KEANGKA KEJA MONITOING DAN EVALUAI POGAM PENINGKATAN MUTU GUU 1.1 Pendahuluan Program Peningkatan Mutu Guru kerjasama Teacher Institut ampurna Foundation dengan Universitas Pendidikan Indonesia di Kabupaten

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran di dalam kelas kurang

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MIPA MELALUI LESSON STUDY DI KABUPATEN SUMEDANG. Dr. Ida Kaniawati, M.Si. FPMIPA UPI

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MIPA MELALUI LESSON STUDY DI KABUPATEN SUMEDANG. Dr. Ida Kaniawati, M.Si. FPMIPA UPI PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MIPA MELALUI LESSON STUDY DI KABUPATEN SUMEDANG Dr. Ida Kaniawati, M.Si. FPMIPA UPI A. Pendahuluan Program SISTTEMS (Strengthening In-service Teacher Training of Mathematics

Lebih terperinci

Untuk mengetahui perubahan serta peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan Sains melalui kegiatan Lesson Study di Kabupaten Sumedang

Untuk mengetahui perubahan serta peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan Sains melalui kegiatan Lesson Study di Kabupaten Sumedang Untuk mengetahui perubahan serta peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan Sains melalui kegiatan Lesson Study di Kabupaten Sumedang Baseline dan Endline Survey dengan teknik pengambilan data: a.

Lebih terperinci

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat Ida Kaniawati Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat positif. Mengembangkan keterampilan proses

Lebih terperinci

FORMAT WAWANCARA GURU

FORMAT WAWANCARA GURU FORMAT WAWANCARA GURU Identitas Guru Nama :Ruhiyat, S.Pd. Nama : Mukhtato Sekolah asal :SMPN 1 Klari Sekolah asal :SMPN 1 Klari Mata pelajaran :Fisika Mata pelajaran :Matematika Beban mengajar 26 jam/minggu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMBINAAN LESSON STUDY BERDASARKAN KESULITAN YANG DIHADAPI GURU KELOMPOK MGMP SMPN 5 SUMEDANG

OPTIMALISASI PEMBINAAN LESSON STUDY BERDASARKAN KESULITAN YANG DIHADAPI GURU KELOMPOK MGMP SMPN 5 SUMEDANG OPTIMALISASI PEMBINAAN LESSON STUDY BERDASARKAN KESULITAN YANG DIHADAPI GURU KELOMPOK MGMP SMPN 5 SUMEDANG Lina Aviyanti, S.Pd, M.Si Irma Rahma Suwarma, S.Si, M.Pd Ati Rohaeti, S.Pd Abstrak Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan senantiasa berkenaan dengan manusia, dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laboratorium IPA merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY Ida Kaniawati e-mail : idakaniawati@yahoo.com FPMIPA UPI Jatinangor, 20 Maret 2010 Permasalahan tentang Mutu Pendidikan 1. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK KEGIATAN LESSON STUDY PADA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SUMEDANG

EVALUASI DAMPAK KEGIATAN LESSON STUDY PADA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SUMEDANG EVALUASI DAMPAK KEGIATAN LESSON STUDY PADA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SUMEDANG Ade Rohayati Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau untuk mata pelajaran Ujian Nasional (UN) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan masalah pendidikan, hal yang menjadi sorotan dewasa ini adalah rendahnya mutu lulusan pada jenjang pendidikan SMA lebih spesifik pada pelajaran

Lebih terperinci

B. Pengalaman Lesson Study di Yogyakarta

B. Pengalaman Lesson Study di Yogyakarta B. Pengalaman Lesson Study di Yogyakarta Pengembangan model pembelajaran MIPA inovatif telah diselenggarakan oleh FMIPA UNY sejak tahun 2001 sampai dengan 2004 di beberapa sekolah piloting dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi setiap manusia. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Neneng Anisah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Neneng Anisah, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sains bidang kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasakan sulit bagi banyak siswa karena berbagai alasan, salah satunya adalah fakta bahwa keberhasilan

Lebih terperinci

HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOTING DAN LESSON STUDY PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH KOTA MALANG

HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOTING DAN LESSON STUDY PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH KOTA MALANG HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOTING DAN LESSON STUDY PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH KOTA MALANG Eko Sri Sulasmi dan Sri Rahayu Lestari Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING Pengaruh Penerapan Problem. (Aunurrofiq Hidayat) 454 PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DIPADU DENGAN AKTIVITAS KOLABORATIF TRUE OR FALSE STRATEGY TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Lebih terperinci

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN: Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN: 1412-0917 PEMBELAJARAN BIOLOGI KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN DALAM KEGIATAN LESSON STUDY DI SMP NEGERI 1 PASEH Oleh: Intang Rustin 1) i, Dyah Eka

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH

PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH NAMA SEKOLAH ALAMAT : SMPN 1 Teluk Jambe : Jalan Sukadana I Teluk Jambe Komponen yang diobservasi meliputi kondisi dan situasi: sekolah, kelas, dan laboratorium.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG

POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG OLEH: Florentina Maria Titin Supriyanti Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, UPI. Pendahuluan Mengapa nilai IPA siswa SMP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar di dalam kelas, Pembelajaran merupakan salah satu langkah untuk mencapai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...... BAB I. PENDAHULUAN..... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Masalah... 8 C. Kerangka Pemecahan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

Lebih terperinci

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3 D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY Ahmadi 1 1,2,3 SMP Negeri Model Terpadu Bojonegoro Email: ABSTRAK Merujuk Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa Sekolah di SMP. Pelajaran IPA di SMP masih bersifat umum, yaitu gabungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Dalam UU Nomor 20 tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Menurut Sanjaya (2010), salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 APRESIASI GURU IPA SMP SURABAYA TERHADAP IMPLEMENTASI LESSON STUDY Wisanti dan Achmad Lutfi FMIPA UNESA Email: endangsusantini@ymail.com ABSTRAK Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan sangat mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, seiring dengan kemajuan peradaban yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, seiring dengan kemajuan peradaban yang pesat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pada era globalisasi ini, seiring dengan kemajuan peradaban yang pesat, pendidikan kini memegang peranan strategis dalam proses perkembangan peradaban dunia.

Lebih terperinci

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OPEN-ENDED Melalui Kegiatan LESSON STUDY di SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OPEN-ENDED Melalui Kegiatan LESSON STUDY di SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OPEN-ENDED Melalui Kegiatan LESSON STUDY di SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung Oleh : Ai Nurhayati Abstrak Pembelajaran konvensional yang memiliki kerangka komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) adalah pembelajaran yang baik untuk diterapkan oleh para guru. Pembelajaran ini akan memacu siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki peranan yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar di kelas, tanpa melibatkan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat persaingan mutupun terjadi secara signifikan. Tidak lagi persaingan. sudah lulus) kepada pelanggan (siswa dan masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. derajat persaingan mutupun terjadi secara signifikan. Tidak lagi persaingan. sudah lulus) kepada pelanggan (siswa dan masyarakat). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah bergulir di berbagai dimensi kehidupan, tidak terkecuali di sektor pendidikan. Tidak dapat dipungkiri, pengaruhnya pada derajat persaingan

Lebih terperinci

PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI LESSON STUDY Dr. Ida Kaniawati, M.Si.

PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI LESSON STUDY Dr. Ida Kaniawati, M.Si. PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI LESSON STUDY Dr. Ida Kaniawati, M.Si. A. PENDAHULUAN 1. Implementasi Lesson Study Lesson Study (Jepang: Jugyou Kenkyuu) merupakan proses pengembangan profesional guru berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai dalam masyarakat dan kebudayaan (Purwanto, 2011). Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek penelitian yang telah diperoleh peneliti tentang tingkat kematangan penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Pergeseran paradigma pembelajaran konvensional ke arah pembelajaran konstruktivisme sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, pengetahuan tidak begitu saja

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION YANG DIMODIFIKASI DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN PADA SISWA DI KELAS VIIIB SMP NEGERI 4 PURWANTORO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis dan terus menerus terhadap suatu gejala alam sehingga menghasilkan produk tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat dari berbagai macam bidang pada era globalisasi abad 21 ini, salah satunya adalah pada bidang pendidikan. Persaingan yang terjadi pada era

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY Peningkatan Profesionalisme Guru Pembelajaran konvensional yang memiliki kerangka komunikasi satu arah, pada umumnya mengakibatkan

Lebih terperinci

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd LATAR BELAKANG Apa dan mengapa tentang Lesson Study? 1. Mutu SDM Indonesia menempati peringkat 110 di dunia. 2. Di ASEAN Indonesia menempati peringkat ke 7 setelah Vietnam 3.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu studi internasional yang mengukur tingkat pencapaian kemampuan sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study (TIMSS) yang dikoordinasikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan pada pendidikan di sekolah. Didalam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013 pengembangan kurikulum kembali terjadi untuk SD, SMP, SMA dan SMK. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai pengembangan kurikulum bukan perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki karakteristik tertentu seperti wawasan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 235 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berpedoman kajian dan analisis serta pembahasan terhadap hasil penelitian secara menyeluruh pada pembelajaran Geometri Ruang Dimensi Tiga untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN Hainur Rasid Achmadi haradi@telkom.net Jurusan Fisika Unesa ABSTRAK Pada saat ini masih banyak guru yang masih

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam bidang ekonomi, geografi,

Lebih terperinci

plan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama

plan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama Pemanfaatan Hasil Monitoring dan Evaluasi Lesson Study untuk Peningkatan Kualitas Implementasinya* Didi Suryadi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Kegiatan monitoring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk 1 I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH BASELINE SURVEY DI SMP NEGERI 1 TELUK JAMBE KARAWANG

LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH BASELINE SURVEY DI SMP NEGERI 1 TELUK JAMBE KARAWANG LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH BASELINE SURVEY DI SMP NEGERI 1 TELUK JAMBE KARAWANG Identitas Kepala Sekolah Nama : H Yayan Sopiyan Sekolah Asal : SMPN 1 Teluk Jambe Kab Karawang A. Kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu-ilmu dasar (basic science) yang perlu diberikan pada siswa. Hal ini tak lepas dari

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Abstrak

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Abstrak EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Muhamad Zikrullah 1, Wildan 2, dan Yayuk Andayani 3 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ayobelajarfisika.blogdetik.com Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Ayobelajarfisika.blogdetik.com Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Berbagai kajian dan pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan memberi manfaat yang luas bagi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG Sufriyanti*), Ardi**), Siska Nerita**) * ) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya adalah dalam hal melengkapi bahan ajar, meningkatkan kualitas pengajar, maupun

Lebih terperinci

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Lampiran II PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Satuan Kerja Perangkat Daerah : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Tahun : 2012 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 Berkesinambungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada siswa agar lebih mudah untuk memahami materi. Dengan adanya media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya konsep saja tetapi juga merupakan proses penemuan. 1 Salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Sirombu, yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada Bab I telah dipaparkan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian Pemetaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan pada dasarnya sangat di tentukan oleh operasionalisasi manajemen di tingkat sekolah. Peran utama dalam menjalankan roda manajemen sekolah

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SMA NEGERI 12 SURABAYA MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7-E SCIENCE PROCESS SKILLS ON CHEMICAL EQUILIBRIUM TOPIC IN SMA NEGERI 12 SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam dan dijelaskan ke dalam bahasa matematika. Karakteristik ilmu fisika seperti Ilmu Pengetahuan Alam lainnya

Lebih terperinci

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI (UU No 14 th 2005 Guru & Dosen) KOMPETENSI PEDAGOGI (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran) KOMPETENSI SOSIAL (berkomunikasi,

Lebih terperinci

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

Bab 3 Mengapa Lesson Study? Bab 3 Mengapa Lesson Study? A. Bagaimana Pengetahuan Berkembang? Dalam suatu pertemuan, sejumlah guru melakukan diskusi tentang masalah pembelajaran matematika SMP. Salah seorang guru mengemukakan pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 1.1 Hakikat Matematika... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman... 1.19 Tes Formatif 1..... 1.20 Matematika Sekolah/Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan penting terutama dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN KENDALA PELAKSANAAN PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PROGRAM GURU MAGANG

IMPLEMENTASI DAN KENDALA PELAKSANAAN PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PROGRAM GURU MAGANG IMPLEMENTASI DAN KENDALA PELAKSANAAN PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PROGRAM GURU MAGANG Siti Sunendiari, Yani Ramdani, dan Lisnur Wachidah * Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY Berlinda Agustina AS, Muhammad Arifuddin Jamal, Sarah Miriam Program Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang telah dipaparkan pada bab IV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang telah dipaparkan pada bab IV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab IV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yang dijabarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Mudyahardjo, 2008 : 3). Pendidikan merupakan faktor

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA Arini Rosa Sinensis Thoha Firdaus Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Email: thohaf@stkipnurulhuda.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah laku bahkan pola pikir seseorang untuk lebih maju dari sebelum mendapatkan pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.4, No.1, April 2013, hlm. 71-78 71 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya yaitu aspek pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail dinyatakan bahwa siswa yang masuk pendidikan menengah, hampir 40 persen putus sekolah. Bahkan yang

Lebih terperinci