STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM

Transkripsi

1 STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA/MA/SMK SASARAN SE KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh: DITA ASTRI MARTINA K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Februari 2016

2 STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA/MA/SMK KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016 Dita Astri Martina K Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Dita Astri Martina. STUDI TENTANG PENERAPAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA/MA/SMK SASARAN SE KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016, Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1)Penerapan Kurikulum 2013 oleh guru Penjasorkes di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016; 2)Penerapan Kurikulum 2013 pada siswa di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016; 3) Penerapan Kurikulum 2013 oleh Kepala Sekolah di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Sampel penelitian ini adalah guru Penjasorkes dan siswa di 8 sekolah yang melanjutkan Kurikulum 2013 yang terdiri dari 3 SMA, 3 SMK dan 2 MA baik Negeri maupun Swasta yang berjumlah 28 guru dan 321 siswa. Pengumpulan data menggunakan angket. Uji prasyarat instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan uji persentase untuk mengetahui seberapa besar jawaban pada setiap soal. Berdasarkan hasil pembahasan: Hasil penilaian guru Penjasorkes diperoleh persentase sebagai berikut: 1) Penerapan Kurikulum dengan hasil baik/jawaban b=nilai 3 sejumlah 91 (41.17%); 2) Kendala penerapan Kurikulum dengan hasil baik/jawaban b-nilai 3 sejumlah 59 (52.23%); 3) Penyusunan silabus dan RPP dengan hasil sangat baik/jawaban a=nilai 4 sejumlah 168 (66.93%); 4) Latar belakang pendidikan guru Penjasorkes dengan hasil baik/jawaban a=nilai 4 sejumlah 82 (49.39%); 5) Pembelajaran Penjasorkes dengan hasil baik/jawaban b=nilai 3 sejumlah 86 (44.26%). Hasil penilaian siswa diperoleh persentase sebagai berikut : 1) Penerapan kurikulum 2013 dengan hasil sangat baik/jawaban a=nilai 4 sejumlah 727 (75.41%); 2) Kreatifitas guru dengan hasil baik/jawaban b= nilai 3 sejumlah 167 (52.19%); commit 3) Pembelajaran to user Penjasorkes dengan hasil baik/jawaban b=nilai 3 sejumlah 1309 (51.31%); 4) Interaksi guru dan siswa 2

3 dengan hasil baik/jawaban a=nilai 4 sejumlah 307 (47.97%); 5) Proses penilaian dengan hasil sangat baik/jawaban b=nilai 3 sejumlah 400 (62.32%) Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) Penerapan Kurikulum 2013 oleh guru di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 sudah tergolong baik. 2) Penerapan Kurikulum 2013 pada siswa di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 sudah tergolong baik. 3) Penerapan Kurikulum 2013 oleh Kepala Sekolah di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2015/2016 sudah tergolong baik. Kata kunci: Implementasi Kurikulum, Kurikulum 2013, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk meningkatkan mata tertuju pada aspek mutu pendidikan di Indonesia harus psikomotorik yang mementingkan disertai dengan revolusi mental yang perkembangan individu namun juga sedang gencar dibicarakan saat ini. memperhatikan aspek afektif yang Karena dengan perbaikan mindset ditunjukkan melalui sikap selama setiap individulah sistem pendidikan mengikuti pembelajaran, dan aspek Indonesia bisa berubah. kognitif (pengetahuan) para peserta Pengembangan dimensi manusia didik. pada aspek moral dan sosial berujung Perkembangan dan pada pengembangan kecakapan perubahan yang terjadi dalam hidup (life skill) yang dapat dilihat kehidupan bernegara saat ini melalui pencapaian kompetensi menuntut perlunya perbaikan sistem peserta didik. pendidikan nasional yang Pendidikan jasmani, olahraga, diwujudkan dalam penyempurnaan dan kesehatan merupakan salah satu kurikulum yang terus dilakukan oleh mata pelajaran yang digunakan untuk pendidikan Indonesia supaya mencapai tujuan pendidikan. Tujuan masyarakat mampu menyesuaikan yang hendak dicapai melalui diri dan bersaing di dalam jaman pendidikan jasmani tidak semata- yang selalu berubah-ubah. 3

4 Pemerintah sadar bahwa upaya pendidikan. Pendidikan tidak meningkatkan mutu pendidikan mungkin berjalan tanpa adanya selama ini belum mencapai taraf kurikulum, begitu juga sebaliknya. yang memadai yang mampu Hubungan keduanya adalah meningkatkan taraf kehidupan hubungan antara tujuan dan isi masyarakat pada umumnya. Selama ini tejadi kecenderungan untuk hanya pendidikan. Tujuan pendidikan dapat tercapai jika alat dan kurikulum yang mementingkan aspek kognitif dijadikan pedoman relevan dengan daripada afektif dan psikomotorik, padahal jika ingin mewujudkan citacita nasional pendidikan Indonesia, aspek afektif dan psikomotorik juga tujuan pendidikan. Dalam penerapan kurikulum 2013 selama ini masih dijumpai halhal kurang sesuai yang diharapkan sama pentingnya dengan aspek dalam pengimplementasian kognitif yang selama ini menjadi pusat pengembangan diri individual. Kesadaran tentang sama pentingnya kurikulum baru. Suatu misal, sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai atau dapat dibilang jauh aspek kognitif, afektif, dan dari standar. Maka telah disampaikan psikomotorik itulah yang kemudian di depan bahwa penjabaran membawa pemerintah berinovasi dan kurikulum 2013 menyesuaikan mengorbitkan Kurikulum 2013 untuk kondisi daerah masing-masing menyempurnakan kurikulum namun tetap berpedoman pada sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat peraturan yang baru. Selanjutnya, Satuan Pendidikan (KTSP). kurangnya pemahaman dari para Kemunculan Kurikulum 2013 seiring guru pendidikan jasmani, olahraga, dengan munculnya Peraturan dan kesehatan terhadap sistem Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pembelajaran yang mengacu pada kurikulum Kebanyakan guru kesulitan dalam penyusunan RPP tentang Standar Nasional Pendidikan. dan membuat lembar penilaian Terjadi hubungan yang tidak dapat terhadap siswa yang tentunya dipisahkan antara kurikulum commit dan to user berbeda dengan kurikulum 4

5 sebelumnya (KTSP). Kurangnya pembelajaran sehingga pembelajaran pemahaman ini bisa saja terjadi kurikulum 2013 dapat berjalan sesuai karena kurangnya pelatihanpelatihan dengan yang diharapkan. mengenai kurikulum Peran guru menjadi sangat penting mengingat guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Guru pendidikan jasmani dituntut untuk Di Kabupaten Karanganyar ada 3 SMA, 3 SMK, dan 2 MA yang menerapkan kurikulum 2013 pada kelas X dan XI. Karena kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap dapat mengimplementasikan sejak Juli 2013 maka untuk kelas XII kurikulum 2013 dalam kegiatan masih menggunakan kurikulum pembelajarannya. Guru tidak selalu KTSP. Setiap SMA/MA/SMK menuntut siswa pada aspek memiliki sistem tersendiri yang psikomotoriknya, namun harus dalam prakteknya mungkin belum seimbang antara aspek kognitif, memenuhi standar penerapan afektif, maupun psikomotoriknya. pembelajaran kurikulum Tidak kalah pentingnya Untuk mengetahui tentang dengan peran guru, peran siswa juga implementasi kurikulum 2013 di sangat penting dalam kelancaran Sekolah Menengah Atas di proses belajar. Minat olahraga serta keaktifan siswa sangat diperlukan Kabupaten Karanganyar maka perlu adanya penelitian. Berkaitan latar dalam pembelajaran berbasis belakang yang telah dikemukakan, kurikulum 2013, karena pada maka peneliti tertarik untuk kurikulum ini kegiatan belajar melakukan penelitian dengan judul mengajar dipusatkan pada siswa (student center) bukan teacher center yang selama ini masih digunakan Studi tentang penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di kebanyakan guru. Terkadang siswa SMA/MA/SMK sasaran se masih meraba-raba dengan alur Kabupaten Karanganyar Tahun pembelajaran yang diberikan oleh Pelajaran 2015/2016. guru. Guru berperan penting untuk memotivasi siswa agar aktif selama 5

6 METODE PENELITIAN validitas dan uji reliabilitas. Teknik Penelitian ini menggunakan metode analisis data menggunakan uji deskriptif dengan teknik survei. persentase untuk mengetahui seberapa besar jawaban pada setiap Pengumpulan data soal. menggunakan angket. Uji prasyarat instrumen yang digunakan adalah uji di SMA/MA/SMK Kabupaten HASIL PENELITIAN Karanganyar 2. Indikator berkaitan dengan Indikator yang berkaitan Kendala Penerapan Kurikulum dengan Penerapan Kurikulum, 2013 guru tergolong baik Kendala Penerapan Kurikulum, dengan jumlah 59 atau Penyusunan Silabus dan RPP, Latar Belakang Pendidikan, Pembelajaran persentase 52.23% pada jawaban b (nilai 3) berdasarkan penilaian Penjasorkes sangat berpengaruh dari guru Penjasorkes di dalam meningkatkan mutu dan SMA/MA/SMK Kabupaten kualitas pembelajaran Penjasorkes di Karanganyar. SMA/MA/SMK Kabupaten 3. Indikator berkaitan dengan Karanganyar tahun pelajaran Penyusunan Silabus dan RPP 2015/2016, berdasarkan penilaian 28 pada Kurikulum 2013 tergolong guru Penjasorkes dan 321 siswa yang sangat baik dengan jumlah 168 merupakan sampel penelitian atau persentase 66.93% pada menunjukkan hasil perhitungan jawaban a (nilai 4) berdasarkan dengan persentase: penilaian guru Penjasorkes di 1. Indikator berkaitan dengan SMA/MA/SMK Kabupaten Penerapan Kurikulum 2013 guru Karanganyar. Dengan kata lain tergolong baik dengan jumlah 91 guru Penjasorkes di atau persentase 41.17% pada SMA/MA/SMK Kabupaten jawaban b (nilai 3) berdasarkan Karanganyar tidak mengalami penilaian dari guru Penjasorkes kesulitan dalam Penyusunan 6

7 Silabus dan RPP pada SMA/MA/SMK Kabupaten Kurikulum Berdasarkan Karanganyar. wawancara tidak terstruktur 6. Indikator berkaitan dengan yang dilakukan peneliti terhadap Penerapan Kurikulum 2013 guru Penjasorkes di siswa tergolong sangat baik SMA/MA/SMK dalam dengan jumlah 727 atau penyusunan RPP, beberapa guru berpendapat bahwa: masih ada ketidak seragaman RPP secara persentase 75.41% pada jawaban a (nilai 4) berdasarkan penilaian dari siswa di SMA/MA/SMK terstruktur dibeberapa Kabupaten Karanganyar SMA/MA/SMK yang membuat 7. Indikator berkaitan dengan guru-guru khususnya guru Kreativitas guru dalam Penjasorkes mengalami Pembelajaran siswa tergolong kebingungan RPP mana yang sebenarnya tepat untuk dijadikan panduan. 4. Indikator berkaitan dengan Latar baik dengan jumlah 167 atau persentase 52.19% pada jawaban b (nilai 3) berdasar kan penilaian dari siswa di SMA/MA/SMK Belakang Pendidikan guru Kabupaten Karanganyar. Penjasorkes tergolong baik 8. Indikator berkaitan dengan dengan jumlah 82 atau Pembelajaran Penjasorkes siswa persentase 49.39% pada jawaban a (nilai 4) berdasarkan penilaian tergolong baik dengan jumlah 1309 atau persentase 51.31% guru Penjasorkes di pada jawaban b (nilai 3) SMA/MA/SMK Kabupaten berdasarkan penilaian dari siswa Karanganyar. di SMA/MA/SMK Kabupaten 5. Indikator berkaitan dengan Karanganyar. Pembelajaran Penjasorkes 9. Indikator berkaitan dengan tergolong cukup dengan jumlah Interaksi Guru dan Siswa 86 atau persentase 44.26% pada jawaban a (nilai 4) berdasarkan tergolong baik dengan jumlah 307 atau persentase 47.97% penilaian guru Penjasorkes commit di to user pada jawaban a (nilai 4) 7

8 berdasarkan penilaian dari siswa di SMA/MA/SMK Kabupaten Karanganyar. 3) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan terhadap 8 Kepala Sekolah dari 8 sekolah juga demikian, 10. Indikator berkaitan dengan tidak terdapat kendala yang Proses Penilaian tergolong baik menghambat pelaksanaan penerapan dengan jumlah 400 atau kurikulum persentase 62.32% pada jawaban B. IMPLIKASI b (nilai 3) berdasarkan penilaian Pendidikan berkualitas bisa dari siswa di SMA/MA/SMK dicapai dengan cara meningkatkan Kabupaten Karanganyar. kualitas tenaga pendidiknya, yaitu SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN dengan sosialisasi pemahaman terhadap Kurikulum SARAN Sosialisasi tersebut hendaknya A. SIMPULAN menjadi agenda utama pemerintah untuk mendapatkan hasil yang sesuai Berdasarkan analisis data yang telah dengan harapan. Terdapatnya dilakukan dan pembahasan diperoleh beberapa kendala dalam pelaksanaan hasil sebagai berikut: 1) Berdasarkan yang sesuai dengan Kurikulum 2013 penilaian dari Guru Penjasorkes yang hendaknya menjadi pelajaran tentang berjumlah 28 guru diperoleh pentingnya proses guna mencapai kesimpulan bahwa penerapan hasil yang maksimal. Dalam hal kurikulum 2013 tergolong baik dan sarana dan prasarana juga menjadi tidak terdapat permasalahan perhatian, karena banyaknya guru 2) Berdasarkan penilaian siswa yang yang menganggap sarana dan berjumlah 321 siswa pada 8 sekolah prasarana disekolahnya masih belum diperoleh kesimpulan bahwa memadai, padahal jika dikaji lebih penerapan Kurikulum 2013 dalam Kurikulum 2013 sedikit tergolong baik dan siswa tidak mengurangi tingkat kekurangan mengalami kesulitan dalam tersebut. Karena dalam Kurikulum pembelajaran 2013 guru dituntut bisa mengubah 8

9 atau memodifikasi sarana atau 2013 sebagai sekolah percontohan, prasarana yang belum lengkap akan tetapi ke sekolah-sekolah yang menjadi layak untuk dipakai dalam pembelajaran Penjasorkes. Selain itu, pendekatan Scientific juga mesti terpaksa melaksanakan Kurikulum 2013 sebelum akhirnya pemerintah memberikan pilihan kepada sekolah diperhatikan, guru hendaknya yang belum siap untuk kembali melakukan pendekatan yang menggunakan kurikulum KTSP. membuat peserta didik melakukan Selain itu, juga sebagai bahan pengamatan, mengajukan pertanyaan, mengeksplorasi, menganalisa, dan evaluasi dari kekurangan-kekurangan yang terdapat pada Kurikulum 2013, juga mengkomunikasikan dalam agar Kurikulum 2013 benar-benar proses pembelajaran. Penjasorkes pada siap dilaksanakan kembali di waktu yang telah ditargetkan pemerintah. hakekatnya bukan sekedar untuk kepentingan siswa tertentu, tetapi Sedangkan bagi instansi pendidikan khususnya guru Penjasorkes, hasil merupakan kebutuhan siswa. Pada penelitian ini dapat digunakan umumnya siswa sekolah senang sebagai motivasi untuk dapat melakukan gerak dan berolahraga. mengembangkan pembelajaran Kesenangan tersebut perlu dibina Penjasorkes yang yang lebih baik dengan penambahan sarana dan dan bermanfaat sehingga prasarana atau alat yang menunjang kegiatan Penjasorkes. Tentu saja pembinaan ini harus terpacu kepada memperlancar proses pembelajaran Penjasorkes yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai. model pembelajaran sesuai C. SARAN Kurikulum Dari hasil 1. Kepada Pemerintah, hendaknya: penelitian ini, dapat digunakan a. Meninjau langsung ke sekolahsekolah sebagai masukan bagi pemerintah agar meninjau langsung pelaksanaan mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 agar selalu Kurikulum 2013 tidak hanya ke dievaluasi kekurangankekurangan sekolah-sekolah sasaran yang tetap melanjutkan pelaksanaan Kurikulum 9 yang ada agar

10 pelaksanaan Kurikulum 2013 e. Lebih mensederhakan semakin baik. lembar-lembar penilaian b. Memperbanyak pelatihan, yang terdapat pada workshop, dan seminar Kurikulum 2013 agar guruguru mengenai terutama guru Pengimplementasian Penjasorkes tidak Kurikulum 2013 khusus mengalami kesulitan dalam mata pelajaran Penjasorkes. c. Meninjau langsung kegiatan proses penilaian. 2. Kepada Sekolah, hendaknya: MGMP khususnya mata a. Menambah pengadaan dan pelajaran Penjasorkes di memperbaiki sarana dan berbagai daerah salah prasarana Penjasorkes yang satunya di Surakarta agar disesuaikan dengan jumlah tetap dapat rutin siswa agar tercipta suatu dilaksanakan. proses pembelajaran d. Meninjau kembali sarana Penjasorkes yang optimal, dan prasarana terutama efektif, dan lancar. penunjang pembelajaran b. Mengalokasikan waktu Penjasorkes agar alokasi pembelajaran sesuai dengan dana pendidikan khususnya ketentuan yang terdapat di untuk pengadaan sarana dan dalam Kurikulum 2013 prasana pembelajaran terutama mata pelajaran Penjasorkes dapat ditambah Penjasorkes, agar kegiatan sehingga, sarana dan belajar mengajar dapat prasarana di sekolahsekolah berjalan sesuai ketentuan yang belum lengkap dan materi yang harusnya dapat dilengkapi agar disampaikan dapat kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan Kurikulum tersampaikan kesuluruhan. secara

11 c. Meninjau kembali bersama d. Membangun keakraban dan guru saat pembelajaran keterbukaan dengan siswa Penjasorkes. sehingga tercipta proses 3. Kepada Guru, hendaknya : pembelajaran yang aktif, a. Selalu meningkatkan inovatif, kreatif, efektif, dan pemahaman mengenai menyenangkan. Kurikulum 2013 dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar, atau mempelajari buku-buku tentang Kurikulum 2013, selain itu guru hendaknya menerapkan Kurikulum 2013 secara professional sehingga proses pembelajaran akan semakin berkualitas. b. Mengasah kreativitas agar dapat menciptakan banyak modifikasi metode pembelajaran dan media pembelajaran agar siswa lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan, selain itu agar dapat lebih mudah memahami dan lebih aktif dalam belajar. c. Mengurangi metode ceramah untuk menyiasati waktu yang terbatas, dan menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran. 11