BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Internet Menurut Turban et al (2005), Internet adalah sebuah jaringan komunikasi publik dan global yang menyediakan hubungan langsung kepada seseorang melalui Local Area networking (LAN) atau Internet Service Provider(ISP). Internet merupakan jaringan komputer yang berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan jaringan pemerintahan yang berhubungan dengan jutaan komputer dan penggunanya lebih dari 200 negara (O Brien, 2003) Menurut Shelly dan Vermaat (2011, p.11) Internet adalah kumpulan di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan individu. Menurut Kotler dan Amstrong (2012; 50) Internet adalah web publik dari jaringan komputer yang menghubungkan satu sama lain pengguna dari segala jenis di seluruh dunia dengan repositori informasi yang luar biasa besar. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian mengenai internetdapat disimpulkan internet adalah sebuah sisitem jaring komputer yang saling terhubungan agar bisa mengakses berita terbaru seperti pemerintahan, ekonomi, berkomunikasi dengan teman dari jarak jauh dan masih banyak manfaat lainnya. 2.2Pengertian Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai keuntungan dari konsumen. Menurut Kurtz (2008, p7), pemasaran adalah fungsi organisasi dari sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan sebuah nilai 9

2 10 untuk konsumen dan menciptakan hubungan dengan konsumen sebagai cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan. Berdasarkan dari jurnal Analisis Strategi E-Marketing dan Implementasinya (Studi kasus: Persuahaan Rtail Garment ) Menurut Mcleod dan Schell (2001) berpendapat bahwa pemasaran adalah kegiatan perorangan dan organisasi yang mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga, jasa dan gagasan. 2.3 Strategi Pemasaran Menurut Kurtz (2008, p42), strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran,yaitu produk, distribusi, promosi, dan harga. Menurut Pearce dan Robinson (2008, p6) strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan. Berdasarakan dari jurnal Kyung Hoon Kim et al (2011) dengan judul Effective employment brand equity through sustainable competitive advantage, marketing strategy, and corporate image mengatakan Strategi pemasaran adalah mencatat bahwa strategi pemasaran dapat melibatkan berbagai strategi area fungsional termasuk positioning, harga, distribusi, dan strategi global. Strategi pemasaran yang sukses membutuhkan Sustainable competitive advantage(sca) dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Menurut Kotler & Amstrong (2012, p48), Strategi pemasaran adalah suatu hal yang dilakukan oleh perusahaan dengan harapan dapat menciptakan sebuah nilai dari pelangaan dan mendapatkan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan menciptakan sebuah bauran pemasaran yang terintegrasi berdasarkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan yaitu barang (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) yang dikenal dengan nama 4S.

3 11 Kotler & Keller (2012, p. 28)menyatakan bahwa terdapat 5 konsep strategi persaingan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yaitu: 1. Konsep Produksi Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan akan lebih memilih sebuah produk yang mudah dicari dan murah. Konsep ini mengutamakan efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan penyebaran secara luas. 2. Konsep Produk Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan akan lebih memilih produk yang memiliki kualitas tinggi, performa tinggi, atau fitur yang inovatif. 3. Konsep penjualan Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa pelanggan tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk tersebut menggunakan promosi dan penjualan secara besar-besaran. 4. Konsep Pemasaran Sebuah konsep dimana perusahaan menganggap bahwa untuk mencapai tujuan organisasi adalah dengan menjadi lebih efektif dari pesaing dalam hal membuat, mengirim, dan menyampaikan kepuasaan yang diinginkan oleh target pasar. 5. Konsep Pemasaran Sosial Sebuah konsep yang didasarkan dari pengembangan, desain, dan implementasi sebuah proses kegiatan pemasaran. Perusahaan harus memikirkan apa yang konsumen inginkan, kebutuhan dari perusahaan, keinginan konsumen dalam jangka panjang, dan keinginan sosial secara jangka panjang. 2.4 Pengertian E-Marketing Menurut Chaffey (2011:388) menyatakan bahwa E-Marketing adalah suatu proses mencapai tujuan pemasaran dengan menggunakan teknologi komunikasi elektrik.

4 12 Menurut Salehi, Mirzaei, Aghaei dan Abyiari (2012:520) menyatakan bahwa E-Marketing adalah penerapan teknologi digital yang menggabungkan seluruh saluran onlineseperti website, , basis data ditambah dengan mobile atau wireless&tv Digital untuk berkontribusi kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk akuisisi keuntungan dan retensi pelanggan melalui peningkatan pelanggan seperti Profil, perilaku, loyalitas, kemudian komunikasi ditargetkan terpadu dan layanan online untuk memenuhi kebutuhan pelanggan masing-masing Menurut Kotler & Armstrong (2012, p. 508), online marketing merupakan suatu usaha untuk memasarkan produk dan jasa serta membangun hubungan dengan pelanggan menggunakan media internet. Menurut Strauss dan Frost (2012, p28) E-Marketing adalah penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. Lebih sederhananya e- marketing adalah hasil dari teknologi informasi diterapkan untuk pemasaran tradisional dalam dua cara. Menurut Kotler dan Amstrong (2012; 532), E-Marketing merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk dan jasanya serta menciptakan suatu hubungan dengan pelanggan melalui sebuah media internet. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian maka dapat di definisikan E- marketing adalah penggunaan sebuah aplikasi dan data elektronik untuk membuat perencanan sebuah konsep, digunakan untuk melakukan memberikan informasi sebuah produk, promosi dan penetapan harga agar menciptakan pertukaran memuasakan bagi pelanggan. 2.5 Perencanaan E-Marketing Menurut Chaffey (2009; 418) Perencanaan e-marketing adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dari pemasaran sebuah strategi e-business. Sebuah perencanaan e-marketing diperlukan sebagai tambahan dari strategi e- business yang lebih luas dimana menjelaskan bagaimana tujuan penjualan dari sebuah strategi e-business dicapai melalui aktivitas pemasaran seperti marketing research dan marketingcommunication.

5 SWOT Analysis Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan internal perusahaan dan kelemahan yang berhubungan dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru, sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran. Menurut Robbin dan Coulter (Management, 2012, p. 228), analisa SWOT adalah kombinasi analisa internal dengan analisa eksternal dimana hasil analisanya adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) pada perusahaan. Setelah melakukan analisa SWOT, manajer dapat melakukan formulasi strategi yang sesuai. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa analisa SWOT adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam melakukan kombinasi analisa sumber daya internal dengan analisa lingkungan eksternal dimana hasilnya adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Opportunities 1. Hispanic markets growing and untapped in our industry. 2. Save postage costs through marketing. Strengths 1. Strong customer service department. 2. Excellent Web site and database system. Threats 1. Pending security law means costly software upgrades. 2. Competitor X is aggressively using e-commerce. Weaknesses 1. Low tech corporate culture 2. Seasonal business: peak is summer months. E-business Goal: Initiate e-commerce in within one year. Metric: Generate $500,000 in revenues from e-commerce during the first year. Exhibit 3-1 SWOT, Objective, and Metric Example from E-Business Plan Gambar 2.1SWOT Analysis leading to E-marketing Objective Sumber Strauss dan Frost (2012, p76)

6 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran. Pada prinsipnya tahapan kerja IFE matriks sama dengan EFE matriks. Langkah-langkah tahapan kerja IFE Matriks sebagai berikut: 1. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek internal yang mencakup Strength (Kekuatan) dan weakness (Kelemahan) bagi perusahaan. 2. Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana 1 = Kelemahan utama; 2 = Kelemahan kecil; 3 = Kekuatan kecil; 4 = Kekuatan utama. 4. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 5. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua CSF. 6. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0

7 15 Tabel 2.1 Matriks IFE KEKUATAN BOBOT RATING SKOR Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kekuatan 3 KELEMAHAN BOBOT RATING SKOR Kelemahan 1 Kelemahan 2 Kelemahan 3 Total Skor Pembobotan Sumber: (David, Manajemen Strategis, 2006) Matriks EFE (External Factor Evaluation) Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisa hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri di mana perusahaan berada. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Langkahlangkah tahapan kerja EFE Matriks sebagai berikut: 1. Buat daftar critical success factors (CSF) untuk aspek eksternal yang mencakup opportunities (Peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan. 2. Tentukan bobot (weight) dari CSF tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar Tentukan rating setiap CSF antara 1 sampai 4, dimana 1 = Kelemahan utama 2 = Kelemahan kecil 3 = Kekuatan kecil 4 = Kekuatan utama

8 16 4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua CSF. Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. 5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4.0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara, skor total sebesar 1.0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal Competitive Profile Matrix (CPM) Menurut David (2010) Matriks profil persaingan CPM atau Competitive Profile Matrix mengidentifikasi pesaing utama perusahaan serta kekuatan dan kelemahannya dalam kaitan dengan contoh posisi strategi perusahaan. Bobot dan total nilai yang dibobotkan dalam CPM dan EFE mempunyai arti yang sama. Akan tetapi, faktor-faktor dalam CPM termasuk isu internal dan eksternal. Penilaian merujuk pada kekuatan dan kelemahan. Untuk menentukan matriks profil persaingan diperlukan suatu survey ke perusahaan pesaing untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Langkah - langkah membentuk suatu matriks profil persaingan ( CPM ) adalah sebagi berikut : 1. Menentukan faktor sukses kritis dari perusahaan dengan menanyakan langsung kepada perusahaan. 2. Memberikan bobot dengan kisaran dari 0,0 ( tidak penting ) sampai 1,0 (sangat penting) pada setiap faktor sukses kritis,dimana jumlah dari semua bobot harus sama dengan 1,0. 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor sukses kritis pada masing-masing perusahaan. 1 = kelemahan besar, 2 = kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, 4 = kekuatan besar. 4. Mengkalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai yang dibobot untuk setiap variable.

9 17 5. Menjumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk masing-masing perusahaan Matriks SWOT Menurut David (2010, p205), pada tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi, terdapat beberapa alat teknik yang dapat digunakan, yaitu Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dimana teknik tersebut mengandalkan informasi yang didapat dari tahapan input dan digunakan untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal. Dengan mencocokan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal dapat menjadi kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layakdan efektif bagi perusahaan. Menurut Husein Umar (2005) matriks SWOT / TOWS memiliki langkahlangkah tahapan kerja, langkah-langkah tahapan kerja tersebut adalah sebagai berikut: 1. Buat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 3. Buat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 4. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi SO. 5. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WO. 6. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi ST. 7. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam sel strategi WT. Matriks Threats Opportunities Weaknesses Strengths (TOWS) merupakan matching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah:

10 18 1. Strengths Opportunities (SO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari peluang (O) yang ada. 2. Weaknesses Opportunities (WO), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada. 3. Strengths Threats (ST), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman (T). 4. Weaknesses Threats (WT), yaitu dengan mengembangkan suatu strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T) Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis. Gambar2.2 Matriks SWOT Sumber: (Chaffey, 2006, p433)

11 Matriks Internal Eksternal (IE Matrix) David (2004) berpendapat bahwa matriks ini serupa dengan BCG matriks, dimana matriks-matriks ini menempatkan berbagai divisi dan organisasi dalam diagram skematis, sehingga keduanya disebut matriks portfolio. Menurut David (David, Manajemen Strategis, 2004) matriks Internal Eksternal (IE) merupakan langkah kedua dari kerangka kerja perumusan strategi yang disebut tahap pencocokan, yaitu tahap untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot dan total nilai EFE yang diberi bobot. Dari total nilai yang dibobot dari setiap divisi, dapat disusun menjadi matriks IE pada tingkat korporasi. Pada sumbu X matriks IE, total nilai IFE yang dibobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap kuat. Demikian juga pada sumbu Y, total nilai EFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 dianggap rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, sedangkan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap tinggi. Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan Sembilan sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : a. Strategi Tumbuh dan Membangun (Growth and Build ) Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) merupakan strategi yang kemungkinan paling cocok untuk semua divisi ini. b. Strategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain) Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara melalui strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi ini diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. c. Panen atau Divestasi (Harvest or Divestiture)

12 20 Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi melalui strategi divestasi (memperbesar skala usaha perusahaan) atau likuidasi (memperkecil skala perusahaan). Gambar 2.3 Matriks IE Sumber : David (2010, p221) Matriks Grand Strategy Pearce, Robbins, dan Robinson dalam O Regan, at al (2012) mendefinisikann Grand Strategy sebagai "rencana umum komprehensif tindakan utama melalui mana perusahaan bermaksud untuk mencapai tujuan jangka panjang" dan berpendapat bahwa ini didukung oleh "upaya manajemen strategis yang terkoordinasi dan berkelanjutan. Menurut David (2004) matriks Grand Strategy menjadi alat yang populer untuk merumuskan strategi-strategi alternatif. David menjelaskan bahwa semua organisasi dapat diposisikan dalam salah satu dari empat kuadran strategi dari Matrix Grand Strategy, demikian juga divisi-divisi dari sebuah perusahaan. Matriks ini didasarkan atas dua dimensi penilaian yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. Strategi-strategi yang sesuai untuk sebuah organisasi dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matriks.

13 21 1. Perusahaan yang berada di Kuadran 1 Grand Strategy Matrix berada dalam posisi strategis yang baik sekali. Untuk perusahaan ini, konsentrasi terus menerus pada pasar saat ini (penetrasi dan pengembangan pasar) dan juga produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat. 2. Perusahaan di kuadran ke II perlu menilai pendekatan pasar yang digunakan saat ini dengan serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak bisa bersaing dengan efektif, dan mereka perlu menetukan mengapa pendekatan yang dipergunakan perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana harus diubah untuk meningkatkan daya saing perusahaan. 3. Perusahaan di kuadran ke III, bersaing dalam industri yang tumbuh lambat dan mempunyai posisi bersaing yang lemah. Perusahaanperusahaan tersebut harus membuat perubahaan drastic dengan cepat untuk menghindari kemerosostan lebih lanjut dan kemungkinan likuidasi. Penghematan biaya dan asset yang rasionalisasi harus dilakukan terlebih dahulu. Strategi alternatif adakah mengalihkan sumber daya dari bisnis saat ini ke bidang-bidang yang berbeda (diversifikasi). Jika semuanya gagal, maka pilihan akhir yang terbuka untuk bisnis-bisnis di kuadran III adalah divestiture atau likuidasi. 4. Perusahaan di kuadran IV mempunyai posisi bersaing yang kuat namun berada dalam industri yang tumbuh lambat. Perusahaanperusahaan tersebut mempunyai kekuatan untuk meluncurkan program-program diversifikasi ke bidang-bidang pertumbuhan yang lebih menjanjikan; perusahaan di kuadran ini mempunyai cirri-ciri tingkat arus tunai yang tinggi dan kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan internal yang terbatas dan sering menjalankan diversifikasi konglomerat, diversifikasi konsentrik, atau diversifikasi horizontal dengan berhasil. Perusahaan di kuadran ini juga dapat melakukan usaha patungan (joint venture)

14 22 Gambar2.4 Matriks Grand Strategy Sumber : David (2010, p223) Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM) Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak.teknik ini adalah Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3(tiga) dari kerangka analisis strategi formulasi. QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor penentu keberhasilan sebelumnya diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat-alat analisis strategi formulasi lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Format dasar QSPM yakni :kolom kiri QSPM terdiri dari faktor kunci eksternal dan internal (dari Tahap 1), dan baris atas terdiri dari strategi alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom kiri QSPM terdiri dari informasii yang diperoleh langsung dari EFE Matriks dan IFE Matriks. Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu keberhasilan, masing-masing bobot yang diterima oleh masing-masingg faktor dalam EFE Matriks dan IFE Matriks yang sebelumya telah dilakukan.

15 23 Pada baris atas QSPM terdiri dari strategi-strategi alternatif yang berasal dari SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix. Alat-alat yang cocok biasanya menghasilkan alternatif yang layak sama. Namun, tidak setiap strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam QSPM. Strategi harus menggunakan penilaian intuitif yang baik dalam memilih strategi yang akan disertakan dalam sebuah QSPM. Pada kolom berikutnya merupakan kolom Bobot, kolom Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score AS) dan kolom Total Nilai Data Tarik (Total Attractiveness Score TAS) serta Penjumlahan total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score STAS). Berikut 6 (enam) langkah dalam penyusunan QSPM menurut David (2010: 221) : 1. Buat daftar peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan dari perusahaan di dalam kolom kiri QSPM. Informasi ini diambil langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. 2. Berikan bobot pada setiap faktor ekternal dan internal. Bobot tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks EFE dan matriks IFE. Bobot ini diletakkan pada kolom tepat di kanan faktorfaktor kesuksesan kritis eksternal dan internal. 3. Periksa matriks-matriks pada tahap 2 (pencocokan), dan identifikasikan strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diterapkan. Tulis strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM. 4. Tentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari tiap strategi. Jika faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka Nilai Daya Tarik (AS) harus diberikan pada masing-masing strategi. Cakupan Nilai Daya Tarik (AS) adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal tidak memiliki pengaruh terhadap strategi yang ada, maka jangan beri Nilai Daya Tarik (AS) dan gunakan garis (-) untuk menunjukkan

16 24 bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Perhatikan: jika Nilai Daya Tarik (AS) diberikan pada suatu strategi, maka harus diberikan juga pada strategi-strategi lainnya. Jika suatu strategi menerima garis (-), maka semua strategi dalam satu baris juga menerima garis (-). 5. Hitung Total Nilai Daya Tarik (TAS). Hitung dengan cara mengalikan bobot di tahap 2 dengan Nilai Daya Tarik (AS) di masing-masing baris. 6. Menghitung Total Altractiveness Score (TAS) dengan cara menjumlahkan TAS dari masing-masing kolom QSPM. Nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi adalah yang menunujukkan pilihan utama dari alternatif strategi dan nilai TAS dari alternatif strategi yang terkecil menunjukkan pilihan terakhir dari alternatif strategi Jenis Strategi Alternatif Jenis strategi alternatif menurut David (2010, p169) terdiri dari : 1. Forward Integration Mendapatkan kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap distributor atau toko retail. 2. Backward Integration Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap supplier perusahaan. 3. Horizontal Integration Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol terhadap pesaing. 4. Market Penetration Mencari pembagian pasar yang meningkat untuk produk yang ada pada pasar yand ada melalui usaha marketing yang lebih baik. 5. Market Development Memperkenalkan produk yang telah ada pada area geografis yang baru 6. Product Development

17 25 Meningkatkan peningkatan penjualan dengan meningkatkan produk yang telah ada atau membuat produk baru. 7. Related Diversification Menambahkan produk yang baru tapi masih ada hubungannya dengan produk lama. 8. Unrelated Diversification Menambahkan produk yang baru yang tidak berhubungan dengan produk lama. 9. Retrenchment Mengurangi biaya dan aset untuk mengatasi pengurangan penjualan dan keuntungan. 10. Divestiture Menjual divisi atau bagian dari perusahaan. 11. Liquidation Menjual seluruh aset perusahaan. 2.7 Perancangan E-Marketing dengan Metode SOSTAC Menurut Chaffey (2011:388) menyatakan bahwa perencanaan E-Marketing diperlukan sebagai tambahan strategi E-Business untuk menjelaskan bagaimana tujuan Strategi E-Business akan dicapai melalui pemasaran seperti penelitian pemasaran dan komunikasi pemasaran dari sisi penjual. Kerangka SOSTACini dikembangkan oleh Paul Smith (1999) dan kerangka ini merangkum beberapa tahapan yang harus dilibatkan dalam strategi pemasaran mulai dari pengembangan strategi hingga implementasi (penerapan). Tahapan yang harus dijalankan adalah sebagai berikut : 1. Situation Analysis : Di manakah kita berada sekarang? 2. Objectives : Di manakah kita akan berada? 3. Strategy : Bagaimana kita mencapainya? 4. Tactics : Bagaimana cara kita mencapainya secara langsung? 5. Action : Apakah rencana kita? 6. Control : Apakah kita telah tiba di sana? Berikut ini adalah penjelasan tentang 6 elemen SOSTAC:

18 26 Gambar 2.5 SOSTAC - Kerangka Kerja Umum Untuk Perencanaan E- Marketing Sumber : Chaffey (2009, p419) Situation Analysis : Di manakah kita berada sekarang? Analisa situasi adalah sebuah analisan terhadap lingkungan dan tinjauan proses dan sumber daya internal untuk menentukan strategi. Tujuan dari dilakukannya analisa situasi adalah untuk mengerti lingkungan sekitar perusahaan pada saat ini dan ke depannya sehingga tujuan strategi menjadi lebih realistis mengenai apa yang terjadi di pasar (Chaffey, 2009, p. 420).

19 27 Gambar 2.6Kerangka kerja analisa situasi Sumber: Chaffey(2009, p. 421) yaitu : Dalam analisa situasi, terdapat 3 cara yang paling umum untuk digunakan, 1. Analisis Kebutuhan (Demand Analysis) Analisis Kebutuhan adalah penilaian terhadap potensi permintaan untuk layanan e-commerce di antar segmen pelanggan yang ada dengan tujuan untuk memprediksi keadaan pasar saat ini dan kedepannya. Hal ini dilakukan dengan mencari tahu preferensi dari pelanggan dengan

20 28 memberikan beberapa pertanyaan untuk setiap segmen pelanggan yang dituju. 2. Analisis Pesaing (Competitor Analysis) Analisis Pesaing adalah ulasan mengenai pelayanan e-bisnis yang ditawarkan oleh pesaing yang baru maupun yang telah ada dan cara mereka menarik pelanggan. 3. Analisis SWOT (SWOT Analysis) Analisis SWOT adalah sebuah alat yang dapat membantu organisasi menganalisa sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan kemudian dicocokan dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman yang ada 2.7.2Objectives : Di manakah kita akan berada? Setelah perusahaan melakukan situation analysis tahap kedua menentukan tujuan. Penetapan tujuan berguna untuk membantu mengarahkan perusahaan untuk tetap fokus pada hal yang ingin dicapai. Chaffey (2009; 428) dalam bukunya menjelaskan, Perencanaan e-marketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk strategi, taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investor. tahap ini menjelaskan tentang tujuan perusahaan, kegunaan penggunaan sistem secara online, target yang akan dicapai oleh perusahaan.kerangka yang digunakan untuk mengembangkan tujuan adalah 5S yaitu Sell, Serve, Speak, Save, dan Sizzledengan penjelasan sebagai berikut: 1. Sell Melalui E-Marketing, diharapkan agar penjualan baik produk atau jasa suatu perusahaan dapat meningkat. Salah satunya dengan cara melakukan promosi melalui online yang tentunya dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Selain itu, dengan melalui E-Marketing juga dapat membantu meningkatkan kinerja

21 29 promosi dan pemasaran baik produk atau jasa dari suatu perusahaan kepada pelanggannya 2. Serve Pada tahap ini, perusahaan diharapkan dapat menciptakan nilai suatu produk baik barang / jasa bagi para pelanggannya dengan cara membuat E-Marketing yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan atau Customer Service bagi pelanggannya 3. Speak Speak adalah manfaat yang berupa bertambah dekat dengan pelanggan. Hal ini menyangkut dalam pembuatan dua macam cara dialog melalui bentuk web, , polling dan melakukan market research melalui survei formal dan mengawasi secara tidak langsung chat rooms untuk mempelajari mengenai pelanggan. Selain itu mencapai pelanggan secara online melalui Public Relation. 4. Save Save adalah manfaat menghemat biaya. Dicapai melalui komunikasi secara online, transaksi penjualan dan layanan untuk mengurangi karyawan, biaya cetak dan ongkos kirim. 5. Sizzle adalah manfaat memperluas brandsecara online. Dicapai dengan menyediakan rencana dan pengalaman baru secara onlinepada saat yang bersamaan muncul secara familiar Strategy : Bagaimana kita mencapainya? Menurut Chaffey (2009, p295) Definisi strategi didorong oleh tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya. Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu untuk sering kembali dan merevisinya. target market strategy adalah evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta pengembangan penawaran yang sesuai. Target market strategi melibatkan empat tahap, yaitu :

22 30 Gambar 2.7 Tahapan dalam pengembangan Strategi target pemasaran Sumber : Chaffey(2009:408) 1. Segmentation Identifikasi dari kelompok yang berbeda dalam target market dalam rangka mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan mengkomunikasikannya untuk kelompok tersebut. Dengan kata lain segmentasi melibatkan pemahaman tentang kelompok dari pelanggan dalam suatu target market untuk memahami kebutuhan dan potensi sebagai sumber pendapatan dalam rangka mengembangan strategi untuk memuaskan segmen tersebut sementara memaksimalkan pendapatan. Dalam konteks perencanaan e-marketing segmen pasar akan dianalisis untuk menilai : a. Ukuran atau nilai dari pasar yang ada sekarang, proyeksi ke depan dari ukuran dan pangsa pasar perusahaan saat ini dan ke depannya dalam segmen tersebut. b. Pangsa pasar kompetitor dalam segmen tersebut. c. Kebutuhan dari setiap segmen, terutama kebutuhan yang tidak terpenuhi.

23 31 d. Penawaran dan propositions dari perusahaan dan kompetitor untuk setiap segmen lewat segala aspek dalam proses pembelian. 2. Targeting Pendekatan targeting digunakan untuk kampanye akusisi yang akan bergantung pada segmentasi yang dilakukan. Targeting meliputi beberapa variabel, yaitu: a. Hubungan dengan perusahaan. Kampanye akan sering ditujukan untuk sasaran baru atau yang sudah ada. Perlu diingat, beberapa komunikasi seperti e-newsletters dan campaigns akan mencapai keduanya. Pemasar perlu mempertimbangkan untuk apakah efektif untuk memiliki komunikasi yang berbeda antara kontak yang lama, baru atau bekas atau untuk setiap sasaran dari setiap kelompok dalam komunikasi yang sama tetapi menggunakan konten yang ditujukan masing-masing. b. Segmentasi demografik. Hal ini biasanya didasarkan pada umur, jenis kelamin, kelompok sosial. Demografik secara online sering digunakan sebagai dasar untuk sebuah situs untuk membeli menampilkan iklan atau meminjamkan daftar . Demografik dapat digunakan untuk membatasi atau memfokuskan siapa yang membayar per klik iklan pencarian ditampilkan. c. Psychographic atau attitudinal segmentation. Hal ini meliputi sikap terhadap resiko dan nilai ketika membeli, contohnya early adopter, brand loyal atau price conscious. Hal ini kurang jelas dalam sasaran atribut dari pelanggan sebab lebih mudah untuk membeli media berdasarkan demographic breakdown. d. Nilai Semakin tinggi nilai suatu pelanggan (diindikasikan dengan tingginya rata-rata order value dan higher modelledcustomer lifetime values) akan sering menggaransi komunikasi yang terpisah dengan penawaran yang berbeda.

24 32 e. Tahap daur hidup Hal ini sangat berguna dimana pelanggan mengikuti khususnya dalam membeli atau menggunakan layanan, seperti buying online grocery shopping atau online banking. f. Perilaku Behavourial targeting merupakan salah satu peluang besar yang disediakan oleh pemasaran digital. Ini melibatkan penilaian tindakan masa lalu pelanggan di link berikut, membaca konten, menggunakan layanan online atau membeli produk, dan kemudian menindaklanjuti ini dengan pesan yang lebih relevan berdasarkan kecenderungan untuk bertindak berdasarkan pada aksi sebelumnya. Gambar 2.8 Berbagai target dan pendekatan segmentasi Sumber: Chaffey (2009, 469) 3. Positioming Menurut Chaffey (2009; 411) Positioning terkait dengan bagaimana konsumen mempersepsikan produk dari unsur-unsur nilai yang dijelaskan di atas. Sebuah pernyataan positioning sering dikembangkan untuk merangkum hal ini. Perusahaan kemudian harus memutuskan bagaimana

25 33 untuk menyoroti manfaat sebagai keuntungan diferensial akan produk pesaing. Memiliki posisi yang jelas kuat secara online penting, karena sangat mudah bagi pelanggan untuk membandingkan penyedia layanan ketika awalnya memilih produk. Hal ini juga penting di mata pelanggan, sejak pengalaman pertama dari sebuah merek akan menentukan apakah pelanggan akan kembali ke penjual sebagai pilihan pertama atau memulai pencarian lain untuk mencari alternatif. Dalam konteks e-marketing keuntungan diferensial dan positioning dapat diklarifikasikan dan dikomunikasikan dengan mengembangkan online value proposition. Online value proposition adalah sebuah pernyataan dari manfaat dari layanan e-commerce yang idealnya tidak ada di penawaran dari kompetitor atau penawaran secara offline. Online value proposition yang jelas memiliki beberapa keuntungan, yaitu : a. Membantu memberikan fokus perhatian untuk upaya pemasaran dan memungkinkan staf perusahaan untuk mengerti tentang tujuan dari situs. b. Jika propositions jelas dapat digunakan untuk Public Relation dan rekomendasi mulut ke mulut yang dibuat tentang perusahaan. c. Dapat dihubungkan dengan normal product propositions dari sebuah perusahaan atau produk Tactics : Bagaimana cara kita mencapainya secara langsung? Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps.

26 34 Gambar 2.9 Elemen dari Marketing Mix Sumber: Chaffey (2009, p449) Menurut Kotler (Owomoyela, Ola, dan Oyeniyi, 2013) marketing mix adalah sebuah kumpulan alat pemasaran taktis yang bisa dikontrol berupa product, price, place, dan promotion yang disatukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang di-inginkan terhadap target pasar. Inilah 7ps yang telah disebutkan diatas: 1. Product Aspek Produk bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk baik berupa barang maupun jasa serta meningkatkan pemasaran produk suatu perusahaan secara Online. 2. Place Dengan adanya penjualan produk secara Online, maka pelanggan tidak perlu repot-repot datang langsung ke toko untuk membeli produk. Jadi pelanggan cukup melakukan transaksi secara Online kapan pun dan dimana pun. Selain itu, pelanggan juga diberikan kemudahan dalam memperoleh informasi tentang suatu produk selama 24 jam secara online. 3. Price Di dalam tahap ini, Penjual atau produsen dapat melihat serta menganalisis harga yang ditetapkan agar dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.

27 35 4. Promotion Dengan adanya media elektronik maupun media Online, perusahaan dapat melakukan promosi terhadap produknya baik barang maupun jasa kapan pun dan di mana pun serta mengurangi penggunaan brosur atau selebaran untuk melakukan promosi sehingga konsumen pun dapat melihat berbagai macam promosi dengan mudah. 5. People Orang-orang yang berperan penting untuk mensukseskan pelayanan E- Marketing secara Online dalam bidang Customer Service. 6. Process Dengan adanya Website, pelanggan dapat mengakses situs sebuah perusahaan dengan sangat mudah dikarenakan navigasi yang sangat sederhana. Selain itu, Pelanggan juga dapat melakukan Transaksi secara Online. 7. Physical Evidence Ini bentuknya berupa Independent Review yang ditulis oleh orang-orang di luar secara sukarela, News Clipping di media cetak tentang suatu perusahaan, penampakan tentang Packaging Product serta Brand dari suatu perusahaan. Contohnya adalah kolom Testimonial Action : Apakah rencana kita? Chaffey (2009; 469) menjelaskan tahap action component dari perencanaan e-marketing menunjuk pada aktivitas yang dilakukan oleh manager untuk mengeksekusi rencana yang dibuat. Tindakan dari perencanaan strategi e-marketing dengan mengidentifikasi sumber daya dan skala waktu yang ada Prototyping Prototyping adalah proses yang berulang-ulang yang disarankan oleh pengguna website untuk dilakukan modifikasi sebelum prototypes selanjutnya dan live version dari website dikembangkan. Dimana prototypes adalah versi awal dari sebagian atau keseluruhan dari sebuah sistem informasi yang dirangkum oleh penggunannya dan sponsor bisnisnya. Tahapan pembuatan website e-marketing berdasarkan langkah prototyping, yaitu:

28 36 a. Analysis Yang akan dilakukan pada tahap ini adalah identifikasi requirements dari website yang dibuat. Teknik yang dapat dilakukan untuk dapat mengumpulkan data mengenai hal ini antara lain melalui situation analysis dalam metode SOSTAC, interview dimana data yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk memastikan bahwa website yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan memakai website tersebut. b. Design Tahap perancangan adalah tahap untuk membuat quality content user experience yang akan dirasakan oleh user situs tersebut. Content adalah hal penting harus diperhatikan dalam perancangan website, dimana suatu website harus menyediakan informasi pada saat diminta, selalu fresh atau up to datedan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Quality content membantu pengunjung situs untuk membuat keputusan yang tepat dan menarik pengunjung melalui search engine optimization sehingga meningkatkan brand awareness. c. Development Setelah perancangan website telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pengembangan website dengan menggunakan software tertentu. Pengembangan website meliputi penulisan konten HTML, pembuatan desain grafik, dan pengkodingan. Development masuk dalam development enviroment. development enviroment adalah software dan hardware yang digunakan untuk membuat sistem Pengertian Wireframes Menurut Wodtke (2002), wireframes adalah sebuah gambar dasar dari setiap halaman, digambar untuk mengindikasikan elemen elemen setiap halaman, relasi setiap elemen, dan seberapa penting hubungan relatif setiap elemen.

29 37 Gambar 2.10Contoh wireframe Sumber: Chaffey (2009, p638) Pengertian Blueprint Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan Morville (2002), blueprint adalah menunjukkan sebuah hubungan antara halaman satu dengan yang lainnya dan isi komponen yang lainnya, dan dapat digunakan untuk menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.

30 38 Gambar 2.11Contoh Blueprint Sumber: Chaffey(2009, p637) Pengertian Gantt Chart Gantt Chart merupakan sebuah alat yang dikembangkan oleh seorang konsultan dan teknisi dari Amerika, Henry Gantt. Gantt Chart adalah sebuah alat berupa grafik yang digunakan untuk menentukan penjadwalan,

31 39 penganggaran, dan pelaksanaan proyek. Gantt Chart biasanya digunakan pada sebuah proyek yang bersifat kompleks karena Gantt Chart memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai apa yang harus dilakukan pada satu waktu tertentu selama watu proyek. (MTD Training, 2013, p. 41). Gambar 2.12Gantt Chart Sumber: (MTD Training, 2013, p. 42) Pengertian Object-Oriented Analysis Menurut Satzinger (2009, p60), Object Oriented Analysis adalah semua jenis object yang melakukan suatu pekerjaan dalam suatu sistem dan menunjukan apakah interaksi pengguna dibutuhkan untuk penyelesaian masalah Activity Diagram Menurut Satzinger (2009, p141), Activity Diagram merupakan jenis diagram workflow yang menggambarkan aktivitas user dan aliran sekuensialnya.

32 40 Gambar 2.13ContohActivity Diagram SumberSatzinger (2009,p143) Entity Realtionship Diagram (ERD) Menurut Satzinger (2009, p57), Entity Relationship Diagramadalah analisis terstruktur dan informasi rekayasa model data yangdiperlukan oleh sistem. Gambar 2.14Contoh Entity Relationship Diagram Sumber: Satzinger (2009,p57)

33 Use Case Diagram Menurut Satzinger (2009,p242) Use Case Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara mereka para pengguna berinteraksi dengan sistem.aktor adalah orang atau hal yang benarbenarmenyentuh atau berinteraksi dengan sistem. Gambar 2.15Contoh Use Case Diagram Sumber: Satzinger (2009,p244) 2.7.6Control : Apakah kita telah tiba di sana? Chaffey (2009, p470) menjelaskan tahap control dalam bukunya, sebagai berikut : Control merupakan unsur rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan saluran tradisional.

34 42 Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010: 88) bagian ini memfokuskan pada delapan prinsip, disebut Aturan Emas, yang dapat diaplikasikan kedalam sistem untuk menjadikan lebih interaktif. Prinsip tersebut diperoleh dari pengalaman dan disempurnakan selama tiga dekade, melakukan validasi dan pengaturan dilakukan untuk bagian desain tertentu. Delapan aturan emas antara lain yaitu: 1. Mengupayakan untuk kosisten Konsitensi dilakukan pada urutan tindakan dalam situasi yang serupa, perintah dan istilah yang digunakan pada prompt, menu dan layar bantuan. 2. Memenuhi kegunaan yang umum Menyadari kegbutuhan pengguna yang beragam dan desain untuk plastisitas, memfasilitasi transfromasi konten. Untuk membedakan pengguna seperti, rentang usia, kelainan dan perbedaan teknologi untuk memperbanyak setiap gambaran dalam persayaratan panduan desain. 3. Memberikan umpan balik yang informatif Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu system umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih besar. 4. Membuat dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. 5. Mencegah kesalahan Sebisa mungkin, merancang sistem sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan serius. 6. Memudahkan pengembalian pada setiap tindakan Sebanyak mungkin, tindakan harus dapat dipulihkan. Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran, karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan. Sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan pilhan lain yang belum digunakan. 7. Mendukung tempat pengendalian didalam

35 43 Pengguna ingin menjadi pengontrol tampilan dan tampilan akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna. 8. Mengurangi baban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia dalam pengolahan informasi jangka pendek desainer membutuhkan tampilan dimana pengguna harus mengingat informasi dari satu layar dan selanjuta menggunakan informasi pada layar lainnya. 2.8 Search Engine Optimization (SEO) Menurut Chaffey (2011:475), Search Engine Optimization (SEO) adalah suatu pendekatan terstruktur untuk mengembangkan posisi sebuah perusahaan atau produk dari perusahaan itu sendiri dalam mesin pencarian alami atau hasil daftar organic untuk kata kunci yang terpilih. Walaupun SEO selalu berkembang setiap saat, terdapat beberapa hal yang selalu sama dalam mempengaruhi peringkat mesin pencari diantaranya: 1. Seberapa sering kata kunci muncul dalam website Jumlah pengulangan kata kunci dalam suatu kata pada halaman web merupakan faktor penting dalam menentukan peringkat. Perlu diingat bahwa pengulangan yang berlebihan dapat berakibat negatif karena hanya akan dianggap sebagai spam. 2. Jumlah inbound link Semakin banyak jumlah link yang anda miliki dari website yang berkualitas bagus, semakin bagus pula peringkat anda nantinya. Google memberikan nilai yang lebih tinggi pada sebuah website yang mempunyai link dari web lain yang berperingkat tinggi dan tentu saja memiliki isi yang berkaitan dengan web yang dijadikan link. 3. Judul dengan tag HTML Sebuah judul merupakan faktor utama ketika seseorang melakukan pencarian melalui mesin pencari. Dengan menggunakan kata kunci pada judul, para pencari akan lebih mudah dalam menemukan sesuatu yang mereka cari. Hal

36 44 ini akan meningkatkan peluang akses dari website yang dimiliki dan juga meningkatkan peringkat. 4. Meta-tags Meta-tags adalah kata kunci yang merupakan bagian dari halaman HTML yang memungkinkan pencarian menjadi lebih mudah jika memiliki kata kunci yang sama. 5. Teks gambar alternatif Sebuah website yang memiliki banyak gambar biasanya akan sulit untuk dinilai, karena kata yang terdapat dalam web hanya berasal dari judul. Untuk mengatasi hal ini, dapat dilakukan dengan menggunakan tag ALT pada bagian HTML SEO On Page SEO On Page merupakan cara paling umum yang digunakan untuk dapat meningkatkan peringkat serta traffic pengunjung website. SEO On Page dilakukan dengan cara memasukkan kata kunci (keyword) langsung ke dalam file HTML pada bagian meta tag dan title tag dimana kata kunci yang digunakan harus sesuai dengan website yang dimiliki (Chaffey, 2009, p. 508) SEO Off Page Berbeda dengan SEO On Page dimana kata kunci digunakan langsung di file HTML dari website. SEO Off Page memanfaatkan media lain (third parties) dalam penerapan kata kunci yang ingin dioptimisasi oleh mesin pencari. Beberapa cara yang dilakukan pada SEO Off Page, diantaranya (Chaffey, 2009, p. 511): 1. Online PR - Social Bookmarking Cara ini dilakukan dengan mengirim (submit) URL atau artikel pada website social bookmarking atau website yang memiliki peringkat tinggi. 2. Link Building - Blog Writing Cara ini dilakukan dengan menulis artikel yang berhubungan dengan produk yang dipasarkan, penulisan pada blog disertakan dengan link-link yang mengarah pada website perusahaan ataupun artikel lainnya yang sejenis dengan tujuan untuk menjaga kualitas website.

37 45 3. Commenting Cara ini dilakukan dengan memberikan komentar baik pada artikel miliki orang lain ataupun sebuah forum yang membahas mengenai produk sejenis. Komentar yang diberikan juga memiliki link yang dapat mengarah ke website dari perusahaan.

38 Kerangka Berpikir Pengumpulan informasi perusahaan Apakah website tersebut bisa mendukung proses bisnis? Situasi Analysis SWOT analysis, Matrix IFE, Matrix EFE, Competitive profile Matrix, IE Matrix, Matrix SWOT, Matrix Grand Strategy, QSPM Objectives 5S(sell, serve, Speak, save, sizzle) Bagaimana perancangan website e-marketing bisa meningkatkan penjualan Apakah perancangan e- marketing dapat menciptakan hubungan erat dengan pelanggan Strategy Tactics Segmentation, Targeting, Positioming Marketing Mix(7P):Product, place, price, promotion, people, process, physical Blue print Menganalisi website yang dapat mendukung proses bisnis Merancang website untuk meningkatkan penjualan Perancangan Website dengan kerangka SOSTAC Action Unified Modeling Language (UML) Wireframe Meningkatkan hunungan yang berkelanjutan dengan pelanggan Control 8 aturan emas SEO(search engine optimaztion) Gambar 2.16Kerangka Berpikir Sumber : penulis (2015)

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil, dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum dan Khusus 2.1.1 Pengertian tentang Strategy Menurut Dave Chaffey dan PR Smith (2008:40) strategy adalah pengaruh dari oleh kedua prioritas tujuan (menjual, melayani,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan pasti selalu ada dalam sebuah pasar terutama dalam dunia bisnis itu sendiri. Dimana banyak aspek bisa menjadi daya saing membuat suatu perusahaan dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu ruang lingkup perusahaan atau gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA A. Kerangka Pemikiran LPBA Muyassaroh merupakan salah satu lembaga pembelajaran bahasa Arab untuk mampu membaca kitab kuning tanpa harakat secara mudah dan cepat serta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN 18 BAB III METODA PENELITIAN A. Waktu Penelitian No Kegiatan Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian 1. Studi kepustakaan 2. Penyusunan desain penelitan 3. Penyusunan teknis pelaksanaan pengambilan data

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha sate bebek H. Syafe i Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan pemasaran tidak lagi menggunakan metode tradisional melainkan menggunakan teknologi. Teknologi merupakan hal yang hampir tidak dapat dipisahkan dalam hidup.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Internet Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) sebuah web publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan segala macam pengguna di seluruh dunia

Lebih terperinci

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yagn digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama untuk mencapai sebuah hasil. Sebagai urutan kegiatan yang saling berhubung untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis memasuki fase baru dimana persaingan menjadi semakin kompetitif. Perkembangan teknologi informasi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Pengertian Strategy Menurut Dave Chaffey dan Smith (2008:40) adalah pengaruh dari kedua proritas tujuan (Menjual, melayani, berbicara, menyimpan)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan. Penjualan produk dalam suatu perusahaan sangat bergantung pada kinerja divisi pemasaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut (Sanders, Tom J., 2012) Penelitian manajemen strategis cenderungdilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Elsari Brownies & Bakery (EBB) yang bertempat di Jalan Raya Pondok Rumput Nomor 18 RT 06/RW 11, Kelurahan Kebon Pedes,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.10 Pengertian Pemasaran Kemajuan zaman yang membawa masalah-masalah dan kesempatankesempatan baru telah menjadi sebab menariknya pengetahuan pemasaran bagi perusahaan-perusahaan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Semestaguna Food & Beverage. Perusahaan tersebut beralamat di JL.Ring Road, Bogor Utara, Taman Yasmin. Kota Bogor. Penelitian akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada restoran iga bakar Mang Opan yang terletak di Jl. Adhyaksa II No.1A, Buah Batu, Bandung. Pemilihan tempat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PENJUALAN PRODUK JASA PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) (Studi Kasus di CV. Delta Berlian Holiday) Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat sekarang ini menuntut perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Pemasaran Menurut (Chaffey, 2009, p. 416), pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengatisipasi, dan memuaskan

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Pemasaran Chaffey (2009, 416) Pemasaran adalah proses manajemen yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi, dan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang PT. Natura Foods Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri minuman dalam kemasan gelas dan sachet. Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dapat diketahui faktor eksternal PT. Gema Shafa Marwa adalah: a. Faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Proses pemasaran dalam dunia perkembangan bisnis pada saat ini sudah semakin berkembang secara modern, yang pada awalnya proses pemasaran produk hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

Teori umum merupakan teori-teori dasar yang berhubungan dengan penelitian dan dapat membantu dalam proses penelitian.

Teori umum merupakan teori-teori dasar yang berhubungan dengan penelitian dan dapat membantu dalam proses penelitian. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Teori umum merupakan teori-teori dasar yang berhubungan dengan penelitian dan dapat membantu dalam proses penelitian. 2.1.1. Pengertian Internet Menurut Chaffey (2009:109)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR Frengky Hariyanto - 1301030322 Email : frengky_hariyanto@yahoo.co.id Dosen Pembimbing Hartiwi Prabowo, SE., MM. ABSTRAK PT Indo Jaya Sukses Makmur

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi yang memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pada para pelaku bisnis, sehingga persaingan di dunia bisnis pun sangat lah ketat, dimana

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci