BAB III PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WOONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
|
|
- Suryadi Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WOONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai gambaran umum SD Negeri Jetaklengkong dan data dari hasil wawancara mengenai Peran Guru PAI dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong. A. Gambaran Umum SD Negeri Jetaklengkong 1. Profil SD Negeri Jetaklengkong a. Nama Sekolah : SD NEGERI JETAKLENGKONG b. NPSN / NSS : / c. Jenjang Pendidikan : SD d. Status Sekolah : Negeri e. Alamat : Jl. Jetaklengkong Wonopringgo f. RT/RW :1/1 g. Desa : Jetaklengkong h. Kecamatan : Wonopringgo i. SK Pendirian Sekolah : 421.2/Neg/03268 j. Tanggal SK Pendirian : k. Status Kepemilikan : Pemerintahan Pusat 1 1 Dokumentasi profil SD Negeri Jetaklengkong 53
2 54 2. Visi dan Misi Adapun visi dan misi SD Negeri Jetaklengkong yaitu: a. Visi Terwujudnya siswa Sekolah Dasar Negeri Jetaklengkong yang : Mewujudkan Peserta didik Beriman, Berprestasi, Terampil dan Peduli Lingkungan. b. Misi 1) Membina integritas keagamaan yang mantap menuju keimanan dan ketakwaan. 2) Mengembangkan kecerdasan melalui pembelajaran yang aktif. 3) Inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan ( PAIKEM ) 4) Menumbuhkan kepedulian terhadap keselarasan, keseimbangan, dan kelestarian lingkungan hidup. 2 2 Dokumentasi Visi dan Misi SDN Jetaklengkong, tahun 2015
3 55 3. Letak Sekolah SD Negeri Jetaklengkong terletak disebelah utara jalan raya Jetaklengkong, tepatnya disamping Balai Desa Jetaklengkong Rt. 1/Rw. 1, yang menghadap ke jalan raya. Adapun batas-batasnya yaitu sebagai berikut: a. Sebelas Barat : Berbatasan dengan Desa Wonorejo b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Pegaden c. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Dukuh Blumbang d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Gondang 3 Bagan I Denah SD Negeri Jetaklengkong Ruang Kelas IV Ruang Kelas III Ruang Kelas II Ruang Kelas I Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Ruang kelas V Ruang Kelas VI HALAMAN SEKOLAH ( LAPANGAN UPACARA ) Aula Ruang Penjaga WC Siswa Kantin 3 Observasi Pada tanggal 28 Agustus 2015 pukul WIB
4 56 4. Struktur Organisasi Bagan II Struktur Organisasi SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan 4 Kepala Sekolah Asmawati S.pd. Haryati SD Ketua Komite Abdul Kahar Narasumber Mujo Haryadi Sekretaris I M. Khizudin Sekretaris II Purwanti Bendahara I Wilda Chanifah Bendahara II Rusdiwati Bidang-Bidang Bidang pengalian sumber daya 5 sekolah Hj. Nur Khamilah Bidang Pengelolaan sumber daya sekolah Haryati TMB Bidang Pengendalian sumber daya sekolah Rodhiyah Bidang kerja sama informasi Ibnu Fatkhi Bidang sarana dan prasarana Subakir Bidang Usaha A.nasrul Farchan 4 Dokumentasi Struktur Organisasi SD Negeri Jetaklengkong tahun 2015
5 57 5. Keadaan Pendidik dan Peserta didik a. Keadaan Pendidik TABEL I Jumlah Pendidik SD Negeri Jetaklengkong Tahun 2015/ NO Nama Kepegawaian Jabatan Jumlah Jam Per Minggu 1 Hj. Purwanti, S.Pd. PNS Guru Kelas 24 SD I 2 Haryanti TBM, S. PNS Guru Kelas 24 Pd. SD II 3 Ibnu Fatkhi, S.pdi Guru Honor Guru Kelas 24 Sekolah III 4 Baro ah, S.Pd. SD PNS Guru Kelas 24 IV 5 Rusdiawati, S. Pd. PNS Guru Kelas 24 SD V 6 Rodhiyah, S. Pd. PNS Guru Kelas 24 SD VI 7 Hj. Nur Khamilah, 24 MA 8 Subakir, S. Pd. SD PNS Guru OR 24 9 Wilda Chanifah, S. Guru Honor Guru Mata 24 Pd Sekolah Pelajaran 10 Moh. Khizudin Tenaga TU - Administrasi Sekolah 11 Ahmad Nasrul Tenaga Honor Penjaga - Farchan Sekolah Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah pendidik di SD Negeri Jetaklengkong berjumlah 8 orang sebagai Guru kelas, 1 6 Dokumentasi keadaan pendidik SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dikutip tanggal 5 September 2015
6 58 guru penjaskes, 1 tenaga administrasi sekolah dan 1 orang penjaga sekolah. b. Keadaan Peserta didik TABEL II Jumlah Peserta didik SD Negeri Jetaklengkong Tahun 2015/ No Nama Jumlah Siswa Rombel L P Jumlah Wali Kelas 1 KELAS I Purwanti, S.Pd. SD 2 KELAS II Haryanti TBm, S. Pd. SD 3 KELAS III Ibnu Fatkhi, S. Pdi 4 KELAS IV Baro ah, S. Pd. SD 5 KELAS V Rusdiawati, S. Pd. SD 6 KELAS VI Rodhiyah, S. Pd. SD Total Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong sebanyak peserta didik, dengan jumlah peserta didik laki- laki sebanyak 58 dan peserta didik perempuan sebanyak Dokumentasi keadaan Peserta didik SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dikutip tanggal 5 September 2015
7 59 6. Keadaan Sarana dan Prasarana a. Sarana TABEL III Sarana SD Negeri Jetaklengkong Tahun 2015/ No Jenis Sarana Jumlah Letak 1 Simbol Kenegaraan 1 Ruang kelas 1 2 Meja Guru 1 Ruang kelas 1 3 Kursi Guru 1 Ruang kelas 1 4 Papan tulis 1 Ruang kelas 1 5 Lemari 1 Ruang kelas 1 6 Jam dinding 1 Ruang kelas 1 7 Tempat Sampah 1 Ruang kelas 1 8 Meja Siswa 6 Ruang kelas 1 9 Kursi Siswa 7 Ruang kelas 1 10 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 1 11 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 1 12 Simbol kenegaraan 1 Ruang kelas 2 13 Meja Guru 1 Ruang kelas 2 14 Kursi Guru 1 Ruang kelas 2 15 Papan tulis 1 Ruang kelas 2 16 lemari 1 Ruang kelas 2 17 Jam dinding 1 Ruang kelas 2 18 Tempat sampah 1 Ruang kelas 2 19 Meja siswa 18 Ruang kelas 2 20 Kursi siswa 18 Ruang kelas 2 21 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 2 22 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 2 23 Simbol kenegaraan 1 Ruang kelas 3 24 Meja Guru 1 Ruang kelas 3 25 Kursi Guru 1 Ruang kelas 3 26 Papan tulis 1 Ruang kelas 3 27 lemari 1 Ruang kelas 3 28 Jam dinding 1 Ruang kelas 3 8 Dokumentasi sarana SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dikutip tanggal 5 September 2015
8 29 Tempat sampah 1 Ruang kelas 3 30 Meja siswa 16 Ruang kelas 3 31 Kursi siwa 16 Ruang kelas 3 32 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 3 33 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 3 34 Simbol kenegaraan 1 Ruang kelas 4 35 Meja Guru 1 Ruang kelas 4 36 Kursi Guru 1 Ruang kelas 4 37 Papan tulis 1 Ruang kelas 4 38 Lemari 1 Ruang kelas 4 39 Jam dinding 1 Ruang kelas 4 40 Tempat sampah 1 Ruang kelas 4 41 Meja siswa 19 Ruang kelas 4 42 Kursi siswa 19 Ruang kelas 4 43 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 4 44 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 4 45 Simbol kenegaraan 1 Ruang kelas 5 46 Meja Guru 1 Ruang kelas 5 47 Kursi Guru 1 Ruang kelas 5 48 Papan tulis 1 Ruang kelas 5 49 lemari 1 Ruang kelas 5 50 Jam dinding 1 Ruang kelas 5 51 Tempat sampah 1 Ruang kelas 5 52 Meja siswa 20 Ruang kelas 5 53 Kursi siswa 20 Ruang kelas 5 54 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 5 55 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 5 56 Simbol kenegaraan 1 Ruang kelas 6 57 Meja Guru 1 Ruang kelas 6 58 Kursi Guru 1 Ruang kelas 6 59 Papan tulis 1 Ruang kelas 6 60 Lemari 1 Ruang kelas 6 61 Jam dinding 1 Ruang kelas 6 62 Tempat sampah 1 Ruang kelas 6 63 Meja siswa 24 Ruang kelas 6 64 Kursi sisswa 24 Ruang kelas 6 65 Tempat cuci tangan 1 Ruang kelas 6 66 Papan informasi siswa 1 Ruang kelas 6 67 Kursi Kepala sekolah 1 Ruang kepsek 68 Meja Kepala sekolah 1 Ruang kepsek 69 Meja tamu 1 Ruang kepsek 60
9 61 70 Rak buku 1 Ruang kepsek 71 Lemari 1 Ruang kepsek 72 Rak hasil karya siswa 1 Ruang kepsek 73 Meja Guru 12 Ruang Guru 74 Tempat cucui tangan 1 Ruang Guru 75 Timbangan badan 1 Ruang Guru 76 Penanda waktu ( Bell sekolah ) 1 Ruang Guru 77 Simbol kenegaraan 1 Ruang Guru 78 Papan panjang 1 Ruang Guru 79 Jam dinding 1 Ruang Guru 80 Kursi Guru 12 Ruang Guru 81 Tempat tidur UKS 1 Ruang Guru 82 Perlengkapan P3K 1 Ruang Guru 83 Lemari 1 Ruang Guru 84 Rak buku 1 Ruang Guru Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa keadaan sarana yang dimiliki SD Negeri Jetaklengkong tergolong baik dalam menunjang kegiatan belajar mengajar peserta didik.
10 62 b. Prasarana TABEL IV Prasarana SD Negeri Jetaklengkong Tahun 2015/ NO Nama Prasarana Panjang Lebar (m) (m) Jumlah 1 KM/ WC Guru 1,5 1, KM/WC Siswa laki-laki 1,5 1,25 1 KM/ WC siswa 3 perempuan 1,5 1, Ruang Guru 7,5 7, Ruang Kepala Sekolah Ruang kelas I 7, Ruangan kelas II 7, Ruang kelas III 7, Ruang kelas IV Ruang kelas V 7,25 7, Ruang kelas VI , AULA 7,25 7,25 1 Sarana dan prasarana sekolah kami tergolong baik, namun belum ada laboratorium PAI guna menunjang kegiatan siswa Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di SD Negeri Jetaklengkong antara lain: Tartil, kesenian dan pramuka Dokumentasi Prasarana SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dikutip tanggal 5 September Asmawati. Kepala Sekolah SD Negeri Jetaklengkong. Wawancara Pribadi, Jetaklengkong 5 September Dokumentasi SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan
11 63 B. Moral Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Moral merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan yang baik. Demoralisasi, yaitu kerusakan moral. Keadaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong secara umum sangat baik. Hal ini dilihat dari cara perilaku mereka yang baik, dengan mengucapkan salam kepada guru. Hal itu berpengaruh pada pola tingkah laku seperti adanya saling menghomati antara guru dan peserta didik dan adab sopan santun merekapun terlihat jelas, mereka sangat ramah dengan guru. Keadaan mporal peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong sekarang ini bersifat heterogen karena dari masing-masing peserta didik berasal dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang berbedabeda, sebagian dari peserta didik yang berasal dari lingkungan yang baik maka akan menunjukan moral yang baik di sekolah, akan tetapi ada pula peserta didik yang memang keluarga dari yang tidak baik menunjukan pula perilaku moral yang tidak baik. Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan ada yang memiliki moral yang baik dan tidak baik. Mereka yang memiliki moral yang baik ditujukan melalui kebiasaan-kebiasaan di sekolah pada saat di dalam kelas maupun di luar kelas seperti mampu berlaku sopan santun kapanpun dan dimanapun
12 64 mereka berad, peseta didik yang memiliki moral yang tidak baik dapat dilihat dari kebiasaan-kebiasaan yang ia lakukan di sekolah seperti bertutur kata yang kurang sopan, membantah perintah guru, pada saat pelajaran peseta didik tidak izin saat keluar kelas, mengganggu temannya saat menikuti pelajaran dan berteriak di dalam kelas. Pada intinya bahwa di lingkungan keluarga mapun masyarakat akan membawa pengaruh pola tingkah laku anak di sekolah. 12 Moral peserta didik itu sudah ada sejak ia lahir, karena moral ini berkenaan dengan sikap dan perilaku antar sesama, pendidik selain mengajar materi atau pelajaran umum juga dituntut untuk membina moral yang sudah ada pada diri peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Guru PAI terus berusaha membina moral peserta didik dengan beberapa kegiatan. Berkaitan dengan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, peneliti melakukan wawancara langsung kepada Guru Pendidikan Islam dan beberapa peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong. Seperti yang dikatakan Ibu Nur Khamilah selaku Guru Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: Menurut saya, Keadaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong sekarang ini bersifat heterogen karena dari masing-masing peserta didik berasal dari lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat yang berbeda-beda, sebagian dari peserta didik yang berasal dari lingkungan yang baik maka akan menunjuka moral yang baik di sekolah, akan tetapi ada pula peserta didik yang memang keluarga dari yang tidak baik menunjukan pula perilaku moral yang tidak baik. Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan ada yang memiliki moral yang baik dan tidak baik. Mereka yang memiliki moral Hasil Observasi tentang keadaan moral siswi di SD Negeri Jetaklengkong 5 September
13 65 yang baik ditujukan melalui kebiasaan-kebiasaan di sekolah seperti mampu berlaku sopan santun kapanpun dan dimanapun mereka berada, mampu bersikap ikhlas membantu orang tua dan orang lain. Pembinaan moral peserta didik di SD Jetaklengkong ini tergolong baik. Contohnya ketika ia sedang berbicara dengan guru bersikap sopan dengan guru, ketika di nasehatipun mereka senantiasa mendengarkan dan melakukannya dan ketika mereka mendapat giliran untuk shalat jama ah dhuhur mereka antusias dan membawa peralatan yang digunakan yaitu mukena, sarung, dan peci, mereka juga sudah biasa wudhu dan juga setiap hari jumat dilakukaan pembelajaran pembacaan Al-Qur an agar peserta didik mampu membaca Al-Qur an dengan baik dan benar. Di SD ini juga di terapkan Tiga S ( Senyum, Sapa, Salam ), setiap pagi guru menyambut peserta didik di pintu gerbang ketika peserta didik berangkat ke sekolah, mereka juga selalu menyapa Bapak Ibu guru dan mengajak berjabat tangan, mencium tangan saat Bapak Ibu guru datang, dan hal ini tidak hanya masuk sekolah akan tetapi juga dilakukan setelah pulang sekolah mereka berjabat tangan dengan Bapak Ibu guru menghampiri keruang guru. Siswa juga bersikap sopan. 13 Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa pembinaan moral itu pembinaan yang berkaitan dengan agama dan hubungannya dengan antar sesama makhluk di dunia ini, dan juga cirinya dapat terlihat dari tingkah laku atau kegiatan anak dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkingan sekolah maupun saat di luar jam pelajaran yang mereka lakukan yang sesuai dengan ajaran agama. Peneliti juga melakukan wawancara kepada peserta didik mengenai moral, seperti yang dikatakan oleh Iyan Putra: Menurut saya moral adalah tingkah laku yang perlu di bina sesuai dengan agama mbak, contohnya selalu berbuat baik kepada teman, selalu berjabat tangan dengan Guru,shalat dhuhur berjama ah dan juga melaksanakan pembelajaran pembacaan Al-Qur an bersama-sama. Dengan itu menurut saya, saya sudah memiliki moral yang baik Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB 14 Iyan Putra, siswa kelas VI SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB
14 66 Nur Aini mengatakan : Menurut saya moral itu moral yang berkaitan dengan perilaku yang sesuai dengan Agama Islam. Membina siswa itu memang susah mbak, tetapi guru melakukan berbagai cara agar siswa lebih baik dalam tingkah lakunya. Dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Contoh ketika bertemu Bapak Ibu Guru di jalan saya mengucapkan salam. 15 Sedangkan menurut Nabila Helsa: Menurut saya mempunyai moral yang baik itu orang yang pandai dan pintar kalau moral berarti yang berkaitan dengan Tuhan dan juga agama, contohnya berkelakuan baik, memakai pakaian yang sopan, kalau berbicara juga dengan tutur kata yang baik mbak. Kalau di nasihati Bapak Ibu Guru saya mendengarkan mbak. Tidak jahil kalau sama teman dan membantu orang tua di rumah. Kalau lewat depan Bapak Ibu Guru juga menundukkan kepala, setiap bertemu Bapak Ibu Guru di jalan mengucapkan salam mbak. 16 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan moral. Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong adalah berjabat tangan bapak ibu Guru ketika masuk maupun pulang sekolah, mengucapkan salam ketika bertemu bapak ibu Guru di jalan. Berperilaku sopan setiap pagi membaca Asmaul Husna dan melaksanakan shalat dhuhur secara berjama ah atas kesadaran sendiri. Hasil obsevasi di peroleh informasi bahwa pembinaan moral peserta didik yaitu peserta didik masuk pukul Wib, kemudian berganti kemudian secara berganti mereka berjabat tangan kepada bapak ibu guru terlebih dahulu sebelum mereka masuk kelas, kemudian berdo a bersama dan membaca Asmaul Husna untuk mengawali belajar mengajar. Setelah itu siswa masuk ke kelas masing-masing dan siap mengikuti pembelajaran. 15 Nur Aini, siswa kelas VI SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB 16 Nabila Helsa, siswa kelas V SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB
15 67 Para peserta didik juga mengucapkan salam ketika bertemu dengan bapak ibu guru dan menundukan kepala sebagai tanda rasa hormat kepada pendidik, siswa berdo a dan mencium tangan bapak ibu, kemudian shalat dhuhur secara berjama ah. 17 C. Peran Guru PAI dalam Pembinaan Moral Peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Pembinaan Moral anak berkembang sejak awal kehidupan hingga meninggal, dengan kata lain setiap anak memiliki dasar-dasar perilaku yang baik sejak lahir. Dan untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk melahirakan manusia yang bermoral tinggi. Dengan demikian, dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan pelajaran saja, melainkan perilaku. Sahingga, diharapkan akan lahirlah dari lembaga pendidikan manusia yang benar-benar utuh. Membimbing moral peserta didik itu harus dilakukan dengan cara memelihara fitrahnya agar selalu berdekatan dengan sang khalik, semuanya itu hanya bisa dilakukan dengan kesabaran. Metodenya adalah pacing and leading, mengajak sekaligus memimpin. Contohnya kalau ingin menyuruh anak shalat, wajah anda sudah bersih oleh air wudhu, kalau ingin mendidik anak dengan hati yang tulus ikhlas, pastikan diri anda adalah orang yang tidak suka pamer dan pamrih dan sebagainya Hasil Observasi di SD Negeri Jetaklengkong pada Tanggal 5 september Amir Faizal dan Zulfanah, Menyiapkan Anak Jadi Juara, ( Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 55
16 68 Dalam kaitanya dengan Peran Guru PAI dalam membina moral peserta didik, peneliti juga melaksanakan wawancara secara langsung kepada Guru PAI dan beberapa peserta didik. Ibu Nur khamilah mengataka bahwa: Menurut saya, peran guru selain mengajar mata pelajaran juga sangat berperan dalam hal membina moral. Bukan hanya mencerdaskan akal saja akan tetapi juga membina moral peserta didik. Moral yang anak sudah memiliki terus saya bina lagi agar lebih baik moral dengan cara memberi teladan atau dengan memberi contoh (nyontoni) karena tanpa teladan atau contoh siswa belum mengetahui secara jelas. Dalam rangka membina moral di sekolah ini saya menjalankan beberapa program yang terdapat membina moral peserta didik. Yaitu membudayaka senyum sapa salam, pembiasaan pembacaan Asmaul Husna sebelum masuk pelajaran, pelaksanaan shalat dhuha pada jam istirahat pertama, pelaksanaan shalat dhuhur berjama ah, dan setiap hari jumat latihan tartil Qur an. 19 Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembinaan moral langkah-langkah yang dilakukan oleh Guru PAI yaitu memberi teladan kepada peserta didik, mengadaka shalat dhuha, mengadakan shalat dhuhur secara berjama ah, latihan membaca tartil Qur an, membaca Asmaul Husna secara bersama sebelum masuk ke kelas. Dalam wawancara dengan Iyan Putra, ia mengatakan: Bu Guru selain mengajarkan pelajaran PAI juga mengajari kita berpakaian yang rapih dan sopan mbak, mengajari membaca Al-Qur an dengan benar,bertutur kata yang baik, mengajari saya shalat dhuhur secara berjama ah dan mengingat kita agar shalat tepat waktu. 20 Nur Aini juga mengatakan: Bu Guru selain mengajarkan pelajaran juga selalu menasihati kita agar selalu berbuat baik kepada siapapun, contohnya ketika teman jatuh di halaman sekolah begitu mbak Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB 20 Iyan Putra, siswa kelas VI SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB 21 Nur Aini, siswa kelas III SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB
17 69 Sedangkan menurut Nabila Helsa mengatakan bahwa: Bu Guru kalau mengajarkan pelajaran sangat memahamkan saya dan kegiatan yang dilakukan Bu Guru seperti membuang sampah pada tempatnya, cara berbicaranya terkontrol dengan bahasa yang halus, dan Bu Guru selalu mengingatkan agar dalam hal berpakaian juga lebih rapi dan sopan mbak. 22 Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa selain mengajarkan materi pelajaran dalam kelas, dalam rangka pembinaan moral siswa, guru juga mengajari siswa dengan cara memberi teladan kepada siswa, mengajari shalat dhuhur secara berjama ah, membaca tartil Qur an dan membaca Asmaul Husna. Dalam pembinaan moral, guru di sekolah khususnya guru PAI yang secara langsung menangani perilaku peseta didik di sekolah menggunakan beberapa metode, yaitu metode doktrin (syariat), metode metode hukuman. 23 sebagai berikut: keteladanan, pembiasaan, metode nasehat, metode pengawasan dan metode Masing-masing metode akan dijelaskan melalui wawancara Bentuk-bentuk metode pembinaan moral peserta didik yang dilakukan di SD Negeri Jetaklengkong dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Metode Dooktrin (Syari at) Peserta didik tingkat sekolah dasar yang memang daya pikir dan penalarannya masih dalam perkembangan diperlukan doktrin-doktrin yang membiasakan perilakunya agar menjadi lebih baik. Doktrin yang dimaksudkan adalah ajaran-ajaran agama yang sifatnya mengikat yang harus dilakukan peserta didik. 22 Nabila Helsa, siswa kelas VI SD Negeri Jetaklengkong, wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 5 September 2015 pukul WIB 23 Hasil Observasi Pembinaan Moral yang Dilakukan Guru, Jetaklengkong 12 September 2015.
18 70 Bu Nur Khamilah, sebagai guru PAI di SD Negeri Jetaklengkong, menungkapkan Sebagai guru PAI tentunya saya melakukan pembinaan moral kepada peserta didik agar peserta didik memiliki moral yang mencerminkan perilaku yang baik. Dengan metode doktrin ini maka yang saya lakukan memberikan kegiatan dan pengetahuan-pengetahuan kepada murid untuk berbuat baik, yang dilakukan dengan melaksanakan shalat dhuhur berjama ah, membaca Asmaul Husna, berjabat tangan dengan guru dan membaca tartil Qur an. 24 b. Metode Qudwah (Keteladanan) Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak remaja. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak tanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak disadari akan ditiru peserta didik. Bu Nur Khamilah, selaku guru PAI di SD Negeri Jetaklengkong mengungkapkan: keteladan disini itu mengikuti apa yang dilakukan dan diperintahkan guru, seperti menghormati orang lain, berpakaian sopan, guru yang baik kepada peserta didik, baik ucapan maupun perbuatan, bertutur kata yang sopan dan santun dengan guru. Alhamdulilah, dengan metode ini dapat dikatakan berhasil karena peserta didik mau mengikuti apa yang diperintahkan guru Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB 25 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB
19 71 c. Metode Pembiasaan Pembiasaan dalam penanaman moral ini merupakan tahapan penting, mengajari moral tanpa pembiasaan mengajarinya, hanyalah menabur benih ke tengah lautan. Seabagaimana yang diungkapkan oleh Bu Nur Khamilah: Setelah adanya pembiasaan kegiatan tersebut, sebelum masuk ke kelas dilakukan membaca Asmaul Husna setiap pagi sebelum belajar mengajar berlangsung di pimpin oleh guru. Saya juga melakukan pembiasaan pada saat pelajaran saya selesai jam pelajaran siang itu masuknya di Mushola dulu, shalat dhuhur dilakukan berjama ah secara bergilir. Saya pribadi selalu mengajarkan hal yang sudah menjadi kewajiban peserta didik kepada sesama manusia untuk selalu memberikan senyum, salam dan sapa setiap kali bertemu dengan guru maupun orang lain entah didalam sekolah maupun diluar sekolah. 26 d. Metode Nasehat Dalam proses membangun pembiasaan moral, perlu dibarengi pemberian nasehat-nasehat yang menyenangkan dan menyegarkan, sehingga perilaku bermoral benar-benar didasarkan pada pemahaman, penerimaan dan ketulusan yang tinggi. Bu Nur Khamilah, mengungkapkan: Di dalam kelas saya selalu memberikan motivasi kepada mereka agar mereka itu berperilaku baik. Yang saya lakukan ya saya selalu menyampaikan contoh-contoh perilaku yang buruk beserta akibatnya, sehingga mereka tau kalau perilaku saya buruk akibatnya juga buruk, seperti itu. Intinya pembinaan moral yang saya lakukan melalui pemberian nasehat ini dalam bentuk motivasi-motivasi. Jadi mereka lebih mengena pada pemberian motivasi-motivasi. setiap kali pelajaran pasti tentunya menyisipkan nasehat-nasehat kepada anak didik. Pembinaan moral yang dilakukan dengan menggunakan metode nasehat 26 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB
20 72 ini mudah dan tidak mudah ya karena saya lihat peserta didik setelah dikasih nasehat ibarat masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri. 27 e. Metode Pengawasan Guru berusaha untuk mengamati dan mengawasi perilaku peserta didik secara berkesinambungan, sehingga mereka senantiasa berada dalam lensa pemantauan. Bu Nur Khamilah, mengungkapkan: Dalam pembinaan moral tentunya pengawasan itu pasti dilakukan, karena kita tidak tahu bagaimana perkembangan peserta didik setelah kita melakukan berbagai cara membina moral yang baik. Pengawasan yang saya lakukan didalam kelas dan diluar kelas. Di dalam kelas kan tentunya kita mengajar itu juga sambil melakukan pengawasan dan penilaian juga, hal ini khususnya dalam cara bertutur kata sopan santun, berperilaku yang baik di dalam kelas. dan perilaku-perilaku yang mereka tunjukan itu apakah juga sudah menunjukan bahwa mereka memiliki moral yang baik sepertu itu. Dan untuk diluar kelas juga saya melakukan pengawasan, karena pada jam istirahat peserta didik itu selalu tetap ada dilingkungan sekolah, jadi mempermudah untuk saya dalam melakukan pengawasannya apakah mereka masih berperilaku baik atau tidak. 28 f. Metode Hukuman Untuk metode hukuman ini tentunya tidak dilakukan dengan hukuman fisik, hanya hukuman yang sifatnya untuk memberikan efek jera dan untuk menggugah serta mendidik perasaan seseorang. 27 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB 28 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 13 September 2015 pukul WIB
21 73 Bu Nur Khamilah, mengungkapkan: Aplikasi metode hukuman, diantaranya memberikan pandangan yang sinis apabila peserta didik melakukan kesalahan, memberikan ancaman yang positif seperti peserta didik disuruh hafalan surat-surat pendek al-qur an, dikasih tugas menyangkut pelajaran, dan juga menjewernya sebagai alternatif terakhir. Dengan metode hukuman ini, biasanya malah membuat peserta didik menjadi dendam padahal metode hukuman ini bertujuan melatih peserta didik untuk bertanggung jawab. 29 Dari hasil observasi diperoleh informasi bahwa dalam membina moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan Guru PAI mengadakan beberapa program, Gur PAI datang ke sekolah pada pukul WIB, kemudian beliau bergegas menyiapkan bel bunyi bahwa masuk kelas semua peserta didik di bariskan di tengah lapangan untuk pembacaan Asmaul Husna, kemudian bersama-sama peserta didik membaca doa Asmaul Husna. Setelah selesai membaca Asmaul Husna Guru mengucapkan Amin Ya Robbal Alamin di ikuti oleh para peserta didik. Selain itu, Guru PAI sehabis doa selesai mengajak peserta didik untuk berjabat tangan agar segera bergegas masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran. Guru PAI bertugas mengajar di kelas I, dalam kegiatan pendahuluan guru mengucapkan salam dan berdo a bersama dengan para peserta didik kemudian membaca buku tentang saling berbuat baik kepada sesama manusia beserta contohnya. Guru juga memberi motivasi kepada peserta didik agar berperilaku baik ketika teman sedang kesusahan. Guru PAI memberikan contohnya teman yang jatuh di halaman sekolah, kita memberikan pertolongan pertama dengan memberikan obat. Setelah pelajaran selesai guru memberi tugas kepada siswa, dan memberi nasihat kepada siswa agar rajin belajar, dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah, dan tidak membangkang apa yang diperintah Bu Guru PAI, 29 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB
22 74 kemudian mengucapakan salam. Setelah bel sekolah, Guru PAI bergegas menuju ke Aula yang di jadikan sebagai mushola sementara kemudian shalat berjama ah dengan siswa. 30 D. Faktor Pendukung dan Penghamabat dalam Pembinaan Moral Peserta Didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Dalam proses pembinaan moral peserta didik, ada beberapa faktor pendukung dan penghambat. Ibu Nur Khamilah selaku Guru PAI mengatakan: Ada beberapa faktor pendukung maupun penghambat dalam Pembinaan moral peserta didik, faktor pendukung diantaranya peserta didik semangat dan antusias dalam melaksanakan kegiatan yang diadakan guru dan apa yang di perintahkan atau yang diajarkan oleh guru seperti membaca Asmaul Husna, membaca tartil Qur an dan shalat dhuhr secara berjama ah, dukungan dari kepala sekolah dan pendidik yang lain. Dan adanya keteladan dari guru agar siswa dapat mencontoh. anak disini selain mendapatkan pembinaan moral disekolah mereka juga sudah mendapatkan pembinaan moral dari rumah dan anak-anak disini kan juga sukanya mengaji jadi otomatis penghambatnya saya rasa tidak karena sebagian besar sudah bisa membaca Al-Qur an. Dalam lingkungan keluarga melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orang tua yang keras (otoriter) cenderung melahirkan sikap disiplin semu pada anak, maka akan mewujudkan moral yang baik.pengaruh dari keluarga maupun di mayarakat itu sangat berpengaruh di sekolah. 31 Kalau menurut saya pembawaan anak jika anak memang sudah memiliki pembawaan baik dalam dirinya, untuk diberikan pembinaan moral itu sangat mudah. Dengan kesadaran diri, saya lihat bahwa siswi disini memang memiliki kesadaran diri untuk berperilaku baik, jadi untuk memiliki moral yang baikpun mereka punya dorongan dari diri mereka sendiri, sehingga mempermudah guru. motivasi agama anak, saya lihat lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah memang mayoritas muslim, jadi mereka mempunyai motivasi agama yang baik, ketika motivasi agama mereka baik, maka akan perpengaruh pada moral mereka 30 Hasil Observasi di SD Negeri Jetaklengkong, Pada Tanggal 12 September Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB
23 75 yang baik, tapi ketika motivasi agama mereka kurang, maka akan mudah dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang kurang baik. 32 untuk faktor penghambatnya antara lain kurangnya kerja sama antara pendidik dan orang tua peserta didik dan kurangnya perhatian dari orang tua. mungkin pergaulan luar, karena teman-teman mereka yang dari sekolah lain kan mungkin ada perilakunya kurang baik kan juga nantinya mempengaruhi mereka sendiri. 33 Berdasarkan informasi di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pembinaan moral peserta didik di SD Negeri Jetaklengkong Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan adalah peserta didik semangat dan sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan yang diadakan oleh guru, dukungan dari kepala sekolah dan pendidik yang lain. anak disini selain mendapatkan pembinaan moral disekolah mereka juga sudah mendapatkan pembinaan moral dari rumah. teladan dan pendidikan dari orang tua, jika didalam keluarga orang tua memberikan keteladan yang baik maka apabila diberikan pembinaan moral disekolah juga mereka akan dengan mudah mengikutinya. Sedangkan faktor penghambat dalam pembinaan moral peserta didik diantaranya kurangnya kerja sama antara pendidik dan orang tua peserta didik dan kurangnya perhatian dari orang tua. pengaruh pergaulan luar, karena teman-teman mereka yang dari sekolah lain ada perilakunya yang kurang baik dan juga nantinya mempengaruhi mereka sendiri. 32 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB 33 Nur Khamilah, Guru Pendidikan Agam Islam SD Negeri Jetaklengkong, Wawancara Pribadi, Jetaklengkong Wonopringgo, 12 September 2015 pukul WIB
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis
Lebih terperinciTRANSKRIP OBSERVASI. Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016
Lampiran 1. TRANSKRIP OBSERVASI Kode : 01 Tanggal pengamatan : 20 agustus 2016 Jam : 06.45 Disusun jam Topik yang diobservasi : 19.30 WIB : Pembiasaan sholat dhuha Transkrip Observasi Setiap pagi sebelum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Paparan Data Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di antaranya guru akidah akhlak, waka kesiswaan dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tulungagung,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi
99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung Pembinaan akhlak menjadi prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan
Lebih terperinciPEDOMAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA
PEDOMAN OBSERVASI 1. Meninjau secara langsung lokasi penelitian, serta keadaan sekitar lokasi lingkungan sekolah 2. Mengamati tingkah laku atau akhlak di dalam kelas dan diluar kelas 3. Mengamati akhlak
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
45 BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Letak dan Sejarah Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Quraniyah IV Palembang Madrasah sebagai subsistem pendidikan nasional selain itu madrasah juga sebagai salah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT
BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian mengenai Upaya Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Keteladanan Guru (Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa dan Guru
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian
BAB V PEMBAHASAN Pada pembahasan ini ini peneliti akan menyajikan uraian sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian dan memadukan dengan kajian pustaka.
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018
TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS. A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas
44 BAB III HASIL PENELITIAN UPAYA GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI PAGUMENGANMAS A. Gambaran Umum TK Pertiwi Pagumenganmas 1. Sejarah TK Pertiwi Pagumenganmas TK Pertiwi Pagumenganmas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil dari penelitian tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Budaya Keagamaan di SMAN 1 Rejotangan Tulungagung berupa data penelitian yang diperoleh
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Ra Nu Ibnu Junaidi jalan Ampera II RT.. 46 NO. 05 Kelurahan Basirih Kecamatan Banjarmasin Barat Kota
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian tentang implementasi pendidikan
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG
TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Al-Musyawarah Banjarmasin beralamat di Jalan Pekapuran A RT. 18 No. 84 Kelurahan Karang Mekar Kecamatan Banjarmasin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN Analisis hasil dari penelitian ini didapat dari data bab II dan III
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG A. Analisis Tujuan Pendidikan Kecerdasan Spiritual Segala macam usaha
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG
71 BAB IV ANALISIS METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI PROYONANGGAN 06 BATANG A. Proses Pendidikan Agama Islam dengan Metode Keteladanan Metode keteladanan dalam Pendidikan Agama
Lebih terperinciBAB III PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAPEL PAI DI SDN KAJONGAN KAJEN PEKALONGAN. A. Gambaran Umum SDN Kajongan Kajen Kabupaten Pekalongan
45 BAB III PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAPEL PAI DI SDN KAJONGAN KAJEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum SDN Kajongan Kajen Kabupaten Pekalongan 1. Sejarah Berdirinya SDN Kajongan Kajen kabupaten Pekalongan Pada
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM SD N 21 SUNGAI KENTEN BANYUASIN. A. Sejarah Singkat Berdirinya SD N 21 Sungai Kenten Banyuasin
66 BAB III GAMBARAN UMUM SD N 21 SUNGAI KENTEN BANYUASIN A. Sejarah Singkat Berdirinya SD N 21 Sungai Kenten Banyuasin SD Negeri 21 Sungai Kenten merupakan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Departemen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan data Penelitian 1. Gambaran Akhlakul Karimah di MAN I Tulungagung Hasil wawancara secara langsung dari sumber data yang ada di MAN 1 Tulungagung tentang gambaran akhlakul
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melaksanakan penelitian di SMPN 2 Sumbergempol kabupaten Tulungagung, peneliti memperoleh data-data di lapangan melalui wawancara, observasi,
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017
TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum
Lebih terperinciBAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro
45 BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro 1. Latar Belakang Berdirinya MTs Nurul Hilal Senuro Asal mula berdirinya Pondok Pesantren Nurul Hilal Senuro berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciFORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)
Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI
Lebih terperinciBAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede
51 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede MI Nurussalam Sidogede terletak di desa Sidogede Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai
Lebih terperinciMemelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.
Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat. Bagaimana jika kelasmu kotor? Sampah berserakan di manamana? Tentu kalian tidak senang! Dalam menerima pelajaran
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak
INSTRUMEN PENELITIAN Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak Lampiran 1 PEDOMAN OBSERVASI No Indikator Uraian Observasi 1. Profil a. Sejarah MTs Nurul Huda b. Susunan
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. : Kusumaning Dwi Nuraini
LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITAE Nama : Kusumaning Dwi Nuraini Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, tanggal Lahir : Cilacap, 16 Juli 1994 Alamat Asal : Jl.Raya Buntu Desa Pageralang RT 03 RW 03 Kecamatan.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN
74 BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah YMI Wonopringgo Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENGHAFAL DOA HARIAN DI KB AL BAROKAH KURIPAN PEKALONGAN SELATAN A. Analisis Penggunaan Metode Pembiasaan dalam Menghafal Doa Harian di KB Al Barokah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo SDN No. 59 Dumbo Raya Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo merupakan
Lebih terperinciBAB III MODEL PENILAIAN KOMPETENSI SOSIAL PADA MATA PELAJARAN PAI DI SD NEGERI 01 GUMAWANG KEC. WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN
40 BAB III MODEL PENILAIAN KOMPETENSI SOSIAL PADA MATA PELAJARAN PAI DI SD NEGERI 01 GUMAWANG KEC. WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN Pada bab ini berisi gambaran tentang lokasi penelitian diantaranya mengenai
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekolah Negeri yang ada di bawah naungan Departemen Pendidikan
78 BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 11. Sejarah SMAN 1 Bangkalan Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Bangkalan. Tempat peneliti melakukan tugas akhir skripsi. Sekolah SMAN 1 Bangkalan
Lebih terperinciLampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH a. Apa saja bentuk pembiasaan khususnya pembiasaan berakhlak yang dilakukan pihak sekolah dalam membentuk karakter siswa? b. Bagaimana proses
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan Guru Aqidah Akhlak. dalam meningkatkan mutu Pembelajaran Aqidah Akhlak
82 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Setelah melakukan penelitian di MTs Negeri Bandung Tulung Agung dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, dapat dipaparkan data hasil penelitian sebagai
Lebih terperinciBAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya MI Quraniah IV Palembang
57 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Sejarah berdirinya MI Quraniah IV Palembang Madrasah sebagai subsistem pendidikan nasional disatu sisi dan di sisi lain sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai. Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Metode Pembelajaran Guru Fiqih Dalam Pembentukan Nilai-Nilai Tanggung Jawab Siswa di MTsN Karangrejo Tulungagung. Metode merupakan sebuah cara yang akan dilaksanakan
Lebih terperinciLampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Pedoman Observasi : Pedoman Wawancara : Hasil Observasi : Hasil Wawancara : Surat Validasi
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Keadaan Sekolahan 1. Letak dan Sejarah berdirinya SDN Pulau Kupang III Sekolah Dasar Negeri Pulau Kupang III ini terletak di kelurahan Pulau Kupang
Lebih terperinciKejadian Sehari-hari
Tema 5 Kejadian Sehari-hari Menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perwujudan perilaku yang mencerminkan harga diri. Berperilaku baik, berarti kita juga mempunyai harga diri yang baik pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciTak ada kata terlambat untuk berkarya
Tak ada kata terlambat untuk berkarya 2 Atho urrohman 3 Penulis : Atho urrohman @alfarafa Editor : Nur Asni Kholifatin Layouter : Ahmad Fathoni Pracetak : Abdul Mujib Desain Cover : M. Agus Ulil Albab
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui
78 BAB IV PAPARAN DATA A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik
Lebih terperinciBAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan
BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciPedoman Pengumpulan Data. 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen. a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen?
Pedoman Pengumpulan Data 1. Wawancara Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Kebumen a. Bagaimana sejarah berdirinya SMP Negeri 7 Kebumen? b. Apa visi dan Misi SMP Negeri 7 Kebumen? c. Apa saja sarana dan prasarana
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG
31 BAB III GAMBARAN UMUM MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG A. Sejarah Berdirinya MI Islamiyah Kluwih Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kluwih berdiri pada tahun 1964 tepatnya pada tanggal 4 Januari
Lebih terperinciBAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2010
BAB IV UPAYA KETELADAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MI MUHAMMADIYAH KARANGASEM UTARA BATANG TAHUN 2 A. Deskripsi Kondisi Awal Kedisiplinan Siswa di MI Muhammadiyah Karangasem Utara Batang.
Lebih terperinciBAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Sejarah berdirinya MI Nurul Huda Palembang
69 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Sejarah berdirinya MI Nurul Huda Palembang Madrasah sebagai subsistem pendidikan nasional di satu sisi dan di sisi lain sebagai salah satu bentuk pendidikan Islam,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG
BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN A. Analisis Strategi Guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Wahid Hasyim Pekalongan.
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak. aqidah akhlak bertugas menjalankan program-program yang telah
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membangun Akhlak Siswa MAN 1 Tulungagung Pembelajaran aqidah akhlak mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya membangun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi data Sebelum peneliti melakukan penelitian di lapangan, peneliti melakukan pengajuan judul terkait masalah yang ada di lapangan, kemudian setelah judul di terima, peneliti
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS 3B DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh: SITI MARFU AH A 510 100 183
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran siswa di MTs Al Huda Bandung yang ditunjukkan dari t hitung > dari t tabel
122 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pendidikan dalam Keluarga terhadap Perilaku Siswa di MTs Al Huda Bandung Tulungagung Tahun Ajaran 2015-2016 Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Profil SMA Kartika IV-3 Surabaya 1. Lokasi SMA Kartika IV-3 Surabaya SMA Kartika IV-3 Surabaya berada di sebelah timur terminal angkutan umum Bratang. Sekolah
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM MIN KEDUNGWUNI
BAB III GAMBARAN UMUM MIN KEDUNGWUNI A. Profil MIN Kedungwuni 1. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kedungwuni salah satu komponen penyelenggaraan sebagian tugas kenegaraan dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru
BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan analisis hasil penelitian tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru pendidikan agama Islam
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian.
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum tentang Objek Penelitian Yang dimaksud dengan gambaran umum obyek penelitian adalah gambaran yang menerangkan tentang keberadaan situasi dan kondisi atau
Lebih terperinciBEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN
BEST PRACTICE MBS TENTANG BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH SDN SN PASAR LAMA 1 BANJARMASIN PROFIL SEKOLAH Nama Sekolah : SDN-SN Pasar Lama 1 A l a m a t : Jl. Letjen. S. Parman Banjarmasin B e r d i r i :
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Obyek Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya SD Negeri 1 Barang SD Negeri 1 Barang didirikan pada tahun 1947. Pada saat itu keadaan penduduk di sekitar lingkungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PGRI 1 Tulungagung, terlihat bahwa secara terus-menerus bahwa guru
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dikakukan. Berdasarkan hasil wawancara,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam
171 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis penelitian pada bab-bab sebelumnya dalam tesis ini maka penulis dapat mengemukakan isi dari keseluruhan inti penelitian berupa kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Partisipan TK Islam Al Fattah adalah Taman Kanak-kanak yang terletak di perumahan Graha Kuncara Eksekutif blok AB-1 Kelurahan Kemiri, Kecamatan Sidoarjo.
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin SDN Kebun Bunga 6 Banjarmasin adalah suatu lembaga pendidikan sekolah dasar
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
47 BAB III PENYAJIAN DATA Upaya Pembimbing Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Pada Anak Asuh Dipanti Asuhan Ar-Rahim Kota Pekanbaru. Sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dalam Bab ini, penulis akan
Lebih terperinciBab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa
BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan
Lebih terperinciSeorang wanita memiliki kesempatan dan potensi yang lebih. besar untuk berperan secara langsung dalam pendidikan anak, terlebih
BAB IV ANALISIS PERAN WANITA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI DUKUH BRAJAN DESA SALAKBROJO KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 A. Analisis Peran Wanita
Lebih terperinciBAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Latar Belakang Berdirinya SD Negeri 12 Suak
32 BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Latar Belakang Berdirinya SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin. SD Negeri 12 Suak Tapeh Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum. Definisi pendidikan secara luas (hidup) adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN. A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan
BAB III GAMBARAN UMUM MTS SALAFIYAH WONOYOSO PEKALONGAN A. Kondisi Umum MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan 1. Sejarah MTs Salafiyah Wonoyoso Pekalongan Mengenai sejarah berdirinya MTs Salafiyah Wonoyoso
Lebih terperinciHASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA
Lampiran : HASIL OBSERVASI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA 2016 No. Hal-hal Yang Diamati Tujuan Pengamatan 1 Profil Sekolah Untuk mengetahui ruang lingkup pada sekolah yang akan diteliti. Dengan kesuluruhan yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa Perencanaan yang dilakukan guru Pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kesadaran
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. A.Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 182 Palembang
26 BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A.Sejarah Berdirinya Sekolah Dasar Negeri 182 Palembang Secara historis SD Negeri 182 Palembang merupakan perubahan dari SD Negeri 230 Palembang. SD Negeri 230 Palembang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data penelitian disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini, peneliti tidak mengalami kendala
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung
116 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung Budaya Religius di MTs Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo
BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 22 Februari 2014 di SMP Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di Jl. Kemasan, Jangkang, Widodomartani,
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG
BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai
Lebih terperinciBAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG. A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang
BAB III KEADAAN MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAJIRIN PALEMBANG A. Sejarah Berdiri Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang Madrasah Ibtidaiyah Muhajirin Palembang didirikan oleh Bapak Ahmad Ramson, B.Sc pada tahun
Lebih terperinciBAB IV LAPORAN PENELITIAN
36 BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian 1. Sejarah singkat madrasah ibtidaiyah Al-Muhajirin banjarmasin Madrasah Al-Muhajirin yang berlokasi di Jl. Pramuka. Km. 6.Rt.31. No.37 Gang
Lebih terperinciPROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.
PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan
Lebih terperinci