Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.
|
|
- Devi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Pembuatan Data Sintetis Dalam karya tulis ini pembuatan data sintetis mengikuti pola persamaan (3.1) Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya. Dari persamaan diatas telah diatur sebelumnya agar menghasilkan matriks yang berukuran 64 X 64. Selain dari pada itu telah ditentukan sebelumnya dan. Tampilan dari program yang telah dibuat dengan menggunakan GUI MATLAB akan terlihat seperti dibawah ini : Gambar 4.1 Menu Utama Program
2 Dengan memilih Aplikasi Data Sintetis atau dengan menekan Ctrl + D. Maka akan masuk ke layar pembuatan data sintetis dengan spesifikasi pembuatan telah dijelaskan diatas. Layar tersebut akan tampak seperti ini : Gambar 4.2 Layar Aplikasi Pembuatan Data Sintetis Selanjutnya jika kita menekan tombol demo maka tampilan yang akan dihasilkan adalah serangkaian garis yang merepresentasikan keadaan noise pada radargram (Gambar 4.3). Pada bagian Data (Gambar 4.2) terdapat garis dari a sampai dengan g. Garis a dan g merepresentasikan bentuk hiperbola dari noise surface scattering. Dua buah garis e dan f menggambarkan keadaan noise system ringing. Sementara garis b-c dan d menggambarkan anomali keadaan bawah permukaan. Pada bagian DEMO ini pengguna hanya dapat melihat bentuk dari data sintetis, tanpa dapat merubah polanya. Untuk dapat
3 membuat polanya, pengguna dapat memasukkan data secara langsung kedalam kolom Data dan kolom Range X. Gambar 4.3 Tampilan dari data DEMO Berikut dibawah ini serangkaian data yang coba penulis buat untuk menampilkan data sintetis yang berbeda dari yang sebelumnya. Pada data sintetis di bawah ini garis a dan b menggambarkan efek system ringing di dekat permukaan. Kemudian data f dan g merupakan pola dari surface scattering yang diperkirakan membentuk hiperbola. Data d-e dan c menggambarkan keadaan anomali bawah permukaan. Garis Intercept time τ (ns) Slope p (ns/m) a 5 0 b 9 0 c 30 2 d 15 0 e 9 2
4 f 41-9 g 3 8 Tabel 4.1 Data rekonstruksi untuk model sintetis Gambar 4.4 Tampilan Data Sintetis pada program Selanjutnya data sintetis tersebut disimpan dalam format gambar (image) untuk selanjutnya diolah dengan menggunakan Wavelet Analysis 2 Dimensi dengan memanfaatkan Wavelet Toolbox ver 3.1 dari MATLAB R2006b. Masih dengan menggunakan program yang telah dibuat penulis, kita dapat melihat rangkaian data dalam bentuk transformasi radon linier. Cukup dengan menekan tombol Transformasi Radon yang terdapat pada bagian Menu.
5 4.2 Akusisi Data Lapangan Akusisi data lapangan telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh penulis, pengambilan data pertama kali dilakukan di daerah Tasikmalaya Kecamatan Cikalong desa Cikancra pada tanggal 31 Maret 2007 menggunakan antena 50 MHz dan 100 MHz. Hasil dari pengambilan data ini kurang begitu memuaskan dikarenakan gangguan ( noise ) yang diharapkan muncul pada radargram tidak terlalu terlihat. Sehingga penulis bermaksud unntk melakukan akusisi data untuk yang kedua kalinya mengambil tempat di dalam Kampus ITB di sekitar Teknik Geofisika ITB. Pengambilan data menggunakan RAMAC/GPR dengan metode profiling (transmitter dan receiver bergerak bersamaan), antena yang dipergunakan memakai antena 200 MHz. Pemilihan antena ini diharapkan dapat memperlihatkan pola refleksi noise pada keadaan dangkal. Pengukuran dilakukan pada tanggal 21 April Gambar 4.5 Akusisi Data GPR
6 Gambar di atas merupakan tempat yang diambil untuk melakukan akusisi data GPR. Garis merah putus-putus (Gambar 4.5) merupakan lintasan yang diambil pada saat pengambilan data. Gambar 4.6 Radargram hasil Akusisi Gambar 4.7 Radargram GPR dengan noise surface scattering
7 Pada bagian gambar di atas (Gambar 4.6) tidak terlalu terlihat perilaku dari surface scattering yang diharapkan. Meskipun tempat yang dipilih sudah memenuhi kriteria noise, terdapat pepohonan besar, tiang besi dan beberapa pondasi beton. Pada radargram di atas cukup terlihat perilaku dari noise system ringing. Sebagai pembanding penulis telah mengambil data lapangan yang cukup mengandung noise system ringing dan surface scattrering (Gambar 4.7). Pengambilan data yang ketiga, mengambil tempat di sekitar selasar Fisika Bumi ITB dedengan menggunakan antenna 200 MHz. Pada pengambilan ketiga ini, penuis bermaksud membuat noise buatan dengan cara membentangkan kabel listrik AC dibagian atas antena diharapkan kehadiran kabel listrik ini akan memberikan noise/derau pada radargram GPR. Tanpa Noise Mengandung Noise Gambar 4.8 Komparasi Radargram dengan Noise buatan
8 Dari Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa noise/derau terdapat pada radargram GPR. Tetapi, bukan bentuk noise seperti ini yang diharapkan dari pengambilan data ini. Setelah dianalisis ternyata noise tidak terlalu tampak disebabkan oleh frekuensi listrik yang terlampau kecil yaitu 60 Hz dan frekuensi antena yang besar yaitu 200 MHz sehingga gangguan tidak terlalu tampak pada radargram tersebut. 4.3 Analisis Data dengan DWT 1D dan 2D Analisis Data Sintetis dengan Analisis 2D Hasil dari pembuatan data sintetis kemudian dibuka dalam Matlab dengan menggunakan wavelet toolbox. Penggunaan Wavelet Toolbox 2D Analysis menjadikan radargram yang telah diperoleh sebagai suatu citra yang akan diolah secara digital. Untuk itu, keadaan sinyal yang berada di belakang citra tersebut tidak terlalu diperhatikan. Dalam pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengolahan data yang didapat dari citra radargram GPR. Pada proses (Gambar 4.9) dapat dilihat bahwa model sintetis yang telah kita buat pada subbagian sebelumnya diolah dengan menggunakan Multi Resolution Anlysis (MRA) 2 Dimensi. Pada bagian paling kiri atas gambar tersebut diperlihatkan bentuk asli dari citra yang akan diolah. Pada bagian selanjutnya terlihat kode H untuk detail Horizontal, V untuk Vertikal dan D unntuk Diagonal. Masing-masing dedtail tersebut telah di dekomposisi sebanyak 3 kali ( level 3 decomposition ) dengan menggunakan wavelet basis daubechies4 (db4). Pada bagian detail D1 telah diperlihatkan bahwa bagian
9 noise system ringing sudah tidak terlihat lagi. Sementara untuk surface scattering masih cukup terlihat jelas. Pada bagian lainnya kita dapat melihat bahwa 2D MRA berhasil menghilangkan system singing noise terlebih lagi ketika dekomposisi dilakukan sampai ke level3. Pada bagian selanjutnya akan diperlihatkan bagaimana penulis mengolah sampel dari lapangan kemudian melakukan MRA pada bagian baris yang dianggap noise pada radargram. Karena, noise yang muncul pada radargram biasanya muuncul secara horizontal untuk itu perlu dilakukan filtering secara horizontal pada bagian yang dianggap noise tersebut. 2D MRA A3 H1 V1 D1 H2 V2 D2
10 H1 V1 D1 Gambar 4.9 Multi Resolution Analysis 2D Level 3 Data sintetis yang telah dibuat sebelumnya hanya dapat digunakan untuk pengolahan 2D, dikarenakan nilai dari vektor yang berada dibalik citra radargram bukanlah nilai amplitudo dari gelombang elektromagnet yang dipancarkan GPR. Tetapi, hanya berupa nilai konstanta yang dihasilkan dari persamaan Analisis Data Lapangan dengan Analisis 1D Pada bagian ini akan diperlihatkan pemotongan pada radargram yang memiliki posisi melintang (horizontal). Radargram yang akan diolah terlebih dahulu adalah radargram pada Gambar 4.7. Terlebih dahulu akan dianalisis mengenai perilaku noise dalam radargram tersebut. Sehingga kita dapat mengetahui noise / gangguan apa saja yang muncul pada radargram terseut. Untuk selanjutnya noise tersebut dihilangkan dengan menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit.
11 Gambar 4.10 Analisis noise pada radargram GPR Pada gambar di atas telah diambil dua buah garis putus putus sebagai penanda adanya noise. Garis tegas horizontal yang pertama menunjukan adanya noise system ringing dan garis hiperbola pada bagian kanan radargram menggambarkan noise surface scattering beserta dengan multiplenya. Sampel noise system ringing yang diambil adalah yang terletak pada row85 atau pada 70,83 ns. Pada bagian ini akan dilakukan dekomposisi dengan pendekatan wavelet db4. Sampai tingkat pengulangan ke-3.
12 Gambar 4.11 MRA row85 dengan db4 sampai level3 Multi Resolution Analysis diatas memperlihatkan sampai tingkat pengulangan ke-3 dimana sinyal noise yang ada pada row85 telah mengalami perubahan dari bentuk awalnya. Approksimasi A3 telah memperlihatkan kondisi sinyal yang terakhir sebagai bentukan dari penyaringan frekuensi rendah dan frekuensi tinggi sinyal tersebut Analisis Data Lapangan dengan Analisis 2D Data lapangan pada Gambar 4.6 akan dimasukan kedalam analisis 2D. Prosedur pertama dalam penghilangan noise adalah mendeteksi noise dengan mencari bagian dari noise tersebut. Pada gambar di bawah ini garis putus putus berwarna merah memperlihatkan pola horizontal yang merupakan noise dari data tersebut.
13 Gambar 4.12 Noise pada data lapangan Setelah mendapatkan data lapangan diatas, untuk melakukan filtering dilakukan MRA dengan menggunakan wavelet basis db4. Proses ini dilakukan sampai tingkat ke-3.berikut hasil yang didapat dari proses MRA tersebut. Original signal 2D MRA A3 H3 V3 D3 H2 V2 D2
14 H1 V1 D1 Gambar 4.13 Multi Resolution Analysis 2D Level 3 Proyeksi ringing yang cukup kuat terlihat dapat dihilangkan oleh DWT level 3 dengan menggunakan db4. Dibawah ini penulis sajikan gambar radargram yang menggunakan penyaringan Background Removal sebagai pembanding metode di atas. Gambar 4.14 Background Removal Filtering Dari hasil Background removal diatas masih terlihat beberapa bagian dari ringing yang tidak bisa dihilangkan. Selain daripada itu, bentukan dari sinyal menjadi bertumpuk secara tidak beraturan. Pola ringing yang ada pada bagian atas radargram masih nampak terlihat jelas.
15 Dengan prosedur yang sama Gambar 4.7 yang telah mengalami analisis 1D kemudian diproses dalam analisis 2D sehingga didapatkan keluaran sebagai berikut. Original signal 2D MRA A3 H3 V3 D3 H2 V2 D2 H1 V1 D1 Gambar 4.15 Multi Resolution Analysis Level 3 Pemilihan wavelet juga berpengaruh dalam pengerjaan analisis wavelet terutama pada bagian 1D. Dikarenakan cara kerja dari DWT adalah mendekati perbagian secara kontinu sampai sinyal tersebut habis dengan wavelet yang digunakan. Untuk kemudian perbandingan kemiripan antara wavelet yang
16 dipergunakan dengan sinyal yang akan diolah akan menghasilkan koefisien wavelet. Wavelet yang banyak dipergunakan dalam penilitan kali ini adalah Daubechies4 (db4) karena wavelet tersebut memiliki pola yang baik untuk analisis lokal. Sehingga sangatlah cocok untuk dipergunakan dalam analisis wavelet. Biasanya digunakan juga wavelet Daubechies1 atau Haar wavelet, untuk analisis wavelet. 4.4 Flow Chart dan Analisis Berikut disajikan flow chart yang menggambarkan keseluruhan proses dari program yang telah dibuat penulis serta program yang belum terintegrasi. Sehingga untuk melakukan proses filtering dilakukan secara terpisah. Gambar 4.16 Flowchart Program
17 Urutan kerja yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : Gambar 4.17 Alur pengerjaan Tugas Akhir Dimulai dengan akusisi data lapangan kemudian melakukan penelitian di laboratorium yang lebih banyak menekankan pada interaksi dengan software, maka lebih banyak unsur ketidak sengajaan dalam pengerjaan penelitian ini. Dikarenakan program yang belum ada sebelumnya maka cukup sulit untuk memahami konsep serta menerapkannya dan mengintegrasikannya dalam suatu program. Hal tersebut bukan suatu permasalahan yang besar dikarenakan akhir dari proses tersebut sudah diprediksi terlebih dahulu, sehingga proses yang dilalui tidak terlalu bermasalah.
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Penggunaan Transformasi Radon Dengan MatLab Pada tugas akhir ini digunakan Transformasi Radon untuk menghilangkan noise / gangguan. Maka itu, dibuat data sintetik yang terdiri
Lebih terperincigeofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan salah satu metode eksplorasi geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB III TRANSFORMASI RADON
BAB III TRANSFORMASI RADON 3.1 Perilaku Noise Pada Data GPR Kemampuan GPR untuk menghasilkan image bawah permukaan yang impresif membuat metoda geofisika ini banyak digunakan dalam bidang geologi, engineering,
Lebih terperinciLokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS
BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengukuran Insitu 4.1.1 Lokasi dan Persiapan Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten Tasikmalaya. Lahan berada diantara 1 0 20 1 0 25 BT dan 7 0
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (near surface exploration). Ground Penetrating Radar (GPR) atau georadar secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Teknologi radar telah menjadi pusat perhatian dalam dunia eksplorasi dangkal (near surface exploration). Ground Penetrating
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan-kebutuhan yang digunakan dalam membuat program ini. Setelah semua kebutuhan selesai di analisa, maka penulis akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan pengambilan data, penentuan titik tengah area yang akan menjadi sampel, pengambilan sampel, penentuan ukuran window subcitra
Lebih terperinciAnalisis Wavelet 2D untuk Citra Photo
Analisis Wavelet 2D untuk Citra Photo Seng Hansun Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia hansun@umn.ac.id Abstract Wavelet atau gelombang pendek biasa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Tabel IV-1 Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet pada Daerah Homogen. Wavelet
BAB IV ANALISIS IV.1 Perbandingan Nilai Antar Induk Pada daerah homogen, penggunaan transformasi satu dimensi hanya meningkatkan sedikit nilai korelasi, dilihat dari nilai korelasi sebelum dilakukan transformasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database sinyal EKG Pengambilan data dari database Visual Basic 6.0 Discrete Wavelet Transform (DWT) Dekomposisi Daubechies Orde 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Fotogrametri adalah suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu obyek fisik dan keadaan sekitarnya melalui proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Lokasi Bendungan Batu Tegi Gambar 3.1. Peta Wilayah Bendungan Batu Tegi Sumber : https://earth.google.com Secara geografis Bendungan Batu Tegi terletak di 5 0 15 19 5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari
Lebih terperinciGROUND PENETRATING RADAR (GPR)
BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR) 2.1 Gelombang Elektromagnetik Gelombang adalah energi getar yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoidal. Selain radiasi elektromagnetik,
Lebih terperinciGambar IV-1. Perbandingan Nilai Korelasi Antar Induk Wavelet Pada Daerah Homogen Untuk Level Dekomposisi Pertama
BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Terhadap Hasil Pengolahan Data Gambar IV-1 menunjukkan peningkatan nilai korelasi dari sebelum transformasi wavelet dengan setelah transformasi wavelet pada level dekomposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan digital watermarking. Watermarking bekerja dengan menyisipkan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi digital serta internet yang cukup pesat telah memberi kemudahan dalam mengakses dan mendistribusikan berbagai informasi dalam format digital,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Sinyal PCG Denoising Dekomposisi Frekuensi cuplik 8Khz Frekuensi cuplik 44,1Khz Frekuensi cuplik 48Khz Coiflet Symlet Daubechies Biorthogonal
Lebih terperinciPENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L
PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L Hermawan Syahputra* 1, Andani D N 2 1,2 Jurusan Matematika, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
20 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti mikrofon, speaker (alat pengeras suara), dan seperangkat komputer
Lebih terperinciPENGGUNAAN TRANSFORMASI RADON DALAM MENGURANGI DERAU/NOISE PADA DATA GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
PENGGUNAAN TRANSFORMASI RADON DALAM MENGURANGI DERAU/NOISE PADA DATA GROUND PENETRATING RADAR (GPR) TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan tahap sarjana di Program Studi Fisika
Lebih terperinciWATERMARKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA CITRA DIGITAL
SEMIN HASIL TUGAS AKHIR 1 WATERMKING DENGAN METODE DEKOMPOSISI NILAI SINGUL PADA CITRA DIGITAL Oleh : Latifatul Machbubah NRP. 1209 100 027 JURUSAN MATEMATI FAKULTAS MATEMATI DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh
BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia, maka ini akan mendorong teknologi untuk dapat membantu dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin banyak penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang berdasarkan perkembangan pemanfaatan energi dan sumber daya alam di laut Indonesia, maka ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring
BAB IV HASIL SIMULASI, PENGUKURAN DAN ANALISA 4.1. Simulasi Parameter Antena Mikrostrip Patch Circular Ring Setelah memperoleh dimensi antenna yang akan dibuat, disimulasikan terlebih dahulu beberapa antenna
Lebih terperinciPERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)
PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) FUNGSI PANEL OSILOSKOP PANEL KENDALI Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. FUNGSI PANEL OSILOSKOP (2) PENGATUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah MMS (Multimedia Messaging Service) adalah puncak dari evolusi SMS (Short Messaging Service) yang berupa pesan teks pendek, dan EMS (Enhanced Messaging Service)
Lebih terperinciKOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET
KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Experimen Pada dasarnya tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan sampel dari database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. Berdasarkan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciKAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,
KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1 Nugroho hary Mindiar, 21104209 Mahasiswa Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma mindiar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation Tabel 4.2 Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Struktur Neural Network Backpropagation... 9 Tabel 4. Hasil Pengujian Identifikasi Data Uji... 34 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sistem... 37 xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan
Lebih terperinciCreated with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:
BAB III Pelaksanaan Penelitian Pada bab ini dibahas pelaksanaan ekstraksi unsur jalan secara otomatis yang terdiri dari tahap persiapan dan pengolahan data. Tahap persiapan yang terdiri dari pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital Sebuah citra memiliki kaya informasi, meskipun demikian citra sering mengalami penurunan mutu (degradasi), misalnya mengandung cacat atau derau (noise),
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
60 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Eksperimen E-nose terdiri dari 4 buah sensor gas dimana masing-masing dari sensor tersebut memiliki kepekaan yang berbeda pada saat pendeteksian aroma Jenis teh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada
Lebih terperinciPencocokan Citra Digital
BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang GPR merupakan sistem yang sangat berguna untuk proses pendeteksian benda-benda yang berada atau terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali
Lebih terperinciPENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION
PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL
xxxi BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL Perangkat lunak pengenal gelombang perubahan fasa ini dilakukan dengan menggunakan komputer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra (image) adalah kombinasi antara titik, garis, bidang, dan warna untuk menciptakan suatu imitasi dari suatu obyek, biasanya obyek fisik atau manusia. Citra dapat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi berisi tahapan-tahapan yang dilakukan
Lebih terperinciDETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK
DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK Dari penelitian terdahulu (Supurwoko, 2004) diketahui bahwa citra tomografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi GUI GUI diimplementasikan sesuai dengan program pengolah citra dan klasifikasi pada tahap sebelumya. GUI bertujuan untuk memudahkan pengguna mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan internet yang semakin canggih sangat membawa kemajuan yang semakin berarti dalam berbagai aspek terutama bagi negara yang berkembang. Perkembangan
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia
BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas mengenai konsep-konsep yang mendasari ekstraksi unsur jalan pada citra inderaja. Uraian mengenai konsep tersebut dimulai dari ekstraksi jalan, deteksi tepi,
Lebih terperinciEKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA TESIS OLEH: ANDRI SUPRAYOGI NIM :
EKSTRAKSI JALAN SECARA OTOMATIS DENGAN DETEKSI TEPI CANNY PADA FOTO UDARA (Menggunakan Transformasi Wavelet Untuk Penghalusan Citra ) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi spasial dan fotogrametri menuntut sumber data yang berbentuk digital, baik berformat vektor maupun raster. Hal ini dapat
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DATA
BAB III PENGOLAHAN DATA Tahap pengolahan data pada penelitian ini meliputi pemilihan data penelitian, penentuan titik pengamatan pada area homogen dan heterogen, penentuan ukuran Sub Citra Acuan (SCA)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.
Lebih terperinciKata kunci: Fourier, Wavelet, Citra
TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI WAVELET PADA CITRA Oleh : Krisnawati Abstrak Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular (PTM) pada orangorang berusia kurang
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini transformasi wavelet banyak sekali digunakan dan bermanfaat untuk analisis numerik, analisis isyarat, aplikasi kontrol dan aplikasi audio [1]. Dalam analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari
Lebih terperinciBAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR)
BAB II GROUND PENETRATING RADAR (GPR).1 Prinsip Dasar GPR Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and
Lebih terperinciAplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian
Aplikasi Transformasi Wavelet Untuk Menghilangkan Derau Pada Sinyal Peluahan Sebagian Swastiti Vinana Sari 1, Achmad Hidayatno 2, Abdul Syakur 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciBAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel
BAB II PEMODELAN PROPAGASI 2.1 Umum Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel ke sel yang lain. Secara umum terdapat 3 komponen propagasi yang menggambarkan kondisi dari
Lebih terperinciBAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA
BAB III ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA 3.1 Alat Uji Kerusakan Bantalan Pada penelitian tugas akhir ini, alat uji yang digunakan adalah alat uji test rig yang digerakkan menggunakan sebuah motor dan
Lebih terperinciAda 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :
BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1. Diagram Blok Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan mulai bulan September
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal,
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Citra Digital Citra digital sebenarnya bukanlah sebuah data digital yang normal, melainkan sebuah representasi dari citra asal yang bersifat analog [3]. Citra digital ditampilkan
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391
PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 OPTIMASI NILAI AMBANG WAVELET BERBASIS LOGIKA FUZZY PADA DENOISING CITRA BERWARNA (Kata kunci: denoising, transformasi wavelet, logika fuzzy, thresholding, median absolute
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Sebelum melakukan perbandingan sinyal suara jantung dibutuhkan perangkat lunak yang dapat menunjang penelitian. Perangkat keras dan lunak yang digunakan
Lebih terperinciGambar 3.1 Peta lintasan akuisisi data seismik Perairan Alor
BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dibahas mengenai proses pengolahan data seismik dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D sehingga diperoleh penampang seismik yang merepresentasikan penampang
Lebih terperinciBAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Syarat Pengukuran Pengukuran suatu antena yang ideal adalah dilakukan di suatu ruangan yang bebas pantulan atau ruang tanpa gema (Anechoic Chamber). Pengukuran antena
Lebih terperinciBAB III GROUND PENETRATING RADAR
BAB III GROUND PENETRATING RADAR 3.1. Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terdiri dari medan elektrik (electric field) dan medan magnetik (magnetic field) yang dapat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Indera pendengaran manusia tidak dapat mengetahui secara pasti jenis nada apa yang didengar olehnya, terkecuali para pemusik profesional. Hal
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES PADA KOMPRESI CITRA DIGITAL
IMPLEMENTASI TRANSFORMASI WAVELET DAUBECHIES PADA KOMPRESI CITRA DIGITAL Suma inna 1 dan Gugun Gumilar 2 1,2 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatulallah Jakarta ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan
Lebih terperinciRaden Abi Hanindito¹, -². ¹Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Universitas Telkom
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) ANALISIS & IMPLEMENTASI IMAGE DENOISING DENGAN MENGGUNAKAN METODE NORMALSHRINK SEBAGAI WAVELET THRESHOLDING ANALYSIS & IMPLEMENTATION IMAGE DENOISING USING NORMALSHRINK
Lebih terperinciWatermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Watermarking dengan Metode Dekomposisi Nilai Singular pada Citra Digital Latifatul Machbubah, Drs. Soetrisno, MI.Komp Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciKarakteristik Spesifikasi
Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dilanjutkan dengan rancangan cetak biru untuk program yang akan dibangun.
BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM Pada bab 3 ini, akan dijelaskan proses rancangan program aplikasi pengurangan noise pada citra digital. Dimulai dari analisa kebutuhan sistem yang akan dirancang, dilanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra digital dalam dunia modern memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan seperti penyelidikan forensik, pemrosesan asuransi, sistem pengawasan,
Lebih terperinciPERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR
Perbandingan Mother Wavelet Pada Proses Denoising... Raisah Hayati PERBANDINGAN MOTHER WAVELET PADA PROSES DENOISING PADA SIMULASI PENGOLAHAN SINYAL RADAR Raisah Hayati 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciAnalisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara
1 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 1 (2010) No. 1, pp. 1-11 Analisa Multiwavelet untuk Kompresi Suara Immanuel Silalahi 1 dan Riko Arlando Saragih 2 1 Alumni Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah
Sistem Ground Penetrating Radar untuk Mendeteksi Benda-benda di Bawah Permukaan Tanah Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah denoising menggunakan Blind Source Separation dengan metode ICA. Data
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris OSILOSKOP POKOK BAHASAN OSILOSKOP ANALOG OSILOSKOP DIGITAL Pengertian Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menjadi umpan bagi para ahli untuk mencetuskan terobosan-terobosan baru berbasis teknologi canggih. Terobosan ini diciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam memperoleh informasi dan berita pada saat ini. Dengan berkomunikasi kita dapat bertukar informasi dalam
Lebih terperinciBAB 3 PERUMUSAN PENELITIAN. Signal. Sparse Coding. Reconstruction. Reconstructed. Assessment
BAB PERUMUSAN PENELITIAN.1 Blok Diagram Signal Sparse Coding Dictionary Reconstruction Reconstructed Signal Assessment Gambar.1 Blok Diagram secara Umum Secara umum tujuan penelitian ini akan mencari dictionary
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014. Perancangan alat penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika
Lebih terperinciV. INTERPRETASI DAN ANALISIS
V. INTERPRETASI DAN ANALISIS 5.1.Penentuan Jenis Sesar Dengan Metode Gradien Interpretasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomali gayaberat akan memberikan hasil yang beragam. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Phalaenopsis atau yang biasa disebut dengan anggrek bulan mempunyai banyak jenis. Ada 26 jenis yang sudah dikenali di Indonesia. Anggrek dapat diklasifikasikan berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software Dalam perancangan program ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut: Komputer yang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini dibahas mengenai implementasi serta evaluasi terhadap metode transformasi wavelet dalam sistem pengenalan sidik jari yang dirancang. Untuk mempermudah evaluasi,
Lebih terperinciSIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT
SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT ( Kristiawan Purwanto, Tutug Dhanardono) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam
Lebih terperinciPemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet
Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional - LAPAN, Jl. DR.
Lebih terperinci