Rima Rizkiyah ( ) Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rima Rizkiyah ( ) Abstrak"

Transkripsi

1

2

3 PERJANJIAN SCHENGEN DAN MAASTRICHT Rima Rizkiyah ( ) Program Studi Prancis, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia Abstrak Artikel ini membahas mengenai Perjanjian Schengen dan Maastricht. Perjanjian ini pada awalnya hanya bekerjasama di bidang ekonomi. Namun, setelah kerjasama ekonomi berkembang, negara-negara anggota ingin memperluas kerjasama di bidang politik, budaya, pendidikan, hukum, dan lain-lain. Perluasan kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar negara-negara Eropa sehingga dapat mewujudkan integrasi Eropa yang kuat. Perjanjian Schengen dan Perjanjian Maastricht merupakan langkahlangkah ke kesatuan Eropa yang utuh. Kedua perjanjian ini menghasilkan berbagai keputusan di bidang politik dan ekonomi yang semakin meningkatkan kerjasama antar negara Eropa. Kata kunci: Maastricht; Schengen; Treaty Abstract This article discusses the Schengen and Maastricht Treaty. This treaty was originally only in the field of economic cooperation. However, after developing economic cooperation, the member states want to expand cooperation in the fields of politics, culture, education, law, and etc. Expansion of cooperation is intended to increase the sense of unity amongst European countries so as to realize a strong European integration. Schengen and the Maastricht Treaty are the steps to European unity intact. Both of these treaty resulted in numerous decisions in the political and economic fields that are increasing cooperation among European countries. Keywords: Maastricht; Schengen; Treaty

4 PENDAHULUAN Pasca Perang Dunia II, negara negara Eropa menginginkan adanya penyatuan Eropa untuk membangun kembali Eropa yang hancur akibat perang serta menjadi kekuatan baru untuk menandingi Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada awalnya, pembentukan Eropa yang bersatu lebih didasarkan pada bidang ekonomi, yaitu dengan dibentuknya European Coal and Steel Community ( ECSC ). Kerja sama antar negara anggota meningkat dengan dibentuknya European Economic Community ( EEC ) yang membentuk suatu pasar bebas yang menjamin kebebasan bergerak bagi barang, jasa, dan modal diantara negara-negara anggota. Setelah kerjasama ekonomi berkembang, kemudian negara-negara anggota ingin memperluas kerjasama di bidang politik, budaya, pendidikan, hukum dan lain-lain. Perluasan kerjasama ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan antar negara-negara Eropa sehingga integrasi Eropa yang kuat dapat terwujud. Perjanjian Schengen dan Perjanjian Maastricht merupakan langkah-langkah ke kesatuan Eropa yang utuh. Kedua perjanjian ini menghasilkan berbagai keputusan di bidang politik dan ekonomi yang semakin meningkatkan kerjasama antar negara Eropa. PERJANJIAN SCHENGEN I. Sejarah Perjanjian Schengen Perjanjian Schengen ditandatangani oleh lima negara anggota European Community, yaitu Prancis, Jerman Barat, Belanda, Luksemburg, dan Belgia pada tanggal 14 Juni 1985 di atas kapal Princess Marie-Astrid di kota Schengen, Luksemburg. 1 Latar belakang diadakannya perjanjian ini adalah keinginan negara - negara anggota untuk menjamin kebebasan bergerak bagi orang di wilayah negara - negara anggota. Sebelumnya, kebebasan bergerak bagi barang, jasa, dan modal sudah diberlakukan, yaitu dengan adanya pasar bebas. Dengan adanya keinginan untuk membentuk integrasi Eropa yang lebih maju, maka kelima negara anggota EC berpendapat bahwa 1 Philip Thody, An Historical Introduction to the European Union, (London:Roudledge, 1997), 57.

5 kebebasan bagi orang perlu diwujudkan agar dapat menunjang proses integrasi Eropa. Pada tahun 19 Juni 1990, Schengen Convention ditandatangani sebagai lanjutan dari perjanjian Schengen. Schengen Convention berisi aturan dan sistem penghapusan kontrol perbatasan antar negara anggota perjanjian Schengen serta aturan - aturan dalam hal kontrol perbatasan bersama. Schengen Convention ini merupakan implementasi dari perjanjian Schengen. Perjanjian Schengen kemudian menjadi kerangka kerja Uni Eropa pada tahun 1995 melalui Perjanjian Amsterdam. I. Negara Negara Anggota Schengen Pada awal pembentukannya, Schengen hanya beranggotakan 5 negara anggota yaitu Prancis, Jerman Barat, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Kelima negara tersebut merupakan negara pendiri Schengen. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, negara - negara Eropa banyak yang bergabung ke dalam Schengen. Keanggotaan Schengen sendiri tidak terbatas pada negara anggota European Community yang kemudian menjadi Uni Eropa saja, namun terbuka bagi semua negara Eropa. Saat ini negara yang tergabung dalam Schengen berjumlah 27 negara. Diantara negara-negara tersebut terdapat 22 negara anggota Uni Eropa dan 3 negara non Uni Eropa yang sepenuhnya menerapkan kebijakan Schengen, sedangkan Inggris dan Irlandia yang merupakan anggota Uni Eropa tidak secara penuh menerapkan kebijakan Schengen. 22 negara yang merupakan anggota Uni Eropa dan merupakan anggota full Schengen member adalah Prancis, Jerman, Belgia, Belanda, Luksemburg, Italia, Portugal, Spanyol, Austria, Yunani, Denmark, Finlandia, Swedia, Rep. Ceko, Slovakia, Polandia, Slovenia, Latvia, Lithuania, Estonia, Hungaria, dan Malta. Negara - negara tersebut sepenuhnya menerapkan kebijakan yang terdapat dalam Schengen. Tiga negara non Uni Eropa yang tidak sepenuhnya menerpakan kebijakan Schengen adalah Norwegia, Eslandia, dan Swiss.

6 Pada tahun 1954, semua negara Nordic telah menjadi anggota Nordic Passport Union, yang juga menetapkan area tanpa batasan perjalanan untuk Eslandia, Denmark, Swedia, Finlandia dan Norwegia. Karena anggota Uni Eropa Nordic yaitu Denmark, Swedia, dan Finlandia bergabung dengan kerjasama Schengen, maka Norwegia dan Eslandia juga harus ikut menandatangani perjanjian untuk mempertahankan Nordic Passport Union. Sedangkan Swiss yang baru masuk pada tahun 2008, hanya bergabung dalam kebijakan pembukaan perbatasan bagi kebebasan orang untuk bergerak, namun Swiss tidak tergabung dalam Schengen Information System (SIS) karena Swiss masih memiliki polisi perbatasan sendiri. Meskipun Swiss memperbolehkan warga negara anggota Schengen untuk masuk ke Swiss tanpa visa, namun Swiss masih memberlakukan pengecekan - pengecekan di perbatasan bagi orang yang ingin masuk ke Swiss. Dua negara anggota Uni Eropa non full Schengen member, yaitu Inggris dan Irlandia. Kedua negara ini tidak berpartisipasi dalam pembukaan perbatasan bagi kebebasan bergerak orang, namun hanya berpartisipasi dalam usaha pencegahan tindak kriminal yang diatur dalam Schengen melalui Schengen Information System (SIS). Alasan Inggris dan Irlandia untuk tidak membuka perbatasannya lebih merupakan alasan politis. Inggris dan Irlandia yang merupakan negara kepulauan yang terpisah dari daratan Eropa menganggap bahwa pengawasan perbatasan merupakan hal yang sangat penting bagi pertahanan nasional. Dengan dibukanya perbatasan, dikhawatirkan akan mengancam keamanan negara. Selain itu, Inggris dan Irlandia juga telah tergabung dalam Common Travel yang juga menjamin kebebasan bergerak bagi orang di wilayah negara anggotanya sehingga Inggris dan Irlandia tidak berpartisipasi dalam Schengen dalam hal pembukaan perbatasan. II. Kebijakan Kebijakan dalam Schengen Perjanjian Schengen pada awalnya memuat penghapusan dan pembangunan kontrol perbatasan bersama, peraturan bersama dalam hal pergerakan

7 orang di wilayah Schengen serta harmonisasi peraturan dalam hal visa. Setelah Schengen menjadi kerangka kerja Uni Eropa, kebijakan penghapusan pengecekan bagi orang ketika melintas di perbatasan, kerjasama antar kepolisian negara - negara anggota, kerja sama dalam hal penumpasan kriminalitas serta kebijakan dalam hal pembuatan dan pengembangan Schengen Information System (SIS). Dalam hal kebijakan pergerakan orang, Schengen memuat beberapa aturan bagi warga negara Uni Eropa, yaitu semua warga negara Uni Eropa bebas bepergian baik untuk tujuan bisnis atau berlibur ke semua negara - negara yang termasuk dalam wilayah Schengen tanpa visa yang dibutuhkan hanyalah paspor atau kartu identitas. Ketika melintas di perbatasan negara anggota Schengen yang lain, mereka hanya perlu menunjukan paspor atau kartu identitas tersebut. Sedangkan untuk warga negara dari negara - negara non Uni Eropa, visa Schengen dibutuhkan untuk dapat melintas di negara - negara Uni Eropa yang termasuk dalam wilayah Schengen. Jika mereka melakukan kunjungan ke beberapa negara anggota Schengen, mereka cukup membuat visa Schengen di negara pertama yang dikunjungi. Visa yang dikeluarkan oleh negara tersebut berlaku di negara negara lain yang merupakan anggota Schengen. Warga non Uni Eropa tersebut berhak diberikan izin tinggal selama 3 bulan. Jika mereka menginginkan perpanjangan waktu, mereka bisa mengajukan visa jangka panjang. Visa Schengen dapat diperoleh di kedutaan besar atau konsulat dari negara yang ingin dikunjungi yang terdapat di negara pemohon visa. Meskipun ada 27 negara yang tergabung dalam Schengen, namun hanya 15 negara yang bergabung dalam kebijakan visa Schengen. Kelima belas negara tersebut adalah Austria, Jerman, Belgia, Prancis, Spanyol, Italia, Denmark, Finlandia, Yunani, Luksemburg, Eslandia, Norwegia, Portugal, Belanda, dan Swedia. Dalam hal pencegahan tindak kriminal terdapat

8 pembentukan Schengen Information System (SIS), kepolisian dari negara negara anggota yang saling bertukar informasi atau data mengenai para pelaku kejahatan yang sedang dicari, barang hilang atau curian dan sebagainya. Kerjasama tersebut memungkinkan kepolisian dari negara - negara Schengen untuk memberikan peringatan mengenai hal - hal tersebut sehingga akan meningkatkan keamanan bagi semua orang. SIS sangat penting bagi negara - negara Schengen karena dengan adanya kebebasan orang untuk bepergian di wilayah Schengen, memungkinkan para pelaku kejahatan dan imigran gelap bergerak bebas. SIS saat ini memiliki data lebih dari 1 juta orang yang mencurigakan. SIS memuat informasi tentang nama, pekerjaan, pandangan politik, bahkan orientasi seksual seseorang. Dalam hal kebijakan kontrol perbatasan bersama, bukan berarti pengecekan di perbatasan dihilangkan sama sekali. Pada saat tertentu dan di negara - negara tertentu diadakan pengecekan perbatasan oleh kepolisian negara tersebut untuk mengantisipasi masuknya imigran gelap dan barang-barang ilegal. PERJANJIAN MAASTRICHT 1. Sejarah Perjanjian Maastricht Perjanjian Maastricht ditandatangani pada tanggal 7 Februari 1992 di Maastricht oleh lima negara anggota European Community. Perjanjian ini terbentuk setelah melewati dua IGC yang membahas tentang penyatuan ekonomi dan politik Eropa, barulah pada tahun 1992 Perjanjian Maastricht resmi ditandatangani. 2 Perjanjian ini merupakan modifikasi terhadap Perjanjian Paris, Roma, dan Single European Act. Terdapat 3 pilar struktur Perjanjian Maastricht, yaitu European Community, Common foreign and security policy (CFSP) dan Justice and Home Affairs (JHA). Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal 1 November Latar belakang diadakannya perjanjian ini adalah 2 Michael J. Baum, The Maastricht Treaty as High Politics: Germany, France, and EuropeanIntegration, Political Science Quarterly Volume 110 No.4 ( ): 619

9 adanya keinginan dari negara anggota European Community untuk membentuk suatu kesatuan yang lebih besar baik di bidang ekonomi maupun politik. Selain faktor internal tersebut, Perjanjian Maastricht diadakan sebagai reaksi atas runtuhnya Uni Soviet dan penyatuan Jerman. Kedua peristiwa tersebut menandakan runtuhnya kekuatan komunisme di Eropa Timur yang membuka peluang bagi integrasi Eropa yang lebih luas dan sehingga menjadi kekuatan yang dapat diperhitungkan di dunia. Peningkatan kerjasama selain pada bidang ekonomi mengubah European Community yang hanya terpusat pada bidang tersebut menjadi Uni Eropa yang merupakan suatu kesatuan ekonomi dan politik. European Community resmi berubah menjadi Uni Eropa pada tahun Perjanjian Maastricht, merupakan sebuah jawaban atas pergolakan politik di antara negaranegara anggota European Community (EC) pada akhir tahun 1980an akibat peristiwa penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur. Namun karena Perjanjian Maastricht dirasa belum mampu mengakomodir semua permasalahan yang terjadi diantara anggota-anggota UE, maka diadakan Intergovernmental Conference (IGC) pada tahun 1996 yang kemudian berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Amsterdam. Tujuan utama ketiga perjanjian tersebut sama, yaitu merintis Eropa yang bersatu. Sebagai contoh, Perjanjian Schengen, dengan adanya kemudahan mobilitas manusia dari satu negara ke negara lain, secara jelas memberikan efek positif terhadap konsep Eropa bersatu. Di lain pihak, Perjanjian Maastricht, merupakan sebuah jawaban atas pergolakan politik di antara negaranegara anggota EC pada akhir tahun 1980an akibat peristiwa penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur. Namun karena Perjanjian Maastricht dirasa belum mampu mengakomodir semua permasalahan yang terjadi diantara anggota-anggota UE, maka diadakan Intergovernmental Conference (IGC) pada tahun 1996 yang kemudian berakhir dengan

10 ditandatanganinya Perjanjian Amsterdam pada tahun Perbedaan yang mendasar antara Perjanjian Maastricht dan Amsterdam adalah dalam hal fungsi dan struktur organisasi. Pada Perjanjian Maastricht, yang ditekankan adalah perubahan struktur organisasi yang menghasilkan tiga pilar sebagai substansi penting organisasi, sedangkan pada Perjanjian Amsterdam, hanya ada pemindahan lokasi, sebagai contoh, proses administrasi penerimaan anggota baru dari negara dunia ketiga yang dulunya diatur pada pilar ketiga (Justice and Home Affaires) dipindah ke pilar pertama yaitu (European Community). Adapun perbedaan lainnya, yaitu Perjanjian Maastricht bertujuan untuk memperluas kekuatan komunitas yang ditandai dengan banyaknya rencana kegiatan, penambahan bidang kerja, 4 serta pengambilan kebijakan-kebijakan baru, sedangkan Perjanjian Amsterdam hanya dalam tataran mengefektifkan kemampuan yang ada, seperti memilih seorang High Representative, 5 serta lebih berisi tentang persiapan dalam menghadapi perluasan anggota yang berasal dari Eropa Timur. Untuk menciptakan kesatuan Uni Eropa dalam bidang ekonomi, mereka membentuk kesatuan ekonomi dan moneter (Economic and Monetary Union/EMU), dan pembentukan mata uang tunggal euro. Terdapat 3 tahapan, adapun tahapan-tahapan tersebut, yaitu tahun terciptanya kebebasan bergerak modal, 1 Jan Jan 1999, koordinasi kebijakan ekonomi untuk mencapai kriteria konvergensi yang harus dipenuhi jika suatu negara ingin menggunakan euro. Pada 1 Januari Jan 2002, pembentukan European Central Bank (ECB) dan pengenalan mata uang tunggal. 3 Paul Craid & Grainne de Burca, EC Law, (England : Oxford University Press, 2003), 29 4 The treaty adds several new fields of activity, including the following titles : culture, trans-european networks, industry, and development cooperation. Stephen Weatherill & Paul Beaumont, EC Law, (England: Penguin books, 1995), High Representative atau Menteri Luar Negeri Uni Eropa bertugas mewakili UE dalam pertemuanpertemuan Internasional. Pemilihan Menlu baru pertama kali diadakan berdasarkan hasil dariperjanjian Amsterdam.

11 Terdapat kriteria-kriteria konvergensi, yaitu : kemantapan harga, laju inflasi tidak boleh melebihi 1,5% dari rata-rata laju inflasi tiga negara anggota yang memiliki inflasi terendah, suku bunga jangka panjang tidak diperkenankan bervariasi lebih dari 2% dibanding rata-rata suku bunga dari ketiga negara anggota yang memiliki suku bunga terendah, defisit anggaran nasional harus mendekati atau di bawah 3% dari hasil kotor nasional, hutang pemerintah tidak boleh lebih dari 60%, mata uang nasional tidak boleh mengalami devaluasi dalam dua tahun sebelumnya dan harus tetap berada dalam margin fluktuasi EMS sebesar 2,25%. European Community memiliki 3 pilar, adapun pilar I dalam Eropean Community adalah Cohesion Fund atau yang disebut dengan bantuan finansial untuk pembangunan lingkungan dan transportasi (negara penerima bantuan adl yang ber-gdp per kapita kurang dari 90% rata-rata GDP negara-negara anggota, antara lain Spanyol, Yunani, Portugal, dan Irlandia). Kontak & kerja sama bid. pendidikan (Socrates, Erasmus, Leonardo da Vinci), wewenang yang lebih besar pada Parlemen Eropa, Mahkamah Eropa, Badan Pemeriksa Keuangan Eropa, Komisi Ekonomi dan Sosial Eropa. Pilar II mengenai Common Foreign and Security Policy (CFSP), yaitu Western European Union (WEU), kerja sama bidang pertahanan. Pilar III mengenai Justice and Home Affaires (JHA), mengenai kerjasama kepolisian dan hukum, masalah kriminal seperti terorisme, imigran gelap, kebijakan suaka, lalu lintas obat-obatan terlarang, kejahatan internasional, dll, dan membahas mengenai politik dari Perjanjian Schengen Uni Eropa. Perjanjian Maastricht sering disebut sebagai Treaty of European Union. Pada perkembangan selanjutnya, Perjanjian Maastricht mengalami ratifikasi yaitu melalui Perjanjian Amsterdam pada tahun 1997 dan Perjanjian Nice pada tahun II. Kebijakan- Kebijakan dalam Perjanjian Maastricht Perjanjian Maastricht memiliki beberapa tujuan, yaitu menguatkan demokrasi antar negara, meningkatkan keefektifan

12 institusi, membangun kesatuan ekonomi dan moneter, mengembangkan bidang sosial antar negara anggota, dan mengadakan kebijakan luar negeri dan keamanan bersama. Perjanjian Maastricht menghasilkan beberapa kebijakan, yaitu : a. Pembentukan Uni Eropa Perjanjian Maastricht berhasil membentuk Uni Eropa. Pembentukan Uni Eropa di dalam Perjanjian Maastricht tertuang dalam teks pembukaan Perjanjian Maastricht yang terdiri dari tujuh bagian yang berisi tiga pilar pembentuk Uni Eropa. Tiga pilar tersebut merupakan dasar bagi pembentukan Uni Eropa. Pilar pertama pembentuk Uni Eropa adalah European Community, yaitu Eropa sebagai kesatuan ekonomi yang tercermin dengan dibentuknya European Community yang terdiri dari ECSC, Euratom dan EEC. Kerjasama di bidang ekonomi yang telah terjalin yaitu dengan adanya pasar bersama yang menjamin kebebasan bergerak bagi barang, modal, dan jasa. Pilar kedua pembentuk Uni Eropa yaitu Eropa sebagai kesatuan politik yaitu dengan adanya kerjasama mengenai kebijakan luar negeri dan keamanan bersama. Pilar ketiga pembentuk Uni Eropa yaitu dengan adanya keadilan bagi semua negara anggota dan tidak adanya campur tangan terhadap urusan dalam negeri negara - negara anggota. Dengan dibentuknya Uni Eropa, integrasi Eropa menjadi semakin luas, tidak hanya terpaut di bidang ekonomi saja, melainkan juga di bidang politik dan sosial. b. European Monetary Union Pembentukan European Community Bank (ECB) diawali dengan institusi awal yakni European Monetary Institute (EMI) yang berdiri 1 Januari Institut Moneter Eropa bertugas untuk mempersiapkan kerangka sistem kerja bank sentral Eropa yang disebut ESCB (European System of Central Bank) dan perangkat lainnya yang dibutuhkan bagi beroperasinya satu bank sentral di kawasan Eropa Barat. Bank Sentral Eropa baru resmi berdiri mulai 1 Juni Setelah bekerja lebih dari empat tahun lamanya akhirnya EMI dibubarkan

13 dan Bank Sentral Eropa berdiri pada 1 Juni Bank Sentral Eropa sebagai institusi pelanjut tugas EMI atau pelengkap dari program kerja EMU (Economic and Monetary Union) seperti yang diamanatkan oleh Perjanjian Maastricht Bank Sentral Eropa adalah satu institusi baru dalam organisasi regional Uni Eropa. Institusi ini memiliki wilayah kerja kawasan Uni Eropa karena anggotanya terdiri dari bank-bank sentral negara anggota Uni Eropa. Dalam bidang ekonomi, Perjanjian Maastricht menyinggung tentang proses integrasi ekonomi Eropa yang dilakukan dengan lebih berorientasi sosial agar kebijakan yang diambil disesuaikan dengan keadaan sosial negara-negara anggota. Dari perjanjian ini pula muncul gagasan untuk mendirikan bank Sentral Eropa sebagai salah satu bentuk penyatuan sistem moneter di antara negara anggota. European Monetary Union memiliki arti bahwa Eropa sebagai kesatuan ekonomi dan moneter. Untuk lebih mengembangkan EMU, dibuat berbagai kebijakan bidang ekonomi dan moneter. Dalam bidang ekonomi antara lain dengan cara meningkatkan pasar bebas. Kebijakan dalam bidang moneter memiliki tujuan untuk menciptakan mata uang tunggal bagi negaranegara Uni Eropa dan menjamin kestabilan mata uang tersebut. Tahap-tahap yang telah dilakukan untuk menciptakan mata uang tunggal tersebut adalah adanya kebebasan bergerak bagi modal yang telah dimulai sejak 1 Januari Lalu pada tanggal 1 Januari 1994, diadakan koordinasi kebijakan ekonomi antar negara anggota, dan pada tanggal 1 Januari 1998, dilakukan pengenalan mata uang tunggal Euro dan pembentukan European Central Bank ( ECB ). Program peluncuran mata uang tunggal Eropa telah berhasil dilakukan dengan baik oleh Bank Sentral Eropa. Program kerja mata uang, tunggal Eropa ini telah memakan proses waktu yang cukup lama, kurang lebih sejak adanya Perjanjian Paris tahun 1951, ide penyatuan ekonomi-moneter Eropa ini telah ada. Saat ini, ECB adalah satu-satunya institusi moneter Uni Eropa yang bertanggung jawab

14 penuh atas jalannya program mata uang tunggal Eropa (euro). Dalam peluncuran mata uang tunggal euro, terdapat peranan yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa. Peranan ECB tersebut adalah sebagai pengontrol stabilitas di kawasan pemberlakuan Euro sebagai financial stability and role of central banks in banking supervision. Selain itu ECB baru sebagai pengawas dari lima persyaratan konvergensi EMU bagi negara-negara anggotanya agar program mata uang tunggal Eropa ini bisa tetap berjalan dengan lancar dan baik sesuai yang diharapkan. Euro dari satu negara boleh dipakai di Negara Eropa yang bergabung dalam mata uang tunggal euro yang lain. Meskipun uang kertas Euro rupanya sama, tetapi ada juga perbedaan kecil, yaitu nomornya, sehingga bisa diketahui asalnya dari negara apa. Di Jerman nomornya mulai dengan X, Irlandia nomornya mulai dengan T, Belanda nomornya mulai dengan P, Yunani nomornya mulai dengan Y, Perancis nomornya mulai dengan U, Austria nomornya mulai dengan N, Finlandia nomornya mulai dengan L, Belgia nomornya mulai dengan Z, Italia nomornya mulai dengan S, Portugal nomornya mulai dengan M. dan Spanyol nomornya mulai dengan V. Ada tujuh-belas negara anggota Uni Eropa yang menggunakan Euro sebagai mata uang. Wilayah pengguna mata uang ini disebut sebagai Zona Euro. Sebelas negara pertama mulai menggunakan sejak awal Yunani menjadi pengguna ke-12 sejak awal Mulai tanggal 1 Januari 2007 Slovenia turut bergabung. Siprus dan Malta menggunakan sejak 1 Januari Yang terakhir adalah Slovakia, yang bergabung mulai 1 Januari Negara-negara pengguna mata uang ini adalah Jerman, Irlandia, Belanda, Perancis, Luxemburg, Austria, Finlandia, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, Slovenia, Siprus, Malta, Slowakia, dan Estonia. Selain itu beberapa negara kecil juga memakai Euro, yaitu Andorra, Monako, San Marino, dan Vatikan. Beberapa daerah juga diperbolehkan memakai Euro

15 sebagai mata uang, yaitu Montenegro dan Kosovo. Beberapa tahun terakhir muncul krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti Yunani, Portugal, Irlandia dan Spanyol yang diwarnai dengan kelesuan dan defisit anggaran dalam jumlah besar. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Euro juga melemah di banding mata uang lainnya. Kondisi itu membuat sejumlah negara seperti Jerman yang mendukung pemberian dana bantuan untuk menyelamatkan negara-negara Eropa yang terlilit utang, mengkhawatirkan membengkaknya pendanaan ini. Di sisi lain, program penyelamatan ekonomi yang dilaksanakan dengan cara pengetatan ekonomi telah menimbulkan gejolak dan protes rakyat. Banyak pakar yang meyakini bahwa krisis ini tidak hanya melanda negara-negara seperti Yunani. Sebab, negaranegara kaya seperti Italia, Perancis dan Jerman juga dililit utang yang semakin membengkak. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa yang tidak menggunakan mata uang Euro juga terkena imbas dari krisis yang ada. Badai krisis yang dialami negara-negara Eropa memiliki efek domino terhadap negara-negara Eropa lain. Negara-negara seperti Irlandia, Portugal, Hungaria dan Spanyol terseret dalam badai krisis ekonomi domestik bahkan Irlandia hingga harus mendapat suntikan dana dari otoritas moneter Eropa dan International Moneter Fondation (IMF) sebagai langkah penyelamatan Irlandia ke dalam krisis yang lebih jauh. Dengan alasan, bail out dibutuhkan untuk stabilitas finansial di Eropa, terutama menjaga nilai mata uang euro. Permasalahan ini tidak hanya dalam bidang ekonomi saja, akan tetapi juga politik dikarenakan adanya konflik militer dan ancaman bagi keamanan Eropa pecah di Ukraina, bersamaan dengan invasi dan aneksasi Rusia terhadap kawasan Krimea di timur Ukraina. Konflik berkepanjangan melumpuhkan ekonomi Rusia dan menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa di kedua pihak yang bertikai di Ukraina. Upaya peradaan ketegangan, hingga tahun

16 2014 berakhir tidak menunjukkan hasil signifikan. Berbagai krisis, konflik dan tantangan diharapkan dapat menjadi bahan pelajaran dan renungan seluruh 28 negara anggota Uni Eropa. Uni Eropa disebutkan makin solid, tapi tetap menghadapi situasi yang sulit pada tahun c. Kewarganegaraan Uni Eropa Salah satu inovasi penting yang ditetapkan oleh perjanjian Maastricht adalah terciptanya kewarganegaraan Eropa atas kewarganegaraan nasional. Setiap warga negara dari negara-negara anggota Uni Eropa adalah warga Uni Eropa. Hak-hak warganegara yang tercantum dalam undangundang yang baru, yaitu hak untuk tinggal dan menetap dimana saja dalam komunitas, hak untuk memilih dan menjadi kandidat dalam pemilihan umum di tempat dia berada, hak atas perlindungan oleh otoritas diplomatik atau konsuler dari suatu Negara Anggota lainnya dari warga negara Negara Anggota asal terhadap wilayah suatu negara ketiga di mana negara asal tidak diwakili, hak untuk mengajukan permohonan kepada Parlemen Eropa, dan hak untuk menyampaikan keluhan kepada ombudsman. Perjanjian Schengen ditandatangai oleh kelima negara anggota European Community yaitu Prancis, Jerman Barat, Belanda, Luksemburg dan Belgia pada tanggal 14 Juni 1985 di atas kapal Princess Marie-Astrid di kota Schengen, Luksemburg. Perjanjian ini dibuat dalam rangka mewujudkan keinginan kelima anggota EC untuk membentuk suatu integrasi eropa yang lebih maju dengan cara membuat kebijakan pergerakan orang. Di Dalam Perjanjian Schengen terdapat dua aturan mengenai kebijakan pergerakan orang itu sendiri yaitu kebijakan untuk warga Uni Eropa dan warga non Uni Eropa. Pada awal pembentukan perjanjian Schengen, negara anggotanya hanya lima yaitu yaitu Prancis, Jerman Barat, Belgia, Belanda, dan Luksemburg. Namun seiring berjalannya waktu, anggotanya pun bertambah menjadi

17 27 negara yaitu 22 negara merupakan anggota Uni Eropa dan merupakan full Schengen member. Tiga negara non Uni Eropa yang tergabung dalam Nordic Pasport dan dua negara Uni Eropa non full Schengen member. Perjanjian Maastricht ditandatangani pada tanggal 7 Februari 1992 lalu setelah itu disahkan pada tanggal 1 November Perjanjian ini merupakan ratifikasi dari Perjanjian Paris, Perjanjian Roma, dan Single European Act. Perjanjian Maastricht dibuat karena adanya keinginan dari para anggota EC untuk membentuk suatu kesatuan, baik di bidang ekonomi maupun politik. Beberapa hasil dari Perjanjian Maastricht adalah pembentukan Uni Eropa yang didalamnya berisi tiga pilar yang merupakan dasar dari pembentukan Uni Eropa itu sendiri, yaitu European Community yang terdiri dari ECSC, EC, Euratom. Common Foreign and Security Policy (CFSP ) dan Justice and Home Affaires (JHA). Selain itu, Perjanjian Maastricht juga menghasilkan European Monetary Union atau kesatuan ekonomi dan moneter dan Citizenship European atau kewarganegaraan Eropa. Dalam bidang sosial, Perjanjian Maastricht memberi ruang sebesar-besarnya terhadap isu sosial yang menjadi permasalahan utama di dalam organisasi. Lewat beberapa kebijakan yang diambil, UE berusaha meningkatkan kualitas hidup para pekerja, memberi perlindungan sosial, serta mengembangkan sumber daya manusia untuk meningkatkan kinerja para pekerja. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Perjanjian Maastricht telah memberi warna baru terhadap proses integrasi Eropa, dan sudah cukup mengakomodir semangat kebersamaan Uni Eropa. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan nama dari EC menjadi UE, pemberian status warga negara Uni Eropa sebagai bentuk identitas komplementer, penyatuan sistem moneter dengan kebijakan didirikannya bank Sentral Eropa, serta beberapa kebijakan baru yang lebih berorientasi sosial serta perbaikan terhadap kualitashidup para pekerja sehingga tidak ada

18 lagi kesenjangan sosial antara negara anggota. Dengan kata lain bahwa kesatuan Uni Eropa sudah dapat terwujud dengan hak-hak warganegara yang tercantum dalam undang-undang yang baru, yaitu hak untuk tinggal dan menetap dimana saja dalam komunitas, hak untuk memilih dan menjadi kandidat dalam pemilihan umum di tempat dia berada, hak atas perlindungan oleh otoritas diplomatik atau konsuler dari suatu negara anggota lainnya dari warga negara negara anggota asal terhadap wilayah suatu negara ketiga di mana negara asal tidak diwakili, hak untuk mengajukan permohonan kepada Parlemen Eropa, dan hak untuk menyampaikan keluhan kepada ombudsman. Kesimpulan Pada awal tahun 1985, lima negara di Eropa Barat, yaitu Prancis, Jerman, Belgia, Belanda dan Luksemburg menandatangani sebuah perjanjian di kota Schengen, Luksemburg. Perjanjian itu kemudian terkenal dengan sebutan Perjanjian Schengen. Pada awalnya, perjanjian tersebut bertujuan untuk memberi kemudahan perpindahan manusia antar negara anggota wilayah Schengen. Meskipun negara-negara yang menandatangani perjanjian ini adalah anggota-anggota European Community (EC), perjanjian ini tidak termasuk ke dalam bingkai EC. Akan tetapi, berbeda dengan Perjanjian Maastricht yang ditandatangani pada tahun 1992 ataupun Perjanjian Amsterdam pada tahun 1997, keduanya merupakan kelanjutan proses integrasi Eropa dan berhubungan langsung dengan EC. Secara umum, perjanjian Schengen, Maastricht, dan Amsterdam memiliki kesamaan, yaitu ditandatangani oleh negara-negara pelopor Economic Community (EC), ketiganya juga membahas tentang free movements of persons atau perpindahan manusia. 6 Pada Perjanjian Schengen, lebih ditekankan dalam memudahkan perpindahan manusia dari satu negara ke negara lain tanpa pemeriksaan di perbatasan 6 Thody, Op.cit.,48.

19 internal. Kemudian dikembangkan pada Perjanjian Maastricht yang mengatur tentang perpindahan manusia dalam kategorisasi (turis dan pekerja) serta menetapkan beberapa kebijakan tentang imigrasi yang dimasukkan ke dalam pilar ketiga, yaitu Justice and Home Affaires. Selanjutnya pada Perjanjian Amsterdam, Perjanjian Schengen dimasukkan ke dalam bingkai Uni Eropa. 7 Daftar Referensi Philip Thody, An Historical Introduction to the European Union, (London:Roudledge, 1997), 57. Josephine Steiner, EC Law, (England:Oxford University Press, 2006), 10 Paul Craid & Grainne de Burca, EC Law, (England : Oxford University Press, 2003), 29 The treaty adds several new fields of activity, including the following titles : culture, trans-european networks, industry, and development cooperation. Stephen Weatherill & Paul Beaumont, EC Law, (England: Penguin books, 1995), 12. Michael J. Baum, The Maastricht Treaty as High Politics: Germany, France, and European Integration, Political Science Quarterly, Volume 110 No.4 ( ): 619. Nasrulloh Riyano, Integrasi Eropa dan Konsep Negara-bangsa: Perbedaan Pengalaman HistorisPrancis, Inggris, dan Jerman, Jurnal Kajian Wilayah Eropa, Volume III-no.3 (2007): 95. Pasal 8 (1) Perjanjian Maastricht : Citizenship of the Union is hereby established. Every personholding the nationality of a Member State shall be a citizen of the Union. Citizenship of the Union shallcomplement and not replace national citizenship. zerland_schengen/full_steam_ahead_towa rds_schengen.html?cid= The United Kingdom s Position in Schengen. (n.d.). April 1, grad/paterson/britain.html 7 Josephine Steiner, EC Law, (England:Oxford University Press, 2006), 10

20

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA Pada bab empat ini penulis akan menjelaskanhubungan Inggris dengan Uni Eropa dalam konteks internasional dengan membahas beberapa kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA LATAR BELAKANG Pada tahun 2012, pemerintah Hungaria mengembangkan program ini untuk menarik investasi asing ke Hungaria. Hingga kini, lebih dari 2500 pendaftar telah

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam suatu negara, seperti

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1321, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 PERUBAHAN KEDELAPAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu: 116 LAMPIRAN Lampiran 1 Penentuan Sample Negara Anggota Uni Eropa Penulis membutuhkan sample dalam proses pengerjaan penelitian ini. Sample yang hendak digunakan berdasarkan negara-negara yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM UNI EROPA

BAB II GAMBARAN UMUM UNI EROPA BAB II GAMBARAN UMUM UNI EROPA Dalam bab ini penulis akan membahas tentang gambaran Uni Eropa, dimulai dari sejarah terbentuknya Uni Eropa, institusi yang dimiliki oleh Uni Eropa dan kebijakan-kebijakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian BAB V KESIMPULAN Pada dasarnya dalam tahapan mencapai integrasi Eropa seperti sekarang melalui proses yang cukup panjang dimulai dari pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-03.GR.01.06 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA NOMOR M.HH-01.GR.01.06 TAHUN 2010

Lebih terperinci

BAB II UNI EROPA. Gagasan untuk menyatukan negara-negara Eropa telah dimulai sejak akhir

BAB II UNI EROPA. Gagasan untuk menyatukan negara-negara Eropa telah dimulai sejak akhir BAB II UNI EROPA 2.1. Sejarah Integrasi Eropa Gagasan untuk menyatukan negara-negara Eropa telah dimulai sejak akhir abad ke-18 ketika Napoleon berupaya menyatukan Eropa di bawah Kekaisaran Perancis. Sejarah

Lebih terperinci

Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme

Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme Program Beasiswa Erasmus Lifelong Learning Programme Program Erasmus (EuRopean Community Action Scheme for the Mobility of University Students) atau Erasmus Project adalah program pertukaran pelajar di

Lebih terperinci

A. DASAR HUKUM JERMAN DALAM MENYUSUN KEBIJAKAN MENGENAI PENGUNGSI

A. DASAR HUKUM JERMAN DALAM MENYUSUN KEBIJAKAN MENGENAI PENGUNGSI BAB III KEBIJAKAN JERMAN TERHADAP PENGUNGSI DI EROPA Pada bab III akan dijelaskan mengenai kebijakan Jerman terhadap masalah pengungsi. Bab ini akan diawali dengan penjelasan mengenai aturanaturan apa

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2 SISTEM MONETER INTERNASIONAL Pertemuan ke-2 PENGANTAR Sistem moneter dapat didefinisikan sebagai kerangka kerja institusional saat (1) Pembayaran internasional dilakukan. (2) Pergerakan modal diakomodasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi maupun politik, negara-negara memutuskan untuk berintegrasi dalam suatu organisasi regional. Bentuk

Lebih terperinci

BAB III SEJARAH INTEGRASI DAN INSTITUSI UNI EROPA. Bentuk kerja sama dapat diwujudkan dengan membentuk unit-unit organisasi.

BAB III SEJARAH INTEGRASI DAN INSTITUSI UNI EROPA. Bentuk kerja sama dapat diwujudkan dengan membentuk unit-unit organisasi. BAB III SEJARAH INTEGRASI DAN INSTITUSI UNI EROPA Setiap negara di dunia memiliki kepentingan yang harus dipenuhi. Kepentingan itu bisa dicapai dengan cara saling bekerja sama satu sama lain. Bentuk kerja

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. Gambar I : Peta Schengen 1

I. Pendahuluan. Gambar I : Peta Schengen 1 I. Pendahuluan Gambar I : Peta Schengen 1 Schengen merujuk pada nama sebuah kota kecil yang terletak di bagian selatan Luksemburg dekat dengan perbatasan antara Luksemburg, Jerman dan Prancis. Di kota

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komoditas Udang di Pasaran Internasional

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komoditas Udang di Pasaran Internasional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komoditas Udang di Pasaran Internasional Komoditas udang dalam dunia perdagangan biasa disebut dengan istilah shrimp. Spesies udang sendiri di seluruh dunia tercatat tidak kurang

Lebih terperinci

Perjalanan ke UE dari Indonesia dan Brunei. Visa untuk Warga Indonesia dan Brunei yang bepergian ke Eropa

Perjalanan ke UE dari Indonesia dan Brunei. Visa untuk Warga Indonesia dan Brunei yang bepergian ke Eropa Tuesday, 10 May, 2016-14:12 Perjalanan ke UE dari Indonesia dan Brunei Ada beberapa peraturan khusus untuk visa saat bepergian ke Eropa. Jenis visa, jika diperlukan, bergantung pada hal-hal seperti negara

Lebih terperinci

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN (Review Kuliah Umum Bpk Edy Prasetyono, Ph.D.) 2 Desember 2006 Pasca Perang Dunia II, keadaan Eropa mengalami kehancuran yang

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. Pertemuan 5 Dinamika Organisasi Internasional Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Rupiah Rupiah (Rp) adalah mata uang Indonesia (kodenya adalah IDR). Nama ini diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut Indonesia menggunakan

Lebih terperinci

Distr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris

Distr.: Terbatas 15 Oktober Asli: Bahasa Inggris Perserikatan Bangsa-bangsa Majelis Umum Distr.: Terbatas 15 Oktober 2004 A/C.3/59/L.25 Asli: Bahasa Inggris Sidang kelimapuluhsembilan Komisi Ketiga Agenda urutan 98 Pemajuan wanita Australia, Austria,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Juli tahun 2007 Komite Keselamatan Udara Uni Eropa mengeluarkan larangan

BAB I PENDAHULUAN. Juli tahun 2007 Komite Keselamatan Udara Uni Eropa mengeluarkan larangan BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Penerbangan di Indonesia mendapat pukulan berat setelah resmi pada awal Juli tahun 2007 Komite Keselamatan Udara Uni Eropa mengeluarkan larangan terbang bagi

Lebih terperinci

BAB II SKEMA HUBUNGAN KERJASAMA UNI EROPA DALAM PILAR JUSTICE AND HOME AFFAIRS

BAB II SKEMA HUBUNGAN KERJASAMA UNI EROPA DALAM PILAR JUSTICE AND HOME AFFAIRS BAB II SKEMA HUBUNGAN KERJASAMA UNI EROPA DALAM PILAR JUSTICE AND HOME AFFAIRS Integrasi Uni Eropa berdiri diatas salah satu pilar kerjasama justice and home affairs yang mengatur berbagai kerjasama, salah

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. xii

DAFTAR SINGKATAN. xii DAFTAR SINGKATAN APEC ASEAN EC ECB ECOFIN EFSM EMU EU GDP IDA IMF MoU NAFTA TFEU UE : Asia-Pacific Economic Cooperation : Association of Southeast Asian Nations : European Commission : European Central

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti

Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG. Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti Makalah Geografi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Disusun oleh: R.A Adelia Sharfina Rosanti KELAS 9B SMPI AL AZHAR 8 KEMANG PRATAMA TAHUN AJARAN 2009/2010 Kata Pengantar Assalamu alaikun Wr. Wb. Puji

Lebih terperinci

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Kelas 9 semester 1 NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG 1 2 PENGERTIAN NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Negara maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Prinsip perluasan Uni Eropa adalah semua anggota harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh Uni Eropa saat ini, antara lain menyangkut isu politik (kecuali bagi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENILITIAN. Menurut Purnomo (2013), sejarah munculnya perdagangan valuta asing

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENILITIAN. Menurut Purnomo (2013), sejarah munculnya perdagangan valuta asing BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENILITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Valuta Asing Menurut Purnomo (2013), sejarah munculnya perdagangan valuta asing (valas) dimulai seiring semakin ramainya perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uni Eropa merupakan sebuah organisasi ekonomi dan politik antar

BAB I PENDAHULUAN. Uni Eropa merupakan sebuah organisasi ekonomi dan politik antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Uni Eropa merupakan sebuah organisasi ekonomi dan politik antar pemerintahan dan supra-nasional yang kini terdiri dari 27 negara Eropa. Organisasi ini berdiri

Lebih terperinci

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012

JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 JUMLAH KUNJUNGAN KE TAMAN NASIONAL KOMODO MENURUT NEGARA ASAL TAHUN 2012 Bulan : Januari 2012 Lokasi pengambilan tiket masuk No Negara Asal 1 Afrika Selatan 3 1 4 4 3 7 - - - 11 2 Amerika Serikat 258 315

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia iv DAFTAR ISI DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR SINGKATAN... viii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Uni Eropa (UE) adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Uni Eropa (UE) adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Uni Eropa Uni Eropa (UE) adalah organisasi internasional negara-negara Eropa yang dibentuk untuk meningkatkan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud

2015, No c. bahwa dengan beralihnya status Bandar Udara Polonia ke Bandar Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Selaparang ke Bandar Ud BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Keenam. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA

BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA BAB III KRISIS KEUANGAN YUNANI DAN KONDISI EKONOMI EROPA Pada bab ini akan menjelaskan secara singkat tentang krisis yunani, dan faktorfaktor major penyebab adanya krisis yunani. Faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

PESAING UTAMA ZARA 'S

PESAING UTAMA ZARA 'S PESAING UTAMA ZARA 'S Pesaing internasional utama Zara dalam hal pangsa pasar adalah H & M dan Gap Inc Bagian pertama akan menyajikan beberapa informasi latar belakang dari dua perusahaan sebelum menawarkan

Lebih terperinci

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

PAJAK INTERNASIONAL. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com PAJAK INTERNASIONAL Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Latar Belakang Perkembangan transaksi perdagangan barang dan jasa lintas negara Pemberlakukan hukum pajak di masing-masing negara

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan

Lebih terperinci

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high BAB V KESIMPULAN Dari keseluruhan uraian skripsi maka dapat diambil kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan yang dapat dikemukakan sebagai berikut : Hubungan luar negeri antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perang Dingin (Cold War) merupakan istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perang Dingin (Cold War) merupakan istilah yang digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang Dingin (Cold War) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan peta politik dunia Pasca Perang Dunia II, yang secara umum dapat dikatakan berakhir pada

Lebih terperinci

Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC

Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC 13 Agustus 2014 Uni Eropa adalah konsep integrasi kawasan yang

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skripsi ini akan mengupas mengenai alasan kebijakan luar negeri Uni Eropa memberikan dukungan terhadap Ukraina dalam kasus konflik gerakan separatisme pro-rusia di Ukraina.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN NILAI TUKAR ASIAN CURRENCY UNIT (ACU) DI KAWASAN ASEAN+3 BAYU DARUSSALAM H TESIS

ANALISIS PENERAPAN NILAI TUKAR ASIAN CURRENCY UNIT (ACU) DI KAWASAN ASEAN+3 BAYU DARUSSALAM H TESIS ANALISIS PENERAPAN NILAI TUKAR ASIAN CURRENCY UNIT (ACU) DI KAWASAN ASEAN+3 BAYU DARUSSALAM H151054164 TESIS PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI YUNANI. I dan II telah menyebabkan kemunduran drastis pada ekonomi negara-negara

BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI YUNANI. I dan II telah menyebabkan kemunduran drastis pada ekonomi negara-negara BAB II INTEGRASI UNI EROPA DAN IMIGRASI YUNANI 2.1 Integrasi Uni Eropa dan Imigrasi Integrasi Uni Eropa dimulai ketika berakhirnya Perang Dunia. Perang Dunia I dan II telah menyebabkan kemunduran drastis

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA. oleh Robert Schuman, yaitu seorang menteri luar negeri Prancis dan Jean

BAB II TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA. oleh Robert Schuman, yaitu seorang menteri luar negeri Prancis dan Jean BAB II TRANSFORMASI HUKUM UNI EROPA DI NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNI EROPA A. Sejarah dan Perkembangan Uni Eropa Inspirasi untuk membentuk tiga institusi yang menjadi dikenal dengan European Comunity (EC)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi 181 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi besar negara-negara dalam hal integrasi regional. Akan tetapi, untuk menciptakan sekaligus memelihara EMU

Lebih terperinci

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( )

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( ) NAMA : AINUL ICHSAN NIM : 20090510133 PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI (2008-2014) ABSTRACT As one of the largest regionalism in the world, the Eroupean Union has a duty to provide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan bermunculannya

Lebih terperinci

BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA

BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA BAB IV OPINI PUBLIK SEBAGAI PENYEBAB INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA Dalam bab IV ini penulis akan menguraikan terkait dengan pilihan Rakyat Inggris terhadap keputusan keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua menginginkan pendidikan mengedepakan pendidikan sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan

Lebih terperinci

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini. BAB V KESIMPULAN Melalui perjalanan panjang bertahun-tahun, Majelis Umum PBB berhasil mengadopsi Perjanjian Perdagangan Senjata (Arms Trade Treaty/ATT), perjanjian internasional pertama yang menetapkan

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur badan organisasinya, Karena negara-negara anggota tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. struktur badan organisasinya, Karena negara-negara anggota tetap menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Uni Eropa merupakan organisasi supranasional karena organisasi ini merupakan badan otonom. Uni Eropa memiliki keunikan tersendiri dalam struktur badan organisasinya,

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI KELEMBAGAAN UNI EROPA DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI

BAB II FUNGSI KELEMBAGAAN UNI EROPA DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI BAB II FUNGSI KELEMBAGAAN UNI EROPA DALAM MENGHADAPI KRISIS EKONOMI Bab ini akan mendeskripsikan gambara umum tentang Uni Eropa kaitannya dengan integrasi Uni Eropa hingga terbentuknya masyrakat ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter , telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter , telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya pemulihan pasca krisis moneter 1997-1998, telah dilakukan restrukturisasi sistem moneter di Indonesia. Salah satu bentuk nyata dalam restrukturisasi sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya lebih besar dari jumlah awal. Pada 18 April 1951, enam

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya lebih besar dari jumlah awal. Pada 18 April 1951, enam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Uni Eropa senantiasa dirancang untuk menghubungkan negara-negara yang jumlahnya lebih besar dari jumlah awal. Pada 18 April 1951, enam negara seperti Prancis,

Lebih terperinci

KAJIAN KAWASAN EROPA DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA. Oleh : Dr. Aelina Surya, Dra

KAJIAN KAWASAN EROPA DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA. Oleh : Dr. Aelina Surya, Dra KAJIAN KAWASAN EROPA DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA Oleh : Dr. Aelina Surya, Dra JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN 2009 KAJIAN KAWASAN EROPA

Lebih terperinci

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN-PMA Triwulan I Tahun 2018 Jakarta, 30 April 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - RI DAFTAR ISI I. TRIWULAN I 2018: Dibanding Tahun 2017 II. TRIWULAN I 2018: Sektor,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terkait permasalahan Eropa. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Inggris yang sering

BAB V PENUTUP. terkait permasalahan Eropa. Sikap berbeda ditunjukkan oleh Inggris yang sering BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Sejak bergabungnya Inggris dengan EC (sekarang UE) pada tahun 1973, negara ini berada dalam posisi yang berbeda dengan negara anggota lainnya terkait permasalahan Eropa. Sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pecahnya Uni Soviet telah meninggalkan berbagai permasalahan dibekas wilayahnya. Konflik etnis merupakan salah satu permasalahan yang masih terjadi pasca jatuhnya

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 02 Sesi KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dapil Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang menilai Indonesia

Lebih terperinci

Biaya u/wni Dewasa Rp Rp Rp Rp Biaya u/wni Anak Rp Rp Rp Rp

Biaya u/wni Dewasa Rp Rp Rp Rp Biaya u/wni Anak Rp Rp Rp Rp SYARAT PEMBUATAN PASPOR Biaya /Area Jaksel & Jakpus Jakut, Jaktim & Jakbar Tangerang Krawang & Biaya u/wni Dewasa Rp.600.000 Rp.600.000 Rp.850.000 Rp.850.0 Biaya u/wni Anak Rp.850.000 Rp.850.000 Rp.1.000.000

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No. 5784 EKONOMI. Keanggotaan Kembali. Republik Indonesia. Dana Moneter Internasional. Bank Internasional. Undang-Undang. Nomor 9 Tahun 1966. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1967.

Lebih terperinci

Pilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal

Pilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal Pilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal Bobby Hamzar Rafinus Pendahuluan Kegundahan akan terjadinya krisis kedua sempat timbul dalam beberapa bulan terakhir setelah ada kecenderungan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan yang sangat tajam sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPPRES 20/1996, PENGESAHAN CONVENTION ON INTERNATIONAL LIABILITY FOR DAMAGE BY SPACE OBJECTS, 1972 (KONVENSI TENTANG TANGGUNGJAWAB INTERNASIONAL TERHADAP KERUGIAN YANG DISEBABKAN OLEH BENDA BENDA ANTARIKSA,

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PMK.010/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 157 /PMK.010/2015 TENTANG PELAKSANMN

Lebih terperinci

CHAPTER 8 REGIONAL ECONOMIC INTEGRATION

CHAPTER 8 REGIONAL ECONOMIC INTEGRATION CHAPTER 8 REGIONAL ECONOMIC INTEGRATION oleh : Aprilia Kurniawati 125020201111008 Aufa Zaki 'Izzat 125020201111009 Nur Lailatuz Zakiyah 125020201111019 Elok Arifatu 125020201111041 Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka 71 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. G20 bukan merupakan lembaga atau organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan akan memberikan contagion effect ke Negara anggota hard currency lainnya yang

BAB I PENDAHULUAN. dikhawatirkan akan memberikan contagion effect ke Negara anggota hard currency lainnya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis Finansial 1 yang melanda beberapa Negara di kawasan mata uang tunggal Euro telah menjadi masalah serius. Krisis yang bermula ditahun 2009 di Negara Yunani tersebut

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB II. merupakan periode berdarah bagi negara-negara di kawasan Eropa. Perang ini tidak

BAB II. merupakan periode berdarah bagi negara-negara di kawasan Eropa. Perang ini tidak BAB II DINAMIKA KEANGGOTAAN INGGRIS DALAM UNI EROPA Referendum yang dilaksanakan pada 23 Juni 2016 merupakan sebuah efek bola salju dari dinamika hubungan sejak berpuluh tahun lalu sebelum organisasi Uni

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

EKONOMI INTERNASIONAL. Dr. M. Anang F., MM

EKONOMI INTERNASIONAL. Dr. M. Anang F., MM EKONOMI INTERNASIONAL Dr. M. Anang F., MM Bab 1 Pengertian EKONOMI INTERNASIONAL Pendahuluan Perkembangan hubungan antar negara dewasa ini terutama pasca Perang Dingin diwarnai dengan isu-isu yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan tahun adalah awal dari krisis moneter kawasan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang melanda kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur pada pertengahan tahun 1997-1998 adalah awal dari krisis moneter kawasan yang kemudian merambah menjadi

Lebih terperinci

Visa Schengen. GR - Yunani HU - Hungaria IS - Islandia IT - Italia LT - Lituania

Visa Schengen. GR - Yunani HU - Hungaria IS - Islandia IT - Italia LT - Lituania Kedutaan Besar Republik Federal Jerman Jakarta 25.05.2018 07:34 Indo BAGIAN HUKUM DAN KONSULER Mei 2018 ALAMAT Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta 10310 / Indonesia SITUS WEB https://jakarta.diplo.de/id-id

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membuka kesempatan besar bagi penduduk dunia untuk melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah integrasi dalam komunitas

Lebih terperinci