BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara, terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun del Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi tersebut tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana dunia cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan (integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur, identitas wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya organisasi- organisasi regional tersebut semakin dibuat kompleks oleh adanya arus globalisasi. Salah satu organisasi regional yang pertama muncul pasca Perang Dunia II, yaitu Uni Eropa. Awal berdirinya dapat ditelusuri di akhir masa Perang Dunia II, ketika para anggota pendirinya memutuskan bahwa cara terbaik untuk mencegah konflik adalah dengan membentuk European Coal and Steel Community (ECSC) atau Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa, organisasi ini 1

2 mengelola secara bersama produksi batu bara dan baja, dua bahan utama yang diperlukan untuk berperang. Traktatnya ditandatangani tanggal 18 April 1951, di Paris dan berlaku sejak 25 Juli 1952 sampai tahun Negara-negara pemrakarsa Uni Eropa adalah Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda. Dalam perkembangannya terjadi perluasan keanggotaan dan sampai saat ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota. Pada tahun 1973, Denmark, Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981, kemudian disusul oleh Spanyol dan Portugal tahun Reunifikasi Jerman tahun 1990, membawa masuk wilayah Jerman Timur. Tahun 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota dari Uni Eropa. Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara Eropa Timur, seperti; Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania, Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia. Kemudian disusul oleh Bulgaria dan Rumania pada tahun Dan akan disusul Kroasia sebagai anggota ke-28 secara resmi pada tanggal 1 Juli 2013 karena telah menandatangani perjanjian penggabungannya pada tanggal 9 Desember Negara-negara lain yang menjadi kandidat anggota Uni Eropa adalah Makedonia, Montenegro, dan Turki. Namun, salah satu dari ketiga negara ini, yakni Turki menghadapi berbagai hambatan untuk menjadi anggota Uni Eropa. Persoalan budaya atau persoalan agama kemungkinan yang menjadi halangan sebab Turki telah mendaftar sejak 1 Taufik Adi Susilo Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal Perluasan Uni Eropa. diakses tanggal 8 Januari

3 tahun Syarat menjadi anggota Uni Eropa adalah suatu negara harus memiliki demokrasi yang stabil yang menjamin supremasi hukum, hak-hak asasi manusia, dan perlindungan kaum minoritas. Negara tersebut juga harus memiliki ekonomi pasar yang berfungsi serta administrasi publik yang dapat menerapkan dan mengelola undang-undang Uni Eropa. 4 Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap sebagai satu-satunya organisasi regional yang berhasil secara penuh mengintegrasikan anggota-anggotanya dalam satu wadah kebijakan bersama dan menjadi organisasi yang selalu dicermati kebijakannya, karena dapat dipastikan membawa dampak internasional lantaran kebijakan tersebut merupakan suara bersama yang ditaati oleh semua negara anggotanya. Kebijakan bersama Uni Eropa sangat terlihat pengaruhnya di bidang ekonomi, meskipun dalam beberapa kasus, keputusan-keputusan Uni Eropa masih memberikan pengecualian untuk tidak ditaati karena kondisi-kondisi khusus yang dialami negara anggota. 5 Misalnya kebijakan penggunaan mata uang tunggal euro yang belum dipenuhi oleh semua negara anggota. Dari 27 anggota, baru 17 negara yang resmi memakai euro sebagai mata uang negaranya yakni; Jerman, Irlandia, Belanda, Perancis, Luksemburg, Austria, Finlandia, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, Slovenia, Siprus, Malta, Slowakia, dan Estonia. Wilayah pengguna mata uang ini 3 Ibid 4 Taufik Adi Susilo. Op. Cit. hal Uni Eropa. diakses tanggal 10 Februari

4 disebut Zona Euro, sedangkan sepuluh negara lainnya yang belum menggunakan mata uang Euro (Zona Non Euro) yaitu Denmark, Inggris, Swedia, Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan Rumania. 6 Hal tersebut memang diizinkan dalam Perjanjian Maastricht 1992, dengan konsepsi dasar opt out dan opt in (opt in adalah suatu kewajiban dari negara anggota tetap ikut dalam semua aturan yang dibuat oleh Uni Eropa, dan opt out adalah hak dari negara anggota Uni Eropa untuk keluar dari aturan-aturan yang dibuat oleh Uni Eropa jika bertentangan dengan kepentingan nasionalnya). 7 Pada tahun 1999, euro lahir di Eropa. Awalnya, euro adalah mata uang tunggal untuk menggantikan mata uang sebelas negara Eropa, yaitu; Austria (schilling), Belgia (franc), Finlandia (markka), Prancis (franc), Jerman (mark), Italia (lira), Irlandia (punt), Luksemburg (franc), Belanda (guilder), Portugal (escudo), dan Spanyol (peseta). Ketika suatu negara telah bergabung ke dalam zona euro, peraturan yang harus ditaati adalah; utang pemerintah (baik dalam ataupun luar negeri) tidak boleh melebihi 60% GDP yang dihitung dari market price, defisit anggaran pemerintah tidak melebihi 3% GDP, inflasi tidak melebihi 1,5% dari rata-rata di tiga negara terbaik, tingkat suku bunga yang tidak melebihi 2% dari tiga negara yang terbaik tingkat inflasinya, stabilitas nilai tukar yang tidak melebihi batas toleransi 2,5% dari batas currency band yang bergerak ke atas ataupun ke bawah. 8 6 Euro. diakses tanggal 9 Februari Indra Pahlawan Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal Ibid hal.96 4

5 Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah negara-negara Eropa untuk mencetak Eropa Baru yang lebih kuat di pentas ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru yang terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika Serikat yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower. 9 Kekuatan baru ini akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa negara Zona Non Euro lainnya bergabung ke klub Euro atau menggunakan mata uang Euro. Selain penggunaan mata uang, masalah yang masih ditolak beberapa negara Uni Eropa hingga sekarang ini adalah Konstitusi Eropa. Dimana Prancis dan Belanda tidak setuju dengan konstitusi tersebut. Bahkan masalah ini dibawa sampai ke dalam referendum di kedua negara. Hasilnya, rakyat dua negara pendukung utama Uni Eropa ini tidak menyetujui konstitusi baru untuk membuat Uni Eropa lebih terintegrasi, dimana 55% masyarakat Perancis dan 62% masyarakat Belanda menolak Uni Eropa. 10 Bagi mereka, Uni Eropa tidak lebih dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi tetapi tidak memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum. 9 Markus H.,Dipo. Harimau Euro diakses tanggal 8 Januari Ferizal Ramli. Kontroversi Masa Depan Uni Eropa. diakses tanggal 10 Februari

6 Perjalanan sejarah Uni Eropa sebenarnya nyaris penuh dengan keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun 1998 sistem keuangan Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun 2004 bertambah lagi 10 negara Uni Eropa baru dari mantan negara komunis Eropa Timur. Ini menjadikan Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia sekaligus menjadi satu-satunya contoh organisasi regional terbaik dunia. 11 Wajar saja kalau keberadaannya dikagumi oleh organisasi regional manapun di dunia. Namun, kondisi ini berbalik dan membuat harapan itu goyah dengan adanya krisis ekonomi global yang mulai melanda Uni Eropa pada tahun 2008 sampai saat ini. Krisis ekonomi tersebut telah membuat Uni Eropa mulai memasuki fase-fase sulit. Krisis ekonomi Uni Eropa berasal dari kredit macet perumahan di Amerika Serikat yang telah menyebabkan krisis finansial global. Kedua krisis tersebut telah membawa implikasi buruk pada kondisi ekonomi global secara menyeluruh hampir di setiap negara baik di Kawasan Amerika, Eropa, maupun Asia Pasifik. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan yaitu adanya investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan. 12 Saat ini, hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam. Akibatnya setiap negara memiliki risiko terkena dampak krisis. Begitulah alur krisis finansial Amerika Serikat mempengaruhi Uni Eropa sehingga bisa dilanda krisis ekonomi. 11 Ibid 12 Mudrajad Kuncoro dkk Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap. Jakarta 6

7 Inti dari krisis ekonomi Uni Eropa adalah ketidakmampuan negara dalam membayar uatang-utangnya. Krisis ekonomi pertama kali melanda Yunani kemudian ke Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Menurut salah satu lembaga pemeringkat utang terkemuka, Moody s, dalam soal nilai-menilai kinerja keuangan negara, terdapat enam kelompok kategori. Pertama AAA, yaitu kemampuan yang amat tinggi memenuhi kewajiban keuangan. Ada enam negara Zona Euro yang termasuk dalam kategori ini, yaitu: Jerman, Finlandia, Belanda, Prancis, Luksemburg, dan Austria. Kedua AA, merupakan kategori negara yang mempunyai kapasitas sangat tinggi memenuhi kewajiban keuangannya. Negara yang masuk dalam kategori ini adalah Belgia, Spanyol, dan Slovenia. Ketiga A, yaitu negara yang mempunyai kapasitas tinggi memenuhi kewajiban keuangannya. Namun, sewaktu-waktu menghadapi kondisi kesulitan keuangan dan ketidakstabilan domestik mendadak. Negara zona euro yang masuk dalam kelompok ini adalah Slovakia, Italia, Malta, dan Estonia. Keempat BAA, yaitu kategori negara yang mempunyai kapasitas memenuhi kewajiban keuangannya, tetapi saat ini berada dalam kesulitan ekonomi. Negara Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Cyprus dan Portugal. Kelima BA, merupakan kategori penilaian minimum bagi investasi di negara ini. Negara Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Irlandia. Keenam CA, merupakan kategori beresiko tinggi, baik dalam investasi maupun sangat rendahnya kepercayaan 7

8 dalam memenuhi kewajiban keuangannya dan satu-satunya negara zona euro yang masuk dalam kategori ini, Yunani. 13 Krisis ini juga telah menimbulkan perubahan mendasar bukan hanya bagi tata ekonomi global, namun juga bagi struktur politik global. Ideologi ekonomi politik Barat yang dianggap gagal dan kemunculan China sebagai motor kebangkitan dari krisis global telah memunculkan ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan Barat dan memunculkan spekulasi bergesernya kekuatan ke negara Timur. Jika ditinjau dari konsep structural power, kemungkinan bergesernya kekuatan ke negara Timur belumlah mungkin karena kendati telah ada perubahan dari sisi relational power, structural power dari Amerika Serikat belum sedikit pun berkurang. 14 Kendati demikian, ketegangan antara negara Barat dan Timur masih mungkin terjadi yang utamanya disebabkan oleh ketidakpuasan atas pengaturan tatanan keuangan (finansial) yang ada kendati telah mengalami reformasi dan semakin meningkatnya nasionalisme di seluruh dunia. Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun Negara-negara Uni Eropa yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah 13 Muhammad Ahlis Djirimu. KTT G20 Cannes di Tengah Ancaman Krisis. diakses tanggal 10 Februari P.M.Erza Killian Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is the Wast Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4, hal.1 8

9 diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB. Di Yunani, utang negaranya terus menumpuk dari tahun ke tahun. Pada tahun 1993, posisi utangnya sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari posisi PDB-nya. Posisi utang terakhir Yunani (setelah adjustment/penyesuaian) tercatat kurang lebih 350 miliar, atau sekitar US$ 450 miliar. 15 Defisit anggaran tahun 2011 mencapai 9,1%. Dari tahun (sebelum krisis ekonomi), Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2%, 16 namun setelah diterpa krisis hebat yang berkepanjangan, pertumbuhan ekonominya bisa dipastikan kurang dari angka tersebut. Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun Utangnya juga besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB. Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang. Portugal menyusul terkena krisis ekonomi, dimana rasio utang terhadap PDB-nya pada tahun 2010 mencapai 83% dengan utang negara sebanyak Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia, diakses tanggal 10 Februari Teguh Hidayat. Op.Cit 9

10 miliar euro. Defisit anggarannya mencapai 9,1% terhadap PDB. Demikian juga pertumbuhan ekonominya jika dipakai standar tahun dengan rata-rata 2,2 %, maka akan mengalami -1,5%. Portugal tidak mengalami beban peminjaman publik dalam sektor properti, tetapi belanja pemerintah yang terlalu banyak (pemborosan anggaran) menyebabkan negaranya masuk dalam pusaran krisis ditambah produktivitas sektor swasta yang rendah. 17 Spanyol mengalami krisis ekonomi dengan rasio utangnya terhadap PDB pada 2011 sebesar 60,1%. Jumlah total utang Spanyol saat ini diperkirakan mencapai 638 miliar euro dengan angka defisit 9,2 %. Pertumbuhan tahun diperkirakan tidak mencapai angka minus, tetapi rendah sekali, yakni 0,8%, padahal sebelumnya antara 1995 dan 2008 rata-rata mencapai 3,5%. Akar persoalan di Spanyol mirip dengan Irlandia dimana sektor perumahan yang menggelembung ditambah sektor konstruksi yang buruk, juga membawa negeri ini ke pusaran krisis. Tingkat pengangguran 20% memperparah situasi di Spanyol. 18 Italia pun tertimpa krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB sebanyak 119% pada tahun 2011, utang mencapai hampir 1,9 triliun euro ditambah defisit mencapai 3,9% terhadap PDB. Italia sudah dikhawatirkan akan gagal membayar utangnya (default) karena dilanda krisis politik disertai 17 Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global Kompas. 7 Agustus Ibid 10

11 ketidakmampuan pemerintah melakukan reformasi. Bahkan utang negara semakin bertambah dan terakhir dilaporkan mencapai 2 triliun euro. 19 Melihat besarnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya krisis ekonomi, investor di kelima negara berharap langkah-langkah yang lebih konkret untuk menstabilkan kondisi keuangan pemerintah yang sedang dilanda krisis utang sekarang ini. Mereka ingin melihat penciptaan kerjasama di antara negaranegara yang menggunakan mata uang euro. 20 Adapun, alasan penulis mengambil negara-negara Yunani, Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia adalah pertama alasan geografis yaitu kelima negara tersebut merupakan anggota benua Eropa terkhusus bagian dari Uni Eropa yang notabene sejak terbentuknya menjadi kawasan yang mendapat sorotan dari mata internasional karena dinilai paling solid dalam bidang ekonomi dan politik sehingga memunculkan banyak prestasi dan kemajuan. Namun, kali ini menjadi perhatian dunia internasional bukan lagi karena kemajuannya tetapi karena terjadinya persoalan yang serius yaitu krisis ekonomi khususnya yang melanda lima negara anggotanya tersebut. Jadi, dalam bahasan ini penulis ingin mengetahui bagaimana kesiapan dan solidaritas regional Uni Eropa khususnya zona euro dalam mengatasi krisis ekonomi ini. Alasan kedua adalah faktor sebabakibat, yaitu hal apa yang menyebabkan krisis ekonomi ini sehingga kerugian yang ditimbulkannya sangat besar bahkan mempengaruhi hampir semua negara di kawasan Eropa sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana sikap Uni Eropa 19 Krisis Utang Italia Dimulai, ai, diakses tanggal 10 Februari Kompas. Op. Cit 11

12 sebagai organisasi regional dalam mengatasi hal krisis yang terjadi di kawasan ini. Alasan ketiga adalah faktor waktu, yaitu krisis ekonomi ini sudah berlangsung dalam waktu yang cukup lama (2008-sekarang) namun masih saja menjadi salah satu fokus dunia internasional sampai saat ini. Uni Eropa sebagai organisasi regional tentunya diharapkan oleh banyak pihak khususnya negara-negara yang terkena krisis ekonomi agar segera mencari jalan keluar untuk membawa keluar negara-negaranya dari krisis tersebut sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti sedia kala. Dari fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul; Kebijakan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS. B. Batasan dan Rumusan Masalah Apabila dikaji secara mendalam krisis ekonomi di Eropa sebenarnya sangat parah, tetapi karena tidak disertai oleh krisis politik, maka tidak begitu terlihat dari permukaan. Jika dilihat dari segi angka-angka dasar ekonomi negaranegara besar di Eropa terungkap betapa banyak utang yang harus ditutupi melalui sejumlah dana. Negara-negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi ini lebih familiar dengan sebutan PIIGS yang merupakan singkatan dari Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain. Negara atau kawasan dikatakan mengalami krisis ekonomi jika indikatorindikator krisis ekonominya jelas dan menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dengan keadaan sebelumnya, dalam artian menunjukkan penurunan kondisi, dari baik menjadi buruk atau dari positif menjadi negatif atau 12

13 perekonomian negara yang bersangkutan tidak stabil (tidak menentu). Indikatorindikator krisis ekonomi itu terdiri dari beberapa segi. Namun, dalam pembahasan ini penulis hanya membatasi indikator krisis ekonomi dari lima aspek, yaitu rasio utang terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat pengangguran. Ketika negara sudah berada dalam kondisi krisis, pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini pemerintah sebagai pemegang otoritas tentunya mengupayakan sebuah solusi untuk mengatasi krisis ekonomi misalnya dengan sebuah kebijakan. Dalam kasus ini, penulis akan menjelaskan kebijakan yang ditempuh oleh Uni Eropa untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS, apakah kebijakan moneter, kebijakan fiskal atau kebijakan lain yang berhubungan dengan itu. Untuk menganalisis hal tersebut, penulis akan menggunakan data-data sejak krisis mulai terjadi (2008-sekarang) sebagai data utama (main data) dan juga data tahun sebelumnya sebagai data pembanding (comparison data). Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS? 2. Apa faktor pendorong dan faktor penghambat Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS? 3. Bagaimana masa depan Uni Eropa dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS 2008? 13

14 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor penghambat yang dialami Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 3) Untuk memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis ekonomi PIIGS sejak 2008-sekarang. 2. Kegunaan penelitian Dengan adanya hasil penelitian, maka penulisan ini: 1) Diharapkan memberi sumbangan pemikiran dan informasi bagi penstudi ilmu Hubungan Internasional dalam mengkaji dan memahami langkah nyata dalam hal ini kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 2) Diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan, terutama pemerintah Indonesia tentang formulasi dalam mengantisipasi sekaligus mengatasi krisis ekonomi yang kapan saja bisa melanda bangsa ini. 14

15 D. Kerangka Konseptual Berbicara tentang kekuasaan dalam hubungan internasional, kesan yang timbul pada umumnya adalah masalah-masalah dunia hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer. Namun, sebenarnya interaksi utama antarpemerintah dan antarbangsa adalah ekonomi. Dimensi ekonomi selalu hadir dalam berbagai hal seperti penjualan senjata internasional, politik kekuasaan, dan tentu saja perekonomian global. Dalam hal ini negara dipandang sebagai organisasi politik-ekonomi yang penting (substansial). Hal tersebut berkaitan dengan perluasan dimana negara telah mengembangkan institusi-institusi politik yang efisien, berdasar ekonomi dan tingkat persatuan nasional yang kokoh, yaitu persatuan umum dan dukungan bagi negara. 21 Bahkan, dalam hubungan internasional yang lebih luas melibatkan berbagai organisasi pemerintahan, perusahaan, individu dan aktor-aktor nonpemerintah lainnya, transaksi ekonomi juga menjadi kegiatan utama. Beberapa tahun lalu, politik internasional dianggap lahan khusus para ilmuwan politik dan ekonomi internasional. Pada saat ini, politik dunia tidak bisa lagi dipahami hanya melalui satu perspektif saja. Studi hubungan internasional tidak cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Namun, kedua-duanya harus dikaitkan sehingga ada dalam satu kesatuan yaitu ekonomi politik internasional. 21 Robert Jackson & Georg Sorensen Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.31 15

16 sebagai; Ekonomi Politik Internasional (EPI) menurut Mas oed, didefinisikan studi tentang saling-kaitan dan interaksi antara fenomena politik dengan ekonomi, antara negara dengan pasar, antara lingkungan domestik dengan yang internasional, dan antara pemerintah dengan masyarakat. 22 Dengan kata lain, hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi, defisit neraca perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi produksi berkaitan dengan urusan politik internasional dan politik domestik. Mas oed menambahkan lagi bahwa dalam pengertian yang lebih spesifik bisa disebutkan bahwa fokus perhatian ekonomi politik internasional adalah hubungan antara dinamika pasar dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar itu di tingkat domestik maupun internasional. Ini berarti bahwa studi ekonomi politik internasional adalah studi tentang hubungan antara politik domestik dengan ekonomi internasional setiap negara atau sebaliknya atau studi tentang dampak kekuatan pasar yang beroperasi dalam ekonomi internasional terhadap politik domestik negara-negara tertentu misalnya yang berada dalam satu regional seperti negara-negara Uni Eropa. 23 Dapat pula dikatakan, dalam pemaknaan politik sebagai otoritas, hubungan antara ekonomi dan politik dapat diterjemahkan ke dalam isu tentang hubungan antara kekayaan dan kekuasaan. Ekonomi terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekayaan, sedangkan politik terkait dengan penciptaan dan pendistribusian kekuasaan. Kekayaan terdiri dari aset fisik 22 Mohtar Mas oed Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.4 23 Asep Setiawan. Op.Cit 16

17 (kapital, tanah) dan aset nonfisik (sumber daya manusia, termasuk ilmu pengetahuan), sedangkan kekuasaan bisa muncul dalam bentuk militer, ekonomi maupun psikologis. 24 Contoh kasusnya adalah apa yang terjadi di Yunani pada tahun Negara ini dilanda krisis ekonomi yang berdampak pada ketidakstabilan sosial, politik, dan tentunya bagi perekonomian. Di luar dampak mikro ekonomi, krisis tersebut mengancam akuntabilitas Uni Eropa dan utamanya euro. Permasalahan yang muncul sekarang ialah negara-negara anggota Uni Eropa mulai meragukan akuntabilitas euro. Salah satunya Italia yang tidak akan ragu untuk meninggalkan euro guna kembali ke lyra. Sikap Italia mencerminkan bahwa setiap negara akhirnya harus mengandalkan dirinya sendiri. Sementara itu, berbicara mengenai kegiatan ekonomi politik suatu negara, tentunya juga akan berkaitan dengan kegiatan ekonomi politiknya dengan negara lain, baik dengan negara yang di luar dari kawasannya maupun yang ada dalam satu kawasan atau regionalnya sebagai bentuk dari interaksi di antara keduanya. Bentuk interaksi tersebut pada umumnya dinyatakan lewat kerjasama regional misalnya yang paling umum yaitu lewat perdagangan antarnegara. Hal ini didasari oleh adanya fakta bahwa setiap negara mustahil bisa memenuhi semua kebutuhannya tanpa bantuan dari negara lain. Untuk itu, negara ikut serta dalam sebuah organisasi kerjasama regional. Alasan lain yang mendasari terbentuknya organisasi regional adalah karena regionalisme diyakini dapat meningkatkan dan 24 Deliarnov Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga, hal. 7 17

18 memperkuat perekonomian regional. Dan inilah yang menjadi pedoman terbentuknya regionalisme di Uni Eropa. Regionalisme menurut Juanda dalam karyanya yang berjudul Kamus Hubungan Internasional yang diterjemahkan dari The International Relation Dictionary karya Jack C. Plano dan Roy Olton didefinisikan sebagai; konsep mengenai bangsa yang terdapat di kawasan geografis tertentu atau bangsa yang memiliki hirauan bersama dapat bekerja sama melalui organisasi dengan keanggotaan terbatas untuk mengatasi masalah fungsional, militer, dan politik. 25 Dalam satu dekade terakhir, regionalisme telah menjadi fenomena yang sangat penting dalam hubungan internasional. Joseph S. Nye dalam buku Regionalism In World Politics karya Luise Fawcett dan Andrew Hurner menyatakan bahwa; Regionalism is a concept where a group of nations interact in various aspects and geographically connected which interdependent to economics, politics, and social aspects. 26 (Regionalisme merupakan suatu paham dimana terdapat sekelompok negara yang melakukan interaksi dalam berbagai aspek dan menempati suatu geografis tertentu dengan ketergantungan dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial). Merujuk pada kedua definisi di atas, Uni Eropa dibentuk oleh negaranegara anggota benua Eropa atas dasar penguatan ekonomi dan politik regional yang diwujudkan lewat kerjasama setiap negara karena adanya saling ketergantungan (interdependent) di antara negara-negara yang bersangkutan. Tidak terpungkiri bahwa perkembangan Uni Eropa yang begitu pesat membuktikan suatu hegemoni baru dalam masyarakat internasional. Dengan 25 Wawan Juanda Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A. Bardin, hal Louise Fawcett dan Andrew Hurnel Regionalism In World Politics. London: Oxford University Press, hal.11 18

19 bergabungnya negara-negara Eropa yang dapat dikatakan sebagian besar merupakan negara maju di dunia, maka akan timbul suatu kekuatan baik secara politik dan ekonomi yang sangat besar. Banyaknya pakar yang memperkirakan bahwa Uni Eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan kebijakan negara lainnya tidak terlepas dari kekuatan utama bangsa-bangsa Eropa. Sejarah sebagian bangsa-bangsa Eropa sebagai bangsa penjajah masih cukup tampak tercermin dalam Uni Eropa. Adanya suatu kekuatan imperium bangsa Eropa ini mulai dapat dikatakan sebagai awal fase kerajaan atau kekaisaran Eropa. Pendapat para ahli yang menyebut bahwa struktur dasar Uni Eropa saat ini mirip dengan kekaisaran Romawi seakan menguatkan dugaan bahwa akan lahir Kerajaan Romawi untuk kedua kalinya. Indikasi ke arah imperium Romawi sangat nyata yaitu berasal dari kepentingan ekonomi bangsa-bangsa di Eropa yang dicampur dengan kekuatan politik untuk menjajah dan dibalut dengan bungkusan hubungan luar negeri yang bersahabat. Seperti diketahui bahwa Uni Eropa dahulunya hanya bergerak di bidang batu bara dan baja lalu berubah menjadi Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC) serta Masyarakat Energi Atom Eropa (EURATOM), setelah berganti nama menjadi Masyarakat Eropa (EC). Unsur politik dan kepentingan lain telah menjadi satu dengan unsur ekonomi. Terlebih lagi sejak transformasi Masyarakat Eropa (EC) menjadi Uni Eropa (EU) yang juga lebih menekankan 3 pilar utamanya dalam menggerakkan Uni Eropa Eko Aprilianto Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait Dengan Hegemoni Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama Dengan Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No. 1, hal.26 19

20 Lebih lanjut, hampir semua ahli melihat integrasi Uni Eropa sebagai integrasi paling sukses baik dalam hal ekonomi maupun politik. Dalam bidang ekonomi, Uni Eropa telah berhasil menciptakan kawasan ekonomi bebas dengan program Pasar Tunggal Eropa (European Single Market) di tahun Implementasi program berikutnya adalah peluncuran mata uang tunggal euro (European Single Currency - ) di tahun Sedangkan dalam bidang politik, Uni Eropa telah berupaya menciptakan undang-undang Eropa yang nantinya berlaku bagi seluruh negara anggota. Selain itu, Uni Eropa juga berusaha mewujudkan sebuah integrasi Eropa yang menuju kepada sebuah bentuk negara kesatuan Uni Eropa (United States of Europe) melalui sebuah referendum di semua negara anggota. Namun, proses integrasi Uni Eropa ini pun bukannya tanpa tantangan dan hambatan. Hal tersebut terlihat dengan adanya penolakan rakyat Jerman dan Prancis terhadap Konstitusi Eropa yang bermaksud membuat Uni Eropa lebih terintegrasi lagi. Selain itu, masih terdapat perbedaan yang mendasar dan sulit untuk disatukan di antara negara-negara Uni Eropa dimana masing-masing mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda. Kini kawasan Uni Eropa sedang dilanda krisis ekonomi. Hal ini seolah-olah datang sebagai penguji kekuatan dan kebersamaan bagi regionalisme yang selama ini dikenal sebagai organisasi regional yang cukup kompak. Untuk itu, hal yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia internasional selama ini adalah bagaimana kebijakan Uni Eropa dalam membantu negaranegara anggotanya (PIIGS) yang sedang dalam keadaan krisis. Apakah kebijakan 20

21 yang akan ditempuh Uni Eropa tidak akan merugikan warga negara (publik) secara umum khususnya mereka yang bersentuhan langsung dengan persoalan krisis ekonomi. Berbicara mengenai kebijakan, kebijakan yang sesuai dengan masalah dalam bahasan ini yaitu kebijakan publik karena pada akhirnya yang akan merasakan kebijakan dari Uni Eropa adalah warga masing-masing negara yang bersangkutan. William Dunn mengemukakan bahwa kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai ; pilihan tindakan saling berkaitan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat pemerintah dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, kriminalitas, serta masalah lain yang menjadi urusan pemerintah. 28 Secara sederhana, Dunn juga menjelaskan bahwa kajian utama kepemimpinan pemerintahan sebuah negara atau organisasi adalah kebijakan pemerintahan atau public policy. Sedangkan kebijakan itu sendiri dijelaskan sebagai apapun yang pemerintah pilih untuk lakukan atau tidak lakukan. Kebijakan publik atau kebijakan pemerintah ini dapat menciptakan sesuatu dan dapat pula diciptakan oleh sesuatu. Pada intinya membuat suatu kebijakan pemerintahan merupakan suatu studi tentang proses kebijakan itu sendiri karena public policy merupakan decision making (memilih dan menilai informasi yang ada untuk memecahkan masalah) Rizky Musafir Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "VETERAN" YOGYAKARTA,seperti dalam diakses tanggal 20 Mei Ibid 21

22 Berdasarkan definisinya sebagai tindakan pemerintah dalam bidangbidang tertentu, tindakan (kebijakan) yang akan ditempuh oleh pemerintah Uni Eropa adalah kebijakan dalam bidang ekonomi. Dalam pembahasan selanjutnya akan diketahui secara spesifik bentuk kebijakan yang akan diterapkan oleh Uni Eropa lewat negara-negara PIIGS untuk kepentingan masyarakatnya secara umum (kebijakan publik). Keempat konsep yang digunakan di atas memiliki saling keterkaitan satu sama yang lain. Persoalan saling ketergantungan ekonomi dan politik tiap negara yang ada dalam satu kawasan mendasari terbentuknya kerjasama regional. Tiap negara menginginkan penguatan ekonomi dan politik negaranya dalam kerangka kerjasama regional (regionalisme) yang pada akhirnya menguatkan ekonomi politik regionalnya. Semangat regionalisme tersebut pertama kali diwujudnyatakan oleh masyarakat enam negara di benua Eropa (Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan Belanda) dalam sebuah wadah atau organisasi regional yang disebut European Coal and Steel Community (ECSC) yang saat ini dikenal dengan nama Uni Eropa. Seiring perjalanannya, Uni Eropa berkembang menjadi organisasi supranasional yang dikagumi dunia karena soal kebijakannya yang dinilai selalu mendatangkan kebaikan bagi semua masyarakat negara anggotanya karena merupakan suara bersama. Namun, kini yang ingin dilihat oleh setiap negara dan dunia internasional dari Uni Eropa adalah kebijakan publiknya dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS. 22

23 Mengacu kepada pertanyaan penelitian dengan menggunakan konsep yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan kerangka penelitian seperti berikut ini ; Skema 1.1 Kerangka Pikir Penelitian UNI EROPA KEBIJAKAN UNI EROPA PIIGS SEBELUM KRISIS ( ) PIIGS SAAT KRISIS (2008-sekarang) MASA DEPAN UNI EROPA INDIKATOR ; 1. Rasio Utang Terhadap PDB 2. Pertumbuhan Ekonomi 3. Ekspor 4. Impor 5. Tingkat Pengangguran Sumber ; Diolah berdasarkan kerangka teori dan batasan masalah yang menjadi fokus dalam penelitan 23

24 Krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dikenal dengan sebutan krisis ekonomi PIIGS yaitu melanda lima negara anggota Uni Eropa, yakni; Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain (PIIGS). Dalam penelitian ini, penulis mencari kemudian menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa selaku organisasi regional di kawasan ini dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi. Selain itu, untuk membuktikan bahwa kelima negara ini memang dilanda krisis ekonomi, maka penulis mengambil lima indikator ekonomi tahun sekarang yang dikenal sebagai tahun terjadinya krisis ekonomi Uni Eropa dan membandingkannya dengan tahun sebelumnya yaitu tahun sebelum krisis ekonomi terjadi. Kelima indikator itu adalah rasio utang terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, ekspor, impor, dan tingkat pengangguran. Setelah itu, penulis mencoba memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis ekonomi tersebut. Maksudnya adalah apakah Uni Eropa akan tetap eksis atau bubar akibat krisis PIIGS tersebut. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Adapun tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Masri Sangarimbun, penelitian deskriptif mempunyai dua tujuan, yakni: a. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu. b. Untuk mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu umpamanya interaksi sosial, sistem kekerabatan, dan lain-lain. Model 24

25 penelitian seperti ini biasanya dilakukan dengan tanpa melibatkan sebuah rumusan hipotesa yang ketat. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penyusun tidak merumuskan hipotesa terlebih dahulu dalam penelitian ini. Bogdan dan Taylor (1975), 30 mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sejalan dengan itu, Kirk dan Miller (1986) 31, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dalam pengamatan yang berhubungan dengan kasus yang diteliti. Sesuai dengan objek penelitian yang penulis akan bahas dan secara spesifik mengangkat satu studi kasus maka, penelitian ini merupakan analisa studi kasus. Bongdan dan Biklen (1982) 32, mengklasifikasikan tipe studi kasus ke dalam enam tipologi, yaitu: a. Studi kasus sejarah organisasi b. Studi kasus observasi c. Studi kasus life story d. Studi kasus komunitas sosial e. Studi kasus situasional f. Studi kasus mikroetnografi Penelitian ini menggunakan analisis studi kasus situasional untuk menyeleksi keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit 30 Lexy J. Moleong Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal Ibid, hal.3 32 Burhan Bungin Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo, hal 26 25

26 analisis yang diteliti. Pemilihan kasus ini ini didasarkan pada perlunya pengamatan terhadap krisis ekonomi yang sedang melanda beberapa negara Uni Eropa, dalam hal ini melanda PIIGS dan secara langsung mempengaruhi sektor perekonomian setiap negara anggota Uni Eropa pada khususnya dan perekonomian global pada umumnya, dengan melihat realitas pengaruh krisis ekonomi tersebut bagi negara-negara yang mengalaminya, bagi negara sekawasannya dan juga bagi negara negara di dunia. Sementara itu, berdasarkan teknik dalam menganalisa studi, Yin (1996), secara tegas mengkategorikan studi kasus ke dalam tiga kategori, yakni: studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif. 33 Tipe penelitian yang dipilih dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanatoris yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kebijakan Uni Eropa secara umum dan krisis ekonomi PIIGS kemudian menjelaskan secara khusus spesifikasi kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi kelima negara anggotanya itu. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagaimana 33 Robert K. Yin Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali Pers, hal

27 yang diungkapkan oleh Yin, data untuk keperluan studi kasus dapat berasal dari enam sumber, yaitu; 34 a. Dokumen b. Rekaman arsip c. Wawancara d. Pengamatan langsung e. Observasi partisipan f. Perangkat-perangkat fisik Dari enam sumber data di atas, dalam penelitian ini penulis memilih dokumen, wawancara, dan rekaman arsip. a. Dokumen Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk menelusuri berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan fokus penelitian, utamanya menyangkut dokumen mengenai krisis ekonomi Uni Eropa khususnya di negara PIIGS dan kebijakan Uni Eropa sebagai organisasi regional di kawasan ini dalam mengatasi krisis yang terjadi. Selain dokumen, pernyataan lisan dan tulisan yang dimuat oleh media, baik media elektronik maupun cetak. Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dititik-beratkan pada catatan-catatan atau arsip-arsip berupa jurnal, buku, laporan tertulis dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti, terutama yang relevan menyangkut krisis ekonomi PIIGS. 34 Ibid, hal

28 b. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi pihakpihak yang paling berwenang atau memiliki kapabilitas memadai dalam menjawab permasalahan yang ada sesuai dengan pertanyaan penelitian guna mendapatkan informasi atau data yang akurat, valid, dan up to date. Dalam hal ini, penulis mengunjungi Kantor - Kantor Kedutaan (Kantor Konsulat Jenderal) negara PIIGS dan lembaga-lembaga terkait kemudian melakukan wawancara. Adapun pihak yang penulis wawancarai adalah Konsulat Jenderal Irlandia untuk Indonesia; Anangga Wardhana Roosdiono,S.H., Kepala Bagian Informasi Umum Spanyol di Aula Cervantes Universitas Trisakti; Mr. Ramon Martinez, dan Peneliti Madya Hubungan Internasional/Regional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bagian Pusat Penelitian Politik (Centre for Political Studies); Drs. Agus Ringgo Rahman, M.M.,M.E. c. Rekaman Arsip Rekaman arsip yang akan diteliti, meliputi rekaman arsip yang resmi dipublikasikan, baik melalui official website Uni Eropa maupun yang dikoleksi oleh kedutaan besar negara-negara yang bersangkutan (PIIGS). Dengan demikian, rekaman arsip tersebut dapat memperkuat analisis dalam penelitian ini. Salah satu contohnya adalah data dari official website yang diberikan oleh Economic and Commercial Counsellor Embassy of Spain, Antonio Estevez, lewat Mr. Ramon Martinez, yakni; GB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx 28

29 Adapun instansi-instansi yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam rangka wawancara dan penelitian kepustakaan guna pengumpulan data tersebut, yaitu: 1. Kantor Konsulat Jenderal Irlandia di Jakarta. 2. Kantor Kedutaan Spanyol di Jakarta. 3. Kantor Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu R.I) di Jakarta. 4. Perpustakaan Ali Alatas Kemlu R.I di Jakarta. 5. Perpustakaan Central for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta. 6. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta. 7. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia di Depok. 3. Jenis Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dengan melakukan serangkaian wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur dan hasil olahan dari berbagai sumber atau instansi terkait yang telah disebutkan sebelumnya. Data tersebut akan dianalisis untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. 4. Teknik Analisis Data Tingkat analisis (level of analysis) merupakan komponen penting menganalisa fenomena dalam hubungan internasional. Patrick Morgan membuat lima klasifikasi tingkat analisis yang dapat digunakan untuk memahami perilaku aktor dalam hubungan internasional, yaitu tingkat analisis individu, kelompok individu, negara-bangsa, kelompok negara-bangsa, dan sistem internasional. 29

30 Penelitian ini akan menggunakan unit analisis kelompok negara bangsa karena fenomena hubungan internasional lebih dicerminkan sebagai interaksi antar kelompok negara-bangsa yang tergabung dalam pola dan pengelompokan tertentu, seperti aliansi, regional, blok ekonomi, blok ideologi, maupun pengelompokan dalam PBB, dan sebagainya. 35 Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan menganalisis bentuk kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah Uni Eropa sebagai perwakilan dari tiap-tiap negara anggota dalam mengatasi krisis ekonomi negara anggotanya (PIIGS) yang tergabung dalam satu organisasi regional di kawasannya. Analisis data akan dilakukan melalui proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dimana, analisis ini dilakukan secara kualitatif yang bertujuan membuat penjelasan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat dan fenomena yang diteliti melalui wawancara, studi dokumen, dan rekaman arsip dengan menggunakan metode penulisan deduktif. 5. Definisi Operasional Dalam menghindari salah penafsiran terhadap berbagai istilah atau konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka beberapa istilah atau konsep diberi batasan pengertian dalam bentuk definisi operasional : 1) Pertama, Uni Eropa atau European Union (UE) merupakan sebuah organisasi antar pemerintahan dan supranasional di daratan Eropa. Organisasi yang sampai saat ini beranggotakan 27 negara resmi berdiri sejak 35 M. Edy Sentosa Jk. Level of Analysis (International Relations Perspective). diakses pada tanggal 10 Februari

31 ditandatanganinya Perjanjian Uni Eropa atau Perjanjian Maastricht tahun Uni Eropa juga telah dikenal sebagai organisasi regional yang paling kuat, bahkan sebagai organisasi internasional yang memiliki kekuatan supranasional terhadap negara anggotanya, memiliki tata pemerintahan sendiri yang terdiri dari berbagai institusi pelaksana dalam menjalankan peran Uni Eropa di kawasan Eropa serta negara dunia ketiga. 37 2) Kedua, PIIGS merupakan akronim dari Portugal, Italy, Ireland, Greece, and Spain yaitu enam negara anggota Uni Eropa yang dilanda krisis ekonomi sejak tahun Istilah ini setidaknya telah digunakan sejak pertengahan tahun 1990-an sebagai julukan yang merujuk kepada Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol karena adanya kesamaan lingkungan ekonomi negaranegara tersebut. Istilah PIIGS sendiri dipopulerkan oleh media secara luas selama krisis ekonomi Eropa sebagai alternatif ringkasan dari Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan Spanyol. 38 Selain itu, PIIGS sebetulnya adalah predikat yang diberikan kepada beberapa negara-negara Uni Eropa tertentu yang reputasi mereka dalam bidang politik dan moneter agak atau sangat diragukan. Diragukan dalam hal ini karena tergolong lemah di dalam mengatasi keuangan negara mereka. Faktor utama yang menjadi ukuran adalah belanja (pengeluaran) negara yang banyak sementara produksi (penghasilan) sedikit sehingga memunculkan utang yang tinggi, melewati batas dari apa yang telah disepakati di dalam Uni-Moneter (di atas 60% dari 36 Uni Eropa. diakses tanggal 10 Februari Junaedi Ombudsman Uni Eropa: Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya dalam Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian Eropa. Vol.1 No.2, hal PIIGS (Economics). HughRGE-0, diakses tanggal 10 Februari

32 PDB). Utang dalam hal ini adalah defisit dari pengeluaran pemerintah, baik pusat, daerah maupun departemen-departemen yang berhubungan dengan bidang sosial (pensiun hari tua, janda/duda, cacat, pengangguran dsb), dan perbankan. 39 3) Ketiga, krisis ekonomi adalah situasi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan secara tiba-tiba akibat krisis keuangan (krisis finansial) sehingga PDB menurun, pengeringan likuiditas (ketidakmampuan memenuhi kewajiban atau utang), kenaikan harga (inflasi), penurunan harga (deflasi). 40 Krisis finansial disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, merosotnya volume perdagangan global yang berdampak pada banyaknya industri besar bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi dan terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia. 41 4) Keempat, rasio utang terhadap PDB ialah salah satu cara untuk memperkirakan apakah suatu negara akan mampu membayar utangnya. Semakin tinggi rasionya, semakin besar kemungkinan sebuah negara untuk default (tidak bisa melunasi utang) karena pemerintahnya meminjam terlalu banyak dibanding kemampuan negaranya secara keseluruhan untuk membayar kembali. 42 Istilah lain untuk Rasio utang terhadap PDB adalah utang pemerintah atau utang negara 43 yaitu pinjaman dari pihak-pihak asing 39 Krisis Yunani-PIIGS. diakses tanggal 10 Februari Economic Crisis. diakses tanggal 13 Februari Wahdi AT. Op.Cit 42 Debt-to-GDP Ratio. diakses tanggal 10 Februari Government Debt to GDP. diakses tanggal 10 Februari

33 seperti (a) negara sahabat; (b) lembaga internasional (IMF, World Bank); dan (c) pihak lain yang bukan penduduk negara yang bersangkutan. Bentuk utang yang diterima dapat berupa; dana, barang, dan jasa. Berbentuk barang bila pemerintah membeli barang modal ataupun peralatan misalnya peralatan perang yang dibayar secara kredit. Sedangkan bentuk jasa sebagian besar berupa kehadiran tenaga ahli dari pihak kreditur untuk memberikan jasa konsultasi pada bidang-bidang tertentu yang lebih dikenal dengan Technical Assistance. 5) Kelima, pertumbuhan ekonomi ialah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. 44 Definisi lain pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas produksi suatu negara, yang diukur dengan membandingkan produk domestik bruto (PDB) dalam setahun dengan PDB pada tahun sebelumnya. 45 6) Keenam, ekspor ialah kegiatan perdagangan suatu perusahaan (negara) untuk mengeluarkan barang dari wilayah pabean, diperjualbelikan atau diperdagangkan di wilayah pabean negara lain. Dalam perdagangan internasional, ekspor mengacu pada menjual barang dan jasa yang diproduksi di negara asal ke pasar lain Pertumbuhan Ekonomi : Definisi, Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Manfaat Pertumbuhan Ekonomi. diakses tanggal 10 Februari Economic Growth. diakses tanggal 13 Februari Pengertian Ekspor, diakses tanggal 10 Februari

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA

EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA EUROPEAN UNION PERHIMPUNAN MASYARAKAT EROPA SEJARAH DAN TRAKTAT PENDIRIAN Disepakati & ditandatangani di Maastricht, 7 Februari 1992. Perjanjian mulai berlaku 1 November 1993 Terbentuk atas 3 Traktat:

Lebih terperinci

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA

SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA ESTONIA LATVIA LITHUANIA DENMARK INGGRIS BELANDA IRLANDIA POLANDIA JERMAN BELGIA REPUBLIK CEKO SLOWAKIA HONGARIA SEKILAS UNI EROPA SWEDIA FINLANDIA PORTUGAL IRLANDIA LUKSEMBURG INGGRIS BELGIA SPANYOL BELANDA PERANCIS DENMARK JERMAN SLOVENIA AUSTRIA ITALIA POLANDIA KROASIA RUMANIA BULGARIA YUNANI ESTONIA LATVIA LITHUANIA

Lebih terperinci

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pasca perang dingin yang dilihat dari keberadaan Uni Eropa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dunia pasca perang dingin yang dilihat dari keberadaan Uni Eropa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi ini akan membahas tentang strategi Uni Eropa menjadi kekuatan dunia pasca perang dingin yang dilihat dari keberadaan Uni Eropa sebagai wadah integrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk bersatu dalam organisasi oleh suatu negara merupakan hal yang tak dapat dihindari lagi, disebabkan oleh pergolakan ekonomi dalam suatu negara, seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:

LAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu: 116 LAMPIRAN Lampiran 1 Penentuan Sample Negara Anggota Uni Eropa Penulis membutuhkan sample dalam proses pengerjaan penelitian ini. Sample yang hendak digunakan berdasarkan negara-negara yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. xii

DAFTAR SINGKATAN. xii DAFTAR SINGKATAN APEC ASEAN EC ECB ECOFIN EFSM EMU EU GDP IDA IMF MoU NAFTA TFEU UE : Asia-Pacific Economic Cooperation : Association of Southeast Asian Nations : European Commission : European Central

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun 1980. Globalisasi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak yang mengkhawatirkan bagi negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak BAB V Kesimpulan Identitas sebuah negara memegang peranan besar dalam proses hubungan antar negara. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak memiliki kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses integrasi di berbagai belahan dunia telah terjadi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam bidang ekonomi. Proses integrasi ini penting dilakukan oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi maupun politik, negara-negara memutuskan untuk berintegrasi dalam suatu organisasi regional. Bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian

BAB V KESIMPULAN. European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic. Community (EEC), dan European Atomic Community (Euratom), kemudian BAB V KESIMPULAN Pada dasarnya dalam tahapan mencapai integrasi Eropa seperti sekarang melalui proses yang cukup panjang dimulai dari pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC), European Economic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017 STATE Miriam Budiardjo: Negara sebagai suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011

ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011 ANALISIS KEBIJAKAN KETAHANAN EKONOMI INDONESIA Rabu, 19 Oktober 2011 Data perkembangan Produk Domestik Bruto ditinjau dari sisi penggunaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir digunakan sebagai data dasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

Krisis Ekonomi Irlandia Tahun Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama

Krisis Ekonomi Irlandia Tahun Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama Krisis Ekonomi Irlandia Tahun 2008-2012 (Saiman & Aulia) Krisis Ekonomi Irlandia Tahun 2008-2012 Saiman Pakpahan & Aulia Adi Utama Abstract This research narrate about the economic crisis in Ireland. The

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, Osoro dan Ogeto (2014) dalam Makori (2015). Kinerja perusahaan sangat bergantung kepada informasi

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pesat pasar keuangan global di masa sekarang semakin cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi direspon oleh pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Pertemuan ke-2 SISTEM MONETER INTERNASIONAL Pertemuan ke-2 PENGANTAR Sistem moneter dapat didefinisikan sebagai kerangka kerja institusional saat (1) Pembayaran internasional dilakukan. (2) Pergerakan modal diakomodasi.

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh sangat besar bagi ekonomi dunia. Secara politik, Amerika Serikat merupakan negara demokrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengambil langkah meningkatkan BI-rate dengan tujuan menarik minat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia pernah mengalami krisis pada tahun 1997, ketika itu nilai tukar rupiah merosot tajam, harga-harga meningkat tajam yang mengakibatkan inflasi yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada dekade terakhir menunjukkan perkembangan yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak negara yang

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA

BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA BAB IV FAKTOR EKSTERNAL YANG MENDORONG INGGRIS KELUAR DARI UNI EROPA Pada bab empat ini penulis akan menjelaskanhubungan Inggris dengan Uni Eropa dalam konteks internasional dengan membahas beberapa kebijakan

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA

PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA LATAR BELAKANG Pada tahun 2012, pemerintah Hungaria mengembangkan program ini untuk menarik investasi asing ke Hungaria. Hingga kini, lebih dari 2500 pendaftar telah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai jembatan antara pihakyang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Bank diharapkan dapatmemberikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009

KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 KEBIJAKAN PENGUATAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kamis, 16 Juli 2009 Â Krisis keuangan global yang melanda dunia sejak 2008 lalu telah memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor perekonomian, misalnya

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan di Amerika Serikat (AS) yang terjadi di tahun 2008 sangat menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah serius. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian tidak selamanya dapat terus menerus berkembang dengan baik, ada kalannya mengalami pertumbuhan bahkan terkadang mengalami penurunan yang sangat drastis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perjalanan waktu yang penuh dengan persaingan, negara tidaklah dapat memenuhi sendiri seluruh kebutuhan penduduknya tanpa melakukan kerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3

KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3 KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang

menyebabkan meningkatnya risiko gagal bayar (default risk). Hal ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem keuangan dan ekonomi makro seperti yang TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/20/PBI/2014 TANGGAL 28 OKTOBER 2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya

Lebih terperinci

BISNIS GLOBAL. Kata kunci : Bisnis, perdagangan, global

BISNIS GLOBAL. Kata kunci : Bisnis, perdagangan, global BISNIS GLOBAL Mislan Sihite Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia ABSTRAK Perusahaan yang akan memasuki pasar global sudah tentu harus memahami seluk-beluk berbisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan bahan baku penting dalam proses industri sehingga konsumsi baja dapat digunakan sebagai indikasi kemajuan suatu negara (Hudson, 2010). Kecenderungan konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per

Lebih terperinci

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada akhir 1990-an telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi makro

BAB I PENDAHULUAN. pada akhir 1990-an telah menunjukkan bahwa ketidakstabilan ekonomi makro BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Krisis sistemik yang mengguncang sektor keuangan di Asia Tenggara pada tahun 1997 telah memberikan bukti adanya hubungan yang kuat antara stabilitas ekonomi makro dan

Lebih terperinci

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL.

BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. BENTUK KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL BADAN-BADAN KERJASAMA EKONOMI KERJA SAMA EKONOMI BILATERAL: antara 2 negara KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL: antara negara-negara dalam 1 wilayah/kawasan KERJA SAMA EKONOMI

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Gambaran Ekonomi Amerika dan Jepang III.1.1 Gambaran Ekonomi Amerika A Kondisi Ekonomi Amerika Petaka krisis diawali jauh hari ketika World Trade Centre (WTC)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

1 Universitas indonesia

1 Universitas indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa pertanyaan menggelitik dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pelarian modal yang terjadi di suatu Negara cukup menarik perhatian untuk dicermati oleh

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci