Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong di Pulau Ambon

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong di Pulau Ambon"

Transkripsi

1 Bab Tujuh Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong di Pulau Ambon Pengantar Negeri Tulehu [Islam] dan negeri Waai [Kristen] di pulau Ambon adalah dua negeri adat di antara sejumlah negeri adat yang berada di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Dalam struktur kekerabatan, warga kedua komunitas terikat dalam hubungan kerabat baik yang bersifat afinitas, maupun hubungan kerabat yang bersifat teritorial geneologis. Warga kedua komunitas memiliki hubungan pela dan hubungan gandong yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Komunitas Islam di negeri Tulehu memiliki hubungan pela dengan komunitas Kristen dari negeri Paperu di pulau Saparua, dan memiliki hubungan gandong dengan komunitas Kristen dari negeri Hulaliu di pulau Haruku. Sedangkan komunitas Kristen di negeri Waai memiliki hubungan pela dengan komunitas Krsiten di negeri Suli di Kacamatan Salahutu, dan dengan komunitas Krsiten di negeri Kaibobu di Kabupaten Seram Bagian Barat, serta memiliki hubungan gandong dengan komunitas Islam di negeri Morela, di Kecamatan Leihitu. Ketika konflik Maluku terjadi di kota Ambon kemudian menyebar ke pulau Ambon, warga kedua komunitas terlibat dalam realitas konflik tersebut secara berhadap-hadapan dengan pola, bentuk dan intensitas konflik yang relatif tinggi. 107

2 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku Intensitas Konflik Satu hari setelah terjadi konflik di kota Ambon, keluargakeluarga Kristen dari negeri Tihulale, Kamariang [dari pulau Seram] dan dari Titawai [dari pulau Nusalaut] yang sebelumnya tinggal secara bersama-sama dengan komunitas Islam, harus meninggalkan negeri Tulehu dan kembali ke negeri mereka. Hijrahnya keluarga-keluarga tersebut bukan disebabkan karena adanya tekanan dari komunitas Islam, tetapi semata-mata hanya berusaha menghindar untuk menyelamatkan diri mereka. Keputusan tersebut tentu cukup beralasan karena pada saat itu berkembang rumor dalam masyarakat [di negeri Tulehu] bahwa, di kota Ambon saat itu sedang terjadi perkelahian antar umat beragama. Rumor tersebut ternyata berkembang juga dalam komunitas Kristen di negeri Waai. Serentak dengan itu pula, situasi kebersamaan yang pernah tercipta antar warga kedua komunitas berangsur-angsur mulai berubah secara signifikan. Para pengemudi mobil angkot dari negeri Waai yang biasanya parkir dan mengangkut penumpang di dermaga dengan tujuan ke kota Ambon, suda tidak tampak lagi. Hal ini disebabkan karena, mereka menghindar dari berbagai kemungkinan yang dapat saja terjadi saat itu. Dermaga pelabuhan yang sebelumnya sangat ramai, tampak mulai sepi dan hanya disinggahi oleh speed boad yang mengangkut para penumpang khususnya komunitas Islam dari pulau Haruku saja, seperti dari negeri Pelau, Kailolo, dan beberapa negeri lainnya. Sedangkan kapal-motor dan speed boad yang mengangkut penumpang komunitas Kristen dari pulau Seram, Haruku, Saparua, dan dari pulau Nusalaut dengan tujuan ke kota Ambon, mereka cenderung memilih untuk menurunkan penumpangnya di pesisir pantai negeri Passo 1, sekalipun harus menempuh perjalanan dan membutuhkan waktu lebih lama. 1 Di negeri Passo, tidak tersedia dermaga yang dapat disinggahi oleh Kapal-Motor maupun speed boad. 108

3 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong Realitas ini ternyata berdampak sangat buruk terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Sudah tidak ada lagi aktivitas bongkarmuat di pelabuhan, warung-warung makan sudah tampak sepih karena tidak ada pengunjung, putusnya jalur transportasi yang menghubungkan negeri Tulehu dengan kota Ambon. Semua ini berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan masyarakat secara signifikan. Pada hal, dermaga pelabuhan tersebut sebelumnya merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat potensial bagi komunitas Islam di negeri Tulehu. Satu minggu kemudian aparat keamanan BKO dari TNI-AD 2 datang ke negeri Tulehu kemudian mereka mendirikan pos-pos penjagaan baik di negeri Tulehu, maupun di negeri Waai, dimana setiap pos penjagaan ditempati kurang lebih 30 orang. Pada saat hendak mendirikan pos penjagaan di dalam negeri Tulehu, komunitas Islam menyampaikan protes penolakan terhadap kehadiran mereka. Alasan penolakan tersebut semata-mata karena, tidak ada gangguan keamanan di dalam negeri 3, akibatnya mereka mendirikan satu pos penjagaan di perbatasan antara negeri Tulehu dengan negeri Suli, satu pos di perbatasan antara negeri Tulehu dengan negeri Waai, dan satu pos lagi di antara negeri Waai dengan negeri Liang. Kehadiran aparat keamanan sebagaimana tersebut di atas, awalnya ditanggapi secara positif oleh komunitas Kristen di negeri Waai. Karena itu, setiap pagi hari, warga biasanya menyediakan sarapan pagi [kopi, teh dan kue] kemudian mengantarkannya, pada siang dan malam hari juga disediakan makan kemudian diantarkan ke pos-pos penjagaan. Kerelaan seperti ini semata-mata dilakukan karena pertimbangan kemanusiaan saja. Aparat sudah menjaga keamanan warga, baik pada siang maupun malam hari di pos-pos penjagaan, karena itu tidak ada 2 Hasil wawancara tanggal 22 Oktober 2010, dengan salah satu informan kunci IT, 61 tahun, Islam. Informan sudah tidak ingat secara jelas TNI-AD dari batalion mana yang datang kemudian mendirikan pos keamanan di perbatasan negeri Tulehu. 3 Pengakuan salah satu informan kunci IT, 61 tahun [Islam]. 109

4 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku salahnya jika warga menyediakan makanan dan minuman [jaminan] kepada aparat 4. Warga komunitas Kristen di negeri Waai saat itu seolah-olah tidak terlalu menghiraukan realitas konflik yang sementara terjadi di kota Ambon. Karena itu, aktivitas keseharian baik sebagai petani di kebun maupun sebagai nelayan di laut tetap mereka laksanakan seperti biasa, sekalipun frekwensinya tidak seperti beberapa bulan sebelumnya. Pada saat itu, komunitas Kristen di negeri Waai tidak pernah berpikir bahwa mereka akan diserang oleh komunitas Islam yang berada di negeri-negeri tetangga. Keyakinan tersebut muncul karena selama ini tidak pernah ada permusuhan antara mereka satu dengan yang lainnya. Yang terjadi justeru sebaliknya, warga kedua komunitas yang berada di ketiga negeri (Tulehu, Waai dan Liang) senantiasa berusaha untuk membangun kehidupan berdampingan secara harmonis dalam berbagai konteks hubungan sosial, tanpa mempersoalkan perbedaan agama yang ada di antara mereka. Namun, perkiraan mereka ternyata meleset jauh dari apa yang dibayangkan sebelumnya. Ketika intensitas konflik semakin tinggi di kota Ambon yang ditandai dengan terjadinya pembakaran terhadap rumah-rumah penduduk dan sarana-sarana peribadatan, beberapa orang warga komunitas Islam dari pulau Haruku, Saparua dan dari pulau Seram datang ke negeri Tulehu. Menurut IT, 61 tahun, Islam, mengatakan bahwa pada saat berkumpul, kemudian mereka mengatur rencana penyerangan ke komunitas Kristen di negeri Waai. Lebih lanjut dikatakan bahwa, pada saat itu ada beberapa orang tua di negeri Tulehu yang berusaha mencegah untuk tidak menyerang basudara[saudara] Kristen di negeri Waai, namun usaha tersebut tidak dihiraukan sama sekali oleh mereka. Pada tanggal 23 dan 24 Pebruari tahun 1999, mereka melakukan penyerangan untuk pertama kali selama dua hari berturut-turut. Akibatnya, empat orang meninggal, dan dua orang mengalami luka- 4 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010 dengan informan kunci, BW, 57 tahun [Kristen] 110

5 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong luka karena terkena tembak 5. Korban luka tembak tersebut, dicurigai oleh warga dilakukan oleh aparat keamanan. Menurut kesaksian salah sorang informan kunci [BW,57 tahun, Kristen] bahwa, saat itu mereka [komunitas Kristen] tidak melihat para perusuh dari komunitas Islam yang melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api. Sejak saat itu, mereka mulai meragukan sikap netralitas aparat TNI-AD untuk memberikan jaminan keamanan kepada mereka. Keraguan tersebut cukup beralasan karena, aparat TNI-AD yang menjaga keamanan di perbatasan kedua negeri [Tulehu-Waai] tidak menghalau dan atau mencegah mereka [para perusuh]. Yang terjadi justru sebaliknya, para perusuh dibiarkan masuk dan menyerang warga komunitas Kristen. Sebagaimana dituturkan oleh salah satu informan kunci tokoh masyarakat dari negeri Waai [UM, 69 tahun, Kristen] bahwa: Masyarakat negeri Waai sangat kecewa dengan sikap aparat keamanan yang membiarkan para perusuh secara leluasa masuk kemudian melakukan penyerangan dan menembak mati anggota masyarakat di depan mata aparat keamanan, tanpa melakukan pencegahan. Penyerangan tersebut terjadi diluar dugaan warga komunitas Kristen di negeri Waai6, karena itu mereka hanya bertahan saja dan tidak melakukan perlawanan secara berarti. Sikap seperti itu diambil karena mereka [komunitas Kristen di negeri Waai] begitu percaya bahwa aparat keamanan yang semula diharapkan dapat memberikan jaminan keamanan, tetapi malah sebaliknya dalam pelaksanaan justeru memberi peluang bagi para perusuh melakukan penyerangan. Melihat sikap aparat keamanan yang tidak netral tersebut, mendorong warga komunitas Kristen untuk berpikir kembali tentang peran TNI-AD. Sejak saat itu, komunitas Kristen mulai merasa tertekan dan terancam. Mereka menjalani hari-hari kehidupan dengan penuh 5 Hasil wawancara tanggal 23 Oktober 2010 dengan informan kunci UM, 69 tahun, Kristen. 6 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010 dengan informan kunci, DB, 47 tahun [Kristen]. 111

6 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku keresahan, karena munculnya berbagai isyu bahwa akan ada penyerangan kembali. Aktivitas warga sebagai petani maupun sebagai nelayan, sudah tidak dilakukan sebagaimana biasanya. Mereka merasa sangat khawatir untuk pergi melakukannya, apa lagi pada malam hari di laut sebagai nelayan. Rupanya para perusuh tidak merasa puas dengan penyerangan pertama yang dilakukan pada bulan Pebruari, karena itu pada tanggal 18 Agustus 1999 komunitas Kristen di negeri Waai kembali diserang untuk kedua kalinya. Penyerangan tersebut datang dari komunitas Islam di negeri Liang, mengakibatkan dua orang meninggal 7. Aparat TNI-AD yang bertugas menjaga keamanan di perbatasan kedua negeri [Liang-Waai], tidak berusaha menghalau atau mencegah mereka [para perusuh], namun dibiarkan masuk dan menyerang warga komunitas Kristen. Akibat dari adanya sikap pembiaran aparat keamanan tersebut, komunitas Kristen tidak percaya lagi kepada mereka [TNI-AD]. Sikap resistensi tersebut ditunjukkan dengan cara warga komunitas Kristen tidak lagi menyediakan makanan dan minuman bagi aparat yang bertugas di negeri Waai. Sejak saat itu, komunitas Kristen di negeri Waai mulai mempersiapkan senjata primitif buatan sendiri [panah, tombak, parang] termasuk bom rakitan, yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan mempertahankan diri apabila ada penyerangan dari para perusuh. Pada awal bulan Mei tahun 2000 yang ditandai dengan masuknya Lasykar Jihad [LJ] ke kota Ambon kemudian menyebar ke pemukimanpemukiman Islam di pulau Ambon, menyebabkan stagnannya proses rekonsiliasi yang sedang diupayakan oleh Pemerintah Daerah. Kehadiran LJ ke komunitas Islam di negeri Tulehu8 menimbulkan perubahan peta kekuatan pada kedua komunitas yang bertikai. Pola konflik 7 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010 dengan informan kunci, DB, 47 tahun [Kristen]. 8 Hasil wawancara tanggal 22 Oktober 2010, dengan informan kunci IT, 61 tahun, Islam. Informan tidak mengetahui secara pasti jumlah LJ yang datang ke negeri Tulehu kemudian bergabung dengan warga komunitas Islam lokal dan menyerang komunitas Kristen di negeri Waai. 112

7 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong pada saat itu sudah mengalami perubahan, antara lain dengan sudah menggunakan senjata dan amunisi standar, senjata berat, bom dan teknik berperang yang sangat tinggi. Selain membawa perlengkapan perang, LJ juga menggunakan ajaran-ajaran Jihad untuk melegitimasi isyu-isyu provokatif yang mereka sosialisasikan kepada komunitas Islam lokal 9. Akibatnya, mereka terprovokasi dan beberapa orang ikut dalam penyerangan tersebut 10. Salah seorang informan kunci [IT, 61 tahun, Islam] mengatakan bahwa: Sebenarnya orang luar yang memanfaatkan negeri Tulehu sebagai jalur masuk untuk menyerang komunitas Kristen di negeri Waai. Kami [komunitas Islam di negeri Tulehu] tidak tahu harus berbuat apa lagi, karena yang datang ke negeri kami adalah masyarakat sipil bersenjata. Kebanyakan dari mereka bukan orang Maluku, ada yang berasal dari Jawa, Sumatera, dan lain-lain yang kami tidak tahu berasal dari mana. Hanya beberapa orang lokal saja yang berasal dari negeri-negeri salam [Islam] di pulau Seram, Haruku dan dari pulau Saparua. Kami juga tidak mengetahui tentang target penyerangan, tetapi orang luar yang mengetahuinya. Beberapa orang anggota masyarakat kami juga terlibat dalam penyerangan ke negeri Waai, karena mereka terprovokasi dengan isyu-isyu yang disampaikan khususnya tentang ukuah islamiah, dimana antara sesama muslim harus saling membantu. Kehadiran LJ di komunitas Islam, khususnya di negeri Tulehu ternyata meningkatkan semangat militansi dikalangan pemuda Islam lokal. Pada tanggal 15 Mei tahun 2000, ada upaya provokasi dari sekelompok pemuda Islam di negeri Liang yang menyampaikan kepada komunitas Kristen di negeri Waai bahwa, untuk menyambut obor perdamaian dari pulau Seram, maka setiap negeri harus diwakili oleh 15 orang pemuda. Saat itu, telah dilakukan koordinasi kemudian sudah 9 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010, dengan informan kunci MO, 63 tahun, Islam. 10 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010, dengan informan kunci DT, 59 tahun, Islam. 113

8 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku selesai melakukan upacara adat dengan 15 orang pemuda dari komunitas Kristen untuk ikut serta. Namun, bersamaan dengan itu salah seorang warga komunitas Kristen [Bapak, Zeth Bakarbessy] ditemukan meninggal karena dibunuh di kebunnya yang letaknya diperbatasan dengan negeri Liang. Kejadian ini menimbulkan amarah dari komunitas Kristen, kemudian mereka membatalkan keikutsertaan para pemuda untuk menyambut obor perdamaian tersebut. Dalam situasi emosional warga seperti itu, tiba-tiba satu buah mobil angkot dari arah Tulehu dengan delapan orang penumpang yang melewati Waai hendak menuju negeri Liang. Pada saat mobil angkot tersebut sampai di Waai, kemudian diberhentikan oleh warga, dan serentak dengan itu pula warga mengeksekusi para penumpang dan sopirnya, kemudian mobil tersebut dibakar 11. Pada tanggal 6 Juli tahun 2000, komunitas Kristen di negeri Waai kembali diserang untuk ketiga kalinya. Diawali dengan pembakaran terhadap gedung Gereja Katolik yang berada di perbatasan antara negeri Waai dengan Dusun Mamoking-negeri Tulehu, sehingga pengiriman pasukan keamanan ke Waai dinilai sangat terlambat [Suara Maluku, Jumat 7 Juli 2000]. Penyerangan tersebut dilakukan pada pukul WIT secara besar-besaran dari tiga arah, yakni dari Tulehu, dari Liang dan dari Laut. Akibatnya, 31 orang meninggal, 7 orang mengalami luka terkena tembakan serta sebagian besar rumah penduduk, empat buah gedung Gereja dan lainnya sudah hangus terbakar. Salah seorang informan kunci [DB, 47 tahun, Kristen] mengatakan bahwa, para perusuh menggunakan senjata berat pada saat penyerangan tersebut. Bangunan gedung Gereja dan rumah-rumah penduduk ditembak dengan mortir berkali-kali, akibatnya terbakar. Hanya 61 buah bangunan rumah penduduk saja yang masih utuh, sedangkan sembilan puluh persen lainnya sudah terbakar rata dengan tanah. 11 Hasil wawancara tanggal 26 Oktober 2010, dengan BW, 57 tahun [Kristen]. 114

9 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong Pada saat itu seluruh warga harus mengungsi ke hutan tepatnya di kaki gunung Salahutu, untuk menyelamatkan diri [Suara Maluku, 7 Juli 2000]. Sekalipun berada di tempat pengungsian di hutan, namun pada hari minggu biasanya mereka kembali untuk menunaikan ibadah minggu di bangunan gedung Gereja yang sudah terbakar. Pada hari Sabtu tanggal 8 Juli, komunitas Kristen di kota Ambon dan dari pulau Haruku mengantarkan bantuan kepada mereka di hutan. Bantuan tersebut berupa terpal, lampu petromax dan bahanbahan makanan. Tiga hari kemudian dua buah kapal perang [milik TNI-AL] dan satu buah motor Landen datang mengangkut warga yang sakit dan orang-orang tua untuk dibawa ke Ambon 12. Sekalipun sudah mengungsi ke hutan untuk menyelamatkan diri, namun aparat keamanan selalu berusaha untuk mengetahui keberadaan warga komunitas Kristen di lokasi pengungsian. Pada saat salah seorang warga13 hendak menuju ke negeri Waai untuk mencari jenazah saudaranya [kakak] yang hilang pada saat penyerangan tersebut, ia bertemu dengan aparat keamanan [TNI-AD] dan menanyakan tentang jumlah warga komunitas yang berada di lokasi pengungsian. Menurut aparat jika banyak maka ada 65 orang aparat keamanan [TNI-AD] yang akan naik ke tempat pengungsian untuk membantu sekaligus menjaga komunitas Kristen di hutan. Setelah kembali dari negeri ke lokasi pengungsian di hutan, kemudian ia menyampaikan keinginan aparat keamanan tersebut kepada beberapa orang warga komunitas Kristen. Terhadap kenyataan tersebut, seorang informan kunci [UM, 49 tahun, Kristen] mengatakan bahwa, keinginan aparat seperti itu sangat dicurigai sebagai upaya untuk mencari-tahu jalan masuk menuju ke lokasi pengungsian. Kecurigaan tersebut ternyata benar. Pada hari minggu pagi tanggal 30 Juli, jam WIT, para perusuh menyerang komunitas Kristen untuk keempat kalinya di lokasi pengungsian di hutan. Hujan mortir, granat, bom dan rentetan tembakan senjata organik terus 12 Hasil wawancara tanggal 26 Oktober 2010, dengan BW, 57 tahun [Kristen]. 13 Hasil wawancara tanggal 23 Oktober 2010, dengan WP, 51 tahun [Kristen]. 115

10 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku menggempur. Pada saat itu, orang-orang tua dibunuh, dan warga lari bersembunyi untuk menyelamatkan diri 14. Penyerangan tersebut berawal dari datangnya sejumlah warga komunitas Islam dari negeri Liang dan Tulehu ke negeri Waai hendak mencuri senk bekas di atas rumah penduduk yang sudah porakporanda akibat serangan tanggal 6 Juli lalu [Suara Maluku, Senin 31 Juli 2000]. Namun kedatangan mereka ternyata diketahui oleh sejumlah pemuda di negeri Waai yang tidak rela barang miliknya diambil begitu saja. Hal ini mengakibatkan terjadinya kejar-mengejar cukup seru sebelum warga komunitas Islam memilih pulang ke negeri Liang dan Tulehu. Namun kepulangan warga tersebut hanya bersifat sementara. Terhitung beberapa saat kemudian mereka kembali melakukan penyerangan ke komunitas Kristen di negeri Waai. Akibat penyerangan tersebut, 23 orang dinyatakan meninggal dan 28 orang lain mengalami luka berat terkena tembakan. Korbankorban tersebut belum dapat dievakuasi, disebabkan karena para perusuh masih menduduki kawasan tersebut. Menurut Yambormias15 bahwa akibat lain dari penyerangan tersebut adalah, warga komunitas Kristen telah mengungsi lagi semakin jauh ke puncak bukit. Sebab, pegunungan yang selama ini dijadikan sebagai lokasi pengungsian, sudah tidak aman lagi. Namun demikian, masih ada oknom aparat yang mengejar sampai ke pegunungan kemudian melepaskan tembakan kepada kami [Suara Maluku, Rabu 2 Agustus 2000]. Setelah Yambormias dan sejumlah tokoh masyarakat negeri Waai membeberkan kejadian riil yang terjadi di hadapan para petinggi Darurat Sipil, Kapolda Maluku [Brigjen Pol Drs. Firman Gani, saat itu] mengambil jalan tengah untuk mengirimkan satu kompi pasukan Brimob ke negeri Waai. Menurut salah seorang informan [JH, 63 tahun Kristen] bahwa, setelah aparat Brimob tiba kemudian dibantu oleh warga yang masih kuat fisiknya untuk melakukan penyisiran berhasil menemui 14 orang lansia [berusia antara tahun] yang sudah 14 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010, dengan DB, 47 tahun [Kristen]. 15 Pendeta Jemaat Waai, saat itu. 116

11 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong tidak mampu berjalan lagi. Ketika berpapasan dengan aparat, mereka berpikir pasti akan ditembak, mereka pasrah. Namun ternyata tidak, mereka ditahan baik-baik kemudian diturunkan oleh aparat dan ditempatkan untuk sementara di kantor Gereja yang sudah hangus terbakar, menunggu dievakuasi. Kemudian aparat kembali dan menemui 1985 orang dari hutan-hutan belantara dan perbukitan, kemudian dievakuasi ke posko penampungan sementara di negeri Suli. Sedangkan sekitar 2000 orang warga masih berkeliaran di hutan-hutan yang sedang terus dicari aparat untuk dievakuasi [Suara Maluku, Sabtu 5 Agustus 2000]. Sumber: dikunjungi 10 Juli Gambar proses evakuasi warga desa Waai yang harus berjalan menembusi hutan, gunung dan sungai selama 2-5 hari. Tercatat ada 12 warga yang meninggal di perjalanan, 10 di antaranya adalah kelompok usia lanjut sedangkan dua di antaranya adalah anak-anak yang tidak 117

12 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku mampu lagi bertahan dalam cuaca dingin-hujan, lapar dan kelelahan fisik. Hingga kini sebagian besar Pengungsi Waai yang berjumlah 6000-an jiwa ditampung di rumah-rumah warga maupun gudang pelabuhan Desa Passo. Warga yang masih kuat fisiknya, terus berjalan untuk menyelamatkan diri kemudian bertemu dengan sejumlah warga komunitas Kristen dari negeri Passo dan negeri Suli yang datang untuk membantu mengevakuasi mereka. Sekalipun harus ditempuh dengan berjalan kaki menuruni jalan-jalan perbukitan dan hutan belantara selama kurang lebih 4-5 jam menuju Passo, namun mereka merasa selamat dari kejaran para perusuh 16. Diakui oleh informan tersebut bahwa, tragedi kemanusiaan ini hendaknya menjadi renungan direlung hati masyarakat Maluku yang sebelumnya terprovokasi dengan konspirasi pihak ketiga. Apalagi kehidupan basudara Salam-Sarani termasuk jalinan masyarakat negeri Waai dan Tulehu yang hanya berbada agama. Peran Aktor dan Lembaga Pada saat aparat BKO [TNI-AD] didatangkan dari luar Maluku, kemudian mendirikan pos-pos penjagaan untuk memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat, warga kedua komunitas mulai merasa aman. Namun, ketika komunitas Kristen diserang pertama kali oleh komunitas Islam dari negeri Tulehu [pada tanggal 23 dan 24 Pebruari tahun 1999], aparat keamanan tidak melaksanakan fungsi mereka sebagai penjaga keamanan. Aparat keamanan membiarkan para perusuh dengan bebas menyerang komunitas Kristen di negeri Waai. Satu hari kemudian, beberapa orang tokoh masyarakat Kristen dari negeri Waai melapor kepada Gubernur Maluku, Kepala Kepolisian Daerah Maluku17 dan Pangdan VIII Trikora 18 tentang adanya pembiaran dari aparat keamanan, dan dugaan keterlibatan oknum aparat 16 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010, dengan DB, 47 tahun [Kristen]. 17 KapolDa Maluku saat itu adalah Kol. Karyono Soemadinoto. 18 Pangdam VIII Trikora saat itu adalah Mayjen Amir Sembiring. Wilayah kerja Kodam VIII Trikora saat itu meliputi Maluku dan Irian Jaya. 118

13 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong dalam penyerangan tersebut. Namun, laporan tersebut tidak mendapat sambutan positif dari mereka, hanya dikatakan akan dikirim pasukan tambahan 19. Kuatnya dugaan warga terhadap keterlibatan aparat dapat dilihat dari jenis luka yang dialami warga karena terkena tembakan. Pada hal, komunitas Islam ketika melakukan penyerangan saat itu hanya menggunakan senjata-senjata tajam tradisional, seperti tombak, parang, dan panah dan bom rakitan 20. Setelah penyerangan tersebut, tidak ada pasokan aparat keamanan dari kota Ambon. Tanggung jawab keamanan hanya dipercayakan kepada beberapa orang anggota aparat keamanan TNI-AD yang ditugaskan di wilayah tersebut. Tindakan pembiaran dari aparat kembali terjadi ketika komunitas Islam melakukan penyerangan untuk kedua kalinya pada tanggal 18 Agustus tahun Aparat keamanan dari TNI-AD yang bertugas membiarkan komunitas Islam berjalan dari negeri Liang meliwati pos penjagaan mereka di daerah perbatasan. Tidak ada reaksi apa pun dari mereka untuk mencegah para perusuh. Akibatnya, para perusuh dengan leluasa masuk kemudian menyerang komunitas Kristen di negeri Waai. Informasi yang diperoleh dari salah seorang informan kunci [FT, 59 tahun, Kristen] mengatakan bahwa, sejak saat itu warga komunitas Kristen sudah sangat resistensi kepada aparat keamanan, dan tidak lagi menaruh kepercayaan kepada mereka. Sebaiknya, warga harus mengamankan diri sendiri. Pemerintah juga tidak terlalu memberikan perhatian terhadap berbagai kejadian yang muncul dalam masyarakat. Jika sudah ada korban jiwa, baru Pemerintah mulai memberikan sedikit perhatian. Senada dengan itu, informan lain [DB, 47 tahun, Kristen] sangat mencurigai adanya kerja sama antara aparat keamanan dengan Lasykar Jihad [LJ]. Menurutnya, ketika LJ hadir di negeri Tulehu [bulan Mei tahun 2000] dengan membawa perlengkapan perang [senjata dan 19 Hasil wawancara tanggal 25 Oktober 2010 dengan DB, 47 tahun [Kristen]. Informan kunci adalah salah seorang tokoh masyarakat yang ikut menyampaikan laporan penyerangan kepada Pemerintah Daerah, KapolDa, dan Pangdam VIII Trikora, saat itu. 20 Hasil wawancara tanggal 25 Oktober dengan JW, 53 tahun [Kristen]. 119

14 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku amunisi standar, bom dan lain-lain], tidak sedikit-pun ada upaya dari aparat keamanan untuk mencegah mereka [LJ]. Malah, mereka dibiarkan untuk memprovokasi warga [komunitas Islam lokal] dengan ajaran-ajaran jihad, kemudian menyusun rencana penyerangan. Melihat realitas tersebut, salah seorang informan kunci [IT, 61 tahun, Islam] mengatakan bahwa: Pada saat itu kami [warga] tidak bisa melarang dan tidak berdaya untuk mengusir mereka [LJ]. Sebetulnya, yang bisa melarang mereka adalah tentara [TNI]. LJ melakukan provokasi dan intimidasi warga komunitas Islam lokal. Prakarsa penyerangan datang dari anggota LJ, bukan dari komunitas Islam lokal. Kecurigaan warga sebagaimana tersebut di atas, terbukti pada saat penyerangan ketiga kali yang dilakukan pada pagi hari jam WIT tanggal 6 Juli tahun Warga komunitas Kristen cukup mengenal dan mengetahui serta dapat membedakan kemampuan menggunakan senjata standar antara warga sipil dengan aparat keamanan. Beberapa anggota aparat keamanan yang bertugas dijumpai oleh warga sudah mengenakan baju putih panjang dan menyamar sebagai anggota LJ. Mereka ikut menembak warga komunitas Kristen, kemudian menembak rumah-rumah penduduk, empat buah gedung Gereja, dan lima buah gedung Sekolah dengan menggunakan mortir hingga terbakar [Suara Maluku, Sabtu 8 Juli 2000]. Penyerangan tersebut mengakibatkan warga komunitas Kristen harus mengungsi ke hutan untuk menyelamatkan diri. Ketika informasi penyerangan tersebut disampaikan kepada Gubernur Maluku 21 selaku Penguasa darurat Sipil di Maluku saat itu, beliau tidak mau memberikan komentar. Dengan nada kesal ia mengatakan bahwa, selaku Penguasa Darurat Sipil Daerah, ia sudah berikan kewenangan pelaksanaan lapangan kepada Pangdam dan sudah diberi payung hukum untuk bertindak tegas, namun yang terjadi di lapangan lain [Suara Maluku, Jumat, 7 Juli 2000]. Setelah selesai penyerangan, 21 Dr. Ir. Saleh Latuconsina, sebagai Gubernur Maluku, saat itu. 120

15 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong kemudian baru Pangdam XVI Pattimura 22 mengatakan pihaknya sedang mengirim dua kompi pasukan ke Waai, yaitu dari Armed 13 dan dari Yonif 403 [Suara Maluku, Jumat, 7 Juli 2000]. Kondisi keamanan di negeri Waai kembali mencekam, karena diserang kembali oleh komunitas Islam, LJ dan oknum aparat keamanan pada tanggal 30 Juli Usai diterima oleh Gubernur Maluku selaku Penguasa Darurat Sipil Maluku, Kapolda Maluku [Brigjen Pol. Firman Gani] dan Komandan Sektor [Kolonel A Siswanto] saat itu, A.J. Yambormias23 mengatakan bahwa akibat serangan yang dilakukan perusuh yang disertai oknom aparat keamanan, warga komunitas Kristen kembali menjadi korban [Suara Maluku, Rabu 2 Agustus 2000]. Sekalipun warga sudah semakin jauh ke puncak bukit, namun ada oknom aparat yang mengejar mereka dan melepaskan tembakan. Bahkan satu dari empat buah terpal bantuan Satkorlak Maluku yang diberikan guna membuat tenda-tenda darurat bagi warga, hancur terkena bom [Suara Maluku, Rabu 2 Agustus 2000]. Yambormias membantah pernyataan Pangdam XVI Pattimura [Suara Maluku, 1 Agustus 2000] kala itu yang mengatakan bahwa, dua kompi bantuan telah sampai ke negeri Waai. Menurutnya, tidak benar. Salah seorang informan kunci [DB, 47 tahun, Kristen], mengatakan bahwa, saat itu tidak ada sama sekali aparat keamanan yang sampai ke daerah kami. Menurut Yambormias, bantuan aparat keamanan yang dikatakan Pangdam dikirim ke Waai, hanya sebatas negeri Suli dan Tulehu, dan mereka melakukan swiping senjata tajam di sana. Senada dengan itu, salah seorang petugas Bantuan Komunikasi Maranatha [BANKOM] mengatakan bahwa, bantuan itu tidak sampai ke Waai. Mereka hanya sampai ke perbatasan antara negeri Suli dan Tulehu saja [Suara Maluku, Rabu 2 Agustus 2000]. Keterlibatan oknom aparat TNI-AD [Suara Maluku, Jumat 4 Agustus 2000] yang bergabung dengan LJ dan warga komunitas Islam lokal kemudian melakukan penyerangan saat itu ke 22 Brigjen TNI I Made Yasa, sebagai Pangdam XVI Pattimura, saat itu. 23 Pendeta Jemaat Waai, saat itu. 121

16 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku pemukiman komunitas Kristen, ternyata menimbulkan dendam yang luar biasa dari warga komunitas Kristen. Salah seorang informan kunci [AB, 59 tahun, Kristen] yang adalah purnawirawan TNI-AD dari Rindam Suli mengatakan bahwa sejak penyerangan pertama pada Pebruari 1999 hingga yang keempat kali tanggal 30 Juli 2000, ia melihat Pratu Irsan dan Serda Ali Jodi [dari Rindam Suli] bersama seorang anggota Brimob PolDa Maluku bernama Samardin Ohorela, ikut serta dalam penyerangan berkali-kali ke komunitas Kristen di negeri Waai. Pada penyerangan tanggal 30 Juli, Pratu Irsan yang saat itu bersama perusuh, tertembak pada bagian dada dan saat ini sedang dirawat di RST Ambon, sementara Serda Ali Jodi tertembak di lutut, dan dirawat di rumah keluarganya di Tulehu [Suara Maluku, Jumat 4 Agustus 2000]. Budaya Lokal Kedatangan LJ ke komunitas Islam di negeri Tulehu pada bulan Mei tahun 2000, menimbulkan kebingungan dari komunitas Islam lokal di negeri Tulehu. Ini disebabkan karena LJ hadir dengan membawa serta perlengkapan perang, seperti senjata otomatis dan amunisi standar dalam jumlah yang relatif cukup banyak, kemudian memprovokasi warga, dan juga mengatur rencana untuk menyerang komunitas Kristen di negeri Waai. Melihat kondisi tersebut, salah seorang informan kunci [IT, 61 tahun, Islam] mengatakan bahwa: 122 Mereka sempat memberitahukan komunitas Kristen di negeri Waai untuk segera pergi meninggalkan negeri mereka, karena yang akan datang dan melakukan penyerangan adalah masyarakat dari luar, dengan menggunakan senjata lengkap. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah, apa yang menjadi pertimbangan sehingga mereka [komunias Islam] terdorong untuk memberitahu komunitas Kristen di negeri Waai tentang rencana penyerangan tersebut? Pertanyaan seperti ini tentu cukup sulit untuk di jawab, namun dari data lapang yang diperoleh dapat diberikan jawaban sebagai berikut.

17 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong Ketika negeri Tulehu banyak didatangi oleh LJ dan komunitas Islam lokal [dari pulau Haruku, Saparua dan dari pulau Seram], ada kegelisahan dari sebagian warga komunitas Islam di negeri Tulehu tentang saudara mereka [komunitas Kristen] di negeri Waai. Mereka tidak menginginkan kondisi seperti ini terus-menerus, hari ke hari, dijalani tanpa ada kepastian tentang nasib saudara mereka di negeri Waai. Kami [komunias Islam lokal] di negeri Tulehu tidak menginginkan konflik terjadi, karena yang merasakan kesusahan dan kesengsaraan adalah orang Maluku, bukan orang luar 24. Kami di negeri Tulehu mempunyai hubungan kekerabatan dengan masyarakat di negeri Waai. Karena itu, apa yang basudara rasa, kami juga merasakan 25. Atas dasar hubungan itu maka, pada saat penyerangan, biasanya ada sejumlah anak-anak muda dari negeri Tulehu yang ikut, bukan untuk menyerang basudara di negeri Waai, tetapi pada saat itu jika ada basudara [saudara] yang bisa dibantu, mereka harus membantu untuk mengevakuasi basudara ke luar dari negeri Waai 26. Realitas ini dibenarkan oleh salah seorang informan kunci [Ibu Anto, 49 tahun, Kristen] ketika komunitas Kristen diserang tanggal 30 Juli di hutan. Menurutnya, ketika ia bersama Suami dan Mertuanya berjalan menyusuri hutan naik-turun perbukitan untuk mencari jalan menuju ke Passo guna menyelamatkan diri, tiba-tiba mereka bertiga bertemu dengan LJ dan tiga orang pemuda Islam dari negeri Tulehu. Pada saat itu, langsung Suami dan Mertuanya dibunuh oleh LJ, sedangkan Ibu Anto sempat diselamatkan oleh para pemuda tersebut. Kata Ibu Anto kepada para pemuda tersebut bahwa, kalau mau bunuh saya, bunuh sekarang agar saya bisa mati di antara Suami dan Mertuanya. Kemudian tiga orang pemuda tersebut menghampiri Ibu Anto dan bertanya, Ibu fam [marga] apa, sahut Ibu Anto, saya marga Matakupan. Serentak dengan itu, para pemuda tersebut mengatakan bahwa mereka akan membantu, asalkan Ibu tidak boleh berbicara apaapa. Setelah itu, Ibu Anto dipakaikan Jilbab oleh mereka agar tidak mencurigakan LJ, kemudian diturunkan ke negeri Liang dan dari Liang 24 Hasil wawancara tanggal 26 Oktober 2010, dengan UT, 58 tahun [Islam]. 25 Hasil wawancara tanggal 22 Oktober 2010, dengan IT, 61 tahun [Islam]. 26 Hasil wawancara tanggal 24 Oktober 2010, dengan DT, 59 tahun [Islam]. 123

18 Reintegrasi Sosial Pasca Konflik Maluku Ibu Anto dibawa ke Hitu, seterusnya dari Hitu menuju Poka, dan dari Poka menyeberang ke Batu Merah dan seterusnya dibawa ke Galunggung [Markas Jihad]. Pada saat tiba di Galunggung, sebelum kembali ke negeri Tulehu, ketiga pemuda tersebut kembali mengingatkan Ibu Anto, agar tidak boleh berbicara apa-apa yang dapat menimbulkan kecurigaan dari anggota LJ. Ibu Anto memberikan jaminan kepada ketiga orang pemuda tersebut dengan mengatakan bahwa, ia tidak akan lakukan itu agar tidak dicurigai oleh LJ. Ketika tiba di Galunggung, Ibu Anto bertemu dengan salah satu warga komunitas Kristen dari negeri Waai juga, yakni Ibu Maria. Ibu Maria mengalami nasib yang sama seperti yang dialami oleh Ibu Anto. Pada saat bertemu, mereka bersikap seolah-olah tidak saling mengenal antara satu dengan yang lain. Menurut Ibu Antobahwa, hanya dengan cara seperti ini saja yang dapat dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan dari anggota LJ yang ada saat itu. Jika tidak, mungkin mereka berdua sudah dibunuh. Dua hari kemudian, Ibu Anto bertemu dengan salah seorang anak [kurang lebih berumur antara tahun] di markas LJ. Anak tersebut menghampirinya kemudian ia memperkenalkan identitas dirinya secara lengkap kepada Ibu Anto, bahwa ia beragama Kristen. Setelah itu, Ibu Anto secara jujur dan polos menuturkan kisah perjalanannya hingga sampai di markas LJ di Galunggung. Setelah mendengar informasi yang dituturkan oleh Ibu Anto, kemudian ia langsung ke pusat kota dan menyampaikannya kepada aparat keamanan. Serentak dengan itu pula, aparat keamanan dengan pengawalan ketat pergi menuju markas LJ dan menyelamatkan sekaligus mengeluarkan Ibu Anto dari Galunggung dan dibawa ke pemukiman komunitas Kristen di kota. Kesimpulan Konflik sosial antar dua komunitas yang diawali pada tanggal 23 Pebruari 1999, dan berlangsung lebih dari satu tahun, dan terjadi dalam intensitas yang tinggi. 124

19 Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Berbeda Hubungan Gandong Jika dicermati secara saksama, tingginya intensitas konflik karena Lasykar Jihad dan aparat keamanan [pihak ketiga] ikut di dalamnya. Oknom aparat TNI-AD dan Polisi berperan sebagai pendorong konflik antar kedua komunitas, bukan sebagai peredam konflik. Demikian juga halnya dengan manajemen konflik oleh aparat, jika terlambat, memihak dan sangat represif cenderung justru meningkatkan intensitas konflik antar kedua komunitas. Seharusnya, intensitas konflik antar kedua komunitas secara umum dapat diprediksi kemungkinannya, dan sebenarnya PolDa Maluku dan Kodam XVI cukup memahami kemungkinan ini. Hanya sering kali manajemen internal secara strategis tidak tanggap merespons kemungkinan peningkatan intensitas konflik. 125

20

Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong di Pulau Saparua

Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong di Pulau Saparua Bab Enam Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong di Pulau Saparua Pengantar Untuk memperoleh pengetahuan secara utuh dan menyeluruh tentang konflik yang terjadi antar warga

Lebih terperinci

Bab Tiga Belas Kesimpulan

Bab Tiga Belas Kesimpulan Bab Tiga Belas Kesimpulan Kehidupan manusia senantiasa terus diperhadapkan dengan integrasi, konflik dan reintegrasi. Kita tidak dapat menghindar dari hubungan dialektika tersebut. Inilah realitas dari

Lebih terperinci

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Berbeda Gandong di Pulau Ambon Pasca Konflik Maluku

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Berbeda Gandong di Pulau Ambon Pasca Konflik Maluku Bab Sepuluh Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Berbeda Gandong di Pulau Ambon Pasca Konflik Maluku Sebuah Catatan Perjalanan Ketika situasi keamanan di pulau Ambon sudah pulih [tahun 2004], masyarakat

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum

BAB II. Gambaran Umum. A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku sebelum BAB II Gambaran Umum A. Konflik Multikulturalisme di Maluku Pasca 1998 Menurut buku Badai Pembalasan Laskar Mujahidin Ambon dan Maluku karya Rustam Kastor (2000:54) menjelaskan bahwa desa-desa di Maluku

Lebih terperinci

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Pulau Saparua

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Pulau Saparua Bab Sembilan Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Pulau Saparua Pengantar Untuk menepis sinyalemen dan pernyataan banyak kalangan tentang hubungan pela dan

Lebih terperinci

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua

Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua Letkol Inf Jansen Simanjuntak, Kapendam XVII Cendrawasih, Jayapura, Papua Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus bergerak di Papua. Tidak hanya melakukan aktivitas politik tapi menggunakan kekerasan. Mereka

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK RGS Mitra 1 of 7 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa saat ini masih terdapat permasalahan

Lebih terperinci

Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong di Kota Ambon

Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong di Kota Ambon Bab Delapan Dinamika Konflik antar Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong di Kota Ambon Pengantar Pada bagian ini, penguraian tentang konflik Maluku akan dibagi dalam beberapa bagian. Pembagian

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan

Lebih terperinci

3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet.

3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet. LAMPIRAN a. Pra Pristiwa 1. Bahwa berdasarkan penuturan adik korban, korban memiliki hubungan pertemanan bersama salah satu pelaku, Abiatar. Mereka seringkali minum sagero 1 bersama. Abiatar kerap meminta

Lebih terperinci

KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011

KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011 KEKERASAN YANG DIDUGA DILAKUKAN OLEH APARAT POLISI Pada Tanggal 23 Agustus 2011 Identitas Korban : a. Kasus Penganiayaan Oleh Oknum yang di Duga Aparat Polisi 1. Nama : Noris Selegani Pekerjaan : Mahasiswa

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau

Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Ini Dia Kronologis Kebakaran Hutan Yang Habiskan Lahan Riau Nusantarapos,- Kebakaran hutan di Propinsi Riau yang terjadi beberapa waktu yang lalu ternyata menjadikan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHU N 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a bahwa

Lebih terperinci

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2]

[Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] BERADA DI TENGAH-TENGAH AKSI TERORISME i [Oleh Ujang Dede Lasmana dari Buku berjudul Survival DiSaat dan Pasca Bencana Edisi 2] Bukanlah hal yang diduga bila suatu waktu anda tiba-tiba berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan di Indonesia pluralitas agama merupakan realitas hidup yang tidak mungkin dipungkiri oleh siapapun. Di negeri ini semua orang memiliki kebebasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan fenomena yang sering terjadi, hal ini disebabkan oleh kecenderungan para pengemudi angkutan umum maupun kendaraan pribadi untuk mengambil

Lebih terperinci

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65

Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65 Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/

Lebih terperinci

V. SUMBER DAN AKAR KONFLIK DI PEDESAAN SAPARUA

V. SUMBER DAN AKAR KONFLIK DI PEDESAAN SAPARUA V. SUMBER DAN AKAR KONFLIK DI PEDESAAN SAPARUA Konflik di pedesaan Saparua sejak awal kemerdekaan bersumber pada sengketa batas tanah antar warga satu negeri dan batas tanah antar negeri. Konflik batas

Lebih terperinci

Bab Satu Pendahuluan. Ciptaan: NN.

Bab Satu Pendahuluan. Ciptaan: NN. Bab Satu Pendahuluan Hela Rotan 1 Hela hela rotan e rotan e tifa jawa, jawa e babunyi Reff, rotan, rotan sudah putus sudah putus ujung dua, dua bakudapa e. Ciptaan: NN. Syair lagu di atas mengingatkan

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari analisis yang telah dilakukan terkait resolusi konflik yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, baik jangka pendek maupun jangka panjang guna mengatasi konflik di Sampit,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di

I. PENDAHULUAN. Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentrok antara kedua desa, yaitu Desa Balinuraga dengan Desa Agom, di sebabkan karena pelecehan seksual dimana adanya fitnah kepada warga masyarakat suku Bali

Lebih terperinci

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME

BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME BAB 6 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERORISME I. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Peran Pemerintah dan masyarakat untuk mencegah dan menanggulangi terorisme sudah menunjukan keberhasilan yang cukup berarti,

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM; SAMBUTAN MENTERI HUKUM DAN HAM PADA UPACARA PERINGATAN 70 TAHUN INDONESIA MERDEKA 17 AGUSTUS 2015 Assalamuallaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Yang Saya

Lebih terperinci

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Sulit Untuk Bersembunyi (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Pada1996

Lebih terperinci

Asal Mula Candi Prambanan

Asal Mula Candi Prambanan Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja Masa Pra Penjajahan Pulau Kundur memiliki jejak sejarah sendiri sebelum masa penjajahan. Dikisahkan bahwa Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang berada di bawah kepemimpinan Kertanegara hendak melakukan

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005

Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Laporan Hasil Pemantauan Konflik di Aceh 1 September 30 September 2005 Bank Dunia/DSF Sebagai bagian dari program dukungan untuk proses damai, Program Konflik dan Pengembangan Masyarakat di Bank Dunia

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu? Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON Hidup Melebihi Diri Sendiri (Ini ukan Tentang Anda!) 21 February, 2015 Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Dasar Pemikiran : Hipotesis Pengarah Konflik menyebabkan keterpurukan dan cenderung mengarahkan masyarakat korban konflik kembali ke negeri asal sebagai bentuk jaminan keamanan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal

BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN. hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik, hal BAB IV DAMPAK DARI KONFLIK DAYAK DAN MADURA DI SAMALANTAN A. Dampak Negatif Dampak negatif antara kedua suku yang bertikai tentu membuat hubungan yang pada awalnya baik-baik saja akan menjadi tidak baik,

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian 33 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Wilayah dan Kependudukan Kabupaten Maluku Tengah merupakan Kabupaten terluas di Maluku dengan 11 Kecamatan. Kecamatan Leihitu merupakan salah satu Kecamatan

Lebih terperinci

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH

Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH Amabelle BooksABDULLA SECRET MISSION #2 : JIHAD KE NEGARA ISLAM SURIAH ADNAN ABDULLAH DAFTAR ISI Daftar Isi. 7 Bab I Pendahuluan.... 9 Bab II Ke Tanah Suci... 20 Bab III Umrah... 38 Bab IV Turki... 50

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas orang masuk atau ke luar wilayah

Lebih terperinci

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perspektif di Indonesia, dinamika kehidupan terlalu cepat berubah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya

Lebih terperinci

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88.

Sirajuddin hanya seorang pelayan bakso dia bukan seorang teroris namun dibunuh oleh Densus 88. Sepak terjang Densus 88 kian hari kian terkuak. Bukan profesionalisme yang dimunculkan, tapi kebrutalan yang tidak sesuai dengan jati dirinya sebagai penegak hukum. Walhasil banyak pihak sekarang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa pulau. Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan peran transportasi yang baik, berupa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2017 HANKAM. Pencarian dan Operasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6061) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22

Lebih terperinci

Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya.

Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya. Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya. Kamis pagi kami tiba di sana, turun dari angkot tepat di depan Masjid yang bertuliskan

Lebih terperinci

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya. Keberanian Pagi itu di pedesan Kaliurang udara tampak sejuk dan embun pagi mulai pupus. Pada hari pahlawan 10 November tahun dimana kita mengingat perjuangan para pahlawan Indonesia. Ibu Malino sedang

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri

BAB I PENDAHULUAN. 1 A Sopaheluwakan, Tjeritera tentang Perdjandjian Persaudaraan Pela (Bongso-bongso) antara negeri BAB I PENDAHULUAN Di Ambon salah satu bentuk kekerabatan bisa dilihat dalam tradisi Pela Gandong. Tradisi Pela Gandong merupakan budaya orang Ambon yang menggambarkan suatu hubungan kekerabatan atau persaudaraan

Lebih terperinci

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun 70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam,

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

HEBOH MANOKWARI. 2) Korban Timo Ap pulang dan tiba di Manokwari dengan ditemani seorang Istri Iwanggin;

HEBOH MANOKWARI. 2) Korban Timo Ap pulang dan tiba di Manokwari dengan ditemani seorang Istri Iwanggin; HEBOH MANOKWARI Hari ini, Rabu tanggal, 5 Desember 2012 cuaca mendung namun tidak ada hujan nampaknya turut membendung suasana keramaian aktifitas masyarakat sipil, pegawai pemerintah, pegawai swasta,

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

Dinamika Ruang-ruang Sosial Dua Komunitas Pra Konflik Maluku

Dinamika Ruang-ruang Sosial Dua Komunitas Pra Konflik Maluku Bab Lima Dinamika Ruang-ruang Sosial Dua Komunitas Pra Konflik Maluku Pengantar Pada bagian ini, penulis akan menguraikan dinamika ruangruang sosial pra konflik [hingga tahun 1998] antara dua komunitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter diatas permukaan laut. secara geografis terletak pada posisi 7 32.5 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah

Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Selasa, 26 April 2016 01:43 http://www.beritametro.co.id/feature/cari-kuburan-massal-untuk-pelurusan-sejarah Aktivis HAM menemukan kuburan massal yang diduga

Lebih terperinci

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Kota Ambon

Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Kota Ambon Bab Sebelas Dinamika Sosial Dua Komunitas yang Tidak Memiliki Hubungan Gandong Pasca Konflik Maluku di Kota Ambon Pengantar Realitas sosial yang digambarkan pada bagian ini terutama dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PENDAPAT HUKUM ( DISSENTING OPINION )

PENDAPAT HUKUM ( DISSENTING OPINION ) PENDAPAT HUKUM ( DISSENTING OPINION ) I. Pendahuluan 1. Mengingat sidang permusyawaratan Majelis Hakim tidak dapat dicapai mufakat bulat sebagaimana diatur di dalam pasal 19 ayat ( 5 ) Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL. BAB LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2015 SOSIAL. Stabilitas Nasional. Konflik. Penanganan. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5658) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015

Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015 Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Tahun 2015 Jakarta, 10 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

BAB III SIKAP PEMERINTAH TERHADAP KONFLIK DI SAMALANTAN. melampiaskan kemarahannya, dengan sasaran utama orang Madura karena

BAB III SIKAP PEMERINTAH TERHADAP KONFLIK DI SAMALANTAN. melampiaskan kemarahannya, dengan sasaran utama orang Madura karena A. Perspektif orang Dayak BAB III SIKAP PEMERINTAH TERHADAP KONFLIK DI SAMALANTAN Ketika terjadi konflik banyak orang Dayak mencari sasaran untuk melampiaskan kemarahannya, dengan sasaran utama orang Madura

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) - Warta Jemaat - Minggu, 9 Oktober 2011

Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) - Warta Jemaat - Minggu, 9 Oktober 2011 Bukit Rimon & Kebun Anggur ( Hakim-Hakim 21 ) Pasal 21 kitab Hakim-Hakim dalam susunan Tabernakel adalah Tabut Perjanjian yang terdiri dari Tutup Pendamaian dan Peti Perjanjian. Kalau kita merenungkan

Lebih terperinci

Hubungann Kita Dengan Orang Lain

Hubungann Kita Dengan Orang Lain Hubungann Dengan Orang Lain Kita Pada hari Senin pagi dalam ibadah pagi di Sekolah Alkitab ada bagian kesaksian. Seorang gadis bernama Olga berdiri untuk bersaksi. Sehari sebelumnya ia bersama seorang

Lebih terperinci

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Kesimpulan penelitian meliputi sumber konflik serta keterkaitan jejaring sosial dan konflik di pedesaan Saparua, diikuti dengan kesimpulan teoritik. Kesimpulan kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, badai dan banjir. Bencana tersebut datang hampir setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu. kabupaten di Provinsi Maluku, yang diapit oleh Laut Seram di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu. kabupaten di Provinsi Maluku, yang diapit oleh Laut Seram di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku, yang diapit oleh Laut Seram di sebelah utara, sebelah selatan dibatasi oleh Laut Banda,

Lebih terperinci

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965?

Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? Kenapa Soeharto Tidak Mencegah G30S 1965? http://m.kaskus.co.id/thread/5640b87f12e257b1148b4570/kenapa-soeharto-tidak-mencegah-g30s-1965/ PERAN Soeharto dalam Gerakan 30 September (G30S) 1965 ternyata

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

Bentrokan Aparat Polres Jeneponto Versus Warga Sipil Terkait Eksekusi Lahan 2 ha oleh PN Jeneponto

Bentrokan Aparat Polres Jeneponto Versus Warga Sipil Terkait Eksekusi Lahan 2 ha oleh PN Jeneponto Kronik Bentrokan Aparat Polres Jeneponto Versus Warga Sipil Terkait Eksekusi Lahan 2 ha oleh PN Jeneponto Letak/Lokasi Kejadian: Dusun Belong, Desa Rumbia Kec. Rumbia Kab. Jeneponto Uraian Korban Polisi

Lebih terperinci

Pelajaran 12: HAL YANG BODOH UNTUK TUHAN Kebodohan Fulton 21 September 2013

Pelajaran 12: HAL YANG BODOH UNTUK TUHAN Kebodohan Fulton 21 September 2013 Pelajaran 12: HAL YANG BODOH UNTUK TUHAN Kebodohan Fulton 21 September 2013 Kebodohan Fulton (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Robert Fulton adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

ALAT UKUR. Pengantar

ALAT UKUR. Pengantar LAMPIRAN Lampiran ALAT UKUR Pengantar Salam Damai Kristus, Saya mahasiswa psikologi Universitas Kristen maranatha yang sedang menyusun skripsi meminta kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner dengan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

LAPORAN HARIAN NOMOR : R / 02 / LAPHAR / IX / 2007

LAPORAN HARIAN NOMOR : R / 02 / LAPHAR / IX / 2007 SATGAS BAN 5 / PAPUA NOMOR : R / 02 / LAPHAR / IX / 2007 Kegiatan penyelidikan kami adalah tetap memantau dan melaksanakan penyelidikan terhadap kegiatan Markus Haluk dan Buktar Tabuni, Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

Langkah Indonesia menuju kemenangan

Langkah Indonesia menuju kemenangan Darmawan 1 Langkah Indonesia menuju kemenangan Muhammad Irfan Muzhaffar Darmawan Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 28 Agustus 2012 Pada tahun 1900, saya lahir dari keluarga sederhana di Desa Suripan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci