Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Aulia, R. S., Novareza, O., & Sulistyarini, D. H. (2017). Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C ). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Ratri Sinatrya Aulia (1), Oyong Novareza (2), Dwi Hadi Sulistyarini (3) (1), (2), (3) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang, Indonesia (1) ratsinatrya@gmail.com, (2) novareza15@ub.ac.id, (3) dwihadi@ub.ac.id ABSTRAK Dalam melakukan proses produksi tentu dibutuhkan sumber daya produksi seperti mesin, manusia, dan material. Adanya kendala pada sumber daya produksi akan menyebabkan berhentinya proses produksi sehingga dapat menurunkan produktivitas produksi. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan yang memproduksi filter rokok. Pada proses produksi filter rokok yang dilakukan masih ditemukan kendala berupa timbulnya down pada mesin-mesin yang digunakan. Mesin produksi filter rokok mono jenis A memiliki nilai down tertinggi diantara mesin produksi lainnya. Mesin tersebut adalah mesin 0W, 0X, 0Y dan 0Z. Selain itu, terdapat kerugian berupa speed losses dan defect. Apabila kerugian-kerugian dibiarkan maka berdampak pada kelancaran produksi sehingga perlu dilakukan pengukuran efektivitas sumber daya produksi filter rokok mono jenis A menggunakan OEE dan ORE. Hasil perhitungan metode OEE menunjukkan rata-rata nilai sebesar 58,62% sedangkan rata-rata nilai hasil perhitungan ORE sebesar 55,51%. Selanjutnya, akan dilakukan identifikasi masalah pada rendahnya nilai ORE dikarenakan memiliki nilai terendah dibandingkan dengan rata-rata nilai OEE. Hasil dari identifikasi akar penyebab masalah rendahnya nilai efektivitas penggunaan sumber daya produksi filter rokok mono jenis A menggunakan cause effect diagram dapat dikelompokkan menjadi faktor manusia, material, mesin, metode, lingkungan. Berdasarkan identifikasi akar penyebab masalah tersebut kemudian dilakukan tindakan perbaikan guna meningkatkan efektivitas dari sumber daya produksi filter rokok mono jenis A. Kata kunci Cause effect diagram, filter rokok mono jenis A, Overall Equipmet Effectiveness (OEE), Overall Resource Effectiveness (ORE) I. PENDAHULUAN Dalam industri manufaktur, produktivitas produksi merupakan hal utama yang perlu ditingkatkan. Peningkatan produktivitas dapat terwujud dengan adanya suatu proses produksi yang berjalan secara efektif dan efisien. Proses produksi yang dilakukan tentu membutuhkan sumber daya produksi seperti manusia, mesin dan material. Suzuki (dalam Eswaramurthi dan Mohanram, 2013) menyatakan bahwa efektivitas produksi bergantung pada efektivitas penggunaan peralatan, material, tenaga kerja dan metode. Hal ini berarti untuk meningkatkan efektivitas produksi dapat dimulai dari penggunaan sumber daya dengan meminimalisir losses yang berkaitan dengan sumber daya produksi tersebut. Losses adalah kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh adanya waktu produksi yang terbuang atau adanya suatu kerusakan sehingga mesin produksi tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya (Amrussalam dkk, 2016). PT. X merupakan perusahaan penghasil filter rokok. Secara umum, produk yang dihasilkan yaitu filter rokok mono dan dual. Pada bulan Januari-Desember 2016, proses produksi yang dilakukan masih mengalami kendala seperti adanya kerusakan mesin secara tiba-tiba, keterlambatan material, ketidaktersediaan tenaga kerja saat produksi. Kendala tersebut menimbulkan kerugian berupa down mesin. Sudrajat (2001) menyatakan bahwa waktu hilang dikarenakan oleh kondisi mesin yang tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya disebut down. Mesin dengan nilai down tertinggi ialah mesin untuk memproduksi filter rokok mono jenis A yang dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu, dalam proses produksi juga timbul C-187

2 Aulia, Novareza, dan Sulistyarini kerugian berupa speed losses dan defect. Adanya speed losses dari keempat mesin tersebut dikarenakan adanya perbedaan antara speed ideal mesin sebesar 400 m/menit dengan speed actual yang digunakan sebesar 100 m/menit. Mengenai defect filter rokok mono jenis A tiap mesin dapat dilihat pada Gambar 1, yang mana presentase defect pada tiap mesin melebihi standar presentase defect yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu sebesar 1,4%. Tabel 1 Data Down Mesin Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Bulan Januari-Desember 2016 Mesin Total Down Total Waktu Produksi Tersedia Down , , , ,1 Gambar 1 Perbandingan total dan standar maksimal defect mesin produksi filter rokok mono jenis A Pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada proses produksi filter rokok mono jenis A ialah dengan menggunakan Overall Equipmet Effectiveness (OEE) dan Overall Resource Effectiveness (ORE). OEE berfungsi untuk mengukur performansi, mengidentifikasi peluang pengembangan suatu peralatan yang berkaitan dengan faktor availability, performance dan quality (Reyes dkk, 2009). Eswaramurthi dan Mohanram (2013) menyatakan bahwa untuk menangani kerugian yang berhubungan dengan sumber daya produksi, penggunaan OEE kuranglah sesuai. Kemudian muncul pengembangan metode untuk mengetahui efektivitas sumber daya produksi menggunakan ORE. Selain itu, pada penelitian digunakan cause effect diagram untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah dari rendahnya efektivitas sumber daya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran efektivitas mesin pada produksi filter rokok mono jenis A menggunakan OEE, melakukan pengukuran efektivitas sumber daya pada produksi filter rokok mono jenis A menggunakan ORE, megidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya efektivitas sumber daya produksi, serta memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya produksi filter rokok mono jenis A. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini diawali dengan tahap pendahuluan yaitu melakukan studi lapangan, studi literatur, mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan menentukan tujuan penelitian. Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data. Terdapat dua data yaitu data sekunder yang terdiri dari data waktu produksi tersedia, data down, data jumlah produksi dan defect dari filter rokok mono jenis A serta data primer yang terdiri dari proses produksi filter rokok mono jenis A, data penyebab dan efek kegagalan yang terjadi. Tahap berikutnya yaitu melakukan pengolahan data dengan melakukan perhitungan menggunakan metode OEE dan metode ORE. Selanjutnya tahap analisis dan pembahasan. Tahap terakhir adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 1) Overall Equipment Effectiveness (OEE) OEE merupakan metode yang digunakan untuk ukur efektivitas penggunaan peralatan sebagai salah satu aplikasi program Total Productive Maintenance yang mana menunjukkan tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan availability rate, performance rate dan quality rate (Saiful dkk, 2014). 2) Overall Resource Effectiveness (ORE) ORE adalah metode yang digunakan untuk mengukur waktu efektif keseluruhan dari sistem manufaktur yang berkaitan dengan adanya resources (man, machine, material, method) yang digunakan (Eswaramurthi dan Mohanram, 2013). Pengukuran dilakukan dengan melibatkan C-188

3 Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A faktor readiness (R), availability of facility (A f ), changeover efficiency (C), availability of material (A m ), availability of manpower (A mp ), performance efficiency (P), quality rate (Q). 3) Cause Effect Diagram Watson (dalam illie G. Dan Ciocoiu C.N., 2010) menyatakan bahwa cause effect diagram merupakan salah satu tool yang disediakan dengan cara menggambarkan secara sistematis berbagai akibat dan penyebab yang berkontribusi pada akibat tersebut. Cause effect diagram juga disebut sebagai fishbone diagram yang meliki keuntungan untuk identifikasi akar penyebab dan menelusuri masalah secara lebih lanjut, menghasilkan ide-ide. (Dhillon, 2008). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tabel 2 dan tabel 3 merupakan data yang dikumpulkan dan diolah menggunakan metode OEE dan ORE. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin maupun sumber daya produksi filter rokok mono jenis A. Tabel 2 Data Perhitungan OEE Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Bulan Januari-Desember 2016 Unplanned Waktu tersedia Planned down Loading down Operating Processed Amount (rod) Ideal Cycle Time (menit/rod) Defect Amount (rod) 0W , X , Y , Z , Tabel 3 Data Perhitungan ORE Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Bulan Januari-Desember 2016 Manpower Total Planned Planned Facilities Set-up and Material absence Time Down Production Down adjustment Shortages 0W X Y Z Berikut merupakan contoh perhitungan dari masing-masing faktor OEE pada mesin 0W, yang mana secara umum, rumus dari perhitungan OEE dapat dilihat pada Rumus (1) - Rumus (4) (Ansori dan Mustajib, 2013): (1) (2) (3) (4) C-189

4 Aulia, Novareza, dan Sulistyarini Perhitungan faktor pertama yaitu availability rate yang menunjukkan tingkat ketersediaan mesin atau peralatan untuk melakukan proses produksi. Data yang dibutuhkan untuk menghitung availability rate adalah operating dan loading, yang mana loading didapat dari hasil pengurangan antara available dengan planned down sedangkan operating didapat dari hasil pengurangan antara loading dengan un-planned down. Perhitungan faktor kedua yaitu performance efficiency yang menunjukkan tingkat kemampuan mesin atau peralatan dalam menghasilkan suatu produk. Data yang dibutuhkan untuk menghitung performace efficiency adalah operating, ideal cycle dan processed amount. Perhitungan faktor ketiga yaitu quality rate yang menunjukkan tingkat kemampuan mesin atau peralatan dalam menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan standar spesifikasi yang telah ditentukan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung quality rate adalah processed amount dan defect amount. Setelah ketiga fakotr dihitung kemudian dilakukan perhitungan pada nilai OEE yang dilakukan dengan mengalikan nilai dari masing-masing ketiga faktor tersebut. Berikut merupakan contoh perhitungan dari masing-masing faktor ORE pada mesin 0W, yang secara umum, rumus dari perhitungan OEE dapat dilihat pada Rumus (5) - Rumus (12) (Eswaramurthi dan Mohanram, 2013): (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Perhitungan faktor pertama yaitu readiness yang menunjukkan tingkat kesiapan mesin untuk melakukan proses produksi. Data yang dibutuhkan untuk menghitung readiness adalah planned production dan total, yang mana planned production didapat dari hasil pengurangan antara total dengan planned down. Perhitungan faktor kedua yaitu availability of facility yang menunjukkan tingkat ketersediaan mesin atau peralatan yang telah dikurangi dengan waktu kerusakan mesin. Data yang dibutuhkan untuk menghitung availability of facility adalah loading, planned production dan facilities down, yang mana loading didapat dari hasil pengurangan antara planned production dengan facilities down. C-190

5 Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Perhitungan faktor ketiga yaitu changeover efficiency yang menunjukkan tingkat ketersediaan mesin yang telah dikurangi dengan waktu set up. Data yang dibutuhkan untuk menghitung changeover efficiency adalah operation, loading dan waktu set up, yang mana operation didapat dari hasil pengurangan anatar loading dengan waktu set up. Perhitungan faktor keempat yaitu availability of material yang menunjukkan tingkat ketersediaan material dalam proses produksi filter rokok mono jenis A. Data yang dibutuhkan untuk menghitung availability of material adalah running, operation dan waktu ketidaktersediaan material (material shortages), yang mana running didapat dari hasil pengurangan antara operation dengan material shortages. Perhitungan faktor kelima yaitu availability of manpower yang menunjukkan tingkat ketersediaan tenaga kerja dalam melakukan proses produksi filter rokok mono jenis A. Data yang dibutuhkan untuk menghitung availability of manpower adalah actual running, running, dan waktu ketidaktersediaan tenaga kerja (manpower absence ), yang mana actual running didapat dari hasil pengurangan antara running dengan manpower absence. Perhitungan faktor keenam yaitu performance efficiency yang menunjukkan tingkat performansi mesin atau peralatan dalam menghasilkan suatu produk. Data yang dibutuhkan untuk menghitung performance efficiency adalah actual running dan earned yang mana earned didapat dari perkalian antara ideal cycle dengan quantity produced (processed amount). Perhitungan faktor ketujuh yaitu quality rate yang menunjukkan tingkat kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar spesifikasi yang telah ditentukan. Data yang digunakan untuk menghitung quality rate adalah quantity produced (processed amount) dan quantity of parts accepted, yang mana quantity of parts accepted didapat dari hasil pengurangan antara quantity produced (processed amount) dengan quantity rejected (defect amount). Setelah ketujuh faktor dihitung, kemudian dilakukan perhitungan pada nilai ORE yang dilakukan dengan mengalikan nilai dari masing-masing faktor tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4, didapat rata-rata nilai OEE sebesar 55,51% dan rata-rata nilai ORE sebesar 58,62% yang berarti rata-rata nilai OEE lebih tinggi dibanding dengan nilai ORE, dikarenakan metode OEE hanya diperhitungkan tingkat ketersediaan, performansi dan kualitas, sehingga hanya diketahui seberapa besar efektivitas mesin saja. Pada ORE, faktor yang diperhitungkan ada 7 faktor sehingga dapat diketahui tingkat efektivitas mesin sekaligus material dan tenaga kerja sehingga diketahui tingkat efektivitas sumber daya produksi secara menyeluruh. Tabel 4 Hasil Perhitungan OEE dan ORE Filter Rokok Mono Jenis A Bulan Januari-Desember 2016 AR PE QR OEE R A f C A m A mp P Q ORE 0W 77,71 77,94 95,49 57,84 93,43 90,40 88,10 97,74 99,84 77,94 95,49 54,03 0X 83,15 81,81 96,14 65,39 95,31 92,09 91,57 98,68 99,92 81,81 96,14 62,33 0Y 85,22 70,34 95,84 57,45 94,93 92,42 93,51 98,79 99,83 70,34 95,84 54,54 0Z 82,00 69,05 95,03 53,80 95,04 91,99 90,58 98,62 99,78 69,05 95,03 51,14 Rata -rata 82,02 74,78 95,62 58,62 96,48 91,72 90,94 98,46 99,84 74,78 95,62 55,51 Selanjutnya dilakukan identifikasi akar penyebab masalah yang mempengaruhi rendahnya nilai ORE atau tingkat efektivitas sumber daya produksi filter rokok mono jenis A. menggunakan cause effect diagram. Hasil identifikasi akar penyebab masalah dapat dilihat pada Gambar 2. Akar penyebab masalah yang disebabkan oleh faktor manusia, adalah kegiatan pelatihan operator masih kurang, motivasi kerja operator masih kurang, operator tidak membaca log book kerusakan mesin sehingga pengetahuan akan gejala kerusakan masih kurang, skill dari operator mesin filter mono dan dual berbeda. Penyebab pada faktor material adalah kertas pelapis terkontaminasi kotoran pada saat melewati nozzle hotmelt, jadwal kegiatan pemeriksaan material hanya dilakukan pada saat awal shift. Penyebab dari faktor mesin adalah pada pisau terdapat sisa material filter yang menempel, posisi awal pisau tidak sesuai, jumlah aliran filter rokok yang terlalu banyak pada conveyor, sisa material tow yang tertinggal pada roller. Penyebab dari faktor metode adalah C-191

6 Aulia, Novareza, dan Sulistyarini pengawasan pada proses produksi belum dilakukan, jumlah permintaan item produk tinggi, jumlah kegiatan pemeriksaan tidak dilakukan sesuai prosedur. Penyebab dari faktor lingkungan adalah pembersihan area mesin tidak dilakukan saat pergantian shift. Lingkungan Pembersihan area mesin tidak dilakukan saat pergantian shift Area di sekitar mesin yang masih kotor Jumlah kegiatan pemeriksaan tidak dilakukan sesuai prosedur Adanya filter tidak sesuai standar yang lolos Jumlah perubahan pesanan tinggi Jumlah permintaan item produk tinggi Metode Kertas pelapis filter terlipat Material Kertas terkontaminasi kotoran saat melewati nozzle hotmelt Kondisi kertas pelapis filter tidak baik Pada saat pertengahan produksi terjadi kekurangan material Jadwal kegiatan pemeriksaan material hanya dilakukan pada awal shift Manusia Keterbatasan skill operator Pelatihan masih kurang Pengawasan pada proses produksi belum dilakukan Operator salah melakukan setting Keterlambatan operator Operator pengganti tidak ada Skill dari operator mesin filter rokok tunggal dan dual memiliki perbedaan Operator tidak berada pada area produksi Jumlah aliran filter rokok yang terlalu banyak Kemacetan pada conveyor Adanya kendala pada permukaan roller Sisa material tow yang tertinggal Permukaan roller yang kotor Mesin Operator tidak membaca log book kerusakan Operator kurang paham mengenai gejala kerusakan mesin Operator merasa jenuh Motivasi dalam diri operator kurang Operator kurang melakukan cek filter Rendahnya nilai ORE Permukaan pisau kotor Pada pisau terdapat sisa material filter yang menempel Pisau pemotong tidak memotong dengan baik Pisau tidak tajam Gambar 2 Cause effect diagram dari rendahnya nilai ORE Adanya tabrakan antara pisau dengan ledger Posisi awal pisau tidak sesuai IV. PENUTUP Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian adalah nilai OEE menunjukkan tingkat efektivitas mesin pada produksi filter rokok mono jenis A. Pada bulan Januari-Desember 2016, nilai OEE pada mesin produksi filter rokok mono jenis A memiliki rata-rata nilai sebesar 58,62%. Sedangkan, nilai ORE menunjukkan tingkat efektivitas sumber daya produksi filter rokok mono jenis A yang memiliki rata-rata nilai sebesar 55,51%. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya nilai efektivitas penggunaan sumber daya produksi filter rokok mono jenis A dikelompokkan menjadi faktor manusia, faktor material, faktor mesin, faktor metode, faktor lingkungan. Rekomendasi perbaikan yang diusulkan pada penelitian ini adalah mengadakan pelatihan operator secara menyeluruh tiap satu bulan sekali, penerapn konsep reward and punishment, membiasakan membaca logbook sebelum pergantian shift, dilakukan perencanaan jadwal pemeriksaan material secara berkala, hendaknya melaksanakan pembersihan dan pengecekan kembali terhadap posisi pisau dan roller, hendaknya melakukan pengaturan antara kecepatan conveyor dengan kapasitas tray, hendaknya supervisor mengontrol proses produksi, melakukan sosialisasi prosedur dan membuat alat kontrol visual untuk kegiatan pemeriksaan, menerapkan SMED untuk mengurangi waktu set-up, dilakukan pembersihan mesin secara berkala serta peningkatan penerapan kegiatan 5S. DAFTAR PUSTAKA Amrusallam., Santoso, B.P., & Tama, I.P., (2016), Pengukuran dan Perbaikan Total Productive Maintenance (TPM) Menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Root Cause Failure Analysis (RCFA), Journal of Engineering and Management in Industrial System (JEMIS), Vol.4, No.2. Ansori, N., & Mustajib, I., (2013), Sistem Perawatan Terpadu, Yogyakarta: Graha Ilmu. Ciocoiu, C.N., & Ilie, G., (2010), Application of Fishbone Diagram to Determine The Risk of Event With Multiple Causes, Management Research And Practice, Vol.2 Issue 1 p:1-20. Dhillon, B.S., (2008), Realibility Technology, Human Error and Quality in Health Care, USA: CRC Press. Eswaramurthi, K.G., & Mohanram, P.V., (2013), Improvement of Manufacturing and Evaluation of Overall Resource Effectiveness, American Journal of Applied Sciences. 10 (2). Reyes, J.A.G., Eldrige, S., Barber, K.D., & Meier, H.S., (2009), Overall Equipment Effectiveness (OEE) and Process Capability (PC) Measures: A Relationship Analysis, Journal of Quality in Maintenance Engineering, Vol. 27, Iss 1, pp C-192

7 Pengukuran Nilai OEE dan ORE sebagai Dasar Perbaikan Efektivitas Produksi Filter Rokok Mono Jenis A Saiful., R.A., & Novawanda, O., (2014), Pengukuran Kinerja Mesin Defekator I dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus pada PT. Perkebunan XY), Journal of Engineering and Management in Industrial System (JEMIS), Vol.2, No.2. Sudrajat, A., (2001), Pedoman Praktis Manajemen Perawatan Mesin Industri, Bogor: Refika Aditama. C-193

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN: Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) MENGGUNAKAN OVERALL EQUIPMENT EFECTIVENESS (OEE) DAN SIX BIG LOSSES PADA MESIN CAVITEC DI

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Metode penelitian ini merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapantahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan maupun bagian yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Kakao Mas Gemilang dan pengambilan data dilakukan pada department teknik dan produksi. 3.2. Pelaksanaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Mesin atau peralatan yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian pengeringan di PT. XYZ yaitu pada mesin Dryer Twind. Karena mesin ini bersifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Berikut ini merupakan flowchart kerangka keseluruhan untuk melakukan penelitian. Menentukan Tema Identifikasi Masalah Menentukan latar belakang masalah

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Performansi Pengukuran performansi sering disalah artikan oleh kebanyakan perusahaan saat ini. Indikator performansi hanya dianggap sebagai indikator yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian secara sistematik, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Hasil yang

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Pabrik Tuban Tofiq Dwiki Darmawan *1) dan Bambang Suhardi 2) 1,2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu paradigma untuk memecahkan masalah yang terjadi agar penelitian ini lebih sistematis dan terarah. Bab ini berisi langkahlangkah pembahasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way 15 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Way Berulu Pesawaran jenis Karet Remah (Crumb Rubber) dari bulan Desember

Lebih terperinci

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan Overall Equipment Effectiveness di PT. Gramedia Printing Group dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskritif yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan pemecahan masalah terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan macam-macam langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian ini. 3.1 Studi Literatur Studi literatur merupakan tahapan penyusunan landasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Effektivitas dari pada mesin mesin m/c.cr.shaft yaitu mesin : Grinding,Fine Boring,dan Gun drilling. Sebagai langkah di dalam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA 39410112 LATAR BELAKANG Peningkatan Produktivitas Overall Equipment Effectiveness

Lebih terperinci

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah adalah tahap dimana peneliti ingin menemukan masalah yang akan menjadi fokus penelitian. Tahap ini merupakan penggabungan dari

Lebih terperinci

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press Petunjuk Sitasi: Yusrizal, & Mesra, T. (2017). Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C175-180). Malang: Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya. Evaluasi Efektivitas

Lebih terperinci

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY 55184 1,2)Email: teknik.industri@uii.ac.id ABSTRAK Penerapan Metode Total Productive Maintenance (TPM) untuk Mengatasi Masalah Six-Big Losess dalam Mencapai Efisiensi Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Itokoh Ceperindo) Aldila Samudro Mukti 1, Hudaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang Yustine Intan Dwi Wijaya1), Ilham Priadythama2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi penelitian merupakan cara atau prosedur yang berisi tahapatahapan yang jelas yang disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada setiap industri manufaktur hampir semua proses produksinya menggunakan mesin atau peralatan sebagai fasilitas produksi yang utama. persaingan dalam penjualan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overall Equipment Effectiveness ( OEE ) Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah tingkat keefektifan fasilitas secara menyeluruh yang diperoleh dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menunjukkan penelitian melalui penelitian lapangan yang

Lebih terperinci

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia Heru Winarno 1) dan Setiyawan 2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Banten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LADASA TEORI Dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan teori-teori yang mendukung, diperoleh dari mata kuliah yang pernah didapat dan dari referensi-referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Pada bagian ini akan diuraikan langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi dan dapat digambarkan pada flowchart di bawah ini: Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Flow diagram yang dilakukan untuk melakukan pemecahan permasalahan yang terjadi dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Mulai Studi Pendahuluan Studi Kepustakaan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk Disusun Oleh : Nama : Gabriella Aningtyas Varianggi NPM : 33412072 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI) Fitri Agustina Jurusan Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Box 2 Kamal,

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MESIN MILLS STATION MENGGUNAKAN BASIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Ahmad Kholid Alghofari 1*, Muhamad Arsyad Rifa i 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri manufaktur berusaha untuk efektif, dan dapat berproduksi dengan biaya produksi yang rendah untuk meningkatkan produktivitas. Usaha ini diperlukan untuk

Lebih terperinci

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) Achmad Nur Fauzi Program

Lebih terperinci

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang PERHITUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS MESIN MIXER BANBURY 270 L DAN MESIN BIAS CUTTING LINE 2 (STUDI KASUS PT. SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES) Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha perbaikan pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan sebagai bahan bakar tungku alternatif baik skala kecil maupun BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Semua jenis industri khususnya industri manufaktur membutuhkan suatu kelancaran proses produksi dalam memenuhi tuntutan yang harus dipenuhi untuk menjaga kinerja

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeliharaan 2.1.1 Definisi Pemeliharaan Beberapa definisi pemeliharaan (maintenance) menurut para ahli: Menurut Patrick (2001, p407), maintenance adalah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi maintenance Maintenance (perawatan) menurut Wati (2009) adalah semua tindakan teknik dan administratif yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam) BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN 5.1 Analisa Nilai Availability Table 5.1 Nilai Availability Mesin Steam Ejector Planned Equipment Loss Time Availability Januari 42 6 36 85.71 Februari 44 7 37 84.09 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi 3.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Untuk tetap bertahan di persaingan usaha, sebuah industri harus selalu melakukan perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Pabrik Kelapa Sawit Dolok Ilir PT.Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan panduan yang digunakan oleh peneliti yang berupa urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan (Nazir,2003). Menurut Nazir dalam bukunya mengenai metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Usaha Kecil Dan Menengah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UKM adalah sebuah perusahaan yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) SEBAGAI DASAR PERBAIKAN EFEKTIFITAS MESIN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) Hendra Fasla Silalahi Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE Badik Yuda Asgara, Gunawarman Hartono Badik Yuda Asgara (badik_yuda_asg@yahoo.com),

Lebih terperinci

ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL FILTERS

ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL FILTERS ANALISIS OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DALAM MEMINIMALISI SIX BIG LOSSES PADA MESIN PRODUKSI DUAL FILTERS DD07 (Studi kasus : PT. Filtrona Indonesia, Surabaya, Jawa Timur) ANALYSIS OF OVERALL EQUIPMENT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi ABSTRACT... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME MESIN HYDROSTATIC TEST PLANT VAI PADA PT XYZ DENGAN METODOLOGI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) (STUDI KASUS PT XYZ) TUGAS AKHIR Yoyon Waryono 1128003030 Program

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia industri semakin meningkat, efisiensi produksi semakin menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindarkan. Jika hal ini tidak diperhitungkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS MESIN RENG

PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS MESIN RENG PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) UNTUK MENGUKUR EFEKTIFITAS MESIN RENG Hery Suliantoro, Novie Susanto*), Heru Prastawa, Iyain Sihombing, Anita M. Program

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN CONVEYOR FRAME OFF DALAM RANGKA MENINGKAT NILAI OEE DI FRAME PRODUCTION SECTION PT. XYZ

ANALISA PERBAIKAN CONVEYOR FRAME OFF DALAM RANGKA MENINGKAT NILAI OEE DI FRAME PRODUCTION SECTION PT. XYZ ANALISA PERBAIKAN CONVEYOR FRAME OFF DALAM RANGKA MENINGKAT NILAI OEE DI FRAME PRODUCTION SECTION PT. XYZ IRFAN, S.T 1, Ir.HERLINA K.N,MT 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI.

BAB III METODOLOGI. BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian merupakan gambaran langkah langkah secara sistematis yang dilakukan penulis dari awal hingga akhir penelitian sehingga pelaksanaan penelitian menjadi jelas dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PERAWATAN PADA MESIN KMF 250 A MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT TSG

ANALISIS SISTEM PERAWATAN PADA MESIN KMF 250 A MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT TSG ANALISIS SISTEM PERAWATAN PADA MESIN KMF 250 A MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT TSG Hermantoˡ*, M. Irvan², Elfitria Wiratmani³ 1,2,3 Program Studi Teknik Industri FTMIPA Universitas

Lebih terperinci

HASBER F. H. SITANGGANG

HASBER F. H. SITANGGANG KAJIAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP BLOK I ST 1.0 SICANANG BELAWAN DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.

PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. PENINGKATAN EFEKTIVITAS MESIN CUTTING GLASS DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (di PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Sidoarjo) Oleh Ferry Wicaksono, Enny Aryani, Dwi Sukma Prodi TeknikIndustri,

Lebih terperinci

Pengukuran Efektivitas Mesin Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Untuk Dasar Usulan Perbaikan

Pengukuran Efektivitas Mesin Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Untuk Dasar Usulan Perbaikan Pengukuran Efektivitas Mesin Menggunakan Overall Equipment Effectiveness Untuk Dasar Usulan Perbaikan Bernandus Yoseph Bilianto 1, Yurida Ekawati 2 Abstract. CV. Gracia has offset printing machines that

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Total Productive Maintenance (TPM) merupakan salah satu konsep inovasi dari Jepang, dan Nippondenso adalah perusahaan pertama yang menerapkan dan mengembangkan konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN KEASLIAN... ii LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN....iii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...iv LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi HALAMAN

Lebih terperinci

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Suharjo Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014 USULAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN BOILER PT. INDAH KIAT SERANG DENGAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE Suharjo Universitas Esa Unggul suharjosuharjo666@gmail.com Abstract. PT. Indah Kiat Pulp

Lebih terperinci

Universitas Widyatama

Universitas Widyatama BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Tujuan Maintenance 2.1.1 Definisi Maintenance Perawatan atau yang lebih dikenal dengan kata Maintenance dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Industri dalam bidang kesehatan mengalami perkembangan yang sangat baik, pasar farmasi pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 12% serta perkiraan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) 48 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisis perhitungan overall equipment effectiveness di PT. Inkoasku dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan panduan yang digunakan oleh peneliti yang berupa urut-urutan bagaimana penelitian dilakukan (Nazir,2003). Menurut Nazir dalam bukunya mengenai metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Tujuan Maintenance 2.1.1. Pengertian Maintenance Maintenance merupakan suatu fungsi dalam suatu industri manufaktur yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain

Lebih terperinci

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September PRESENTASI SIDANG SKRIPSI 1 ANALISIS KINERJA DAN KAPABILITAS MESIN DENGAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT. X Disusun oleh Nama : Teguh Windarto NPM : 30408826 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013 LAPORAN SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFECTIVNESS (OEE) DENGAN SIX BIG LOSESS DALAM USAHA MENCARI PENYEBAB BESARNYA REDUCED SPEED LOSSES DAN PROCESS DEFECT LOSSES PADA MESIN INJECTION

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE) Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo) Maulita Farah Zevilla*, Wahyunanto Agung Nugroho, Gunomo Djojowasito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat.

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT.

SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SKRIPSI ANALISIS PENINGKATAN EFEKTIFITAS MESIN SEWING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SIOEN INDONESIA Disusun Oleh: ACHMAD ROSID 2012.10.215.319 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN RENG DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DI CV. ALI GRIYA, SEMARANG Iyain Sihombing, Novie Susanto*, Hery Suliantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya perusahaan. Semakin berkembangnya industri semakin banyak pula teknologi yang dikembangkan. Salah satu

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI Ian Ivan Langi 1, Felecia 2, Abstract: PT Prima Waru Industry is a company that produce nails. This research was intended to help the company

Lebih terperinci

ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) Analisa Perbaikan Mesin CNC MA-1 dengan Menggunakan... (Ratnanto Fitriadi dan Gancang B. Kuncoro) ANALISA PERBAIKAN MESIN CNC MA-1 DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR KINERJA OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang

Lebih terperinci

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho KALKULASI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS MESIN KOMATZU 80T (Studi Kasus pada PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri) Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 PENERAPAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE).

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisis Perhitungan Overall Equipmenteffectiveness (OEE). Analisis perhitungan overall equipment effectiveness pada PT. Selamat Sempurna Tbk. dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin dan peralatan idealnya dapat beroperasi seratus persen dalam kondisi full capacity, idealnya peralatan dan mesin dapat beroperasi seratus persen dengan kondisi

Lebih terperinci

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness DAFTAR ISI Halaman Judul...i Lembar Persoalan...ii Lembar Pengesahan...iii Lembar Pernyataan...iv Lembar Persembahan...v Kata Pengantar...vi Abstract...viii Intisari...ix Daftar Isi...x Daftar Tabel...xiii

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. BTU, DIVISI BOARDING BRIDGE

ANALISIS EFEKTIFITAS MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. BTU, DIVISI BOARDING BRIDGE ANALISIS EFEKTIFITAS MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. BTU, DIVISI BOARDING BRIDGE Badik Yuda Asgara; Gunawarman Hartono Industrial Engineering Department,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Rancangan program preventive maintenance dengan pendekatan Total

Lebih terperinci

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN PERHITUNGAN TINGKAT EFEKTIFITAS MESIN CANE MILL DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS SEBAGAI DASAR USULAN PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar di Indonesia. Dengan berbagai julukan seperti kota kembang, Paris van Java, kota belanja,

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) PADA PT ICHIKOH INDONESIA

EVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) PADA PT ICHIKOH INDONESIA Teknika : Engineering and Sains Journal Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, 131-140 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-4146 print EVALUASI KINERJA KEGIATAN PERAWATAN MESIN INJECTION MOLD MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sinurat dkk (2015) melakukan penelitian di suatu perusahaan manufaktur yang dalam proses produksinya menggunakan mesin bubut. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Total Porductive Maintenance 3.1.1 Pengertian Total Productive Maintenance Salah satu cara yang sangat efektif dan efesien untuk meningkatkan pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban manusia juga telah memacu peningkatan kebutuhan dan keinginan baik dalam jumlah, variasi jenis, dan tingkat mutu. Perkembangan ini menimbulkan

Lebih terperinci