USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG"

Transkripsi

1 Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KAIN GREY DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DI PT. BUANA INTAN GEMILANG Fauzia, Salma, Jurusan Teknik Industri, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Bandung sfandarrini@gmail.com Lubis, Marina Yustiana, Jurusan Teknik Industri, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Bandung marinayustianalubis@telkomuniversity.ac.id Yanuar, Agus Alex, Jurusan Teknik Industri, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No. 01, Terusan Buah Batu, Bandung axytifri@telkomuniversity.ac.id ABSTRAK PT. Buana Intan Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang memproduksi kain grey. Pada proses produksi kain grey, ditemukan gerakan operator yang tidak bernilai tambah berupa waste motion seperti aktivitas mencari alat bantu dan berjalan jauh untuk mengambil bahan. Hal ini menyebabkan waktu produksi yang lebih lama. Maka dengan pendekatan lean manufacturing, dilakukan identifikasi faktor penyebab utama gerakan-gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan pada proses produksi kain grey menggunakan tools Fishbone dan 5Why serta memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi waste motion menggunakan metode 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, dan Sustain). Usulan 5S yaitu sort berupa pendataan barang/alat dan penerapan red tag, set in order berupa perancangan lemari penyimpanan, meja penyimpanan kardus, dan laci penyimpanan alat bantu inspeksi dan label nama untuk meminimasi waktu pada aktivitas mencari dan berjalan jauh. Shine yaitu perancangan lembar kegiatan kebersihan dan penyimpanan alat kebersihan. Standardize berupa perancangan aturan kerja untuk mempertahankan 3S pertama (Sort, Set in Order, Shine) dan sustain yaitu perancangan display poster 5S sebagai pengingat untuk membudayakan 5S dan Formulir Audit 5S untuk evaluasi pelaksanaan 5S. Hasil penelitian menunjukan dengan usulan perbaikan 5S dapat mereduksi lead time sebesar 382,81 detik. Kata kunci: Waste Motion, Lean Manufacturing, 5S Corresponding Author

2

3 57 1. PENDAHULUAN Dalam proses produksi sering kali terdapat aktivitasaktivitas yang tidak memberikan nilai tambah terhadap produk. Aktivitas tersebut merupakan pemborosan (waste) yang perlu dihilangkan/dikurangi dengan menggunakan pendekatan lean. Lean merupakan metode untuk menghilangkan atau mengurangi pemborosan (waste) dengan melakukan upaya peningkatan dan perbaikan ara terus-menerus (Charron dkk, 2015). PT. Buana Intan Gemilang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil sejak tahun Perusahaan memproduksi kain grey dan sajadah. Permintaan kain grey selalu ada setiap bulannya sehingga penelitian difokuskan pada pembuatan kain grey. Kain grey adalah kain putihan yang dihasilkan dari proses tenunan benang (weaving). Gambar 1 menampilkan existing layout PT. Buana Intan Gemilang yang terdiri dari area produksi kain grey dan kantor. Gambar (a) merupakan kondisi layout perusahaan saat ini dan gambar (b) posisi penyimpanan kardus yang berada di luar departemen penggandaan sehingga operator harus berjalan jauh untuk mengambil bahan baku (kardus) sebelum melakukan proses produksi. Hal ini menyebabkan menurunnya efektivitas operator (Charron dkk, 2015). Penggulungan Benang Pakan Penggulungan Benang Lusi Weaving Kain Grey (a) Gudang Bahan Baku Gudang Bahan Baku Penggandaan Kartu Pola (b) Gambar 1. Existing Layout PT. Buana Intan Gemilang Selain itu, kondisi area kerja yang berantakan menyebabkan operator melakukan aktivitas yang tidak bernilai tambah pada proses produksi seperti aktivitas mencari. Penataan dan penyimpanan barang yang tidak teratur dapat mempengaruhi cara kerja operator sehingga terjadi pemborosan gerakan yang menyebabkan waktu produksi yang lebih lama (Charron dkk, 2015). Dilakukan penggambaran Value Stream Mapping (VSM) untuk mengetahui aliran informasi dan material serta Process Activity Mapping (PAM) untuk mengetahui aktivitas yang tidak memberi nilai tambah pada proses produksi kain grey yang dianggap menyebabkan pemborosan (waste). Proses produksi kain grey dilakukan menggunakan mesin dan operator. Penggunaan mesin pada pembuatan kain grey sudah dilakukan ara Kantor Inspecting Grey maksimal, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mesin sedangkan operator belum maksimal. Berdasarkan PAM, ditemukan Waste Motion pada beberapa aktivitas khususnya di departemen penggandaan dan Inspecting Grey yang mempengaruhi waktu proses di PT. Buana Intan Gemilang yang ditampilkan pada Tabel 1. Waste motion merupakan gerakan operator yang berlebihan dan tidak memberi nilai tambah terhadap produk selama proses produksi yang menyebabkan peningkatan lead time produksi (Zakaria dkk, 2017). Pada penelitian ini area yang difokuskan adalah departemen penggandaan dan inspeksi kain grey karena dua departemen tersebut masih melakukan proses produksi ara manual menggunakan operator. Tabel 1. Identifikasi Gerakan Operator yang Menyebabkan Waste Motion No Departemen Aktivitas VA/BVA /NVA NVA 1 Mencari pola kartu yang akan di copy Mengambil pola kartu VA 2 yang akan di copy Penggandaan Berjalan jauh untuk BVA 3 Kartu Pola mengambil kardus Mencari peralatan NVA 4 inspeksi untuk memeriksa copy kartu Mencari peralatan NVA 5 inspeksi untuk Inspecting memeriksa kain grey Grey Berjalan jauh untuk NVA 6 mengambil alat kebersihan Pada Tabel 1 ditunjukan beberapa aktivitas operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan antara lain gerakan mencari pola kartu, berjalan jauh untuk mengambil kardus dan mencari peralatan inspeksi. Aktivitas mencari pola kartu menjadi salah satu gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan sehingga digolongkan pada aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added) karena mencari merupakan gerakan tidak efektif (Sutalaksana dkk, 2006). Adanya gerakan mencari pola kartu disebabkan penataan dan penyimpanan pola kartu yang tidak teratur dan tidak rapi pada meja penyimpanan serta tidak terdapat label nama pada pola kartu sehingga menyebabkan operator perlu melakukan pencarian pola kartu sebelum mengambil dan menggunakannya. Hal tersebut juga memakan waktu yang lama. Gerakan-gerakan operator yang tidak perlu (tidak efektif) harus dikurangi bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan dalam bentuk tenaga dan waktu kerja (Sutalaksana dkk, 2006). Berdasarkan permasalahan yang terjadi di departemen penggandaan dan inspecting Grey, maka diperlukan usulan perbaikan pada proses produksi melalui pendekatan lean manufacturing untuk mengurangi gerakan-gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan

4 58 (Waste Motion) sehingga dapat menurunkan waktu siklus (cycle time reduction) pada proses produksi kain grey. 2. METODE PENELITIAN Sistematika pemecahan masalah dilakukan berdasarkan teori-teori untuk memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan penelitian ara ringkas dan terstrukur. Sistematika pemecahan masalah penelitian dibagi menjadi empat tahapan yaitu tahap pendahuluan, tahap pengolahan data, tahap analisis dan kesimpulan dan saran sebagai upaya usulan perbaikan untuk mengurangi waste motion yang terjadi dalam proses produksi kain grey. Tahap Pendahuluan Tahap Pengolahan Data Tahap Analisis Kesimpulan dan Saran Fishbone Diagram Analisis kelebihan dan kekurangan usulan perbaikan waste motion Pengumpulan Data: 1. Data waktu proses produksi 2. Urutan proses produksi 3. Identifikasi gerakan operator 1. Aktivitas proses produksi 2. Layout perusahaan 3. Data demand dan total produksi 4. Data jam kerja 5. Data jumlah operator 6. Data jumlah mesin 7. Data peralatan pendukung proses produksi Penggambaran Value Stream Mapping & Process Activity Mapping (current state) Identifikasi waste Identifikasi akar penyebab utama gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan 5S Sort Set in Order Shine Standardize Sustain Penggambaran Value Stream Mapping & Process Activity Mapping (future state) Usulan Rancangan Perbaikan Analisis Perbandingan Current State Mapping & Future State Mapping Rancangan Perbaikan yang Direkomendasikan Analisis Perbandingan Kondisi Saat Ini dan Kondisi Usulan 5Why Antropometri Gambar 2. Sistematika Pemecahan Masalah Gambar 2 menunjukan tahap pertama yaitu tahap pendahuluan. Dilakukan pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan dengan melakukan wawancara, observasi ara langsung serta menggunakan data dokumentasi perusahaan. Selanjutnya dilakukan penggambaran Value Stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM) current state. VSM digunakan sebagai tools untuk mengetahui dan memahami aliran material dan informasi pada proses produksi produk kain grey sehingga pemborosan (waste) yang terdapat pada proses produksi dapat diketahui (Mayatra, 2016). Sedangkan PAM memberikan urutan proses produksi ara rinci yang disertai dengan waktu dan jenis aktivitas yang berlangsung pada proses tersebut. Terdapat 3 aktivitas dalam peta aliran proses yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah pada produk (Value Added), aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk (Non Value Added) dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah tetapi tidak dapat dihilangkan (Non Value Added but Necessary) (Syahputri dkk, 2017). Selanjutnya dilakukan identifikasi waste dengan menganalisis aktivitas pada Process Activity Mapping (PAM) current state. Aktivitas yang tidak memberi nilai tambah (non value added) dianggap sebagai pemborosan (waste) yang perlu dikurangi atau dihilangkan. Untuk melengkapi hasil identifikasi waste PAM, maka dilakukan observasi ara langsung pada lantai produksi dan wawancara guna mengetahui dugaan waste yang terjadi pada proses produksi kain grey. Tahap kedua yaitu tahap pengolahan data. Datadata yang sebelumnya telah dikumpulkan kemudian akan diolah. Pengolahan data yang dilakukan adalah: 1. Analisis faktor utama penyebab operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan diidentifikasi dengan menggunakan fishbone (diagram sebab-akibat) dan 5 Why. 2. Perancangan usulan perbaikan untuk mengurangi gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing. Upaya untuk mengurangi waste motion pada proses produksi adalah metode 5S (Sort, Set in Order, Shine, Standardize, dan Sustain) yang didukung oleh data antropometri. 3. Penggambaran Value Stream Mapping (VSM) dan Process Activity Mapping (PAM) future state dilakukan untuk mengetahui kondisi usulan yang ingin dicapai pada penelitian ini. Tahap ketiga yaitu adalah tahap analisis. Pada tahap ini dilakukan analisis perbandingan terhadap kelebihan dan kekurangan dari usulan perbaikan yang telah dirancang untuk mengurangi waste motion yang terjadi pada proses produksi kain grey, lalu dilakukan analisis perbandingan current state mapping dan future state mapping serta analisis perbandingan kondisi saat ini dan kondisi usulan. Tahap terakhir dalam sistematika pemecahan masalah ini adalah penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tahap ini juga memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dan bagi PT. Buana Intan Gemilang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penggambaran Value Stream Mapping dan Process Activty Mapping Current State Pada penggambaran Value stream mapping didapatkan total lead time proses produksi kain grey sebesar 1,050 hari dan value added time pada proses produksi ini adalah 453,43 menit. Dalam total lead time terdapat waktu dari aktivitas Non Value Added dan Non Value Added But Necessary. Waktu pada aktivitas yang tidak memberi nilai tambah ini selanjutnya akan dikurangi sehingga dapat mengurangi lead time dalam proses produksi

5 Man Tool Method Tool Method 59 kain grey. Pada Process Activity Mapping (PAM) teridentifikasi adanya aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non-value-added) atau dikenal dengan pemborosan (waste). Total Value Added yang dihasilkan adalah 27205,88 detik, sedangkan Non Value Added adalah 444,9 detik dan total Non Value Added but Necessary adalah 5475,63 detik. 3.2 Identifikasi Gerakan-Gerakan Operator yang Seharusnya Tidak Perlu Dilakukan Terdapat aktivitas-aktivitas yang tidak memberi nilai tambah yang menghasilkan waste motion. Waste motion merupakan gerakan yang dilakukan seorang operator selama proses produksi yang tidak memberi nilai tambah pada produk. Berdasarkan Process Activity Mapping (PAM) current state PT. Buana Intan Gemilang, gerakan tersebut antara lain mencari dan berjalan. Tabel 2. Identifikasi Aktivitas Waste Motion No Departemen Aktivitas VA/BVA /NVA NVA Mencari pola kartu yang 1 akan di copy Berjalan jauh untuk BVA 2 Penggandaan mengambil kardus Kartu Pola Mencari peralatan NVA 3 inspeksi untuk memeriksa copy kartu Mencari peralatan NVA Inspecting 4 inspeksi untuk Grey memeriksa kain grey Dengan menggunakan fishbone dan 5 Why maka dilakukan identifikasi akar penyebab operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Berikut adalah fishbone dan 5 Why dari aktivitas yang menyebabkan operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. a. Mencari Kartu Pola Kartu Pola tidak tersusun rapi Tidak ada label nama pada Operator sulit dalam mencari Mencari Kartu Pola Gambar 3. Fishbone Untuk Aktivitas Mencari Pola Kartu Tabel 3. 5 Why Untuk Identifikasi Faktor Penyebab Mencari Kartu Pola Faktor Cause Sub Cause Why Why Operator sulit dalam mencari Kartu pola diletakan pada sembarang setelah digunakan Tidak ada penyimpanan khusus kartu pola Operator berpindah untuk mencari Tidak ada label nama pada kartu pola Kartu pola tidak tersusun dengan rapi Kartu pola Posisi kartu tidak di pola berpindahpindah simpan pada semula Tidak disediakan label identitas Kartu pola disimpan pada satu sebagai penyimapanan Perusahaan belum membuat label nama untuk kartu pola Hanya tersedia satu sebagai penyimpanan b. Berjalan jauh untuk mengambil kardus Posisi penyimpanan kardus tidak tetap Operator berpindah untuk mengambil kardus Perusahaan belum membuat penyimpan an khusus Perushaan belum membuat penyimpan an khusus Berjalan Jauh untuk Mengambil Kardus Gambar 4. Fishbone Untuk Aktivitas Berjalan Jauh Mengambil Kardus Tabel 4. 5 Why Untuk Identifikasi Faktor Penyebab Berjalan Jauh Untuk Mengambil Kardus Faktor Cause Sub Cause Why Why Operator berpindah untuk mencari Posisi penyimpanan kardus tidak tetap Penyimpanan kardus berada di work station lain Kardus tidak memiliki penyimpanan khusus Ruang tidak digunakan Perusahaan belum membuat penyimpan an khusus kardus c. c. Mencari peralatan pendukung inspeksi Alat pendukung inspeksi tidak tersusun rapi Operator sulit dalam mencari alat pendukung inspeksi Tidak ada label nama pada Alat pendukung inspeksi Tata letak kerja yang tidak baik Mencari Peralatan Pendukung Inspeksi Gambar 5. Fishbone Untuk Aktivitas Mencari Peralatan Pendukung

6 60 Tabel 5. 5 Why Untuk Identifikasi Faktor Penyebab Mencari Peralatan Pendukung Faktor Cause Sub Cause Why Man Operator sulit mencari alat pendukung inspeksi Kartu pola Tempat diletakan pada penyimpanan sembarang setelah digunakan alat pendukung inspeksi jauh dari jangkauan operator Tidak ada Perusahaan belum label nama Tidak disediakan membuat label pada alat label identitas nama untuk alat pendukung pendukung inspeksi inspeksi Tool Alat pendukung Alat pendukung Perusahaan belum inspeksi inspeksi membuat tidak disimpan pada penyimpanan tersusun satu khusus untuk alat dengan rapi penyimapanan pendukung inspeksi pengambilan maupun pengembalian barang/alat agar meminimasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk seperti mencari. Lalu dilakukan perancangan penyimpanan barang/alat dengan menggunakan dimensi antropometri. Dan yang terakhir adalah melakukan perancangan lokasi penyimpanan usulan agar operator dapat dengan mudah mencari dan mengambil alat pendukung produksi. Rancangan usulan yang diberikan berupa lemari penyimpanan, meja penyimpanan kardus, laci penyimpanan alat bantu inspeksi dan label nama. 3.3 Rancangan Usulan Perbaikan Setelah melakukan identifikasi terhadap akar penyebab gerakan-gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan menggunakan Fishbone dan 5 Why s selanjutnya dilakukan rancangan usulan perbaikan. Tindakan usulan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengurangi Waste Motion dengan menggunakan pendekatan lean manufacturing yaitu menggunakan metode 5S. Dilakukan evaluasi dan perbaikan pada kondisi lantai produksi dengan menerapkan sistem 5S (Sort, Set In Order, Shine, Standardize, Sustain) (Antony dkk, 2016). 1) Perancangan Sort Penerapan 5S pertama adalah sort yaitu dilakukan pemilahan terhadap barang-barang yang berada pada area kerja dengan tujuan menghilangkan barang-barang yang tidak dibutuhkan dan menyimpan barang-barang yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi. Langkah-langkah penerapan sort adalah melakukan pengambilan data barang di area kerja untuk mengetahui kondisi dan frekuensi pemakaian barang/alat pada workstation penggandaan dan inspecting grey. Selanjutnya dilakukan pembuatan red tag sebagai label yang digunakan oleh operator dalam memilahmilah segala sesuatu yang terletak di area kerja. Barang/alat yang diberi red tag selanjutnya dipisahkan untuk diletakan pada yang berbeda atau dibuang. 2) Perancangan Set In Order Lalu penerapan set in order dengan tujuan identifikasi di mana semua barang Value Added harus disimpan dan bagaimana barang harus siap untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Aktivitas pengaturan barang sesuai dengan frekuensi pemakaiannya dalam area kerja. Penerapan set in order antara lain dengan dilakukan penentuan penyimpanan barang/alat agar operator bisa dengan mudah saat melakukan Gambar 6. Usulan Lemari Penyimpanan Kartu Pola SEKAT 1 POLA A SEKAT 2 POLA B SEKAT 3 POLA C SEKAT.. POLA.. Gambar 7. Usulan Label Kartu Pola SEKAT 40 POLA AN 3) Perancangan Shine Shine pada tahap ketiga dari 5S merupakan aktivitas sederhana yang mengharuskan membersihkan area kerja termasuk meja, lantai, mesin, dan alat bantu produksi serta membuat area kerja siap untuk digunakan. Dilakukan perancangan lembar kegiatan kebersihan sebagai bentuk menjaga kebersihan dan kerapihan area kerja agar operator mengisi lembar kegiatan kebersihan setelah melakukan pembersihan. Lalu tidak adanya penyimpanan yang tetap membuat posisi alat kebersihan berpindah-pindah baik pada departemen penggandaan kartu dan departemen inspecting grey sehingga dibuat usulan rancangan penyimpanan alat kebersihan. 4) Perancangan Standardize Penerapan standardize dimana dilakukan pendekatan yang sistematis, berkelanjutan, dan rutin untuk menjaga area kerja dari penerapan 3S sebelumnya. Penerapan standardize yang dilakukan adalah pembuatan aturan kerja bagi para pegawai perusahaan terutama operator di area kerja agar dapat menerapkan sistem 3S pertama dalam kegiatan sehari-hari. 5) Perancangan Sustain Tahap terakhir ini yaitu sustain yang berarti mempertahankan atau membiasakan 4S yang telah diterapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk implementasi sustain yaitu melakukan pembuatan display poster 5S dan pembuatan formulir audit 5S. 3.4 Penggambaran Value Stream Mapping dan Process Activity Mapping Future State

7 Perancangan Meja Kardus Perancangan Laci Alat Inspeksi Perancangan Lemari Kartu Pola Perancangan Laci Alat Inspeksi Perancangan Tempat Penyimpanan Alat Kebersihan 61 VSM Future State PT. Buana Intan Gemilang ditampilkan pada Gambar 8. Berdasarkan Gambar 8, total lead time proses produksi kain grey sebesar 1,0456 hari dan Value Added time adalah 453,43 menit. Waktu aktivitas yang tidak memberi nilai tambah berkurang sehingga lead time mengalami penurunan sebesar 382,81 detik dibandingkan dengan VSM Current State. Gudang Bahan Baku PT. BIG Area Copy Kartu C/T : 104,27 176,5 Operator : 1 Reeling C/T : 168,43 466,07 Operator : 3 Sizing C/T : 16219,07 Operator : 3 Penggulungan Benang Pakan C/T : 258,80 202,57 Operator : 9 Production Control 17,53 Sec Inspeksi Kartu 12,63 Jahit Kartu 373,53 Weaving 650 yard Inspecting Grey 119,90 398,80 Pola Pola 53,17 C/T : 29,87 10 Operator : 1 Daily Scedule Daily Scedule C/T : 7188,27 344,43 Operator : 1 48,5 yard 410,47 374,70 Daily Scedule C/T : 737,93 344,70 Operator: 10 C/T : 2291,98 384,60 Operator : 6 Pengukuran kain Grey C/T : 207,27 113,87 Operator : 2 Customer Demand: 683,9 yard per day Takt Time: 2,105 minute 0,07 days 0,0008 days 0,0001 days 0,001 days 0,0009 days 0,007 days 0,002 days 0,004 days 0,004 days 0,004 days 0,001 days 0,95 days 4,81 min 274,86 min 119,8 min 12,3 min 38,2 min 3,45 min 82,30 Gudang Process Lead Time: 1,0456 days Value Added Time : 453,43 min Gambar 8. Value Stream Mapping (VSM) Future State PT. Buana Intan Gemilang Selanjutnya VSM diterjemahkan pada Process Activity Mapping (PAM) sehingga dapat terlihat aktivitas yang mengalami penurunan waktu pada proses produksi. Lead time dari proses produksi kain grey adalah sebesar ,4 detik, yang terbagi menjadi tiga bagian kriteria aktivitas yaitu total Value Added yang dihasilkan adalah 27205,88 detik atau 82 % dari total keseluruhan waktu produksi, Non Value Added adalah 208,06 detik atau 1 % dari total keseluruhan waktu produksi dan total Non Value Added but Necessary adalah 5443,53 detik atau 17 % dari total keseluruhan waktu produksi dan total. Terdapat penurunan waktu pada aktivitas non Value Added dan Non Value Added but Necessary masing-masing sebesar 236,3 detik dan 32,1 detik. Penggulungan Benang Lusi Weaving Kain Grey Gudang Bahan Baku Gudang Bahan Baku Gambar 9. Layout Usulan PT. Buana Intan Gemilang Tabel 6. Process Activity Mapping (PAM) Future State PT. Buana Intan Gemilang Kategori Total Waktu (Detik) Total Waktu (Menit) Total Lead time , ,70 Value Added (VA) 27205,88 453,43 % Value Added (VA) 82% Non Value Added (NVA) 208,06 3,46 % Non Value Added (NVA) 1% Non Value Added but Necessary 5443,53 90,72 (BVA) % Non Value Added but Necessary 17% (BVA) 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data dan analisis dari penelitian yang dilakukan di PT. Buana Intan Gemilang, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab utama operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan pada proses produksi kain grey adalah tidak adanya khusus penyimpanan serta label nama untuk masing-masing, penyimpanan alat pendukung inspeksi jauh dari jangkauan operator serta tidak ada label nama pada masing-masing alat pendukung inspeksi, tata letak kerja organisasi tidak baik dan belum ada penyimpanan khusus kardus. Dalam upaya mengurangi waste motion maka dilakukan perancangan usulan perbaikan untuk mengurangi penyebab utama operator melakukan gerakan-gerakan yang seharusnya tidak perlu dilakukan pada proses produksi kain grey di PT. Buana Intan Gemilang dengan pendekatan lean manufacturing yaitu menggunakan metode 5S pada departemen penggandaan dan inspecting grey. Dilakukan sort berupa pendataan terkait barang/alat di area kerja, lalu perancangan red tag yang digunakan untuk memberi label pada barang/alat yang dipilah sesuai dengan frekuensi pemakaian dan metode penyimpanan yang tepat. Lalu dilakukan set in order berupa perancangan lemari penyimpanan dan label nama untuk meminimasi waktu pada aktivitas mencari, perancangan meja penyimpanan kardus untuk meminimasi waktu pada aktivitas berjalan jauh untuk mengambil kardus, dan perancangan laci penyimpanan alat bantu inspeksi dan label nama untuk meminimasi waktu pada aktivitas mencari alat bantu inspeksi. Dilakukan shine yaitu perancangan lembar kegiatan kebersihan dan penyimpanan alat kebersihan. Lalu dilakukan standardize dengan perancangan aturan kerja agar operator mempertahankan 3S (Sort, Set In Order dan Shine). Terakhir dilakukan sustain dengan perancangan display poster 5S sebagai pengingat di area kerja untuk membudayakan 5S dan perancangan Formulir Audit 5S untuk evaluasi pelaksanaan 5S pada perusahaan. Usulan perbaikan ini dirancang untuk memudahkan operator dalam proses produksi serta mengurangi adanya gerakan-gerakan operator yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Rancangan usulan perbaikan ini mengurangi total lead time

8 62 yang semula 90725,21 detik menjadi 90342,4 detik atau mengalami penurunan waktu proses sebesar 382,81 detik dibandingkan dengan Current State Mapping. Dengan penerapan metode 5S yang dibantu oleh rancangan usulan perbaikan maka didapatkan pengurangan waktu proses pada aktivitas mencari, berjalan jauh untuk mengambil kardus, dan mencari peralatan bantu inspeksi. DAFTAR PUSTAKA Antony, J., Vinodh, S., & Gijo, E. V. (2016). Lean Six Sigma for Small and Medium Sized Enterprises A Practical Guide. New York: CRC Press. Charron, R., Harrington, H. J., Voehl, F., & Wiggin, H. (2015). The lean management systems handbook (Vol. 4)., U.S.: CRC Press. Zakaria, N. H., Mohamed, N. M. Z. N., Ab Rahid, M. F. F., & Rose, A. N. M. (2017) Lean manufacturing implementation in reducing waste for electronic assembly line, MATEC Web of Conferences, Volume. 90, p Ishijima, H., Eliakimu, E., & Mshana, J. M., (2016). The 5S approach to improve a working environment can reduce waiting time: Findings from hospitals in Northern Tanzania, The TQM Journal, 28(4), Mahendra, S., Kumar, A, S., & Jeyapaul, R. (2016). Lean Manufacturing In A Manufacturing Industry Through Value Stream Mapping And Simulation Study. International Journal of Advanced Engineering Technology, Vol. VII/Issue I/ Mayatra, M. (2016) Implementation of Value Stream Mapping Methodology in Bearing Industry. International Journal of Advance Research, Ideas and Innovations in Technology. Volume 2, Issue 3. Syahputri, K., Sari, R. M., Rizkya, I., & Siregar, I. (2017). Identification and Waste Reduction on Rubber Industry. In IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, Volume 180, No. 1, p Sutalaksana, I., Anggawisastra, R., & Tjakraatmadja, J. (2006). Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung: Penerbit ITB

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2598 USULAN PERBAIKAN SISTEM MATERIAL HANDLING EQUIPMENT PADA LANTAI PRODUKSI KAIN GREY UNTUK MEMINIMASI WASTE TRANSPORTATION DI PT BUANA INTAN

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV. ASJ

USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE MOTION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV. ASJ ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No. Agustus 07 Page 983 USULAN PERBAIKAN PADA PRSES PRDUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE MTIN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV. ASJ THE PURPUSE

Lebih terperinci

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman

Tabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan perusahaan yang bergerak dibindang industri sandal khusus laki-laki yang terletak di daerah Bandung, Indonesia yang dapat memproduksi berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET)

PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2567 PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI TEKNIK

Lebih terperinci

IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE ON PRODUCTION PROCESS OF BOLT-ON TYPE GUITARS USING LEAN MANUFACTURING APPROACH IN PT GENTA TRIKARYA

IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE ON PRODUCTION PROCESS OF BOLT-ON TYPE GUITARS USING LEAN MANUFACTURING APPROACH IN PT GENTA TRIKARYA RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI GITAR AKUSTIK JENIS BOLT-ON DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT GENTA TRIKARYA IMPROVEMENT PLAN TO MINIMIZE MOTION WASTE

Lebih terperinci

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014

41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014 MINIMASI WASTE DEFECT PADA WORKSTATION CUTTING DAN SEWING DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Febrina Indri Rumondang, 2 Sri Widaningrum, 3 Pratya Poeri Suryadhini

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2689

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2689 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2689 PENERAPAN METODE HELGESON-BIRNIE UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING PADA PROSES PRDUKSI PINTU BAGIAN DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2468

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2468 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2468 PENERAPAN METODE 5S UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI TUTUP BOTOL OLI AHM BIRU DI AREA MACHINING DAN FINISHING

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 207 Page 2607 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI SANDAL UNTUK MENGURANGI WASTE TRANSPORTATION DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI CV.ASJ

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2991 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI KEMEJA UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION DI PT. PRONESIA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT.

USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT. 132 USULAN ALAT BANTU UNTUK MEMINIMASI DEFECT PADA PROSES ASSEMBLY PINTU DEPAN KOMODO MBDA DI DEPARTEMEN FABRIKASI PT. PINDAD (PERSERO) Dewi, Octavia Ratna, Jurusan Teknik Industri, Telkom University Jl.

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MENGURANGI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI GITAR TIPE BOLT-ON DI PT GENTA TRIKARYA DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PROPOSAL PLAN OF IMPROVEMENT TO REDUCE WAITING

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2858

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2858 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2858 PENERAPAN LOAD LEVELING UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING PADA PROSES PRODUKSI RUBBER BELLOW DI PT. AGRONESIA (DIVISI INDUSTRI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK.....

Lebih terperinci

DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA COMPONENTS ISOLATING COCK IN PT PINDAD (PERSERO) TO MINIMIZE WASTE USING 5S METHODE WITH LEAN MANUFACTURING APPROACH

DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA COMPONENTS ISOLATING COCK IN PT PINDAD (PERSERO) TO MINIMIZE WASTE USING 5S METHODE WITH LEAN MANUFACTURING APPROACH PERANCANGAN PERBAIKAN AREA PERMESINAN KOMPONEN ISOLATING COCK DI PT PINDAD (PERSERO) UNTUK MEMINIMASI WASTE MENGGUNAKAN METODE 5S DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DESIGN IMPROVEMENT MACHINING AREA

Lebih terperinci

IMPROVEMENT PROPOSAL OF MOTIFS PRINTING PROCESSING AT PT KHARISMA PRINTEX FOR MINIMIZING WASTE TRANSPORTATION USING LEAN MANUFACTURING APPROACH

IMPROVEMENT PROPOSAL OF MOTIFS PRINTING PROCESSING AT PT KHARISMA PRINTEX FOR MINIMIZING WASTE TRANSPORTATION USING LEAN MANUFACTURING APPROACH USULAN PERBAIKAN PROSES PENCETAKAN MOTIF PADA KAIN GREY UNTUK MEMINIMASI WASTE TRANSPORTATION DI PT KHARISMA PRINTEX DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING IMPROVEMENT PROPOSAL OF MOTIFS PRINTING PROCESSING

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING

USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING USULAN PERBAIKAN PROSES DAUR ULANG ALUMINIUM MENJADI DUDUKAN BENANG DI ART ALUMINIUM CASTING (ARTAL CAST) CIMAHI UNTUK MENGURANGI WASTE MENGGUNAKAN LEAN MANUFACTURING IMPROVEMENT SUGGESTION OF ALUMINIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Pindad (Persero) merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dibidang Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) dan produk komersial. Salah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... ii ABSTRACT... ii AYAT AL QUR AN... iii PERUNTUKAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4630

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4630 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4630 USULAN PENERAPAN METODE LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE DEFECT PADA PRODUKSI PENSIL COLOUR DI DEPARTEMEN FINISHING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan industri di era globalisasi ini mengharuskan perusahaan menerapkan go green untuk menghemat energi serta harus mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK Azizah Mutiasari 1*, Ahmad Juang Pratama 2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing

Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Petunjuk Sitasi: Yola, M., Nurainun, T., & Pane, Y. N. (2017). Pengurangan Cycle Time Pembuatan Kursi Tamu untuk Meningkatkan Jumlah Produksi dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing. Prosiding

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT...ii AYAT AL-QUR AN... iii PERUNTUKKAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA.

PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA. PERANCANGAN PERBAIKAN SISTEM SUPPLY CHAIN DENGAN LEAN MANUFACTURING PADA PT. CAKRA COMPACT ALUMINIUM INDUSTRIAL TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEREDUKSI WASTE PADA PROSES VULKANISIR BAN DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULY AGUSTUS SEPTEM OKTOBER NOVEM DESEMB Wijaya. / Designing Work Standards using VSM Method: A Case Study/ Jurnal Titra, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.21-28 Designing

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU

IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI BENANG KARET DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V

IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V IMPLEMENTASI LEAN THINKING DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN GANGGUAN SPEEDY DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk. (TELKOM) DIVISI REGIONAL-V Prita Lukitasari 1) dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1) Program

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa Current State Mapping Value stream mapping merupakan awal untuk

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan landasan agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI DISTRIBUTOR VALVE DI PT PINDAD DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA

MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI DISTRIBUTOR VALVE DI PT PINDAD DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA MINIMASI WASTE MOTION PADA PROSES PRODUKSI DISTRIBUTOR VALVE DI PT PINDAD DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA MOTION WASTE MINIMIZATION IN DISTRIBUTOR VALVE PRODUCTION PROCESS AT PT. PINDAD USING LEAN SIX

Lebih terperinci

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN 2338 508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia)

Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Analisis Line Efficiency Produk Wall Fan pada Proses Final Assembly (Studi Kasus di PT Panasonic Manufacturing Indonesia) Carinda Adistiara *1), Susy Susmartini *2) 1,2) Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Tahap Improve Setelah dilakukan tahap analyze, maka seluruh akar permasalahan serta faktor-faktor penyebabnya dapat teridentifikasi. Langkah selanjutnya adalah memperbaiki

Lebih terperinci

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT.

Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. Analisis Proses Produksi HRPO Menggunakan Metode Lean Manufacturing Dengan Pendekatan Simulasi Di Divisi Cold Rolling Mill (Studi Kasus di PT. KS) Ekobuono Jati Widodo 1, Lely Herlina 2, Evi Febianti 3

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Tuti Sarma Sinaga 1 1 Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan Masuk: 6 Juni 2015, revisi masuk: 4 Juli 2015, diterima:

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini industri manufaktur mengalami situasi persaingan yang sangat ketat. Alex, Lokesh dan Ravikumar (2010) mengemukakan bahwa karakter

Lebih terperinci

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin USULAN PERBAIKAN UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODA LEAN MANUFACTURING (Studi kasus di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi, Unit Produksi Bandung) Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto,

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PENCETAKAN MOTIF PADA KAIN GREY DI PT. KHARISMA PRINTEX UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

USULAN PERBAIKAN PROSES PENCETAKAN MOTIF PADA KAIN GREY DI PT. KHARISMA PRINTEX UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING USULAN PERBAIKAN PROSES PENCETAKAN MOTIF PADA KAIN GREY DI PT. KHARISMA PRINTEX UNTUK MEMINIMASI WASTE WAITING DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING IMPROVEMENT PROPOSAL OF MOTIFS PRINTING PROCESSING AT

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,

Lebih terperinci

Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop

Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop Perbaikan Fasilitas dan Proses untuk Meningkatkan Produktivitas di Industri Die Shop Priyo Ari Wibowo Dosen Program Studi Teknik Industri STT Wastukancana Purwakarta priyoariwibowo@stt-wastukancana.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING PENERAPAN LEAN MANUFACTURING MENGGUNAKAN WRM, WAQ DAN VALSAT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES FINISHING (Studi Kasus di PT. Temprina Media Grafika Nganjuk) IMPLEMENTATION OF LEAN MANUFACTURING USING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ilmiah memerlukan suatu kerangka penelitian yang sistematis dan terarah berdasarkan permasalahan yang ditinjau agar proses penelitian dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat, secara tidak langsung, menuntut para pelaku usaha untuk selalu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PENYEBAB DEFECT FLOATING PADA PROSES PRODUKSI KAIN GREY DI WORKSTATION INSPEKSI PADA PT. BUANA INTAN GEMILANG

USULAN PERBAIKAN PENYEBAB DEFECT FLOATING PADA PROSES PRODUKSI KAIN GREY DI WORKSTATION INSPEKSI PADA PT. BUANA INTAN GEMILANG ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2966 USULAN PERBAIKAN PENYEBAB DEFECT FLOATING PADA PROSES PRODUKSI KAIN GREY DI WORKSTATION INSPEKSI PADA PT. BUANA INTAN GEMILANG

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping. material dalam sistem secara keseluruhan. Value Stream Mapping yang digambarkan BAB V ANALISA HASIL Pada bab ini akan dijabarkan hasil analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengembangan rekomendasi perbaikan pada sistem dan

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam kemasan yang merupakan unit usaha kecap kedelai dan saus dengan badan hukum Nomor 23. Kegiatan bisnis

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme

BAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka peneliti melakukan analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa current state mapping Value stream mapping

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE

PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE PENERAPAN VALUE STREAM MAPPING PADAINDUSTRI PART DAN KOMPONEN AUTOMOTIVE Hernadewita 1, Euis Nina Saparina Yuliani 2, dan Dewi A. Marizka 3 1 Magister Teknik Industri, Universitas Mercu Buana 2 Prodi Teknik

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA) Nugroho Wicaksono, Moses L. Singgih Program Studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Menurut data Bappenas

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum

Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Analisis Perbaikan UKM X dengan Pendekatan Lean Manufacture Guna Mereduksi Waste di Lantai Produksi Aluminum Sulung Rahmawan Wira Ghani 1, Sudjito Soeparman 2, Rudy Soenoko 3 Program Magister Teknik Dan

Lebih terperinci