BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1 1 Kesi mpul an Dari hasil dan pembahasan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Dengan menggunakan analisis varians multivariat didapat hasil, bahwa keragaman jenis cacat pada setiap shift dan antar shift berbeda secara statistik. 2. Jenis cacat yang terbanyak pada pada setiap shift adalah sebagai berikut : - Shift I : jenis cacat pesok pada gelas, daerah top kasar, dan gelas menonjol sebanyak 56,9 % dari total cacat yang ada. Shift II : jenis cacat pesok pada gelas dan daerah top kasar sebanyak 54,6 % dari total cacat yang ada. - Shift III : jenis cacat pesok pada gelas dan daerah top kasar sebanyak 57,9 % dari total cacat yang ada. 3. Berdasarkan analisis diskriminan, diperoleh cacat yang membedakan pada setiap shift dan jenis-jenis antar shift adalah sebagai berikut : a. Retak pada bead of flare, hal ini karena pengaruh pemasangan blow head yang kurang sempurna. b. Glas menonjol, yang disebabkan oleh pengaruh pemasang- 75

2 76 an blow head kurang sempurna. c. Pecah pada bead of flare, yang disebabkan adanya sentuhan yang keras dengan bulb yang lainnya di daerah konveyor.. d. Neck terpuntir, penyebabnya adalah berasal dari cetakan (mould) I yang menghasilan gelas yang terlalu panjang, sehingga setelah masuk pada cetakan II mengakibatkan neck terpuntir. e. Daerah top terjepit, yang disebabkan karena tiupan pertama terlalu besar sehingga terjepit cetakan (mould). f. Membekas akibat dari cetakan, penyebabnya adalah tiupan pertama terlalu besar, dan saat meratakan cetakan kurang halus. g. Bergaris pada side of bulb, penyebabnya adalah cetakan menutup kurang rapat, dan tiupan kedua terlalu besar. h. Tergores atau beret, untuk menghilangkan tegangan permanen, bulb diproses atau masuk pada anelling dengan panas ± 500 C. Hal ini menyebabkan bulb lengket dengan yang lainnya, sehingga setelah dingin atau masuk pada bagian sortir terlihat adanya goresan pada gelas. i. Garis bekas cetakan pada top, yang disebabkan cetakannya kasar atau gosokan yang kurang halus pada cetakan, sehingga mengakibatkan permukaan bulb terjepit. j. Cacat berbentuk kupu-kupu pada daerah top, disebabkan cetakan yang kasar atau gosokan yang kurang halus pada

3 77 cetakan. k. Top menonjol, cacat seperti ini disebabkan karena penggosokan cetakan tidak seimbang atau biasanya lapisan dari cetakan habis di salah satu sisinya sampai kelihatan besinya. 4. Dengan menggunakan analisis faktor dimensi kecacatan dari 11 dimensi diperoleh penyusutan (jenis cacat) menjadi lima dimensi (faktor) dimana setiap faktor terdiri dari beberapa jenis cacat yang mempunyai keterkaitan satu sama lain. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut : - Faktor kesatu terdiri dari jenis cacat neck terpuntir, daerah top terjepit, dan bergaris pada side of bulb. - Faktor ke dua terdiri dari jenis cacat retak pada bead of flare dan membekas akibat dari cetakan. - Faktor ke tiga terdiri dari jenis cacat pecah pada bead of flare dan gelas menonjol. Faktor ke empat terdiri dari jenis cacat bentuk kupukupu daerah top, dan top menonjol. - Faktor ke lima terdiri dari jenis cacat tergores atau beret dan garis bekas cetakan pada top. 5. Berdasaran peta kontrol multivariate dari 11 jenis cacat yang membedakan terlihat adanya kondisi tak terkendali pada masing-masing shift. Oleh karena itu dibuat peta kontrolpenyesuaian sampai diperoleh kondisi terkendali dengan membuang data yang keluar dari batas kontrol.

4 78 6. Dari perhitungan yang dilakukan, diperoleh jenis-jenis cacat yang berpengaruh terhadap kondisi tak terkendali pada peta kontrol, antara lain : - Pada shift I jenis cacat pecah pada bead of flare, neck terpuntir, dan bergaris pada side of bulb. - Pada shift II jeni~ cacat retak pada bead of flare, pecah pada bead of flare, neck terpuntir, dan top menonjol. - Pada shift III jenis cacat retak pada bead of flare, neck terpuntir, dan top menonjol. 5.2 Saran Dengan melihat basil dan pembahasan pada bab IV, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Melihat adanya keragaman jenis cacat pada setiap shift, maka perlu ditinjau kembali terhadap jenis cacat yang menyebabkan kondisi tak terkendali pada peta kontrol yaitu jenis cacat pada - Shift I adalah pecah pada bead of flare, neck terpuntir, dan bergaris pada side of bulb. - Shift II adalah retak pada bead of flare, pecah pada bead of flare, neck terpuntir, dan top menonjol. - Shift III adalah retak pada bead of flare, neck terpuntir, dan top menonjol.

5 79 Berdasarkan hal di atas, maka untuk memperbaiki pembuatan Bulb tipe A-60 agar cacat yang disebabkan masih masuk batas kendali perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu - Pecah pada bead of flare disebabkan oleh sentuhan antar bulb di daerah konveyor setelah keluar dari bagian menutup cetakan, untuk itu seorang operator harus pendinginan, untuk itu sebaiknya dibuat jalur konveyor lagi untuk masing-masing bulb atau dibuat sistem antrian saat bulb masuk pada bagian pendinginan. Hal ini dimaksudkan agar antar bulb tidak bertemu atau bersentuhan. - Neck terpuntir, disebabkan oleh kesalahan dari cetakan pertama, untuk itu Operator harus teliti dan cepat tanggap menghadapi hal tersebut. - Bergaris pada side of bulb, disebabkan kurang rapatnya berhati-hati kesalahan seperti ini. - Retak pada bead of flare, disebabkan oleh Blow Head yang kurang sempurna, untuk itu hal pemasangan tersebut perlu diperhatikan. - Top menonjol, disebabkan oleh penggosokkan cetakan yang tidak seimbang atau lapisan dari cetakan habis di salah satu sisi, untuk itu hal tersebut perlu diperhatikan. 2. Jenis cacat gelas pesok, daerah top kasar, dan gelas menonjol jumlahnya sangat tinggi sehingga perlu adanya

6 perbaikan terhadap hal-hal sebagai berikut 80 - Ketinggian atau letak cetakan terhadap konveyor harus diperhatikan. - Cetakan pada daerah top sebaiknya diratakan sampai halus - Sebaiknya lebih hati-hati dalam pemasangan Blow Head.