Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita"

Transkripsi

1 PENGANTAR 1

2 Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita hindari. Sebagai contoh, jika kita jalan keluar dengan mobil, maka ada risiko mobil kita bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga saham yang kita pegang turun nilainya, sehingga kita tidak memperoleh keuntungan (kejadian yang tidak kita harapkan). 2

3 Apa yang dimaksud dengan risiko? Berbagai macam pengertian dan definisi, misal: Kerugian yang tidak diharapkan Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Ukuran Risiko juga bermacam-macam tergantung definisi dan karakteristik risiko, misal standar deviasi, probabilitas, dll. 3

4 Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian. Beberapa tingkatan ketidakpastian (lihat tabel 1) TINGKAT KETIDAKPASTIAN KARAKTERISTIK CONTOH TIDAK ADA (PASTI) HASIL BISA DIPREDIKSI DENGAN PASTI HUKUM ALAM KETIDAKPASTIAN OBYEKTIF HASIL BISA DIIDENTIFIKASI DAN PROBABILITAS DIKETAHUI PERMAINAN DADU, KARTU KETIDAKPASTIAN SUBYEKTIF SANGAT TIDAK PASTI HASIL BISA DIIDENTIFIKASI TAPI KEBAKARAN, PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI KECELAKAAN MOBIL, INVESTASI HASIL TIDAK BISA DIIDENTIFIKASI DAN PROBABILITAS TIDAK DIKETAHUI EKSPLORASI ANGKASA 4

5 Fluktuasi mencerminkan ketidakpastian!! Annualized Volatility by Product/Instrument Type 250% 228% 200% 150% 100% 121% 50% 0% 14% 12% Stocks Real Estate (S&P 500) (Dow Jones US Real Estate Index) 6% 9% Bond FX (Lehman (DM/$US) Corporate Bond Index) 36% Oil (WTI Oil) Gas (Henry Hub) Electricity (Palo Verde) 5

6 Cont.. Fluktuasi cenderung meningkat dari tahun ke tahun, yang meningkatkan ketidakpastian, dan risiko. Kenapa fluktuasi cenderung meningkat? Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan fluktuasi tersebut, seperti: Globalisasi dunia Liberalisasi dunia Pemrosesan Informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin cepat 6

7 Apakah Anda Tahu? Odd tenggelam di bathtub: 1 dalam Odd tersambar petir: 1 dalam Odd pilot pesawat terbang Anda adalah pemabuk: 1 dalam 117 Odd kita akan mengalami kecelakaan kerja: 1 dalam Odd akan mendapat hole in one dalam permainan golf: 1 dalam Odd melahirkan bayi jenius: 1 dalam 250 Odd akan diaudit oleh IRS (Biro Pajak Amerika Serikat): 1 dalam 100 Odd memenangkan lotere: 1 dalam 14 juta 7

8 Risiko beragam jenisnya, mulai dari risiko kecelakaan, kebakaran, risiko kerugian, fluktuasi kurs, perubahan tingkat bunga, dan lainnya. Salah satu cara untuk mengelompokkan risiko adalah dengan melihat tipe-tipe risiko. Bagan berikut ini menunjukkan bahwa risiko bisa dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi: Risiko murni versus risiko spekulatif, Subyektif versus obyektif, dan Statis versus dinamis 8

9 RISIKO PURE SPEKULATIF STATIS DINAMIS STATIS DINAMIS SUBYEKTIF SUBYEKTIF SUBYEKTIF SUBYEKTIF OBYEKTIF OBYEKTIF OBYEKTIF OBYEKTIF 9

10 RISIKO MURNI (PURE RISK) Risiko murni (pure risks) adalah risiko dimana kemungkinan kerugian ada, tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada. Jadi kita membicarakan potensi kerugian untuk risiko tipe ini. Beberapa contoh risiko tipe ini adalah risiko kecelakaan, kebakaran, dan semacamnya. Contoh lain adalah risiko banjir menghantam rumah kita. Kejadian seperti itu akan merugikan kita. Tetapi rumah berdiri di tempat tertentu tidak secara langsung akan mendatangkan keuntungan tertentu. Jika terjadi kebakaran atau banjir, disamping individu yang terkena dampaknya, masyarakat secara keseluruhan juga akan dirugikan. Asuransi biasanya lebih banyak berurusan dengan risiko murni. 10

11 RISIKO SPEKULATIF (SPECULATIVE RISK) Risiko spekulatif adalah risiko dimana kita mengharapkan terjadinya kerugian dan juga keuntungan. Potensi kerugian dan keuntungan dibicarakan dalam jenis risiko ini. Contoh tipe risiko ini adalah usaha bisnis. Dalam kegiatan bisnis, kita mengharapkan keuntungan, meskipun ada potensi kerugian. Contoh lain adalah jika kita memegang (membeli) saham. Harga pasar bisa meningkat (kita memperoleh keuntungan), bisa juga analisis kita salah, harga saham bukannya meningkat, tetapi malah turun (kita memperoleh kerugian). Risiko spekulatif jiga bisa dinamakan sebagai risiko bisnis. Kerugian akibat risiko spekulatif akan merugikan individu tertentu, tetapi akan menguntungkan individu lainnya. Misalkan suatu perusahaan mengalami kerugian karena penjulannya turun, perusahaan lain barangkali akan memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Secara total, masyarakat tidak dirugikan oleh risiko spekulatif tersebut. 11

12 RISIKO DINAMIS DAN STATIS Risiko statis muncul dari kondisi keseimbangan tertentu. Sebagai contoh, risiko terkena petir merupakan risiko yang muncul dari kondisi alam yang tertentu. Karakteristik risiko ini praktis tidak berubah dari waktu ke waktu. Risiko dinamis muncul dari perubahan kondisi tertentu. Sebagai contoh, perubahan kondisi masyarakat, perubahan teknologi, memunculkan jenis-jenis risiko baru. Misal, jika masyarakat semakin kritis, sadar akan haknya, maka risiko hukum (legal risk) yang muncul karena masyarakat lebih berani megajukan gugatan hukum (sue) terhadap perusahaan, akan semakin besar. 12

13 RISIKO OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF Risiko obyektif adalah risiko yang didasarkan pada observasi parameter yang obyektif. Sebagai contoh, fluktuasi harga atau tingkat keuntungan investasi di pasar modal bisa diukur melalui standar deviasi, misal standar deviasi return saham adalah 25% pertahun. Risiko subyektif berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap risiko. Dengan kata lain, kondisi mental seseorang akan menentukan kesimpulan tinggi rendahnya risiko tertentu. Sebagai contoh, untuk standar deviasi return pasar yang sama sebesar 25%, dua orang dengan kepribadian berbeda akan mempunyai cara pandang yang berbeda. Orang yang konservatif akan mengganggap risiko investasi di pasar modal terlalu tinggi. Sementara bagi orang yang agresif, risiko investasi di pasar modal dianggap tidak terlalu tinggi. Perhatikan bahwa kedua orang tersebut melihat pada risiko obyektif yang sama, yaitu standar deviasi return sebesar 25% pertahun. 13

14 Tabel 2. Contoh-contoh Risiko Murni TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI Risiko Aset Fisik Risiko yang terjadi karena kejadian tertentu berakibat buruk (kerugian) pada aset fisik organisasi. Kebakaran yang melanda gudang atau bangunan perusahaan. Banjir mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan peralatan Risiko karyawan Risiko karena karyawan organisasi mengalami peristiwa yang merugikan Kecelakaan kerja mengakibatkan karyawan cedera, kegiatan operasional perusahaan terganggu Risiko legal Risiko kontrak tidak sesuai yang diharapkan, dokumentasi yang tidak benar Terjadi perselisihan sehingga perusahaan lain menuntut ganti rugi yang signifikan 14

15 Tabel 3. Contoh-Contoh Risiko Spekulatif TIPE RISIKO DEFINISI ILUSTRASI Risiko pasar Risiko kredit Risiko yang terjadi dari pergarakan harga atau volatilitas harga pasar Risiko karena counter party gagal memenuhi kewajibannya kepada perusahaan Harga pasar saham dalam portofolio perusahaan mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian yang dialami perusahaan. Debitur tidak bisa membayar cicilan dan bunga hutang, sehingga perusahaan mengalami kerugian. Piutang dagang tidak terbayar. Risiko Likuiditas Risiko tidak bisa memenuhi kebutuhan kas, risiko tidak bisa menjual dengan cepat karena ketidaklikuidan atau gangguan pasar Risiko operasional Risiko kegiatan operasional tidak berjalan lancar dan mengakibatkan kerugian: kegagalan sistem, human error, pengendalian dan prosedur yang kurang Perusahaan tidak mempunyai kas untuk membayar kewajibannya (misal melunasi hutang). Perusahaan terpaksa menjual tanah dengan harga murah (dibawah standar) karena sulit menjual tanah tersebut (tidak likuid), padahal perusahaan membutuhkan kas dengan cepat. Komputer perusahaan terkena virus sehingga operasi perusahaan terganggu. Prosedur pengendalian perusahaan tidak memadai sehingga terjadi pencurian barang-barang yang dimiliki perusahaan. 15

16 Risiko ada dimana-mana, bisa datang kapan saja, dan sulit dihindari. Jika risiko tersebut menimpa suatu organisasi, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifikan. Dalam beberapa situasi, risiko tersebut bisa mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut. Karena itu risiko penting untuk dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga organisasi bisa bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko. Perusahaan seringkali secara sengaja mengambil risiko tertentu, karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut. 16

17 PROSES MANAJEMEN RISIKO Manajemen risiko pada dasarnya dilakukan melalui proses-proses berikut ini. Identifikasi risiko Evaluasi dan Pengukuran Risiko, dan Pengelolaan risiko 17

18 IDENTIFIKASI RISIKO Ada banyak tehnik untuk mengidentifikasi risiko, misal: Menganalisis sekuen terjadinya risiko, misal: api kompor kebakaran kerugian Melihat karakteristik bisnis, misal bank akan menghadapi risiko kredit (pembayaran hutang tidak lancar) Bank yang aktif memperdagangkan sekuritas akan menghadapi risiko pasar (instrumen yang dipegang turun nilai pasarnya) 18

19 EVALUASI DAN PENGUKURAN RISIKO Mempelajari karakteristik risiko Melakukan pengukuran terhadap risiko (mengembangkan ukuran besar kecilnya risiko) Mengukur dampak risiko tersebut terhdap organisasi Evaluasi dan pengukuran risiko bisa digunakan untuk melakukan prioritisasi risiko 19

20 CONTOH-CONTOH TEHNIK PENGUKURAN RISIKO PROBABILITAS VALUE AT RISK (VAR) METODE DURASI MATRIKS SEVERITY DAN FREKUENSI STANDAR DEVIASI CREDITMETRICS TABEL KEMATIAN 20

21 PENGELOLAAN RISIKO PENGHINDARAN DITAHAN (RETENTION) DIVERSIFIKASI TRANSFER RISIKO PENGENDALIAN RISIKO PENDANAAN RISIKO 21

22 ORGANISASI PERKULIAHAN 1. Pengantar Risiko dan Manajemen Risiko Organisasi 2. Identifikasi dan Pengukuran Risiko: Risiko Murni dan Risiko Spekulatif 3. Manajemen Risiko 4. Kasus dan Ilustrasi Penerapan Manajemen Risiko 22

23 BAB 3. KONSEP STATISTIK

24 Statistik merupakan alat kuantitatif yang sangat bermanfaat untuk banyak tujuan. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, statistik (khsusunya konsep probabilitas) mempunyai relevansi yang tinggi dengan pengukuran risiko, karena bisa dipakai untuk mengukur besar kecilnya risiko. Sebagai contoh, kita barangkali ingin mengajukan pertanyaan, seberapa besar kemungkinan dua buah mobil akan mengalami kecelakaan tahun ini? Melalui tehnik perhitungan probabilitas, kita akan bisa menjawab pertanyaan tersebut. Tentunya ada tehnik lain untuk mengukur risiko, karena karakteristik risiko bisa berlainan (dibicarakan banyak di bagian 2 buku ini).

25 Tahapan Perhitungan Probabilitas Mendefinisikan hasil yang mungkin terjadi Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut Menghitung probabilitas kejadian.

26 Mendefiniskan Hasil Yang Mungkin Terjadi Misalkan kita ingin melempar dadu yang berisi angka 1,2,3,4,5, dan 6. Jika kita melempar dadu tersebut, maka ada enam kemungkinan yang terjadi, yaitu keluar angka 1,2,3,4,5, atau 6. Jika kita melempar uang logam (coin), maka ada dua kemungkinan yang muncul, yaitu angka atau gambar. Jika kita melihat pertandingan sepakbola, maka ada tiga kemungkinan hasil pertandingan tersebut, yaitu menang, kalah, atau seri. Total kemungkinan hasil tersebut biasa disebut sebagai sample space (ruang sampel), dan bisa dituliskan sebagai berikut ini (untuk lemparan dadu): S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }

27 Memperkirakan probabiltas untuk setiap hasil yang mungkin terjadi tersebut Penetapan probabilitas tersebut harus memenuhi dua persyaratan berikut ini. 1. Probabilitas suatu titik sampel harus berada diantara 0 dan 1 (inklusif). Dengan kata lain, probabilitas tersebut adalah positif dan sama atau lebih kecil dari satu serta sama atau lebih besar dari 0, seperti tertulis berikut ini. 0 <= P (Ei) <= 1 2. Jumlah keseluruhan dari probabilitas titik sampel tersebut adalah satu, seperti berikut ini. P(E1) + P(E2) P(En) = 1

28 Penetapan probabilitas untuk titik sampel bisa dilakukan dengan menggunakan metode: (1) klasikal, (2) frekuensi relatif, dan (3) subyektif

29 Distribusi Probabilitas Distribusi probabilitas mempunyai banyak manfaat dalam statistik. Jika kita mengetahui distribusi probabilitas, maka kita bisa menghitung probabilitas hanya dengan menggunakan distribusi probabilitas tersebut. Sebagai contoh, jika kita yakin distribusi probabilitas adalah berbentuk distribusi normal dengan standar deviasi dan rata-rata tertentu, maka kita bisa melakukan banyak hal. Sebagai contoh, kita bisa menghitung berapa probabilitas memperoleh angka atau nilai tertentu, hanya dengan menggunakan standar deviasi dan nilai rata-rata distrbusi tersebut.

30 Distribusi probabilitas menjelaskan bagaimana sebaran probabilitas untuk variabel random tertentu. Untuk variabel random x, distrbibusi probabilitas disebut sebagai fungsi probabilitas (probability function), dituliskan sebagai f(x). Fungsi probabilitas tersebut menentukan probabilitas untuk setiap nilai dari variabel random. Sebagai contoh, jika kita melempar koin satu kali, variabel random yang muncul adalah kejadian munculnya angka dan munculnya gambar. Fungsi probabilitas bisa dipakai untuk menentukan probabilitas masing-masing kejadian tersebut, yaitu 0,5.

31 Misalkan kita mempunyai informasi kedatangan pembeli dalam satu hari dari suatu toko barang antik sebagai berikut ini. X atau lebih f(x) 0,15 0,15 0,40 0,20 0,10 1,0 Berapa probabiltas kejadian tiga pembeli, tiga pembeli atau lebih, tiga pembeli atau kurang, datang dalam satu hari?

32 Variabel Random Erat kaitannya dengan distribusi adalah variabel random. Variabel random bisa didefinisikan sebagai gambaran yang bersifat numerik dari hasil sebuah eksperimen. Sebagai contoh, misal kita melempar dadu dua kali, kejadian munculnya angka empat dalam dua kali lemparan tersebut merupakan variabel random. Contoh lain, misal kita mengikuti ujian, kejadian kita lulus dalam ujian tersebut merupakan variabel random. Variabel random bisa dibedakan menjadi variabel random diskrit dan variabel random kontinyu. Variabel random diskrit berbentuk angka yang terbatas (finite), seperti 0,1,2, atau 3. Variabel random kontinyu berbentu angka yang tidak terbatas (kontinyu), misal gelas terisi air 0,25, atau 0,5nya.

33 Fungsi Probabilitas Diskrit Seragam (Discrete Uniform probability function) Fungsi probabilitas tersebut bisa didefinisikan sebagai berikut ini. f(x) = 1/n dimana n = jumlah kemungkinan hasil Sebagai contoh, dalam persoalan pelemparan dadu, ada enam kemungkinan hasil, yaitu angka 1,2,3,4,5, dan 6. Karena ada enam kemungkinan hasil tersebut, fungsi probabilitas untuk variabel random hasil pelemparan dadu bisa didefinisikan sebagai: f(x) = 1/6, untuk x=1,2,3,4,5,6

34 Distribusi Probabilitas Binomial Eksperimen binomial mempunyai ciri sebagai berikut ini. Eksperimen terdiri dari sekuen beberapa run yang identik Ada dua kemungkinan hasil untuk setiap runnya. Probabilitas untuk masing-masing kemungkinan tersebut tidak berubah dari satu run ke run lainnya. Run tersebut independen satu sama lain.

35 Fungsi probabilitas binomial bisa dituliskan sebagai berikut ini. f(x) = n x p x (1 p) n-x dimana f(x) = probabilitas sukses x kali dalam n run p = probabilitas sukses untuk satu run

36 Berapa probabilitas munculnya tiga angka (tiga sukses) dalam tiga kali lemparan koin? Dengan menggunakan formula di atas, probabilitas bisa dihitung sebagai berikut (n=3, x=3, p=0,5). P = 1/8 Nilai yang diharapkan dan varians untuk distribusi probabilitas adalah sebagai berikut. E(x) = = n.p Varians = 2 = n.p (1 p) Sebagai contoh, misalkan kita melempar koin tiga kali, berapa nilai angka (sukses) yang diharapkan dan variansnya? E(x) = = 3 x 0,5 = 1,5 2 = 3 x 0,5 (1 0,5) = 0,75

37 Distribusi Probabilitas Poisson Distribusi Poisson sering digunakan untuk menggambarkan kedatangan sesuatu (misal toko kedatangan pembeli). Distribusi Poisson memiliki karakteristik sebagai berikut ini. Probabilitas kemunculan sama untuk dua interval waktu yang sama panjangnya Kemunculan atau ketidakmunculan dalam suatu interval waktu tidak tergantung dari kemunculan atau ketidakmunculan interval lainnya.

38 Distribusi Probabilitas Poisson x e- f(x) = x! Dimana f(x) = probabilitas x kali pemunculan dalam interval tertentu = nilai yang diharapkan atau rata-rata pemunculan dalam interval tertentu e = 2,71828

39 Misal, pelanggan yang datang di suatu toko rata-rata adalah 10 orang perhari. Berapa probabilitas besok ada 5,10, dan 15 pembeli datang di toko tersebut? 10 5 e -10 f(x=5) = = 0,0378 5! Probabilitas besok ada 5 orang datang adalah 0,0378 Dengan cara yang sama, probabilitas besok ada 10 dan 15 orang datang adalah 0,125 dan 0,0347 Berapa probabilitas yang datang maksimal 2 orang?

40 Distribusi Probabilitas Seragam (Uniform) - Kontinyu Misalkan seseorang melemparkan bola. Bola tersebut bisa jatuh lima sampai lima belas meter jaraknya dari tempat dia berdiri. Berapa probabilitas bola tersebut jatuh di wilayah 6-7 meter dari tempatnya berdiri?

41 Bagan 3. Distribusi Probabilitas Seragam f(x) Bagan 3. Distribusi Probabilitas Seragam f(x) Wilayah segi empat 1/10 1/10 Wilayah segi empat jarak (meter) jarak (meter)

42 Bagan 3. Distribusi Probabilitas Seragam f(x) 1/10 Wilayah segi empat jarak (meter)

43 BAB 4 IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO

44 Jika risiko tidak bisa diidentifikasi, maka risiko tidak bisa diukur. Jika risiko tidak bisa diukur, maka kita tidak bisa mengelola risiko.

45 LANGKAH DALAM IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO 1. Mengidentifikasi risiko dan mempelajari karakteristik risiko tersebut 2. Mengukur risiko tersebut, melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas risiko tersebut.

46 Bagan 1. Siklus Manajemen Risiko (Proses Mapping Risiko) MEMAHAMI IDENTIFIKASI EVALUASI REVISIT PRIORITISASI KELOLA

47 TEHNIK IDENTIFIKASI RISIKO ANALISIS SEKUEN RISIKO IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO MELIHAT LAPORAN KEUANGAN ANALISIS FLOW CHART KEGIATAN DAN OPERASI PERUSAHAAN ANALISIS KONTRAK CATATAN STATISTIK KERUGIAN PERUSAHAAN SURVEY/WAWANCARA TERHADAP MANAJER PERUSAHAAN

48 Bagan 2. Sekuen Risiko SEKUEN RISIKO KERUGIAN SUMBER RISIKO RISK FACTORS KONDISI YANG MENAIKKAN KEMUNGKINAN KERUGIAN EKSPOSUR TERHADAP RISIKO API MINYAK TANAH YANG DITARUH DIDEKAT KOMPOR GUDANG YANG BISA TERBAKAR KERUGIAN TERJADI KEBAKARAN PERIL: KEJADIAN YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN

49 IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO LINGKUNGAN FISIK: bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh, sungai yang bisa menyebabkan banjir, gempa bumi, badai, topan, vandalism (pengrusakan). LINGKUNGAN SOSIAL: kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan masyarakat local, pemogokan pegawai, pencurian, perampokan. LINGKUNGAN POLITIK: perubahan perundangan, perubahan peraturan, konflik antar Negara yang mendorong boikot produk perusahaan. LINGKUNGAN LEGAL: gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku LINGKUNGAN OPERASIONAL: kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagalan sistem computer, serangan virus terhadap komputer LINGKUNGAN EKONOMI: kelesuan ekonomi (resesi), inflasi yang tidak terkendali.

50 IDENTIFIKASI SUMBER-SUMBER RISIKO KONSUMEN : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan tidak mau lagi membeli produk perusahaan, konsumen merasa dirugikan kemudian menuntut perusahaan SUPLIER : pasokan dari supplier tidak datang sesuai dengan yang diharapkan (terlambat atau spesifikasinya berbeda) PESAING : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga yang menurunkan tingkat keuntungan perusahaan REGULATOR : perusahaan gagal mematuhi peraturan atau perundangan yang berlaku, perubahan perundangan yang berlaku yang mengakibatkan perusahaan merugi (misal upah minimum naik, t d b)

51 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Melihat rekening-rekening dalam laporan keuangan Menganalisis risiko-risiko yang bisa muncul dari rekening-rekening tersebut Misal, kas. Risiko apa saja yang bisa muncul dari kas tersebut?? Misal, hutang. Risiko apa saja yang bisa muncul dari hutang??

52 ANALISIS FLOW CHART OPERASI PERUSAHAAN Metode ini berusaha melihat sumber-sumber risiko dari flow-chart kegiatan dan operasi perusahaan. Metode ini terutama sangat sesuai untuk risiko tertentu, seperti risiko dari proses produksi. Proses produksi dimulai dari masuknya input tertentu, pengerjaan input tersebut, sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi tersebut, ada kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan, misal kecelakaan kerja, kerusakaan mesin, dan sebagainya. Dengan mengamati rangkaian prosesnya, kita akan bisa melihat atau melokalisir terjadinya kejadian tersebut, kemudian bisa mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.

53 ANALISIS KONTRAK Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu. Risiko ini lebih berkaitan dengan risiko tuntutan hukum. Spesifikasi kontrak yang tidak menyeluruh bisa menimbulkan celah-celah yang bisa dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Karena itu sedapat mungkin kontrak dituliskan dengan bahasa yang jelas (hitam putih), menyeluruh, untuk meminimalkan risiko seperti risiko tuntuntan hukum atau ganti rugi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta departemen hukum atau kepatuhan untuk memeriksa poin-poin dalam kontrak, menganalisis kemungkinan-kemungkinan konsekuensi hukum jika suatu kontrak dituliskan dengan redaksi yang tertentu.

54 ANALISIS STATISTIK KERUGIAN PERUSAHAAN Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa mencatat kerugian-kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa menetapkan standar ke-normal-an yang tertentu untuk setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan yang tidak normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya. Ketidaknormalan tersebut bisa terjadi karena frekuensi yang terlalu sering (lebih sering dibandingkan dengan frekuensi normal), atau nilai kerugian yang terlalu tinggi (lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kerugian yang normal). Analisis terhadap penyimpangan bisa membantu mengidentifikasi sumber-sumber risiko.

55 ILUSTRASI: SURVEY TERHADAP MANAJER MENGIDENTIFIKAS RISIKO-RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERUSAHAAN UGG 1. Risiko komoditas: harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang komoditas tersebut 2. Risiko cuaca: cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen, dan kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan menurun) 3. Risiko counterparty: yaitu counterparty perusahaan gagal memenuhi kontraknya terhadap perusahaan 4. Risiko lingkungan: yaitu perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan (seperti mencemarkan lingkungan) 5. Risiko persediaan: yaitu persediaan yang dipegang mengalami kerusakan (misal membusuk) 6. Risiko kredit: yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan

56 PENGUKURAN RISIKO Jika risiko bisa diukur, kita bisa melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh perusahaan Kita juga bisa melihat dampak dari risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko (risiko mana yang paling relevan). Pengukuran risiko biasanya dilakukan melalui kuantifikasi risiko

57 Tipe Risiko Definisi Tehnik Pengukuran Risiko pasar Harga pasar bergerak ke arah yang tidak menguntungkan (merugikan) Value At Risk (VAR), stress-testing Risiko kredit Counterparty tidak bisa membayar Credit rating, Creditmetrics kewajibannya (gagal bayar) ke perusahaan Risiko perubahan Tingkat bunga berubah yang Metod pengukuran jangka tingkat bunga mengakibatkan kerugian pada waktu, Durasi portofolio perusahaan Risiko Operasional Kerugian yang terjadi melalui Matriks frekuensi dan operasi perusahaan (misal sistem yang gagal, serangan teroris) signifikansi kerugian, VAR operasional Risiko kematian Manusia mengalami kematian dini Probabilitas kematian (lebih cepat dari usia kematian dengan tabel mortalitas wajar) Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit dengan menggunakan tabel Risiko Teknologi Perubahan teknologi mempunyai konsekuensi negatif terhadap perusahaan morbiditas Analisis scenario

58 Bagan 3. Matriks Frekuensi dan Signifikansi Signifikansi Rendah Tinggi Risiko Kesalahan Manusia Rendah Tinggi Frekuensi

59

60 BAGAIMANA MEMPERKIRAKAN SEVERITY DAN PROBABILITY? BISA DENGAN SURVEY TERHADAP MANAJER MANAJER DIMINTA MERANKING RISIKO YANG DIEVALUASI DENGAN DIMENSI SEVERITY DAN PROBABILITY (FREQUENCY) DENGAN SKALA MISAL 1 (RENDAH) SAMPAI 5 (TINGGI) KEMUDIAN DIRATA-RATA, DAN DIHITUNG RATA-RATA SEVERITY DAN PROBABILITY UNTUK RISIKO YANG DIEVALUASI

61 KITA JUGA BISA MENGGUNAKAN METODE YANG LEBIH OBYEKTIF MISAL, TINGKAT PROBABILITY DIHITUNG DENGAN MENGHITUNG FREKUENSI RISIKO DI MASA LALU MISAL, SEVERITY DIPERKIRAKAN DENGAN MENGHITUNG KERUGIAN YANG TIMBUL JIKA RISIKO TERSEBUT MUNCUL

62 ILUSTRASI: IDENTIFIKASI RISIKO UNGGUL AIRLINES Unggul Airlines adalah perusahaan penerbangan yang berdiri sepuluh tahun yang lalu. Perusahaan tersebut didirikan oleh dua orang bersaudara, yang tertarik dengan bisnis penerbangan. Mereka memperkirakan bahwa suatu saat akan terjadi deregulasi di bidang penerbangan. Deregulasi tersebut memunculkan kesempatan bisnis, karena salah satu komponen deregulasi adalah membolehkan perusahaan penerbangan baru untuk terjun di bisnis tersebut. Antisipasi mereka ternyata benar, lalu PT Unggul Airlines akhirnya berdiri.

63 ILUSTRASI (CONT D) Joko Muryanto merupakan staf yang baru saja masuk. Dia lulusan program Magister Manajemen universitas ternama di negeri ini. Atasannya meminta Joko untuk mengevaluasi risiko yang dihadapi oleh perusahaan penerbangan Unggul Airlines, dan mengembangkan solusi untuk menghadapi risiko tersebut. Secara spesifik, atasannya meminta Joko untuk mengidentifikasi risiko strategis (strategic risks), yaitu risiko yang dianggap secara signifikan mempengaruhi bisnis penerbangan PT Unggul Airlines.

64 HASIL ANALISIS PT Unggul Airline menggunakan pesawat yang lebih tua dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Pesawat tua tersebut digunakan karena biaya sewa dan biaya pembelian (sebagian dibeli oleh PT Unggul Airlines) lebih murah. Sayangnya pesawat tua tersebut lebih boros bahan baker. Diperkirakan bahan bakar mencapai sekitar 30% dari komponen, sementara persentase untuk pesaing adalah sekitar 15-20%. Dengan struktur biaya yang semacam itu, PT Unggul Airlines menjadi lebih rentan terhadap kenaikan harga bahan bakar pesawat. Untuk melihat seberap besar pengaruh bahan bakar tersebut, Joko memplot pengaruh perubahan harga bahan bakar terhadap EPS (Earning PerShare) PT Unggul Airlines, seperti berikut ini.

65 Bagan 5. Pengaruh Harga Bahan Bakar Terhadap EPS EPS Harga Bahan Bakar (per gallon) $0.40 $0.50 $0.60 $0.70 $

66 Bagan 6. Perbandingan Pengaruh Harga Bahan Bakar: Unggul Airlines dan Penerbangan Lainnya EPS Unggul Airlines Penerbangan Lain Rata-Rata Harga Bahan Bakar Confidence Interval

67 HASIL ANALISIS (2) PT Unggul Airlines mempunyai rute penerbangan luar negeri (terutama ke Australia, Malaysia, Hongkong). Selama ini PT Unggul Airlines lebih banyak mengandalkan wisawatan domestic atau pebisnis domestic yang akan bepergian ke luar negeri untuk rute-rute tersebut. Yang menjadi masalah, jika Rupiah melemah terhadap mata uang asing maka, harga tiket yang biasanya ditetapkan dalam dolar Amerika Serikat ($) menjadi lebih mahal. Penetapan harga dalam $ dilakukan karena PT Unggul Airlines harus membayar biaya dalam $ untuk operasi luar negeri mereka.

68 Harga tiket ($) Kurs Harga tiket (Rp) Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp Akhir periode $100 Rp20.000/$ Rp HARGA MENJADI LEBIH MAHAL Biaya Operasional ($) Kurs Biaya Operasional (Rp) Awal periode $100 Rp10.000/$ Rp Akhir periode $100 Rp20.000/$ Rp BIAYA MEMBENGKAK

69 HASIL ANALISIS (3) PT Unggul Airlines saat ini menggunakan hutang yang cukup signifikan. Hutang tersebut terdiri dari dua tipe: (1) membayar bunga secara tetap, dan (2) membayar bunga mengambang. Joko Muryanto kemudian mencoba menganalisis efek perubahan tingkat bunga terhadap EPS PT Unggul Airlines.

70 Bagan 7. Pengaruh Hutang Bunga Mengambang Terhadap EPS EPS % 7% 11% Libor Catatan: LIBOR adalah London Interbank Offering Rate, tingkat bunga yang dijadikan patokan di pasar Eurodollar (Eropa)

71 Bagan 8. Pengaruh Hutang Bunga Tetap Terhadap EPS EPS % 7% 11% Libor

72 HUTANG BUNGA TETAP VERSUS HUTANG BUNGA VARIABEL MANA YANG LEBIH TINGGI RISIKONYA? HUTANG DENGAN BUNGA TETAP ATAU VARIABEL? KENAPA DEMIKIAN?

73 KESIMPULAN ANALISIS RISIKO STRATEGIS PT UNGGUL AIRLINES Pada akhirnya Joko Muryanto menyimpulkan bahwa PT Unggul Airlines menghadapi tiga jenis risiko strategis yaitu: (1) risiko kenaikan harga bahan bakar, (2) risiko perubahan kurs (Rupiah melemah), dan (3) risiko perubahan tingkat bunga. Joko kemudian membuat laporan ke atasannya untuk ditindaklanjuti.

74 BAB 5 RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN (LIABILITIES)

75 RISIKO PROPERTI Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan, dan lainnya. Sebagai ilustrasi cakupan risiko properti, berikut ini contoh risiko properti yang dicakup perusahaan asuransi

76 Tabel 1. Cakupan Asuransi Umum dan Properti Asuransi Harta Benda (Property Insurance) Asuransi Rekayasa (Engineering Insurance) Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo Insurance) Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance) Asuransi Usaha Minyak & Gas Bumi (Oil & Gas Insurance) Asuransi Pesawat (Aviation Insurance) Asuransi Satelit (Space Insurance) Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance) Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance) Asuransi Uang (Money Insurance) Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance)

77 KLASIFIKASI HARTA BENDA Properti riil: properti riil bisa didefinisikan sebagai tanah dan apa saja yang tumubh, berdiri. Contoh properti riil adalah tanah, bangunan yang berdiri di atasnya, atau tanaman yang tumbuh di atas tanah tersebut. Properti personal: properti personal bisa didefinisikan sebagai apa saja yang dimiliki selain properti riil. Contoh personal properti adalah mobil, pakaian, komputer, uang, dan lainnya.

78 IDENTIFIKASI RISIKO PROPERTI DENGAN MEILIHAT SUMBERNYA Sumber fisik. Sumber fisik mencakup antara lain kekuatan alam, seperti api, badai, ledakan yang bisa menghancurkan harta benda. Sumber Sosial: sumber sosial mencakup kejadian yang muncul karena dorongan sosial, sebagai contoh, kerusuhan yang terjadi yang berakibat pada perusakan properti. Sumber Ekonomi: sumber ekonomi mencakup kekuatan ekonomi yang mengakibatkan kerusakan. Sebagai contoh, perubahan model menyebabkan barang stok lama menjadi kehilangan nilainya.

79 KERUGIAN YANG DIALAMI HARTA BENDA (1) Kerugian langsung, (2) Kerugian Tidak Langsung, dan (3) Elemen Waktu.

80 KERUGIAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG Kerugian langsung terjadi jika kejadian buruk mempunyai dampak langsung terhadap properti. Sebagai contoh, misalkan suatu kebakarang menghancurkan bangunan. Kerugian akibat bangunan yang hancur akibat kebakaran tersebut merupakan kerugian langsung. Kerugian tidak langsung terjadi jika kejadian buruk tersebut berdampak secara tidak langsung terhadap kerugian tersebut. Sebagai contoh, karena bangunan hancur, maka kegiatan bisnis dan perkantoran menjadi terganggu. Perusahaan terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membangunan fasilitas perkantoran darurat. Jika bangunan tersebut bisa disewakan, kebakaran tersebut menyebabkan pendapatan sewa tidak diperoleh. Kerugian karena pendapatan yang hilang tersebut merupakan contoh kerugian tidak langsung.

81 ELEMEN WAKTU Kerugian tidak langsung bisa jadi mempunyai elemen waktu jika waktu dilibatkan dalam perhitungan kerugian tersebut. Sebagai contoh, jika karena kebakaran, bangunan tidak bisa disewakan sampai rekonstruksi selesai dilakukan. Kerugian tersebut akan berhubungan positif dengan jangka waktu perbaikan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, semakin besar kerugian yang dialami oleh perusahaan. Dengan kata lain, besarnya kerugian merupakan fungsi dari waktu.

82 METODE PENILAIAN KERUGIAN ASET FISIK NILAI PASAR (HARGA PASAR) REPLACEMENT COST (BARU) REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI

83 NILAI PASAR Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar. Dalam mekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual dan ada pihak yang ingin membeli. Kekuatan demand (permintaan) dan supply (penawaran) membentuk harga keseimbangan yang menjadi harga pasar. Penilaian property riil dengan menggunakan metode harga pasar bisa dilakukan dengan membandingkan harga pasar aset yang mirip yang pernah diperdagangkan (jika aset semacam itu bisa ditemukan). Biasanya harga pasar cukup berfluktuasi. Karena itu penggunaan metode harga pasar harus memperhitungkan fluktuasi harga pasar tersebut. Disamping itu jika tidak bisa ditemukan aset dengan karakteristik yang sama persis dengan aset yang hancur, maka penyesuaian-penyesuaian juga perlu dilakukan.

84 PERHITUNGAN HARGA PASAR SECARA TIDAK LANGSUNG, DENGAN MENGGUNAKAN OPPORTUNITY COST (KESEMPATAN YANG HILANG) Sebagai contoh, misalkan kita membeli obligasi atas unjuk dengan nilai nominal Rp1 juta, kupon bunga 20%, jangka waktu lima tahun. Obligasi tersebut hilang. Tingkat keuntungan yang relevan 15%. Berapa Opportunity costnya?

85 Penilaian properti riil dengan menggunakan metode harga pasar lebih sulit dibandingkan untuk property personal. Untuk property personal, karena lebih likuid (sering diperdagangkan), hargaharga biasanya lebih mudah diperoleh.

86 METODE REPLACEMENT COST (BARU) Tehnik Replacemeny Cost baru dilakukan dengan melihat biaya yang diperlukan untuk mengganti barang yang rusak dengan barang baru yang sama. Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai bangunan yang terbakar habis. Dengan menggunakan tehnik replacement cost, kita akan menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk membangun kembali bangunan tersebut agar sama seperti sebelum terbakar. Manajer risiko bisa menggunakan bantuan pihak luar (misal appraisal) untuk menaksir replacement cost tersebut.

87 REPLACEMENT COST DIKURANGI DEPRESIASI Manajer akan menghitung replacement cost (baru) kemudian dikurangi dengan depresiasi atau angka yang mencerminkan turunnya nilai ekonomis. Argumen yang mendasari tehnik tersebut adalah nilai suatu property yang sebenarnya adalah nilai property tersebut dikurangi dengan depresiasi atau penurunan nilai karena sudah digunakan atau karena berjalannya waktu

88 Sebagai contoh, jika suatu bangunan yang mempunyai nilai penggantian (replacement cost) Rp100 juta, tetapi sudah 20 tahun dibangun. Jika bangunan tersebut terbakar, perusahaan asuransi barangkali tidak akan membangun kembali bangunan tersebut. Sebagai gantinya, perusahaan asuransi akan mengurangi nilai tersebut dengan depresiasi (sehingga jumlahnya lebih kecil dari Rp100 juta), dan memberikannya dalam bentuk kas.

89 RISIKO GUGATAN (LIABILITY) Eksposur kewajiban legal (liability) muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai pihak tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. Beberapa contoh kewajiban atau gugatan hukum adalah: pasien menuntut ganti rugi kepada dokter yang dianggap melakukan malpraktek, pengemudi menuntut produsen mobil ganti rugi karena disain mobil yang tidak baik membuat mobil tersebut rentan terhadap kecelakaan.

90 HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA Hukum criminal diarahkan kepada tindakan salah (pelanggaran hukum) terhadap masyarakat. Contoh perbuatan yang melanggar hukum criminal adalah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan. Tuntutan hukum criminal dilakukan oleh lembaga pemerintah, seperti jaksa. Pihak yang bersalah akan dihukum penjara dan/atau denda.

91 HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA (2) Hukum perdata diarahkan kepada tindakan pelanggaran hak atas individu atau organisasi. Sebagai contoh, jika saya merasa nama saya dicemarkan, saya bisa menuntut ganti rugi kepada pihak yang mencemarkan nama saya tersebut. Jika pasien merasa dirugikan oleh dokter (misal karena memberi diagnosa dan pengobatan yang salah), maka pasien tersebut bisa menuntut ganti rugi kepada dokter. Pihak yang bersalah dalam masalah perdata biasanya dihukum dengan membayar denda, atau melakukan pekerjaan tertentu, atau dilarang melakukan hal tertentu.

92 HUKUM KRIMINAL DAN PERDATA (3) Dalam beberapa situasi, seseorang bisa dituntut melalui hukum criminal dan perdata. Sebagai contoh, jika seseorang membunuh. Dia akan dituntut melalui tuntutan criminal. Misalkan keluarganya menuntut ganti rugi atas kematian tersebut, maka orang tersebut juga akan dituntut melalui tuntutan perdata.

93 COMMON LAW DAN CIVIL LAW Didunia ada dua sistem hukum yang utama, yaitu civil law dan common law. Civil law didasarkan pada sistem hukum yang dikodifikasi yang menetapkan peraturan/ perundangan yang komprehensif, yang kemudian dipakai dan diinterpretasikan oleh hakim. Sistem tersebut ditandai dengan perundangan yang ekstensif, misal dibuat Undang-undang yang terdiri dari banyak pasal untuk mengatur hal-hal tertentu (misal, di Indonesia ada UU pasar modal, UU perseroan terbatas, dan UU lainnya). Sistem tersebut berasal dari hukum kekaisaran Roma, meskipun civil law moderen didasarkan pada kodifikasi hukum di Eropa pada abad 19, khususnya pada masa pemerintahan Napoleon di Perancis. Sistem civil law merupakan sistem hukum yang paling banyak dipakai di dunia. Seseorang melakukan kesalahan hukum jika ia melanggar perundangan yang telah ditetapkan. Sistem peradilan lebih aktif memulai persidangan dan menentukan keputusannya.

94 COMMON LAW DAN CIVIL LAW Alternatif dari civil law adalah common law. Common law berkembang berdasarkan kebiasaan (adat atau custom) yang berkembang sebelum ada hukum tertulis, yang kemudian masih dipertahankan meskipun hukum tertulis mulai dikembangkan. Common law menggunakan putusan hakim atau kasus-kasus hukum yang terjadi sebelumnya (jurisprudensi) sebagai dasar pengambilan keputusan kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem tersebut, pihak-pihak yang berselisih akan mengajukan kasus kemudian pengadilan akan mendengarkan argumen dari pihak yang menuduh (plaintiff) dan pihak tertuduh (defendant), untuk sampai pada keputusan hukum tertentu.

95 COMMON DAN CIVIL LAW Perbedaan antara civil dengan common law bukan hanya pada masalah kodifikasi hukum (dimana civil mempunyai kodifikasi, sedangkan common law didasarkan pada kasus-kasus hukum sebelumnya), tetapi juga pada pendekatan terhadap hukum. Pada civil law, perundangan dipandang sebagai sumber utama hukum. Pengadilan mendasarkan keputusannya pada perundangan tersebut. Pada common law, kasus-kasus merupakan sumber utama hukum, sementara perundangan hanya sebagai pelengkap.

96 COMMON DAN CIVIL LAW Beberapa penulis melihat implikasi ekonomi yang berbeda antara kedua sistem hukum tersebut. Civil law lebih menekankan stabilitas sosial, sementara common law memfokuskan pada hak individu. Perbedaan tersebut diyakini oleh beberapa pihak membawa konsekuensi berbeda terhadap perkembangan ekonomi negara yang menganut sistem hukum yang berbeda tersebut. Sebagai contoh, beberapa penulis berpendapat negara dengan sistem common law memberikan perlindungan terhadap investor lebih baik dibandingkan dengan negara dengan sistem civil law.

97 Civil law Perancis: Perancis, negara-negara Benelux, Italia, Spanyol, Portugal, dan bekas koloni dari negara-negara tersebut. Civil law Jerman: Jerman, Austria, Swis, Yunani, Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Civil law Skandinavia: Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, dan Islandia Civil law Belanda: Belanda, Rusia Cina dianggap memiliki gabungan civil law dan hukum sosialis. Common law: Inggris, Wales, Irlandia Utara, Republik Irlandia, Amerika Serikat (kecuali Louisiana), Kanada (kecuali Quebec), Australia, Selandia Baru, Afrika Selataan, India, Sri Lanka, Malaysia, Brunei, Pakistan, Singapura, Hong Kong, dan negara persemakmuran (bekas koloni Inggris) lainnya.

98 COMMON DAN CIVIL LAW Perbedaan antara civil law dengan common law semakin sedikit. Negara dengan common law sudah banyak yang memulai kodifikasi hukum (menjadi seperti civil law), sedangkan Negara dengan civil law sudah mulai menggunakan jurisprudensi (kasus atau putusan hakim sebelumnya) sebagai sumber hukum.

99 ILUSTRASI GUGATAN LIEBECK TERHADAP MCDOLAND S Pada bulan Februari 1992, Liebeck, wanita berusia 70 tahun dari Albuquerque, New Mexico, membeli kopi yang masih panas dari drive-thru restoran McDonald s, yang kemudian tumpah di pahanya, dan mencederainya. Ia menuntut ganti rugi ke McDonald s. Pada tahun 1994, jury menetapkan ganti rugi sebesar 2,9 juta dolar AS. Jumlah tersebut diturunkan menjadi 640 ribu dolar AS oleh hakim. Keduanya mengajukan banding, dan akhirnya keduanya menyelesaikan masalah diluar pengadilan dengan jumlah yang tidak disebutkan.

100 GUGATAN HUKUM Liebeck menuntut McDonald s sebesar $ untuk membayar biaya pengobatan, tetapi perusahaan hanya bersedia membayar $800. Ketika McDoland s menolak untuk menaikkan ganti rugi tersebut, Liebeck menggugat McDonald s dengan menuduh McDonald s lalai (gross negligence) karena menjual kopi yang terlalu berbahaya (unreasonably dangerous) dan cacat produksinya (defectively manufactured). Selama persidangan ditemukan bahawa McDonald s mensyaratkan franchisenya untuk memberikan kopi dengan panas mencapai derajat Fahrenheit (82-88 derajat Celsius). Pada suhu tersebut, kopi bisa menyebabkan luka bakar tingkat tiga dalam 2-7 detik. Pengacara Liebeck berargumen bahwa kopi seharusnya tidak diberikan pada panas lebih dari 140 derajat Fahrenheit (60 derajat celcius). Kopi yang disajikan direstoran lain mempunyai temperature yang lebih rendah dibandingkan dengan yang disajikan McDonald s. Bahkan manajer pengendalian kualitas McDonald s bersaksi bahwa makanan yang lebih panas dari 140 derajat bisa mengakibatkan luka bakar. Kopi McDonald s bisa membakar mulut dan leher. Kesaksian dari beberapa orang mangatakan bahwa McDonald s tidak bermaksud menurunkan temperature kopinya.

101 Tetapi asosiasi kopi nasional Amerika Serikar merekomendasikan agar kopi dimasak pada derajat Fahrenheit dan dipertahankan temperaturnya sekitar derajat Fehrenheit untuk mendapatkan rasa yang optimal, dan diminum segera. Starbucks, sebagai contoh, menyajikan kopinya pada temperature seperti itu. Starbucks juga digugat beberapa kali karena tumpahan kopinya, tetapi kebanyakan pengadilan mengabaikan tuntutan terhadap Starbucks tersebut.

102 PENYELESAIAN HUKUM Dengan menggunakan prinsip comparative liability, jury menemukan bahw McDonald s bertanggung jawab sebesar 80% terhadap kejadian tersebut, sementara Liebeck berkontribusi sebesar 20%. Meskipun ada peringatan tertulis pada cangkir kopi, juri memutuskan bahwa peringatan tersebut tidak cukup besar tulisannya atau tidak cukup kuat. Juri memutuskan Liebeck berhak atas ganti rugi sebesar $200 ribu untuk kompensasi cedera, yang kemudian diturunkan 20% menjadi $ Sebagai tambahan, juri menetapkan $2,7 juta sebagai denda hukuman (punitive damages).

103 Tetapi hakim mengurangi denda hukuman menjadi $480 ribu, sehingga Liebeck memperoleh $640 ribu total. McDonald s dan Loebeck mengajukan banding, dan pada bulan Desember 1994, keduanya menyelesaikan permasalahan di luar pengadilan dengan jumlah yang tidak disebutkan. Diperkirakan jumlah tersebut sama dengan jumlah yang ditentukan oleh pengadilan. " ld%27s_corp.

104 BAB 6 RISIKO KEMATIAN Manajemen Risiko 1

105 RISIKO KEMATIAN Kematian itu sendiri merupakan sesuatu yang pasti. Tetapi timing dari kematian merupakan sesuatu yang tidak pasti. Lebih spesifik lagi, manusia menghadapi eksposur kematian sebelum waktunya (premature death) Ketidakpastian Risiko kematian Manajemen Risiko 2

106 KEMATIAN AWAL Kematian sebelum waktunya Kapan? Sebelum mencapai usia pengharapan hidup Usia pengharapan hidup bervariasi, mulai dari 68 tahun (Indonesia), sampai 75 tahun (Amerika Serikat) Manajemen Risiko 3

107 MENGHITUNG PROBABILITAS KEMATIAN AWAL Probabilitas kematian awal bisa dihitung dengan menggunakan table kematian (mortality table). Tabel tersebut menunjukkan probabiltas kematian dan bertahan hidup untuk kelompok umur tertentu, dan disajikan dengan format yang mudah dibaca. Tabel Kematian CSO1980 disusun oleh aktuaria asuransi dan didasarkan pada pengalaman kematian orang-orang yang diasuransikan (berarti yang terdaftar di Manajemen Risiko 4 perusahaan asuransi) pada awal tahun 1970-

108 Tabel 1. Tabel Kematian CSO 1980 dan Commissioners Standard Ordinary Mortality Table Umur Kematian per Commissioners Standard Ordinary Mortality Table Pria Wanita Pria Wanita Harapan Kematian Harapan Kematian Harapan Hidup per 1000 Hidup per 1000 Hidup (tahun) (tahun) (tahun) 4,18 1,07 0,99 0,98 0,95 0,90 0,86 0,80 0,76 0,74 70,83 70,13 69,20 68,27 67,34 66,40 65,46 64,52 63,57 62,62 2,89 0,87 0,81 0,79 0,77 0,76 0,73 0,72 0,70 0,69 75,83 75,04 74,11 73,17 72,23 71,28 70,34 69,39 68,44 67,48 0,72 0,46 0,33 0,24 0,21 0,22 0,22 0,22 0,22 0,23 75,67 74,73 73,76 72,79 71,81 70,82 69,84 68,85 67,87 66,88 Kematian per ,42 0,31 0,23 0,20 0,19 0,18 0,19 0,21 0,21 0,21 Harapan Hidup (tahun) 79,87 78,90 77,93 76,95 75,96 74,98 73,99 73,00 72,02 71,03 Manajemen Risiko 5

109 Manajemen Risiko ,77 236,98 253,45 272,11 295,90 329,96 384,55 480,20 657, ,00 3,18 2,94 2,70 2,44 2,17 1,87 1,54 1,20 0,84 0,50 190,75 208,87 228,81 251,51 279,31 317,32 375,74 474,97 655, ,00 3,45 3,15 2,85 2,55 2,24 1,91 1,56 1,21 0,84 0,50 194,28 209,27 224,94 241,46 258,86 276,12 292,95 310,86 329,95 350,32 3,20 2,98 2,76 2,56 2,38 2,21 2,06 1,91 1,77 1,64 124,22 131,53 143,72 160,21 180,90 203,48 225,69 240,07 247,79 263,98 4,64 4,29 3,94 3,61 3,29 3,02 2,79 2,61 2,43 2,23

110 BAGAIMANA MEMBACA TABEL KEMATIAN? Dengan menggunakan tabel tahun 1980, terlihat bahwa untuk bayi (umur 0 tahun), dari 1000 bayi, ada 4,18 yang meninggal dunia. Angka kematian tersebut menurun pada usia 1 tahun. Dengan kata lain, bayi mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan usia anak kecil lainnya. Kolom berikutnya menyajikan life expectancy (pengharapan hidup), yaitu 70,83 tahun untuk pria dan 75,83 tahun untuk wanita pada ulang tahun ke 0 (baru lahir). Pada ulang tahun yang pertama (usia 1), usia pengharapan hidup turun menjadi 70,13 tahun untuk pria. Manajemen Risiko 7

111 Table 2. Proyeksi Tingkat Kematian di Negara ASEAN, and Country Infant Mortality (per 1,000 live births) 2 Life Expectancy at Birth Brunei Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand ASEAN average East and Southeast Asia average Manajemen Risiko 8

112 MENGHITUNG PROBABILITAS KEMATIAN AWAL Misalkan kita ingin menghitung berapa probabilitas seseorang yang baru saja berulang tahun ke 35, akan meninggal satu, dua, dan lima tahun mendatang. Jumlah Orang Jumlah Probabilitas Probabilitas Usia Hidup Kematian Kematian Bertahan hidup 35 9,491,711 20, ,471,683 21, ,450,466 22, ,427,785 24, ,403,461 26, ,377,225 28, Manajemen Risiko 9

113 PROBABILITAS KEMATIAN: 1q35 = (20.028) / = 0, q35 = ( ) / = 0, q35 = ( ) / = 0,01206 PROBABILITAS BERTAHAN HIDUP 1p35 = (1000 2,11) / = 0,9979 2p35 = (1000 (2,11 + 2,24)) / = 0,9957 5p35 = (1000 (2,11 + 2,24 + 2,40 + 2,58 + 2,79))/ = 0,9879 Manajemen Risiko 10

114 EKSPOSUR KARENA KEMATIAN AWAL EKSPOSUR YANG DIHADAPI OLEH KELUARGA EKSPOSUR YANG DIHADAPI OLEH BISNIS BAGAIMANA MENGHITUNG EKSPOSUR TERSEBUT? Manajemen Risiko 11

115 MENGHITUNG BESARNYA EKSPOSUR KEMATIAN AWAL UNTUK KELUARGA YANG DITINGGALKAN Misalkan suatu keluarga menghabiskan Rp5 juta perbulan atau Rp60 juta pertahun untuk kebutuhan hidupnya. Misalkan kebutuhan tersebut diasumsikan konstan. Misalkan kebutuhan tersebut dipenuhi oleh seorang ayah sepenuhnya, yang berusia 40 tahun. Kemudian ayah tersebut meninggal dunia, padahal usia pengharapan hidup adalah (misal) 70 tahun. Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 15% (dipakai sebagai discount rate untuk perhitungan present value). Manajemen Risiko 12

116 Nilai kebutuhan hidup yang seharusnya ditanggung oleh ayah tersebut adalah: PV = 60juta/(1+0,15) juta/(1+0,15) 30 = Keluarga tersebut bisa membeli asuransi dengan nilai pertanngungan sekitar Rp <>> untuk menjaga konsekuensi negatif kematian ayah keluarga tersebut. Manajemen Risiko 13

117 MENGHITUNG BESARNYA EKSPOSUR KEMATIAN AWAL UNTUK BISNIS YANG DITINGGALKAN misalkan rumah makan soto Selera Rasa dibangun oleh juru masak yang ahli yaitu Pak Hardo. Pak Hardo sangat terkenal, bisa meracik bumbu yang enak sehingga sotonya diminati oleh banyak orang. Misalkan Pak Hardo masih bisa bekerja 10 tahun lagi. Misalkan rumah makan tersebut menghasilkan omset sebesar Rp100 juta pertahun, dengan laba sebesar Rp20 juta pertahun. Misalkan biaya modal internal rumah makan tersebut adalah 20%. Manajemen Risiko 14

118 Jika Pak Hardo meninggal, diperkirakan omset penjualan akan turun separuhnya, yaitu menjadi Rp75 juta pertahun. Tujuan dalam hal ini ditetapkan menjadi menjaga tingkat penjualan seperti sekarang ini jika Pak Hardo meninggal dunia. Kerugian yang dialami perusahaan bisa dihitung sebagai berikut ini. Kerugian pertahun yang diderita oleh rumah makan tersebut, akibat kepergian Pak Hardo, adalah Rp100 juta Rp75 juta = Rp25 juta pertahun. Biaya modal sebesar 20% dipakai sebagai discount rate (tingkat diskonto). Present value dari kerugian yang diderita oleh rumah makan tersebut, akibat meninggalnya Pak Hardo, adalah sebagai berikut ini. Kerugian = 25jt/(1+0,2) jt/(1+0,2)1 = Manajemen Risiko 15

119 INTERAKSI PROBABILITAS KEMATIAN AWAL DENGAN SEVERITY KERUGIAN: APLIKASI UNTUK PENENTUAN PREMI ASURANSI Kerugian yang diharapkan merupakan perkalian antara probabilitas kejadian dengan besarnya kerugian yang terjadi (severity). Jika kerugian tersebut diperkirakan terjadi lima tahun mendatang, maka konsep nilai waktu uang menjadi penting diperhatikan. Dalam hal ini probabilitas kejadian, tingkat severity, dan nilai waktu uang berinteraksi satu sama lain membentuk kerugian yang diharapkan. Manajemen Risiko 16

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO

PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO PENGANTAR MANAJEMEN RESIKO Risiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai, sesuatu yang ingin kita

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak

Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Disampaikan Oleh : Amanda Oktariyani, SE.,M.Si,Ak Kerugian yang tidak diharapkan Risiko Penyimpangan dari yang diharapkan Kejadian yang tidak menguntungkan Menurut Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES )

RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES ) RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES ) 1. RISIKO PROPERTI 1. Cakupan Properti Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan,

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) Mata Kuliah : Manajemen Risiko Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unikom Tahun Akademik 2009-2010 Ilustrasi : Pada hari minggu 26 Desember 2004 jam

Lebih terperinci

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO

TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO TEHNIK-TEHNIK MANAJEMEN RISIKO Pak Joko baru saja membeli mobil BMW baru seri 7 yang berharga Rp1,5 milyar. Dia sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan mobil barunya, seperti kecelakaan yang bisa membutuhkan

Lebih terperinci

Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management

Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management Modul 1 Risiko, Proses Manajemen Risiko, dan Enterprise Risk Management Dr. Mamduh M. Hanafi, MBA. M PENDAHULUAN odul satu ini membicarakan risiko, proses manajemen risiko, dan enterprise risk management.

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO

TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN RISIKO OLEH : MELIANA KURNIAWATI CAHYADI 1315251106 29 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PROGRAM EKSTENSI 2015 Beberapa alternatif yang bisa dipilih untuk mengelola

Lebih terperinci

asuransi, industri asuransi dan fungsi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Modul 5 mengenai manajemen risiko: instrumen derivatif, manajemen

asuransi, industri asuransi dan fungsi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Modul 5 mengenai manajemen risiko: instrumen derivatif, manajemen i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Manajemen Risiko (EKMA4262) ini membahas tentang risiko, proses manajemen risiko dan enterprise risk management (ERM), identifikasi, pengukuran risiko dan beberapa tipe

Lebih terperinci

Studi Investor Global 2017

Studi Investor Global 2017 Studi Investor Global 2017 Perilaku investor: dari prioritas ke ekspektasi Studi Investor Global 2017 1 Daftar Isi 3 11 Ikhtisar Generasi milenial memiliki situasi yang bertentangan 4 12 Tren global menunjukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng.

PENGAMBILAN RESIKO. Kode Mata Kuliah : OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENGAMBILAN RESIKO Kode Mata Kuliah : 0040520 Bobot : 2 SKS OLEH Endah Sulistiawati, S.T., M.T. Irma Atika Sari, S.T., M.Eng. PENDAHULUAN Konsep resiko selalu dikaitkan dengan adanya ketidakpastian pada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini terdiri dari definisi risiko, sumber dan kategori risiko, sikap individu terhadap risiko, pengukuran

Lebih terperinci

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016

Manulife Investor Sentiment Index Study Q Indonesia. Februari 2016 Manulife Investor Sentiment Index Study Q4 2015 Indonesia Februari 2016 1 TENTANG MANULIFE INVESTOR SENTIMENT INDEX (MISI) Apakah Manulife Investor Sentiment Index (MISI)? Kelas aset utama Dana tunai/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional Halaman 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per. dan Per. Uraian Rinci an Triwulan Tahun Triwulan Tahun Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari peneliti yang didasarkan atas pengetahuan, teori dan dalil dalam upaya menjawab tujuan

Lebih terperinci

PENGERTIAN INVESTASI

PENGERTIAN INVESTASI MATERI 1 1 PENGERTIAN INVESTASI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. DEFINISI INVESTASI Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

Lebih terperinci

Bab 5 Pengambilan Risiko

Bab 5 Pengambilan Risiko Bab 5 Pengambilan Risiko Tujuan Pembelajaran Menjelaskan konsep resiko Menjelaskan bagaimana pengambilan resiko dilakukan Mengidentifikasi resiko-resiko yang potensial terjadi ketika memulai usaha Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

RESIKO DALAM ASURANSI

RESIKO DALAM ASURANSI RESIKO DALAM ASURANSI PENGERTIAN RISIKO Arthur Williams dan Richard, M.H Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode waktu tertentu. A.Abas Salim Risiko adalah ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan iklim dunia semakin hari semakin tidak menentu. Hal ini mengakibatkan berbagai macam bencana khususnya bencana alam terjadi setiap saat dan mengakibatkan

Lebih terperinci

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut :

Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster yang terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Klaster Pertama No. Negara 1 Republik Rakyat China Anggota Klaster Kedua No. Negara 1 Malaysia 2 Singapura Anggota Klaster Ketiga No Negara

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN NON-KEUANGAN

MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN NON-KEUANGAN MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN NON-KEUANGAN Bab ini membicarakan ilustrasi bagaimana perusahaan non-keuangan menjalankan manajemen risikonya. Perusahaan yang ditampilkan adalah United Grain Growers (UGG),

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian, antara lain mengenai konsep risiko dan teori lainnya. Teori-teori

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang

Handout 1A. Anggaran Bulanan. Anggaran Berimbang Handout 1A Anggaran Berimbang Anggaran Bulanan Pendapatan (Uang Masuk) Gaji Pengeluaran (Uang Keluar) 5,000,000 Pengeluaran Tetap Kontrak Rumah 1,500,000 Cicilan Kendaraan 750,000 Asuransi 100,000 Tabungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Risiko Risiko (risk) menurut Robinson dan Barry (1987) adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pelaku bisnis sebagai

Lebih terperinci

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN)

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN) ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN) 1 Risiko ada dimana-mana. Hukum kekekalan enerji mengatakan enerji tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Energi berpindah-pindah dari

Lebih terperinci

VALUATION O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I

VALUATION O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I VALUATION MANAJEMEN KEUANGAN O L E H D U D I H E R P E N D I E D I S O N L E O N I S A I N T A N P R A T I W I R A H M A T D I A N A Z I R I Pengertian Valuation Valuation = appraisal = penilaian = penaksiran

Lebih terperinci

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI

MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI MITIGASI RISIKO KEAMANAN SISTEM INFORMASI Pengertian Risiko Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan, yang merupakan suatu akibat dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu aset tertentu dan dalam jangka waktu tertentu yang akan memberikan imbal hasil di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK MENGELOLA ASSET VALUTA ASING

BAB V TEKNIK MENGELOLA ASSET VALUTA ASING BAB V TEKNIK MENGELOLA ASSET VALUTA ASING Dalam kegiatan operasional usaha khususnya perusahaan internasional termasuk juga Multinational Enterprise (MNE) akan menghadapi risiko baik risiko premium maupun

Lebih terperinci

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com

ASPEK RESIKO. aderismanto01.wordpress.com ASPEK RESIKO Istilah resiko dalam manajemen mempunyai berbagai makna. Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI Obligasi adalah wesel jangka panjang yang diterbitkan oleh unit perusahaan dan pemerintah Penerbit obligasi menerima uang dalam pertukaran untuk melakukan pembayaran

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong. individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler dan Amstrong Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE PLUS

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE PLUS Signature Life Assurance Plus merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Signature Life Assurance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

04PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 04PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi tidak akan pernah terlepas dari aktivitas investasi. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi tidak akan pernah terlepas dari aktivitas investasi. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan ekonomi tidak akan pernah terlepas dari aktivitas investasi. Berbagai kegiatan investasi di seluruh dunia yang dilaksanakan dalam skala internasional,

Lebih terperinci

16 PENGENDALIAN KEUANGAN

16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16 PENGENDALIAN KEUANGAN 16.1 Pengendalian keuangan adalah aktivitas untuk merancang, menjalankan, memantau, mengevaluasi dan mendapatkan umpan balik terkait aliran, penggunaan dan perkembangan keuangan

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan Tambahan) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 35 Status Merokok: Bukan Perokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar dan Pertanggungan

Lebih terperinci

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN.  1 Materi 3 NERACA PEMBAYARAN http://www.deden08m.com 1 PENDAHULUAN (1) Berita di media masa tentang neraca pembayaran (BOP): fenomena Cina sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru. Ada tiga alasan mempelajari

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat terjadi akibat macetnya kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah (KPR) di Indonesia.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder selama enam tahun pengamatan (2001-2006). Pemilihan komoditas yang akan diteliti adalah sebanyak lima komoditas

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 1 June 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Arus Modal Masuk, Menopang Rupiah Pasar Eropa mulai agak tenang di akhir bulan Mei dalam rangka menyongsong pekan pertama bulan Juni. Tekanan yang begitu dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR

RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR RINGKASAN INFORMASI PRODUK MANULIFE EDUCATION PROTECTOR Manulife Education Protector adalah produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (AJMI) sebagai Penanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dunia semakin cepat dan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah kegiatan investasi (Tahir, 01). Masyarakat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE

EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE eastspring.co.id EASTSPRING INVESTMENTS IDR HIGH GRADE Reksa Dana Eastspring Investments IDR High Grade adalah reksa dana pendapatan tetap yang berinvestasi sebagian

Lebih terperinci

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN)

ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN) ENTERPRISE RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PERUSAHAAN) 1 Risiko ada dimana-mana. Hukum kekekalan enerji mengatakan enerji tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Energi berpindah-pindah dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini jasa telah menjadi bagian yang cukup dominan pengaruhnya di dalam kehidupan kita sehari-hari. Jasa transportasi, jasa pendidikan, jasa reparasi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN MANAJEMEN PIUTANG DAGANG 1. Faktor yang Mempengaruhi Piutang 1.1 Kenapa Perusahaan Mempunyai Piutang Secara umum, perusahaan akan lebih suka untuk menjual dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI MANAJEMEN INVESTASI Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp (021) 515 0 515 ext.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan skripsi yang disusun oleh Sari (2007) pada PG Kebon Agung Malang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG PENDAHULUAN Setiap peristiwa akan mempunyai peluangnya masingmasing, dan peluang terjadinya peristiwa itu akan mempunyai penyebaran yang mengikuti suatu pola tertentu yang di sebut

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: Jenis Kelamin: AGUS PRIHATIN Laki-laki Tanggal Lahir: 04/11/1982 Usia: 31 RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan

Lebih terperinci

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI 1. BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM VALUASI OBLIGASI Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi dan Konsep Risiko Secara sederhana, risiko diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan, sedangkan ketidakpastian merupakan

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Probabilitas Probabilitas adalah suatu nilai untuk mengukur tingkat kemungkinan terjadinya suatu peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang yang hasilnya tidak pasti (uncertain

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian suatu negara merupakan salah satu hal yang penting bagi keberlangsungan negara tersebut. Sebuah negara yang berkembang pasti menghadapi berbagai masalah

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Pengambilan Risiko. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Pengambilan Risiko Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

Investing Today, Investing Tomorrow.

Investing Today, Investing Tomorrow. Investing Today, Investing Tomorrow. Keistimewaan: Kemudahan menentukan komposisi proteksi & investasi Fleksibilitas dalam bertransaksi Potensi hasil investasi yang optimal 1 Produk asuransi jiwa dari

Lebih terperinci

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)

RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi) Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: YUDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 30 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan

Lebih terperinci

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO

RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO RISIKO PERBANKAN ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN RISIKO Introduction Bank adalah sebuah institusi yang memiliki surat izin bank, menerima tabungan dan deposito, memberikan pinjaman, dan menerima serta

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

08 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko

08 Mei Pertemuan. Gambar 1 Proses Manajemen Risiko ISO : Manajemen Risiko Sebagaimana proses manajemen risiko sesuai dengan ISO 300: 2009 - Manajemen Risiko pada ilustrasi Gambar 1, pada pertemuan sebelumnya telah diulas Identifikasi Risiko dimana adalah penting untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI

BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI BAB XIII ASPEK RESIKO SYAFRIZAL HELMI Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu atau probabilitas sesuatu hasil/outcome yang ebrbeda dengan yang diharapkan.

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi payung untuk mengantisipasi krisis keuangan, karena dana asuransi yang

Lebih terperinci

RISIKO INVESTASI tidak dapat dihindari

RISIKO INVESTASI tidak dapat dihindari RISIKO INVESTASI Risiko merupakan penyimpangan hasil (return) yang diperoleh dari rencana hasil (return) yang diharapkan. Apabila kita membicarakan risiko investasi berarti kita menganalisis kemungkinan

Lebih terperinci

Manajemen Kas dan surat surat berharga

Manajemen Kas dan surat surat berharga Modul ke: Manajemen Kas dan surat surat berharga Tujuan manajemen kas Model model manajemen kas Risiko risiko investasi pada surat berharga Fakultas Ekonomi dan bisnis Yuhasril,SE,ME. Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci