Mengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2
|
|
- Yulia Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Mengelola Rapat (Handling Meeting) By: Evada El ummah Khoiro, S.AB., M.AB Prodi Administrasi Niaga 2
2 Apa itu komunikasi kelompok? Adalah proses penyampaian informasi dari 1 pihak ke pihak lain untuk maksud maksud tertentu sesuai dengan kepentingan bersama, dan biasanya berlangsung secara tatap muka. Apa itu pertemuan/meeting? Adalah bentuk komunikasi jamak yang terdiri dari sekolompok / sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu dan pada waktu yang telah ditentukan untuk membahas, memecahkan, / merundingkan sesuatu hal untuk kepentingan bersama.
3 PENGERTIAN dan FUNGSI RAPAT Pengertian Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka yang sering diselenggarakan oleh banyak organisasi, baik swasta maupun pemerintah Fungsi Rapat Forum silaturahmi Forum negosiasi Forum demokrasi: dengar pendapat dan menerima pertanggungjawaban Sarana konsultasi
4 Macam Macam Rapat RAPAT Tujuannya R. Penjelasan R. Pemecahan R. Perundingan Sifatnya Jangka Waktunya Saluran Hubungan Organisasi R. Formal R. Informal R. Terbuka R. Tertutup R. Mingguan R. Bulanan R. Semesteran R. Berkala R. Insidentil R. Vertikal R. Horizontal Pelaksanaannya R. Kerja Terpimpin R. Kerja Terbuka
5 MACAM RAPAT Rapat Formal: Pertemuan yang diselenggarakan setelah peserta rapat mendapat pemberitahuan sebelumnya (melalui undangan). Pada umumnya pemberitahuan disertai dengan agenda rapat. Rapat Informal: Pertemuan yang diselenggarakan setelah peserta rapat mendapat panggilan / pemberitahuan secara langsung. Rapat ini dilaksanakan untuk mendiskusikan suatu hal yang terjadi secara mendadak. Rapat ini tidak mempunyai agenda dan tidak memerlukan catatan tentang apa yang telah dibicarakan.
6 RAPAT BERDASARKAN TUJUAN Rapat Penjelasan Rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota tentang kebijak sanaan yang diambil oleh pimpinan organisasi. Misalnya: Prosedur Kerja atau tata cara kerja baru untuk mendapatkan keseragaman kerja Rapat Pemecahan Masalah Rapat yang bertujuan untuk mencari pemecahan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi Suatu masalah dikatakan sebagai problem solving apabila masalah itu pemecahannya berhubungan dengan masalah masalah yang saling terkait. Rapat Perundingan Rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar tidak saling merugikan kedua belah pihak
7 RAPAT BERDASARKAN SIFATNYA Rapat Formal: yaitu Rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan Rapat Informal: yaitu Rapat informal dapat terjadi setiap saat, dengan siapa saja, kapan saja, dimana saja, dan kemudian membicarakan suatu masalah yang mempunyai kepentingan bersama. Rapat Terbuka: yaitu Rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang bersifat rahasia Rapat Tertutup: yaitu Rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut masalah masalah yang masih bersifat rahasia
8 RAPAT MINGGUAN RAPAT BULANAN RAPAT SEMESTERAN RAPAT TAHUNAN RAPAT BERDASARKAN JANGKA WAKTUNYA Rapat yang diadakan sekali seminggu untuk membahas masalah masalah yang bersifat rutin yang dihadapi oleh masing masing manajer. Rapat yang diadakan sebulan sekali, setiap akhir bulan, untuk membahas hal hal atau peristiwa yang terjadi pada bulan yang lalu. Misalnya: membahas rugi laba bulan lalu. Rapat yang diadakan setiap 6 bulan sekali yang bertujuan untuk mengadakan evaluasi hasil kerja sama selama 6 bulan, mengambil langkah langkah selanjutnya dalam jangka waktu 6 bulan. Rapat yang diadakan sekali setahunan. Misalnya rapat dewan komisaris, rapat umum pemegang saham.
9 RAPAT BERDASARKAN FREKUENSINYA Rapat Rutin Rapat yang sudah ditentukan waktunya (mingguan, bulanan, dan tahunan) Rapat Insidental Rapat yang tidak berdasarkan jadwal, tergantung pada masalah yang dihadapi. Biasanya dalam keadaan urgent, yang harus segera dipecahkan bersama.
10 RAPAT BERDASARKAN PERIODISASINYA Rapat Berkala (Regular Meeting) Rapat yang diadakan menurut jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali pada waktu dan tempat tertentu. Rapat Khusus (Temporary Meeting) Rapat yang diselenggarakan untuk mengatasi permasalahan yang sifatnya mendadak atau untuk mengatasi pertentangan atau kesalahpahaman dan dipandang harus diselesaikan secepatnya, tidak dapat ditunda menunggu rapat rutin / berkala.
11 RAPAT BERDASARKAN PESERTANYA Rapat Vertikal Rapat yang berlangsung antara atasan dan bawahan. Ide-ide bawahan untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Rapat Horizontal Rapat yang diadakan antar pejabat yang sederajat. Membicarakan masalah masalah yang memerlukan koordinasi antar bagian dalam organisasi dan pengembangan organisasi.
12 PRINSIP DASAR Dalam menyelenggarakan rapat hendaknya berdasarkan prinsip dasar dengan menjawab enam pertanyaan pokok yang disebut dengan 5 W dan 1 H: WHY : Mengapa rapat ini perlu diselenggarakan. WHAT : Apa masalah yang akan dibicarakan dalam rapat. WHO: Siapa yang akan diundang WHERE: Dimana sebaiknya rapat diselenggarakan WHEN: Kapan sebaiknya rapat diselenggarakan HOW: Bagaimana rapat akan diselenggarakan. Apakah rapat akan diselenggarakan: 1) Secara berkala atau cukup sekali 2) Tertutup atau terbuka 3) Bahan rapat akan dibagi terlebih dahulu atau tidak 4) Memerlukan overhead projector atau lainnya
13 Syarat-Syarat Rapat Persiapan Rapat Pelaksanaan Rapat
14 Persiapan Rapat Penentuan Tujuan Rapat dan Acara Rapat Penentuan Waktu, hari, tanggal, dan tahun Penentuan Tempat Akomodasi Konsumsi Media/Peralatan
15 Pelaksanaan Rapat 1. Ada masalah yang harus dipecahkan bersama 2. Ada partisipasi aktif dari peserta rapat 3. Ada pimpinan dan ketua rapat 4. Ada notulis 5. Ada media tulis
16 1. Ada masalah yang harus dipecahkan bersama - Unsur rapat adalah ada permasalahan yang harus dipecahkan bersama, tapi tidak semua masalah harus melalui rapat. - Rapat tanpa memecahkan suatu masalah hanyalah obrolan - Permasalahan harus jelas dan dapat dimengerti oleh semua peserta, sehingga harus dirumuskan dengan jelas. - Rumusan masalah harus mendorong kebebasan berpikir - Menimbulkan pertukaran pikiran, bukan pertarungan pendapat - Perumusan masalah yang jelas akan mencapai hasil yang diharapkan.
17 2. Ada partisipasi aktif dari peserta rapat - Peserta rapat adalah pihak yang menerima dan mendiskusikan permasalahan, memberikan sumbangan pemikiran, dan aktif terlibat dalam pemecahan masalah. - Sifat atau karakter peserta rapat: 1) Tipe pemersatu 2) Tipe perantara 3) Tipe pendengar 4) Tipe pemberi semangat 5) TIpe inisiatif 6) Tipe pemberi informasi 7) Tipe penyerangan
18 3. Adanya pimpinan atau ketua rapat - Merupakan poros gerak suatu rapat & menjamin ketertiban pelaksanaan rapat. Sebagai pengendali jalannya rapat dan bertanggung jawab agar jalannya rapat menghasilkan keputusan dalam batas waktu yang telah ditentukan. - Pimpinan rapat harus mampu membangkitkan keberanian peserta, terutama yang kesulitan dan tidak punya keberanian berpendapat. Mereka yang diam belum tentu tidak tahu, kadang karena malu/takut salah.
19 4. Ada Notulis - Adalah orang yang mencatat hasil keputusan rapat. Hasilnya adalah notulen. - Notulen berisi: 1) Tanggal & tempat rapat dilaksanakan 2) Nama peseta yang hadir 3) Nama pejabat yang memimpin rapat 4) Waktu dimulai dan diakhirinya rapat Syarat notulen: 1) Benar & objektif 2) Jelas, tidak ambigu, & dapat dimengerti bagi yang membaca. 3) Dibuat secara ringkas 4) Sebelum rapat dtutup, notulen dibacakan, agar peserta dapat memberi masukan guna penyempurnaan notulen.
20 5. Media rapat a.ruangan, meja, dan kursi, papan tulis/white board b.lampu penerangan c.flip chart d.sound system e.alat tulis f. OHP, komputer dll,.
21 Tata Ruang Rapat
22 Undangan rapat sebaiknya dibuat dan diedarkan tidak terlalu jauh atau terlalu dekat/mepet dari waktu rapat akan berlangsung. Undangan rapat harus memuat: 1. Hari 2. Tanggal 3. Tempat rapat Undangan Rapat 4. Acara rapat (bila diperlukan daftar acara ikut dilampirkan)
23 Akomodasi Akomodasi meliputi tempat menginap dan konsumsi peserta rapat. Tempat menginap tergantung pada tempat dimana rapat diadakan, bisa di asrama / hotel. Bila di asrama artinya tidak ada perbedaan fasilitas bagi peserta. Bila di hotel, biasanya ada perbedaan fasilitas, tergantung kedudukan/ jabatan dalam instansi. contoh: 1) Dewan komisaris & dewan direksi President Suite 2) Branch Manager Eexecutive Suite 3) Manager Junior Suite, dsb.
24 Agenda Rapat Acara disusun sesuai dengan pokok permasalahan Urutan acara rapat terdiri dari: 1. Pembukaan 2. Pengarahan dari pemimpin rapat 3. Pelaksanaan rapat 4. Pembawa acara membacakan hasil rapat 5. Penutup
25 Contoh Susunan Acara Rapat Judul Rapat Pemimpin Rapat : Pemasaran Produk Terbaru Perusahaan : Direktur Utama Bapak Susilo, S.E. Acara : 1. Pembukaan diawali dengan doa 2. Laporan dari rapat sebelumnya oleh ketua Penyelenggara rapat 3. Pengarahan Rapat 4. Perkenalan produk baru 5. Tanggapan dan tanya jawab 6. Pembagian kelompok kerja 7. Rapat pleno mengenai hasil kerja kelompok 8. Cara pemasaran produk/promosi 9. Pembagian wilayah pemasaran 10. Persiapan promosi 11. Pembacaan keputusan-keputusan hasil rapat 12. Kesimpulan rapat 13. Penutup diakhiri dengan doa 14. Pemberitahuan rapat selanjutnya
26 Contoh lain: NO. WAKTU ACARA PENYAJI PENANGGUNG JAWAB SUSUNAN ACARA RAPAT TAHUNAN PT. INDOKARYA QUALITY HOTEL YOGYAKARTA, 8 APRIL 2017
27 Teknik Membuka dan Menutup rapat Kalimat pembuka harus menarik Kalimat Pembuka berisi kalimat yang membangkitkan motivasi para pendengar secara cermat Kalimat pembuka berisi uraian secara umum tentang materi/topik yang akan dibahas Berikan penegasan atau penekanan pada tujuan dari pembicaraan Gunakan kalimat yang singkat, jelas, tetapi menarik perhatian para pendengar Pada awal pembicaraan dapat dipakai beberapa teknik : - Penggunaan data - Anekdot - Membuat Pertanyaan - Mengungkapkan sesuatu yang unik dan istimewa - Menggunakan Peribahasa, kata bijak, dan kutipan dari kitab suci
28 Teknik Menutup Rapat Menyusun ringkasan atau kesimpulan Pada akhir pembicaraan, pembicara harus mengulangi garis besar isi atau topik yang telah dibahas. Kalimat Penutup Beberapa cara untuk membuat kalimat penutup pembicaraan, yaitu : 1. Mengulangi inti pembicaraan dengan penjelasan yang singkat 2. Berisi anjuran kepada pendengar 3. Berisi Pujian/sanjungan kepada pendengar 4. Usahakan agar pendengar merasa senang, tersenyum, bahkan tertawa 5. Penutup dapat diakhiri dengan peribahasa, syair, kutipan dari kitab suci, atau kata bijak.
29 Teknik Menyusun Notula dan Resume Rapat Pengertian Notula Notula adalah catatan singkat mengenai jalannya rapat serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Macam-macam notula 1. Notula Harfiah, yaitu laporan atau pencatatan secara kata demi kata dari seluruh pembicaraan dalam rapat tanpa menghilangkan atau menambahkan kata lain. 2. Notula Rangkuman, yaitu laporan ringkas tentang pembicaraan dalam rapat
30 Fungsi Notula Sebagai dokumen dan alat bukti Sebagai sumber informasi untuk peserta yang tidak hadir Sebagai pedoman untuk rapat berikutnya Sebagai alat pengingat untuk peserta rapat Sebagai dokumen Sebagai alat untuk rapat semu
31 Isi notula Judul notula beserta nama organisasi atau unit organisasi atau yang menyelenggarakan rapat. Hari, tanggal, tempat, dan waktu di mulai dan berakhirnya rapat Sifat rapat misalnya rutin, tahunan, luar biasa Pemimpin dan notulis rapat Nama peserta baik peserta yang hadir maupun yang tidak hadir Penyempurnaan rapat sebelumnya dan pengesahan dari pemimpin rapat Susunan acara rapat Ringkasan jalanya rapat Hasil rapat Hal-hal lain yang ikut di bicarakan rapat Catatan khusus Nama dan tanda tangan pimpinan dan notulis rapat
32 CONTOH PENYUSUNAN NOTULA Hari : Senin Tanggal : 24 April 2006 Jam : WIB Tempat : Ruang Serba Guna NOTULA Rapat Pemilihan Calon Ketua Jurusan Sekretaris Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Bandung 2006 Ketua Sekretaris Hadir Tidak Hadir : Ketua Jurusan : Sekretaris Jurusan : 24 peserta : 4 peserta Acara : Pembukaan Penjelasam tentang tata cara pemilihan calon ketua Jurusan Pemilihan Calon Ketua Jurusan Tanya jawab dan lain-lain Penutup
33 Risalah Pembicaraan Acara ke-1: Jam WIB Rapat dibuka oleh Sekretaris Jurusan Sekretaris membacakan peserta yang hadir dan tidak hadir Sekretaris membacakan jadwal pemilihan Ketua Jurusan Acara ke-2: Penjelasan dari Ketua Jurusan Syarat-syarat calon Ketua Jurusan prosedur pencalonan Prosedur pertimbangan Prosedur penetapan Pemilihan Acara ke-3: Pemilihan calon Ketua Jurusan Berdasarkan SK Dekan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen No. 24/IV/06 Pasal 4, terdapat 3 orang dosen yang dicalonkan, yaitu: Dra. Hana Hasana Dra. Nina Karmil Drs. Pujo Hartono a. Dra. Hana Hasanah, tidak bersedia di calonkan b. Dra. Nina Karmila, dan c. Drs. Pujo Hartono, bersedia dicalonkan
34 Acara ke-4: Tanya jawab dan lain-lain Dra. Nina Karmila, prosedur pertimbangan dan penetapan ketua jurusan Drs. Puji Hartono, menayakan kemungkinan di masa mendatang. Acara ke-5: Penutup Tepat pada jam WIB rapat ditutup oleh ketua jurusan dengan ucapan terima kasih. Mengetahui dan mengesahkan Bandung, 24 April 2006 K e t u a Sekretaris Drs. Yudiferi Dra.Shadana NIP NIP
35 THANK YOU ANY QUESTIONS??
KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001. Rapat
1 KOMUNIKASI LISAN DALAM KELOMPOK Oleh Ido Priyono Hadi Materi kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra 2000/2001 Pada kuliah tatapmuka kali ini, saya akan menyampaikan materi mengenai Rapat
Lebih terperinciPersiapan rapat dan membuat notulen
Persiapan rapat dan membuat notulen Rapat merupakan suatu media komunikasi yang diselenggarakan oleh semua organisasi baik swasta maupun pemerintah. Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat melalui
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciPERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN. Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora
PERANAN SEKRETARIS DALAM MENYELENGGARAKAN RAPAT DI SEKRETARIAT DPRD KOTA TANGERANG SELATAN Abstrak Oleh: Drs. I Made Wijana & Andora Made_wijana21@yahoo.com Peranan seorang sekretaris adalah sebagai asisten
Lebih terperinciMATERI ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN UNTUK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 02 MALANG OLEH: NORIS BAGUS MULYO
MATERI ADMINISTRASI HUMAS DAN KEPROTOKOLAN UNTUK KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK MUHAMMADIYAH 02 MALANG OLEH: NORIS BAGUS MULYO 130412611915 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah dan selalu membutuhkan informasi untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi dalam pelaksanaan kegiatannya selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dan selalu membutuhkan informasi untuk menunjang berbagai aktivitasnya. Organisasi
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI
7 Lampiran : Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 10/Per/M.KUKM/XII/2011 Tentang : Pedoman Penyelenggaraan Rapat Anggota Koperasi PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA
Lebih terperinciPT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa Deli Serdang- Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/05/XI/2010 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciTUGAS SEKRETARIS DALAM PENGELOLAAN RAPAT
TUGAS SEKRETARIS DALAM PENGELOLAAN RAPAT TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Profesi Ahli Madya Sekretari
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran
Lebih terperinciPembuatan Laporan Aplikasi Kesekretariatan By: Evada El Ummah K., M.AB
Pembuatan Laporan Aplikasi Kesekretariatan By: Evada El Ummah K., M.AB Pengertian laporan Tujuan pembuatan laporan Peran/Fungsi Laporan Syarat syarat laporan Jenis jenis laporan Persiapan pembuatan laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesuksesan sebuah organisasi atau instansi sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan organisasi atau instansi tersebut dalam mengatasi setiap persoalan yang
Lebih terperinciSIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI?
RAPAT ANGGOTA SIAPA YANG MENJALANKAN MANAJEMEN DI KOPERASI? Perangkat organisasi koperasi menurut Pasal 21 UU No. 25 Tahun 1992 terdiri dari : Rapat anggota Pengurus Pengawas Tiga serangkai inilah yang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT LD. 24 2011 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciOrganisasi Perkantoran. Organisasi adalah setiap sistem kerjasama yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu apa pun
Organisasi Perkantoran Organisasi adalah setiap sistem kerjasama yang dijalankan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu apa pun Tujuan organisasi merupakan serangkaian ketergantungan Tujuan
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pentingnya komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi,
Lebih terperinciPT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE
GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE No. Dokumen Judul Dokumen : K3L-11 : STANDAR KOMUNIKASI K3 DI TEMPAT KERJA Ini adalah dokumen yang dikontrol Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui
Lebih terperinciMengelola Pertemuan atau Rapat
Mengelola Pertemuan atau Rapat 1. Lima fungsi rapat: 1. Untuk memecahkan masalah. 2. Untuk menyampaikan informasi. 3. Sebagai forum demokrasi. 4. Sebagai alat koordinasi yang baik antara peserta rapat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1286, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Rapat. Penyelenggaraan. Tata Cara. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA
Lebih terperinciTambahan DAFTAR PERIKSA PERKEMBANGAN DIRI SENDIRI
Tambahan Tambahan A - Daftar Periksa DAFTAR PERIKSA PERKEMBANGAN DIRI SENDIRI Memelihara hidup rohani pribadi - pembacaan Alkitab, kunjungan gereja. Mengenal tanggung jawab secara tepat. Senang bekerja
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Manjilala
PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN RAPAT PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN MENTERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1951 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN MENTERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: perlu menetapkan peraturan untuk rapat-rapat Dewan Menteri;
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pokok yang sangat mendasar bagi setiap individu. Kebutuhan pokok ini tidak. cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Umum Perusahaan Kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan pokok yang sangat mendasar bagi setiap individu. Kebutuhan pokok ini tidak akan
Lebih terperinciPERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960
PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa perlu diadakan Peraturan
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL
MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Yth. 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Para Direktur di lingkungan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu ditetapkan Peraturan Tata-tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Lebih terperinciHANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017
HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017 A. Pengertian Tamu Kantor Adalah Seseorang atau kelompok yang datang ke sebuah perusahaan untuk
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA--05 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 01 JULI 2011 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : DOKUMEN KONTROL MANAJEMEN REPRESENTATIF
Lebih terperinciBADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G
BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang
Lebih terperinciAPLIKASI KESEKRETARIATAN. Evada El Ummah Khoiro, S.AB.,M.AB Prodi D3 Adm. Niaga Smt 2
APLIKASI KESEKRETARIATAN Evada El Ummah Khoiro, S.AB.,M.AB Prodi D3 Adm. Niaga Smt 2 TENTANG MK APLIKASI KESEKRETARIATAN SKS Semester Dosen Pengampu : 3 SKS : 2 (DUA) : Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Dewan Komisaris PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank, disusun
Lebih terperinciKomunikasi Bisnis. Rapat/Pertemuan Bisnis MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Bisnis Rapat/Pertemuan Bisnis Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FEB S1.Akuntansi 14 Dr.Ir.Arrisetyanto Nugroho,MM Erna Sofriana Imaningsih SE,M.Si Yeninda
Lebih terperinciWALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU,
WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 90 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Resepsionis Menurut Soetanto (2010:70), petugas yang bertugas khusus menerima dan melayani tamu disebut dengan resepsionis (receptionist). Tugas seorang resepsionis adalah
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)
Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota ZEC adalah seperti yang dimaksud dalam Pasal 11 Anggaran Dasar Daihatsu Zebra Club. Pasal 2 Ketentuan dan Syarat
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN
Lebih terperinciBOARD MANUAL. PT PG Rajawali II. Cirebon, 14 Oktober Bambang Adi Sukarelawan Komisaris. Zainal Muttaqin Rasyad Direktur Utama
PedomanTataHubunganKerja DewanKomisarisdanDireksi PTPG RajawaliI BoardManual BOARD MANUAL PT PG Rajawali II Cirebon, 14 Oktober 2014 DEWAN KOMISARIS DIREKSI Bambang Adi Sukarelawan Komisaris Zainal Muttaqin
Lebih terperinciPengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji
Pengertian Komentar Pendapat seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain. Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan ataupun penolakan.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN, Menimbang : Perlu adanya Peraturan Tata tertib yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah menurut
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang :
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 3 TAHUN 2008 SERI : D NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,
Lebih terperinciAGENDA PERJALANAN PIMPINAN. By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB Prodi Administrasi Bisnis Semester 2
AGENDA PERJALANAN PIMPINAN By: Evada El Ummah Khoiro, M.AB Prodi Administrasi Bisnis Semester 2 PERJALANAN BISNIS/DINAS Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang jaraknya sekurang-kurangnya
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mempercepat terlaksananya usaha-usaha
Lebih terperinciANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.
Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan
Lebih terperinciKONFLIK DAN STRES KERJA
KONFLIK DAN STRES KERJA PERTEMUAN XIV A. KONFLIK KERJA - Pengertian, bentuk, jenis, penyebab, dan cara mengelola konflik B. STRES KERJA - Pengertian, pendekatan, dan cara mengelola stres kerja Pengertian
Lebih terperinciPedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk
Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia,
Lebih terperinciK O M I S I I N F O R M A S I
K O M I S I I N F O R M A S I PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN TATA TERTIB KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi
Lebih terperinciKomite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab:
PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk. (Perseroan) 1. PENGANTAR Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi yang bertugas membantu Dewan Komisaris melaksanakan
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Maspion Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sekretariatan Menurut Drs. The Liang Gie megatakan bahwa sekertaris adalah seorang petugas yang bekerja dalam tugas surat menyurat bagi pejabat atau organisasi penting. Dan menurut
Lebih terperinciTATA TERTIB PERSIDANGAN DAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
R A TATA TERTIB PERSIDANGAN DAN CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN IN D S A I PENGELOLAAN SU M B E R O D O A Y K M AI TI R PERATURAN TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUM BER DAYA AIR W ILAYAH SUNGAI SERAYU BOGOW ONTO
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1959 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Perlu adanya Peraturan Tata tertib yang ditetapkan
Lebih terperinciBADAN ARBITRASE KEOLAHRAGAAN INDONESIA ( BAKI )
BADAN ARBITRASE KEOLAHRAGAAN INDONESIA ( BAKI ) PERATURAN ADMINISTRASI Tentang Penunjukan dan Penetapan Arbiter, Biaya Arbiter dan Pengurusan Keuangan Pendahuluan 1. Peraturan Administrasi Tentang Penunjukan
Lebih terperinciPEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota komite Pemantau Risiko PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2015 BPH MIGAS. Komite BPH Migas. Tugas. Wewenang. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG TATA
Lebih terperinciPERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK NOMOR 1/PKPAP/2014 TENTANG TATA TERTIB RAPAT KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK NOMOR 1/PKPAP/2014 TENTANG TATA TERTIB RAPAT KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK, Menimbang : Mengingat:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi semakin ketat,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA
PERATURAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG TATA TERTIB SENAT MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinciPERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015
PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 002 TAHUN 2015 Tentang TATA KERJA ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Dewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekretaris adalah seorang pejabat yang memperoleh kepercayaan dari pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya membuat dan menyimpan surat-surat
Lebih terperinci14Ilmu PUBLIC SPEAKING. Ruang Lingkup Persiapan Rapat dan Jenis Pertemuan. Christina Arsi Lestari, M.Ikom. Komunikasi. Modul ke: Fakultas
Modul ke: PUBLIC SPEAKING Fakultas 14Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Persiapan Rapat dan Jenis Christina Arsi Lestari, M.Ikom Program Studi Broadcasting Perencanaan dan Persiapan Rapat Pedoman atau pegangan
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN RAPAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN RAPAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN Menimbang : a. Bahwa agar
Lebih terperinciPedoman Komite Nominasi dan Remunerasi
Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Latar Belakang Sebagai perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia, PT Surya Artha Nusantara Finance ( Perseroan ) memiliki
Lebih terperinciDEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN
DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI ANALISIS
59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses
Lebih terperinciPEDOMAN KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI
PEDOMAN KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Hal 1/6 RINCIAN PEDOMAN KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DAFTAR ISI 1.0 Nama. 3 2.0 Keanggotaan... 3 3.0 Fungsi Remunerasi. 3 4.0 Fungsi Nominasi.. 4 5.0 Rapat. 5 6.0
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan peraturan untuk melaksanakan Undang-undang No. 19 tahun 1956.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) Presiden Republik Indonesia,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciDCH2G3 TEKNIK PRESENTASI DAN PELAPORAN
DCH2G3 TEKNIK PRESENTASI DAN PELAPORAN Tujuan Khusus Pembelajaran Setelah interaksi pembelajaran, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mendefinisikan pengertian laporan. 2. Menjelaskan fungsi laporan. 3. Menjelaskan
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 07/SK/SA/2004 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB SENAT AKADEMIK Menimbang : Mengingat : Memperhatikan : SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA, a. bahwa
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA
STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Tugas 4 STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA Berikut ini adalah salah satu contoh struktur organisasi. Organisasi Lini adalah bentuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2004 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Hasil penelitian mengenai konsep penelitian sebagaimana peneliti telah melakukan wawancara untuk mengumpulkan data yang telah dilakukan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 9 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 1999 SERI D NO. 9 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 16 TAHUN 1999 Menimbang Mengingat TENTANG ORGANISASI DAN
Lebih terperinciPENGENDALIAN AKTIVITAS FUNGSI TERKAIT HARGA POKOK MINUMAN. By: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Pertemuan 5 Prodi Hotel Smt 4, th ajaran 2016/2017
PENGENDALIAN AKTIVITAS FUNGSI TERKAIT HARGA POKOK MINUMAN By: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Pertemuan 5 Prodi Hotel Smt 4, th ajaran 2016/2017 CAPAIAN PEMBELAJARAN Mahasiswa dapat menentukan ukuran
Lebih terperinciMEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang
MEMAKSIMALKAN KEGIATAN RAPAT DI KANTOR Oleh : Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang 1. Pendahuluan Istilah rapat (meeting) bukan hal yang asing bagi pegawai/ karyawan, karena kegiatan tersebut umumnya
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-16/PM/1996 TENTANG
KEPUTUSAN KETUA NOMOR KEP-16/PM/1996 TENTANG Peraturan Nomor III.C.5 TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN KETUA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang
Lebih terperinciPresiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1956 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN DAERAH (UNDANG-UNDANG NO. 19 TAHUN 1956, LEMBARAN-NEGARA NO. 44 TAHUN 1956) Presiden Republik Indonesia,
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 10/SK/K01-SA/2009 TENTANG KETENTUAN & TATA KERJA SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : a. bahwa guna menjalankan tugas dan fungsinya
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1960 TENTANG PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1960 TENTANG PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa perlu diadakan
Lebih terperinciJALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR: 500/Kep.252-BagEk/2015 TENTANG
1 PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 BANDUNG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR: 500/Kep.252-BagEk/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1960 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN TATA-TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1960 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN TATA-TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa Peraturan Presiden
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Tanjung Morawa - Sumatera Utara - Indonesia SURAT KEPUTUSAN BERSAMA KOMISARIS DAN DIREKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (Persero) NOMOR : II.0/Kpts/06/XI/2010 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekretaris adalah seorang pejabat yang memperoleh kepercayaan dari pimpinannya untuk mengurus hal-hal yang bersifat rahasia, misalnya membuat dan menyimpan surat-surat
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/1996 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK
KEPUTUSAN KETUA NOMOR KEP-06/PM/1996 Peraturan Nomor III.A.5 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERSETUJUAN ANGGARAN DASAR BURSA EFEK KETUA, Menimbang : bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995
Lebih terperinci