PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA DENGAN TEKNIK RADIASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA DENGAN TEKNIK RADIASI"

Transkripsi

1 +- Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III,\'erpong, 2-21 Oktoher 1998 ISSN PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA 53G DENGAN TEKNIK RADIASI Anik Sunarni, Isni Marlijanti, Gatot TR dad Mirzan TR. Pusat Aplikasi Isotop Radiasi, BATAN ABSTRAK. PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR (FLEKSIBILITAS) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILEN DENGAN TEKNIK RADIASI. Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan bahan lentur ( fleksibilitas ) terhadap sifat fisik polimer Polieti.lena (PE) berikatan silang. Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi PE dengan bahan lentur yang tepat untuk proses pengikatan silang dengan teknik radiasi. Polietilen densitas rendah (LDPE) berbentuk relet dicampur dengan berbagai aditif sehingga berbentuk kompon, masing-masing ditambahkan bahan lentur Etilen Villil Asetat (EVA) clan Butil Karet sebanyak,.1,2 clan 3%, dicampur dengan menggunakan alat pencampur Labo Plastomill pada temperatur 13 C selama 8 menit. kemudian dibuat menjadi lembaran film dengan ketebalan,.15 mm dengan menggunakan alat cetak tekan pada temperatur.13 C clan tekanan 1 kg/cm2. Film tersebut selanjutnya diiradiasi Sinar y laju dosis 15 kgy/jam dengan dosis radiasi, 1, 15,2 clan 36 kgy. Setelah diiradiasi kadar fraksi padatan, sifat mekanik,uji pengusangan clan uji ketahanan terhadap bahan pelarut kimia,1 % NaOH clan 3 % SO4 dilakukan seksama untuk melihat pengaruh bahan lentur. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proses pengikatan silang optimal terjadi pada kandungan 3 % EVA dengan dosis irradiasi 15 kgy. ABSTRACT THE INFLUENCEOFTHE FLEXIBILITY ADDITION TO THE CROSSLIN KING OF POLYETYLENE BY RADIATION TECHNIQUE. The influence of addition of the flexibility have been observed. The aim of this experiment was to get the right compositions of flexible resin tope compounds. and for the crosslinkingprocess by Radiation. The flexibelities resin were EVA (ethylene vinyl acetate) and BR (Butyl Ruber) to concentration,1,2 and 3 % were added respectively to LDPE compounds. The compounds were mixed by Labo Plastomill at 13 C for 8 minutes, and than have made film of.15 mm used hot pressed machine at 13 C. and pressured of 1 kgicm2. The filmwere irradiated by g ray which dose rate [15 kgih and the doses were, 1. 15,2 and 3 kgy. The physical properties were measured such as gel fraction, mechanical test, aging test and resistant to chemical solutions. such as 1 % NaOH and 3 % HzSO 4' The result showed that optimum the crosslinking process of addition the flexibility resin was 3 % EVA and at an irradiated dose 15 kgy. PENDAHULUAN Selama hampir lebih 35 tahun terakhir teknologi plastik yang menciut karena panas (Heatshrink plastic) sudah dilakukan di negara-negara maju. Perintis pertama adalah Rechem dati USA, kemudian diikuti negara-negara Eropa dan Asia yaitu Jepang,China, Korea danballkan India sudah mem-produksinya. Adapun dasar dari teknologi heatshrink adalah kimia radiasi [1] terhadap berbagai bahan polimer. Salah satu bahan polimer plastik yang baik digunakan sebagai bahan dasar isolasi dan jaket kabel adalah Polietilen E). Molekul PE mempunyai daerah kristalin (berdekatan) dan daerah amorphos (renggang). Daerah kristalin pacta satu molekul PE yang berdekatan dengan molekul-molekul PE disebabkan oleh adanya daya tarik antar molekul. Daerah kristalin merupakan sumber keknatan pacta bahan plastik FE, tanpa adanya kristalin bahan plastik PE akan meleleh ( cair ). Daya tarik antar molekul-molekul di daerah kristalin mengakibatkan gugus molekul tersebut menjadi kuat dan berbentuk padat [2].Apabila PE diradiasi dengan elektron maupun sinar y pada dosis yang tinggi, akan membentuk PE berikatan silang.pe ikatan silang membentuk jaringan molekul PE terikat kljat dalam tiga dimensi, yang disebut XLPE (Crosslinked Polyethelene). Bahan XLPE apabila dipanasi pada suhu cair kristalin sebesar 121 C bentuknya tidak bembah, kemudian dipanaskan kembali di alas subu 121 C sampai kristaiin hilang, maka XLPE tersebut menjadi lunak, sehingga dengan mudah dapat dibentuk menjadi bahan plastik yang berguna. XLPE yang dapat bembah-ubah bentuk sampai kembali ke bentuk semula gejala ini disebut effect memory menumt CHARLESBY [3). lni adalah salah satu dasar dalam pembuatan heatshrink cable. Dengan berkembangnya 11mu Polimer, sebagai contoh FE. Apabila PE dipakai sebagai bahan dasar tunggal atau tidak ditambahkan bahan lain hasilnya akan lebih kaku. Apabila ditambahkan dengan bahan elastomir atau bahan plastik yang derajat kristalinnya

2 Pro.\'iding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III,\'erpong, 2-21 Oktober 1998 ISSN rendah maka XLPE campuran akan bersifat lentur [4]. Dalam makalah berikut ini telah diamati dua macam bahan polimer yang ditambahkan dad mempunyai sifat lentur yaitu EVA ( Etilen Jiinil Asetat ), polimer ini dapat membentuk ikatan silang melalui radiasi. yang polimer ikatan silangnya bersifat lentur dan tahan terhadap pengusangan. EVA banyak digunakan di industri plastik. sedangkan butil karet (Butyl Ruber) tennasuk bahan elastomer yang mempunyai sifat tahan terhadap kimia organik asam dan deterjen. Butil karet banyak digunakan campuran kompon dalam industri suku cadang kendaraan. Penelitian ini menggunakan radiasi sinar y dengan variasi dosis, dan 3 kgy. Sifat fisika dad mekanik di uji menurut AS1M D [5]. Hasil yang diperoleh masing-masing di-bandingkan baik menggunakan bahan yang lentur maupun yang tidak untuk mendapatkan yang terbaik diantaranya untuk industri Heat...hrink ('able PERCOBAAN Bahan: Kompon LOPE ( Low den.\"iv Pol.vethelene ) yang mcngandung aditif antioksidan Irganox 176 buatan Ciba Geigy. Carbon black buatan Ciba Geigy, I'lame Reterdant buatan China Taiwan. EVA ( Ethylene linyl A.\"etat ) buatan DUPONT dan Butil karet buatan China. selama 72 jam dad fraksi padatan dilenlukan berdasarkan beral padalan yang lertinggal setelah diekstraksi dengan pelamt Xilena selama 24 jam menggunakan Soxhlet. BASIL DAN PEMBABASAN Fraksi Padatan Persen fraksi padatan basil iradiasi merupakan ukuran indikasi terbentuknya ikatan silang dalam molekul polimer. Umumnya apabila ikatan silang dalam polimer bertambah besar, berarti bertambah besar pada % fraksi padatan yang tidak larot akibat ekstraksi. Pada Gambar I, ditunjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap % fraksi padatan dengan berbagai variasi konsentrasi EVA. Adanya bahan lentur EVA dalam campuran kompon LOPE iradiasi ternyata dapat meningkatkan pembentukan jaringan ikatan silang. Ikatan silang teljadi pada dosis iradiasi 1 dan 15 kgy. Untuk konsentrasi 1,2 dad 3 % EVA, menghasilkan % fraksi padatan yang meningkat yaitu: 46,58 ( 1 %) ; 5,44 ( 2 %) ; 55,96 ( 3 %) untuk dosis iradiasi 1 kgy dad 53 ( 1 %) ; 55 ( 2 %) ; 66,82 ( 3 %) untuk dosis iradiasi 15 kgy ill. Hal ini menunjukkan dengan penambahan bahan lentur EVA dapat meningkatkan pembentukan ikatan silang. Pada dosis iradiasi 2 dan 3 kgy % fraksi padatan mulai menurun hal ini disebabkan pengaruh dosis iradiasi yang tinggi mengakibatkan teljadinya pemutusan ikatan silang. Tata Kerja Kompon LOPE berbentuk pelet dicampur dengan berbagai aditif sehingga terbentuk kompon sebanyak 4 gram dicampur dengan EVA atau butil karet ( BK ) dengan Inempergunakan alat pencampur Labo Plastomill 3 R 15 buatan Toyoseiki & Co selama kurang lebih 8 menit pada temperatur 13 C. Konsentrasi bahan lentur dicampur dibuat bervariasi dati, 1, 2 dan 3%. Setelah dicampllr homogen, campuran tersebut dibuat menjadi lembaran film dengan ketebalan,15 mm mempergtlnakan alai cetak tekan panas dan dingin dengan tekanan 15 kg / crn2 pada temperatur 13 C. Filln tersebut selanjutnya diiradiasi dengan sinar-y yang mempunyai laju dosis 15 kay/jam (fasilitas iradiasi Irpasena). Oosis iradiasi bervariasi yaitu, 1, d-m 3 kgy. Setelal1 diiradiasi pengujian kadar fraksi padatan dan sifat Inekanik dilakukan dengan seksama, uji pengusangan juga dilakukan untuk melihat unjuk kerja antioksidan. Sifat mekanik diukur terutama harga tegangan putus dan mulur pulls dengan tensile tester buatan Toyoseiki. Sementara pengujian ketahanan tcrhadap pelarut dilakukan untuk asam (3 % SO 4) dan basa (,1 % NaOH) Uji pengusangan dilakukan dengan menempatkan sampel pada oven temperatur 121 C ='Co ';; Gambar 1. Pengaruh dosis irradiasi terhadap % fraksi padatan dengan berbagai variasi konsentrasi EVA Gambar 2, menunjukkari pengaruh dosis iradiasi terhadap % fraksi padatan dengan berbagai vatiasi konsentrasi BK ( butil karet ). Tanpa penambahan bahan lentur BK dalam campuran LDPE kompon diiradiasi dosis 1 dan 15 kgy, % fraksi padatan meningkat. Makin banyak konsentrasi bahan lentur BK, nilai % fraksi padatan makin turun. Hal ini menunjukkan bahwa Anik Sunarni dkk. 37

3 Prosiding Pertemuan Ilmiah Sain.\' Materi III..erpong, 2-21 Oktoher1998 ISSN i -- Co W) Joo I& ;' UK j -(o 1% OK -- 1; ;' UK, -"""',... II. J '!.. OK Dosis iradiasi (kgy) Gambar 2 Pengaruh dosis irradiasi terhadap % [raksi padatan dengan berbagai variasi konsentrasi BK pembentukan ikatan silang karena iradiasi teljadi oleh polimerisasi radiasi dati LDPE itu sendiri, sedangkan campuran dati kedua kompon tidak kompatebel yang disebabkan karena perbedaan titik leleh terlalu jauh. Titik leleh LDPE adalah 118 C dad butil karct adalah 85 C. Tegangan putus (.T -s) dad Mulur Putus (.E- b). Pacta pembentukan cabang polimer menjadi struktur jaringan ikatan silang, mobilitas atau gerakan polimer semakin rendah. Jika film ditarik atau diregangkan rantai polimer yang tid.:1k berikatan silang relatif mudah bergerak sehingga regangan tinggi sebelum putus ( mulur putus ). Dengan kenaikanjumlah ikatan silang sebagai kenaikan dosis rantai polimer menjadi tidak mudah bergerak sehingga diperlukan gaya tarik yang lebih tinggi untuk memutuskannya sehingga meningkatnya tegangan putus (.T-s). Dosis yang terlalu tinggi menyebabkan densitas ikatansilang menjadi lebih tinggi sehingga terdegradasi (6), akibatnya polimer menjadi rapuh. Pacta Gambar 3 dan 4, ditunjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap tegang putus (.T -s)dan % mulur putus (. E-b) dengan berbagai variasi konsentrasi EVA. Nilai tegangan putus meningkat dengan meningkatnya dosis iradiasi.1 dan 15 kgy, dengan penambahan bahan lentur EVA konsentrasi, 1, 2 dan 3 % EVA. Konsentrasi EVA makin tinggi, tegangan putus semakin meningkat dibandingkan tanpa bahan lentur EVA. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dosis iradiasi meningkatkan tegangan putus sehingga akan meningkatkan pembenulkan struktur jaringan ikatan silang. Kemudian dosis semakin tinggi yaiul 2 dan 3 kgy diikuti penurunan nilai tegangan putus (. T-s). Dosis yang terlalu tinggi menyebabkan densitas ikatan silang menjadi lebih tinggi sehingga ter-degradasi atau teljadi pemutusan ikatan silang. Hal ini dapat dihubungkan dengan penurunan % fraksi padatan pada dosis iradiasi 38 i t.i "ir,. '-' = 8. c.. all iq# O, - too ::::-..o-q % EVA /"""=:]:"""""""" > EVA 4 -n- 1% EVA 2...3% '-VA ; Dosis trad1asi (kg)') Gambar 3. Pengaruh dosis irradiasi terhadap tegangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi EVA sebelum pengusangan 2 dan 3 kgy pada gambar I. Gambar 4, nilai % mulur putus (E-b) menurun dengan meningkatnya dosis iradiasi dengan penambahan bahan lentur konsentrasi,1,2 dad 3 % EVA. Hal ini karena teljadi ikatan silang, rantai polimer relatif susah bergerak sehingga regangan makin rendah sebelum putus atau % mulur putus makin menurun karena iradiasi. '" = = - =-= EA I -- ')/. F;V A -- 2t/. E\A I...3% EVA I..I, I 'I, -I Dosi,jradjasi (kgy) Gambar 4. Pengaruh dosis irradiasi terhadap % mulur putus dengan berbagai variasi konsentrasi sebelum pengusangan. Gambar 5 dad 6 menununjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap tegang putus dan perpanjangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi EVA, sesudah pengusangan. Pengusangan Polimer yang tidak berikatan silang (dosis iradiasi kgy) meleleh semua dapat dihubungkan dengan gambar I yaitu % fraksi padatan dosis kgy yaitu % EVA (meleleh semua), sedang polimer yang berikatan Anik Sunarni dkk.

4 Pro.\'iding Pertemuan Ilmiah,\'ains Materi III,\'erpong, 2-21 Oktoher 1998 ISSN '5 'a ii!: A'" e c.; Q. C =! Co.. "; % EVA...1% EVA -- 2% EVA j J I. I 34>(" tv A Dosis iradiasi (kgy) Gambar 5. Pengaruh dosis irradiasi terhadap tegangan putus sesudah pengusangan dengan berbagai variasi konsentrasi EVA ;"'P,... ;' EVA..18/ EVA.- 2*/ F-YA,.. 3% EVA o.i.i.i Oosis iradm51 (kgy) Gambar 6 Pengarub dosis iradia."i terbadap mulur putus sesudah pengusangan dengan berbagai variasi konsentrasi BK silang mengalami penurunan tegangan putus. Hal ini dapat ditunjukkan tegangan putus optimum sebelum ngusangan adalah kg/cm2 (3% EV), dosis iradiasi 15 kgy sedangkan sesudah pengusangan tegangan putus adalah 139,3 kg/cm2 jadi % rubahan adalah %. lni membuktikan unjuk kerja antioksidan Irganox 176 masih efektif akibat radiasi. Begitu pula dengan % mulur putus, % perubahan mulur pulis sebelum dad sesudah peng-usangan tidak lebih dari 75 % (memenuhi standar ASTM D ) untuk heatshrink cable maupun untuk bahan isolasi kabel % nambahan dirlihatkan pada Tabel I. Pada Gambar 7. menunjukkan pengaruh dosis iradiasi terhadap tegangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi BK (butil karet ) sebelum pengusangan. Sebelum pengusangan tegangan pulis naik pada dosis iradiasi 1 dad 15 kgy, meskipun tanpa BK kenaikan tegangan putus tidak tajam. Tetapi kenaikan tegangan porus ini tidak dipengaruhi oleh penambahan konsentrasi BK sebab Makin banyak konsentrasi BK yang ditambahkan dosis irndiasi 1 dan 15 kgy tegangan putusnya menurun. Hal ini menunjukksn bahwa pembentukan ikatatan silang oleh LDPE itu ndiri. Sedangkan dis iradiasi rnakin tinggi 2 dad 3 kgy tegangan porus menufud, disebabkan densitas ikatan silang naik mengakibatkan polimer terdegradasi. -N a r.i.pj,..., :s ) 4 ; 2 -;-Q- O%BI<,.. 1% OK -- 2% UK 3% BK :::::;-"'--+-_.:::: I I.I.1, DosisiradiOi (kgy) Gambar 7. Pengaruh dosis irradiasi terhadap tegangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi BK sebelum pengusangan Gambar 8 menunjukkan pengamh dosis iradiasi terhadap tegangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi BK sesudah pengusangan. tegangan putus menurun dan persen mulur porus (Tabel 2) tidak dapat diukur, hal ini disebabkan sifat film bembah menjadi kaku rapuh, unjuk kerja antioksidan tidak efektif karena penambahan butil karet. Makin besar konsentrasi BK, sifat polimer rnakin kaku dan rapuh karena degredasi. -. N S..- eo ' I Q """'... % Bk...1% UK -- 2% UI<..3% BK 8' I. I.I., Dolis iradiasi (kgy) Gambar 8. Pengaruh dosis irradiasi terhadap tegangan putus dengan berbagai variasi konsentrasi BK sesudah pengusangan Anik Sunarni dkk. 39

5 Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, 2-21 Oktoher 1998 ISSN Tabel I. Persen mulur putus campuran LDPE dengan berbagai variasi konsentrasi EVA terhadap dosis iradiasi Konsentrasi EVA Campuran LOPE dan EVA % Mulur putus pada berbagai dosis iradiasi ( kgy) / Sebelum pengusangan % perubahan ISO ,85 41,6 25 '. Sebelum pengusangan % perubahan 1 16,66 18,75 4, ' Sebelum pengusangan "/ perubahan , ,42 3 o Sebelum pengusangan ,5 "/ perubahan Tabel 2. % mulur putus (E-b) Konsentrasi EVA Campuran LOPE dan EVA % Mulur putus pada berbagai dosis iradiasi ( kgy) 1 15 O"" Sebelum pengusangan "/" perubahan o Sebelum pengusangan I ',;, perubahan 2 /" Sebelum pengusangan % o perubahan Sebelnm pengusangan ;, perubahan Keterangan : = Sampel film meleleh, *= tidak temkur film rapuh ,85 41, ,66 18,75 4, ,66 17, ,42 32, %pembahan=( (sebelum pengusangan -seudah pengusangan)/sebelum pengusangan) 1 % Ketahanan terhadap bahan 1)Clarut ba.a dan asam. Pengujian ketahanan terhadap pelamt asam (3 % H2SO4) dan basa (,] % NaOH), film irradiasi direndaju dalaju pelamt asam dan basa pada subu kamar ( 25 C) selama 24 jam. Kemudian diukur tegangan putus dad mulnr putus dan basil pengujiannya dapatdilihat pada Tabel 3. Hasil pengujian dati data tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa film irradiasi dengan pe- nambahan EVA maupun BK dibandingkan tanpa bahan lentur dengan dosis 15 kgy relatif tahan terhadap bahan pelarut asam ( 3 % SO 4 ) dad basa (,1 % NaOH ). KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan bahan lentur EVA optimal adalah sebanyak 3 % dengan radiasi sinar g dosis irradiasi 15 kgy

6 Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, 2-21 Oktober 1998 dengan laju dosis 15kGy / jam dapat menaikan XLDPE -EVA dibandingkan dengan LDPE tunggal maupun campuran BK dengan kompon LDPE. XLDPE -EVA bersifat lentur atau fleksibel dad elastik dengan % fraksi padatan (66,82), tegangan putus 171,94 kgicln2 dan % mulur puttls (475) lebih tinggi dati pada XLDPE tunggal % fraksi padatan (5), tegangan putus 115 kgicm2 dan % mulur putusnya (35). UCAPAN TERIMA KASm. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Radi Harsono dan Dian lramani yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. DAFTARPUSTAKA (1). BRADLEY, RICHARD " adiation Chemistry Industrial Application", (1984» (2). SUN JIA ZHEN, " New Trend of Polimer Shape Memory Materials", Represented at Reg. Train. Rad Cross Tech, Chinese Academy (3). HARLESBY,A.," Atomic Radiation and Polimers \t>l I ", Pergamon press, London -Oxford -New ork - Paris (1961). [4]. FLICK, EW. " Plastic Addives. An Industrial Guide ", Mill Road, Park Rigdge, New Yersey. [5]. ANONYMO; Annual Book of ASTM Standard, ASTM Studying D , American Society of Testing and Materials, Philadelphia, [6]. WALDRON.RW.McRAE.HF.,and MADISON, Jb., " The effect ofvdrious monomers on Crosslinking efficiency, Radiation curing, November (1985) 9 [7]. ZHANG, H.K., " Fprmulation of radiation Crosslinking " at Reg. Rad. Cross. Tech, Chinese Academy. [8]. CHANG HE KANG," Degradation and Stabilization of Polimer" Representrd at Reg. Train. Rad Cross. Tech, Chinese Academy. [9]. SUNARNI, G. TRIMULYADI, I. MARLIJANTIdan MT. RAZZAK, " Pengaruh Antioksidan Terhadap Pembentukan Ikatan Silang PE ", Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi II, Serpong, 24-3 Oktober 1997 [1]. MlRZANTR WIWIK S. SUBOWO, SUMlHUDIaNa, GATOT TR ANIK.S, DAN ISNI MARLIlANTl," Radiasi Pengikatan Silang Polietilen untuk Bahan Isolasi Kabel Tahan Panas ", Prosiding Pertemuan Sains Ilmiah I, Serpong Anik,\'unarni dkk. 311

PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1

PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1 Prosidin Pertemuan IlmiahSains Materi 1997 ISSN 1410 2897 PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1 PEMBENTUKAN A. Sunami2, G. Trimulyadi2 Marlijanti2 dad M.T. Razzak2 ABSTRAK. PENGARUH

Lebih terperinci

EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN

EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN '1" Aplikasi /sotop don Radiasi. /996 EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN DENSITAS RENDAH Anik Sunarni, Isni Marlijanti, Mirzan T. Razzak, dad Gatot T.M. Pusat Aplikasi lsotop dad Radiasi, BAT AN

Lebih terperinci

RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS!

RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS! Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1996 RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS! Mirzan T. Razzak2, Wiwik S. SUbOWO3, Sumi Hudiono4, Gatot Trimulyadi, Anik Sunarni,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA

PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Termoplastik Elastomer (TPE) adalah plastik yang dapat melunak apabila dipanaskan dan akan kembali kebentuk semula ketika dalam keadaan dingin juga dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktifitas Air (Aw) Aktivitas air atau water activity (a w ) sering disebut juga air bebas, karena mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

Lebih terperinci

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa metode eksperimen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh daun sukun dalam matrik polyethylene.

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polietilena termasuk jenis polimer termoplastik, yaitu jenis plastik yang dapat didaur ulang dengan proses pemanasan. Keunggulan dari polietilena adalah tahan terhadap

Lebih terperinci

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007 PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN ABSTRAK Meri Suhartini dan Rahmawati

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DAN PATI SAGU (Metroxylon sp.) DALAM PEMBUATAN BIOPLASTIK

PEMANFAATAN PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DAN PATI SAGU (Metroxylon sp.) DALAM PEMBUATAN BIOPLASTIK PEMANFAATAN PATI BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr.) DAN PATI SAGU (Metroxylon sp.) DALAM PEMBUATAN BIOPLASTIK THE UTILIZATION OF DURIAN SEED STARCH (Durio zibethinus Murr.) AND SAGO STARCH (Metrixylon

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus 4 untuk pengukuran perpanjangan putus. Kemudian sampel ditarik sampai putus dengan kecepatan 1 mm/menit sehingga dapat diketahui besarnya gaya maksimum dan panjang sampel saat putus. Pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material komposit merupakan suatu materi yang dibuat dari variasi penggunaan matrik polimer dengan suatu substrat yang dengan sengaja ditambahkan atau dicampurkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Tepung Bulu Ayam dan Pati Kulit Pisang Terhadap Sifat Mekanik dan Biodegradabilitas Plastik Campuran Polipropilena Bekas

Pengaruh Penambahan Tepung Bulu Ayam dan Pati Kulit Pisang Terhadap Sifat Mekanik dan Biodegradabilitas Plastik Campuran Polipropilena Bekas ISSN 2302-8491 Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 3, Juli 2016 Pengaruh Penambahan Tepung Bulu Ayam dan Pati Kulit Pisang Terhadap Sifat Mekanik dan Biodegradabilitas Plastik Campuran Polipropilena Bekas

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG

TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG TUGAS SARJANA PENGARUH WAKTU CURING TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA MATERIAL UNSATURATED POLYESTER RESIN YANG DIPERKUAT SERAT PISANG Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata-1

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET La Maaliku 1, Yuspian Gunawan 2, Aminur 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pembuatan polimer plastik serta karakteristik produk

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

Tabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20

Tabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK BAHAN BAKU 1. Karakteristik SIR 20 Karet spesifikasi teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SIR 20 (Standard Indonesian Rubber 20). Penggunaan SIR 20

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa.

TINJAUAN PUSTAKA. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. TINJAUAN PUSTAKA Plastik Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri atas unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis

Lebih terperinci

Senyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti

Senyawa Polimer. 22 Maret 2013 Linda Windia Sundarti Senyawa Polimer 22 Maret 2013 Polimer (poly = banyak; mer = bagian) suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia Suatu polimer

Lebih terperinci

~ r ) Sudirmanl, Rukihatil, Tri Daawintol, Anik Sunarni2, Isni Marlijanti2

~ r ) Sudirmanl, Rukihatil, Tri Daawintol, Anik Sunarni2, Isni Marlijanti2 .3(;;, Prosiding Perlemuan lmiah Sains Materi Serpong, 20-21 Oktober 1998 SSN 1410-2897 DENTFKAS EFEK RRADAS BERKAS ELEKTRON PADA POLETLENA (LLDPE, LDPE DAN HDPE) rn DENGAN SPEKTROSKOP NFRA MERAH r ) Sudirmanl,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi

Lebih terperinci

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER Ely Sulistya Ningsih 1, Sri Mulyadi 1, Yuli Yetri 2 Jurusan Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

DERAJAT DEASETILASI DAN KELARUTAN CHITOSAN YANG BERASAL DARI CHITIN IRRADIASI

DERAJAT DEASETILASI DAN KELARUTAN CHITOSAN YANG BERASAL DARI CHITIN IRRADIASI SEMIAR ASIAL KIMIA DA PEDIDIKA KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP US Surakarta, 6 April 2013 MAKALAH

Lebih terperinci

Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI

Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN 1410-2897 STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI A. Suliwamo2, A. Sunamr, I. Marlijanti 2, M. Sumartr dad S. Susilawati:

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

BAB in METODOLOGI PENELITIAN

BAB in METODOLOGI PENELITIAN BAB in METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Material Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau (UNRI) jl. Bina

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon

Lebih terperinci

KOPOLIMERISASI TEMPEL RADIASI 4- VINIL PIRIDIN P ADA SERA T POLIPROPILEN SECARA SIMULTAN DALAM MEDIUM V AKUM1

KOPOLIMERISASI TEMPEL RADIASI 4- VINIL PIRIDIN P ADA SERA T POLIPROPILEN SECARA SIMULTAN DALAM MEDIUM V AKUM1 Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1996. KOPOLIMERISASI TEMPEL RADIASI 4- VINIL PIRIDIN P ADA SERA T POLIPROPILEN SECARA SIMULTAN DALAM MEDIUM V AKUM1 Aloma.K2, Endang.A 3 Yanti.S4 ABSTRAK KOPOLIMERISASI

Lebih terperinci

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK

TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN KEMASAN KERTAS DAN PLASTIK Kertas Kasar Kertas Lunak Daya kedap terhadap air, gas, dan kelembaban rendah Dilapisi alufo Dilaminasi plastik Kemasan Primer Diresapi lilin,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : bahan baku pembuatan pati termoplastis yang terdiri dari tapioka dan onggok hasil produksi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komposit merupakan salah satu jenis bahan yang dibuat dengan penggabungan dua atau lebih macam bahan yang mempunyai sifat yang berbeda menjadi satu material dengan

Lebih terperinci

SINTESIS BAHAN MEMBRAN SEL BAHAN BAKAR: KOPOLIMERISASI STIRENA PADA FILM ETFE DENGAN TEKNIK IRADIASI AWAL

SINTESIS BAHAN MEMBRAN SEL BAHAN BAKAR: KOPOLIMERISASI STIRENA PADA FILM ETFE DENGAN TEKNIK IRADIASI AWAL MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 9, NO. 2, NOPEMBER 25: 72-77 SINTESIS BAHAN MEMBRAN SEL BAHAN BAKAR: KOPOLIMERISASI STIRENA PADA FILM ETFE DENGAN TEKNIK IRADIASI AWAL Yohan, Rifaid M. Nur, Lilik Hendrajaya, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 SIFAT MEKANIK PLASTIK Sifat mekanik plastik yang diteliti terdiri dari kuat tarik dan elongasi. Sifat mekanik diperlukan dalam melindungi produk dari faktor-faktor mekanis,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN PATI TALAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT BIODEGRADABEL PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILENA DAN GULA JAGUNG

PENGARUH PENAMBAHAN PATI TALAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT BIODEGRADABEL PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILENA DAN GULA JAGUNG PENGARUH PENAMBAHAN PATI TALAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT BIODEGRADABEL PLASTIK CAMPURAN POLIPROPILENA DAN GULA JAGUNG Rahmat Hidayat, Sri Mulyadi, Sri Handani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan)

PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan) 4. PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Kombinasi Protein Koro Benguk dan Karagenan Terhadap Karakteristik Mekanik (Kuat Tarik dan Pemanjangan) Karakteristik mekanik yang dimaksud adalah kuat tarik dan pemanjangan

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN Kristiyanti, Tri Harjanto, Suripto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN E-mail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut, peningkatan mobilitas penduduk mengakibatkan banyak kendaraan-kendaraan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

PENGARUH TEPUNG SAGU TERHADAP SIFAT FISIK DAN PENGUSANGAN FILM LATEKS KARET ALAM IRADIASI

PENGARUH TEPUNG SAGU TERHADAP SIFAT FISIK DAN PENGUSANGAN FILM LATEKS KARET ALAM IRADIASI \ Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III Serpong, 0-1 Oktoher 1998 ISSN1410-897 PENGARUH TEPUNG SAGU TERHADAP SIFAT FISIK DAN PENGUSANGAN FILM LATEKS KARET ALAM IRADIASI Sudradjat Iskandar, Made Sumarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kebutuhan akan material juga cenderung bertambah dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan material-material baru

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Data Penelitian

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Data Penelitian BAB 3 METODOLOGI 3.1. Data Penelitian Pada penelitian ini, dibutuhkan beberapa nilai terhadap empat jenis EVA rubber foam sebagai data yang digunakan untuk memenuhi tujuan dari penelitian ini. Karakteristik

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Tritolyl Phosphate dari Cresol dan POCl3 Dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus melakukan pembangunan di berbagai sektor untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain. Menurut Prosiding Simposium Nasional

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene 47 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai penggunaan Low Density Poly Ethylene (LDPE) dan gypsum sebagai filler campuran aspal beton yang dilakukan di Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU 1 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 1, Februari 2017 PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU Suliknyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi pada zaman modern ini, komposit polimer juga semakin berkembang,komposit polimer bersaing dengan komposit matriks logam maupun keramik.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK KELOMPOK A EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM Yuli Darni, Garibaldi,, Lia Lismeri, Darmansyah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl Prof.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengunaan material komposit mulai banyak dikembangakan dalam dunia industri manufaktur. Material komposit yang ramah lingkungan dan bisa didaur ulang kembali, merupakan

Lebih terperinci

EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK

EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK Pene/i/ian don Pengembangan Ap/ikasi Is%p don Radiasi, 1998 EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL PADA SIFAT FISIK BAHAN PVC IRADIASI. Telah

Lebih terperinci

Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono

Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono LMINSI PD PERMUKN KYU DENGN TEKNIK RDISI Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, nik Sunarni, dan Darsono STRK LMINSI PD PERMUKN KYU DENGN TEKNIK RDISI. Percobaan laminasi pada permukaan kayu dengan teknikradiasi

Lebih terperinci

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING Kisnandar 1, Alfirano 2, Muhammad Fitrullah 2 1) Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2) Dosen Teknik

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN TERMAL KOMPOSIT LDPE -IRGANOK

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN TERMAL KOMPOSIT LDPE -IRGANOK Karakterisasi Sifat Mekanik dun Termal Komposit LDPE -lrganok (Sugik So) KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN TERMAL KOMPOSIT LDPE -IRGANOK Sugik S, Aloma K. K., SudirmaD dad Evy H Puslitbang Iptek Bahan(P3IB)

Lebih terperinci

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin 4. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dilakukan proses ekstraksi gelatin dari bahan dasar berupa cakar ayam broiler. Kandungan protein dalam cakar ayam broiler dapat mencapai 22,98% (Purnomo, 1992 dalam Siregar

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI PLASTICIZER DAN KITOSAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOPLASTIK DARI PATI UMBI KELADI (Colocasia esculenta)

PENGARUH KOMPOSISI PLASTICIZER DAN KITOSAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOPLASTIK DARI PATI UMBI KELADI (Colocasia esculenta) PENGARUH KOMPOSISI PLASTICIZER DAN KITOSAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BIOPLASTIK DARI PATI UMBI KELADI (Colocasia esculenta) Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381

Presentation Title PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER TUGAS AKHIR MM091381 TUGAS AKHIR MM091381 PENGARUH KOMPOSISI PHENOLIC EPOXY TERHADAP KARAKTERISTIK COATING PADA APLIKASI PIPA OVERHEAD DEBUTANIZER Oleh : Diego Pramanta Harvianto 2708100020 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksperimen. Metode eksperimen dilakukan mulai dari proses pembuatan atau fabrikasi komposit

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH PUTARAN OPTIK TERHADAP KONSENTRASI MINYAK KULIT BIJI METE DENGAN PENAMBAHAN PELARUT NON- POLAR MENGGUNAKAN POLARIMETER (The Influence of Optical Rotation to Concenntration

Lebih terperinci

. FRAKSI PADATAN DAN NILAI SWELLING CAMPURAN CMC- PATI KITOSAN DENGAN AKRILAMIDA YANG DI IRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI BAHAN PELAPIS PUPUK

. FRAKSI PADATAN DAN NILAI SWELLING CAMPURAN CMC- PATI KITOSAN DENGAN AKRILAMIDA YANG DI IRADIASI DENGAN SINAR GAMMA SEBAGAI BAHAN PELAPIS PUPUK SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam. III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG

STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG STUDI PEMBUATAN DAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR UMBI SUWEG (Amorphophallus campanulatus) DENGAN PEWARNA DAN RASA SECANG Fitri Febianti*, Heni Tri Agline, Fadilah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil karet alam terbesar di dunia. Indonesia mempunyai total areal perkebunan karet sebesar 3.338.162 ha (2003)

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : 3 Percobaan 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut : Gambar 3. 1 Diagram alir tahapan penelitian secara umum 17 Penelitian ini dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada lima puluh tahun terakhir, produk-produk yang dibuat dari bahan plastik telah menjadi kebutuhan sehari-hari. Bahan plastik ini mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM

BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM BAB IV PROSES PERLAKUAN PANAS PADA ALUMINIUM 4.1. Proses Perlakuan Panas pada Aluminium Proses perlakuan panas merupakan suatu proses yang mengacu pada proses pemanasan dan pendinginan, dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres, Surakarta

Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36A, Kentingan, Jebres, Surakarta Investigasi Sifat Perintang dari Kertas Kemasan yang di-coating dengan komposit berbahan dasar Kanji, Tanah Lempung Montmorillonite, dan Polyethylene Glycol (PEG) 400 Desi Anggreani 1, Khairuddin 2, Nanik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT Nuyah Eli Yulita Pengaruh Penggunaan NR dan PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT THE EFFECT OF NATURAL RUBBER (RSSI) AND

Lebih terperinci

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : KOMANG TRISNA ADI PUTRA NIM. I1410019

Lebih terperinci

SINTESA PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI SAGU DENGAN GLISEROL DAN SORBITOL SEBAGAI PLASTICIZER

SINTESA PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI SAGU DENGAN GLISEROL DAN SORBITOL SEBAGAI PLASTICIZER SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM BIODEGRADABLE MENGGUNAKAN PATI DARI SINGKONG KARET (Manihot glazovii)

PEMBUATAN FILM BIODEGRADABLE MENGGUNAKAN PATI DARI SINGKONG KARET (Manihot glazovii) PEMBUATAN FILM BIODEGRADABLE MENGGUNAKAN PATI DARI SINGKONG KARET (Manihot glazovii) Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun

Lebih terperinci

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015 1 KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015 2 Kimia Dasar Lecturer : Joko Sedyono Phone : 08232 798 6060 Email : Joko.Sedyono@ums.ac.id References : 1. Change, Raymond, 2004, Kimia Dasar, Edisi III,

Lebih terperinci

Oleh: UTARI AGUSTINA

Oleh: UTARI AGUSTINA VARIASI PENAMBAHAN GLISERIN DAN ASAM ASETAT TERHADAP KUALITAS FISIK PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI GADUNG (Dioscorea hispida Dennts) Disusun Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GELATIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLIETILEN TEREFTALAT BEKAS DAN PATI SAGU

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GELATIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLIETILEN TEREFTALAT BEKAS DAN PATI SAGU PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GELATIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLIETILEN TEREFTALAT BEKAS DAN PATI SAGU Resalina 1, Sri Mulyadi Dt. Basa 1, Yuli Yetri 2 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE L A M P I R A N Lampiran 1 Dokumentasi Gambar 1. Mesin Operator MBE Gambar 2. Mesin Operator MBE Gambar 3. Indikator Radiasi MBE Gambar 4. Proses Iradiasi MBE Gambar 5. Mesin Berkas Elektron (MBE) Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan selama proses persiapan matriks (plastik) dan serat adalah : 1. Gelas becker Gelas becker diguakan untuk wadah serat pada saat

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No.2. Oktober 2009 (144-149) Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon I Made Gatot Karohika Jurusan Teknik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN MODUL PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN Oleh : 1. Dyah Sawitri, ST.MT 2. Dr.-Ing. Doty Dewi Risanti, ST.MT 3. Lizda Johar Mawarani, ST.MT LABORATORIUM REKAYASA BAHAN JURUSAN TEKNIK FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan 59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang bersumber dari hasil ternak termasuk produk pangan yang cepat mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperkecil faktor penyebab kerusakan pangan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Proses penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisika FMIPA USU, Medan untuk pengolahan Bentonit alam dan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di 847 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2010 di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Badan Tenaga Nuklir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Rancangan kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian

Lebih terperinci