PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1"

Transkripsi

1 Prosidin Pertemuan IlmiahSains Materi 1997 ISSN PENGARUH ANTIOKSIDANTERHADAP IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN1 PEMBENTUKAN A. Sunami2, G. Trimulyadi2 Marlijanti2 dad M.T. Razzak2 ABSTRAK. PENGARUH PENAMBAHAN ANTI OKSIDAN TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG DALAM POLIETILEN. Telah dilakukan penelitian pengaruh penambahan anti oksidan terhadap sifat fisik polimer polietilen berikatan silang. Tujuan dati penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposisi polietilen dengan bahan anti oksidan yang tepat untuk proses pengikatan silang dengan teknik radiasi. Pada Polietilen densitas rendah (LDPE) ditarnbahkan masing masing aditif anti oksidan Sanlowhile Powder, Irganox 1010 dan Irganox 1076, sebanyak 0,2, 0,5, dan 1,0 %. Campuran tersebut dimpur dengan menggunakan alat penmpur Laho Plaslomil pada temperatur 1300 C selama 8 menit kemudian dibuat menjadi lembaran film dengan ketebalan 0,15 mm dengan mempergunakan alat cetak tekan pada temperatur C dan tekanan 150 kg/cm2.film tersebut selanjutnya diiradiasi dengan mesin berkas elektron energi 300 key,10 ma dengan dosis 100,200, dan 300 kgy. Setelah diiradiasi kadar fraksi padatan, sifat mekanik dan uji pengusangan dilakukan sera seksama untuk melihat unjuk kerja aditif anti oksidan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa penambahan anti oksidan optimal adalah sebanyak 0,2 % dengan dosis radiasi 300 kgy dan anti oksidan yang baik untuk polietilen dengan urutan sebagai berikut ; Irganox 1076 lebih baik dibandingkan Irganox 1010 dan Santowhite Powder. ABSTRACT THE INFLUENCE OF THE THE ANTIOXIDANT ADDITION TO THE CROSSLINKING OF POLYETYLENE. The influence of addition of antioxidant have been observed. The aim of this experiment was to get the right compositions of polyetylene and antioxidant for the crosslinking process by radiation technique. The antioxidant Santowhite powder, Irganox 1010, and irganox 1076 each of 0.2, 0.5 and I % was added respectively to the LDPE. The compound were mixed by laboplastomill at 130 C for 8 minutes and than have made film by hot press machine at 130" C and the pressure of 150 kg! cm2.the film were irradiated by electron beam 300 key, 10 ma and 100,200 and 300 kgy irradiation doses The chemil and the physil properties were measured such as gel fraction, mechanil test and aging test. The result showed that the optimum of addition of antioxidant was 0,2 % at an irradiation dose 300 kgy and the utilization of the Irganox 1076 as antioxidant was better than the utilizations otlrganox 1010 and Santowhite powder. KEY WORD: Antioxidant, Cross/inking, Po/yety/ene PENDAHULUAN Polietilen merupakan polimer yang paling banyak digunakan sebagai bahan isolasi kabel (I). Ada beberapa kelebihan yang dimiliki polietilen sebagai bahan isolasi kabel diantaranya murah dad mudah didapat, ringan dad tleksibel, mempunyai sifat isolasi listrik yang baik dad yang paling penting adalah sifat sifatnya dapat dimodifikasikan untuk tujuan tertentu. Namun bahan isolasi ini masih memiliki kelemahan yaitu peka terhadap oksidasi.sedang PE mumi tahan terhadap oksidasi,adanya bahan tambahan atau monomer yang ditambahkan pacta PE,akan terperangkap sehingga teroksidasi. Akibatnya bahan isolasi tersebut akan mengalami pelapukan dalam kurun waktu tertentu. Untuk memcegah proses pelapukan biasanya digunakan zat anti oksidan yang mampu memperpanjang umur polietilen sebagai bahan isolasi kabel. Karena itu penambahan zat anti oksidan dalam formulasi kompon polietilen menjadi amat penting. Antioksidan didefinisikan sebagai zat yang mencegah oksidasi atau menghambat reaksi yang ditimbulkan oleh oksigen atau peroksida Antioksidan umumya molekul polar dan mempunyai kelarutan yang sangat rendah dalam polietilen pada suhu dibawah 800 C dan sebagian akan terdeaktifasi selama proses radiasi.(2) Pada pene]itian ini te]ah diamati pengaruh tiga mam antioksidan yaitu Santowhite, Irganox ]0]0 dan Irganox ]076 ketiganya merupakan nama dagang. Santowhite powder dengan nama IUPAC 4,4 buti//idenebis (3methyl6tertbuthyl phenol) banyak digunakan pada industri plastik, Irganox 10]0 dad Irganox ]076 dengan nama IUPAC Pentaerythrityl tetrakis { 3 ( 3.5ditert4 hydroxyphenyl)) propionat don IUPAC [octadecyl 3 {3 5' di(tertbutyl)4 'hydroxyphenyl} propionate, digunakan untuk indutri po]io]efin yang memerlukan kestabi]an panas yang lama, sedang Irganox ]076 digunakan sebagai bahan stabiliser untuk semuajenis polietilen. 1 Dipresentasikan pada pertemu; IImiah Sains Materi Pusat Api ikasi Isotop dan Radiasi BAT AN 240

2 Pros;d;nJ! Pertemuan /lm;ah Sa;ns Mater; 1997 ISSN Penelitian ini mempergunakan mesin berkas elektron yang menghasilkan elektron cepat sebagai sumber radiasi dengan dosis radiasi divariasikan yaitu sebesar 100, 200 dn 300 kgy. Sifat fisika clan mekanika diuji clan dianalisis menurut ASTM (3) Hasil yang diperoleh masing masing dibandingkan baik dengan menggunakan zat antioksidan maupun tidak menggunakan untuk mendapatkan yang terbaik. BAHAN DAN METODE. Bahan Polimer polietilen densitas rendah (LDPE) berbentuk pelet dengan nama dagang Malene PFS 4020 buatan Polandia. Antioksidan dengan nama dagang Santowhite powder buatan Monsanto Co, serta Irganox 1010 clan 1076 buatan Ciba Geigy. Metode. Polimer polietilen sebanyak 40 gram dilelehkan pada temperatur 130 C clan dimpur dengan bahan antioksidan mempergunakan peralatan labop.lastomill model 30R 150 buatan Toyoseiki & Co selama 8 men it pada temperatur 130 C. Konsentrasi antioksidan yang dimpur dibuat bervariasi dari 0 sampai 0,5 %. Setelah termpur homogen, mpuran tersebut dibuat menjadi lembaran film dengan ketebalan 0,15 mm mempergunakan alat cetak tekan dengan tekanan 150 kg/cm2 pada temperatur 130 C. Film tersebut selanjutnya diiradiasi dengan berkas elektron, energi 300 key, 10 ma dari mesin berkas elektron buatan Nisshin High Voltage Ltd, pada dosis bervariasi 100, 200 clan 300 kgy clan temperatur kamar. Setelah diiradiasi, pengujian kadar fraksi padatan clan sifat mekanik dilakukan sera seksama. Uji pengusangan juga dilakukan untuk melihat unjuk kerja aditif anti oksidan clan sifat mekanik diukur terutama harga tegangan putus clan perpanjangan putus dengan menggunakan alat Instron tester tipe Uji pengusangan dilakukan dengan menempatkan sampel pada oven temperatur 121 C selama 168 jam clan fraksi padatan ditentukan berdasarkan berat padatan yang tertinggal setelah diekstraksi dengan pelarut xylene selama 24 jam dengan mempergunakan soxhlet. HASIL DAN PEMBAHASAN Antioksidan Santowhite Fraksi padatan (gel). Pengukuran fraksi padatan atau fraksi gel diperlukan untuk mengetahui apakah basil iradiasi mengalami pengikatan silang. Bertambah banyak pengikatan silang yang terjadi berarti bertambah besar fraksi padatan yang tidak larut akibat ekstraksi. Pada gambar I. ditunjukkan hubungan fraksi padatan dengan kandungan antioksidan Santowhite dengan berbagai dosis radiasi. Fraksi padatan mulai menunjukkan nilai pada dosis 50 kgy baik pada bahan yang mengandung antioksidan atau tidak. Pada dosis 100 kgy, nilai fraksi padatan sekitar 35 % dad fraksi padatan ini menurun dengan bertambahnya kandungan antioksidan Santowhite, demikian pula halnya pada dosis 200 dad 300 kgy, fraksi padatan menurun dengan bertambahnya kadar Santowhite dalarn mpuran polietilen. Penurunan fraksi padatan tersebut dapat diterangkan sebagai efek interaksi radiasi dengan Santowhite. Seperti diketahui proses pengikatan silang polietilen berlangsung menurut mekanisme radikal bebas. Adanya kandungan Santowhite akan mengurangi kesempatan pembentukan radikal pada rantai polietilen atau sekurangnya terjadi kompetisi antara reaksi pembentukan ikatan silang antar polietilen dengan reaksi pengikatan silang Santowhite pada rantai polietilen. Hasil pengukuran tegangan putus (Tb) dati polietilen yang mengandung berbagai konsentrasi Santowhite ditunjukan pada garnbar 2. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar, tanpa antioksidan atau dengan penarnbahan antioksidan tegangan putus meningkat dengan meningkatnya dosis radiasi. Hal ini sesuai dengan fenomena bahwa kenaikan dosis menyebabkan kenaikan ikatan silang, dengan demikian dapat disimpulkan bertarnbah tinggi fraksi padatan akan didapat tegangan putus yang semakin baik, akan tetapi dengan penarnbahan antioksidan akan menurunkan tegangan putus pada dosis yang sarna. Hasil pengujian tegangan putus dati penelitian ini masih berada diatas batas minimal dati standart ASTM yang besamya 127 kg/ cm2. Hasil uji pengusangan ( ageing) ditunjukkan pada Tabel I. dalam hal ini sampel dimasukan dalam Gear oven selama 168 jam pada C kemudian diukur tegangan dad perpanjangan putusnya. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel I, semua film LDPE tanpa antioksidan tidak dapat diukur tegangan putusnya pada semua dosis iradiasi. Bahkan juga tidak untuk film LDPE yang mengandung 0, I % antioksidan. Hanya film LDPE iradiasi yang mengandung antioksidan lebih besar 241

3 Prosid;nJ! Pertemuan Ilmiah Sa;ns Mater; SSN dari 0,2% dan dosis iradiasi lebih besar dari 200 kgy yang dapat memberi harga tegangan putus. Dengan demikian kandungan antioksidan yang tahan radiasi menjadi penting dan effisien untuk uji pengusangan. Antioksidan Irganox Fraksi padatan.pengaruh antioksidan Irganox pada pembentukan fraksi padatan ditunjukan pada gambar 3 clan 4. Fraksi padatan XLOPE menurun dengan dengan meningkatnya penambahan antioksidan pada setiap dosis iradiasi, dosis iradiasi yang memenuhi standar ASTM mengenai fraksi padatan ( > 70 %) adalah pada dosis 300 kgy. Hasil pengukuran tegangan putus (Tb) clan perpanjangan putus (Eb) dari XLOPE yang mengandung berbagai konsentrasi Irganox 1010 clan 1076 sebelum pengusangan clan sesudah pengusangan ditunjukkan pada Tabel 2 clan 3. Sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2 clan Tabel 3 tegangan putus (Tb) meningkat dengan kenaikan dosis radiasi. Hal ini sesuai dengan fenomena bertambah tinggi kadar ikatan silang akan didapat tegangan putus semakin baik. Hasil uji pengusangan juga ditunjukkan pada Tabel 2 clan 3.Hanya film XLOPE yang mengandung Irganox 1010 clan 1076 sebesar lebih dari 0,2 % dengan dosis radiasi lebih besar dari 200 kgy yang masih memberikan nilai tegangan putus (Tb). Oosis dibawah 200 kgy semua sampel melebur, ini mungkin dikarenakan belum terbentuknya sera sempuma struktur jaringan tiga dimensi dari polietilen, sehingga berubah bentuk fisiknya akibat pemanasan yang lama. Pada uji pengusangan yang datanya dapat dilihat pada tabel 1,2 clan 3, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh pada penambahan zat antioksidan Irganox 1076 clan Irganox 1010 lebih baik dibandingkan dengan penambahan zat anti oksidan Santowhite powder. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa penambahan zat antioksidan terbaik adalah sebesar 0,2 % dengan urutan Irganox 1076 lebih baik dari Irganox 1010 clan Santowhite. Pada tabel 4 clan 5. menunjukan nilai perpanjangan putus dari film XLOPE yang mengandung berbagai konsentrasi Irganox. Dapat dilihat bahwa harga perpanjangan putus (Eb) menu run dengan kenaikan dosis radiasi.hal ini disebabkan karena sifat kekakuan (st{ffness) meningkat akibat pengikatan silang. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan antioksidan optimal adalah sebanyak 0,2 % dengan dosis iradiasi 300 kgy dan antioksidan yang baik untuk polietilen (LDPE) dengan urutan sebagai berikut : lrganox 1076 lebih baik dibandingkan Irganox 1010 dan Santowhite powder. UCAP AN TERIMA KASm Penulis menyarnpaikan upan terima kasih kepada Bilter Sinaga, Dewi S.P., dad rekanrekan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, dad penelitian ini telah dibiayai oleh RUT I sehingga terlaksana dengan baik. DAFT AR PUST AKA. [1]. MARK HERMAN F., Encylopedia of polymer Science and Technology, Vol 2, John Wiley, (1965). [2],, SCABEL W.,Polymer Degradation,Principles and Practil Applition,( 1981). [3] Annual Book of ASTM Stand art, Philedelphia Amerin Society Testing & Material,(1984). [4]. DOLE MALCOLM DAN PATEL VM., Rod Phys. Chern.. Vol 9, (1977), [5] WIEDENMANN, Radial. Phys. Chern (1977), Vol 9, [6] COOPER DANIEL T., Radiation Processing, International Science and Technology,( 1969). 242

4 Keterangan: Pros;d;nf! Pertemuan I/m;ahSa;ns Mater; 1997 ISSN LAMPIRAN Perkembangan antioksi clan dimulai pada akhir abad sembilan belas, dimana Semon clan Duffraise mengembangkan antioksidan untuk karet. Antioksidan umumnya molekul polar. Antioksidan mempunyai kelarutan yang sangat rendah dalam polietilen pada suhu dibawah 80 C clan sebagian akan teraktiflkasi selama proses radiasi. Banyak para ahli kimia memperkirakan mekanisme kerja antioksidan, diantaranya postulat Shelton seperti berikut.<) (6) (7) (8) (9) (10) RO2 A" Ao 2Ao 2RO2 Transfer +AH +RH Terminasi + RO2 rantai produk..produk...produk ROOH + A" AH +R stabil stabil stabil Inisiasi (1) (2) (3) (4) (5) RH + O2 R. + H02. AH + O2 A. + H2O ROOH RO.,R02, HO. c Co II) L. Propagasi a RO2" ROOH + R' RH = AH = A. = RO2. = ROOH = I I I I I I I Oasis radiasi (kgy) molekul polimer antioksidan radikal antioksidan radikal polimer peroksida polimer peroksida 0 santow hite 0.0 % santowhite 0.1 % 0 santow hite 0.2 % santow hite 0.3 % santow hite 0.4 % santow hite 0.5 % Gambar 1. Pengaruh penambahan antioksidan santowhite terhadap fraksi padatan dengan variasi dosis. 243

5 , Pros;d;nJ! Pertemuan Ilm;ah Sa;ns Mater; 1997 ISSN 141Q u 250 (:? 200 (/) j I 150 j no I I I I I I I DOSIS RADIASI ( kgy ) Gambar 2. Pengaruh penambahan antioksidan santowhite terhadap tegangan putus dengan variasi dosis 80 z«60 0 irganox 1010,0.0 % f «a. 40 b irganox 1010,0.2 % 0 irganox 1010,0.5 % 0 irganox 1010, 1,0 % Ci5 u DOSIS RADIASI (kgy) Gambar 3. Pengaruh penambahan antioksidan Irganox 1010 terhadap fraksi padatan dengan variasi dosis Irganox 1076, 0.0 % z I C a irganox 1076,0.2 % Irganox 1076,0.5 % irganox 1076,1.0 % U) a: 20 II. 0.,I I I I I I I DOSIS RADIASI (kgy) Gambar 4. Pengaruh penambahan antioksidan Irganox 1076 terhadap fraksi padatan dengan variasidosis 21111

6 Pros;d;nJ! Pertemuan J/m;ah Sa;ns Mater; 1997 ISSN Tabell. Pengaruh penambahan antioksidan dad Santowhite terhada tegangan putus dengan variasi dosis setelah pengusangan selama 168 jam. Tabel 2. Tegangan putus dari film polietilen (XLDPE) iradiasi yang mengandung berbagai Konsentrasi Irganox Tabel 3. Tegangan putus dari film polietilen (XLDPE) iradiasi yang mengandung berbagai konsentrasi Irganox Tabel4. Perpanjangan putus (Eb) dari film XLDPE iradiasi yang mengandung berbagai konsentrasi Irganox Tabel5. Perpanjangan putus (Eb) dari film XLDPE iradiasi yang mengandung berbagai konsentrasi Irganox

EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN

EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN '1" Aplikasi /sotop don Radiasi. /996 EFEK IRADIASI TERBADAP KOMPON POLIETILEN DENSITAS RENDAH Anik Sunarni, Isni Marlijanti, Mirzan T. Razzak, dad Gatot T.M. Pusat Aplikasi lsotop dad Radiasi, BAT AN

Lebih terperinci

RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS!

RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS! Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1996 RADIASI PENGIKATAN SILANG POLIETILEN UNTUK BAHAN ISO LASI KABEL T AHAN PANAS! Mirzan T. Razzak2, Wiwik S. SUbOWO3, Sumi Hudiono4, Gatot Trimulyadi, Anik Sunarni,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA DENGAN TEKNIK RADIASI

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA DENGAN TEKNIK RADIASI +- Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi III,\'erpong, 2-21 Oktoher 1998 ISSN141-2897 PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN LENTUR ( FLEKSIBILITAS ) TERHADAP PEMBENTUKAN IKATAN SILANG POLIETILENA 53G DENGAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Termoplastik Elastomer (TPE) adalah plastik yang dapat melunak apabila dipanaskan dan akan kembali kebentuk semula ketika dalam keadaan dingin juga dapat

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA

PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA PENGARUH PENAMBAHAN POLIETILEN GLIKOL DIAKRILAT TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGEL FILM UNTUK APLIKASI PEMBALUT LUKA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu Program

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus

HASIL DA PEMBAHASA 100% %...3. transparan (Gambar 2a), sedangkan HDPE. untuk pengukuran perpanjangan Kemudian sampel ditarik sampai putus 4 untuk pengukuran perpanjangan putus. Kemudian sampel ditarik sampai putus dengan kecepatan 1 mm/menit sehingga dapat diketahui besarnya gaya maksimum dan panjang sampel saat putus. Pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya

KIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polietilena termasuk jenis polimer termoplastik, yaitu jenis plastik yang dapat didaur ulang dengan proses pemanasan. Keunggulan dari polietilena adalah tahan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet siklo (CNR) merupakan material turunan dari karet alam yang menjadi produk unggulan industri hilir karet. Karet siklo merupakan salah satu hasil modifikasi karet

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *)   ABSTRAK PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA Adriana *) email: si_adramzi@yahoo.co.id ABSTRAK Serat sabut kelapa merupakan limbah dari buah kelapa yang pemanfaatannya sangat terbatas. Polipropilena

Lebih terperinci

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN

PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN Akreditasi LIPI Nomor : 536/D/2007 Tanggal 26 Juni 2007 PENAMBAHAN LATEKS KARET ALAM KOPOLIMER RADIASI DAN PENINGKATAN INDEKS VISKOSITAS MINYAK PELUMAS SINTETIS OLAHAN ABSTRAK Meri Suhartini dan Rahmawati

Lebih terperinci

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING

PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING PENETAPAN KADAR LEMAK KASAR DALAM MAKANAN TERNAK NON RUMINANSIA DENGAN METODE KERING Darmasih Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 162 PENDAHULUAN Lemak terdiri dari unsur C, H dan yang mempunyai

Lebih terperinci

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH

PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH Korry Novitriani dan Nurjanah Prorogram Studi DIII Analis Kesehatan, STIKes Bakti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU 1 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 1, Februari 2017 PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU Suliknyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September sampai November 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu: pembuatan polimer plastik serta karakteristik produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Charles Goodyear menemukan karet yang tervulkanisasi dengan menggunakan sulfur, sudah timbul keinginan peneliti untuk proses ban karet bekas agar dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN IPN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMETILMETAKRILAT DAN POLISTIREN

PEMBUATAN BAHAN IPN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMETILMETAKRILAT DAN POLISTIREN PEMBUATAN BAHAN IPN MENGGUNAKAN CAMPURAN POLIMETILMETAKRILAT DAN POLISTIREN Oleh Netty Kamal Interpenetrating Polymer Network (IPN) adalah polimer campuran yang unik, dimana jaringan yang terbentuk dari

Lebih terperinci

Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI

Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI Prosidin Pertemuan l/miah Sains Materi 1997 ISSN 1410-2897 STUDI DEGRADASI POLIPROPILEN (PP) IRADIASI PADA KONDISI LING KUNG ANI A. Suliwamo2, A. Sunamr, I. Marlijanti 2, M. Sumartr dad S. Susilawati:

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA Firmansyah, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: firman_bond007@yahoo.com

Lebih terperinci

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan IV. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

Lebih terperinci

Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono

Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono LMINSI PD PERMUKN KYU DENGN TEKNIK RDISI Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, nik Sunarni, dan Darsono STRK LMINSI PD PERMUKN KYU DENGN TEKNIK RDISI. Percobaan laminasi pada permukaan kayu dengan teknikradiasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 SIFAT MEKANIK PLASTIK Sifat mekanik plastik yang diteliti terdiri dari kuat tarik dan elongasi. Sifat mekanik diperlukan dalam melindungi produk dari faktor-faktor mekanis,

Lebih terperinci

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polistiren adalah salah satu contoh polimer adisi yang disintesis dari monomer stiren. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Proses penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisika FMIPA USU, Medan untuk pengolahan Bentonit alam dan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bandung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KOMPOSISI SAMPEL PENGUJIAN Pada penelitian ini, komposisi sampel pengujian dibagi dalam 5 grup. Pada Tabel 4.1 di bawah ini tertera kode sampel pengujian untuk tiap grup

Lebih terperinci

Tabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20

Tabel 3. Hasil uji karakteristik SIR 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK BAHAN BAKU 1. Karakteristik SIR 20 Karet spesifikasi teknis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SIR 20 (Standard Indonesian Rubber 20). Penggunaan SIR 20

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 16, No. 1, Januari 2013, hal 21-26 PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BRIKET ORGANIK TERHADAP TEMPERATUR DAN WAKTU PEMBAKARAN Teguh Tarsito, Heri Sutanto dan Indras Marhaendrajaya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 AlaT Penelitian Peralatan yang digunakan selama proses pembuatan komposit : a. Alat yang digunakan untuk perlakuan serat Alat yang digunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat

I. PENDAHULUAN. Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di alam terdapat ribuan jenis bakteri dan setiap jenis mempunyai sifat-sifat sendiri. Sebagian besar dari jenis bakteri tersebut tidak berbahaya bagi manusia, bahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE L A M P I R A N Lampiran 1 Dokumentasi Gambar 1. Mesin Operator MBE Gambar 2. Mesin Operator MBE Gambar 3. Indikator Radiasi MBE Gambar 4. Proses Iradiasi MBE Gambar 5. Mesin Berkas Elektron (MBE) Gambar

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5

PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN KISI DAN KONDUKTIVITAS IONIK PADA KOMPOSIT PADAT (LiI) 0,5 (Al 2 O 3.4SiO 2 ) 0,5 Pengaruh Iradiasi- Terhadap Regangan Kisi dan Konduktivitas Ionik Pada Komposit Padat (LiI) 0,5(Al 2O 3.4SiO 2) 0,5 (P. Purwanto, S. Purnama, D.S. Winatapura dan Alifian) PENGARUH IRADIASI-γ TERHADAP REGANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Emulsi 2.1.1 Definisi Polimer Emulsi Polimer emulsi adalah polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatu monomer atau campuran monomer dipolimerisasikan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan

Lebih terperinci

PELAPISAN PERMUKAAN PAPAN ASBES DENGAN TEKNIK RADIASI. Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono

PELAPISAN PERMUKAAN PAPAN ASBES DENGAN TEKNIK RADIASI. Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono PELAPISAN PERMUKAAN PAPAN ASBES DENGAN TEKNIK RADIASI Gatot Trimulyadi, Sugiarto Danu, Anik Sunarni, dan Darsono ABSTRAK PELAPISAN PERMUKAAN PAPAN ASBES DENGAN TEKNIK RADIASI. Percobaan pelapisan permukaan

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Itarakterisasi arang aktif Karakterisasi yang dilakukan terhadap arang aktif tempurung keiapa 100 mesh adalah penentuan kadar air, kadar abu, dan daya serap

Lebih terperinci

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran K-13 kimia K e l a s XI MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan pembentukan minyak bumi. 2. Memahami fraksi-fraksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV

EKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV EKA PUTI SARASWATI 10703064 STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER

MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER MODIFIKASI POLIPROPILENA SEBAGAI POLIMER KOMPOSIT BIODEGRADABEL DENGAN BAHAN PENGISI PATI PISANG DAN SORBITOL SEBAGAI PLATISIZER Ely Sulistya Ningsih 1, Sri Mulyadi 1, Yuli Yetri 2 Jurusan Fisika, FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai November BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU

PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU PENGARUH PENAMBAHAN GULA JAGUNG TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN BIODEGRADABILITAS PLASTIK CAMPURAN POLYPROPYLENE BEKAS DAN PATI SAGU Sri Mulyadi Dt Basa, Afdhal Muttaqin, Maria Elvi Hutagalung Jurusan Fisika

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

~ r ) Sudirmanl, Rukihatil, Tri Daawintol, Anik Sunarni2, Isni Marlijanti2

~ r ) Sudirmanl, Rukihatil, Tri Daawintol, Anik Sunarni2, Isni Marlijanti2 .3(;;, Prosiding Perlemuan lmiah Sains Materi Serpong, 20-21 Oktober 1998 SSN 1410-2897 DENTFKAS EFEK RRADAS BERKAS ELEKTRON PADA POLETLENA (LLDPE, LDPE DAN HDPE) rn DENGAN SPEKTROSKOP NFRA MERAH r ) Sudirmanl,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini infrastruktur jalan raya di Indonesia masih merupakan masalah besar karena sebahagian jalan raya ini perlu peremajaan atau perbaikan setiap tahunnya dan

Lebih terperinci

1/14/2014 ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN

1/14/2014 ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN ANTIOKSIDAN PENGGOLONGAN ANTIOKSIDAN Yaitu bahan yang dapat menghambat atau mencegah kerusakan lemak atau bahan pangan berlemak akibat proses oksidasi Pertama kali digunakan pada karet, gasoline, plastik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea Brasiliensis yang berasal dari famili Euphorbia ceae ditemukan dikawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan. Lateks karet

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan selama proses persiapan matriks (plastik) dan serat adalah : 1. Gelas becker Gelas becker diguakan untuk wadah serat pada saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material komposit merupakan suatu materi yang dibuat dari variasi penggunaan matrik polimer dengan suatu substrat yang dengan sengaja ditambahkan atau dicampurkan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

II. TINJAUAN PUSTAKA. membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktifitas Air (Aw) Aktivitas air atau water activity (a w ) sering disebut juga air bebas, karena mampu membantu aktivitas pertumbuhan mikroba dan aktivitas reaksi-reaksi kimiawi

Lebih terperinci

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS

STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS TUGAS AKHIR STUDI MORPHOLOGY CAMPURAN PLASTIK PET DENGAN BAN BEKAS (RR), PLASTIK PET DENGAN KOMPON (NR) DAN BAN BEKAS (RR) DENGAN KOMPON (NR) DENGAN METODE HPHTS Disusun oleh : HERI PUJIASTONO D 200 040

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini, penelitian tentang bahan polimer sedang berkembang. Hal ini dikarenakan bahan polimer memiliki beberapa sifat yang lebih unggul jika dibandingkan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET

PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN HARDENER DENGAN RESIN POLYESTER TERHADAP KUAT TARIK DAN BENDING POLIMER TERMOSET La Maaliku 1, Yuspian Gunawan 2, Aminur 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADIOGRAFI Ir-192 Suparno, Anda Sanusi Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN, parnomrj@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian adalah cara yang dipakai dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dan ilmiah. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa metode eksperimen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh daun sukun dalam matrik polyethylene.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premium Premium terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon dengan 5 sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh langsung dari hasil penyulingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi pada zaman modern ini, komposit polimer juga semakin berkembang,komposit polimer bersaing dengan komposit matriks logam maupun keramik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah seperti tumpahan minyak merupakan salah satu bentuk polusi yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari tumpahan minyak ini dapat merusak ekosistem lingkungan

Lebih terperinci

PENCANGKOKAN MALEAT ANHIDRAT PADA POLIETILEN DENSITAS RENDAH (LDPE) DENGAN RADIASI SINAR Y

PENCANGKOKAN MALEAT ANHIDRAT PADA POLIETILEN DENSITAS RENDAH (LDPE) DENGAN RADIASI SINAR Y 432 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi fimiah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15 Juli 1999 PENCANGKOKAN MALEAT ANHIDRAT PADA POLIETILEN DENSITAS RENDAH (LDPE) DENGAN RADIASI SINAR Y Sudradjat Iskandar,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075

TUGAS AKHIR. BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075 TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI DAN PEMBENTUKAN MATERIAL PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MnCl2.H2O TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM AA 7075 Diajukan Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut, suhu. pada tahun Karet alam diperoleh dengan menyadap batang

BAB I PENDAHULUAN. optimal pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut, suhu. pada tahun Karet alam diperoleh dengan menyadap batang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet adalah tanaman tropis yang berkembang dengan baik pada zona antara 15 LS dan 15 LU dengan curah hujan tidak kurang dari 2000 mm per tahun. Tanaman ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI Yusuf Syetiawan, Sugianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Indonesia merupakan produsen karet nomor dua terbesar di dunia dengan produksi sebesar 2,55 juta ton pada tahun 2007 setelah Thailand (2,97 juta ton).

Lebih terperinci

EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK

EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK Pene/i/ian don Pengembangan Ap/ikasi Is%p don Radiasi, 1998 EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL P ADA SIF A T FISIK BAHAN PVC IRADIASI ABSTRAK EFEK MONOMER POLIFUNGSIONAL PADA SIFAT FISIK BAHAN PVC IRADIASI. Telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pembuatan komposit partikel ijuk bermatrik karet dan menghitung jumlah komposisi kimia pendukungnya serta mengetahui

Lebih terperinci

Disusun oleh : Adi Sudirman ( ) Ahmad Zainul Roziqin ( )

Disusun oleh : Adi Sudirman ( ) Ahmad Zainul Roziqin ( ) MODIFIKASI BUTT FUSION PLATE POLYETHYLENE DENGAN PENAMBAHAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK MENGURANGI EFEK KERENGGANGAN PADA PENGEPRESAN Disusun oleh : Adi Sudirman ( 6307 030 050 ) Ahmad Zainul Roziqin ( 6307

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.

LAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender. LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender. Lampiran 2, Dokumentasi Mesin Berkas Elektron (MBE) 350 kev/10 ma. Lampiran 3, Dokumentasi Pengerjaan Dilaboratorium Stirer Rami

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah bahan homogen yang didapatkan dengan mencampurkan agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Campuran ini akan mengeras akibat reaksi kimia dari air dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan

Lebih terperinci

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam EKSPERIMEN 1A WACANA Setiap hari kita menggunakan berbagai benda dan material untuk keperluan kita seharihari. Bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan termoplastik elastomer berbasis NR berpotensi untuk meningkatkan sifat-sifat NR. Permasalahan utama blend PP dan NR adalah belum dapat dihasilkan blend

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Media Teknik Sipil, Volume IX, Januari 2009 ISSN 1412-0976 KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK Endah Safitri, Djumari Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam. III. TINJAUAN PUSTAKA A. Serat Alam Penggunaan serat alam sebagai bio-komposit dengan beberapa jenis komponen perekatnya baik berupa termoplastik maupun termoset saat ini tengah mengalami perkembangan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)

KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) KARAKTERISASI MIKROSTRUKTUR FEROELEKTRIK MATERIAL SrTiO 3 DENGAN MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM) Kaspul Anuwar 1, Rahmi Dewi 2, Krisman 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas

Lebih terperinci

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK

EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM ABSTRAK KELOMPOK A EFEK KECEPATAN PENGADUKAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BIOPLASTIK SORGUM Yuli Darni, Garibaldi,, Lia Lismeri, Darmansyah Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung Jl Prof.

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Kimia Industri 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting

Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting Pengaruh Kecepatan Potong Pada Pemotongan Polymethyl Methacrylate Menggunakan Mesin Laser Cutting Braam Delfian Prihadianto 1, Gesang Nugroho 2 1) Mahasiswa S2 Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin dan Industri

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tempat Pembuangan Akhir Sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah merupakan tempat sampah mencapai tahap akhir dalam pengelolaannya. Menurut Sularmo, Buchari, Jaya, dan Tugiyono

Lebih terperinci