KATA PENEANTAR. 29 Tahun 2Ol4 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi. Nya, sehingga tugas penyusunan Laporan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENEANTAR. 29 Tahun 2Ol4 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi. Nya, sehingga tugas penyusunan Laporan"

Transkripsi

1 KATA PENEANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan selama tahun 2076 dapat kami selesaikan tepat waktu. Laporan Kinerja Pemprov Kalimantan Utara disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2Ol4 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun Pen5rusunan Laporan Kinerja Pemprov Kalimantan Utara Tahun 2016 merupakan bentuk komitmen terhadap aspek transparansi dan akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Untuk itu, Pemprov Kalimantan Utara berupaya untuk memberikan informasi kinerj a ytrtg lebih terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Pemprov Kalimantan Utara untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya. Melalui LKjIP ini pula, disajikan informasi pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemprov Kalimantan Utara pada tahun 2076, sebagai

2 konsistensi terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Hasil pencapaian kinerja penyelenggara rn pemerintahan dan pembangunan di Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merupakan usaha, kerja keras dan kerjasama semua pihak yakni masyarakat, swasta dan aparat pemerintah baik dalam perumusan kebijakan, maupun dalam implementasi serta pengawasannya. Berkenaan dengan itu, semoga Laporan Kinerja Pemprov Kalimantan Utara Tahun 2016 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja kedepannya menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan serta partisipasi dalam penyusunan Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah Pemprov Kalimantan Utara Tahun Tanjung Selor, Maret 2OI7 GUBERNUR I(ALIMANTAIT UTARA,

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Provinsi Kalimantan Utara tahun 2016 disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit tentang capaian kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan tahun sebelumnya. Laporan ini berisi hasil pengukuran dan analisis atas capaian target kinerja yang dikomparasikan dengan penetapan kinerja. Melalui penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berupaya untuk mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan berorientasi hasil. Segala hasil yang tertuang dalam Laporan Kinerja ini merupakan salah satu aspek penting yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan sehingga menjadi tolak ukur dalam peningkatan kinerja. Perbaikan dalam perumusan sasaran strategis dan indikator kinerja masih perlu dilaksanakan lebih lanjut, untuk lebih mengarah pada optimalisasi perwujudan peran dan fungsi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dalam perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan, dan pengendalian kebijakan daerah sebagai konsistensi terhadap komitmen untuk menciptakan transparansi yang merupakan pilar terwujudnya tata pemerintahan yang baik. Hasil evaluasi kinerja ini diharapkan dapat menjadi bahan Self Assesment atas hasil kinerja yang telah dilaksanakan dan menjadi rujukan yang efektif menuju upaya perbaikan berkelanjutan oleh seluruh aparatur pelaksana untuk mewujudkan optimalisasi kinerja pemerintah Provinsi Kaimantan Utara yang memiliki peran sentral dalam penyelenggaraan pemerintahan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi guna penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil kedepannya. i

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Luas dan Letak Wilayah Kondisi Topografi Kondisi Demograsi Persebaran dan Kepadatan Penduduk Aspek Kesejahteraan Masyarakat Kemiskinan Daya Saing Daerah Struktur OPD Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Isu Strategis Keberagaman SDA Pemprov Kalimantan Utara Sistematika Penyajian Laporan Kinerja...33 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Perjanjian Kinerja Rencana Anggaran Tahun Realisasi Anggaran Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Akuntabilitas Kinerja Analisis Capaian Kinerja...46 a. Terwujudnya Penyelenggaraan Pemerintahan Efektif dan Efisien...46 ii

5 b. Terwujudnya Penatausahaan Keuangan Akuntabel...54 c. Terwujudnya Penataan Organisasi dan Pengisian Perangkat Daerah yang Proporsional...59 d. Terwujudnya Pembangunan Masyarakat Kaltara yang berkualitas...62 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Saran...73 LAMPIRAN Perjanjian Kinerja Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 iii

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Utara 5 Tabel 1.2 Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut di Prov Kaltara (Ha) 7 Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan 9 Tabel 1.4 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk 11 Tabel 1.5 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Tabel 1.6 Pertumbuhan Kontribusi Sektor PDRB atas Hb dan HK 16 Tabel 1.7 Nilai Inflasi Rata-rata di Prov Kaltara 17 Tabel 1.8 PDRB ADHK Per Kapita Tahun di Kaltara 18 Tabel 1.9 PDRB ADHB Per Kapita Tahun di Kaltara 19 Tabel 1.10 Jumlah dan Presentase Penduduk Miskin di Kaltara 20 Tabel 1.11 Aspek Capaian Kinerja Pembangunan Daerah 21 Tabel 1.12 Jumlah PNS berdasarkan Pendidikan 28 Tabel 1.13 Rekapitulasi PNSD Kab/Kota 29 Tabel 1.14 Rincian PNSD Kab/Kota Selain Guru 31 Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Tabel 2.2 Alokasi Anggaran Tahun iv

7 Tabel 2.3 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 38 Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja 44 Tabel 3.2 Pencapaian Indikator Tahun Tabel 3.3 Rencana dan Realisasi Capaian Penyelenggaraan Pemerintahan Efektif dan Efisien 47 Tabel Perbandingan Pencapaian Kinerja Tahun 2015 dan Tahun Tabel 3.4 Rencana dan Realisasi Capaian Penatausahaan Keuangan yang Akuntabel 55 Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Penataan Organisasi & Pengisian Perangkat Daerah yang Proporsional 59 Tabel 3.6 Indeks Pembangunan Manusia Tahun di Prov Kaltara 62 Tabel 3.7 IPM Kaltara menurut Provinsi di Pulau Kalimantan 63 Tabel 3.8 Pertumbuhan IPM Tahun di Kaltara 65 Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Pembangunan Masyarakat di Kaltara 65 v

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Peta Cakupan Wilayah Provinsi Kaltara 6 Gambar 1.1 Grafik Persentase Persebaran Penduduk Kaltara 16 Gambar 1.7 Struktur Pemerintah Provinsi Kaltara 23 Gambar 1.2 Grafik PNS Berdasarkan Golongan & Jenis Kelamin 26 Gambar 1.3 Grafik Jumlah Pegawai Berdasarkan Eselon 27 vi

9 1.1 Latar Belakang A kuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Pelaporan kinerja merupakan amanah dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Pemerintah Tentang dan Sistem Peraturan Akuntabilitas Menteri Kinerja Instansi Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan media untuk mempertanggungjawabkan kinerja instansi yang memuat informasi kinerja terkait pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja, analisis perbandingan antara target dengan realisasi kinerja serta analisis capaian kinerja tahun yang bersangkutan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya. Disinilah esensi dari prinsip akuntabilitas 1

10 sebagai pijakan bagi instansi pemerintah untuk ditegakkan dan diwujudkan. Provinsi Kalimantan Utara sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang telah menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kalimantan Utara dan memiliki kewajiban dalam menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah khususnya pada tahun Pelaporan Kinerja merupakan faktor kunci yang harus disampaikan sehingga amanah terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel, bersih, efesien dan efektif dapat terwujud. Hal ini merupakan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama kurun waktu satu tahun dalam rangka mencapai sasaran strategis instansi yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja dan Dokumen Perencanaan. Dengan demikian, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintah oleh Gubernur kepada Presiden yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja Pemerintah ini merupakan hasil kegiatan Tahun Instansi

11 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah selama tujuan/sasaran kurun waktu strategis satu tahun instansi. dalam mencapai Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja juga menjadi alat pendorong peningkatan kerja setiap unit organisasi dan juga sebagai alat ukur bagi stakeholders untuk memberikan masukan demi perbaikan kinerja instansi pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Melalui pengidentifikasian permasalahan, keberhasilan dan solusi yang tersaji dalam laporan ini, menjadi sumber untuk perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Dengan demikian, antara proses evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan menjadi komponen yang tidak terpisahkan dalam meningkatkan kinerja pemerintah menuju perbaikan pelayanan publik. 1.3 Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting, mendasar dan menunjang satu sama lain yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi geografi akan 3

12 memberikan gambaran tentang ketersediaan sumber daya alam, luas lahan, mineral dan bahan tambang yang terkandung di dalamnya, hingga fisiografi lahan beserta flora dan fauna yang berada diatasnya. Sedangkan kondisi demografi merupakan gambaran tentang ketersediaan sumberdaya manusia, baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan Luas dan Letak Wilayah Provinsi Kalimantan Utara yang memiliki luas ± ,70 km2, terletak pada posisi antara Bujur Timur dan antara Lintang Utara. Selain itu, berdasarkan batas kewenangan provinsi, provinsi Kalimantan Utara diketahui memiliki luas lautan seluas Km2 (13% dari luas wilayah total). Secara administratif Provinsi Kalimantan Utara berbatasan dengan negara Malaysia tepatnya dengan negara bagian Sabah dan Serawak, Malaysia. Batas daerah daratan terdapat sekitar Km garis perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara dengan Negara Malaysia. Wilayah Provinsi Kalimantan Utara berada di pulau besar Kalimantan yang sangat luas dengan berbagai keanekaragaman karateristik wilayah seperti kawasan perkotaan, perbatasan, pedalaman terpencil, pegunungan, pesisir 4

13 dan kepuluan. Batas antar negara dengan Malaysia pun langsung pada lintas darat. Dari segi administrasi pemerintahan, Provinsi Kalimantan Utara terbagi menjadi 4 (empat) Kabupaten (Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung) dan 1 (satu) Kota Tarakan. Adapun pembagian wilayah administartif Provinsi Kalimantan Utara menurut Kabupaten/Kota dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 1.1 Wilayah Administrasi Provinsi Kalimantan Utara Kabupaten/Kota Ibukota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan Kalimantan Utara Tanjung Selor Malinau Nunukan Tideng Pale Tarakan Luas Daratan (Km2) , , , ,58 250, ,70 Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Sumber: Kalimantan Utara Dalam Angka Tahun 2015 dan Kaltara.bps.go.id. Kabupaten Malinau merupakan kabupaten dengan wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Utara (56% dari total luasan), sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Tarakan (1% dari total luasan Provinsi Kalimantan Utara). Kondisi geografis Provinsi Kalimantan Utara selain berupa pegunungan juga merupakan daerah kepulauan. Pulau-pulau kecil di Provinsi Kalimantan Utara terletak di Kabupaten Nunukan, Bulungan, Tana 5

14 Tidung dan Kota Tarakan. Secara administratif, batas wilayah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Negara Sabah (Malaysia) Sebelah Timur : Laut Sulawesi Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur Sebelah Barat : Negara Sarawak (Malaysia) Gambar.1.1 Peta Cakupan Wilayah Provinsi Kalimantan Utara Sumber: Draft RTRW Provinsi Kalimantan Utara Tahun Kondisi Topografi Kondisi topografi merupakan elemen dasar dari suatu wilayah untuk mengetahui karakteristik fisik suatu daerah. Karakteristik fisik akan mempengaruhi pola dan jenis pembangunan yang akan diterapkan di wilayah tersebut. 6

15 Tabel 1.2 Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut di Provinsi Kalimantan Utara (Ha) No Kabupaten 1 Bulungan 2 Malinau 3 Nunukan 4 Tana Tidung 5 Tarakan KALTARA 0-7 m 7-25 m Kelas Ketinggian m m Sumber: Kalimantan Utara.bps.go.id m >1000 m Hampir setengah dari total luasan wilayah provinsi ini memiliki kelas ketinggian antara m di atas permukaan laut (38,77%), hanya sekitar 5,92% yang memiliki kelas ketinggian 0-7 m di atas permukaan laut. Perkembangan pembangunan diperkirakan akan mengelompok di wilayah yang memiliki ketinggian relatif lebih landai, sedangkan wilayah pegunungan di Provinsi Kalimantan Utara dapat dijadikan kawasan lindung dan recharge area (daerah resapan air) Demografi Demografi meggambarkan merupakan ilmu yang mempelajari dan tentang persoalan kependudukan suatu wilayah 7

16 dari segi kuantitas, distribusi hingga komponen-komponen perubahannya. Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Penduduk merupkan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang akan dilakukan. Penduduk berperan sebagai subyek sekaligus obyek pembangunan. Keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar potensi penduduk dapat berperan aktif dalam proses pembangunan suatu wilayah adalah dengan pembangunan berwawasan kependudukan. Jika dilihat secara umum, jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara dari tahun 2010 sampai 2015 selalu mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbanyak adalah di Kota Tarakan pada tahun 2015 yaitu sebesar jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kabupaten Tana Tidung yang pada tahun 2015 sebesar jiwa. Berikut tabel perkembangan jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara. 8

17 Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun di Provinsi Kalimantan Utara Jumlah Penduduk Kabupaten/ Kota Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan KALTARA Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara Pertumbuhan penduduk Provinsi Kalimantan Utara selama tahun adalah sebesar 4,1 persen dengan pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kabupaten Tana Tidung yaitu sebesar 7,3 persen mungkin disebabkan karena kabupaten ini merupakan daerah otonom baru, yang merupakan wilayah pemekaran dari 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Bulungan, yaitu Kecamatan Sesayap, Sesayap Hilir, dan Tanah Lia. Sedangkan kabupaten/kota lainnya pertumbuhannya sekitar 2,8-5,3 persen Persebaran dan Kepadatan Penduduk Persebaran Penduduk adalah distribusi penduduk menurut wilayah. Adapun kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah, yang memperlihatkan ratarata jumlah penduduk setiap kilometer persegi. Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena 9 Pertum buhan (%) 2,8 5,3 4,5 7,3 3,8 4,1

18 berkaitan dengan daya dukung terhadap lingkungan. Persebaran penduduk di Kalimantan Utara secara geografis dapat dikatkan belum merata sehingga menyebabkan terjadinya perbedaaan tingkat kepadatan penduduk antar daerah yang cukup besar. Grafik 1.1 Persentase Persebaran Penduduk Di Provinsi Kalimantan Utara PERSEBARAN PENDUDUK Nunukan 28% Tarakan 36% Tana Tidung 4% Bulungan 20% Berdasarkan Malinau 12% grafik yang disajikan, secara geografis persebaran penduduk di Kalimantan Utara belum merata. Terdapat perbedaan tingkatan kepadatan penduduk antar daerah kabupaten/kota yang cukup besar. Pada tahun 2015, persebaran penduduk di Kalimantan Utara yang tertinggi berada di Kota Tarakan, yaitu sekitar 36,18% dari total penduduk Kalimantan 10

19 Utara. Selanjutnya sebagian besar penduduk Kalimantan Utara berdomisili di Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masing-masing sekitar 27,73% dan 20,27% dari toral penduduk Kalimantan Utara. Sedangkan persebaran penduduk di Kabupaten Malinau sekitar 12,27%. Wilayah yang memiliki persebaran penduduk paling sedikit adalah kabupaten Tana Tidung, yaitu hanya sekitar 3,55%. Tabel 1.4 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kalimantan Utara Tahun 2015 Bulungan Malinau Nunukan Tana Tidung Tarakan , , , ,58 250,8 Kepadatan Penduduk per Km persegi ,29 1,82 12,83 4,53 939,25 KALTARA ,70 8,51 Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Sumber: 1) Kabupaten Malinau Dalam Angka ) Kabupaten Bulungan Dalam Angka ) Kabupaten Nunukan Dalam Angka 2011, ) Kabupaten Tana Tidung Dalam Angka , ) Kota Tarakan Dalam Angka ) Hasil Analisis, 2016 Pada tabel di atas menunjukkan bahwa secara umum, pada tahun 2015 kepadatan penduduk di Kalimantan Utara sebesar 8,51% jiwa per kilometer persegi. Ini berarti bahwa setiap 1 Kilometer persegi wilayah dihuni oleh 8 sampai 9 jiwa. Kepadatan penduduk yang tertinggi berada di Kota Tarakan yaitu sekitar

20 jiwa setiap Kilometer persegi. Kabupaten di Provinsi Kalimantan Utara yang memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Malinau hanya sekitar 1 sampai 2 jiwa setiap kilometer persegi. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi aktivitas ekonomi yang cukup tinggi di wilyah perkotaan yang menawarkan ekonomic return bagi sumberdaya manusia yang terlibat aktif di wilayah perkotaan. Akibatnya pola persebaran dan kepadatan penduduk yang demikian cenderung kurang menguntungkan bagi pengembangan daerah, karena berpotensi dalam menciptakan disparitas pendapatan yang cukup tinggi antar wilayah kabupaten dan wilayah kota. Kota Tarakan merupakan salah satu pusat perkembangan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara, sarana prasarana perkotaan di daerah tersebut relatif lebih lengkap sehingga menjadi salah satu faktor penarik penduduk untuk lebih memilih tinggal di Kota Tarakan, sementara luas kota ini yang sangat sempit jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya. Faktor lain yang mempengaruhi keadaan tersebut salah satunya adalah kondisi geografis. Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan yang mempunyai kondisi topografi bergunung dengan kemiringan lereng sebagian besar di atas 40%, cukup sulit untuk pengembangan permukiman. Hal ini sangat berbeda dengan Kota Tarakan yang 12

21 memiliki topografi yang landai sehingga lebih mudah untuk pengembangan permukiman. 1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Kesejahteraan masyarakat memberikan gambaran dan hasil analisis terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat, mencakup kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial dan seni budaya dan olahraga. Adapun Kondisi Ekonomi suatu Daerah yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan suatu daerah. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang penting dalam analisis perkembangan wilayah. Nilai PDRB dapat menggambarkan sektor yang berkontribusi paling besar dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Utara, sedangkan PDRB per kapita dapat digunakan sebagai salah satu indikator tingkat kemakmuran dan kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. 13

22 Tabel 1.5 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun di Provinsi Kalimantan Utara No Sektor Pertanian, Kehutanan & Perikanan Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar & 7 Eceran; Reparasi Mobil & Sepeda Motor Transportasi dan 8 Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan 9 Makan Minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, 14 Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan 16 Kegiatan Sosial Jasa Lainnya 17 PDRB 2015 ADH Berlaku ADH Konstan ,9 17,61 % ,70 17,43% ,5 28,05 % , , ,8 9,73 % 0,04 % , ,40 30,48 % 9,55 % 0,06 % ,7 0,06 % ,70 0,07 % ,0 12,02 % , ,5 10,40 % ,90 11,37 % 9,92 % ,4 6,29 % ,40 5,83 % ,3 1,44 % ,30 1,22 % , , ,9 2,19 % 1,19 % 0,89 % , , ,20 2,66 % 1,13 % 0,99 % , ,7 0,29 % 5,81 % , ,20 0,29 % 5,11 % , ,4 2,48 % 0,95 % , ,80 2,36 % 1,01 % , ,5 0,57 % 100,00 % , ,80 0,53 % 100 % Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2015 dengan hasil olahan 14

23 Sektor yang paling dominan dalam menunjang perekonomian daerah di Provinsi Kalimantan Utara adalah sektor primer yaitu sektor pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 30,25% pada tahun Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB sangat fluktuatif. Angka ini cenderung menurun hingga mencapai 30,48% pada tahun Meski demikian sektor ini tetap menjadi sektor yang berkontribusi paling besar selama lima tahun berturut-turut. Sektor primer penyumbang terbesar kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 17,43% di tahun Penyumbang ketiga setelah sektor pertanian adalah sektor sekunder yakni konstruksi mencapai 11,37% pada tahun 2016, yang kemudian diikuti oleh perkembangan sektor perdagangan 9,92% di tahun 2016 dan industri pengolahan sebesar 9,55 % pada tahun yang sama. Meski sektor yang tersebut di atas menduduki sektor penyumbang terbesar dalam PDRB Provinsi Kalimantan Utara, sektor yang kontribusinya terus menunjukkan pertumbuhan terbesar selama tahun 2010 hingga 2016 adalah sektor jasa pendidikan dengan laju pertumbuhan sektornya mencapai 22,82% terhadap PDRB. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pendidikan telah menjadi fokus kegiatan dan perhitungan kontribusinya 15

24 terhadap perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Utara. Angka ini kemudian disusul oleh sektor Jasa Kesehatan dan Administrasi Pemerintahan. Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sektor yang berperan dalam pelayanan publik tumbuh pesat dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Tabel 1.6 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan harga Konstan Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2015 Provinsi Kalimantan Utara No Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lainnya PDRB Pertumbuhan Hb Hk % % 12,20 6,45 11,59 7,15 11,40 5,68 8,61 9,93 9,64 13,20 4,37 6,61 11,90 15,82 4,55 7,82 15,37 13,40 13,69 11,84 12,29 5,95 12,15 6,38 7,56 5,21 15,87 22,80 16,12 14,85 12,58 6,72 14,17 12,08 7,92 6,81 Sumber: Disperindagkop Provinsi Kalimantan Utara 2016 dengan hasil olahan 16

25 Laju inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus dan mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat. Pada periode , laju inflasi Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan rata-rata 8,1%. Tabel 1.7 Nilai Inflasi Rata-rata Tahun di Provinsi Kalimantan Utara Uraian Inflasi Provinsi Kalimantan Utara1 7,92 6,43 5,99 10,35 11,91 6,16 Inflasi Nasional2 6,96 3,79 4,30 3,35 8,38 8,36 Sumber: 1) Kota Tarakan Dalam Angka ) BPS Nasional 2016 Laju inflasi tiap tahun masih termasuk tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional. Nilai inflasi rata-rata Provinsi Kalimantan Utara dalam kurun waktu tahun 2010 hingga tahun 2015 menunjukkan besaran yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun, yakni 7,92% di tahun 2010 turun menjadi 6,16% di tahun Hal ini menunjukkan bahwa meski harga barang dan jasa semakin tinggi, pengendalian peredaran uang di masyarakat telah berjalan lebih baik. 17

26 PDRB ADHK per kapita Provinsi Kalimantan Utara selama tahun menunjukkan pertumbuhan ekonomi per kapita yang relatif positif, meski sedikit menurun di tahun Pertumbuhan rata-rata PDRB ADHK per kapita penduduk Provinsi Kalimantan Utara sebesar 2,85%. Tabel 1.8 PDRB ADHK Per Kapita Tahun di Provinsi Kalimantan Utara Uraian Nilai PDRB (Juta Rp) Jumlah Penduduk (jiwa) PDRB perkapita (Rp/jiwa) , , , , , , Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2016 dengan hasil olahan Nilai PDRB per satu penduduk dapat diketahui melalui PDRB ADHB per kapita. Pada tahun 2010 PDRB per kapita penduduk Provinsi Kalimantan Utara sebesar 66 juta. Angka ini terus meningkat hingga mencapai 95,5 juta pada tahun 2014 atau meningkat 9% dibanding tahun Angka ini terus naik hingga 97,8 juta di tahun

27 Tabel 1.9 PDRB ADHB Per Kapita Tahun Provinsi Kalimantan Utara Uraian Nilai PDRB (Juta Rp) Jumlah Penduduk (jiwa) PDRB perkapita (Rp/jiwa) Sumber: Publikasi PDRB Provinsi Kalimantan Utara 2016 dengan hasil olahan 1.5 Kemiskinan Kemiskinan masih menjadi persoalan prioritas untuk diselesaikan di beberapa wilayah di Indoensia. Kemiskinan erat hubungannya dengan kesejahteraan hidup. Pada tahun 2010, persentase penduduk miskin Kalimantan Utara mencapai 12,47% atau setara dengan 65,9 ribu jiwa dari total penduduk. Angka ini terus mengalami penurunan hingga mencapai angka 7,73% atau jiwa di tahun Angka kemiskinan kembali mengalami sedikit peningkatan di tahun 2014, yakni sebesar jiwa. Tabel sebelumnya telah menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan tertinggi ada di Kabupaten Bulungan, sedangkan yang terendah adalah Kota Tarakan. 19

28 Tabel 1.10 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun Provinsi Kalimantan Utara Tahun Jumlah penduduk miskin (jiwa) Persentase penduduk miskin 65, ,7 46,4 12,47 10,33 9,7 7,73 6,24 Sumber: 1) RPJP Provinsi Kalimantan Utara 2) Kalimantan Utara Dalam Angka 2014, ) Hasil Olahan ) BPS Nasional ) EKPD Provinsi Kalimantan Utara 2015 Tingkat Kemiskinan Nasional4 13,33 12,49 11,66 11,47 10,96 Angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara masih tergolong lebih rendah apabila dibandingkan dengan angka kemiskinan nasional. Pada tahun 2014, angka kemiskinan Provinsi Kalimantan Utara adalah 6,24%, ketika angka nasional telah mencapai 10,96%. Kondisi ini diharapkan tetap bertahan dan semakin baik, dalam arti semakin menurunnya angka kemiskinan di Provinsi Kalimantan Utara. 1.6 Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraaan otonomi daerah sesuai dengan kekhasan, dan unggulan daerah. 20 potensi,

29 Suatu daya saing (competitivness) merupakan salah satu faktor unggulan berhubungan keberhasilan dengan tujuan pembangunan ekonomi pembangunan daerah yang dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan. Pada aspek daya saing daerah memberikan gambaran tentang kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah/struktur, iklim berinventasi dan sumberdaya manusia. Tabel 1.11 Aspek Capaian Kinerja Pembangunn Daerah No I II III IV A 1 B Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kemampuan Ekonomi Daerah Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita Pengeluaran konsumsi non n/a n/a pangan per kapita Produktivitas total daerah Jenis dan jumlah bank dan cabang Jenis, kelas, dan jumlah n/a n/a restoran Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/hotel Hotel Non Bintang Hotel Bintang 4 5 Pertanian Nilai Tukar Petani (NTP) n/a n/a Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Perhubungan Rasio panjang jalan per 0,032 0,028 jumlah kendaraan Penataan Ruang Capaian Kinerja n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a 99,97 90, n/a 0,029 0,030 0,028 n/a

30 C 1 D Lingkungan Hidup Persentase Rumah Tangga (RT) yang Menggunakan Air 20,80 Bersih Komunikasi dan Informatika Rasio Ketersediaan Daya 177,66 Listrik Persentase Rumah Tangga 39,59 yang Menggunakan Listrik Persentase Penduduk yang 1,24 Menggunakan HP/Telepon 29,65 25,10 21,13 21,64 n/a 195,27 147,18 156,03 133,44 n/a 70,18 64,26 56,70 61,06 n/a 1,28 3,25 4,11 3,81 n/a 22

31 1.7 Struktur Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara STRUKTUR OGANISASI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA GUBERNUR DPRD WAKIL GUBERNUR SEKRETARIAT DAERAH STAF AHLI GUBERNUR ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA ASISTEN PEREKONOMIAN & PEMBANGUNAN ASISTEN ADMINISTRASI UMUM Biro Pemerintahan Umum Biro Perekonomian dan Pembangunan Biro Kepegawaian dan Diklat Biro Hukum dan Organisasi Biro Layanan Pengadaan Biro Keuangan dan Aset Biro Umum dan Humas Biro Adm. Kesra dan Kemasyarakatan INSPEKTORAT BAPPEDA SEKRETARIAT DPRD DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH LEMBAGA LAIN Disdukbudpora Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Pengelola Perbatasan BPMPPKBPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Kesehatan Dinsosnakertrans Badan Lingkungan Hidup Dishubkominfo Dinas PU dan TR Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Dinas Pertanian, Kehutanan dan Ketahanan Pangan RSUD Tarakan Dinas Kelautan dan Perikanan Kantor Perwakilan Dinas Pendapatan Daerah Disperindagkop dan UMKM Dinas ESDM 23 Satuan Polisi Pamong Praja Sekretariat KORPRI

32 1.8 Isu Strategis Dalam mewujudkan pemerintahan Good Governace tidaklah mudah, mengingat dengan usia yang sangat muda, Provinsi Kalimantan Utara banyak memiliki keterbatasan atau permasalahan yang ada antara lain adalah masih minimnya sumber daya manusia dan sumber dana, belum tersusunnya rencana pembangunan, fungsi-fungsi pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah, struktur kelembagaan yang masih minimalis, serta tugas dan fungsi kewenangan yang juga masih sangat terbatas. Dengan keterbatasan yang ada maka sangat diperlukan langkah-langkah nyata dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, diperlukan pemikiran-pemikiran dan implementasi guna mewujudkan amanah yang telah diemban. Langkah-langkah yang harus ditempuh guna mengatasi keterbatasan atau permasalahan yang ada, antara lain dengan tetap berpegang teguh pada penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif sehingga good governance dapat terwujud, lebih mengintensifkan pengelolaan sumber daya keuangan, baik dari segi pendapatan dan belanja, menata dan mengevaluasi kelembagaan dengan mengkaji kembali struktur organisasi yang masih minimalis dan disesuaikan dengan kondisi wilayah Provinsi Kalimantan Utara serta melakukan pengisian sumber daya aparatur 24 sesuai

33 kebutuhan agar dapat menjalankan roda pemerintahan menjadi lebih baik 1.9 Keberagaman Sumber Daya Aparatur Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada mekanisme kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS bukan saja unsur aparatur Negara, tetapi juga abdi masyarakat yang hidup di tengah- tengah masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat. Kedudukan dan peranan dari ASN dalam setiap organisasi pemerintah sangatlah menentukan, sebab ASN merupakan pelaksana melakukan kebijakan pemerintahan dalam pembangunan nasional. Begitu halnya di Provinsi Kalimantan Utara, sebagai provinsi termuda di Indonesia yang baru berdiri selama 3 tahun peranan sumber daya aparatur sangatlah strategis yaitu sebagai roda penggerak pemerintahan di Wilayah Kalimantan Utara. Merencanakan dan melaksanakan berbagai kebijakan guna terwujudnya kesejahteraan bagi masyarakat Kalimantan Utara Adapun jumlah PNS Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada Tahun 2016 dapat dilihat pada Grafik berikut: 25

34 Grafik 1.2 Jumlah PNS berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin Gol. I LAKI-LAKI Gol. II PEREMPUAN Gol. IV LAKI-LAKI Gol. I PEREMPUAN Gol.III LAKI-LAKI Gol. IV PEREMPUAN Gol. II LAKI-LAKI Gol.III PEREMPUAN Sumber : BKD Prov. Kaltara Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Periode Desember Tahun 2016 berjumlah orang terdiri dari 876 orang atau 59,75 persen berjenis kelamin lakilaki dan 590 orang atau 40,25 persen berjenis kelamin perempuan. Gol I laki-laki berjumlah 15 orang atau 1,02 persen dari jumlah PNS dan Gol I perempuan berjumlah 10 orang atau 0,68 persen dari jumlah PNS. Gol II laki-laki berjumlah 187 orang atau 12,78 persen dari jumlah PNS dan Gol II perempuan berjumlah 207 orang atau 14,12 persen dari jumlah PNS. Gol III laki-laki berjumlah 488 orang atau 33,29 persen dari jumlah PNS dan Gol III perempuan berjumlah 337 orang atau 22,99 persen dari jumlah PNS. Gol IV laki-laki berjumlah 186 orang atau 12,69 persen dari jumlah PNS 26

35 dan Gol IV perempuan berjumlah 36 orang atau 2,46 persen dari jumlah PNS. Dari data di atas dapat dilihat secara persentase jumlah PNS laki-laki dan perempuan yang menduduki gol III merupakan kelompok terbesar dari seluruh PNS yaitu sebesar 33,29 persen untuk PNS berjenis kelamin laki-laki dan 22,99 persen untuk PNS berjenis kelamin perempuan. Dilihat dari komposisi jabatan eselon dan jenis kelamin, jumlah PNS pria lebih banyak menduduki jabatan eselon jika dibandingkan dengan PNS wanita yang menduduki jabatan eselon, sebanyak 324 orang atau 78,40 persen berjenis kelamin laki-laki sedangkan untuk PNS wanita sebanyak 88 orang atau 21,36 persen. Sebagaimana yang ditujukan pada grafik di bawah ini : Grafik 1. 3 Jumlah PNS berdasarkan Eselon dan Jenis Kelamin I 0 28 II 1 ESELON LAKI-LAKI Sumber : BKD Prov. Kaltara 117 III IV ESELON PEREMPUAN 88 ESELON 27

36 Berdasarkan grafik tersebut, pada jabatan eselon IV, Laki-laki sebanyak 178 orang atau 43,20 persen dan perempuan 67 orang atau 16,26 persen dari 245 jabatan eselon yang terisi. Untuk jabatan eselon III, Laki-laki sebanyak 117 orang atau 28,40 persen dan perempuan 20 orang atau 4,85 persen dari 137 jabatan eselon yang terisi. Pada jabatan eselon II, Laki-laki sebanyak 28 orang atau 6,80 persen dan perempuan 1 orang atau 0,24 persen dari 29 jabatan eselon yang terisi. Dan untuk jabatan eselon I, Laki-laki sebanyak 1 orang atau 0,24 persen dan perempuan 0 orang atau 0 persen dari 1 jabatan eselon yang ada. Berdasarkan data pendidikan dan jenis kelamin maka PNS Periode Desember Tahun 2016 disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 1.12 Jumlah PNS berdasarkan Pendidikan PENDIDIKAN LAKI-LAKI JENIS KELAMIN % PEREMPUAN % JUMLAH % S S S D.IV D.III D.II D.I SLTA SLTP SD JUMLAH Sumber : BKD Prov. Kaltara

37 Sebagai akibat ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pemerintahan Daerah terdapat beberapa kewenangan Kab/Koba yang dilimpahkan kewenangannya menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi sehingga sebanyak PNS Kab/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Utara terhitung mulai tanggal 01 Oktober 2016 ditetapkan menjadi PNS Pemerintah Provinsi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : Tabel 1.13 Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang Menduduki Jabatan Fungsional Guru dan Tenaga Kependidikan pada Satuan Pendidikan Menengah menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Kalimantan Utara NO Kabupaten/Kota Jumlah 1. Kabupaten Bulungan Kabupaten Nunukan Kota Tarakan Kabupten Malinau Kabupaten Tana Tidung JUMLAH Sumber : BKD Prov. Kaltara Berdasarkan surat edaran Menteri Dalam Negeri RI Nomor 120/253/SJ, tentang penyelengaraan urusan Pemerintahan setelah ditetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun Negara Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil 29

38 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota yang Menduduki Jabatan Fungsional Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi. Data nominatif Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang menduduki jabatan fungsional guru dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan menengah menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi Kalimantan Utara, daftar terlampir berjumlah (seribu dua ratus delapan puluh dua) orang dengan rincian: - Kabupaten Bulungan berjumlah 326 orang. - Kabupaten Nunukan berjumlah 280 orang. - Kota Tarakan berjumlah 376 orang. - Kabupaten Malinau berjumlah 212 orang. - Kabupaten Tana Tidung berjumlah 88 orang. 30

39 Tabel 1.14 Rincian PNSD Kab/kota Selain Guru dan Tenaga Kependidikan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Prov. Kalimantan Utara No Kabupaten/Kota Jumlah 1 Kabupaten Bulungan - Kehutanan Pengawas Ketenagakerjaan 33 2 Kehutanan 43 Inspektur Ketenagalistrikan dan Penyelidik Bumi 1 Inspektur Ketenagalistrikan dan Penyelidik Bumi 2 Kabupaten Nunukan Pengawas Ketenagakerjaan 2 3 Kota Tarakan - Kehutanan, Pertambangan dan Energi Pengawas Ketenagakerjaan 51 Kehutanan 37 Kehutanan 22 Inspektur Ketenagalistrikan dan Penyelidik Bumi Kabupten Malinau - Inspektur Ketenagalistrikan dan Penyelidik Bumi 5 Kabupaten Tana Tidung Pengawas Ketenagakerjaan JUMLAH Sumber : BKD Prov. Kaltara 31

40 Pada tabel diatas menyajikan informasi tentang data Nominatif Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang dialihkan ke Provinsi Kalimantan Utara berjumlah 233 orang terdiri dari: 1. Kabupaten Bulungan berjumlah 58 orang. 2. Kabupaten Nunukan berjumlah 46 orang. 3. Kota Tarakan berjumlah 57 orang. 4. Kabupaten Malinau berjumlah 42 orang. 5. Kabupaten Tana Tidung berjumlah 31 orang Hal ini berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 1. Nomor 48 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Menyelenggarakan Daerah Pengawasan Kabupaten/Kota Ketenagakerjaan yang Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi. 2. Nomor 2 Tahun 2016 tanggal 18 Februari 2016 Tentang Pelaksanaan Pengalihan Kabupaten/Kota yang Pegawai Negeri Melaksanakan Sipil Urusan Daerah Pemerintah Bidang Kehutanan Selain yang Melaksanakan Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Kabupaten/Kota Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi. 32 Menjadi

41 3. Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 adalah seagai berikut : Bab I : Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas latar belakang, isu strategis, gambaran Kalimantan Utara, umum serta wilayah Aspek Provinsi Kesejahteraan Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara, struktur organisasi dan keberagaman SDM, serta sistematika penyajian. Bab II : Perjanjian Kinerja Menjelaskan tentang Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara pada tahun 2016 yang terbagi dalam 4 sasaran strategis dan 5 indikator kinerja serta target yang akan dicapai selama 1 tahun berjalan. Bab III : Akuntabilitas Kinerja Berisi penjelasan singkat tentang capaian Indikator Kinerja Tahun 2016, juga Evaluasi dan Analisis 33

42 Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015 yang diuraikan per Sasaran dan per Indikator. Serta membahas tentang realisasi anggaran tahun Bab IV: Penutup Berisi ringkasan dan kesimpulan terkait pencapaian kinerja tahun 2016 dan pemanfaatanya untuk umpan balik dalam pembangunan daerah. 34

43 2.1 Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja adalah lembaran/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan yang lebih rendah untuk mewujudkan hasil yang terukur melalui serangkaian program/kegiatan. Melalui Perjanjian Kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahuntahun sebelumnya. Dengan demikian, target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun - tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Perjanjian Kinerja juga merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan yang sangat penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang 35

44 dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah. Pada tahun 2016 perjanjian kinerja yang diperjanjikan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari 4 Sasaran Strategis dan 5 Indikator Kinerja sebagaimana pada tabel 2.1 berikut : Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Terwujudnya Penyelenggaraan 1. Nilai EKPPD Sedang Pemerintahan Yang Efektif dan Efisien 2. Nilai LAKIP C Terwujudnya Penatausahaan Keuangan Yang Akuntabel Terwujudnya Penataan Organisai dan Pengisian Perangkat daerah yang Proporsional Terwujudnya Pembangunan Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara yang Berkualitas Opini atas Laporan Keuangan Prosentase pengisian personel kelembagaan yang sesuai dengan ANJAB dan ABK Indeks Pembangunan Manusia (IPM) WTP 60% 74,72 36

45 2.2 Rencana Anggaran Tahun 2016 Dari kemampuan keuangan daerah, yaitu kemampuan pendapatan dan pembiayaan (pembiayaan netto) maka jumah pendanaan yang dimungkinkan untuk dibelanjakan pada tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,00 yang digunakan untuk membiayai program-program prioritas yang langsung mendukung pencapaian sasaran pembangunan adalah sebagai berikut : Tabel 2.2 Alokasi Anggaran Tahun 2016 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Anggaran (1) (2) (3) (4) Terwujudnya 1. Nilai EKPPD Penyelenggaraan 1 Rp ,00 Pemerintahan Yang Efektif 2. Nilai LAKIP dan Efisien Terwujudnya Penatausahaan Yang Akuntabel Keuangan Terwujudnya Penataan Organisai dan Pengisian Perangkat daerah yang Proporsional Terwujudnya Pembangunan Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara yang Berkualitas TOTAL BELANJA LANGSUNG Opini atas Laporan Keuangan Prosentase pengisian personel kelembagaan yang sesuai dengan ANJAB dan ABK Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Sumber : Biro Keuangan Dan Aset Setda Prov. Kaltara Tahun

46 2.3 Realisasi Anggaran Tahun 2016 Pada tabel 2.3 di bawah ini menjelaskan Realisasi Belanja Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 : Tabel 2.3 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 (%) PENDAPATAN , ,13 100,73 PENDAPATAN ASLI DAERAH , ,13 99,14 Pendapatan Pajak Daerah , ,00 93,50 Pendapatan Retribusi Daerah 0, ,00 0,00 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah , ,13 105,24 PENDAPATAN TRANSFER , ,00 95,20 Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan , ,00 95,19 Dana Bagi Hasil Pajak , ,00 70,31 38

47 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) , ,00 105,96 Dana Alokasi Umum , ,00 100,00 Dana Alokasi Khusus , ,00 85,58 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya , ,00 100,00 Dana Penyesuaian , ,00 100,00 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH , ,00 172,61 Pendapatan Hibah , ,00 147,73 Pendapatan Lainnya , ,00 172,74 BELANJA , ,87 88,11 BELANJA OPERASI Belanja Pegawai , ,30 84, , ,32 66,51 39

48 URAIAN ANGGARAN 2016 REALISASI 2016 (%) Belanja Barang , ,81 85,07 Belanja Subsidi , ,00 65,53 Belanja Hibah , ,04 96,48 Belanja Bantuan Sosial , ,00 52,17 Belanja Bantuan Keuangan , ,13 99,96 BELANJA MODAL , ,44 96,29 Belanja Tanah , ,00 97,84 Belanja Peralatan dan Mesin , ,44 90,67 Belanja Bangunan dan Gedung , ,00 94,65 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan , ,00 97,72 Belanja Aset Tetap Lainnya , ,00 93,75 Belanja Aset Lainnya , ,00 90,51 40

49 BELANJA TAK TERDUGA ,00 0,00 0,00 Belanja Tak Terduga ,00 0,00 0,00 TRANSFER , ,13 87,80 Transfer Bagi Hasil Ke KAB/KOTA/DESA , ,13 87,80 Bagi Hasil Pajak , ,13 87,80 SURPLUS / (DEFISIT) ( ,29) ( ,74) 38,16 PEMBIAYAAN PENERIMAAN DAERAH , ,29 100,00 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) , ,29 100,00 PENGELUARAN DAERAH , ,00 100,00 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah , ,00 100,00 PEMBIAYAAN NETTO , ,26 100,00 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 0, ,55 0,00 Sumber : Biro Keuangan Dan Aset Setda Prov. Kaltara Tahun

50 42

51 43

52 3.1 Akuntabilitas Kinerja L aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan bentuk pertanggungjawaban suatu instansi dalam menyampaikan kinerja yang telah dilaksanakan selain itu sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki kinerja yang akan datang, sehingga apa yang masih kurang dan belum mampu berkinerja baik akan dapat diperbaiki pada tahun selanjutnya. Akuntabilitas Kinerja ini sangat penting di dalam era keterbukaan sekarang ini sebagai bentuk penyelenggaraan good governance (pemerintahan yang baik). Karena itulah, pengendalian dan pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam memastikan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah kepada publik tercapai. Akuntabilitas sebagaimana yang diatur haruslah dilaporkan melalui Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), mengingat Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta 43

53 pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Dalam sistem akuntabilitas kinerja ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam regulasi ini, antara lain juga mengatur tentang kriteria yang dipergunakan dalam penilaian kinerja organisasi pemerintah. Tabel berikut menggambarkan skali nilai peringkat kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010, yang juga dipakai dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini. Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja No 1 Interval Nilai Realisasi Kinerja 91 Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 5 50 Sangat Rendah Sumber: Permendagri 54 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bentuk pertanggungajawaban terhadap pelaksanaan. tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan maka pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bentuk pertanggungajawaban terhadap pelaksanaan. tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan maka pelaporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai bentuk pertanggungajawaban terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan maka pelaporan kinerja merupakan factor kunci yang harus disampaikan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. A. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja adalah lembaran/dokumen yang berisikan

BAB II PERENCANAAN KINERJA. A. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja adalah lembaran/dokumen yang berisikan BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja adalah lembaran/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan yang lebih rendah untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berhubung dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya

Kata Pengantar menuju Bintan yang maju, sejahtera dan berbudaya Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia-nya yang tidak terhingga bagi bangsa dan negara tercinta ini, sehingga kita dapat selalu berikhtiar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII PENUTUP KESIMPULAN BAB VII PENUTUP KESIMPULAN Pencapaian kinerja pembangunan Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2012 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari sejumlah capaian kinerja dari indikator

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN 7 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2015 KABUPATEN BANGKA SELATAN EKONOMI TAHUN 2015 TUMBUH 4,06 PERSEN MELAMBAT SEJAK EMPAT TAHUN TERAKHIR Perekonomian Kabupaten Bangka Selatan tahun 2015 yang diukur

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2016 ini dapat diselesaikan. Laporan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun 2014 1 PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 dilaksanakan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Pertumbuhan ekonom i biasanya hanya diukur berdasarkan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Pertumbuhan ekonom i biasanya hanya diukur berdasarkan kuantitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonom i pada dasarnya memiliki perbedaaan dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonom i biasanya hanya diukur berdasarkan kuantitas seperti peningkatan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA 1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah 3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan Perkiraan Tahun 2012 Kerangka Ekonomi Daerah dan Pembiayaan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TANA TIDUNG DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TANA TIDUNG DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TANA TIDUNG DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG DAERAH Pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2016, merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari masa jabatan pasangan Drs. H. M. BAMBANG SUKARNO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SINTANG Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2014 BAB I Pendahuluan Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued yang sedang dihadapi organisasi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara BAB V ANALISIS APBD Evaluasi APBD secara keseluruhan dilakukan untuk mendapatkan hasil analisis yang menunjukkan relevansi dan efektivitas APBD dalam penanggulangan kemiskinan. Analisis dilakukan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 1. Latar Belakang Dengan adanya Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Cianjur tahun 2013 tidak terlepas dari arah kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang DINAS PETERNAKAN PROV.KALTIM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Timur terdiri atas 14 Kabupaten/Kota, namun sejak tgl 25 April 2013 telah dikukuhkan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) PROVINSI BANTEN TAHUN 2013 I. Pendahuluan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RPJMD PROVINSI JAWA TENGAH Sebagai upaya mewujudkan suatu dokumen perencanaan pembangunan sebagai satu kesatuan yang utuh dengan sistem perencanaan pembangunan nasional, maka

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA S A L I N A N GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwauntuk

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam Peraturan Daerah

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pemerintahan daerah terdiri dari

Lebih terperinci

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR LKj IP Pemerintah Kabupaten Cilacap Tahun 2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-nya, penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci