BAB III DATA PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DATA PERANCANGAN"

Transkripsi

1 BAB III DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Penyajian urutan dalam data berbentuk table : Rincian Data Sifat Data Manfaat Data Dalam Perancangan Kesiapan data Primer (Utama) Sekunder (Pendamping) Sudah Belum A. Data Objek Perancangan Keakuratan info tentang pembuatan sebuah furniture melingkupi konsepsi,solusi, inovasi dan implementasi. Data furniture Meja rias portable dari berbagai website, buku dan media lain Keakuratan info, Tentang, penerapan bentuk-bentuk furniture yang sudah ada. Dasar-dasar desain dalam menunjang pembuatan furniture Melakukan pendekatan dasar desain untuk proses perancangan Analisis teori penunjang dalam pembuatan furniture Analisis teori untuk Mengoptimalkan proses perancangan 12

2 B Data Teknis Perancangan Brain Storming dan Sketsa Pemilihan media dasar (Jenis Kayu) Alur dalam menentukan konsep, bentuk dan ide gagasan. Guna mengetahui jenis media kayu yang digunakan dalam perancangan furniture Pelapis Kayu warna dan finishing furniture Untuk mengetahui pelapis kayu yang akan di gunakan Guna mengetahui wana dan finishing saat pengaplikasian Tabel 3.1 Tabel Data Perancangan Sumber Cynthia Kristiyana, 2015 B. RINCIAN DATA PERANCANGAN 1. Identifikasi Meja Rias Portable Meja rias adalah tempat menyimpan peralatan atau alat rias (makeup) terdiri dari berbagai macam kosmetik yang biasanya dipakai oleh para wanita untuk mempercantik diri, merawat wajah, tubuh juga agar terlihat bersih dan wangi. Biasanya meja rias ditemukan di kamar pribadi wanita atau kamar pasangan suami istri. Meja rias karena difungsikan untuk tempat menaruh kosmetik maka dilengkapi dengan cermin. Agar mempermudah penggunanya melihat wajah dan bagian tubuh mereka ketika merias atau memakai kosmetik. Bentuk meja rias pun disesuaikan dengan keadaan kamar. Meja rias bisa ditaruh di tengah ruang kamar, pojokan dimana pun si penghuni suka. Asalkan tidak mengganggu kenyamanan penghuni kamar. 13

3 Portable adalah kata sifat yang artinya mudah di pindah pindahkan, mudah dibawa bawa. Berarti meja rias portable adalah furniture yang keberadaannya mudah untuk dipindah pindahkan. 2. Teori Penunjang Dalam konteks proses merancang sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teoriteori tersebut diperlukan guna mencapai desain produk yang optimal dengan proses perancangan. a. Pendekatan Ergonomi dan Antropometri Sebagai salah satu cabang ilmu, ergonomi atau dikenal juga dengan sebutan Human Factor Enginering adalah sebuah praktek mendesain sebuah produk sehingga pengguna bisa melakukan tugas kegunaan, operasional, pelayanan, dan dukungan dengan tingkat stres sekecil mungkin dan tingkat efisiensi semaksimal mungkin. Untuk mencapai ini, desainer harus membekali diri mereka dengan pengertian dan pengetahuan akan kebutuhan, karakteristik, kemampuan, dan batasan yang ditujukan untuk pengguna dan desain itu sendiri. Atau dengan kata lain, desainer harus membuat desain yang tepat sesuai dengan manusia bukan manusia yang sesuai desain. b. Konsep Desain Furniture Furnitur hadir sebagai benda yang berhubungan erat dengan manusia dan aktivitasnya. Oleh karena itu, proses perancangannya membutuhkan konsep-konsep yang akan mendasari terciptanya furnitur itu sendiri. Menurut Marizar (2005:76), dalam konteks merancang desain furnitur kreatif, ada sembilan langkah yang harus dilalui untuk mencapai desain furnitur yang optimal. 14

4 i. Analisis Aktivitas Manusia Analisis mencakup semua aktivitas manusia yang dilakukan berkenaan dengan fungsi sebuah furnitur. Dalam analisis akan ditemukan beragam sikap tubuh manusia terhadap sebuah furnitur, misalkan posisi duduk diatas sebuah kursi, sikap duduk normal ketika didepan meja, dan lain-lain. ii. Analisis Bentuk dan Fungsi Kenyamanan dapat dicapai melalui bentuk yang sesuai dengan fungsi dan juga anatomi tubuh manusia. Bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif biasanya mengacu pada bentuk-bentuk dasar yang ada disekitar lingkungan manusia. Ide bentuk bisa berasal dari bentuk-bentuk organik, seperti bunga, burung, pohon dan lain-lain. Bentuk tersebut dapat dipilih untuk kemudian diolah menjadi bentuk baru guna memnuhi fungsi-fungsi sebuah furnitur. Analisis ini dapat membuka peluang yang besar dalam eksplorasi bentuk furnitur yang kreatif dan inovatif. iii. Analisis Ergonomi Menurut Marizar (2005: 106) Ergonomi merupakan sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan lingkungannya, yang saling berkaitan satu sama lain. Analisis ini bertujuan untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan karakteristik tubuh manusia. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna produk furnitur dalam kehidupan nyata. iv. Analisis Antropometrik Antropometri dibutuhkan dalam proses desain furnitur berkaitan denganukuran tubuh manusia secar 15

5 fisik. Antropometri meliputi pengukuran terhadap berbagai sikap gerak tubuh manusia secara umum sebagai upaya penyesuaian dalam pencapaian kenyamanan dan keamanan. v. Analisis Bahan dan Teksture Secara garis besar, bahan terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bahan dari alam seperti kayu, rotan, bambu, besi, kulit, pandan dan sejenisnya. Kedua, bahan buatan atau sintetis seperti plastik, fiberglass, upholstery, kulit imitasi dan sejenisnya. c. Analisis Struktur dan kontruksi Struktur dan konstruksi merupakan bagian dari proses desain yang disusun setelah bahan-bahanuntuk furniture dipilih dan disatukan dengan sambungansambungan. Konstruksi adalah sambungan antara komponen satu dengan komponen lainya, yang tersusun secara structural. Konstruksi dipisahkan menjadi 3 klasifikasi menurut B. suparto (1979) berdasarkan jenis, sistem, atau sifat konstruksinya. Konstruksi antara materi dengan materi secara permanen, tidak berubah atau sering disebut dengan fixed construction. Konstruksi antara materi dengan materi atau antara elemen dengan elemenyang dapat dilepasatau dapat dibongkar pasang atau yang sering disebut dengan knocked down system. Kontruksi antar material dengan material yang dapat bergerak, labil, yang dapat dipasang menurut kebutuhan, dapat berubah dan selalu berubah sesuai dengan beban. 16

6 d. Klasifikasi Furnitur Knockdown furniture adalah sebuah kontruksi pada produk mebel yang dalam pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau cara gampangnya, furnitur knockdown dapat diartikan sebagai furnitur yang bisa dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furniture knockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk merekatkan komponenkomponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama sekali pada sambungan antar komponennya. Gambar 3.1. Knockdown furniture Sumber : Google image/knockdown Furniture Multifungsi Furniture multifungsi memiliki lebih dari 1 fungsi dalam satu benda. Furnitur jenis ini cocok untuk ruangan yang sempit seperti apartemen tipe studio. Contohnya adalah sebuh sofa yang dapat menjadi tempat tidur. Gambar 3.2 Furniture multifungsi Sumber : Google image/multifungsi 17

7 Loose Furniture Loose furniture adalah jenis furnitur yang sangat umum, furniture ini memiliki banyak jenis bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah. Gambar 3.3. loose furniture Sumber : Googleimage/loose furniture Indoor Furniture Adalah semua jenis furniture yang hanya dapat digunakan dalam ruangan, seperti sofa. Jenis furnitur ini biasanya tidak memiliki finishing yang tahan terhadap cuaca panas/hujan. Gambar 3.4 Indoor furniture Sumber : Googleimage/indoor furniture Outdoor Furniture Adalah jenis furniture yang dapat digunakan di luar ruangan, biasanya terbuat dari material yang tahan panas dan hujan. Furniture ini juga memiliki finishing yang tahan panas, air, dan lembab. 18

8 Gambar 3.5 Outdoor furniture Sumber : Google image/outdoor furniture Built in furniture Adalah jenis furniture yang dibuat khusus dalam area tertentu sehingga ukurannya tepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Jenis furniture ini banyak digunakan agar dapat menggunakan area dengan maksimal, dan dapat dibuat sesuai keinginan kita. Gambar 3.6 Built in furnitur Sumber : Google image/built in furniture Recycled Material Furniture Adalah jenis furniture yang menggunakan bahan bekas/recycled material sebagai bahan bakunya. 19

9 Gambar 3.7 Recyled material furniture Sumber : Google image/recycled furniture e. Sistem dan Konstruksi Furniture Butt joints : adalah teknik menyambung kayu membentuk siku yang paling mudah dilakukan. Sambungan untuk mengikat sambungan ini diperlukan bantuan paku, sekrup, atau lem. Kekurangannya sambungan ini agak kasar penampilannya. Gambar 3.8. Butt joints Mitred Butt Joints : adalah jenis sambungan Butt Joints di mana ujung siku sambungan dipotong membentuk sudut 45 derajat, sehingga ketika kedua papan dipadukan, kedua ujung siku akan bertemu dan membentuk sudut tepat 90 derajat. 20

10 Di indonesia sistem ini dikenal dengan istilah adu manis. Kelebihan sistem ini dibanding dengan basic joinery (penyambungan kayu standar) lainnya adalah sambungan akan terlihat lebih rapi. Namun kelemahannya adalah cara ini lebih sulit, di mana sudut potong harus benar-benar tepat dan presisi, karena bila tidak, sambungan akan bergeser dan sudutnya tidak tepat 90 derajat. Gambar 3.9 Mitred Butt Joints Lap joints : Sambungan ini sangat sederhana dan juga hanya menggunakan ketebalan papan untuk disambungkan. Gambar Lap joints Half lap joints : Sambungan ini termasuk sambungan sutut, namun yang digunakan adalah baguan ketebalan papan. Cara membuat sambungan ini adalah dengan 21

11 memotong ketebalan papan masing-masing menjadi setengahnya, kemudian papan menjadi satu. Setelah itu papan dapat dipaku atau dilem. Gambar Half lap joints Rabbet Joints : adalah sistem sambungan dengan cara membuat alur sepanjang kayu atau papan yang hendak disambung secara perpasangan. Keduanya kemudian dipadukan menjadi satu sesuai alur yang telah dibuat. Jenis sambungan ini dapat dibuat dengan berbagai macam variasi. Gambar Rabbet joints 22

12 Box Joints : merupakan cara menyambung sudut kayu dengan cara membuat gerigi pada ujung sambungan secara overlaping atau tumpang-tindih. Gerigi sambungan tersebut akan bertemu dan saling mengikat satu dengan yang lain. Keuntungan sambungan ini adalah hasilnya lebih kokoh dan kuat. Tapi cara pembuatannya lebih sulit dan memerlukan alat yang lengkap. Sistem Box Joints memerlukan pahat untuk memotong bagian dasar gerigi agar hasilnya lebih rapi. Gambar Box Joints Dovetail Joints : merupakan sambungan sudut yang mirip dengan sistem Box Joints. Perbedaan antara Box Joints dengan Dove Tail terletak pada ujung gerigi. Pada sistem Box Jointx ujung dan pangkal gerigi memiliki sudut yang sama, yaitu 90 derajat. Sementara pada sistem dovetail, ujung gerigi dibuat agak melebar, mirip dengan ekor burung dara. Pada sistem Box Joints, sambungan dapat dilepas dengan cara menarik keduanya dari dua arah. Namun pada sistem Dovetail Joints, sambungan hanya dapat dilepas dari satu arah. Sistem Dovetail joints lebih kokoh daripada sistem box joints. 23

13 Gambar Dovetail Joints Through Dovetail adalah sambungan yang merupakan variasi dari Common Dovetail namun dibuat dengan banyak lidah. Sistem ini kuat, meski begitu sambungan akan terlihat pada kedua sisinya. Gambar Through Dovetail Dovetail-Keyed Mitered adalah sistem sambungan Dovetail yang didasari dengan sistem Mitered. Ujung sambungan dibuat dengan sudut 45 derajat, dan bertemu dengan rapi, kemudian diperkuat dengan sistem Dovetail sebagai penguncinya. 24

14 Gambar Dovetail-Keyed Lapped Dovetail adalah sistem Dovetail yang satu bagian sisinya tidak dipotong menembus ketebalan kayu, tapi hanya setengah atau tiga per empat bagian yang dipahat. Sehingga bila dilihat pada gambar dibawah ini, sisi kiri tidak nampak ada sambungan. Gambar Lapped Dovetail Secret Lapped Dovetail adalah sistem sambung Dovetail namun sambungan tidak terlihat pada kedua sisinya. Apabila disambung, kedua sisinya akan terlihat seolah-olah seperti sambungan Butt Joints, namun sebenarnya pada bagian tengah terdapat gerigi untuk memperkuat sambungan. 25

15 Gambar Secret Lapped Dovetail Sliding Dove Joints adalah cara menyambung dua buah kayu dengan membuat alur pada papan pertama, sesuai motif lidah Dove Joints yang dibentuk pada ujung papan kedua. Sistem ini sangat kuat dan presisi, namun pembuatan alurnya membutuhkan kecermatan yang tinggi. Gambar Sliding Dovetail Finger Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lidah-lidah pada ujun kayu, sehingga kedua ujung kayu dapat dipadukan menjadi satu. 26

16 Kegunaan dari sistem Finger Joints untuk kayu ini adalah untuk membentuk papan yang lebar. Sistem ini membutuhkan ketepatan pembuatan yang tinggi, sehingga untuk membuat lidah-lidahnya menggunakan mesin. Gambar Finger Joints Mortise & Tenon Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat lubang (Mortise) pada salah satu kayu yang hendak disambung, dan membuat lidah Tenon untuk dimasukkan pada lobang Mortise tersebut. Sistem Mortise & Tenon ini juga dapat dibuat bervariasi tergantung model dan konstruksi model barang yang akan dibuat. Gambar Mortise & Tenon 27

17 Spline Joints adalah sistem penyambungan kayu dengan membuat alur pada kedua buah kayu yang akan disambung, dan memberikan sepotong kayu kecil sebagai bahan penyambung ditengahnya. Alur kayu juga dapat digantikan dengan lubang seperti pada sistem Mortise & Tenon. Gambar Spline Joints Dowel adalah sistem sambungan kayu yang mirip dengan sistem Spline, yaitu kayu yang disambung dengan pasak (Dowel). Bedanya adalah kayu penyambungnya (Dowel) berbentuk bundar, dan cara penyambungannya adalah dengan membuat lubang pada kayu-kayu yang hendak disambung. Dowel biasalnya dibuat dengan alur atau gerigi, dengan tujuan agar menempel erat pada kayu yang disambung, dan pembuatan alur tersebut dimaksudkan agar deposit lem kayu lebih banyak. Dowel juga dapat divariasi dengan bentuk bertingkat atau disebut dengan Stepped Dowel. 28

18 Gambar Dowel Pocket Joints merupakan sistem penyambungan sudut dengan cara memperkuat sambungan dengan menambahkan sekrup, setelah membuat lubang kecil dengan sudut kemiringan 30 sampai 45 derajat. Sistem ini tidak berbeda dengan Mortise & Tenon atau Dowel Joints, hanya pada sistem ini digunakan sekrup untuk memperkuatnya yang dipasang secara diagonal dari kayu ke kayu. Gambar Pocket Joints 29

19 Tongue & Groove adalah sistem yang biasanya digunakan untuk menyambung lantai kayu, atau bidang-bidang kayu dengan tujuan untuk memperlebar bidang tersebut. Pada selembar kayu, dibuat Tongue (lidah) pada salah satu sisinya, dan Groove (alur) pada sisi yang lain. Tongue & Groove ini akan saling sambung menyambung, hingga mencapai lebar yang diinginkan. Gambar Tongue & Groove f. Analisis Warna Salah satu unsur desain furniture yang perlu di analisis secara cermat adalah pemilihan warna yang aan digunakan dalam desain furniture. Secara psikologis pemilihan warna akan berfungsi kepada fungsi dan karakter desain furniture yang diciptakan. Dengan memperdalam analisis dan teori warna dengan literature yang lengkap, maka diharapkan disainer dapat lebih bijak memilih pewarnaan pada furniture. Warna furniture adalah jiwa pemakai sekaligus jiwa dari ruang yang ditempatinya. Menurut Maran L. David dalam bukunya Visual Design in Dress (1987:119) yang dikutip Sulasmi Darmaprawira, 30

20 menggolongkan warna menjadi dua, yaitu earna eksternal ddan internal. Warna eksternal adalah warna yang bersifak fisika atau faali, sedangkan warna internal adalah warna sebagai persepsi manusia, secara manusia melihat warna kemudian pengolahannya diotak dan cara mengekspresikanya 3. g. Semiotika dan Perancangan Pendekatan semiotika dalam sebuah proses perancangan dipilih sebagai landasan berpikir kearah pemaknaan akan semua komponen penyusun karya desain furnitur. Dimana setiap komponen merupakan sebuah tanda yang mewakili suatu sifat, ide atau bahasa sebagai elemen komunikasi kepada pengguna (user). 3. Prinsip Desain Dalam perancangan furniture kursi makan ini tidak terlepas dari prinsip-prinsip desain, Karen prinsip desain merupakan rule atau aturan dasar yang harus diikuti guna mendapatkan desain yang baik. Menurut Adi Kusrianto (2007) prinsip-prinsip desain sebagai berikut : a. Keseimbangan Fungsi dari keseimbangan akan lebih terlihat ketika anda menyatukan pandangan pada sebuah kesatuan (unity) desain yang utuh, sehingga tidak tertangkap kesan berat sebelah, penuh sebelah, ramai sebelah dan seterusnya. Hal itu disebabkan setiap elemen pada susunan visual telah ditentukan oleh ukurannya, kegelapan/ketebalan atau keringanan. Keseimbangan mempunyai 2 pangkal pokok metoda yang biasa dipakai: keseimbangan simetris yaitu 3 Sulasmi Darmaprawira W.A, Warna, Teori dan Kreatifitas Penggunaanya ( Bandung, Penerbit ITB :2002),l 30 31

21 keseimbangan berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar ke arah sisi dan kanan. Keseimbangan asmetris yang merupakan pengaturan yang berbeda dengan berat benda yang sama disetiap sisi bentuk. Warna, nilai, ukuran, bentuk dan tekstur dapat digunakan sebagai unsur balancing. b. Kesatuan Prinsip kesatuan atau unity (pakar lain menyebutkan proximity atau kedekatan) adalah hubungan antara elemen - elemen desain yang semula berdirisendiri serta memiliki ciri - ciri sendiri yang disatukan menjadi satu kesatuan yang baru dan akan memiliki fungsi baru yang utuh. c. Irama Pola berulang menghasilkan Rhythm / Irama, hal itu dihasilkan dan dibuat oleh unsur-unsur yang berbeda-beda dengan pattern yang berirama dan unsur serupa dan konsisten dan mungkin dengan variasi (perubahan dalam bentuk, ukuran, posisi atau elemen) yang menjadi kunci untuk visual ritme 4. d. Penekanan Pada setiap desain dan tata letak mempuyai sebuah stressing (penekanan) dan "keyword" sebagai bagian titik tolak perhatian dari khalayak. 4. Aspek Desain Ruang yang sempit dan terbatas untuk kamar tidur merupakan kondisi yang tak terhindarkan dikawasan urban saat ini. Dengan keterbatasan ruang, pengguna ruangan tersebut tidak dapat merasakan kenyamanan, dengan desain yang portable, ringkas dan multifungsi meja rias ini memungkinkan dapat memberikan kenyamanan saat digunakan. Memberikan fungsi lain yaitu sebagai meja belajar atau meja kerja. 4 Prinsip desain (2015,12 Juni). Diakses dari prinsip-desain-grafis 32

22 5. Pengertian dan Teori Dasar Meja Rias Meja adalah salah satu furniture berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki. Meja sering dipakai untuk menyimpan barang dengan ketinggian tertentu supaya mudah dijangkau saat kita duduk. Meja umumnya dipasangkan dengan kursi. Meja yang umum tidak memiliki laci, tapi jika berlaci dia bisa berbentuk meja rias, lemari meja dengan banyak laci, dan lain sebagainya. Meja yang khusus dipakai untuk bekerja disebut meja tulis atau bangku. Meja hadir dengan beragam bentuk, tinggi, dan bahan pembuat yang ditujukan untuk membangun desain, gaya, dan tujuan penggunaan. Biasanya meja mempunyai struktur permukaan datar dan dasar yang terdiri dari satu kaki atau lebih sebagai penopangnya. Untuk meja dengan satu kaki biasanya digunakan untuk menghias ruang makan. Sementara untuk meja-meja yang panjang biasanya dilengkapi dengan kaki tambahan sebagai dukungannya. Saat ini, meja terdiri dari berbagai bentuk. Ada meja berbentuk persegi panjang, persegi, bulat, dan elips. Masing-masing bentuk meja ini memiliki ketinggian yang disesuaikan dengan kursi yang dipasangkannya. Kebanyakan meja juga dilengkapi dengan pengatur ketinggian sehingga kita bisa menyesuaikannya tingginya yang tepat dengan mudah. Beberapa meja juga didesain secara apik agar bisa dilipat. Meja seperti biasanya digunakan untuk tujuan dibawa ke mana-mana, contohnya berkemah. Penataan meja bisa diletakkan berdiri sendiri ataupun ditempelkan pada dinding. 6. Material Struktur Material struktur menjadi perhatian utama dalam pemilihan furniture penyimpanan. Dengan struktur yang kuat, tentunya furniture dapat digunakan lebih baik dan sesuai konsep keinginan perancangan serta usia penggunaannya pun lebih lama. Setiap material penyusun struktur yang akan dipilih nantinya tentu memiliki kelebihan dan kelemahan masing- 33

23 masing. Sebelum memutuskan untuk pergi ke pengrajin furniture, ada baiknya jika melakukan studi banding dan mengetahui jenis-jenis material yang akan digunakan. Kayu A. Pengertian Kayu Kayu merupakan salah satu material yang paling sering digunakan untuk furnitur. Kayu juga merupakan bahan yang kita dapatkan dari tumbuh tumbuhan dan termasuk vegetasi alam. Komponen terbesar kayu adalah selulosa komponen ini meliputi 70% berat kayu. Komponen lainnya adalah lignin dimana komponen ini meliputi 18% - 28% dari ebrat kayu. Komponen tersebut memberikan sifat keteguhan pada kayu. B. Bagian Kagian Kayu Kulit luar : Lapisan yang berada paling luar dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu Kulit dalam : Lapisan yang ebrada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak, berfungsi mengakut bahan makanan dari daun ke bagian lain. Kambium : Lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan yang ke dalam akan membentuk kayu baru sedangkan yang ke luar akan membentuk sel-sel jangat (kulit) Kayu gubal : Berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian pohon yang lain. Kayu teras : Berasal dari kayu gubal, sel-sel yang sudah kosong dan tua ini berisi zat-zat ekstrasi Galih/hati : Bagian ini memiliki umur paling tua, karena galih (hati) ini sudah ada sejak permulaan kayu tumbuh. Garis teras : Jari-jari retakan yang timbul akibat dari penyusutan pada waktu pengeringan yang tidak teratur. Lingkaran tahun : Lingkaran tahun tumbuh antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan akhir suatu musim, apabila pertumbuhan diameter terganggu oleh musim kemarau karena pengguguran daun ataupun serangan 34

24 serangga/hama, maka lingkaran tahun dapat terdiri lebih dari satu lingkaran tahun dalam satu musim yang sama. Jari-jari : Bagian ini berada dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang, berfungsi sebagai tempat saluran bahan makanan yang mudah diproses di daun guna pertumbuhan pohon. Gambar Bagian pohon Sumber : Google image/bagian pohon C. Jenis Jenis Kayu BJ (berat jenis) : Berat jenis adalah rasio suatu bahan dengan kerapatan air. Simson, et.al, (1999) mengemukakan bahwa berat jenis adalah rasio antara kerapatan kayu dengan kerapatan air pada kondisi anomali air (4,4 derajat Celcius) Berdasarkan volume basahnya, berat jenis kayu akan mencerminkan berat kayunya, berikut klasifikasi berat kayu : a. Kayu dengan berat ringan, bila BJ kayu < 0,3 b. Kayu dengan berat sedang, bila BJ kayu 0,36 0,56 c. Kayu dengan berat berat, bila BJ kayu > 0,56 Keawetan kayu : Keawetan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu deri luar seperti : jamur, rayap, hama, dan makhluk lainnya yang 35

25 diukur dalam waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya satu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yang merupakan sebagai unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak kayu tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu. Ada lima penggolongan kelas keawetan kayu : Kelas awet I :Lama pemakaian kelas awet I dapat mencapai 25 tahun. Kelas awet II : Lama pemakaian kelas awet II adalah tahun Kelas awet III : Lama pemakain kelas awet III adalah tahun Kelas awet IV : Lama pemakain kelas awet IV adalah 5-10 tahun Kelas awet V :Lama pemakain kelas awet V adalah 5 tahun Kelas kekuatan kayu : Kekuatan kayu di Indonesia dihitung berdasarkan berat jenis kayu, keteguhan lengkung mutlak (Klm) dan keteguhan tekan mutlak. Kelas kekuatan I : BJ 0,9 Klm kg/cm² Ktm 650 kg/cm² Kelas kekuatan II : BJ 0,6 - < 0,9 Klm 725 kg/cm² < 1100 kg/cm² Ktm 425 kg/cm² -< 650 kg/cm² Kelas kekuatan III : BJ 0,4 -< 0,6 Klm 500 kg/cm² -< 725 kg/cm² Ktm 300 kg/cm² -< 425 kg/cm² 36

26 Kelas kekuatan IV : BJ 0,3 -<0,4 Klm 300 kg/cm² -< 500 kg/cm² Ktm 215 kg/cm² -< 300 kg/cm² Kelas kekuatan V : BJ < 0,3 Klm < 300 kg/cm² Ktm < 215 kg/cm² Contoh kayu yang sering digunakan pada pembuatan furniture Kayu Jati Kelas awet I, II Kelas Kuat I, II Gambar Kayu jati Sumber : Kayu Merbau Kelas awet I, II Kelas Kuat I, II Gambar Kayu merbau Sumber : 37

27 Kayu Mahoni Kelas awet III Kelas Kuat II, III Gambar Kayu Mahoni Sumber : Kayu Bangkirai Kelas awet I, II, III Kelas Kuat I, II Gambar Kayu bingkirai Sumber : Kayu Kamper Kelas awet II, III Kelas Kuat I, II Gambar Kayu kamper Sumber : Kayu Senokeling Kelas awet I Kelas Kuat II Gambar Kayu senokeling Sumber : 38

28 Kayu Sungkai Kelas awet III Kelas Kuat II, III Gambar Kayu sungkai Sumber : Contoh kayu olahan yang sering digunakan pada pembuatan furniture a. Multipleks Plywood/multipleks merupakan kayu olahan yang relatif lebih kuat dibanding jenis kayu olahan lainnya seperti hdf, mdf, blockboard atau partikel board. Bahan dasar plywood adalah kulit kayu yang berlapis-lapis dan dipress, sedangkan mdf atau hdf adalah serbuk kayu halus yg diproses menyerupai bahan kertas yg tebal dan solid. Multipleks merupakan material kayu yang disusun atas beberapa lapisan kayu sejenisbiasanya kelipatan 3mm, misalnya 9mm, 12mm, 15mm, 18mm. Sebagai material sruktur untuk furniture, multipleks cukup kokoh dibanding kayu sejenisnya. Kelebihan plywood/multipleks adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama. 39

29 Tetapi bukan berarti plywood/multipleks punya daya tahan yang sama kuatnya terhadap cuaca. material ini hanya direkomendasikan untuk perabot di dalam ruangan (indoor). Kelemahan paling besar pada plywood/multipleks terdapat pada sisi tebalnya. Sisi tebal plywood/multipleks merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat kasar. Untuk mendapatkan kehalusan yang baik harus ditambahkan penutup sisi tebal. b. Triplek Plywood atau kayu lapis atau yang lebih dikenal dengan istilah triplek terbuat dari bahan kayu solid yang diproses menjadi beberapa lembaran tipis atau lapisan kayu yang arah seratnya disusun saling melintang antara lembaran bawah dengan lembaran bagian atasnya secara bersamaan dengan perekat khusus di bawah tekanan besar sehingga didapatkan ketebalan tertentu. Dari proses ini maka bahan ini sangat tahan terhadap resiko pecah/retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya. Triplek diproduksi karena kebutuhan akan papan lebar sangat besar dan apabila menggunakan kayu biasa susah didapatkan dan sangat beresiko tinggi terhadap efek penyusutan kayu misalnya melengkung, melintir dan pecah atau retak. Ukuran triplek pada umumnya panjang 244cm, lebar 122cm dan ketebalannya bermacam-macam ukuran. 40

30 Kelebihan triplek adalah karena sangat praktis penggunaannya,daya tahannya terhadap penyusutan kayu serta ukurannya yang panjang dan lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu biasa pada posisi dan kualitas yang sama. Sedangkan kekurangannya adalah triplek tidak punya daya tahan terhadap cuaca yang sama kuatnya dengan kayu biasa sehingga tidak cocok untuk digunakan luar ruangan.bahan bangunan ini hanya direkomendasikan digunakan di dalam ruangan misalnya untuk menyekat ruangan,untuk daun pintu sederhana dan untuk plafon.. Kelemahan paling besar pada triplek adalah pada sisi tebalnya.sisi tebal triplek merupakan bagian yang paling mudah menyerap air dan permukaannya sangat kasar. 7. Bahan Pelapis / Finishing. Apapun bahan dasar struktur yang digunakan untuk furniture penyimpanan, permukaan luarnya harus di finishing agar tampilannya indah.dan juga untuk menutupi beberapa kelemahan kayu dalam hal warna, tekstur dan ketahan dalam hal benturan dan keadaan cuaca. Ada berbagai jenis finishing kayu. Berdasarkan jenis materialnya, finishing untuk kayu solid dan olahan ada 2 jenis, yaitu Transparan dan Non Transparan. a. Lapisan Tranparan Politur Biasanya berbentuk serpihan atau batangan yang dicairkan dengan alkohol. Tetapi ada juga yang siap pakai dengan komposisi alkohol yang tepat. Politur diaplikasikan dengan 41

31 menggunakan kain yang di poles secara berkala pada permukaan kayu. Pengaplikasian politur dapat diulang secara berkala jika warnanya sudah memudar. Nitro Cellulose (NC) Terbuat dari bahan resin NC dan tiner. Bahan ini akan membentuk lapisan film yang tahan air, namun belum kuat untuk menahan goresan maupun benturan fisik. NC di aplikasikan dengan cara semprot (spray) bertekanan udara atau memakai kuas. Melamin Memberikan lapisan film yang lebih baik daripada NC. Permukaan kayu yang dilapis melamik menjadi sangat halus karena pori-pori kayu tertutup. Bahan ini lebih sulit untuk dilapis ulang dan akan berbau menyengat setelah aplikasi. Ada 2 pilihan finishing, yaitu matt dan glossy (mengkilat). Pengaplikasiannya dengan cara semprot atau memakai kuas. Polyurethane (PU) Merupakan jenis finishing yang paling tebal lapisan filmnya. Tampilannya menyerupai lapisan plastik sehingga membuat kayu tidak alami. Daya tahannya terhadap panas dan air sangat baik, membuat PU cocok untuk furniture eksterior. Waterbased lacquer. Menggunakan pencair air murni dan resin yang tertinggal dipermukaan kayu. Lapisannya tahan air dan goresan. Bhan ini lebih disukai oleh para konsumen dari Eropa. b. Lapisan Non Transparan. Material ini akan menutup 100% seluruh permukaan kayu dan menyembunyikan tampak aslinya. Bentuk fisiknya dapat berupa cat duco dan lapisan (laminate) dalam bentu lembaran atau rol. 42

32 Cat Duco Cat Duco adalah methode penyemprotan cat duco pada permukaan furniture. Warnanya bervariasi seperti baturan dan warna-warna menyolok. Cocok untuk furniture bernuansa modern, minimalis dan juga furniture anak. Harganya relatif mahal dan bila sudah dicat, serat asli tidak bisa dikembalikan lagi. Pengaplikasiannya menggunakan semprot atau kuas. Dengan kemajuan tehnologi dan desain sekarang ini, berbagai motif dapat dibuat dari cat ini, seperti motif batu, marmer, motif pecah seribu maupun motif perak, tembaga dan emas. Laminate Laminate adalah metode finishing furniture dengan merekatkan bahan pelapis di permukaan furniture. Proses pelapisan menggunakan lem khusus kayu, seperti lem kuning. Pelapis yang umum digunakan antara lain veneer, PVC, decosit, tacon, HPL. Veneer Terbuat dari serat tipis kayu asli. Motifnya tergantung jenis kayu ; ada motif jati, sungkai, nyatoh, kamper atau mahoni. Furniture yang dibri lapissn ini mirip kayu asli sehingga tampilannya benar2 alami. Dijual dalam bentuk gulungan dengan lebar cm, harganya relatif mahal. PVC (Polyvinyl Carbonate). Merupakan lapisan berbentuk lembaran dan terbuat dari plastik. Permukaannya lebih halus dibanding bahan dari plastik lain, seperti tacon dan decosif. Berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Pilihan warna terbatas, hanya ada coklat dan warna turunannya. Harganya relatif murah. 43

33 HPL (High Pressure Laminate) Terbuat dari campuran Akrilik dan kayu. Lapisan luarnya menyerupai kayu dan mengandung serat-serat kayu, tapi bagian belakangnya akrilik.hpl biasanya berbentuk lembaran ukuran 120 cm x 240 cm dan tebal 3 mm. Variasi motif dan warna cukup banyak serta permukaannya bertekstur. Harga bervariasi tergantung merk dan motifnya.warna polos relatif murah dan paling mahal warnasilver. Keunggulan HPL adalah mengandung unsur kayu, cocok bagi yang ingin menampilkan warna-warna alami kayu. Bahan ini kuat (karena cukup tebal) dan elastis sehingga bisa ditekuk untuk melapisi bagian tepi furniture. 44

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

III. DATA SUMBER PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan. B. Rincian data Perancangan 1. Identifikasi Meja

III. DATA SUMBER PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan. B. Rincian data Perancangan 1. Identifikasi Meja III. DATA SUMBER PERANCANGAN Data Objek Perancangan A. Tabel Data Perancangan Manfaat Data Dalam Perancangan 1 Identifikasi Meja Mengoptimalkan proses perancangan 2 Identifikasi Karakter Kayu Mahoni Keakuratan

Lebih terperinci

DESAIN MEJA RIAS PORTABLE

DESAIN MEJA RIAS PORTABLE DESAIN MEJA RIAS PORTABLE Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Oleh: CYNTHIA KRISTIYANA NIM 41910110022 Jurusan Desain Produk Dosen Pembimbing: Hady Soedarwanto,

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik

Lebih terperinci

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori - teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Perbedaan karya rancangan penulis dengan karya desainer lain berdasarkan riset yang penulis kumpulkan adalah desainer lain ada juga yang membuat rancangan meja

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Sifat Data Utama Penunjang

III. DATA PERANCANGAN. Sifat Data Utama Penunjang A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam bentuk table III. DATA PERANCANGAN 1 2 Rincian Data Data Objek Perancangan Lemari Minimalis Multifungsi Mainan Taplak Gunung Artikel tentang pengertian

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB III DATA ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi dan produk rancangan

BAB III DATA ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi dan produk rancangan BAB III DATA ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi dan produk rancangan Banyaknya aktifitas harian dirumah sering kita lakukan waktu luang itu dengan memanjakan diri menjadi

Lebih terperinci

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn

JENIS PAPAN KAYU. Eko Sri Haryanto, M.Sn JENIS PAPAN KAYU Eko Sri Haryanto, M.Sn 1. Solid ( kayu utuh ) Kayu utuh yang tidak dibentuk dari sambungan atau gabungan, kayu solid yang cukup populer di Indonesia al; kayu jati, sungkai, nyatoh, ramin,

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN 1. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. DATA TENTANG FUNGSI PERANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang nantinya akan diangkat ke dalam desain box set.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Lemari penyimpanan yang beredar di indonesia kini sudah banyak sekali, mulai dari lemari ukuran besar, lemari super mini, tempat tidur yang memiliki fungsi ganda

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu :

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. karna beberapa faktor yang mendukung dalam pemakaian bahan plywood tersendiri yaitu : BAB IV KONSEP PERANCANGAN 1. Tataran Lingkungan Tanggung jawab karya pada lingkungan Penggunaan material plywood pada karya ini memang terdengar relatif murah dan berkualitas. Karena pada plywood sendiri

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari

BAB II METODE PERANCANGAN. Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Mebel atau Furiture merupakan perlengkapan atau barang seperti kursi, meja, lemari yang memiliki fungsi di dalam ruangan. Sedangkan arti kata MEBEL berasala dari

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) Sebuah produk tidaklah ada yang benar benar asli dari hasil pemikiran. Melainkan ada pengembangan atau inovasi inovasi baru dari produk yang sudah ada.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Perancangan rak buku yang dibuat memiliki orisinialitas sendiri berdasarkan sistematika dan pemilian warna yang contrast. Berbahan dasar multiplek, dan dilapisi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1: Sumber: www.yuki-myst.deviantart.com Pada desain kursi ini mengutamakan kenyamanan dan kemudahan bagi pengguna. Kenyaman bentuk bersandar untuk penggunanya

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN

III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan III. DATA PERANCANGAN Rincian Data Sifat Data Manfaat Data Dalam Perancangan Utama Penunjang 1 Data Objek Perancanan Lampu Ruang Belajar Sebagai referensi dan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi daripada furnitur dan aksesoris yang dibuat adalah untuk membantu setiap tamu untuk melakukan aktifitas meditasi, sehingga furnitur berupa sarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Studi Saat ini, keterbatasan lahan dan biaya menyebabkan masyaratkat Indonesia semakin sulit untuk menemukan dan membuat rumah dengan luasan yang cukup besar,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Meskipun perempuan tinggal di tempat tinggal yang kecil mereka membutuhkan furniture untuk segala perlengkapannya khususnya perlengkapan kecantikan seperti

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi dan bentuk furnitur yang dibuat adalah membuat setiap pengunjung yang datang ke restoran ini menjadi nyaman dan dapat menikmati waktunya.konsep dasar

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. kayu olahan berupa tripleks. Dengan menggunakan bahan baku yang sudah mengalami BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Meja kerja multifungsi ini memiliki hal penting yang terdapat pada perancangan adalah keterkaitannya dengan tataran lingkungan yang mengutamakan

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Bentuk sebuah furnitur adalah pertimbangan penting dalam lingkungan internal.bentuk furnitur dirancang berdasarkan tiga prinsip, yakni keadaan stabil, seimbang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Rak Penyimpanan Sepatu Gambar 4.1 Hasil Perancangan Rak Sepatu 4.1.1 Fungsi Bentuk Bentuk yang diambil sebagai inspirasi dari perancangan rak sepatu adalah binatang kelinci. Binatang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Bahan kayu yang digunakan pada laci berhubungan dengan tataran lingkungan karena ramah lingkungan. Kayu yang digunakan merupakan kayu olahan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Keterhubungan hasil rancangan dengan lingkungan yaitu penggunanaan bahan multipleks lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Produk Sejenis Produk meja dan kursi belajar dari P kolino ini memiliki desain yang unik dengan meja dan kursi yang dapat menyatu. Pemilihan bentuk yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Agar tidak ditemukan orisinalitas dalam pembuatan karya desain, penulis mencari referensi terlebih dahulu mengenai bentuk meja yang akan penulis buat. Bentuk meja

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan / Komunitas Berdasarkan latar belakang dan data mengenai aspek fungsi dalam perancangan yang sebelumnya sudah penulis paparkan, maka pada tataran lingkungan

Lebih terperinci

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan

Macam Kayu Menurut Susunannya. Pengetahuan Bahan Macam Kayu Menurut Susunannya Pengetahuan Bahan Bagian Melintang Permukaan Kayu KAYU MASAK Gambar ini menunjukkan pohon yang mempunyai kayu gubal dan kayu teras, dengan nama lain pohon kayu teras Perbedaan

Lebih terperinci

V ULASAN KARYA PERANCANGAN

V ULASAN KARYA PERANCANGAN V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep perancangan Konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu. Dengan menggunakan definisi pembentukan

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain BAB 4 Konsep Desain 4.1 Fungsi Bentuk Dalam perancangan furnitur dan aksesoris pada lobi hotel Artotel ini, rancangan furnitur yang dibuat yaitu kursi, coffee table, dan stool, sedangkan untuk aksesoris

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Beauty case adalah kotak untuk menyimpan dan membawa berbagai alat kosmetik. Beauty case ini tersedia dalam berbagai ukuran masing-masing terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

BAB 4. Konsep Desain

BAB 4. Konsep Desain BAB 4 Konsep Desain 4.1 Fungsi Bentuk Pada perancangan furnitur dan aksesoris interior ini inspirasi bentuk yang diambil adalah dari bentuk aksen-aksen yang terdapat pada arsitektur Bali yaitu aksen pada

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Meja dan Kursi merupakan salah satu media yang bisa digunakan dalam hal belajar dan bermain. Diantara

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Bagi pengrajin furniture tradisional, rel pada sebuah laci memiliki peran yang penting sebagai penghubung antara laci dengan benda furniture yang memiliki ruang

Lebih terperinci

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001 A DESKRIPSI PRODUK Simple Wall Shelf berukuran jadi 1.200 x 200 x 50 mm. Ukuran panjang dan lebar bisa ditambah/dikurangi sesuai dengan rencana penempatan anda. Varian ukuran panjang adalah 1.000 1.400mm,

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Spesifikasi, dimensi dan bentuk serta rancangan Fasilitas Fisik pada gerbong kepresidenan dari segi ergonomi sebagai berikut : - Meja Kerja Meja kerja memiliki

Lebih terperinci

4. Behavioral ( Kebiasaan ) Saat bermain anak sangat aktif, senang berlarian, melompat, memiliki imajinasi yang kuat, tidak cepat lelah, dan tidak bisa diam dalam satu tempat. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1.

Lebih terperinci

1. ANGZDORR MOLDED PANEL SERIES

1. ANGZDORR MOLDED PANEL SERIES ANGZDOORS CENTER ANGZDORR Molded Panel Series w w w. a n g z c o m m e r z. c o m 1. ANGZDORR MOLDED PANEL SERIES adalah merupakan daun pintu panel yang terbuat dari satu cetakan tanpa sambungan yang sudah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Sumber daya manusia (karyawan/tenagakerja) adalah unsur terpenting dan paling kompleks yang perlu

Lebih terperinci

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal

1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 1. Kurangnya support dari INDUSTRI PENDUKUNG KAPAL khususnya Perabotan atau furnitur kapal 2. BELUM ADA SPESIFIKASI tentang FURNITUR KHUSUS KAPAL 3. PROSPEK dan PELUANG USAHA yang CERAH untuk PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN A. OBJEK REFRENSI Gambar 5.1 : objek refrensi Objek refensi pada meja ruang tamu dan bangku santai dan funiture multifungsi yang berguna untuk tempat hidangan para tamu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. ULASAN PRODUK SEJENIS Dalam perancangan desain ini merupakan peluang dari pengembangan desain sejenis yang telah ada lebih dulu. Pengembangan dilakukan dari

Lebih terperinci

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Didesain agar nyaman dan tahan lama. Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang

Lebih terperinci

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik.

5. Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas. 6. Mampu menahan paku dan sekrup lebih baik. BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan material plywood sebagai bahan utama pembuatan Rak display sepatu ini didasari dari kebanyakan furniture yang telah banyak beredar di masyarakat,

Lebih terperinci

V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain furniture dengan tujuan untuk pemberian nilai baru dengan menggunakan desain mainan tradisional yang sekarang sudah jarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU A. Bagan Proses Penciptaan Ide Studi Literatur Eksplorasi - Observasi - Dokumentasi - Pemilihan Media - Teknik Improvisasi Perancangan Bentuk Proses Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

BAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas

BAB pagi 2 dini hari Kegiatan. Makan, minum, bersantai, bertemu teman. Menengah ke atas Fasilitas BAB 3 3.1 Konsep Desain Konsep yang digunakan pada desain Restoran Eclectic adalah konteporer, dimana memadukan antara konsep sebuah restoran dan bar. 3.1.1 Analisa data Kafe Eclectic Peak Hour Rabu-Sabtu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku

BABII TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku BABII TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang teori dari beberapa sumber buku seperti buku - buku laporan tugas akhir dan makalah seminar yang digunakan sebagai inspirasi untuk menyusun konsep penelitian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP RE DESAIN RANCANGAN

BAB 5 KONSEP RE DESAIN RANCANGAN BAB 5 KONSEP RE DESAIN RANCANGAN 5.1 KONSEP BENTUK Konsep bentuk furnitur dan aksesoris pesrpustakaan SMA Global Prestasi ini bertema Flexicool yang merupakan perpaduan bentuk geometris dengan fungsi fleksibel

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORSINALITAS Partisi Ruangan adalah salah satu furnitur yang memiliki fungsi sebagai pembatas antara ruang yang sifatnya portable dan flexible agar mudah saat dipindahkan. Pada

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN Dalam proses perancangan desain gerobak kopi keliling renceng sepeda ini, digunakan metode yang merujuk pada konsep perancangan. Sebuah konsep dalam proses perancangan dirasa

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNISSPB

SPESIFIKASI TEKNISSPB SPESIFIKASI TEKNISSPB 1. ALMARI BAWAH TANGGA Panjang x lebar x tinggi : +3890 x 415 x 2240 mm Pintu dari MDF dengan tebal 14-15 mm permukaan di lapisi vener kayu Oak, dengan bantuan lem urea (UF) yang

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep Desain Konsep kantor kaskus itu sendiri adalah community dan memperkuat filosofi work-play yang mengedepankan area publik, lalu area ruang kerja sebagai mesin utama

Lebih terperinci

Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber)

Kayu. Umum. TKS 4406 Material Technology I. (wood or timber) TKS 4406 Material Technology I Kayu (wood or timber) Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya Umum Kayu merupakan hasil hutan dari

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Mebel atau furnitur adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua barang seperti kursi, meja, dan lemari. Mebel berasal dari kata movable, yang artinya bisa bergerak.

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN 3.1. Tabel Data Perancangan Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Utama Penunjang Perancangan Sudah Belum Data Objek Dan Teknik Perancangan Pedoman Spesifikasi

Lebih terperinci

sebagainya. Hal ini jangan terjadi sampai mengalami pengeluaran yang melebihkan anggaran yang nantinya akan menimbulkan kerugian. 32 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 TATARAN LINGKUNGAN Pengunaan material

Lebih terperinci

Kayu lapis Istilah dan definisi

Kayu lapis Istilah dan definisi Standar Nasional Indonesia Kayu lapis Istilah dan definisi (ISO 2074:2007, IDT) ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Jenis kayu lapis...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS BAB IV KONSEP PERANCANGAN Lingkungan yang akan digunakan adalah perumahan, rumah yang berukuran sedang keatas. Ditaruh di ruangan seperti kamar ataupun juga bisa ditaruh

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN Dalam melakukan pembelian produk konsumen tidak mengetahui produk edisi terbaru hold project, konsumen mengeluhkan untuk mencari produk edisi terbaru, dikarenakan

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Darmono, Martono, dan Sutiman Analisis Situasi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, reka oles atau finishing

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Kursi Santai Dengan Rak Buku Sumber : Julianto, 2016 Gambar di atas adalah kursi santai karya sejenis yang dilengkapi dengan rak buku dibawahnya untuk

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Pengertian Furniture secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Pada era modern saat ini banyak sekali produk pengembangan untuk menunjang kebutuhan aktivitas bermain anak. Mulai permainan melatih otak, fisik sampai anak dapat

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU

PENGETAHUAN DASAR KAYU PENGETAHUAN DASAR KAYU Mata Kuliah Struktur Bangunan 1 Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan selalu dibutuhkan. Dari

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci