BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, Rusia, dengan
|
|
- Suhendra Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, Rusia, dengan panjang garis pantainya kilometer. Dua pertiga dari luas wilayah Indonesia adalah lautan dengan pulau. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya dengan wisata baharinya dan banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Di antara wisata-wisata bahari yang menarik untuk dikunjungi wisatawan adalah pantai. Pantai merupakan wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan. Bentuk pantai yang bermacam-macam merupakan akibat dari proses yang terjadi secara terus menerus, seperti pengangkutan, pengendapan dan pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga ada pantai dengan ombak yang besar, berpasir putih, mempunyai permukaan yang landai atau bahkan sedikit curam. Setiap pantai memiliki keunikan dan keindahan tersendiri seperti Pantai Sanur, Pantai Kuta dan Pantai Jimbaran yang berpasir putih, cocok untuk berjemur serta berenang. Selain itu pantai-pantai di Indonesia telah lama menjadi objek wisata yang diminati oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Jumlah wisatawan mancanegara terus meningkat dari tahun ke tahun dan hal ini turut meningkatkan penerimaan devisa negara. Berdasarkan data Bank Indonesia, tahun 2013 jumlah devisa yang masuk sebesar US$9,337 miliar, sedangkan tahun sebelumnya (2012) 1
2 2 penerimaan devisa sebesar US$8,324 miliar dan pada tahun 2011 sebesar US$7,997 miliar. Dilihat dari data Badan Pusat Statistik, sepuluh provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan mancaneganara adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat ( Salah satu pantai yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri ada di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pesisir Selatan adalah salah satu dari 19 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, dengan luas wilayah 5.749,89 kilometer persegi. Wilayahnya terletak di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat, memanjang dari utara ke selatan dengan panjang garis pantai 234 kilometer. Kabupaten Pesisir Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kota Padang, sebelah timur dengan Kabupaten Solok dan Provinsi Jambi, sebelah selatan dengan Provinsi Bengkulu dan sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Ibukota Kabupaten Pesisir Selatan adalah Kota Painan yang mempunyai jarak kurang lebih 75 kilometer dari Kota Padang. Topografi kotanya seperti kue mangkuk, kotanya berada di sekeliling bukit-bukit hijau dan di sebelah baratnya terbentang lautan samudera yang jernih. Di kawasan ibukota Kabupaten Pesisir Selatan inilah terdapat sebuah objek wisata pantai yang sangat indah yakni objek wisata Pantai Carocok. Pantai ini memiliki pasir putih serta air jernih, memiliki tepi pantai yang landai, sehingga bisa untuk berenang bagi anak-anak dan orang dewasa. Pantai ini berhadapan dengan dua buah pulau yaitu Pulau Kereta dan Pulau Cingkuak dan di antara Pantai Carocok dengan Pulau Kereta terdapat jembatan yang menghubungkan antara keduanya. Pulau Cingkuak merupakan
3 3 saksi sejarah kolonial di Kabupaten Pesisir Selatan, yang pada masa itu merupakan pusat perekonomian dan pelabuhan pantai barat Sumatera. Pada objek wisata Pulau Cingkuak yang mempunyai luas 4,5 hektar ini, terdapat sebuah Benteng Portugis dan Prasasti Madame Van Kempen. Pulau Cingkuak ramai dikunjungi wisatawan di samping para pelajar yang melakukan kegiatan alam seperti camping, hiking. Balai Arkeologi yang berkedudukan di Medan biasanya juga mengadakan penelitian setiap tahunnya. Selain indah, Pantai Carocok juga sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet umum, musholla dan lokasi parkir yang cukup memadai, warung-warung makan, penjual makanan kecil dan penjual aksesoris. Sumber: Gambar 1.1 Peta Kabupaten Pesisir Selatan
4 4 Sumber: Gambar 1.2 Lokasi Pantai Carocok Painan Sumber: Gambar 1.3 Objek Wisata Pantai Carocok Painan Beberapa potensi objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan dapat di lihat pada Tabel 1.1
5 5 Tabel 1.1 Objek Wisata di Kabupaten Pesisir Selatan No Lokasi Objek Wisata Kecamatan IV Jurai 1. Air Terjun Timbulun 2. Bukik Langkisau 3. Pemandian Batu Biduak 4. Pulau Kereta 5. Pantai Carocok 6. Pulau Cingkuak (Benteng Belanda dan Makam Van Kempen) 7. Pulau Kasiak 8. Pulau Semangki Gadang 9. Pulau Semangki Kecil 10. Pulau Batu Dandang 11. Pulau Aur Gadang 12. Pulau Aur Ketek 13. Pulau Penyu 2. Kecamatan Batang Kapas 1. Pemandian Lubuak Kuali 2. Pemandian Jalamu 3. Pulau Batu Nago 4. Teluk Tempurung 3. Kecamatan Bayang 1. Air Terjun Bayang Sani 2. Pulau Nibung 3. Makam H. Ilyas Yakub 4. Kecamatan Bayang Utara 1. Jembatan Akar 2. Makam Syekh Jamil 3. Situs Kursi Rajo 5. Kecamatan Sutera 1. Bukik Taratak 2. Pulau Gerabak Kecil 3. Pulau Gerabak Gadang 6. Kecamatan Ranah Pesisir 1. Air terjun Sei Liku 2. Air Terjun Palangai Gadang 3. Pantai Sumedang 7. Kecamatan Koto XI Tarusan 1. Pulau Babi 2. Pulau Kumbang 3. Pulau Putik Sanggua 4. Pulau Setan 5. Pulau Setan Kecil 6. Pulau Nyamuk 7. Pulau Marak Besar 8. Pulau Marak Kecil 9. Pulau Cubadak 10. Pulau Pagang 11. Pulau Bintagor 12. Pulau Bintagor Kecil 13. Situs Kursi Rajo
6 Kecamatan Lengayang 1. Pulau Gosong 2. Mesjid Al-Imam 3. Rumah Percetakan Uang 9. Kecamatan Linggo Sari Baganti 1. Pulau Beringin 2. Pulau Katang-katang 10. Kecamatan Pancung Soal 1. Makam Rajo inderapura 2. Makam Tuan Berdarah Putih 11. Kecamatan Lunang 1. Rumah Gadang Mande Rubiah, Makam Bundo Kanduang Dan Makam Cindua Mato Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan Menurut data yang tertera pada Tabel 1.1, dapat dilihat 70 persen objek wisata di Kabupaten Pesisir Selatan berupa pulau. Hal ini menggambarkan begitu banyak objek wisata pantai di Kabupaten Pesisir Selatan yang mengelilingi pulaupulau tersebut, sehingga banyak wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai, datang untuk berlibur ke daerah ini. Hal ini juga dapat dilihat dari arus wisatawan domestik yang datang ke Kabupaten Pesisir Selatan terus meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara ke Kabupaten Pesisir Selatan hingga tahun 2013 mencapai wisatawan, melebihi target yang diperkirakan sampai tahun Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Arus Wisatawan Yang Berkunjung Ke Kabupaten Pesisir Selatan Selama Sembilan (9) Tahun Terakhir No Tahun Asing Domestik Jumlah
7 Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan Adanya destinasi pariwisata di suatu daerah dapat memberikan peluang kepada daerah tersebut untuk menjadi media pemenuhan kepuasan psikis dan fisik yang dibutuhkan setiap manusia. Selain itu banyak keuntungan yang bisa diraih oleh suatu daerah yang menjadi tujuan destinasi pariwisata, salah satunya adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata sebagai upaya pengentasan kemiskinan Objek wisata Pantai Carocok Painan ini selain dapat memberikan hiburan dan kepuasan bagi pengunjungnya juga dapat meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi objek wisatanya. Oleh karena Pantai Carocok Painan merupakan sebuah aset yang bisa meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Pesisir Selatan, maka pemerintah perlu mengoptimalkan penggunaan maupun pemanfaatan aset daerah ini melalui manajemen aset yang baik. Menurut Siregar (2004: ) dalam manajemen aset ada 5 tahapan kerja yang saling berhubungan dan terintegrasi yakni inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset). Tahapan kerja penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai yang hasil penilaiannya nanti dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, salah satunya adalah untuk optimalisasi aset tersebut. Optimalisasi aset bertujuan untuk mengoptimalkan
8 8 potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Potensi objek wisata Pantai Carocok Painan yang unik dan indah serta dikunjungi oleh banyak wisatawan merupakan faktor pendukung bagi upaya optimalisasi pengelolaan objek wisata Pantai Carocok Painan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui nilai ekonomi dari objek wisata Pantai Carocok Painan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk beberapa manfaat di antaranya untuk aspek pertimbangan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi, penggunaan dan pemanfaatan objek wisata Pantai Carocok Painan guna memberikan pendapatan sektor pariwisata bagi daerah. Dalam hal ini, penilaian didasari dengan 3 metoda yakni travel cost method, contingent valuation method, dan income approach Pertanyaan penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berapakah nilai ekonomi objek wisata Pantai Carocok berdasarkan metoda travel cost method, contingent valuation method dan income approach?. 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah kunjungan dan kesediaan membayar atas objek wisata Pantai Carocok di Kabupaten Pesisir Selatan?. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang valuasi ekonomi aset sudah banyak dilakukan, namun penelitian tentang valuasi ekonomi Pantai Carocok Painan belum pernah dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian terdahulu tentang valuasi ekonomi aset publik baik di dalam maupun di luar negeri dapat dilihat pada Tabel 1.3.
9 9 Tabel 1.3 Penelitian-Penelitian Sebelumnya No Peneliti Objek Variabel Metoda Hasil Penelitian : Nilai Ekonomi Objek sebesar Dyack dan Rolfe (2007) 2. Subagyo (2008) Kawasan Das Murray (Coorong dan Hutan Nasional Barmah Australia) Objek wisata air Bojongsari di Purbalingga Jumlah kunjungan, wtp, kondisi demografi, persepsi pengunjung, lama perjalanan, dan lama kunjungan. Perubahan tingkat pertumbuhan pendapatan, tingkat pertumbuhan konstan, tingkat diskonto dengan sensitivitas lebih tinggi terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan. Travel cost method dan contingent valuation method Pendekatan pendapatan dengan metoda kas terdiskonto 1. TCM Barmah sebesar $13 Milyar. 2. TCM Coorong sebesar $57 Milyar. 3. CVM Barmah nilai rekreasi per individu $ CVM Coorong $237. Estimasi nilai Owabong Rp ,61 sampai dengan Rp , Sumarno (2009) Taman Pintar Yogyakarta 4. Yasa (2010) Alun-alun selatan di Yogyakarta Umur, tingkat pendidikan dan persepsi kualitas substitusi. Jumlah kunjungan, biaya perjalanan, pendapatan, usia, dan lamanya pendidikan. Travel cost method Travel cost method dan contingent valuation method Estimasi surplus konsumen Taman Pintar Rp /individu per kunjungan. 1. TCM sebesar Rp s/d Rp CVM sebesar Rp /tahu n (WTP) dan Rp /tahu n (WTA).
10 Hakim, Subanti dan Tambunan (2011) 6. Iawitardiya nto (2011) 7. Masdjaya (2011) Wisata Alam Rawapening, Jawa Tengah Pantai Kuwaru Kab. Bantul Yogyakarta Pantai Alam Indah di Tegal Variabel CVM: jumlah tawaran nominal; pendapatan; pendidikan. Variabel TCM: pengalaman untuk mengunjungi; biaya perjalanan; pendapatan; usia; persepsi. Biaya perjalanan, pendapatan, umur, pendidikan, dummy substitusi dan jarak. Biaya perjalanan, pendapatan, umur, kualitas dan ada tidaknya substitusi. Travel cost method dan contingent valuation method Travel cost method dan contingent valuation method Travel cost method dan contingent valuation method Nilai ekonomi wisata Rawapening adalah Rp7,41 milyar untuk surplus konsumen dan Rp1,65 milyar untuk total benefit per tahun. 1. TCM sebesar Rp s/d Rp CVM sebesar Rp Interval surplus konsumen Rp s/d Rp /individu per kunjungan. 8. Purwanto (2011) Pantai Widuri Water Park Kabupaten Pemalang Pendapatan, pedidikan, umur, persepsi kualitas WWP, persepsi substitusi dan alasan berkunjung. Contingent valuation method dan income approach 1. Nilai ekonomi Rp Nilai WTP Rp43.796/individu per kunjungan. 3. WTP lebih tinggi dari harga tiket Rp12.796/individu per kunjungan. Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian, waktu penelitian, serta penelitian ini
11 11 menggunakan tiga metoda sekaligus untuk satu objek penilaian (travel cost method, contingent valuation method dan income approach). Objek penelitian ini berlokasi di Pantai Carocok Painan yang terletak di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Waktu penelitian dilakukan bulan Februari sampai dengan Maret Variabel dependent pada travel cost method adalah jumlah kunjungan, pada contingent valuation method adalah kesediaan membayar (willingness to pay). Variabel independent pada travel cost method dan contingent valuation method yang digunakan adalah sama yakni biaya perjalanan, pendapatan, waktu, umur, persepsi kualitas, dan adanya substitusi dari lokasi lain. Untuk metoda income approach (pendekatan pendapatan) dilihat dari beberapa laporan pengelolaan objek wisata Pantai Carocok Painan dan diaplikasikan dengan analisis model discounted cash flow yang akan menghasilkan nilai ekonomi objek wisata Pantai Carocok Painan. Ketiga metoda ini akan menghasilkan valuasi ekonomi yang diberikan konsumen pada objek wisata Pantai Carocok Painan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan antara lain. 1. Mengestimasi nilai ekonomi objek wisata Pantai Carocok Painan Kabupaten Pesisir Selatan dengan travel cost method, contingent valuation method dan income approach (pendekatan pendapatan).
12 12 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan dan jumlah kesediaan membayar pengunjung ke objek wisata Pantai Carocok Painan Manfaat penelitian Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. pemerintah daerah, untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan dan optimalisasi aset dalam target pendapatan dari objek wisata Pantai Carocok Painan; 2. investor, untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan investasi terkait dengan objek wisata Pantai Carocok Painan; 3. peneliti, agar menjadi referensi untuk penelitian penilaian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini dibagi menjadi empat bab dengan sistematika penulisan. Bab I berisi latar belakang, keaslian penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II terdiri dari tinjauan pustaka, landasan teori serta alat analisis. Bab III mendeskripsikan mengenai cara penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Bab IV berisikan kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. Bangkitnya era otonomi daerah semakin memberikan peluang kepada setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangkitnya era otonomi daerah semakin memberikan peluang kepada setiap daerah untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Pemerintah daerah memiliki kuasa penuh
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. karena Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pariwisata kini menjadi salah satu sektor yang diandalkan oleh pemerintah untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan devisa negara dan mencari terobosan di sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai sebagai suatu ekosistem yang unik memiliki berbagai fungsi yang mampu memberikan manfaat bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Manfaat yang diberikan oleh
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh sektor pariwisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, sektor pariwisata memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata masih menjadi basis perekonomian Provinsi Bali. Pariwisata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata masih menjadi basis perekonomian Provinsi Bali. Pariwisata Bali perlu dikembangkan lagi agar manfaat ekonomi yang diberikan lebih optimal. Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. dengan tahun 2004 mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata internasional mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah, dengan tahun 2004 mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran sebesar US$623 miliar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman alam, budaya, dan seni yang khas di pulau Bali tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman alam, budaya, dan seni yang khas di pulau Bali tidak dapat dipisahkan dari kegiatan keagamaan atau peribadatan masyarakatnya sebagai bentuk sikap kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam. Keberagaman potensi alam, flora, fauna serta berbagai macam budaya, adat istiadat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon memiliki keragaman
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan Salah satu sektor industri yang berpotensi untuk dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber daya alam. Berada pada daerah beriklim tropis menjadikan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan
Lebih terperinciPENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
PENGELOLAAN OBJEK WISATA PANTAI CAROCOK PAINAN OLEH PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai objek wisata, seperti yang
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. Upaya Pemerintah Kabupaten Malang meningkatkan kunjungan wisata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Pemerintah Kabupaten Malang meningkatkan kunjungan wisata menuai hasil. Tahun 2014, jumlah kunjungan wisata ke wilayah Kabupaten Malang pemindahan hampir mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keindahan luar biasa dengan keanekaragaman budaya dan kesenian yang berbeda-beda di masing-masing daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Objek pariwisata dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata didefinisikan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara dengan banyak tempat wisata alam alami tanpa ada sentuhan tangan manusia sedikitpun. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang perkembangannya memicu sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain menghasilkan produk-produk yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia tetap bertumbuh walaupun pertumbuhan perekonomian global terpuruk, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern, paradigma pembangunan saat ini cenderung mengarah pada sustainable development. Sustainable development merupakan pembangunan yang memperhatikan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang
Lebih terperinciLAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) TAHUN ANGGARAN 2015 KABUPATEN PESISIR SELATAN
LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPj) TAHUN ANGGARAN 2015 KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii v x BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendorong terwujudnya Good governance. Kota Blitar merupakan salah satu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah yang semakin meluas di Indonesia memberikan dampak yang positif dan negatif terhadap kondisi lingkungan. Otonomi daerah merupakan proses pelimpahan kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pantai. Sumatera barat terletak disepanjang pesisir barat pulau Sumatera sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan banyak pilihan wisata pantai. Sumatera barat terletak disepanjang pesisir barat pulau Sumatera sehingga tidak mengherankan
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang menjadi faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Bahkan tidak berlebihan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. nilai ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang melimpah, keindahan panorama alam, keanekaragaman flora dan fauna, keragaman etnis budaya, serta berbagai peninggalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Variasi bahasa sangat beragam ditemukan dalam masyarakat. Ketika seseorang berinteraksi akan tampak perbedaan satu dengan lainnya. Perbedaan tersebut biasa dilihat
Lebih terperinciKAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi perekonomian masyarakatnya. Tidak heran jika dewasa ini banyak masyarakat bersikap positif untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum Nasional Republik Indonesia adalah sebuah museum yang terletak dijakarta Pusat tepatnya Jalan Merdeka Barat 12. Museum Nasional Republik Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam dengan berbagai manfaat baik manfaat yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung berupa produk jasa lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan dan investasi senantiasa menjadi dua sektor pendulang pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan dan investasi senantiasa menjadi dua sektor pendulang pendapatan negara. Pada sektor pariwisata sangat perlu diperhatikan dengan seksama, karena tanpa kita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata di berbagai penjuru dunia semakin berkembang dan menjadi salah satu pemasukan bagi negara. Menurut Bappenas (2010) pada awalnya pariwisata hanya dinikmati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai peringkat kedua Best of Travel 2010 (http://www.indonesia.travel).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan daerah tujuan wisata terdepan di Indonesia. The island of paradise, itulah julukan yang disandang Pulau Dewata. Siapa yang tidak tahu Bali, sebagai primadona
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa penyerapan tenaga kerja dan berkembangnya kegiatan perekonomian pendukung pariwisata seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan gejala sosial yang sangat kompleks yang tak terpisahkan dari aspek kehidupan sosial, psikologis, ekologisdan ekonomi masyarakat.hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang tepat dalam meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat baik lokal maupun global. Pariwisata mempunyai dampak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi salah satu sektor pembangunan yang terus digalakkan dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Di Indonesia sektor pariwisata telah menjadi komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan penghasil devisa yang cukup besar untuk negara disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam meningkatkan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, tetapi juga lokal eksposur dan advokasi serta membantu membentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengalaman terhadap perjalanan wisata secara efektif meningkatkan loyalitas pengunjung terhadap pariwisata. Dalam mendukung ide ini, Huang (2009) menyatakan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Contingent Valuation Method (CVM) merupakan metode valuasi sumber daya alam dan lingkungan dengan cara menanyakan secara langsung kepada konsumen tentang nilai manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bali merupakan sebuah pulau kesatuan wilayah dari Pemerintah Propinsi yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 Km². Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 Kota madya dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sabang merupakan salah satu daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang wilayahnya berbentuk kepulauan dan berada di wilayah paling barat Negara Kesatuan Republik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan alam ini, hampir merata terdapat di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata disuatu daerah akan menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan
Lebih terperinci1.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam & PUSPARI Universitas Sebelas. 2.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS KEUNIKAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN DI OBYEK WISATA BUKIT CINTA KABUPATEN SEMARANG Sri Subanti 1, Arif Rahman Hakim 2, Mulyanto 3. Nughthoh Arfawi 4 1.Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini menjadi bagian yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan jaman menuju arah yang lebih
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN. Loka Yogyakarta, total willingness to pay 110 responden untuk
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data primer yang di peroleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. udara bersih dan pemandangan alam yang indah. Memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungan seperti hutan lindung sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam dengan beragam manfaat, berupa manfaat yang bersifat langsung maupun manfaat tidak langsung. Produk hutan yang dapat dinikmati secara
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Menurut undang-undang No. 10 tahun 2009, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI
ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kompleks dan produktif (Odum dan Odum, 1955). Secara alami, terumbu karang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Terumbu karang merupakan ekosistem laut dangkal tropis yang paling kompleks dan produktif (Odum dan Odum, 1955). Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak
Lebih terperinciVALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI AMAL : APLIKASI TRAVEL COST METHOD (TCM)
VALUASI NILAI EKONOMI WISATA PANTAI AMAL : APLIKASI TRAVEL COST METHOD (TCM) Sulistya Rini Pratiwi Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan Email: 1) miss.rainy@ymail.com Abstrak: Kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sekitar 4,7 juta pembaca majalah Time yang terbit di Amerika Serikat menetapkan Bali sebagai pulau wisata terbaik di Dunia. Demikian pula organisasi Travel Leisure di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari pemerintah Republik Indonesia karena sektor ini merupakan penghasil devisa bagi negara. Walaupun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 16 November 1972 adalah warisan dari masa lampau, yang dinikmati saat ini dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Warisan budaya atau cultural haritage berdasarkan Konvensi UNESCO 16 November 1972 adalah warisan dari masa lampau, yang dinikmati saat ini dan akan diteruskan kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata di Indonesia pada saat ini mulai berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan untuk memuaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai kekayaan alam dan budaya yang sangat beragam. Kurang lebih tujuh belas ribu pulau yang tersebar di seluruh Nusantara menjadikan Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Riau, khususnya Pekanbaru sangat meningkat. Pekanbaru merupakan Kota dengan pertumbuhan dan perkembangan tertinggi di Indonesia. Kota yang diprediksi
Lebih terperinciKecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa
Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pariwisata di Indonesia saat ini tumbuh sangat cepat dan memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang perekonomian Indonesia. Pencapaian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang berlapis karang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Gili Trawangan Gili Trawangan merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di pinggir pulau Lombok. Dahulunya pulau ini merupakan pulau yang pernah dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terdiri dari 34 provinsi (Data Kemendagri.go.id, 2012). Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat
Lebih terperinciDISUSUN OLEH ; KASUBAG PERENCANAAN, PELAPORAN DAN KEUANGAN YULNARTI, SE, M.Si
DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2015 DISUSUN OLEH ; KASUBAG PERENCANAAN, PELAPORAN DAN KEUANGAN YULNARTI, SE, M.Si DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman i BAB I PENDAHULUAN I-1 A. TUGAS POKOK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang memiliki peran penting terhadap perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber devisa. Industri pariwisata merupakan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah menjadi sumber pendapatan daerah yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara administratif, Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 122.956 Ha, yang terdiri atas 78.619 Ha daratan
Lebih terperinci