α 0, j = 1,2,,m (1) dengan,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "α 0, j = 1,2,,m (1) dengan,"

Transkripsi

1 PEMODELAN ANGKA KEJADIAN PENYAKIT INFEKSI TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI KABUPATEN SORONG SELATAN (PROVINSI PAPUA BARAT) DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) Nama : Maylita Hasyim NRP : Dosen Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Abstrak Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan Mycobacterium Tubercolosis yang menyerang organ paru-paru. Sampai saat ini TB Paru masih termasuk kategori sepuluh besar penyakit penyebab kematian di Indonesia, sehingga perlu mendapat penanganan khusus guna mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang diakibatkannya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunukkan Provinsi Papua Barat sebagai provinsi penyumbang terbanyak angka keadian TB Paru di Indonesia dan Kabupaten Sorong Selatan sebagai daerah dengan kasus TB Paru tertinggi di Provinsi Papua Barat. Faktor penyebabnya tidak lain adalah faktor lingkungan diantaranya lingkungan fisik, karakteristik individu, dan lingkungan sosial. Merunut hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi status terinfeksi/tidaknya anggota rumah tangga (ART) terhadap TB Paru di Kabupaten Sorong Selatan yaitu dengan analisis deskriptif dan MARS. Analisis deskriptif bertuuan mengkai karakteristik ART berdasarkan faktor lingkungan, sedangkan analisis MARS untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap TB Paru dan ketepatan klasifikasi ART berdasarkan status terinfeksi/tidaknya terhadap TB Paru. Data menunukkan dari 410 ART, tercatat 17 ART terinfeksi TB Paru. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu enis pekeraan, umur, kebiasaan merokok, status sosial ekonomi, konsumsi alkohol, dan tingkat pendidikan. Ketepatan klasifikasi sebesar 85,4% dan kesalahan klasifikasi sebesar 14,6%. Kata kunci : ART, TB Paru, MARS 1. Pendahuluan Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunukkan bahwa tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan penyebab kematian nomor satu dari golongan infeksi (Depkes, 2003). WHO Global Surveillance memperkirakan setiap tahunnya Indonesia bertambah dengan seperempat uta kasus baru TB Paru dan sekitar kematian teradi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB Paru di dunia (Sugiarto, 2004). Kasus TB Paru terutama teradi pada usia produktif kera yang berdampak pada SDM sehingga bisa mengganggu perekonomian keluarga, masyarakat, dan negara (Syafei, 2002). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunukkan Provinsi Papua Barat sebagai provinsi penyumbang terbanyak angka keadian TB Paru di Indonesia dan Kabupaten Sorong Selatan sebagai daerah dengan kasus TB Paru tertinggi di Provinsi Papua Barat. Secara umum, beberapa penelitian tentang TB Paru yang telah dilakukan oleh Sugiarto (2004), Prabu (2008), Siswanto (2008), dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (2009) menunukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terangkitnya TB Paru adalah faktor lingkungan diantaranya lingkungan fisik, karakteristik individu, dan lingkungan sosial. Penelitian ini mengkai karakteristik anggota rumah tangga (ART) yang terinfeksi TB Paru dan menentukan variabel-variabel yang diduga berpengaruh secara signifikan terhadap angka keadian penyakit TB Paru serta ketepatan klasifikasi ART berdasarkan terinfeksi/tidaknya terhadap penyakit TB Paru di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat). Metode yang digunakan adalah statistik deskriptif dan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) sebagai pendekatan regresi nonparametrik multivariat. Hidayat (2003) menyatakan bahwa MARS merupakan salah satu metode alternatif untuk pemodelan bagi data berdimensi tinggi, memiliki variabel banyak, serta ukuran sampel yang besar. MARS uga merupakan metode klasifikasi statistik modern yang sudah memanfaatkan fleksibilitas model dan menduga suatu distribusi di dalam masing-masing kelas yang pada akhirnya menyediakan suatu aturan pengelompokan (Dillon, 1978 dan Sharma, 1996). Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan keilmuan dalam pengembangan metode pendekatan MARS khususnya dalam bidang kesehatan dan mampu menadi bahan masukan Depkes RI dalam menyusun langkah yang lebih efektif guna menurunkan angka keadian TB Paru. 1

2 2. Tinauan Pustaka Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyaian data sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Bentuk penyaian statistik deskriptif dapat berupa tabel, grafik, diagram, histogram, dan lainnya (Walpole, 1993). Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Pada tahun 1991, Jerome H. Friedman yang selanutnya ditulis Friedman memperkenalkan metode MARS sebagai suatu metode baru yang mengotomatiskan pembangunan model-model prediktif akurat untuk variabel-variabel respon yang kontinu dan biner. Model MARS difokuskan untuk mengatasi permasalahan dimensi yang tinggi dan diskontiouitas pada data. Selain itu, MARS merupakan pengembangan dari pendekatan Recursive Partition Regression (RPR) yang masih memiliki kelemahan dimana model yang dihasilkan tidak kontinu pada knot. Menurut Friedman (1991), model umum persamaan MARS sebagai berikut. (1)., dengan, a 0 a m M K m s km x v(k,m) t km = fungsi basis induk = koefisien dari fungsi basis ke-m = maksimum fungsi basis (nonconstant basis fungsi) = deraat interaksi = nilainya 1 atau -1 ika data berada di sebelah kanan titik knot atau kiri titik knot. = variabel prediktor = nilai knots dari variabel prediktor x v(k,m) Penentuan knot pada MARS menggunakan algoritma forward stepwise dan backward stepwise. Pemilihan model dengan menggunakan forward stepwise dilakukan untuk mendapatkan umlah fungsi basis dengan kriteria pemilihan fungsi basis adalah meminimumkan Average Sum of Square Residual (ASR). Untuk memenuhi konsep parsimoni (model yang sederhana) dilakukan backward stepwise yaitu membuang fungsi basis yang memiliki kontribusi kecil terhadap respon dari forward stepwise dengan meminimumkan nilai Generalized Cross Validation (GCV) (Friedman dan Silverman, 1989). Pada MARS, pemilihan model terbaik berdasarkan nilai GCV yang paling rendah (minimum). Fungsi GCV minimum didefinisikan sebagai, (2) dengan, y i = variabel respon = nilai taksiran variabel respon pada M fungsi basis n = banyaknya pengamatan = = Trace [B(B T B) -1 B T ]+1 = nilai ketika setiap fungsi basis mencapai optimasi 2 4 Ui Signifikansi Fungsi Basis Model MARS Pada model MARS dilakukan ui signifikansi fungsi basis yang meliputi ui serentak dan ui individu. Ui signifikansi yang dilakukan secara bersamaan/serentak terhadap fungsi basis-fungsi basis yang terdapat dalam model MARS ini bertuuan untuk mengetahui apakah secara umum model MARS terpilih merupakan model yang sesuai dan menunukkan hubungan yang tepat antara variabel prediktor dengan variabel respon. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. H 0 : α α =... = α 0 1 = 2 m = H 1 : Paling tidak ada satu α 0, = 1,2,,m 2

3 Nilai F hitung yang didapatkan dari tabel ordinary least squares results (output pengolahan MARS) dibandingkan dengan F α (V1,V2) dengan tingkat signifikansi α serta deraat bebas V 1 dan V 2 yang merupakan nilai MDF dan NDF yang uga berasal dari dari tabel ordinary least squares results. Daerah kritis yaitu F hitung > F α (V1,V2), maka H 0 ditolak, artinya paling sedikit ada satu α yang tidak sama dengan nol. Selanutnya, ui yang dilakukan secara parsial/individu bertuuan untuk mengetahui apakah fungsi basis yang terbentuk mempunyai pengaruh signifikan terhadap model, selain itu ingin diketahui pula apakah model yang memuat parameter tersebut telah mampu menggambarkan keadaan data yang sebenarnya. Hipotesisnya adalah sebagai berikut. H 0 : α = 0 H 1 : α 0, = 1,2, m Nilai t hitung yang didapatkan dari output pengolahan MARS dibandingkan dengan nilai tabel distribusi t dengan deraat bebas (V 2 ) dan tingkat signifikansi α. Daerah kritis yaitu t hitung > t (α/2, V2), maka H 0 ditolak, artinya ada pengaruh variabel prediktor dengan variabel respon pada fungi basis di dalam model. Klasifikasi pada MARS Pada model MARS, klasifikasi didasarkan pada pendekatan analisis regresi. Jika variabel respon terdiri dari dua nilai, maka dikatakan sebagai regresi dengan binary response (Cox dan Snell, 1989) sehingga dapat digunakan model probabilitas dengan persamaan sebagai berikut : dengan. dan 1 1 dan Karena Y merupakan variabel respon biner (1 dan 2) dengan m banyaknya variabel prediktor, x = ( x,..., x ), maka model MARS untuk klasifikasi dapat dinyatakan sebagai berikut (Otok, 2008): 1 m., (3) Pada prinsipnya, pengklasifikasian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar ketepatan dalam mengelompokkan sekumpulan data untuk digolongkan dengan tepat pada kelompoknya. Menurut Agresti (1990), metode klasifikasi yang baik akan menghasilkan sedikit kesalahan klasifikasi atau akan menghasilkan peluang kesalahan klasifikasi (alokasi) yang kecil. APER (Apparent Error Rate) adalah suatu prosedur evaluasi yang digunakan untuk melihat peluang kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi. Nilai APER ini menyatakan nilai proporsi sampel yang salah diklasifikasikan oleh fungsi klasifikasi. Sedangkan Press s Q adalah statistik ui yang digunakan untuk mengetahui kestabilan dalam ketepatan pengelompokkan (sampai seauh mana kelompok-kelompok tersebut dapat dipisahkan dengan menggunakan variabel-variabel yang ada). Ui statistik Press s Q diformulasikan sebagai berikut. Pr ess ' s Q = [ N ( nk) ] 2 dimana : N = umlah total sampel n = umlah individu yang tepat diklasifikasikan K = umlah kelompok N( K 1) (4) Nilai dari Press s Q ini membandingkan antara umlah ketepatan klasifikasi dengan total sampel dan umlah kelompok. Jika nilai dari Press s Q > ;., maka klasifikasi dapat dianggap sudah stabil dan konsisten secara statistik (Hair, 2006). Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan Mycobacterium Tubercolosis yang menyerang organ paru-paru. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat

4 sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya (Indriani et al., 2005). Penyakit TB Paru biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita tuberkulosis paru dewasa. Selain manusia, satwa uga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit TB Paru kepada manusia melalui kotorannya. Kotoran satwa yang terinfeksi itu terhirup oleh manusia maka membuka peluang manusia akan terinfeksi uga penyakit TB Paru. Satwa yang mempunyai potensi besar dalam menularkan penyakit TB Paru kepada manusia adalah sapi perah, kerbau, dan primata, misalnya orang utan, owa, dan siamang (Wiwid, 2005). 3. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, yang bersumber dari Departemen Kesehatan RI. Populasi penelitian ini adalah seluruh ART yang berada di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) pada tahun 2007, sedangkan sampel penelitiannya adalah ART yang terambil sampel dalam Riskesdas 2007 sebanyak 410 ART, baik yang terinfeksi TB Paru ataupun tidak. Variabel respon (Y) menunukkan status infeksi ART terhadap TB Paru dengan ketentuan kode 1 bagi ART terinfeksi TB Paru dan 2 bagi ART tidak terinfeksi TB Paru. Variabel prediktor (X) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keadian TB Paru dan dipilih berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Sugiarto (2004), Prabu (2008), Siswanto (2008), dan Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (2009) serta berdasarkan beberapa literatur tentang TB Paru. Variabel prediktor yang terpilih dan diperkirakan dapat menerangkan variabel respon (Y) adalah. a) Umur (X 1 ) yang berskala kontinyu b) Jenis kelamin (X 2 ) yang berskala nominal dengan dua kategori (kode 1 ika enis kelamin laki-laki, dan kode 2 ika enis kelamin perempuan) c) Pendidikan (X 3 ) berskala ordinal dengan enam kategori (kode 1 ika tidak pernah bersekolah, kode 2 ika tidak tamat SD, kode 3 ika tamat SD, kode 4 untuk pendidikan SLTP, kode 5 untuk pendidikan SLTA, dan kode 6 untuk perguruan tinggi) d) Pekeraan (X 4 ) memiliki skala nominal dengan delapan kategori (kode 1 ika tidak bekera, kode 2 untuk buruh, kode 3 untuk nelayan, kode 4 untuk petani, kode 5 untuk wiraswasta, kode 6 untuk pegawai swasta, kode 7 untuk PNS, dan kode 8 untuk lainnya) e) Status sosial ekonomi (X 5 ) berskala nominal dengan dua kategori (kode 1 yang menunukkan status miskin dan kode 2 untuk status tidak miskin) f) Kebiasaan merokok dalam rentang waktu satu bulan terakhir (X 6 ) berskala ordinal dengan empat kategori (kode 1 ika merokok dengan frekuensi setiap hari, kode 2 ika merokok dengan frekuensi kadang-kadang, kode 3 ika dalam rentang satu bulan terakhir tidak pernah merokok tetapi sebelumnya pernah merokok, dan kode 4 ika tidak pernah merokok sama sekali) g) Konsumsi alkohol dalam rentang waktu 12 bulan terakhir (X 7 ) memiliki skala nominal dengan dua kategori (kode 1 ika mengkonsumsi alkohol, dan kode 2 ika tidak mengkonsumsi alkohol) h) Pemeliharaan ternak (X 8 ) berskala nominal dengan dua kategori (kode 1 ika memelihara ternak/hewan peliharaan, dan kode 2 ika tidak memelihara ternak/hewan peliharaan). Langkah-langkah analisis yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk menawab tuuan pertama yaitu mengkai karakteristik ART yang terinfeksi TB Paru di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) maka dilakukan analisis statistik deskriptif. 2. Untuk menawab tuuan kedua dan ketiga yaitu menganalisis variabel-variabel yang diduga berpengaruh secara signifikan terhadap angka keadian penyakit TB Paru serta menentukan ketepatan klasifikasi ART berdasarkan terinfeksi atau tidaknya terhadap penyakit TB Paru maka dilakukan analisis MARS. Berikut langkah-langkah analisisnya, yaitu : a. Membagi data sebanyak 410 menadi dua yaitu data training dan data testing masing-masing sebanyak 90% dan 10% dari keseluruhan data secara random. b. Mengkombinasikan besarnya Basis Function (BF), Maximum Interaction (MI) dan Minimum Observation (MO) pada data training yang digunakan dengan cara: 1) Menentukan maksimum fungsi basis (Max-BF), yaitu 2-4 kali umlah prediktor yang akan digunakan. 2) Menentukan umlah maksimum interaksi (Max-I), yaitu 1,2 dan 3, dengan asumsi bahwa ika MI > 3 akan menghasilkan model yang semakin kompleks. 3) Menentukan minimal umlah pengamatan setiap knots (Min-O), yaitu 0, 1,2 dan 3. 4

5 c. Menetapkan model terbaik dengan didasarkan pada nilai GCV minimum yang diperoleh dengan mengkombinasikan BF, MI, dan MO. d. Menduga koefisien model. e. Melakukan ui signifikansi fungsi basis model MARS. f. Mengelompokkan fungsi basis berdasarkan variabel prediktor yang masuk dalam model. g. Menginterpretasikan tingkat kontribusi dan pengurangan GCV variabel yang mempunyai kepentingan dalam pengelompokan variabel respon. h. Mengui keakurasian prediksi model MARS (ketepatan klasifikasi) yang terbentuk dari data training dengan memasukkan data testing sehingga mendapatkan angka ketepatan klasifikasi. i. Menghitung nilai kesalahan klasifikasi dengan menggunakan APER serta menghitung kestabilan klasifikasi dengan statistik ui Press s Q. 4. Analisis dan Pembahasan Analisis Deskriptif Hasil analisis statistik deskriptif menunukkan dari data sampel ART di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) sebanyak 410 ART terdiri atas 4,1% (17 ART) yang terinfeksi TB Paru dan 95,9% (393 ART) yang tidak terinfeksi TB Paru. Tabel 1 Karakteristik Infeksi ART Terhadap TB Paru No Variabel 1 Umur (X 1 ) Rata-rata Median 2 Jenis Kelamin (X 2 ) Laki-laki Perempuan Status Terinfeksi/Tidaknya Rumah Tangga Ya Tidak 49,59 31, ,17% 46,59% 0,98% 49,27% 3 Pendidikan (X 3 ) Tidak pernah bersekolah 0,24% 7,07% Tidak tamat SD 0,49% 22,93% Tamat SD 2,93% 30,73% SLTP 0,24% 14,15% SLTA 0,24% 15,85% Perguruan tinggi 0,00% 5,12% 4 Pekeraan (X 4 ) Tidak bekera 0,00% 5,37% Buruh 0,00% 0,24% Nelayan 0,49% 3,90% Petani 2,68% 27,80% Wiraswasta (pedagang) 0,49% 9,27% Pegawai swasta 0,00% 0,73% PNS 0,24% 8,05% Lainnya 0,24% 40,49% 5 Status Sosial Ekonomi (X 5 ) Miskin 3,17 % 50,37% Tidak Miskin 0,98% 45,12% 6 Kebiasaan Merokok (X 6 ) Setiap hari 2,20% 20,00% Kadang-kadang 0,24% 4,15% Pernah 0,00% 0,98% Tidak pernah sama sekali 1,71% 70,73% 7 Konsumsi Alkohol (X7) Ya 0,24% 7,32% Tidak 3,90% 88,54% 8 Pemeliharaan Ternak (X 8 ) Ya 0,00% 4,88% Tidak 4,15% 90,98% 5

6 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa kategori pada masing-masing variabel prediktor yang memiliki skala tertinggi terhadap status terinfeksinya ART terhadap TB Paru adalah kelompok enis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir tamat SD, bekera sebagai petani, golongan ekonomi miskin, kebiasaan merokok setiap hari (dalam rentang waktu satu bulan terakhir), tidak mengkonsumsi alkohol (dalam rentang waktu 12 bulan terakhir), tidak memelihara ternak, dan memiliki umur rata-rata 49,59. Model MARS Penentuan model terbaik didasarkan pada nilai GCV paling minimum yang diperoleh dengan cara trial dan error dalam mengkombinasikan nilai BF, MI, dan MO sampai mendapatkan model terbaik. Dari keseluruhan model yang telah diperoleh dengan berdasarkan pada nilai GCV paling minimum maka model MARS terbaik yang dipilih yaitu model dengan nilai BF=32, MI=3, dan MO=1 serta nilai GCV sebesar 0,0178 dan R 2 sebesar 39,8%. Model MARS terbaik dari angka keadian TB Paru di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat), sebagai berikut. 1,607 0,070 0,385 0,016 0,165 0,155 0,663 0,099 0,099 0,017 0,054 (5) dengan, X 1 ; 0, 22,000 X ; 3 4 5; X 1 or X 2 or X 4 or X 6 or X 7 or X 8; 0, 59,000 X ; 3 5; 3 5 ; X 1 ; X 4 ; X 1 ; 0, X 55,000 ; X 4 ; 0, X 37,000 ; X 1 ; 0, 37,000 X ; Ui Signifikansi Fungsi Basis Model MARS Pada model MARS dilakukan ui signifikansi fungsi basis yang meliputi ui serentak dan ui individu. Ui signifikansi yang dilakukan secara bersamaan/serentak terhadap fungsi basis-fungsi basis yang terdapat dalam model MARS ini menggunakan hipotesis sebagai berikut. H 0 : α = α = α = α = α = α = α = α = α = α = H 1 : Paling tidak ada satu α 0 dengan, = 5, 11, 14, 17, 19, 23, 25, 27, 29, dan 31 Berdasarkan hasil pengolahan MARS dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 23,650. Dengan menggunakan α = 0,05 maka diperoleh F 0,05(10,358) = 1,83 sehingga daerah kritis yaitu F hitung > F 0,05(10,358), maka keputusan yang diambil yaitu menolak H 0, artinya paling sedikit ada satu α yang tidak sama dengan nol yang dapat dinyatakan pula bahwa minimal terdapat satu fungsi basis α yang memuat variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon. 6

7 Ui yang dilakukan secara parsial/individu menggunakan hipotesis sebagai berikut. H 0 : α = 0 H 1 : α 0 dengan, = 5, 11, 14, 17, 19, 23, 25, 27, 29, dan 31 Dengan menggunakan α = 0,05 maka didapatkan : t tabel = t (0,025; 358) = 1,96 Daerah kritis adalah ika t hitung > t (0,025; 358) maka menolak H 0. Tabel 2 Ui Signifikansi Fungsi Basis pada Model yang Terpilih Parameter Estimasi Standart Error t-hitung Keputusan Constant 1,607 0,091 17,615 Tolak H 0 Basis Function 5-0,070 0,011-6,220 Tolak H 0 Basis Function 11 0,385 0,092 4,201 Tolak H 0 Basis Function 14 0,016 0,003 5,111 Tolak H 0 Basis Function 17-0,165 0,040-4,124 Tolak H 0 Basis Function 19-0,155 0,039-3,942 Tolak H 0 Basis Function 23-0,663 0,132-5,044 Tolak H 0 Basis Function 25-0,009 0,011-8,659 Tolak H 0 Basis Function 27 0,009 0,013 7,902 Tolak H 0 Basis Function 29 0,017 0,005 3,523 Tolak H 0 Basis Function 31 0,054 0,012 4,415 Tolak H 0 Sumber : Output pengolahan MARS Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua parameter fungsi basis mempunyai nilai signifikan sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H 0 yang berarti semua parameter fungsi basis dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Berikut intepretasi model MARS pada Persamaan 5, yaitu. Fungsi Basis Tabel 3 Interpretasi Model MARS Interpretasi Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat meningkatkan resiko terkena TB Paru sebesar 0,070 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan, petani, dan wiraswasta; umur kurang dari 22 tahun; dan kebiasaan merokok setiap hari. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat mengurangi resiko terkena TB Paru sebesar 0,385 pada ART yang tidak bekera, memiliki pekeraan sebagai buruh, petani, pegawai swasta, PNS, dan lainnya. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat mengurangi resiko terkena TB Paru sebesar 0,016 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; dan umur kurang dari 59 tahun. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat meningkatkan resiko terkena TB Paru sebesar 0,165 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; memiliki status miskin; dan pendidikan terakhir berupa tamat SD dan SLTA. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat meningkatkan resiko terkena TB Paru sebesar 0,155 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; tidak pernah merokok sama sekali; dan memiliki status miskin. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat meningkatkan resiko terkena TB Paru sebesar 0,663 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; memiliki status miskin; dan mengkonsumsi alkohol. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat meningkatkan resiko terkena TB Paru sebesar 0,099 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan, petani, dan wiraswasta; dan memiliki umur lebih dari 55 tahun. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat mengurangi resiko terkena TB Paru sebesar 0,099 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan, petani, dan wiraswasta; memiliki umur lebih dari 55 tahun; dan tidak pernah merokok sama sekali. 7

8 Fungsi Basis Interpretasi Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat mengurangi resiko terkena TB Paru sebesar 0,017 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; dan memiliki umur lebih dari 37 tahun. Setiap kenaikan satu fungsi basis ( ) dapat mengurangi resiko terkena TB Paru sebesar 0,054 pada ART yang memiliki pekeraan sebagai nelayan dan wiraswasta; memiliki umur kurang dari 37 tahun; dan mengkonsumsi alkohol. Tabel 4 menunukkan tingkat kepentingan variabel prediktor pada fungsi pengelompokan, yang ditaksir oleh kenaikan nilai GCV karena berpindahnya variabel-variabel yang dipertimbangkan tersebut dari model. Dapat dilihat bahwa variabel enis pekeraan ( ) adalah variabel terpenting pada model dengan tingkat kepentingannya 100%, kemudian diikuti oleh variabel umur ( ) dengan tingkat kepentingan 91,987%. Urutan ketiga yaitu variabel kebiasaan merokok ( ) dengan tingkat kepentingan 78,834%, urutan keempat yaitu status sosial ekonomi ( ) dengan tingkat kepentingan 75,464%, dan urutan kelima yaitu variabel konsumsi alkohol ( ) dengan tingkat kepentingan 27,013%, dan yang terakhir variabel tingkat pendidikan ( ) dengan tingkat kepentingan 26,713%. Tiga variabel lainnya tidak memiliki tingkat kepentingan (0%) karena sudah terwakili oleh lima variabel sebelumnya. Tabel 4 Kepentingan Variabel Prediktor Variabel Tingkat Kepentingan -GCV 100,000% 0,024 X 4 X 1 X 6 X 5 X 7 X 3 X 2 X 8 91,987% 78,834% 75,464% 27,013% 26,713% 0,00 0,00 0,023 0,022 0,021 0,018 0,018 0,018 0,018 Ketepatan Klasifikasi dan Evaluasi Pengklasifikasian Untuk melihat seberapa besar peluang kesalahan dalam pengklasifikasian angka keadian TB Paru menurut terinfeksi atau tidaknya ART terhadap penyakit TB Paru maka dihitung dengan menggunakan nilai APER. Penelitian ini merupakan binary response yang dikelompokkan menadi anggota rumah tangga (ART) terinfeksi (1) dan anggota rumah tangga (ART) tidak terinfeksi (2). Berdasarkan Tabel 5 kesalahan klasifikasi (nilai APER) data training dalam pengklasifikasian angka keadian TB Paru adalah 1,6%. Karena terdapat kesalahan dalam pengklasifikasian 5 ART terinfeksi (1) masuk ke dalam kelompok ART tidak terinfeksi (2) dan kesalahan dalam pengklasifikasian 1 ART tidak terinfeksi (2) masuk ke dalam kelompok ART terinfeksi (1). Tabel 5 Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Data Training Angka Keadian TB Paru Kelas Aktual Prediksi Kelas Total 1 2 Aktual 1 4 (44,44%) 5 (55,56%) (0,28%) 359 (99,72%) 360 Total Prediksi Benar 44,44%% 99,72% APER Total Benar 98,4% 1,6% Untuk mengetahui kestabilan dalam ketepatan klasifikasi (seauh mana kelompok-kelompok ini dapat dipisahkan dengan menggunakan variabel yang ada) maka digunakan ui statistik Press s Q. Tabel 6 menunukkan besarnya kestabilan dalam ketepatan klasifikasi angka keadian TB Paru berdasarkan nilai dari Press s Q adalah 345,39. Bila dibandingkan dengan 2 1;0.05 = 3,841 maka nilai dari Press s Q untuk model tersebut auh lebih besar daripada nilai 2 1;0.05 sehingga keakuratan pengklasifikasian angka 8

9 keadian TB Paru menurut terinfeksi atau tidaknya ART terhadap penyakit TB Paru dengan pendekatan MARS sudah dikatakan konsisten secara statistik. Tabel 6 Ketepatan dan Kestabilan Klasifikasi Angka Keadian TB Paru Ketepatan Klasifikasi (%) Ketepatan Klasifikasi ART Terinfeksi (1) ART Tidak Terinfeksi (2) Press s Q 98,4% 4 (44,44%) 359 (99,72%) 345,39 Prediksi model MARS yang telah terbentuk dari data training diui keakurasiannya dengan memasukkan data testing pada model tersebut sehingga mendapatkan angka ketepatan klasifikasi data testing. Tabel 7 Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi Data Testing Angka Keadian TB Paru Kelas Aktual Prediksi Kelas Total 1 2 Aktual 1 3 (37,5%) 5 (62,5%) (3,03%) 32 (96,97%) 33 Total Prediksi Benar 37,5% 96,97% APER Total Benar 85,4% 14,6% Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa besarnya kesalahan klasifikasi (nilai APER) data testing dalam pengklasifikasian angka keadian TB Paru menurut terinfeksi atau tidaknya ART terhadap penyakit TB Paru adalah 14,6%. Karena terdapat kesalahan dalam pengklasifikasian 5 ART terinfeksi (1) masuk ke dalam kelompok ART tidak terinfeksi (2) dan kesalahan dalam pengklasifikasian 1 ART tidak terinfeksi (2) masuk ke dalam kelompok ART terinfeksi (1). 5. Kesimpulan dan Saran Data di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) sebanyak 410 ART, terdiri atas 17 ART yang terinfeksi TB Paru dan 393 tidak terinfeksi TB Paru. Kategori masing-masing variabel prediktor yang memiliki skala tertinggi terhadap status terinfeksinya ART terhadap TB Paru adalah kelompok enis kelamin laki-laki, tamat SD, bekera sebagai petani, golongan ekonomi miskin, merokok setiap hari, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak memelihara ternak, dan umur rata-rata 49,59. Pada model MARS yang dihasilkan terdapat enam variabel prediktor yang memberikan kontribusi dalam pengklasifikasian meliputi variabel enis pekeraan ( ) adalah variabel terpenting pada model MARS dengan tingkat kepentingannya 100%, kemudian diikuti oleh variabel umur ( ) dengan tingkat kepentingan 91,987%. Pada urutan ketiga yaitu variabel kebiasaan merokok ( dengan tingkat kepentingan 78,834, urutan keempat yaitu variabel status sosial ekonomi ( ) dengan tingkat kepentingan 75,464%, urutan kelima yaitu variabel konsumsi alkohol ( ) dengan tingkat kepentingan 27,013%, dan urutan keenam yaitu variabel tingkat pendidikan ( ) dengan tingkat kepentingan 26,713%. Pada model MARS terbaik, terdapat interaksi dua variabel yaitu interaksi antara variabel enis pekeraan dengan variabel umur. Interaksi tiga variabel terdiri dari interaksi antara enis pekeraan, umur, dan kebiasaan merokok; interaksi antara enis pekeraan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan; interaksi antara enis pekeraan, kebiasaan merokok, dan status sosial ekonomi; interaksi antara enis pekeraan, status sosial ekonomi, dan konsumsi alkohol; dan interaksi antara enis pekeraan, umur, dan konsumsi alkohol. Berdasarkan evaluasi pengklasifikasian, diperoleh ketepatan klasifikasi ART di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) berdasarkan status terinfeksi atau tidaknya terhadap penyakit TB Paru sebesar 85,4% dan kesalahan klasifikasi sebesar 14,6%. Keakuratan pengklasifikasian angka keadian TB Paru di Kabupaten Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat) dapat dikatakan sudah stabil dan konsisten secara statistik. Untuk memperoleh hasil analisa yang lebih akurat maka sebaiknya pada penelitian selanutnya menggunakan sampel yang lebih besar dan meminimalisasi data yang missing. Dalam pengembangan penelitian selanutnya maka sebaiknya metode MARS dibandingkan dengan metode lain, sehingga dapat diketahui metode terbaik yang digunakan untuk memodelkan angka keadian TB Paru di Kabupaten 9

10 Sorong Selatan (Provinsi Papua Barat). Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk mencegah resiko penyakit TB Paru yaitu adanya peningkatan upaya promotif dan preventif terhadap masyarakat dengan memperhatikan keenam faktor di atas. Daftar Pustaka Agresti, A. (1990). Categorical Data Analysis. New York: John Willey and Sons. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis. Makasar: Pemerintah Provinsi Makassar. Cox, D.R., Snell, E.J. (1989). Analysis of Binary Data. Second Edition. London: Chapman & Hall. Departemen Kesehatan RI. (2003). Survei Kesehatan Rumah Tangga Tahun Pusat Data dan Informasi, Health Statistic. Jakarta: Depkes RI. Dillon, W. R. (1978). On The Performance of Some Multinomial Classification Rules. Journal Of American Statistical Association, 73, pp Friedman, J.H. (1991). Multivariate Adaptive Regression Splines. The Annals of Statistics, Vol. 19 No. 1. Friedman, J.H., Silverman, B.W. (1989). Flexible Parsimony Smoothing and Additive Modelling. Technometrics, 31. Hair J.F, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham, William C. Black. (2006). Multivariate Data Analysis. Sixth Edition, Pearson Education Prentice Hall, Inc. Hidayat, U. (2003). Analisis Pengelompokan dengan Metode MARS, Studi Kasus: Pengelompokan Desa/Kelurahan di Jatim. Tesis Master. (Tidak Dipubilkasikan), Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA ITS, Surabaya. Indriani, D., Adiningsih, S., Mahmudiono, T. (2005). Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Keadian TB Paru Pada Anak Jalanan Dengan Studi Kasus Di Yayasan Insani Surabaya. Staf Pengaar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya (On-line: September, 5 th 2009). Otok, B.W. (2008). Multivariate Adaptive Regression Spline. Pelatihan MARS. Surabaya. Prabu, P. (2008). Faktor Resiko TBC. [ (On-line: September, 3 th 2009). Sharma, S. (1996). Applied Multivariate Techniques. Canada: John Wiley and Sons, inc. Siswanto, A. B. (2008). Penyakit TBC. [ (On-line: September, 5 th 2009). Sugiarto. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TB Paru BTA (+) Pada Penghuni Rumah Kebun Di Kabupaten Bengkulu Utara Tahun [ detail.sp?id=77423] (On-line: Desember, 14 th 2009). Syafei. (2002). Pelaksanaan Penemuan Penderita Tuberkulosis di Puskesmas Kabupaten Sleman. Working Paper Series No.3 (On-line: September, 3 th 2009). Walpole, R.E. (1993). Pengantar Statistika-Edisi ke-3. Jakarta: PT. Garmedia Pustaka Utama. Wiwid. (2005). Infeksi Tuberculosis. [ (On-line: September, 3 th 2009). 10

Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Pemodelan Angka Kejadian Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) di Kabupaten Aceh Timur Menggunakan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) Oleh: Yustiva Drisma Kurniasari 1307100034 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 711-718 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI

Lebih terperinci

Maylita Hasyim Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Maylita Hasyim Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DENGAN BINARY RESPONSE UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI UN SMA PENDAHULUAN Maylita Hasyim Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Lebih terperinci

Kata Kunci: Komponen Akreditasi, Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS)

Kata Kunci: Komponen Akreditasi, Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS) Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 44 53 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN YANG BERPENGARUH

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 1077-1085 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 839-848 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 339-541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 014, Halaman 313-3 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

Lebih terperinci

Kata Kunci: Penciri Tingkat Kesejahteraan, Kemiskinan, bagging MARS

Kata Kunci: Penciri Tingkat Kesejahteraan, Kemiskinan, bagging MARS Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 34 42 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENCIRI TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGREGATING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Metode klasifikasi merupakan salah satu metode statistika untuk mengelompok atau mengklasifikasi suatu data yang disusun secara sistematis ke dalam suatu kelompok sehingga

Lebih terperinci

Volume II No. 2, Juni 2017 ISSN

Volume II No. 2, Juni 2017 ISSN Volume II No., Juni 7 ISSN 5-74 MODEL PREDIKSI TIMELINESS PELAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE ( Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan Go Public di BEI) Erna Hayati

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA 1 Ria Muslikah, Moh. Yamin Darsyah 1,,3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Penerapan Metode Multivariate Adaptive Regression Splines

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Penerapan Metode Multivariate Adaptive Regression Splines BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian tentang MARS telah banyak dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian yang berjudul Penerapan Metode Multivariate Adaptive Regression Splines

Lebih terperinci

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA)

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) Hartini Yastuti 1 dan Bambang Widjanarko Otok 2 1

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM -113 Kualifikasi Dan Mapping Kualitas Sekolah Menengah Swasta Di Tulungagung Berdasarkan Faktor Dominan Yang Berpengaruh Dengan Metode

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE MARS DAN FK-NNC

KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE MARS DAN FK-NNC ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 341-349 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI KEIKUTSERTAAN KELUARGA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Regresi 2.2 Model Aditif Terampat ( Generalized additive models , GAM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Regresi 2.2 Model Aditif Terampat ( Generalized additive models , GAM) II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode Regresi Analisis regresi merupakan bagian dalam analisis statistika yang digunakan untuk memodelkan hubungan antara peubah tidak bebas (respon) dengan satu atau beberapa peubah

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si.

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. SEMINAR HASIL TESIS Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : 39 7 DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PREDIKSI LUAS AREA KEBAKARAN HUTAN BERDASARKAN DATA METEOROLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS)

PREDIKSI LUAS AREA KEBAKARAN HUTAN BERDASARKAN DATA METEOROLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PREDIKSI LUAS AREA KEBAKARAN HUTAN BERDASARKAN DATA METEOROLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Winalia Agwil 1, Izzati Rahmi HG 2, Hazmira Yozza 2 Program

Lebih terperinci

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner

Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit

Lebih terperinci

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran

Kegiatan Anak Usia Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Kegiatan Anak Usia 10-15 Tahun di Jawa Timur Menggunakan Regresi Logistik Multinomial: Suatu Peranan Urutan Kelahiran Rudi Salam Badan Pusat Statistik, Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta, Indonesia rudisalam@stis.ac.id

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Abstrak

PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Abstrak PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Siskarossa Ika Oktora, Prof. DR. Sutawanir Darwis, Drs. Gatot Riwi Setyanto,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN, REGRESI LOGISTIK, NEURAL NETWORK, DAN MARS UNTUK ANALISIS PERMASALAHAN KLASIFIKASI DATA HBAT DAN DATA IRIS

PENGGUNAAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN, REGRESI LOGISTIK, NEURAL NETWORK, DAN MARS UNTUK ANALISIS PERMASALAHAN KLASIFIKASI DATA HBAT DAN DATA IRIS Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal 47 51 (2013) PENGGUNAAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN, REGRESI LOGISTIK, NEURAL NETWORK, DAN MARS UNTUK ANALISIS PERMASALAHAN KLASIFIKASI DATA HBAT DAN DATA IRIS The Applications

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 6 (1) 2017 UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm KETEPATAN KLASIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) PADA DATA KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Analisis Regresi Salah satu metode statistik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan ataupun pengaruh antara variabel prediktor dan variabel respon. Mengatasi kurva

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapatkan model dan faktor-faktornya, terlebih dahulu akan dibahas. bagaimana mendapatkan sampel dalam penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian yang meliputi model terbaik dari indeks prestasi kumulatif mahasiswa dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TUBERKULOSIS DENGAN PENDEKATAN METODE SUPPORTS VECTOR MACHINE (SVM)

KLASIFIKASI TUBERKULOSIS DENGAN PENDEKATAN METODE SUPPORTS VECTOR MACHINE (SVM) KLASIFIKASI UBERKULOSIS DENGAN PENDEKAAN MEODE SUPPORS VECOR MACHINE (SVM) Moh. Yamin Darsyah Program Studi Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Muhammadiyah Semarang Alamat

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 229-238 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian Ketepatan Klasiikasi Status Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Menggunakan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 987-996 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER DAN MULTIVARIATE

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA STUDI MAHASISWA FPMIPA UPI

PENERAPAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA STUDI MAHASISWA FPMIPA UPI PENERAPAN METODE MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA STUDI MAHASISWA FPMIPA UPI Mardiah Annur, Jarnawi Afgani Dahlan, Fitriani Agustina Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Belajar Menurut Dalyono (2007), ada beberapa definisi belajar dari para ahli, antara lain, yaitu: a) Witherington, dalam buku educational psychology mengemukakan:

Lebih terperinci

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE

PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA FAKTOR-FAKTOR RESIKO ANGKA KESAKITAN DIARE (Studi Kasus : Angka kesakitan Diare di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) SKRIPSI Oleh : YANI PUSPITA KRISTIANI 24010211120018

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ARILANGGA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ARILANGGA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statistika Deskriptif Statistika deskriptif merupakan metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna. Metode

Lebih terperinci

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Vol. 6, No.1, 0-8, Juli 009 Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Wahidah Sanusi Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi model pertumbuhan

Lebih terperinci

Pemodelan Kemiskinan di kabupaten Jombang dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS)

Pemodelan Kemiskinan di kabupaten Jombang dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (214) 2337-352 (231-928X Print) D-32 Pemodelan Kemiskinan di kabupaten Jombang dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) Millatur Rodliyah,

Lebih terperinci

Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging)

Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging) Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging) Dimas Arvian Pandu Pratama 1 (1307100059), dan Bambang

Lebih terperinci

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-91 Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin

Lebih terperinci

PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) ARIKA, Vol. 04, No. 2 Agustus 2010 ISSN: 1978-1105 PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) Fentje

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN Ketepatan Klasifikasi Status Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Menggunakan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) dan Algoritma C4.5 di Kabupaten Sragen SKRIPSI Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN 24010211120011

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data menggunakan software MARS.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data menggunakan software MARS. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengolahan data menggunakan software MARS. Berdasarkan Lampiran 2 dapat dilihat bahwa Plot hubungan Angka Kematian Bayi dengan beberapa prediktor belum menunjukkan pola

Lebih terperinci

Model Probit Untuk Ordinal Response

Model Probit Untuk Ordinal Response SEMINAR NASIONAL MAEMAIKA DAN PENDIDIKAN MAEMAIKA UNY Model Probit Untuk Ordinal Response S - 4 Defi Yusti Faidah, Resa Septiani Pontoh, Departemen Statistika FMIPA Universitas Padadaran defi.yusti@unpad.ac.id

Lebih terperinci

Kata kunci: Kemiskinan, Regresi Logistik, MARS. Keywords: Poverty, Logistic Regression, MARS

Kata kunci: Kemiskinan, Regresi Logistik, MARS. Keywords: Poverty, Logistic Regression, MARS PEMODELAN MARS DAN REGRESI LOGISTIK RUMAH TANGGA MISKIN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 (MARS AND LOGISTIC REGRESSION MODELING FOR HOUSEHOLD POVERTY IN CENTRAL BORNEO 2016) Ananto Wibowo 1, Ellen Lelian Mehrani

Lebih terperinci

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada Kemiskinan di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (014) 337-350 (301-98X Print) D-78 Second-Order Confirmatory Factor Analysis pada di Kabupaten Jombang Masnatul Laili dan Bambang Widanarko Otok Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR (K-NN) DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Vol. 3 No. 1, Juli ISSN :

Jurnal Matematika Vol. 3 No. 1, Juli ISSN : Jurnal Matematika Vol. 3 No. 1, Juli 2013. ISSN : 1693-1394 Pemodelan Angka Harapan Hidup di Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 dan 2011 Berdasarkan Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun oleh KISHARTINI 24010210141008 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit 1 Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kera (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit Rizky Amalia Yulianti*, Vita Ratnasari*. Jurusan Statistika, FMIPA, Institut

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERKENA DB (DEMAM BERDARAH) DI DAERAH BENGKULU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER RIZKA ARIFANJUNI NRP 1309 030 027 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko O., M.Si.

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) KLASIFIKASI KELULUSAN MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) SKRIPSI Disusun oleh : RIZAL YUNIANTO GHOFAR 240102101410029

Lebih terperinci

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X

RMSE = dimana : y = nilai observasi ke-i V PEMBAHASAN. = Jenis kelamin responden (GENDER) X. = Pendidikan responden (EDU) X pembilang persamaan (3) adalah rataan jumlah kuadrat galat, N jumlah pengamatan dan M jumlah himpunan bagian. Penyebutnya merupakan fungsi nilai kompleks, dengan C(M) adalah nilai kompleksitas model yang

Lebih terperinci

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT

(M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Univeitas Padjadjaran, 3 November 00 (M.9) PEMODELAN MELEK HURUF DAN RATA-RATA LAMA STUDI DENGAN PENDEKATAN MODEL BINER BIVARIAT Vita Ratnasari, Purhadi, Ismaini, Suhartono Mahasiswa S3 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar

Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Vol.14, No. 2, 159-165, Januari 2018 Penaksiran Parameter Regresi Linier Logistik dengan Metode Maksimum Likelihood Lokal pada Resiko Kanker Payudara di Makassar Sutrianah Burhan 1, Andi Kresna Jaya 1

Lebih terperinci

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit

Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Model Probit JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-159 Pemetaan dan Pemodelan Tingkat Partisipasi Angkatan Kera (TPAK) Perempuan di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan

Lebih terperinci

RANDOM FOREST DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) BINARY RESPONSE UNTUK KLASIFIKASI PENDERITA HIV/AIDS DI SURABAYA

RANDOM FOREST DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) BINARY RESPONSE UNTUK KLASIFIKASI PENDERITA HIV/AIDS DI SURABAYA RANDOM FOREST DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) BINARY RESPONSE UNTUK KLASIFIKASI PENDERITA HIV/AIDS DI SURABAYA 1 Nidhomuddin, 2 Bambang Widjanarko Otok 1,2 Jurusan Statistika,Fakultas

Lebih terperinci

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R. REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R Tiani Wahyu Utami 1), Alan Prahutama 2) 1 Program studi Statistika, FMIPA, Universitas Mumammadiyah Semarang email: tianiutami@unimus.ac.id 2 Departemen

Lebih terperinci

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR

APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR APLIKASI REGRESI SPLINE UNTUK MEMPERKIRAKAN TINGKAT FERTILITAS WANITA BERDASARKAN UMUR Oleh : Isnia Dwimayanti (0 09 06) Pembimbing : DR Drs I Nyoman Budiantara, MS ABSTRAK Tingginya tingkat fertilitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. / e d i s i M a r e t 2 0 2 379 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SUATU PRODUK DENGAN METODE ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 253-262 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) PADA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel prediktor terhadap satu buah variabel respon. Model

Lebih terperinci

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART)

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) D193 Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) Lely Dwi Bhekti Pratiwi, Wahyu Wibowo, dan Ismaini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era sekarang ini tantangan dalam bidang pelayanan keperawatan semakin meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya berbagai penyakit menular yang

Lebih terperinci

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M. KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN BOOTSTRAP AGGREGATTING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES Hary Mega Gancar Prakosa 1307 100 077 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono,

Lebih terperinci

MODEL KELELAHAN MATA PENGRAJIN KERAWANG BERDASARKAN PENGUKURAN VISUS MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

MODEL KELELAHAN MATA PENGRAJIN KERAWANG BERDASARKAN PENGUKURAN VISUS MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) MODEL KELELAHAN MATA PENGRAJIN KERAWANG BERDASARKAN PENGUKURAN VISUS MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) Reni Hiola 1, Bambang Widjanarko Otok 2, Rama Hiola 3 1,3 Faculty Science

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014

PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE BAYES PADA STATUS PENGGUNA KB DI KOTA TEGAL TAHUN 2014 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 365-374 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE KLASIFIKASI REGRESI LOGISTIK BINER DAN NAIVE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menyerang

Lebih terperinci

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Statistika, Vol. 16 No. 1, 29 39 Mei 2016 Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial Annisa Lisa Nurjanah, Nusar Hajarisman, Teti Sofia Yanti Prodi Statistika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

6. Pasien yang Batuk Darah

6. Pasien yang Batuk Darah 6. Pasien yang Batuk Darah 7. Pasien yang Nyeri dada FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDERITA PENYAKIT TB PARU DI RSU HAJI SURABAYA 1. Uji Independensi hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA Kornelius Ronald Demu, Dewi Retno Sari Saputro, Purnami Widyaningsih Program Studi Matematika FMIPA

Lebih terperinci

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal 191 196. GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE Andi Sayuti, Dadan Kusnandar, Muhlasah Novitasari Mara

Lebih terperinci

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi

Analisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi Analisis dan Pembahsan Statistika Deskriptif Regresi Logistik Biner Uji Independensi H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon H 1 : Ada hubungan antara variabel prediktor

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Neser Ike Cahyaningrum 1307100012 Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si AGENDA

Lebih terperinci

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE

PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE PREDIKSI INFLASI DI INDONESIA MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK B-SPLINE Annita Nur Kusumastuti, Sri Sulistijowati Handajani, dan Respatiwulan Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Inflasi identik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA Febriani Astuti, Kartiko, Sri Sulistijowati Handajani Jurusan Matematika

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN Oleh : Servianie Purnamasari (1310 030

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 575-581 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si

STATISTIKA DASAR MAF Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si STATISTIKA DASAR MAF 1212 Dosen: Dr. Lutfi Rohman Wenny Maulina, M.Si Pokok Bahasan Pokok Bahasan KONTRAK PERKULIAHAN UTS 35% UAS 35% TUGAS/QUIZ 20% KEHADIRAN 10% REFERENSI: Walpole, Ronald E. 2011. Probability

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA 1 Mifta Luthfin Alfiani, 2 Indah Manfaati Nur, 3 Tiani Wahyu Utami 1,2,3 Program Studi Statistika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( )

pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih ( ) Analisis kepuasan karyawan pt. x dengan pendekatan regresi logistik biner Oleh :Wida Suliasih (1308 030 059) Pembimbing : Wibawati, S.Si, M.Si 1 2 Latar belakang permasalahan Tujuan manfaat Batasan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditularkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, merupakan penyebab kematian terutama di negaranegara berkembang di seluruh

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 133-142 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER DAN METODE BACKPROPAGATION

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank Fajri Zufa Alumni Program Studi Statistika, FMIPA, Universitas Bengkulu e-mail

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007

Volume 1, Nomor 2, Desember 2007 Volume, Nomor, Desember 007 Barekeng, Desember 007. hal.8- Vol.. No. ANALISIS DISKRIMINAN, REGRESI LOGISTIK, NEURAL NETWORK DAN MARS PADA PENGKLASIFIKASIAN DATA HBAT DAN IRIS THOMAS PENTURY Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Kata Kunci: TBC, Laju Kesembuhan, Analisis Survival, Regresi Cox-Weibull

Kata Kunci: TBC, Laju Kesembuhan, Analisis Survival, Regresi Cox-Weibull Jurnal Matematika UNAND Vol 5 No 4 Hal 62 71 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENERAPAN MODEL REGRESI COX-WEIBULL UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMA KESEMBUHAN PASIEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kini mengalami beban ganda akibat penyakit tidak menular terus bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit infeksi menular

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR UNIVERSITAS DIPONEGORO 01 ISBN: -0-1-0-1 MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR Alan Prahutama Dosen Jurusan Statistika Undip

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) Natural Vol. 11, No. 2, Mei 2007, hal. 112-118. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) A. Efendi dan H. Kusdarwati Program Studi

Lebih terperinci

Parameter Estimation of Multivariate Adaptive Regression Spline Model With Binary Response Using Generalized Least Square

Parameter Estimation of Multivariate Adaptive Regression Spline Model With Binary Response Using Generalized Least Square JTRISTE, Vol.2, No.2, Oktober 2015, pp. 8~17 ISSN: 2355-3677 Parameter Estimation of Multivariate Adaptive Regression Spline Model With Binary Response Using Generalized Least Square Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 121-130 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN

Lebih terperinci

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL Alan Prahutama, Suparti, Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Matematika,Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi

BAB IV PENUTUP. berkorelasi secara contemporaneous. Korelasi galat contemporaneous terjadi 76 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Model Seemingly Unrelated Regression (SUR) merupakan perluasan dari analisis regresi linear yang berupa sistem persamaan yang terdiri dari beberapa persamaam regresi yang

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan

Lebih terperinci

ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010

ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010 TUGAS AKHIR ANALISIS KORESPONDENSI PENYAKIT MENULAR DI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2010 Oleh : Danang Wahyu Prasetyo (1307 030 048) Dosen Pembimbing : Dr. rer. pol. Heri Kuswanto Pendahuluan Pendahuluan

Lebih terperinci

Analisis Dan Pembahasan

Analisis Dan Pembahasan Analisis DIskriminan Analisis Dan Pembahasan Variabel Variabel Pembeda Lamda P-value Penderita Diare Ditangani (X 13 ) 0,269 0,000 Pelayanan Anak Balita (X 8 ) 0,087 0,000 Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat

Lebih terperinci

DEWA AYU RATIH WEDA ISWARA NRP

DEWA AYU RATIH WEDA ISWARA NRP Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Pengguna NAPZA Suntik (Penasun) di Yayasan Bina Hati Surabaya Menggunakan Metode Regresi Logistik Ordinal I DEWA AYU RATIH WEDA ISWARA NRP 1310 100 023

Lebih terperinci

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Outline: Regresi Linier Sederhana dan Korelasi (Simple Linier Regression and Correlation) Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and Probability

Lebih terperinci