KATA PENGANTAR BAB I. PENDAHULUAN
|
|
- Hendri Johan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 KATA PENGANTAR Ucapan rasa syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat menulis makalah ini dengan judul Alga Hijau (Chlorophyta). Dalam penyelesaian makalah ini kami banyak mendapatkan pengarahan, bimbingan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Sudarmadji, Ibu Hari Sulistyowati dan Bapak Rendy Setiawan selaku dosen mata kuliah Fikologi yang telah banyak memberikan pengarahan dan kesempatan kepada kami selama pengerjaan sampai terselesaikannya makalah ini. 2. Orang tua, teman-teman Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember yang banyak membantu dalam mendukung menyelesaikan makalah ini. 3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin. Jember, 10 April 2016 Penyusun BAB I. PENDAHULUAN
2 2 1.1 Latar Belakang Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus, alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga alga yang alat reproduksinya berupa banyak sel (Sulisetjono, 2009). Chlorophyta (alga hijau) adalah salah satu kelas dari alga yang sel-selnya bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga alga ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil. Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya bermacam-macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang (Hasnunida, 2007). Lebih dari 7000 spesies alga hijau telah diidentifikasi. Sebagian besar diantaranya hidup di air tawar, akan tetapi ada juga yang merupakan spesies laut. Berbagai spesies alga hijau uniselular hidup sebagai plankton atau menghuni tanah yang lembab atau salju. Beberapa spesies lainnya hidup secara simbiotik di dalam eukariota lainnya, yang memberikan sebagian produk fotosintesisnya untuk cadangan makanan inangnya. klorophyta merupakan salah satu alga hidup simbiotik dengan fungsi dalam kumpulan mutualistik yang dikenal sebagai lichen atau lumut kerak (Romimohtarto, 2007). Alga hujau berkembang biak dengan membelah dengan membentukan zoospora aseksual berflagella, atau secara seksual yaitu isogami dan heterogami. Alga hujau ini uniselular, motil, dan tersebar luas di tanah dan di air tawar. Ukurannya berkisar antara 3 sampai 30 μm pada bentuk-bentuk yang umum, dan alga ini motil, kecuali selama pembelahan sel (Birsyam, 1992). 1.2 Rumusan Masalah 1. Menjelaskan ciri-ciri, habitat chlorophyta. 2. Menjelaskan evolusi dan filogeni chlorophyta. 3. Menjelaskan struktur fisiologi dan taksonomi chlorophyta. 4. Menjelaskan perananan chlorophyta dalam kehidupan sehari-hari. 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui ciri-ciri, habitat chlorophyta. 2. Untuk mengetahui evolusi dan filogeni chlorophyta. 3. Untuk mengetahui struktur fisiologi dan taksonomi chlorophyta. 4. Untuk mengetahui perananan chlorophyta dalam kehidupan sehari-hari.
3 3 BAB II. PEMBAHASAN Alga adalah tumbuhan laut yang di kelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu makro alga (berukuran besar) dan mikro alga (berukuran kecil). Semua jenis alga selnya memiliki inti dan plastid. Pada plastidnya mengandung zat warna derivat klorofil yaitu klorofil-a atau klorofil-b atau kedua-duanya dan zat warna lain seperti fikosianin, fikosantin, fikoeritrin, santofil, dan karoten yang nantinya akan menentukan nama dari kelompok alga tersebut (Tjitrosoepomo, 2005). Alga terdiri atas 8 divisi menurut Sze (1986) yang didasarkan pada morfologi dan pigmen pengektasi cahaya untuk fotosintesis, antara lain : divisi Cyanophyta (cyanobacteria atau blue-green algae), divisi Prochlorophyta, divisi Chlorophyta (green algae), divisi Chrysophyta, divisi Rhodophyta (red algae), divisi Pyrrophyta (=Pyrrhophyta=Dinophyta), divisi Cryptophyta, dan divisi Euglenophyta (euglenoids). 2.1 Karakter Umum Alga Hijau (Chlorophyta)
4 4 Chlorophyceae disebut juga alga hijau yang tergolong ke dalam divisi Chlorophyta. Kelompok ini merupakan eukariotik dan memiliki vegetasi terbesar dibandingkan dengan kelompok lainnya. Tubuh alga ini berupa thallus. Struktur thallustersebut terbagi atas Blade, Stipe dan Holdfast. Blade adalah bagian daun yang berbentuk pipih dari tallus. Holdfast adalah bagian dari tallus berada di bawah yang berfungsi sebagai struktur yang merekat pada substrat. Stipe adalah struktur yang mendukung blade (Castro dan Huber, 2003). Alga hijau atau kelas Chlorophyceae sangat melimpah di perairan hangat (trofik) dan tercatat sedikitnya 12 genus alga hijau di Indonesia, diantaranya : Caulerpa, Ulva, Valonia (V. ventricosa), Dictyosphaera (D. caversona), Halimeda, Chaetomorpha, Codium, marga Udotea, Tydemania (T. expeditionis), Burnetella (B. nitida), Burgenesia (B. forbisii), dan Neomeris (N. annulata) (Romimohtarto dan Juwana 2009) Ciri-ciri umum Chlorophyta : 1. Bentuk talus/struktur vegetatif a. uniseluler nonmotil/kokoid / bulat : Chlorella sp. b. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp. c. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp. d. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp. e. lembaran yang monostromatik: Monostroma sp. f. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha sp. g. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp. h. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp. i. berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp. j. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp. k. palmeloid: Tetraspora sp. l. dendroid: Prasinocladus sp. m. heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp. 2. Mengandung klorofil a dan klorofil b, serta pigmen tambahan karoten (kuning kemerahan) dan xantofil (kuning). 3. Mempunyai inti sel 4. Mempunyai dinding sel yang tersusun 2 lapisan, lapisan dalam mengandung selulose dan lapisan luar tersusun atas pektin. 5. Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas. 6. Perkembangbiakan secara vegetatif, seksual dan aseksual.
5 5 7. Cadangan makanan berupa amilum, tersusun oleh amilosa dan amilopektin. 8. Sebagian anggota memiliki flagel Habitat Secara umum alga hijau terdapat didaerah yang terpapar cahaya matahari. Alga hijau hidup di air tawar, ditanah atau tembok yang lembab, di salju, dan menempel ditubuh tumbuhan maupun hewan. Contoh alga hijau yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan organisme eukariotik lain yaitu antara Chlorophyta dengan lumut kerak yaitu Trebouxia dan Pseudotrebouxia. Gambar 1 : Xanthoria parietina 2.2 Evolusi dan Filogeni Alga Hijau (Chlorophyta) Sejarah evolusi alga hijau untuk terjadi di zaman Silurian ( tahun yang lalu). Arah evolusi alga hijau adalah perubahan dari uniseluler menjadi koloni-koloni. Perkembangan evolusi alga dipelajari dalam teori endosymbiosis. Awal perkembangannya yaitu berasal dari organisme prokariotik yang bersimbiosis dengan organisme sel inangnya. Hasil dari proses simbiosis membentuk berbagai macam organisme seluler yang terspesifikasi menjadi alga hijau (Chlorophyta) dan alga merah (Rhodophyta) yang mampu melakukan fotosisntesis.
6 6 Gambar 2 : Evolusi Alga Gambar 3 : Proses Evolusi Algae Copyright 2002 Pearson Education, Inc., publishing as Benjamin Cummings Adapun untuk konsep filogenetik secara molekular pada tahun 1990 an menunjukkan bahwa ada dua garis keturunan yang utama pada tanaman hijau, yang pertama yaitu terdiri dari alga charophycean dan tanaman darat (Streptophyta), garis keturunan lainnya yang terdiri dari sisa alga hijau (Chlorophyta ) (Bremer, 1985).
7 7 2.3 Fisiologi Susunan Sel 1. Dinding sel Dinding sel tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa bangsa Volvocales dindingnya tidak mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel Caulerpales mengandung xylan atau mannan. Beberapa jenis Chlorophyceae mempunyai tipe pigmentasi dinding sel yang berbeda yang berguna dalam sistem klasifikasi berdasarkan taksa. 2. Kloroplas Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai
8 8 macam xantofil (lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel misalnya jika terletak di bagian parietal atau ditengah lumen sel (bagian axial yaitu muogotia) contohnya pada Ulotrix. Umumnya setiap setiap sel memiliki satu kloroplas tetapi pada Siponoles dan Zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel (Dawes, 1998). Bentuk kloroplas sangat bervariasi. Variasi bentuk kloroplas adalah sebagai berikut: 1. Bentuk mangkuk : Chlamydomonas 2. Bentuk sabuk (girdle) : Ulothrix 3. Bentuk cakram : Chara 4. Bentuk anyaman : Oedogonium 5. Bentuk spiral : Spirogyra 6. Bentuk bintang : Zygnema Amilum dari Chlorophyceae seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Tersusun atas amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah rantai peptida yang tidak bercabang dan rantai yang bercabang amilopektin. Umumnya amilum tersebut terbentuk dalam granula dengan badan protein dalam plastida yang disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempunyai pirenoid. Kelompok tersebut merupakan golongan Chlorophyceae. Jumlah pirenoid juga dijadikan tolok ukur pengelompokan jenis dalam taksonomi. 3. Inti Sel (Nukleus) Chlorophyceae mempunyai inti sel seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu diselubungi oleh membran inti dan terdapat kromatin. Umumnya hanya terdapat satu inti atau tunggal, tetapi untuk anggota jenis yang tergolong dalam bangsa Siphonales memiliki inti lebih dari satu. 4. Reproduksi Chlorophyta bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dapat dilakukan dengan cara pembelahan sel vegetatif (Vegetatif cell division) dan menggunakan spora yang disebut akinet (Sze, 1986). Spora akinet berkembang diluar dinding sel (Bold dan Wynne, 1985). Beberapa spora makrobentik disebut sebagai zoospora karena dapat bergerak seperti hewan. Zoospora dibagi menjadi dua yaitu aplanospora dan autospora (Bold dan Wynne, 1985). Sedangkan untuk
9 9 seksual dengan fertilisasi gamet. Terdapat beberapa tipe dari reproduksi seksual yaitu isogamus, anisogamus dan oogami. Isogamus yaitu memiliki ciri morfologi gamet berflagella dengan ukuran yang sama misalnya pada Gonium dan Ulva. Anisogamus adalah gamet yang memiliki flagella tetapi berbeda ukuran contohnya Codium dan Bryopsis. Oogami merupakan gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda yaitu sperma (memiliki flagella) dan ovum (tidak memiliki flagella) Volvox dan Oedogonium (Bold dan Wynne, 1985). 2.4 Sistematika Taksonomi Chlorophyta Alga hijau termasuk dalam: Kingdom Eukariot, Divisi Chlorophyta. Divisi Chlorophyta dibagi menjadi dua subkelas yaitu Prasinophyta dan Tetraphytina. Subkelas Prasinophyta terdiri atas kelas Prasinophyceae sedangkan subkelas Tetraphytina dibagi menjadi lima kelas yaitu Trebouxyophyceae, Chlorodendrophyceae, Chlorophyceae, Dasycladophyceae, dan Ulvophyceae. Divisi chlorophyta menurut Luning (1990), dibagi menjadi 11 ordo. Ordo-ordo tersebut antara lain ordo chlorococcales, prasiolales, ulotrichales, trentepohliales, ulvales (famili monostromaceae dan ulvaceae), cladophorales (famili cladophoraceae, anadyomenaceae), acrosiphoniales, caulerpales (famili caulerpaceae, udoteaceae, caulerpaceae, derbesiaceae, phyllosiphoniaceae), siphonocladales, dan dasycladales. Alga hijau merupakan salah satu anggota dari alga yang memiliki lebih dari 7000 spesies (May, 2007). 2.5 Faktor Pembatas 1. Salinitas Salinitas menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap zona intertidal dikarenakan berada dalam area pasang surut air laut. Kenaikan dan penurunan air laut secara periodik menyebabkan salinitas pada zona ini sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme terutama makroalga. Luning (1990) menyatakan
10 10 bahwa pertumbuhan makroalga secara umum yaitu pada kisaran salinitas 30 C- 32 C. Penyebab perubahan salinitas biasanya terjadi akibat adanya hujan lebat sehingga salinitas pada zona intertidal berkurang dan apabila melebihi batas dapat menyebabkan kematian organisme (Nybakken, 1993). 2. Suhu Suhu merupakan salah satu ciri karateristik di pantai. Di zona intertidal temperatur mempengaruhi organisme sehingga suhu harus tetap berada dalam kisaran yang normal untuk survive. Nybakken (1993) menyatakan bahwa peningkatan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan kematian organisme akibat pengeringan habitat oleh suhu yang terlalu tinggi. 3. Intensitas cahaya Intensitas cahaya pada perairan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup organisme terutama yang memiliki kloroplas. Organisme yang mempunyai kloroplas sangat bergantung terhadap sinar matahari untuk aktivitas fotosintesis. Seaweed banyak ditemukan di zona littoral karena pada zona ini intensitas cahaya sangat banyak diterima untuk aktivitas metabolisme (Luning, 1990). 4. Substrat Subtrat merupakan media hidup organisme yang memiliki berbagai karateristik. Substrat di zona intertidal memiliki tipe yang berbeda seperti berpasir, berbatu, berlumpur (Kadi, 2005). 2.6 Manfaat Chlorophyta mempunyai manfaat yang sangat besar, baik untuk manusia maupun lingkungannya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : Manfaat positif : 1. Digunakan sebagai bahan makanan karena mengandung sumber serat bagi manusia. Contoh Volvox yang dapat digunakan sebagai sayuran (Setyawan, 2011). 2. Dibudayakan sebagai sumber pakan ditempat pembenihan ikan. Contoh: chlorella, Dunaliella, Tetraselmis, Sceredosmus
11 11 3. Pigmen klorofil sangat efektif dalam melakukan fotosintesis sehingga algae hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan (Setyawan, 2011). 4. Sebagai plankton, berperan penting dalam rantai makanan di perairan tawar. 5. Menghasilkan oksigen dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk bernafas. Manfaat negatif : 1. Beberapa jenis yang dinding selnya belendir jika blooming bau busuk. 2. Beberapa jenis dari ordo Zygnemantales berupa filamen panjangdapat membelit benih ikan dan mematikan, contohnya Spyrogyra, Hydrodyction.
12 12 BAB III. PENUTUP a. Kesimpulan Chlorophyta adalah alga hijau yang selnya bersifat eukariotik. Alge hijau hidup didaerah yang terpapar sinar matahari. Alga hijau hidup di air tawar, ditanah atau tembok yang lembab, di salju, dan menempel ditubuh tumbuhan maupun hewan. Chlorophyta memiliki 2 lapisan dinding sel yaitu selilosa dan peptin. Alga hijau bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual dengan pembelahan sel secara vegetative sedangkan reproduksi secara seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. DAFTAR PUSTAKA Birsyam, Inge. L Botani Tumbuhan Rendah. Bandung : ITB Bandung. Bold, H. C & M. J. Wynne Introduction of the Algae Structure and Reprodduction Second Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc Englewood Cliffs.
13 13 Bremer, K Summary of green plant phylogeny and classification. Cladistics, 1: Hasnunida Neni Buku Ajar Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung: UNILA. Dawes, C. J Marine Botany 2nd ed. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Kadi, A Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan Indonesia. Jurnal Oseana. Luning, K Seaweed Their Environment, Biogeography, and Ecophysiology. New York: John Wiley & Sons, Inc. May, Suellen Invasive Aquatic and Wetland Plants. New York: Chelsea House Publishers. Nybakken, J.W Marine Biology An Ecilogical Approach Third Edition. New York: Harper Collins Collage Publisher. Romimohtarto, K. dan S. Juwana Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan. Romimohtarto, Kasijan dan Juwana Sri Biologi Laut. Jakarta: Djambatan. Setyawan, I. B Divisi Clorophyta. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang. Sulisetjono Bahan Serahan Alga. Malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang. Sze, P Algae Second Edition. Australia : Wm.C.Brown Publishers. Tjitrosoepomo, G Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
14 14
Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.
Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil tubuh disebut talus yaitu tidak punya akar, batang dan daun. Alga dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa mikrometer sampai beberapa meter panjangnya.
Lebih terperinciPAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN
PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN 1. Pendahuluan Pakan alami adalah sejenis pakan ikan yang berupa organisme air. Organism ini secara ekosistem merupakan produsen primer atau level makanan dibawah ikan dalam rantai
Lebih terperinciPraktikum IV Biologi Laut
Praktikum IV Biologi Laut Rumput laut (seaweed), alga, ganggang dan lamun (seagrass) adalah tumbuhan yang memiliki perbedaan. Makroalga, rumput laut, dikenal sebagai tumbuhan thallus (Thallophyta), karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Makroalga Alga (tumbuhan ganggang) merupakan tumbuhan thallus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Pengertian belajar menurut (W. Gulo, 2002, hal.23) adalah suatu proses yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian belajar Pengertian belajar menurut (W. Gulo, 2002, hal.23) adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya,
Lebih terperinciNama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015
Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : 1503646 Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus! Ciri-ciri -Memiliki sifat antara benda mati dan benda
Lebih terperincijurnal chlorophyta Chlorophyta BAB I PENDAHULUAN
jurnal chlorophyta Chlorophyta BAB I PENDAHULUAN Chlorophyceae(Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus
Lebih terperinciProtista Mirip Tumbuhan. KELOMPOK 5 : Iif Fitrotul Mahmudah Lusi Suciati M. Nur Hasan
Protista Mirip Tumbuhan KELOMPOK 5 : Iif Fitrotul Mahmudah Lusi Suciati M. Nur Hasan DEFINISI DAN BATASAN ALGA Alga adalah organism berklorofil, tubuhnya merupakan talus (uniseluler atau multiseluler),
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan I (Cryptogamae), Alga, Fungi, Bryophyta, Pterydophyta
Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan I (Cryptogamae), Alga, Fungi, Bryophyta, Pterydophyta Oleh: Ahmad Dwi Setyawan, S.Si. Catatan: Daftar pustaka dan sebagian gambar hilang Petunjuk Praktikum Taksonomi
Lebih terperinciSf. Eko Yulianto, S. Si. Edisi : Protista. Kelas X. Disusun oleh : Protista. PanduanBelajar Siswa
P B S PanduanBelajar Siswa Edisi : Protista Kelas X Disusun oleh : Sf. Eko Yulianto, S. Si 2013 http://konsepbiologi.wordpress.com Sf. Eko Yulianto, S. Si 1 Apa itu Protista? Lengkapi tugas ini untuk memahami
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.
1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau. Klasifikasi Tetraselmis sp. menurut Bold & Wynne (1985) adalah sebagai berikut: Filum Kelas Ordo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah lautan lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protista adalah kelompok organisme yang memiliki ukuran tubuh mikro. Kingdom protista terdiri atas kelompok makhluk hidup yang mempunyai karakteristik peralihan antara
Lebih terperinciKELOMPOK G EUKARYOTA. Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar
KELOMPOK G EUKARYOTA Yudi Prasetiyo Dony Pratama Akhira Yanti Ningsih Ritonga Mey Laurentya Manalu Ramsiah Diliana Cahaya Mora Siregar 1. Pengertian Sel yang mempunyai struktur yang kompleks. Inti dan
Lebih terperinciTUGAS MIKROBIOLOGI DASAR ALGAE
TUGAS MIKROBIOLOGI DASAR ALGAE Nama : Niti Galih Lestari Npm : 140410130111 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran 1 BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciALGAE. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
ALGAE Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB PHOTOSYNTHETIC ALGAE Algae adalah eukariot yang paling sederhana yang memiliki klorofil, jadi melakukan fotosintesis Hrs dibedakan dengan sianobakteria
Lebih terperinciCYANOPHYTA. ( Ganggang hijau biru )
CYANOPHYTA ( Ganggang hijau biru ) Cyanophyta adalah nama ilmiah untuk ganggang hijau-biru. Dinamakan demikian karena jenis yang pertama kali ditemukan berwarna biru kehijauan. Cyanophyta juga dikenal
Lebih terperinciPANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE
PANDUAN PRAKTIKUM CHRYSOPHYTA MATA KULIAH BOTANY CRYPTOGAMAE (ENI NURAENI, M. Pd) Chrysophyta merupakan ganggang keemasan karena mengandung pigmen kuning keemasan (chrysos). Alga ini tidak memiliki pirenoid
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PLANKTON Plankton merupakan kelompok organisme yang hidup dalam kolom air dan selalu terbawa arus karena memiliki kemampuan renang yang terbatas (Wickstead 1965: 15; Sachlan
Lebih terperinciKINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti
KINGDOM PROTISTA Dyah Ayu Widyastuti Tree of Life Three-domain tree of life based on small subunit rrna sequences (modified from N. R Pace, ASM News 62: 464, 1996) Protista Salah satu Kingdom dalam klasifikasi
Lebih terperinciTUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES)
TUGAS TAKSONOMI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH KELAS CYANOPHYCEAE (BANGSA CHROOCOCCALES) Cyanophyceae disebut sebagai alga biru atau ganggang belah (Schizophyceae) atau ganggang lendir ( Myxophyceae), adalah
Lebih terperinciBIOLOGI BAB V PROTISTA MONERA DAN ALGA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB V PROTISTA MONERA DAN ALGA Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat Rumput Laut. Rumput laut (seaweed) merupakan alga (ganggang) multiseluler
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat Rumput Laut Rumput laut (seaweed) merupakan alga (ganggang) multiseluler fotosintentik yang seluruh anggota tubuhya hidup terendam di dalam air (Campbell
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Makroalga Alga merupakan salah satu sumber daya alam hayati laut yang bernilai ekonomis dan memiliki peranan ekologis sebagai produsen yang tinggi dalam rantai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Chlorella SP 1. Klasifikasi Penamaan Chlorella sp karena memiliki kandungan klorofil yang tinggi dan juga merupakan produsen primer dalam rantai makanan (Sidabutar, 1999).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dawson (1946) dalam Soegiarto, dkk,(1978), secara umum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Morfologi Gracilaria salicornia Menurut Dawson (1946) dalam Soegiarto, dkk,(1978), secara umum Gracilaria salicornia dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEANEKARAGAMAN MIKROALGA SEKITAR KAMPUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI
PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP KEANEKARAGAMAN MIKROALGA SEKITAR KAMPUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Firda Ama Zulfia, Ika Airin Nur Rohmadhani, Indah Syafinatu Zafi,
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang sulit dengan struktur uniseluler atau multiseluler sederhana. Contoh
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Nannochloropsis sp. Mikroalga merupakan mikroorganisme prokariotik atau eukariotik yang dapat berfotosintesis dan dapat tumbuh dengan cepat serta dapat hidup dalam kondisi
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Adehoog dan Simon (2001) Klasifikasi Nannochloropsis sp. adalah
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Nannochloropsis sp. Menurut Adehoog dan Simon (2001) Klasifikasi Nannochloropsis sp. adalah sebagai berikut: Kingdom Superdevisi Divisi Kelas Genus : Protista : Eukaryotes
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Pantai Lebih kurang tiga perempat bagian dari permukaan bumi tertutup air. Dari segi ekosistem, dapat dibedakan menjadi air tawar, air laut dan air payau seperti yang
Lebih terperinciJurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
PERTUMBUHAN ALGA COKELAT Padina australis Hauch DI PERAIRAN PESISIR, DESA KAMPUNG AMBON, KECAMATAN LIKUPANG TIMUR, KABUPATEN MINAHASA UTARA DESY M.H. MANTIRI Rene Charles Kepel 1, Desy M.H. Mantiri 1,
Lebih terperinci107
106 107 108 109 110 Tabel 11 Hasil Perhitungan Indeks Keanekaragaman Kumulatif Makroalga di Pantai Jumiang Kabupaten Pamekasan. No Spesies pi ln pi pi ln pi 1 Chaetomorpha sp 1 0.01-5 -0,03 2 Enteromorpha
Lebih terperinciFITOPLANKTON AIR TAWAR
FITOPLANKTON AIR TAWAR Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat kecil dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekosistem perairan,
Lebih terperinciJurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(1),Januari 2015 ISSN:
STRUKTUR KOMUNITAS MAKRO ALGA DI PANTAI DESA MOKUPA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA Community Structure of Macro Algae in Mokupa Village, Tombariri Sub-district, Minahasa District,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Pesisir Pantai Ekosistem pantai merupakan daerah yang letaknya berbatasan dengan ekosistem daratan, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ganggang Mikro
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ganggang Mikro Ganggang termasuk golongan organisme berklorofil dan memiliki ukuran beraneka ragam, mulai dari ukuran yang sangat kecil dalam skala µm hingga beberapa meter panjangnya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa
Lebih terperinciBANGSA CHLAMYDOBACTERIALES. spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
BANGSA CHLAMYDOBACTERIALES Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada bidang akuakultur, mikroalga umumnya telah dikenal sebagai pakan alami untuk pembenihan ikan karena dan memiliki peran sebagai produsen primer di perairan dan telah
Lebih terperinciBAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP Standar Kompetensi : Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk hidup. Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan prinsip dasar klasifikasi makhluk hidup Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciTasonomi dan Klasifikasi Plankton I M A Y U D H A P E R W I R A
Tasonomi dan Klasifikasi Plankton I M A Y U D H A P E R W I R A 1. Phytoplankton Susunan klasifikasi plankton dalam taksonomi adalah sebagai berikut : Phylum/Divisi - Kelas Ordo (bangsa) Familia (suku)
Lebih terperinciPendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan
Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pembagian tugas yang jelas pada sel sel komponennya. Hal tersebut yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp. 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Nannochloropsis sp. Mikroalga merupakan tanaman yang mendominasi lingkungan perairan. Morfologi mikroalga berbentuk
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ganggang Mikro
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ganggang Mikro Ganggang termasuk golongan tumbuhan berklorofil yang meliputi bermacammacam organisme, dari luar ganggang mikro sering telah menampakkan suatu perbedaan, sehingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. tersebut adalah fatty acid metyl ester (FAME) dengan hasil samping berupa gliserol
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Biodiesel Biodiesel diperoleh dari proses esterifikasi asam lemak dengan alkohol rantai pendek (metanol atau etanol) menggunakan katalis (alkali atau asam).
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyakit (Cholik, et.al 1989 dalam wilujeng, 1999). Makanan alami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran utama untuk memenuhi tersedianya pakan adalah memproduksi pakan alami, karena pakan alami mudah didapatkan dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. fotosintesis (Bold and Wynne, 1985). Fitoplankton Nannochloropsis sp., adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp. 2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Mikroalga diartikan berbeda dengan tumbuhan yang biasa dikenal walaupun secara struktur tubuh keduanya memiliki klorofil
Lebih terperinciPenggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015
Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia 5Maret 2015 Taksonomi Carolus Linnaeus (1707-1778) Botaniawan, Sweden Pioneer dibidang taksonomi organisme 1766-1763 mengajukan konsep sistem pemberian nama
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Struktur sel tumbuhan dan hewan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 5. P R O T I S T A. Oleh : Dwi Putri Pasinggi, S.Pd
` YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id BAB
Lebih terperinciSTUDI POPULASI ALGA LAUT MAKROBENTIK DI PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO
STUDI POPULASI ALGA LAUT MAKROBENTIK DI PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO SKRIPSI OLEH : DONI ADI SISWANTO NIM : 00330015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciMIKROBIOLOGI BAKTERI
1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciProdi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang 5
KEANEKARAGAMAN MAKROALGA SEKITAR PANTAI PANCUR ALAS PURWO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN REALIA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Firda Ama Zulfia *1, Indah Syafinatu Zafi 2,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp. Spirulina sp. merupakan mikroalga yang menyebar secara luas, dapat ditemukan di berbagai tipe lingkungan, baik di perairan payau, laut dan tawar. Spirulina
Lebih terperinciSTUDI KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA DI PERAIRAN PANTAI PULAU DOFAMUEL SIDANGOLI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT
STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS MAKROALGA DI PERAIRAN PANTAI PULAU DOFAMUEL SIDANGOLI KECAMATAN JAILOLO SELATAN KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1) Yumima Sinyo 1) dan Nurita Somadayo 2) Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat genetika (Saptasari, 2007). Indonesia merupakan negara dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati merupakan kehadiran berbagai macam variasi bentuk penampilan, jumlah, dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan jenis, dan tingkat genetika
Lebih terperinciMORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti
MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME Dyah Ayu Widyastuti Mikrobiologi Micros: kecil/renik Bios: hidup Mikrobiologi kajian tentang mikroorganisme meliputi aspek: morfologi, fisiologi, reproduksi, ekologi,
Lebih terperinciINVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN BENDUNGAN BEURAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR ABSTRAK
Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : 2337-9952 INVENTARISASI FITOPLANKTON DI PERAIRAN BENDUNGAN BEURAYEUN KECAMATAN LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR Jalaluddin 1, Nurul Akmal 2, Azwir 3 1)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Perairan Indonesia. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perairan Indonesia Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi laut yang rumit dilihat dari topografi
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem laut dangkal yang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang dihasilkan terutama
Lebih terperinciSTRUKTUR KOMUNITAS MAKRO ALGA DI PESISIR PULAU KECAMATAN BULANG. Notowinarto, Ramses Firdaus dan Mulhairi
STRUKTUR KOMUNITAS MAKRO ALGA DI PESISIR PULAU KECAMATAN BULANG Notowinarto, Ramses Firdaus dan Mulhairi Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan Koresponden : notowinarto@unrika.ac.id
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon
TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar hutan Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis karena memiliki curah hujan tinggi dan suhu hangat sepanjang tahun. Hutan hujan tropis merupakan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anemon Laut Anemon laut merupakan hewan invertebrata atau hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Anemon laut ditemukan hidup secara soliter (individual) dengan bentuk tubuh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut
1 1. PENDAHULUAN Rumput laut atau yang biasa disebut seaweed tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Sargassum talusnya berwarna coklat, berukuran besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Morotai yang terletak di ujung utara Provinsi Maluku Utara secara geografis berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan
Lebih terperinciLecture 1 Tatap Muka 2
1/5 Maret 2010 Lecture 1 Tatap Muka 2 Biological Diversity I: A. Filogeni dan Pohon Kehidupan B. Bacteria dan Archaea C. Protista D. Fungi Kompetensi: 1. Mahasiswa mampu menerangkan pohon filogeni 2. Mahasiswa
Lebih terperinci2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta) Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Ganggang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ganggang Tjitrosoepomo (2005) menyatakan bahwa ganggang merupakan organisme berklorofil dan beraneka ragam, mulai dari yang bersel satu dan dapat bergerak bebas hingga yang multiseluler
Lebih terperinciPROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE
PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada tahun 1665 seorang ilmuwan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010
KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Mata Pelajaran : Biologi Alokasi Waktu : 120 Menit Kelas/Program : X Bentuk : PG dan Essay Semester : 1 Jumlah : 30 PG dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Menurut Mata et al. (2010), mikroalga merupakan mikroorganisme prokariotik dan eukariotik yang dapat tetap hidup dalam kondisi yang kurang mendukung pertumbuhannya, karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciTim Penyusun: Dosen Bagian Ekologi dan Sistematika Tumbuhan
Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Tim Penyusun: Dosen Bagian Ekologi dan Sistematika Tumbuhan Pict: Elaine with Gray Cats Penuntun Praktikum PENUNTUN
Lebih terperinciStruktur dan Perkembangan Ganggang, Lumut, dan Tumbuhan Paku
Modul 1 Struktur dan Perkembangan Ganggang, Lumut, dan Tumbuhan Paku Dra. Yohana C. Sulistyaningsih, M.Si. K PENDAHULUAN alau kita mendengar istilah ganggang biasanya kita membayangkan tumbuhan laut yang
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Ketersediaan Karbohidrat. Chrysolaminarin (= leukosin)
II. TELAAH PUSTAKA Chrysophyta merupakan salah satu divisio fitoplankton. Fitoplankton dikelompokkan ke dalam lima divisio yaitu Chrysophyta, Pyrrophyta, Chlorophyta, Cyanophyta, dan Euglenophyta. Semua
Lebih terperinciTabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel
Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel Diameter Sel prokariotik 0,2-2.0 µm Diameter Sel prokariotik 10-100 µm Inti Sel Organel terbungkus
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Klasifikasi Makhluk Hidup dan Ciri-ciri Makhluk Hidup untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kali di terjemahkan seaweed bukan sea grass yang sering di sebut dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rumput laut Rumput laut atau seaweed merupakan nama dalam perdagangan nasional untuk jenis alga yang banyak di panen di laut. Rumput laut atau alga yang sering kali di terjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau yang dikenal dengan sebutan ganggang laut atau alga laut. Beberapa diantaranya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Makroalga Alga adalah organisme berklorofil, tubuhnya merupakan thalus (uniselular dan multiselular), alat reproduksi pada umumnya berupa sel tunggal, meskipun ada juga
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS RUMPUT LAUT DARI PERAIRAN PULO MERAK CILEGON BANTEN (Identification of Seaweeds from Pulo Merak Waters Cilegon Banten)
Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2014 Vol. 3 No.1 Hal : 31-35 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp IDENTIFIKASI JENIS RUMPUT LAUT DARI PERAIRAN PULO MERAK CILEGON BANTEN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN PROTISTA Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Konsep Dasar Biologi SD Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd Kelas/Smt : 6 IPA-3 / PGSD Kelompok : 2 Cici Royani
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. memecahkan persoalan yang dihadapi. Hal ini membawa konsekuensi kegiatan
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2003: 16) Belajar adalah mencari, menemukan dan melihat pokok permasalahannya. Belajar juga dikatakan sebagai upaya memecahkan persoalan
Lebih terperinciMODUL BAKTERI AKTIVITAS 1. CIRI-CIRI, STRUKTUR, MACAM-MACAM BENTUK KLASIFIKASI BAKTERI
MODUL BAKTERI AKTIVITAS 1. CIRI-CIRI, STRUKTUR, MACAM-MACAM BENTUK KLASIFIKASI BAKTERI 1. Mengapa bakteri yang ikut termakan oleh kita tidak dapat terlihat oleh mata? 2. Bagaimanakah ciri-ciri bakteri?
Lebih terperinciTUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT
TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 TEKNOLOGI BUDIDAYA
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI
TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI TAHUN 2015/2016 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. alhamdulillahirabbilalamin.
Lebih terperinciSecara umum, konsentrasi COD yang tinggi dalam air menunjukkan. adanya bahan pencemar organik dalam jumlah yang banyak. Sejalan dengan hal
Dampak COD Terhadap Manusia dan Lingkungan a. Terhadap kesehatan manusia Secara umum, konsentrasi COD yang tinggi dalam air menunjukkan adanya bahan pencemar organik dalam jumlah yang banyak. Sejalan dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Organisme ini merupakan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroalga Mikroalga merupakan organisme tumbuhan paling primitif berukuran seluler yang umumnya dikenal dengan nama fitoplankton. Organisme ini merupakan produsen primer perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak dan dilintasi garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang pantai sekitar km dan luas laut mencapai 5,8 juta km 2. Wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang pantai sekitar 81.000 km dan luas laut mencapai 5,8 juta km 2. Wilayah pantai ini merupakan
Lebih terperinci