2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat Rumput Laut. Rumput laut (seaweed) merupakan alga (ganggang) multiseluler

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat Rumput Laut. Rumput laut (seaweed) merupakan alga (ganggang) multiseluler"

Transkripsi

1 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat Rumput Laut Rumput laut (seaweed) merupakan alga (ganggang) multiseluler fotosintentik yang seluruh anggota tubuhya hidup terendam di dalam air (Campbell et al., 2000). Selain klorofil yang terdapat dalam kloroplas, rumput laut juga memiliki pigmen lain antara lain fikosianin (biru), fikoeritrin (merah), fikosantin (coklat), xantofil (kuning), dan karoten (keemasan) yang membantu dalam proses fotosintesis. Secara umum, berdasarkan pigmen yang menyusun tubuhnya rumput laut dibedakan menjadi 3 divisi, yaitu Chlorophyta (alga hijau), Pheophyta (alga cokelat), dan Rhodophyta (alga merah). Rumput laut mampu berkembang biak secara aseksual (vegetatif) maupun seksual (generatif). Perkembangbiakan vegetatif dilakukan melalui fragmentasi thallus dan pembelahan sel membentuk zoospora (spora kembar) sedangkan perkembangbiakan secara generatif dilakukan melalui peleburan gamet secara isogami, anisogami maupun oogami. Isogami merupakan perkembangbiakan secara generatif pada rumput laut yang melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina dengan morfologi bentuk dan ukuran yang sama sehingga sulit dibedakan. Anisogami merupakan perkembangbiakan secara generatif pada rumput laut yang melibatkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina dengan morfologi bentuk yang sama tetapi ukuranya dapat dibedakan. Sel kelamin jantan umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan sel kelamin betina. Oogami merupakan perkembangbiakan secara generatif yang melibatkan sel kelamin jantan berflagel yang dihasilkan oleh gametanium jantan dan sel kelamin 3

2 4 betina yang dihasilkan dari dua organisme berbeda. Gamet jantan disebut spermatozoa sedangkan gamet betina disebut ovum. Rumput laut digolongkan ke dalam Kingdom Protista karena belum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Seluruh tubuh rumput laut disebut thallus. Bagian thallus yang berdiferensiasi menyerupai daun disebut blade, bagian thallus yang berdiferensiasi menyerupai batang disebut stipe, sedangkan bagian thallus yang berdiferensiasi menyerupai akar disebut holdfast. Blade berfungsi sebagai tempat pertukaran gas yang dapat membantu memaksimalkan aktivitas fotosintesis. Stipe merupakan batang utama yang berisi percabangan dari blade sedangkan holdfast berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya rumput laut pada substrat. Habitat rumput laut sering dijumpai di wilayah pesisir melekat pada substrat koral, pasir, dan pecahan karang dengan sebaran yang luas. Rumput laut hidup pada daerah intertidal (pasang surut) terendah hingga daerah subtidal. Rumput laut dapat hidup sebagai organisme fitobentik, epifitik maupun berasosiasi dengan lamun. Rumput laut memiliki daya adaptasi yang unik karena hidup pada kondisi lingkungan yang selalu dinamis sehingga memberikan tantangan bagi kehidupan dengan adaptasi berupa dinding sel yang terdiri dari selulosa dan polisakarida yang membentuk gel untuk memberikan bantalan pada thallus untuk melawan gerakan arus dan gelombang (Champbell et al., 2000). Kandungan selulosa dan polisakarida berbentuk gel yang tinggi ini membuat rumput laut memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar bioetanol (Hanna et al., 2001).

3 Klasifikasi Caulerpa racemosa Caulerpa racemosa merupakan salah satu spesies rumput laut dari genus Caulerpa sp. Caulerpa racemosa masuk ke dalam divisi Chlorophyta (alga hijau) karena pigmen inti fotosintetik ganggang ini adalah klorofil a dan b. Ganggang ini juga memiliki pigmen karoten dan xantofil yang membantu dalam proses fotosintesis (Atmadja et al., 1996). Klasifikasi rumput laut spesies Caulerpa racemosa (Gambar 1) menurut Dawson (1946) dalam Atmadja et al. (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Protista Divisi : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Caulerpales Famili : Caulerpaceae Genus : Caulerpa Spesies : Caulerpa racemosa Stipe Ramuli Holdfast Gambar 1. Morfologi Caulerpa racemosa yang diambil dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu

4 6 Ciri umum rumput laut spesies Caulerpa racemosa adalah berwarna hijau mempunyai bentuk seperti anggur. Thallus yang menyerupai daun (blade) pada rumput laut spesies Caulerpa racemosa berdiferensiasi membentuk bulatan. Bulatan- bulatan ini dinamakan ramuli. Diameter ramuli dapat mencapai 4 mm serta panjang tangkai ramuli ini dapat mencapai 5 cm hingga 8 cm. Percabangan thallus pada rumput laut spesies Caulerpa racemosa membentuk formasi tegak lurus sejajar satu arah pada sisi thallus utama yang disebut (verticilate). Thallus yang menyerupai batang (stipe) pada ganggang ini berkembang biak merayap dengan akar di bawahnya menyerupai batang pada tanaman darat. Thallus yang tumbuh merayap ini berdiameter sekitar 2,5 mm dengan panjang akar sekitar 1 cm yang digunakan untuk melekat pada substrat (Atmadja et al., 1996) Klasifikasi Sargassum crassifolium Sargassum crassifolium merupakan salah satu spesies rumput laut dari genus Sargassum sp. Sargassum crassifolium masuk ke dalam divisi Phaeophyta (alga cokelat) karena pigmen inti fotosintetik ganggang ini adalah fikosantin. Ganggang ini juga memiliki pigmen karoten, klorofil a dan c serta xantofil yang membantu dalam proses fotosintesis (Atmadja et al., 1996). Klasifikasi rumput laut spesies Sargassum crassifolium (Gambar 2) menurut Dawson (1946) dalam Atmadja et al. (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom : Protista Divisi : Phaeophyta Kelas : Paheophyceae Ordo : Fucales Famili : Sargassaceae

5 7 Genus : Sargassum Spesies : Sargassum crassifolium Blade Stipe Reseptakel Gambar 2. Morfologi Sargassum crassifolium yang diambil dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu Ciri umum dari rumput laut spesies Sargassum crassifolium adalah berwarna coklat karena dominasi pigmen fikosantin yang menutupi pigmen klorofil sehingga ganggang ini terlihat berwarna coklat. Percabangan thallus pada Sargassum crassifolium membentuk formasi dua-dua tidak beraturan yang berlawanan pada sisi sepanjang thallus utama yang disebut (pinnate alternate). Thallus yang menyerupai daun (blade) tumbuh melebar dan bergerigi dengan permukaan yang licin. Daun pada ganggang ini berbentuk oval dengan ukuran panjang sekitar 40 mm dan lebar 10 mm. Sargassum crassifolium mempunyai thallus berbentuk pipih dengan percabangan rimbun dan berselang-seling menyerupai tanaman darat. Pada bagian pinggir daun yang bergerigi mempunyai gelembung yang disebut vesikel. Gelembung udara ini berfungsi mempertahankan daun agar tetap di permukaan air. Ukuran diameter gelembung udara sekitar 15 mm dengan bentuk pipih dan bersayap (Atmadja et al., 1996).

6 Klasifikasi Gracilaria salicornia Gracilaria salicornia merupakan salah satu spesies rumput laut dari genus Gracilaria sp. Gracilaria salicornia masuk ke dalam divisi Rhodophyta (alga merah) karena pigmen inti fotosisntetik ganggang ini adalah fikoeritrin. Ganggang ini juga memiliki pigmen fikosianin, karoten, klorofil a dan b serta xantofil yang membantu dalam proses fotosintesis (Atmadja et al., 1996). Klasifikasi rumput laut spesies Gracilaria salicornia (Gambar 3) menurut Dawson (1946) dalam Soegiarto et al. (1978) adalah sebagai berikut : Kingdom : Protista Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Gracilariaceae Genus : Gracilaria Spesies : Gracilaria salicornia Stipe Blade Gambar 3. Morfologi Gracilaria salicornia yang diambil dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu

7 9 Ciri umum dari rumput laut spesies Gracilaria salicornia adalah berwarna hijau mempunyai thallus yang licin berbentuk silindris, rimbun dan berbukubuku. Panjang tiap ruas buku pada thallus sekitar 1 cm. Umumnya pada alga merah pigmen warna tubuhnya adalah fikoeritin sehingga terbentuk warna merah, namun pada rumput laut spesies Gacilaria salicornia pigmen klorofil menutupi pigmen fikoeritin sehingga terlihat berwarna hijau karena lokasi hidup ganggang ini di perairan dangkal. Percabangan thallus pada rumput laut spesies Gracilaria salicornia membentuk formasi dua-dua beraturan sejajar pada sisi sepanjang thallus utama yang disebut (pinnate distichous). Thallus pada rumput laut spesies Gracilaria salicornia bersifat cartilaginous yaitu bersifat rapuh dan mudah patah saat terhempas gelombang (Atmadja et al., 1996). 2.2 Komposisi Kimia Rumput Laut Komposisi kimia pada rumput laut umumnya dalam bentuk air, abu, protein, lemak, karbohidrat, dan serat kasar. Rumput laut juga mengandung vitamin dan mineral. Vitamin yang terkandung dalam rumput laut adalah vitamin A, B 1, B 2, B 6, B 12, dan vitamin C sedangkan mineral dalam rumput laut berupa kalium, kalsium, fosfat, natrium, besi, dan iodium (Anggadiredja, 1993). Komposisi kimia pada rumput laut ini bervariasi berdasarkan jenis spesies dan kondisi lingkungan. Jenis spesies dan kondisi lingkungan mempengaruhi aktivitas fotosintesis, sehingga mempengaruhi kadar senyawa kimia yang dibentuk dalam tubuh rumput laut.

8 Air Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup. Air berperan sebagai pembawa zat makanan dan sisa metabolisme pada mahluk hidup. Air merupakan komponen yang dapat mempengaruhi kenampakan tekstur serta cita rasa dalam suatu bahan. Kadar air pada rumput laut umumnya berkisar 15-20% (bk) (SNI, 2008 dalam DKP, 2009) Abu Abu erat hubungannya dengan mineral yang terkandung dalam suatu bahan karena mengandung mineral dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit. Mineral berfungsi untuk zat pengatur dan pembangun. Kadar abu dalam rumput laut umumnya tidak lebih dari 45% (bk) (Food and Nutrition Board (US), 1981 dalam Ruperez, 2002). Fleury dan Lahaye (1991) menambahkan rumput laut mengandung kadar abu berkisar 8% hingga 40% (bk) Protein Protein dibentuk dari dua atau lebih asam amino yang diikat oleh ikatan peptida (Fessenden dan Fessenden, 1999). Asam amino merupakan senyawa yang terdiri dari gugus karboksilat dan gugus amina, sedangkan ikatan peptida merupakan ikatan amina antara gugus alfa-amino dari satu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino lainnya. Asam amino bersifat amfoter karena mengandung gugus amina yang bersifat basa dan gugus karboksilat yang bersifat asam dalam molekul yang sama. Protein berfungsi sebagai bahan bakar apabila keperluan energi dalam tubuh organisme tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak serta mengganti jaringan yang rusak dalam tubuh mahluk hidup (Winarno, 2008). Kadar protein rumput laut dipengaruhi oleh jumlah kandungan

9 11 asam amino yang terdapat di dalam tubuhnya (Ratana dan Chirapart, 2006). Kadar protein pada rumput laut umumnya berkisar 6,38-14,02% (bk) (Yulianingsih dan Tamzil, 20007). Proses pembentukan protein alanilglisina dan ikatan peptida disajikan pada Gambar 4 (Fessenden dan Fessenden, 1999)..(1) Gambar 4. Proses pembentukan protein alaniglisina dan ikatan peptida Lemak Lemak dibentuk dari gugus ester tiga jenis asam lemak dan satu jenis gliserol (Fessenden dan Fessenden, 1999). Lemak merupakan senyawa organik yang bersifat tidak larut dalam air tetapi bersifat larut dalam pelarut organik non polar. Lemak berbeda dengan minyak. Lemak berupa padatan pada suhu kamar karena kandungan asam lemak jenuh yang tidak mempunyai ikatan rangkap yang sangat tinggi, sehingga titik lebur menjadi lebih tinggi, sedangkan minyak berupa cairan pada suhu kamar karena kandungan asam lemak tak jenuh yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap, sehingga titik leburnya menjadi sangat rendah (Winarno, 2008). Kadar lemak total pada rumput laut selalu kurang dari 4% (bk). Secara umum, kadar lemak pada rumput laut tergolong rendah karena rumput laut umumnya menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk karbohidrat (Wong dan Cheung 2000).

10 12 Proses penguraian lemak tristearin disajikan pada Gambar 5 (Fessenden dan Fessenden, 1999)..(2) Gambar 5. Proses penguraian lemak tristearin Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa yang tersusun dari molekul karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris CH 2 O (Fessenden dan Fessenden, 1999). Karbohidrat dapat berupa polihidroksil aldehid maupun polihidroksil keton. Pada organisme yang mempunyai klorofil karbohidrat dibentuk dari reaksi karbon dioksida (CO 2 ) dan air (H 2 O) dengan bantuan cahaya matahari. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi mahluk hidup. Karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak serta protein (Winarno, 2008). Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan tipe ukuran molekulnya menjadi monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida Monosakarida Monosakarida dapat berupa ikatan aldehid maupun ikatan keton. Monosakarida berupa ikatan aldehid diantaranya adalah glukosa, galaktosa, ribosa, sedangkan monosakarida berupa ikatan keton diantaranya adalah fruktosa.

11 13 Jenis-jenis monosakarida diantaranya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa. Glukosa merupakan monosakarida gugus aldehid yang paling penting dari hasil hidrolisis yang dapat memutar bidang polarisasi ke kanan. Fruktosa merupakan monosakarida gugus keton yang dapat memutar bidang polarisasi ke kiri. Galaktosa merupakan senyawa karbohidrat yang terdapat dalam laktosa terikat dengan glukosa. Ribosa merupakan senyawa karbohidrat pembentuk kerangka polimer dari asam nukleat. Ribosa dibentuk dari dari molekul ribupiranosa dan molekul ribufuranosa. Jenis-jenis monosakarida disajikan pada Gambar 6 (Fessenden dan Fessenden, 1999). alfa-glukosa beta-glukosa Fruktosa Galaktosa Ribufuranosa Ribupiranosa Gambar 6. Struktur kimia monosakarida jenis alfa-glukosa, beta-glukosa, fruktosa, galaktosa, ribufuranosa, dan ribupiranosa Disakarida Disakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari dua satuan monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosida dari 1 atom karbon (C) pada gugus hidroksida (OH) unit monosakarida lainnya. Jenis-jenis disakarida

12 14 diantaranya adalah maltosa, selobiosa, laktosa, dan sukrosa. Jenis-jenis disakarida disajikan pada Gambar 7 (Fessenden dan Fessenden, 1999). Maltosa Selubiosa Laktosa Sukrosa Gambar 7. Struktur kimia disakarida jenis maltosa, selubiosa, laktosa, dan sukrosa Maltosa merupakan senyawa yang dibentuk dari dua molekul monosakarida berupa glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 alfa-glikosida. Maltosa dapat diuraikan oleh asam maupun enzim alfa-1,4 glukan glukanohidrolase. Selubiosa merupakan senyawa yang dibentuk dari dua molekul monosakarida berupa glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 betaglikosida. Selubiosa dapat diuraikan oleh asam maupun dengan enzim betaglukosidase. Enzim beta-glukosidase memiliki kemampuan menguraikan ikatan 1,4 beta-glikosida namun tidak mampu menguraikan ikatan 1,4 alfa-glikosida secara spesifik. Laktosa merupakan senyawa yang dibentuk dari dua molekul monosakarida berupa glukosa dan galaktosa. Dalam tubuh mahluk hidup laktosa menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian galaktosa diubah menjadi glukosa. Sukrosa merupakan senyawa yang dibentuk dari dua molekul monosakarida

13 15 berupa fruktosa dan glukosa. Sukrosa tidak termasuk dalam jenis gula pereduksi karena pada sukrosa terdapat dua molekul yang berbeda yaitu satu molekul glukosa yang merupakan gugus aldehid dan satu molekul fruktosa yang merupakan gugus keton Oligosakarida Oligosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida yang disatukan oleh hubungan glikosida dari 1 atom karbon (C) pada gugus hidroksida (OH) dari unit monosakarida lainnya. Oligosakarida merupakan hasil proses dari penguraian polisakarida sebelum menjadi monosakarida. Jenis-jenis oligosakarida diantaranya adalah rafinosa, fruktooligosakarida, dan glukooligosakarida. Jenis-jenis oligosakarida disajikan pada Gambar 8 (Fessenden dan Fessenden, 1999). Rafinosa Fruktooligosakarida Glukooligosakarida Gambar 8. Struktur kimia oligosakarida jenis rafinosa, fruktooligosakarida, dan glukooligosakarida

14 16 Rafinosa merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 2 molekul glukosa dan satu molekul fruktosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 alfa-glikosida. Glukooligosakarida merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 3 molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 alfa-glikosida. Glukooligosakarida dapat diuraikan oleh asam maupun dengan enzim alfa-glukosidase. Fruktooligosakarida merupakan senyawa yang dibentuk dari tiga molekul monosakarida berupa 2 molekul fruktosa dan 1 molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 beta-glikosida. Fruktooligosakarida dapat diuraikan oleh asam maupun dengan enzim beta-fruktofuranosidase Polisakarida Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun lebih dari delapan satuan monosakarida. Jenis-jenis polisakarida diantaranya adalah heparin, selulosa, amilosa, amilopektin, dan kitin. Heparin merupakan suatu senyawa karbohidrat yang berfungsi untuk mencegah koagulasi atau penggumpalan darah. Selulosa merupakan polisakarida yang dibentuk dari molekul mikrofibril glukosa sebanyak satuan glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 betaglikosida. Penguraian sebagian selulosa menghasilkan disakarida berupa selubiosa sedangkan penguraian sempurna selulosa menghasilkan monosakarida berupa glukosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari 250 satuan molekul glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 alfa-glikosida. Penguraian sebagian amilosa menghasilkan disakarida berupa maltosa sedangkan penguraian sempurna amilosa menghasilkan monosakarida berupa glukosa. Amilopektin merupakan polisakarida yang terdiri dari 1000 satuan glukosa yang dihubungkan dengan

15 17 ikatan 1,4 alfa-glikosida pada rantai utama dan dengan ikatan 1,6 alfa-glikosida pada rantai percabangan. Kitin adalah senyawa polisakarida linear yang mengandung N-asetil-D-glukosamin dalam bentuk terikat oleh protein dan lemak. Hidrolisis kitin menghasilkan 2-amino-2-deoksi-D-glukosa. Jenis-jenis senyawa polisakarida disajikan pada Gambar 9 (Fessenden dan Fessenden, 1999). Amilosa Amilopektin Selulosa Kitin Gambar 9. Struktur kimia polisakarida jenis amilosa, amilopektin, selulosa, dan kitin 2.3 Komposisi Kimia Caulerpa sp, Sargassum sp, dan Gracilaria sp Komposisi kimia pada rumput laut sebagian besar adalah karbohidrat. Karbohidrat pada rumput berupa serat sehingga hanya sebagian kecil karbohidrat yang dapat diserap oleh pencernaan manusia. Karbohidrat yang berupa gel pada rumput laut Caulerpa sp disebut dengan kanji, karbohidrat berupa gel pada rumput laut Sargassum sp disebut dengan alginat sedangkan karbohidrat berupa gel pada rumput laut Gracilaria sp disebut dengan agar (Atmadja et al., 1996).

16 18 Komposisi kimia pada rumput laut Caulerpa sp, Sargassum sp, dan Gracilaria sp disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia (% bk) Caulerpa sp, Sargassum sp, dan Gracilaria sp Komposisi Kimia Keterangan : (a.) Sumber (Turangan, 2000) (b.) Sumber (Yunizal, 2004) (c.) Sumber (Soegiarto et al., 1978) (bk) Berat kering Persentase (% bk) Caulerpa sp (a) Sargassum sp (b) Gracilaria sp (c) Air 20 11,71 19,01 Abu 28,70 34,57 14,18 Protein 10,70 5,53 4,17 Lemak 0,30 0,74 9,54 Karbohidrat 27,20 19,06 42,59 Serat Kasar 15,50 28,59 10,51 Komposisi kimia Caulerpa sp secara spesifik mengandung kadar abu sebesar 28,70%, kadar karbohidrat sebesar 27,20%, kadar air sebesar 20%, kadar serat kasar sebesar 15,50%, kadar protein sebesar 10,70%, dan kadar lemak sebesar 0,30% (Turangan, 2000). Sebagian besar komposisi kimia Caulerpa sp berupa karbohidrat sebesar 42,70% dengan 15,50% berupa serat kasar. Komposisi kimia Sargassum sp secara spesifik mengandung kadar abu sebesar 34,57%, kadar serat kasar sebesar 28,59%, kadar karbohidrat sebesar 19,06%, kadar air sebesar 11,71%, kadar protein sebesar 5,53%, dan kadar lemak sebesar 0,74% (Yunizal, 2004). Sebagian besar komposisi kimia Sargassum sp berupa abu sebesar 34,57% dan karbohidrat sebesar 47,65% dengan 28,59% berupa serat kasar.

17 19 Komposisi kimia Gracilaria sp secara spesifik mengandung kadar karbohidrat sebesar 42,59%, kadar air sebesar 19,01%, kadar abu sebesar 14,18%, kadar serat kasar sebesar 10,51%, kadar lemak sebesar 9,54%, dan kadar protein sebesar 4,17% (Soegiarto et al., 1978). Sebagian besar komposisi kimia Gracilaria sp berupa karbohidrat sebesar 53,10% dengan 10,51% berupa serat kasar. Komposisi kimia menunjukkan Gracilaria sp memiliki potensi sebagai bahan bakar bioetanol lebih tinggi dibandingkan Caulerpa sp dan Sargassum sp karena total karbohidrat Gracilaria sp dengan persentase sebesar 53,10% lebih tinggi dibandingkan karbohidrat Caulerpa sp dengan persentase 42,70% dan Sargassum sp sebesar 47,65%. 2.4 Hidrolisis Hidrolisis adalah proses penguraian polisakarida menjadi monosakarida berupa glukosa menggunakan air (Nelson dan Cox, 1982). Reaksi hidrolisis senyawa poliskarida menjadi senyawa monosakarida disajikan pada Gambar 10 (Nelson dan Cox, 1982). + air (3) (Polisakarida) (Air) (Glukosa) (C 6 H 10 O 5 ) n + H 2 O (C 6 H 12 O 6 ) Gambar10. Proses hidrolisis polisakarida menjadi monosakarida

18 20 Secara umum, hidrolisis dibagi menjadi dua yaitu, hidrolisis secara kimiawi menggunakan asam dan hidrolisis secara enzimatis menggunakan enzim. Perbedaan yang mendasar antara asam dan enzim adalah dalam hal spesifikasi. Hidrolisis enzim bersifat lebih spesifik memotong rantai 1,4 alfaglikosida dari polisakarida dalam menghasilkan gula sederhana sedangkan hidrolisis asam bersifat acak memotong rantai 1,4 alfa-glikosida polisakarida dalam menghasilkan gula sederhana. Umumnya hidrolisis asam sebagian besar gula yang dihasilkan berupa gula pereduksi Hidrolisis Asam Hidrolisis asam merupakan hidrolisis yang dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan katalis berupa asam. Asam yang dapat digunakan sebagai katalis kimia dalam proses hidrolisis adalah asam sulfat (H 2 SO 4 ), asam klorida (HCl), asam oksalat, asam trikloroasetat, dan asam trifluoroasetat. Asam sulfat (H 2 SO 4 ) dan asam klorida (HCl) merupakan asam yang paling sering digunakan dalam proses hidrolisis, namun penggunaan asam sulfat (H 2 SO 4 ) lebih umum dan menguntungkan dibandingkan asam klorida (HCl) karena pembentukan gula pereduksi dengan asam sulfat (H 2 SO 4 ) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan asam klorida (HCI) pada konsentrasi dan waktu yang sama. Menurut Choi dan Mathews (1996) hidrolisis pati dengan asam sulfat (H 2 SO 4 ) selama 40 menit pada suhu 132 C mengakibatkan 92% pati terkonversi menjadi glukosa, sedangkan hidrolisis pati dengan asam klorida (HCI) mengakibatkan 86% pati terkonversi menjadi glukosa dengan waktu dan suhu yang sama. Pada proses hidrolisis asam yang optimal sejumlah bahan terlebih dahulu diasamkan sampai ph 2, kemudian dipanaskan dengan menggunakan uap dalam suatu tangki

19 21 bertekanan yang disebut converter hingga suhu 120 C sampai 140 C (Tjokroadikoesoemo, 1986). Tahapan hidrolisis asam polisakarida menjadi monosakarida disajikan pada Gambar 11 (Nelson dan Cox, 1982). (4) Gambar 11. Tahapan proses hidrolisis asam polisakarida menjadi monosakarida Awalnya proton dari katalisator asam berinteraksi cepat dengan oksigen glikosida yang menghubungkan dua unit gula dalam polisakarida. Asam konjugasi terbentuk diikuti dengan pemecahan yang lambat dari ikatan keton (C-O-C) menghasilkan zat antara kation karbonium siklik. Kation karbonium mulai mengadisi molekul air dengan cepat dengan melepaskan proton hingga pada akhirnya terbentuk molekul glukosa.

20 22 Hidrolisis asam mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari hidrolisis asam adalah tidak adanya kehilangan asam dalam proses hidrolisis, kapasitas produksi yang besar, bahan asam yang mudah didapat dan biaya lebih murah sedangkan kekurangan dari hidrolisis asam adalah memerlukan peralatan yang tahan korosif, menghasilkan produk sisa yang menghambat proses fermentasi dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Produk sisa yang dapat menghambat proses fermentasi berupa furfural, 5-hydroxy methyl furfural (HMF), asam lefulenat, asam asetat, asam format, dan asam uronat Hidrolisis Enzim Hidrolisis asam merupakan hidrolisis yang dilakukan menggunakan katalis berupa enzim. Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia (Fessenden dan Fessenden, 1999). Kerja enzim sangat spesifik, karena bentuk dan struktur enzim hanya dapat mengkatalis suatu reaksi kimia dari suatu substrat. Enzim yang biasa digunakan dalam proses hidrolisis adalah enzim selulase, amilase, dan gluko amilase. Pada proses hidrolisis enzim awalnya enzim mencari substrat yang cocok untuk memutus rantai ikatan glikosida. Selulosa mulai dihidrolisis oleh enzim dengan cara memutus ikatan 1,4 beta-glikosida secara parsial menjadi selubiosa. Aktivitas hidrolisis dilanjutkan kembali oleh enzim dengan memutus ikatan 1,4 beta-glikosida pada selubiosa hingga akhirnya terbentuk molekul glukosa. Hidrolisis enzim mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari hidrolisis enzim adalah cara kerja enzim lebih spesifik, tidak menghasilkan produk sisa, dan ramah lingkungan sedangkan kekurangan dari hidrolisis enzim adalah

21 23 kapasitas produksi kecil, harga relatif lebih mahal serta membutuhkan waktu hidrolisis yang cukup lama. Tahapan hidrolisis enzim polisakarida menjadi monosakarida disajikan pada Gambar 12 (Nelson dan Cox, 1982). (5) Gambar 12. Tahapan proses hidrolisis enzim polisakarida menjadi monosakarida

PROSES HIDROLISIS ASAM SENYAWA POLISAKARIDA RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa, Sargassum crassifolium, DAN Gracilaria salicornia

PROSES HIDROLISIS ASAM SENYAWA POLISAKARIDA RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa, Sargassum crassifolium, DAN Gracilaria salicornia PROSES HIDROLISIS ASAM SENYAWA POLISAKARIDA RUMPUT LAUT Caulerpa racemosa, Sargassum crassifolium, DAN Gracilaria salicornia ANMA HARI KUSUMA SKRIPSI DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Kimia Caulerpa racemosa, Sargassum crassifolium, dan Gracilaria salicornia Komposisi kimia rumput laut menggambarkan sifat dan karakteristik zat yang berfungsi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun sebenarnya dalam dunia ilmu pengetahuan diartikan sebagai alga (ganggang) yang berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang.

Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga (ganggang) Alga sering disebut ganggang. Alga termasuk golongan tumbuhan berklorofil tubuh disebut talus yaitu tidak punya akar, batang dan daun. Alga dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah karena

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Karbohidrat 1. Definisi karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang karena

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si KARBOHIDRAT Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP TEORI Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat

Lebih terperinci

A. Senyawa organik sintesis

A. Senyawa organik sintesis A. Senyawa organik sintesis Paham lama : senyawa dalam jasad hidup berbeda dengan senyawa lain karena adanya semacam gaya gaib (vital force), para ahli kimia tidak mencoba membuat senyawa organik di laboratorium.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Madu

Proses Pembuatan Madu MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi dan Biologi Tetraselmis sp. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech Kemanisan Beberapa monosakarida dan oligosakarida memiliki rasa manis bahan pemanis Contoh: sukrosa (kristal), glukosa (dalam sirup jagung) dan dekstrosa

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat

Lebih terperinci

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Pisang Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari buah pisang yang belum

Lebih terperinci

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012 Sel disusun oleh berbagai senyawa kimia, seperti karbohidrat, protein,lemak, asam nukleat dan berbagai senyawa atau unsur anorganik.

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2 Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 Aspek kimia dalam tubuh - 3 REPRODUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies.

Lebih terperinci

Pemanfaatan: pangan, farmasi, kosmetik. Komoditas unggulan. total luas perairan yang dapat dimanfaatkan 1,2 juta hektar

Pemanfaatan: pangan, farmasi, kosmetik. Komoditas unggulan. total luas perairan yang dapat dimanfaatkan 1,2 juta hektar Komoditas unggulan Pemanfaatan: pangan, farmasi, kosmetik diperkirakan terdapat 555 species rumput laut total luas perairan yang dapat dimanfaatkan 1,2 juta hektar luas area budidaya rumput laut 1.110.900

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumput Laut Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaplek (Manihot esculenta Crantz) Gaplek (Manihot Esculenta Crantz) merupakan tanaman perdu. Gaplek berasal dari benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau. 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau. Klasifikasi Tetraselmis sp. menurut Bold & Wynne (1985) adalah sebagai berikut: Filum Kelas Ordo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Jumlah energi yang dibutuhkan akan meningkat seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tetraselmis sp. Menurut B u t c h e r ( 1 9 5 9 ) klasifikasi Tetraselmis sp. adalah sebagai berikut: Filum : Chlorophyta Kelas : Chlorophyceae Ordo : Volvocales Sub ordo Genus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. Oleh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Tepung Onggok Karakterisasi tepung onggok dapat dilakukan dengan menganalisa kandungan atau komponen tepung onggok melalui uji proximat. Analisis proximat adalah

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau. IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (4.1) Penelitian Pendahuluan, dan (4.2) Penelitian Utama. 4.1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan lama

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut

1. PENDAHULUAN. berkembang pada substrat dasar yang kuat (Andi dan Sulaeman, 2007). Rumput laut 1 1. PENDAHULUAN Rumput laut atau yang biasa disebut seaweed tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Sargassum talusnya berwarna coklat, berukuran besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembentukan Nori Pada penelitian ini terbukti rumput laut jenis Glacilaria sp. Dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan nori. Hal ini dapat terlihat dari pembentukan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Industri tapioka merupakan salah satu industri yang cukup banyak menghasilkan limbah padat berupa onggok. Onggok adalah limbah yang dihasilkan pada poses pengolahan

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencernaan Nitrogen pada Ruminansia Sumber nitrogen pada ternak ruminansia berasal dari non protein nitrogen dan protein pakan. Non protein nitrogen dalam rumen akan digunakan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT Carbohydrate

KARBOHIDRAT Carbohydrate KARBOHIDRAT Carbohydrate Di akhir kuliah ini, pelajar-pelajar dapat: By the end of this lecture, students may get: 1. Menjelaskan jenis-jenis karbohidrat. 2. Menmbincangkan ciri-ciri asas bagi heksosa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Rumput gajah berasal dari afrika tropis, memiliki ciri-ciri umum berumur tahunan (Perennial), tingginya dapat mencapai 7m dan akar sedalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm. 3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Nannochloropsis sp Mikroalga adalah tumbuhan tingkat rendah yang memiliki klorofil, yang dapat digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Mikroalga tidak memiliki

Lebih terperinci

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput laut merupakan komoditas

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecap Kedelai 1. Definisi Kecap Kedelai Kecap merupakan ekstrak dari hasil fermentasi kedelai yang dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu, dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Proksimat Komposisi rumput laut Padina australis yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar abu tidak larut asam dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi

Lebih terperinci

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius C. katalis POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK POLIMER, KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK 1. Diantara beberapa monomer di bawah ini : Monomer manakah yang dapat membentuk polimer adisi. A. zat pengoksidasi D. inhibitor B. zat pereduksi E. zat pembius

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan sudah tidak layak jual atau busuk (Sudradjat, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya aktivitas pembangunan menyebabkan jumlah sampah dan pemakaian bahan bakar. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan energi tidak pernah habis bahkan terus meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA RUMPUT LAUT DISUSUN OLEH : NAMA : ANANG SETYA WIBOWO NIM : 11.01.2938 KELAS : D3 TI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 TEKNOLOGI BUDIDAYA

Lebih terperinci

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL

- 1 - KIMIA MAKROMOLEKUL - 1 - KIMIA MAKRMLEKUL KARBIDRAT» Merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi» Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat:» Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktifitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadangkadang

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG V. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Analisis Kimia.1.1 Kadar Air Hasil analisis regresi dan korelasi (Lampiran 3) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara jumlah dekstrin yang ditambahkan pada

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT

KIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT 1 2 . 3 . 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Biokimia Kuliah 2 POLISAKARIDA 17 POLISAKARIDA Sebagian besar karbohidrat dalam bentuk polisakarida. Suatu polisakarida berbeda

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan

Lebih terperinci

Penggolongan Karbohidrat

Penggolongan Karbohidrat KARBIDRAT Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksiketon. leh karena itu karbohidrat mempunyai dua gugus fungsional yang penting : * Gugus hidroksil * Gugus keton/aldehid Penggolongan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

KARBOHIDRAT. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd KARBOHIDRAT Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Biomolekul yang paling banyak ditemukan di alam Dari namanya molekul yang terdiri dari carbon (C) dan hydrate (air H 2 O) Mempunyai rumus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan Kehidupan 7 karakteristik kehidupan Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi Aspek kimia dalam tubuh - 2 REPRDUKSI: Penting untuk kelangsungan hidup spesies. Reproduksi seksual berkembang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia 4. PEMBAHASAN Biskuit adalah salah satu makanan ringan yang disukai oleh masyarakat, sehingga dilakukan penelitian untuk mengembangkan produk biskuit yang lebih sehat. Pembuatan biskuit ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi yang terjadi di berbagai negara di belahan dunia saat ini sudah memasuki tahapan yang sangat serius dan memprihatinkan sehingga harus segera dicari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya semakin meningkat. Hal ini disebabkan kerena pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya penggunaan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

Hasil. rumen domba. efektivitas. cairan Aktifitas enzim (UI/ml/menit) , Protease. Enzim

Hasil. rumen domba. efektivitas. cairan Aktifitas enzim (UI/ml/menit) , Protease. Enzim 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Efektivitas Cairan Rumen Domba Penelitian Tahap 1 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui volume enzim cairan rumen domba dan lama waktu inkubasi yang tepat untuk penurunan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Peneltian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon TINJAUAN PUSTAKA Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi yang ramah lingkungan. Selain dapat mengurangi polusi, penggunaan bioetanol juga dapat menghemat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan di perairan tropis diketahui memiliki keanekaragaman jenis biota yang tinggi, termasuk keanekaragaman jenis alganya (Atmadja, 1992).

Lebih terperinci

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman

Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Fotografi Cahaya Terhadap Pigmen Warna Tanaman Kasma Rusdi (G11113006) Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2014 Abstrak Warna hijau pada daun merupakan salah

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kappaphycus alvarezii sering juga disebut cottonii, merupakan jenis rumput laut

TINJAUAN PUSTAKA. Kappaphycus alvarezii sering juga disebut cottonii, merupakan jenis rumput laut II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kappaphycus alvarezii Kappaphycus alvarezii sering juga disebut cottonii, merupakan jenis rumput laut penghasil kappa kraginan yang dibudidayakan secara komersial di daerah tropis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi

Lebih terperinci

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis gula yang terjadi belakangan ini mengakibatkan konsumsi pemanis selalu melampaui produksi dalam negeri, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor pemanis dari luar

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak Hidrolisis Pati Enzimatis Mochamad Iqbal Fernanda, 230110130132, Kelompok 10, Kelas B Jurusan Perikanan, Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21 Jatinangor

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci